HUBUNGAN ANTARA PERAN PENGASUH DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI KELOMPOK BERMAIN AISYIYAH PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
Disusun oleh : NUR VITASARI 3208091
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2012
A
T AR
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P ST
IK
J S E
D EN
E
L A R
HUBUNGAN ANTARA PERAN PENGASUH DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI KELOMPOK BERMAIN AISYIYAH PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA Nur Vitasari 1 Atik Badi’ah 2 Dwi Susanti 3 INTISARI Latar Belakang : Peran pengasuh dalam membimbing, memimpin dan mengelola anak sangat diperlukan untuk membentuk pribadi anak yang mandiri. Kemandirian anak ditandai dengan adanya kemampuan untuk melakukan kegiatan sederhana sehari-hari. Kemandirian bukanlah ketrampilan yang muncul secara tiba-tiba, tetapi perlu diajarkan pada anak. Peran pengasuh dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan kemampuan kemandirian anak sejak usia dini, sehingga akan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Metode Penelitiam : Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji Kendall’s tau untuk mengetahui hubungan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta tahun 2012. Hasil penelitian : (1) sebagian besar peran pengasuh dalam menumbuhkan kemandirian anak usia prasekolah masuk dalam kategori baik sebanyak 50 orang (96,2%); (2) sebagian besar kemandirian anak usia prasekolah menurut orang tua termasuk dalam kategori sedang sebanyak 26 anak (50%); (3) Hasil uji Kendall Tau diperoleh nilai koefisien Kendall’s tau sebesar 0,455 dengan signifikansi 0,000 (sig < 0,05). Sehingga dapat dikatakan ada hubungan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Kesimpulan : Ada hubungan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Penelitian ini memberikan rekomendasi agar pengasuh (orang tua dan guru) dapat menempatkan dirinya sebagai pengasuh dan sahabat anak dengan rasa kasih sayang, perhatian dan memahami kebutuhan, keinginan dan karakter anak asuhnya.
AN
A YAK K A OG
T AR
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Kata kunci : peran pengasuh, kemandirian anak usia prasekolah.
1
Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Dosen POLTEKES KEMENKES Yogyakarta 3 Dosen STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta 2
iii
A
THE RELEVANCE OF THE ROLE OF CARER TO PRESCHOOLER’S INDEPENDENCE IN AISYIYAH PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA PLAYGROUP Nur Vitasari 1 Atik Badi'ah 2 Dwi Susanti 3
ABSTRACT
Background: The role of nurse in guiding, directing and managing the child is required to establish an independent children's personalities. Child's independence is marked by the ability to perform simple daily activities. Independence is not a skill that appears suddenly, but need to be taught to children. The role of nurse is intended to foster the ability of the child's independence from an early age, so it will be able to grow and develop optimally. Objectives: To know the relevance of the role of carer to preschooler’s independence in Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta Playgroup. Methods: The method used was descriptive correlation with the cross-sectional approach. Samples were obtained by the total sampling technique and hypothesis test was done by Kendall’s Tau test to know the relevance of the role of carer to preschooler’s independence at Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta Playgroup in 2012. Results: (1) The role of carer in fostering independence preschoolers mainly categorized good as many as 50 people (96.2%), (2) preschooler’s independence according to their parents mainly categorized medium as many as 26 children ( 50%), (3) The result of Kendall Tau test obtained coefficient Kendall Tau as much as 0.455 with a significance of 0.000 (sig <0.05). Therefore, there was the relevance of the role of carer to preschooler’s independence in Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta Playgroup. Conclusion: There is the relevance of the role of carer to preschooler’s independence in Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta Playgroup. This study recommends that the carers (parents and teachers) can be carers and friends of children with affection, attention and understanding the needs, desires and character of foster children.
AN
A YAK K A OG
T AR
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Key words: the role of carer, preschooler’s independence.
1
Highstudent of PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Lecturer of POLTEKES KEMENKES Yogyakarta. 3 Lecturer of PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2
iv
A
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Nur Vitasari NPM : 3208091 Menyatakan bahwa dalam skripsi ini, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskan ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
AN
Yogyakarta, 12 Juli 2012
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
v
Penulis
A
T AR
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan akhir penelitian ini yang berjudul “Hubungan Antara Peran Pengasuh Dengan Kemandirian Anak Usia Prasekolah Di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur, Yogyakarta”. Laporan akhir penelitian ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan banyak terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada: 1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani
AN
Yogyakarta.
A YAK K A OG
Achmad Yani Yogyakarta dan selaku pembimbing II atas segala waktu untuk
T ANI Y S U .Y
membimbing, arahan, masukan dalam penulisan, serta semangat kepada penulis sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
P AL A R E ER
3. Ida Nursanti, S. Kep., Ns., MPH, selaku penguji atas segala masukan, arahan
P
dan semangat yang telah diberikan.
ND E untuk membimbing, S J memberikan arahan, semangat, serta motivasi kepada E penulis IK sehingga proposal ini dapat terselesaikan. T S
4. Atik Badi’ah, S. Kp., S. Pd., M. Kes, selaku Pembimbing I atas segala waktu
5. Kepada Ibu/Bapak seluruh staf pengajar, staf administrasi, bagian pendidikan dan perpustakaan Stikes Jenderal Ahcmad Yani Yogyakarta yang telah banyak membantu. 6. Seluruh siswa, guru dan orangtua wali Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur, Yogyakarta
7. Kedua orang tuaku yang tercinta yang kasih sayangnya sebening embun, cintanya melebihi putihnya kapas, yang selalu mengiringi setiap langkah dengan doa yang berhiaskan senyuman dan semangat dalam mendidik dan
vii
A
T AR
2. Dwi Susanti, S.Kep., Ns, selaku Ketua Prodi Keperawatan Stikes Jenderal
membesarkan anak-anaknya, semoga aku mampu menjadi apa yang bapak dan ibu harapkan. 8. Pujiatiningsih , sungguh besar karunia Allah telah menjadikan kakak terindah dalam hidup ini, yang telah memberikan semangat dan motivasi tiada henti. 9. Danish yang selalu menemani saat susah maupun senang, tempat berbagi keluh kesah, bersama-sama merajut masa depan dan mimpi. Sahabatsahabatku Agesh, Aiya, dan Thatha yang selalu siap untuk menjadi tempat berbagi cerita dalam melewati hari. 10. Teman-teman kelas PSIK B 2008 tempat berbagi cerita, berbagi ilmu dan telah menggoreskan berjuta kenangan yang tak mungkin untuk dilupakan. 11. Seseorang yang selalu mendukung dan membantuku dalam meyelesaikan penelitian tugas akhir ini.
AN
12. Semua orang yang menyayangiku dan orang-orang yang aku sayangi yang
A
RT tidak dapat disebutkan satu persatu yang memberikan semangat dan doa. A AK Y OG akhir penelitian Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan Y I N ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan YA . A pihak sehingga penyusunan lapora saran yang sifatnya membangun dari semua L A bagi perkembangan ilmu keperawatan. Rbaik akhir penelitian ini menjadi E lebih ND E SJ E IK T Yogyakarta, Agustus 2012 S
A K A
T S U
P R E
P
Penulis
Nur Vitasari
viii
DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i HALAMAN PENGESAHAN …………………………………….... ii INTISARI ……………………………………………………………. iii ABSTRACT …………………………………………………………... iv HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………….. v HALAMAN MOTTO……………………………………………....... vi KATA PENGANTAR ……………………………………………….. vii DAFTAR ISI ………………………………………………………… ix DAFTAR TABEL …………………………………………………… xii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… xii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………… xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................... B. Rumusan Masalah .............................................................. C. Tujuan Penelitian ............................................................... D. Manfaat Penelitian ............................................................. E. Keaslian Penelitian ............................................................
AN
T AR
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori .................................................................. 1. Kemandirian Anak Usia Prasekolah ............................ 2. Peran Pengasuh Anak .................................................. B. Kerangka Teori .................................................................. C. Kerangka Konsep .............................................................. D. Hipotesis ............................................................................
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ........................................................ B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. C. Populasi dan Sampel .......................................................... D. Variabel Penelitian ............................................................ E. Definisi Operasional .......................................................... F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................ G. Validitas dan Reliabilitas ................................................... H. Analisis dan Model Statistik .............................................. I. Metode Pengolahan Data ................................................... J. Etika Penelitian .................................................................. K. Pelaksanaan Penelitian ......................................................
S
ix
1 5 5 5 6
9 9 15 24 25 25
26 26 26 27 27 28 31 34 36 37 38
A
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................. B. Pembahasan ....................................................................... C. Keterbatasan Penelitian .....................................................
40 47 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................ B. Saran ..................................................................................
54 54
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
AN
A YAK K A OG
T AR
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
x
A
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Tabel 3.7. Tabel 3.8. Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Hal Definisi Operasional ..................................................... 28 Distribusi Penyebaran item Peran Pengasuh ................. 29 Skoring Sifat Pernyataan ............................................... 30 Distribusi Penyebaran item Skala Kemandirian............. 30 Distribusi Penyebaran item Peran Pengasuh Setelah Uji Validitas ................................................................ 32 Distribusi Penyebaran item Kemandirian Siswa setelah uji Validitas.................................................................... 33 Analisis Univariate ........................................................ 35 Analisis Bivariate .......................................................... 36 Karakteristik Responden Pengasuh di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Sleman Yogyakarta Tahun 2012 ................................................ 41 Karakteristik Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Sleman Yogyakarta..................................................................... 43 Deskriptif Peran Pengasuh dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Sleman 44 Yogyakarta Tahun 2012 ................................................ Deskriptif Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Sleman Yogyakarta Tahun 2012 ................................... 45 Crosstabulation Hubungan Peran dengan Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta Tahun 2012......... 46
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
Tabel 4.5.
P
S
E K I T
T AR
D
N JE
S
xi
A
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian ..................................................
24
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian ..............................................
25
AN
A YAK K A OG
T AR
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xii
A
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11
Jadwal Penelitian Lembar Permohonan Menjadi Responden Lembar Persetujuan Menjadi Responden Petunjuk Pengisian Kuesioner Peran Pengasuh Kuesioner Peran Pengasuh Petunjuk Pengisian Kuesioner Kemandirian Kuesioner Kemandirian Surat Studi Pendahuluan Surat Ijin Penelitian Data Hasil Tabulasi Lembar konsultasi
AN
A YAK K A OG
T AR
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xiii
A
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan tumpuan harapan bangsa di masa depan sehingga perlu mendapat perhatian lebih. Oleh sebab itu anak perlu dibekali dengan berbagai kebutuhan yang menunjang pertumbuhan dan perkembangannya, karena kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik akan tercipta kualitas sumber daya yang baik pula (Gunarsa, 2002). Masa lima tahun pertama yang disebut dengan The Golden Years, seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Pada usia ini 90% dari fisik otak sudah terbentuk. Dimasa-masa inilah, sebaiknya mulai diarahkan.
AN
Sebagai orang tua yang proaktif, orang tua hendaknya memperhatikan hal-hal
A
RT yang berhubungan dengan buah hati, yang merupakan amanat Tuhan A (Hasan, AK 2010). Y OG atau masa peka, Selain itu, masa ini juga dipandang sebagai masa sensitif Y I N masa inisiatif dan prakarsa, dan masa perkembangan YA diri. Dari aspek pendidikan, . A stimulasi dini sangat diperlukan guna memberikan rangsangan terhadap seluruh L A R mencakup penanaman nilai-nilai dasar (agama aspek perkembangan anak, E yang D N dan budi pekerti),Epembentukan sikap (kemandirian dan kedisiplinan), dan J Sperkembangan dasar (berbahasa, motorik, kognitif, dan sosial) kemampuan E K I (Santoso, ST 2008).
A K A
T S U
P R E
P
Proses perkembangan berkaitan dengan perilaku belajar, oleh sebab itu sejak awal sebaiknya orang tua menyiapkan dirinya dengan berbagai keterampilan yang berkaitan dengan perkembangan anak, seperti melakukan pengasuhan yang baik dan menyediakan lingkungan yang baik untuk anak (Marjono, 2008). Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang itu akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan produktivitas. Pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Secara alamiah anak sudah mempunyai dorongan untuk mandiri
2
atas dirinya sendiri. Mereka terkadang lebih senang untuk bisa mengurus dirinya sendiri daripada dilayani. Sayangnya orang tua sering menghambat keinginannya dan dorongan untuk mandiri. Kemandirian yang diajarkan pada anak sejak dini akan membuatnya dapat mengatur waktu kegiatannya sendiri dan membuat anak terbiasa menolong orang lain serta lebih bisa menghargai orang lain (Suseno, 2010). Anak adalah harapan bangsa. Karenanya, mereka perlu dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, bermoral, dan berguna bagi masyarakat. Untuk itu perlu dipersiapkan sejak dini yaitu sejak dalam kandungan melalui pengasuhan yang baik. Anak perlu diasuh karena mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan yang paling umum dan pertama. Pengasuh adalah
AN
orang yang melaksanakan tugas membimbing, memimpin atau mengelola anak.
A
RT Pengasuh sendiri bisa terdiri dari orang tua. Sedangkan kakek atau nenek, dan baby A AK sitter merupakan pengganti pengasuh (Hasan, 2010). Y OdanGmengelola anak Peran pengasuh dalam membimbing, memimpin Y I N sangat diperlukan untuk membentuk pribadi anak YAyang mandiri. Hakikat mengasuh . A anak dapat berkembang dengan anak adalah proses mendidik agar L kepribadian RA baik. Jika pengasuh memberi perlindungan yang terlalu berlebih, tidak konsisten E D terhadap disiplin, dan juga menunjukkan sikap tidak setuju ketika anak melakukan EN J S sesuatu bagi dirinya, akan tumbuh perasaan malu-malu, kurang percaya diri, dan E K I ragu-ragu ST di dalam dirinya (Mansur, 2009).
A K A
T S U
P R E
P
Kemandirian anak ditandai dengan adanya kemampuan untuk melakukan kegiatan sederhana sehari-hari, seperti makan tanpa harus disuapi, mampu memakai kaos kaki dan sepatu sendiri, kegiatan lain tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian akan dicapai oleh anak melalui proses belajar atau pendidikan (Anonim, 2005). Tanpa diajarkan, anak-anak tidak tahu bagaimana harus membantu dirinya sendiri. Kemandirian bukanlah ketrampilan yang muncul secara tiba-tiba, tetapi perlu diajarkan pada anak. Kemampuan bantu diri inilah yang dimaksud dengan mandiri. Kemandirian baru akan tercapai penuh pada akhir masa remaja, namun
3
kemandirian tidak akan pernah tercapai atau hanya akan tercapai sebagian jika perkembangan masa awal kanak-kanak tidak memberi dasar yang baik (Anonim, 2005). Anak yang mandiri akan mampu menghadapi persaingan dan tidak mudah menyerah. Kemandirian anak merupakan bekal untuk masa depan. Pembentukan kemandirian, sebagai hasil perkembangan fisik tidak hanya bergantung pada perawatan, kesehatan dan gizi keluarga. Tetapi juga bergantung pada adanya kesempatan, kemampuan, motivasi dan bimbingan yang diberikan (Patmonodewo, 2000). Anak-anak yang tidak dilatih mandiri sejak usia dini, akan menjadi individu yang tergantung sampai remaja bahkan sampai dewasa nanti. Bila kemampuan yang seharusnya sudah dikuasai anak pada usia tertentu dan anak
AN
belum mau melakukan, maka si anak bisa dikategorikan sebagai anak yang tidak
A
RT mandiri. Contoh yang paling nyata adalah anak usia SD yang makan masih harus A K Aseharusnya disuapi, dimandikan atau masih banyak dibantu dalam kegiatan yang Y OG sudah dapat dilakukan sendiri (Anonim, 2005). Y I N Masa kritis bagi perkembangan kemandirian YA berlangsung pada usia dua . A sampai tiga tahun. Pada usia ini tugas utama perkembangan anak adalah untuk L A mengembangkan kemandirian. ERKebutuhan untuk mengembangkan kemandirian D N usia sekitar dua sampai tiga tahun akan menimbulkan yang tidak terpenuhi Epada J Sperkembangan kemandirian yang maksimal (Erikson, 1950). terhambatnya E K I ST Kelompok bermain atau Play Group menyediakan pendidikan untuk anak
A K A
T S U
P R E
P
usia 2 - 6 tahun (Permendiknas, 2009). Tetapi di daerah perkotaan Kelompok Bermain cenderung untuk kelas junior yaitu untuk anak usia 2 - 4 tahun, sedangkan usia 4-6 tahun di TK. Kelompok bermain merupakan tempat bermain dan belajar bagi anak sebelum memasuki Taman Kanak-kanak. Bagi daerah yang tidak ada TK, Kelompok Bermain semata-mata nama dari pelayanan pendidikan setengah hari untuk anak 2 - 6 tahun. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur pada tanggal 20 Januari 2012, didapatkan usia anak kelompok bermain adalah anak dengan usia dua sampai empat tahun. Jam
4
belajar setiap hari pada hari senin sampai sabtu dari jam 08.00 sampai 10.00 WIB (2 jam). Jumlah siswa saat melakukan studi pendahuluan adalah sebanyak 64 siswa. Dari hasil observasi 10 orang anak, bahwa 6 orang anak terlihat mandiri. Misalnya saat proses pembelajaran anak sudah mau belajar sendiri tanpa di dampingi oleh orangtuanya. Selain itu mereka sudah dapat meletakan pasta gigi dan menggosok gigi dengan gerakan maju mundur. Sementara 4 orang anak terlihat kurang mandiri karena masih harus ditunggu oleh pengasuhnya (bisa orang tua, nenek/kakek, atau pengasuh di rumah) di luar kelas. Untuk menggosok gigi juga masih diperlukan bantuan. Namun ada juga orang tua yang anaknya sudah dapat mandiri, belajar tanpa ditunggu tetapi mereka sengaja menunggu dari awal proses belajar sampai akhir di luar kelas karena merasa khawatir terhadap anaknya.
AN
Menurut Dhamayanti dan Yuniarti (2006) perkembangan anak akan
A
RT berkembang sejalan dengan usia. Selain itu bimbingan yang diberikan A kepada AKApabila anak prasekolah berpengaruh terhadap perkembangan kemandirian. Y OG pedidikan pendidikan prasekolah telah berlangsung sesuai dengan prinsip-prinsip Y I N yang sesuai, maka diharapkan prasekolah YAdapat menumbuhkembangkan . A kemampuan kemandirian anak danLmemberikan fasilitas bagi perkembangan A kemandirian. ER D N mempunyai pendidikan tinggi akan berpengaruh pada Orang tua E yang J Ssikap anak yaitu kedisiplinan dan kemandirian. Tidak hanya pembentukan E K I pendidikan ST orang tua tetapi besar keluarga, besar pendapatan orang tua juga
A K A
T S U
P R E
P
mempengaruhi kemandirian dan kedisiplinan anak (Lonan dan Lioew, 2008) Mengingat sifat mandiri mempunyai dampak positif bagi perkembangan individu, sebaiknya kemandirian diajarkan pada anak sedini mungkin, sesuai kemampuan dan umur anak. Sifat mandiri sebagaimana kondisi psikologis yang lain dapat berkembang dengan baik kalau diberi kesempatan untuk berkembang lewat latihan terus menerus dan teratur sehingga menumbuhkan kebiasaan dan lama kelamaan akan menjadi kepribadian individu. Berdasarkan kesimpulan dari telaah sumber bacaan di atas, diketahui bahwa kemandirian merupakan aspek kepribadian penting yang harus diajarkan
5
dan dilatihkan pada anak sedini mungkin, bisa melalui peran pengasuh di keluarga atau lembaga prasekolah, sehingga penulis memandang perlu adanya suatu penelitian tentang kemandirian anak ditinjau dari peran pengasuh yang ada.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, bisa dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut, yaitu “Bagaimana hubungan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur, Yogyakarta?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
AN
Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara peran
A
RT pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah di Kelompok Bermain A AK Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Y OG 2. Tujuan Khusus Y I N a. Diketahuinya gambaran peran pengasuh di Kelompok Bermain Aisyiyah YA . A Perumnas Condongcatur Yogyakarta. L A Rkemandirian b. Diketahuinya gambaran anak usia prasekolah di Kelompok E D Bermain Aisyiyah ENPerumnas Condongcatur, Yogyakarta. J S E K I D. Manfaat Penelitian ST
A K A
T S U
P R E
P
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam lingkup keperawatan anak. 2. Manfaat Praktis a. Bagi ilmu keperawatan 1) Sebagai dasar untuk memberikan masukan kepada orang tua mengenai peran pengasuh dan kemandirian pada anak. 2) Upaya pengembangan pembelajaran mata ajar keperawatan anak.
6
b. Bagi lembaga pendidikan prasekolah Sebagai referensi metode pembelajaran yang tepat dalam memberikan pendidikan pada siswa. c. Bagi orang tua dan masyarakat Memberi masukan pada orang tua apa dan bagaimana peran pengasuh yang tepat, sehingga anak dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih mandiri.
E. Keaslian Penelitiaan Dari hasil penelusuran penulis, penelitian mengenai “Hubungan Antara Peran Pengasuh dengan Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta” belum
pernah
diteliti
sebelumnya. Adapun beberapa penelitian yang pernah diteliti antara lain :
AN
1. Dhamayanti dan Yuniarti (2006), meneliti tentang “Kemandirian Anak Usia
A
RiniT 2,5 - 4 tahun Ditinjau dari Tipe Keluarga dan Tipe Prasekolah”. Penelitian A K A menggunakan metode penelitian deskriptif korelatif. Subjek dari penelitian ini Y G Oprogram adalah anak-anak berumur 2,5 – 4 tahun yang masuk pada prasekolah Y I N A penuh hari yang berlokasi di (kelompok bermain dan TPA) paruh hariYdan . AKelompok Bermain Taruna Al-Quran, Yogyakarta. Subjek diperoleh dari L RAYogyakarta. Kelompok Bermain Budi Mulia, Lempongsari dan Minomartani E ND serta Kelompok Bermain dan TPA Ahsanu Amala, Blimbingsari danESeturan, S JYogyakarta. Variabel terikat dari penelitian ini adalah Lempongsari, E IK sedangkan variabel bebas dari penelitian ini adalah tipe keluarga T kemandirian, S
A K A
T S U
P R E
P
dan tipe prasekolah (full day dan half day). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa (1) prasekolah full day lebih baik untuk merangsang anak dalam meningkatkan kemandirian. Kebiasaan anak untuk mandiri (life skill education) lebih banyak diajarkan dalam prasekolah fullday, (2) tipe keluarga tidak banyak berperan dalam perkembangan kemandirian anak, (3) para orang tua cenderung lebih subjektif dalam menilai anak mereka sendiri, (4) kemandirian anak berkembang sejalan dengan usia. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah kedua penelitian menggunakan metode deskriptif korelatif, variabel
7
dependen yaitu kemandirian, dan responden yaitu anak usia prasekolah. Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan adalah variabel independen, tempat, dan waktu penelitian. Pada penelitian Dhamayanti dan Yuniarti variabel independent-nya yaitu tipe keluarga dan tipe prasekolah. 2. Dewi, Rosiana (2006), meneliti tentang “Peran Orang Tua dalam Mendampingi Mmasa Pubertas di Desa Kedungjati Kecamatan Sempor Kebumen". Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Subyek yang diteliti adalah orang tua yang memiliki anak usia pubertas di Desa Kedungjati Kecamatan Sempor Kebumen. Sampel berjumlah 90 orang yang diambil dari 9 Dukuh secara acak. Instrument penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa peran orang tua dalam mendampingi anak menghadapi
AN
perubahan fisik dan perkembangan psikososial rata-rata berada pada kategori
A
RT kurang, sedangkan pada peran orang tua dalam mendampingi anak menghadapi A AK perkembangan seksualitas rata-rata berada pada kategori sangat Y kurang. G Oyang Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian akan dilakukan Y I N A pendekatan cross sectional. adalah metode penelitian yaitu deskriptif Y dengan . A Sedangakan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan L A R sampel, cara pengambilan sampel, tempat, dilakukan adalah variabel, Epopulasi, D dan waktu penelitian. ENPenelitian Rosiana Dewi menggunakan satu variabel yaitu J Stua dalam mendampingi anak menghadapi masa pubertas, sampel Peran orang E K TI digunakan berjumlah 90 anak yang diambil secara acak dari 9 dukuh. Syang
A K A
T S U
P R E
P
3. Lonan dan Lioew (2008), meneliti tentang “Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Pola Kemandirian dan Kedisiplinan Anak Prasekolah”. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan selama 3 bulan, dimulai dari bulan April sampai pada bulan Juni 2007. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja. Sampel yang digunakan adalah anak prasekolah (usia 48 - > 60 bulan) yang bersekolah di Taman Kanak-Kanak. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan sampel secara acak sederhana yaitu mengambil sampel sebanyak 35 orang anak. Dari hasil
penelitian
didapatkan
bahwa
factor-faktor
yang
mempengaruhi
8
kemandirian dan kedisiplinan anak adalah besar keluarga, tipe keluarga, pendidikan orang tua, besar pendapatan orang tua. Berdasarkan uji kolerasi menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang berarti antara besar keluarga terhadap kemandirian anak. Begitu pula dengan tipe keluarga (p > 0,05), hal ini berarti baik keluarga inti atau keluarga luas tidak ada hubunganya dengan kemandirian. Untuk pendidikan orang tua menunjukan presentasi terbesar untuk kemandirian dan kedisiplinan anak. Hal ini berarti semakin tinggi pendidikan orang tua, maka kemandirian dan kedisiplinan semakin baik. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah desain yaitu cross sectional. Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan adalah variabel, responden, tempat dan waktu penelitian. Lonan dan Lioew menggunakan satu variabel yaitu faktor-faktor
AN
yang berkaitan dengan pola kemandirian dan kedisiplinan anak prasekolah, dan responden anak berumur 4 - 5 tahun.
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian mengenai peran pengasuh terhadap kemandirian anak usia prasekolah dilakukan dengan melibatkan siswa-siswi dari Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur yang terletak di Jalan Gempol Raya No. 19 Gempol Condongcatur Sleman Yogyakarta. Kelompok Bermain Aisyiyah ini merupakan tempat pendidikan anak usia dini yang diperuntukkan bagi anak usia prasekolah (2 - 4 tahun), baik laki-laki maupun perempuan.
AN
Sekolah ini memiliki visi membentuk anak yang berakhlak Islami,
A
RT sehat, cerdas, ceria, serta mandiri. Adapun misi dari Kelompok Bermain A K Amewujudkan Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta adalah Y G Ohidup kehidupan yang Islami sesuai dengan pedoman Islami warga Y I N A Muhammadiyah, berusaha menjadiYfasilitator yang bermutu demi . A dan meningkatkan layanan PAUD perkembangan siswa yang optimal, L RAbermutu sehingga dapat dimanfaatkan oleh yang murah, mudahEdan ND masyarakat E luas. J S Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur E K I T
A K A
T S U
P R E
P
S
menyelenggarakan pendidikan anak usia prasekolah (2 – 4 tahun) yang bersifat half day, yang dimulai pukul 08.00 – 10.00 WIB setiap hari Senin
sampai Sabtu. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur didukung oleh 7 tenaga pendidik dengan latar belakang pendidikan MTs sampai dengan Sarjana Strata-1. Guna mendukung kelancaran dan keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran anak usia dini, Kelompok Bermain Aisyiyah ini didukung oleh berbagai fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran yang cukup memadai, diantaranya memiliki 2 ruang kelas utama yang berfungsi
41
sebagai tempat pembelajaran di dalam kelas, 1 ruang guru, 1 fasilitas MCK, halaman bermain anak yang cukup luas dengan dilengkapi berbagai permainan edukasi yang lengkap.
2. Hasil Penelitian a. Karakteristik Responden Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan 29 Juni 2012 mengenai hubungan peran pengasuh terhadap kemandirian anak usia prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta, maka didapatkan hasil yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian ini didasarkan pada data yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden, responden ini adalah
AN
wali siswa di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur
A
RT Yogyakarta berjumlah 52 orang. Karakteristik responden dalam penelitian A AK ini dapat disajikan dalam tabel 4.1. berikut ini. Y OG Tabel 4.1. Y I di Kelompok Bermain N Karakteristik Responden Pengasuh (Orangtua) A Yogyakarta Tahun 2012 YSleman ‘Aisyiyah Perumnas Condongcatur . A L A No Karakteristik Jumlah (orang) Prosentase (%) R E 1 Umur Ayah D N 20 - 30 tahun 8 15,4 E J - 40 tahun 35 67,3 S 31 E 41 50 tahun 9 17,3 Umur Ibu TIK2
A K A
T S U
P R E
P
S
3
4
20 - 30 tahun 31 - 40 tahun 41 - 50 tahun Pendidikan Ayah SMP SMA DIPLOMA S-1 S-2 Pendidikan Ibu SMA DIPLOMA S-1 S-2
Sumber : Data primer, 2012
20 28 4
38,5 53,8 7,7
1 14 6 29 2
1,9 26,9 11,5 55,8 3,8
9 9 31 3
17,3 17,3 59,6 5,8
42
No 5
Karakteristik Pekerjaan Ayah Karyawan swasta Wiraswasta TNI/Polri PNS Pekerjaan Ibu IRT Karyawan swasta Wiraswasta Profesi PNS Total
6
Jumlah (orang) Jml (orang) 7 25 5 15 Jml (orang) 13 10 16 7 6 52
Prosentase (%) Prosentase (%) 13,5 48,1 9,6 28,8 Prosentase (%) 25,0 19,2 30,8 13,5 11,5 100,0
Sumber : Data primer, 2012 Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sebagian besar umur ayah berkisar antara 31 – 40 tahun sebanyak 35 orang (67,3%) dan sebaliknya umur ayah yang paling sedikit ditemukan berkisar pada 20 – 30 tahun sebanyak
AN
A
RT A kisaran 31 – 40 tahun sebanyak 28 orang (53,8%) dan sebaliknya kisaran K A Y umur ibu yang paling sedikit ditemukan pada kisaran G 41 – 50 tahun O sebanyak 4 orang (7,7%). IY N A besar adalah ayah yang Berdasarkan pendidikan ayah, Y sebagian . A berpendidikan Sarjana Strata-1 sebanyak 29 orang (55,8%) dan sebaliknya L A Rpaling pendidikan ayah yang sedikit ditemukan adalah ayah yang E D ENSMP sebanyak 1 orang (1,9%). Kategori pendidikan ibu, berpendidikan J S besar ibu berpendidikan Sarjana Strata-1 sebanyak 31 orang E sebagian K TI 8 orang (15,4%). Karakteristik umur ibu, sebagian besar ibu berumur pada
A K A
T S U
P R E
P
S
(59,6%) dan sebaliknya pendidikan ibu yang paling sedikit ditemukan adalah ibu yang berpendidikan S-2 sebanyak 3 orang (5,8%). Berdasarkan jenis pekerjaan ayah, sebagian besar ayah bekerja
sebagai wiraswasta sebanyak 25 orang (48,1%) dan sebaliknya pekerjaan ayah yang paling sedikit ditemukan adalah sebagai TNI/Polri sebanyak 5 orang (9,6%). Karakteristik pekerjaan ibu didominasi oleh ibu yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 16 orang (30,8%) dan sebaliknya jenis pekerjaan ibu yang paling sedikit ditemukan adalah sebagai PNS sebanyak 6 orang (11,5%).
43
Tabel 4.2. Karakteristik Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain ‘Aisyiyah Perumnas Condongcatur Sleman Yogyakarta Tahun 2012 No 1
2
Karakteristik Jenis Kelamin Anak Perempuan Laki-laki Status Anak Anak ke-1 Anak ke-2 Anak ke-3 Anak bungsu Umur Anak (tahun) 3 tahun 4 tahun Total
3
Jumlah (orang)
Prosentase (%)
37 15
71,2 28,8
38 3 3 8
73,1 5,8 5,8 15,4
12 40 52
23,1 76,9 100,0
Sumber : Data primer, 2012 Tabel 4.2. menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik jenis
AN
A
T R A (71,2%) dan sebaliknya anak yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak K 15 A Y besar anak orang (28,8%). Berdasarkan kategori umur anak, sebagian G YO berumur 4 tahun sebanyak 40 anak (76,9%) Idan sebaliknya umur anak N A sebanyak 12 anak (23,1%). yang paling sedikit ditemukan adalah Y3 tahun . A Jika dilihat dari karakteristik status anak, sebagian besar adalah anak L A R E pertama sebanyakD38 anak (73,1%) dan status anak yang paling sedikit EN anak kedua dan ketiga yang masing-masing berjumlah 3 ditemukanJadalah S E anak (5,8%). K TI kelamin anak, sebagian besar adalah perempuan sebanyak 37 anak
A K A
T S U
P R E
P
S
b. Analisis Univariate Hasil
analisis
univariate
bertujuan
untuk
mendeskripsikan
karakteristik responden sebaran tingkat peran pengasuh dan tingkat kemandirian anak prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Hasil analisis tersebut disajikan berikut ini dalam bentuk tabel dan narasi.
44
1) Karakteristik Resonden Berdasarkan Peran Pengasuh di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta Peran pengasuh pada peneitian ini berdasarkan penjumlahan skor 44 item pernyataan yang kemudian hasil tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup, dan kurang. Tabel 4.3. Deskriptif Peran Pengasuh dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Sleman Yogyakarta Tahun 2012 No
Peran Pengasuh
1 2 3
Baik Cukup Kurang Total
Sumber : Data primer, 2012
Jumlah (orang)
Prosentase (%)
50 2 0 52
96,2 3,8 0 100,0
AN
A YAK K A OG
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar peran
T ANI Y S U .Y
pengasuh dalam menumbuhkan kemandirian anak usia prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta
P AL A R E ER
masuk dalam kategori baik sebanyak 50 orang (96,2%) dan sisanya
P
sebanyak 2 orang (3,8%) masuk dalam kategori peran yang cukup
D
N JE
dalam menumbuhkan kemandirian anak usia prasekolah tersebut.
S E K 2) TI Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian Anak
S
Usia Prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta Tingkat kemandirian anak pada peneitian ini berdasarkan penjumlahan skor 22 item pernyataan yang kemudian hasil tersebut dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.
A
T AR
45
Tabel 4.4. Deskriptif Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Sleman Yogyakarta Tahun 2012 No
Kemandirian Anak
1 2 3 4 5
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Total Sumber : Data primer, 2012
Jumlah (orang) 2 13 26 10 1 52
Prosentase (%) 3,8 25,0 50,0 19,2 1,9 100,0
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa sebagian besar kemandirian anak usia prasekolah menurut orang tua termasuk dalam kategori
AN
sedang sebanyak 26 anak (50%) dan sebaliknya kemandirian anak
A
RT menurut orang tua yang paling sedikit ditemukan pada kategori A AK sangat rendah sebanyak 1 anak (1,9%). Y OG Y I N c. Analisis Bivariate YA . Analisa ini dilakukanA untuk mengetahui hubungan antara L A variabel bebas (independen) ER yaitu peran pengasuh dan variabel terikat D (dependen) N E yaitu kemandirian anak usia prasekolah. Tabel berikut J S tabel tabulasi silang peran pengasuh dengan kemandirian anak. adalah E K I
A K A
T S U
P R E
P
ST
46
Tabel 4.5. Crosstabulation Hubungan Peran dengan Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain ‘Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta Tahun 2012 Kemandirian Anak Menurut Orang Tua Total
sangat
Baik
rendah
rendah
sedang
tinggi
sangat tinggi
0
10
25
13
2
50
.0%
20.0%
50.0%
26.0%
4.0%
100.0%
1
0
1
0
0
2
50.0% 0 0
.0% 0 0
50.0% 0 0
.0% 0 0
.0% 0 0
100.0% 0 0
1
10
26
13
2
52
1.9%
19.2%
50.0%
25.0%
3.8%
Jml
Kategori Peran
% Cukup
Jml %
Kurang Total
Jml % Jml %
Sumber : Data primer, 2012
P value
Sig
0,455
0,000
AN 100.0%
A YAK K A OG
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa kategori peran pengasuh yang
T ANI Y S U .Y
cukup, kemandirian anak usia prasekolah hanya ditemukan pada kategori sangat rendah dan tinggi yang masing-masing jumlahnya sama sebesar 1
P AL A R E ER
orang (50%).
P
Pada kategori peran pengasuh yang baik, sebagian besar
D
N JE
kemandirian anak ditemukan pada kategori sedang sebanyak 30 orang
S E K TI sedikit ditemukan pada kategori sangat tinggi sebanyak 3 orang (6%).
(60%) dan sebaliknya kemandirian anak usia prasekolah yang paling
S
A
T AR
Sebaliknya pada penelitian ini tidak menemukan peran pengasuh yang masuk dalam kategori kurang. Untuk mengetahui hubungan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah dilakukan uji Kendall Tau yang hasilnya dapat dijabarkan sebagai berikut. Hasil perhitungan uji Kendall Tau hubungan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah diperoleh nilai koefisien Kendall’s tau sebesar 0,455 dengan signifikansi 0,000 (sig < 0,05), sehingga dapat dikatakan ada hubungan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah di
47
Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Artinya hasil penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis penelitian.
B. Pembahasan 1. Peran Pengasuh Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Sleman Yogyakarta Hasil penelitian yang menunjukkan peran pengasuh (orang tua) dalam menumbuhkan kemandirian anak usia prasekolah yang sebagian besar masuk dalam kategori baik yaitu 50 orang (96,2%). Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pengasuh dintaranya adalah faktor kelas sosial. Dari hasil penelitian didapatkan pendidikan ayah sebagian besar adalah strata-1 yaitu 29 responden (55,8%), untuk pendidikan ibu juga didapatkan
AN
sebagian besar adalah strata-1 yaitu 31 responden (59,6%). Pekerjaan ayah
A
RT sebagian besar adalah seorang wiraswasta yaitu sebanyak 25 responden A AK yaitu (48,1%), untuk ibu sebagian besar juga bekerja sebagai wiraswasta Y G 16 responden (30,8%). Peran pengasuh Idipengaruhi YO oleh tingkat N A pendidikan yang berkaitan dengan pola pikir yang berkaitan dengan pola Y A. masalah dan usia yang berkaitan pikir yang berkaitan dalam penyelesaian L RA individu dalam memahami (Kasih, 2006). dengan kematangan emosional E D Npendidikan Adanya tinggi juga berpengaruh pada pola pikir dan E J S kedua orang tua dalam mendidik anak-anaknya menjadi lebih wawasan E K TI
A K A
T S U
P R E
P
S
baik jika dibandingkan dengan orang yang berpendidikan menengah atau bahkan pendidikan dasar. Perkembangan berkaitan dengan perilaku belajar oleh sebab itu sejak awal orang tua menyiapkan dirinya dengan bebagai keterampilan yang berkaitan dengan perkembangan anak, seperti
bagaimana melakukan pengasuhan yang baik pada anak, menyediakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan anak. Adanya perubahan dan perkembangan ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi (Marjono, 2000). Orang tua memiliki peran pertama dan utama dalam mendidik anak-anaknya khususnya yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan
48
kemandirian anak usia prasekolah. Sebab orang tua sebagai orang yang pertama kali dikenal oleh anak-anaknya dan setiap hari menghabiskan waktu bersama dalam lingkungan keluarga. Lonan (2008) juga menyebutkan bahwa pendidikan orang tua berhubungan dengan komitmen dalam mengasuh anak. Kelas sosial ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Pendapatan seseorang dari segi finansial akan mempengaruhi status ekonomi, dimana dengan pendapatan lebih besar memungkinkan lebih bisa terpenihinya kebutuhan sehingga yang ada di masyarakat bahwa semakin tinggi status ekonomi seseorang maka semakin tinggi pula kelas sosialnya (Notoatmodjo, 2003) Pada keluarga dengan status ekonomi kurang, peran orang tua
AN
merupakan hal paling penting dari sang ibu, dimana ibu lebih jauh bersifat
A
RT tradisional dalam pandangannya terhadap pengasuhan anak dengan suatu A AK penekanan yang lebih besar pada kehormatan, kepatuhan, Y kebersihan, dan OG disiplin bila dibandingkan dengan keluargaI Y menengah keatas lebih AN kekuatan sendiri dan menitikberatkan pada pengembangan Y pengendalian A.dan psikologi dengan orang tua dan kemandirian prinsip perkembangan L A anak (Chiani, 2011) ER ND E S J Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah 2. Kemandirian E TIK
A K A
T S U
P R E
P
S
Perumnas Condongcatur Sleman Yogyakarta
Hasil penelitian yang menunjukkan tingkat kemandirian sebagian besar anak usia prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Sleman Yogyakarta yang masuk dalam kategori sedang yaitu sebanyak 26 responden (50,0%). Hal menunjukkan bahwa anak usia prasekolah
memiliki
potensi
kemandirian
anak
yang
dapat
ditumbuhkembangkan dengan lebih baik. Jika dilihat dari karakteristik kedua orang tua, baik dari aspek umur, pendidikan, pekerjaan yang berimplikasi pada status sosial ekonomi yang cenderung baik menjadi faktor pendorong dalam upaya menumbuhkan kemandirian anak usia
49
prasekolah. Anak dengan lingkungan keluarga yang cukup mendukung tersebut, dapat dimungkinkan memiliki kesempatan dan pemenuhan kebutuhan pengasuhan, bimbingan dan pendidikan usia dini yang lebih baik. Dari status anak sebagian besar terdapat pada posisi anak pertama yaitu 38 anak (73,1%). Posisi atau status anak dalam keluarga sangat menentukan kemandiriaan yang dimiliki anak tersebut. Urutan kelahiran anak juga mempengaruhi tingkat kemandirian anak (Smart dan Smart dalam Kastarina, 2008). Anak sulung akan lebih mandiri dibandingkan anak tengah dan bungsu. Anak tengah lebih mandiri dibandingkan anak bungsu. Perbedaan kemandirian itu disebabkan oleh perlakuan dan harapan orang tua yang berbeda kepada tiap anak. Orang tua mengharapkan anak
AN
sulung dapat melakukan sesuatu hal sendiri serta membantu ibu dalam
A
RT mengasuh adik-adik. Orang tua juga mengharapkan anak tengahAdapat K Adengan mencontoh kakaknya menjadi anak yang mandiri. Berbeda anak Y G sulung dan anak tengah, anak bungsu seringI memperoleh YO bantuan dari AN masih kecil dan perlu orang tua maupun kakaknya karenaYdianggap A. dibantu. L RAberperan penting dalam penanaman nilai-nilai Lingkungan keluarga E NDanak, termasuk nilai kemandirian. Penanaman nilai pada diri seorang E S J tersebut tidak lepas dari peran orang tua dan pengasuhan yang kemandirian E TIK
A K A
T S U
P R E
P
S
diberikan orang tua terhadap anak. Bila seorang anak sejak kecil sudah
dilatih untuk mandiri maka ketika ia harus keluar dari asuhan orang tuanya untuk hidup mandiri ia tidak akan merasa kesulitan. Tingkat pendidikan orang tua yang semakin tinggi memungkinkan orang tua memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang pentingnya upaya menumbuhkan kemandirian anak sejak usia prasekolah. Demikian juga dengan status pekerjaan orang tua. Hal ini sesuai dengan penelitian Lonan (2008) yang menyatakan bahwa orang tua yang berpendidikan tinggi maka ada kecenderungan kemandirian semakin baik.
50
Dhamayanti (2006) juga menyebutkan faktor pendidikan orang tua terhadap anak serta hubungan antara anak-orang tua adalah faktor yang mendasari perkembangan kemandirian.
3. Hubungan Antara Peran Pengasuh dengan Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur Yogyakarta Hasil uji Kendall tau’s hubungan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah diperoleh nilai koefisien Kendall’s tau sebesar 0,455 dengan signifikansi 0,000 (sig < 0,05), sehingga dapat dikatakan ada hubungan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur
AN
Yogyakarta. Artinya hasil penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis
A YAK K A OG
penelitian.
Hasil temuan ini sejalan dengan temuan Suseno (2010), yang
T ANI Y S U .Y
menunjukkan bahwa peran orang tua dan pola pengasuhan yang baik akan
P AL A R E ER
menjadikan anak usia prasekolah menjadi mandiri. Adanya hubungan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah dapat
P
dimungkinkan karena peran pengasuhan oleh orang tua dan guru cukup
D
N JE
memberikan inisiatif bagi anak untuk mandiri. Stimulasi atau inisiatif yang
S
S diberikan E K TI
oleh pengasuh khususnya orang tua sangat penting dalam
menumbuhkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan anak terhadap orang lain. Mengharapkan inisiatif dari anak yang tidak mandiri cukup sulit, karena anak membutuhkan peran orang-orang disekelilingnya
untuk mengambil inisiatif bagi dirinya. Anak-anak ini biasanya juga membutuhkan kedekatan fisik dengan orang tua dan pengasuhnya (Hurlock, 1990). Pengasuhan yang diberikan orang tua juga turut membentuk kemandirian
seseorang.
Toleransi
yang
berlebihan,
A
T AR
pemeliharaan
berlebihan dan orang tua yang terlalu keras kepada anak menghambat pencapaian kemandiriannya. Sementara Lie (2004) menyatakan bahwa
51
pemanjaan yang berlebihan dan pengabaian orang tua terhadap anak mengakibatkan terhambatnya kemandirian anak. Menurut Hasan
(2010), peran pengasuhan
berarti mendidik,
membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan dengan norma-norma yang ada di masyarakat. Diperlukan adanya interaksi dan komunikasi dua arah antara pengasuh dan anak selama mengadakan kegiatan pengasuhan untuk membentuk anak menjadi yang terbaik sesuai dengan apa yang dianggap ideal oleh para orangtua. Orang tua perlu menempatkan dirinya sebagai sahabat anak, yang tidak hanya memberikan kebebasan pada anak tapi juga kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya sehingga bertanggung jawab kepada diri sendiri.
AN
Orang tua akan memberikan informasi yang baik jika orang tua
A
T R tersebut mempunyai pendidikan, karena dengan pendidikan yang baik A AK maka orang tua dapat menerima segala informasi dariYluar terutama G OStatus tentang mendidik anak agar anak menjadi mandiri. pekerjaan ibu Y I N A kemandirian anak, apabila atau orang tua juga akan mempengaruhi Ytingkat . Akeluar rumah untuk mencari nafkah, ibu orang tua khususnya ibu bekerja L RA anaknya, apakah anak sudah bisa mandiri tidak bisa melihat perkembangan E ND ibu yang tidak bekerja, ibu bisa melihat langsung atau belum.E Sedangkan S J anaknya mengenai kemandirian dan bisa mendidiknya perkembangan E TIK
A K A
T S U
P R E
P
S
secara langsung (Soetjiningsih, 2005).
Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan mandiri, potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal. Dari hasil penelitian didapatkan pendidikan ayah sebagian besar adalah strata-1 yaitu 29 responden (55,8%), untuk pendidikan ibu juga didapatkan sebagian besar adalah strata-1 yaitu 31 responden (59,6%). Pekerjaan ayah sebagian besar adalah seorang wiraswasta yaitu
52
sebanyak 25 responden (48,1%), untuk ibu sebagian besar juga bekerja sebagai wiraswasta yaitu 16 responden (30,8%) Kemandirian anak usia prasekolah dapat ditumbuhkan dengan membiarkan anak memiliki pilihan dan mengungkapkan pilihannya sejak dini (Hurlock, 1990). Ibu dapat mendorongnya dengan menanyakan makanan apa yang diinginkannya, pakaian apa yang ingin dipakainya, atau permainan apa yang ingin dimainkan, serta menghargai setiap pilihan yang dibuatnya sendiri (Hurlock, 1990). Faktor-faktor tingkat kemandirian antara lain faktor lingkungan, faktor karakteristik sosial, serta faktor keluarga yang meliputi stimulasi dari orang tua, cinta dan kasih sayang, pendidikan orang tua dan faktor orang tua, termasuk didalamnya tentang hubungan orang tua dan anak. Peran
AN
pengasuhan anak yang salah akan menimbulkan mental yang tidak sehat
A
RT pada anak dan anak tidak mempunyai kemampuan atau kemauanAuntuk K A(Mu’tadin, melakukan sesuatu yang menyebabkan anak tidak mandiri Y OG 2002). Y I N A prasekolah sangat tergantung Perkembangan kepribadian anak Y pada . A tua. Menurut Kastarina (2008), agar pada interaksi antar anak danLorang RA dapat berinteraksi dengan intensif, orang tua harus memperhatikan faktor E D N lingkungan, Epemberian pengarahan, menentukan pilihan, kebebasan J S dan melatih tanggung jawab. Anak usia prasekolah berinisiatif, E K TI
A K A
T S U
P R E
P
S
membutuhkan kebebasan untuk bergerak kesana kemari dan mempelajari lingkungan, dengan diberi kesempatan dan didorong untuk melakukan
semuanya dengan bebas, maka lingkungan yang penuh rangsangan ini akan membantu anak untuk mengembangkan rasa percaya diri. Berdasarkan peran pengasuhan orang tua akan menghasilkan karakteristik tertentu pada kepribadian anak (Hurlock, 1990), Peran keluarga menjadi penting untuk mendidik anak baik dalam sudut tinjauan agama, tinjauan sosial kemasyarakatan maupun tinjauan individu.. Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa peran pengasuhan yang baik sebanyak 50
53
orang (96,2%), sebagian besar kemandirian anak ditemukan pada kategori sedang sebanyak 30 anak (60%).
C. Keterbatasan Penelitian
Kemandirian anak usia prasekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, akan tetapi dalam penelitian ini masih ada variabel pengganggu yang tidak dikendalikan. Adapun faktor kemandirian yang tidak dikendalikan adalah lingkungan dan teman sebaya.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan Hasil perhitungan uji Kendall Tau diperoleh nilai koefisien sebesar 0,455 dengan signifikansi 0,000 (sig < 0,05) menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara peran pengasuh dengan kemandirian anak usia prasekolah baik menurut guru maupun orang tua di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Concongcatur Yogyakarta tahun 2012.
B. Saran Sebagai penutup penelitian ini, penyusun dapat mengemukakan beberapa
AN
saran sebagai berikut : 1. Bagi orang tua
A YAK K A OG
Hendaknya orang tua dapat menerapkan peran pengasuhan yang baik
T ANI Y S U .Y
dengan cara memberikan kebebasan pada anak atas prinsip kasih sayang dan
P AL A R E ER
komunikasi dua arah, serta memberikan kesempatan kepada untuk mengembangkan kontrol internalnya sehingga bertanggung jawab kepada
P
diri sendiri, dan pada akhirnya dapat menstimulasi tumbuhnya kemandirian
D
N JE
anak usia prasekolah.
S
E K I T
2. Bagi guru di Kelompok Bermain Aisyiyah Perumnas Condongcatur
S
Yogyakarta Hendaknya guru dapat menempatkan dirinya sebagai pengasuh dan sahabat anak dalam menjalankan peran pengasuhan yang mengedepankan rasa kasih sayang, perhatian dan membangun komunikasi dua arah serta memahami kebutuhan, keinginan dan karakter anak asuhnya.
A
T AR
DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2005). Menjadikan anak mandiri. Nakita. April. Hal 13-19 Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chiani, S. H. (2011). Hubungan Peran Orang Tua dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 4-6 Tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Salaran, Ngoro-oro, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta, Tahun 2011. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Dhamayanti, A. A. & Yuniarti, K. W. (2006). Kemandirian anak usia 2,5-4 tahun ditinjau dari tipe keluarga dan tipe sekolah. Sosiosains, 17-30. Demot. M. (2001). Role and Responsibilities of Parenting. New Jersy : Lawrence Erlbaum Associates Endarmoko. E. B. (2006). Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
AN
A
R&T Erikson, E. H. (1950). Childhood & Society. New York : W. W. Norton A Company, Inc. AK Y G Jakarta : BPK OAnak. Gunarsa, S. D. (2002). Dasar dan Teori Perkembangan Y I Gunung Mulia N A . YYogyakarta : Diva Press. Hasan, M. (2010). Pendidikan Anak UsiaA Dini. LIlmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan A Hidayat. A. (2008). Pengantar R Kebidanan. Jakarta :E salemba medika D N E J Hidayat, A.A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis SJakarta: E Data. Salemba Medika. IK T S (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Hurlock.
A K A
T S U
P R E
P
Kehidupan Edisi Kelima. Yogyakarta : Erlangga. Ibrahim, M. D., (2004) Basic Life skills : Mengelola Hidup & Merencanakan Masa Depan. Jakarta : MHMMD Production Kasih, M. (2006). Pengaruh Pemahaman Tentang Anak Autisme Terhadap Penerimaan Ibu yang Memiliki Anak Autisme di Pusat Terapi Anak dengan Kebutuhan Khusus A Pius Malang. Jurnal. FK Universitas Wisnuwardhana Malang : Malang. Kastarina. (2008). Kemandirian Anak Usia Dini Ditinjau dari Sekolah Program Half day dan Program Full day. Intisari skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.
Lie, A. & Prasasti, S. (2004). Kemampuan Untuk Membina Kemandirian dan Tanggung Jawab Anak. Jakarta : Elex Media Komputindo. Lonan, J.M. & Lioew.(2008). Faktor-faktor yang berkaitan dengan pola kemandirian dan kedisiplinan anak prasekolah. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 27-34. Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Marjono, W. (2008). Psikologi Program Studi Guru Taman Kanak-kanak. Buku 2 Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
AN
A YAK K A OG
Peraturan Menteri Republik Indonesia.(2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kepala Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional.
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
Poerwadarminta, W. J. S. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.
P
ND E J Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Riwidikdo, H.S(2009). E IKS. (2008). Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Santoso, T S Prastiti. W. D. (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks.
Santrock, J. W. (2007). Edisi kesebelas : Perkembangan Anak. Jakarta : Penerbit Erlangga. Setyowati, Sri dan Murwani, Arita. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Soegiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Soetjiningsih. (2002). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : ECG. Stein dan Book. (2002). Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Terjemahan : Trinanda Rainy Januarsari dan Yudhi Murtanato.Bandung : Penerbit Kaifa. Supartini, (2004). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
A
T AR
Patmonodewo, S. (2000). Pendidikan Anak Usia Pra Sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Suroso.(2011). Peranan Pengasuhan Orang Tua Pembinaan Kemahasiswaan dan Aktivitas-Aktivitas yang Dilakukan Terhadap Performansi Ideal Mahasiswa. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Suseno, D.D. (2010). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kemandirian Anak Usia Prasekolah di TK Aisyiyah Mendungan Sukoharjo. Intisari Skripsi (tidakditerbitkan). Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Wijana, W. D. (2011). Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka Wong. D. L. (2002). Essential of pediatric Nursing. St. lovis : Mosby Co.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR