Hubungan Antara Lingkungan.... (Firda Luthfiana) 1008
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN SEKOLAH PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI TK GUGUS KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
DENGAN PAUD 3
RELATIONSHIP BETWEEN THE ENVIRONMENT OF SCHOOL CHILDREN WITH FORMATION OF PERSONALITY IN FORCE GUGUS PAUD 3 KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA Oleh: Firda Luthfiana, pgpaud/paud fip uny
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan sekolah dengan pembentukan kepribadian anak di TK Gugus PAUD 3 Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Yogyakarta. Lingkungan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kepribadian manusia. Penelitian ini adalah kuantitatif-korelasional . Populasi dalam penelitian ini berjumlah 331 anak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling, dengan ukuran sampel menggunakan rumus Isaac dan Michael sehingga diperoleh sampel sebanyak 170 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan studi dokumentasi. Data hasil tes dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Etha .Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara lingkungan sekolah dengan pembentukan kepribadian anak di TK Gugus PAUD 3 Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Yogyakarta, dengan dibuktikan nilai F hitung sebesar 67,40445 dan F tabel sebesar 3,06. Yang berarti F hitung lebih besar dari F tabel dan sebaliknya F tabel lebih kecil dari F hitung. TK ABA 1 Imogiri memiliki nilai mean tertinggi sebesar 80,7551, artinya bahwa dari ketiga sekolah tersebut TK ABA 1 Imogiri merupakan TK yang memiliki lingkungan paling kondusif untuk pembentukan kepribadian anak. Kata kunci: lingkungan sekolah, kepribadian anak Abstract This study aims to determine the relationship between the environment of school children with formation of personality in force Gugus PAUD 3 Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Yogyakarta. Environment are the external factors that affect the human personality. This study is a quantitative -correlational type. The population in this study is 331 child. The sampling technique used was probability sampling, with a sample size using formula Isaac and Michael thus obtained sample of 170 children. Data collection technique used observation and documentation. Test data were analyzed using analysis techniques etha The results showed that there is a relationship between the environment of school children with formation of personality in force Gugus PAUD 3 Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Yogyakarta,with proven value of F count equal to 67.40445 and F table 3,06. Which means that F count larger than F table and vice versa F table is smaller than F count. TK ABA 1 Imogiri has the highest mean score of 80.7551, meaning that the three schools TK ABA 1 Imogiri an environment that has the most conducive to the formation of the child's personality. Keywords: school environment, personality of children
hingga
PENDAHULUAN Santrock (2002: 22) menyatakan bahwa
akhir
perkembangan
hayatnya. yang
Klasifikasi
periode
paling luas digunakan
pada suatu proses kehidupan, seorang manusia
meliputi urutan sebagai berikut: (1) periode
akan melewati periode atau tahapan dalam
prakelahiran (prenatal period), (2) masa bayi
perkembangannya. Erik Erikson dalam bukunya
(infancy), (3) masa awal anak-anak (early
yang
Society
childhood), (4) masa pertengahan dan akhir anak-
membaginya dalam delapan periode, yaitu sejak
anak (middle and late childhood), (5) masa
manusia masih berada dalam proses pembuahan
remaja (adolescene), (6) masa awal dewasa (early
berjudul
Childhood
and
1009 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 10 Tahun ke-5 2016
adulthood), (7) masa pertengahan dewasa (middle
dini cukup signifikan yang diprakarsai oleh
adulthood), dan (8) masa akhir dewasa (late
masyarakat sekitar secara mandiri di seluruh
adulthood).
pelosok tanah air. Perkembangan ini bagian
Masa kanak-kanak merupakan salah satu
penting
dari
program
utama
pembangunan
masa terpenting dalam kehidupan manusia,
pendidikan nasional. Dirjen PLS (Harun Rasyid,
sehingga harus diperhatikan dengan baik oleh
dkk.,
para pendidik. Masa ini berbeda dengan masa lain
pendidikan merupakan investasi masa depan.
dalam sifat, keistimewaan, dan permulaan yang
Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini
khas. Keberadaannya adalah tumpuan bagi masa
memegang peran yang sangat penting dalam
selanjutnya. Pada masa ini terletak pokok
menyiapkan generasi mendatang yang unggul dan
pertumbuhan kepintaran anak, kecenderungan
tangguh.
minat
dan
bakatnya,
pengetahuannya,
2012:
31)
mengungkapkan
bahwa
perkembangan
Tujuan dari pendidikan anak usia dini itu
perasaannya,
sendiri yaitu membentuk anak Indonesia yang
penampakan
penampilan aktivitas inderawinya, penampilan
berkualitas,
maupun kepeduliannya, penilaian kecenderungan
berkembang
yang baik maupun buruk.
perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan
Undang-undang Nomor
23
Tahun
Perlindungan 2003
(2009:
yaitu
anak
sesuai
yang
tumbuh
dengan
dan
tingkat
Anak
yang optimal di dalam memasuki pendidikan
59-69).
dasar dan masa dewasanya. Selain itu, pendidikan
menyatakan bahwa anak mempunyai hal untuk
anak
usia
dini
juga
bertujuan
membantu
tumbuh dan berkembang, bermain, beristirahat,
menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar
berekreasi, dan belajar dalam suatu pendidikan.
(akademik) di sekolah (Maimunah Hasan, 2010:
Orangtua dan pemerintah wajib menyediakan
16-17).
sarana dan prasarana pendidikan untuk anak
Pentingnya pendidikan bagi anak-anak
dalam rangka program belajar. Dengan adanya
yang direalisasikan dengan diadakannya program
Undang-Undang Perlindungan Anak tersebut,
pemerintah berupa Pendidikan Anak Usia Dini,
maka sangat penting adanya sebuah lembaga
adalah sebagai tempat bagi tempat bagi anak-
belajar khusus untuk belajar bagi anak-anak usia
anak dalam mengembangkan bakat dan kreatifitas
dini sebagai upaya pemenuhan sebagian dari hak
mereka. Masa anak-anak merupakan masa di
anak.
mana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
merupakan
pengetahuan dari lingkungan sekitarnya. Dalam
pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan
anak hanya sekedar mengadopsi tanpa melakukan
perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD
sebuah evaluasi baik atau buruk pengetahuan
dari
mengalami
yang diperolehnya. Semua pengetahuan akan
perkembangan yang pesat jika dilihat dari adanya
diserap secara menyeluruh oleh anak-anak, tanpa
peningkatan jumlah satuan pendidikan anak usia
adanya sikap penyaringan terhadap sesuatu yang
tahun
dalam
memperoleh
menerima pengetahuan yang diperolehnya, anak-
ke
integral
pertama-tama
sistem
tahun
bagian
individu
terus
Hubungan Antara Lingkungan.... (Firda Luthfiana) 1010
baik atau yang buruk. Lingkungan yang baik akan
siswa dengan dan teman-temannya, relasi siswa
membentuk
baik,
dengan guru dan dengan staf sekolah, kualitas
sebaliknya lingkungan yang buruk juga akan
guru dan metode mengajarnya, keadaan gedung,
membentuk kepribadian anak yang buruk pula.
masyarakat sekolah, tata tertib, fasilitas-fasilitas
kepribadian
anak
yang
Perkembangan anak usia dini yang
sekolah,
dan
sarana
prasarana
sekolah.
seimbang adalah sebagai dasar pembentukan
Berdasarkan hal tersebut, lingkungan sekolah
kepribadian. Hal itu meliputi perkembangan fisik,
berhubungan dengan perilaku sehari-hari anak di
nilai-nilai agama, daya pikir, daya cipta, sosial
sekolah, sehingga perlu adanya upaya pihak
emosional, bahasa, moral, disiplin, nilai-nilai
sekolah untuk membentuk kepribadian anak yang
agama, dan komunikasi. Guru sebagai seorang
baik.
pendidik perlu adanya usaha dalam masa
Gugus PAUD 3 di Kecamatan Imogiri
perkembangan anak terutama dalam lingkungan.
terdiri dari TK Masyitoh Dukuh, TK Pertiwi 10
Hal
Imogiri, dan TK ABA I Imogiri. Ketiga TK
tersebut
dikarenakan
masa
usia
dini
merupakan usia yang paling penting dalam tahap
tersebut
sudah
menerapkan
perkembangan manusia, dan usia tersebut juga
kepribadian
merupakan periode diletakkannya dasar struktur
Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan
kepribadian yang dibangun untuk sepanjang
Desember 2015 peneliti melakukan observasi
hidupnya (Hibana S. Rahman, 2002: 30).
Gugus PAUD 3 Kecamatan Imogiri. Observasi di
anak
dalam
pembentukan
pembelajarannya.
Membentuk kepribadian anak sejak usia
lakukan secara bergantian observasi di lakukan
dini dapat memungkinkan anak memiliki pribadi
dengan wawancara guru dan melihat aktifitas
yang
dipengaruhi
pembelajaran di kelas maupun luar kelas. Yang
lingkungan. Lingkungan merupakan pendidikan
diobservasi pertama kali adalah TK Pertiwi 10
kepribadian yang terjadi secara tidak langsung.
Pada tanggal 14 Desember 2015 bahwa di TK ini
Sebab lingkungan merupakan faktor eksternal
pembentukan kepribadian dilakukan setiap hari
yang mempengaruhi kepribadian manusia. Salah
seperti kegiatan rutin bersalaman dengan guru
satu lingkungan yang dapat mempengaruhi
dan teman setiap akan masuk kelas dan hendak
kepribadian anak adalah lingkungan sekolah.
pulang, berdoa sebelum dan sesudah melakukan
Berdasarkan
baik.
Kepribadian
dapat
asumsi-asumsi
dikatakan
bahwasanya
dibentuk
dengan
tersebut
dapat
pembelajaran. Selain itu setiap hari jumat terdapat
kepribadian
dapat
acara khusus di TK ini yaitu pergi ke masjid
perilaku-perilaku
dari
lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
siswa
untuk
agama.
Pada
saat
saling membantu saat ada teman yang mengalami kesusahan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan
temannya secara terarah guna menerima transfer
pada tanggal 15 Desember 2015 dan 16
pengetahuan
didalamnya
Desember 2015 di TK Masyitoh Dukuh dan TK
mencakup keadaan sekitar suasana sekolah, relasi
ABA I Imogiri juga diperoleh hasil yang sama.
guru
bersama
tentang
teman-
dari
belajar
belajar
pembelajaran anak bersosialisasi dengan teman,
Lingkungan sekolah merupakan tempat bagi
untuk
yang
1011 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 10 Tahun ke-5 2016
Kedua TK ini juga melakukan pembentukan
Sugiyono (2010: 126) berikut ini adalah tabel
kepribadian setiap hari pada anak melalui
penentuan sampel dari populasi tertentu yang
pembiasaan-pembiasaan
juga
dikembangkan oleh Isaac dan Michael, dengan
dibiasakan untuk bertanggung jawab atas apa
taraf kesalahan 5% sehingga diperoleh sampel
yang di kerjakan seperti membereskan kembali
sebanyak
mainan ketempat semula atau menempatkan
menggunakan sistem undian.
sepatu pada tempatnya. Di TK ABA I Imogiri
Prosedur Penelitian
terpuji.
Anak
pembentukan kepribadian termasuk ke dalam aspek nilai agama moral dan sosial emosional.
170
anak.
Pengambilan
sampel
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu menentukan masalah, menentukan
Berdasarkan latar belakang yang telah
variabel dan indikator, menentukan sampel,
diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan
mengembangkan instrumen, mengumpulkan data,
penelitian
pengolahan dan analisis data, interpretasi data,
dengan
Lingkungan
judul
Sekolah
“Hubungan
dengan
antara
Pembentukan
membuat kesimpulan dan saran.
Kepribadian Anak di TK Gugus PAUD 3
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Kecamatan
Data
Imogiri
Kabupaten
Bantul
Yogyakarta”.
Data yang ingin diperoleh adalah data kepribadian
METODE PENELITIAN
anak.
Uji
validitas
instrumen
penelitian ini dilakukan di TK ABA Ukhuwah
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional Data dalam penelitian ini menggunakan angka, untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu.
Islamiyah
dengan mengambil sempel sebanyak
22 anak yang digunakan sebagai sampel dalam uji coba instrumen. Syarat sampel yang digunakan adalah bukan anggota dalam sampel penelitian ini dan memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Dengan hasil uji
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gugus 3 Kecamatan
Imogiri
Kabupaten
Bantul
Yogyakarta yang terdiri dari TK Masyitoh Dukuh, TK Pertiwi 10 Imogiri, dan TK ABA I Imogiri. Penelitian di lakukan dari tanggal 23 Maret sampai 9 April 2016. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah anak TK di Gugus 3 Kecamatan Imogiri, Bantul yang berjumlah 331 anak. Pengambilan sampel yang digunakan teknik probability sampling. Menurut
validitas yang telah dilakukan yaitu untuk kepribadian diketahui jumlah item awal 24. Jumlah soal yang valid sebanyak 22 item dengan nilai r hitung lebih besar r tabel dan item yang gugur sebanyak 2 antara lain (9 dan 22). Itemitem yang gugur tersebut tidak digunakan kembali dalam pengumpulan data. Dalam
penyusunan
instrumen
juga
dilakukan uji reliabilitas. Pengujian reliabilitas dalam penelitian dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach. Dari pengujian tersebut
didapat
Hubungan Antara Lingkungan.... (Firda Luthfiana) 1012
koefisien Alpha Cronbach skala kepribadian
Tabel 1. Kriteria Kategorisasi
0,909. Dengan demikian dapat dikatakan valid
TK Masyitoh Dukuh
dan reliabel.
Persentase
Rumus Norma
Kategori
F
X > 66.00
Baik
79
91,9%
44.00 < X <
Cukup
7
8,14%
Kurang
0
0
86
100
(%)
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik
deskriptif
dan
statistik
inferensial.
66.00
Analisis data statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan data dimulai dengan menentukan
X < 44.00
skor minimal, skor maksimal, mean, dan standar Jumlah
deviasi. Setelah itu dilakukan pengkategorisasian data
yang
didapat.
Dalam
penelitian
ini
kategorisasi data dibagi menjadi tiga yaitu tinggi,
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
sedang, dan rendah. Kemudian dilanjutkan
bahwa kondisi kepribadian anak di TK Masyitoh
dengan
dengan
Dukuh berada pada kategori baik sebanyak 79
melakukan uji prasyarat analisis yang terdiri dari
anak (91,9%) dan 7 anak (8,14%) berada pada
uji normalitas menggunakan Kolmogrov Smirnov
kategori cukup. Kecenderungan kepribadian anak
dan uji homogenitas menggunakan Skewness dan
di
kurtosis.
menunjukkan bahwa kepribadian anak dapat
analisis
data
Langkah
inferensial
terakhir
yaitu
menguji
hipotesis dengan teknik analisis Etha.
TK Masyitoh Dukuh
Tabel 2. Kriteria Kategorisasi TK Pertiwi 10 Rumus
Hasil Penelitian yang
dalam
F
X > 66.00
Baik
35
100%
44.00 < X <
Cukup
0
0%
nilai maksimal, mean, dan standar deviasi. Data kemudian
diolah
Kurang
0
0
35
100
(%)
penelitian
dideskripsikan dengan menentukan nilai minimal,
tersebut
Persentase
Kategori
Norma
diperoleh
86 anak
dikategorikan baik.
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data
dari
menggunakan
66.00
ketentuan kategorisasi menurut Saiffudin Azwar. (2015).
Kategorisasi
dalam
penelitian
ini
ditentukan dalam tiga kategori, yaitu kategori
X < 44.00 Jumlah
baik, cukup, dan kurang. Sumber: Data yang diolah tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kondisi kepribadian anak di TK Pertiwi 10 seluruh responden berada pada kategori baik sebanyak 35 anak (100%). Kecenderungan
1013 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 10 Tahun ke-5 2016
kepribadian anak di TK Pertiwi 10 Imogiri dari
TK 2:
35 anak menunjukkan bahwa kepribadian anak dapat dikategorikan baik.
=73.97143
Tabel 3. Kriteria Kategorisasi TK ABA 1 Rumus Norma
Kategori
F
Persentase (%)
X > 66.00
Baik
48
98,0%
44.00 < X < 66.00
Cukup
1
2,0%
X < 44.00
Kurang
0
0
49
100
Jumlah
TK 3:
=80.7551
= 77.0716 505956+ 191959
Sumber: Data yang diolah tahun 2016
+ 321729 = 1019644
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kondisi kepribadian anak di TK ABA
=
Imogiri berada pada kategori baik sebanyak 48 anak (98,0%) dan 1 anak (2,0%) berada pada kategori cukup. Kecenderungan kepribadian anak di TK ABA Imogiri dari 49 anak menunjukkan bahwa kepribadian anak dapat dikategorikan
Di mana: ,
dan
= sampel 1, sampel 2 dan sampel 3
= rata - rata besar untuk kelompok 1, 2 dan 3 digabung
baik.
= jumlah kuadrat ketiga buah sampel Berdasarkan hasil uji asumsi yang telah
= rata - rata tiap kelompok
dilakukan terhadap variabel lingkungan sekolah dan pembentukan kepribadian anak, maka untuk
Hitung 1 :
selanjutnya dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis apakah ada hubungan antara lingkungan
= 1019644 – (86) (76.4884
sekolah dengan pembentukan kepribadian anak di
(49) (
TK
Imogiri
= 5443,521
Kabupaten Bantul Yogyakarta. Dengan koefisien
Hitung 2 :
Gugus
PAUD
3
Kecamatan
korelasi menggunakan rumus Etha (ƞ). Diketahui : = 1019644 - (170) (77.07163
TK 1:
= 9837.743 =76.4884
-(35) (
-
Hubungan Antara Lingkungan.... (Firda Luthfiana) 1014
hubungan positif yang sangat signifikan antara
Hitung 3 :
lingkungan
sekolah
dan
pembentukan
kepribadian anak di TK Gugus PAUD 3 Kecamatan Hitung 4 :
Imogiri
Kabupaten
Bantul
Yogyakarta.
Uji
tingkat
signifikansi
dengan
Pembahasan
rumusnya F adalah sebagai berikut:
Penelitian hubungan
ini
bertujuan
lingkungan
sekolah
mengetahui dengan
pembentukan kepribadian anak di TK Gugus PAUD 3 Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Yogyakarta. 1. Kepribadian Anak TK Masyitoh Dukuh Di mana :
Kondisi kepribadian anak di TK Gugus
N = jumlah sampel
PAUD 3 Kecamatan Imogiri dibagi menjadi 3
K = jumlah subkelas pada variable nominal
sekolah yaitu TK Masyitoh Dukuh, TK Pertiwi 10 Imogiri dan TK ABA Imogiri. Berdasarkan
F=
hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar kepribadian anak di TK Masyitoh Dukuh dalam Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Variabel
F hitung
kategori baik sebanyak 79 anak (91,9%). Hasil Dk/f tabel
Lingkungan sekolah dengan pembentukan
kepribadian 67,40445
tersebut memberikan gambaran bahwa anak di TK Masyitoh Dukuh memiliki kepribadian yang baik.
3,06
anak
Kepribadian yang baik pada anak di TK Masyitoh Dukuh berdasarkan hasil sebaran
Sumber: Data primer yang diolah pada tahun 2016
jawaban dipengaruhi oleh perilaku kelekatan seperti anak sangat memperhatikan gerakan guru
Uji hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis Etha. Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah ada hubungan positif antara lingkungan sekolah dengan pembentukan kepribadian anak di TK Gugus PAUD 3 Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Yogyakarta. Hasil analisis pengujian hipotesis dengan analisis Etha diperoleh F hitung sebesar 67,40445 dan F tabel sebesar 3,06, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
saat
mengajar,
anak
sangat
antusias
mendengarkan penjelasan dan perintah guru saat mengajar dan anak sering menjadi relawan petama dalam kelas ketika guru memberikan suatu tugas di kelas. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 7 orang (8,1) memiliki kepribadian dengan kategori cukup. Hal tersebut memberikan bahwa sebagian kecil siswa di TK Masyitoh masih memiliki kepribadian yang cukup. Kepribadian
1015 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 10 Tahun ke-5 2016
yang cukup pada anak dapat disebabkan karena
berpengaruh dalam pembentukan kepribadian
pengalaman yang kurang, faktor keluarga, fisik,
anak menurut Ustman Najati (1985: 241) adalah
intelegensi, emosi, nama anak dan nama julukan,
faktor keturunan dan faktor lingkungan. Faktor
kurangnya penguat dan penghargaan, penerimaan
keturunan merupakan faktor-faktor yang timbul
lingkungan sosial, lambang status dan lingkungan
dari individu sendiri dan faktor lingkungan
sekolah.
merupakan faktor yang timbul dari lingkungan
Faktor-faktor
tersebut
sangat
mempengaruhi perkembangan konsep sebagai
sosial budaya.
komponen inti dari kepribadian. Seseorang yang
Berdasarkan
hasil
sebaran
jawaban
mempunyai konsep diri yang negatif cenderung
responden diketahui bahwa sebagian besar anak
merasa rendah diri, ketakutan, iri hati, agresi,
memperhatikan gerakan guru saat mengajar.
kurang percaya diri, suka menyendiri, sombong
Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa anak
dan berprasangka.
memiliki perilaku kelekatan yang baik terhadap
Abdullah
Nashih
Ulwan
(1992:
7),
gerakan guru saat mengajar. Dengan demikian
menyatakan bahwa pengembangan kepribadian
faktor
anak
jasmani,
mempengaruhi kepribadian anak. Dalam hal ini
intelektual, dan aspek rohani atau kejiwaan.
guru harus menguasai strategi pengembangan
Aspek
dan
emosional, social moral dan agama bagi anak,
merupakan
sehingga anak dapat mengenal dan menghargai
pengajaran,
perbedaan di lingkungan tempat lain terutama di
meliputi
tiga
jasmani
pembentukan, penyadaran
aspek,
merupakan
aspek
yaitu:
persiapan
intelektual
pembudayaan,
dan
sedangkan aspek rohani merupakan keterbukaan,
guru
dalam
mengajar
dapat
juga
sekolah.
kemandirian, dan pengendalian diri.
Adapun selain faktor di atas faktor lain
Berdasarkan sebaran jawaban responden
yang dapat mempengaruhinya seperti faktor
sebagian besar responden menjawab anak dengan
bawaan (heredity) yang bersifat alamiah, faktor
sangat ramah, ketika diperintah guru untuk
lingkungan (environment), dan faktor waktu
mengerjakan tugas dan anak dengan ramah-ramah
(time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau
ketika dimintai tolong teman. Dengan demikian
kematangan (Abin Syamsudin Makmun, 2002:
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa anak
81).
memiliki sikap yang ramah terhadap guru
3. Kepribadian Anak TK ABA Imogiri
maupun temannya. 2. Kepribadian Anak TK Pertiwi 10
Hasil penelitian menunjukkan bahwa TK ABA Imogiri sebagian besar anak memiliki
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepribadian dalam kategori baik yaitu sebanyak
kepribadian anak di TK Pertiwi 10 diketahui
48 orang (98,0%). Hal tersebut memberikan
bahwa semua anak memiliki kepribadian yang
gambaran bahwa semua anak TK ABA Imogiri
baik. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa
dapat dikatakan memiliki kepribadian yang baik.
anak di TK Petiwi Imogiri memiliki kepribadian
Hasil penelitian menunjukkan nilai mean tertinggi
yang baik. Adapun faktor-faktor yang sangat
yaitu sebesar 80,7551. Hasil tersebut memberikan
Hubungan Antara Lingkungan.... (Firda Luthfiana) 1016
gambaran bahwa adanya kepribadian yang baik di
memberikan andilnya dalam usaha pembentukan
TK ABA Imogiri adalah karena sekolah tersebut
kepribadian menjadi anak yang lebih baik.
merupakan
lembaga
pendidikan
formal
Kepribadian seseorang dapat terbentuk
keagamaan yang turut berpartisipasi dalam
karena dukungan beberapa indikator antara lain
membentuk
ketergantungan perilaku kelekatan (attachment
kepribadian
menciptakan
anak
generasi
guna
penerus
untuk yang
behavior),
kemurahan
hati,
Sikap
tidak
berkepribadian baik dengan jalan memberikan
mementingkan diri sendiri, empati, kerja sama,
pendidikan keagamaan pada anak usia dini.
sikap ramah, simpati, persaingan dan kegiatan
Masa anak usia dini sering disebut dengan
meniru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
istilah golden age atau masa emas. Pada masa ini
perilaku yang paling banyak dilakukan oleh
hampir seluruh potensi anak mengalami masa
responden adalah pada indikator kelekatan dan
peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat
kegiatan meniru yang dilakukan siswa baik
dan hebat. Perkembangan setiap anak tidak sama
terhadap orang tua jika dirumah atau kegiatan
karena setiap individu memiliki perkembangan
meniru guru jika di sekolah. Kepribadian seorang
yang berbeda. Makanan yang bergizi dan
guru dan orang tua sangat berperan penting dalam
seimbang serta stimulasi yang intensif sangat
mempengaruhi
dibutuhkan
berperilaku sehari-hari, untuk itu orang tua dan
untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan tersebut.
kepribadian
anak
dalam
guru harus memiliki kepribadian yang kompeten
Augusta (2012) pada hakikatnya anak usia dini merupakan individu yang unik dimana anak
pula dalam mendukung terciptanya perilaku anak yang baik.
memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
Kepribadian seseorang merupakan sesuatu
dalam aspek fisik, kognitif, sosio emosional,
yang tidak tetap. Artinya, kepribadian seseorang
kreativitas, bahasa, dan komunikasi khusus yang
dapat berubah dengan pengaruh yang ada di
sesuai dengan tahapn yang sedang dilalui oleh
sekitarnya. Oleh karena itu, kepribadian siswa
anak tersebut. Kepribadian adalah suatu totalitas
sangat perlu untuk dibimbing untuk membentuk
yang menjadi cirri khas seseorang yang meliputi
watak dan perilaku yang baik. Siswa yang berada
perilaku yang nampak, perilaku batin, cara
dilingkungan
berfikir, falsafah hidupnya dan sebagainya yang
melaksanakan berbagai aturan, kegiatan dan
menjadi
baik
arahan yang telah diatur dan ditentukan oleh
menyangkut fisik maupun psikis, baik yang
sekolah. Adanya aturan-aturan atau tata tertib di
tercermin maupun social tingkah laku. Dengan
lingkungan sekolah dapat menuntut siswa untuk
kata lain kepribadian merupakan ciri khas
membiasakan perbuatan baik dan positif tersebut
seseorang dan kerpibadian dapat dibentuk melalu
dalam kehidupan sehari-hari.
sifat
dan
watak
seseorang,
sekolah
akan
mentaati
dan
bimbingan dari luar (Ahmad Busyro, 2011 : 11).
Terbentuknya kepribadian anak tidak
Disinilah peran pendidik di sekolah untuk
lepas dari kerja sama antara pihak guru dengan orang tua. Untuk itu adanya kesadaran dari kedua
1017 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 10 Tahun ke-5 2016
dan
tentang “Hubungan Lingkungan Dengan Karakter
mengoptimalkan pembentukan kepribadian anak
Siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi Se-
harus dapat ditingkatkan. Guru dapat melakukan
Kota Yogyakarta”, hasil penelitian menunjukkan
rapat atau mengundang orang tua ke sekolah
bahwa Terdapat hubungan yang positif dan
untuk membicarakan masalah terkait siswa.
signifikan antara lingkungan sekolah dengan
Begitu juga orang tua juga diharuskan aktif
karakter siswa SMKN kelompok teknologi se-
menanyakan
Kota Yogyakarta.
belah
pihak
untuk
dapat
mengontrol
perkembangan
anak
mereka.
Dengan kerjasama antara pihak guru dan wali
Menurut
Syaodih
lingkungan
Sukmadinata
murid sangat membantu untuk membentuk
(2004:
kepribadian yang lebih baik lagi.
lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan
4. Hubungan Antara Lingkungan Sekolah
prasarana belajar, sumber-sumber belajar dan
dengan Pembentukan Kepribadian Anak
164),
Nana
sekolah
meliputi:
media belajar, lingkungan sosial menyangkut
Hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan siswa dengan teman-temannya, guru-
hubungan yang positif antara lingkungan sekolah
gurunya, keluarga, dan staf sekolah yang lain dan
dengan pembentukan kepribadian anak di TK
lingkungan akademis yaitu suasana sekolah dan
Gugus PAUD 3 Kecamatan Imogiri Kabupaten
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan
Bantul Yogyakarta dibuktikan dengan nilai F
berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Lingkungan
hitung sebesar 67,40445 dan F tabel sebesar 3,06.
sekolah berkaitan dengan metode mengajar guru,
Lingkungan merupakan pendidikan kepribadian
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
yang terjadi secara tidak langsung. Lingkungan
dengan siswa, disiplin sekolah.
merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kepribadian
manusia.
Kepribadian
dapat
Menurut Undang-undang Nomor 20 Pasal 40 Ayat 2 tahun 2003, menyatakan bahwa
dipahami dengan mempertimbangkan tingkah
kewajiban
seorang
pendidik
adalah
:
(1)
laku dalam hubungannya yang terus menerus
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
dengan lingkungannya. Salah satu lingkungan
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (2)
yang dapat mempengaruhi kepribadian anak
mempunyai komitmen secara profesional untuk
adalah lingkungan sekolah.
meningkatkan mutu pendidikan; dan (3) memberi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,
hubungan yang positif dan signifikan antara
dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang
lingkungan
sekolah
diberikan kepadanya. Berdasarkan hal tersebut,
kepribadian
anak.
lingkungan
sekolah,
kepribadian anak
dengan Artinya maka
pembentukan semakin
baik
pembentukan
maka perlu adanya kompetensi guru dalam membangun hubungan yang baik kepada anak.
juga semakin baik pula,
Tugas dan peranan guru sebagai pendidik
demikian juga sebaliknya. Hasil penelitian ini
profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak
mendukung
yang
terbatas pada saat berlangsungnya interaksi
dilakukan oleh Cahyandari (2012), yang meneliti
edukatif di dalam kelas. Guru juga bertugas
penelitian
sebelumnya
Hubungan Antara Lingkungan.... (Firda Luthfiana) 1018
sebagai administator, evaluator, konselor, dan
sebagai motivator serta pendorong kreativitas
lain-lain sesuai dengan kompetensi (kemampuan)
anak sehingga dapat meningkatkan kondisi
yang dimilikinya. Peraturan Pemerintah Nomor.
lingkungan sekolah yang baik dan dapat
19 Tahun 2005: menjelaskan Standar Nasional
membantu proses pembentuan kepribadian
Pendidikan Bab IV kompetensi guru tersebut
siswa yang lebih baik lagi dalam kehidupan
meliputi: kompetensi pedagogis, kompotensi
sehari-hari.
kepribadian, dan kompetensi sosial.
2. Sekolah
hendaknya
menyelenggarakan
pertemuan atau rapat orangtua atau wali secara SIMPULAN DAN SARAN
rutin dan berkala. Pertemuan ini akan sangat
Simpulan
bermanfaat sebagai sarana sharing dari pihak
Berdasarkan pembahasan,
hasil
maka
penelitian
penulis
dapat
dan
menarik
kesimpulan bahwa: 1. Terdapat
sekolah dan orangtua terkait hal-hal yang berhubungan
dengan
perkembangan
kepribadian anak di lingkungan sekolah.
hubungan
antara
lingkungan
sekolah dengan pembentukan kepribadian
DAFTAR PUSTAKA
anak di TK Gugus PAUD 3 Kecamatan
Abdullah Nashih Ulwan. (1992). Mengembangkan kepribadian anak. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Imogiri
Kabupaten
Bantul
Yogyakarta
dengan dibuktikan nilai F hitung sebesar 67,40445 dan F tabel sebesar 3,06. Yang berarti F hitung lebih besar dari F tabel dan sebaliknya F tabel lebih kecil dari F hitung. 2. TK ABA Imogiri memiliki nilai mean tertinggi sebesar 80,7551, artinya bahwa dari ketiga sekolah tersebut TK ABA Imogiri merupakan TK yang memiliki lingkungan paling
kondusif
untuk
pembentukan
kepribadian anak. Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
kesimpulan yang telah dipaparkan, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Guru
di
sekolah
hendaknya
dapat
mengfungsikan lingkungan sekolah secara optimal
untuk
membantu
pembentukan
kepribadian anak dengan memberikan peran
Abin Syamsudin. (2003). Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Augusta. (2012). Pengertian anak usia dini. Diambil dari http://infoini.com diakses pada 06 Juni 2015 Harun
Rasyid., dkk. (2012). Asesmen perkembangan anak usia dini. Yogyakarta: Gama Media.
Hibana S. Rahman. (2002). Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Yogyakarta: PGTKI Press. Maimunah Hasan. (2010). PAUD: Pendidikana anak usia dini. Yogyakarta: Diva Press. Nana Syaodih Sukmadinata. (2004). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah Nomor. 19 Tahun 2005: Standar Nasional Pendidikan Bab IV, Jakarta: Depdikbud. Santrock, John W. (2002). Life span development (perkembangan masa hidup). Edisi
1019 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 10 Tahun ke-5 2016
Kelima. Alih Bahasa oleh Juda Damanik & Ahmad Chusairi. Jakarta: Erlangga. Saiffudin Azwar. (2015). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan r&d). Bandung: Alfabeta. Ustman Najati. (1985). Al-Qur’an dan ilmu jiwa. Bandung: Pustaka. Undang - undang Perlindungan Anak (No. 23 Tahun 2003). (2009). Jakarta: Sinar Grafika. Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 40 Ayat 2 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.