Jurnal KesMaDaSka - Juli 2015
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DAN KESADARAN INDIVIDU DENGAN PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO Meri Oktariani1) , Atiek Murharyati 2) 1
Prodi D-III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
[email protected]
2
Prodi D-III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
[email protected] ABSTRAK
Permasalahan penelitian merujuk pada fenomena data pada RSUD Kabupaten Sukoharjo menunjukkan rata-rata penerapan patient safety masih kurang baik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara lingkungan kerja dan kesadaran individu dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Metode penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan metode sampel yang digunakan yaitu total sampling menggunakan 104 responden dan keseluruhan responden merupakan perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo. Analisis data menggunakan metode bivariat chi-square dilanjutkan metode multivariat dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan faktor lingkungan kerja terhadap penerapan patient safety oleh perawat, ada hubungan faktor kesadaran individu terhadap patient safety oleh perawat. Ada hubungan secara bersama-sama antara faktor lingkungan kerja dan faktor kesadaran individu terhadap penerapan patient safety oleh perawat pelaksana. Saran untuk meningkatkan penerapan patient safety, perlu dilakukan usaha untuk menciptakan lingkungan kerja dan meningkatkan kesadaran individu secara bersama-sama. Kata Kunci: lingkungan kerja, kesadaran individu, penerapan patient safety. ABSTRACT Research problems refer to the data phenomenon in RSUD Kabupaten Sukoharjo which is the average of patient safety application still unfavorable. This research is aimed to know how far the correlation between work environments and individual awareness to the application of patient safety by nurses in RSUD Kabupaten Sukoharjo. This research is a quantitative research with sampling method that applied is total sampling and 104 responders and all of the responders are the nurses in the inpatient ward of RSUD Kabupaten Sukoharjo. Data was analyzed by using logistics regression method. Result of the research shows that there is the correlation between work environmental factor to the application of patient safety by nurses, and also there is the corrrelation between individual awareness factor to patient safety by nurses. There is relationship jointly between individual work environmental factor and individual awareness factor to the application of patient safety by nurses. To raise the application of patient safety, need efforts to optimize the work environment and increase individual awareness jointly. Keywords: work environments, individual awareness, application of patient safety.
132
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2015
1. PENDAHULUAN Keselamatan pasien adalah sistem pelayanan dalam suatu rumah sakit yang memberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, termasuk didalamnya mengukur risiko, identiÞkasi dan pengelolaan risiko terhadap pasien, analisa insiden, kemampuan untuk belajar & menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk mengurangi risiko. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) (Depkes RI, 2008). Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission International (JCI). Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesiÞk dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini (Anonim, 2011). Enam sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya hal-hal sebagai berikut: (1) ketepatan identiÞkasi, (2) peningkatan komunikasi yang efektif, (3) peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, (4) kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, (5) pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, (6) pengurangan resiko pasien jatuh. Enam sasaran tersebut diatas dapat dijadikan pedoman oleh tiap-tiap rumah sakit untuk menerapkan patient safety. Penerapan program keselamatan pasien merupakan hal yang sangat kompleks dan tergantung oleh banyak faktor yang berkontribusi. Menurut Cahyono hambatan yang paling berat dalam penerapan keselamatan pasien adalah
bagaimana menciptakan Safety Culture sebagai fondasi program keselamatan pasien (Cahyono, 2008). Selain kompleksitas yang terjadi dalam suatu organisasi rumah sakit. Vincent menyatakan penerapan keselamatan pasien dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu (1) faktor komitmen pimpinan, (2) faktor lingkungan kerja (3) faktor kesadaran individu. (4) faktor kerjasama tim/ teamwork (5) faktor task, dan (6) faktor pasien (Vincent, 2003). Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo.
2. PELAKSANAAN a.
b.
Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah 9 ruang rawat inap di RS Kabupaten Sukoharjo yang meliputi ruang Anggrek, ruang Bougenvile, ruang Cempaka Atas, ruang Cempaka Bawah, ruang NICU, ruang Dahlia, ruang Edelweis, ruang Flamboyan, ruang Mawar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni - Juli tahun 2013. Populasi dan sampel penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat ruangan yang bekerja di ruang rawat inap rumah sakit daerah Sukoharjo. Populasi sampel adalah bagian populasi yang dapat dijadikan responden oleh peneliti. Populasi sampel pada penelitian ini berjumlah 106 orang.
Pengambilan sampel penelitian ini adalah total perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap RSUD kabupaten Sukoharjo ditentukan. Selain itu berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi meliputi mau menjadi responden, masa kerja minimal 1 tahun dan pendidikan minimal DIII keperawatan. Sedangkan kriteria eksklusi meliputi perawat yan sedang cuti dan sedang melakukan tugas belajar. Total seluruh perawat pelaksana di Ruang rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo berjumlah 106 perawat. Untuk sampel pada penelitian ini menggunakan total semua perawat pelaksana dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga jumlah total sampel yaitu 104 perawat dimana 2 perawat pelaksana sedang mengambil cuti. 133
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2015
3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif analisis korelasi dan desain cross sectional. Penelitian analitik korelasi digunakan karena peneliti ingin mendapatkan gambaran masing-masing variabel penelitian dan menghubungkan dua variabel dan subvariabel masing-masing variabel dengan analisis korelasi serta dengan melakukan penelitian sesaat pada waktu tertentu saja (Sastroasmoro dan Ismail,2008) Variabel bebas (independen) adalah lingkungan kerja dan kesadaran individu. Variabel tergantung (dependen) adalah penerapan patient safety. 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lingkungan Kerja Tabel 1. Hubungan faktor lingkungan kerja dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo
Faktor lingkungan kerja Total
x² = 4,510
Tidak Baik Baik
Penerapan Patient safety Tidak Baik Baik 27 17 61,4% 38,6% 23 37 38,3% 61,7% 50 54 48,1% 51,9%
Total 44 100% 60 100% 104 100%
p value = 0,034 (p value < 0,05)
Berdasarkan hasil uji Chi Square analisis bivariat hubungan faktor lingkungan kerja dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana, diperoleh x² = 4,510 dengan p value = 0,034 (p value < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil ini memiliki makna bahwa ada hubungan yang signiÞkan antara lingkungan kerja dengan diruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan uji Chi square menunjukan ada hubungan antara persepsi faktor lingkungan kerja dengan penerapan patient safety di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori sebelumnya, di dalam teori menunjukkan bahwa lingungan kerja berhubungan dengan penerapan patient safety. 134
Penjelasan tersebut diatas didukung oleh Handiyani, dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan antara lingkungan kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSKM Cilegon (Capezuti et al, 2010). Akan tetapi penulis menemukan fakta yang berbeda di lapangan, penulis menemukan dari hasil wawancara mendalam dengan kepala ruang bahwa lingkungan kerja belum sepenuhnya mendukung terhadap penerapan patient safety dengan ditemukannya jalan utama untuk proses transfer pasien masih rawan sebagai penyebab pasien jatuh. Hal ini masih ada kendala dengan pihak rumah sakit sudah berusaha memenuhi kebutuhan akan lingkungan kerja yang berorientasi terhadap penerapan patient safety tetapi prosesnya tidak bisa berjalan cepat perlu waktu dan dana yang memadai. Dari hasil observasi, penulis menemukan bahwa masih kurangnya fasilitas Þsik yang berorientasi kepada pelayanan patient safety. Ruang kamar mandi di tiap ruang rawat inap belum terdapat belum terdapat besi pengaman sebagai alat yang membantu pasien saat akan ke kamar mandi , lantai kamar mandi licin, dari 200 tempat tidur terdapat 20 tempat tidur yang belum terdapat side rail atau pegangan pada kedua sisi tempat tidur. Keadaaan lingkungan kerja yang seperti ini sudah pasti kurang mendukung bagi perawat untuk memberikan pelayanan keperawatan maksimal dan aman bagi pasien. Kesadaran Individu Tabel 2. Tabel hubungan antara faktor kesadaran individu dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo
Faktor kesadaran individu Total
x² = 8,540
Tidak Baik Baik
Penerapan Patient safety Tidak Baik Baik 31 17 64,6% 35,4% 19 37 33,9% 66,1% 50 54 48,1% 51,9%
Total 48 100% 56 100% 104 100%
p value = 0,003 (p value < 0,05)
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2015
Berdasarkan uji Chi Square analisis bivariat Hubungan faktor kesadaran individu dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo diperoleh x² = 8,540 dengan p value = 0,003 (p value < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil ini memiliki makna bahwa ada hubungan yang signiÞkan antara kesadaran individu dengan penerapan patient safety di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan uji Chi square menunjukan ada hubungan antara persepsi kesadaran individu dengan penerapan patient safety di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori sebelumnya, di dalam teori menunjukkan bahwa kesadaran individu berhubungan dengan penerapan patient safety. Penjelasan tersebut diatas didukung oleh penelitian Setiowati, dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kesadaran individu dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (Marpaung, 2005). Tetapi hal diatas sangat bertolak belakang dengan fakta yang terdapat di lapangan dari hasil observasi ditemukan bahwa terdapat perawat pelaksana di ruangannya tidak patuh terhadap penggunaan alat proteksi diri, ada perawat pelaksana di ruangannya tidak cuci tangan dengan benar, hampir semua perawat di ruangannya tidak mensosialisasikan cara cuci tangan yang benar kepada pasien dan keluarga Tabel 3. Tabel hasil analisa multivariat menggunakan regresi logistik metode Backward Wald Variabel Independen Faktor Lingkungan kerja Faktor kesadaran individu Konstan
B
SE
Wald
Df P
Exp B
1,07
0,44
5,95
1
0,015 2,903
1.38
0,43
10,05 1
0,002 3,922
-1,17 0,37
10,14 1
0,001 0,312
Dari analisa multivariat p variabel bebas faktor lingkungan kerja adalah 0,015 (p value
0,05), dan p value variabel bebas faktor kesadaran individu adalah 0,002 (p value 0,05), maka dapat disimpulkan lingkungan kerja dan kesadaran individu berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat dengan nilai Exp(B) masing-masing 2,903 dan 3,922. Dari hasil tersebut dapat dianalisa sebagai berikut: 1) Perawat yang memiliki lingkungan kerja tidak baik memiliki resiko untuk menerapkan patient safety tidak baik 2,903 kali lebih besar dibanding yang memiliki lingkungan kerja baik. 2) Perawat yang memiliki kesadaran individu tidak baik memiliki resiko untuk menerapkan patient safety tidak baik 3,922 kali lebih besar dibanding yang memiliki kesadaran individu baik. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan paling pokok penelitian ini terletak pada instrumen pengumpulan data atau disebut dengan skala. Skala yang digunakan dalam mengukur variabel penelitian belum standar/ baku dan belum teruji keandalanya berkali-kali sehingga memiliki kecenderungan bias mengungkap apa yang sebenarnya ingin diungkap. Skala penelitian disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan tinjauan pustaka/ teori yang ada dengan cara mengoperasionalkan variabel/ konstruk variabel melalui item-item pertanyaan. Sedangkan upaya untuk meminimalkan bias dalam konstruksi instrumen tersebut dilakukan dengan prosedur uji validitas dan reliabilitas. Kelemahan lain dalam penelitian ini adalah hanya mengukur sampai pada persepsi perawat saja, sehingga terkadang ada persepsi perawat yang tidak sesuai dengan realita. Hal tersebut dapat penulis ketahui dengan melakukan wawancara dengan kepala ruang dan melakukan observasi langsung pada semua ruang rawat inap.
5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan a. Perawat pelaksana yang mempunyai persepsi tentang komitmen pimpinan, lingkungan kerja, kerjasama tim, kesadaran individu, hanya sebagian kecil yang kurang setuju. 135
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2015
b.
c.
Disamping itu baik pada komitmen pimpinan (52,9%), lingkungan kerja (57,7%), kerjasama tim (58,7%), akan kesadaran individu (53,8%) serta penerapan program patient safety oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat RSUD Kabupaten Sukoharjo cukup baik (51,9%). Terdapat hubungan antara faktor lingkungan kerja dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo (p value 0,034). Terdapat hubungan antara faktor kesadaran individu dengan penerapan program patient safety oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo (p value 0,002). Faktor lingkungan kerja dan kesadaran individu berhubungan secara bersama-sama dengan variabel terikat yaitu penerapan patient safety.
6. REFERENSI Anonim, 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1691 Tentang Keselamatan Pasien tahun 2011. Cahyono, S.B, 2008. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik Kedokteran. Yogyakarta. Kanisius.
Capezuti, E., Rice, J.C & Wagner, 2010 Nursing perception of safety culture in long-term setting. Journal of Nursing Scholarship. 2 (41), 184-289. Maret 15, 2010. http:/av.proquest. com/pgdauto Depkes RI, 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety): Utamakan Keselamatan Pasien. Edisi 2. Jakarta: Depkes RI. 2008 Marpaung, J. 2005 Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Kepemimpinan Efektf Kepala Ruang dan Hubungannva Dengan Budaya Kerja Perawat Pelaksana Dalam Pengendalian Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP Adam Malik Medan. FIK UI. Sastroasmoro. S & Ismail, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga. Jakarta: Sagung Seto. Vincent, C., 2003. Understanding and Responding to Adverse Event. N Eng J Med 2003; 348: 1051-56 Walshe. K & Boaden. R, 2006. Patient safety: Research into practice. New York: Open University Press.
-oo0oo-
136