3/28/2012
Diagram Venn.
Hubungan antara kejadian dengan ruang contohnya Representasi secara grafis untuk mengilustrasikan logical relations di antara kejadian – kejadian
S = Himpunan bilangan asli A = Himpunan bilangan ganjil A’= Himpunan bilangan genap
EKO EFENDI
1
3/28/2012
Diagram Venn mempermudah memahami himpunan • Diagram Venn digunakan untuk menggambarkan himpunan-himpunan dan bag aimana hubungan antar himpunan-himpunan tersebut. • Gabungan dari dua himpunan adalah himpunan yang mengandung semua angg ota yang dimiliki oleh himpunan pertama atau himpunan kedua. Misalkan A = {1, 2,3,4,5} dan B = {1,3,5,7}, maka gabungan dari A dan B dinotasikan dengan A B = {1,2,3,4,5,7} • Irisan dari dua himpunan adalah himpunan yang mengandung anggota yang ad a pada himpunan pertama dan juga sebagai anggota pada himpunan kedua. Mi salkan A = {1,2,3,4,5} dan B = {1,3,5,7}, maka irisan dari A dan B dinotasikan denga n A B = {1,3,5}. • Komplemen atau pelengkap dari suatu himpunan adalah himpunan yang memili ki anggota, dimana gabungan dari himpunan dan komplemennya adalah himpu nan semesta dan irisan himpunan dengan komplemennya adalah himpunan kos ong. Misalkan A adalah munculnya mata dadu ganjil dari sebuah dadu standar, maka A = {1,3,5}. Karena S = {1,2,3,4,5,6}, maka komplemen dari A, dituliskan den gan notasi Ac = munculnya mata dadu genap dari dadu standar, atau Ac = {2,4,6}.
EKO EFENDI
2
3/28/2012
1
3/28/2012
Pengolahan kejadian Pengolahan kejadian itu dapat berbentuk irisan kejadian, kejadian saling bebas, gabungan kejadian, dan komplemen kejadian
EKO EFENDI
3
3/28/2012
Irisan Irisan dua kejadian A dan B dilambangkan dengan A Π B, adalah kejadian yang mengandung semua unsur persekutuan kejadian A dan B.
A Π B = daerah arsir hitam
EKO EFENDI
4
3/28/2012
2
3/28/2012
Saling bebas (terpisah) Dua kejadian C dan D dikatakan saling bebas (terpisah) bila CΠD = φ , artinya kejadian C dan kejadian D tidak memiliki unsur persekutuan.
EKO EFENDI
5
3/28/2012
Paduan (union) dua kejadian A dan B dilambangkan dengan A U B adalah kejadian yang mencakup semua unsur atau anggota A dan b atau keduanya.
A U B = daerah arsiran hitam
EKO EFENDI
6
3/28/2012
3
3/28/2012
Komplemen suatu kejadian Komplemen suatu kejadian A relatif terhadap S adalah himpunan semua anggota S yang bukan anggota A. Kita lambangkan komplemen A dengan A’ A’ = daerah yang diarsir hitam Beberapa persamaan dalam diagram venn akibat definisi-definisi di atas adalah. A Πφ = φ S’ = φ A U A’ = S AUφ=A φ’ = S A Π A’ = φ (A’) = A
EKO EFENDI
7
3/28/2012
Mencacah titik contoh Prinsip dasar mencacah = kaidah penggandaan Kaidah penggandaan : Bila suatu operasi dapat dilakukan dalam n1 cara dan setiap cara tersebut dapat dilakukan dengan n2 maka kedua operasi tersebut dapat dilakukan dalam n1 n2 cara.
EKO EFENDI
8
3/28/2012
4
3/28/2012
Peluang suatu Peristiwa Peluang adalah suatu nilai diantara 0 dan 1 (inklusif) yang menggambarkan besarnya kesempatan akan munculnya suatu kejadian tertentu pada kondisi tertentu. Istilah lain dari peluang adalah probabilitas. Metode Klasik / a priori Metode Frekuensi / a posteriori Subyektif (hanya boleh digunakan apabila kedua cara diatas tak dapat dihitung)
EKO EFENDI
9
3/28/2012
Aksioma Peluang Aksioma merupakan bukti diri yang secara umum telah diterima kebenarannya. Terdapat tiga aksioma dasar dalam semua penghitungan peluang yang akan disarikan disini yang berhubungan dengan ruang contoh S dan kejadian A dan B. Notasi untuk menyatakan peluang digunakan P( ). 1. 2. 3.
EKO EFENDI
Ketidaknegatifan. Setiap kejadian memiliki peluang yang tidak negatif. P(A) 0. Kepastian. Peluang ruang contoh adalah 1. P(S) = 1. Gabungan. Peluang gabungan dari dua kejadian yang saling lepas adalah jumlah peluang dari tiap kejadian. P(AB) = P(A)+P(B) jika AB=.
10
3/28/2012
5
3/28/2012
Penentuan Peluang: Metode Klasik / a priori
Metode Klasik atau A Priori. Jika diketahui bahwa kejadian A dapat muncul dalam m cara dan total seluruh kemungkinan kejadian adalah n, maka peluang sebenarnya kejadian A dinotasikan dengan P( A)
banyaknya cara A m total semua cara n
Bisa ditentukan tanpa harus melakukan percobaan atau menggunakan catatan masa lalu
EKO EFENDI
11
3/28/2012
Penentuan Peluang: Metode Frekuensi / a posteriori • Metode Frekuensi atau A Posteriori. Jika kejadian serupa A mun cul m kali dalam total percobaan n, maka peluang pengamata n A dapat dinyatakan dengan
P( A)
banyaknya A muncul m total percobaan n
Ditentukan dengan melakukan percobaan atau menggunakan catatan masa lalu EKO EFENDI
12
3/28/2012
6
3/28/2012
Beberapa Peluang Peubah Diskrit Nama Peubah Diskrit
Notasi dan Parameter
X
P(X=x) dan x dimana P(X=x) terdefinisi
2X
Seragam
X ~ SD(N)
1/N x=1,2,3,…,N
(N+1)/2
(N2-1)/ 12
Bernouli
X ~ Bin(1,p) 0
pxq1-x x=0,1
P
Pq
Binomial
X ~ Bin(n,p) 0
x=0,1,2,…,n
Np
Npq
Geometrik
X ~ Geo(p) 0
pqx-1 x=1,2,…
1/p
q/p2
Negatif Binomial
X ~ NB(r,p) 0
x=r,r+1,r+2,…
r/p
rq/p2
Hipergeometrik
X ~ Hyp(n,M,N) n=1,2,…,N M=0,1,2,…,N
x=0,1,2,…,n
NM/N
n(M/N)(1-M/N) *((N-n)/(N-1))
Poisson
X ~ Poi() >0
x=0,1,2,…
EKO EFENDI
13
3/28/2012
Beberapa Peluang Peubah Kontinu Nama Peubah Kontinu
Notasi dan Parameter
Seragam
X ~ SK(a,b) a
Normal
X ~ N(,2) 2 > 0
Gamma
X ~ Gam(,) 0< 0<
Eksponensial
X
fX(x) dan x dimana fungsi terdefinisi*
(a+b)/2
(b-a)2/12
0<x
2
X ~ Exp() 0<
0<x
2
Eksponensial 2-Parameter
X ~ Exp(,)
< x
+
2
Eksponensial Ganda
X ~ EG(,)
22
Weibul
X ~ Wei(,)
0<x
(1+1/ )
2[(1+2/)2(1+1/)]
Pareto
X ~ Par(,)
0<x
/(-1) >1
(2) / ((-2)(-1)2) >2
Beta
X ~ Beta(a,b) 0
0<x<1
EKO EFENDI
1/(b-a) a<x
2X
14
3/28/2012
7
3/28/2012
Beberapa aturan peluang
EKO EFENDI
Nilai peluang adalah antara 0 dan 1 0≤P≤1 P(E) = 0 → peristiwa E pasti tidak terjadi P(E) = 1 → peristiwa E pasti terjadi Jika E’ menyatakan bukan peristiwa E P(E’) = 1 – P(E) P(E) + P(E’) = 1
15
3/28/2012
Beberapa hubungan dalam peluang.
1.Jika K buah peristiwa saling eksklusif (E1, E2, … Ek) Peluang terjadinya E1 atau E2 atau …. Ek adalah jumlah peluang masing-masing peristiwa. P(Etot) = P(E1) + P(E2) …… + P(Ek) 2. Peluang terjadinya E1 dan E2 dan … Ek adalah P(Etot) = P(E1) - P(E2) …… P(Ek)
EKO EFENDI
16
3/28/2012
8
3/28/2012
3. Dua peristiwa dikatakan mempunyai hubungan bersyarat jika peristiwa yang satu menjadi syarat peristiwa yang lain.
4. Hubungan inklusif dua peristiwa (A,B) berlaku hubungan atau A atau B atau keduanya terjadi. P(A dan atau B) = P(A) + P(B) – P (A dan B) EKO EFENDI
17
3/28/2012
Kaidah Penjumlahan dalam peluang Dalil 1 : Bila A dan B adalah dua kejadian sembarang maka : P (A U B) = P(A) + P(B) – P(A Π B). Bila A dan B saling eksklusif P (A U B) = P(A) + P(B) Umumnya Bila A1, A2, A3, …. Saling eksklusif maka P(A1 U A2 U A3 U … U Ak) = P(A1) + P(A2) + … + P(Ak). EKO EFENDI
18
3/28/2012
9
3/28/2012
Dalil 2 : Bila A dan A’ adalah dua kejadian yang satu merupakan komplemen lainnya maka P(A) + P(A’) = 1
EKO EFENDI
19
3/28/2012
Contoh : 1. Peluang seorang mahasiswa lulus matematika adalah 2/3 dan peluang ia lulus statistik dasar adalah 4/9. Bila peluang lulus sekurang-kurangnya satu mata kuliah adalah 4/5, berapa peluang ia lulus kedua mata kuliah tersebut ? Jawab : M = lulus matematika D = lulus statistik dasar M U D = lulus matematika atau statistik dasar (minimal satu) M Π D = lulus kedua mata kuliah Jadi berdasarkan dalil 1 : P(MΠ D ) = P(M) + P(D) – P(M U D)
EKO EFENDI
20
3/28/2012
10
3/28/2012
PELUANG BERSYARAT
Contoh : Perhatikan eksperimen pelemparan dadu B = kejadian munculnya bilangan kuadrat murni A = bilangan yang muncul lebih dari 3 EKO EFENDI
21
3/28/2012
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} Jika dadu dibuat sedemikian hingga peluang muncul bilangan genap dua kali lebih besar dari bilangan ganjil P(1) = 1/9 P(2) = 2/9 P(3) = 1/9 P(4) = 2/9 P(5) = 1/9 P(6) = 2/9 P(A) = 5/9 P(A Π B) = 2/9 EKO EFENDI
22
3/28/2012
11
3/28/2012
EKO EFENDI
23
3/28/2012
Kejadian Bebas Jika A adalah suatu kejadian, maka adanya keterangan tentang suatu kejadian lain, misal kejadian B, dapat memperkecil atau memperbesar atau tidak mengubah besarnya peluang kejadian A. Jika besarnya peluang kejadian A tidak berubah karena adanya keterangan bahwa kejadian B telah terjadi, maka A dan B adalah dua kejadian yang saling bebas
EKO EFENDI
24
3/28/2012
12
3/28/2012
Definisi Kejadian Saling Bebas : Kejadian A dan B disebut dua kejadian yang saling bebas jika dan hanya jika P(A ∩ B) = P(A) P(B) Example: A ball is drawn at random from a box containing 6 red balls, 4 white balls, and 5 blue balls. Determine the probability that the ball drawn is (a) red, (b) white, (c) blue, (d) not red, and (e) red or white.
EKO EFENDI
25
3/28/2012
EKO EFENDI
26
3/28/2012
13
3/28/2012
Three balls are drawn successively from the box of above. Find the probability that they are drawn in the order red, white, and blue if each ball is (a) replaced and (b)not replaced.
EKO EFENDI
27
3/28/2012
Jika kejadian A dan B bebas, maka kejadian bersyaratnya tidak merubah nilai peluang
EKO EFENDI
28
3/28/2012
14
3/28/2012
KAIDAH PENGGANDAAN a). Bila dalam suatu percobaan kejadian A dan B keduanya dapat terjadi sekaligus maka P(A I B) = P(A) . P(BΠA)
b). Bila dua kejadian saling bebas maka P(A I B) = P(A) . P(B) secara umum;
EKO EFENDI
29
3/28/2012
Contoh : Sebuah uang logam tak seimbang sehingga peluang muncul sisi gambar dua kali lebih besar dari sisi angka. Bila uang itu dilemparkan 3 kali, berapa peluang mendapatkan dua sisi angka dan satu sisi gambar ? B = kejadian mendapat dua sisi angka & satu sisi gambar. = {AAG, AGA, GAA}
EKO EFENDI
30
3/28/2012
15
3/28/2012
Latihan : 1. Populasi sarjana dalam suatu kota dikategorikan menurut jenis kelamin dan status pekerjaan.
Berapa peluang seorang laki-laki yang telah bekerja untuk menjadi duta dalam pertemuan nasional ? 2. Peluang seorang dokter mendiagnosis penyakit secara benar adalah 0,7. Bila diketahui dokter tersebut salah mendiagnosis, pasien akan menuntut ke pengadilan adalah 0,9. Berapa peluang dokter salah mendiagnosis dan pasien menuntut ke pengadilan ?
EKO EFENDI
31
3/28/2012
Jawaban 1. M = yang terpilih laki-laki E = yang terpilih telah bekerja
EKO EFENDI
32
3/28/2012
16
3/28/2012
2. A = Diagnosis benar B = Diagnosis salah C = Pasien menuntut kepengadilan
Maka
EKO EFENDI
33
3/28/2012
KAIDAH BAYES Lihat kembali soal latihan no 1. Jika ada tambahan informasi bahwa 36 orang yang bekerja menjadi anggota Rotary Club dan 12 orang yang menganggur menjadi anggota Rotary Club. Berapa peluang kejadian A = yang terpilih menjadi duta adalah anggota Rotary Club.
EKO EFENDI
34
3/28/2012
17
3/28/2012
EKO EFENDI
35
3/28/2012
36
3/28/2012
Jadi
EKO EFENDI
18
3/28/2012
Dalam diagram pohon dapat digambarkan sebagai berikut :
Generalisasi dari kasus diatas dinyatakan dalam kaidah eliminasi atau dalil peluang total berikut : “ Bila kejadian-kejadian B1, B2, … ≠ 0 untuk I = 1, 2, … k, maka untuk sembarang kejadian A yang merupakan himpunan bagian S berlaku :
EKO EFENDI
37
3/28/2012
Contoh : Tiga mahasiswa telah dicalonkan menjadi ketua HMJ. Peluang Adam, Brown dan Cony terpilih masing-masing 0,3; 0,5 ; 0,2. Seandainya Adam terpilih peluang kas himpunan bertambah adalah 0,8. Jika Brown atau Cony terpilih, peluang tambahnya kas adalah 0,1 dan 0,4. Berapa peluang kas HMJ bertambah ? Jawab : A = kas HMJ bertambah B1 = Adam terpilih B2 = Brown terpilih B3 = Cony terpilih EKO EFENDI
38
3/28/2012
19
3/28/2012
Dengan menerapkan kaidah eliminasi
Kaidah Bayes “ Jika kejadian-kejadian B1, B2, B3, … Bk merupakan sekatan dari ruang contoh S dengan P(Bi) ≠ 0 untuk i = 1, 2, 3,… ,k maka untuk sembarang kejadian A yang bersifat P(A) ≠ 0
EKO EFENDI
39
3/28/2012
Contoh : Dari contoh kaidah eliminasi, jika ternyata sebelum pemilikan kas HMJ sudah bertambah, berapa peluang Cony terpilih menjadi ketua HMJ ? Jawab : Dengan menggunakan kaidah Bayes
EKO EFENDI
40
3/28/2012
20