perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN, TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN DAN STATUS BEKERJA IBU DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF 6 (ENAM) BULAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Kesehatan Ibu dan Anak
Oleh: Warsini S021308092
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Biodata
a. Nama
: Warsini
b. Tempat,
: Boyolali, 13 Juli 1980
Tanggal lahir c. Profesi
: Pengajar
d. Alamat Kantor
: Akper Panti Kosala Surakarta Jl. Raya Solo-Baki KM 4 Gedangan Grogol Solo Baru Sukoharjo
Telp.
: (0271)621313
e. Alamat Rumah
f.
: Jetis RT 02 RW 02 Gentan, Baki, Sukoharjo
Telp.
: 081567644468
e-mail
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan di Perguruan Tinggi : Institusi
Bidang Ilmu
Tahun
Gelar
D IV Kebidanan UNS Surakarta
Kebidanan
2008
SST
g. Daftar Karya Ilmiah Judul
Forum Ilmiah
Tahun
Hubungan antara Faktor Usia Berisiko Tinggi
Skripsi FK UNS
2009
untuk Melahirkan dengan Kejadian BBLR di RS Dr. Oen Solo Baru
Surakarta, Juli 2015
Warsini
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Warsini. 2015. HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN, TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN DAN STATUS BEKERJA IBU DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF 6 (ENAM) BULAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO. TESIS. Pembimbing I : Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si, II : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta ABSTRAK
Latar belakang: Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia belum optimal yaitu 42 %. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan. Subjek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif observasional analitik dengan desain crossectional. Besar sampel 100 ibu menyusui dengan bayi usia 6-12 bulan. Pengambilan sampel random sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Penelitian dilaksanakan pada Januari-Agustus 2015. Analisis data menggunakan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur ibu rata-rata 20-35 tahun (80%), tingkat pendidikan rata-rata SMA (49%), pekerjaan ibu rata-rata sebagai Ibu Rumah Tangga (61%), jenis persalinan rata-rata pervaginam (70%), tingkat pendapatan keluarga rata-rata di atas Rp. 1.132.000,00 (di atas UMR Kabupaten Sukoharjo), dan tingkat keberhasilan memberikan ASI Eksklusif sebesar 56%. Statistikal menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara jenis persalinan dan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 3.97; CI 95% 1.39 hingga 11.33; p = 0.010), terdapat hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak signifikan antara tingkat pendidikan dan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 2.60; CI 95% 0.88 hingga 7.52; p = 0.085), tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 1.01; CI 95% 0,38 hingga 2.65; p = 0.989) dan terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 0.12; CI 95% 0.04 hingga 0.35; p < 0.001). Kesimpulan: terdapat hubungan bermakna antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif namun tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan keberhasilan ASI Eksklusif.
Kata Kunci : jenis persalinan, pendidikan, pendapatan, ibu bekerja dan ASI Eksklusif
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Warsini. 2015. THE CORRELATION BETWEEN THE KINDS OF GIVING BIRTH, LEVEL OF EDUCATION, LEVEL OF INCOME AND WORK STATUS OF THE MOTHER WITH THE SUCCESS OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING 6 (SIX) MONTHS IN BAKI DISTRICT OF SUKOHARJO REGENCY. Supervisor I : Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si, II : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., Faculty of Public Health Science. Postgraduate Program. Sebelas Maret University, Surakarta. ABSTRACT
Background : The Demography and Health Survey Indonesia (SDKI) 2012 result showed that the range of giving exclusive breastfeeding in Indonesia was not in an optimal that was 42 %. This research conducted to analyzed the correlation between the kinds of giving birth, level of education, level of income and work status of the mother with the success of exclusive breastfeeding 6 (six) months. Subjects and Methods : The kind of research was quantitative observational analytic research with cross sectional research. The amount of sample was 100 mothers which gave suck and baby which age 6-12 years old. That sample was taken by random sampling method. The collected data was use questioner method. Research conducted in January – August 2015. The data analized by multiple logistic regressions. Results : The average of mother age 20-35 years old (80%), low education level the mean of senior high school (49%), work status of the mother the mean of housewife (61%), kinds of giving birth the mean of paravaginal (70%), the income level at means over Rp. 1.132.000,00 (over than UMR Sukoharjo Regency), success rate of giving exclusive breastfeeding amounted 56%. Statistic showed that any positive correlation and as significant statistic between the kinds of giving birth and the success of exclusive breastfeeding (OR = 3.97; CI 95% 1.39 to 11.33; p = 0.010), contained of positive correlation however as statistic insignificant between level of education and the success of exclusive breastfeeding (OR = 2.60; CI 95% 0.88 to 7.52; p = 0.085), not any correlation contained between level of income and the success of exclusive breastfeeding (OR = 1.01; CI 95% 0,38 to 2.65; p = 0.989) and obtain negative correlation and as significant statistic between work status of the mother with the success of exclusive breastfeeding (OR = 0.12; CI 95% 0.04 to 0.35; p < 0.001). Conclusion : There was meaning correlation between the kinds of giving birth, level of education and work status of the mother with the success of exclusive breastfeeding 6 (six) months, not any correlation between level of income with the success of exclusive breastfeeding 6 (six) months. Key words: kinds of giving birth, education, income, working mothers and exclusive breastfeeding
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul : “Hubungan antara Jenis Persalinan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Status Bekerja Ibu dengan Keberhasilan ASI Eksklusif 6 (Enam) Bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo” Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan masyarakat. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna tercapainya maksud dan tujuan penulis. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mendapat bantuan baik material maupun moril dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., M.Sc., Ph.D selaku Kepala Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4. Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah senantiasa meluangkan waktu serta memberikan bimbingan kepada penulis selama menyusun Tesis ini. 5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah senantiasa meluangkan waktu serta memberikan bimbingan kepada penulis selama menyusun Tesis ini.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Teman seperjuangan mahasiswa pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan dorongan dan semangat atas kebersamaan baik dalam suka maupun duka selama menempuh pendidikan. 7. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian penulisan penelitian ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan dari semua pihak diterima Allah SWT dan mendapat imbalan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman serta waktu, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik ke arah perbaikan dari pembaca. Akhirnya penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta,
Juli 2015
Penulis
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI ...... BIODATA ...................................................................................................... ABSTRAK ....................................................................................................... ABSTRACT .................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
i ii iv v vi vii viii x xii xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................... C. Tujuan Penelitian .................................................................................... D. Manfaat Penelitian ..................................................................................
1 4 4 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 1. Persalinan ............................................................................................ 2. Pendidikan ........................................................................................... 3. Pendapatan .......................................................................................... 4. Ibu bekerja........................................................................................... 5. Keberhasilan ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif ........................................ B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... C. Kerangka Pikir ........................................................................................ D. Hipotesis .................................................................................................
6 8 11 14 15 18 23 25 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian ................................................................................... B. Waktu Penelitian ..................................................................................... C. Tata Laksana Penelitian .......................................................................... 1. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 2. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 4. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 5. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................
27 27 27 28 28 28 29 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ....................................................................................... B. Pembahasan ............................................................................................ C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... commit to user x
33 40 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................ B. Implikasi .................................................................................................. C. Saran .......................................................................................................
50 50 51
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... LAMPIRAN ...................................................................................................
53 56
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Definisi Operasional .................................................................
29
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur .................................................................
33
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan.........................................................
33
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pekerjaan...........................................................
34
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Berat Badan Lahir Anak .........................................................................................
34
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Ibu Saat Bayi Dilahirkan .......
35
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Jenis Persalinan ................................................. 35
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan ........................................... 36
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan ..........................................
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Status Bekerja Ibu ............................................. 37
36
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Keberhasilan ASI Eksklusif .............................. 37 Tabel 4.11 Hasil Analisis Chi-Square Hubungan antara Jenis Persalinan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Status Bekerja Ibu dengan Keberhasilan ASI Eksklusif ................................................... 38 Tabel 4.12 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda antara Jenis Persalinan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Status Bekerja Ibu dengan Keberhasilan ASI Eksklusif ............................... 40
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner ......................................................................................
54
Lampiran 2
Hasil Penelitian .............................................................................
56
Lampiran 3
Master Tabel .................................................................................. 63
Lampiran 4
Hasil Analisis SPSS ......................................................................
66
Lampiran 5
Perhitungan Distribusi Frekuensi ..................................................
74
Lampiran 6
Surat Permohonan Menjadi Responden ........................................
76
Lampiran 7
Lembar Persetujuan Menjadi Responden ...................................... 77
Lampiran 8
Surat Keterangan Permohonan Studi Pendahuluan Kepada Dinas Kesehatan Sukoharjo dari Universitas Sebelas Maret ................... 78
Lampiran 9
Surat Ijin Pra Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sukoharjo .................................................... 79
Lampiran 10 Surat Ijin Pra Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo ......................................................................................
80
Lampiran 11 Surat Keterangan Permohonan Penelitian Kepada Dinas Kesehatan Sukoharjo dari Universitas Sebelas Maret ................... 81 Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sukoharjo .................................................... 82
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.......................................................................................
83
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Tesis................................................................ 84
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menyusui merupakan proses fisiologis sehingga pada dasarnya semua ibu setelah melahirkan mampu menyusui dan memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayi yang dilahirkannya. ASI merupakan makanan yang sempurna pada tahap awal kehidupan sehingga idealnya bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman apapun pada tahap awal kelahirannya selama 6 bulan atau yang disebut dengan ASI eksklusif (Roesli, 2005). Pemberian ASI eksklusif sangat bermanfaat bagi bayi. Fungsinya untuk memenuhi kebutuhan gizi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. ASI mengandung zat-zat gizi yang seimbang dan sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Karena itu ASI merupakan makanan bayi yang ideal sehingga amat dianjurkan setiap ibu hanya memberikan ASI saja (ekslusif) sampai bayi berumur 6 bulan (Rosita, 2008). Mengingat pentingnya pemberian ASI ini maka beberapa organisasi seperti organisasi kesehatan dunia yaitu WHO (World Health Organization) dan UNICEF (United Nations International Children’s Emergency Fund), juga merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan menganjurkan untuk tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih. Pada tahun 2003 Indonesia juga merubah rekomendasi pemberian ASI dari 4 (empat) bulan menjadi 6 (enam) bulan (Kementerian Kesehatan RI, 2014). WHO (2004) telah mengkaji berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa pemberian ASI selama 6 bulan adalah jangka waktu yang paling optimal untuk pemberian ASI ekslusif. Hal ini didasarkan pada bukti ilmiah bahwa ASI ekslusif mencukupi kebutuhan gizi bayi dan pertumbuhan bayi lebih baik. Di Indonesia setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan pemberian ASI eksklusif (Haryono dan Setianingsih, 2014). Cakupan pemberian ASI eksklusif di dunia belum optimal. Menurut Khanal, et al, (2013), pemberian ASI eksklusif commit cenderung fluktuatif karena banyak faktor yang to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
mempengaruhi dan berbeda antar wilayah. Cakupan pemberian ASI di Indonesia pada bayi 0-6 bulan juga cenderung fluktuatif. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan di Indonesia sebesar 32 % dan menunjukkan kenaikan bermakna menjadi 42 % pada tahun 2012. Menurut Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 cakupan pemberian ASI eksklusif di Jawa Tengah sebesar 1.348.532 dari 2.483.485 lebih rendah dari angka yang ditargetkan yaitu sebesar 75 %. Salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang sedang menggalakkan pemberian ASI eksklusif ini adalah Kabupaten Sukoharjo, yaitu dengan kampanye dan sosialisasi Gerakan Masyarakat ASI Eksklusif (GEMAS ASIEK). Dari survei pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, diketahui bahwa belum semua balita (Bawah Lima Tahun) memperoleh ASI eksklusif dari ibunya. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Sukoharjo sampai bulan Agustus tahun 2014 sebesar 3842 dari 7020 sasaran yang ada. Cakupan ini lebih tinggi dari tahun 2012 yaitu sebesar 48,30%, tetapi lebih rendah dari angka Propinsi Jawa Tengah. Cakupan terendah di Kabupaten Sukoharjo adalah Kecamatan Baki. Menurut Bagian Gizi di Puskesmas Baki, cakupan pemberian ASI eksklusif sampai bulan November 2014 adalah sebesar 41,6% yaitu 233 dari 562 sasaran yang ada. Pemberian ASI yang belum optimal ini sangat disayangkan mengingat ASI tidak akan terkontaminasi dan mengandung nutrisi ideal yang menjamin status gizi baik. Di Indonesia cakupan pemberian ASI yang belum optimal ini seiring dengan masih tingginya kejadian kurang gizi yang seharusnya dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif. Selain kandungan nutrisi ASI juga mengandung zat kekebalan sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak daripada susu matur sehingga pemberian ASI ini direkomendasikan untuk diberikan tanpa tambahan makanan pendamping pada 6 bulan pertama kelahiran. Beberapa penelitian epidemiologis juga menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari infeksi seperti diare, otitis media, infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. (Kemenkes, 2014) Berbagai penelitian tentang ASI eksklusif telah dilakukan. Menurut Aryeeteey dan Goh (2013) mengatakan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan tidak mengganggu pola makan pada usia bayi toselanjutnya. Hasil penelitian ini juga commit user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
diperkuat oleh penelitian Saputri dan Syauqy (2013), dengan hasil yaitu pemberian ASI yang tidak eksklusif akan berisiko 4,2 kali untuk terjadi obesitas pada anak. Menurut McNeil et al. (2013), pemberian ASI eksklusif merupakan praktik pemberian makan yang optimal bila dibandingkan dengan pemberian makan selain ASI yang justru menimbulkan risiko pada bayi. Penelitian lain di Indonesia menurut Ermianty et al. (2013), banyak faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, antara lain pengetahuan dan perilaku atau sikap ibu. Selain faktor tersebut jenis persalinan juga ikut menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Menurut penelitian Wulandari dan Dewanti (2012), keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada pasien yang melahirkan secara normal pervagina lebih tinggi daripada melahirkan secara operasi sesar. Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukoharjo yaitu pada tahun 2011 berjumlah 851.157 jiwa. Dari total jumlah penduduk tersebut 429.381 diantaranya adalah perempuan, dimana 242.395 diantaranya berkeluarga. Dari jumlah perempuan tersebut 237.844 jiwa adalah Wanita Usia Subur. Berdasarkan survei pendahuluan, beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Baki antara lain jenis persalinan, pendidikan dan pekerjaan ibu, serta pendapatan keluarga. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo jumlah persalinan setiap tahun di Kabupaten Sukoharjo cukup banyak, baik secara spontan pervagina maupun lewat operasi sesar. Sampai bulan November tahun 2014 total persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Sukoharjo mencapai 11.919. Dilihat dari latar belakang tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk di Kabupaten Sukoharjo didapatkan data sebanyak 15 % penduduk usia kerja tidak pernah sekolah atau tidak tamat Sekolah Dasar, 19 % tamat SD, tamat SMP sebanyak 25 % dan SLTA sebanyak 28 %. Penduduk usia kerja dengan pendidikan di atas SLTA hanya sebesar 12 %. Menurut BPS tahun 2013, jumlah pekerja perempuan juga semakin meningkat di berbagai jenis pekerjaan, yaitu 60,41% (43.704 dari 72.345) di tahun 2012 menjadi 58,98% (44.096 dari 74.765) pada tahun 2013. Ditinjau dari tingkat pendapatan penduduk di Kabupaten Sukoharjo diketahui bahwa masih ada sebagian penduduk yang belum mempunyai pendapatan layak dan termasuk kategori keluarga commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
miskin. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2014, persentase penduduk miskin di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2013 masih mencapai 9,87 %, yaitu sebanyak 84.054 jiwa. Dari uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo”.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis karakteristik ibu menyusui di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo b. Menganalisis hubungan antara jenis persalinan dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. c. Menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. d. Menganalisis
hubungan
antara
tingkat
pendapatan
keluarga
dengan
keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. e. Menganalisis hubungan antara status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan commit toBaki userKabupaten Sukoharjo.
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Menganalisis hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu secara bersama-sama dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empiris tentang adanya hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Untuk menjadi informasi tentang adanya hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kabupaten Sukoharjo sehingga dalam penyusunan kebijakan ASI Eksklusif sebagai ketahanan pangan bayi dan Kebijakan Inisiasi Menyusu Dini dapat mencapai sasaran. b. Puskesmas Untuk menjadi informasi tentang adanya hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kabupaten Sukoharjo sehingga dapat memilih dan merencanakan pendekatan yang optimal dalam rangka memberikan motivasi pada warga khususnya di wilayah kerjanya agar memberikan ASI Eksklusif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan. Perilaku dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu: aspek fisik, psikis dan sosial. Salah satu teori yang menjelaskan tentang terbentuknya perilaku adalah teori “PrecedeProcede” yang dikembangkan oleh Green (1991). Menurut teori ini kesehatan pada dasarnya dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: faktor perilaku dan non perilaku. Selanjutnya perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yang dirangkum dalam akronim PRECEDE (Predisposing, Enabling, Reinforcing Counstructs in Educational /Ecological, Diagnosis, Evaluation) yang merupakan diagnosis masalah, PROCEDE
(Policy, Regulatory, Organizational, Counstructs in Educational, Environmental, Development). Berdasarkan teori perilaku menurut Green dan Kreuter (2005), ada 3
faktor utama yang mempengaruhi perilaku, yaitu : 1. Faktor pendorong (predisposing factors) Adalah faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain : pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. 2. Faktor pemungkin (enabling factors) Merupakan faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin adalah sarana dan pra sarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, contohnya puskesmas, posyandu, rumah sakit, dan sebagainya. 3. Faktor penguat (reinforcing factors) Merupakan faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
Berdasarkan teori tersebut maka menurut Haryono dan Setianingsih (2014) mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif yaitu :
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
7 digilib.uns.ac.id
1. Faktor pemudah (predisposing factors) a. Pendidikan Pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, untuk mecari pengalaman dan untuk mengorganisasikan pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki akan membentuk suatu keyakinan untuk melakukan perilaku tertentu. Pendidikan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah menerima suatu ide baru dibanding dengan ibu yang berpendidikan rendah. b. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan dan diingat. Informasi tersebut bisa berasal dari pendidikan formal maupun non formal, percakapan, membaca, mendengarkan radio, menonton televisi dan pengalaman hidup. c. Nilai-nilai dan adat budaya Adat budaya akan mempengaruhi ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif karena sudah menjadi budaya dalam keluarganya. Salah satu adat budaya yang masih banyak dilakukan di masyarakat yaitu adaya selapanan, dimana bayi diberi sesuap bubur dengan alasan untuk melatih alat pencernaan bayi. Padahal hal ini tidak benar, namun tetap dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi adat budaya dalam keluarganya. 2. Faktor pendukung (enabling factors) a. Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga adalah penghasilan yang diperoleh suami dan istri dari berbagai kegiatan ekonomi sehari-hari, misalnya gaji. ASI memiliki kualitas hanya jika ibu mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi baik. Keluarga yang memiliki cukup pangan memungkinkan ibu untuk memberi ASI eksklusif lebih tinggi dibanding keluarga yang tidak memiliki cukup pangan. b. Ketersediaan waktu Ketersediaan waktu ibu untuk menyusui secara eksklusif berkaitan erat dengan status pekerjaan. Banyak ibu yang tak memberikan ASI karena berbagai alasan, diantaranya karena harus kembali bekerja setelah cuti melahirkannya selesai. commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Kesehatan ibu Kondisi kesehatan ibu mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam keberlangsungan proses menyusui. Ibu yang mempunyai penyakit menular (misalnya HIV/AIDS, TBC, Hepatitis B) atau penyakit pada payudara (misalnya kanker
payudara, kelainan putting susu) sehingga tidak boleh
ataupun tidak bisa menyusui bayinya. 3. Faktor pendorong (reinforcing factors) a. Dukungan keluarga Dukungan dari lingkungan keluarga termasuk suami, orang tua atau saudara lainnya sangat menentukan keberhasilan menyusui. Karena pengaruh keluarga berdampak pada kondisi emosi ibu sehingga secara tidak langsung mempengaruhi produksi ASI. b. Dukungan petugas kesehatan Petugas kesehatan yang professional bisa menjadi faktor pendukung ibu dalam memberikan ASI. Dukungan tenaga kesehatan kaitannya dengan nasehat kepada ibu untuk memberikan ASI pada bayinya menentukan keberlanjutan ibu dalam pemberian ASI. Variabel independen dalam penelitian ini adalah: 1. Persalinan a. Pengertian Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney et al, 2008). Menurut Liu (2007), melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis. Wajar bila ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka pertimbangkan paling tepat. Menurut Prawirohardjo dalam Marmi (2012), persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
b. Jenis persalinan 1) Persalinan spontan Menurut Prawirohardjo dalam Marmi (2012), persalinan spontan dikatakan spontan jika persalinan berlangsung dengan kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir. Menurut Mochtar dalam Marmi (2012), persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alatalat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Pada persalinan normal setelah bayi lahir, dalam waktu 30 menit bayi harus segera disusukan. Saat ini bayi berada dalam keadaan bangun, dan reflek hisapnya sudah timbul. (PERINASIA, 2004) 2) Persalinan buatan Menurut Prawirohardjo dalam Marmi (2012), persalinan buatan adalah proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi seksio sesaria. Ibu yang mengalami bedah sesar dengan pembiusan umum tidak segera dapat menyusui bayinya, karena ibu belum sadar akibat pembiusan. Apabila keadaan ibu mulai membaik (sadar) penyusuan dini dapat segera dimulai dengan bantuan tenaga perawat. (PERINASIA, 2004) 3) Persalinan anjuran Menurut Prawirohardjo dalam Marmi (2012), persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitosin dan prostaglandin. c. Faktor-faktor penting dalam persalinan Menurut Marmi (2012) faktor-faktor penting dalam persalinan ada 5, yaitu : 1) Passenger Faktor passenger terdiri dari 3 komponen, yaitu : a) Janin Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor yaitu ukuran kepala janin, ukuran badan lain, presentasi, letak janin, commit sikap janin, dan posisi janin. to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
b) Air ketuban Waktu persalinan air ketuban membuka serviks dengan mendorong selaput janin kedalam ostium uteri, bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban. Fungsi cairan ini sangat penting untuk melindungi pertumbuhan dan perkembangan janin. c) Plasenta Plasenta adalah bagian dari kehamilan yang penting. Dimana plasenta memiliki peranan berupa transport zat dari ibu ke janin, penghasil hormon yang berguna saat kehamilan, serta sebagai barier. Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan normal. 2) Passage Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu: bagian tulang padat, dasar panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Oleh Karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. 3) Power (kekuatan) Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerja sama yang baik dan sempurna. His (kontraksi) adalah serangkaian kontraksi rahim yang teratur, yang secara bertahap akan mendorong janin melaui serviks (rahim bagian bawah) dan vagina (jalan lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu. Kontraksi menyebabkan serviks membuka secara bertahap, menipis dan tertarik sampai hampir menyatu dengan rahim 4) Psikis Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau memproduksi anaknya. commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Penolong Para penolong adalah memantau dengan seksama dan memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu baik dari segi emosi atau perasaan maupun fisik d. Mobilisasi dini ibu post partum Menurut Saleha (2009) ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijakan agar secepat mungkin membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum. Keuntungan early ambulation yaitu : 1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. 2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik. 3) early ambulation memungkinkan kita mengerjakan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit. 4) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis). Menurut penelitian-penelitian yang seksama, early ambulation tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri. Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya. Penambahan kegiatan early ambulation harus berangsur-angsur, jadi bukan maksudnya ibu segera setelah bangun dibenarkan mencuci, memasak, dan sebagainya (Saleha, 2009). 2. Pendidikan a. Pengertian Menurut Malik (2013), terdapat banyak pendapat para pakar pendidikan yang mendefinisikan arti pendidikan. Ki Hajar Dewantara (1889-1959) mengatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect), dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berbeda dengan Edgar Dalle yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintahan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peseta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. Sementara John Stuart Mill (filsuf Inggris, 1806-1873) mengemukakan bahwa pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan. Dari beberapa pengertian pakar pendidikan di atas kita dapat menarik benang merah bahwa pendidikan terkait dengan daya dalam proses pembentukan
budi
pekerti,
pikiran,
dan
jasmani
menuju
tingkat
kesempurnaan. Pendidikan terkait pula dengan proses pematangan intelektual, emosional, dan kemanusiaan yang dilakukan secara terus-menerus. Dengan demikian pendidikan diusahakan secara sadar melalui proses bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan adalah pengaruh, usaha, dan bantuan yang diberikan kepada anak didik agar mereka cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya. Hal itu dapat dilakukan dengan membantu perkembangan kualitas diri menuju tingkat kesempurnaan. Dengan kata lain, pendidikan adalah proses memberikan pengaruh pada kebiasaan tingkah laku, pikiran, dan perasaan peserta didik. b. Jenjang Pendidikan Formal Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 14 menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 1) Pendidikan Dasar Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 17 ayat 1 dan 2 menyebutkan bahwa pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang commitdasar to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. 2) Pendidikan Menengah Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 18 ayat 1, 2 dan 3 menyebutkan bahwa pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. 3) Pendidikan Tinggi Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 19 (1) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. (2) Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Pasal 20 (1) Perguruan tinggi dapat
berbentuk
akademi,
politeknik,
sekolah
tinggi,
institut,
atauuniversitas. (2) Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. (3) Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi. Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ASI eksklusif diantaranya adalah pendidikan, pengetahuan, nilai adat, pendapatan keluarga dan sebagainya. Salah satu faktor tersebut adalah pendidikan. Pendidikan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah menerima suatu ide baru dibanding dengan ibu yang berpendidikan rendah. Sehingga promosi dan informasi mengenai ASI eksklusif dengan mudah dapat diterima dan dilaksanakan. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI dalam 6 bulan setelah melahirkan di pedesaan Vietnam commit to usermenunjukkan bahwa ibu dengan
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendidikan SMP atau yang lebih tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah (Haryono dan Setianingsih, 2014). 3. Pendapatan a. Pengertian Menurut Haryono dan Setianingsih (2014) pendapatan keluarga adalah penghasilan yang diperoleh suami dan istri dari berbagai kegiatan ekonomi sehari-hari, misalnya gaji. Dengan gaji yang didapatkan maka keluarga dapat memenuhi kebutuhan mereka. Semakin tinggi gaji yang didapatkan semakin mudah untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan sehingga kebutuhan terpenuhi. b. Faktor yang mempengaruhi pendapatan keluarga Menurut Prishardoyo et al. (2005), faktor yang mempengaruhi adalah : 1) Jumlah pendapatan keluarga Besar kecilnya pendapatan keluarga akan mempengaruhi besar kecilnya konsumsi rumah tangga keluarga. Keluarga yang mempunyai pendapatan besar cenderung mempunyai konsumsi yang lebih besar dari pada keluarga yang memiliki pendapatan relatif kecil. Dengan pendapatan yang besar bisa menyediakan semua kebutuhan rumah tangga seperti sandang, pangan, dan papan yang baik. 2) Jumlah dan usia anggota keluarga Besar kecilnya jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi besar kecilnya konsumsi yang dibutuhkan oleh keluarga. Misalnya keluarga yang belum mempunyai anak tentu saja tidak mengeluarkan biaya pendidikan sekolah dan juga sebaliknya. 3) Tingkat harga barang dan jasa Tingkat harga suatu barang menentukan jumlah konsumsi yang dibutuhkan oleh rumah tangga keluarga. Barang yang mahal akan memperbesar pengeluaran keluarga. 4) Status sosial dan ekonomi Status sosial dan ekonomi berpengaruh terhadap pola konsumsi. Bagi keluarga yang terpandang, kebutuhan belanja barang dan jasa akan terpenuhi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
dengan cara membeli di mall. Hal ini berbeda dengan kebutuhan petani dan orang miskin yang mempunyai status ekonomi yang lebih rendah.
c. Upah Minimum Kabupaten Sukoharjo Menurut BPS Kabupaten Sukoharjo, Upah Minimum Kabupaten (UMK) Sukoharjo pada 2014 ditetapkan sama dengan survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL), yaitu sebesar Rp 1.167.000,00. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan UMK yang diusulkan Bupati kepada Gubernur, yaitu sebesar Rp1.132.000,00. 4. Ibu Bekerja a. Pengertian Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mendapat nafkah. (Setiawan, 2014). Menurut Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) tahun 2001, bekerja adalah melakukan kegiatan/pekerjaan paling sedikit satu jam berturut-turut selama seminggu yang lalu dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan. Dalam hal ini pekerja keluarga yang tidak dibayar termasuk kelompok penduduk yang bekerja. Pada dasarnya setiap individu membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan upah guna mencukupi kebutuhannya. Hal ini juga terjadi pada sebagian ibu yang bekerja, meskipun mereka habis melahirkan dan masih harus menyusui anaknya tetapi harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan selesai. Kondisi ini berbeda dengan ibu rumah tangga yang
hanya
menjalankan pekerjaan rumah, merawat keluarga dan anak-anaknya, memasak, membersihkan rumah dan tidak bekerja di luar rumah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumahtangga dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, atau ibu rumah tangga merupakan seorang istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja di kantor). Seiring dengan meningkatnya jumlah pekerja perempuan, berbagai jenis pekerjaan juga banyak diisi oleh pekerja perempuan. Mereka bekerja sebagai pegawai swasta, pegawai negeri, ataupun wiraswasta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
1) Pegawai swasta Menurut Soedaryono (2000) pegawai adalah seseorang yang melakukan penghidupannya dengan bekerja dalam kesatuan organisasi, baik kesatuan kerja pemerintah maupun kesatuan kerja swasta. Menurut Robbins (2006) pengertian pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau tidak, berdasarkan kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh pemberi kerja. 2) Pegawai Negeri Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 pasal 2 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, menjelaskan Pegawai Negeri terdiri dari: a) Pegawai Negeri Sipil b) Anggota Tentara Nasional Indonesia c) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia 3) Wiraswasta Menurut Soemanto (1993) menyebutkan bahwa wira berarti utama, berani atau perkasa. Swasta terdiri dari “Swa” dan “Sta”. “Swa” berarti sendiri dan “Sta” berarti berdiri. Jika dipadukan Swasta berarti berdiri di atas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri. Dengan demikian wiraswasta adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Ibu dengan status pekerjaan wiraswasta maka akan lebih leluasa untuk mengatur waktu yang dimiliki sehingga lebih fleksibel dalam memgurus anak dan keluarganya. b. Cuti hamil dan melahirkan Cuti melahirkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cuti selama 3 bulan yang diberikan kepada pegawai wanita atau karyawati untuk melahirkan, yang dapat diambil 1 bulan sebelum dan 2 bulan setelah melahirkan. Sedangkan berdasarkan Pasal 82 ayat (1) dan Pasal 84 UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menyebutkan bahwa pekerja/buruh perempuan “karyawan wanita” atau commit (maksudnya, to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karyawati), berhak memperoleh istirahat atau cuti hamil selama 1,5 bulan (dalam arti, satu bulan dan lima belas hari) sebelum saatnya melahirkan anak, dan cuti melahirkan selama 1,5 bulan (satu bulan dan 15 hari) sesudah melahirkan, menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. Kumulatif cuti hamil dan melahirkan tersebut, adalah selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dengan berhak mendapat upah penuh. Sedangkan cuti persalinan pada Pegawai Negeri Sipil juga diatur menurut Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1976 Tentang Cuti, salah satunya adalah cuti bersalin untuk persalinan. Pada
persalinan pertama, kedua, ketiga Pegawai Negeri Sipil wanita berhak atas cuti bersalin, sedang untuk keempat dan seterusnya baginya diberikan cuti di luar tanggungan negara. Lamanya cuti bersalin adalah satu bulan sebelum dan sesudah bersalin dua bulan. c. Pengaruh bekerja pada ibu menyusui Menyusui bayi, itu bukan merupakan suatu pekerjaan akan tetapi cukup menyita banyak waktu ibu. Ketersediaan waktu seorang ibu untuk menyusui secara eksklusif berkaitan erat dengan status pekerjaannya. Banyak ibu yang tak memberi ASI karena berbagai alasan, diantaranya karena harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan selesai, sehingga muncul anggapan bahwa ibu yang kembali bekerja seharusnya tidak memberikan ASI eksklusif. Padahal bagi ibu-ibu yang bekerja, ASI bisa diperah setiap 3 sampai 4 jam sekali untuk disimpan dalam almari pendingin (Haryono dan Setianingsih, 2014). Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat baik secara pertumbuhan maupun psikologis pada usia 6-9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan contohnya : konstipasi dan lain-lain (Haryono dan Setianingsih, 2014). d. Cara memberikan ASI pada ibu bekerja Menurut Maryunani (2013), jika ibu bekerja masih tetap bisa memberikan ASI eksklusif dengan cara: 1)
Berikan ASI sebelum berangkat kerja. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
2) Selama bekerja bayi masih tetap bisa diberi ASI dengan cara memerah ASI sebelum berangkat kerja dan ditampung di gelas yang bersih dan tertutup untuk diberikan kepada bayi di rumah dan setelah pulang bekerja bayi disusui kembali seperti biasa. 5. Keberhasilan ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif a. Pengertian ASI Menurut Maryunani (2013), ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut Haryono dan Setianingsih (2014) ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu yang berguna sebagai makanan utama bagi bayi. Eksklusif adalah terpisah dari yang lain atau disebut khusus. WHO (2004) telah mengkaji berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa pemberian ASI selama 6 bulan adalah jangka waktu yang paling optimal untuk pemberian ASI ekslusif. Peningkatan manfaat ASI didapat jika bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan. Hal ini didasarkan pada bukti ilmiah bahwa ASI ekslusif mencukupi kebutuhan gizi bayi dan pertumbuhan bayi lebih baik. Menurut pengertian lain, ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, dan nasi tim. Pemberian makanan padat yang terlalu dini sangat rentan dan dapat meningkatkan kesakitan pada bayi karena dapat menjadi sarana masuknya bakteri patogen (Yuliarti, 2010). Oleh karena itu kebijakan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia yang dulunya selama 4 bulan ditingkatkan menjadi 6 bulan. Dalam fisiologi laktasi, hormon prolaktin ini memiliki peran penting untuk memproduksi ASI, kadar hormon ini meningkat selama kehamilan. Kerja hormon ini dihambat oleh hormon plasenta. Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar esterogen dan progresteron berangsur-angsur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkannya prolaktin (Saleha, 2009). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
b. Manfaat ASI eksklusif 1) Menurut Maryunani (2013), keunggulan ASI : a) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan b) Mengandung zat kekebalan dan melindungi bayi dari alergi c) Aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar d) Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja e) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi 2) Menurut Depkes RI dalam Haryono dan Setianingsih (2014), manfaat ASI eksklusif bagi bayi, yaitu : a) Aspek gizi yaitu manfaat kolostrum adalah mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai infeksi dan membantu mengeluarkan mekonium (feses bayi). b) Aspek imunologi (kekebalan tubuh) yaitu ASI mengandung zat infeksi, bersih dan bebas terkontaminasi, laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan, lysosim enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri E. Coli, salmonella dan virus, sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 1.000 sel per mil, bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen. c) Aspek psikologis yaitu interaksi antara ibu dan bayi dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan psikologi bayi. d) Aspek kecerdasan yaitu interaksi antara ibu dan bayi dan kandungan gizi dalam ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. e) Aspek neurologis yaitu dengan menghisap payudara, koordinasi saraf menelan, meghisap dan bernapas yang terjadi pada bayi dapat lebih sempurna. 3) Menurut Depkes RI dalam Haryono dan Setianingsih (2014), manfaat ASI eksklusif bagi ibu, yaitu: commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Mengurangi terjadinya perdarahan dan anemia b) Menunda kehamilan c) Mengecilkan rahim d) Lebih cepat langsing kembali e) Mengurangi risiko terkena kanker f) Lebih ekonomis atau murah g) Tidak merepotkan dan menghemat waktu h) Portable dan praktis i) Memberi kepuasan pada ibu c. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI Menurut Haryono dan Setianingsih (2014) Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung dari stimulasi pada kelenjar payudara. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan produksi ASI antara lain : 1) Makanan ibu Seorang ibu yang kekurangan gizi akan mengakibatkan menurunnya jumlah ASI dan akhirnya produksi ASI berhenti. 2) Isapan bayi Isapan mulut bayi akan menstimulus kelenjar hipotalamus pada bagian hipofisis anterior dan posterior. Hipofisi anterioir menghasilkan rangsangan
(rangsangan
prolaktin)
untuk
meningkatkan
sekresi
(pengeluaran) hormon prolaktin. 3) Frekuensi penyusuan Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi ASI akan optimal dengan pemompaan 5 kali per hari selama sebulan pertama setelah melahirkan 4) Riwayat penyakit ibu Riwayat infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI. 5) Psikologis Gangguan psikologis pada ibu menyebabkan berkurangnya produksi dan pengeluaran ASI. Menyusui memerlukan ketenangan, ketentraman dan perasaan aman dari ibu. commit Kecemasan dan kesedihan dapat menyebabkan to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ketegangan yang mempengaruhi saraf, pembuluh darah dan sebagainya sehingga akan mengganggu produksi ASI. 6) Dukungan suami maupun keluarga lain Perasaan ibu yang bahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium dan mendengar bayinya menangis akan meningkatkan pengeluaran ASI. 7) Berat badan lahir Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk menghisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. 8) Perawatan payudara Payudara yang terawat akan memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dan dengan perawatan payudara yang baik, maka puting tidak akan lecet sewaktu diisap bayi. 9) Jenis persalinan Pada persalinan normal proses menyusui dapat segera dilakukan setelah bayi lahir. Biasanya ASI sudah keluar pada hari pertama persalinan. Sedangkan pada persalinan seksio sesaria (sesar) seringkali ibu kesulitan menyusui bayinya segera setelah lahir, terutama jika ibu diberikan anestesi (bius) umum sehingga bayi tidak bisa segera menyusu. 10) Umur kehamilan saat melahirkan Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 37 minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang lahir tidak prematur. 11) Konsumsi rokok Merokok dapat memngurangi volume ASI karena dapat mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin. 12) Konsumsi alkohol Meskipun minum alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13) Cara menyusui yang tidak tepat Teknik menyusui yang kurang tepat sehingga tidak dapat mengosongkan payudara dan akan menurunkan produksi ASI. 14) Rawat gabung Bila ibu dekat dengan bayinya maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. 15) Pil kontrasepsi (pil KB) Penggunaan
pil
kontrasepsi
kombinasi
hormon
esterogen
dan
progresteron berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI, sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin (mini pil) maka tidak ada dampak terhadap volume ASI d. Hambatan-hambatan dalam menyusui Menurut Novianti (2009), sebagian kecil perempuan justru tidak dapat menyusui. Pada saat yang sama juga tidak semua bayi bisa menyusu pada ibunya. Hal ini antara lain disebabkan oleh: 1) Kelahiran prematur atau lahir dengan ukuran kecil 2) Cacat lahir seperti bibir dan gusi sumbing 3) Masalah pencernaan seperti penyakit kuning ASI (breast milk jaundice), penyakit pada liver bayi yang disebabkan asi dan galactosemia (tidak bisa menerima ASI) 4) Masalah dengan menyusui 5) Kondisi fisik yang lemah Kondisi yang kurang sehat juga dapat menghalangi ibu menyusui. Kanker payudara, infeksi payudara yang berat, atau jenis kanker yang lain dapat menghalangi ibu menyusui bayinya. Ibu HIV positif, AIDS, penyakit jantung, mengalami malnutrisi (kurang gizi), atau TBC yang tidak diobati direkomendasikan menyusui. Pada kasus tertentu, perempuan tidak cukup memiliki ASI untuk disusukan. Jika ibu memutuskan untuk tidak menyusui bayinya, maka ibu harus memahami bahwa menyusui merupakan tanggung jawab utama yang menuntut ibu agar tetap sehat dan terpenuhi gizi ibu dan bayinya. commit to user
23
B. Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelusuran pustaka yang penulis lakukan, ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu : No.
Tahun Penelitian / Peneliti
Judul dan Metode Penelitian
1.
2010 Wulandari dan Dewanti
Judul : Rendahnya Praktik Menyusui pada Ibu Post Sectio Caesarea dan Dukungan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Metode : analisis observasional dengan rancangan cross sectional
2.
2010 McNiel et al.
Judul : What are the Risks Associated with Formula Feeding? A Re-Analysis and Review Metode : Re-Analysis dan Review
3.
2012 Wahyuni, A.
Judul : Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Talangpadang Kecamatan Talangpadang Tanggamus. Metode : analitik observasional menggunakan rancangan cross sectional
Hasil Penelitian
Tidak ada perbedaan usia ibu yang menyusui bayinya pada hari pertama postpartum dengan ibu yang tidak menyusui bayinya. Status paritas, pengetahuan dan sikap ibu tentang pentingnya pemberian ASI juga tidak ada hubungannya dengan praktik pemberian ASI hari pertama sectio caesarea. Pada dukungan tenaga kesehatan dan rawat gabung pada hari pertama ada hubungannya dengan praktik pemberian ASI pada hari pertama sectio caesarea (p = 0,001 dan p = 0,001). Pemberian ASI eksklusif merupakan praktek pemberian makan yang optimal, dibandingkan dengan praktek pemberian makanan bayi lainnya yang justru membawa risiko pada bayi Terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan, penolong persalinan, tempat bersalin, dengan pemberian ASI eksklusif
Perbedaan dengan Penelitian ini Variabel penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi.
Jenis penelitian, metode penelitian, populasi, sampel, tekhnik sampling, analisis data berbeda Variabel yang diteliti, waktu dan tempat penelitian, populasi, teknik sampling yang digunakan
24
4.
2013 Saputri Syauqy
dan
5.
2013 Ermianty et al.
6.
2013 Khanal et al.
7.
2013 Aryeeteey dan Goh
8.
2014 Amin, W. et al.
Judul : Hubungan Riwayat Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Metode : analisis observasional dengan rancangan cross sectional
Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandalle Kab. Pangkep Metode : analitik observasional menggunakan rancangan cross sectional Judul : Exclusive breastfeeding practices in relation to social and health determinants : a comparison of the 2006 and 2011 Nepal Demographic and Health Surveys Metode : Jenis penelitian menggunakan pendekatan retrospektif dengan rancangan penelitian case control Judul : duration of exclusive breastfeeding and subsequent child feeding adequacy Metode : analitik observasional dengan pendekatan cross sectional Judul : Pengaruh Faktor Sosial Ibu terhadap Keberhasilan Menyusui pada Dua Bulan Pertama Metode : analitik observasional menggunakan rancangan cross sectional
Riwayat pemberian ASI tidak eksklusif berisiko 4,2 kali meningkatkan kejadian obesitas pada anak. Asupan energi tinggi berisiko 3,2 kali meningkatkan kejadian obesitas pada anak. Aktifitas fisik rendah berisiko 1,3 kali meningkatkan kejadian obesitas pada anak. ada hubungan antara pengetahuan, perilaku/sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi
Variabel bebas yang diteliti, tempat dan waktu penelitian serta populasi yang digunakan.
Perbedaan cakupan ASI eksklusif yang masih rendah dikarenakan penentu dan tren yang berbeda antara tahun 2006 dan 2011, hal ini dikarenakan ada hubungan antara usia bayi, wilayah ekologi, paritas dan pekerjaan ayah dengan ASI eksklusif.
Variabel bebas yang diteliti, metode penelitian, waktu dan tempat penelitian
Durasi pemberian ASI eksklusif pada usia 0-6 bulan tidak mempengaruhi kecukupan makan anak selanjutnya
Variabel yang diteliti, waktu dan tempat penelitian, populasi, tekhnik sampling yang digunakan
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan
Variabel bebas yang diteliti, metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik sampling yang digunakan (tekhnik sampling (purposive))
Variabel bebas yang diteliti, teknik sampling purposive
25
C. Kerangka Pikir
Jenis Persalinan
Pervagina
Mobilitas dini, segera bisa menyusui
Faktor internal : Faktor Pemudah Faktor Pendukung Faktor Pendorong
Tingkat Pendidikan
Operasi sesar
Efek anestesi, ibu tidak segera bisa menyusui
Pengetahuan tentang ASI eksklusif
Keterangan :
: Area yang diteliti : Area yang tidak diteliti
Tinggi : ijasah SMA, Perguruan Tinggi
Mudah menerima ide tentang ASI eksklusif
Tingkat Pendapatan
Rendah : ijasah SD, SMP
Tinggi : setara atau lebih tinggi dari UMR
Sulit menerima ide tentang ASI eksklusif
Bisa memenuhi kebutuhan selama menyusui
Keberhasilan ASI eksklusif : 6 bulan 4 bulan
Faktor Penghambat : Kelahiran prematur atau lahir dengan ukuran kecil Cacat lahir : bibir dan gusi sumbing Masalah pencernakan : penyakit kuning ASI, penyakit lever pada hati karena ASI, galactosemia Masalah dengan menyusui Kondisi fisik yang lemah : kanker payudara, AIDS, TBC, penyakit jantung, malnutrisi, dll
Status bekerja ibu
Rendah: Kurang dari UMR
Bekerja : PNS, ABRI, Polri, Swasta, Wiraswasta
Tidak bekerja : Ibu Rumah Tangga
Kebutuhan selama menyusui tidak tercukupi
Waktu untuk menyusui berkurang
Waktu menyusui lebih banyak
Nilai-nilai dan adat budaya Dukungan keluarga Dukungan petugas kesehatan
Faktor eksternal : Faktor Pemudah Faktor Pendukung Faktor Pendorong
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Hipotesis Ada hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Pusat pelayanan kesehatan utama di Kecamatan Baki adalah Puskesmas Baki. Menurut data Bagian Gizi di Puskesmas Baki, salah satu masalah yang sedang dihadapi adalah rendahnya pemberian ASI Eksklusif. Sasaran program pemberian ASI Eksklusif sampai bulan Desember 2014 adalah 576 ibu menyusui, tetapi hanya 227 ibu yang memberikan ASI Eksklusif. Dengan demikian cakupan pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Baki tahun 2014 sebesar 39,4%. Capaian ini lebih rendah dari capaian Kabupaten Sukoharjo yaitu 48% serta lebih rendah dari capaian Propinsi Jawa Tengah tahun 2014 yaitu 60%.
B. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Agustus 2015, dengan rincian sebagai berikut :
2015 Pelaksanaan Kegiatan
Januari
Februari
1 2 3 4 1 2
Maret
3 4 1 2
April
3 4 1 2 3
Penyusunan Proposal Ujian Proposal Revisi Proposal Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Hasil Penelitian Ujian Hasil Penelitian Revisi Hasil Penelitian
commit to user 27
Mei
Juni
4 1 2 3 4 1 2 3
Juli
Ags
4 1 2 3 4 1 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
C. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengajuan hipotesis. Berdasarkan waktu penelitian, rancangan penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional) karena mempelajari korelasi antar faktor risiko dengan efek pada satu saat atau “Point Time Approach” (Murti, 2003) 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu menyusui yang usia bayinya 6-12 bulan pada bulan Januari sampai Agustus 2015 di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo yaitu sejumlah 562 orang. b. Sampel Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Besar sampel diambil menggunakan penghitungan menurut rumus Hair et al. dalam Murti (2013), yaitu: n = (15 - 20) x k = (15 – 20) x 5 = 75 – 100 Keterangan : n = sampel (ibu menyusui yang dijadikan responden) k = variabel penelitian yang digunakan 15 – 20 = jumlah responden Sehingga dalam penelitian ini mengambil sampel sebanyak 100 responden. c. Teknik sampling Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling yakni pengambilan sampel pada masing-masing item (elemen) dari keseluruhan populasi yang memiliki peluang sama dan independent untuk terpilih menjadi sampel (Murti, 2013). Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan nomor pada populasi yang ada kemudian diundi sejumlah sampel yang dibutuhkan. 3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional a. Variabel penelitian 1) Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dantostatus commit user bekerja ibu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
2) Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan. b. Definisi operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No
Variabel Bebas
Definisi operasional
Kategori
skala
1.
Jenis persalinan Tingkat pendidikan Ibu
Cara melahirkan bayi
nominal
Tingkat pendapatan keluarga Status bekerja ibu
Penghasilan rata-rata dalam keluarga setiap bulan Segala bentuk kegiatan ibu yang dilakukan dalam rangka mencari nafkah dan ditunjukkan dengan mendapatkan upah
pervagina operasi SC Tinggi : jika memiliki ijazah setingkat SMA dan perguruan tinggi Rendah : jika memiliki ijazah setingkat SD dan SMP Tinggi : jika ≥ UMR Rendah : jika < UMR Bekerja : PNS, ABRI/Polri, Swasta, wiraswasta Tidak bekerja : Ibu Rumah Tangga
nominal
Berhasil Tidak berhasil
nominal
2.
3.
4.
Terikat Keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan
Pendidikan formal yang pernah dijalani ibu dilihat dari ijasah yang dimiliki
Keberhasilan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa tambahan makanan pendamping apapun kecuali obat-obatan, vitamin atau mineral tetes sampai bayi usia 6 bulan
nominal
nominal
4. Prosedur Pengumpulan Data Jenis data yang diperlukan adalah: a. Data primer Pengumpulan data dilakukan secara langsung, yaitu data mengenai jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu balita, yang diperoleh melalui wawancara dengan responden/ibu balita dengan alat bantu kuesioner.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
b. Data Sekunder Data sekunder yang didapatkan yaitu tentang identitas bayi, laporan persalinan dan capaian ASI Eksklusif yang diperoleh dari Puskesmas Baki dan data laporan kegiatan Posyandu bulan Januari sampai Agustus 2015. 5. Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data 1) Editing Sebelum data diolah, data tersebut diedit untuk memperbaiki kualitas data serta menghilangkan keraguan melalui wawancara. 2) Coding Mengkode data dengan memberikan kode pada masing-masing jawaban untuk mempermudah pengolahan data. a) Kode 1 untuk varabel jenis persalinan, jika pervagina diberi kode 1, jika operasi sesar diberi kode 2. b) Kode 2 untuk variabel tingkat pendidikan, jika tingkat pendidikan tinggi diberi kode 1, jika rendah diberi kode 2. c) Kode 3 untuk variabel tingkat pendapatan, jika tingkat pendapatan tinggi diberi kode 1, jika rendah diberi kode 2 d) Kode 4 untuk variabel status bekerja ibu, jika ibu bekerja sebagai karyawan swasta, PNS, ABRI/Polri atau wiraswasta diberi kode 1, jika ibu tidak bekerja atau hanya mengurus keluarga saja maka diberi kode 2 e) Kode 5 untuk variabel keberhasilan ASI eksklusif, jika berhasil maka diberi kode 1 dan bila tidak berhasil maka diberi kode 2 3) Tabulasi Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data, membuat tabulasi tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel yang digunakan yaitu tabel distribusi frekuensi. 4) Entry Data yang sudah diedit dan diberi kode dimasukkan ke dalam suatu tempat yang disebut master tabel. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
b. Analisis Data Analisis data adalah mengelompokkan, membuat secara urut dan menyingkat data sehingga mudah untuk dibaca. Data yang telah terkumpul dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan alat bantu komputer. 1) Analisis Univariat Untuk mendeskripsikan variabel bebas yaitu jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, status bekerja ibu serta variabel terikat yaitu keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan dengan menghitung distribusi dan proporsinya. Rumus analisis univariat menurut Notoatmodjo (2010), sebagai berikut : P = f x 100% n Keterangan : P = Prosentase f = Frekuensi data yang didapat n = Jumlah sampel 2) Analisis Bivariat Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat, yaitu : a) Hubungan antara jenis persalinan dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo b) Hubungan antara tingkat pendidikan dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo c) Hubungan antara tingkat pendapatan dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo d) Hubungan antara status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Karena dalam penelitian ini variabelnya data kategorikal, maka metode statistik yang digunakan adalah uji Chi Squre, dengan rumus :
Keterangan : X2 : Chi Kuadrat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Fo :Frekuensi yang diobservasi Fe : Frekuensi yang diharapkan Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, dengan df atau taraf kesalahan 5% (0,05) maka hubungan dikatakan bermakna (signifikan) atau tidak jika : a) Nilai p ≤ , Ho ditolak dan H1 diterima : berarti ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara variabel bebas dan variabel terikat. b) Nilai p > , Ho diterima dan H1 ditolak : berarti tidak ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara variabel bebas dan variabel terikat. 3) Analisis Multivariat Analisis multivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara 4 variabel bebas yaitu jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu terhadap 1 variabel terikat yaitu keberhasilan ASI eksklusif 6 bulan. Karena dalam penelitian ini variabelnya data kategorikal yaitu nominal, maka jenis analisis multivariat yang digunakan adalah uji regresi logistik ganda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Karekteristik Subjek Penelitian a. Umur Subjek Penelitian Umur subjek penelitian berkisar antara 18 tahun sampai dengan 48 tahun dengan rata-rata umur 29,8 tahun dengan standar deviasi 6,01. Distribusi frekuensi berdasarkan umur subjek penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Usia (tahun)
n
%
< 20
2
2
20 - 35
80
80
> 35
18
18
Jumlah
100
100
Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan Tabel 4.1 sebagian besar subjek penelitian berumur antara 20-35 tahun karena pada usia tersebut merupakan usia produktif dan usia reproduksi sehat, serta 2% berusia kurang dari 20 tahun, yaitu 18 dan 19 tahun sehingga termasuk usia berisiko karena organ reproduksi belum matang. b. Pendidikan Ibu Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Pendidikan Ibu
n
%
SD
10
10
SMP
22
22
SMA
49
49
Akademi/Perguruan Tinggi
19
19
Jumlah
100
100
Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar subjek penelitian commit to user memperoleh pendidikan setingkat SMA. Berdasarkan Undang-Undang maka 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
jenjang pendidikan ini termasuk dalam kategori menengah. Meskipun demikian pendidikan setingkat SMA sudah melewati pendidikan dasar 9 tahun sehingga dalam penelitian ini dikategorikan tingkat pendidikan tinggi. c. Pekerjaan Ibu Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Pekerjaan Ibu
n
%
Swasta
31
31
Wiraswasta
5
5
PNS/ABRI/Polri
3
3
Ibu Rumah Tangga
61
61
Jumlah
100
100
Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui sebagian besar subjek penelitian tidak bekerja di luar rumah tetapi bekerja di dalam rumah selama 24 jam untuk merawat anggota keluarga. d. Status Anak Status anak dari seluruh subjek penelitian adalah anak kandung, sehingga dapat diartikan bahwa 100% anak dilahirkan oleh ibunya sendiri dan tidak seorang anakpun yang merupakan anak hasil adopsi atau memiliki ibu tiri. e. Berat Badan Lahir Anak Berat badan lahir anak dari subjek penelitian berkisar antara 2200 gram sampai dengan 4300 gram. Distribusi frekuensi berdasarkan berat badan lahir anak dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Berat Badan Lahir Anak Berat Badan
n
%
< 2500 gram
3
3
≥ 2500 gram
97
97
Jumlah
100
100
Sumber : Data Primer, 2015 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Ada kejadian 3% BBLR, hal ini jika dilihat dari angka kejadian BBLR di Kabupaten Sukoharjo 4,25% maka tergolong lebih rendah, tetapi juga perlu pencegahan karena angka kesakitan dan kematian pada BBLR lebih tinggi. f. Usia Kehamilan Saat Bayi Dilahirkan Usia kehamilan ibu saat melahirkan bayi berkisar antara 7 sampai dengan 9 bulan. Distribusi frekuensi berdasarkan usia kehamilan ibu saat bayi dilahirkan adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Ibu Saat Bayi Dilahirkan Usia Kehamilan
n
%
Cukup Bulan
99
99
Kurang Bulan
1
1
Jumlah
100
100
Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan Tabel 4.5 ada 1 ibu yang melahirkan pada usia kehamilan kurang bulan yaitu pada bulan ke-7, sehingga bayi yang dilahirkan berisiko tinggi . g. Kelainan Bayi Saat Dilahirkan Semua bayi subjek penelitian dilahirkan tidak mengalami kelainan bawaan, artinya 100 % bayi lahir normal dengan perbedaan berat dan panjang badan. 2. Hasil Analisis a. Analisis Univariat 1) Jenis Persalinan a) Distribusi Frekuensi Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jenis Persalinan Jenis Persalinan
n
%
Pervaginam
70
70
Operasi Seksio Sesarea
30
30
Jumlah
100
100
Sumber : Data Primer, 2015 b) Analisa Univariat Dari Tabel 4.6 diketahui sebanyak 30 subjek penelitian saja yang melahirkan dengan cara operasi seksio sesarea karena merupakan commit to user tidak berhasil dilakukan. alternatif setelah persalinan pervaginam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
2) Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan subjek penelitian diketahui dari hasil kuesioner yang diberikan. Hasil yang diperoleh yaitu tingkat pendidikan bervariasi dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, yang selanjutnya dikategorikan menjadi 2 yaitu tinggi jika ijazah yang dimiliki setingkat SMA sampai Perguruan Tinggi dan rendah jika ijazah yang dimiliki setingkat SD sampai SMP. a) Distribusi Frekuensi Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Pendidikan Ibu Tingkat Pendidikan
n
%
Tinggi (≥ SMA)
68
68
Rendah (≤ SMP)
32
32
Jumlah
100
100
Sumber : Data Primer, 2015 b) Analisis Univariat Terdapat 32 subjek penelitian dengan tingkat pendidikan rendah. Ada 10 diantaranya tidak lulus pendidikan dasar 9 tahun dan hanya lulus SD. 3) Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan subjek penelitian diketahui dari hasil kuesioner kemudian dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu tinggi jika pendapatan yang diperoleh sama dengan atau lebih tinggi dari UMR dan rendah jika pendapatan yang diperoleh kurang dari UMR. a) Distribusi Frekuensi Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Tingkat Pendapatan
n
%
Tinggi (≥ Rp. 1.132.000,00)
56
56
Rendah (< Rp. 1.132.000,00)
44
44
Jumlah
100
100
Sumber : Data Primer, 2015 b) Analisis Univariat Terdapat 44 subjek penelitian yang memiliki pendapatan bervariasi tetapi kurang dari Rp. 1.132.000,00 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
4) Status Bekerja Status bekerja subjek penelitian diketahui dari hasil kuesioner, kemudian dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu dikatakan bekerja jika status ibu adalah PNS, ABRI/Polri, Swasta dan Wiraswasta, dan dikatakan tidak bekerja jika status ibu adalah Ibu Rumah Tangga. a) Distribusi Frekuensi Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Status Bekerja Ibu Status Bekerja
n
%
Bekerja
39
39
Tidak Bekerja
61
61
Jumlah
100
100
Sumber : Data Primer, 2015 b) Analisis Univariat Terdapat 61% subjek penelitian yang hanya menjalankan pekerjaan rumah, merawat keluarga dan anak-anaknya, memasak, membersihkan rumah dan tidak bekerja di luar rumah. 5) Keberhasilan ASI Eksklusif Keberhasilan subjek penelitian dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya diketahui dari hasil kuesioner, kemudian dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu berhasil dan tidak berhasil. a) Distribusi Frekuensi Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Keberhasilan ASI Eksklusif Keberhasilan ASI Eksklusif
n
%
Berhasil
56
56
Tidak Berhasil
44
44
Jumlah
100
100
Sumber : Data Primer, 2015 b) Analisis univariat Terdapat 44% subjek penelitian yang tidak bisa memberikan ASI Eksklusif karena bekerja, ASI tidak keluar atau keluar hanya sedikit dan tidak lancar, karena puting susu tidak keluar atau lecet, bayi dititipkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
atau dirawat neneknya, bayi diberi susu formula dan takut payudara menjadi besar. b. Analisis Bivariat Hasil analisis Chi Square hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif sebagai berikut : Tabel 4.11 Hasil Analisis Chi Square Hubungan antara Jenis Persalinan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Status Bekerja Ibu dengan Keberhasilan ASI Eksklusif Variabel
Jenis persalinan
Per vaginam Seksio Sesarea ≥ SMA
Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Berhasil Tidak berhasil
OR Total
44 62,9% 12 40% 41 60,3% 15 46,9% 31 55,4%
26 37,1% 18 60% 27 39,7% 17 53,1% 25 44,6%
70 100% 30 100% 68 100% 32 100% 56 100%
25 56,8%
19 43,2%
44 100%
13 33,3% Tidak 43 70,5% Sumber : Data Primer, 2015
26 66,7% 18 29,5%
39 100% 61 100%
Tingkat Pendidikan
≤ SMP Tingkat Pendapatan
Status Bekerja Ibu
≥ Rp. 1.132.00 0,00 < Rp. 1.132.00 0,00 Bekerja
CI 95% p Batas bawah 1,06
Batas atas 6,10 0,035
1,7 2
0,74
4,02 0,207
0,9 4
0,43
2,09 0,884
0,2 1
0,09
0,50
2,5 4
< 0,001
Tabel 4.11 menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara jenis persalinan dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang melahirkan secara pervaginam memiliki kemungkinan berhasil memberikan commit to user ASI Eksklusif 2,54 kali lebih tinggi daripada ibu yang melahirkan secara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
seksio sesarea (OR 2,54 ; CI 95% 1,06 hingga 6,10 ; p = 0,035). Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan keberhasilan ASI Eksklusif (OR 1,72 ; CI 95% 0,74 hingga 4,02; p = 0,207). Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan keberhasilan ASI Eksklusif (OR 0,94 ; CI 95% 0,43 hingga 2,09 ; p = 0,884). Terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara status bekerja dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang mempunyai status bekerja memiliki kemungkinan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif lebih rendah yaitu 0,20 kali daripada ibu yang tidak bekerja (OR 0,21 ; CI 95% 0,09 hingga 0,50 ; p < 0,001) c. Analisis Multivariat Hasil analisis regresi logistik ganda tentang hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif adalah sebagai berikut : Tabel 4.12 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Antara Jenis Persalinan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan Dan Status Bekerja Ibu Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif Variabel Independen
OR
CI 95%
P
Batas Bawah
Batas Atas
Persalinan pervaginam
3,97
1,39
11,33
0,010
Ibu pendidikan ≥ SMA
2,60
0,88
7,52
0,085
Pendapatan ≥ Rp. 1.132.000,00 Ibu bekerja
1,01
0,38
2,65
0,989
0,12
0,04
0,35
< 0,001
N Observasi
100
Nagelkerke R Square
29,4%
Sumber : Data Primer, 2015 Tabel 4.12 menunjukkan hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara jenis persalinan dan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang melahirkan secara pervaginam memiliki kemungkinan keberhasilan ASI Eksklusif 3,97 kali lebih besar dari pada ibu yang melahirkan secara operasi seksio sesarea commit to user (OR = 3,97; CI 95% 1,39 hingga 11,33; p = 0,010).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Terdapat hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak signifikan antara tingkat pendidikan dan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 2,60; CI 95% 0,88 hingga 7,52; p = 0,085). Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 1,01; CI 95% 0,38 hingga 2,65; p = 0,989). Terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara status bekerja ibu dan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang bekerja memiliki kemungkinan keberhasilan ASI Eksklusif 0,12 kali sehingga lebih rendah dari pada ibu yang tidak bekerja (OR = 0,12; CI 95% 0,04 hingga 0,35; p < 0,001).
B. Pembahasan 1. Hubungan Antara Jenis Persalinan Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar jenis persalinan subjek penelitian adalah pervaginam (70%). Persalinan merupakan peristiwa fisiologis yaitu proses pengeluaran janin dari dalam rahim ibu (Liu, 2007). Wajar bila ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka pertimbangkan paling tepat. Secara normal ibu akan melahirkan melalui jalan lahir yaitu pervaginam sehingga banyak ibu yang memilih untuk bisa melahirkan secara normal. Dalam penelitian ini hanya 30% subjek penelitian yang melahirkan dengan cara operasi seksio sesarea. Operasi seksio sesarea dilakukan hanya atas indikasi medis tertentu sehingga merupakan metode alternatif jika melahirkan secara pervaginam tidak dapat dilakukan yaitu pada persalinan pertama letak sungsang, persalinan kala II lama, gawat janin, dan disproporsi kepala panggul. Dari hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil OR 2,54 ; CI 95% 1,06 hingga 6,10 ; p = 0,035, menunjukkan hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara jenis persalinan dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda didapatkan hasil OR = 3,97; CI 95% 1,39 hingga 11,33; p = 0,010 maka dapat dikatakan terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara jenis persalinan dan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang melahirkan secara pervaginam memiliki kemungkinan keberhasilan commit to user ASI Eksklusif 3,97 kali lebih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
besar dari pada ibu yang melahirkan secara seksio sesarea. Hal ini sesuai dengan Prawirohardjo dalam Marmi (2012) yaitu pada ibu yang mengalami operasi seksio sesarea terutama dengan pembiusan umum tidak mungkin segera dapat menyusui bayinya, karena ibu belum sadar akibat pembiusan. Selain itu terjadinya luka pada tindakan pembedahan pada operasi sesar juga menimbulkan nyeri yang lebih berat bila dibandingkan dengan luka ruptur atau episiotomy pada daerah perineum saat melahirkan pervaginam. Hal ini tercermin dalam hasil penelitian dimana ibu yang melahirkan secara pervaginam lebih banyak yang berhasil memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya yaitu sebesar 62,9% dan yang tidak berhasil sebesar 37,1%. Ibu yang melahirkan secara pervaginam ini tidak berhasil memberikan ASI Eksklusif dikarenakan ibu bekerja, ASI tidak keluar atau keluar hanya sedikit, puting susu tidak keluar dan lecet, serta bayi dirawat oleh neneknya. Selain itu terdapat 3 subyek penelitian yang tidak berhasil memberikan ASI Eksklusif karena hanya memberikan ASI selama 4 bulan saja. Sebaliknya pada ibu yang melahirkan dengan operasi seksio sesarea hanya sebesar 40 % dan mayoritas tidak bisa memberikan ASI Eksklusif bagi bayinya yaitu sebesar 60%. Meskipun melahirkan secara seksio sesarea masih sebagian ibu berhasil memberikan ASI Eksklusif karena pemahaman yang baik tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif, serta ketaatan ibu untuk melaksanakan anjuran tenaga kesehatan dan program pemerintah tentang pemberian ASI Eksklusif 6 bulan. Rendahnya keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang mengalami persalinan dengan operasi seksio sesarea ini sesuai dengan hasil penelitian Wulandari dan Dewanti (2010) yang meneliti tentang rendahnya praktek menyusui pada post seksio sesaria dan dukungan tenaga kesehatan di Rumah Sakit. Ditemukan hasil bahwa rendahnya praktek menyusui pada ibu post seksio sesarea berhubungan dengan dukungan tenaga kesehatan dan adanya rawat gabung. Pada ibu yang melahirkan secara pervaginam akan lebih cepat melakukan mobilisasi dini post partum karena ibu sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur yaitu dalam 24 sampai 48 jam dan dianjurkan agar secepat mungkin ibu segera berjalan. Mobilisasi yang dini setelah melahirkan akan memungkinkan ibu dapat segera merawat sendiri bayinya committermasuk to user dalam hal menyusui. Bayi dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
sedini mungkin mendapatkan ASI dari ibunya dan menghindarkan bayi dari pemberian asupan makanan prelakteal yang akan menggagalkan pemberian ASI Eksklusif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Novianti dan Rizkianti (2014) yang menyatakan bahwa upaya pemberian ASI Eksklusif pada pekerja buruh tekstil di Jakarta terhambat karena praktik pemberian asupan prelakteal. Praktik persalinan pervaginam akan mengurangi peluang pemberian makanan pengganti ASI sehingga ibu yang melahirkan secara pervaginam akan lebih berhasil dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya 3,97 kali lebih baik bila dibandingkan dengan melahirkan secara operasi seksio sesarea. 2. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif Pendidikan merupakan proses memberikan pengaruh pada kebiasaan tingkah laku, pikiran, dan perasaan peserta didik. Pada dasarnya pendidikan dilakukan untuk menuju kesempurnaan (Malik, 2013). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima informasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku orang tersebut, termasuk salah satunya perilaku pemberian ASI Eksklusif. Sejalan dengan hal ini maka Pemerintah juga mengupayakan untuk semakin meningkatkan jenjang pendidikan seluruh warga Negara Indonesia, salah satunya adalah agar semua warga negara bisa lulus pendidikan dasar 9 tahun, dan lebih maju lagi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Seiring dengan harapan tersebut, dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yaitu 68 % dan hanya 32% saja yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Dari data penelitian didapatkan sebanyak 60,3% dari ibu dengan tingkat pendidikan tinggi yang berhasil memberikan ASI Eksklusif sedangkan sisanya yaitu 39,7% tidak berhasil. Dan dari ibu dengan tingkat pendidikan rendah yang bisa memberikan ASI Eksklusif yaitu 46,9%, dan sebagian besar yaitu 53,1% tidak dapat memberikan ASI Eksklusif. Dari hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil OR 1,72 ; CI 95% 0,74 hingga 4,02; p = 0,207, menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan keberhasilan ASI Eksklusif (OR 1,72 ; CI 95% 0,74 hingga 4,02; p = 0,207). Analisis multivariat didapatkan hasil OR = 2,60; CI 95% 0,88 hingga 7,52; p = 0,085 sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan commit to user yang positif meskipun secara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
statistik tidak signifikan antara tingkat pendidikan dan keberhasilan ASI Eksklusif. Menurut Haryono dan Setianingsih (2014) pendidikan merupakan salah satu faktor pemudah dalam upaya peningkatan perilaku pemberian ASI Eksklusif dimana pendidikan yang diperoleh akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang. Dengan pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima suatu ide baru dibanding dengan ibu yang berpendidikan rendah, termasuk dalam hal pemberian ASI Eksklusif. Hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Maka temuan hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat tersebut. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Ermianty et al., (2013) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mandalle Kabupaten Pangkep, dengan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan, perilaku/sikap ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Wahyuni (2012) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Talangpadang Kecamatan Talangpadang Kabupaten Tanggamus. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Wulansari dan Pramono (2014) yang meneliti tentang hubungan kondisi sosial ekonomi keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya, dimana didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara status pekerjaan ibu dan pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif, akan tetapi tidak didapatkan hubungan signifikan antara pendidikan dan pendapatan rumah tangga dengan pemberian ASI eksklusif. 3. Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif Pendapatan keluarga merupakan salah satu faktor pendukung dalam pemberian ASI Eksklusif. Pendapatan keluarga yang tinggi akan mempengaruhi tingkat konsumsi keluarga sehingga menjamin ketersediaan asupan gizi yang baik bagi ibu setelah melahirkan sehingga bisa menyusui bayi mereka (Haryono dan Setianingsih, 2014). Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat pendapatan commit to user tinggi yaitu sebanyak 56%. Akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
tetapi hanya 55,4% dari subjek penelitian dengan tingkat pendapatan tinggi tersebut yang berhasil memberikan ASI Eksklusif pada bayi mereka, sedangkan yang tidak berhasil sebesar 44,6%. Sedangkan pada tingkat pendapatan rendah justru lebih banyak subjek penelitian yang berhasil memberikan ASI Eksklusif pada bayi mereka yaitu sebanyak 56,8% daripada subjek penelitian yang tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu sebesar 43,2%. Meskipun agar dapat menyusui dengan baik perlu memberikan asupan nutrisi yang optimal pada ibu sehingga perlu dukungan pendapatan keluarga yang cukup akan tetapi proses menyusui pada dasarnya adalah hal fisiologis sehingga semua ibu setelah melahirkan bisa memberikan ASI pada bayi yang mereka lahirkan termasuk pada keluarga dengan pendapatan kurang. Menurut Depkes RI dalam Haryono dan Setianingsih (2014), salah satu manfaat pemberian ASI dari segi ekonomi adalah lebih ekonomis atau murah sehingga menjadikan dapat menambah motivasi untuk memberikannya. Hal ini berarti menyusui merupakan salah satu ketahanan pangan dan pilihan terbaik, terutama bagi keluarga dengan tingkat pendapatan rendah. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil OR 0,94 ; CI 95% 0,43 hingga 2,09 ; p = 0,884, menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda didapatkan hasil OR = 1,01; CI 95% 0,38 hingga 2,65; p = 0,989, dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dan keberhasilan ASI Eksklusif. Menurut Prishardoyo et al. (2005) jumlah pendapatan akan mempengaruhi tingkat konsumsi, semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi. Dengan semakin tinggi tingkat pendapatan maka dimungkinkan dapat membeli segala sesuatu yang dibutuhkan termasuk susu formula yang mahal sekalipun sehingga dapat dianggap bisa menggantikan ASI. Di samping itu pendapatan keluarga erat kaitannya dengan pekerjaan dimana untuk mendapatkan tingkat pendapatan tinggi para ibu meskipun masih menyusui tetapi mereka harus kembali bekerja. Dalam penelitian ini didapatkan sebanyak 5 subyek penelitian dengan tingkat pendapatan tinggi yang tidak berhasil memberikan ASI Eksklusif karena bekerja. Dengan bekerja maka sebagai konsekuensinya para ibu menyusui tersebut harus meluangkan waktu lebih lamacommit di luartorumah user dan mengurangi waktu untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
anak-anak mereka sehingga kesempatan untuk bisa menyusui juga berkurang. Hal inilah salah satu penyebab kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada subjek penelitian dengan tingkat pendapatan tinggi. Penyebab lain yaitu puting susu tidak menonjol, puting susu lecet, dan produksi ASI yang sedikit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wulansari dan Pramono (2014) yang meneliti tentang hubungan kondisi sosial ekonomi keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya, dimana didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara status pekerjaan ibu dan pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif, akan tetapi tidak didapatkan hubungan signifikan antara pendidikan dan pendapatan rumah tangga dengan pemberian ASI eksklusif. 4. Hubungan Antara Status Bekerja Ibu Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif Pada dasarnya setiap individu membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan upah guna mencukupi kebutuhannya. Di Indonesia kaum pekerja umumnya lebih didominasi oleh laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek penelitian yang bekerja hanya 39% dan sebagian besar tidak bekerja yaitu 61%. Pada subjek penelitian yang bekerja angka keberhasilan pemberian ASI Eksklusif sebesar 33,3%. Adanya motivasi yang kuat, dukungan baik keluarga maupun dari tempat kerja sangat berpengaruh. Ibu yang bekerja pada dasarnya masih dapat memberikan ASI kepada bayinya dengan cara memerah dan menyimpan ASI serta menyusui bayi sebelum bekerja dan setelah pulang dari bekerja. Selama ibu bekerja bayi diberikan ASI perah yang disimpan (Maryunani, 2013). Pemerintah sangat mendukung pemberian ASI Eksklusif ini sehingga memunculkan peraturan tentang fasilitas untuk ibu menyusui di tempat umum, termasuk juga di tempat kerja. Selain itu peraturan tentang cuti hamil dan melahirkan bagi karyawan perempuan selama 3 bulan juga sudah diundangkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian ibu bekerja yang masih bisa memberikan ASI Eksklusif dikarenakan komintmen yang tinggi untuk memberikan ASI Eksklusif, pengetahuan yang baik tentang ASI Eksklusif dan bayi yang tidak mau diberi makanan pendamping selain ASI, misalnya karena alergi serta faktor budaya yang mendukung ibu untuk menyusui. Meskipun demikian ibu bekerja yang tidak berhasil memberikan ASI Eksklusif masih commit to lebih user banyak yaitu sebesar 66,7%. Hal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
ini disebabkan sebagian ibu yang bekerja, meskipun mereka habis melahirkan dan masih harus menyusui anaknya tetapi harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan selesai. Sehingga waktu yang dimiliki untuk merawat bayi termasuk frekuensi menyusui akan berkurang. Menurut Haryono dan Setianingsih (2014), frekuensi menyusui akan mempengaruhi produksi ASI. Semakin sering seorang ibu menyusui maka akan mempengaruhi hormonal ibu sehingga akan memperbanyak produksi ASI dan sebaliknya. Isapan bayi juga akan merangsang ibu untuk memproduksi hormon yang akan memperbanyak produksi ASI ibu juga. Jika ASI yang diproduksi tidak maksimal maka penggunaan susu formula sebagai tambahan makanan atau bahkan makanan utama bagi bayi akan menjadi alternatif sehingga dapat menggagalkan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Kondisi ini berbeda dengan ibu rumah tangga yang hanya menjalankan pekerjaan rumah, merawat keluarga dan anak-anaknya, memasak, membersihkan rumah dan tidak bekerja di luar rumah. Tingkat keberhasilan ASI Eksklusif lebih tinggi yaitu 70,5%. Hal ini dikarenakan para ibu rumah tangga tersebut bisa memberikan waktu yang lebih banyak kepada bayi mereka sehingga dapat menyusui sesuai kebutuhan dan kemauan bayi. Frekuensi menyusui yang sering, isapan bayi dan perlekatan ibu dengan bayi yang baik ini akan mempertahankan sistem hormonal ibu dan merangsang produksi ASI yang cukup dan terus-menerus sehingga lebih menjamin keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Meskipun demikian ibu tidak bekerja yang gagal memberikan ASI Eksklusif sebesar 29,5%, disebabkan ASI tidak keluar, puting susu tidak menonjol dan lecet, dan pemberian ASI Eksklusif hanya 4 bulan. Dari hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square didapatkan hasil OR 0,21 ; CI 95% 0,09 hingga 0,50 ; p < 0,001, menunjukkan hubungan yang negatif dan secara statistik signifikan antara status bekerja dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda didapatkan hasil OR = 0,12; CI 95% 0,04 hingga 0,35; p < 0,001 yang berarti bahwa terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara status bekerja ibu dan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang bekerja
memiliki
kemungkinan keberhasilan ASI Eksklusif 0,12 kali sehingga lebih rendah dari pada ibu yang tidak bekerja. Hal ini sesuai dengan penelitian Wahyuni (2012) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
yang menyatakan bahwa pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan
pemberian
ASI
Eksklusif
di
Puskesmas
Talangpadang Kecamatan Talangpadang Kabupaten Tanggamus. Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian Wulansari dan Pramono (2014) yang meneliti tentang hubungan kondisi sosial ekonomi keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya, dimana didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara status pekerjaan ibu dan pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif, akan tetapi tidak didapatkan hubungan signifikan antara pendidikan dan pendapatan rumah tangga dengan pemberian ASI Eksklusif. 5. Hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif Hasil penelitian menunjukkan variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen dapat dilihat nilai Nagelkerke R Square : 29,4%, yaitu dengan model regresi logistik ganda, variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam model yaitu jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu secara bersamaan mampu menjelaskan variasi variabel dependen yaitu keberhasilan ASI Eksklusif 6 (enam) bulan sebesar 29,4%. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen yaitu jenis persalinan, tingkat pendidikan, dan status bekerja ibu berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu keberhasilan ASI Eksklusif 6 (enam) bulan. Pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan. Menurut teori Green dan Kreuter (2005), ada 3 faktor utama yang mempengaruhi perilaku kesehatan yaitu faktor pendorong/predisposing factors (misalnya pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya), faktor pemungkin/enabling factors (misalnya sarana dan pra sarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, contohnya puskesmas, posyandu, rumah sakit, dan sebagainya), dan faktor penguat/reinforcing factors (misalnya dukungan keluarga dan petugas kesehatan). Dalam penelitian ini jenis persalinan yang dilakukan merupakan faktor yang mendorong atau mempredisposisi untuk menyusui secara eksklusif. Sedangkan tingkat commit to user pendidikan akan mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
pengetahuan seseorang termasuk pengetahuan dalam hal pemberian ASI Eksklusif sehingga juga merupakan faktor pendorong/predisposing factors. Tingkat pendapatan dan status bekerja ibu juga merupakan faktor pendorong dalam perilaku pemberian ASI Eksklusif ini. Dengan demikian variabel independen dalam penelitian ini mewakili faktor pendorong/predisposing factors. Proses persalinan yang dilakukan oleh subyek penelitian dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (misalnya di Bidan Praktek Swasta /BPS, Puskesmas atau Rumah Sakit) dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Peran fasilitas pelayanan kesehatan dalam hal ini BPS, Puskesmas ataupun rumah sakit juga mempengaruhi perilaku pemberian ASI Eksklusif dan termasuk faktor pemungkin/ enabling factors. Dukungan yang diberikan oleh petugas kesehatan yang membantu selama persalinan berlangsung serta dukungan dari keluarga baik selama proses persalinan maupun dalam kehidupan sehari-hari merupakan faktor penguat/ reinforcing factors dan berperan dalam pemberian ASI Eksklusif. Dengan demikian jenis persalinan, tingkat pendidikan dan status bekerja ibu merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI Eksklusif.
C. Keterbatasan Penelitian 1. Pemilihan metode jenis observasional analitik dengan pendekatan crossectional menyebabkan data tingkat pendidikan ibu meskipun tinggi (≥ SMA) menyebabkan tidak nyata yaitu terdapat hubungan tetapi secara statistik tidak signifikan (OR = 2,60; CI 95% 0,88 hingga 7,52; p = 0,085), hal ini menunjukkan bahwa pemilihan subjek cenderung mendapatkan ibu dengan pendidikan yang homogen. Akibatnya kecenderungan data pendidikan ibu yang tinggi tidak dapat membedakan data pendidikan ibu yang rendah. Selain itu pengelompokan kategori tingkat pendidikan tinggi dan rendah berdasarkan pendidikan dasar wajib 9 tahun tidak bisa membedakan tingkat pendidikan menengah dan tinggi. Namun demikian tetap semakin tinggi tingkat pendidikan ibu akan memiliki keberhasilan ASI Eksklusif 2,60 kali dibandingkan yang berpendidikan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa metode penelitian crossectional tidak pas untuk penelitian dengan proses yang panjang seperti proses menyusui sekitar 2 tahun. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
2. Penelitian eksplanatif ini merupakan survey yang menjelaskan tentang hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif 6 bulan, sehingga jenis survey ini tidak mampu menjelaskan hubungan sebab-akibat terjadinya hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif 6 bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan : 1. Secara Umum Karakteristik Ibu Umur ibu rata-rata 20-35 tahun (80%), dengan tingkat pendidikan rata-rata SMA (49%), pekerjaan ibu rata-rata sebagai Ibu Rumah Tangga (61%), dengan jenis persalinan rata-rata pervaginam (70%), tingkat pendapatan keluarga rata-rata di atas Rp. 1.132.000,00 (di atas UMR Kabupaten Sukoharjo), ternyata memiliki tingkat keberhasilan memberikan ASI Eksklusif sebesar 56%. 2. Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara jenis persalinan dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang melahirkan secara pervaginam memiliki kemungkinan keberhasilan ASI Eksklusif 3,97 kali lebih besar dari pada ibu yang melahirkan secara operasi seksio sesarea (OR = 3,97; CI 95% 1,39 hingga 11,33; p = 0,010). 3. Terdapat hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak signifikan antara tingkat pendidikan dengan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 2,60; CI 95% 0,88 hingga 7,52; p = 0,085). 4. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 1,01; CI 95% 0,38 hingga 2,65; p = 0,989). 5. Terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang bekerja
memiliki
kemungkinan keberhasilan ASI Eksklusif 0,12 kali sehingga lebih rendah dari pada ibu yang tidak bekerja (OR = 0,12; CI 95% 0,04 hingga 0,35; p < 0,001)
B. Implikasi Menurut Prawirohardjo dalam Marmi (2012) bahwa jenis persalinan pervaginam dan operasi seksio sesarea dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif 6 bulan. Ibu yang mengalami operasi seksio sesarea dengan pembiusan umum tidak memungkinkan untuk segera dapat menyusui bayinya karena ibu belum sadar commit akibat pembiusan. Kondisi ini memungkinkan to user
50
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemberian makanan prelakteal kepada bayi sehingga menggagalkan keberhasilan ASI Eksklusif 6 bulan. Teori tersebut berlaku pada penelitian ini. Untuk itu perlu adanya perhatian khusus untuk ibu post partum sesar dalam proses Inisiasi Menyusu Dini dan mobilisasi post partum. Sesuai dengan teori perilaku Green dan Kreuter (2005) bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor pendorong untuk meningkatkan perilaku dalam hal ini pemberian ASI Eksklusif 6 bulan. Pengetahuan dipengaruhi salah satunya oleh tingkat pendidikan. Teori tersebut berlaku pada penelitian ini. Untuk itu perlu perhatian dan pendekatan khusus pada ibu menyusui dengan tingkat pendidikan rendah agar inisiasi pemberian ASI secara dini dapat berlangsung. Status bekerja ibu mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif 6 bulan dikarenakan ibu harus kembali bekerja setelah cuti mereka habis. Untuk itu perlu peningkatan motivasi dan pengetahuan bagi ibu yang bekerja agar tetap bisa menyusui serta pemberian dukungan dari keluarga maupun tenaga kesehatan melalui pemberian Inisiasi Menyusu Dini dan penyuluhan tentang laktasi.
C. Saran 1. Bagi Masyarakat Disarankan mengutamakan persalinan pervagina serta menghindari persalinan sesar jika tidak ada indikasi yang tepat, untuk menunjang keberhasilan pemberian ASI Eksklusif 6 bulan khususnya bagi keluarga baru atau kelahiran pertama. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Disarankan sebisa mungkin tetap melakukan Inisiasi Menyusu Dini pada semua ibu melahirkan
meskipun dengan cara operasi seksio sesarea, memberikan
motivasi serta penyuluhan yang intensif tentang menyusui terutama bagi ibu yang bekerja, terkait dengan teknik menyusui yang benar, cara memerah ASI, cara menyimpan ASI, pemberian ASI selama ibu bekerja dan cara mempertahankan produksi ASI.
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Bagi Instansi yang Mempekerjakan Perempuan Lebih memperhatikan hak-hak tenaga kerja perempuan terkait dengan pemberian cuti hamil dan melahirkan, serta menyediakan sarana untuk menyusui di tempat kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk meneliti tentang ASI Eksklusif dalam kaitan dengan penyebab cakupan pemberian ASI Eksklusif yang masih rendah dengan mengambil variabel-variabel lain, mengingat cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia bahkan di dunia masih belum sesuai dengan harapan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Amin, W. 2014. Pengaruh Faktor Sosial Ibu terhadap Keberhasilan Menyusui pada Dua Bulan Pertama. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, No. 2. Hal. 146-151 Aryeeteey, R.N.O. dan Goh, Y.E. 2013. Duration Of Exclusive Breastfeeding And Subsequent Child Feeding Adequacy. Ghana Medical Journal Volume 47 Number 1. Hal. 24 – 29. BPS Kabupaten Sukoharjo. 2014. Karakteristik Penduduk. Sukoharjo : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo. Dahlan, M.S. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika Dinkes Kabupaten Sukoharjo. 2013. Kampaye Kesehatan Gemas Asiek (Gerakan Masyarakat Asi Eksklusif). Sukoharjo : Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo . Ermianty, et al. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandalle Kab. Pangkep. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1. Hal 41-46. Haryono, R. dan Sulis Setianingsih. 2014. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah Hati Anda. Yogyakarta : Pustaka Baru. Kemenkes. 2014. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta : Kementrian Kesehatan. Kemhumham. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Jakarta : Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kemendikbud. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. .2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jakarta : Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kemenakertrans. 2014. Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Khanal, V., et al. 2013. Exclusive breastfeeding practices in relation to social and health determinants : a comparison of the 2006 and 2011 Nepal Demographic and Health Surveys. BMC Public Health Volume 1. Hal. 958 Liu, D. 2007 Manual Persalinan. Edisi 3. Alih Bahasa Eny Meiliya. Jakarta : EGC. Malik, H. 2013. Fajar Kebangkitan Pendidikan Daerah Tertinggal. Jakarta : LP3ES Marmi. 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Belajar. McNiel, M.E., et al. 2010. What are the Risks Associated with Formula Feeding? A ReAnalysis and Revie. BIRTH volume 37 number 1. Hal. 50-57. commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Murti, B. 2003. Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi. Yogjakarta : Gadjah Mada University Press. . 2013. Desain Dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogjakarta : Gadjah Mada University Press. Muryunani, A. 2013. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta : Trans Info Media. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Novianti dan Rizkianti, A. Pemberian Asupan Prelakteal Sebagai Salah Satu Faktor Kegagalan Asi Eksklusif Pada Pekerja Buruh Industri Tekstil di Jakarta. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 5 No. 1. Hal. 23-26. Novianti, R. 2009. Menyusui itu Indah : Cara Dahsyat Memberikan ASI untuk Bayi Sehat dan Cermat. Yogyakarta : Octopus. PERINASIA. 2004. Manajemen Laktasi. Cetakan ke 2. Jakarta : Perkumpulan Perinatologi Indonesia. Prishardoyo, B. et al. 2005. Pelajaran Ekonomi. Jakarta : Grasindo. Robbins, S. P. 2006. Perilaku Oraganisasi. Edisi 10. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya Rosita, S. 2008. ASI untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta : Ayyana. Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika. Saputri, E.L. dan Syauqy, A. 2013. Hubungan Riwayat Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak. Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1 . Hal.1-8 SDKI, 2007. Cakupan Pemberian ASI eksklusif. Jakarta : Departemen Kesehatan. Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal Dan Hepatobilier. Jakarta : Salemba Medika. Soedaryono. 2000. Tata Laksana Kantor. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Varney, H., et al. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Alih Bahasa Laily Mahmudah dan Gita Trisetyati. Jakarta : EGC. Wahyuni, A. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Talangpadang Kecamatan Talangpadang Tanggamus. Jurnal Kesehatan Mitra Lampung Vol 9 No.2. Hal 1-9 Wulandari, D.W. dan Dewanti, L. 2012. Rendahnya Praktik Menyusui pada Ibu Post Sectio Caesarea dan Dukungan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8. Hal. 393-397 commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wulansari, S. dan Pramono, M.S. 2014. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dengan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 17, No. 1. Hal 9-15 Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta : Andi Offset.
commit to user
55
Lampiran 1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KUESIONER A. IDENTITAS BAYI 1. Nama Bayi 2. Tempat / Tanggal Lahir 3. Status Anak (coret yang tidak sesuai) B. IDENTITAS IBU 1. Nama Ibu 2. Umur 3. Alamat 4. Pendidikan terakhir
5.
6.
: : : kandung/bukan anak kandung
: : : :
SD / sederajat
SMA / sederajat
SMP / sederajat
Perguruan tinggi
Pekerjaan Swasta
Wiraswasta
PNS
Ibu Rumah Tangga
Pendapatan Keluarga per Bulan ≥ Rp1.132.000,00
< Rp1.132.000,00 C. RIWAYAT KESEHATAN BAYI 1. Berat Badan Lahir 2. Lahir pada Usia Kehamilan Ibu 3. Lahir Secara
: : :
gram
Pervagina
Operasi sesar 4.
Cacat Bawaan Lahir (coret yang tidak sesuai)
: tidak ada / mengalami cacat bawaan yaitu ......
D. RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Coret jawaban yang dianggap tidak benar! 1. Apakah ASI (atau masih berupa cairan kekuningan) Anda sudah keluar pada saat masih hamil atau pada saat proses melahirkan? Sudah / Belum Alasan : 2.
Apakah Anda menyusui segera setelah bayi lahir? Ya / Tidak Alasan : commit to user
54
Lampiran 1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Apakah Anda memberikan ASI saja segera setelah bayi lahir? Ya / Tidak Alasan :
4.
Apakah Anda memberikan makanan/minuman selain ASI segera setelah bayi lahir? Ya / Tidak Alasan :
5.
Apakah Anda memberikan makanan /minuman pengganti ASI sampai ASI keluar saja? Ya / Tidak Alasan :
6.
Apakah bayi Anda mengalami alergi atau keadaan lain sehingga tidak memungkinkan untuk diberikan ASI? Ya / Tidak Alasan :
7.
Apakah Anda pernah mengalami sakit atau dalam masa pengobatan saat melahirkan ataupun selama masa menyusui sehingga dianjurkan untuk tidak menyusui? Ya / Tidak Alasan :
8.
Apakah Anda memberikan ASI saja (eksklusif) sampai usia 4 bulan? Ya / Tidak Alasan :
9.
Apakah Anda memberikan ASI saja (eksklusif) sampai usia 6 bulan? Ya / Tidak Alasan :
10. Apakat/budaya yang mengharuskan memberi makan/minum selain ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan? Ya / Tidak Alasan :
commit to user
55
56
HASIL PENELITIAN No
Nama Ibu
Umur Ibu (thn)
Nama Bayi
Umur Bayi (bulan)
Status Anak
Pend. Ibu
Status Pekerjaan Ibu
Pendptan Kelg/Bln
BB Lahir (kg)
1
Maya
27
Gabriel
7
Kandung
SMP
< 1,132 jt
2
Septi
29
Aeera
9
Kandung
SMP
Ibu Rumah Tangga Swasta
3
Erni
33
Abiyasa
12
Kandung
SMP
4
Tri M
35
9
Kandung
PT
5
Lasmi
30
Ramadha n Andrew
12
Kandung
SD
6
Aeranie
33
M Fajri
12
Kandung
SMP
7
Dewi
30
Jihan
7
Kandung
SMP
8
Priska
24
Gloria
6
Kandung
SMP
9
Kristanti
18
Qoirul
11
Kandung
SMA
10
Septi
27
Naufa
10
Kandung
PT
11
Kustanti
29
Silvia
6
Kandung
SMA
12
Atik
25
Fardhan
9
Kandung
SMP
13
Veroni ka Susi
23
Juwita
9
Kandung
SMA
25
Meitimu
7
Kandung
SMP
14
Jenis Persal
Cacat Bawa an
3,1
Usia kehami lan saat lahir (bln) 9
-
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 4 bln Ya
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 6 bln Ya
Normal
>1,132 jt
3
9
Ibu Rumah Tangga Swasta
< 1,132 jt
3
< 1,132 jt
Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta
Baik untuk anak
Normal
-
Tidak
Tidak
Bekerja
9
Normal
-
Ya
Ya
3
9
Normal
-
Ya
Ya
< 1,132 jt
3
9
Normal
-
Ya
Ya
ASI melimpah
< 1,132 jt
3,34
9
SC
-
Ya
Ya
Asupan terbaik dan hak bayi untuk ASI
< 1,132 jt
3
9
SC
-
Ya
Ya
< 1,132 jt
3,5
9
Normal
-
Tidak
Tidak
Ibu Rumah Tangga Swasta
< 1,132 jt
2,9
9
Normal
-
Ya
Ya
< 1,132 jt
2,9
9
SC
-
Ya
Tidak
Ibu Rumah Tangga Ibu rumah tangga Swasta
< 1,132 jt
3
9
Normal
-
Ya
Ya
< 1,132 jt
3
9
SC
-
Ya
Tidak
Bekerja
< 1,132 jt
2,97
9
SC
-
Tidak
Tidak
ASI tidak keluar
Ibu Rumah Tangga
< 1,132 jt
3,3
9
Normal
-
Tidak
Tidak
ASI tidak keluar
56
Alasan
ASI keluar sedikit hanya 2 minggu
57
No
Nama Ibu
Umur Ibu
Nama Bayi
Umur Bayi (bulan)
Status Anak
Pend. Ibu
Status pekerjaan Ibu
Pendptan Kelg/Bln
BB Lahir (kg)
Jenis Persal
Cacat Bawa an
2,88
Usia kehami lan saat lahir (bln) 9
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 6 bln Tidak
Alasan
-
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 4 bln Tidak
15
Sawi
30
Najwa
8
Kandung
SMP
Swasta
< 1,132 jt
SC
16
Eny
40
Algibran
12
Kandung
SMA
Swasta
< 1,132 jt
3,2
9
Normal
-
Ya
Ya
Tidak mau diberi MPASI
17
Kustanti
27
Lala
6
Kandung
SMP
Ibu Rumah Tangga Swasta
< 1,132 jt
2,8
7
Normal
-
Ya
Ya
18
Ngatini
36
Rizky
9
Kandung
PT
< 1,132 jt
2,8
9
Normal
-
Ya
Ya
19
Sargiati
24
Nisa
9
Kandung
SMA
Wiraswast a Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
< 1,132 jt
3
9
Normal
-
Tidak
Tidak
20
Sri M
33
Qharipul
10
Kandung
SMA
< 1,132 jt
3,4
9
Normal
-
Ya
Ya
21
Tumini
48
Anisa
8
Kandung
SD
< 1,132 jt
3
9
SC
-
Tidak
Tidak
22
Fitria
25
Fabian
6
Kandung
PT
< 1,132 jt
3,8
9
SC
-
Tidak
Tidak
23
Adita
29
M Febri
12
Kandung
PT
PNS
>1,132 jt
3,6
9
Normal
-
Tidak
Tidak
24 25
Dronicia Erna
38 25
Graciela Hafizh
11 12
Kandung Kandung
PT SMP
PNS Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
>1,132 jt < 1,132 jt
2,85 3,8
9 9
Normal Normal
-
Tidak Ya
Tidak Ya
26 27 28 29
Ari S Ary Ratih Utami
40 35 25 35
Zidan Natania Dafin Asfar
8 8 9 12
Kandung Kandung Kandung Kandung
SMA SMA PT SMP
>1,132 jt >1,132 jt >1,132 jt >1,132 jt
3,5 4,2 2,9 4,2
9 9 9 9
SC Normal Normal SC
-
Ya Tidak Tidak Ya
Ya Tidak Tidak Ya
30
Sri R
38
Afifah
12
Kandung
SD
< 1,132 jt
2,8
10
Normal
-
Ya
Ya
57
Diberi susu formula karna kerja
Karna tidak ada putting dan anak tidak mau manyusui Bekerja jadi diberi susu formula Karena Bekerja
58
No
Nama Ibu
Umur Ibu
Nama Bayi
Umur Bayi (bulan)
Status Anak
Pend. Ibu
Status pekerjaan Ibu
Pendptan Kelg/Bln
BB Lahir (kg)
Jenis Persal
Cacat Bawa an
2,5
Usia kehami lan saat lahir (bln) 9
-
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 4 bln Ya
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 6 bln Ya
31
Anisius
32
6
Kandung
SMA
Sumini
35
7
Kandung
SMA
33 34
Winda Erlina
25 19
Aqifa Nabila
15 11
Kandung Kandung
SMA SD
35
Iva
30
Kevin
11
Kandung
SMP
36
Ninik
36
Ayunda
8
Kandung
SMA
37
Lusi
26
Violeta
7
Kandung
SMA
38
Winarsih
26
Windi
10
Kandung
SMA
Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta
< 1,132 jt
32
Mahmud A Anandita
Normal
< 1,132 jt
2,3
9
>1,132 jt < 1,132 jt
2,8 2,8
>1,132 jt
39
Wuryati
32
Cilio
6
Kandung
SMA
40 41
Sutarni Danik
26 34
Fika Zalika
12 7
Kandung Kandung
PT SMA
42
Endang
37
Fandi
7
Kandung
SMA
43
Heri
36
Dimas
9
Kandung
SMA
44
39
Adriyana
10
Kandung
SMA
45 46
Srimulyan i Agus Retnosari
40 30
Faiza Ivan
11 9
Kandung Kandung
SMP SMA
47
Yeni
25
Nadia
10
Kandung
SMA
Normal
-
Tidak
Tidak
9 9
Normal Normal
-
Ya Tidak
Ya Tidak
3
9
Normal
-
Tidak
Tidak
< 1,132 jt
3,6
9
Normal
-
Tidak
Tidak
>1,132 jt
3,1
9
Normal
-
Ya
Ya
< 1,132 jt
3
9
Normal
-
Tidak
Tidak
Ibu Rumah Tangga Swasta Ibu Rumha Tangga Ibu Rumah Tangga Wiraswast a Swasta
>1,132 jt
3,7
9
SC
-
Ya
Ya
>1,132 jt >1,132 jt
2,9 3,3
9 9
Normal Normal
-
Ya Ya
Ya Ya
>1,132 jt
2,2
8
SC
-
Ya
Ya
>1,132 jt
3,1
9
Normal
-
Tidak
Tidak
>1,132 jt
3,8
9
Normal
-
Ya
Tidak
Swasta Ibu Rumah Tangga Swasta
>1,132 jt >1,132 jt
2,9 3,9
9 9
Normal SC
-
Ya Ya
Tidak Ya
Ditinggal Kerja
>1,132 jt
3,1
9
Normal
-
Tidak
Tidak
ASI tidak lancar
58
Alasan
Karena ASI keluar ASI tidak keluar dan mengurus anak-anak Putting tidak keluar
KArena ditinggal kerja
Ikut bersama neneknya
59
No
Nama Ibu
Umur Ibu
Nama Bayi
Umur Bayi (bulan)
Status Anak
Pend. Ibu
Status pekerjaan Ibu
Pendptan Kelg/Bln
BB Lahir (kg)
Jenis Persal
Cacat Bawa an
3,4
Usia kehami lan saat lahir (bln) 9
-
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 4 bln Tidak
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 6 bln Tidak
48
Tri
30
Shafira
12
Kandung
SMP
< 1,132 jt
49
Wahyuni
33
Shouldhe a
15
Kandung
SMP
Ibu Rumah Tangga Wiraswast a
SC
>1,132 jt
2,8
9
SC
-
Tidak
Tidak
50
Dwi
29
Arjun
12
Kandung
SD
Ibu Rumah Tangga
< 1,132 jt
3,1
9
Normal
-
Ya
Tidak
51 52
Sri M Novia
34 24
13 11
Kandung Kandung
SMA SMA
53
Puji
35
Nadia M Naimar Hanung
Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga PNS
< 1,132 jt < 1,132 jt
3 2,65
9 9
Normal Normal
-
Ya Ya
Ya Ya
9
Kandung
SMA
>1,132 jt
4,125
9
SC
-
Ya
Ya
54 55 56
Sri N Nita Safari
28 30 32
Alviana Hani Kaira
6 7 11
Kandung Kandung Kandung
SMA PT SMA
< 1,132 jt < 1,132 jt < 1,132 jt
3 2,6 2,7
9 9 9
Normal Normal Normal
-
Tidak Tidak Tidak
Tidak Tidak Tidak
57
NMK
29
NZNA
15
Kandung
PT
>1,132 jt
2,55
9
Normal
-
Ya
Ya
58
Juli
34
Alcelo
6
Kandung
SMA
Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
< 1,132 jt
3,4
9
SC
-
Tidak
Tidak
59
Vivin
24
Fairus
6
Kandung
PT
>1,132 jt
2,6
9
SC
-
Ya
Ya
60
Risa
25
Nera
15
Kandung
SMA
< 1,132 jt
3,3
9
Normal
-
Ya
Ya
61
Nur
34
M Nabil
11
Kandung
PT
>1,132 jt
2,8
9
Normal
-
Ya
Ya
59
Alasan
ASI tidak keluar lancar Dibeeri susu formula setelah berumur 5 hari Diberi ASI selama 4 bulan pertama karna bayi tidak puas maka diberi MPASI ASI saja sudah cukup ASI keluar
ASI keluar sedikit Karena ASI keluar tidak lancer Komitmen untuk ASI eksklusif Diberi susu formula
Komposisi nutrisi dalam ASI sudah lengkap
60
No
Nama Ibu
Umur Ibu
Nama Bayi
Umur Bayi (bulan)
Status Anak
Pend. Ibu
Status pekerjaan Ibu
Pendptan Kelg/Bln
BB Lahir (kg)
Jenis Persal
Cacat Bawa an
2,9
Usia kehami lan saat lahir (bln) 9
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 6 bln Ya
Alasan
-
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 4 bln Ya
62
Sumarsih
35
Rafa
6
Kandung
SMP
>1,132 jt
63
Trianti
20
Rahmatul
15
Kandung
SMA
Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
Normal
< 1,132 jt
2,8
9
Normal
-
Ya
Ya
9
Normal
-
Tidak
Tidak
Ingin memberi yang terbaik dan baik untuk kekebalan tubuh Diberi susu formula karna bekerja
64
Dwi
24
Phandya
9
Kandung
SMP
Swasta
< 1,132 jt
2,6
65 66
Rita Sri Murni
38 20
Fatiq Naura
6 12
Kandung Kandung
SMA SMP
IRT Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga PNS
< 1,132 jt >1,132 jt
2,7 3,2
9 9
Normal Normal
-
Ya Ya
Ya Ya
67
Rini
24
Gibran
10
Kandung
SMA
>1,132 jt
2,7
9
SC
-
Ya
Ya
68
Menuk
42
Dzeko
8
Kandung
SMA
>1,132 jt
4,05
8
SC
-
Ya
Ya
69
Eka
28
Naufal
6
Kandung
SMA
>1,132 jt
2,8
9
SC
-
Ya
Ya
70
Puiji
35
Ibrahim
15
Kandung
PT
>1,132 jt
2,9
9
SC
-
Tidak
Tidak
71
Satria
32
Fauzan
12
Kandung
SMA
Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
< 1,132 jt
3,125
9
SC
-
Ya
Ya
72
Yesiya
25
Lentera
9
Kandung
PT
>1,132 jt
3
9
Normal
-
Ya
Ya
73
Nanda
28
Galang
11
Kandung
PT
>1,132 jt
3,1
9
Normal
-
Ya
Ya
74
Nurcahya nti
25
Najwa
14
Kandung
PT
< 1,132 jt
3,6
9
Normal
-
Ya
Ya
75
Lusiyani
31
Leonardo
6
Kandung
SMA
Swasta
>1,132 jt
3,5
9
Normal
-
Ya
Ya
60
Tidak mau diberi MPASI buatan pabrik Mengikuti program ASI eksklusif 6 bulan Hanya diberi ASI selama 6 bulan
Bekerja dan anak dititipkan
ASI baik dan anak tidak mau diberi susu formula ASI sedikit jadi diberi susu formula
61
No
Nama Ibu
Umur Ibu
Nama Bayi
Umur Bayi (bulan)
Status Anak
Pend. Ibu
Status pekerjaan Ibu
Pendptan Kelg/Bln
BB Lahir (kg)
Jenis Persal
Cacat Bawa an
3,1 4,3
Usia kehami lan saat lahir (bln) 9 9
-
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 4 bln Ya Ya
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 6 bln Ya Ya
76 77
Septiana Nurul H
26 23
Naila Fadhil
9 8
Kandung Kandung
SMA SMA
< 1,132 jt < 1,132 jt
78
Purwanti
28
Rifki
9
Kandung
SMA
79
Siti S
36
Ahmad G
8
Kandung
SMA
80
Tri W
26
M Bilal
11
Kandung
PT
81
Dwi S
24
Kenzie
8
Kandung
SMP
82
Sumilih
37
Desava
6
Kandung
SD
83
Royani
40
Adera
13
Kandung
SMP
Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Wiraswast a Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta
Normal SC
>1,132 jt
3
9
>1,132 jt
3
>1,132 jt
84 85
Ika Sri M
24 24
Fichesa Dimas P
12 11
Kandung Kandung
SMA SD
86 87 88
Cici Anratna Sri W
24 23 35
Samba Jason A Anisa
12 13 7
Kandung Kandung Kandung
SD SMA SMA
89 90 91
Wahyu Andila Yunita
21 20 25
Noval R Asyraf Anindya
12 12 12
kandung Kandung Kandung
SD SMP SMA
92
Dian L
42
Kamila
12
Kandung
SMA
Swasta Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Wiraswast a IRT Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
Normal
-
Ya
Ya
9
Normal
-
Ya
Ya
3
9
SC
-
Tidak
Tidak
< 1,132 jt
3,04
9
SC
-
Tidak
Tidak
< 1,132 jt
3,7
9
Normal
-
Ya
Ya
Ikut anjuran dokter
< 1,132 jt
2,6
9
SC
-
Ya
Tidak
Mengikuti anjuran bidan setelah itu >4 diberi MPASI karna tidak kenyang
< 1,132 jt < 1,132 jt
3,6 2,9
9 8
Normal Normal
-
Ya Ya
Ya Ya
< 1,132 jt < 1,132 jt < 1,132 jt
3,2 2,3 3,3
9 9 8
Normal Normal Normal
-
Tidak Ya Ya
Tidak Tidak Ya
< 1,132 jt < 1,132 jt >1,132 jt
2,9 3,6 3,5
10 9 9
SC Normal Normal
-
Tidak Ya Ya
Tidak Ya Ya
>1,132 jt
2,7
9
Normal
-
Tidak
tidak
61
Alasan
ASI tidak maksimal kurang lancar ASI tidak produksi
Sesuai anjuran dokter
Disambung susu formula
62
No
Nama Ibu
Umur Ibu
Nama Bayi
Umur Bayi (bulan)
Status Anak
Pend. Ibu
Status pekerjaan Ibu
Pendptan Kelg/Bln
BB Lahir (kg)
Jenis Persal
Cacat Bawa an
3,1
Usia kehami lan saat lahir (bln) 9
93
Parni
36
12
Kandung
SMA
IRT
>1,132 jt
94 95 96 97 98 99
Stefani Suci K Ester TM Andin K Elisa D Pariyem
25 35 28 30 27 28
10 11 12 10 11 12
Kandung Kandung Kandung Kandung Kandung Kandung
PT SMA SMA PT SMA SD
PNS IRT IRT Swasta IRT IRT
100
Sekarning sih
21
Muhama d Nanda Alicia Hizkia Rani AP Josepa Feri Maulana Monika Agustina
9
Kandung
SMA
IRT
Normal
>1,132 jt >1,132 jt >1,132 jt >1,132 jt >1,132 jt < 1,132 jt
3,2 3,9 3,0 2,5 2,8 3,1
9 9 9 9 8 9
>1,132 jt
2,9
9
62
-
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 4 bln Ya
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif 6 bln Ya
SC SC Normal Normal Normal Normal
-
Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya
Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya
Normal
-
Ya
Tidak
Alasan
Sudah budaya Takut payudara Besar Pernah diberi formula sibuk kerja Puting lecet
Lampiran 3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
MASTER TABEL No.
Nama Ibu
Umur Ibu
Nama Anak
Umur Anak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Maya Septi
27 29
Gabriel Aeera
7 9
Erni Tri M
33 35
Abiyasa Ramadhan
12 9
Lasmi
30
Andrew
12
Aeranie Dewi
33 30
M Fajri Jihan
12 7
Priska Kristanti
24 18
Gloria Qoirul
6 11
Septi Kustanti
27 29
Naufa Silvia
10 6
Atik
25
Fardhan
9
Veronika Susi
23 25
Juwita Meitimu
9 7
Sawi Eny
30 40
Najwa Algibran
8 12
Kustanti
27
Lala
6
Ngatini Sargiati
36 24
Rizky Nisa
9 9
Sri M Tumini
33 48
Qharipul Anisa
10 8
Fitria Adita
25 29
Fabian M Febri
6 12
Dronicia
38
Graciela
11
Erna Ari S
25 40
Hafizh Zidan
12 8
Ary Ratih
35 25
Natania Dafin
8 9
Utami
35
Asfar
12
Sri R Anisius
38 32
Afifah Mahmud A
12 6
Sumini Winda
35 25
Anandita Aqifa
7 15
Erlina Iva
19 30
Nabila Kevin
11 11
Ninik
36
Ayunda
8
Lusi Winarsih
26 26
Violeta Windi
7 10
Wuryati Sutarni
32 26
Cilio Fika
6 12
Danik
34
Zalika
commit7to
63
1
2
3
4
5
1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 user 1
2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1
2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1
2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2
1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1
Lampiran 3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
No.
Nama Ibu
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
Endang
Umur Ibu 37
Heri Srimulyani
36 39
Agus Retnosari
40 30
Yeni
25
Tri Wahyuni
30 33
Dwi Sri M
29 34
Novia Puji
24 35
Sri N
28
Nita Safari
30 32
NMK Juli
29 34
Vivin
24
Risa Nur
25 34
Sumarsih Trianti
35 20
Dwi Rita
24 38
Sri Murni
20
Rini Menuk
24 42
Eka Puiji
28 35
Satria
32
Yesiya Nanda
25 28
Nur Lusiyani
25 31
Septiana Nurul H
26 23
Purwanti
28
Siti S Tri W
36 26
Dwi S Sumilih
24 37
Royani
40
Ika
24
Nama Anak
Umur Anak 7
1
2
3
4
5
2 Dimas 9 1 Adriyana 10 1 Faiza 11 1 Ivan 9 2 Nadia 10 1 Shafira 12 2 Shouldhea 15 2 Arjun 12 2 Nadia 13 1 M Naimar 11 1 Hanung 9 2 Alviana 6 1 Hani 7 1 Kaira 11 1 NZNA 15 1 Alcelo 6 2 Fairus 6 2 Nera 15 1 M Nabil 11 1 Rafa 6 1 Rahmatul 15 1 Phandya 9 1 Fatiq 6 1 Naura 12 1 Gibran 10 2 Dzeko 8 2 Naufal 6 2 Ibrahim 15 2 Fauzan 12 2 Lentera 9 1 Galang 11 1 Najwa 14 1 Leonardo 6 1 Naila 9 1 Fadhil 8 2 Rifki 9 1 Ahmad G 8 1 M Bilal 11 2 Kenzie 8 2 Desava 6 1 Adera 13 2 commit to user Fichesa 12 1
1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1
1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2
2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1
1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1
Fandi
64
Lampiran 3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
No.
Nama Ibu
85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
Sri M
Umur Ibu 24
Dimas P
Umur Anak 11
Cici Anratna
24 23
Samba Jason A
12 13
Sri W Wahyu
35 21
Anisa Noval R
7 12
Andila
20
Asyraf
12
Yunita Dian L
25 42
Anindya Kamila
12 12
Parni Stefani
36 25
Muhamad Nanda
12 10
Suci K Ester TM
35 28
Alicia Hizkia
11 12
Andin K
30
Rani AP
10
Elisa D Pariyem
27 28
Josepa Feri M.
11 12
Sekarning
21
Monika A.
9
Nama Anak
commit to user
65
1
2
3
4
5
1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1
2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2
1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil Analisis SPSS Frequencies Statistics jenis persalinan
Valid
tingkat
pendapatan
pendidikan ibu
keluarga
pekerjaan ibu
keberhasilan asi
100
100
100
100
100
0
0
0
0
0
N Missing
Frequency Table jenis persalinan Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
pervag
70
70.0
70.0
70.0
sesar
30
30.0
30.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
tingkat pendidikan ibu Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
tinggi
68
68.0
68.0
68.0
rendah
32
32.0
32.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
pendapatan keluarga Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
tinggi
56
56.0
56.0
56.0
rendah
44
44.0
44.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
pekerjaan ibu Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
kerja
39
39.0
39.0
39.0
tidak
61
61.0
61.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
commit to user
65
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keberhasilan asi Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
berhasil
56
56.0
56.0
56.0
tidak
44
44.0
44.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Descriptives Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
umur ibu (th)
100
18.00
48.00
29.8000
6.01345
umur anak (bln)
100
6.00
15.00
9.8400
2.55730
Valid N (listwise)
100
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N jenis persalinan *
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
100
100.0%
0
0.0%
100
100.0%
100
100.0%
0
0.0%
100
100.0%
100
100.0%
0
0.0%
100
100.0%
100
100.0%
0
0.0%
100
100.0%
keberhasilan asi tingkat pendidikan ibu * keberhasilan asi pendapatan keluarga * keberhasilan asi pekerjaan ibu * keberhasilan asi
commit to user
66
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jenis persalinan * keberhasilan asi Crosstab keberhasilan asi berhasil Count
Total
tidak
44
26
70
62.9%
37.1%
100.0%
12
18
30
40.0%
60.0%
100.0%
56
44
100
56.0%
44.0%
100.0%
pervag % within jenis persalinan jenis persalinan Count sesar % within jenis persalinan Count Total % within jenis persalinan
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Asymp. Sig.
Exact Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided)
a
1
.035
3.573
1
.059
4.446
1
.035
4.453 b
df
Fisher's Exact Test
.048
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
4.408
1
.036
100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.20. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Lower
Odds Ratio for jenis
Upper
2.538
1.056
6.100
1.571
.978
2.524
.619
.406
.944
persalinan (pervag / sesar) For cohort keberhasilan asi = berhasil For cohort keberhasilan asi = tidak N of Valid Cases
100
commit to user
67
.029
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tingkat pendidikan ibu * keberhasilan asi Crosstab keberhasilan asi berhasil Count tinggi
% within tingkat pendidikan
Total
tidak
41
27
68
60.3%
39.7%
100.0%
15
17
32
46.9%
53.1%
100.0%
56
44
100
56.0%
44.0%
100.0%
ibu tingkat pendidikan ibu Count rendah
% within tingkat pendidikan ibu Count
Total
% within tingkat pendidikan ibu
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Asymp. Sig.
Exact Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided)
a
1
.207
1.092
1
.296
1.585
1
.208
1.590 b
df
Fisher's Exact Test
.280
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
1.574
1
.210
100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.08. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Lower
Odds Ratio for tingkat
Upper
1.721
.738
4.016
1.286
.848
1.950
.747
.482
1.158
pendidikan ibu (tinggi / rendah) For cohort keberhasilan asi = berhasil For cohort keberhasilan asi = tidak N of Valid Cases
100
commit to user
68
.148
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendapatan keluarga * keberhasilan asi Crosstab keberhasilan asi berhasil Count tinggi
% within pendapatan
Total
tidak
31
25
56
55.4%
44.6%
100.0%
25
19
44
56.8%
43.2%
100.0%
56
44
100
56.0%
44.0%
100.0%
keluarga pendapatan keluarga Count rendah
% within pendapatan keluarga Count
Total
% within pendapatan keluarga
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Asymp. Sig.
Exact Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided)
a
1
.884
.000
1
1.000
.021
1
.884
.021 b
df
Fisher's Exact Test
1.000
Linear-by-Linear Association
.021
N of Valid Cases
100
1
.884
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.36. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Lower
Odds Ratio for pendapatan
Upper
.942
.425
2.089
.974
.687
1.381
1.034
.661
1.617
keluarga (tinggi / rendah) For cohort keberhasilan asi = berhasil For cohort keberhasilan asi = tidak N of Valid Cases
100
commit to user
69
.523
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pekerjaan ibu * keberhasilan asi Crosstab keberhasilan asi berhasil Count
Total
tidak
13
26
39
33.3%
66.7%
100.0%
43
18
61
70.5%
29.5%
100.0%
56
44
100
56.0%
44.0%
100.0%
kerja % within pekerjaan ibu pekerjaan ibu Count tidak % within pekerjaan ibu Count Total % within pekerjaan ibu
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Asymp. Sig.
Exact Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided)
a
1
.000
11.866
1
.001
13.528
1
.000
13.331 b
df
Fisher's Exact Test
.000
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
13.198
1
.000
100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.16. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Lower
Odds Ratio for pekerjaan ibu
Upper
.209
.088
.496
.473
.295
.759
2.259
1.445
3.532
(kerja / tidak) For cohort keberhasilan asi = berhasil For cohort keberhasilan asi = tidak N of Valid Cases
100
commit to user
70
.000
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Logistic Regression Case Processing Summary a
Unweighted Cases
N
Percent
Included in Analysis Selected Cases
100
100.0
0
.0
100
100.0
0
.0
100
100.0
Missing Cases Total
Unselected Cases Total
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
berhasil
0
tidak
1
Block 0: Beginning Block Classification Table
a,b
Observed
Predicted keberhasilan asi berhasil
Percentage Correct
tidak
berhasil
56
0
100.0
tidak
44
0
.0
keberhasilan asi Step 0 Overall Percentage
56.0
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500 Variables in the Equation B Step 0
Constant
-.241
S.E.
Wald
.201
df
1.433
Sig. 1
.231
Variables not in the Equation Score
df
Sig.
jenispersal
4.453
1
.035
tkpendidikan
1.590
1
.207
.021
1
.884
13.331
1
.000
Variables Step 0
tkpendptan statuskrj Overall Statistics
commit to user4
22.513
71
.000
Exp(B) .786
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square
Step 1
df
Sig.
Step
24.791
4
.000
Block
24.791
4
.000
Model
24.791
4
.000
Model Summary Step
-2 Log likelihood
1
112.395
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
a
.220
.294
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001. Classification Table
a
Observed
Predicted keberhasilan asi berhasil
Percentage Correct
tidak
berhasil
42
14
75.0
tidak
11
33
75.0
keberhasilan asi Step 1 Overall Percentage
75.0
a. The cut value is .500 Variables in the Equation B jenispersal
Step 1
a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
1.377
.536
6.616
1
.010
3.965
tkpendidikan
.943
.548
2.960
1
.085
2.569
tkpendptan
.007
.493
.000
1
.989
1.007
statuskrj
-2.094
.525
15.887
1
.000
.123
Constant
.040
1.139
.001
1
.972
1.041
Variables in the Equation 95% C.I.for EXP(B) Lower jenispersal
Step 1
a
Upper 1.388
11.326
tkpendidikan
.877
7.524
tkpendptan
.383
2.646
statuskrj
.044
.345
Constant
commit totkpendptan, user a. Variable(s) entered on step 1: jenispersal, tkpendidikan, statuskrj.
72
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
73