HIKMAH MEMPELAJARI ETIKA ISLAM
1. Kemajuan Rohani Tujuan ilmu pengetahuan ialah meningkatkan ilmu kemajuan manusia di bidang rohaniah atau di bidang mental spiritual. Orang yang berilmu tidaklah sama derajatnya dengan orang yang tidak berilmu. Orang yang berilmu, praktis memiliki keutamaan dengan derajat yang lebih tinggi. Diterangkan dalam QS. Az-Zumar (39) : 9,
َاﻵﺧ َﺮةَ َوﻳـ َْﺮﺟُﻮ َر ْﺣ َﻤﺔ ِ َﺎﺟﺪًا َوﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﻳَ ْﺤ َﺬ ُر ِ ِﺖ آﻧَﺎءَ اﻟﻠﱠﻴ ِْﻞ ﺳ ٌ ُﻮ ﻗَﺎﻧ َ أَ ﱠﻣ ْﻦ ﻫ َرﺑﱢِﻪ ﻗُ ْﻞ َﻫ ْﻞ ﻳَ ْﺴﺘَﻮِي اﻟﱠﺬِﻳ َﻦ ﻳَـ ْﻌﻠَﻤُﻮ َن وَاﻟﱠﺬِﻳ َﻦ ﻻ ﻳَـ ْﻌﻠَﻤُﻮ َن إِﻧﱠﻤَﺎ ﻳَـﺘَ َﺬﱠﻛ ُﺮ أُوﻟُﻮ َﺎب ِ اﻷﻟْﺒ
Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. QS. Al-Fathir (35) : 28,
َِﻚ إِﻧﱠﻤَﺎ ﻳَ ْﺨﺸَﻰ اﻟﻠﱠﻪ َ ِﻒ أَﻟْﻮَاﻧُﻪُ َﻛ َﺬﻟ ٌ َﺎم ُﻣ ْﺨﺘَﻠ ِ َاب وَاﻷﻧْـﻌ ﱠﺎس وَاﻟﺪﱠو ﱢ ِ َوِﻣ َﻦ اﻟﻨ ِﻣ ْﻦ ِﻋﺒَﺎ ِد ِﻩ اﻟْﻌُﻠَﻤَﺎءُ إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ َﻋﺰِﻳ ٌﺰ ﻏَﻔُﻮٌر
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatangbinatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun. QS. Al-Mujadalah (48): 11.
َاب َﺷﻐَﻠَْﺘـﻨَﺎ أَﻣْﻮَاﻟُﻨَﺎ َوأَ ْﻫﻠُﻮﻧَﺎ ﻓَﺎ ْﺳﺘَـﻐْﻔ ِْﺮ ِ َﻚ اﻟْ ُﻤ َﺨﻠﱠﻔُﻮ َن ِﻣ َﻦ اﻷ ْﻋﺮ َ ُﻮل ﻟ ُ َﺳﻴَـﻘ
ِﻚ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ِﻣ َﻦ اﻟﻠﱠ ِﻪ ُ ْﺲ ﻓِﻲ ﻗُـﻠُﻮﺑِ ِﻬ ْﻢ ﻗُ ْﻞ ﻓَ َﻤ ْﻦ ﻳَ ْﻤﻠ َ ْﺴﻨَﺘِ ِﻬ ْﻢ ﻣَﺎ ﻟَﻴ ِ ﻟَﻨَﺎ ﻳَـﻘُﻮﻟُﻮ َن ﺑِﺄَﻟ
أَرَا َد ﺑِ ُﻜ ْﻢ ﻧَـ ْﻔﻌًﺎ ﺑَ ْﻞ ﻛَﺎ َن اﻟﻠﱠﻪُ ﺑِﻤَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن َﺧﺒِﻴﺮًا Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiah) akan mengatakan: "Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami"; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudaratan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dengan demikian, tentulah orang-orang yang mempunyai pengetahuan dalam ilmu akhlak lebih utama daripada orang-orang yang tidak mengetahuinya. Pengetahuan ilmu akhlak itu dapat mengantarkan seseorang kepada jenjang kemuliaan akhlak, karena dengan ilmu itu dapat menyadari mana perbuatan yang baik yang mengantarkan kepada kebahagiaan dan mana pula perbuatan yang jahat yang bakal merumuskan kepada kesesatan dan kecelakaan. Dengan ilmu akhlak yang dimilikinya itu dia selalu berusaha memelihara diri supaya senantiasa berada pada garis akhlak yang mulia, yang di ridhai oleh Allah SWT dan menjauhi segala bentuk akhlak yang tercela yang dimurkai oleh Allah SWT. 2. Penuntun Kebaikan Ilmu akhlak bukan sekedar memberitahukan mana yang baik dan mana yang buruk, melainkan juga mempengaruhi dan mendorong kita supaya membentuk hidup yang suci dengan memprodusir kebaikan dan kebajikan yang mendatangkan manfaat bagi sesama manusia. Memang benar tidaklah semua manusia dapat dipengaruhi oleh ilmu serempak dan seketika menjadi baik. Akan tetapi kehadiran ilmu akhlak mutlak diperlukan laksana kehadiran dokter yang berusaha menyembuhkan penyakit. Dengan advis yang diberikan oleh dokter, dapatlah orang sakit menyadari cara-cara yang perlu ditempuh untuk memulihkan kesehatannya. Demikianlah ilmu akhlak memberikan advis kepada yang mau menerimanya tentang jalan-jalan yang membentuk pribadi mulia yang dihiasi oleh akhlaqul karimah. ARISTOTELES (384-322 SM) menandaskan : apa yang berhubungan dengan keutamaan tidak cukup sekedar mengetahui apa keutamaan itu. Bahkan harus ditambah dengan melatihnya dan mengerjakannya, atau mencari jalan lain untuk menjadikan diri kita sebagai orang-orang utama dan baik. Rasulullah SAW sebagai tauladan utama yang justru karena beliau mengetahui akhlak maka jadilah beliau sebagai manusia yang paling mulia akhlaknya. QS. Al-Qalam (68): 4.
ِﻴﻢ ٍ ﱠﻚ ﻟَﻌَﻠﻰ ُﺧﻠ ٍُﻖ َﻋﻈ َ َوإِﻧ Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Sahabat Anas ra. menyatakan : "Adalah Rasulullah SAW manusia yang paling baik perangainya. (HR. Bukhari dan Muslim). Sementara itu Abdullah bin Umar ra. meriwayatkan, bahwa Nabi pernah bersabda : “Sesungguhnya yang paling baik diantara kamu ialah yang paling baik akhlaknya”. (HR. Bukhari dan Muslim). An-Nawwas bin Sam’an ra. berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang bakti dan dosa. Maka jawab Nabi SAW : “Bukti itu ialah baik budi pekerti, dan dosa itu ialah semua yang meragukan dalam hati , dan tidak suka diketahui orang”. Dengan keterangan tersebut jelaslah bahwa pengetahuan akhlak, adalah ilmu yang mengundang kepada kebaikan serta memberikan tuntunan kepadanya. 3. Kesempurnaan Iman Iman yang sempurna akan melahirkan kesempurnaan akhlak. Dengan perkataan lain bahwa keindahan akhlak adalah manifestasi daripada kesempurnaan iman. Sebaliknya tidaklah dipandang orang itu beriman dengan sungguh-sungguh jika akhlaknya buruk. Dalam hubungan ini Abi Hurairah meriwayatkan penegasan Rasulullah SAW : “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”. (HR. at-Tirmidzi). Untuk menyempurnakan iman, haruslah menyempurnakan akhlak, dengan mempelajari ilmunya sebagai suluh. 4. Keutamaan di Hari Kemudian Sementara itu, dalam beberapa keterangan Rasulullah SAW mengemukakan bahwa orang-orang yang berakhlak luhur, akan menempati kedudukan yang terhormat di hari kemudian. Dari Abu Darda’ ra., Nabi SAW bersabda : “Tiada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari kiamat, selain daripada keindahan akhlak. Dan Allah benci kepada orang yang keji mulut dan kelakuan. HR. Tirmidzi”. Abi Hurairah ra. memberitakan : “Rasulullah SAW ditanyai tentang kelakuan apakah yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surge. Jawabnya : “Taqwa kepada Allah dan keindahan akhlaknya”.
Dan ketika beliau ditanya hal-hal yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, Rasulullah menjawab : “(kejahatan) mulut dan kemaluan”. (HR. Tirmidzi). Abu Umamah al-Bahili ra. berkata : Rasulullah bersabda : “Saya dapat menjamin suatu rumah di dasar surga untuk orang yang meninggalkan perdebatan, meskipun dia benar. Dan menjamin suatu rumah dipertengahan surge bagi orang yang tidak berdusta meskipun dia bergurau. Dan menjamin suatu rumah di puncak surga bagi orang yang baik budi pekertinya. (HR. Abu Daud). Jabir ra. berkata ; Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya orang yang sangat saya kasihi dan yang terdekat padaku majelisnya di hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya, dan orang yang sangat saya benci dan terjauh daripada Ku pada hari kiamat yaitu orang yang banyak bicara, sombong dan pembicaraannya dan berlagak menunjukkan kepandaiannya”. (HR. at-Tirmidzi). 5. Kebutuhan Primer Dalam Keluarga Sebagaimana halnya makanan, minuman, pakaian dan tempat berteduh (rumah) adalah kebutuhan material yang primer dalam suatu keluarga, maka dari segi moral, akhlak adalah kebutuhan primernya. Akhlak merupakan faktor mutlak dalam menegakkan keluarga sejahtera. Keluarga yang tidak dibina dengan tonggak yang baik akhlaknya tidak akan dapat berbahagia, seklipun kekayaan materialnya melimpah ruah. Sebaliknya terkadang suatu keluarga serba kekurangan dalam ekonomi rumah tangganya, namun dapat bahagia berkat pembinaan akhlak, seperti yang tercermin dalam rumah tangga Rasulullah SAW. Akhlak yang luhur itulah yang mengharmoniskan rumah tangga, menjalin cinta dan kasih sayang semua pihak. Segala tantangan dan badai rumah tangga yang sewaktuwaktu datang melanda, dapat di atasi dengan rumus-rumus akhlak. Tegasnya akan meranalah rumah tangga yang ketiadaan akhlaqul karimah dan bahagialah rumah tangga yang dirangkum dengan keindahan akhlak.
6. Kerukunan Antar Tetangga Dari lingkungan keluarga kita keluar kepada lingkungan yang lebih luas, hubungan antar tetangga. Lingkungan ini pun mutlak memerlukan akhlak yang baik. Untuk membina kerukunan antar tetangga diperlukan pergaulan yang baik. Urgensinya di sini cukup jelas, karena betapa banyaknya lingkungan yang gaduh karena tidak mengindahkan kode etik bertetangga. Islam mengajarkan agar antara tetangga di bangun “jembatan emas” berupa kasih sayang, muhabbah, dan mawaddah. Nabi dengan telitinya memperhatikan masalah ini, sampai-sampai beliau menghimbau agar jangan merasa malu menghadiahi tetangganya sekalipun berupa kaki kambing atau kuah gulai.
7. Peranan Akhlak Dalam Pembinaan Remaja Para orangtua, kaum pendidik dan petugas-petugas keamanan sering kali dipusingkan oleh masalah kenakalan remaja. Dari keluarga kaya raya dan anak-anak orang berpangkat, banyak ditemukan kasus-kasus kenakalan remaja, misalnya : penyalahgunaan obat bius, pemerkosaan, perampokan, perkelahian, dan sebagainya. Masalahnya kembali kepada akhlak remaja itu sendiri. Remaja yang demikian nakalnya, adalah remaja yang tiada mengenal akhlak. Sebaliknya tidak sedikit pula remaja yang menyejukkan pandangan mata, karena kesopanan dan tingkah lakunya yang baik dan selalu berbuat kebaikan. Remaja yang demikian itu adalah remaja yang shaleh, yang berakhlak indah dan mulia. Dari segi ini jelas pulalah betapa hikmahnya ilmu akhlak yang dapat menuntun para remaja menemukan dunianya, menyalurkan bakatnya kepada tindakan sublimatif dan konstruktif. 8. Akhlak Dalam Pergaulan Umum Akhlak mempunyai peranan yang menentukan dalam kehidupan dan pergaulan yang bersifat umum, sebagai contohnya yang nyata : bukankah setiap orang yang dapat diterima bekerja pada salah satu perusahaan atau instansi harus membuktikan dirinya lebih dahulu sebagai orang yang berkelakuan baik dengan surat keterangan dari kepolisian. Orang yanag berakhlak rendah selalu ditolak dimana-mana, mempersempit ruang geraknya sendiri dan selalu dibenci orang, yang berarti dari segi duniawi saja sudah merugikan dirinya sendiri. Lapangan kehidupan orang yang berakhlak rendah menjadi sempit sehingga tidak ada alternative lain kecuali terjun mencari makan pada medanmedan kejahatan dan bergaul dengan orang-orang jahat pula. Kehadiran orang ini memuakkan dan meracuni lingkungan, sedang kepergiannya melegakan hati. Sebaliknya orang yang berakhlak mulia, dimana-mana mudah diterima orang, disenangi oleh lingkungannya, mudah dipercaya oleh setiap orang yang berhubungan dengannya. Oleh karena itu menjadi lapangan rezekinya dan menjadi mudah segala urusannya. Kehadirannya menentramkan lingkungan dan kepergiannya ditangisi. 9. Akhlak Dalam Pembangunan Negara Akhlak adalah faktor mutlak dalam “Nation and Character Building”. Bangsa atau Negara akan bangga/ jaya, jika warga negaranya terdiri atas masyarakat yang berakhlak luhur. Sebaliknya apabila akhlak warga negaranya rusak, niscaya akan rusak pulalah Negara itu. Demikian seorang penyair Arab, Syauqy Bey mengubah syairnya sebagai berikut : “Suatu bangsa dikenal karena akhlaknya (budi pekertinya). Jika budi pekertinya telah runtuh, maka runtuh pulalah bangsa itu”. Oleh sebab itu para ahli akhlak tidak jemu-jemunya memperingatkan pentingnya perbaikan akhlak, baik bagi pemimpin maupum bagi rakyat supaya tegaklah tonggak Negara yang aman dan sentosa lahir dan batin.
10. Akhlak Dalam Hubungan Antar Bangsa Dari dahulu sampai sekarang, dunia selalu penuh dengan orang-orang yang baik dan juga orang-orang yang jahat. Dimana-mana tempat di dunia ini, kedua jenis tersebut selalu ada, sekalipun jumlahnya berbeda-beda. Jika dunia ditangani oleh para Rasul dan Nabi serta ahli-ahli hikmah, maka dunia tersenyum gembira, dunia damai dan tenang, mereka selalu menggemakan panggilan akhlaqul karimah, mengajak umat manusia memiliki budi pekerti yang luhur. Sebaliknya dunia ini pun selalu dilanda kerusuhan dan bentrokan yang mengalirkan darah manusia. Di suatu bahagian dunia damai, tetapi pada bagian lainnya bergolak. Daerah yang tadinya bergolak dapat kembali menjadi tenang, tetapi di tempat lain muncul lagi pergolakan. Demikianlah sejarah manusia selalu dilumuri oleh darah peperangan, sehingga dunia telah dua kali mengalami peperangan dahsyat, yang terkenal dengan perang Dunia I dan II yang telah menelan korban besar. Hingga kini manusia masih dicemaskan kemungkinan timbulnya perang dunia III yang sewaktu-waktu meletus. Negara-negara besar berlomba membuat senjata-senjata mutakhir untuk siap membela diri dan memusnahkan lawannya. Problem ini pada hakekatnya tidak lepas dari masalah akhlak pemimpinpemimpin dunia itu sendiri. Yang bertindak sebagai penggerak dan pelakunya. Dunia merana dalam kecemasan, kalau kehancuran total itu akan datang akibat ulah tingkah laku manusia itu sendiri. Sebagaimana dalam QS. Ar-Rum (30): 41.
ْﺾ َ ﱠﺎس ﻟِﻴُﺬِﻳ َﻘ ُﻬ ْﻢ ﺑَـﻌ ِ َﺖ أَﻳْﺪِي اﻟﻨ ْ ﺴﺒ َ َﺮ وَاﻟْﺒَ ْﺤ ِﺮ ﺑِﻤَﺎ َﻛ َﺮ اﻟْ َﻔﺴَﺎ ُد ﻓِﻲ اﻟْﺒـ ﱢ َ ﻇَﻬ اﻟﱠﺬِي َﻋ ِﻤﻠُﻮا ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻬ ْﻢ ﻳـَﺮِْﺟﻌُﻮ َن Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Jika seandainya pemimpin-pemimpin dari satu Negara terdiri atas orang-orang yang tidak berakhlak yang baik, maka mereka akan menjalankan politik imperialisme dan kolonialisme yang berakibat merusak bangsa-bangsa lainnya, hal tersebut pernah dicemaskan oleh Ratu Bulkis. (QS. An-Naml (27): 34.
ًﺴﺪُوﻫَﺎ َو َﺟ َﻌﻠُﻮا أَ ِﻋ ﱠﺰةَ أَ ْﻫﻠِﻬَﺎ أَ ِذﻟﱠﺔ َ ُْﻮك إِذَا َد َﺧﻠُﻮا ﻗـ َْﺮﻳَﺔً أَﻓ َ َﺖ إِ ﱠن اﻟْ ُﻤﻠ ْ ﻗَﺎﻟ ِﻚ ﻳَـ ْﻔ َﻌﻠُﻮ َن َ َوَﻛ َﺬﻟ Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.
Dengan demikian politik suatu pemerintahan tidak lepas dari latar belakang akhlak penguasa. Jika dunia di pimpin oleh orang-orang yang berbudi luhur pekertinya, niscaya roda perjalanan dunia selalu akan diantarkannya kepada jalan yang baik.