POLITEKNOLOGI VOL. 11, NOMOR 2, MEI 2012
HIGH GAIN ANTENA MIKROSTRIP MENGGUNAKAN PARASITIK SUBSTRAT Toto Supriyanto1 dan Teguh Firmansyah2 1. Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) 2. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Pada makalah ini akan dijelaskan penelitian mengenai peningkatan gain antena mikrostrip lingkaran. Antena ini beroperasi pada frekuensi 2,35 GHz yang merupakan alokasi untuk aplikasi Long Term Evolution (LTE) yang memiliki bandwidth 54 MHz pada return loss (S 11) = -14 dB atau saat VSWR < 1,5 dB. Nilai gain, return loss, dan karakteristik radiasi antena ini akan dibandingkan dengan antena mikrostrip lingkaran konvensional. Total peningkatan gain yang diperoleh sebesar 2 dB, dengan penempatan front-end parasitik subtrat. Jarak antara patch dengan front-parasitik (H1) dioptimasi untuk memaksimalkan kopling elektromagnetik dan lobe utama antena. Penelitian ini juga mengusulkan penambahan end-parasitik, jarak antara ground dan end-parasitik (H2) dioptimasi untuk meminimalkan back lobe antena. Desain antena ini sangat potensial dipergunakan untuk berbagai aplikasi. Kata Kunci : Back lobe, Gain enhancement, LTE, Main lobe, Parasitic Substrate.
ABSTRACT. High Gain Microstrip Antenna Using Parasitic. The design of an enhanced gain compact circular microstrip antenna has been presented in this paper. This antenna is designed to operate at 2,35 GHz for Long Term Evolution (LTE) application with bandwidth 54 MHz at return loss (S 11) = -14 dB or VSWR < -1,5 . The gain, return loss, and radiation characteristics of the proposed microstrip antenna are compared with the conventional circular antenna. A total gain enhancement 2 dB is achieved by front-end parasitic element. The spacing between the driven patch and front-parasitic element (H1) is optimized to maximize electromagnetic coupling and main lobe antenna. This paper also propose endparasitic, the spacing between the ground and end-parasitik element (H2) to minimize back lobe antenna. The designed antenna makes it a potential antenna for various applications. Keywords: Back lobe, Gain enhancement, LTE, Main lobe, Parasitic Substrate.
PENDAHULUAN Antena mikrostrip memiliki beberapa keuntungan, di antaranya mempunyai bentuk yang kompak, dimensi kecil, mudah untuk difabrikasi. Selain itu, antena mikrostrip pun memiliki bentuk yang beragam, diantaranya persegi, persegi panjang, elips, segitiga, dan lingkaran. Namun, antena mikrostrip juga memiliki kekurangan diantaranya yaitu gain rendah, bandwidth rendah, dan efisiensi yang rendah [1].
justru yang menjadi salah satu kelemahannya. Gain didefinisikan sebagai perbandingan antara intensitas pada arah tertentu dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang diterima oleh antena teradiasi secara isotropic [2]. Salah satu metode untuk meningkatkan gain antena mikrostrip yang telah dikenal secara luas diantaranya metode antena susun (array), seperti yang dilakukan oleh [3]-[4]. Pada metode ini diusulkan perancangan beberapa antena yang sama untuk kemudian dihubungkan dengan pencatu tunggal, sehingga nilai gain meningkat. Namun metode
Sebuah antena yang memiliki gain tinggi diperlukan untuk memenuhi permintaan yang tinggi terhadap layanan komunikasi nirkabel, sehingga coverage layanan semakin luas. Namun, pada antena mikrostrip, nilai gain 103
Toto S , Teguh F. High Gain Antena… ini memiliki kelemahan diantaranya yaitu memiliki bentuk yang luas, dan terdapatnya gelombang permukaan yang dapat menurunkan efisiensi. Gelombang permukaan ini dapat ditekan dengan menggunakan Defected Ground Structure (DGS), seperti yang diusulkan [5] yaitu dengan menghilangkan sebagian bidang ground.
L W Front parasitik
r H1
Metode yang lain diantaranya yaitu dipergunakan parasitik radiator, seperti yang diusulkan [6]-[9]. Pada penelitian [6] diusulkan perancangan menggunakan dielektrik resonator antena untuk dapat menghasilkan antena yang memiliki gain yang tinggi. Namun antena ini masih memiliki dimensi yang besar.
Patch utama
r H2
End parasitik
(1a.)
. Sementara itu, pada [7] mengusulkan untuk dipergunakan parasitik radiator yang berbentuk ring persegi panjang dengan patch berbentuk persegi panjang untuk menghasilkan gain sebedar 7,5 dBi. Penelitian ini kemudian ditindak lanjuti oleh [8], dimana diusulkan perancangan antena yang memiliki bentuk lingkaran dengan radiator berupa ring, sehingga dihasilkan gain antena sebesar 6 dBi. Penelitian selanjutnya diantaranya diusulkan oleh [9] yaitu perancangan antena mikrostrip berbentuk persegi dengan radiator yang identik juga, sehingga dihasilkan gain antena sampai 7,5 dBi
Patch utama L W
r (1b.)
(1c.)
Gambar 1. (1a.) Struktur antena terlihat dari atas (proposed); (1b.) Struktur antena terlihat dari bawah (proposed); (1c.) Struktur antena lingkaran konvensional. Pada artikel ini dibahas perbandingan antena lingkaran konvesional seperti tampak pada Gambar 1c, yaitu antena lingkaran dengan front-parasitik, antena lingkaran dengan end-parasitik, dan antena yang menggunakan front-end parasitik seperti ditunjukkan pada Gambar 1a dan Gambar 1b. Perancangan antena ini digunakan perangkat lunak CST.
Pada artikel hasil penelitian ini dibahas antena ini dengan rancangan antenna front-end parasitik substrat, seperti yang terlihat pada Gambar 1a. dan Gambar 1b. Geometri antena yang dipergunakan berbentuk lingkaran dengan front parasitik radiatornya berbentuk lingkaran pula, sehingga gain yang dihasilkan lebih besar. Selain itu, pada penelitian ini juga diusulkan perancangan menggunakan end parasitik yang berfungsi menurunkan backlobe yang berakibat pada peningkatan gain antena.
Salah satu keunggulan dari antena berbentuk lingkaran diantarannya adalah desain yang sederhana. Persamaan patch jari-jari antena lingkaran mengikuti persamaan [10] yang diberikan oleh.
𝑟=
𝐹 2ℎ 𝜋 𝜀𝑟 𝐹
1+
𝑙𝑛
𝜋𝐹 2ℎ
(1) +1,7726
dimana nilai F memenuhi persamaan ; 104
POLITEKNOLOGI VOL. 11, NOMOR 2, MEI 2012
𝐹=
8,791.10 9
Dengan parameter ini diharapkan mendapatkan gain yang lebih besar. Sementara itu, proses karakterisasi dilakukan dengan mengubah nilai H1 dan H2.
(2)
𝑓𝑟 𝜀 𝑟
Pada persamaan (1) nilai h harus dalam satuan cm, sementara pada persamaan (2) nilai f harus dalah satuan Hz. Desain antena tersebut memiliki fundamental frekuensi yang bekerja pada dominan mode TM110. Nilai resonannya diberikan oleh persamaan ;
𝑓𝑟
=
1,8412
=
HASIL DAN PEMBAHASAN a) Karakterisasi dan Optimasi Seperti yang dijelaskan pada bagian pendahuluan, pada makalah ini dijelaskan empat buah desain antena. Diantaranya antena lingkaran konvesional, antena lingkaran hanya dengan front-parasitik, antena lingkaran hanya dengan end-parasitik, dan antena yang menggunakan front-end parasitic.
1,8412 𝑐
(3) 2𝜋𝑟 𝜀 𝑟 Dimana nilai c merupakan kecepatan cahaya sebesar 3.108 m/s. Desai antena ini merupakan desain antena lingkaran yang konvensional seperti pada Gambar 1c. 110
2𝜋𝑟 𝜇𝜀
Pada Gambar 2 menujukan nilai return loss (S11) antena lingkaran konvensional pada Gambar 1c.
METODE PENELITIAN. Kegiatan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Telekokunikasi Politeknik Negeri Jakarta. Perancangan antena menggunakan perangkat lunak CST. Antena yang dirancang bekerja pada frekuensi 2,3 GHz untuk aplikasi Long Term Evolution (LTE). Struktur antena yang dirancang seperti pada terlihat pada Gambar 1a. dan 1b, dengan nilai dimensi dan karakteristik subtrat terlihat pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Dimensi dan Karakteristik Substrat Antena Spesifikasi W L r εr1 (Taconic) h1 tan δ1 εr2 (Taconic) h2 tan δ2 εr3 (Taconic) h3 tan δ3
Ukuran 60 mm 70 mm 26 mm
Keterangan Lebar Panjang Jari-jari
εr1= 2,2 h1 = 1,52 mm tan δ1 = 0,0009
Frontparasitik
εr2= 2,2 h2 = 1,52 mm tan δ2 = 0,0009
Patch Utama
εr3= 2,2 h3 = 1,52 mm tan δ3 = 0,0009
End-parasitik
Gambar 2. Nilai S11 dan bandwith antena lingkaran konvensional Seperti ditunjukan pada Gambar 2. Nilai bandwidth antena saat S11 < -14 hanya mencapai 29,6 MHz. Sementara itu, pada Gambar 3 menujukan hasil far-field antena lingkaran konvensional.
105
Toto S , Teguh F. High Gain Antena…
Gambar 3. Nilai far-field antena lingkaran konvensional
Gambar 5. Nilai gain antena lingkaran dengan endparasitik terhadap perubahan H2
Hasil far-field ini menunjukan nilai gain antena sebesar 6,2 dBi dengan angular width 88,8 dan back lobe sebesar -12,8 dBi.
Hasil gain antena terhadap perubahan H2 terlihat pada Gambar 5. Selain itu dilakukan juga simulasi perubahan tinggi H2 terhadap perubahan nilai back-lobe, seperti pada Gambar 6.
Perancangan selanjutnya yaitu dengan menambahkan front-parasitik. Dilakukan karakterisasi perubahan gain antena terhadap perubahan tinggi H1. Hasil gain antena terhadap perubahan H1 terlihat pada Gambar 4.
Gambar 6. Nilai back-lobe antena lingkaran dengan endparasitik terhadap perubahan H2 Pada Gambar 6 dapat diperlihatkan bahwa, dengan menambahkan back-parasitik dihasilkan peningkatan gain sebesar 0,32 dB dari 6,2 dBi menjadi 6,5 dBi saat H2 sebesar 4 mm. Sementara itu pada gamba 6 memperlihatkan nilai back-lobe antena endparasitik terhadap perubahan H2, nilai ini back-lobe ini mengalami penurunan sebesar 11, 72 dB, dari -12,18 dBi menjadi -24 dBi saat H2 bernilai 5 mm. Hai ini membuktikan, dengan menambahkan end-parasitik dapat meningkatkan gain sekaligus menurunkan nilai back-lobe antenna. Perancangan selajutnya yaitu dengan menambahkan front-
Gambar 4. Nilai gain antena lingkaran dengan frontparasitik terhadap perubahan H1 Nilai gain yang paling besar diperoleh saat H1 bernilai 10 mm dengan gain sebesar 7,9 dBi. Hal ini membuktikan dengan penambahan front-parasitik dapat meningkatkan gain sebesar 1,7 dB dari 6,2 dBi menjadi 7,9 dBi. Sementara itu, proses selanjutnya dilakukan simulasi dengan menambahkan endparasitik. Untuk kemudian, dilakukan karakterisasi perubahan gain antena terhadap perubahan tinggi H2. 106
POLITEKNOLOGI VOL. 11, NOMOR 2, MEI 2012
end parasitik yang merupakan usulan dari makalah ini. Hasil simulasi gain terhadap perubahan H1 dan H2 terlihat pada Gambar 7 dibawah ini.
mencapai 54,7 MHz. Sementara itu, pada Gambar 9 menujukan hasil far-field antena lingkaran penambahan front-end parasitik.
Gambar 9. Nilai far-field antena lingkaran dengan penambahan front-end parasitik. Gambar 7. Nilai gain antena front-end parasitik terhadap perubahan H1 dan H2
Hasil simulasi menujukan bahwa antena dengan penambahan front-end parasitik dapat meningkatkan gain sampai 2 dB.
Nilai gain yang paling besar diperoleh saat H1 bernilai 14 dan H2 bernilai 4 mm dengan gain sebesar 8,2 dBi. Hal ini membuktikan dengan penambahan front-end parasitik dapat meningkatkan gain sebesar 2 dB dari 6,2 dBi menjadi 8,2 dBi. Sementara itu, Gambar 8 memperlihatkan hasil simulasi return loss (S11) pada antena dengan penambahan front-end parasitik.
b) Analisa Hasil Tabel 2. Menujukan perbandingan kinerja antena lingkaran konvensional dengan antena lingkaran dengan penambahan front-end parasitik. Tabel 2. Perbandingan Kinerja Antena lingkaran Antena dengan Kinerja lingkaran penambahan konvensional front-end parasitik Frekuensi 2,35 GHz 2,35 GHz Bandwidth (S11 < -10 50 MHz 102 MHz dB) Bandwidth (S11 < 29,6 MHz 54,7 MHz 14dB) Gain 6,2 dBi 8,2 dBi HPBW 88,8 63,6 3dB 60 x 70 x Dimensi 60 x 70 x 22,56 1,52
Gambar 8. Nilai S11 dan bandwith antena lingkaran dengan penambahan front-end parasitik
Hasil perbandingan memperlihatkan bahwa antena lingkaran dengan penambahan
Seperti ditunjukan pada Gambar 8. Nilai bandwidth antena saat S11 < -14 hanya 107
Toto S , Teguh F. High Gain Antena… High Gain and Wide Bandwidth,” IEEE Transactions on Antennas and Propagation, vol. 55, no. 6, June 2007. [7] Bahadir Yildirim and Bedri A. Cetiner, “Enhanced Gain Patch Antenna with a Rectangular Loop Shaped Parasitik Radiator,” Antennas and wireless propagation letters, IEEE, vol 7, issue, 2008 pages: 229-232 [8] Tilane, Pramendra, “ Gain Enhancement of circular microstrip antenna for Personal Communication Systems”. IACSIT Vol.2 No.2 April 2011. [9] Anil Kumar Agrawal , “Broadband and high gain microstrip patch antenna for WLAN”. Indian Journal of Radio & Space Physics, Vol 40, October 2011, pp 282286. [10] I. J. Bahl and P. Bhartia, Microstrip Antennas, Artech House, Norwood,MA,1980.
front-end parasitik dapat menhasilkan gain yang lebih tinggi dan memberikan nilai bandwidth yang lebih besar.
KESIMPULAN Total peningkatan gain yang diperoleh sebesar 2 dB dengan penempatan front-end parasitik subtrat. Jarak antara patch dengan front-parasitik (H1) dioptimasi untuk memaksimalkan kopling elektromagnetik dan lobe utama antenna. Pada penelitian ini juga diusulkan penambahan end parasitik, jarak antara ground dan end-parasitik (H2) dioptimasi untuk meminimalkan back lobe antena. Nilai gain yang paling besar diperoleh saat H1 bernilai 14 dan H2 bernilai 4 mm dengan gain sebesar 8,2 dBi. Hal ini membuktikan dengan penambahan front-end parasitik dapat meningkatkan gain sebesar 2 dB dari 6,2 dBi menjadi 8,2 dBi.
DAFTAR ACUAN [1] G. Kumar And K.P. Ray, Broaband Microstrip Antennas, First edition, USA, Artech House, 2003. [2] Balanis C. A., Antenna Theory : Analysis and Design, John Wiley & Sons, New York, 1997. [3] M. Stoytchev, H. Safar, A. L. Moustakas, and S. Simon, “Compact antenna arrays for MIMO applications,” in IEEE Antennas Propag. Soc. Int. Symp., Jul. 2001, vol. 3, pp. 708–711. [4] Capobianco, A.D.; Pigozzo, F.M.; Boscolo, S.; Midrio, M.; Sacchetto, F.; Assalini, A.; Brunetta, L.; Zambon, N.; Pupolin, S.; “A Novel Compact MIMO Array based on PlanarYagi Antennas for Multipath Fading Channels” IEEE Conferences Publication Year: 2010 , Page(s): 93 – 96 [5] C.-Y. Chiu, R. D. Murch, and C. R. Rowell, “Reduction of mutual coupling between closely-packed antenna elements,” IEEE Trans. Antennas Propag., vol. 55, no. 6, pp. 1732–1738, Jun. 2007. [6] Nasimuddin and Karu P. Esselle, “A LowProfile Compact Microwave Antenna With 108