Karakterisasi Antena Mikrostrip dengan Metode FDTD dalam Substrat FR4 untuk Frekuensi Kerja 2,4 GHz Nurma Sari dan Tetti Novalina Manik Abstrak: Sistem komunikasi memerlukan media transmisi untuk mengirimkan informasi agar sampai ke penerima informasi. Antena memegang peranan penting pada sistem unguided transmision media. Bentuk dan desain antena yang diharapkan adalah antena yang mempunyai gain yang tinggi, efisiensi tinggi, bandwidth yang lebar, profil rendah, bobot yang ringan dan biaya murah. Antena mikrostrip dapat memenuhi kriteria semacam itu. Dengan metode FDTD persoalan medan elektromagnetik dapat ditransformasikan ke dalam bentuk numerik. Pada simulasi menggunakan metode FDTD diperoleh antena mikrostrip patch dengan sebuah slot dalam substrat FR4 yang bekerja pada frekuensi 2,40019 GHz dengan return loss -40,5565 dan VSWR 1,018 (Nilai VSWR mendekati sempurna ≈ 1) pada ukuran 4,0 cm x 4,0 cm x 0,3 cm, ukuran feed line 0,25 cm x 2,5 cm, slot 2,0 cm x 0,25 cm dan patch 2,2 cm x 2,5 cm. Dengan mengubah panjang patch diperoleh bahwa semakin pendek patch frekuensi kerja akan semakin besar, sedangkan pergeseran return loss pada perubahan panjang patch tidak dapat dijadikan acuan perubahan. Pada perubahan lebar patch diperoleh bahwa semakin lebar patch maka frekuensi kerja semakin kecil dengan return loss yang semakin kecil pula. Pada perubahan panjang slot diperoleh bahwa semakin panjang slot nilai frekuensi kerja akan semakin besar sedangkan nilai return loss tidak dapat dijadikan acuan pada pergeseran panjang slot ini. Untuk perubahan lebar slot diperoleh bahwa semakin lebar slot nilai frekuensi kerja akan semakin besar sedangkan pergeseran lebar slot tidak dapat dijadikan acuan sebagai bergesernya nilai return loss. Kata Kunci: antena mikrostrip, FDTD, patch, slot
PENDAHULUAN
dua
Pada era globalisasi saat ini,
atau
berdekatan
lebih
tempat
ataupun
yang
berjauhan.
manusia membutuhan komunikasi
Sejarah komunikasi modern dimulai
untuk
dengan
mendapatkan
informasi
yang
informasi-
dapat
ditemukannya
sistem
diakses
komunikasi telepon oleh Alexander
dengan cepat. Komunikasi adalah
Graham Bell pada tahun 1876,
saling
sistem
menyampaikan
kepada Informasi
tujuan bisa
yang
informasi diinginkan
berupa
komunikasi
Guiogelmo
suara
1901,
radio
oleh
pada
tahun
komunikasi
data
Marconi
sistem
percakapan (voice), musik (audio),
dengan penemuan konsep mesin
gambar
gambar
hitung (computer) pada 1822 yang
bergerak (video), atau data digital.
kemudian berkembang pesat setelah
Komunikasi bisa dilakukan diantara
ditemukannya transistor pada 1948,
diam
(photo),
Staf Pengajar Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat
89
Sari, N., dkk, Karakterisasi Antena Mikrostrip..............
kemudian timbul keinginan untuk
melalui
menghubungkan
unguided transmission media inilah
komputer
satu
dengan yang lain (era 1960-an).
udara).
Pada
90
sistem
antena memegang peranan penting.
Hingga saat ini perkembang-
Berdasarkan
IEEE
Standards
an penemuan sistem komunikasi
Definition of Terms for Antennas
terus berkembang. Komunikasi tele-
(IEEE
pon berkembang dengan ditemukan-
didefinisikan
nya
(Integrated
untuk meradiasikan atau menerima
Service by Digital Network), yaitu
gelombang radio. Dengan kata lain
jaringan
antena
hanya
jaringan
ISDN
komunikasi untuk
yang
145,
1983),
sebagai
adalah
antena
suatu
suatu
alat
bentuk
suara
peralihan antara ruang bebas dan
(voice), tetapi juga bisa untuk data
instrumen pemandu. Selain sebagai
digital
(multi-media).
alat untuk mengirim atau menerima
Komunikasi radio dengan ditemu-
energi, antena juga digunakan untuk
kannya jaringan radio seluler baik
mengoptimalkan energi radiasi pada
yang seluler digital GSM, AMPS,
arah tertentu dan menekannya pada
dan lain-lain yang sejenis, maupun
arah yang lain. Hal ini kemudian
yang berteknologi CDMA, disamping
menyebabkan antena memiliki ber-
jaringan radio non-seluler. Sedang-
bagai bentuk dan desain untuk
kan
data/komputer
memenuhi kebutuhan khusus ini.
berkembang dengan ditemukannya
Bentuk dan desain antena yang
jaringan internet yang saat ini telah
diharapkan
adalah
bisa melayani komunikasi FTP, e-
mempunyai
gain
mail, web, e-commerse, dll.
efisiensi
dan
komunikasi
tidak
Std
video
komunikasi
Sistem komunikasi memerlukan media transmisi untuk mengirimkan
informasi
agar
sampai
ke
tinggi,
antena yang
yang tinggi,
bandwidth
yang
lebar, profil rendah, bobot yang ringan dan biaya murah. Antena
mikrostrip
kriteria
dapat
penerima informasi. Terdapat dua
memenuhi
semacam
itu.
kategori dasar media transmisi yaitu
Antena mikrostrip memiliki keunggul-
guided transmission media (meng-
an profilnya rendah, conformal pada
gunakan sistem kabel untuk me-
permukaan planar dan nonplanar,
nyalurkan data/sinyal) dan unguided
sederhana dan murah untuk dimanu-
transmission media (menggunakan
faktur menggunakan teknologi sirkit
gelombang radio yang dipancarkan
tercetak modern, secara mekanik
91
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6 No. 1, Pebruari 2009 (89 – 100)
kuat (robust) bila dipasang tetap
Penelitian ini akan disimulasi-
pada permukaan yang kaku (rigid),
kan ukuran-ukuran antena mikrostrip
kompatibel dengan desain MMIC
patch dengan sebuah slot dalam
(Monolithic
subtrat
Microwave
Integrated
FR4
yang
menghasilkan
Circuits). Kekompakan dan keta-
frekuensi kerja 2,4 GHz. Antena ini
hanannya terhadap lingkungan yang
mempunyai
ekstrim
meluaskan
single layer. Pada double layer ter-
bidang-
dapat feed line dan slot sedangkan
bidang lain semisal aerospace dan
pada single layer terdapat pacth.
komunikasi satelit. Antena mikrostrip
Double layer terletak bagian bawah
terdiri dari lapisan strip logam tipis
dan single layer bagian atas.
(ruggedness)
pemanfaatannya
sebagai
pada
elemen
peradiasi
substrat
dielektrik
double
dan
yang
ditempelkan pada salah satu sisi suatu
struktur
TINJAUAN PUSTAKA
dengan
Antena
mikrostrip
adalah
2,2 r 12
suatu antena yang terbuat dari strip
(Balanis,1997), sedangkan pada sisi
(patch) logam yang sangat tipis
lawannya berupa lembaran logam
(t« 0 , dengan 0 panjang gelombang
konduktor tipis yang lebar sebagai
di ruang hampa) yang diletakkan
ground plane.
pada jarak pecahan kecil panjang
permitivitas
relatif
Untuk merancang bentuk dan desain ukuran antena memerlukan
mikrostrip
pengetahuan
yang
mendalam mengenai teori medan elektromagnetik, karena memerlukan perumusan matematik
yang
sangat kompleks. Namun, dengan menerapkan algoritma Yee, persoal-
gelombang (h« 0 yang pada umumnya adalah 0,003 0 ≤ h ≤ 0,005 0 ) di atas ground plane. Strip (patch) logam
dipisahkan
dari
ground
planenya oleh substrat dari bahan dielektrik dengan konstanta dielektrik 2,2 ≤ r ≤ 12 (Balanis, 1997).
an medan elektromagnetik dapat
Elemen radiasi mikrostrip dasar
ditransformasikan ke dalam bentuk
Gambar 2 bahwa resonator elemen
numerik
FDTD
radiasi lajur-sempit yang ditunjukkan
Domain)
pada Gambar 2(a) adalah bentuk
(Finite
dengan Difference
metode Time
(Zhang dan Mei, 1988). Dengan
yang
sangat
mendasar.
Suatu
metode FDTD ini akan memper-
bentuk pencatuan (feed) atau suatu
mudah simulasi ukuran antena.
bentuk koneksi pencatuan-langsung
92
Sari, N., dkk, Karakterisasi Antena Mikrostrip..............
(direct-feed) semacam Gambar
terhadap itu
2(b).
resonator
ditunjukkan Sejumlah
radiasi mikrostrip diatur membentuk
pada
suatu larik (array) ditunjukkan pada
elemen
Gambar 2(c) (Edwards, 1995). Lajur mikrostrip 50 Ω
g 2
n
W h
h w
= tebal substrat = lebar patch
n
g = panjang patch 2
(a) g 2
n
g 2
(b)
g
Titik pencatuan
(c) Gambar 2. Bentuk patch antena mikrostrip Antena mikrostrip meradiasi-
dicatu, maka akan terjadi gelombang
gelombang
elektromagnetik
berdiri seperti Gambar 4, tetapi
disebabkan terjadinya fringing field
sebagian medan ”bocor keluar” di
di sepanjang tepi antena. Medan ini
sekitar sisi-sisi patch. Medan yang
akibat dari ketakkontinyuan saluran
”bocor keluar” ini disebut fringing
yang
radiasi
field. Gambar 3 dan 4 terlihat medan
(Edwards,1995). Gambar 3 memper-
listrik ”bocor” pada sisi kiri patch
ihatkan
masuk ke dalam patch dan pada sisi
kan
memberikan antena
efek
mikrostrip
patch
persegi. Apabila antena tersebut
lainnya meninggalkan patch.
L h W0
Patch
y
W
t L
y0 h z
x Ground plane
Substrat
Gambar 3. Antena mikrostrip patch persegi dengan inset feed line
Gambar 4. Gelombang berdiri di dalam substrat
93
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6 No. 1, Pebruari 2009 (89 – 100)
Dilihat dari atas patch medan
Sedangkan komponen medan listrik
listrik menunjuk ke arah yang sama
arah tangensial keduanya mempu-
(sefasa). Dari atas hal ini tampak
nyai fase yang sama pada kedua sisi
seperti bidang radiasi persegi jadi
antena,
sehingga
dapat
radiasi
maksimum
dianalogikan
sebagai
dua
buah celah (slot) yang keduanya
menghasilkan arah
normal
bidang antena (Bhartia, 1984).
sefasa. Semakin tebal substrat maka
Dengan asumsi di atas maka
semakin banyak medan listrik yang
antena mikrostrip ini dapat dilihat
akan ”bocor keluar” di sekitar sisi-sisi
sebagai dua buah antena celah
patch
pun
(slot) yang tegak lurus dengan sa-
semakin lebar. Lebar celah (untuk
luran pencatu yang dipisahkan oleh
tebal substrat h « λo) diasumsikan
saluran transmisi dengan impedansi
sama dengan tebal substrat.
sangat rendah.
dan
celah
analogi
Panjang
saluran
Medan listrik antena mikro-
mikrostrip ini sedikit lebih kecil dari
strip patch persegi, dengan patch
setengah panjang gelombang (0,48
sebagai elemen peradiasi (lembaran
λ < L < 0,49 λ) untuk membalik fase
konduktor dengan jarak yang relatif
pada celah kedua.
kecil sekali terhadap ground plane)
Ada
beberapa
teknik
tidak bervariasi pada arah lebar
pemberian
feed
pada
antena
tempelan
mikrostrip,
yang
paling
pupoler
(patch)
W, sedangkan
sepanjang saluran L = λ/2 medan
adalah
listrik bervariasi seperti terlihat pada
coaxial probe line, aperture coupled
Gambar 3 dan 4. Medan listrik
feed dan proximity coupled feed.
antenna
ujung-
Metode pemberian feed yang paling
ujungnya dapat diuraikan menjadi
sederhana adalah coaxial probe dan
medan dengan arah tangensial dan
mikrostrip line. Dari keempat metode
arah
tersebut
mikrostrip
normal
pada
bidang
antena.
mikrostrip
transmisi
aperture
adalah
sisi berlawanan fase dan saling
difabrikasi dan mempunyai bandwith
meniadakan
yang sempit. Aperture coupled feed
komponen
dari
paling
dua
sulit
feed
Komponen medan normal pada satu dengan
yang
coupled
line,
substrat
untuk
normal pada sisi yang lain karena
terdiri
panjang patch λ/2. Akibatnya tidak
dipisahkan oleh ground plane. Pada
ada komponen medan listrik di
sisi
medan jauh dengan arah broadside.
terdapat
alas/bawah mikrostrip
dari line
yang
substrat yang
Sari, N., dkk, Karakterisasi Antena Mikrostrip..............
energinya
digabungkan
94
kepada
dengan bentuk aperture coupled
patch melalui suatu slot pada ground
kecuali pemindahan ground plane
plane
dan
yang
memisahkan
kedua
substrat. Proximity coupled serupa
a. Mikrostrip feed line
kedua
substrat
tidak
dihubungkan feed (Balanis, 1997).
b. Coaxial probe feed
c. Aperture coupled feed
d. Proximity coupled feed
Gambar 5. Metode pemberian feed Metode FDTD
kali
menganalisa permasalahan didasar-
diperkenalkan oleh Yee pada tahun
kan pada persamaan integral yang
1966, metode FDTD ini digunakan
sangat sulit dilakukan dipecahkan
untuk menganalisa medan elektro-
dengan moment method dan lain-
magnet
berkembang
lain, selain itu untuk menggunakan
bersamaan dengan meningkatnya
metode ini tidak memerlukan dasar-
teknologi
ini
dasar pengetahuan yang mendalam
sekarang banyak sekali diterapkan
mengenai medan elektromagnetik
tidak hanya pada soal hamburan
dengan rumus-rumus integral yang
medan elektromagnet saja, tetapi
rumit, yang mendukung berkem-
diterapkan pula untuk menganalisa
bangnya metode ini adalah maju
persoalan sulit seperti antena, sirkuit
pesatnya teknologi computer seperti
datar dan lain-lain. Metode FDTD
sekarang ini.
dan
mulai
komputer.
pertama
Metode
95
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6 No. 1, Pebruari 2009 (89 – 100)
METODOLOGI PENELITIAN
kemudian membuat list INPUT.DAT
Dalam penelitian ini diguna-
untuk mendapatkan frekuensi kerja
kan software FDTD yang berupa tool
yang dikehendaki. Apabila frekuensi
dasar untuk menganalisa medan
kerja belum sesuai maka harus
elektromagnetik. Dengan menggu-
kembali memodifikasi list INPUT0.
nakan software ini disimulasikan
DAT dan INPUT.DAT yang telah
ukuran-ukuran
dibuat
(desain)
antena
listnya
hingga
ditemukan
mikrostrip yang dapat bekerja pada
frekuensi kerja dan return loss yang
frekuensi 2,4 GHz. Desain yang
sesuai.
akan disimulasikan adalah antena
Bentuk
geometri
antena
mikrostrip patch dengan sebuah slot
mikrostrip patch dengan sebuah slot
dalam substrat FR4 untuk frekuensi
dalam substrat FR4 yang akan
kerja
awal
dibuat dapat dilihat pada Gambar 6
adalah
dan 7 pada penelitian ini digunakan
membuat list INPUT0.DAT untuk
substrat FR4 untuk bagian bawah
mendapatkan
ini
dan bagian atas maka εa = εh = 4,43
dengan
dengan ha = 1,51 mm dan hf = 1,42
menghitung secara teori dimensi
mm sedangkan ukuran FR4 yang
antena mikrostrip yang akan dibuat,
digunakan adalah 4 cm x 4 cm.
2,4
memulai
dilakukan
GHz.
Langkah
simulasi
ini
PULSE_0,
beberapa
kali
hal
Gambar 6. Bentuk antena mikrostrip dengan sebuah slot
Gambar 7. Bentuk geometri antena mikrostrip dengan sebuah slot
dimana:
W
: lebar patch
Wf
: lebar feed line
Ls
: panjang slot
L
: panjang patch
Ws
: lebar slot
Sari, N., dkk, Karakterisasi Antena Mikrostrip..............
96
ls
: panjang stub
cm. Hasil simulasi dengan menggu-
εa
: konstanta dielektrik substrat
nakan metode FDTD untuk frekuensi
bagian atas εf
2,40019 GHz diperoleh ukuran feed
: konstanta dielektrik substrat bagian bawah
line 0,25 cm x 2,5 cm, slot 2,0 cm x 0,25 cm dan patch 2,2 cm x 2,5 cm.
ha
: tebal substrat bagian atas
Antena
mikrostrip
patch
dengan
hf
: tebal substrat bagian bawah
sebuah slot dalam substrat FR4 ini menggunakan pencatu mikrostrip-
HASIL DAN PEMBAHASAN
line,
Analisis
perambatan pulsa input, dimana
antena
data
hasil
mikrostrip
karakterisasi
patch
dengan
yang
pulsa
merupakan
masukan
adalah
jalan pulsa
sebuah slot dalam substrat FR4
gaussian. Dengan membuat mikro-
menggunakan
strip-line
metode
Finite
di
sepanjang
dimensi
Difference Time Domain (FDTD).
antena maka akan diperoleh pulsa 0
Setelah
atau
dilakukan
percobaan
dengan
beberapa
kali
memasukkan
pulsa
pantulan.
awal
Gambar
tanpa 8
adanya
merupakan
nilai beberapa parameter yang telah
grafik pulsa untuk bentuk struktur
ditentukan sebelumnya yaitu dengan
mikrostrip-line
ukuran FR4 4,0 cm x 4,0 cm x 0,3
refleksinya.
Gambar 8. Pulsa 0 dan pulsa refleksinya Gambar 9 memperlihatkan
dengan
pulsa
Gambar 9. Grafik frekuensi kerja dan return loss hasil simulasi ensi kerja 2,40019 GHz, return loss -
grafik frekuensi kerja dan return loss
40,5565 dB dan bandwidth 80 MHz.
dari dimensi antena mikrostrip hasil
Dari nilai return loss dapat diketahui
simulasi, grafik menunjukkan freku-
koefisien refleksi dan nilai VSWR
97
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6 No. 1, Pebruari 2009 (89 – 100)
yaitu sebesar 0,009 dan 1,018.
setiap dimensi panjang patch, lebar
Sedangkan
yang
patch, panjang slot dan lebar slot
diperoleh dari simulasi dapat dilihat
disimulasikan kembali sehingga da-
pada Gambar 10.
pat diketahui pergeseran-pergeseran
pola
radiasi
Dari ukuran antena mikrostrip
nilai frekuensi kerja, return loss dan
yang diperoleh pada simulasi FDTD,
karakteristik dari antena mikrostrip.
Gambar 10. Pergeseran frekuensi kerja dan return loss akibat perubahan panjang patch
Gambar 11. Pergeseran frekuensi kerja dan returns loss akibat perubahan lebar patch
Pada
perubahan
panjang
patch pada Gambar 11 terdapat
pergeseran return loss tidak dapat dijadikan acuan perubahan.
perubahan frekuensi kerja dan return
Pada perubahan lebar patch
loss, panjang patch 20 mm diperoleh
pada Gambar 12, pada lebar patch
nilai return loss -26,59123 dengan
23 mm diperoleh nilai return loss
frekuensi kerja 2,56712, panjang
-45,10091 dengan frekuensi kerja
patch 22 mm diperoleh return loss -
2,44035, pada lebar patch 25 mm
40,5565 dB dengan frekuensi kerja
diperoleh nilai return loss -40,5565
2,40019 GHz, dan panjang patch 24
dB dengan frekuensi kerja 2,40019
mm
dan
diperoleh
nilai
return
loss
pada lebar patch 27
mm
-24,26449 dengan frekuensi kerja
diperoleh nilai return loss -39,62723
2,28189. Hasil ini dapat disimpulkan
dengan
bahwa
patch
sehingga disimpulkan semakin lebar
frekuensi kerja akan semakin besar
patch maka frekuensi kerja dengan
demikian
return loss semakin kecil.
semakin
pendek
sebaliknya,
sedangkan
frekuensi
kerja
2,34527
Sari, N., dkk, Karakterisasi Antena Mikrostrip..............
Gambar 12. Pergeseran frekuensi kerja karena perubahan panjang slot
98
Gambar 13. Pergeseran frekuensi kerja akibat perubahan lebar slot
Gambar 13 terlihat pergeser-
2,40019, lebar slot 4,5 mm diperoleh
an nilai return loss dan frekuensi
nilai retun loss -19,95882 dengan
kerja, pada perubahan panjang slot
frekuensi kerja 2,84443 dan lebar
yaitu panjang slot 18 mm diperoleh
slot 6,5 mm diperoleh nilai return
nilai return loss -35,4477 dengan
loss -21,99538 dengan frekuensi
frekuensi kerja 2,36904, panjang slot
kerja
20 mm diperoleh nilai return loss
disimpulkan bahwa semakin lebar
-40,5565 dengan frekuensi kerja
slot frekuensi kerja akan semakin
2,40019 dan panjang slot 22 mm
besar sedangkan pergeseran lebar
diperoleh nilai return loss -32,49479
slot tidak dapat dijadikan acuan
dengan
2,41658
sebagai pergeseran nilai return loss.
yang dapat disimpulkan semakin
Pada antena mikrostrip patch
panjang slot nilai frekuensi kerja
dengan sebuah slot dalam substrat
akan semakin besar sedangkan nilai
FR4 untuk ukuran 4,0 cm x 4,0 cm x
return loss tidak dapat dijadikan
0,3 cm dengan ukuran feed line 0,25
acuan pergeseran panjang slot.
cm x 2,5 cm, slot 2,0 cm x 0,25 cm
frekuensi
kerja
2,66220,
sehingga
dapat
Pada perubahan lebar slot
dan patch 2,2 cm x 2,5 cm. Dimensi
seperti pada Gambar 14 terdapat
antena mikrostrip ini bekerja pada
pergeseran nilai return loss dan
frekuensi
frekuensi kerja, pada lebar slot 2,5
return loss -40,5565 dB dan VSWR
mm
loss
1,018. Nilai VSWR yang mendekati
-40,5565 dengan frekuensi kerja
sempurna ≈ 1 ini tidak lain karena
diperoleh
nilai
return
2,40019
GHz
dengan
99
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6 No. 1, Pebruari 2009 (89 – 100)
keakuratan metode numerik yang
3. Pada
perubahan
lebar
patch
digunakan untuk mentransformasi-
diperoleh bahwa semakin lebar
kan permasalahan fisis ke dalam
patch
bentuk
diantaranya
semakin kecil dan begitu juga
persoalan gelombang elektromag-
return loss yang semakin kecil
netik yang merambat pada antena
pula.
numerik,
mikrostrip
dan
persoalan
syarat
4. Pada
maka
frekuensi
perubahan
kerja
panjang slot
batas an-tara substrat, konduktor
diperoleh semakin panjang slot
dan udara.
nilai frekuensi kerja akan semakin besar sedangkan nilai return loss
KESIMPULAN DAN SARAN
tidak dapat dijadikan acuan pada
Kesimpulan
pergeseran panjang slot.
Kesimpulan
yang
dapat
5. Pada
perubahan
lebar
slot
diambil dari penelitian ini adalah:
diperoleh bahwa semakin lebar
1. Antena mikrostrip patch dengan
slot nilai frekuensi kerja akan
sebuah slot dalam substrat FR4
semakin besar sedangkan perge-
untuk ukuran 4,0 cm x 4,0 cm x
seran lebar slot tidak dapat dijadi-
0,3 cm, ukuran feed line 0,25 cm
kan acuan sebagai bergesernya
x 2,5 cm, slot 2,0 cm x 0,25 cm
nilai return loss.
dan patch 2,2 cm x 2,5 cm. Antena
dengan
dimensi
ini
Saran Pada penelitian selanjutnya
bekerja pada frekuensi 2,40019 dengan return loss -40,5565 dan
dapat
VSWR
mikrostrip patch dengan sebuah slot
1,018
(Nilai
VSWR
(fabrikasi)
antena
dalam subtrat FR4 dengan dimensi
mendekati sempurna ≈ 1) 2. Pada perubahan panjang patch
yang telah disimulasikan dengan
diperoleh bahwa semakin pendek
metode
patch semakin
dibuat
FDTD.
Dengan
metode
frekuensi
kerja
akan
FDTD tersebut dapat disimulasikan
besar
demikian
pula
bentuk-bentuk
sebaliknya, sedangkan pergeser-
antena
mikrostrip
lainnya sesuai dengan kebutuhan.
an return loss pada perubahan panjang
match
tidak
dapat
Sari, N., dkk, Karakterisasi Antena Mik
dijadikan acuan perubahan. DAFTAR PUSTAKA
Balanis, C.A, 1997, Antenna Theory Analysis and Design, Second edition, John Wiley & Sons, New York. Bhartia, P., Bahl, I.J., 1984, Millimeter Wave Engineering and
Applications, John Wiley and Son, Inc. Canada. Edwards, T., 1995, Foundations for Microstrip Circuit Design, Second Edition, John Wiley and Son, Inc. Canada.