HIDROGEN BROMIDA HYDROGEN BROMIDE
1. N a m a. 1.1. Golongan. Asam, anorganik 1.2. Sinonim / Nama Dagang. Article I. Hydrobromic acid; Anhydrous hydrobromic acid, Hydrogen monobromida; Hydrogen Bromide (HBr); Hydrogen bromide ( H2Br2 ); HBr 1.3. Nomor Identifikasi. Nomor OHS Nomor CAS Nomor EU (EINECS) Nomor EU INDEX RTECS MW
: 11140 : 10035 – 10 - 6 : 233 – 113 - 0 : 035 – 002 – 00 – 0 : 3850000
2. Sifat Fisika Kimia. 2.1. Nama bahan Hidrogen bromida 2.2. Deskripsi Bentuk fisik gas; tidak bewarna; berbau tajam; berat molekul 80,92; rumus molekul : H - Br; titik didih -89 0F (-67 C); titik beku - 123 0F (- 86 0 C); tekanan uap pada @ 20 0C 15750 mmHg; Kerapatan uap ( udara =1) 2,8; Kerapatan relative pada @ 0 0C (air= 1) 3,5; Kelarutan dalam air 194 %; pH larutan : asam, Sedikit larut dalam alkohol. 2.3. Frase Risiko, Frase Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA ( Skala 0-4 ): Kesehatan 3 = tingkat keparahan tinggi Kebakaran 0 = tidak dapat terbakar Reaktivitas 0 = tidak reaktif C, R 35
= menyebabkan terbakar hebat
Xi, R 37 S 45
= menyebabkan iritasi pada sistim pernapasan = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter/ rumah sakit/ puskesmas (perlihatkan label kemasan).
3. Penggunaan. Sintesa organic, pembuatan Bromida melalui reaksi langsung dengan alkohol, intermediate farmasi, katalisator alkilasi dan oksidasi bahan pereduksi, alkilasi senyawa aromatic.
4. Identifikasi Bahaya. 4.1. Risiko utama dan sasaran organ. Resiko utama terhadap kesehatan : Luka bakar saluran pernapasan, luka baker pada kulit, luka bakar pada mata, luka bakar membrane mukosa Organ sasaran organ : tidak tersedia data. 4.2. Rute paparan. 4.2.1. Paparan jangka pendek. Terhirup. Luka baker, mual, susah bernapas, sakit kepala, pusing, kulit warna membiru, kongesti paru. Kontak dengan kulit. Iritasi ( kemungkinan parah ) Kontak dengan mata. Luka bakar, mata berair, kebutaan. Tertelan . Luka bakar, mual, muntah, diare, perut nyeri, susah bernapas, kerusakan ginjal, konvulsi, koma.. 4.2.2. Paparan jangka panjang. Terhirup. Gangguan pencernaan Kontak dengan kulit. Sama seperti yang dilaporkan pada pemaparan jangka pendek Kontak dengan mata Sama seperti yang dilaporkan pada pemaparan jangka pendek
Tertelan : Sama seperti yang dilaporkan pada pemaparan jangka pendek.
5. Tancampurkan. Reaktivitas : stabil pada suhu dan tekanan yang normal Kondisi yang harus dihindarkan : kurangi kontak dengan bahan. Hindarkan inhalasi bahan atau produk yang terbakar. Wadah dapat meledak jika dipanaskan. Tancampurkan dengan : basa, bahan yang dapat terbakar, halogen, oksidator Hidrogen Bromida : Amonia : reaksi dahsyat, bahkan pada temperature yang rendah Caustiks
: mungkin terjadi percikan api yang dahsyat atau kebakaran.
1,2 – Diaminoethaneamminediperoxochromium (IV) : reaksi ledakan Fluorine: mungkin timbul nyala api atau terbakar. Logam + kelembapan : menghasilkan gas Hidrogen yang mungkin pada campuran dengan udara dapat meledak. Oksidator (kuat ) : mungkin menimbulkan percikan api atau terbakar. Ozone : Mungkin meledak. Phosphorous : bahaya ledakan jika sediaannya tidak dalam keadaan segar Bahaya peruraian dekomposisi Polimerisasi
: produk dekomposisi thermal
:
beragam
produk
: tidak akan terpolarisasi
6. Penyimpanan. Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan dan standar yang berlaku. Merujuk pada aturan penyimpanan : U.S. OSHA 29 CFR 1010.106. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Hindari kerusakan fisik. Simpan wadah dalam keadaan tertutup rapat.. Simpan di tempat dingin, kering, membutuhkan ventilasi. Disimpan terpisah dengan barang barang yang tancampurkan.
7. Toksikologi. Data toksisitas Data pada manusia. : Data binatang. LC50 inhalasi – tikus 2858 ppm/1jam; LD50 intraperitonial – tikus 76 mg/kg; LC50 inhalasi – mencit 814 ppm/1jam. Tambahan data
:
- Paparan pada 2858 ppm selama 1 jam menyebabkan kematian pada tikus.
8. Efek Klinis. 8.1. Keracunan akut. Terhirup Hydrogen Bromide : Paparan pada 5 ppm menyebabkan iritasi nasal dan tenggorokan pada manusia. Inhalasi mungkin menimbulkan iritasi saluran nafas yang berat yang disertai batuk, rasa tercekik dan mungkin rasa terbakar pada membrane mukosa. Gejala awal lainnya meliputi pusing, sakit kepala, mual dan lemah. Edema paru mungkin segera timbul kebanyakan pada paparan yang berat, tetapi mungkin juga akan timbul kebanyakan pada paparan yang berat, tetapi mungkin juga akan timbul setelah periode latent 5 – 72 jam, yang berkembang secara pelan yang ditandai reaksi inflamasi. Gejala meliputi pusing : sesak didada, dyspnea, pusing, sputum berbusa dan cyanosis. Gejala fisik mungkin meliputi : hipotensi, lesu, nadi yang cepat, ronki basah (moist rales), dan hemokonsentrrasi. Pada kasus yang tidak fatal penyembuhan total mungkin terjadi dalam beberapa hari atau minggu. Pemulihan kesehatan mungkin bertambah lama dengan kekambuhan yang sering dan dispnea yang berkelanjutan dan juga gejala lain dari gangguan paru-paru. Pada paparan yang berat kematian karena anoxia mungkin terjadi dalam beberapa jam setelah onset dari gejala paru atau setelah kekambuhan. Kontak dengan kulit Hydrogen Bromide : Kontak langsung mungkin menyebabkan rasa nyeri yang sangat, luka bakar dan mungkin berwarna kecoklatan atau kekuningan. Luka bakar mungkin dalam disertai bagian tepi yang tajam dan sembuh secara perlahan dengan pembentukan jaringan ikat. Frosbite atau sengatan dingin mungkin terjadi dari penguapan yang cepat dari gas cair. Kontak dengan mata. Hydrogen Bromida : Kontak langsung menyebabkan nyeri, lakrimasi, fotofobia dan luka bakar yang mungkin parah. Tingkat keparahan luka tergantung pada konsentrasi serta lamanya kontak. Pada luka bakar yang
ringan regenerasi epilellium sangat cepat dan matapun akan pulih total. Pada kasus yang berat perluasan luka tidak akan terlihat sepenuhnya selama beberapa minggu. Pada akhirnya, seluruh kornea mengalami vaskularisasi mendalam dan tak tembus cahaya menimbulkan kebutaan, pada kasus buruk, mata akan rusak secara total. Tertelan : Hydrogen Bromida : Bahan yang bersifat asam akan menyebabkan luka bakar circumoral disertai perubahan warna dan korosi pada membran mucosa mulut. Tenggorokan dan esophagus mungkin segera menimbulkan nyeri dan kesulitan serta tidak mampu dalam menelan dan berbicara. Edema epiglotis mungkin menimbulkan gangguan pernapasan dan kemungkinan asphyxia. Kehausan yang sangat, rasa nyeri pada epigastric, mual, muntah dan diare dapat terjadi. Tergantung dari tingkat korosivitas esophagus dan lambung, muntahan mungkin mengandung darah segar atau darah kental dan sobekan dari mukosa. Shock dengan hipotensi, lesu, nadi cepat, nafas yang dangkal dan kulit yang lembab mungkin terjadi. Circulatory collapse mungkin terjadi dan jika tidak dapat dikoreksi dapat menyebabkan gagal ginjal. Pada kasus yang berat, perforasi lambung dan saluran cerna dan peritonitis dapat terjadi dan diikuti dengan demam dan kramp perut. Stricture esophagus, lambung dan pyloric mungkin terjadi dalam beberapa minggu, tetapi mungkin bisa tertunda selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Kematian mungkin terjadi dalam jangka pendek akibat asphyxia, circulatory collaps atau aspirasi yang bahkan dapat terjadi dalam hitungan menit. Kematian yang terjadi belakangan mungkin sebagai akibat peritonitis, pneumonia atau nephiritis yang berat. Kejang dan koma kadang kadang terjadi terakhir. 8.2. Keracunan kronis Terhirup. Hydrogen Bromide : Tergantung pada konsentrasi dan lamanya terpapar. Paparan yang berulang dan jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan erosi dari gigi yang diikuti nekrosis pada rahang, iritasi bronkus yang disertai batuk kronis, frekuensi serangan pneumonia, kehalusan kulit, gangguan saluran cerna dan iritasi membran mukosa yang mungkin menyerupai infeksi virus saluran pernapasan atas, yang ditunjukkan oleh adanya demam dan nyeri otot. Kontak dengan kulit. Hydrogen Bromide : Efek tergantung pada konsentrasi dan lamanya kontak. Kontak yang berulang dan jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan dermatitis atau efek yang sejenis pada paparan akut.
Kontak dengan mata : Hydrogen Bromide : Efek tergantung pada konsentrasi dan lamanya paparan. Paparan yang berulang dan jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan konjungtivitis atau efek yang sejenis pada paparan akut. Tertelan : Hydrogen Bromide : Tergantung pada konsentrasi bahan yang ditelan dan penelanan yanag berulang dari bahan asam, yang mungkin menimbulkan peradangan dan ulkus pada membran mukosa mulut dan efek yang lain seperti keracunan akut.
9. Pertolongan pertama. 9.1. Terhirup. Jika aman memasuki area, jauhkan korban dari tempat paparan, jika diperlukan gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan ( pernafasan penyelamatan ). Pertahankan suhu tubuh agar tetap normal. Segera bawa kerumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 9.2. Kontak dengan kulit. Segera lepaskan semua pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Basuh kulit dengan sabun atau detergen lunak dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa di kulit ( minimal 15-20 menit ). Untuk luka baker, tutup bagian luka dengan hati-hati dengan bahan yang pass serta steril dan kering. Segera bawa kedokter atau fasilitas kesehatan terdekat. 9.3. Kontak dengan mata. Segera basuh mata dengan air yang banyak, sekurangnya satu liter permenit dan sekali-kali buka kelopak mata atas dan bawah sampai tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa. Teruskan mengaliri mata dengan air garam faal sampai siap untuk dibawa ke rumah sakit. Balut mata dengan perban steril. Segera bawa kedokter atau fasilitas kesehatan terdekat. 9.4. Tertelan. Segera hubungi Pusat Informasi Keracunan atau dapatkan segera pertolongan dari fasilitas kesehatan terdekat. Jangan sekali memberi cairan apapun kepada pasien yang tidak sadar untuk diminum. Untuk pasien sadar dapat diberi minum air atau susu. Jika pasien muntah, atur posisi kepala lebih rendah dari bahu untuk mencegah terjadinya aspirasi. Jika pasien tidak sadar putar arah kepala kesamping. Segera bawa kerumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
10. Penatalaksanaan. 10.1. Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas yaitu : membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan : ventilasi dan oksigenasi. Yaitu memperbaiki fungsi ventilasi bila perlu dengan cara memberikan pernafasan buatan dan oksigen untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Bila terinhalasi disarankan berikan oksigen. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. 10.2. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit : -
-
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya 1 liter pertiap mata. Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumahsakit dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) -
-
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. Cuci segera bagian kulit yamg terkena dengan air mengalir air dingin atau hangat dan sabun minimal 10 menit. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hatihati untuk tidak menghirupnya. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi gastro intestinal. Hindari rangsangan muntah dan kumbah lambung.
11. Batas paparan dan alat pelindung diri. Batas paparan. Hydrogen Bromide. 3 ppm (10 mg/m3 ) OSHA TWA 3 ppm (10 mg/m3) OSHA ceiling (vacated by 58 FR 35338, June, 30, 1993) 3 ppm (10 mg/m3) ACGIH tertinggi 3 ppm (10 mg/m3) NIOSH rekomended tertinggi 2 ppm (6,7 mg/m3) DFG MAK TWA 4 ppm (13,4 mg/m3) DFG MAK peak 5 menit momentary value 8 kali/shifts Ventilasi : Sediakan sistem penghisap udara setempat. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata : gunakan kacamata pengaman tahan percikan yang dilengkapi pelindung muka. Sediakan keran pencuci mata darurat serta pancuran air dekat area kerja. Pakaian : kenakan pakaian yang sesuai dan tahan bahan kimia. Sarung tangan : Pakailah sarung tangan yang sesuai dan tahan bahan kimia. Respirator : alat pemanas serta maksimum konsentrasi yang dapat digunakan, disusun berdasarkan NIOSH dan/ atau OSHA. Peralatan pemanasan harus disahkan oleh NIOSH/ OSHA. 30 ppm Setiap respirator pemasok udara. Setiap mesin, respirator pemurnian udara yang dilengkapi selongsong gas asam. Setiap Respirator pemurnian udara yang memiliki pelindung wajah penuhdan teromol gas asam. Setiap alat pernafasan serba lengkap yang memiliki pelindung wajah penuh. Setiap respirator pemasok udara yang memiliki pelindung wajah penuh. Pelepasan (Escape) Setiap Respirator pemurnian udara yang memiliki pelindung wajah penuhdan teromol gas asam. Setiap type pelepasan yang cocok, alat pernapasan serba lengkap. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan : Setiap respirator pemasok udara dengan pelindung wajah penuh dan dioperasikan dalam suatu mode tekanan negative atau tekanan positif lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah (separate escape supply). Setiap alat pernafasan serba lengkap dengan pelindung wajah penuh.
12. Manajemen pemadam kebakaran. Bahaya ledakan dan kebakaran : Bahaya kebakaran dapat diabaikan, container dapat meledak jika terkena panas. Media pemadaman : karbon dioksida, bahan kimia kering. Kebakaran besar : gunakan busa atau siram dengan semprotan air. Pemadaman api : jangan masukkan air kedalam container. Pindahkan wadah dari daerah api jika hal ini dapat dilakukan tanpa korban resiko. Dinginkan wadah dengan semprotan air sampai api benar-benar padam. Menjauhlah dari tangki terakhir. Orang orang yang tidak berkepentingan agar menjauh, isolasi daerah bahaya dan dilarang masuk.
13. Manajemen tumpahan. Pelepasan ditempat kerja. Hentikan bocoran bila mungkin lakukan tanpa resiko. Hilangkan uap dengan semprotan air. Jangan beri air secara langsung kedalam container. Orang orang yang tidak berkepentingan agar menjauh, isolasi daerah bahaya dan dilarang masuk. Tumpahan sedikit : aliri dengan air Tumpahan banyak : bendung/tampung kemudian dimusnahkan. Bertahanlah ditempat sesuai arah angina dan menghindar dari tempat yang lebih rendah. Ventilasilah ruang tertutup sebelum dimasuki. Evakuasi dalam radius 150 kaki.
14. Daftar Pustaka.
OHS MDL Information Systems, INC, Danelson Pike, Nashville, 1997 .
Lewis, Sr, 1993, “Condensed Chemical Dictionary”, 12th Edition, Van Nostrand Reinhold, 1993, p 616.
Olson R.K, ‘Poisoning & Drug Overdose” Fourth Edition Mc Graw HillCompanies,Inc, United States, 2004, 578 t.
------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 -------------------------------------------------------------------------------------------------------