Heru Nurcahyo ILMU KESEHATAN
Heru Nurcahyo
ISBN XXX-XXX-XXX-X Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007 tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam Proses Pembelajaran.
untuk SMK
HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp. 7.888,00
untuk Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Nurcahyo, Heru
ILMU KESEHATAN
SMK
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang
ILMU KESEHATAN Untuk SMK Penulis
: Nurcahyo, Heru
Ukuran Buku
: …… x …… cm
…… HAR ….
Sudjana, Hardi Ilmu Kesehatan: SMK oleh Nurcahyo, Heru. ---- Jakarta:Pusat Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. vi. 429 hlm. ISBN ……-……-……-…… 1. Teknik Pengecoran
Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 Diperbanyak oleh….
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, Direktur Pembinaan SMK
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terutama untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan menyediakan sumber belajar telah ditetapkan program penyusunan buku pelajaran kejuruan pada tahun 2007 ini. Salah satu dari buku pelajaran kejuruan yang diprogramkan untuk ditulis adalah buku dengan judul ”Ilmu Kesehatan”. Buku tersebut rencananya akan digunakan untuk pegangan para Guru dan Siswa SMK di seluruh Indonesia. Mengingat banyak dan beragamnya topik bahasan atau persoalan dalam bidang ilmu kesehatan, maka untuk menjaring kebutuhan yang otentik dari para guru dan agar sesuai dengan kebutuhan kompetensi siswa kejuruan dipilihkan materi dengan topik-topik bahasan yang relevan dengan kebutuhan untuk proses belajar dan mengajar di SMK. Pada tataran kesehatan pribadi dikaji tentang struktur-fungsi dan kesehatan dari masing-masing sistem organ tubuh manusia. Pada tataran kesehatan masyarakat dibahas beberapa topik penting antara lain gizi dan makanan, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, kesehatan olahraga, obat dan penyalahgunaan obat. Dengan kata lain, orang sehat adalah orang yang memiliki kondisi fisik, jiwa, dan sosial dapat berfungsi secara normal. betul-betul dapat menikmati hidupnya, sejahtera, bebas dari gangguan penyakit, emosional, intelektual, dan sosial. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan serta secara aktif dan bekerja sama dalam penyusunan buku ini. Terima kasih yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Direktur Pembinaan SMK yang memberikan dana untuk penulisan buku pelajaran ini. Terima kasih kepada bapak Bambang Sutiyono yang telah berperan sebagai editor buku ini. Bapak Dr. Zarfiel Tafal, M.Ph yang telah berperan sebagai evaluator buku ini. Akhirnya penulis berharap semoga buku pelajaran ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan. Tentu saja buku ini masih banyak kekurangan, sehingga kesempatan masih terbuka untuk mendapatkan masukan yang relevan dari berbagai pihak. Penulis juga berharap bahwa dari semua pihak untuk memberikan saran yang akan lebih menyempurnakan buku ini di kemudian hari. Akhirnya penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan. Yogyakarta, November 2007 Penulis
Ilmu Kesehatan
ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………. DAFTAR ISI …………….............................................................. DAFTAR SINGKATAN ............................................................... DAFTAR ISTILAH ...................................................................... SINOPSIS …………......................................................................
ii iii ix x xiii
Bab 1. Kesehatan ………………………………………………… 1.1. Pengertian Sehat ………………………………………. 1.2. Mengapa Sehat Itu Perlu?.......................................... 1.3. Ilmu Kesehatan …………………………………………. 1.4. Obyek dan Bidang Kajian Ilmu Kesehatan ………….. 1.5. Pengembangan Ilmu Kesehatan ……………………... 1.6. Penemuan-penemuan yang Bermanfaat Bagi Kesehatan ………………………………………………. 1.7. Manfaat Mempelajari Ilmu Kesehatan ………………..
1 1 2 2 3 6 7
Bab 2. Alat Pencernaan dan Makanan ..................................... 2.1. Saluran Pencernaan .................................................. 2.1.1 Mulut .......................................................................... 2.1.2 Faring ......................................................................... 2.1.3. Kerongkongan ............................................................ 2.1.4 Lambung .................................................................... 2.1.5 Usus Halus ................................................................. 2.1.6 Usus Besar ................................................................. 2.1.7 Rektum ....................................................................... 2.1.8 Anus ........................................................................... 2.1.9 Berbagai Kelainan dan Penyakit Sal. Pencernaan .... 2.1.10 Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan ................. 2.2. Kelenjar Pencernaan .................................................. 2.3. Proses Pencernaan Makanan ................................... 2.4. Metabolisme ............................................................... 2.4.1 Metabolisme Karbohidrat …………............................. 2.4.2 Metabolisme Lemak …………………………………… 2.4.3 Metabolisme Protein …………………………………… 2.4.4 Vitamin ....................................................................... 2.4.5 Mineral .......................................................................
11 12 12 16 16 16 19 21 22 22 23 26 27 30 35 35 39 46 50 51
Bab 3. Jantung dan Pembuluh Darah …………………………. 3.1. Jantung …………………………………………………..
57 58
Ilmu Kesehatan
8
iii
3.1.1. 3.1.2. 3.1.3. 3.1.4. 3.1.5. 3.1.6. 3.1.7. 3.1.8. 3.1.9. 3.2. 3.2.1. 3.3. 3.3.1. 3.3.2. 3.3.3. 3.3.4. 3.5. 3.6.
Struktur Anatomi Jantung ........................................... Cara Kerja Jantung .................................................... Sistem Konduksi Jantung .......................................... Inervasi Jantung ......................................................... Suplai Darah Jantung ................................................. Fungsi Jantung ........................................................... Denyut Nadi ............................................................... Kelainan dan Gangguan Jantung dan Pemb. Darah Pemeliharaan Kesehatan Jantung dan Pemb. Darah Pembuluh darah ……………………………………….. Penyumbatan Pembuluh darah ………………………. Cairan Darah …………………………………………… Plasma Darah ............................................................ Sel Darah Merah (Erithrocyte) .................................. Sel Darah Putih (Leucocyte) ………………………….. Trombosit ……………………………………………….. Sirkulasi Limfatik ……………………………………….. Sistem Kekebalan (Imunitas) ………………………….
59 64 65 65 67 68 68 70 77 80 81 83 83 83 85 87 88 89
Bab 4. Paru-paru dan Pernafasan ……………………………… 4.1. Sistem Pernafasan …………………………………….. 4.2. Alat Pernafasan ………………………………………… 4.3. Hidung …………………………………………………… 4.4 Pharynx ………………………………………………….. 4.5. Trachea ………………………………………………….. 4.6. Paru-paru ……………………………………………….. 4.7. Mekanisme Pernafasan ………………...……………... 4.8. Proses Pernafasan ..................................................... 4.9. Frekuensi Pernafasan ………………………………… 4.10 Transpor Karbondioksida ……………………………… 4.11 Pengukuran Udara Pernafasan .................................. 4.12 Kelainan dan Penyakit Sistem Pernafasan ................
95 96 96 96 97 97 98 101 102 105 106 107 107
Bab 5. Ginjal dan Ekskresi ……………………………................. 5.1. Ginjal …………………………………………………….. 5.2. Unit Struktural dan Fungsional Ginjal ………………... 5.3. Fungsi Ginjal ……………………………………………. 5.4. Mekanisme Pengaturan Kadar Air Tubuh .................. 5.5. Regulasi Kadar Ion Natrium ....................................... 5.6. Penyakit Ginjal …………………..................................
113 114 117 122 125 126 127
Bab 6. Syaraf dan Koordinasi ................................................... 6.1. Sistem Koordinasi ...................................................... 6.2. Sistem Syaraf .............................................................
134 135 135
Ilmu Kesehatan
iv
6.3. 6.4. 6.5. 6.6. 6.6.1. 6.6.2. 6.7. 6.8.
Neuron Sensoris dan Motoris ..................................... Sinapsis ...................................................................... Sel Glia ....................................................................... Klasifikasi Sistem Syaraf ............................................ Sistem Syaraf Pusat (SSP) ........................................ Sistem Syaraf Tepi (SST) .......................................... Lengkung Refleks ...................................................... Kelelahan Syaraf ........................................................
137 137 138 139 139 140 143 143
Bab 7. Alat Indera dan Rangsangan ......................................... 7.1. Sistem Indera ............................................................. 7.2. Struktur dan Fungsi Alat Indera Penglihatan (Mata) .. 7.3. Struktur dan Fungsi Alat Indera Pendengaran (Telinga) ..................................................................... 7.4. Indera Keseimbangan ................................................ 7.5. Struktur dan Fungsi Alat Indera Pembau (Hidung) .... 7.6. Struktur dan Fungsi Alat Indera Pengecap (Lidah) .... 7.7. Struktur dan Fungsi Alat Indera Peraba (Kulit) .......... 7.8. Pemeliharaan Kesehatan Indera ............................. 7.9. Penyakit, kelainan Alat Indera, dan Kebiasaan Buruk
145 146 146 150 151 153 153 154 155 157
Bab 8. Hormon dan regulasi ………...…………………………… 8.1. Sistem Endokrin ………………………………………... 8.2. Hipotalamus …………………………………………….. 8.3. Kelenjar Pituitaria (Hipofise) ……………………...…… 8.4. Kelenjar Tiroid …………………………………………. 8.5. Kelenjar Paratiroid .................................................... 8.6. Kelenjar Adrenal ....................................................... 8.7. Ovarium .................................................................... 8.8. Pankreas .................................................................. 8.9 Saluran Pencernaan ................................................. 8.10 Mekanisme Pengaturan Kadar Ion Kalsium .............
159 160 160 160 164 166 167 169 170 171 172
Bab 9. Rangka dan Otot …………………………………………... 9.1. Rangka Manusia ……………………………………….. 9.2. Rangka Sumbu ……………………………………….... 9.3. Rangka Anggota Badan ……………………………….. 9.4. Sendi Mati ………………………………………………. 9.5. Sendi Gerak …………………………………………….. 9.6. Kesehatan Rangka …………………………………… 9.7. Pemeliharaan Rangka ……………………………….. 9.8. Makanan untuk Pertumbuhan Tulang ...................... 9.9. Penyakit dan Kelainan Tulang ..................................
175 176 178 180 181 182 183 184 134 135
Ilmu Kesehatan
v
Bab 10. Gizi dan Kesehatan ……………………………………… 10.1. Gizi ……………………………………………………… 10.2. Makanan Sehat dan Bergizi ………………………..... 10.3 Pengukuran Status Gizi ……………………………… 10.4. Gizi Klinik dan Gizi Masyarakat ……………………... 10.5. Pembinaan Keluarga Mandiri Sadar Gizi …………... 10.6 Penyakit-penyakit Gizi ………………………………. 10.7. Mencegah Penyakit dengan Makanan Sehat ………
189 190 190 192 194 200 204 212
Bab 11. Kesehatan Reproduksi ................................................ 11.1. Sistem Reproduksi Wanita ....................................... 11.2. Sistem Reproduksi Laki-laki ..................................... 11.3. Siklus Menstruasi ……………………………………... 11.4. Hormon-hormon Reproduksi Wanita ……………….. 11.5. Kehamilan dan Melahirkan ………………………….. 11.6. Tumbuh Kembang Remaja ………………………….. 11.7. Kesehatan Reproduksi ……………………………….. 11.8. Penyakit Menular Lewat Hubungan Seksual (PMS) 11.9. Sistem Reproduksi Laki-laki ………………………...
225 226 228 229 235 239 241 250 250 289
Bab 12. Olahraga dan Kesehatan ............................................. 12.1. Apakah Olahraga Itu?............................................... 12.2. Jenis Olahraga ………………………………………… 12.3. Cara Melakukan Olahraga …………………………… 12.4. Manfaat Olahraga ……………………………………
263 264 265 267 271
Bab 13. Kesehatan Masyarakat ………………………………….. 13.1. Batasan Pengertian Kesehatan Masyarakat ……..... 13.2. Masalah-Masalah Kesehatan Masyarakat ……….... 13.3. Sanitasi Lingkungan ................................................. 13.4. Pemberantasan Penyakit ......................................... 13.5. Pendidikan Kesehatan Masyarakat .......................... 13.6. Pengembangan Rekayasa Sosial dalam rangka Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat …..................
293 293 295 296 296 296 299
Bab 14. Kesehatan Lingkungan ............................................... 14.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan ………………..... 14.1.1. Higiene …………………………………………………. 14.3. Sanitasi Lingkungan ………...................................... 14.3.1. Penyediaan Air Bersih dan Sehat …………………... 14.3.2. Mengatasi Masalah Limbah, Sampah, dan Kotoran 14.3.3. Sampah dan Pengelolaannya ……………………….. 14.3.4. Makanan dan Minuman ............................................ 14.3.5. Bangunan Fisik Rumah Tempat Tinggal …………....
303 304 305 308 308 315 317 325 325
Ilmu Kesehatan
vi
14.3.6. 14.4. 14.4.1. 14.4.2. 14.5.
Pencemaran Udara, Air, dan Tanah ………………... Upaya Meningkatkan Kualitas`Lngkungan Hidup …. Pengendalian Vektor dan Hospes Penyakit ……….. Manfaat Positif dari Pembinaan Lingkungan Hidup . Penyakit-penyakit Lingkungan .................................
330 333 334 335 335
Bab 15. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ………………….. 15.1. Batasan Kesehatan Kerja ……………….................. 15.2. Diterminan Kesehatan Kerja ……….......................... 15.3. Kemampuan Kerja ………………………………........ 15.4. Faktor Fisik dalam Bekerja ………………………...... 15.4.1. Kebisingan ................................................................ 15.4.2. Penerangan dan Pencahayaan ................................ 15.4.3. Bau-bauan ……………………………………………... 15.5. Faktor Manusia dalam Bekerja ……………………… 15.6. Ergonomi ………………………………………………. 15.7. Psikologi Kerja ………………………………………… 15.8. Kecelakaan Kerja …………………………………….. 15.8.1. Klasifikasi Menurut Jenis Kecelakaan ……………… 15.9. Tujuan Pengawasan Kesehatan Kerja …………….. 15.10. Upaya Pengendalian Penyakit Akibat Kerja ………..
337 338 340 343 345 345 346 349 350 351 353 354 355 356 357
Bab 16. Penyakit Menular dan Tidak Menular ………………... 16.1. Pengertian Penyakit ………………………………….. 16.2. Mekanisme Terjadinya Penyakit .............................. 16.2.1. Penyebab penyakit ................................................... 16.2.2. Induk Semang (Hospes) ........................................... 16.2.3. Reservoar ……………………………......................... 16.2.4. Carrier ...................................................................... 16.2.5. Hospes Perantara .................................................... 16.2.6. Vektor ....................................................................... 16.3. Cara Penyakit Masuk ke Dalam Tubuh …………….. 16.4. Pengertian dan Peranan Epidemiologi ..................... 16.5. Imunisasi ………………………………………………. 16.6.1 Faktor-faktor ynag Mempengaruhi Kekekbalan ....... 16.6.2. Jenis Imunisasi ........................................................ 16.7. Penyakit Tidak Menular ........................................... 16.7.1. Penyebab penyakit tidak menular …………………... 16.7.2. Penyebab penyakit menular ..................................... 16.8. Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit ……….. 16.9. Usaha-usaha menjauhkan diri dari penyakitpenyakit .................................................................... 16.10.. Pengobatan Penyakit ……………………………….... 16.11. Penyakit-penyakit Menular …………………………...
359 360 360 360 362 362 363 364 364 364 367 369 370 371 371 371 379 384 387
Ilmu Kesehatan
387 387
vii
Bab 17. Obat, Narkotika, dan Penyalahgunaan Obat ....…….. 17.1. Jenis-jenis Obat ……………………………………..... 17.2. Memilih Obat untuk Tujuan Pengobatan .................. 17.3. Penyalahgunaan Obat ……………………………….. 17.3.1. Psikotropika .............................................................. 17.3.2. Akibat Penyalahgunan Obat Psikotropika ................ 17.4. Narkotika ………………………………………………. 17.4.1. Jenis-jenis Narkotika dan Efek yang Ditimbulkan …. 17.5. Memahami Efek Ketergantungan Narkoba ………… 17.6. Hukum dan Narkoba …………………………………. 17.7. Minuman Keras ……………………………………….. 17.7.1. Akibat Minuman Keras ……………………………….. 17.8. Nikotin ………………………………………………….. 17.8.1. Penyakit Akibat Asap Rokok …………………………. 17.9. Berbagai Alasan Memakai Narkoba …………………
393 395 399 401 401 406 407 411 499 420 421 422 423 426 429
Daftar Pustaka …..………………………………………………… Glossarium …….……………………………………………………
433 437
Ilmu Kesehatan
viii
ADH: Antidiuretic Hormone AIDS: Acquired Immune Deficiency Syndrome DBD: Demam Berdarah Dengue BCG: Bacille Calmette Guerin BOD: Biological Oxigen Demand CCK (Kolesistokinin): hormon yang berperan merangsang kantung empedu berkontraksi untuk mengeluarkan cairan empedu CO: Carbonmonooksida CO2: Carbondioksida DM: Diabetes Mellitus DHF: Dengue High Fever GTG: Gangguan Toleransi Glukosa HCl: Hidrogen Clorida Hertz (Hz): banyaknya getaran per detik. HIV: Human Immunodeficiency Virus ILO (International Labor Organization): Organisasi Perburuhan se Dunia ISPA: Infeksi Saluran Pernafasan Akut KGD: Kadar Glukosa Darah KB: Keluarga Berencana KTD: Kehamilan yang Tidak Diinginkan LH: Luteinizing Hormone LTH: Lactogenic Hormone M-3: Menguras, Menutup, dan Mengubur PAK: Penyakit Akibat Kerja PAM: Perusahaan Air Minum PMS: Penyakit Menular Seksual
Ilmu Kesehatan
ix
VO2 Max: Volume Oksigen Maksimum MCK: Mandi, Cuci, dan Kakus Narkoba: Narkotika, Alkohol, dan Obat Terlarang WHO (World Health Organization): Organisasi Kesehatan se Dunia TBC: Tuberkulosis TCD: Typhus, Cholera dan Disenteri GO: Gonoroe TPA: Tempat Penampungan Akhir TPS: Tempat Penampungan Sementara
Aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh. Misalnya : Jogging, senam, renang, bersepeda. Akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menebal dan menipis. Alveolus (tunggal, jamak alveoli): kantung-kantung sangat kecil dan berdinding sangat tipis yang terdapat pada paru-paru yang berfungsi untuk pertukaran gas pernafasan. Anaerabik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan, bulu tangkis. Bakal vitamin D (provitamin D) adalah zat-zat gizi yang terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, telur, dan hati yang akan diubah oleh sinar matahari menjadi vitamin D. Bergerak agar sehat dan bugar. Dengan tema tersebut WHO Bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan.
Ilmu Kesehatan
x
Cairan sendi (sinovial) adalah cairan agak kental dan bening yang terdapat dalam sendi gerak dan berperan sebagai pelumas sendi. Chyme atau kim adalah makanan setelah melewati lambung menjadi bentuk bubur makanan. Denyut Nadi Maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan. DNM = 220 – UMUR Daya tahan tubuh (endurence). Diabetes Fit For Health" yang dipusatkan di Brazil dengan tema "Move For Health" Gigi seri atau Incisivi (I) yang memiliki fungsi untuk menggigit dan memotong. Gigi taring atau Caninus (C) yang memiliki fungsi untuk menyobek. Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham kecil atau Premolar (P) dan gigi geraham besar atau Molar (M) yang memiliki fungsi untuk mengunyah dan melumatkan makanan. Hypokinetic, kurang bergerak seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat kurang gerak. Indera adalah alat yang berfungsi menerima rangsangan dari lingkungan sekitar baik dari luar maupun dalam tubuh dan menyampaikannya ke otak. Iris adalah bagian mata yang berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata melewati pupil. Kesehatan pribadi (personal health) menekankan pada upaya pengobatan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Kesehatan masyarakat (public health) menekankan pada upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan derajat kesehatan (promotif). Kornea adalah bagian mata yang berfungsi melindungi lensa mata.
Ilmu Kesehatan
xi
Kuratif adalah usaha kesehatan dengan pengobatan penyakit. Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangan mineral penyusun tulang sehingga tulang mudah patah. Peyer’s patchs adalah kumpulan kelenjar limfe (nodus limfatikus) pada mukosa usus halus yang berperan dalam pertahanan tubuh. Penyakit jantung koroner Preventif pencegahan penyakit. Promotif peningkatan derajat kesehatan. Rakhitis adalah penyakit akibat kekurangan vitamin D jika terjadi pada masa pertumbuhan tulang dapat mengakibatkan tulang kaki menjadi tidak kuat biasanya melengkung dan membentuk seperti huruf O atau X. Rambut getar atau silia (bahasa latin): adalah tonjolan pada permukaan sel-sel penyu-sun selaput lendir yang selalu bergetar. Rehabilitatif adalah usaha kesehatan dengan pemulihan kesehatan. Sedentary Gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja () dan kurang gerak ditambah penyakit kardiovaskular Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Selaput lendir atau mukosa (bahasa latin): lapisan paling dalam yang terdiri atas sel-sel yang selalu mengeluarkan lendir encer dan bening. Tulang keras adalah tulang yang bahan penyusun utamanya terdiri atas serabut-serabut tulang dan garam-garam kalsium posfat. Tulang rawan (lunak) adalah tulang yang bahan penyusun utamanya terdiri atas serabut-serabut tulang rawan tanpa garamgaram kalsium posfat.
Ilmu Kesehatan
xii
Setiap insan pasti sangat mengidam-idamkan tubuhnya selalu dalam kondisi sehat. Kesehatan menempati posisi penting dalam kehidupan setiap manusia karena sehat merupakan kebutuhan dasar dan hak setiap orang. Kondisi sehat merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia, dan sebagai suatu syarat untuk mewujudkan perkembangan jasmani, rohani (mental), sosial, dan ekonomi yang seimbang. Oleh karena itu, wajar jika secara alami semua orang selalu berusaha agar dirinya dalam kondisi sehat. Kesehatan pribadi dapat dicapai secara fisik, apabila seluruh aktivitas kehidupan manusia berfunsgi nromal dan seimbang (homeostasis) seperti: mencerna makanan, metabolisme, mengedarkan zat-zat makanan ke seluruh jaringan tubuh melalui sistem sirkulasi, melakukan pernafasan, tumbuh dan berkembang, melakukan pengeluaran sisa-sisa metabolisme melalui sistem ekskresi, melakukan gerakan melalui rangka tulang dan otot (lokomosi), peka terhadap rangsangan (irritabilitas) melalui indera, dan melakukan perkembang-biakan melalui sistem reproduksi. pola makan yang tidak sehat Olahraga merupakan sebagian aktivitas fisik secara teratur dan terukur untuk meningkatkan kebugaran dan derajat kesehatan.. Kesehatan olahraga memberikan pelayanan kepada masyarakat agar masyarakat terhindar dari berbagai penyakit tidak menular dan dapat meningkatakan derajat kesehatan, kebugaran serta produktifitas kerja. Jenis olahraga, manfaat olahraga, persiapan sebelum olahraga, olahraga yang baik dan yang perlu diperhatikan setelah berolahraga, yang tidak dianjurkan berolahraga. Kebugaran jasmani, komponen kebugaran jasmani, komposisi tubuh, kelenturan/fleksibilitas tubuh, kekuatan otot, daya tahan, jantung paru, daya tahan otot. faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani. Kesehatan masyarakat Begitu pula kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan tidak dapat berjalan dengan baik. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: tingkat pendidikan masyarakat, adat-istiadat, kepercayaan, dan perilaku (budaya). Kondisi tersebut merupakan beberapa contoh dari permasalahan yang menghambat perwujudan kesehatan masyarakat. Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi yang benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3 cara:
Ilmu Kesehatan
xiii
eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi). Kesehatan lingkungan, Fakta dalam kehidupan kita sehari-hari, menunjukkan derajat kesehatan masyarakat masih kurang mendapatkan perhatian yang memadai. Pengamatan empirik di lapangan masih sering dijumpai kondisi rumah tempat tinggal yang tidak sehat, lingkungan kotor, tempat mandi cuci dan kakus (MCK) jorok, tempat pembuangan sampah dan limbah rumah-tangga tidak tertata. Kesehatan dan keselamatan kerja, Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari orang satu ke orang lain baik secara langsung maupun melalui perantara. Sumber penularan, cara penyakit masuk ke dalam tubuh tubuh yang sehat, infeksi, mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antara lain: agen, induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit. Cara penularan dapat melalui saluran pernafasan, saluran makanan, saluran kelamin, dan kulit. Meskipun demikian, dalam keadaan tidak sakit (sehat) ada beberapa gelintir orang yang kurang memperhatikan dan menghargai kesehatannya. Sebagai contoh konkrit penyalah-gunaan obat dan narkotika (Narkoba), menenggak minuman beralkohol, merokok, seks bebas dsb, semua kegiatan tersebut dapat mengganggu kesehatan.
Ilmu Kesehatan
xiv
Gambar 1.1. Apakah aku anak sehat ?
Pernahkah anda merasa makan terasa enak, melakukan segala kegiatan terasa bergairah dan menyenangkan? Jika pernah, maka pada saat itu anda dalam kondisi sehat. Betapa nikmatnya jika kita dalam kondisi sehat, bukan? Sebaliknya, pernahkah anda merasakan seluruh tubuh lemah, pegal-pegal, letih, dan demam sehingga kita tidak dapat melakukan segala kegiatan dengan baik. Pada bab ini akan dipelajari tentang: Pengertian sehat Perlunya kesehatan? Ilmu kesehatan Obyek dan bidang kajian ilmu kesehatan Pengembangan ilmu kesehatan Penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi kesehatan Manfaat mempelajari ilmu kesehatan
Bab 1: Pengertian Kesehatan
1
1. Pengertian Sehat Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal. Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang telah diperbaharui bila batasan kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, maka dalam UndangUndang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Batasan kesehatan tersebut diilhami oleh batasan kesehatan menurut WHO yang paling baru. Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dan dinamis, dibandingkan dengan batasan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi. Bagi yang belum memasuki dunia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja (pensiun) atau usia lanjut, berlaku arti produktif secara sosial. Misalnya produktif secara sosial-ekonomi bagi siswa sekolah atau mahasiswa adalah mencapai prestasi yang baik, sedang produktif secara sosial-ekonomi bagi usia lanjut atau para pensiunan adalah mempunyai kegiatan sosial dan keagamaan yang bermanfat, bukan saja bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain atau masyarakat. Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat. Itulah sebabnya, maka kesehatan bersifat menyeluruh mengandung keempat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut: 1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
Bab 1: Pengertian Kesehatan
2
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual. • Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. • Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. • Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
Gambar 1.2. Anak yang aktif dan berprestasi merupakan salah satu aspek kesehatan yang keempat adalah ekonomi dalam arti produktif
Bab 1: Pengertian Kesehatan
3
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. 4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut. 1.1. Mengapa Sehat Itu Perlu? Kesehatan bukanlah segalanya, akan tetapi tanpa kesehatan segalanya itu tiada arti. Pada dasarnya setiap orang sangat mengidam-idamkan kondisi tubuh yang sehat. Mengapa demikian? Karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Kesehatan berperan penting dalam kehidupan setiap manusia, karena : kesehatan merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. kesehatan sebagai suatu syarat untuk mewujudkan perkembangan jasmani, rohani (mental), dan sosial yang serasi, kesehatan sebagai syarat untuk melakukan aktivitas secara optimal dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas. Menyadari arti dan peran penting kesehatan, maka Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Kesehatan turut mencanangkan program Kesehatan Bagi Semua tahun 2000 (Health for All by the year 2000). Tujuannya agar masyarakat Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan menjadi masyarakat yang sehat dan kuat untuk melaksanakan pembangunan nusa dan bangsa kita yang kini sedang giat-giatnya dilakukan. Hal ini merupakan rekomendasi dari konferensi kesehatan se dunia di Alma Ata, Kazhaktan, tahun 1978. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Hal ini berarti, bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan ini, kesehatan pribadi, kelompok, atau masyarakat harus diupayakan. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh pribadi, kelompok, masyarakat, baik secara lembaga oleh pemerintah, ataupun swadaya masyarakat (LSM). Dilihat dari sifat,
Bab 1: Pengertian Kesehatan
4
upaya mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup 2 aspek juga, yakni: preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan) itu sendiri. Kesehatan perlu ditingkatkan karena kesehatan seseorang itu relatif dan mempunyai bentangan yang luas. Oleh sebab itu, upaya kesehatan promotif mengandung makna kesehatan seseorang, kelompok atau pribadi harus selalu diupayakan sampai ke tingkat kesehatan yang optimal.
▲ Gambar 1.3. Anak sehat berpangkal pada terbentuknya generasi muda yang sehat kuat baik fisik, mental, sosial, dan kecerdasannya Bab 1: Pengertian Kesehatan
5
1.2. Ilmu Kesehatan Sejak zaman purbakala manusia telah mengenal penyakit, berusaha sembuh dan menghindar dari sakit serta berusaha agar tetap sehat. Sesuai dengan perkembangan peradaban manusia saat itu, maka usaha untuk sembuh dari sakit dan agar tetap sehat dilakukan dengan berbagai cara. Oleh karena metode dan cara berbeda-beda maka berbeda-beda pula cara pengobatan dari tempat satu dengan tempat lainnya. Ilmu kesehatan berkembang dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia. Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain: pancaindera, pikiran, dan intuisi. Bila dibandingkan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan terdapat perbedaan yang nyata. Pengetahuan ialah semua yang diketahui oleh manusia tanpa memperhatikan pengetahuan tersebut benar atau salah, sedangkan ilmu pengetahuan membatasi pengetahuan yang benar saja. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui metode ilmiah. Nah, karena manusia ingin terbebas dari penyakit, maka mereka mulai mempelajari atau mengkaji bagaimana caranya agar manusia dapat selalu hidup sehat. Dengan menggunakan kemampuan berpikir rasional atas dasar pengetahuan, menarik minat orang untuk mempelajari ilmu kesehatan yang kemudian kita kenal sebagai ahli ilmu kesehatan. Para ahli ilmu kesehatan kemudian melakukan penelitian-penelitian yang bersifat observatif maupun eksperimental melalui pengamatan dan pengukuran terhadap parameter-parameter kesehatan seperti kadar hemoglobin dalam darah, kandungan bakteri dalam air minum, kandungan vitamin dalam makanan dsb. Berdasarkan data akurat yang disertai dengan penjelasan analisis secara deskriptif maka akan diperoleh fakta-fakta yang kemudian digunakan untuk merumuskan konsep-konsep dalam ilmu kesehatan. Bila kita bandingkan pandangan orang pada jaman dahulu dengan sekarang mengenai penyakit, ternyata cukup berbeda. Dulu orang beranggapan bahwa penyakit lepra misalnya, merupakan penyakit kutukan Tuhan. Mereka juga menganggap bahwa penyakit malaria disebabkan oleh udara buruk (mala = buruk; aria = udara). Kedua contoh tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa karena belum berkembangnya ilmu pengetahuan, orang dahulu memandang penyakit secara kurang tepat sehingga penanggulangannya pun kurang tepat. Misalnya, untuk mencari penyembuhan terhadap suatu penyakit, banyak diantara mereka pergi ke dukun, ahli sihir, pendeta, ulama dan melakukan berbagai upaya lainnya yang umumnya untuk beberapa penyakit tertentu tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Dewasa ini kita saksikan, bahwa orang terus-menerus mencoba mencari dan menyelidiki sebab-sebab timbulnya suatu penyakit. Berkat kemajuan ilmu dan teknologi, khususnya di bidang teknologi
Bab 1: Pengertian Kesehatan
6
kedokteran, akhirnya orang tahu dengan tepat bahwa penyakit lepra disebabkan oleh kuman, bukan karena kutukan Tuhan. Begitu pula penyakit malaria bukan disebabkan oleh udara buruk tetapi disebabkan oleh kuman yang menginfeksi tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles. Setelah diketahui bahwa penyebab penyakit malaria adalah kuman yang disebarkan oleh nyamuk Anopheles, maka upaya yang dilakukan manusia adalah bagaimana memberantas nyamuk Anopheles, dan mengusahakan penyembuhan penyakit tersebut. Kini orang sudah tahu bahwa obat penyakit malaria adalah pil kina. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa kemajuan yang dicapai dalam bidang kedokteran atau kesehatan tersebut tidak lepas dari kemajuan ilmu-ilmu yang mendukungnya, khususnya Biologi. Dengan menguasai cabang-cabang biologi seperti anatomi, fisiologi, histologi, mikrobiologi, zoologi dan sebagainya, para dokter sudah dapat mengusahakan penyembuhan yang tepat bagi suatu penyakit. Bahkan begitu pesatnya kemajuan yang dicapai dalam bidang kedokteran, sampai-sampai penyakit yang paling rumit pun sudah dapat ditanggulangi, misalnya tumor, kanker, penyakit jantung, penyakit saraf, ginjal, dan sebagainya. Operasi, dewasa ini bukan lagi menjadi hal yang menakutkan. 1.3. Objek dan Bidang Kajian Ilmu Kesehatan Sesuai dengan fokus bidang kajian yang dipelajari dan hakikat masalahnya, maka ilmu kesehatan dalam perkembangannya dapat dikelompokkan menjadi: 1. Ilmu kesehatan pribadi (personal health) yang fokus bidang kajiannya adalah orang per orang (pribadi). 2. Ilmu kesehatan masyarakat (public health) yang fokus bidang kajiannya adalah kelompok manusia dalam masyarakat. Kedua sifat keilmuan ini akhirnya masing-masing berkembang menjadi cabang ilmu sendiri. 1.3.1. Ilmu kesehatan pribadi Pada tataran perkembangan berikutnya, ilmu kesehatan pribadi berkembang menjadi cabang-cabang ilmu yang mempelajari bagian-bagian yang lebih spesifik dan detail. Ilmu kesehatan pribadi berurusan dengan masalah klinis pribadi yang mengalami gangguan kesehatan, maka profesi kedokteranlah yang lebih tepat untuk menanganinya. Pada tataran selanjutnya, perkembangan ilmu kesehatan pribadi tidak dapat terlepas dari sumbangan ilmuilmu dasar seperti: 1. Ilmu faal atau fisiologi adalah ilmu yang mengkaji fungsi tubuh pada keadaan normal. Fisiologi sebagai ilmu berperan menjelaskan mengapa tubuh melakukan suatu aktivitas dan bagaimana mekanisme aktivitas tersebut. Sebagai contoh:
Bab 1: Pengertian Kesehatan
7
mengapa kita perlu bernafas? Bagaimana mekanisme pengambilan gas oksigen? Bagaimana pengangkutan gas oksigen? Bagaimana akhirnya oksigen digunakan oleh tubuh? Ilmu faal berperan penting untuk memahami fenomena (gejala) yang terjadi pada kondisi tubuh normal, sebelum menjelaskan adanya anomali (penyimpangan). Sebagai contoh, untuk mempelajari timbulnya penyakit kencing manis (diabetes melitus) yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi, maka harus diketahui lebih dahulu mekanisme pemeliharaan kadar gula darah secara normal. 2. Anatomi yaitu ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh. Anatomi berperan membantu menjelaskan suatu mekanisme dalam tubuh. Dengan demikian, fisiologi memiliki kaitan sangat erat dengan anatomi bahkan kerapkali dikaitkan menjadi satu istilah yaitu anatomi fisiologi. 3. Patologi yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya penyakit. yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh. Pada awal perkembangannya ilmu faal mempelajari atau mengkaji aktivitas tubuh secara keseluruhan, dengan demikian bidang kajiannya sangat luas. Pada tataran berikutnya, maka ilmu faal berkembang menjadi cabang-cabang ilmu faal yang mempelajari bagian-bagian tubuh secara lebih spesifik dan mendetail. Hal ini dapat dipahami karena jika diuraikan, maka tubuh manusia terdiri dari berbagai alat-alat tubuh. Alat-alat tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang sejenis membentuk suatu sistem organ. Sebagai contoh: jantung, cairan darah, dan pembuluh darah bersatu membentuk sistem peredaran darah. Berdasarkan tingkatan organisasi penyusun tubuh kita, maka pada tingkat sistem organ muncul cabang-cabang ilmu faal antara lain: endokrinologi, neurologi, digesti, respirasi, sirkulasi, ekskresi, reproduksi. Di tingkat organ, muncul cabang-cabang ilmu faal antara lain: pulmonologi, dermatologi, kardiologi, oftalmologi, osteologi, gastroenterologi. Alat-alat tubuh jika diuraikan lagi tersusun atas jaringan dan selsel. Pada hakekatnya, jika seluruh sel-sel penyusun tubuh dapat berfungsi secara normal atau dalam kondisi homeostasis, maka tubuh akan menjadi sehat. Homeostasis W.B. Cannon (bangsa Amerika) menamakan kondisi tubuh yang seimbang, dan serasi sebagai homeostasis. Kondisi tersebut pada hakekatnya merupakan perwujudan kondisi lingkungan internal yang stabil, dinamis, serasi dan seimbang. Oleh karena itu, aktivitas kehidupan walaupun bervariasi mempunyai satu tujuan
Bab 1: Pengertian Kesehatan
8
yaitu menuju ke kondisi lingkungan internal yang konstan (steady internal state) atau disebut homeostasis. Homeostasis merupakan perwujudan keseimbangan antara zat yang masuk dengan zat yang dibutuhkan dan zat yang dibuang. Untuk mencapai kondisi homeostasis diperlukan mekanisme pengaturan (regulasi) dari semua sistem dalam tubuh. Mekanisme regulasi meliputi feedback positif dan negatif. Feedback positif jika umpan balik memacu, sebaliknya feedback negatif jika umpan balik menghambat.
▲ Gambar 1.4. Skema umum sel tubuh manusia 1.3.2. Ilmu kesehatan masyarakat Ilmu kesehatan masyarakat berkaitan dengan gangguan kesehatan pada kelompok masyarakat. Demikian halnya dengan ilmu kesehatan masyarakat, karena bidang kajian ilmu kesehatan masyarakat sangat luas, maka pada tataran berikutnya berkembang lebih spesifik menjadi cabang ilmu kesehatan seperti: Higiene adalah usaha perorangan agar tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Ilmu kesehatan lingkungan atau disebut sanitasi lingkungan merupakan ilmu kesehatan yang mempelajari semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan. Ilmu kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan masyarakat pada suatu masyarakat pekerja dan lingkungannya yang bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut melalui usaha-usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif terhadap penyakit-penyakit atau gangguangangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja.
Bab 1: Pengertian Kesehatan
9
Oleh sebab itu, sifat dari Ilmu kesehatan masyarakat lebih ditekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan kelompok masyarakat yang bermukim di suatu wilayah, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja. Oleh karena sifat ilmu kesehatan masyarakat yang berurusan dengan gangguan kesehatan pada masyarakat, di mana masyarakat mempunyai aspek yang sangat luas, maka penanganannya harus secara multisektor dan multidisiplin. Profesi dokter saja belum cukup untuk menangani masalah kesehatan masyarakat. Penanganan kesehatan masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi para penderita saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan kesehatan masyarakat tidak saja ditujukan kepada penderitanya saja, tetapi seluruh masyarakat tersebut. Masalah kesehatan masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, kependudukan, dan politik. Oleh sebab itu, penanganan atau perbaikan kesehatan sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan kepada gangguan kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidangbidang yang lain. Misalnya, penyakit gizi kekurangan kalori dan protein (KKP) pada anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi keluarga, peningkatan pengetahuan, dan pola hidup sehat. Dengan demikian, bidang kajian ilmu kesehatan sangat luas. Oleh karena itu, pada buku ini akan dibahas beberapa topik penting dari ilmu kesehatan.
Gambar 1.5. Ilmu kesehatan lingkungan sebagai bagian dari kesehatan masyarakat mengembangkan lingkungan untuk kesehatan
Bab 1: Pengertian Kesehatan
10
1.4. Pengembangan Ilmu Kesehatan Sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu kesehatan selalu dan terus mengalami perkembangan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan dan perkembangan ilmu kesehatan tidak dapat terlepas dari kemajuan dan dukungan ilmu-ilmu dasar seperti Biofisika, Biokimia, Mikrobiologi, Biologi molekuler, dan Genetika. Di beberapa negara maju, ilmu kesehatan mendapatkan perhatian serius dan dikembangkan secara intensif dengan harapan dapat memberi jalan keluar untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan yang dihadapi umat manusia pada saat ini maupun yang akan datang yang menyangkut: 1. Kebutuhan obat-obatan dan vaksin 2. Kebutuhan pola hidup sehat 3. Kebutuhan lingkungan hidup yang sehat 4. Penelitian untuk pengembangan ilmu kesehatan.
Gambar 1.6. Penelitian di laboratorium untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan secara ilmiah
Bab 1: Pengertian Kesehatan
11
1.5. Penemuan-penemuan yang Bermanfaat Bagi Kesehatan 1. Penemuan vitamin Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan dalam tubuh manusia dalam jumlah sangat kecil, biasanya kurang dari 0,01 gram per hari. Walaupun hanya diperlukan dalam jumlah kecil, tetapi vitamin merupakan senyawa yang sangat penting (vital) bagi tubuh manusia artinya kalau vitamin tersebut tidak terdapat dalam tubuh, maka kesehatan tubuh akan terganggu. Vitamin-vitamin tersebut hanya diperoleh dari luar tubuh, karena tubuh manusia tidak dapat menghasilkan vitamin. Dengan penemuan-penemuan vitamin tersebut, maka dapat digunakan manusia untuk menjaga kesehatan melalui komposisi menu makanan yang sehat dan seimbang. 2. Penemuan antibiotik penisilin Pada permulaan tahun 1942, ilmuwan Inggris Alexander Fleming melaporkan bahwa suatu zat yang dihasilkan oleh jamur Penicilium notatum yang diberi nama penisilin memiliki sifat mampu membunuh bakteri penyebab penyakit. Fleming memperhatikan satu set cawan petri lama yang ia tinggalkan. Ia menemukan bahwa koloni Staphylococcus aureus yang ia goreskan pada cawan petri tersebut telah hancur. Kehancuran sel bakteri terjadi pada daerah yang berdekatan dengan cendawan pencemar yang tumbuh pada cawan petri. Ia menduga bahwa suatu produk dari cendawan tersebut menyebabkan hancurnya sel stafilokokus. Produk tersebut kemudian dinamai penisilin karena cendawan pencemar tersebut dikenali sebagai Penicillium notatum. 3. Penemuan vaksin Pertama kali vaksin ditemukan oleh Edward Jenner. Saat ini, vaksin terus dikembangkan dan disempurnakan dengan penerapan bioteknologi seperti diproduksi vaksin rekombinan sehingga lebih murni dan poten. 4. Penemuan antibodi monoklonal Antibodi monoklonal dapat dihasilkan dengan metode tekno biologi. Antibodi monoklonal memiliki kelebihan antara lain: sangat peka, khas (spesifitas), dan akurat. Kontribusi antibodi monoklonal telah dapat dirasakan manfaatnya khususnya dalam penelitian dibidang kesehatan. Demikian pula penggunaan antibodi monoklonal semakin meluas baik untuk uji klinis termasuk diagnosis maupun pengobatan untuk mencapai target sel yang spesifik. 5. Produksi insulin secara rekayasa genetika Hormon insulin dapat diproduksi secara massal dengan penerapan metode rekayasa genetika yaitu dengan menyisipkan gen-gen tertentu yang dikehendaki kedalam sel yang telah dikultur.
Bab 1: Pengertian Kesehatan
12
1.6. Manfaat Mempelajari Ilmu Kesehatan Ilmu kesehatan sebagai ilmu pengetahuan terapan (applied science) yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha manusia untuk selalu dalam keadaan sehat. Ilmu kesehatan pada dasarnya berbeda dengan ilmu kedokteran. Ilmu kedokteran lebih berorientasi pada penyembuhan penyakit, sementara ilmu ilmu kesehatan lebih luas mencakup juga pengobatan, pencegahan, dan pemulihan. Banyak aspek yang harus dilakukan oleh seseorang agar dapat hidup. Setidak-tidaknya memahami bagaimana dia mengelola kehidupannya, rohani dan jasmani agar sehat dan pada gilirannya, hidupnya berkualitas. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat disebut perilaku sehat, yang mencakup perilakuperilaku dalam mencegah atau menghindar dari penyakit dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab masalah kesehatan, perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan. Contoh: makan dengan gizi seimbang, olahraga teratur, tidak merokok dan minuman minuman keras, menghindari gigitan nyamuk, menggosok gigi setelah makan, cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sebagainya. Hakekat belajar ilmu kesehatan, menurut UNESCO (Delors, 1997), mencakup 4 (empat) tingkatan atau tujuan yaitu: pilar utama yang harus dilakukan dalam semua proses pendidikan adalah: 1. Belajar untuk mengetahui (learning to know), 2. Belajar untuk berbuat (learning to do), 3. Belajar untuk menjadi (learning to be); dan 4. Belajar untuk hidup bersama (learning to live together). Gaya hidup sehat Salah satu perwujudan dan penerapan dari belajar ilmu kesehatan adalah terwujudnya pribadi yang memiliki pengetahuan, ketrampilan tentang kesehatan, dan terbentuknya sikap hidup yang dikenal dengan gaya hidup sehat. Banyak aspek yang harus dilakukan oleh seseorang setidak-tidaknya memahami bagaimana dia mengelola kehidupannya, rohani dan jasmani agar sehat dan pada gilirannya menyebabkan hidup yang berkualitas. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan kesehatannya meningkat disebut perilaku sehat, yang mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindar dari penyakit dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab masalah kesehatan, serta perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan. Sebagai contoh adalah makan dengan gizi seimbang, olahraga teratur, tidak merokok dan minuman minuman keras, menghindari gigitan nyamuk, menggosok gigi setelah makan, cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sebagainya.
Bab 1: Pengertian Kesehatan
13
Menurut Becker (1979), perilaku sehat (healthy behavior) adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan memelihara dan meningkatkan kesehatan, antara lain: Makan dengan menu seimbang. Menu seimbang di sini adalah pola makan sehari-hari yang memenuhi kebutuhan nutrisi yang menjadi kebutuhan tubuh baik menurut jumlahnya (kuantitas) maupun jenisnya (kualitas). Kegiatan fisik secara teratur dan cukup. Kegiatan fisik di sini tidak harus olah raga. Bagi seseorang yang pekerjaannya memang sudah memenuhi gerakan-gerakan fisik secara rutin dan teratur, sebenarnya sudah dapat dikategorikan berolah raga. Bagi seseorang yang pekerjaannya tidak melakukan kegiatan fisik seperti manager, administrator, sekretaris dan sebagainya, memerlukan olah raga secara teratur. Tidak merokok dan minuman minuman keras serta menggunakan narkoba. Merokok adalah kebiasaan yang tidak sehat, namun di Indonesia jumlah perokok cenderung meningkat. Hampir 50% pria dewasa di Indonesia adalah perokok. Sedangkan peminum minuman keras dan penggunaan narkoba meskipun masih rendah (sekitar 1,0%) tetapi makin meningkat. Istirahat yang cukup. Istirahat cukup bukan saja berguna untuk memelihara kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental. Dengan berkembangnya IPTEK dewasa ini, juga memacu orang untuk meningkatkan kehidupannya, baik di bidang sosial dan ekonomi, yang akhirnya mendorong orang bersangkutan untuk bekerja keras tanpa menghiraukan beban fisik dan mentalnya. Istirahat yang cukup adalah kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan kesehatannya. Pengendalian atau manajemen stres. Stres adalah bagian dari kehidupan setiap orang, tanpa pandang bulu. Semua orang terlepas dari tingkat sosial, ekonomi, jabatan atau kedudukan dan sebagainya, mengalami stres. Stres tidak dapat dihindari oleh siapa saja, namun yang dapat dilakukan adalah mengatasi, mengendalikan atau mengelola stres tersebut agar tidak mengakibatkan gangguan kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental (rohani). Perilaku atau gaya hidup positif yang lain untuk kesehatan. Inti dari perilaku ini adalah tindakan atau perilaku seseorang, agar dapat terhindar dari berbagai macam penyakit dan masalah kesehatan, termasuk perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
Bab 1: Pengertian Kesehatan
14
Kata-kata Penting Sehat Sakit Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif Gaya hidup sehat Upaya kesehatan Perilaku sehat Rangkuman Kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Sehat menurut WHO mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Ilmu kesehatan pribadi fokus bidang kajiannya adalah orang per orang (pribadial). Ilmu kesehatan masyarakat fokus bidang kajiannya adalah kelompok manusia dalam masyarakat. Ilmu kesehatan lingkungan atau disebut sanitasi lingkungan merupakan ilmu kesehatan yang mempelajari semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan. Ilmu kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan lingkungannya yang bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya melalui usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif. Latihan Uji Pemahaman A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Pengertian sehat menurut UU No. 23 Tahun 2. Sebutkan arti dan peran penting kesehatan bagi manusia .... 3. Apakah tujuan mempelajari mempelajari ilmu kesehatan ... 4. Fokus bidang kajian ilmu kesehatan pribadi adalah ... 5. Apakah yang dimaksud dengan upaya kuratif? 6. Apakah yang dimaksud dengan upaya rehabilitatif? 7. Apakah yang dimaksud dengan upaya preventif? 8. Apakah yang dimaksud dengan upaya promotif? 9. Fisiologi adalah ilmu yang mengkaji tentang? 10. Kardiologi ilmu yang mempelajari tentang?
Bab 1: Pengertian Kesehatan
15
B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan tujuan Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Kesehatan ikut mencanangkan program kesehatan bagi semua ditahun 2000(Health for All by the...)! 2. Jelaskan aspek-aspek kesehatan menurut WHO 3. Jelaskan tolok ukur kesehatan dari aspek ekonomi bahgi seorang pelajar! 4. Jelaskan tentang perbedaan kesehatan pribadi (personal health) dan kesehatan masyarakat (public health)? 5. Jelaskan arti higiene! 6. Jelaskan arti sanitasi lingkungan! 7. Jelaskan arti ilmu kesehatan kerja! 8. Jelaskan hakekat belajar ilmu kesehatan menurut UNESCO! 9. Jelaskan manfaat mempelajari ilmu kesehatan bagi kita dan masyarakat! 10. Jelaskan beberapa perilaku yang tidak sesuai dengan prinsipprinsip kesehatan! C. Jelaskan sikap anda 1. Pada tempat anda bekerja, jika ada teman anda merokok di dalam ruang bagimana sikap anda? 2. Dalam suatu perjamuan pesta ulang tahun teman karib anda, datang seeorang yang menawari minuman keras, tindakan apakah yang anda lakukan, mengapa demikian?
Bab 1: Pengertian Kesehatan
16
Gambar 2.1. Makanan yang kita makan menentukan kesehatan
Pernahkah anda tidak ada nafsu makan? Karena gigi terasa sakit atau karena adanya gangguan saluran pencernaan lainnya? Tahukah dampaknya terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan dari adanya gangguan saluran pencernaan makanan? Pada bab ini akan dipelajari tentang: Struktur dan fungsi saluran pencernaan: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Struktur dan fungsi kelenjar pencernaan: saliva, hati, dan pankreas. Kelainan saluran dan kelenjar pencernaan Pemeliharaan kesehatan saluran dan kelenjar pencernaan
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
17
2. Sistem Pencernaan Makanan Sistem pencernaan tersusun atas saluran pencernaan dan kelenjarkelenjar pencernaan. Saluran pencernaan berperan sebagai alat untuk menerima, mengunyah, menghantarkan, menyimpan, mencerna, menyerap (absorpsi), dan mengeleminasi makanan. Sistem pencernaan makanan memiliki peran sebagai berikut: 1. Menghancurkan makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. 2. Menyerap sari-sari makanan oleh selaput lendir usus. 3. Mengeluarkan sisa-sisa makanan melalui dubur.
▲ Gambar 2.2. Saluran pencernaan dari kerongkongan sampai dengan anus, beberapa kelenjar pencernaan hati dan pankreas 2.1. Saluran Pencernaan
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
18
Saluran pencernaan adalah sekumpulan alat-alat tubuh yang berfungsi menerima makanan, mencernanya menjadi nutrien, menyerap serta mengeluarkan sisa-sisa proses tersebut. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai dubur yang panjangnya mencapai kurang lebih 10 meter. 2.1.1. Mulut Mulut atau tepatnya rongga mulut merupakan kesatuan alat-alat pencernaan yang bekerja bersama-sama dalam penerimaan, pengunyahan dan penelanan makanan. Mengapa demikian? Karena di rongga mulut terdapat alat-alat pencernaan seperti: gigi, lidah, bibir, pipi bagian dalam, dan langit-langit. Mulut merupakan tempat masuknya makanan dan air ke saluran pencernaan dan juga muara dari kelenjar ludah. Selain itu, di mulut terdapat lidah yang berfungsi merasakan lezatnya makanan.
▲ Gambar 2.3. Skema rongga mulut dengan susunan gigi seri, taring, geraham kecil dan geraham besar 2.1.1.1. Gigi (Dentes)
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
19
Gigi (geligi = jamak) merupakan alat pencernaan yang tersusun atas jaringan tulang yang sangat kuat dan tertanam pada gusi (ginggiva) dari tulang rahang atas dan bawah. Mulut dengan adanya geligi berfungsi untuk mengunyah makanan secara mekanis sehingga menjadi butiran-butiran makanan yang lebih kecil, sehingga memudahkan bekerjanya enzim pencernaan. Berdasarkan bentuk dan fungsinya gigi dapat dibedakan menjadi: 1. Gigi seri atau Incisivi (I) yang memiliki fungsi untuk menggigit dan memotong. 2. Gigi taring atau Caninus (C) yang memiliki fungsi untuk menyobek. 3. Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham kecil atau Premolar (P) dan gigi geraham besar atau Molar (M) yang memiliki fungsi mengunyah dan melumatkan makanan.
▲ Gambar 2.4. Skema susunan gigi 2.1.1.2. Lidah Lidah (bahasa latin = lingua) tersusun atas kumpulan serabut otot lurik, yang diselaputi oleh selaput lendir dengan struktur berbeda-beda tergantung tempatnya. Pada permukaan lidah
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
20
terdapat tonjolan-tonjolan kecil yang disebut papila lidah. Beberapa bentuk papila lidah antara lain: 1. Filiformis merupakan penonjolan berbentuk seperti konus, sangat banyak dan terdapat pada seluruh permukaan lidah. Pada epitel papila jenis ini tidak mengandung puting kecap (perasa). 2. Fungiformis merupakan penonjolan dengan tangkai kecil dan permukaan yang melebar berbentuk seperti jamur. Papila ini mengandung indera perasa pada permukaan samping atas dan terdapat di sela-sela antara papila filiformis. 3. Foliatum merupakan penonjolan yang sangat padat sepanjang pinggir samping belakang lidah. Papila ini mengandung puting perasa. 4. Sirkum valatum merupakan papila yang sangat besar dengan permukaan menutupi papila lainnya. Pada bagian belakang lidah. Banyak kelenjar serosa (von Ebner) dan mukosa yang mengalirkan sekresinya ke dalam cekungan yang megelilingi papilla ini. Puting kecap banyak disisi papila ini.
▲Gambar 2.5. Iidah dan bagian-bagian yang berfungsi sebagai perasa pahit, asin, manis, dan bagian reseptor pada papila lidah 2.1.1.3. Langit-langit mulut Langit-langit (bahasa latin = palatum) terletak pada dinding atas (atap) rongga mulut. Langit-langit dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu langit-langit keras (palatum durum) yang membatasi rongga mulut dengan rongga hidung, dan langit-langit lunak (palatum mole) yang membatasi rongga mulut dengan faring.
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
21
2.1.1.4. Kelenjar ludah Pada rongga mulut terdapat muara dari kelenjar-kelenjar ludah (glandula saliva) yang terdapat di sekitar mulut. Kelenjar ludah berdasarkan letak dan ukurannya dapat dibedakan menjadi 3 pasang, yaitu dari ukuran yang terbesar ke yang terkecil adalah: 1. Kelenjar parotid yang terletak di depan telinga dan muaranya pada sebelah atas gusi. 2. Kelenjar mandibularis (submaksilaris) yang terletak di dekat mandibula (rahang bawah) dan muaranya di bawah lidah. 3. Kelenjar sublingualis yang terletak di dasar mulut dan muaranya di bawah lidah. Kelenjar ludah berperan menghasilkan air ludah. Air ludah tersusun atas cairan encer (serous) dan lendir. Air ludah mengandung enzim amilase atau disebut juga ptyalin. Amilase berperan mengubah pati (amilum) menjadi sakarida sederhana. Pengaturan pengeluaran air ludah melibatkan 2 macam saraf yaitu: 1. Saraf parasimpatik merangsang pengeluaran air liur oleh kelenjar ludah. 2. Saraf simpatik menghambat pengeluaran air liur oleh kelenjar ludah. 2.1.1.5. Kelainan pada mulut dan gigi 1. Sariawan adalah luka pada selaput lendir bibir atau gusi yang disebabkan kekurangan vitamin C. Selain itu, sariawan dapat pula disebabkan oleh perawatan gigi dan kebersihan mulut yang kurang seksama. 2. Plak gigi yaitu kotoran yang menempel dan mengeras pada karena kotoran yang tidak dibersihkan. Plak gigi bisa menjadi tempat bagi bakteri patogen penyebab pneumonia. 3. Karies gigi ialah suatu keadaan gigi menjadi lembek dan kropos, sehingga gigi menjadi lebih mudah berlubang. Adapun sebab-sebabnya dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu: (1) karena pertumbuhan gigi yang tidak sempurna, (2) perawatan gigi yang tidak sempurna. 4. Gondongan merupakan infeksi virus yang mengenai kelenjar ludah parotis.
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
22
Gambar 2.6. Peradangan pada gusi karena kurang perawatan gigi 2.1.1.6. Menjaga kesehatan gigi 1. Menyikat gigi dan selalu membersihkan sela-sela gigi setiap hari terutama setelah selesai makan. 2. Menghindari makanan atau minuman yang dapat merusak gigi. Sebagai contoh, makanan yang terlalu panas atau dingin dapat mengikis email gigi atau lapisan terluar gigi dan menyebabkan kerusakan pada gigi. 3. Menghindari makanan atau minuman yang memiliki derajat keasaman (pH) yang relatif rendah bersifat asam dan cenderung merusak gigi. Sebagai contoh, makanan atau minuman yang terlalu asam seperti jus jeruk yang sangat asam. 2.1.2. Faring Faring (bahasa latin = pharynx) atau pangkal kerongkongan merupakan persilangan antara saluran pernafasan dan pencernaan. Pada manusia faring juga digunakan sebagai bagian dari alat untuk menimbulkan suara seperti bersuara, berbunyi, atau bernyanyi. 2.1.3. Kerongkongan Kerongkongan atau esofagus(bahasa latin = oesophagus) merupakan saluran panjang berotot yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Pada batas antara esophagus dengan lambung terdapat sfinger esofagi(sphincter esophagii) yang
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
23
berfungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak kembali ke esophagus. Makanan ketika melewati kerongkongan didorong dengan menggunakan gerakan otot kerongkongan yang disebut gerak peristaltik. 2.1. 4. Lambung Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar berbentuk seperti kantung. Lambung berfungsi untuk menampung, menyampur, dan mencerna makanan. Makanan setelah melewati kerongkongan masuk ke dalam lambung selanjutnya akan merangsang pelepasan hormon gastrin. Hormon gastrin berperan merangsang sekresi asam lambung (HCl) dan pepsinogen. Pepsinogen selanjutnya oleh asam lambung diaktifkan menjadi enzim pepsin. Dengan demikian, makanan selama berada di lambung akan dicerna secara kimiawi oleh asam lambung dan enzim pepsin. Lambung dapat dibedakan menjadi bagian: 1. Kardia, bagian yang berbatasan dengan kerongkongan. 2. Fundus, bagian yang berisi gas. 3. Korpus, merupakan bagian utama yng berisi makanan setengah cair atau dalam bentuk bubur. 4. Antrum, bagian yang berfungsi untuk menampung bubur makanan (kim). 5. Pilorus, bagian yang berbatasan dengan duodenum, dibatasi oleh otot sfinger pilori(spinchter pilorii). Lapisan mukosa lambung bukan merupakan suatu permukaan yang rata, melainkan berlipat-lipat. Pada mukosa lambung banyak terdapat kelenjar pencernaan. 1. Pada bagian kardia dan pilorus terdapat kelenjar yang menghasilkan lendir untuk melindungi permukaan mukosa lambung dari kerja asam lambung. 2. Pada korpus terdapat kelenjar yang tersusun atas: Sel parietal yang berperan menghasilkan HCl. Sel peptic yang berperan menghasilkan pepsinogen. Sel lendir yang berperan menghasilkan lendir Cairan lambung mengandung berbagai senyawa berikut: 1. Lendir 2. Asam lambung (HCl) merupakan cairan bening yang bersifat sebagai asam kuat, keasaman (pH) 1-1,5. 3. Proenzim pepsinogen (belum aktif). 4. Rennin yaitu enzim yang dijumpai di lambung anak sapi (pedet) untuk menggumpalkan air susu. 5. Lipase gastrium, untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
24
Gambar 2.7. Skema lambung bagian luar, struktur mikroskopis mukosa lambung dan tukak lambung Peran asam lambung (HCl) antara lain: 1. Mengaktifkan pepsinogen (proenzim) menjadi pepsin (enzim aktif) yang berperan memecah protein menjadi polipeptida sederhana. 2. Mendenaturasi (merusak) protein 3. Membunuh bakteri. 4. Memberi keasaman (pH) yang sesuai untuk awal pencernaan protein. 5. Merangsang pengeluaran empedu dan cairan pankreas. Dengan demikian, pencernaan pada lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan karbohidrat. Di lambung terjadi absorpsi zat-zat tertentu seperti: alkohol, dan obat-obatan. Makanan setelah melewati lambung menjadi bentuk bubur makanan atau kim (chyme) dan dengan dorongan dari otot lambung kim didorong menuju ke usus dua belas jari (duodenum). 2.1.4.1. Kelainan lambung 1. Maag (ulser atau tukak lambung) disebabkan karena sekresi
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
25
asam lambung (HCl) yang berlebihan atau infeksi bakteri. Gejala penyakit maag antara lain sebagai berikut: kembung, perih, seperti terbakar. Awalnya para ahli menduga bahwa gangguan pencernaan atau ulcer pencernaan yang tak kunjung sembuh itu akibat terlalu banyak merokok, minum alkohol, pola hidup serta pola makan yang salah. Belakangan, ternyata penyakit maag yang demikian banyak diderita oleh masyarakat dihubungkan dengan kuman Helicobacter pylorii. Kuman ini bisa bertahan hidup karena mempunyai kemampuan mengubah situasi lingkungan yang sesuai baginya. Kuman ini tidak mempan terhadap obat-obatan maag biasa. Hasil penelitian menyatakan kuman ini berperan dalam penyakit ulcer pencernaan terutama pada lambung dan duodenum. Pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri Helicobacter pylori dalam pencernaan dan konsumsi obat-obatan tertentu dapat memperlemah dinding lambung dan duodenum sehingga asam lambung dapat mengiritasi organ tersebut dan akan memicu terjadinya tukak lambung.
Gambar 2.8. Letak berbagai alat-alat percernaan dan pembuluh darah
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
26
2.1. 5. Usus Halus Usus halus dibedakan menjadi 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter. Duodenum merupakan tempat pencernaan makanan secara sempurna menjadi partikel-partikel sari makanan yang siap diserap oleh mukosa usus. Jejunum dan ileum merupakan tempat penyerapan sari-sari makanan.
Gambar 2.9. Gambar sel epitel berbentuk kolumner yang berperan sebagai penyerapan sari-sari makanan
2.1.5.1. Usus dua belas jari Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus. Pada mukosa duodenum terdapat kelenjar Brunneri yang berperan menghasilkan lendir. Pada duodenum terdapat muara dari saluran empedu (duktus biliaris communis) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus) yang menyatu menjadi duktus hepatopankreatika. Cairan empedu dari kantung empedu dikeluarkan lewat duktus koledokus. Cairan pankreas lewat saluran pankreas(duktus pankreatikus). Oleh karena itu, duodenum merupakan tempat pencernaan makanan secara sempurna menjadi partikel-partikel sari makanan yang siap diserap oleh mukosa usus. Permukaan duodenum membentuk lipatan-lipatan yang disebut jonjot usus, diantara lipatan tersebut terdapat sel-sel Kripta Lieberkuhn yang berperan menghasilkan enzim enterokinase. Enterokinase berperan mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Sel sekretori mukosa usus halus mensekresikan cairan yang mengandung enzim pencernaan sebagai berikut: 1. Disakaridase, berperan menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida. Dibedakan menjadi maltase, laktase, dan sukrase. 2. Peptidase, berperan menghidrolisis polipeptida dan dipeptida menjadi asam amino.
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
27
3. Lipase usus, berperan menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Pada mukosa (dinding dalam) usus halus banyak dijumpai kelenjar limfe (nodus limfatikus) untuk pertahanan tubuh yang disebut Peyer’s paths. 2.1.5.2. Usus kosong Usus kosong atau (jejunum) adalah bagian kedua dari usus halus, yang terletak di antara usus dua belas jari dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang bagian usus kosong kurang lebih sekitar 1-2 meter. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Untuk penyeraoan sari-sari makanan. 2.1.5.3. Usus penyerapan Usus penyerapan (ileum) adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada manusia dewasa, panjang bagian usus penyerapan kurang lebih sekitar 2-4 meter. Ileum memiliki keasaman (pH) antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Jejunum dan ileum merupakan tempat absorpsi zat-zat makanan. Proses penyerapan (absorbsi) zat-zat makanan meliputi difusi, osmosis, dan transpor aktif. 1. Monosakarida dan asam amino melalui mekanisme difusi fasilitasi. 2. Asam lemak melalui mekanisme difusi biasa. 3. Vitamin melalui mekanisme difusi biasa. 4. Air melalui mekanisme difusi dan osmosa. 5. Elektrolit dan mineral melalui mekanisme difusi, dan transport aktif. 2.1.6. Usus besar Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus halus dan rektum. Fungsi utama usus besar adalah menyerap air dan mineral tertentu. Kolon dapat dibedakan menjadi bagian kolon menanjak, kolon melintang, kolon menurun, kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri". Usus besar berupa kantung-kantung dengan pita (taenia). Usus besar merupakan tempat untuk: 1. Penyerapan air dan mineral yang tidak terserap di usus halus. 2. Pencernaan secara mikrobiotis oleh bakteri komensal (secara alami ada dan tidak mengganggu kesehatan) (Eschericia coli). 3. Menghasilkan gas.
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
28
4. Sintesis vitamin K. Usus buntu atau umbai cacing (apendiks) adalah organ tambahan pada usus buntu yang lebih banyak berperan dalam sistem pertahanan tubuh karena banyak mengandung nodus limfatikus. Pada orang dewasa, umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Penyakit infeksi pada umbai cacing Apendisitis adalah peradangan pada umbai cacing akibat infeksi. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga perut atau peritonitis (infeksi selaput pembungkus rongga perut). Apendisitis disembuhkan dengan mengobati dan operasi untuk membuang umbai cacing yang rusak yang dikenal dengan istilah appendektomi.
Gambar 2.10. Skema usus besar dan rektum 2.1.7. Rektum Rektum adalah organ terakhir dari usus besar yang berakhir di dubur. Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung tinja (faeces). Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara tinja. Jika rektum telah penuh dengan tinja, maka menimbulkan rangsangan yang disebabkan adanya peregangan pada dinding rektum sehingga timbul keinginan untuk buang air besar (defekasi). Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, maka akan terjadi pengerasan tinja dan konstipasi.
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
29
2.1.8. Dubur Dubur atau lubang bokong (Latin: ānus) merupakan sebuah lubang yang menghubungkan rektum dengan lingkungan luar tubuh yang terletak di bagian tengah bokong. Pada dubur terdapat otot polos yang berperan sebagai katup muskuler yang disebut sfingter ani yang berfungsi mengatur pengeluaran tinja. Terdapat dua otot sfingter anal (di sebelah dalam dan luar). Salah satu dari otot sfingter merupakan otot polos yang bekerja tanpa perintah, sedangkan lainnya merupakan otot rangka. Tinja dibuang dari tubuh melalui proses defekasi atau buang air besar (BAB), yang merupakan fungsi utama dubur. Kesehatan dubur Kebersihan adalah faktor yang penting untuk kesehatan di sekitar dubur. Untuk mencegah penyakit pada dubur dan dalam rangka hidup sehat dapat dilakukan dengan Selalu membersihkan dubur setelah defekasi. Biasanya dubur dibersihkan dengan membilasnya dengan air atau sabun atau membersihkan dengan kertas tisu toilet. Cedera pada otot sfingter dapat mengganggu kontrol terhadap defekasi. Kanker dan wasir adalah penyakit pada dubur yang sering terjadi. Pada bayi dapat terjadi stenosis (tidak adanya saluran) dubur, akibat kelainan kongenital (kelainan yang terjadi saat bayi dalam masa kandungan yang dibawa sejak lahir). Dubur juga merupakan tempat penularan penyakit seks menular (PMS). 2.2. Berbagai Kelainan dan Penyakit Saluran Pencernaan Penyakit pencernaan adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan. Penyakit ini merupakan golongan besar dari penyakit pada organ esofagus, lambung, duodenum bagian pertama, kedua dan ketiga, jejunum, ileum, kolon, kolon sigmoid, dan rektum. Mencret (Diare) Diare terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada mukosa usus sehingga gerakan otot usus meningkat dan makanan kurang terserap secara sempurna. Diare termasuk gangguan perncernaan yang paling sering muncul terutama pada anak-anak. Diare akut kalau anak mencret lebih dari 4 kali sehari. Penyebabnya bisa infeksi, bisa juga hanya karena salah makan, sebagai contoh makanan yang tidak sesuai dengan usia anak, misalnya sudah diberikan makan padat sebelum waktunya. Faktor kebersihan juga menjadi sebab diare. Diare yang disebabkan bakteri atau salah makan adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di bawah 5 tahun (Balita). Selain itu, ada juga
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
30
diare akibat cacingan.
◄ Gambar 2.11. Oralit, obat untuk mencegah dehidrasi pada saat menderita diare
Pengobatan mencret Pengobatan diare yang paling dianjurkan adalah memberikan oralit. Tidak ada anak yang meninggal karena diare, yang ada meninggal karena dehidrasi. Jadi, yang perlu diwaspadai bukan diarenya, melainkan dehidrasinya. Selama cairan tubuhnya cukup, tak perlu khawatir. Salah satu indikator dehidrasi adalah buang air kecilnya. Selama kencingnya cukup, berarti tidak ada dehidrasi. Berikan oralit, karena sudah disesuaikan dengan cairan yang dikeluarkan melalui BAB." Oralit mengandung glukose, natrium, kalium, dan bikarbonat untuk menggantikan cairan yang hilang lewat BAB. Sementara pada air putih, natrium dan kaliumnya turun. Anak malah bisa kejang, kembung, dan lemas kalau hanya tergantikan airnya saja. Yang juga harus diperhatikan, jangan menyamakan komposisi oralit untuk anak dan dewasa. "Pada anak, natriumnya lebih rendah. Jadi, kalau mencretnya 2 sendok, jangan memberikan oralit segelas, mencret setengah gelas, jangan memberikan oralit tiga gelas. Jadinya malah hipernatrium, bisa-bisa anak mengalami koma. Kebutuhan cairan disesuaikan dengan oralit. Sembelit (Konstipasi) Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan dengan gejala mengalami pengerasan feses yang sulit untuk dibuang yang dapat menyebabkan kesakitan pada penderitanya. Konstipasi dapat disebabkan oleh pola makan, hormon, akibat samping obat-obatan, dan juga karena kelainan anatomis. Biasanya, konstipasi disebabkan
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
31
karena defekasi yang tidak teratur sehingga feses mengeras dan sulit dikeluarkan. Pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan mengubah pola makan, obat pencahar (laksatif), terapi serat, dan pembedahan, walaupun pilihan terakhir jarang dilakukan. Konstipasi hebat disebut juga dengan obstipasi. Gangguan pada sistem pencernaan juga bisa disebabkan karena stres. Sebab stres dapat mempengaruhi sistem saraf dalam tubuh. Sementara penanganan untuk yang susah BAB, harus dilihat dulu apa penyebabnya. Wasir atau hemoroid Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam anyaman pembuluh darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar menetes setelah buang air besar (BAB). Biasanya tanpa disertai rasa nyeri dan gatal di anus. Pencegahannya adalah perlu diet tinggi serat dengan makan sayur sayuran dan buah-buahan yang bertujuan membuat volume tinjanya besar, tetapi lembek, sehingga saat BAB, karena tidak perlu mengejan dapat merangsang wasir. Kanker usus Kanker usus merupakan penyakit ketiga yang menjadi penyebab kematian di seluruh dunia. Penelitian sebelumnya dengan menggunakan binatang sebagai percobaan, kandungan kalsium yang banyak terdapat pada susu mampu melindungi usus dari serangan kanker. Studi pada manusia juga menunjukan keseluruhan jumlah kalsium yang dikonsumsi sangat positif dakam mengurangi tingkat dari resiko kanker susu ini. Setiap kenaikan 1.000 miligram kalsium sehari atau lebih akan mempu mengurangi 15% resiko dari kanker usus pada wanita dan 10% pada pria. Konsumsi susu dan kalsium bisa mengurangi resiko terkena kanker usus. Keju dan yoghurt juga merupakan hasil olahan dari susu. Pencegahan Cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi risiko kanker usus adalah dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang antara buah, sayuran, dan kalori. untuk mengurai proses penimbunan lemak. 2.3. Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan Saluran pencernaan mesti dirawat sebaik-baiknya, karena jika terjadi kerusakan akan sangat berat dan sulit untuk memperbaikinya. Di bawah ini ada beberapa tindakan menjaga dan merawat saluran pencernaan dan cara mencegah penyakit saluran pencernaan.
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
32
1. Mencuci tangan secara cermat dengan sabun dan air sebelum menyentuh makanan. 2. Makanan sebaiknya yang higienis. 3. Makan secara teratur dan memenuhi kebutuhan gizi yang cukup dan seimbang. 4. Makan dalam suasana yang santai tidak tergesa-gesa. Tidaklah dianjurkan makan dalam keadaan tegang atau gugup. 5. Jangan asal menelan, ambil cukup waktu mengunyah sehingga tercampur dengan saliva baru kemudian menelan. Istirahat beberapa menit setelah makan untuk memberi kesempatan pencernaan melaksanakan tugasnya. 6. Makanan cukup sederhana namun mengandung segala keperluan tubuh, termasuk sayuran dan buah segar. 7. Hindari kegiatan mental atau berpikir yang berat setelah makan. Soalnya darah sebagian besar dialirkan ke perut untuk mencerna makanan sehingga waktu berpikir menjadi tidak efisien. 8. Agar lancar buang air besar dianjurkan mengkonsumsi makanan berserat setiap harinya dan hindari makanan yang menyebabkan sembelit seperti keju, roti putih, dan makanan yang rendah residunya. Makan makanan yang cukup mengandung sayuran karena sayuran banyak mengandung serat kasar. Dalam bahasa Inggris makanan seperti itu disebut roughages, terdiri dari sayursayuran yang berserat-serat, kulit buah-buahan, jagung, dan lainlain. Dengan rajin mengkonsumsi sayur dan buah, buang air besar (BAB) menjadi lancar. Serat yang terdapat di dalam keduanya bisa mendorong tinja untuk keluar. Karena itu, anak atau orang dewasa yang kurang mengkonsumsi buah dan sayur biasanya akan mengalami kesulitan dalam buang air besar. Kalau makanan yang dikonsumsi banyak mengandung serat, maka sisa makanan relatif mampu menyerap air sehingga kotoran mengembang, volumenya bertambah dan reflek BAB terjadi setiap hari. Ini merupakan pola yang sehat karena kotoran dapat segera dibuang dari tubuh. Masa transit kotoran pun menjadi lebih singkat karena pembuangan kotoran berlangsung setiap hari. Tetapi jika konsumsi makanan miskin serat akibatnya sisa makanan yang menumpuk di rektum jadi lebih lama. Untuk membuangnya memerlukan waktu sampai volumenya cukup untuk merangsang berak. Akhirnya terjadilah sembelit dan susah buang air besar karena kotoran berhenti bahkan mengeras. Kalaupun bisa dikeluarkan biasanya akan berbentuk seperti kotoran kambing. Usus besar pun akan bekerja lebih berat. Tak jarang buang air besar harus disertai mules-mules terlebih dahulu untuk mendorong kotoran yang menumpuk itu. Kalau sampai terjadi berhari-hari tak bisa buang kotoran, dapat dibayangkan bagaimana akibatnya. 9. Jangan menahan-nahan bila mau BAB. Biasakan diri buang air
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
33
besar pada waktu-waktu yang tertentu. Pengaruh sembelit pada tubuh. Orang yang sering-sering menderita sembelit sering tidak merasa sehat badannya, pusing-pusing. Hal ini desebabkan karena ada zat-zat yang sebenarnya harus sudah dikeluarkan, diserap kembali oleh usus. Ada yang beranggapan, bahwa sembelit lama-lama dapat mengakibatkan tumor usus, apendisitis, luka-luka pada usus dan sebagainya. Hal ini belum atau tak dapat dinyatakan kebenarannya. Yang terang terdapat ialah penyerapan kembali dari zat-zat yang harusnya sudah hilang. Bila hal ini berlangsung terus menerus, tentu tubuh akan menderita. 2.4. Kelenjar Pencernaan 2.4.1. Hati (Hepar) Hati merupakan organ yang memiliki beberapa fungsi sekaligus. Hati dalam istilah medis sering disebut hepar (bahasa Yunani). Hati memproduksi cairan empedu yang penting dalam pencernaan. Hati memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Hati tersusun atas kapsula dari jaringan ikat padat, menembus ke dalam hepar dan membagi hepar ke dalam lobus(kanan dan kiri). Setiap lobus hati terdiri banyak lobulus. Segitiga (trigonum) Kiernan merupakan bentukan segitiga yang terdapat diantara tiga lobi; padanya terdapat arteri interlobaris, vena interlobaris, duktus biliverus. Duktus biliverus tersusun atas epitelium kolumnar simplex, membrana basalis, tunika fibroelastica, pembuluh limfe, dan serabut saraf. Lobulus hati berbentuk heksagonal, dimana sel-sel parenkim hepar tersusun secara radier (menjari) dengan vena sentralis terletak di tengah. Sel-sel ini berbentuk poligonal, sitoplasma granulir dengan tetes-tetes glikogen. Pembuluh limfe dan serabut saraf, sinusoid diantara sel-sel parenkim, dibatasi oleh sel-sel endothelium. Macrophage dan sel Kupfer vena centralis. Sel-sel hati menghasilkan getah empedu sebagai hasil dan disekresikan lewat duktus koledokus dan muaranya (spingter Oddi). Getah atau cairan empedu mengandung pigmen empedu yang selanjutnya dikeluarkan lewat feses dan urine. Karena mengandung garam empedu dapat mengemulsifikasikan lemak makanan. Garam empedu disintesis dari kolesterol dan asam amino. Garam empedu berfungsi sebagai detergen untuk menurunkan tegangan permukaan (surfaktan) butir lemak makanan. Pigmen empedu yaitu bilirubin dan biliverdin berasal dari hemoglobin. Bilirubin selajutnya diubah menjadi urobilinogen yang dikeluarkan melalui feses dan urine. Hati mensekresikan empedu kurang lebih 200-1000 ml perhari. Garam empedu terdiri atas air, elektrolit, lendir, garam empedu, pigmen empedu, lesitin,
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
34
posfolipid, dan kolesterol. Zat-zat ini disekresikan dari lobulus hati ke dalam pembuluh empedu, selanjutnya dialirkan ke dalam duodenum. Pengaturan sekresi cairan empedu ke dalam duodenum bermula dari makanan yang mengandung lemak menuju ke duodenum, selanjutnya merangsang pengeluaran hormon kolesistokinin. Kolesistokinin selanjutnya merangsang kantung empedu berkontraksi untuk mengeluarkan cairan empedu.
▲ Gambar 2.12. Kelenjar hati (hepar) Kantung empedu (gallbladder = Inggris) adalah organ berbentuk seperti buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml cairan empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap, bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
35
▲ Gambar 2.13. Skema struktur sel-sel hati yang menyusun lobulus hati 2.4.1.1. Kelainan hati Periksalah hati secara rutin. Anda mungkin berisiko mengalami sakit hati yang serius yang terkadang tidak menampakkan gejala apapun. Kelainan hati dapat terjadi pada yang menggunakan pengobatan kolesterol, tekanan darah, dan menggabungkannya dengan alkohol atau obat pemati rasa, pemakai tato dan selalu berganti-ganti pasangan seks. Pada tubuh yang sehat, hati yang merupakan organ terbesar dalam tubuh kita berfungsi sebagai penyaring pembuangan, pabrik gizi, serta pengatur sirkulasi darah pada tubuh. Sebuah tes pada hati menunjukkan apakah hati kita mengalami kerusakan akibat kelebihan zat besi, iritasi, atau penyakit hepatitis C. Anda harus melakukan tes dan periksakanlah secara teratur sesuai saran dokter Anda jika keluarga Anda memiliki riwayat penyakit hati atau menderita risiko viral hepatitis (hepatitis yang disebabkan virus). Resiko juga terdapat pada pasien yang menjalani pengobatan atau menjalani aktifitas yang telah disebutkan. Tes tersebut cukup sederhana dengan mengambil contoh darah. Jika Anda beraksi pada sebuah obat, Anda dapat menghentikan penggunaannnya, karena hati dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi jika Anda menderita viral hepatitis, Anda harus memeriksakannya lebih lanjut untuk mencegah kerusakan hati. jika memang Anda membutuhkan pengobatan.
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
36
2.4.2. Pankreas Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian belakang (posterior) perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankreas tersusun lobus-lobus pancreas setiap lobus terdiri dan lobulus pankreatikus yang dibatasi jaringan ikat longgar. sel acinus membatasi lumen, berbentuk piramid, inti di dasar sel, myoepitheliocytus di luar acinus.
▲ Gambar 2.14. Skema pankreas dan saluran getah pankreas Pankreas dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu 1. Eksokrin yang tersusun oleh sel-sel pankreas yang berfungsi menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim pencernaan. 2. Endokrin yang tersusun oleh sel-sel Islet Langerhans yang menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Enzim-enzim pecernaan yang dihasilkan oleh acini pancreas adalah: 1. Protease pankreas. tripsinogen, dan khemotripsinogen. 2. Amilase pankreas untuk memecah amilum menjadi polisakarida sederhana menjadi disakarida. 3. Lipase pankreas untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
37
4. Bikarbonat (NaHO3) yang bersifat alkalis (basa) untuk menetralkan asam lambung. Pengaturan pengeluaran getah pankreas ke dalam usus dua belas jari (duodenum) bermula dari makanan yang bersifat asam yang menuju ke duodenum, selanjutnya merangsang pengeluaran hormon sekretin oleh dinding dalam duodenal. Sekretin selanjutnya akan merangsang: 1. Asini pankreas untuk mensekresikan Pengeluaran getah pankreas yang bersifat alkalis (basa) untuk menetralkan asam lambung. 2. Pada saat yang sama sekretin merangsang Pelepasan hormon pankreosimin dari dinding dalam duodenum yang selanjutnya berperan merangsang pankreas untuk mengeluarkan enzim pencernaan. 3. Merangsang sekresi bikarbonat. 4. Menghambat gerak lambung.
▲ Gambar 2.15. Pulau Langerhans pancreas dan sel-sel asini pankreas 2.5. Proses Pencernaan Makanan Pencernaan adalah proses menghancurkan makanan dari substansi yang kompleks menjadi sederhana. Ini dilaksanakan oleh enzimenzim tertentu yang dihasilkan oleh alat pencernaan itu sendiri. Pencernaan makanan, berdasarkan proses pencernaannya dapat dibedakan menjadi 6 (enam) proses terpisah yaitu: 1. Menaruh makanan di mulut (proses injesti).
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
38
2. Pencernaan secara mekanik dengan menggunakan gigi untuk mengunyah, merobek, memotong, dan menghancurkan makanan (proses mastikasi). 3. Pencernaan dengan menambahkan kimiawi (asam, empedu, enzim, dan air) untuk memecah molekul kompleks menjadi struktur sederhana (proses pencernaan kimiawi). Secara enzimatis menggunakan enzim untuk mencerna makanan. Enzim sebagai biokatalisator berperan memecah ikatan molekul-molekul zat-zat makanan dari rantai panjang menjadi rantai pendek. 4. Penyerapan yaitu proses perpindahan nutrien dari saluran pencernaan ke sistem sirkulasi dan limfatik melalui osmosis, transport aktif, dan difusi. 5. Pencernaan secara mikrobiotis menggunakan mikroorganisme untuk mencerna makanan. 6. Penyingkiran yaitu proses pengeluaran material yang tidak dicerna dari saluran pencernaan melalui defekasi. Proses pencernaan sebenarnya telah dimulai sejak dari mulut. Namun sebagian besar proses pencernaan terjadi di dalam lambung dan usus. Ketika makanan dimasukkan ke dalam mulut, maka akan merangsang produksi air liur untuk melumatnya menjadi bentuk cair. Pada saat mengunyah, gigi memotong-motong makanan, maka air liur (saliva) akan membantu melumatnya. Saliva akan bertambah banyak jika sedang berselera terhadap suatu makanan. Proses di dalam mulut ini untuk mempersiapkan makanan agar mudah ditelan selanjutnya melewati kerongkongan menuju ke lambung. Makanan di lambung akan dicerna oleh asam lambung dan enzimenzim pencernaan menjadi lebih sempurna, dan akan disempurnakan ketika telah sampai di usus halus. Makanan selanjutnya diubah menjadi molekul yang dapat diserap usus halus ke dalam aliran darah. Selanjutnya dibawa ke hati untuk diolah dan dimanfaatkan oleh seluruh bagian tubuh. Hasil inilah yang memberikan hidup, pertumbuhan dan energi atau tenaga pada tubuh. Sisa sari makanan yang berupa ampas selanjutnya dialirkan ke usus besar. Di situ mengalami proses pembusukan menjadi lebih padat lalu didorong dan menumpuk di rektum yang akhirnya ditahan oleh otot dubur. Tergantung jenis makanan yang dikonsumsi, tenggang waktu waktu penuhnya dan volume sisa makanan tersebut sampai merangsang reflek berak. Bisa satu hari, dua hari sampai lima hari baru dikeluarkan saat buang air besar. Hasil akhir proses pencernaan adalah terbentuknya molekul-molekul atau partikel-partikel makanan yakni: glukosa, asam lemak, dan asam amino yang siap diserap (absorpsi) oleh mukosa saluran pencernaan. Selanjutnya, partikel-partikel makanan tersebut dibawa melalui sistem sirkulasi (transportasi) untuk diedarkan dan digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai bahan untuk proses metabolisme (assimilasi) dan hasil akhirnya digunakan sebagai sumber tenaga
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
39
(energi), zat pembangun (struktural), dan molekul-molekul fungsional (hormon, enzim) dan keperluan tubuh lainnya. 2.5.1. Pencernaan Karbohidrat (KH) Pencernaan karbohidrat di mulut terjadi karena dengan adanya air liur yang mengandung enzim ptyalin (amilase) yang berperan mengubah amilum menjadi polisakarida sederhana. Pencernaan karbohidrat di lambung dengan adanya asam lambung, lendir dan pepsin, tanpa mengalami pencernaan enzimatik. Pencernaan karbohidrat di usus halus terutama di dalam duodenum terdapat amylase pankreas untuk memecah polisakarida sederhana menjadi disakarida. Disakarida selanjutnya akan dicerna oleh disakaridase menjadi monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Proses penyerapan (absorpsi) karbohidrat melalui mekanisme difusi fasilitasi oleh hormon insulin, terutama di duodenum dan jejenum. 2.5.2. Pencernaan lemak Lemak makanan selama berada di dalam saluran pencernaan akan mengalami pencernaan sebagai berikut: Lemak dicerna di mulut oleh lipase yang dihasilkan kelenjar Ebner’s yang terdapat pada permukaan atas lidah yang dikenal sebagai lipase lingual (lidah). Lipase ini bekerja aktif di lambung dan mencerna lemak sekitar 20- 30%. Di lambung lemak dicerna oleh lipase lambung (gastric lipase). Enzim ini kurang memiliki peranan penting kecuali pada gangguan pankreas. Pencernaan lemak di usus halus terutama terjadi di duodenum dimana terdapat muara saluran cairan empedu yang berasal dari hati atau kantung empedu. Lemak makanan setelah diemulsifikasikan oleh garam empedu menjadi larut air (hidrofilik) sehingga demikian memungkinkan enzim lipase pankreas bekerja. Lemak makanan setelah dicerna secara enzimatis oleh lipase pankreas menjadi asam lemak dan gliserol dan berubah menjadi butiran-butiran lemak yang disebut micelle. Micelle ini kemudian menempel pada sel mukosa usus halus dan selanjutnya masuk ke dalam sel mukosa (diabsorpsi) secara difusi. Enzim lipase pankreas memegang peranan penting pada pencernaan lemak di dalam usus halus sebagai pemecah ikatan antara asam lemak dengan gliserol. pada rantai 1 dan 3 dari trigliserida sehingga dihasilkan 2 mol asam lemak dan gliserol. Kolesterol makanan dalam wujud sebagai kolesterol ester akan dihidrolisis oleh esterkolesterol hidrolase yang terdapat dalam getah pankreas menjadi kolesterol bebas. Kolesterol juga mengalami perubahan menjadi
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
40
ester kolesterol. Absorpsi asam lemak paling banyak terjadi di usus halus bagian atas yaitu bagian duodenum dan jejenum, dan sebagian kecil di ileum. Asam lemak setelah diserap oleh sel mukosa usus halus dengan cara difusi, kemudian di dalam sel mukosa asam lemak dan gliserol mengalami resintesis (bergabung lagi) menjadi trigliserida. Trigliserida dan ester kolesterol bersatu diselubungi oleh protein menjadi kilomikron (chylomicron). Protein penyusun selubung kilomikron disebut apoprotein. Selubung protein berfungsi mencegah bersatunya molekul-molekul lemak dan membentuk bulatan besar yang dapat mengganggu sirkulasi darah. Kilomikron keluar dari sel mukosa usus secara eksositosis (kebalikan dari pinositosis) kemudian diangkut lewat sistem limfatik (duktus thoracicus → cysterna chili) dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah (vena subclavia). Kadar kilomikron dalam plasma darah meningkat 2 - 4 jam setelah makan. Sedangkan gliserol langsung dialirkan ke pembuluh darah. 2.5.3. Pencernaan protein 1. Di mulut protein, dicerna secara mekanis, sedangkan secara enzimatis belum. 2. Di lambung protein, dicerna secara oleh asam lambung (HCl) dan enzim pepsin. Protein setelah didenaturasi (dirusak) oleh HCl, kemudian dihidrolisis menjadi peptida sederhana. 3. Di usus halus, protein dicerna oleh cairan pankreas yang mengandung proenzim tripsinogen dan kimotripsinogen. Enzim tripsin dan kimotripsin berperan memecah polipeptida menjadi peptida sederhana. Selanjutnya peptida tersebut dipecah sehingga akhirnya menjadi asam amino peptidase (erepsin). Setelah menjadi asam amino selanjutnya diserap (absorpsi) oleh lapisan mukosa usus yeyenum dan ileum. Asam amino yang berasal dari makanan (diet) dan dari pemecahan protein tubuh selanjut dibawa oleh sirkulasi darah ke dalam amino acid pool gudang penimbunan asam amino yaitu darah dan cairan jaringan (interseluler). 2.6. Metabolisme Metabolisme adalah seluruh reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam proses yaitu anabolisme (penyusunan) dan katabolisme (penguraian). Metabolisme memerlukan keberadaan enzim agar prosesnya berjalan cepat. Hasil proses metabolisme berupa energi dan zat-zat lain yang diperlukan oleh tubuh. Semua bahan makanan (glukosa, asam amino, dan asam lemak) dapat dimetabolisme menjadi sumber energi. Energi antara lain berguna untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, memelihara membran potensial sel saraf dan
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
41
sel otot, sintesis substansi sel. Zat-zat lain yang berasal dari protein berguna untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh. 2.6.1. Metabolisme Karbohidrat Karbohidrat tersusun atas untaian molekul glukosa. Karbohidrat merupakan sumber utama energi dan panas tubuh. Glukosa dalam darah masuk lewat vena porta hepatica kemudian masuk ke sel hati. Selanjutnya glukosa diubah menjadi glikogen (glikogenesis). Sebaliknya, jika tubuh kekurangan glukosa, maka glikogen akan segera diubah lagi menjadi glukosa (glikogenolisis). Hal ini dapat terjadi di hati karena hati memiliki kedua enzim yang berperan dalam katabolisme maupun anabolisme karbohidrat. Glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen. Makanan yang banyak mengandung KH akan merangsang sekresi insulin dan mencegah sekresi glukagon. Insulin berfungsi mempermudah dan mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel dengan meningkatkan afinitas molekul karier glukosa. Glukosa setelah berada di dalam sel, oleh insulin akan disimpan atau disintesis menjadi glikogen baik di hati, otot, atau jaringan lain. Kadar glukosa darah disamping memacu pembebasan insulin oleh pankreas juga mempengaruhi glukostat yang terdapat pada basal hipotalamus yang merupakan pusat kenyang (satiety center). Pusat ini menghambat hipotalamus lateral yang merupakan pusat makan (feeding center). Pada kondisi kadar glukosa darah rendah, pusat kenyang tidak lagi menghambat pusat makan sehingga memacu pusat tersebut dan timbul keinginan untuk makan (nafsu makan), pengambilan makanan, glukosa meningkat, kembali normal. 2.6.2. Metabolisme Lemak Unsur lemak dalam makanan (dietary lipids) yang memiliki berperanan penting dalam fisiologi tubuh adalah trigliserida (TG), posfolipid (PL), dan kolesterol (Kol). Trigliserida terusun atas asam lemak (free fatty acids, FFA) dan gliserol. Kolesterol kebanyakan berasal dari kolesterol hewan, sedangkan kolesterol dari tumbuhan sukar diserap usus. Kolesterol dalam makanan (hewani) terutama berasal dari otak, kuning telur, hati, dan lemak hewan lainnya. Kolesterol makanan dalam wujud sebagai kolesterol ester. Asam lemak diangkut ke hati dan jaringan lemak dalam bentuk kilomikron atau dari hati ke jaringan dalam bentuk VLDL. Asam lemak juga disintesis di tempat-tempat penyimpanan (depot) lemak. Asam lemak merupakan sumber energi utama bagi berbagai organ terutama jantung dan kemungkinan juga otak. Oksidasi asam lemak akan menghasilkan tenaga, panas, CO2, dan H2O.
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
42
2.6.3. Metabolisme Protein Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk suatu untaian (polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH). Asam amino dapat dibedakan menjadi: 1. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10 asam amino). 2. Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino. 3. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100 asam amino. Beberapa jenis protein antara lain: 1. Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat. 2. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid. Asam amino selanjutnya digunakan untuk sintesis protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati), dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi protein bagi tubuh antara lain: • Membangun sel-sel yang rusak. • Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon. • Membentuk zat inti energi (1 gram energi kira-kira akan menghasilkan 4,1 kalori). 2.6.3.1. Gangguan metabolisme protein Kreatin dan kreatinin Kreatin disintesis di hati dari asam amino methionin, glisin, dan arginin. Di otot skelet, kreatin mengalami posforilasi menjadi posfokreatin yang merupakan sumber energi penting di otot skelet. ATP yang berasal dari proses glikolisis dan posforilasi oksidatif. ATP bereaksi dengan kreatin membentuk ADP dan sejumlah besar posfokreatin. Kreatinin dalam urin berasal dari pemecahan posfokreatin. Kreatinuria secara normal dapat terjadi pada anak-anak, wanita selama mengandung dan setelah melahirkan. Pada laki-laki sangat jarang terjadi kecuali pada kondisi kerja yang berlebihan. Kreatinuria pada laki-laki biasanya terjadi akibat kelaparan, tirotoksikosis, DM yang tidak terkontrol, dan kerusakan otot (myopati). Asam urat Asam urat berasal dari basa nitrogen penyusun asam nukleat (RNA dan DNA) yaitu purin dan pirimidin. Asam nukleat dalam makanan setelah di pencernaan, kemudian diabsorpsi dan sebagian besar purin dan pirimidin dimetabolisme oleh hati. Purin sebagian kecil dikeluarkan lewat urin terutama setelah diubah menjadi asam urat. Kadar asam urat normal dalam darah adalah 4 mg/dL (0,24 mmol/L). Di ginjal asam urat difiltrasi,
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
43
kemudian 98% direabsorpsi dan sisanya 2% diekskresikan. Penimbunan asam urat di persendian, ginjal, dan atau jaringan lainnya akan menimbulkan nyeri sendi atau disebut gout. Persendian yang biasanya terkena adalah metatarsophalangeal (ibu jari kaki). Ada 2 jenis gout yaitu: 1. Gout primer terjadi karena abnormalitas enzim yang menyebabkan produksi asam urat meningkat. 2. Gout sekunder karena penurunan ekskresi asam urat atau kenaikan produksi asam urat karena meningkatnya penghancuran sel darah putih yang banyak mengandung asam urat seperti penyakit ginjal, leukemia, dan pneumonia. Kata-kata Penting Saluran pencernaan Kelenjar pencernaan Pencernaan enzimatis Pencernaan mekanis Pencernaan mikrobiotis Metabolisme Anabolisme Katabolisme Asam amino Karbohidrat Monosakarida Asam lemak Kolesterol Lipoprotein Rangkuman Sistem pencernaan tersusun atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Proses pencernaan makanan secara mekanis, enzimatis, dan mikrobiotis. Hasil akhir proses pencernaan adalah partikel-partikel makanan yakni: glukosa, asam lemak, dan asam amino yang siap diserap oleh mukosa saluran pencernaan. Partikel-partikel makanan tersebut digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai bahan untuk sumber tenaga, zat pembangun, dan keperluan tubuh lainnya. Mulut dengan adanya gerigi berfungsi untuk mengunyah makanan secara mekanis sehingga menjadi butiran makanan yang lebih kecil sehingga memudahkan bekerjanya enzim pencernaan. Lambung berperan sebagai penampung, penyimpan dan pencampur makanan dengan asam lambung dan lendir (mukus) serta pada lambung terjadi pencernaan secara enzimatis oleh pepsin. Asam lambung (HCl).
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
44
Duodenum merupakan tempat pencernaan makanan secara sempurna menjadi sari-sari makanan Usus besar merupakan tempat untuk absorpsi air dan mineral yang tidak terserap di usus halus. Pencernaan secara mikrobiotis oleh bakteri komensal (E. coli), menghasilkan gas, dan sintesis vitamin K. Usus buntu (apendix) untuk pertahanan tubuh karena banyak mengandung nodus limfatikus. Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung feses. Setelah penuh terjadi perangsangan karena ekstensi (peregangan) dinding rektum sehingga timbul keinginan untuk berak (defikasi). Dubur merupakan katup muskuler (spinchter ani) berfungsi mengatur pengeluaran tinja. Hati mensekresikan empedu. Acini pankreas yang berfungsi menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim pencernaan. Islet Langerhans yang berfungsi menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Deaminasi oksidatif adalah proses pemecahan asam amino menjadi asam keto dan ammonia menghasilkan 2 senyawa yaitu nitrogen dan nonnitrogen. Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi jenis asam amino lain. Proses transaminasi didahului oleh perubahan asam amino menjadi bentuk asam keto.
Latihan Uji Pemahaman A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Sistem pencernaan tersusun atas … 2. Proses pencernaan makan-an di saluran pencernaan terjadi secara … 3. Hasil akhir proses pen-cernaan makanan adalah … 4. Pencernaan di mulut secara enzimatis karena adanya ... 5. Lambung dalam pencerna-an makanan berperan sebagai ... 6. Bagian usus halus yang merupakan tempat pencernaan makanan secara sempurna adalah ... 7. Peran usus besar dalam pencernaan makanan adalah ... 8. Garam empedu yang disekresikan oleh hati berfungsi sebagai ... 9. Enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh acini pankreas adalah ... 10. Islet Langerhans yang berfungsi menghasilkan hormon ... B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Sebutkan bagian-bagian saluran dan kelenjar pencernaan dan fungsinya! 2. Jelaskan mekanisme pengaturan kadar gula darah! 3. Jelaskan tentang gangguan metabolisme protein fenilketonuria (PKU)! 4. Jelaskan tentang gout (nyeri sendi)!
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
45
5. Jelaskan tentang kreatin dan kreatinin! 6. Jelaskan tentang deaminasi oksidatif! 7. Jelaskan tentang proses transaminasi!. 8. Jelaskan tentang manfaat dan fungsi asam amino! 9. Jelaskan tentang proses pencernaan protein! 10. Jelaskan tentang pemanfaatan kolesterol dalam tubuh!
Bab 2: Kesehatan Sistem Pencernaan Makanan
46
Gambar 3.1. Agar jantung tetap sehat, perlu dipelihara dengan olahraga teratur dan terukur
Pernahkah denyut jantung anda terasa berdebardebar atau berdetak kuat dan cepat? Coba ingat, pada saat anda sedang bagaimana? Mengapa demikian? Karena Jantung harus terus-menerus berdetak memompa cairan darah agar dapat mengalir ke seluruh bagian tubuh membawa semua zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Nah pada saat tubuh membutuhkan pasokan zat-zat lebih banyak, maka jantung bekerja lebih cepat. Pada bab ini akan dipelajari tentang: • Struktur dan fungsi sistem sirkulasi: jantung, pembuluh darah, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keepingkeping darah (trombosit). • Cara pemeliharaan kesehatan jantung dan pembuluh darah • Sistem kekebalan tubuh manusia
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
47
3. Sistem Sirkulasi Sistem sirkulasi atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem yang tersusun atas alat-alat tubuh yang berfungsi memindahkan atau mengedarkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan keasaman (pH) tubuh (bagian dari homeostasis).
Gambar 3.2. Letak jantung, pembuluh darah besar dan paru-paru di dalam rongga dada 3.1. Jantung Jantung atau (cardia = bahasa Yunani), atau heart (bahasa Inggris) adalah organ berbentuk kerucut, berotot kuat dan dalamnya berongga. Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan seorang laki-laki dewasa. Berat jantung orang dewasa kurang lebih 300 gram. Jantung terletak di dalam rongga dada (cavum thorac) dengan posisi agak ke bawah dan sedikit ke arah sebelah kiri. Puncak jantung (apex cordis) letaknya miring ke sebelah kiri. Jantung terjaga di tempatnya karena pembuluh-pembuluh darah besar jantung yang seakan menggantung jantung di rongga dada.
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
48
▲ Gambar 3.3. Permukaan luar jantung dan pembuluh darah 3.1.1. Struktur Anatomi Jantung Selaput jantung Jantung diselubungi oleh selaput yang disebut perikardium. Lapisan pembungkus jantung sebelah dalam menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan sebelah luar lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antara organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa jantung. Otot jantung Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, maka otototot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian. Jantung sudah mulai berdenyut pada saat di dalam kandungan dan tidak akan pernah berhenti sampai menghembuskan napas terakhir. Jantung adalah organ yang paling mengagumkan karena dengan tanpa henti memompa darah yang mengandung oksigen dan nutrisi dalam darah ke seluruh tubuh. Jantung berdetak 100 ribu kali per hari atau memompa sekitar 2000 galon darah per hari. Jantung ternyata merupakan otot dalam tubuh yang paling keras bekerja, dan yang terkuat. Dinding jantung tersusun atas 3 lapisan, dari dalam terdiri dari:
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
49
▲ Gambar 3.4. Permukaan luar jantung manusia tampak belakang dan pembuluh darah 1. Endokardium merupakan lapisan jantung paling dalam merupakan lapisan endotel yang berlanjut ke pembuluh darah arteri dan vena. 2. Miokardium merupakan bagian jantung yang berotot tersusun atas otot jantung (myocard). Otot-otot jantung tersebut berkontraksi dan memompa darah melalui pembuluh arteri. 3. Epikardium atau disebut perikardium visceralis merupakan bagian jantung yang paling luar tersusun atas jaringan ikat. Ruangan jantung Jantung manusia terbagi menjadi 4 ruangan yaitu serambi kanan dan kiri, dan bilik kanan dan kiri. 1. Antara serambi kanan dan kiri dipisahkan oleh septum interatrioler (dinding antar serambi). 2. Antara bilik kanan dan kiri dipisahkan oleh septum interventrikuler (dinding antar bilik). 3. Antara serambi kiri dengan bilik kiri dibatasi oleh katup bikuspidalis (mitralis). 4. Antara serambi kanan dan bilik kiri dibatasi oleh katup trikuspidalis.
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
50
5. Antara bilik kiri dengan aorta dibatasi oleh katup semilunaris aortae. 6. Antara bilik kanan dengan arteri pulmonalis dibatasi katup semilunaris pulmoner.
Gambar 3.5. Struktur mikroskopis sel otot jantung Bilik jantung Bilik jantung merupakan bagian jantung yang memiliki kemampuan memompa darah, sedangkan serambi sebagai penerima darah secara pasif. Oleh karena fungsi tersebut, maka secara struktural otot bilik jantung lebih tebal (kuat) dibanding otot serambi. Demikian juga, otot bilik kanan dan kiri berbeda tebalnya karena tugasnya yang berbeda. bilik kiri memiliki otot lebih tebal dibanding otot bilik kanan karena berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan bilik kanan berfungsi memompa darah ke paruparu. Namun demikian, bilik kanan memiliki ruangan yang lebih besar dibanding bilik kiri. Katup jantung Katup jantung berfungsi menjaga tekanan darah dan menjaga agar darah tidak mengalir kembali ke tempat semula. Valvula mitralis dan trikuspidalis membuka karena adanya darah yang masuk dari vena sistemik (vena cava superior dan vena cava inferior) dan vena pulmonalis, menutup jika bilik berkontraksi, tetapi valvula semilunaris membuka dan sebaliknya. Ujung valvula dihubungkan
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
51
oleh chordae tendineae ke dinding Bilik yaitu pada musculus papillaris (m = musculus. otot).
Gambar 3.6. Gambar permukaan dalam jantung, tampak dinding atrium, ventrikel, katup antara serambi dan ventrikel dan pembuluh darah Terdapat 4 buah katup di dalam jantung. Yaitu mitral, trikuspid, aortik, dan pulmonik (sering juga disebut dengan pulmomer). Katup-katup tersebut berfungsi untuk mengatur jalannya aliran darah menuju ke arah yang benar. Tiap katup mempunyai penutup yang disebut leaflets atau cusps. Katup mitral mempunyai 2 buah leaflets , yang lainnya memiliki 3 buah leaflets. Bagian kanan dan kiri jantung bekerja secara bersamaan membuat suatu pola yang bersambung secara terus menerus yang membuat darah akan terus mengalir menuju jantung paruparu dan bagian tubuh lainnya. • Darah memasuki jantung melalui 2 pembuluh balik besar (vena cava) inferior dan superior yang membawa oksigen kosong dari tubuh menuju ke bagian kanan serambi. • Ketika serambi berkontraksi,darah mengalir dari bagian kanan serambi menuju bagian kanan ventrikel melalui katup trikuspid.
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
52
•
•
Ketika bilik penuh, maka katup triskupid akan menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke bagian atria ketika ventrikel berkontraksi. Ketika bilik berkontraksi, darah akan mengalir keluar melalui katup pulmonik menuju arteri dan paru-paru yang mana pada bagian ini darah akan mendapatkan oksigen. Bagian vena pulmonary akan mengosongkan darah yang telah mengandungoksigen dari paru-paru menuju ke bagian kiri serambi Ketika serambi berkontraksi, darah akan mengalir menuju bagian venrikel sebelah kiri melalui katup mitral. Ketika venrikel penuh maka katup mitral akan tertutup untuk mencegah darah menggalir kembali ke serambi ketika ventrikel berkontraksi. Ketika ventricle berkontraksi maka darah akan meninggalkan jantung melalui katup aortik menuju ke seluruh rubuh.
3.1.2. Suplai Darah Jantung Jantung menerima darah dari 2 pembuluh darah utama yaitu: 1. Pembuluh balik besar (Vena cava) yang membawa darah masuk ke serambi kanan. Venae cavae ada 2 buah yaitu: (1) Vena cava superior berfungsi membawa darah kurang oksigen (deoxygenated) dari kepala dan lengan, dan (2) vena cava inferior berfungsi membawa darah deoxygenated tersebut dari badan dan kaki. 2. Vena pulmonalis ada 4 buah yang membawa darah kaya oksigen (oxygenated) dari paru-paru menuju ke bilik kiri. 3. Ternyata di samping jantung memompa darah ke seluruh otototot dalam tubuh, jantungpun mengirim darah ke dinding otot jantung melalui jaringan arteri-arteri yang dibentuk oleh dua pembuluh darah koroner utama yaitu pembuluh darah koroner kanan dan pembuluh darah koroner kiri. Jantung memompa darah melalui 2 pembuluh darah utama yaitu: 1. Arteri pulmonalis yang batangnya (trunkus) berasal dari Bilik kanan kemudian bercabang 2 menjadi kanan dan kiri yang menuju ke paru-paru kanan dan kiri. 2. Aorta yang batangnya berasal dari Bilik kiri kemudian bercabang 2 menjadi aorta abdominalis yang menuju badan dan kaki dan arteri jugularis yang menuju ke kepala.
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
53
▲ Gambar 3.7. Skema pembuluh darah utama yang berasal dari dan menuju ke jantung 3.1.3. Cara Kerja Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang mengandung sedikit oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui dua pembuluh balik besar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah serambi kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan serambi kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
54
▲ Gambar 3.8. Skema jantung ketika ventrikel sedang berkontraksi (sistole) dan dilatasi (diastole) 3.1.4. Sistem Konduksi Jantung Sistem konduksi jantung berfungsi menghantarkan impuls dari pemacu (pace maker) ke seluruh otot jantung sehingga terjadi kontraksi yang ritmis dan terus menerus. Sistem konduksi jantung tersusun atas: 1. Nodus sinoatrialis (NSA) yang terletak pada dinding serambi kanan, sebagai pace maker (asal mula denyut jantung) ditemukan oleh Keith dan Flack. 2. Nodus atrioventrikularis (NAV) yang terletak di dekat sekat atrioventrikuler. 3. Berkas artrioventrikularis (HIS), yang bercabang-cabang membentuk serabut Purkinje. Ditemukan oleh Wilhelm His (Jerman) dan E. Purkinje (Swedia). Otot jantung mempunyai kemampuan berkontraksi secara mandiri (autostimulasi) dan tidak tergantung dari impuls saraf. Sel-sel otot jantung yang telah diisolasi dapat berdenyut dengan iramanya sendiri. Pada otot jantung, sel-sel ini sangat erat berhubungan dan terjadi pertukaran informasi dengan adanya gap junction pada diskus interkalaris. Bagian parasimpatis dan simpatis sistem autonom mempersarafi jantung membentuk pleksus-pleksus yang
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
55
tersebar luas pada basis jantung. Di daerah-daerah yang dekat dengan simpul sinoatrial dan atrioventrikuler, terdapat sel-sel saraf ganglion dan serabut-serabut saraf. Saraf-saraf ini mempengaruhi irama jantung, dimana perangsangan bagian parasimpatis (nervus vagus) menimbulkan perlambatan denyut jantung, sedangkan perangsangan saraf simpatis mempercepat irama pace maker. Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru. Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami oleh suatu "pengatur irama". Ini terdiri dari sekelompok secara khusus, disebut nodus sinotrialis, yang terletak didalam dinding serambi kanan. Sebuah impuls listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya di teruskan ke dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Persyarafan jantung Persyarafan jantung tersusun atas sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls pada jantung. Jantung diinervasi (disarafi) oleh saraf otonom yang terdiri atas saraf simpatis (epinefrin) dan parasimpatis (norepinefrin). 1. Simpatis berperan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung. Dengan demikian, rangsangan saraf simpatis akan berakibat meningkatnya kekuatan dan frekuensi denyut jantung. 2. Parasimpatis (norepinefrin) berperan sebaliknya, rang-sangan saraf parasimpatis akan menurunkan kekuatan dan frekuensi denyut jantung. Periode kontraksi ini disebut sistol (systole). Selanjutnya periode ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek, kira-kira 0,4 detik, yang disebut diastol(diastole), sebelum impuls berikutnya datang. Nodus sinoatrialis menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti ini setiap menit ketika jantung sedang santai. Produksi impulsimpuls ini juga dikendalikan oleh suatu bagian sistem saraf yang disebut sistem saraf otonom, yang bekerja diluar keinginan kita. Sistem listrik melekat (built-in) inilah yang menghasilkan kontraksikontraksi otot jantung beirama yang disebut denyut jantung. 3.1.5. Fungsi Jantung Jantung berfungsi sebagai pompa yang berperan memompa cairan darah sebagai pelarut zat-zat yang diedarkan dapat mengalir melalui pembuluh darah (vasa) menuju ke seluruh jaringan tubuh dan membawa sisa-sisa metabolisme dari jaringan ke jantung. Zat-
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
56
zat sari makanan dari ususs halus, oksigen dari paru. Ketika berdetak, jantung memompa darah melaui pembuluh-pembuluh darah ke seluruh tubuh. Pembuluh-pembuluh ini sangat elastis dan bisa membawa darah ke setiap ujung organ tubuh kita. Pekerjaan jantung adalah mensuplai darah, oksigen dan zat-zat makanan ke seluruh tubuh, termasuk otak, organ dan otot. Jantung merupakan bagian dari suatu sistem peredaran darah (sirkulasi darah). Darah sangat penting karena berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru dan nutrisi ke setiap jaringan tubuh, juga membawa sisasisa seperti karbon dioksida keluar dari jaringan-jaringan tubuh. Pada saat beristirahat, jantung berdetak 100.000 kali dan memompakan 8000 liter darah sehari. Jikalau mengadakan kegiatan olahraga ringan, otot-otot tubuh akan memerlukan empat kali lebih banyak jumlah darah daripada sewaktu istirahat. Bila melakukan olahraga berat, otot-otot tubuh akan memerlukan 15-20 kali lebih banyak darah. Ternyata lebih banyak darah yang dibutuhkan menyebabkan fungsi jantung akan lebih baik. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Setiap kali satu otot jantung berkontraksi, terpompa keluar menuju urat nadi sejumlah darah yang terdapat dalam serat-serat penting tersebut. Bila darah ini masuk kembali ke dalam jantung, akan dipompakan menuju pembuluh darah paru yang terdapat dalam paru-paru dimana akan diperoleh oksigen dalam jumlah banyak. Bersama zat makanan yang diperoleh dari usus kecil, darah tersebut akan dipompakan kembali untuk peredaran darah secara umum. Akibat pompa dari jantung akan terjadi denyut nadi (pulsus) dan tekanan darah. 3.1.6. Denyut nadi Jantung sebagai pompa darah selalu berkontraksi secara terusmenerus (kontinyu) dan ritmis. Manifestasi kontraksi jantung tersebut dapat dirasakan pada hampir seluruh pembuluh arteri berupa denyut nadi (pulsus). Pulsus dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisial seperti: arteri radialis. 3.1.7. Tekanan darah Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Angka di atas (120) menunjukkan tekanan pembuluh arteri akibat jantung berdenyut disebut tekanan sistole. Angka bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung mengendur di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
57
tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.
◄ Gambar 3.9. Tekanan darah menunjukkan keadaan di mana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh
3.2. Pembuluh darah Pembuluh darah dapat dikategorikan berdasarkan ukurannya sebagai berikut: 1. Aorta tersusun atas: lapisan endothel, otot polos, dan jaringan ikat. 2. Pembuluh nadi besar (arteri) berfungsi mengangkut oksigen melalui darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh, akan semakin mengecil ketika darah melewati pembuluh menuju organ lainnya.
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
58
3. Pembuluh nadi kecil (Arteriola), tersusun atas: lapisan endothel, dan otot polos. Arteriola sebagai pembuluh darah resistan berfungsi mengatur aliran darah dari arteri ke kapiler.
▲ Gambar 3.10. Struktur penampang melintang arteri dan pembuluh balik (vena) 4. Kapiler tersusun atas: lapisan endothel. Pertukaran zat-zat yang terlarut dalam cairan darah ke jaringan tubuh dan sebaliknya terjadi melalui kapiler. Pembuluh kapiler : bentuknya kecil dan tipis, menghubungkan pembuluh arteri dan pembuluh vena. Lapisan dindingnya yang tipis memudahkan untuk dilewati oleh oksigen, nutrisi, karbon dioksida serta bahan sisa lainnya dari dan ke organ sel lainnya. 5. Venula, vena tersusun atas endothel dengan sel pipih selapis, sub-endothelium tersusun atas jaringan ikat tipis langsung berhubungan dengan tunica adventitia. Pembuluh vena : fungsinya menyalurkan aliran darah yang berisi bahan sisa kembali ke jantung jantung untuk dipecahkan dan dikeluarkan dari tubuh. Pembuluh vena semakin membesar ketika mendekati jantung. Bagian atas vena (superior) membawa darah dari tangan dan kepala menuju jantung, sedangkan bagian bawah vena (inferior) membawa darah dari bagian perut
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
59
dan kaki menuju jantung.Tunica media tidak ada. Tunica adventitia tersusun atas jaringan ikat longgar dengan serabut colagen yang membentuk berkas-berkas longitudinal, sel fibroblast tampak diantaranya. sel-sel otot polos tampak pula. Pembuluh vena memiliki keistimewaan yaitu adanya katupkatup terutama pada vena di daerah ekstremitas (anggota badan) yang terdiri atas 2 lapisan semilunaris yang menonjol ke dalam lumen. Hubungan antara arteriola dan venula disebut anastomose arteriovenula (pembuluh darah shunt). 6. Vena cava, jaringan pembuluh-pembuluh darah ini sangat luas, jika dibentangkan panjangnya bisa mencapai lebih dari 60 ribu mil.Cukup untuk mengelilingi bumi lebih kali 2 kali!
◄ Gambar 3.11. Anyaman pembuluh darah kapiler
3.2.1. Penyumbatan Pembuluh Darah Penyumbatan pembuluh darah disebabkan gumpalan darah yang terbentuk oleh adanya fibrin. Penebalan dan pengerasan pembuluh darah yang dikenal dalam istilah kedokteran sebagai arteriosclerosis. Penyempitan pembuluh darah tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, dan beberapa diantaranya sama sekali tidak dapat dihindarkan manusia, misalnya, keturunan, usia, hormon, luka pembuluh darah, fungsi hati dan infeksi. Tetapi ada beberapa penyebabnya yang dapat dihindarkan, misalnya
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
60
makanan berkolesterol tinggi, serum lipid, tekanan darah tinggi, ketegangan, tubuh yang terlalu gemuk, merokok dan kurangnya aktifitas tubuh. Penyempitan pembuluh darah koroner menyebabkan penyakit jantung yang terkenal ialah yang disebut dengan “thrombosis koroner”. Bagaimana penyakit ini bisa terjadi? Ternyata di samping jantung memompa darah ke seluruh otot-otot dalam tubuh, jantungpun mengirim darah ke dinding otot jantung melalui jaringan arteriarteri yang dibentuk oleh dua pembuluh darah koroner utama yaitu pembuluh darah koroner kanan dan pembuluh darah koroner kiri. Lapisan paling dalam dari suatu arteri yang disebut “intima” dapat menebal oleh sebab usia, sama seperti karat yang dapat timbul dalam pipa besi yang tua. Mudah dimengerti bahwa bila timbul penyempitan pembuluh darah akibat arteriosklerosis, akan mengurangi darah melalui pembuluh darah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan iritasi pada intima yang mengakibatkan luka, yang disebut athermata. Luka ini cenderung untuk membentuk penggumpalan darah yang disebut thrombus, yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung yang sempit. Apabila hal ini terjadi, jantung akan kembali lemah ataupun darah dapat berhenti bekerja secara mendadak. Kemudian timbullah serangan jantung, atau thrombosis koroner, sebagai akibat daripada penyumbatan salah satu pembuluh darah koroner oleh sebuah gumpalan darah tersebut. Tidak heran Anda sering mendengar seseorang yang meninggal secara mendadak pada saat melakukan kegiatannya sehari-hari. Bagaimana serangan penyakit jantung tersebut dapat dihindarkan atau paling sedikit dikurangi? Ternyata, apakah penyempitan pembuluh darah tersebut disebabkan oleh faktor yang dapat dihindarkan atau tidak, olahraga atau gerak badan dapat mengurangi Anda dari risiko mendapatkan penyakit jantung. Mengapa? Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa olahraga menyebabkan terbukanya lebih banyak pembuluh darah. Bahkan bila kita berolahraga dalam waktu yang lama, saluran darah tambahan dapat terbentuk di dalam jantung. Pembuluh darah koroner akan berkembang ukurannya, dan di sekitar tempat dimana terjadi penyumbatan akan bertumbuh jalanan pembuluh baru untuk mengalirkan darah. Aliran darah baru tersebut jantung tetap mendapatkan oksigen hingga warnanya tetap merah jambu. Untuk timbulnya pengaliran pembuluh darah yang baru tersebut, diperlukan waktu dan kesabaran. Olahraga yang dimulai dengan sederhana, makin lama makin banyak, memungkinkan hal tersebut dapat terjadi. Satu hal penting yang perlu diingat ialah, olahraga tidak membuka arteri yang tersumbat, tetapi sekedar membuka jalan pembuluh darah baru disekitar penyumbatan tersebut. Hanyalah dengan memilih makanan dengan hati-hati seseorang
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
61
dapat membuka penyumbatan pembuluh darah tersebut, atau dengan pembedahan. Sebab itu untuk memelihara jantung yang baik, diperlukan dua hal yang penting, yaitu memilih makanan yang tepat dan gerak badan yang teratur. 3.3. Cairan Darah Darah merupakan cairan tidak tembus cahaya (opaque), agak kental, berwarna merah terang (oxygenated) dan merah gelap (deoxygenated), berat jenisnya berkisar antara 1,06, pH bersifat sedikit alkalis (7,2). Apabila disentrifus (centrifuge) dengan kecepatan putaran tertentu, maka akan terpisah menjadi 2 bagian utama yaitu: 1. bagian kuning jernih yang disebut plasma, dan 2. bagian yang berwarna merah gelap disebut benda-benda darah yang terdiri dari: sel darah merah (SDM), sel darah putih (SDP), dan keping darah (platelets, thrombocytes). 3.3.1. Plasma darah Plasma darah berfungsi sebagai pelarut nutrien, limbah metabolisme, sekresi internal, dan gas. Plasma darah manusia sebagian besar berupa air dan di dalamnya terlarut zat-zat seperti; protein plasma (albumin, fibrinogen, dan globulin), senyawa organik, nutrien (glukosa, asam lemak, dan kolesterol), vitamin, mineral, garam anorganik terutama sodium klorida (NaCl), limbah metabolisme, dan gas. Perbandingan antara plasma 53 % dan benda-benda darah pada kondisi normal bervariasi pada pada laki-laki sekitar 47% dan pada perempuan 45 %. Pada kondisi tertentu persentase darah mengalami penurunan atau sebaliknya peningkatan. Nilai hematokrit merupakan perbandingan antara jumlah benda-benda darah dengan plasma darah. Nilai hematokrit merupakan salah satu indikator parameter fungsi fisiologis hewan maupun manusia. Pada kondisi tertentu nilai hematocrit dapat mengalami penurunan atau sebaliknya peningkatan. Hematokrit mengukur persentase elemen dan cairan darah. Untuk mendeteksi kondisi polycythemia, anemia, dehidrasi atau hidrasi. 3.3.2. Sel Darah Merah (Erithrocyte) Sel darah merah (SDM) atau eritrosit pada manusia normal jumlahnya berkisar antara 5 – 5,5 juta permm3 pada laki-laki, dan berkisar 4,5 - 5 juta permm3 pada perempuan. Pada kondisi tertentu jumlah SDM mengalami penurunan atau sebaliknya peningkatan. Eritrosit berasal dari eritron yang merupakan deferensiasi stem sel (dalam sumsum tulang). Pembentukan eritrosit diregulasi oleh hormon eritropoetin.
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
62
Hemoglobin (Hb) adalah molekul fungsional yang terdapat di dalam sitoplasma eritrosit (sel darah merah) dan hampir mengisi 34% ruang dalam sel darah merah. Fungsi utama Hb adalah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru.
▲ Gambar 3.12. Sel darah merah (eritrosi\t), potongan melintang eritrosit Hemoglobin tersusun atas protein globin dan feroprotoporfirin (heme) yang berikatan secara nonkovalen. Protein globin Hb A (dewasa) terdiri atas 80 lebih asam amino dan setiap subunit terdiri atas 7 segmen helik yan ditandai A-H. Heme pada molekul Hb merupakan atom Fe, dan setiap molekul Hb memiliki 4 atom Fe dalam bentuk Fe+2 (ferro) yang berperan mengikat oksigen secara reversibel. Dengan demikian, setiap molekul Hb teroksigenasi atau disebut HbO2 (oksiHb) mengandung 4 mol oksigen. Molekul pembawa oksigen pada vertebrata ialah hemoglobin dan mioglobin. Hemoglobin berasal dari kata”hemo/heme” dan “globin” dalam bahasa Yunani, dimana hemo sendiri berarti “darah” sedangkan globin adalah protein yang terdiri atas 4 unit polipeptida atau 4 subunit protein yang mencakup keluarga dari hemoglobin dan mioglobin.
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
63
▲ Gambar 3.13. Struktur molekul hemoglobin (Hb) Kadar Hb Kadar Hb darah pada kondisi normal bervariasi pada manusia sekitar 13 - 15 gr/dL (pada laki-laki) dan 12 - 14 gr/dL (pada perempuan). Pada kondisi tertentu kadar Hb seseorang mengalami penurunan atau sebaliknya peningkatan. Hemoglobin memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Transport oksigen, setiap molekul Hb yang telah teroksigenasi disebut HbO2 (oksihemoglobin) mengandung 4 mol oksigen. 2. Transport karbondioksida (CO2) dari jaringan ke paru-paru yaitu sekitar 15% dari total CO2. Hb berikatan dengan CO2 pada gugus aminanya membentuk karbamino-hemoglobin. 3. Buffer darah karena setiap mol Hb melepaskan oksigen yaitu pada jaringan, maka mol Hb akan mengikat 2 mol proton (H+). 3.3.2. Sel Darah Putih (Leucocyte) Sel darah putih (SDP) atau leukosit (leukocyte) berasal dari myeloblast (stem cell). Pembentukan SDP di dalam sumsum tulang. Jumlah leukosit pada orang dewasa normal berkisar antara 50009000 per mm3. Jenis-jenis SDP berdasarkan bentuk intinya dapat dibedakan menjadi SDP granulosit dan agranulosit. SDP granulosit karena memiliki butiran (granula) di dalam sitoplasmanya. SDP granulosit dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
64
1. Neutrofil adalah jenis SDP granulosit yang memiliki granula kecilkecil berwarna merah muda. SDP granulosit meningkat jumlahnya pada saat tubuh mengalami penyakit infeksi bakteri.
▲ Gambar 3.14. Sel darah putih jenis bersegmen (Neutrofil) 2. Eosinofil adalah jenis SDP granulosit yang memiliki granula berwarna kemerahan. SDP granulosit jumlahnya meningkat pada penyakit infeksi karena parasit.
▲ Gambar 3.15. Sel darah putih jenis bersegmen (Eosinofil) 3. Basofil adalah jenis SDP granulosit yang memiliki granula berwarna ungu dan biru. SDP granulosit jumlahnya meningkat pada reaksi alergi.
Gambar 3.16. Sel darah putih jenis bersegmen (Basofil)
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
65
Sel darah putih agranulosit karena tidak memiliki granula di dalam sitoplasmanya. SDP agranulosit dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: 1. Monosit adalah jenis SDP agranulosit yang memiliki nukleus tunggal, besar, motil, tercat biru, berfungsi sebagai pagositik.
a
b
c
Gambar 3.17. Sel darah putih jenis tak bergranula (Monosit): a. Foto sel monosit sesungguhnya di sekitarnya sel darah ,merah, b. Gambar skematis monosit, c. Foto elektron mikroskopis 2. Limfosit: nukleus tunggal, besar, nonmotil, bulat, tercat biru, berfungsi memproduksi antibodi.
▲ Gambar 3.18. Sel darah putih jenis tak bergranula (Limfosit) 3.4. Trombosit (Keping Pembeku Darah) Salah satu komponen elemen darah adalah trombosit atau kepingkeping darah yang memiliki peran dalam proses penjendalan (koagulasi) darah. Proses koagulasi darah dimaksudkan agar apabila terjadi kerusakan pembuluh darah, maka tidak terjadi kehilangan darah yang sebanyak-banyaknya. Pada kondisi tertentu seperti: hemofilia dapat terjadi kelainan atau gangguan koagulasi darah sehingga darah sukar menjedal dan akibatnya tubuh dapat kehilangan darah. Trombosit berasal dari stem sel di sumsum tulang
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
66
yaitu megakarosit yang berkembang menjadi trombosit. Platelet kecil, mudah pecah, pembekuan darah 250.000 tercat biru.
▲ Gambar 3.19. Keping-keping sel darah (Thrombosit) Teori koagulasi darah menurut Morowitz (1904). Pada peristiwa perdarahan, maka jaringan yang robek (rusak) akan menyebabkan trombosit yang melaluinya pecah dan membebaskan tromboplastin. Tromboplastin dan ion Ca kemudian mengaktifkan protrombin menjadi thrombin, dan trombin akan mempengaruhi perubahan fibrinogen menjadi benang-benang fibrin sehingga menutup jaringan yang rusak.
Gambar 3.20. Gambaran mikroskopis bentukan bennag fibrin pada pemnjendalan adarah
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
67
Tindakan-tindakan apabila Timbul Pendarahan Bila seseorang mendapat luka pada kulit, maka darah akan mengalir ke luar. Perdarahan ini dapat banyak, dapat pula sedikit. Hal ini bergantung pada tempat luka itu, pada dalamnya dan pembuluhpembuluh darah mana yang kena. Perdarahan dapat dihentikan dengan: 1. Memberi tekanan dengan kassa yang steril pada tempat luka tersebut (bila lukanya kecil dan bersih). Bila perdarahannya agak banyak, tekanlah pada tempat-tempat tertentu, sehingga menekan pada pembuluh nadi. 2. Setelah perdarahan berhenti, berilah penderita teh panas atau kopi panas sebagai mnuman penyegar. 3. Bila banyak darah yang keluar, hingga penderita tampaknya pucat lemah, kesadarannya mulai merendah, nadinya cepat dan lemah, lekas-lekaslah bawa penderita ke rumah sakit. Mungkin ia memerlukan transfusi. 3.5. Sirkulasi Limfatik Sirkulasi limfatik memegang peranan penting dalam transport antarsel. Fungsi sirkulasi limfatik mengumpulkan cairan dari ruangruang jaringan (antarsel, interseluler) dan mengembalikan ke aliran darah dan akhirnya ke jantung. Cairan tersebut berwarna bening yang disebut cairan limfe (getah bening). Aliran limfe terjadi karena gerakan otot dan pengaruh gerakan thorak saat bernafas. Protein yang terlepas dari pembuluh darah kembali ke jantung lewat pembuluh limfe. Sistem limfatik berperan penting dalam memelihara volume darah dengan menjaga tekanan hidrostatik darah, transport lemak. Saluran limfe merupakan saluran berdinding tipis yang tersusun atas endotelium, berkatup, dan hanya terdiri atas satu aliran saja yang bergabung membentuk duktus thoracicus dan duktus limfatikus dekster, kemudian saluran limfe bermuara ke vena jugularis interna dan vena subklavia sinistra dan vena jugularis interna dekstra. Saluran limfe terdapat hampir pada semua organ kecuali pada saraf dan sumsum tulang. Nodus limfatikus merupakan jendolan pada saluran limfe yang berfungsi untuk memproduksi limfosit, filter penyakit infeksi. Lympha bagian dari sistem limfatik dan sirkulasi, memproduksi limfosit dan menghancurkan eritrosit.
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
68
▲ Gambar 3.21. Sistem limfatik
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
69
3.6. Sistem Kekebalan (Imunitas) Manusia dan hewan Vertebrata lainnya memiliki sistem pertahanan tubuh yang berperan untuk melindungi dirinya dari serangan agenagen penyebab penyakit. Sistem pertahanan tersebut dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: 1. Pertahanan nonspesifik yang memiliki sifat alami (innate) artinya sudah ada sejak organisme itu lahir dan berlaku bagi semua agen infeksi. 2. Pertahanan spesifik atau disebut juga pertahanan perolehan (acquired) karena pertahanan ini diperoleh setelah adanya rangsangan oleh benda asing (agen infeksi). Pertahanan spesifik merupakan tanggungjawab dari klone-klone sel limfosit B yang masing-masing spesifik terhadap antigen. Adanya interaksi antara antigen dengan klone limfosit B akan merangsang sel tersebut untuk berdiferensiasi dan berproliferasi sehingga didapatkan sel yang mempunyai ekspresi klonal untuk menghasilkan antibodi. Ilmu yang mempelajari sistem kekebalan tubuh (imunitas) disebut Imunologi. 3.6.1. Antigen Antigen adalah semua benda asing yang masuk ke dalam tubuh (menginfeksi) suatu organism. Sebagai contoh antigen adalah: protein asing, virus, Protozoa, bakteri, jamur, cacing, dsb. Perlu dibedakan antara antigen dengan imunogen karena tidak semua antigen dapat bersifat imunogen. Imunogen adalah semua benda asing apabila berada dalam tubuh organisme akan merangsang timbulnya respon imun (reaksi kekebalan). Setiap imunogen memiliki bagian yang karakteristik yang merupakan penentu antigen atau yang disebut antigen determinant (epitope). Antigen determinan merupakan molekul glikoprotein yang menempel pada membran sel dan berperan sebagai penentu terbentuknya molekul imunoglobulin (antibodi). Antibodi Sejak lama telah dikenal teknik pembuatan antibodi secara konvensional yaitu dengan memasukan antigen ke tubuh hewan percobaan seperti; tikus, mencit, kelinci, kuda. Antigen akan merangsang pembentukan antibodi yang sering dikenal dengan istilah vaksinasi (immunisasi). Antibodi yang dihasilkan secara konvesional mempunyai sifat poliklonal yakni mempunyai beberapa sifat yang disebabkan antigen (vaksin) yang digunakan belum dimurnikan, sehingga kurang spesifik untuk tujuan tertentu seperti riset dan terapi. Dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan tentang molekul immunoglobulin, maka kini dikenal teknik hibridoma yaitu teknik untuk menggabungkan dua macam
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
70
sel eukariot untuk tujuan menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah banyak dan tidak terbatas oleh waktu. 3.6.2. Antibodi Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada plasma darah dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan dan menetralisir benda asing seperti bakteri dan virus. Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua rantai ringan. Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah yang disebut sel limfosit B. Terdapat beberapa tipe antibody yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui. Antibodi (immunoglobulin) adalah molekul glikoprotein yang tersusun atas asam amino dan karbohidrat. Secara sederhana molekul Immunoglobulin dapat digambarkan menyerupai huruf Y dengan engsel (hinge). Molekul immunoglobulin dapat dipecah oleh enzim papain atau pepsin (protease) menjadi 2 bagian yakni Fab (fragment antigen binding) yaitu bagian yang menentukan spesifitas antibodi karena berfungsi untuk mengikat antigen, dan Fc (fragment crystalizable) yang menentukan aktivitas biologisnya dan yang akan berikatan dengan komplemen, sebagai contoh immunoglobulin G mempunyai kemampuan menembus membran plasenta. Molekul immunoglobulin berdasarkan ukuran molekulnya dapat dibedakan menjadi 5 kelas yakni kelas immunoglobulin G, A, M, D, dan E, dan masing-masing kelas masih dapat dibedakan menjadi subkelas-subkelas. Tiap kelas Ig memiliki karakteristik tersendiri misalnya berat molekul, komposisi asam amino, dan strukturnya. 3.6.3. Mekanisme pembentukan antibodi Pembentukan antibodi menurut teori Seleksi Klonal (clonal selection theory) yang dikemukan oleh Jerne & Burnet (1978): bahwa pada setiap organisme terdapat berjuta-juta prekursor limfosit, kurang lebih ada sekitar 108-1012 jenis sel limfosit B. Dengan adanya antigen yang masuk ke dalam tubuh suatu organisme, maka akan merangsang interaksi antara antigen determinan (epitope) dengan sel limfosit B yang sesuai yang kemudian akan memacu diferensiasi dan proliferasi dari sel tersebut menjadi sel plasma yang memiliki kemampuan menghasilkan antibodi (immunoglobulin). Antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma ini disekresikan langsung ke cairan tubuh, oleh
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
71
karena itu disebut sebagai kekebalan humoral. Selain itu, limposit B akan berdiferensiasi menjadi sel memori yang mampu menyimpan ingatan terhadap antigen sejenis. 3.1.7. Kelainan dan Gangguan Jantung dan Pembuluh Darah Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Penyakit yang mengenai jantung biasa disebut sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di negara-negara maju maupun berkembang. Masalah pada jantung dibagi menjadi dua bagian, yaitu penyakit jantung dan serangan jantung (stroke). Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup. Hal-hal tersebut antara lain:
◄ Gambar 3.22. Penanganan pasien penderita gangguan jantung
1. Penyakit lemah jantung Otot jantung yang lemah. Ini adalah kelainan bawaan sejak lahir. Otot jantung yang lemah membuat penderita tak dapat melakukan aktifitas yang berlebihan, karena pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit di bagian dada, dan kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi nampak kebirubiruan. Penderita lemah otot jantung ini mudah pingsan.
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
72
Adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor tercampur. Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat melakukan aktifitas yang berat, karena aktifitas yang berat hampir dapat dipastikan akan membuat tubuh penderita menjadi biru dan sesak nafas, walaupun tidak menyebabkan rasa sakit di dada. Ada pula variasi dari penyakit ini, yakni penderitanya benar-benar hanya memiliki satu buah serambi. 2. Penyakit jantung koroner (PJK) Penyakit jantung koroner disebut “thrombosis koroner”. Di Indonesia, menurut statistik kesehatan, PJK menduduki urutan ketiga sebagai penyebab kematian. Dengan semakin meningkatnya pendapatan penduduk, penderita PJK diramalkan juga semakin meningkat. Pada tahun 1974, dilaporkan ada sekitar 140,000 penderita PJK, dan pada tahun tersebut ada 18,000,000 penduduk Indonesia di atas usia 45 tahun yang berada dalam keadaan bahaya. Untuk itu, kewaspadaan perlu terus kita tingkatkan bila kita ingin menghindarkan penyakit jantung sebagai penyebab utama kematian di Indonesia. Melihat penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu di dunia, atau pembunuh nomor tiga di Indonesia, adalah penting bagi kita untuk mengetahui penyebab serta penanggulangan penyakit jantung. Sekarang ini betapa sering kita mendengar seseorang yang sedang menonton sepakbola, tiba-tiba mendapat serangan jantung, dan menghembuskan napas yang penghabisan dalam perjalanan ke rumah sakit. Atau pernahkah kita mendengar seorang yang sedang main bulutangkis, tiba-tiba terjatuh, dan tidak pernah bangun kembali? Bagaimanakah penyakit serangan jantung ini dapat dihindarkan? Apakah benar olahraga dapat menghindarkan penyakit jantung? Untuk itu kita akan melihat apakah yang menjadi faktor primer dan sekunder mengapa seorang mempunyai risiko untuk mendapatkan penyakit jantung. Tanda-tanda peringatan dini Serangan jantung adalah puncak bencana dari sebuah proses kerusakan yang berlangsung lama, yang sering melibatkan kejutan-kejutan emosional, kekacauan fisiologis dan kelelahan mental. Tanda-tanda peringatan dini begitu subyektif dan begitu tersamar, sehingga bahkan dokter yang terlatih untuk mendiagnosa segala sesuatu secara obyektif masih bisa mengabaikannya. 1. Rasa sakit yang tidak jelas, atau rasa tidak nyaman yang samar, bahkan rasa sesak di bagian tengah dada. Kadang,
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
73
2. 3.
4. 5.
6.
7.
serangan jantung hanya menimbulkan rasa tidak nyaman yang ringan sekali sehingga sering disalahartikan sebagai gangguan pencernaan, atau bahkan lepas dari perhatian sama sekali. Serangan jantung mungkin menghadirkan rasa nyeri paling buruk yang pernah dialami-rasa sesak yang luar biasa atau rasa terjepit pada dada, tenggorokan atau perut. Bisa juga mengucurkan keringat panas atau dingin, kaki terasa sakit sekali dan rasa ketakutan bahwa ajal sudah mendekat. Juga mungkin merasa lebih nyaman bila duduk dibanding bila berbaring dan mungkin nafas begitu sesak sehingga tidak bisa santai. Rasa mual dan pusing bahkan sampai muntah, bahkan yang lebih parah yaitu ketika sampai kolaps dan pingsan. Nyeri. Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan. Jantung berdebar-debar. Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan. Gejala khas yang dirasakan adalah Angina Pektoris. Angina Pektoris adalah suatu gejala klinis yang termanifestasi dengan nyeri dada (yang sifatnya subjektif) seperti tertekan atau merasa dadanya diperas-peras. Bisa juga merasakan seperti ditusuk-tusuk, bahkan ada yang merasa seperti terbakar. Hal ini timbul pada saat seseorang melakukan aktivitas fisik yang berlebih, misalnya sedang berolahraga, marah besar, ataupun emosi lainnya. Sifat nyeri biasanya berlokasi di belakang tulang dada tapi bisa juga di sebelah kiri atau sebelah kanan dengan penjalaran ke tangan kiri biasanya ke jari kelingking, jari manis, dan jari telunjuk. Nyeri ini bisa menjalar ke bahu, leher, bahkan ada yang ke punggung atau bawah mulut. Rasanya seperti pegal-pegal atau kesemutan. Perasaan tidak enak di dada disertai dengan kepala terasa ringan seperti mau jatuh, berkeringat dingin, mual atau muntah, dan sesak napas. Khas dari Angina Pektoris adalah begitu kegiatan fisik atau emosi sudah berhenti/reda, maka dengan sendirinya sakit itu menghilang. Hal ini biasanya berlangsung hanya 2 hari. Hal ini
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
74
biasanya berlangsung hanya 2 hingga 3 menit saja atau kurang dari 15 menit. Ini terjadi karena otot-otot jantung yang pada saat aktivitas meningkat memerlukan lebih banyak oksigen dan makanan, tidak mampu disuplai karena adanya sumbatan pada pembuluh darah koronernya. 8. Sayangnya, menurut seorang dokter ahli jantung, tidak semua penderita PJK mengalami gejala yang khas ini. Seringkali PJK datang tiba-tiba berupa serangan jantung yang lebih hebat yang disebut Infark Miokard (kematian otot jantung). Ini terjadi karena aliran darah ke otot jantung sangat berkurang. Kekurangan suplai makanan dan oksigen dalam waktu yang lama menyebabkan sel-sel otot jantung menderita luka yang tidak dapat sembuh lagi, yang berakhir pada kematian sel-sel otot jantung tersebut. Kegagalan jantung atau kematian penderita dapat terjadi tergantung dari banyaknya otot jantung yang rusak. Gejala Infark miokard ini lebih hebat lagi yaitu berupa nyeri dada yang lebih hebat, disertai keringat dingin, mual, bisa terjadi penurunan kesadaran (mau pingsan) hingga kematian. 9. Namun ada bentuk yang lebih berbahaya lagi yaitu yang mempunyai gejala sedikit atau minimal seperti gejala masuk angin saja, badan tidak enak disertai sesak napas, yang dapat disertai dengan muntah. Tanpa diketahui sebenarnya penderita sudah mengalami serangan jantung tapi tidak terdeteksi. 2.3. Pemeliharaan kesehatan jantung dan pembuluh darah Bagaimana serangan penyakit jantung tersebut dapat dihindarkan atau paling sedikit dikurangi? Apakah penyempitan pembuluh darah disebabkan oleh faktor yang dapat dihindarkan atau tidak? Faktorfaktor pemicu serangan jantung ialah: 1. Merokok 2. Mengonsumsi makanan berkolestrol tinggi 3. Kurang gerak, malas berolahraga 4. Stres 5. Kurang istirahat. Penanggulangan Tidak ada penanggulangan yang lebih baik untuk mencegah penyakit dan serangan jantung, kecuali berikut ini: 1. Gaya hidup sehat seperti: bangun lebih pagi, tidur tidak terlalu larut malam, menghindari rokok dan minuman beralkohol. 2. Pola makanan yang sehat (memperbanyak makan makanan berserat dan bersayur, serta tidak terlalu banyak makan makanan berlemak dan berkolesterol tinggi). 3. Olah raga yang teratur dan tidak berlebihan.
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
75
4. Untuk benar-benar mengurangi risiko penyakit jantung, maka seseorang harus benar-benar berhenti merokok. 5. Konsumsi suplemen vitamin C dapat mengurangi risiko penyakit jantung. 6. Penelitian menunjukkan, mengurangi konsumsi garam dapat mengurangi risiko penyakit Jantung. Konsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah. Pada percobaan diet rendah garam menunjukkan risiko penyakit jantung hingga 25% dan risiko serangan jantung hingga 20%. 7. Olahraga atau gerak badan dapat mengurangi risiko mendapatkan penyakit jantung. Mengapa? Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa olahraga menyebabkan terbukanya lebih banyak pembuluh darah. Bahkan bila kita berolahraga dalam waktu yang lama, saluran darah tambahan dapat terbentuk di dalam jantung. Pembuluh darah koroner akan berkembang ukurannya, dan di sekitar tempat dimana terjadi penyumbatan akan bertumbuh jalanan pembuluh baru untuk mengalirkan darah. Aliran darah baru tersebut jantung tetap mendapatkan oksigen hingga warnanya tetap merah jambu. Kata-kata Penting • Jantung • Darah • Pembuluh darah • Hemoglobin • Eritrosit • Leukosit • Trombosit • Antigen • Antibodi • Sistem limfa Rangkuman Sistem peredaran darah secara garis besar tersusun atas: jantung sebagai pompa, pembuluh darah sebagai saluran, dan cairan darah sebagai zat yang diedarkan. Pembuluh darah dapat dikategorikan berdasarkan ukurannya sebagai berikut: aorta, arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, dan vena cava. Cairan darah dapat dipisahkan menjadi 2 bagian utama yaitu: (1) bagian kuning jernih yang disebut plasma, dan (2) bagian yang berwarna merah gelap disebut benda-benda darah. Benda-benda darah terdiri dari: sel darah merah (SDM), sel darah putih (SDP), dan keping darah (platelets, thrombocytes). Hemoglobin (Hb) adalah molekul fungsional yang terdapat di
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
76
dalam sitoplasma eritrosit. Fungsi utama Hb adalah untuk mengangkut oksigen dari pulmo ke jaringan. Sel darah putih berdasarkan bentuk intinya dapat dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. Granulosit dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: neutrofil, eosinofil, dan basofil. Agranulosit dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: monosit: dan limfosit. Teori koagulasi darah menurut Morowitz, pada peristiwa perdarahan, maka jaringan yang robek akan menyebabkan trombosit pecah dan membebaskan tromboplastin. Sirkulasi limfatik berperan mengumpulkan cairan dari ruang-ruang jaringan dan mengembalikan ke aliran darah. Cairan tersebut berwarna bening yang disebut cairan limfe (getah bening). Sistem limfatik berperan penting dalam memelihara volume darah dengan menjaga tekanan hidrostatik darah, transport lemak.
Latihan Uji Pemahaman A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Jantung manusia terbagi menjadi 4 ruangan secara jelas yaitu ... 2. Katup jantung yang membatasi antara serambi dengan bilik kiri disebut ... 3. Rangsangan saraf simpatis pada jantung berakibat ... 4. Fungsi utama hemoglobin (Hb) adalah ... 5. Berdasarkan bentuk intinya, sel darah putih dapat dibedakan menjadi ... 6. Protein hemoglobin terdapat di dalam .... 7. Bagian cairan darah yang merupakan korpuskuler adalah .... 8. Gangguan proses pembekuan darah dapat disebabkan oleh .... 9. Bagian jantung yang memiliki struktur otot paling tebal karena fungsinya memompa darah ke seluruh tubuh adalah ... 10. Sirkulasi darah yang member seluruh kebutuhan nutrisi dan zatzat lain ke otot jantung adalah ... B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Sebutkan secara urut berdasarkan ukuran pembuluh darah dari yang besar ke kecil ... 2. Jelaskan komposisi cairan darah! 3. Jelaskan fungsi masing-masing sel darah putih granulosit dan agranulosit! 4. Jelaskan mekanisme penjendalan darah menurut teori koagulasi darah menurut Morowitz ... 5. Jelaskan peran pembuluh darah kapiler ... 6. Jelaskan terjadinya kelainan pembuluh darah aterosklerosis dan akibat yang ditimbulkan … 7. Gangguan proses pem-bekuan darah dapat disebabkan oleh karena kekurangan .... 8. Jelaskan peranan sirkulasi limfatik !
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
77
9. Jelaskan mekanisme pembentukan antibodi menurut teori Seleksi Klonal! 10. Jelaskan mengenai cara pemeliharaan kesehatan jantung dan pembuluh darah secara benar! Lampiran: Tabel 3.1. Jenis, jumlah, struktur, dan fungsi butir-butir sel darah Jenis sel Erithrosit
Jumlah 5 jt. (pa) 4,5 jt. (pi)
Struktur tidak berinti, sirkuler, bikonkav, orange,
Fungsi transport oksigen
Leukosit
5.0009.000 65-75%
inti berlobus yang di hubungkan dengan benang sitoplasma granular, granula tercat lemah
2) Eosinofil
2-5%
3) Basofil
0,5%
granula sedikit, tercat merah (eosin) granula besar, tercat biru
Amoeboid, dapat meninggalkan pembuluh darah dan masuk jaringan melindungi dari infeksi bakteri respon radang
1. Granulosit 1) Neutrofil
2. Agranulosit 1) Lymphosit 2) Monosit Trombosit
20-25% 2-6% 250.000
nukleus tunggal, bulat, besar, tercat biru nukleus tunggal, besar, tercat biru, sitoplasma banyak kecil, mudah pecah, tercat biru
belum diketahui nonmotil, untuk memproduksi antibody motil, fagositik pembekuan darah
Bab 3: Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
78
▲ Gambar 4.1. Kesehatan paru-paru dapat terganggu karena rokok
Pernahkah anda merasa kesulitan bernafas? Sampai berapa lamakah anda dapat bertahan dalam kesulitan bernafas? Kita dapat bertahan tidak bernafas untuk beberapa menit. Mengapa demikian? Karena bernafas mengambil oksigen untuk metabolisme seluler dan mengeluarkan CO2 sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Pada bab ini akan dipelajari tentang: Sistem pernafasan: hidung, faring, trakhea, paru-paru Tahapan pernafasan Frekuensi pernafasan Transpor karbondioksida Pengukuran udara pernafasan Kelainan dan Penyakit Sistem Pernafasan
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
79
4.1. Sistem Pernafasan Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat perrtukaraan udara pernafasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk mengubah sumber energi menjadi energi dan membuang CO2 sebagai sisa metabolisme.
▲ Gambar 4.2. Sistem pernafasan
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
80
Komposisi udara pernafasan Komposisi udara pernafasan yang berasal dari udara atmosfer adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Kandungan gas dalam mudara pernafasan No 1 2 3 4
Jenis Gas Oksigen (O2) Karbondioksida (CO2) Nitrogen (N2) Uap air (H2O) dan gas lainnya
Kandungan (%) 21 0,04 79 Sisanya
4.2. Saluran Pernafasan Manusia Pernafasan pada manusia memerlukan saluran pernafasan dan paru-paru. Saluran Pernafasan berfungsi sebagai saluran udara yang masuk menuju paru-paru dan keluar dari paru-paru. Paru-paru sebagai tempat pertukaran udara pernafasan yaitu oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Saluran udara pernafasan tersusun atas: lubang hidung, rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkeolus. Lubang hidung sampai bronchiolus disebut pars konduktoria karena fungsinya sebagai saluran udara respirasi. Secara lebih rinci bagianbagian saluran pernafasan dan fungsinya adalah sebagai berikut: 4.2.1. Hidung Lubang hidung merupakan tempat pertama yang dilalui udara pernafasan pada saat memasuki tubuh kita. Pada lubang hidung sebelah luar terdapat rambut yang berfungsi untuk menyaring dan mencegah masuknya benda-benda yang berukuran besar ke dalam saluran pernafasan yang lebih dalam. Rongga hidung memiliki permukaan dalam yang diselaputi oleh selaput lendir sehingga permukaannya selalu basah. Sel-sel penyusun lapisan selaput lendir memiliki rambut getar (silia) yang berfungsi untuk mengeluarkan benda-benda yang berukuran kecil (partikel kotoran) yang masuk bersama udara pernafasan. Dengan demikian, rongga hidung dan selaput lendir berperan untuk menyaring udara pernafasan, dan mengatur udara pernafasan agar suhu dan kelembabannya sesuai dengan tubuh manusia. Coba perhatikan, adakah kumpulan kotoran yang terdapat pada rongga hidungmu yang warnanya agak gelap dan agak kering (bahasa jawa=upil).
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
81
Jika partikel kotoran sampai masuk ke tenggorokan, maka akan dikeluarkan dalam bentuk dahak dan biasanya keluar pada pagi hari setelah bangun tidur. Hidung merupakan tempat pertama yang dilalui udara dari luar. Didalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring udara, dan mengatur kelembaban udara. Rongga hidung berfungsi untuk menyesuaikan udara atmosfir agar temperatur dan kelembabannya sesuai bagi tubuh hewan, juga untuk menjaga kebersihan dan kelancaran udara yang masuk. Lapisan mukosa saluran respirasi memiliki epithelium yang spesifik karena selalu basah dan bersilia yang berguna untuk menangkap (menjerat) dan mengeluarkan partikel kotoran yang masuk bersama udara pernafasan. 4.2.2. Faring (Pharynx) Faring (pangkal tenggorok) merupakan persimpangan antara saluran makanan dan udara pernafasan. Faring memiliki lubang yang disebut glotis dan memiliki penutup yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi sebagai katup yang akan menutup faring manakala sedang menelan makanan sehingga makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan. Sebaliknya, epiglotis akan selalu terbuka jika sedang tidak menelan sehingga udara pernafasan dapat langsung melewati faring menuju ke tenggorokan. Pada faring terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara yang melaluinya, misalnya pada waktu kita bicara. Setelah masuk hidung, udara masuk ke faring. Faring adalah hulu kerongkongan. Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dengan rongga hidung yang disebut anak tekak, yang menutup apabila sedang menelan makanan. Pangkal tenggorokan disebut laring. Pada pangkal tenggorokan terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara yang melaluinya, misalnya pada waktu kita bicara. Faring memiliki lubang yang disebut glotis sedangkan penutupnya disebut epiglotis, tulang rawan (cartilago) terdapat pada faring. Pada laring terdapat pita suara, berlanjut ke trakhea. 4.2.3. Trakhea Trakhea (batang tenggorok) merupakan saluran seperti pipa yag tersusun atas tulang rawan yang berbentuk seperti huruf C. Seperti halnya pada rongga hidung, lapisan paling dalam trakea diselaputi oleh selaput lendir dan sel-sel yang memiliki rambut getar. Trakhea
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
82
terletak di daerah leher, menghubungkan faring dengan paru-paru. Sebelum masuk ke paru-paru, trakhea bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus kiri dan kanan. Selanjutnya, setiap bronkus menuju ke paru-paru dan di dalam paru-paru keduanya membentuk cabang-cabang lebih kecil lagi yang disebut bronkeolus. Akhirnya, bronkeolus bercabang-cabang lagi menjadi cabang lebih kecil dan halus yang ujung-ujungnya membentuk suatu kantung yang disebut alveolus.
▲ Gambar 4.3. Saluran pernafasan dan alveoli paru-paru
4.2.4. Paru-paru Paru-paru, terletak di dalam rongga dada tepat di atas diafragma. Diafragma adalah sekat berotot yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri dari 2 bagian, kiri dan kanan, yang terletak di rongga dada. Sedangkan jantung terletak hampir di
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
83
tengah rongga dada, di antara kedua paru-paru, dengan posisi yang lebih ke kiri sedikit. Paru-paru kanan tersusun atas 3 gelambir, sedangkan paru-paru kiri 2 gelambir. Trakea Bronkus kanan dan kiri
Bronkeolus
Paru kanan
Paru kiri Alveoli
▲ Gambar 4.4. Saluran pernafasan dan paru-paru kanan 3 gelambir, sedangkan paru-paru kiri 2 gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Di depannya terdapat batang tenggorok dan saluran pernafasan (bronchi). Oleh sebab jantung agak mengambil tempat ke kiri, bagian paru-paru sebelah kiri lebih kecil sedikit dari paru-paru kanan. Dengan demikian dapat dimengerti paru-paru kiri hanya terdiri dari 2 bagian (lobus), sedangkan paru-paru kanan 3 bagian.
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
84
4.2.1. Alveolus Paru-paru tersusun atas berjuta-juta alveolus yang memiliki fungsi penting dalam pertukaran gas pernafasan. Alveolus dikelilingi oleh banyak pembuluh darah kecil yang disebut pembuluh kapiler alveoli. Nah, pada alveolus inilah oksigen yang terdapat dalam udara pernafasan berpindah dari kantung alveoli ke aliran darah dan selanjutnya berikatan dengan hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah. Sebaliknya, karbondioskida yang terdapat dalam darah akan berpindah ke alveolus. Pada bagian tengah dada, batang tenggorokan menyediakan tiga saluran pernafasan untuk paru-paru kanan (satu saluran pernafasan untuk setiap bagian) dan dua untuk paru-paru kiri. Ketiga saluran pernafasan ini segera terbagi atas saluran yang lebih kecil, saluran yang kecil tersebut terbagi lagi dalam saluran yang lebih kecil dan seterusnya, hingga sampai saluran yang terkecil dari “pohon saluran pernafasan” (bronchial tree), yang jumlahnya, sekitar 1 miliar unit. Ujung percabangan pernafasan ini disebut “kantung udara” di mana terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Paru-paru memiliki dua sumber darah yaitu arteri paru-paru yang membawa darah dari sebelah kanan jantung, dan arteri saluran pernafasan yang menemani saluran pernafasan dalam berbagi cabang saluran pernafasan. Mengapa perlu dua sumber penyalur darah? Ternyata arteri paru-paru yang datang dari sebelah kanan jantung membawa darah dengan oksigen yang telah dipindahkan dari jaringan yang telah dilaluinya. Darah ini tidak akan dapat menyegarkan jaringan paru-paru. Sebab itu saluran pernafasan dan paru-paru harus memiliki penyaluran darah segarnya sendiri melalui jalan aorta. Seperti semua arteri yang lain, arteri yang membawa darah dari sebelah kanan jantung ke paru-paru bercabang sampai menjadi pembuluh darah kapiler. Di dalam paru-paru, kantong oksigen dan pembuluh darah kapiler ini terletak berdampingan sedemikian rupa hingga hanya satu lapis dari sel yang tipis yang memisahkan udara dari darah. Lapisan sel ini demikian tipis sehingga oksigen dapat melewatinya dengan bebas dari udara ke darah, dan karbondioksida dari darah ke udara. Paru-paru, teretak di rongga dada tepat diatas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru kanan mempuyai 3 gelambir,
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
85
sedangkan kiri mempunyai 2 gelambir. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru disebut pleura. Dibagian dalam paruparu terdapat gelembung halus yang merupakan perluasan permukaan paru-paru disebut alveolus. Paru-paru pada hewan vertebrata umumnya dan Mammalia khususnya terdiri atas 2 bagian yaitu paru-paru kanan dan kiri. Sel-sel alveolus secara struktural merupakan penyusun paru-paru yang memiliki peran penting dalam pertukaran udara atmosfer ke kapiler alveolus. Pengamatan struktur anatomi makroskopis paru-paru Mammalia (kambing) merupakan dasar untuk memahami fungsi fisiologis paru-paru. Secara struktural paru-paru tersusun atas sel-sel alveolus yang berperan penting untuk pertukaran udara dari atmosfer ke kapiler alveoli dan sel parenkim. Sel alveolus paru-paru sangat tipis dengan ketebalan ± 0,2 - 0,5 µm dan tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk kantung-kantung alveolus. Seluruh sel alveoli paru-paru jika direntang lebarnya mencapai 180 m2.
◄ Gambar 4.5. Struktur kantungkantung alveoli
Pertukaran gas dari kantung alveoli ke dalam kapiler darah melalui membran respirasi yang tersusun atas: 1. Dinding alveolus, 2. Membrana basalis, dan
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
86
3. Endothel kapiler alveolus. Di dalam alveoli terdapat cairan yang disebut surfaktan. Surfaktan mengandung dipalmitoil lecithin (phospolipoprotein) yang dihasilkan oleh sel alveoler dan berfungsi untuk menjaga tegangan permukaan alveoli dan mempertipis membran respirasi sehingga difusi gas menjadi lebih efisien. 4.3. Mekanisme Pernafasan Bagaimana caranya agar udara dapat masuk di paru-paru? Paruparu tidak mempunyai jalan untuk menarik udara melalui hidung. Tetapi udara dapat dibawa masuk ke dalam paru-paru melalui kegiatan otot tertentu. Otot-otot ini menambah ukuran dada setiap seorang bernapas. Sementara ukuran dada seseorang bertambah, paru-paru bertambah luas; dan udara akan segera mengisi ruangan yang telah tersedia. Dengan demikian saat otot menjadi rileks, dada kembali kepada ukurannya semula, dan udara dipaksakan untuk keluar melalui jalan masuknya. Otot yang menambah ukuran dada (otot pernafasan) adalah diafragma, otot yang terletak di antara tulang iga dan otot tertentu di leher. Otot-otot inilah yang digunakan pada saat memasukkan udara ke dalam paru-paru. Diafragma adalah otot yang berbentuk kubah (dome) terletak pada tingkatan bawah dari tulang iga, yang memisahkan dada dari abdomen (perut). Jantung dan paru-paru terletak di atas diafragma, sedangkan hati, perut, dan limfa kecil dan organ abdomen lainnya terletak dibawah diafragma. Bila diafragma berkontraksi, ia akan menarik ke bawah menentang organ yang ada di abdomen. Ini akan menyebabkan paru-paru menjadi lebih luas. Otot antara tulang iga juga akan berkontraksi pada saat yang sama dengan kontraksinya diafragma, sebab itu menolong untuk lebih memperluas paru-paru. Otot yang berada di dinding abdomen bila berkontraksi akan menghasilkan akibat yang berlawanan dari apa yang dilakukan oleh diafragma dan otot diantara tulang iga. Bila otot di dinding abdomen berkon-traksi, organ-organ abdomen dan diafragma akan merapat ke atas. Ini akan menyebabkan udara terdorong ke atas untuk meninggalkan paru-paru dengan cepat. Bilamana hal ini tidak terjadi akan mengakibatkan timbulnya suatu tekanan di dalam dada. Sama seperti seluruh otot dalam tubuh manusia, aksi dari otot pernafasan dikontrol oleh urat saraf. Sebagaimana Anda ketahui, Anda dapat bernapas lebih cepat, lebih dalam atau menahan napas
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
87
untuk sementara. Hal ini disebabkan oleh saraf pengontrol sadar yang Anda miliki dan otot yang berhubungan dengan pernafasan. Akan tetapi umumnya proses pernafasan dikontrol secara otomatis oleh saraf pusat yang berada di sebelah bawah dari otak. Saraf pusat ini mengirimkan getaran saraf ke otot-otot pernafasan hingga mereka dapat berkontraksi dan mengendor-kan secara bergantian. Pusat syaraf tersebut bahkan dapat mengontrol seberapa cepat dan seberapa dalam Anda bernapas. Ketika Anda berolahraga, saraf pusat Pernafasan mengirimkan getaran-nya dengan irama yang lebih cepat daripada saat Anda beristirahat.
▲ Gambar 4.6. Otot-otot pernafasan
4.3.1. Proses Masuk dan Keluarnya Udara Pernafasan Proses pertukaran gas dari atmosfer ke paru-paru dan sebaliknya terjadi karena adanya pergerakan tulang-tulang rusuk dan otot difragma yang diatur oleh pusat pernafasan yang terdapat di otak. Pada mulanya, otot-otot antar tulang rusuk menegang (kontraksi)
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
88
sehingga menarik tulang rusuk ke atas dan pada saat yang bersamaan otot diafragma juga menegang sehingga diafragma menjadi datar. Akibatnya, rongga dada membesar, paru-paru mengembang, tekanan udara dalam kantung-kantung paru-paru turun menjadi lebih rendah daripada tekanan udara atmosfer sehingga udara mengalir masuk ke paru-paru. Peristiwa masuknya udara pernafasan ke paru-paru disebut inspirasi. Setelah inspirasi, otot-otot antar tulang rusuk mengendor (relaksasi) sehingga tulang rusuk kembali pada posisi semula dan pada saat yang bersamaan otot diafragma juga mengendor sehingga diafragma melengkung ke rongga dada. Akibatnya, rongga dada menyempit, paru-paru terdesak mengecil sehingga tekanan udara dalam paru-paru naik lebih tinggi dari tekanan udara atmosfer dan akibatnya udara mengalir keluar dari paru-paru. Proses menghembuskan udara pernafasan dari paru-paru disebut ekspirasi.
▲ Gambar 4.7. Mekanisme pernafasan inspirasi dan ekspirasi
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
89
4.3.2. Tahapan Respirasi Proses inspirasi dan ekspirasi disebut pernafasan luar. Mengapa demikian? Karena proses tersebut hanya merupakan pertukaran gas di alveolus paru-paru, sedangkan oksigen digunakan untuk pembakaran di jaringan tubuh. Oleh karena itu, pernafasan pada manusia dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu: 1. Respirasi luar merupakan pertukaran gas dari atmosfer ke paru-paru dan sebaliknya. Masuknya udara dari atmosfer ke paru-paru disebut inspirasi dan proses sebaliknya disebut ekspirasi. Perpindahan gas dari suatu tempat ke tempat lain dapat terjadi jika ada perbedaan tekanan udara. Pada inspirasi otot diafragma kontraksi (menjadi datar), demikian juga otot intercostalis sehingga mengangkat tulang rusuk akibatnya volume rongga dada semakin membesar dan tekanan udaranya turun. Penurunan tekanan rongga dada yakni lebih rendah 1 atm dibanding tekanan udara luar (atmosfer) tersebut akan mengakibatkan udara mengalir dari luar ke paru-paru. Setelah berkontraksi maka otot diafragma dan antar iga (intercostalis) akan relaksasi sehingga posisi tulang rusuk dan diafragma akan kembali seperti semula, akibatnya volume rongga dada mengecil dan tekanannya meningkat dengan demikian udara akan keluar dari paru-paru ke atmosfir atau disebut ekspirasi. Perpindahan gas O2 dari alveolus ke kapiler alveoli melalui membran respirasi yang terjadi secara difusi. Oleh karena itu proses tersebut tergantung pada: tekanan parsiil gas, permiabilitas epitel (membran respirasi), luas permukaan membran respirasi, kecepatan sirkulasi darah di kapiler paru-paru. 2. Transport gas Oksigen (O2) dari kapiler paru-paru diangkut ke jaringan menggunakan hemoglobin (Hb) yang terdapat di dalam sel darah merah. Perpindahan oksigen dari alveolus paru-paru ke kapiler paru-paru terjadi secara difusi, oleh karena itu tergantung pada tekanan oksigen parsial pada darah arteriil yaitu 100 mmHg dan tekanan CO2 yaitu 40 mmHg. Pada tekanan tersebut 96 % Hb tersaturasi dengan oksigen menjadi HbO2. Pada jaringan tekanan oksigen 35 mmHg dan tekanan CO2 50 mmHg, maka sebagai konsekuensinya oksigen akan berdifusi dari eritrosit ke sel/jaringan malalui cairan plasma dan kemudian cairan interstitial. Sementara CO2 juga berdifusi dari jaringan ke eritrosit. Darah vena memiliki tekanan CO2 46
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
90
mmHg, sedangkan tekanan oksigennya 40 mmHg. Pada olahraga (latihan) tekanan O2 di jaringan turun sedang tekanan CO2 meningkat, hal ini akan menaikkan kebutuhan oksigen. 3. Respirasi seluler atau interna adalah pemanfaatan oksigen untuk oksidasi seluler di dalam mitokondria sehingga dihasilkan energi (ATP), panas, air, dan CO2. 4.3.3. Frekuensi Pernafasan Pada umumnya manusia melakukan Pernafasan antar 15-18 kali (inspirasi dan ekspirasi). Cepat atau lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar., antara lain: 1. Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang, irama Pernafasannya semakin lambat. Hal ini berkaitan mekin berkurangnya kebutuhan energi. 2. Jenis kelamin, laki-laki umunya beraktivitas lebih banyak dan bekerja lebih keras daripada perempuan. Hal ini akan mengakibatkan semakin tingginya kebutuhan energi, sehingga membutuhkan banyak oksigen untuk meningkatkan laju metabolisme tubuh. 3. Suhu tubuh, semakin rendah suhu semakin cepat Pernafasan, sebaliknya semakin tinggi suhu semakin lambat Pernafasan. Tetapi hal yang demikian tidak berlangsung secara linier. 4. Posisi tubuh, hal ini menentukan sedikit banyak otot dan organ tubuh yang bekerja. Hal ini berarti menentukan kebutuhan energi untuk mendukungnya. 5. Aktivitas tubuh, semakin banyak organ tubuh yang bekerja dan semakin berat kerja organ tersebut, semakin tinggi kebutuhan energi yang diperlukan, sehingga laju metabolisme dan irama Pernafasan semakin cepat. 4.3.4. Oksigen digunakan untuk apa? Untuk apa oksigen (O2)? Oksigen digunakan oleh tubuh untuk pembakaran (oksidasi) zat-zat makanan terutama glukosa menjadi sumber tenaga, air, CO2, dan panas. Apakah manfaat dari hasil pembakaran? 1. Energi digunakan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan tubuh agar tetap dapat hidup. 2. Karbondioksida bersifat sangat beracun dan dianggap sebagai limbah oleh karenanya harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
91
3. Air dapat digunakan oleh tubuh atau jika berlebihan dapat dikeluarkan. Cobalah hembuskan nafas pada sebuah permukaan cermin, apakah yang dapat anda amati? Panas yang dihasilkan dari pembakaran digunakan agar prosesproses kehidupan di dalam tubuh berjalan normal. Sebagai petunjuk jika proses tubuh tidak normal, maka suhu tubuh akan terasa dingin. Hal ini biasa terjadi pada orang pingsan. 4.3.5. Pengangkutan gas karbondioksida Proses pengangkutan gas karbondioksida dari jaringan ke paruparu melalui 3 cara yaitu: 1. Transpor karbondioksida lewat plasma sebagai H2CO3. CO2 memiliki sifat lebih mudah larut dalam air dibanding dengan O2 sehingga dapat diangkut lewat plasma sebagai H2CO3. Darah venosa mengandung CO2 sekitar 50 mL/dL artinya setiap 100 mL darah mengangkut 50 mL CO2- dari jaringan ke pulmo. Karbondioksida di dalam darah berada pada berbagai kondisi. Bikarbonat di dalam eritrosit dan plasma merupakan bagian terbanyak. Karbondioksida berdifusi dari jaringan ke dalam plasma darah akan bereaksi dengan H2O membentuk H2CO3. H2CO3 berfungsi menurunkan pH dalam eritrosit. 2. Sebagai karbaminohemoglobin. Pada jaringan tekanan CO2 tinggi dan tekanan O2 rendah sehingga HbO2 mengalami disosiasi menjadi Hb + O2. Oksigen berdifusi ke cairan interstitial dan CO2– memasuki sitoplasma eritrosit. Sebagian kecil CO2 berikatan dengan Hb membentuk karbamino hemoglobin (karbamiHb). 3. Sebagai HCO3-. CO2 akan bereaksi dengan H2O yang terdapat dalam plasma darah dengan pengaruh enzim karbonik anhidrase membentuk H2CO3 yang secara spontan akan mengalami disosiasi menjadi ion H+ (proton) dan HCO3–. Dengan demikian, darah venosa mengandung HCO3– 60%, karbaminoHb 32%, dan sisanya sebagai H2CO3 dalam ertrosit. 4.3.6. Pengukuran Udara Pernafasan Banyaknya udara yang keluar masuk paru-paru pada pernafasan normal dapat diukur dengan spirometer. 1. Kapasitas vital adalah banyaknya udara yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah ambil nafas sedalam mungkin.
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
92
2. Death space (udara mati) adalah jumlah udara yang berada dalam saluran pernafasan antara hidung dan paru-paru, volumenya kurang lebih 150 ml. 3. Udara tidal adalah volume udara yang keluar masuk paru-paru dalam satu kali respirasi (ekspirasi atau inspirasi). Volume pada laki 500 ml, wanita 380 ml. 4. Kapasitas inspirasi adalah banyaknya udara yang dapat dihirup pada inspirasi maksimal, volumenya pada laki-laki 3800 ml, pada wanita 2400 ml. 5. Volume cadangan inspirasi adalah banyaknya udara yang dapat dihirup setelah inspirasi maksimal, volumenya pada lakilaki 1000 ml, pada wanita 700 ml. 6. Volume cadangan ekspirasi adalah banyaknya udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi normal, volumenya pada laki-laki 1000 ml, wanita 700 ml. 4.4. Kelainan dan Penyakit Sistem Pernafasan Manusia Struktur maupun fungsi sistem pernafasan manusia dapat mengalami gangguan atau serangan penyakit. Antara lain: 1. Asma, merupakan penyakit penyumbatan saluran Pernafasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu atau kotoran. 2. TBC, penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh serangan bakteri Mycobacterium tuberculosa. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Tuberkolosis atau TBC adalah infeksi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat merusak paru-paru tapi dapat juga mengenai sistem saraf sentral (meningitis, sistem lymphatic, sistem sirkulasi (miliary TB), sistem genitourinary, tulang dan sendi. Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TBC. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari TBC". Pada 24 Maret 1882 tersebut, Robert Koch di Berlin, Jerman, mempresentasikan hasil penyebab tuberkulosa yang ditemukannya. 3. Macam-macam peradangan pada sistem Pernafasan, seperti: bronchitis, laringitis, faringitis, pleuritis, sinusitis. 4. Asfiksi, gangguan Pernafasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan, akibat tenggelam, pneumonia dan keracunan.
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
93
5. Asidosis, kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah. 6. Difteri, penyumbatan oleh lendir pada rongga faring yang dihasilkan oleh infeksi kuman difteri. 7. Pneumonia, infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru. 4.5. Pemeliharaan Kesehatan Paru-paru 1. Olah Raga Mempertinggi Vitalitas Paru-Paru Vitalitas dari paru-paru dapat dipertinggi dengan olah raga. Volume Oksigen Maksimum (VO2 max). Orang-orang yang mempunyai daya tahan tinggi oleh sebab melakukan olahraga, ternyata paru-paru mereka mempunyai kesanggupan untuk menampung 1 ½ lebih banyak udara dari pada orang biasa. Pengukuran banyaknya udara atau oksigen disebut VO2 max. V berarti volume, O2 berarti Oksigen, max berarti maksimum, dengan demikian VO2 max berarti volume oksigen yang dapat digunakan tubuh pada saat bekerja sekeras mungkin. Sebagai contoh, pada saat kita lari menaiki bukit, maka kita akan menggunakan lebih banyak oksigen pada saat menaiki bukit ke dua dibandingkan dengan bukit pertama. Demikian juga bukit ke tiga, kita akan menggunakan lebih banyak oksigen dari pada bukit ke dua. Tetapi pada satu titik tertentu, kita akan tiba pada tingkatan di mana konsumsi oksigen maksimum, maksimum kuasa aerobik, atau VO2 max tadi. Faktor ini memberikan indikasi bagaimana kedayagunaan tubuh menggunakan oksigen pada saat melakukan pekerjaan, misalnya sewaktu olagraga, otot harus menghasilkan energi, satu proses dimana oksigen memegang peranan penting. Lebih banyak oksigen digunakan berarti lebih besar kapasitas untuk menghasilkan energi dan kerj yang berarti daya tahan Anda lebih besar. Mereka yang mempunyai VO2 max yang tinggi dapat melakukan lebih banyak pekerjaan sebelum menjadi lelah, dibandingkan dengan mereka yang mempunyai VO2 max yang rendah. Lebih sehat dan lebih tinggi kesegaran jasmani Anda, lebih banyak oksigen yang tubuh Anda dapat proseskan. Sementara Anda berlatih, paru-paru Anda akan dapat mengambil lebih banyak oksigen, yang berarti peredaran darah yang lebih baik, dan sel otot Anda bisa mendapatkan lebih banyak oksigen dari pembuluh darah kapiler. Dengan demikian, mereka yang mempunyai VO2 tinggi adalah orang yang mempunyai kesegaran jasmani, sedang yang mempunyai VO2 yang rendah, tidak mempunyai kesegaran jasmani. VO2 diukur dalam bentuk jumlah
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
94
milliliter oksigen yang dikonsumsikan per kg berat badan dalam setiap menit. Sebagai contoh, mahasiswa rata-rata mempunyai VO2 max antara 40-50, sedangkan mahasiswi antara 35-45. Untuk atlet yang mempunyai daya tahan tinggi, rata-rata VO2-nya 75, dan atlet wanita sekitar 65; yang berarti jumlah milliliter oksigen yang dikonsumsikan per kg berat badan per menit. Untuk pengukuran VO2 max, diperlukan peralatan untuk mengukur di laboratorium. Umumnya dapat dilaksanakan tes kapasitas aerobik, misalnya “step test” (tes melangkah), atau lari untuk 2,4 km. Seseorang setelah lari 2,4 km sangat erat hubungannya dengan ukuran langsung dari VO2 max seseorang. Faktor penentu VO2 Max Apakah yang menentukan VO2 max seseorang? Terdapat 5 faktor yang menentukan VO2 max seseorang, yaitu: 1. Jenis Kelamin. Setelah masa pubertas, wanita dalam usianya yang sama dengan pria umumnya mempunyai konsumsi oksigen maksimal yang lebih rendah dari pria. 2. Usia. Setelah usia 20-an, VO2 max menurun dengan perlahanlahan. Dalam usia 55 tahun, VO2 lebih kurang 27% lebih rendah dari usia 25 tahun. Dengan sendirinya hal ini berbeda dari satu dengan orang yang lain. Mereka yang mempunyai banyak kegiatan VO2 max akan menurun dengan lebih perlahan. 3. Keturunan. Seseorang mungkin saja mempunyai potensi yang lebih besar dari orang lain untuk mengkonsumsi oksigen yang lebih tinggi, dan mempunyai suplai pembuluh darah kapiler yang lebih baik terhadap otot-otot, mempunnyai kapasitas paru-paru yang lebih besar, dapat mensuplai hemoglobin dan sel darah merah yang lebih banyak dan jantung yang lebih kuat. Dilaporkan bahwa konsumsi oksigen maksimum untuk mereka yang kembar identik sangat sama. 4. Komposisi Tubuh. Walaupun VO2 max dinyatakan dalam berapa milliliter oksigen yang dikonsumsi per kg berat badan, perbedaan komposisi seseorang menyebabkan konsumsi yang berbeda. Misalnya tubuh mereka yang mempunyai lemak dengan persentasi yang tinggi, mempunyai VO2 max yang lebih rendah. Bila tubuh Anda berotot kuat, VO2 max Anda lebih tinggi. Sebab itu, jikalau Anda dapat mengurangi lemak dalam tubuh, VO2 max dapat bertambah tanpa tambahan latihan.
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
95
5. Latihan atau olahraga dapat memperbaiki VO2 max. Dengan latihan daya tahan yang sistematis akan memperbaiki VO2 max dari 5% sampai 25%. Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki usia 65-74 tahun dapat meningkatkan VO2 maksimumnya sekitar 18% setelah berolahraga dengan teratur dalam waktu 6 bulan. Kata-kata Penting Saluran pernafasan Trakea Bronkheolus Alveoli Pleura Inspirasi Ekspirasi Hemoglobin Oksigen Karbondioksida Oksihemoglobin Respirasi seluler Udara tidal Kapsitas vital VO2 max Asma Tuberkulosis Aspiksia Rangkuman Saluran pernafasan tersusun atas: lubang hidung, rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkeolus. Paru-paru terdiri dari 2 bagian, kiri dan kanan, yang terletak di rongga dada. Paru-paru kanan tersusun atas 3 gelambir, sedangkan paruparu kiri 2 gelambir. Paru-paru tersusun atas berjuta-juta alveolus yang memiliki fungsi penting dalam pertukaran gas pernafasan. Alveoli tempat pertukaran oksigen yang terdapat dalam udara pernafasan dengan karbondioskida yang terdapat dalam darah. Semua makhluk hidup melakukan Pernafasan (respirasi) untuk memenuhi kebutuhan oksigen (O2) dan membuang gas hidrat-arang (CO2). Paru-paru, tersusun atas berjuta-juta alveolus yang memiliki fungsi penting dalam pertukaran gas pernafasan.
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
96
Proses pertukaran udara pernafasan terjadi karena adanya pergerakan tulang-tulang rusuk dan otot difragma yang mengakibatkan rongga dada membesar, paru-paru mengembang, tekanan udara dalam kantung-kantung paru-paru turun menjadi lebih rendah daripada tekanan udara atmosfer sehingga udara mengalir masuk ke paru-paru. Oksigen digunakan oleh tubuh untuk pembakaran (oksidasi) zat-zat makanan terutama glukosa menjadi sumber tenaga, air, CO2, dan panas. Alat Pernafasan manusia dapat mengalami kelainan atau serangan penyakit, seperti: asma, tuberculosis (TBC), infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), difteri, dan pneumonia.
Latihan Uji Pemahaman A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Proses pernafasan pada tubuh manusia melewati organ-organ ... 2. Udara pernafasan ketika melewati ronga hidung mengalami ... 3. Otot-otot pernapasan yang berkontraksi pada waktu ekspirasi adalah ... 4. Pada saat inspirasi posisi diafragma adalah ... 5. Pernafasan luar adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi di bagian … 6. Komposisi udara pernafasan yang paling banyak adalah … 7. Udara yang masuk atau keluar waktu kita bernapas normal disebut udara … 8. Komposisi udara yang akan masuk paru-paru kurang lebih Penyempitan saluran Pernafasan tertama pada bagain bronkeolus menyebabkan…. 9. Orang yang menderita asma karena mengalami penyem-pitan saluran pernafasan pada bagian … 10. Penyakit pada paru-paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosa disebut …
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
97
B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Sebutkan secara urut dari ujung depan ke belakang susunan saluran pernafasan. 2. Jelaskan peran selaput lendir hidung ketika udara pernafasan yang menuju ke paru-paru melewatinya! 3. Jelaskan mengenai proses pertukaran udara pernafasan ke dalam paru-paru dan sebaliknya! 4. Jelaskan fungsi kantung-kantung alveoli paru-paru dalam pertukaran udara pernafasan! 5. Jelaskan manfaat oksigen bagi tubuh kita! 6. Jelaskan mekanisme pengangkutan gas karbondioksida dari jaringan ke paru-paru! 7. Jelaskan tentang penyebab penyakit pneumonia, gejala, dan bagian alat pernafasan yang mengalami kerusakan! 8. Jelaskan tentang kapasitas vital paru-paru seseorang dan faktorfaktor yang mempengaruhinya! 9. Jelaskan mengapa seorang atlet renang dapat bertahan cukup lama di dalam air selama berenang! 10. Jelaskan mengapa jika aktivitas tubuh semakin meningkat, maka frekuensi pernafasan juga semakin cepat!
Bab 4: Kesehatan Sistem Pernafasan
98
▲ Gambar 5.1. Kesehatan ginjal perlu dipeluihara dengan cukup mnum air sehat
Pernahkah anda merasa sangat haus? Mengapa jika kurang minum terasa haus? Ini terjadi karena air dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal dalam bentuk air kencing, dikeluarkan oleh kulit dalam bentuk air keringat, dan dikeluarkan oleh paru-paru dalam bentuk uap air, sehingga kadar air dalam cairan tubuh berkurang akibatnya cairan tubuh menjadi lebih kental. Hal ini akan merangsang sel-sel yang peka terhadap kekurangan air sehingga timbul rasa haus. Pada bab ini akan dipelajari tentang: • Struktur dan fungsi ginjal • Unit struktural dan fungsional ginjal • Mekanisme pembentukan air kencing • Mekanisme pengaturan kadar air tubuh • Mekanisme pengaturan kadar ion natrium tubuh • Kelainan dan gangguan ginjal • Pemeliharaan kesehatan ginjal
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
99
5. Sistem Ekskresi Ginjal merupakan alat untuk menyaring darah sehingga zat-zat sisasisa metabolisme yang bersifat racun dan tak berguna dapat dikeluarkan dari dalam tubuh melalui air kencing. Zat-zat tersebut harus dikeluarkan karena dapat mengganggu kesehatan. Selain itu, ginjal juga berperan menjaga keseimbangan air dalam tubuh atau menjaga tekanan osmotik cairan tubuh sehingga perannya sangat penting dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap seimbang dan dinamis (homeostasis) atau terciptanya kondisi sehat. kencing tampak berbuih, berwarna kuning dan berbau, merupakan hasil penyaringan cairan darah yang dilakukan oleh ginjal.
▲ Gambar 5.2. Sistem ekskresi
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
100
5.1. Ginjal Di dalam tubuh kita terdapat sepasang ginjal yang terletak di bawah hati dan limpa, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang bagian punggung tepatnya di sekitar tulang belakang torakalis (T) nomer 12 hingga lumbalis (L) nomer 3. Kedua ginjal terletak di belakang selaput yang melapisi perut yang disebut peritoneum. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri karena terdesak oleh hati. Oleh karena letaknya tersebut, maka jika terdapat gangguan ginjal atau sakit ginjal gejalanya akan dirasakan pada pinggang sehingga orang awam umumnya mengatakan sakit pinggang.
▲ Gambar 5.3. Skema penampang dalam ginjal Ginjal seorang dewasa memiliki ukuran kurang lebih sebagai berikut Panjang 11 cm, tebal 5 cm, dan berat 150 gram. Ginjal manusia memiliki bentuk seperti biji kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam disebut hilus. Hilus merupakan tempat masuk arteri dan saraf, juga keluarnya vena dan ureter (Gambar 5.2). Ginjal diselubungi oleh jaringan ikat tipis yang disebut kapsula renal (kapsul ginjal). Pada lapisan tersebut menempel lapisan lemak yang berfungsi membantu menempelnya ginjal pada dinding rongga perut dan meredam benturan. Di atas ginjal terdapat kelenjar adrenal atau disebut juga kelenjar suprarenal (supra = di atas, ren = ginjal).
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
101
5.1.1. Struktur anatomi ginjal Jika sebuah ginjal dipotong membelah pada bagian tengah, maka dapat dibedakan menjadi bagian luar yang disebut korteks, dan bagian dalam yang disebut medula. Bagian korteks berwarna coklat tua sedangkan medulla coklat agak terang. Korteks ginjal tersusun atas nefron: dalam medula, tubulus koligens. Struktur yang berbeda morfologi, fisiologi dan asal embriologi dari nefron paling menyolok. Lobulus ginjal terdiri dari satu susunan medula (medulla ray) dengan jaringan korteks yang mengelilinginya. Tiap lobulus ginjal memiliki duktus koligens dan semua unit filtrasi ginjal bermuara kedalam duktus ini. Pada manusia dewasa lobus-lobus dan lobulus-lobulus ginjal tidak selalu terikat dengan nyata.
Gambar 5.4. Skema suplai darah ginjal
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
102
Pada bagian medula terdapat bentukan seperti piramid yang disebut piramida renalis yang merupakan kumpulan saluran pengumpul air kemih yang bersatu membentuk pelvis renalis. Medula ginjal terdiri dari 10-18 struktur yang berbentuk kerucut (piramida renalis). Piramid medula yang dasar dan pinggir-pinggir berada pada zona korteks dan puncaknya menonjol yang disebut papila ginjal. Kaliks-kaliks bersatu membentuk pelvis ginjal yang merupakan bagian atas uteter yang melebar. Permukaan papila ginjal ditembus oleh 10-12 lubang-lubang muara duktus koligens membentuk area cribrosa (daerah kibrosa). Dasar piramid medula tersusun atas parallel 400-500 tubulus-tubulus panjang secara pararel (medullary rays), menembus korteks. Tiap medulla rays terdiri dari duktus koligens yang lurus dikelilingi oleh banyak tubulus nefron sejajar yang merupakan unit filtrasi ginjal. 5.1.2. Sirkulasi darah yang menuju dan berasal dari ginjal Ginjal sebagai alat untuk menyaring darah, maka ginjal merupakan alat tubuh yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak. Darah yang menuju ke ginjal berasal dari aorta abdominalis (pembuluh arteri besar perut) yang kemudian bercabang menjadi arteri renalis (pembuluh darah ginjal) kemudian masuk ke dalam ginjal melalui bagian cekungan ginjal (hilus renalis). Arteri renalis sebelum memasuki ginjal biasanya bercabang menjadi 2 (dua) yaitu satu pada bagian anterior (depan) ginjal dan lainnya pada posterior (belakang). Setelah masuk ke dlam ginjal, arteri renalis bercabang menjadi arteri interlobaris, arteri arcuata, arteri interlobularis, arteriole aferen, glomerulus, arteriole eferen, kapiler peritubuler (juxta glomerulare), vena interlobularis, vena arcuata, vena interlobularis, vena renalis. Dalam medula ditemukan venulae rectae, yaitu tempat darah mengalir kembali ke vena-vena arkuata. Pembuluh ini mengandung darah yang telah difiltrasi di dalam glomeruli, yang memegang peranan yang penting dalam mempertahankan osmolaritas jaringan interstitial medulla yang tinggi. Kapiler-kapiler korteks bagian luar dan kapsul ginjal bersatu membentuk vena-vena stelata yang bermuara kedalam vena-vena interlobularis. Vena-vena mengikuti perjalanan yang sama seperti arteri. Darah dari vena-vena interlobularis mengalir ke dalam venavena arkuata, dan dari sini ke vena-vena interlobaris. Vena-vena
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
103
interlobaris membentuk vena renalis dimana darah kemudian meninggalkan ginjal. Arteriol aferen Dinding ateriol eferen banyak mengandung otot polos yang mampu mengubah garis tengah lumen, sedangkan lumen ateriol aferen tetap konstan pada garis tengahnya, karena sel otot polos yang mengelilinginya berperan dalam sekresi daripada peranan kontraksi. Glometulus adalah kapiler darah. Glomeruli mengandung kapiler-kapiler arteri 5.1.3. Unit Struktural dan Fungsional Ginjal Unit struktural dan fungsional dasar dari ginjal dalam pembentukan urine adalah nefron (nephron). Nefron dapat dibedakan menjadi nefron vaskuler dan nefron epitel. Nefron pembuluh yaitu arteriole aferen, glomerulus, arteriole eferen, dan kapiler peritubuler. Nephron epithel yaitu kapsula Bowman, tubulus convulatus proksimal, loop of Henle, tubulus convulatus distal, dan tubulus collectivus. Setiap satu buah ginjal normal manusia dewasa dapat mengandung 1-4 juta unit nefron. Setiap 1 unit nefron terdiri atas corpuskula renalis, tubulus kontortus proksimal, bagian tipis dan tebal lengkung Henle serta tubulus kontortus distal. Unsur-unsur nefron tertanam pada lamina basalis yang dilanjutkan dengan sejumlah kecil jaringan penyambung organ. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) dan saluran-saluran (tubulus). 1. Glomerulus Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler, yang merupakan cabang dari arteriol aferen. Setelah memasuki badan ginjal (korpus ginjal)korpuskula renalis, arteriol aferen biasanya bercabang menjadi 2-5 cabang utama yang masing-masing bercabang lagi menjadi jala-jala kapiler. Tekanan hidrostatik darah arteri yang terdapat dalam kapiler-kapiler ini. glomelurus diatur oleh arteriol eferen
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
104
Gambar 5.5. Gambaran nefron sebagai struktur funsgional ginjal 2. Kapsula Bowman Berkas kapiler glomelurus dikelilingi oleh kapsula Bowman. Glomerulus berfungsi sebagai penyaring darah. Kapsula Bowman merupakan epitel berdinding ganda. Lapisan luar kapsula Bowman terdiri atas epitel selapis gepeng, dan lapisan dalam tersusun atas sel-sel khusus yang disebut podosit (sel kaki) yang letaknya meliputi kapiler glomerulus. Antara kedua lapisan tersebut terbentuk rongga kapsul Bowman. Sel-sel podosit, membrana basalis, dan sel-sel endotel kapiler membentuk lapisan (membran) filtrasi yang berlubang-lubang yang memisahkan darah yang
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
105
terdapat dalam kapiler dengan ruang kapsuler. Sel-sel endotel kapiler glomerulus mempunyai pori-pori sel lebih besar dan lebih banyak daripada kapiler-kapiler pada organ lain. Hasil filtrasi cairan darah pada glomerulus atau disebut cairan ultrafiltrat (urin primer) selanjutnya ditampung pada rongga kapsul. 3. Korpuskula ginjal Kesatuan antara glomelurus dengan kapsula Bowman membentuk korpuskula renalis (disebut juga badan Malphigi). Korpuskula renalis berlanjut menjadi tubulus kontortus proksimal. Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. 4. Tubulus convulatus proksimal (TCP) Tubulus convulatus proksimal merupakan saluran panjang yang berkelok-kelok mulai pada korpuskula renalis berlanjut menjadi lengkung Henle (loop of Henle). Tubulus kontortus proksimal (TKP) biasa ditemukan pada potongan melintang korteks. TKP dibatasi oleh epitel kubus selapis dengan apeks sel menghadap lumen tubulus memiliki banyak mikrofili membentuk brush border. Permukaan mikrovili brush border berperan membantu reabsorbsi berbagai zat yang terdapat dalam cairan ultrafiltrat. Pada reabsobsi, sitoplasma apical sel mempunyai banyak kanakuli berasal dari dasar mikrovili. Di dekat kanakuli terdapat vesikel kecil sebagai akibat selama pinositosis. Bertambahnya permukaan membran sel pada basis sel melalui mana pompa natrium adalah sifat-sifat sel yang ikut dalam transport ion. 5. Loop of Henle Lengkung Henle merupakan saluran panjang berbentuk seperti huruf Udapat dibedakan menjadi segmen tipis dan segmen tebal. Lengkung Henle memiliki lubang lebih lebar daripada TKD karena diding LH terdiri dari sel-sel gepeng dengan inti menonjok ke dalam lumen. Bagian tipis lengkung Henle merupakan kelanjutan dari tubulus kontortus proksimal, sebagian besar berjalan turun (descenden) dan bagian tebal berjalan ke atas (ascenden). Bagian tipis menyerupai kepiler darah sehingga sukar dibedakan.
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
106
Lengkung Henle tebal strukturnya sama dengan tubulus kontortus distal. Bagian descenden lengkung Henle bersifat permiabel terhadap air dan ion-ion, sehingga memungkinkan pergerakan bebas air, Na+ dan Cl-. Sedangkan bagian ascenden tidak permiabel terhadap air dan sangat aktif mentranspor klorida ke cairan insterstitial. Bertanggungjawab langsung pada hipertonisitas cairan insterstitial daerah medula sebagai akibat kehilangan natrium dan klorida. Oleh karena itu, cairan dalam tubulus yang mencapai tubulus kontortus distal adalah hipotonik. Vasarekta atau Pembuluh lurus daerah medulla terletak sedemikian rupa sehingga sirkulasi darah tidak mengganggu tingkat osmotik yang ditimbulkan oleh pompa klorida Lengkung Henle dan membentuk “countercurrent exchange system”. Arteriolarteriol dan vena-vena lurus merupakan pembuluh yang sangat tipis dengan dinding yang mirip seperti dinding kapiler. Tiap-tiap pembuluh lurus satu arteri dan satu vena membentuk lengkung yang cabang-cabangnya berjalan di pinggir-pinggirnya. Fungsi lengkung Henle adalah mengatur tingkat osmotik darah dan hipertonik/hipotonik urin. Bila berjalan melalui arteriol lurus kearah bagian dalam medulla, darah kehilangan air dan mendapatkan natrium karena dalam medulla cairan interstitial lambat laun menjadi lebih hipertonik. Bila darah kembali dengan arah yang berlawanan sekali lagi ia berhubungan dengan gradient yang sama, tetapi sekarang gradiennya berkurang dan kehilangan natrium dan mendapatkan air. Air yang hilang pada pembuluh descenden diperoleh kembali oleh pembuluh ascenden, dan natrium yang masuk ke pembuluh descenden dikembalikan oleh pembuluh ascenden. Fungsi perubahan osmotik dalam pembuluh lurus adalah untuk mempertahankan gradient osmotik yang tetap terdapat dalam medulla ginjal. Pergerakan air dan natrium ini adalah secara pasif, berlangsung tanpa menggunakan energi. Segmen nefron ini bertanggung jawab pada pembentukan urin akhir yang hipertonik. Dan hanya binatang dengan lengkung Henle dalam ginjalnya mampu menghasilkan urin hipertonik. 6. Tubulus convulatus distal (TCD) Tubulus kontortus distal yang merupakan nefron terminal. Di tubulus kontortus distal, terjadi pertukaran ion. Bila aldosteron bekerja, natrium direabsorbsi dan ion kalium diekskresi oleh
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
107
tubulus kontortus proksimal yang merupakan tempat mekanisme pengawasan garam total dan air. Tubulus distal juga mengsekresi ion hidrogen dan ion ammonium ke dalam urine tubulus. Aktivitas ini penting untuk mempertahankan keseimbangan asam basa darah. berperanan nyata untuk pemekatan urin. Urin yang meninggalkan tubulus kontortus distal hampir selalu isotonis. 7. Aparatus jukstaglomerulus Dekat dengan badan ginjal, tunika media ateriol aferen mengalami modifikasi dan terdiri atas sel-sel yang mempunyai bentuk seperti sel-sel epiteloid, bukan otot polos seperti lazimnya arteriol. Terdapat sel-sel yang dinamakan sel jukstaglomelurus yang mempunyai inti seperti rokok dan sitoplasmanya berwarna gelap yang dipenuhi dengan granula. Sel-sel jukstaglomelurus berfungsi menghasilkan enzim renin. Renin berperan mengubah protein plasma yang dinamakan angiotensinogen menjadi angiotensin I. Zat ini sebagai akibat kerja ‘converting enzyme’ yang diduga terdapat dalam paru-paru, bila kehilangan dua asam amino berubah menjadi okta peptide yang dinamakan angiotensin II. Efek fisiologi utama dari angiotensin II adalah meningkatkan sekresi hormon aldosteron oleh korteks adrenal. Defisiensi natrium merangsang pengeluaran renin yang akan mempercepat sekresi aldosteron. Akibatnya reabsorpsi ion natrium yang dapat menghambat ekskresi renin. Kelebihan natrium dalam darah akan menekan sekresi renin yang mengakibatkan penghambatan pembentukan aldosteron yang akan meningkatkan kosentrasi natrium urin. Jadi apparatus jukstaglomelurus mempunyai peranan homeostatic dalam mengawasi keseimbangan ion Natrium (Na). 8. Tubulus koligens (tubulus collectivus) Urin berjalan dari tubulus kontortus distal ke tubulus koligens yang apabila bersatu membentuk saluran lurus yang lebih besar yang disebut duktus papilaris Bellini. Tubulus koligens merupakan unsur utama medulla berjalan lurus. Tubulus koligens yang lebih kecil dibatasi oleh epitel kubis, sedangkan garis tengah duktus koligens terdiri atas sel-sel berwarna muda. Tubulus yang besar dengan tubulus koligens yang lebih kecil yang berasal masing-masing medullary ray ternyata saling mengadakan hubungan tegak lurus mulai pada tubulus distal tetapi yang penting pada tubulus koligens adalah mekanisme yang tergantung pada hormon antidiuretik
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
108
(ADH) untuk pemekatan atau pengenceran terakhir urin. Dinding tubulus distal dan tubulus koligens sangat mudah ditembus air bila terdapat ADH dalam jumlah besar.
◄ Gambar 5.6. Fotomikroskopi tubulus ginjal, warna biru menunjukkan satu tubulus ginjal
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulatus proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulatus distal. Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga tingkat osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir dari tubulus konvulatus distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari: tubulus penghubung tubulus kolektivus kortikal tubulus kolektivus medularis Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus juxtaglomerular. mengandung macula densa dan
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
109
sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin. Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter. 5.2. Fungsi Ginjal Ginjal memiliki 2 (dua) fungsi utama yaitu: 1. Menyaring sisa-sisa metabolisme dari cairan darah dan mengeluarkannya dalam bentuk air kemih. 2. Menjaga keseimbangan air dan ion-ion mineral dalam darah agar tekanan osmotik cairan tubuh tetap seimbang. Selain itu ginjal juga memiliki beberapa fungsi tambahan lain sebagai berikut: 1. Menghasilkan hormon erythropoetin yang berperanan dalam membantu pembuatan sel darah merah. 2. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kadar kalsium darah dan kesehatan tulang. Sesuai dengan fungsinya, maka di dalam ginjal terjadi proses-proses sebagai berikut: 1. Ekskresi Ekskresi adalah proses penyaringan dan pembuangan zat-zat sisasisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dan bersifat racun. Oleh karena itu, ginjal disebut sebagai alat ekskresi. Eksresi zat-zat sisa-sisa metabolisme oleh ginjal melalui proses pembentukan air kemih yang mepiuti: filtrasi, penyerapan kembali (reabsorsi), dan sekresi. 2. Filtrasi Sangat penting untuk dipahami bahwa fungsi ginjal adalah menyaring cairan darah sehingga zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh dapat dibuang seperti misalnya sisa metabolisme. Darah disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrasi barlangsung di dalam glomerulus, dimana urin primer atau ultra filtrate plasma darah dibentuk. Pada dasarnya, ginjal berfungsi menyaring atau membersihkan darah. Aliran darah ke ginjal sekitar 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari. Darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
110
atau 170 liter/hari ke tubulus. Cairan filtrat kemudian diproses di dalam tubulus hingga akhirnya keluar dari kedua ginjal menjadi urine sebanyak 1-2 liter/hari. Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan: 1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus 2. lapisan kaya protein sebagai membran 3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit) Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125 ml filtrat per menit. 125 ml diabsorsi dan yang 1 ml dikeluarkan kedalam kaliks sebagai urin. Setiap 24 jam dibentuk sekitar 1500 ml urin. Aliran darah dalam kedua ginjal pada orang dewasa jumlahnya sekitar 1,2 – 1,3 liter per menit, yang berarti bahwa darah yang beredar dalam tubuh melalui ginjal setiap 4 – 5 menit. 1. Nefron, terutama tubulus kontortus proksimal, mereapsorbsi zatzat dalam filter, yang berguna bagi metabolisme tubuh sehingga mempertahankan homeostatis lingkungan internal. Juga memindahkan hasil-hasil sisa dari darah ke lumen tubulus, dikeluarkan dalam urin. Tubulus koligens mengabsorsi air, sehingga membantu pemekatan urin. Dengan cara ini, organisme menguasai keseimbangan air, cairan intersel dan osmotik. 2. Tekanan hidrostatik glomerulus lebih tinggi daripada tekanan hidrostatik pada kapiler-kapiler lain. Tekanan ini sekitar 75 mmHg. Filtrasi glomerulus dibentuk akibat tekanan hidrostatik darah dimana gaya-gaya yang melawan tekanan hidrostatik yaitu: tekanan osmotik koloid plasma (30 mm Hg). Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
111
pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin. Ginjal mempertahankan keasaman (pH) plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8. Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi. Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin) untuk menekan sekresi air sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%. Ginjal mengatur susunan kimia melalui filtrasi, absorsi aktif, absorsi pasif, dan sekresi. Filtrasi barlangsung dalam glomerulus, dimana ultra filtrate plasma darah dibentuk. Pasa tubuh nefron, terutama tubulus kontortus proksimal, mereapsorbsi zat-zat dalam filter, yang berguna bagi metabolisme tubuh. Sehingga mempertahankan homeostatis lingkungan internal. Juga memindahkan hasil-hasil sisa dari darah ke lumen tubulus, dikeluarkan dalam urin. Tubulus koligens mengabsorsi air, sehingga membantu pemekatan urin. Dengan cara ini, organisme menguasai keseimbangan air, cairan intersel dan osmotik. Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125 ml filtrat per menit. 125 ml diabsorsi dan yang 1 ml dikeluarkan kedalam kaliks sebagai urin. Setiap 24 jam dibentuk sekitar 1500 ml urin. Aliran darah dalam kedua ginjal pada orang dewasa jumlahnya sekitar 1,2 – 1,3 l per menit, yang berarti bahwa darah yang beredar dalam tubuh melalui ginjal setiap 4 – 5 menit. Glomeruli mengandung kapiler-kapiler arteri yang tekanan hidrostatiknya lebih tinggi daripada tekanan hidrostatik pada kapilerkapiler lain. Tekanan ini sekitar 75 mm Hg. Filtrasi glomerulus dibentuk akibat tekanan hidrostatik darah dimana gaya-gaya yang melawan tekanan hidrostatik yaitu: 1. tekanan osmotik koloid plasma (30 mm Hg)
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
112
2. tekanan cairan yang terdapat dalam bagian tubulus nefron (10 mm Hg) 3. tekanan interstitial didalam parenkin ginjal (10 mm Hg), yang bekerja pada kapsul boweman yang diteruskan ke cairan kapsuler. Tekanan hidrostatik adalah 75 mm Hg dan jumlah total gaya-gaya yang melawannya adalah 50 mm Hg. Gaya filtrasi yang dihasilkan kira-kira 25 mm Hg. 5.3. Mekanisme Pengaturan Kadar Air Tubuh Pengaturan kadar air tubuh (osmoregulasi) melibatkan sel-sel osmoreseptor dan baroreseptor yaitu sel-sel sensoris yang berperan memonitor perubahan konsentrasi ion natrium atau volume air (tekanan osmotik) darah. Sel-sel baroreseptor tersebut terletak didalam dinding sinus karotid dan berperan memberikan informasi ke tempat spesifik di otak (hipotalamus). Apabila tekanan osmose darah meningkat akan memacu sekresi hormon vasopresin atau ADH (antidiuretic hormone) dari hipofisa posterior yang berperan meningkatkan reabsorpsi air pada tubulus kolektivus ginjal, sebaliknya jika tekanan osmose darah menurun akan menekan sekresi ADH sehingga banyak kencing. ADH bekerja merangsang sel tubulus kolektivus ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi air. Vasopresin juga menyebabkan kontriksi otot polos pembuluh darah sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat untuk kembali ke normal. Regulasi tekanan osmotic cairan tubuh (osmoregulasi) yaitu pengaturan kadar air untuk terciptanya tekanan osmosis darah yang seimbang (isotonis). Mekanisme osmoregulasi terjadi jika tekanan osmose darah meningkat, maka akan memacu sekresi ADH (antidiuretic hormone) yang berperan meningkatkan reabsorpsi air pada tubulus kontortus distal ginjal sehingga air banyak diserap kembali (reabsorpsi) dan tekanan kembali normal. Jika tubuh kekurangan air dan tidak segera diganti, maka akan mengakibatkan dehidrasi. Hiperosmolalitas dan hipovolemia dideteksi oleh sel osmoreseptor dan baroreseptor yaitu sel sensoris yang berperan memonitor perubahan konsentrasi ion natrium atau volume air (tekanan osmotik) dalam darah. Baroreseptor tersebut terletak dalam dinding sinus karotid berperan memberikan informasi ke tempat spesifik di otak. Pengolahan informasi tersebut dalam hipothalamus menghasilkan pembebasan hormon vasopresin dari
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
113
neuron kelenjar pituitaria posterior. ADH bekerja merangsang sel tubulus kolektivi ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi air. Vasopresin juga menyebabkan kontraksi otot polos pembuluh darah sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat untuk kembali ke normal. 5.4. Regulasi kadar ion natrium (sodium) Ion Natrium (sodium) merupakan elektrolit utama dalam tubuh secara terus-menerus dikeluarkan lewat urin dan perkeringatan. Pengaturan kadar ion Natrium melibatkan sel-sel korteks adrenal (hormon aldosteron) dan sel-sel tubulus ginjal. Ion Natrium (Sodium) merupakan ion utama yang menyusun elektrolit tubuh. Natrium secara terus menerus dikeluarkan lewat urin dan keringat. Sel khusus yang terdapat pada dinding pembuluh darah ginjal berperan sebagai osmoreseptor berperan memantau kadar ion natrium dalam darah. Jika kadar natrium turun (osmolaritas menurun), maka sel tersebut mengeluarkan enzim renin yang mengubah angiotensinogen menjadi angeiotensin I kemudian angiotensin II. Angiotensin II sebagai hormon berperan merangsang sel korteks adrenal untuk mensintesis dan mensekresikan aldosteron. Aldosteron merangsang sel-sel tubulus ginjal untuk meningkatkan reabsorpi natrium dalam urin sehingga kadar natrium darah kembali seimbang (normal). Peran ginjal sangat penting dalam menjaga suasana lingkungan internal agar tetap sesuai untuk kelangsungan proses fisiologis di dalam sel atau yang disebut homeostasis (W.B. Cannon). Pada tubuh manusia, sel-sel yang menyusun jaringan berada dalam suatu lingkungan yang disebut lingkungan internal. Claude Bernard (bangsa Perancis) menamakan lingkungan internal tersebut dengan istilah melieu interieur. Lingkungan internal tersebut tidak lain adalah ruang antarsel. Ruang antarsel bukan merupakan suatu ruangan kosong, melainkan ruangan yang dipenuhi dengan cairan, demikian juga ruang dalam sel (sitoplasma). Menurut Ganong (1991), komposisi tubuh kita sebagian besar merupakan cairan yaitu kurang lebih 60%. Cairan tubuh, berdasarkan keberadaannya (letak) dapat dibedakan menjadi cairan ekstraseluler (CES) 20 %, dan intraseluler (CIS) 40%. Cairan ekstraseluler dapat dibedakan menjadi cairan interseluler (jaringan) 75%, dan cairan plasma dan limfe 25%. Sebagai contoh, seseorang dengan berat badan 50 Kg, maka cairan tubuh total sekitar 30 L. 20
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
114
L CIS, 10 L CES, 7,5 cairan jaringan dan 2,5 L cairan palsma dan limfe. Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai kedalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat. 5.5. Penyakit dan ketidaknormalan ginjal Penyebab penyakit ginjal antara lain, yaitu: 1. Penyakit umum, seperti kencing manis, hipertensi, kolesterol tinggi, paru atau TBC, sifilis, malaria, hepatitis, pre-eklampsia, muntaber, perdarahan, dan luka bakar. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pada ginjal. 2. Penyakit lokal pada ginjal, seperti penyakit pada saringan (glomerulus) atau glomerulonephritis, infeksi kuman, adanya kista di ginjal, benturan, terpukul, kanker malignancy, dan sumbatan batu ginjal atau tumor. Gejala penyakit ginjal dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: 1. Gejala akut, seperti mata bengkak, nyeri pinggang yang hebat, rasa sakit ketika buang air kecil, demam, dan sering buang air kecil. 2. Gejala kronis, seperti lemas, tidak nafsu makan, mual, muntah, bengkak, buang air kecil berkurang, gatal, sesak napas, dan anemia. Penanganan pasien dengan penyakit ginjal dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Periksa, diagnosa atau pengenalan dini terhadap gagal ginjal. 2. Kontrol atau monitor progresivitas gagal ginjal. Deteksi dan koreksi terhadap penyebab gagal ginjal yang masih dapat disembuhkan. 1. Batu Ginjal Batu ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
115
bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).
▲ Gambar 5.7. Letak batu ginjal pada saluran ginjal Penyebab Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit. Batu struvit (campuran dari magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut "batu infeksi" karena batu ini hanya terbentuk di dalam air kemih yang terinfeksi. Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 sentimeter atau lebih. Batu yang besar disebut "kalkulus staghorn". Batu ini bisa mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis. Gejala Batu ginjal, terutama yang ukuran kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Gejala batu ginjal tergantung pada letak batu tersebut.
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
116
•
Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. • Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal. Diagnosis Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Batu yang menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas. Analisis air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu. Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi retrograd. Pencegahan
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
117
Minum banyak cairan akan meningkatkan pengeluaran dan pembentukan air kemih sehingga dapat membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan. Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik. Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit, yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih. Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan. Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita. Batu tersebut dianalisa dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih. Batu kalsium Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar kalsium di dalam air kemih sangat tinggi. Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari). Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut.
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
118
Batu asam urat Dianjurkan untuk mengurangi makan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat. Dan sangat dianjurkan untuk banyak minum air putih. Pencegahan Penyakit ginjal dapat menjadi penyakit yang bersifat kronis dan mematikan. Oleh sebab itu, lebih baik menemukan gejalanya sejak dini dan segera mengatasinya sehingga tidak menjadi penyakit yang berkepanjangan serta menimbulkan kerugian yang lebih besar. Dialisis dan transplantasi ginjal Umumnya, seseorang dapat hidup normal dengan hanya satu ginjal. Bila kedua ginjal tidak berfungsi normal, maka seseorang perlu mendapatkan suatu Terapi Pengganti Ginjal (TPG). TPG ini dapat dilakukan baik bersifat sementara waktu maupun terus-menerus. TPG terdiri atas tiga, yaitu: 1. Hemodialisis (Cuci Darah). Prinsip dasar dari hemodialisis adalah membersihkan darah dengan menggunakan Ginjal Buatan. 2. Peritoneal Dialisis (Cuci Rongga Perut) Sedangkan Peritoneal dialisis menggunakan Selaput rongga perut (peritoneum) sebagai saringan antara darah dan cairan dialisa. 3. Cangkok ginjal (transplantasi). Transplantasi ginjal sekarang ini lumayan umum. Transplantasi ginjal dapat dilakukan secara "cadaveric" (dari seseorang yang telah meninggal) atau dari donor yang masih hidup (biasanya anggota keluarga). Ada beberapa keuntungan untuk transplantasi dari donor yang masih hidup, termasuk kecocokan lebih bagus, donor dapat dites secara menyeluruh sebelum transplantasi dan ginjal tersebut cenderung memiliki jangka hidup yang lebih panjang.
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
119
Gambar 5.8. Pasien cuci darah karena kerusakan gunjal akut
Kata-kata Penting • Korteks ginjal • Medulla ginjal • Badan Malphigi • Nefron • Batu ginjal • Cuci darah • Nefritis
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
120
Rangkuman Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat yang berlebihan dari dalam tubuh karena dapat mengganggu terciptanya homeostasis. Ekskresi lewat ginjal berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dan menjaga tekanan osmotik cairan tubuh. Unit struktural dan fungsional ginjal dalam pembentukan urine adalah nefron (nephron). Nefron dapat dibedakan menjadi nefron vaskuler dan nefron epithel. Nefron pembuluh yaitu arteriole aferen, glomerulus, arteriole eferen, dan kapiler peritubuler. Mekanisme pengaturan kadar air tubuh melibatkan sel-sel osmoreseptor dan baroreseptor yaitu sel-sel sensoris yang berperan memonitor perubahan konsentrasi ion natrium atau volume air (tekanan osmotik) darah. Pengolahan informasi tersebut dalam hipothalamus menghasilkan pembebasan hormon vasopresin dari neuron kelenjar pituitaria posterior. ADH bekerja merangsang sel tubulus kolektivi ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi air. Keseimbangan Ion Natrium (Sodium), jika kadar natrium turun (osmolaritas menurun), maka sel tersebut mengeluarkan enzim renin yang berperan mengubah angiotensinogen menjadi angeiotensin I kemudian angiotensin II. Angiotensin II sebagai hormon berperan merangsang sel korteks adrenal untuk mensintesis dan mensekresikan aldosteron. Aldosteron merangsang sel-sel tubulus ginjal untuk meningkatkan reabsorpi natrium dalam urin sehingga kadar natrium darah kembali seimbang (normal). A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Kondisi lingkungan interna yang seimbang dan dinamis oleh W.B. Cannon disebut ... 2. Komposisi tubuh kita sebagian besar atau kurang lebih 60% berupa ... 3. Bagian cekungan ginjal yang merupakan tempat masuk-nya bundel saraf, arteri renalis, dan keluarnya vena renalis, dan ureter disebut ... 4. Suplai darah yang menuju ke ginjal berasal dari aorta abdominalis yang kemudian bercabang menjadi ... 5. Unit struktural dan fungsional ginjal dalam pembentukan urine adalah ... 6. Anyaman pembuluh darah kapiler yang merupakan cabang dari arteriol aferen disebut .... 7. Filtrasi darah dalam proses pembentukan urin terjadi pada bagian
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
121
.... 8. Sel khusus yang menempel pada kapiler glomerulus dan berfungsi untuk filtrasi darah adalah … 9. Sel-sel tubulus yang berperan mereabsorpsi cairan ultra filtrat banyak terdapat di ... 10. Sel-sel yang berperan menghasilkan enzim renin adalah … B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan keterkaitan sistem ekskresi dengan terciptanya kondisi homeostasis! 2. Jelaskan proses pemben-tukan urin! 3. Jelaskan proses filtrasi glomeruler! 4. Jelaskan peran sel-sel tubulus kontortus distal ginjal dalam absorpsi air! 5. Jelaskan peran ADH (antidiuretic hormone) dalam pengaturan reabsopsi air! 6. Jelaskan peran hormon aldosteron dalam pengaturan reabsorpsi ion natrium! 7. Sebutkan bagian-bagian ginjal dan fungsinya ! 8. Gambarkan secara urut nefron ginjal! 9. Gambarkan distribusi cairan tubuh manusia 10. Jelaskan peran sel-sel jukstaglomelurus dalam pengaturan keseimbangan air dalam tubuh!
Bab 5: Kesehatan Sistem Pengeluaran
122
▲ Gambar 6.1. Koordinasi yang baik perlu dijaga dengan olahraga
Perhatikan ketika petenis sedang bermain tenis, mereka berlari kesana-kemari mengejar dan memukul bola tenis, kemudian berhenti sedemikian rupa tetapi mereka tidak terjatuh. Mengapa demikian? Karena mereka memiliki sistem koordinasi yang diperankan oleh syaraf dan hormon yang bekerja dengan baik sehingga mereka dapat berolahraga atau melakukan kegiatan lainnya dengan menyenangkan. Pada bab ini akan dipelajari tentang: Sistem koordinasi Sistem syaraf Neuron sensoris dan motoris Sinapsis Klasifikasi sistem syaraf Sistem syaraf pusat (SSP) Lengkung refleks Kelelahan syaraf Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
123
6. Sistem Koordinasi Sistem koordinasi (sistem kontrol) tersusun atas sistem syaraf (nervous system) dan sistem endokrin. Perbedaan antara sistem syaraf dengan sistem endokrin adalah pada sistem syaraf reaksi pengaruhnya sangat cepat tetapi daerah jangkauannya terbatas (lokal), sedangkan sistem endokrin pengaruhnya lambat tetapi meliputi seluruh tubuh (luas). Sistem syaraf merupakan gabungan dari berbagai syaraf dalam tubuh yang berperan di dalam koordinasi berperan mengkoordinir fungsi organ tubuh untuk mempertahankan kondisi homeostasis. 6.2. Sistem Syaraf Sistem syaraf tersusun atas sel-sel syaraf (neuron) dan sel-sel penyokong yang disebut sel glia. Neuron seperti halnya sel biasa memiliki membran sel, sitoplasma, organela, nukleus, dan bagian yang spesifik berupa neurofilamen yaitu bangunan (struktur) seperti benang memanjang sepanjang akson. 1. Membran sel syaraf bersifat semipermiabel yang berfungsi mengatur keluar-masuknya zat-zat dari luar sel syaraf ke dalam sel syaraf atau sebaliknya. 2. Sitoplasma merupakan cairan di dalam sel syaraf yang mengandung berbagai zat yang diperlukan sel syaraf serta ionion tertentu terutama ion K+ (kalium) dan ion Cl- (klorid) sehingga muatan listrik di dalam sitoplasma lebih bermuatan negatif dibanding muatan listrik luar sel (sekelilingnya). Dengan demikian, pada kondisi istirahat (tanpa ada rangsangan) atau disebut polarisasi (resting potensial) muatan listrik antara dalam sel dan luar sel berbeda sekitar -30 s/d -90 mv (milivolt). 3. Organela sel syaraf seperti halnya organel sel lainnya. Organel yang terpenting mitokondria untuk sintesis neurotransmitter. 4. Neurofilamen berperan membentuk sel syaraf menjadi bangunan yang memanjang. Secara morfologis neuron dapat dibedakan menjadi badan sel syaraf (somata), dendrit, akson, dan tombol ujung syaraf (terminal botton). Bentuk neuron bervariasi tergantung peran dan fungsinya. Beberapa jenis neuron yang dapat disebutkan sebagai contoh adalah: neuron sensoris, neuron motoris, interneuron, sel Purkinje (yang menyusun serebelum atau otak kecil), sel piramidal (yang menyusun area motoris korteks serebri atau otak besar), sel bipolar (yang menyusun retina mata). Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
124
Gambar 6.2. Sel syaraf dengan bagian yang memanjang yang disebut akson 1. Somata merupakan bagian neuron yang berperan sebagai pengatur aktifitas sel syaraf karena pada somata terdapat nukleus dan organel. Pada bagian-bagian tertentu dari sistem syaraf, soma bergerombol membentuk suatu kelompok soma yang disebut ganglion (jika di luar SSP) atau disebut nukleus (jika di dalam SSP). 2. Dendrit merupakan bagian neuron yang memiliki percabangan banyak (seperti pohon), lebih pendek, tidak memiliki akson hillock, dan jarang yang bermielin. 3. Akson merupakan bagian dari neuron yang berupa serabut panjang, kebanyakan memiliki selubung mielin (myelin), memiliki akson hillock. Ujung akson membentuk suatu tombol ujung syaraf (terminal botton) yang berperan menghubung-kan sel tersebut dengan sel lainnya seperti: sel syaraf lainnya (melalui suatu sinapsis), sel otot (melalui suatu neuro-muscular junction(antar hubungan syaraf-otot), atau sel kelenjar. Berdasarkan fungsi konduksinya, neuron dapat dibedakan menjadi neuron sensoris, neuron motoris, dan interneuron (antar neuron). 1. Neuron sensoris (aferen) berperan menjalarkan impuls (aksi potensial yang dijalarkan) dari reseptor menuju ke syaraf pusat. Kebanyakan neuron sensoris memiliki soma di luar SSP. 2. Neuron motoris (eferen) berperan menjalarkan impuls dari syaraf pusat menuju ke efektor. Neuron motoris memiliki soma di
Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
125
medulla spinalis (atau sumsum tulang belakang). Interneuron (atau neuron antara) berperan menghubungkan neuron satu dengan neuron lainnya.
Gambar 6.3. Bagian-bagian sel syaraf 6.3. Neuron Sensoris dan Motoris Sesuai dengan Hukum Bell Magendie, neuron sensoris menjalarkan impuls ke SSP, sedangkan neuron motoris menjalarkan impuls dari SSP. Neuron sensoris menuju medulla spinais melewati sisi atas (dorsal) dan neuron motoris meninggalkan medulla spinalis lewat sisi awah (ventral). Neuron berdasarkan ada tidaknya selubung myelin dapat dibedakan menjadi neuron tanpa mielin dan neuron bermielin. Mielin adalah selubung yang tersusun atas lemak yang dihasilkan oleh sel Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
126
Schawn. Neuron merupakan sel eksitabel (dapat menjalarkan muatan listrik) apabila ada rangsangan yang mengenainya. Adanya rangsangan yang adekuat (mencukupi berdasarkan hukum all or none) akan menyebabkan perubahan membran sel syaraf yang berakibat terjadinya pertukaran ion dari luar ke dalam sel sehingga ion sodium (natrium) masuk ke dalam sel dan sebaliknya ion potasium (kalium) keluar dari sel sehingga menimbulkan perubahan beda potensial pada sel syaraf tersebut yang dikenal sebagai depolarisasi. Pada keadaan terdepolarisasi muatan listrik di dalam sel menjadi meningkat sampai 15 mv. Impuls adalah proses perpindahan muatan listrik sepanjang sel syaraf. Pada neuron bermyelin penjalaran impuls meloncat dari satu nodus Ranvier satu ke nodus Ranvier berikutnya yang disebut saltatoir.
Gambar 6.4. Sel syaraf sensori
Gambar 6.5. Sel syaraf motoris
Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
127
6.4. Sinapsis Sherrington mengatakan bahwa hubungan antara neuron satu dengan lainnya melalui suatu sambungan yang disebut sinapsis. Sinapsis secara struktural tersusun atas membran presinaptik, celah sinapsis, dan membran postsinaptik. Penjalaran impuls melalui celah sinapsis memerlukan suatu zat kimia yang disebut neurotransmitter. Sel presinaptik membebaskan quanta (paket) transmitter yang kemudian transmitter tersebut berdifusi menembus membran presinaptik ke dalam celah sinapsis dan kemudian menuju ke reseptor yang terdapat pada membran postsinaptik. Pada sinapsis dapat terjadi percepatan penjalaran impuls (eksitasi) atau dapat juga terjadi sebaliknya penghambatan penjalaran impuls (inhibisi). Setelah terjadi penjalaran impuls selanjutnya neurotransmiter tersebut diserap kembali oleh membran presinaptik. Hal ini sesuai dengan Hukum Dale yang mengatakan bahwa setiap neuron mensintesis, menyimpan, dan menggunakan hanya satu jenis neurotransmitter pada sinapsis aksonnya. Jenis neuro-transmitter sangat menentukan jenis rangsangan atau respon perilaku. Kekurangan atau kelebihan neurotransmitter tertentu akan menyebabkan gangguan seperti pada penyakit Parkinson, chorea, dan lainnya. Beberapa jenis neurotransmitter antara lain Asetilkolin (ACh), Nor-epinefrin (NE) atau noradrenalin (NA), Epinefrin (adrenalin). 6.5. Sel Glia Sel glia merupakan sel penyokong struktur sistem syaraf dan berperan memberi nutrisi pada sel syaraf. Sel glia setiap saat dapat membelah dan membentuk sel baru sepanjang hidup. Kanker pada sistem syaraf biasanya mengenai sel glia. Jenis-jenis sel glia: 1. Oligodendrocytes di SSP 2. Sel Schawnn pada SST berfungsi untuk membentuk selubung mielin 3. Microglia dan astroglia merupakan bagian yang membentuk BBB (Blood Brain Barrier) berperan membuang limbah (ekskresi) dari syaraf pusat.
Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
128
6.6. Klasifikasi Sistem Syaraf Sistem syaraf berdasarkan letak dan kedudukannya dapat dibedakan menjadi: CNS (central nervous system) atau SSP (Sistem Syaraf Pusat) dan PNS (peripheral nervous system) atau SST (Sistem Syaraf Tepi). 6.6.1. Sistem Syaraf Pusat (SSP) SSP terdiri atas otak dan medulla spinalis. Pada SSP terdapat cairan cerebrospinal yang terletak pada ventrikel otak dan kanalis medialis (sentralis). Cairan cerebrospinal berasal dari filtrasi darah oleh plexus choroideus (anyaman pembuluh darah). Cairan cerebrospinal berfungsi memberi nutrisi sel-sel otak dan medulla spinal. SSP dilindungi oleh suatu selubung kuat yang disebut meninges. Meninges tersusun atas 3 lapisan dari luar ke dalam sebagai berikut: dura mater, arachnoid, dan pia mater. Otak Otak tersusun atas berjuta-juta sel syaraf dan sel pendukung yang disebut sel glia (neuroglia). Sel syaraf otak terletak pada bagian tepi (kortek) sehingga membentuk lapisan berwarna kelabu yang disebut gray matter (substansia grisea atau benda abu-abu), sedangkan sel penyokong terletak didalam membentuk substansi putih yang disebut white matter (substansia alba atau benda putih). Neuron yang terdapat pada otak kebanyakan dari jenis interneuron dan motoris. Neuron motoris otak menuju ke (menginervasi) sel syaraf lainnya, sel kelenjar, atau otot skelet. Otak terdiri atas 3 bagian utama yaitu otak depan (forebrain), otak tengah (midbrain), dan otak belakang (hindbrain). Otak depan meliputi: thalamus, kelenjar pituitaria, korteks cerebri, bulbus olfactorius, dan sistem lymbic (yang meliputi hipotalamus dan hippocampus). Korteks cerebri tersusun atas 4 lobus yaitu lobus occipitalis, parietalis, frontalis, dan temporalis. Korteks cerebri bertanggung jawab terhadap proses pengolahan informasi sensoris dan motoris. Otak belakang meliputi: medulla oblongata, pons varolli, dan cerebellum. Otak tengah meliputi tectum, tegmentum (terdapat banyak nuklei), colliculus superior, dan colliculus inferior.
Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
129
▲ Gambar 6.6. Otak tampak dari luar
▲ Gambar 6.7. Penampang bagian dalam otak Medulla spinalis Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
130
Neuron yang menyusun medulla spinalis terdapat pada bagian tengah membentuk substansia grisea, sedangkan sel penyokong terdapat pada bagian tepi yang membentuk substansia alba. Berdasarkan arah konduksinya, neuron dapat dibedakan menjadi neuron ascendens dan descendens. Neuron ascendens bersifat afferen artinya menjalarkan impuls menuju ke otak. Neuron descendens menjalarkan impuls dari otak ke efektor. Setiap segmen medulla spinalis terdapat neuron sensoris dan motoris yang menginervasi kulit, otot, dan atau organ dalam (viscera). Segmen yang sama yang disebut dermatom. 6.6.2. Sistem Syaraf Tepi (SST) SST terdiri dari syaraf kranial, syaraf spinal, dan syaraf otonom (simpatis dan parasimpatis). Syaraf kranial Syaraf kranial merupakan serabut syaraf yang berasal dari otak. Berperan menjalarkan informasi sensoris dari reseptor yang ada di kepala ke otak, dan menjalarkan respons menuju ke efektor. Peran sensoris dan motoris otak dikontrol oleh nuklei yang kebanyakan terletak pada otak belakang dan otak depan. Ada 12 pasang serabut syaraf kranial yaitu: 1. Syaraf pertama (olfactorius): ke organ pembau 2. Syaraf kedua (opticus): ke organ penglihatan 3. Syaraf ketiga (occulomotorius): rangsang dari otot mata 4. Syaraf keempat (trochlearis): rangsang dari otot mata 5. Syaraf kelima (trigeminus): rangsang (sentuhan, nyeri, panas) dari wajah, hidung dan mulut 6. Syaraf keenam (abducens): rangsang dari otot mata 7. Syaraf ketuju (facialis): rangsang dari wajah 8. Syaraf kedelapan (Accusticus): organ pendengaran dan keseimbangan 9. Syaraf kesembilan (Glosopharyngeus): rangsang dari pangkal lidah dan tenggorokan 10. Syaraf kesepuluh (Vagus): rangsag dari jantung, paru, saluran pencernaan 11. Syaraf kesebelas (Accesorius): tidak memiliki sensoris, memiliki motoris 12. Syaraf keduabelas (Hypoglosal): rangsang dari otot lidah
Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
131
Syaraf spinal Syaraf spinal merupakan serabut syaraf yang berasal dari medulla spinalis.
▲ Gambar 6.8. Syaraf spinal yang berasal dari sumsum tulang belakang Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
132
Syaraf spinal terdiri atas 31 segmen. Berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi: 1. Syaraf-syaraf leher terdiri atas 8 segmen 2. Syaraf-syaraf dada terdiri atas 12 segmen 3. Syaraf-syaraf punggung terdiri atas 5 segmen 4. Syaraf-syaraf pinggul terdiri atas 5 segmen 5. Syaraf-syaraf ekor terdiri atas 1 segmen Sistem syaraf otonom Sistem syaraf otonom merupakan kelompok syaraf yang mempunyai aktivitas otomatis (diluar pengaruh kesadaran), misalnya: denyut jantung, tekanan darah, kecepatan respirasi, kecepatan pencernaan, perkeringatan. Sistem syaraf otonom dibedakan menjadi sistem syaraf simpatis dan parasimpatis. 1. Sistem syaraf simpatis Sistem syaraf simpatis berasosiasi dengan medulla spinalis khususnya pada segmen cervicalis, thoracalis, dan lumbalis. Sistem syaraf simpatis memiliki ganglia yang terletak di samping dekat vertebrae yang membentuk suatu untain yang disebut trunkus sympatikus. Impuls dari SSP dijalarkan melalui ganglia simpatis menuju sel target. Sistem syaraf simpatis menyiapkan tubuh untuk kegiatan berani atau lari (fight or flight). Simpatis berperan meningkatkan frekuensi denyut jantung, frekuensi nafas, dan menurunkan aktifitas pencernaan. 2. Sistem syaraf parasimpatis Syaraf parasimpatis berasal dari nervi kranialis (N X) dan syaraf spinal segmen sakralis. Parasimpatis memiliki ganglia berada di dekat atau di dalam organ yang diinervasi. Dengan demikian serabut syaraf postganglionernya di dekat atau di dalam organ yang diinervasi. Parasimpatis tidak berkaitan satu dengan yang lain. Biasanya setiap organ diinervasi oleh kedua syaraf tersebut dengan pengaruh yang berlawanan (opposite) yang mana pengaruh simpatis memacu sedangkan parasimpatis menghambat. Kecuali organ berikut: kelenjar keringat, adrenal, otot pembuluh darah, dan otot erektor filli (rambut) hanya diinervasi oleh simpatis. Berdirinya bulu ("goosflesh") dikontrol oleh syaraf simpatis. Parasimpatis berperan menurunkan frekuensi Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
133
dan kekuatan denyut jantung, meningkatkan aktifitas pencernaan, dan tidak berfungsi darurat. Berdasarkan pengaruh yang ditimbulkan, simpatis bersifat katabolistik (memecah), sedangkan parasimpatis bersifat anabolistik (menyimpan). Berdasarkan jenis neuro-transmitternya, syaraf simpatis berupa nor-adrenalin (norepinefrin) sehingga disebut syaraf adrenergik, sedangkan syaraf parasimpatis berupa acetylcholine sehingga disebut syaraf cholinergik.
▲ Gambar 6.9. Sistem syaraf otonom pada manusia
Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
134
6.7. Lengkung Refleks Refleks merupakan fenomena stimulus-respons yang dapat terjadi tanpa disadari. Lengkung refleks (reflex arc) merupakan unit fungsional tersederhana dari fungsi sistem nervosum. Lengkung refleks terdiri atas beberapa komponen yaitu reseptor (penerima rangsang), neuron sensoris, neuron motoris, dan efektor (otot). Jenis dan macam reseptor syaraf banyak sekali sebagai contoh: pada kulit (panas, dingin, sentuh, nyeri), pada persendian (pacini), pada tendo (alat Golgi), dan pada otot skelet (muscle spindle). Berdasarkan banyaknya sambungan neuron (sinapsis), maka dapat dibedakan mejadi refleks monosinaptik, disinaptik, dan polisinaptik. Refleks monosinaptik jika hanya ada 1 sambungan neuron, disinaptik jika terdiri dari 2 sambungan neuron, dan disebut polisinaptik jika terdiri dari lebih dari 2 sambungan neuron. Berdasarkan daerah kerjanya dapat dibedakan menjadi refleks somatis dan visceral. Refleks somatis jika mengenai anggota badan dan kulit. Refleks visceral jika mengenai organ-organ tubuh bagian dalam (viscera). Refleks somatis kebanyakan merupakan lengkung refleks monosinaptik yang berfungsi untuk menghindar dari keadaan bahaya (emergensi), misalnya terkena api, benda tajam dsb. Sedangkan refleks visceral biasanya merupakan lengkung refleks polisinaptik. Refleks menghindar memiliki reseptor dan efektor pada tempat yang sama misalnya serabut otot (muscle spindle). 6.8. Kelelahan Syaraf Lelah dan jemu ialah suatu istilah yang sering dipakai sehari-hari dalam pengertian yang bermacam-macam. Ada lelah jasmani, ada lelah rohani. Dengan singkat dapat dikatakan, bahwa lelah ialah suatu keadaan di mana kapasitas kerja tubuh mengalami penurunan. Lelah jasmani disebabkan karena timbunan zat-zat sampah (antara lain zat asam susu) sebagai hasil dari oksidasi dalam jaringanjaringan tubuh. Untuk menghilangkan rasa lelah ini diperlukan waktu dan istirahat. Lelah yang sangat hanya dapat dihilangkan dengan tidur tetapi lelah yang sedang-sedang dapat dihilangkan cukup dengan istirahat saja.Seseorang yang terus-menerus tiap hari bekerja amat keras tanpa diimbangi dengan istirahat dan tidur yang cukup dan nilai makanan yang baik, lambat laun akan binasa. Ingatlah selalu! Antara kerja, istirahat dan nilai makanan harus ada keseimbangan yang baik. Orang yang bekerja keras memerlukan
Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
135
istirahat dan tidur yang lebih lama dari biasa dan memerlukan nilai makanan yang baik sekali. Kata-kata Penting • Neuron • Sel glia • Syaraf sensoris • Syaraf motoris • Sel Schwan • Nodus Ranvier • Impuls • Lengkung refleks • Reseptor • Efektor • Otonom • Simpatis • Parasimpatis • Neurotransmitter • Asetilkolin Rangkuman Sistem koordinasi berperan mengkoordinir fungsi organ tubuh untuk mempertahankan kondisi homeostasis. Sistem koordinasi (sistem kontrol) tersusun atas sistem syaraf (nervous system) dan sistem endokrin. Sistem syaraf tersusun atas sel-sel syaraf (neuron) dan sel-sel penyokong yang disebut sel glia. Berdasarkan fungsi konduk-sinya, neuron dapat dibedakan menjadi neuron sensoris, neuron motoris, dan interneuron. Hubungan antara neuron satu dengan lainnya melalui suatu sambungan yang disebut sinapsis. Sinapsis secara struktural tersusun atas membran presinaptik, celah sinapsis, dan membran postsinaptik. Penjalaran impuls melalui celah sinapsis memerlukan suatu zat kimia yang disebut neurotransmitter. Sel glia merupakan sel penyokong struktur sistem syaraf dan berperan memberi nutrisi pada sel syaraf. Sistem syaraf berdasarkan letak dan kedudukannya dapat dibedakan menjadi: CNS (central nervous system) atau SSP Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
136
(Sistem Syaraf Pusat) dan PNS (peripheral nervous system) atau SST (Sistem Syaraf Tepi). Sistem syaraf otonom merupakan kelompok syaraf yang mempunyai aktivitas otomatis (diluar pengaruh kesadaran). Sistem syaraf otonom dibedakan menjadi sistem syaraf simpatis dan parasimpatis. Lengkung refleks (reflex arc) merupakan unit fungsional tersederhana dari fungsi sistem nervosum. Lengkung refleks terdiri atas beberapa komponen yaitu: reseptor (penerima rangsang), neuron sensoris, neuron motoris, dan efektor (otot).
A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Sistem koordinasi (sistem kontrol) tersusun atas ... 2. Sistem syaraf tersusun atas sel-sel syaraf (neuron) dan sel-sel penyokong yang disebut ... 3. Neuron seperti halnya sel biasa, perbedaan yang spesifik neuron memiliki ... 4. Bagian neuron yang berperan sebagai pengatur aktifitas sel syaraf adalah ... 5. Bagian dari neuron yang berupa serabut panjang adalah … 6. Ujung akson membentuk suatu tombol ujung syaraf (terminal botton) yang berperan menghubungkan sel tersebut dengan sel syaraf lainnya disebut … 7. Berdasarkan fungsi konduksi-nya, neuron yang berperan menjalarkan impuls (aksi potensial yang dijalarkan) dari reseptor menuju ke syaraf pusat disebut ... 8. Sinapsis secara struktural tersusun atas … 9. Sistem syaraf berdasarkan letak dan kedudukannya dapat dibedakan menjadi … 10. Syaraf kranial ke X (Syaraf Vagus) merupakan serabut syaraf yang berperan menjalarkan informasi ke … B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Sebutkan secara urut pengelompokan sistem syaraf berdasarkan letak dan kedudukannya! 2. Jelaskan cara penjalaran impuls ketika melalui celah sinapsis! 3. Jelaskan 4 jenis fungsi rangka tulang! 4. Apa manfaat makan sayuran dan buah-buahan bagi kesehatan syaraf?
Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
137
5. Jelaskan mengapa pada penderita lumpuh akibat cedera tulang belakang? 6. Bagaimana cara yang benar memelihara kesehatan syaraf? 7. Jelaskan yang dimaksud dengan lengkung refleks? 8. Secara struktural, sistem nervosum tersusun atas bagian fungsional 9. Sebutkan bagian-bagian jenis-jenis syaraf kranial dan fungsinya! 10. Jelaskan peran sistem syaraf otonom dalam pengaturan fungsi alat-alat peredaran darah terutama jantung!
Bab 6: Kesehatan Sistem Syaraf
138
▲ Gambar 7.1. Mata sebagai indera penglihatan
Indera membuat segalanya indah! Warna-warni bunga dapat kita nikmati karena kita memiliki indera penglihatan yang normal. Pada penderita gangguan penglihatan buta warna, maka yang nampak hanya warna hijau atau bahkan abu-abu, apalagi pada orang buta tidak dapat menikmati warna sama sekali. Selain itu, dengan telinga kita dapat mendengarkan berbagai irama musik. Oleh karena itu, mari kita pelihara dan jaga kesehatan indera kita agar tetap berfungsi secara optimal. Pada bab ini akan dipelajari tentang: Sistem indera Struktur dan fungsi alat indera penglihatan (mata) Struktur dan fungsi alat indera pendengaran (telinga) Indera keseimbangan Struktur dan fungsi alat indera pembau (hidung) Struktur dan fungsi alat indera pengecap (lidah) Struktur dan fungsi alat indera peraba (kulit) Pemeliharaan kesehatan indera Penyakit, kelainan alat indera, dan kebiasaan buruk
Bab 7: Kesehatan Alat Indera
139
7. Sistem Indera Indera merupakan kumpulan organ-organ sensoris yang berperan menerima informasi (rangsangan) dari lingkungan luar dan dalam tubuh menuju ke sistem saraf pusat (SSP). Kemampuan menerima rangsang tersebut karena pada indera terdapat reseptor. Reseptor sebagai alat yang berfungsi mengubah rangsang fisik (raba, cahaya, suara) dan kimia (rasa, gas, pH) menjadi potensial membran (impuls). Secara struktural reseptor merupakan: 1. Penonjolan dendrit dengan ujung bebas atau berkapsul. 2. Sel-sel sensoris khusus, seperti puting pengecap, organ Corti, dsb. 3. Modifikasi neuron, pada mata dan hidung. 7.1. Struktur dan Fungsi Alat Indera Penglihatan (Mata) Bola mata terletak di dalam kantung mata. Bola mata dapat bergerak karena digerakkan oleh beberapa otot mata sehinga bola mata dapat bergerak ke kanan, kiri, atas, bawah, dan melingkar. Bola mata di lindungi oleh penutup yang dapat membuka dan menutup disebut kelopak mata. Bola mata terdiri dari bagian-bagian penting dan memiliki fungsi masing-masing sebagai berikut: 1. Kornea disebut juga selaput bening merupakan bagian yang terletak paling depan. Korne berfungsi untuk pembiasan sinar cahaya. 2. Iris disebut juga selaput pelangi merupakan bagian mata yang dapat mengkerut. Iris berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata. Iris akan mengkerut sehingga pupil membesar pada keadaan kurang cahaya sehingga cahaya yang masuk lebih banyak. Sebaliknya iris akan mengendor sehingga pupil mengecil pada keadaan terang akibatnya cahaya yang mmasuk agak berkurang. Iris sesorang dapat berwarna biru, hitam, atau coklat, hal ini berkait dengan keturunan. 3. Pupil merupakan lubang yang terbentuk atau dikelilingi oleh iris. Jika iris mengkerut akaan menyebabkan pupil membesar, dan sebaliknya. Pupil berfungsi untuk lewat masuk sinar cahaya ke dalam mata. 4. Lensa merupakan bagian mata yang dapat menggembung atau menipis. Lensa berfungsi untuk menyatukan (memfokuskan) arah sinar cahaya. Lensa mata berbentuk cembung. Kecembungan lensa mata dapat diatur oleh otot lensa. Jika melihat benda jauh
Bab 7: Kesehatan Alat Indera
140
lensa mata akan menipis, dan sebaliknya lensa mata akan menebal. Menebal dan menipisnya lensa disebut akomodasi. 5. Retina disebut juga selaput jala merupakan lapisan sebelah dalam mata yang banyak mengandung reseptor penglihatan. Retina berfungsi untuk menerima rangsang cahaya. 6. Bintik buta merupakan bagian mata yang tidak memiliki sel-sel penerima rangsang cahya yaitu sel batang dan sel konus. 7. Saraf penglihatan untuk menjalarkan rangsangan dari indera pendengaran ke otak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, mata dapat berperan sebagai indera penglihatan karena mata tersusun atas bagianbagian yang dapat meneruskan dan dapat menerima rangsang sinar cahaya. Penerima rangsang berperan mengubah rangsang fisik yaitu sinar cahaya menjadi aliran listrik pada serabut syaraf kemudian diteruskan ke otak untuk dipahami.
Gambar 7.2. Anatomi bola mata 7.2. Mekanisme penerimaan rangsang cahaya Sinar cahaya yang mengenai mata akan diteruskan melewati bagianbagian mata dari depan ke belakang secara urut sebagai berikut: kornea, pupil, lensa, dan retina. Pada retina, rangsang cahaya diterima oleh reseptor cahaya. Reseptor cahaya dapat dibedakan Bab 7: Kesehatan Alat Indera
141
menjadi 2 macam yaitu sel batang dan sel konus. Sel konus berfungsi untuk melihat pada keadaan terang sedangkan sel batang untuk melihat pada keadaan gelap. Rangsang cahaya oleh reseptor kemudian diubah menjadi impuls syaraf yang kemudian dijalarkan melalui saraf penglihatan (optikus) menuju ke otak untuk diterjemahkan. Apabila lensa mata dapat menfokuskan sinar cahaya yang masuk mata tepat pada selaput jala (retina), maka disebut mata normal atau emetrop. Akan tetapi, jika mata tidak mampu memfokuskan bayangan tepat pada retina akan menimbulkan gangguan penglihatan. Mata bergerak pada saat membaca, perlu pembiasaan membaca agar kemampuan membaca cepat dan ingat. Dapat direkam dengan alat perekam listrik sehingga dapat diketahui kecepatan membaca seseorang. Kemampuan membaca Anak Sekolah Dasar Indonesia belum membanggakan, mari kita bangun dan bangkit untuk sejajar dengan anak-anak di negara maju. Dengan membaca.
Gambar 7.3. Diagram jatuhnya bayangan benda pada saat dilihat dengan mata 7.3. Kelainan/Gangguan penglihatan 1. Mata hipermetrop (rabun dekat), merupakan cacat mata yang disebabkan oleh lensa mata terlalu pipih atau bola mata terlalu pendek sehingga penderita tidak dapat melihat benda dalam jarak dekat dengan jelas (terlihat kabur) karena bayangan jatuh di belakang retina. Penderita hipermetrop dapat dibantu dengan kaca mata yang menggunakan lensa cembung (positif) karena lensa cembung dapat memperpendek jatuhnya bayangan, Bab 7: Kesehatan Alat Indera
142
sehingga bayangan jatuh tepat pada retina.
Gambar 7.4. Mata hipermetrop 2. Mata miop (rabun jauh), merupakan cacat mata yang disebabkan oleh lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga penderita tidak dapat melihat benda dalam jarak jauh dengan jelas (terlihat kabur) karena bayangan jatuh di depan retina. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa negatif atau cekung sehingga bayangan dapat tepat jatuh pada retina. 3. Mata presbiop, merupakan cacat mata yang disebabkan lensa kehilangan elastisitasnya, karena bertambahnya usia seseorang sehingga lensa mata kurang dapat berakomodasi. Cacat mata presbiop pada umumnya terdapat pada orang-orang yang lanjut usia (tua). Pada umumnya mereka dapat melihat jelas bila obyeknya jauh, sedangkan untuk melihat obyek yang dekat perlu bantuan kaca mata dengan lensa cembung (positif).
Gambar 7.5. Mata miop 4. Mata astigmat, karena kornea mata tidak rata sehingga cahaya sejajar yang masuk mata tidak dapat difokuskan pada satu titik. Bab 7: Kesehatan Alat Indera
143
Astigmat teratur dan tidak teratur. Astigmat teratur dapat dikoreksi dengan lensa silindris, sedangkan astigmat tidak tetatur tidak dapat dikoreksi. 5. Buta warna, merupakan penyakit keturunan. Mata normal memiliki 3 macam sel konus yang bekerja dengan baik disebut mata trikromat. Bila satu macam atau lebih sel konus tidak berfungsi, maka menyebabkan buta warna. Buta warna dikromat, bila memiliki 2 sel konus. Dengan demikian, buta warna merah (protanopia), hijau (deuteranopia), biru (tritanopia). Mata monokromat jika hanya memiliki satu macam sel konus yang normal. Hanya dapat membedakan warna hitam dan putih. 6. Rabun senja karena kekurangan vitamin A.
Gambar 7.6. Mata astigmat 7.4. Struktur dan Fungsi Alat Indera Pendengaran (Telinga) Mari kita pelajari telinga kita! Perhatikan telingamu lewat kaca cermin atau telinga temanmu! Telinga kita dari luar tampak sebagai daun telinga dan lubang telinga. Nah sekarang perhatikan gambar skema telinga kita (gambar 7.7). Jika dipelajari dengan lebih cermat, maka telinga dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu: 1. Telinga luar, merupakan saluran dari lubang luar menuju ke gendang telinga (membrana timpani). 2. Telinga tengah, merupakan ruangan yang dibatasi oleh gendang telinga dan selaput dari saluran telinga dalam (rumah siput). Pada telinga tengah terdapat 3 (tiga) buah tulang pendengaran. Tulang pendengaran terdiri dari tulang martil (berbentuk seperti martil), landasan (berbentuk seperti landasan), dan sanggurdi Bab 7: Kesehatan Alat Indera
144
(berbentuk seperti pancatan kaki pelana penunggang kuda). Telinga tengah dihubungkan ke rongga faring oleh sebuah saluran yang disebut saluran Eustachius (nama penemunya). Dengan demikian, secara normal tekanan udara di ruang telinga tengah sama dengan tekanan udara atmosfer. Lubang tersebut pada keadaan normal selalu tertutup, dan membuka pada saat menguap, menelan, atau “ngolet”. 3. Telinga dalam (labirin) terdiri atas serangkaian saluran dan kantung yang berisi cairan yang terletak di dalam rongga-rongga tulang tengkorak yang disebut rumah siput dan saluran setengah lingkaran. Di dalam rumah siput terdapat pelebaran yang di dalamnya terdapat reseptor pendengaran dan di dalam saluran setengah lingkaran terdapat reseptor keseimbangan.
Gambar 7.7. Skema Bagian-bagian telinga Bagaimana telinga dapat mendengar bunyi? Suara atau bunyi dari sumbernya diterima oleh daun telinga, diteruskan lewat lubang telinga dan selanjutnya menggetarkan gendang telinga. Getaran pada gendang telinga menggetarkan Bab 7: Kesehatan Alat Indera
145
tulang pendengaran dan getaran akan diperkeras sampai beberapa kali. Selanjutnya getaran tulang akan menggetarkan cairan yang terdapat pada rumah siput dan akhirnya diterima oleh reseptor indera pendengaran. Reseptor menerima rangsang suara diteruskan ke syaraf pendengaran menuju ke otak untuk diterjemahkan. Selain lewat udara getaran suara juga dapat dijalarkan lewat tulang tengkorak menggetarkan gendang telinga. Gangguan pendengaran atau tuli Gangguan pendengaran dapat berupa kurang pendengaran maupun tuli yang disebabkan karena. 1. Adanya gangguan hantaran suara pada liang telinga, sebagai contoh karena infeksi yang menyebabkan kerusakan gendang telinga, curek (gumpalan kotoran pada lubang telinga), pengapuran tulang telinga. 2. Adanya kerusakan pada reseptor akibat penggunaan obatobatan tertentu yang merusak reseptor. 3. Otosklerosis yaitu kelainan pada tulang pendengaran stapes menjadi melekat pada telinga dalam sehingga tidak dapat menjalarkan suara dengan baik. 4. Adanya kerusakan pada saraf pendengaran karena kelainan bawaan sejak dalam kandungan. Telinga berfungsi sebagai indera untuk menerima rangsang berupa suara (bunyi) yang merupakan getaran udara dalam skala frekuensi 20 – 20.000 Hz (Hertz; getaran per detik). 7.5. Indera Keseimbangan Alat keseimbangan berbentuk tiga buah saluran setengah lingkaran dan 2 buah kantung kecil disebut sakula dan utrikula. Saluran tersebut berisi cairan yang dapat menggerakkan reseptor keseimbangan yang terdapat pada kantung sakula dan utrikula. 7.6. Struktur dan Fungsi Alat Indera Pembau (Hidung) Hidung terdiri atas bagian-bagian berikut: lubang hidung dan rongga hidung. Rongga hidung memiliki permukaan yang selalu basah yang disebut selaput lendir. Pada selaput lendir rongga hidung sebelah atas terdapat indera pembau. Indera pembau pada setiap ujungnya memiliki rambut getar berjumlah 5 untuk menerima rangsang baubauan yang biasanya berupa gas atau uap. Apabila bau dari suatu zat masuk melalui lubang hidung kemudian mengenai indera Bab 7: Kesehatan Alat Indera
146
pembau, maka akan menimbulkan rangsangan yang kemudian diteruskan ke saraf pembau ke otak untuk diterjemahkan. Dalam hal tertentu indera pembau bekerjasama dengan indera pengecap untuk menimbulkan kesan tertentu. Pada saat sakit flu (pilek atau selesma), selaput lendir tertutupi oleh lendir tebal sehingga kepekaan indera menjadi berkurang akibatnya kurang nafsu makan.
Gambar 7.8. Skema indera Hidung (pembau) 7.7. Struktur dan Fungsi Alat Indera Pengecap (Lidah) Mari kita pelajari lidah kita! Perhatikan lidahmu lewat kaca cermin atau lidah temanmu! Lidah terletak di dalam rongga mulut. LIdah dapat digerakan karena tersusun atas otot-otot yang dapat diperintah (otot lurik). Permukaan lidah bagian atas diselaputi oleh selaput yang banyak memiliki tonjolan-tonjolan kecil yang disbeut puting pegecap (papilla). Pada bagian samping dari puting pengecap terdapat indera pengecap. Terutma pada puting yang netuknya seperti jamur, bawah kecil atas membesar.
Bab 7: Kesehatan Alat Indera
147
Gambar 7.9. Skema alat indera pengecap
Gambar 7.10. Fotomikroskopi reseptor pengecap yang terdapat pada samping papilla lidah 7.8. Struktur dan Fungsi Alat Indera Peraba (Kulit) Mari kita pelajari kulit kita! Perhatikan kulitmu atau kulit temanmu! Kulit berwarna coklat sawo matang, kuning, atau hitam karena ada pigmen melanin. Perhatikan gambar skema kulit! Kulit tersusun atas beberapa lapisan yaitu lapisan kulit luar dan dalam (ari). Pada lapisan kulit terdapat indera perasa. Kelenjar keringat. Kulit memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: Bab 7: Kesehatan Alat Indera
148
1. 2. 3. 4.
Reseptor rangsang sentuhan dari lingkungan sekitar Selain itu juga berfungsi untuk: Mencegah penguapan air dari dalam tubuh Perlindungan dari sinar ultra violet (UV) karena mengandung pigmen hitam yang disebut melanin 5. pengaturan suhu tubuh karena memiliki pembuluh darah kulit arteriovenosa shunt (hubungan arteri vena secara langsung) 6. Ekskresi limbah metabolisme melalui kelenjar keringat Reseptor pada kulit Pada lapisan dalam kulit terdapat berbagai jenis penerima rangsang (reseptor). Letak reseptor pada kulit tersebar dan tidak merata antara bagian satu dengan lainnya.
Gambar 7.11. Skema kulit Pada kulit punggung tangan memiliki reseptor lebih banyak daripada telapak tangan. Jenis-jenis reseptor pada kulit antara lain sebagai berikut: 1. Reseptor untuk menerima rangsang tekanan. 2. Reseptor untuk menerima rangsang panas. 3. Reseptor untuk menerima rangsang nyeri. 4. Reseptor untuk menerima rangsang sentuhan. 5. Reseptor untuk menerima rangsang dingin. Uji kepekaan indeera pembau. Tutup mata dengan menggukan kain, Bab 7: Kesehatan Alat Indera
149
kemudian dekatkanlah kopi bubuk, bunga melati kemudian suruh menyebutkan. 7.9. Pemeliharaan Kesehatan Indera 1. Menjaga kesehatan mata: pada saat membaca gunakan penerangan yang memadai, makan makanan yang mengandung vitamin A, jarak baca jangan terlalu dekat buku atau dengan tiduran melihat TV, jangan terlalu dekat yang dianjurkan dan aman 5 meter. Jika depan komputer sebaiknya menggunakan kaca pelindung atau mengendarai speda motor menggunakan kaca helm. 2. Menjaga kesehatan telinga: jangan mendengarkan musik yang melebihi ambang batas karena dapat merusak indera pendengaran, jangan bermain petasan, jangan memukul bagian telinga dan berteriak di dekat telinga, bersihkan telinga secara rutin untuk menghilangkan kotoran oleh orang tuamu jangan menggunakan benda keras ke dalam lubang telinga karena dapat berbahaya. Telinga menghasilkan kotoran sendiri dari kelenjar minyak di kulit. 3. Pakailah helm, untuk melindungi kepala karena kepala merupakan bagian tubuh yang paling banyak terdapat alat indera yang peka dan mudah rusak jika terbentur. 4. Berolahraga secara teratur karena dapat menambah tenaga listrik pada otak dan syaraf. Hal ini akan memberikan keseimbangan yang lebih baik antara susunan saraf sadar dan tak sadar, dan dapat mempertajam kepekaan indera. 7.10. Perawatan luka pada kulit Luka pada kulit memungkinkan bakteri-bakteri masuk ke dalam tubuh. Bila pada luka terdapat kotoran-kotoran, jangan sekali-kali mencuci luka itu dengan sembarangan air. Cobalah membersihkan luka itu dengan desinfektansia yang lunak (rivanol, larutan peroksida, dan lain-lainnya), atau air garam. Kalau tidak ada, dapat pula dibersihkan dengan air matang. Membersihkannya dimulai dari tepi luka. Setelah itu tutuplah luka dengan kasa yang steril. Luka yang kecil dan tak dalam dapat diobati dengan cara mengoles-olesi larutan iodium (jodium-tinctuur) atau mercurochroom pada luka itu. Bila lukanya agak besar dan dalam serta kotor, dapat diperlukan pertolongan seorang dokter, mengingat bahaya-bahaya yang mungkin timbul (tetanus, infeksi, dan lain-lain). Bab 7: Kesehatan Alat Indera
150
Kata-kata penting • Reseptor • Kornea • Retina • Sel rambut • Rumah siput • Papilla lidah Rangkuman Indera adalah alat-alat tubuh yang berfungsi menerima rangsang, karena pada alat indera terdapat penerima rangsang (reseptor). Mata sebagai indera penglihatan karena mata tersusun atas bagianbagian yang dapat meneruskan dan dapat menerima rangsang sinar cahaya. Reseptor cahaya dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu sel batang dan sel konus. Mata normal atau emetrop apabila lensa mata dapat menfokuskan sinar cahaya yang masuk mata tepat pada selaput jala (retina). Telinga sebagai indera pendengaran karena telinga tersusun atas bagian-bagian yang dapat meneruskan dan dapat menerima rangsang gelombang bunyi (suara). Telinga terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu: telinga luar, tengah, dan dalam. Indera keseimbangan berbentuk tiga buah saluran setengah lingkaran dan 2 buah kantung kecil disebut sakula dan utrikula yang terdapat di telinga dalam. Hidung sebagai indera pembau karena pada selaput lendir rongga hidung sebelah atas terdapat penerima rangsang bau-bauan yang berupa biasanya uap atau gas. Lidah sebagai indera pengecap karena pada permukaan lidah bagian atas terdapat banyak memiliki tonjolan-tonjolan kecil yang disebut puting pegecap (papilla) yang pada bagian sampingnya terdapat indera pengecap. Kulit sebagai indera peraba karena pada lapisan kulit sebelah dalam terdapat indera peraba yang dapat menerima rangsang tekanan, panas, nyeri, sentuhan, dingin. Latihan untuk Menguji Pemahaman A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! Bab 7: Kesehatan Alat Indera
151
1. Sebutkan secara urut dari depan ke belakang bagian-bagian mata yang dilalui oleh rangsang cahaya! 2. Bagian mata yang berfungsi untuk pembiasan cahaya adalah ... 3. Kelainan penglihatan yang paling sering terjadi pada anak-anak disebut ... 4. Kelainan penglihatan yang biasanya diderita orang tua disebut ... 5. Cahaya yang masuk ke dalam mata dikumpulkan (difokuskan) oleh ... 6. Penerima rangsang suara terdapat pada bagian telinga ... 7. Penerima rangsang rasa manis banyak terdapat pada lidah bagian ... 8. Sebutkan 4 jenis penerima rangsang yang terdapat pada kulit! 9. Penerima rangsang pada kulit paling banyak terdapat pada lapisan ... 10. Vitamin yang diperlukan untuk menjaga kesehatan mata adalah ... B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Apakah yang kamu ketahui tentang bintik buta, jelaskan? 2. Jelaskan perbedaan antara iris dan pupil! 3. Jelaskan yang dimaksud dengan donor mata? 4. Jelaskan peranan otak dalam penerimaan rangsang oleh alat indra! 5. Jelaskan mengapa telinga dapat mendengarkan suara! 6. Jelaskan tentang indera keseimbangan! 7. Jelaskan mengapa pada saat sakit flu dapat menyebabkan nafsu makan berkurang? 8. Jelaskan yang dimaksud dengan astigmat dan bagaimana cara mengatasinya? 9. Bagaimana cara yang benar memelihara kesehatan mata kita? 10. Jelaskan tentang kelainan mata rabun senja dan bagaimana cara mengatasinya?
Bab 7: Kesehatan Alat Indera
152
▲ Gambar 8.1. Hormon berperan mengatur fungsi organ-organ tubuh agar selalu sehat (homeostasis)
Pernahkah anda melihat seseorang yang menderita penyakit pembesaran kelenjar tiroid (gondok)? Tahukah anda mengapa dmeikian? Karena tubuh kekurangan memproduksi hormon tiroksin sehingga kelenjar gondok membesar. Pada bab ini akan dipelajari tentang: Sistem endokrin Hipotalamus Kelenjar pituitaria (hipofise) Kelenjar tiroid Kelenjar paratiroid Kelenjar adrenal Ovarium Pankreas
Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
153
8. Sistem Endokrin Sistem endokrin terdiri atas berbagai jenis kelenjar endokrin atau disebut juga kelenjar buntu (ductless gland). Beberapa contoh kelenjar endokrin antara lain, hipotalamus, hipofise, tiroid, paratiroid, pankreas, mukosa usus halus, adrenal, ginjal, dan gonade. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang berfungsi mensintesis substansi kimia yang langsung disekresikan ke dalam sirkulasi darah yang akan mempengaruhi kinerja organ target yang disebut hormon. Tahun 1902, Bayliss dan Starling pertama kali menemukan substansi yang berasal dari cairan mukosa usus yang apabila disuntikkan secara intravena akan menyebabkan sekresi getah pankreas meningkat. Substansi tersebut kemudian dikenal sebagai hormon secretin. Huxley (1935) menyatakan bahwa peran hormon adalah sebagai molekul pembawa informasi. Berdasarkan cara kerjanya dapat dibedakan menjadi hemokrin, parakrin, dan autokrin. Hemokrin jika hormon disekresikan ke sirkulasi darah kemudian mempengaruhi sel target di tempat lain. Parakrin jika hormon diskeresikan kemudian mempengaruhi sel tetangga di dekatnya. Autokrin jika hormon disekresikan kemudian mempengaruhi sel itu sendiri. Neuroendokrin (neurohormon) adalah hormon yang dihasilkan oleh sel syaraf seperti asetilkolin, norepinefrin (NE), serotonin yang disekresikan ke dalam sirkulasi kemudian mempengaruhi organ lainnya. Neurotransmitter adalah neurohormon yang bekerja pada sinapsis (antar sel). 8.1. Hipotalamus Hipotalamus berperan mensintesis dan mensekresikan hormonhormon berikut: 1. Gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang berperan memacu sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). 2. Thyrotropin releasing hormone (TRH) yang berperan merangsang sekresi thyroid stimulating hormone (TSH). 3. Corticotropin releasing hormone (CRH) yang berperan merangsang sekresi ACTH. 4. Prolactin inhibiting factor (PIF) yang berperan menghambat sekresi prolaktin. 8.2. Kelenjar Pituitaria (hipofise) Terletak di dasar otak menggantung dengan hipotalamus, tepatnya di atas langit-langit mulut. Terdiri atas 3 bagian yaitu bagian depan Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
154
(adenohipofise), tengah (intermedia), dan belakang (neurohipofise). Kelenjar pituitaria disebut juga master gland karena berperan mengatur aktifitas dan fungsi kelenjar endokrin lainnya. 8.2.1. Pituitaria Anterior Pituitaria anterior tersusun atas sel kelenjar yang secara histologis dapat dibedakan menjadi 3 tipe sel yaitu sel alfa, beta (basofil), dan kromopob. Fungsi pituitaria dikontrol oleh releasing dan inhibiting factor dari hipotalamus. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh pituitaria anterior adalah: 1. Somatotropin (STH), atau growth hormone (GH). Somatotropin berperan merangsang sintesis somatomedin oleh hati. Somatotropin memiliki reseptor pada semua jaringan tubuh. Somatotropin berperan memacu pertumbuhan semua organ tubuh sehingga dapat tumbuh secara proporsional. Kelebihan produksi somatotropin pada masa pertumbuhan (anak-anak), akan menimbulkan pertumbuhan yang melebihi normal yang disebut tumbuh raksasa (gigantisme). Apabila kelebihan produksi somatotropin terjadi pada saat telah dewasa, maka akan menyebabkan pertumbuhan menyamping dari tulang rangka yang disebut akromegali. Sebaliknya, kekurangan produksi somatotropin akan menyebabkan pertumbuhan terhambat atau kekerdilan yang disebut dwarf. Sebagai contoh penderita dwarf adalah pemain sirkus. Oleh karena, somatotropin tidak begitu penting untuk pertumbuhan syaraf, maka pada penderita dwarf tidak mengalami retardasi mental. 2. Thyroid stimulating hormone (TSH), atau thyrotrophic hormone. TSH berperan merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid (terletak di daerah leher) untuk mensekresikan hormon tiroksin. Sintesis dan sekresi TSH diatur oleh TRH (dahulu dikenal sebagai TSH-RF, thyroid stimulating hormone releasing factor) dari hipotalamus. Kadar tiroksin darah akan memberikan umpan-balik negatif (negatif feedback) ke pituitaria dan hipotalamus. 3. Adrenocorticotrophic hormone (ACTH) berperan merangsang steroidogenesis di dalam kortek adrenal. 4. PRL (Prolaktin) berperan merangsang pertumbuhan kelenjar susu dan sintesis pogesteron oleh korpus luteum pada beberapa spesies hewan. Sekresi PRL dihambat oleh PIF (dahulu dikenal sebagai PRL-IF, Prolactin Inhibting Factor) Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
155
yang dihasilkan oleh hipotalamus. 5. Gonadotropin hormone (GnH) berperan mengontrol fungsi gonade (ovarium dan testis). Hormon gonadotropin dapat dibedakan menjadi 3 yaitu FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), dan PRL (Prolaktin).
Gambar 8.2. Kelenjar hipotalamus dan pituitaria 1) Follicle Stimulating Hormone (FSH). Pada wanita, FSH berperan merangsang perkembangan follikel khususnya pada fase proliferasi yang ditandai dengan pertumbuhan follikel primer menjadi follikel Graaf, sintesis estrogen, dan pembentukan reseptor LH pada folikel ovarium. Pada laki-laki, Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
156
FSH berperan merangsang testis untuk meningkatkan spermatogenesis. Sekresi FSH dirangsang oleh GnRH (dahulu dikenal sebagai FSH-RF, Follicle Stimulating Hormone-Releasing Factor) yang dihasilkan oleh hipotalamus. 2) LH. Pada wanita, LH berperan merangsang ovulasi, perkembangan (diferensiasi) sel granulosa menjadi sel luteal (koprus luteum), dan produksi progesteron. Pada laki-laki, LH berperan merangsang testis untuk mensintesis testosteron. Sekresi LH dirangsang oleh GnRH (dahulu dikenal sebagai LH-RF, Luteinizing Hormone-Releasing Factor) yang dihasilkan oleh hipotalamus.
Gambar 8.3. Skema hubungan pengaruh dan mempengaruhi antara hipotalamus,pituitaria, dan ovarium Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
157
8.2.2. Pituitaria posterior Pituitaria posterior tersusun atas jaringan syaraf (neuron) yang berasal dari kumpulan sel-sel syaraf yang berasal di sekitar hipotalamus. Hormon yang dihasilkan oleh sel-sel pituitaria posterior adalah ADH dan oksitosin. 1. ADH (antidiuretic hormone) atau vasopresin. ADH merupakan hormon peptida yang tersusun atas 9 asam amino. ADH berfungsi mengatur reabsopsi air pada tubulus kolektivus ginjal, dan vasokontriksi (penyempitan) pembuluh darah oleh karena itu disebut juga vasopresin. Mekanisme ADH dalam meregulasi keseimbangan air tubuh adalah sbb.: Pada kondisi tubuh kekurangan air dan tidak segera diganti, maka akan mengakibatkan dehidrasi, hiperosmolalitas, dan hipovolemia yang akan dideteksi oleh sel-sel osmoreseptor dan baroreseptor yaitu sel sensoris yang berperan memonitor perubahan konsentrasi ion sodium atau volume air (tekanan osmotik) dalam darah. Sel-sel baroreseptor tersebut terletak dalam dinding sinus karotid berperan memberikan informasi ke tempat spesifik di otak (hipotalamus). Selanjutnya hipotalamus merangsang pembebasan hormon vasopresin dari kelenjar pituitaria posterior. ADH bekerja merangsang sel tubulus kolektivi ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi air. Vasopresin juga menyebabkan kontriksi otot polos pembuluh darah sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat untuk kembali ke normal. Kelebihan ADH dapat menyebabkan hipertensi karena vasokontriksi pembuluh darah. Kekurangan ADH menyebabkan penyakit diabetes insipidus dengan gejala sebagai berikut: rasa haus berlebihan, banyak urin (encer), dan dehidrasi. Oksitosin memiliki peranan penting sebagai berikut: 1. Kontraksi otot myometrium (uterus) pada saat partus (melahirkan). 2. Memacu kontraksi otot myoepitel kelenjar susu sehingga menyebabkan keluarnya air susu (milk ejection) pada saat laktasi. 8.2.3. Pituitaria Intermedia Melanocyte stimulating hormone (MSH) berperan merangsang pembentukan melanin di kulit (melanogenesis) oleh melanosit.
Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
158
8.3. Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid (terletak di daerah leher) berfungsi untuk mensintesis dan mensekresikan hormon tiroksin. Sintesis dan sekresi tiroksin diatur oleh TSH dari pituitaria anterior. Kadar tiroksin darah memberikan umpan-balik negatif (negatif feedback) ke pituitaria dan hipotalamus. Tiroksin adalah hormon yang tersusun atas asam amino yang mengandung 4 atom iod yang disebut tetraiodo tironin (T4) dan yang mengandung 3 atom iod disebut triiodo tironin (T3). Oleh karena itu, sintesis tiroksin memerlukan suplai iodium dalam diet. Apabila kekurangan iodium dalam diet, maka akan menyebabkan sintesis dan sekresi tiroksin terganggu sehingga kadar tiroksin rendah (hipotiroid).
Gambar 8.4. Kelenjar gondok (tiroid) Pada kondisi hipotiroid ditandai dengan pembengkakan kelenjar Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
159
tiroid yang disebut goiter (gondok). Oleh karena itu, penyakit ini sering disebut Goiter akibat kekurangan iodium (GAKI). Goiter terjadi karena hiperaktifitas kelenjar tiroid karena dipacu untuk memenuhi kebutuhan tiroksin dalam tubuh. Tiroksin berperan merangsang pertumbuhan, metabolisme pada semua sel khususnya untuk mengubah sumber energi menjadi energi dan panas dengan cara meningkatkan kecepatan metabolisme (metabolic rate) dan penggunaan oksigen. Oleh karena itu, apabila produksi tiroksin rendah akan mengakibatkan laju metabolisme tubuh menjadi turun sehingga pada penderita kekurangan hormon ini akan menyebabkan pertumbuhan terhambat (kekerdilan) yang disertai dengan retardasi mental (kemunduran mental) yang disebut kretin. Jika kekurangan hormon tiroksin terjadi pada orang tua akan menimbulkan penyakit myxoedema dengan gejala sbb.: suhu tubuh rendah, denyut jantung lemah, telmi (telat mikir), kulit kasar dan mbesisik. Hal ini dapat dicegah dengan memberi tiroksin secara peroral atau penggunaan garam beriodium. Kelenjar tiroid ini bersifat unik, karena dapat menyimpan hormon yang dihasilkan dalam bentuk koloid dalam vesikula kecil yang disebut tiroglobulin. Tiroglobulin diurai oleh ensim yang dihasilkan oleh tiroksin. Mekanisme regulasi keseimbangan temperatur tubuh oleh tiroksin adalah sbb. Pada kondisi suhu tubuh turun (dingin atau kehilangan panas) akan merangsang neuron hipotalamus membebaskan neurohormon yang bersifat meningkatkan aktifitas metabolik dan produksi panas tubuh. Sel syaraf hipotalamus membebaskan hormon yang merangsang pembebasan TSH dari pituitaria anterior ke dalam sirkulasi darah untuk merangsang kerja dan fungsi kelenjar tiroid untuk mensintesis dan mensekresikan hormon tiroksin (T4 atau T3) yang berperan merangsang metabolisme pada berbagai sel tubuh sehingga dihasilkan panas tubuh. Neurohormon yang dibebaskan oleh hipotalamus juga mengaktifkan sistem syaraf simpatis dan kelenjar adrenal sehingga dibebaskan epinefrin yang menyebabkan pembebasan glukosa dari hati sehingga setelah dimetabolisme akan menghasilkan panas tubuh. Epinefrin juga menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer sehinga mencegah kehilangan panas lewat kulit. Mekanisme tersebut merupakan contoh mekanisme sistem neuroendokrin.
Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
160
8.4. Kelenjar Paratiroid Kelenjar paratiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin yang tidak dikontrol langsung oleh hormon pituitaria. Kelenjar paratiroid terletak menempel pada ujung atas dan bawah kelenjar tiroid, jumlahnya ada 4 buah. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon parathormon (PTH). PTH berperan meningkatkan kadar kalsium darah dan menurunkan kadar pospat darah. Mekanisme pengaturan kadar kalsium darah oleh PTH, Kalsitonin, dan vitamin D adalah sbb. Pada kondisi kadar kalsium darah turun akan merangsang sel kelenjar paratiroid mensekresikan hormon parathormon yang bekerja 1) membebaskan simpanan kasium dari tulang, 2) meningkatkan absorpsi kalsium dari usus, dan 3) meningkatkan reabsorpsi kalsium dari urin oleh ginjal. Absorpsi kalsium dari usus sebenarnya merupakan peran dari vitamin D, sedangkan PTH berperan mengaktifkan provitamin D (25hydroxycholecalciferol) menjadi vitamin D (1,25-dihydroxycholecalciferol) oleh sel-sel ginjal. Dengan demikian, peran utama hormon parathormon adalah meningkatkan kadar kalsium darah sehingga kembali normal yaitu sekitar 10 mg/dl darah. Sebaliknya, pada kondisi kadar kalsium darah meningkat (misalnya setelah makan), maka sel parafolikuler kelenjar tiroid membebaskan hormon kalsitonin yang bekerja antagonis dengan parathormon yaitu menyimpan kalsium (deposisi) ke dalam tulang, mencegah absorpsi kalsium oleh usus, dan mencegah reabsosrpsi kalsium oleh ginjal sehingga kadar kalsium darah kembali normal. Dengan demikian, peran utama hormon kalsitonin atau tirokalsitonin adalah menurunkan kadar kalsium darah sehingga kadar kalsium darah kembali normal. Kekurangan parathormon menyebabkan kadar kalsium darah turun, sehingga terjadi gejala kejang (tetani konvulsi), dan jika tidak segera ditolong akan menyebabkan kematian. Kekurangan vitamin D pada usia pertumbuhan menyebabkan rickets yaitu penyakit yang ditandai kekeroposan tulang sehingga mudah patah dan bentuknya menyimpang. Kekurangan vitamin D dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: kurang ekspos dengan sinar matahari sehingga gangguan sintesis provitamin D di kulit, hati, dan ginjal. Osteoporesis (pengeroposan tulang) diduga gangguan sintesis vitamin D karena faktor ketuaan (aging), atau pengaruh estrogen secara langsung maupun tak langsung terhadap tulang sehingga Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
161
banyak kehilangan kalsium. 8.5. Kelenjar Adrenal Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal sehingga disebut juga kelenjar suprarenalis. Kelenjar adrenal terdiri atas bagian kortek dan medulla. Sel kromafin medulla adrenal berperan mensintesis dan mensekresikan hormon katekolamin (adrenalin dan noradrenalin). Adrenalin disebut juga epinefrin (E), noradrenalin disebut juga norepinefrin (NE). Katekolamin bersifat meningkatkan aktifitas sistem syaraf simpatis. Sekresi hormon adrenalin merupkan respon terhadap rangsangan syaraf melalui neuron praeganglionik syaraf simpatis sebagai respon terhadap turunnya kadar glukosa darah. Epinefrin berperan meningkatkan kadar glukosa darah dan asam laktat dengan cara merangsang glikogenolisis di sel hati dan otot sehingga terjadi hiperglikemik. Noradrenalin secara umum efeknya sama dengan E. Dengan demikian, adrenalin bekerja seperti glukagon dalam hal metabolisme karbohidrat. Korteks adrenal tersusun atas 3 lapisan dari luar ke dalam sebagai berikut: 1. Zona glomerulosa 2. Zona fasciculata 3. Zona reticularis
Gambar 8.5. Kelenjar anak ginjal (adrenal)
Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
162
Zona glomerulosa berperan menghasilkan hormon aldosteron yang berfungsi memfasilitasi reabsorpsi ion natrium (Na+1) oleh tubulus ginjal. Sodium merupakan ion utama yang menyusun elektrolit tubuh dan secara terus menerus dikeluarkan lewat urin dan perkeringatan. Mekanisme regulasi kadar ion sodium dalam darah adalah sbb.: Sel khusus yang terdapat pada dinding pembuluh darah ginjal (juxtaglomerular cells) berperan sebagai osmoreseptor untuk memantau kadar ion sodium dalam darah. Jika kadar sodium dalam darah turun (osmolaritas menurun), maka sel tersebut mengeluarkan ensim renin yang berperan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh converting enzyme. Angiotensin II merupakan hormon yang berperan merangsang sel korteks adrenal untuk mensintesis dan mensekresikan hormon aldosteron. Aldosteron berperan merangsang sel-sel tubulus distalis ginjal untuk meningkatkan reabsorpi ion sodium dalam urin sehingga kadar sodium dalam darah kembali seimbang (normal). Kelebihan aldosteron akan menyebabkan meningkatnya retensi (penimbunan) ion natrium dan air, dan kehilangan ion kalium (K+1). Zona fasciculata dan reticularis menghasilkan kortikosteroid (kortikoid, atau kortisol, atau hidrokortison). Kortisol berperan untuk: 1. Meningkatkan pemanfaatan protein menjadi sumber energi dan panas 2. Antialergi 3. Antiinflamasi (antiradang) 4. Retensi ion Na. 5. Kelebihan kortisol menyebabkan metabolisme protein meningkat sehingga metabolisme karbohidrat menurun. Kelebihan ACTH menyebabkan Cushing's disease, dengan gejala retensi air dan ion Na+1 meningkat sehingga terjadi edema (pembengkakan jaringan yang berisi air), tekanan darah meningkat. Hipofungsi kelenjar adrenal menyebabkan Addison's disease dengan gejala antara lain; tekanan darah menurun, berat badan hilang, otot lemah, dan muntah-muntah. Penyalah gunaan kortikosteroid sebagai doping. 8.6. Ovarium Ovarium berperan mensintesis dan mensekresikan hormon estrogen (E2) dan progesteron (P). Estrogen disintesis dan disekresikan oleh folikel ovarium. Estrogen bersifat sebagai endokrin, parakrin, atau Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
163
autokrin. Estrogen berasal dari kolesterol. Estrogen ada 3 macam yaitu: 17ß-estradiol, estrone, dan estriol, yang paling banyak dijumpai adalah 17ß-estradiol. Estrogen berperan sebagai feedback positip yaitu memacu proliferasi sel granulosa, meningkatkan jumlah reseptor FSH pada sel granulosa, dan berperan sebagai feedback negatif yaitu menurunkan sekresi FSH-RH dari hipotalamus dan FSH dari pituitaria, serta memelihara sifat kelamin sekunder. Progesteron disintesis dan disekresikan oleh korpus luteum dirangsang oleh LH pada siklus menstruasi normal, sedangkan pada saat ada kehamilan sintesis dan sekresi progesteron oleh korpus luteum juga dirangsang oleh chorionic gonadotropin (CG) yang dihasilkan plasenta. Fungsi utama hormon progesteron adalah mengatur panjang pendeknya siklus estrus, menyiapkan uterus untuk implantasi, pertumbuhan kelenjar susu, dan sifat keibuan. Disamping itu, korpus luteum juga menghasilkan hormon relaksin yang berperan melebarkan (relaksasi) simpisis pubis (tulang panggul) dan servik uteri. Aplikasi pemanfaatan hormon E2 dan P dalam kehidupan sehari-hari antara lain untuk: kontrasepsi oral pil (estrogen, atau kombinasi estrogen dan progestin), injeksi (estrogen), implan (progesteron). 8.7. Pankreas Pulau Langerhans pankreas merupakan bagian pankreas yang bersifat sebagai kelenjar endokrin, sedangkan bagian asinar bersifat sebagai kelenjar eksokrin. Sel β (beta) pulau Langerhans pankreas berperan menghasilkan hormon insulin. Insulin merupakan faktor hipoglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan penurunan kadar glukosa darah. Pada kondisi glukosa darah meningkat (misalnya saat setelah makan yang lebih banyak mengandung unsur karbohidrat), maka akan merangsang sekresi insulin dan mencegah sekresi glukagon. Insulin bekerja meningkatkan afinitas molekul karier didalam membran sel dengan glukosa sehingga mempermudah dan mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel. Setelah glukosa berada di dalam sitoplasma, selanjutnya jika tidak dimanfaatkan sebagai sumber energi, oleh insulin akan disintesis menjadi glikogen (cadangan glukosa) di dalam beebagai sel hati, otot, atau jaringan lain. Sel α (alfa) pulau Langerhans pankreas menghasilkan hormon glukagon. Glukagon bekerja sebagai faktor hiperglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah, karena glukagon berperan Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
164
merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glukagon bersifat lebih poten daripada epinefrin (adrenalin). Penurunan kadar glukosa darah dikenali oleh sel α pankreas berperan menghasilkan hormon glukagon. Hormon glukagon berperan merangsang pembebasan glukosa dari glikogen (terutama di sel hati) sehingga kadar gula darah kembali normal. Disamping memacu pembebas-an insulin oleh pankreas, kadar glukosa darah juga mempengaruhi perilaku makan. Mekanisme pengaturan (kontrol) perilaku makan adalah sebagai berikut: kadar glukosa darah mempengaruhi glukostat yaitu pusat kenyang (satiety center). yang terdapat pada basal hipotalamus. Pusat ini menghambat hipotalamus lateral yang merupakan pusat makan (feeding center). Pada kondisi kadar glukosa darah rendah, pusat kenyang tidak lagi menghambat pusat makan sehingga memacu pusat tersebut dan timbul keinginan untuk makan (nafsu makan). Akibat dari pengambilan makanan, maka kadar glukosa darah meningkat dan kembali normal. Kelainan gangguan sintesis dan sekresi insulin menyebabkan penyakit diabetes mellitus (DM) atau kencing manis. Pada penderita DM ditandai dengan gejala meningkatnya kadar glukosa darah. Gejala lain yang mengikuti antara lain terdapat glukosa dalam urin (glukosuria), rasa haus dan banyak minum (polidipsia), lapar dan banyak makan (polifagia), volume air kencing meningkat (poliuria), luka sukar sembuh, dan impotensi. 8.8. Saluran Pencernaan Mukosa usus halus menghasilkan hormon sekretin dan kolesistokinin (CCK). Hormon sekretin disintesis dan disekresikan oleh mukosa usus halus (terutama jejunum) ke dalam sirkulasi darah ketika makanan yang sangat bersifat asam memasuki usus halus. Hormon sekretin apabila disuntikkan secara intravena akan meningkatkan sekresi bikarbonat oleh pankreas dan saluran empedu. Hormon kolesistokinin disintesis dan disekresikan oleh mukosa usus halus bagian depan (terutama duodenum) memiliki peran merangsang motilitas kantung empedu. Kolesistokinin dibebaskan ketika makanan yang mengandung lemak memasuki duodenum. Kolesistokinin berperan merangsang sel asinar pankreas untuk mengeluarkan enzim-enzim pencernaan dan kontraksi kantung empedu untuk mengeluarkan getah empedu ke lumen usus halus. Menurut kamus kedokteran Dorland’s bahwa kole (chole, latin) Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
165
adalah sesuatu yang memiliki kaitan dengan empedu (Arey et al., 1961;271). Gastrin dihasilkan oleh mukosa gastrium (lambung) berperan merangsang sekresi asam lambung (HCL). 8.9. Mekanisme Pengaturan Kadar Ion Kalsium Kalsium merupakan ion penting dalam tubuh untuk kontraksi otot dan disimpan dalam tulang. Regulasi kadar ion kalsium melibatkan selsel kelenjar paratiroid, usus,dan ginjal. Jika kadar kalsium darah turun sel, maka kelenjar paratiroid akan mensekresikan hormon parathormon yang bekerja (1) membebaskan simpanan kalsium dari tulang, (2) meningkatkan absorpsi kalsium dari usus, dan (3) meningkatkan reabsorpsi kalsium dari cairan ultrafiltrat oleh tubulus ginjal sehingga kadar kalsium darah kembali normal. Kata-kata Penting • Neuron • Sensoris • motoris Rangkuman Sistem endokrin terdiri atas berbagai macam kelenjar endokrin atau disebut juga kelenjar buntu. Hipotalamus mensintesis dan mensekresikan hormon-hormon Gonadotropin relea-sing hormone (GnRH), Thyrotropin Releasing hormone (TRH), Cortico-tropin releasing hormone (CRH), Prolactin inhibiting factor (PIF). Pituitaria posterior tersusun atas jaringan syaraf (neuron) yang berasal dari nuklei supraoptikus (kumpulan sel-sel syaraf) menghasilkan hormon ADH dan oksitosin. Pituitaria Intermedia meng-hasilkan hormon Melanocyte stimulating hormone (MSH). Pituitaria anterior meng-hasilkan hormon-hormon Somatotropin (STH), Thyroid stimulating hormone (TSH), Adrenocorticotrophic hor-mone (ACTH), Gonadotropin hormone (GnH) dan PRL (Prolaktin). Kelenjar tiroid berfungsi mensintesis dan mensekresi-kan hormon tiroksin. Kelenjar paratiroid mengha-silkan hormon parathormon (PTH) yang berperan meningkatkan kadar kalsium darah dan menurunkan kadar pospat darah. Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
166
Kelenjar adrenal terdiri atas bagian kortek dan medulla. Sel kromafin medulla adrenal berperan mensintesis dan mensekresikan hormon katekolamin (adrenalin dan noradrenalin). Korteks adrenal tersusun zona glomerulosa yang berperan menghasilkan hormon aldosteron yang berfungsi memfasilitasi reabsorpsi ion natrium (Na+1) oleh tubulus ginjal, dan zona fasciculata dan reticularis menghasilkan kortikosteroid (kortikoid, atau kortisol, atau hidrokortison). Ovarium berperan mensinte-sis dan mensekresikan hormon estrogen (E2) dan progesteron (P). Estrogen disintesis dan disekresikan oleh folikel ovarium. Progesteron disintesis dan disekresikan oleh korpus luteum. Pulau Langerhans pankreas terdiri atas sel β (beta) dan sel α (alfa). Sel α menghasilkan glukagon sebagai faktor hiperglikemik dan sel β menghasilkan insulin bekerja sebagai faktor hipoglikemik. Mukosa usus halus menghasilkan hormon sekretin dan kolesistokinin (CCK). Hormon sekretin meningkatkan sekresi bikarbonat oleh pankreas dan saluran empedu. Hormon kolesistokinin merangsang motilitas kantung empedu. Gastrin dihasilkan oleh mukosa gastrium (lambung) berperan merangsang sekresi asam lambung (HCL).
Latihan untuk Menguji Pemahaman A. Lengkapilah dengan jawab-an yang tepat! 1. Sebutkan kelenjar-kelenjar endokrin ... 2. Sebutkan hormon-hormon yang disintesis oleh hipotalamus 3. Sebutkan 3 bagian kelenjar pituitaria ... 4. Hormon yang dihasilkan oleh sel-sel pituitaria posterior adalah .... 5. Hormon yang memacu kontraksi otot myoepitel kelenjar susu sehingga menyebabkan keluarnya air susu (milk ejection) adalah ... 6. Melanocyte stimulating hormone (MSH) dihasilkan oleh ... 7. Kelebihan produksi somato-tropin pada masa pertumbuhan (anakanak) menimbulkan kelainan per-tumbuhan yang disebut .... 8. Thyroid stimulating hormone (TSH) berperan merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid dan sekresi hormon ... 9. Hormon yang berperan merangsang steroidogenesis di dalam kortek adrenal adalah ... 10. Hormon gonadotropin dapat dibedakan menjadi ... Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
167
B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan fungsi FSH dan LH pada wanita! 2. Jelaskan fungsi PRL (Prolaktin) pada wanita! 3. Jelaskan mengapa terjadi pembengkakan kelenjar tiroid yang disebut goiter (gondok)! 4. Jelaskan mengapa jika kekurangan hormon tiroksin akan menyebabkan pertum-buhan terhambat (kerdil) yang disertai dengan kemunduran mental atau disebut kretin! 5. Jelaskan fungsi kelenjar paratiroid dan peran hormon yang dihasilkan! 6. Jelaskan fungsi hormon aldosteron dalam pengaturan kadar natrium darah! 7. Jelaskan peran hormon estrogen (E2) dan progesteron (P)! 8. Jelaskan pemanfaatan hormon estrogen (E2) dan progesteron (P) dalam pengaturan kehamilan! 9. Jelaskan peran sel β (beta) pulau Langerhans pankreas dalam kadar glukosa darah! 10. Sebutkan gejala-gejala pen-derita kencing manis!
Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
168
▲ Gambar 9.1. Patah tulang kaki Pada saat seseorang menderita patah tulang kaki, maka kekuatan kaki untuk menopang berat badan menjadi berkurang sehingga harus dibantu dengan alat bantu jalan. Oleh karena itu, agar tubuh kita tetap tegak dan dapat bergerak secara leluasa, maka rangka tulang dan otot harus saling kerjasama. Pada bab ini akan kita pelajari tentang: Rangka Sumbu Rangka Anggota Badan Sendi Mati Sendi Gerak Kesehatan Rangka Pemeliharaan Rangka Makanan untuk Pertumbuhan Tulang Penyakit dan Kelainan Tulang Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
169
9. Sistem Rangka Rangka tulang manusia mempunyai beberapa peranan sebagai berikut: 1. Menegakkan atau menyang-ga badan. 2. Tempat melekatnya otot-otot rangka (lurik) sehingga tulang dapat digunakan untuk melakukan gerakan tubuh seperti: berlari, melompat, menari dsb. 3. Melindungi alat-alat tubuh yang penting seperti: otak, jantung, sumsum tulang belakang. 4. Memberi bentuk badan. Selain peran di atas, rangka tulang manusia juga mempunyai beberapa peran sebagai berikut: 1. Tempat pembuatan sel-sel darah. 2. Tempat penyimpanan garam mineral. Nah, sekarang mari kita pelajari rangka tangan! rabalah tulang penyusun tanganmu masing-masing. Ada berapakah tulang yang menyusun tanganmu? Bandingkan dengan gambar rangka di sebelah ini. Nah, ternyata rangka tangan tersusun atas rangkaian tulang-tulang yang jumlahnya banyak, bentuk dan ukurannya juga beragam. Berdasarkan hasil penghitungan, rangka tangan tersusun atas 27 buah tulang, dan setiap jari tersusun atas 3 ruas tulang. Bagaimana bentuk tulang-tulang rangka tangan? Ada yang panjang dan pendek, bukan? Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu: 1. Tulang panjang atau tulang pipa, yaitu tulang yang memiliki ukuran panjang lebih besar daripada lebar/tebalnya. Sebagai contoh: tulang lengan, hasta, pengumpil, selangka, paha, kering dan betis. 2. Tulang pendek, yaitu tulang yang memiliki panjang kurang lebih sama dengan lebar/tebalnya. Sebagai contoh: tulang ruas jari tangan dan kaki. 3. Tulang pipih, yaitu tulang yang berbentuk lebar dan pipih. Sebagai contoh: tulang belikat, tengkorak, duduk dan usus. 4. Tulang tidak beraturan, yaitu tulang-tulang yang tidak dapat dimasukkan ke dalam 3 golongan di atas. Sebagai contoh: ruas tulang belakang. Mengapa tulang memiliki bentuk yang berbeda-beda? Karena bentuk tulang berkaitan erat dengan fungsinya. Sebagai contoh: 1. Agar dapat melakukan gerakan yang luwes, maka tulang rangka tangan berbentuk panjang dan pendek.
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
170
2. Agar dapat berfungsi melindungi otak, maka tulang tengkorak berbentuk pipih dan kuat.
▲ Gambar 9.2. Rangka tulang Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
171
Berdasarkan bahan-bahan penyusunnya, tulang dibedakan menjadi: 1. Tulang keras jika bahan penyusun utamanya terdiri atas serabutserabut tulang dan garam-garam kalsium posfat. Sebagai contoh: paha, lengan, betis, pengumpil. 2. Tulang rawan (lunak) jika bahan penyusun utamanya terdiri atas serabut-serabut tulang rawan tanpa garam-garam kalsium posfat. Sebagai contoh: tulang hidung, batang tenggorokan, dan daun telinga. Selain bahan di atas, tulang tersusun atas sel-sel tulang (osteosit), pembuluh darah, dan saraf sehingga tulang dapat tumbuh, memperbaiki diri dan merasakan sakit apabila cidera (retak atau patah tulang). Berdasarkan letak dan peranannya, rangka tulang manusia dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: 1. Rangka sumbu yaitu rangkaian tulang yang menyusun sumbu panjang tubuh. 2. Rangka anggota badan yaitu rangkaian tulang yang menyusun anggota gerak atas dan bawah. 9.1. Rangka Sumbu Rangka sumbu yaitu rangkaian tulang yang menyusun sumbu panjang tubuh. Rangka sumbu tersusun dari tulang-tulang berikut ini: tengkorak, tulang-tulang belakang, tulang dada, dan tulangtulang rusuk. Tulang-tulang tengkorak Tulang tengkorak kepala manusia tersusun atas 8 buah tulang berbentuk pipih. Tulang satu dengan lainnya saling berhubungan dalam bentuk sendi mati sehingga membentuk tempurung kepala yang kokoh. Tulang tengkorak membentuk rongga kepala yang di dalamnya terdapat otak, mata, indera pendengaran dan alat-alat penting lainnya. Dengan demikian, tulang tengkorak berfungsi melindungi otak, mata, dan indera-indera yang terdapat dalam kepala. Oleh karena itu, anjuran memakai helm pada saat sedang mengendarai sepeda motor atau kegiatan yang dapat menyebabkan cidera kepala adalah tepat untuk melindungi otak jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
172
Tulang belakang Tulang belakang merupakan deretan tulang-tulang yang tersusun memanjang terdiri atas 33 buah ruas tulang belakang. Berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi: 1. Tulang belakang bagian leher berjumlah 7 buah ruas. Ruas tulang leher yang paling atas disebut tulang atlas yang membentuk persendian dengan tulang kepala dalam bentuk sendi putar. 2. Tulang belakang bagian dada berjumlah 12 buah ruas tulang. 3. Tulang belakang bagian punggung berjumlah 5 buah ruas tulang. 4. Tulang belakang bagian pinggul berjumlah 5 buah ruas tulang yang nampak menjadi satu kesatuan. 5. Tulang belakang bagian ekor berjumlah 4 buah ruas tulang.
◄ Gambar 9.3. Rangka sumbu bagian tulang punggung
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
173
Tulang-tulang rangka dada Rangka dada terdiri atas tulang-tulang belakang bagian punggung, tulang dada, dan tulang rusuk. Tulang belakang dengan tulang dada dibihubungkan oleh tulang rusuk sehingga membentuk rongga dada. Berdasarkan perlekatannya dengan tulang dada, tulang rusuk dapat dibedakan menjadi: 1. Tulang rusuk sejati yaitu tulang rusuk yang ujungnya membentuk persendian dengan tulang belakang dan tulang dada, berjumlah 7 pasang. 2. Tulang rusuk semu yaitu tulang rusuk yang ujungnya dihubungkan dengan tulang dada oleh tulang rawan, berjumlah 3 pasang. 3. Tulang rusuk menggantung yaitu tulang rusuk yang ujungnya membentuk persendian dengan tulang belakang dan ujung lainnya lepas, berjumlah 2 pasang. Rangka dada membentuk rongga dada dan berperan melindungi alat-alat yang terdapat dalam ronga dada seperti: jantung dan paruparu. Pada saat pengambilan udara pernafasan tulang rusuk bergerak, dengan demikian tulang rusuk kita bergerak paling sedikit 15 kali per menit. 9.2. Rangka Anggota Badan Rangka anggota badan yaitu rangkaian tulang yang menyusun anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Tulang-tulang anggota gerak atas (lengan) Anggota gerak atas tersusun atas tulang-tulang penyusun rangka gelang bahu dan rangka tangan. Rangka gelang bahu tersusun atas tulang-tulang selangka dan belikat. Rangka tangan tersusun atas tulang-tulang lengan, hasta dan pengumpil, pergelangan tangan, telapak tangan dan jari tangan. Tulang-tulang anggota gerak bawah (kaki) Rangka anggota gerak bawah tersusun atas tulang-tulang penyusun rangka gelang pinggul dan rangka kaki. Rangka gelang pinggul tersusun atas tulang usus, tulang kelangka, tulang kemaluan, dan tulang duduk. Rangka gelang pinggul berfungsi melindungi alat kelamin dan usus. Rangka kaki tersusun atas tulang-tulang paha, tempurung, betis dan kering, pergelangan kaki, tumit, telapak kaki dan jari-jari kaki.
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
174
◄ Gambar 9.4. Rangka anggota gerak atas (tangan)
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
175
◄ Gambar 9.5. Rangka anggota gerak bawah (kaki) 9.3. Persendian Tulang-tulang rangka satu dengan yang lain saling berhubungan. Hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain disebut sendi. Berdasarkan gerakan antar tulang dapat dibedakan menjadi: sendi mati dan gerak. 9.3.1. Sendi Mati Sendi mati adalah hubungan antar tulang manakala tulang penyusun sendi tidak dapat digerakkan, sebagai contoh pertautan antara tulang-tulang tengkorak kepala. Sendi mati menyebabkan
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
176
hubungan antar tulang menjadi kuat dan biasanya berfungsi melindungi alat-alat tubuh yang sangat penting. 9.3.2. Sendi Gerak Sendi gerak adalah hubungan antar tulang yang dapat digerakkan. Menurut arah gerakan tulang, maka sendi gerak dapat dibedakan lagi menjadi: 1. Sendi kaku adalah hubungan antar tulang yang gerakkannya sangat terbatas (kaku), sebagai contoh: sendi antara ruasruas tulang belakang. 2. Sendi geser manakala tulang penyusun sendi gerakannya menggeser, sebagai contoh adalah sendi antar tulang telapak tangan. 3. Sendi engsel manakala tulang penyusun sendi dapat digerakkan ke satu arah, seperti engsel jendela atau pintu, sebagai contoh: sendi siku, sendi lutut, ruas jari tangan, dan ruas jari kaki. 4. Sendi pelana manakala tulang penyusun sendi dapat digerakkan ke dua arah, seperti pelana kuda, sebagai contoh: sendi antara tulang telapak tangan dengan pangkal ibu jari. 5. Sendi putar manakala tulang penyusun sendi dapat digerakkan ke dua arah, seperti tuas, sebagai contoh adalah sendi antara tulang atlas dengan pangkal tulang tengkorak. 6. Sendi peluru manakala tulang penyusun sendi dapat digerakkan ke segala arah, sebagai contoh: antara tulang gelang bahu dengan tulang lengan atas, dan tulang gelang pinggul dengan tulang pangkal paha. Sendi gerak pada umumnya tersusun atas komponen berikut ini: 1. Bantalan tulang rawan 2. Cairan sendi (sinovial) 3. Selaput sendi (sinovial) 4. Pembungkus sendi yang menghubungkan tulang satu dengan tulang lainnya. 9.4. Pengaturan Kadar Ion Kalsium dalam Darah Kalsium (Potasium) merupakan mineral yang dibutuhkan oleh setiap sel tubuh untuk berbagai keperluan. Kalsium terutama diperlukan untuk proses-proses pembekuan darah, sekresi seluler, dan kontraksi otot. Jika kadar kalsium darah turun sel dari kelenjar paratiroid mensekresikan hormon parathormon yang bekerja (1) Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
177
membebaskan simpanan kasium dari tulang, (2) meningkatkan absorpsi kalsium dari usus, dan (3) meningkatkan reabsorpsi kalsium dari urin oleh ginjal. Sehingga kadar kalsium darah kembali normal. Kekurangan parathormon menyebabkan kadar kalsium darah turun, sehingga terjadi gejala kejang (tetani konvulsi), dan bahkan kematian. Sebaliknya jika kadar kalsium darah meningkat (setelah makan) sel parafolikuler kelenjar tiroid membebaskan kalsitonin yang bekerja menyimpan kalsium (deposisi) ke dalam tulang, mencegah absorpsi kalsium oleh usus dan reabsorpsi kalsium oleh ginjal sehingga kadar kalsium darah kembali normal. Regulasi kadar ion kalsium. Jika kadar kalsium darah turun sel dari kelenjar paratiroid mensekresikan hormon parathormon yang bekerja (1) membebaskan simpanan kasium dari tulang, (2) meningkatkan absorpsi kalsium dari usus, dan (3) meningkatkan reabsorpsi kalsium dari urin oleh ginjal. Sehingga kadar kalsium darah kembali normal. Sel-sel kelenjar tiroid dan sel-sel tulang. usus dan ginjal. 9.5. Pemeliharaan Kesehatan Rangka 1. Menjaga sikap duduk, tidur, dan berdiri. Sikap duduk pada saat belajar di rumah atau mengikuti pelajaran di sekolah dapat mempengaruhi bentuk tulang belakang. Sikap duduk yang baik adalah sikap yang memelihara tulang punggung tetap tegak. Kebiasaan sikap duduk yang tidak baik dapat menyebabkan tulang punggung melengkung ke belakang (bungkuk), tulang punggung melengkung ke depan (ndengkek), atau tulang punggung melengkung ke samping (ndeyek). Demikian juga sikap ketika berdiri atau tidur dapat mempengaruhi bentuk tulang punggung terutama pada usia anak-anak. 2. Olahraga secara teratur dan terukur. Teratur artinya dilakukan secara rutin, dan terukur artinya sesuai dengan kekuatan tubuh kita masing-masing. Olahraga dapat menguatkan tulang dan otot penyusun rangka tubuh. Olahraga akan menghindarkan dari kehilangan mineral tulang, sehingga akan terhindar dari penyakit osteoporosis. Berolahraga di bawah sinar matahari pagi membantu tubuh menghasilkan banyak vitamin D yang berguna untuk penyerapan kalsium. Dengan demikian, olahraga dapat memperkuat tulang rangka.
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
178
Gambar 9.6. Kaplet kalsium untuk menguatkan tulang 9.6. Makanan untuk Pertumbuhan Tulang Tulang manusia terus-menerus mengalami pertumbuhan dan penulangan hingga umur 20 tahun. Tulang yang paling banyak mengalami pertumbuhan adalah tulang panjang seperti: tulang paha, tulang kering, dan tulang betis. Tulang memiliki bagian yang selalu mengalami pertumbuhan yang disebut cakra epifisis. Pada orang dewasa, cakra epifisis telah menjadi tulang semua sehingga tidak tumbuh. Pertumbuhan tulang dan penulangan memerlukan zat kapur, posfor, dan vitamin D. 1. Zat kapur dan posfor banyak terdapat pada susu dan biji kacangkacangan. 2. Bakal vitamin D banyak terdapat pada minyak ikan, telur, dan hati. Sinar matahari berperan mengubah bakal vitamin D menjadi vitamin D dalam tubuh. Vitamin D penting untuk penyerapan kalsium dalam usus. Kekurangan vitamin D pada masa pertumbuhan tulang dapat mengakibatkan kelainan tulang yang disebut rakhitis. Gejala utama penyakit rakhitis adalah tulang kaki melengkung membentuk seperti O atau X. 9.7. Cidera, Kelainan, dan Penyakit pada Rangka 9.7.1. Cidera pada sendi dan tulang
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
179
1. Terkilir dapat terjadi karena gerakan yang mendadak atau dipaksakan sehingga pembungkus sendi teregang atau robek dan mengakibatkan pembengkakan di sekitar sendi. Biasanya terjadi pada saat olahraga atau bekerja tetapi kurang pemanasan dan terlalu dipaksakan. 2. Retak tulang dapat terjadi karena benturan ringan sehingga tulang retak dan tetap pada posisi semula. 3. Patah tulang dapat terjadi karena benturan keras pada tulang sehingga patah menjadi dua atau lebih bagian yang satu lepas dari yang lain. Berdasarkan bentuknya, patah tulang dapat dibedakan menjadi patah tulang tertutup jika tulang tetap berada dalam kulit, dan patah tulang terbuka jika tulang keluar menembus kulit. Pada kondisi patah tulang terbuka, penderita harus segara ditangani dan dirawat dengan baik karena dapat terjadi infeksi yang dapat berakibat fatal. Tulang panjang adalah tulang yang paling sering patah. Sebagai contoh: tulang selangka, lengan, dan paha. 9.7.2. Penyakit pada sendi dan tulang 1. Keropos tulang (osteopore-sis) karena kekurangan mineral penyusun tulang sehingga jika tidak hati-hati tulang mudah patah. Penyakit keropos tulang berkaitan dengan penurunan kadar hormon wanita, sehingga penyakit ini sering terjadi pada wanita yang telah lanjut usia. 2. Rakhitis adalah penyakit akibat kekurangan vitamin D. Penyakit rakhitis pada masa pertumbuhan tulang dapat mengakibatkan tulang kaki menjadi lunak sehingga melengkung dan biasanya membentuk seperti huruf O atau X. 3. Penyakit radang sendi, akibat adanya peradangan pada persendian terutama sendi-sendi yang aktif bergerak sehingga sendi terasa sakit dan sulit digerakkan. Sendi yang terkena biasanya adalah lutut, siku, pergelangan kaki dan tangan. Ditandai dengan rasa nyeri yang hebat, disertai bengkak dan kemerahan. Ada factor keturunan. 4. Rematik, tulang menyatu hingga sulit bergerak, dapat terjadi pada semua usia.
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
180
Gambar 9.7. Kelainan tulang rakhitis 9.3. Otot Otot manusia memegang peranan penting sehingga manusia dapat bergerak. Tanpa otot, manusia tidak dapat bergerak. Anda pernah melihat mereka yang bernasib malang, jatuh, lumpuh dan tidak bisa berjalan? Apa yang terjadi dengan otot kakinya? Terjadi penciutan yang disebut atrofi, hingga sering tinggal “kulit bungkus tulang“, dan ia tidak akan dapat berjalan lagi. Otot manusia terdiri dari kumpulan serat yang berukuran rambut. Berapa banyak serat otot Anda miliki? Penelitian menunjukkan bahwa tubuh manusia memiliki lebih dari 6.000.000.000 serat otot dalam tubuh yang berhubungan dengan tulang. Tulang dan otot inilah yang mendukung tubuh Anda yang menyebabkan Anda dapat bergerak. Kesatuan ini disebut sistem otot dan kerangka, yang terdiri lebih dari 200 tulang dan sekitar 600 macam otot yang beraneka ragam. Serat yang membentuk otot itulah yang berkontraksi untuk mengecilkan atau merelaksasikan maupun memperpanjang otot. Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
181
Sesuatu yang luar biasa ialah setiap serat ini cukup tepat guna untuk medukung sesuatu yang beratnya 1000 kali lebih berat dari dirinya sendiri.
▲ Gambar 9.8. Otot lengan atas
▲ Gambar 9.9. Sel-sel penyusun otot polos
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
182
Tidak semua serat otot dalam keadaan aktif pada saat yang sama. Umumnya pada suatu saat, hanya sepertiga dari serat otot yang bekerja, sedangkan sisanya beristirahat. Dalam keadaan normal, serat otot Anda bekerja dengan bergantian. Cara ini yang memberikan daya tahan dan daya guna dari pekerjaan serat otot tersebut. Tetapi jikalau seorang dalam keadaan tegang, hampir semua serat ototnya harus bergerak inilah yang menyebabkan timbulnya keletihan dini, dan serat otot tidak dapat berfungsi dengan baik, bahkan menyebabkan perasaan sakit. Otot yang sehat adalah otot yang dalam keadaan relaksasi yang menguatkan. Ini berarti otot tersebut dalam keadaan sebagian berkontraksi walaupun dalam keadaan istirahat. Saat ini otot tersebut memperoleh kekuatan dari darah, glukosa, dan oksigen; dan siap untuk bereaksi kapan saja menerima perintah terlembut sekalipun yang datang dari otak atau refleks spinal. Dalam keadaan relaks, otot yang sehat bagaikan senjata yang terisi peluru, siap untuk ditembakkan. Otot Anda akan menjadi tegang bila Anda menghadapi stres. Stres tersebut bisa dalam bentuk fisik maupun emosi. Fisik Anda akan mengalami kesusahan bila Anda meminta otot Anda untuk melakukan pekerjaan yang melebihi kekuatannya, misalnya mengangkat barang yang sangat berat. Ini gampang terjadi bila Anda melakukan kegiatan berat secara tiba-tiba dengan tidak mengadakan pemanasan lebih dulu. Bila Anda mengadakan “pemanasan”, darah akan mengalir menuju otot Anda, membawa lebih banyak zat pembakar dan oksigen. Kegiatan yang dibuat berangsur-angsur ini akan mengurangi terjadinya stres kemudian. Umumnya lebih tua Anda, lebih penting “pemanasan” tersebut, walaupun problema tubuh akan dapat juga timbul bila Anda menuntut otot yang sudah cape dan letih untuk melakukan pekerjaan berat. Ketegangan emosi pada otot terjadi bila otot Anda dipenuhi dengan perasaan yang tidak dapat ditanggulangi, seperti kedukaan, frustasi yang terus menerus, marah yang tersembunyi, dendam dan perasaan bersalah. Semua perasaan tersebut menghasilkan ketegangan di berbagai kumpulan otot bahkan keletihan emosi. Ketegangan otot, apakah disebabkan alasan fisik atau emosi, akan membawa Anda pada berbagai problema. Bila stres otot yang berlebihan tidak dihilangkan, Anda dapat mengalami spasmus otot.
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
183
Seorang yang menderita spasmus otot yang akut dapat menyebabkan kepincangan untuk sementara waktu. Ketegangan otot juga menyebabkan berbagai sakit kepala, sakit punggung, kaku leher, beberapa macam artritis, dan beratus gejala atau gejala komplikasi lainnya. Bila semua gejala-gejala ini digabungkan menjadi satu, semuanya melebihi 50% dari segala keluhan sakit yang diderita manusia. Ketegangan otot dan stres dapat memeraskan darah keluar dari pembuluh darah kecil dan kapiler, dan mengakibatkan tekanan darah tinggi. Seorang yang mengangkat barang berat dalam jangka waktu lama akan mengalami hal yang sama. Gerak badan yang hanya menaikkan ketegangan ini yang dilakukan dengan berlebihan akan menyebabkan berkurangnya darah masuk ke dalam endokardium (lapisan dalam dari jantung) dan membawa kepada serangan jantung yang tidak memberikan gejala. Bagaimana cara mengurangi ketegangan otot? Ternyata olahraga atau gerak badan yang teratur adalah jawabnya. Dasar fisiologinya sangat sederhana, yaitu diperlukan waku untuk menghasilkan otot yang rileks. Setiap pengobatan mengurangi ketegangan otot akan memberikan penyembuhan kepada banyak penderita dan kesakitan. Nah pengobatan yang terbaik untuk hal tersebut ialah program olahraga / gerak badan yang teratur. Dengan olahraga yang teratur, berbagai macam penyakit yang tidak perlu timbul dapat dihindarkan. Anda dapat mengucapkan selamat tinggal kepada sakit kepala, artritis, sakit punggung, kaku leher dan sebagainya. Sebagai gantinya Anda akan mempunyai badan yang kuat, sehat, serta wajah yang cerah dan bergairah. Kata-kata Penting • Rangka sumbu • Rangka anggota gerak • Tulang keras • Tulang rawan • Tulang lunak • Sendi mati • Sendi gerak • Otot polos • Otot lurik • Otot jantung
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
184
Rangkuman Tulang-tulang yang menyusun tubuh terangkai membentuk rangka tulang. Rangka tulang manusia dapat dibedakan menjadi rangka sumbu dan rangka anggota badan. Rangka sumbu tersusun dari tulang-tulang tengkorak, tulang-tulang belakang, tulang-tulang dada, dan tulang-tulang rusuk. Rangka tulang manusia berfungsi menegakkan dan membentuk badan, melindungi alat-alat tubuh, tempat melekatnya otot-otot rangka (lurik), sebagai alat gerak pasif, tempat pembuatan sel-sel darah, dan tempat penyimpanan garam mineral. Latihan untuk Menguji Pemahaman A. Lengkapilah dengan jawab-an yang tepat! 1. Rangka tubuh dapat dibedakan menjadi rangka ... dan .... 2. Tulang leher yang terletak paling atas disebut tulang ... 3. Rangka anggota badan atas (tangan) tersusun atas... 4. Setiap jari tangan tersusun atas ... ruas tulang 5. Berdasarkan bentuknya, tulang belikat termasuk jenis tulang ... 6. Persendian antara ibu jari dengan telapak tangan disebut sendi ... 7. Berikan contoh bahan makanan yang banyak mengandung kalsium dan posfor adalah ... 8. Kekurangan mineral kalsium dapat menyebabkan tulang keropos yang disebut ... 9. Vitamin yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang adalah ... 10. Kelainan bentuk tulang belakang membengkok ke samping disebut .... B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Sebutkan secara urut dari atas ke bawah bagian-bagian susunan tulang belakang! 2. Jelaskan perbedaan antara sendi putar dengan sendi peluru, berikan contohnya masing-masing! 3. Jelaskan yang dimaksud dengan sendi mati dan berikan contohnya? 4. Sebutkan fungsi rangka gelang pinggul? 5. Jelaskan 4 jenis fungsi rangka tulang! 6. Apa manfaat makan sayuran dan buah-buahan bagi kesehatan rangka tulang tubuh kita? 7. Jelaskan mengapa patah tulang dapat pulih kembali? Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
185
8. Bagaimana cara yang benar memelihara kesehatan rangka tulang kita? 9. Jelaskan yang dimaksud dengan osteoporosis? 10. Mengapa kita perlu mendapatkan sinar matahari pada pagi hari?
Bab 9: Kesehatan Rangka Tulang & Otot
186
▲ Gambar 10.1. Apel mengandung berbagai jenis zat gizi,salah satu diantaranya adalah vitamin C
Pernahkah kamu mengalami gusi berdarah (sariawan)? Sariawan timbul karena tubuh kita kekurangan asupan vitamin C. Vitamin C banyak terkandung dalam buah-buahan. Vitamin C dan zat-zat gizi lainnya sangat diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk menjaga kesehatan. Pada bab ini akan dipelajari tentang: Gizi dalam bahan makanan Makanan sehat dan sempurna (Cukup Dan Seimbang) Pengukuran status gizi Kelompok rentan gizi Gizi dan peranannya Gizi dan kesehatan Penyakit yang berkaitan dengan status gizi Bab 10: Kesehatan dan Gizi
185
10. Gizi Gizi adalah zat-zat yang terkandung dalam suatu jenis makanan tertentu. Ilmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang dikaitkan dengan kesehatan disebut ilmu gizi. Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan, atau sering disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan optimum, di mana jaringan jenuh oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang setingi-tingginya. Apabila konsumsi gizi makanan seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuhnya, maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan gizi disebut gizi lebih (overnutrition), dan kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition). Secara kimiawi, komposisi tubuh manusia tersusun atas: air, gas, garam, dan senyawa organik. Jika dilihat dari unsur kimia yang menyusunnya, maka tubuh kita mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), dan fosfat (P). Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan, karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk hidup, di samping udara (oksigen). Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah: 1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak. 2. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari. 3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain. 4. Berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Agar makanan dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, maka makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya sekedar makanan. Dalam perkembangan selanjutnya ilmu gizi mulai dari pengadaan, pemilihan, pengolahan, sampai dengan penyajian makanan tersebut. Dari batasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu gizi itu mencakup dua komponen penting yaitu makanan dan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekadar makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zatzat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokkan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Bab 10: Kesehatan dan Gizi
186
10.1.
Karbohidrat Karbohidrat yang dapat dibedakan menjadi; glikogen (C6H10O5)m, pati (amilum, starch), dan molekul sangat panjang (selulose). Karbohidrat, berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah sebagai salah satu pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan makanan pokok.
10.2.
Lemak Lemak dapat dibedakan menjadi; trigliserida, asam lemak, gliserol, posfolipid (PL), dan kolesterol. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya. Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah: Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia (1 gram lemak menghasilkan sekitar 9,3 kalori). Sebagai pelarut vitamin: A, D, E, dan K. Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu, dan pelindung bagian tubuh pada temperatur rendah.
10.3.
Protein Protein dapat dibedakan menjadi; protein kompleks (polipeptida) dan sederhana (asam amino), dan asam nukleat (DNA dan RNA). Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Struktur asam amino dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan. Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang Bab 10: Kesehatan dan Gizi
187
membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. asam amino berfungsi sebagai: 1. Penyusun protein, termasuk enzim. 2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin, hormon dan asam nukleat). 3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik (kofaktor).
Gambar 10.2. Telur sebagai bahan makanan sumber protein hewani Asam amino esensial Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting. Asam amino disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah "asam amino esensial" berlaku hanya bagi organisme heterotrof. Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Histidin dan arginin disebut sebagai "setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi kebutuhannya. Asam amino karnitin juga bersifat
Bab 10: Kesehatan dan Gizi
188
"setengah esensial" dan sering diberikan untuk kepentingan pengobatan.
Gambar 10.3. Kacang tanah sebagai bahan makanan sumber protein nabati 10.4.
Vitamin Vitamin dapat dibedakan menjadi kelompok vitamin yang larut lemak dan larut air. Vitamin yang larut air adalah vitamin B dan C, dan vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Fungsi masing-masing vitamin adalah sebagai berikut: • Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel, dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata. • Vitamn B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh, dan penyerapan zat lemak oleh usus. • Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata, dan enzim berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel. • Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah, dan dalam pross pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf. • Vitamin C, berfungsi sebagai aktivator macam-macam enzim perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit. • Vitamin D, berfungsi mengatur kadar kapur dan posfor dalam bersama-sama kelenjar anak gondok (paratiroid), memperbesar penyerapan zat kapur dan posfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin. Bab 10: Kesehatan dan Gizi
189
• • 10.5.
Vitamin E, berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah. Vitamin K, berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam proses pembekuan darah.
Mineral Mineral seperti; zat besi, kalium, kalsium, magnesi-um, natrium. Mineral, terdiri dari zat kapur (Ca), posfor (P), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na), dan Chlor (Cl), kalium (K), dan Iodium (I). Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan sebagai kofaktor suatu enzim.
Gambar 10.4. Buah segar merupakan bahan makanan yang banyak mengandung mineral 10.6.
Serat Kasar Serat kasar (bahasa Inggris = crude fiber) berasal dari selulosa dan lignin yang tedapat pada sel tanaman. Makan makanan yang cukup mengandung sayuran karena sayuran banyak mengandung serat kasar. Dalam bahasa Inggris makanan seperti itu disebut roughages, terdiri dari sayur-sayuran yang berserat-serat, kulit buah-buahan, jagung, dan lain-lain. Sayur dan buah memegang peranan yang penting dalam tubuh manusia. Sayur merupakan sumber serat, vitamin, dan mineral. Juga mengandung zat yang Bab 10: Kesehatan dan Gizi
190
bukan gizi tapi sangat dibutuhkan bagi kesehatan tubuh manusia. Karena itu, mengkonsumsi sayur dan buah sangat penting. Kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur ini perlu dibiasakan sejak kecil. Dengan rajin mengkonsumsi sayur dan buah, buang air besar (BAB) menjadi lancar. Serat yang terdapat di dalam keduanya bisa mendorong tinja untuk keluar. Karena itu, anak atau orang dewasa yang kurang mengkonsumsi buah dan sayur biasanya akan mengalami kesulitan dalam buang air besar. Kalau makanan yang dikonsumsi banyak mengandung serat, maka sisa makanan relatif mampu menyerap air sehingga kotoran mengembang, volumenya bertambah dan reflek BAB terjadi setiap hari. Ini merupakan pola yang sehat karena kotoran dapat segera dibuang dari tubuh. Masa transit kotoran pun menjadi lebih singkat karena pembuangan kotoran berlangsung setiap hari. Tetapi jika konsumsi makanan miskin serat akibatnya sisa makanan yang menumpuk di rectum jadi lebih lama. Untuk membuangnya memerlukan waktu sampai volumenya cukup untuk merangsang berak. Akhirnya terjadilah sembelit dan susah buang air besar karena kotoran berhenti bahkan mengeras. Kalaupun bisa dikeluarkan biasanya akan berbentuk seperti kotoran kambing. Usus besar pun akan bekerja lebih berat. Tak jarang buang air besar harus disertai mules-mules terlebih dahulu untuk mendorong kotoran yang menumpuk itu. Kalau sampai terjadi berhari-hari tak bisa buang kotoran, dapat dibayangkan bagaimana akibatnya.
▲ Gambar 10.5. Sayuran selain bergizi juga banyak mengandung serat kasar Bab 10: Kesehatan dan Gizi
191
10.7.
Air Air dapat dibedakan menjadi air yang didapat secara langsung dari air minum atau air yang berasal dari makanan dan yang diproduksi oleh sel tubuh pada proses pembakaran seluler.
◄ Gambar 10.6. Air minum dari air sumur yang telah direbus baik untuk menjaga kesehatan
10.8. Makanan Sehat dan Bergizi Pengaturan pola makan yang baik tidak hanya dapat menyehatkan badan, namun juga dapat memperpanjang harapan hidup. Berbagai penelitian menunjukkan terjadinya penurunan risiko terjadinya penyakit jantung, kanker, diabetes, osteoporosis, bahkan Alzheimer serta Parkinson. Sebaliknya, pola makan yang salah dapat menjadi pencetus utama dari penyakit mengerikan di atas. Secara sederhana, yang terbaik adalah dengan pola makan seimbang, empat sehat lima sempurna. Ketika kita tidak mengkonsumsi makanan atau minuman bergizi, kita dapat mengalami pengeroposan tulang (kekurangan vitamin), Bab 10: Kesehatan dan Gizi
192
gusi berdarah (kekurangan vitamin C) atau bahkan gangguan pengangkutan oksigen di darah ke setiap sel (kekurangan zat besi). Jadi ketika kita bicara mengenai gizi atau nutrisi, kita bicara mengenai mengapa kita makan, apa yang kita makan, dan bagaimana makanan tersebut mempengaruhi tubuh dan kesehatan kita. Makanan sehat yang apabila dimakan secara teratur akan dapat mencegah/menunda selama mungkin berbagai penyakit degeneratif akibat proses penuaan tubuh. 10.9. Pengukuran Status Gizi Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa di antara kelompok umur yang mudah terkena penyakit-penyakit kekurangan gizi adalah kelompok bayi dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi dan anak balita). Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status gizi tersebut, dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam mengembangkan pengukuran tersebut. Di bawah ini akan diuraikan 4 macam cara pengukuran yang sering dipergunakan di bidang gizi masyarakat serta klasifikasinya: 1. Berat badan per umur Berdasarkan klasifikasi dari Universitas Harvard, keadaan gizi anak diklasifikasikan menjadi 4 tingkat, yakni: Gizi baik apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya lebih dari 80% standard Harvard Gizi kurang apabila berat badan bayi/anak menurut umur berada di antara 60%-80% standard Harvard Gizi buruk apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standard Harvard 2. Tinggi badan per umur Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standard Harvard, dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut: Gizi baik apabila panjang/tinggi badan bayi/anak menurut umurnya lebih dari 80% standard Harvard. Gizi kurang apabila panjang/tinggi badan bayi/anak menurut umurnya berada di antara 70,1% - 80% dari standard Harvard. Bab 10: Kesehatan dan Gizi
193
Gizi buruk apabila panjang/tinggi badan bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standard Harvard.
3. Berat badan menurut tinggi Pengukuran berat badan menurut tinggi badan ini diperoleh dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standard Harvard. Klasifikasi hasil pengukuran berat badan menurut tinggi badan adalah sebagai berikut: Gizi baik apabila berat badan bayi/anak menurut panjangtingginya lebih dari 90% dari standard Harvard. Gizi kurang apabila berat bayi/anak menurut panjangtingginya berada di antara 70,1% - 90% dari standard Hravard. Gizi buruk apabila berat bayi/anak menurut panjangtingginya 70% atau kurang dari standard Harvard. 4. Lingkar lengan atas (LLA) menurut umur Klasifikasi hasil pengukuran status gizi bayi/anak berdasarkan lingkar lengan atas menggunakan klasifikasi hasil pengukuran sebagai berikut: Gizi baik, apabila LLA bayi/anak menurut umurnya lebih dari 85% standard Wolanski. Gizi kurang, apabila LLA bayi/anak menurut umurnya berada di antara 70,1% - 85% standard Wolanski. Gizi buruk, apabila LLA bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standard Wolanski. 5. Indeks Massa Tubuh Untuk mengetahui apakah berat badan kita sudah cukup ideal. Kegemukan atau terlalu kurus; kita dapat menggunakan perhitungan indeks massa tubuh (Body Mass Index/BMI) dengan formula sebagai berikut:
BMI =
berat badan (kg ) tinggi badan (m) x tinggi badan (m)
Beberapa penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan tekanan darah tinggi seringkali berhubungan dengan berat badan yang berlebih. Berdasarkan berbagai penelitian di lembaga kesehatan,
Bab 10: Kesehatan dan Gizi
194
nilai BMI lebih dari 30 meningkatkan resiko kematian karena penyakit, sekitar 50 dampai 150%. Para ahli kesehatan menyarankan orang-orang yang berlebihan berat badan, namun tidak memiliki faktor resiko kesehatan yang berbahaya (seperti kolesterol tinggi atau tekanan daraj tinggi) untuk mulai melakukan aktivitas fisik, seperti olah raga lebih banyakl untuk mencegah bertambahnya berat badan. Orang-orang yang kelebihan berat badan dan disertai factor resiko, seperti kolesterol dan tekanan darah tinggi, perlu secara aktif menurunkan berat badan, dengan mengontol diet dan olah raga. Ada baiknya program tersebut dikonsultasikan dulu dengan dokter atau para ahli kesehatan. 10.11. Kelompok Rentan Gizi Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia, oleh sebab itu, kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Pada kelompokkelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Oleh sebab itu, apabila kekurangan zat gizi akan terjadi gangguan gizi atau kesehatannya. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari: 10.12. Kelompok bayi Di dalam siklus kehidupan manusia, bayi berada di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Bayi yang dilahirkan dengan sehat, pada umur 6 bulan akan mencapai pertumbuhan atau berat badan 2 kali lipat dari berat badan pada waktu dilahirkan. Untuk pertumbuhan bayi dengan baik zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah: 1. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan. 2. Calsium (Ca) 3. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis, maka hal ini tidak begitu menjadi masalah. 4. Vitamin A dan K yang harus diberikan sejak post natal. 5. Fe (zat besi) diperlukan, karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang. Bab 10: Kesehatan dan Gizi
195
Secara alamiah sebenarnya zat-zat gizi tersebut sudah terkandung di dalam air susu ibu (ASI). Oleh sebab itu, apabila gizi makan ibu cukup baik, dan anak diberi ASI pada umur sampai 4 bulan, zat-zat gizi tesebut sudah dapat mencukupi. Pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan lain sampai pada umur 4 bulan ini disebut pemberian ASI eksklusif. Di samping itu, ASI juga mempunyai keunggulan, yakni mengandung immunoglobin yang memberi daya tahan tubuh pada bayi, yang berasal dari tubuh ibu. Imunoglobin ini dapat bertahan pada anak sampai dengan bayi berumur 6 bulan. Peralihan ASI kepada makanan tambahan (PMT) harus dilakukan sesuai dengan kondisi anatomi dan fungsional alat pencernaan bayi. Setelah masa pemberian ASI eksklusif berakhir, maka mulai umur 4 bulan bayi diberi makanan tambahan, itu pun makanan yang sangat halus. Kemudian mulai umur 9 bulan sudah dapat diberikan makanan tambahan yang lunak, sampai dengan umur 18 bulan. ASI tetap diteruskan, dan mulai berumur 18 bulan dapat diberikan makanan tambahan agak keras (semi solid), sampai dengan umur 2 tahun. Akhirnya pada umur 2 tahun ASI dihentikan (anak disapih), dan sudah dapat diberi makanan seperti makanan anak-anak pada umumnya. Mengenai jumlah makanan tambahan pun juga makin lama makin ditingkatkan, sesuai dengan kebutuhan kalori yang diperlukan bayi/anak untuk tumbuh dan berkembang.
◄ Gambar 10.7. Air susu ibi (ASI) merupakan makanan penting bagi kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan bayi
Bab 10: Kesehatan dan Gizi
196
Tabel 1. Peralihan ASI ke Makanan dan Kebutuhan Kalori Umur Anak 0-4 bulan 4-9 bulan 9-12 bulan 12-18 bulan 18-24 bulan 24 bulan (2 tahun)
PMT ASI saja Makanan halus Makanan lembut Makanan lunak Makanan semi keras Makanan anak-anak dan disapih
Kebutuhan Kalori 300 kalori 800 kalori 900 kalori 1100 kalori 1300 kalori
10.4.2. Kelompok anak balita Anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP), dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut: 1. Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa. 2. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga perhatian ibu sudah berkurang. 3. Anak balita sudah mulai main di tanah, dan sudah dapat main di luar rumahnya sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit. 4. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Di pihak lain ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan anak balita, karena dianggap sudah dapat makan sendiri. Dengan adanya Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang sasaran utamanya adalah anak balita adalah sangat tepat untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak balita. 10.4.3. Kelompok anak sekolah Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan kesehatan anak balita. Masalahmasalah yang timbul pada kelompok ini antara lain: berat badan Bab 10: Kesehatan dan Gizi
197
rendah, defisiensi Fe (kurang darah), dan defisiensi vitamin E. Maslah ini timbul karena pada umur-umur ini anak sangat aktif bermain dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah tangganya. Di pihak lain anak kelompok ini kadang-kadang nafsu makan mereka menurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan. Program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah sangat tepat untuk membina dan meningkatkan gizi dan kesehatan kelompok ini. Di samping anak sekolah adalah kelompok yang sudah terorganisasi sehingga mudah untuk dijangkau oleh program, juga karena kelompok ini merupakan kelompok yang mudah menerima upaya pendidikan. Ahli pendidikan berpendapat bahwa kelompok umur ini sangat sensitif untuk menerima pendidikan, termasuk pendidikan gizi. 10.4.4. Kelompok Remaja Pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga sangat pesat, kemudian juga kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olah raga juga pada kondisi puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya, maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhannya. Pada anak remaja putri mulai terjadi menarche (awal menstruasi), yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe. Oleh sebab itu, kalau konsumsi makanan khususnya Fe, maka akan terjadi kekurangan Fe (anemia). Upaya untuk membina kesehatan dan gizi kelompok ini juga dapat dilakukan melalui sekolah (UKS), karena kelompok ini pada umumnya berada di bangku sekolah menengah pertama maupun atas (SLP atau SLA). Di samping itu, pembinaan melalui organisasi-organisasi kemasyarakatan misalnya: Karang Taruna, Remaja/Pemuda Geeja, Remaja Masjid, dan sebagainya juga tepat. Karena kelompok pada remaja ini sudah mulai tertarik untuk berorganisasi, atau senang berorganisasi. 10.4.5. Kelompok Ibu Hamil Ibu hamil sebenarnya juga berhubungan dengan proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses kehamilan tersebut, misalnya kelenjar mamae. Untuk Bab 10: Kesehatan dan Gizi
198
mendukung berbagai proses pertumbuhan ini, maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat. Kebutuhan kalori tambahan bagi ibu hamil sekitar 300-500 kalori per hari. Demikian pula kebutuhan protein meningkat dengan 10 gram sehari. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi pada ibu hamil juga memerlukan peningkatan suplai vitamin, terutama thiamin, riboflavin, vitamin A dan D. Kebutuhan berbagai mineral, khususnya Fe dan Calsium juga meningkat. Apabila kebutuhan kalori, protein, vitamin dan mineral yang meningkat ini tidak dapat dipenuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu hamil, akan terjadi kekurangan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berakibat: 1. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah atau sering disebut berat badan bayi rendah (BBLR). 2. Kelahiran prematur (lahir belum cukup umur kehamilan) 3. Lahir dengan berbagai kesulitan, dan lahir mati 4. Kelompok Ibu Menyusui. Air susu ibu (ASI) adalah makanan utama bayi, oleh sebab itu, untuk menjamin kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi ASI rata-rata 800-850 mililiter per hari, dan mengandung kalori 60-65 kalori, 1,0-1,2 gram, dan lemak 2,5-3,5 gram setiap 100 mililiter. Zat-zat ini diambil dari tubuh ibu, dan harus digantikan dengan suplai makanan ibu seharihari. Untuk itu, ibu yang sedang menyusui memerlukan tambahan 800 kalori sehari dan tambahan protein 25 gram sehari, di atas kebutuhan bila ibu tidak menyusui. 5. Dalam batas-batas tertentu kebutuhan bayi akan zat-zat gizi ini diambil dari tubuh ibunya, tanpa menghiraukan apakah ibunya mempunyai persediaan cukup atau tidak. Apabila konsumsi makanan ibu tidak mencukupi, zat-zat di dalam ASI akan terpengaruh. Khusus untuk protein, meskipun konsumsi ibu tidak mencukupi, ASI akan tetap memberikan jatah yang diperlukan oleh anaknya dengan mengambil jaringan ibunya, akibatnya ibunya menjadi kurus. Bila konsumsi Ca ibu yang berkurang, Ca akan diambil Ca jaringan ibunya, sehingga memberikan osteoporosis dan kerusakan gigi (caries dentis). 6. Kelompok Usia Lanjut (Usila). Meskipun usila ini sudah tidak mengalami penurunan fungsinya, maka sering terjadi gangguan gizi. Contohnya: pada usila beberapa gigi-geligi, bahkan semuanya tanggal, sehingga terjadi kesulitan dalam mengunyah makanan. Oleh sebab itu, apabila makanan tidak Bab 10: Kesehatan dan Gizi
199
diolah sedemikian rupa sehingga pengunyahan, maka akan terjadi pencernaan dan penyerapan oleh usus.
tidak memerlukan gangguan dalam
10.5. Pembinaan Keluarga Mandiri Sadar Gizi Kriteria Keluarga mandiri sadar gizi (Kadarzi). 1. Biasa makan beraneka ragam makanan. 2. Selalu memantau kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarganya (menimbang berat badan), khususnya balita dan ibu hamil. 3. Biasa menggunakan garam beryodium 4. Memberi dukungan kepada ibu melahirkan agar memberikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan. 5. Biasa makan pagi. Keluarga dikatakan kadarzi, bila dapat melaksanakan seluruh perilaku tersebut. Jika salah satu perilaku belum dilaksanakan, maka keluarga tersebut belum kadarzi. Hal-hal yang perlu disampaikan agar keluarga biasa makan beraneka ragam makanan adalah: 1. Pengertian aneka ragam makanan yaitu: Makan 2-3 kali sehari yang terdiri dari 4 macam kelompok bahan makanan. Dari tiap kelompok bahan makanan dan jenis yang dikonsumsi, maka makin banyak jenisnya makin baik. Adapun 4 kelompok bahan makanan tersebut adalah: a. Makanan pokok, sebagai sumber zat tenaga: beras, jagung, ubi, singkong, mie, dan lain-lain. b. Lauk pauk, sebagai sumber zat pembangun: ikan, telur, ayam, daging, tempe, kacang-kacangan, tahu, dll. c. Sayuran dan buah-buahan, sebagai sumber zat pengatur: bayam, kangkung, wortel, buncis, kacang panjang, sawi, daun singkong, daun katuk, pepaya, pisang, jeruk, semangka, nanas dan lain-lain. 2. Manfaat makan aneka ragam makanan, yaitu: Untuk melengkapi zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh agar dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan terhindar dari penyakit kekurangan gizi. 3. Akibat tidak makan aneka ragam makanan, yaitu: tubuh akan menderita kekurangan zat gizi tertentu dan lebih mudah terserang penyakit, khususnya pada balita akan menyebabkan pertumbuhan dan kecerdasan terganggu. Bab 10: Kesehatan dan Gizi
200
4. Tindakan yang perlu dilakukan bila keluarga belum makan aneka ragam makanan, yaitu: a. Jelaskan tentang pentingnya makan aneka ragam makanan pada kesehatan, pertumbuhan dan kecerdasan. b. Memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah dengan menanam tanaman, beternak ayam, bebek, ikan dan lain-lain agar dimakan oleh anggota keluarga dan hasil pekarangan juga dapat dijual untuk menambah penghasilan keluarga. c. Mengupayakan bantuan dari sektor pertanian, untuk mengusahakan penggunaan lahan pertanian secara gotong royong bagi keluarga yang tidak mempunyai pekarangan. d. Anjurkan ibu untuk masak aneka ragam dengan menu yang disukai oleh anggota keluarga. Nikmatilah aneka ragam makanan yang tersedia. 10.5. Penyakit-penyakit Gizi Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan, atau sering disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan optimum, di mana jaringan jenuh oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang setingi-tingginya. Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh, maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan gizi disebut gizi lebih (overnutrition), dan kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition). 10.5.1. Beberapa penyebab gizi buruk Pada tahun 1988, UNICEF, salah satu badan organisasi PBB yang khusus bergerak dibidang kesejahteraan anak telah mengembangkan kerangka konsep perbaikan gizi. Dalam kerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh: 1. Penyebab langsung: Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak Bab 10: Kesehatan dan Gizi
201
memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit. 2. Penyebab tidak langsung: Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu: 1) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. 2) Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial. 3) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. 10.5.1. Penyakit kurang kalori dan protein (KKP) Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi, sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak balita, karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori, maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein). Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni: 1. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84%95% dari berat badan menurut standar Harvard. 2. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 84%60% dari berat badan menurut standar Harvard.
Bab 10: Kesehatan dan Gizi
202
3. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan menurut standar Harvard. Beberapa ahli hanya membedakan adanya dua macam KKP saja, yakni: KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus, jarang, dan berwarna kemerahan. Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis sebagai berikut: Pembengkakan jaringan (oedema) atau honger oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya tampak pada daerah kaki. 10.4.2. Penyakit kegemukan (obesitas) Penyakit ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi di dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak. Pada keadan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu di antaranya dalam jaringan subkutan, dan di dalam jaringan tirai usus. Seseorang dikatakan menderita obesitas apabila berat badannya pada laki-laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya. Pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat, karena harus membawa kelebihan berat badan. Oleh sebab itu, pada umumnya lebih cepat gerah, capai, dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. Akibat dari penyakit obesitas ini, para penderitanya cenderung menderita penyakit-penyakit: kardiovaskuler, hipertensi, dan diabetes melitus. Berat badan ideal pada orang dewasa menurut rumus Dubois adalah: B (kg) = (T cm -100) + 10% Keterangan: B = Berat badan ideal T = Tinggi badan
Bab 10: Kesehatan dan Gizi
203
Oleh bagian gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dilakukan koreksi sebagai berikut: B (kg) = {(Tcm - 100) - 10%}+ 10% Contoh: Si Ali (dewasa) diukur tinggi badannya 160 meter, maka berat badan ideal Ali adalah antara 54 kilogram dengan 66 kilogram (paling rendah 54 kg, paling tinggi 66 kg). Apabila orang dewasa yang tingginya 160 cm, dengan berat badan di bawah 54 kg, maka ia kurang gizi, dan bila lebih dari 66 kg, ia termasuk obesitas (kegemukan). ◄ Gambar 10.8. Kelebihan berat badan
Penyebab kegemukan Untuk diketahui dengan jelas bahwa kegemukan disebabkan makanan terlalu banyak. Mengapa seseorang makan terlalu banyak? Masalah keturunan dapat menjadi salah satu penyebabnya. Sebab itu bayi yang baru lahir dari kedua orang
Bab 10: Kesehatan dan Gizi
204
tua yang kegemukan mempunyai kemungkinan 90 persen untuk kegemukan juga. Sering organ pencernaan mereka lebih berdayaguna daripada orang biasa, hingga sedikit makanan saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya, karena kelebihan zat makanan menyebabkan penumpukan lemak. Kerugian kegemukan Mari kita lihat hal yang merugikan anda bila anda kegemukan. Ringkasnya adalah sebagai berikut: 1. Beban psikologis 2. Menambah tekanan darah 3. Menambah hiperkolesterolemia 4. Menambah kemungkinan diabetes 5. Menambah risiko kanker 6. Menambah risiko kematian 7. Menambah risiko penyakit pembuluh jantung koroner. Berat normal Anda Berat normal, sesuai dengan laporan dari Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), tergantung kepada tinggi dan potongan tubuh dan jenis kelamin anda. Berat Normal Untuk Pria Dan Wanita (sesuai dengan tinggi dan potongan tubuh, diatas 25 tahun) Pria Ukuran Ukuran Tinggi Badan Ukuran (cm) Kecil (kg) Sedang (kg) Besar (kg) 155-157 51-54 54-59 57-64 158-160 52-56 55-60 59-65 161-163 54-57 56-62 60-67 164-165 55-59 58-63 61-69 166-168 56-60 59-65 63-71 169-170 58-62 61-67 64-73 171-173 60-64 63-69 67-75 174-176 62-66 64-71 68-77 177-178 64-68 66-73 70-79 179-180 65-70 68-75 72-81 181-183 67-72 70-77 74-83 184-186 69-73 72-79 76-86
Bab 10: Kesehatan dan Gizi
205
Wanita Tinggi (cm) 145-147 148-150 151-152 153-155 156-157 158-160 161-163 164-165 166-168 169-170 171-173 174-175 176-178 179-180
Ukuran Kecil (kg) 42-44 43-46 44-47 45-49 46-50 48-51 49-53 50-54 52-56 54-58 55-59 57-61 59-64 61-65
Ukuran Sedang (kg) 44-49 44-50 46-51 47-53 49-54 50-55 51-57 53-59 54-61 56-63 58-65 60-67 62-68 64-70
Ukuran Besar (kg) 47-54 48-55 49-57 51-58 52-59 54-61 55-63 57-64 69-66 60-68 64-72 64-72 66-74 68-76
Sumber: R. Selinus-World health Organisationpublication 10.4.3. Anemia (penyakit kurang darah) Penyakit anemia terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, yang sangat diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam hemoglobin (Hb). Di samping itu, Fe juga diperlukan untuk pembentukan koenzim yaitu senyawa penggiat enzim. Zat besi (Fe) lebih mudah diserap oleh usus halus dalam bentuk Ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulasi yang diatur oleh kadar Ferritin yang terdapat dalam sel-sel mukosa usus. Dalam kondisi Fe yang baik, hanya sekitar 10% saja dari fe yang terdapat di dalam makanan diserap ke dalam mukosa usus. Ekskresi Fe dilakukan melalui kulit, di dalam bagian-bagian tubuh yang jumlahnya sangat kecil sekali. Sedangkan pada wanita ekskresi Fe lebih banyak melalui darah menstruasi. Oleh sebab itu, kebutuhan Fe pada wanita dewasa, lebih banyak dibandingkan dengan pada pria. Pada wanita hamil kebutuhan Fe meningkat karena bayi yang dikandung juga memerlukan Fe. Defisiensi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besar sehingga sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Bab 10: Kesehatan dan Gizi
206
Program penanggulangan anemia besi, khususnya untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-cuma melalui Puskesmas atau Posyandu. 10.4.5. Defisiensi vitamin A (zerophthalmia) Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A di dalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringan epitel biji mata dan kornea, karena sekresi kelenjar air mata (lacrimalis) menurun. Terlihat selaput bolamata keriput dan kusam bila biji mata bergerak. Fungsi mata berkurang menjadi hemeralopia atau nictalpia, yang oleh awam disebut buta senja atau buta ayam, tidak sanggup melihat pada cahaya remangremang. Pada stadium lanjut mata mengoreng, karena selselnya menjadi lunak yang disebut keratomalasia dan dapat menimbulkan kebutaan. Fungsi vitamin A sebenarnya mencakup 3 fungsi, yakni: fungsi dalam proses melihat, dalam proses metabolisme, dan proses reproduksi. Gangguan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin A yang menonjol, khususnya di Indonesia adalah gangguan dalam proses melihat yang disebut zerophthalmia ini. Oleh sebab itu, penanggulangan defisiensi kekurangan vitamin A yang penting disini ditujukan kepada pencegahan kebutaan pada anak balita. Program penanggulangan zerophthalmia ditujukan pada anak balita dengan pemberian vitamin A secara cuma-cuma melalui Puskesmas dan/atau Posyandu. Di samping itu, program pencegahan dapat dilakukan melalui penyuluhan gizi masyarakat tentang makanan-makanan yang bergizi, khususnya makanan-makanan sebagai sumber vitamin. 10.4.6. Penyakit gondok endemik Zat Iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon tiroksin. Zat iodium ini dikonsentrasikan di dalam kelenjar gondok (glandula thyroidea) yang dipergunakan dalam sintesis hormon tiroksin. Hormon ini ditimbun dalam folikel kelenjar gondok, terkonjugasi dengan protein (globulin), maka disebut thyroglobulin. Apabila diperlukan thyroglobulin ini dipecah dan terlepas hormon tiroksin yang dikeluarkan dari folikel kelenjar ke dalam aliran darah. Kekurangan zat Iodium ini berakibat kondisi hipotiroidisme (kekurangan iodium), dan tubuh mencoba untuk Bab 10: Kesehatan dan Gizi
207
mengkompensasi dengan menambah jaringan kelenjar gondok. Akibatnya terjadi hipertrophi (membesarnya kelenjar tiroid), yang kemudian disebut penyakit gondok. Apabila kelebihan zat iodium, maka akan mengakibatkan gejala-gejala pada kulit yang disebut Iodium dermatitis. Penyakit gondok ini di Indonesia merupakan endemik terutama di daerah-daerah terpencil di pegunungan, yang air minumnya kekurangan zat Iodium. Oleh sebab itu, penyakit kekurangan Iodium ini disebut gondok endemik. Kekurangan Iodium juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lain, yakni: kretinisme. Kretinisme adalah suatu kondisi penderita dengan tinggi badan di bawah normal (cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan sampai dengan sangat berat (debil). Ekspresi muka seorang bocah yang menderita kretin ini memberikan kesan orang bodoh, karena tingkat kecerdasannya sangat rendah. Pada umumnya orang kretin ini dilahirkan dari ibu yang sewaktu hamil kekurangan zat iodium. Terapi penyakit ini pada penderita dewasa pada umumnya tidak memuaskan. Oleh sebab itu, penanggulangan yang paling baik adalah pencegahan, yaitu dengan memberikan dosis Iodium kepada para ibu hamil. Untuk penanggulangan penyakit akibat kekurangan Iodium dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui program Iodiumisasi. Yaitu dengan penyediaan garam dapur yang diperkaya dengan Iodium. Dalam kaitan ini pemerintah Indonesia melalui departemen Perindustrian telah memproduksi khusus garam Iodium untuk daerah-daerah endemik gondok. 10.7. Mencegah Penyakit dengan Makanan sehat Tubuh sehat perlu didukung oleh pola makan seimbang serta didukung gizi lengkap dalam proporsi yang tepat serta ditunjang oleh gaya hidup sehat dan baik. Makanan yang baik dan sehat tidak harus mahal, dan bukan hanya tidak tercemar sumber penyakit, atau enak dimakan, tetapi yang juga sangat penting yaitu makanan harus mengandung zat yang dibutuhkan tubuh, seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, air, dan lain-lain. Selain itu cara memasak juga perlu diperhatikan agar gizi yang terkandung tidak rusak atau hilang sia-sia karena salah cara memasaknya. Agar gizi tetap utuh dianjurkan memasak dengan cara direbus, tim, kukus, Bab 10: Kesehatan dan Gizi
208
dan tumis atau langsung dilalap atau di jus. Sebaiknya kurangi makanan yang digoreng dan makanan yang dibakar atau dipanggang karena akan menghasilkan zat-zat yang tidak baik untuk tubuh. Makanan gorengan dengan pemanasan suhu tinggi terutama yang memakai minyak goreng bekas berkali-kali akan menghasilkan lemak trans atau lipid peroksida yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sedangkan makanan yang dibakar apalagi hingga gosong dapat menghasilkan zat yang bersifat karsinogen. Pengkonsumsian bahan makanan bergizi seimbang dan sesuai kebutuhan tubuh, misalnya bahan makanan alami seperti sayuran dan buah-buahan, akan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pada umumnya selera manusia terhadap makanan lebih mengarah pada aroma dan rasanya, sedangkan gizi merupakan pertimbangan yang selanjutnya, padahal pertimbangan kandungan gizi dalam suatu jenis makanan sangat perlu, melihat dari pentingnya gizi bagi kesehatan, dan tidak boleh diabaikan dalam pengkonsumsian makanan sehari-hari. Pengkonsumsian makanan dengan menu “empat sehat lima sempurna” sebagai pedoman untuk tercapainya pemasukan gizi yang optimal. Gizi yang optimal adalah gizi yang kuantitas dan kualitasnya cukup sehingga tubuh berada pada kondisi yang baik dan sehat. Jumlah asupan gizi dari makanan terbagi atas suatu batasan yaitu batas angka maksimum dan batas angka minimum. Apabila asupan gizi kurang dari batas minimum, akan timbul masalah kurang gizi, misalnya kurang vitamin A menyebabkan gangguan penglihatan, kurang zat besi menyebabkan anemia, dan lain-lain. Demikian pula dengan batas angka maksimum, juga tidak boleh dilampaui, karena akan timbul masalah seperti kelebihan berat badan (obesitas), asam urat tinggi, kolesterol tinggi, dan lainlain. Di era modern ini adanya kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instan yang berkembang di masyarakat seperti makanan cepat saji dan makanan awetan. Makanan tersebut umumnya mempunyai nilai nutrisi yang rendah, mengandung lemak jenuh kolesterol tinggi, tinggi garam dan rendah serat. Dengan sifat seperti itu tentunya makanan awetan dan siap saji tidak begitu menyehatkan tubuh, sehingga apabila terlalu sering dikomsumsi dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti kegemukan (obesitas), kolesterol dan trigliserida tinggi, hipertensi, aterosklerosis, jantung koroner, stroke, dan lain-lain. Untuk menghindari dan mengatasi kegemukan, sebagian orang Bab 10: Kesehatan dan Gizi
209
melakukan diet. Diet yang tidak tepat seperti menghilangkan susu sama sekali dapat mengakibatkan defisiensi kalsium, padahal tubuh manusia membutuhkan kalsium sekitar 500-1000 mg setiap harinya. Sebuah riset menunjukkan satu dari lima orang yang melakukan pola diet mengalami osteoporosis. Namun saat ini sudah banyak produk susu rendah lemak yang mengandung kalsium tinggi, dengan begitu diet tidak harus menyisihkan susu. Bahan makanan lain yang mengandung kalsium tinggi yaitu: ikan teri, ikan sarden, dan sebagainya. Untuk menghindari kegemukan sebaiknya menghindari konsumsi lemak berlebihan. Konsumsi lemak sebaiknya jangan dihilangkan tetapi dibatasi sesuai dengan kebutuhan tubuh yaitu sekitar 30% dari kebutuhan kalori. Lemak diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi selain karbohidrat, terutama sumber lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang kaya akan omega-9 dan berfungsi menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida tinggi. Sedangkan lemak yang berbahaya bagi kesehatan yaitu lemak yang mengandung asam lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol tinggi, seperti yang terdapat pada daging berlemak, jeroan (usus, babat, paru, dan lainlain), masakan bersantan,dan sebagainya. Untuk menuju makanan yang sehat dan terhindar dari berbagai penyakit seperti penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), jantung koroner, stroke dan terutama kanker, selain mengurangi makanan yang berlemak, juga sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin dan serat tinggi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan segar terutama yang mengandung sumber antioksidan seperti wortel, brokoli, bayam, kangkung, seledri, labu kuning, terung, tomat, jeruk, mangga, pepaya, cheri, dan lain-lain. Kandungan karotenoid pada wortel (beta-karoten), tomat (likopen), bayam, brokoli dan lainnya berkhasiat sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas penyebab kanker, juga berkhasiat meningkatkan kekebalan tubuh dan menghambat penuaan. Buah-buahan segar merupakan sumber vitamin C, dimana vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mempercepat penyembuhan. Juga dianjurkan untuk mengkonsumsi biji-bijian dan kacang-kacangan seperti kedelai, kecambah, sereal, dan lain-lain. Dalam biji-bijian dan kacang-kacangan tersebut terkandung vitamin E yang juga berfungsi sebagai antioksidan yang mengurangi risiko terjadinya kanker. Selain itu, harus diperhatikan pengkonsumsian makanan Bab 10: Kesehatan dan Gizi
210
yang seimbang dan tidak boleh terlalu kenyang, jenis makanan sebaiknya beraneka ragam, kurangi garam, hindari makanan yang terlalu pedas, dan makanan awetan. Juga hindari rokok dan minuman beralkohol. 10.7.1. Mencegah Keracunan Makanan Banyak kasus keracunan makanan yang meminta korban. Korban terkapar kesakitan usai mengkonsumsi makanan kecil sampai harus dibawa ke rumah sakit. Usut punya usut, makanan kecil yang mereka santap ternyata dibubuhi racun sianida. Kasus keracunan makanan macam itu boleh dibilang bentuk "kecelakaan" yang sering terjadi.
▲ Gambar 10.9. Cara pengemasan makanan yang tidak benar dapat menimbulkan kerusakan makanan dan penyakit Pesta pernikahan, ulang tahun, penyediaan makanan bagi karyawan suatu perusahaan, dsb. adalah beberapa contoh lain kegiatan melibatkan makanan yang ditengarai rawan keracunan. Dengan kata lain, kegiatan penyediaan makanan dalam jumlah besar seperti dilakukan perusahaan katering, rumah makan, dan industri makanan, berpeluang memunculkan masalah keracunan. Kalau kasus keracunan, kerugian akan menimpa banyak pihak. Konsumen mendapat rasa sakit. Bahkan pada kelompok berisiko Bab 10: Kesehatan dan Gizi
211
tinggi seperti balita, lansia, atau orang sakit bisa berisiko kematian. Sementara produsen atau penyedia makanan akan menderita penurunan, atau kehilangan, kepercayaan konsumen. Biang keladinya macam-macam keracunan makanan sejatinya gejala klinis atau gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi racun. Bisa berasal dari bahan kimia, racun alami makanan, atau mikroorganisme. Kalau terjadi akibat bahan kimia, biasanya itu gara-gara kecerobohan atau kesengajaan. Bahan itu di antaranya sianida, pestisida yang digunakan berlebihan pada produk pertanian, dan bahan kimia rumah tangga. Makanan yang dari sononya sudah menyimpan racun juga bisa menimbulkan keracunan. Biasanya akibat pengolahan atau pemasakannya kurang sempurna atau dikonsumsi mentah-mentah. Contoh, • Singkong dan daunnya mengandung zat amidalin. Sewaktuwaktu asam sianidanya dapat terlepas dari ikatannya sehingga bisa menimbulkan keracunan sianida. • Biji jengkol mengandung asam jengkol yang sukar larut dalam air. • Kentang dengan racun solanin bisa menimbulkan gejala muntah-muntah, diare, sakit kepala, sakit perut, dan badan lemah. • Mikroorganisme yang mencemari makanan berulah dengan cara mengeluarkan racun (bacterial food poisoning) atau menginfeksi saluran pencernaan (bacterial food infection). Clostridium botulinum adalah contoh mikroorganisme yang meracuni dengan cara mengeluarkan racun. Penderita yang terserang toksin ini umumnya meninggal karena kesulitan bernapas. Bakteri ini sering terdapat pada makanan kaleng yang sudah rusak, umpamanya kaleng kembung, berkarat, bocor, segel rusak, isinya menggelembung, berbau, atau berwarna tak normal. Juga Pseudomonas cocovenans yang menghasilkan racun pada tempe bongkrek, dan Staphylococcus aureus yang mengeluarkan toksin pada makanan berprotein tinggi (daging, telur, susu, ikan) dan makanan yang disiapkan dalam jumlah besar. Sedangkan yang menginfeksi saluran pencernaan di antaranya Salmonella sp., penyebab salmonellosis. Orang bisa menularkan penyakit ini bila menderita sakit atau sebagai pembawa (karier). Makanan yang sering tercemar salmonela Bab 10: Kesehatan dan Gizi
212
antara lain daging atau hasil olahannya, telur retak, dan makanan yang disimpan pa-da suhu 10 - 60 derajat C (danger zone). Jangan abaikan kebersihan diri. Ada enam langkah mencegah keracunan seperti dimasyarakatkan Departemen Kesehatan RI. Tidak cuma untuk sektor industri, tapi bisa pula untuk tingkat rumah tangga. Langkah itu dimulai dari 1. Pemilihan bahan makanan 2. Penyimpanan makanan mentah 3. Pengolahan bahan makanan 4. Penyimpanan makanan jadi 5. Pengangkutan 6. Penyajian. Semua itu bertujuan menyediakan makanan sehat dan aman dikonsumsi, dengan menekankan pentingnya aspek higiene dan sanitasi. Biasanya, bahan makanan dibagi menjadi dua jenis: yang tidak mudah rusak dan tahan lama, serta yang mudah rusak. Yang tahan lama biasanya dibeli dalam jumlah besar dan disimpan sebagai persediaan. Sedangkan yang mudah rusak lebih sering dibeli dadakan. Saat belanja inilah tahap pemilihan bahan makanan mulai dilakukan. Pemilihan bahan akan lebih efektif bila dibeli dalam jumlah terbatas. Khusus untuk makanan mudah rusak, proses seleksi lebih baik dilakukan saat pengolahan. Lalu seleksi makanan yang tidak mudah rusak dilakukan saat penyimpanan. Yang berkondisi tidak baik disingkirkan agar tidak mencemari bahan makanan lain yang berkondisi baik. Menyimpan bahan makanan yang tidak mudah rusak dan yang mudah rusak juga perlu dibedakan. Yang gampang rusak disimpan di lemari es atau gudang berpendingin. Yang awet cukup ditaruh di gudang biasa atau lemari bahan makanan. Yang penting, tempatnya bebas tikus, menerapkan prinsip FIFO (first in first out), mudah dibersihkan, dan penempatannya dipisahkan dari bahan kimia. Langkah ketiga, pengolahan bahan makanan menjadi makanan siap santap, yang merupakan salah satu titik rawan terjadinya keracunan. Banyak kasus keracunan terjadi karena tenaga pengolahnya tidak memperhatikan aspek higiene dan sanitasi. Soal sepele seperti kebersihan kuku, pakaian kerja, dan rambut sering diabaikan, padahal bisa berakibat fatal. Perilaku kurang baik, macam merokok saat mengolah makanan, tidak mencuci Bab 10: Kesehatan dan Gizi
213
tangan setelah dari kamar kecil, dan tetap mengolah makanan meskipun dalam keadaan sakit memperbesar risiko terjadinya keracunan. Sesudah diolah, makanan umumnya disimpan lebih dulu, lalu diangkut untuk disajikan. Terjadinya kontaminasi pada tiga tahap terakhir bisa sangat berbahaya, karena makanan sudah dalam keadaan matang atau siap santap. Khusus untuk di rumah, hati-hati dengan makanan setengah matang. Jangan pernah menyimpannya secara sembarangan hanya karena berpikiran akan dimasak lagi. Bisa jadi suhu untuk memanaskan makanan menjadi setengah matang tidak cukup untuk membunuh kuman. Jadi, lebih baik simpan makan-an setengah matang dalam wadah tertutup untuk meng-hindari kontaminasi.
▲ Gambar 10.10. Makanan sisa yang diolah secara tidak benar dapat memawa racun dan penyakit 10.7.4. Bahaya Makan Jajanan Pada umumnya kebiasaan yang sering menjadi masalah adalah kebiasaan makan di kantin atau warung di sekitar sekolah dan kebiasaan makan fast food. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Jajanan kaki lima dapat mejawab tantangan masyarakat terhadap makanan yang murah, mudah, menarik dan bervariasi. Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan ¼ waktunya di sekolah. Sebuah penelitian di Jakarta baru-baru ini menemukan bahwa uang jajan
Bab 10: Kesehatan dan Gizi
214
anak sekolah rata-rata sekarang berkisar antara Rp 2000 – Rp 4000 per hari. Bahkan ada yang mencapai Rp 7000. Sekitar 5% anak-anak tersebut membawa bekal dari rumah. Mereka lebih terpapar pada makanan jajanan kaki lima dan mempunyai kemampuan untuk membeli makanan tersebut. Menariknya, makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29% dan zat besi 52%. Karena itu dapat dipahami peran penting makanan jajanan kaki lima pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Namun demikian, keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan. Pada penelitian yang dilakukan di Bogor telah ditemukan Salmonella paratyphi type A di 25% - 50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Penelitian lain yang dilakukan suatu lembaga studi di daerah Jakarta Timur mengungkapkan bahwa jenis jajanan yang sering dikonsumsi oleh anak-anak sekolah adalah lontong, otakotak, tahu goreng, mie bakso dengan saus, ketan uli, es sirop, dan cilok. Berdasarkan uji lab, pada otak-otak dan bakso ditemukan borax, tahu goreng dan mie kuning basah ditemukan formalin, dan es sirop merah positif mengandung rhodamin B. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal seperti: Borax (pengempal yang mengandung logam berat Boron) Formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat) Rhodamin B (pewarna merah pada tekstil) Methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil). Bahan-bahan ini dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit-penyakit seperti antara lain: kanker dan tumor pada organ tubuh manusia. Belakangan juga terungkap bahwa reaksi samping makanan tertentu ternyata dapat mempengaruhi fungsi otak termasuk gangguan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perilaku tersebut meliputi: gangguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan emosi, hiperaktif dan memperberat gejala pada penderita autism. Pengaruh jangka pendek penggunaan BTP ini menimbulkan gelaja-gejala yang sangat umum seperti: pusing, mual, muntah, diare atau bahkan kesulitan buang air besar. Kebanyakan makanan yang dijajakan oleh PKL umumnya tidak dipersiapkan dengan secara baik dan bersih. Kebanyakan PKL Bab 10: Kesehatan dan Gizi
215
mempunyai pengetahuan yang rendah tentang penanganan pangan yang aman, mereka juga kurang mempunyai akses terhadap air bersih serta fasilitas cuci dan buang sampah. Terjadinya penyakit bawaan makanan pada jajanan kaki lima dapat berupa kontaminasi baik dari bahan baku, penjamah makanan yang tidak sehat, atau peralatan yang kurang bersih, juga waktu dan temperatur penyimpanan yang tidak tepat.
▲ Gambar 10.11. Biasakan makan di rumah walaupun dengan menu sederhana 10.7.5. Upaya perbaikan Untuk mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak sehat dan tidak aman, perlu dilakukan usaha promosi keamanan pangan baik kepada pihak sekolah, guru, orang tua, murid, serta pedagang. Sekolah dan pemerintah perlu menggiatkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Materi komunikasi tentang keamanan pangan yang sudah pernah dilakukan oleh Badan POM dan Departemen Kesehatan dapat ditingkatkan penggunaannya sebagai alat bantu penyuluhan keamanan pangan di sekolah-sekolah. Perlu diupayakan pemberian makanan ringan atau makan siang yang dilakukan di lingkungan sekolah. Hal ini dilakukan untuk mencegah agar anak tidak sembarang jajan. Koordinasi oleh pihak sekolah, persatuan orang tua murid dibawah konsultasi dokter sekolah atau Pusat Kesehatan Masyarakat setempat untuk dapat menyajikan makanan ringan pada waktu keluar istirahat yang bisa diatur porsi Bab 10: Kesehatan dan Gizi
216
dan nilai gizinya. Upaya ini tentunya akan lebih murah dibanding anak jajan di luar sekolah yang tidak ada jaminan gizi dan kebersihannya. Dengan menyelenggarakan kegiatan makanan tambahan tersebut, diharapkan mendapat keuntungan, misalnya: anak sudah ada jaminan makanan disekolah, sehingga orang tua tidak khawatir dengan makanan yang dimakan anaknya disekolah. Ibu yang selalu khawatir biasa memberi bekal makanan pada anaknya. Kalau makanan yang baik dan bergizi tersedia disekolah, akan meringankan tugas ibu. Dalam kegiatan ini bisa pula dikenalkan berbagai jenis bahan makanan yang mungkin tidak disukai anak ketika disajikan dirumah, tetapi akan menerima ketika disajikan disekolah. Dengan demikan anak dapat mengenal aneka bahan pangan. Kata-kata Penting • Gizi • Karbohidrat • Protein • Asam amino • Asam lemak • Serat kasar • Vitamin • Mineral • Obesitas • Marasmus • Kwashiorkor Rangkuman Komposisi tubuh kita tersusun atas: protein dan substansi terkait lainnya (glikogen) 18%, mineral 7%, lemak 15%, dan air 60%. Makanan agar dapat memenuhi kebutuhan tubuh harus mengandung unsur-unsur berikut: karbohidrat, lemak, protein, air, vitamin, dan mineral. Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk me-melihara proses tubuh, memperoleh energi, meng-atur metabolisme, dan pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Ketidak-seimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi, atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein dapat menyebabkan penyakit anemia terjadi
Bab 10: Kesehatan dan Gizi
217
karena konsumsi zat besi (Fe), zerophthalmia karena kekurangan konsumsi vitamin A, gondok endemik karena kekurangan zat Iodium. Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Pengukuran status gizi masyarakat menggunakan indikator berat badan per umur, dan tinggi badan per umur.
Latihan Uji Kemampuan A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Berikan contoh bahan makanan yang mengandung karbohidrat ... 2. Kekurangan mineral kalsium dapat menyebabkan penyakit ... 3. Vitamin yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang adalah ... 4. Kelainan bentuk tulang kaki karena kurang vtamin D disebut .... 5. Makanan berdasarkan kandungan unsur-unsur penyusunnya dapat digolongkan menjadi ... 6. Sumber lemak dalam makanan kita sehari-hari ... 7. Jenis-jenis vitamin yang larut dalam air adalah ... 8. Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah ... 9. Fungsi protein bagi tubuh adalah ... 10. Berikan contoh-contoh makan pagi yang sederhana dan bergizi. B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan perbedaan gizi perorangan dan gizi masyarakat 2. Jelaskan faktor penyebab timbulnya penyakit kurang kalori dan protein (KKP) 3. Berapakah berat badan ideal Anda jika diukur menurut rumus Dubois? 4. Jelaskan akibat kekurangan konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh! 5. Jelaskan akibat kekurangan konsumsi vitamin A bagi mata! 6. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan gizi buruk! 7. Sebutkan perbedaan tanda-tanda kwashiorkor dan marasmus! 8. Jelaskan tentang pentingnya pengertian pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif! 9. Apakah manfaat makan sayuran dan buah-buahan bagi kesehatan rangka tulang tubuh kita? 10. Jelaskan dan beri contoh bahwa vitamin mempunyai peran dalam memelihara kesehatan dalam tubuh manusia ! Sebutkan sumber vitamin tersebut!
Bab 10: Kesehatan dan Gizi
218
Gambar 11.1. Setiap insan pasti menginginkan keturunan yang sehat, kuat, cerdas, dan kreatif
Hamil ... Mengapa dapat terjadi? Karena bibit kelamin laki-laki bertemu dengan sel telur wanita di dalam saluran reproduksi wanita. Kehamilan akan memberikan keturunan yang sehat apabila saluran reproduksinya juga dalam kondisi sehat Pada bab ini akan dipelajari tentang: Sistem reproduksi laki-laki Sistem reproduksi wanita Siklus menstruasi Hormon-hormon reproduksi wanita Tumbuh kembang remaja Perilaku seksual Kesehatan reproduksi Pangaturan kesuburan (keluarga berencana) Penyakit menular lewat hubungan seksual (PMS)
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
219
11. Sistem Reproduksi Sistem reproduksi merupakan sekumpulan organ-organ tubuh yang berperan sebagai penghasil sel kelamin dan meneruskan keturunan. Berdasarkan jenisnya, maka sistem reproduksi dapat dibedakan secara jelas menjadi sistem reproduksi laki-laki dan perempuan.
◄ Gambar 11.2. Sistem reproduksi laki-laki dan perempuan
11.1. Sistem Reproduksi Laki-laki Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas: • Testis • Saluran reproduksi (epididimis, duktus seminalis, duktus ejakulatorius, dan uretra) • Kelenjar tambahan (vesikula seminalis, prostat, bulbouretralis) dan alat kelamin luar yaitu penis.
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
220
Gambar 11.3. Skema sistem reproduksi laki-laki 1. Buah zakar atau testis Buah zakar atau testis. Jumlahnya dua berbentuk bulat lonjong dan menggantung pada pangkal penis. Testis inilah yang menghasilkan sel kelamin pria (sperma). Saluran zakar atau uretra. Berfungsi untuk mengeluarkan air mani dan air seni. Kantong pelir atau skrotum, yaitu lapisan kulit yang agak berkerut membentuk kantong yang menggelantung di belakang penis. Skrotum gunanya untuk mengontrol suhu dari testis, yaitu 6 derajat celcius lebih rendah dari suhu bagian tubuh lainnya agar testis dapat berfungsi menghasilkan sperma. 2. Epididimis Epidimis yaitu tempat pematangan sperma sesudah dibentuk dalam testis. Saluran sperma atau vas deferens. Saluran sperma dari testis menuju seminal vasicle. 1. Vesikula seminalis Vesikula seminalis berfungsi untuk memproduksi semacam gula. Ini berguna sebagai sumber kekuatan sperma agar dapat bertahan hidup dan berenang mencari sel telur di dalam alat reproduksi perempuan. Pada saat ejakulasi vesikula seminalis mengalirkan gula tersebut ke vas deferens. Bab 11: Kesehatan Reproduksi
221
▲ Gambar 11.4. Anatomi penis
▲ Gambar 11.5. Penampang melintang saluran penghasil spermatozoon
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
222
4. Kelenjar prostat Kelenjar prostat berfungsi menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk menghidupi sperma. 5. Penis Berbentuk buat memanjang dan memiliki ujung berbentuk seperti helm disebut Glans. Ujung penis ini dipenuhi serabut syaraf yang peka. Penis tidak memiliki tulang, hanya daging yang dipenuhi dengan pembuluh darah. Penis dapat menegang yang disebut ereksi. Ereksi terjadi karena rangsangan yang membuat darah dalam jumlah besar mengalir dan memenuhi pembuluh darah yang ada di dalam penis, dan membuat penis menjadi besar, tegang dan keras. 11.2. Sistem Reproduksi Wanita (Perempuan) Sistem reproduksi wanita terdiri atas ovarium, saluran kelamin (tuba uterina, uterus, dan vagina), dan alat kelamin luar. Fungsi sistem reproduksi wanita adalah untuk menghasilkan sel kelamin (gamet) betina, menyediakan lingkungan yang cocok untuk pembuahan (fertilisasi) dan pertumbuhan janin, dan pengeluaran janin.
▲ Gambar 11.6. Penampang sistem reproduksi perempuan 11.2.1. Alat reproduksi wanita bagian luar Bab 11: Kesehatan Reproduksi
223
Alat reproduksi wanita bagian luar terdiri atas: 1. Bibir luar (labia majora) 2. Bibir dalam (labia minora) 3. Kelentit (clitoris) yang sangat peka karena banyak ujung
akhiran saraf. Kelentit merupakan bagian yang paling sensitif dalam menerima rangsangan seksual. 4. Lubang kemaluan (vagina) terletak antara lubang kencing dan dubur (anus) 5. Rambut kemaluan yang tumbuhnya saat perempuan memasuki usia pubertas
▲ Gambar 11.7. Penampang luar alat kelamin luar wanita 11.2.2. Alat reproduksi wanita bagian dalam Alat reproduksi wanita bagian dalam dari luar ke dalam terdiri atas: 1. Vagina Liang kemaluan (liang vagina) bersifat elastis dan dapat membesar serta memanjang sesuai kebutuhan. Liang kemaluan berfungsi sebagai organ untuk berhubungan seks, jalan keluarnya bayi saat melahirkan atau saluran keluarnya darah saat haid. Bab 11: Kesehatan Reproduksi
224
2. Leher rahim Leher rahim (cervix uteri), saat berhubungan seks, sperma yang dikeluarkan penis laki-laki di dalam vagina akan masuk ke dalam mulut rahim hingga bertemu sel telur perempuan. 3. Rahim Rahim (uterus) adalah tempat tumbuhnya janin hingga dilahirkan. Rahim dapat membesar dan mengecil sesuai kebutuhan (hamil dan setelah melahirkan). 4. Saluran telur Dua buah saluran telur (tuba Fallopi) yang terletak disebelah kanan dan kiri rahim. Sel telur yang sudah matang atau yang sudah dibuahi akan disalurkan ke dalam rahim melalu saluran ini.
▲ Gambar 11.8. Anatomi alat reproduksi wanita 5. Indung telur
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
225
Indung telur (ovarium) merupakan gonade wanita yang tersusun atas calon sel telur (oogonia) dan jaringan ikat. Jumlah calon sel telur sekitar 6-7 juta pada saat fetus, kemudian berkurang menjadi sekitar 2 juta pada saat lahir, dan menjadi sekitar 300.000 saat pubertas. Dua buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri. Ketika seorang perempuan lahir, ia sudah memiliki ovarium yang mempunyai sekitar setengah juta ova (cikal bakal telur). Tiap ova punya kemungkinan untuk bekembang menjadi telur matang. Dari sekian banyak ova, hanya sekitar 400 saja yang berhasil berkembang menjadi telur semasa usia produktif perempuan. Oogenesis telah komplit semenjak bayi lahir dan selanjutnya akan berkembang menjadi folikel setelah memasuki masa pubertas. Folikel adalah unit fungsional ovarium yang tersusun atas lapisan luar sel teka dan lapisan dalam sel granulosa, yang dipisahkan oleh membrana basalis. Pada folikel ovarium yaitu pada sel granulosa terdapat banyak reseptor FSH, sedangkan pada sel teka interna banyak terdapat reseptor LH. Ovarium sebagai kelenjar endokrin menghasilkan hormon yang bersifat hemokrin, parakrin, ataupun autokrin antara lain: estrogen dan progesteron. Folikel matang atau disebut folikel preovulatoris (praovulatory follicle) berbentuk seperti telur, di bagian tengahnya terdapat antrum yang berisi cairan follikel dan sel telur terletak pada bagian tengahnya dengan diselubungi oleh lapisan sel granulosa yang disebut zona pelucida. Selanjutnya folikel preovulatoris meningkat vaskularisasinya mendekati ovulasi dan secara simultan folikel yang tidak terseleksi untuk ovulasi mengalami atresia. 11.3. Siklus Reproduksi Perbedaan yang mencolok antara laki-laki dan wanita setelah mengalami pubertas adalah pada siklus reproduksi, pada laki-laki tidak mengalami siklus sedangkan pada wanita mengalami siklus menstruasi (bulanan). Oleh karena itu, siklus reproduksi wanita disebut juga siklus menstruasi yaitu periode dari awal menstruasi sampai awal menstruasi berikutnya. Biasanya pada wanita normal berkisar antara 28 hari. Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, terkadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Siklus menstruasi dapat dibedakan menjadi 2 tahap yaitu tahap perkembangan folikel (fase folikuler), dan tahap Bab 11: Kesehatan Reproduksi
226
perkembangan korpus luteum (fase luteal).
▲ Gambar 11.9. Perubahan yang terjadi pada hormon gonadotropin, ovariun, dinding rahim, dan suhu tubuh selama siklus menstruasi
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
227
11.3.1. Fase folikuler Fase folikuler disebut juga fase proliferasi, dapat dibedakan menjadi: 1. Fase folikuler awal: mulai akhir fase luteal. Ditandai dengan peningkatan kadar FSH, pertumbuhan folikel dengan pesat, dan kadar estrogen dan progesteron tidak ada perubahan yang berarti. 2. Fase folikuler akhir: 7-8 hari sebelum ovulasi. Ditandai dengan peningkatan kadar estrogen dan mencapai puncaknya bersamaan dengan LH. Kadar FSH menurun dan kadar LH naik, kadar progesteron mulai meningkat. E2 dan P menyebabkan sedikit edematus dan vaskularisasi 11.3.2. Fase ovulasi Pada saat pertumbuhan folikel telah mencapai ukuran maksimal (folikel de Graaf), maka akan terjadi ovulasi yang ditandai dengan rupturnya dinding folikel yang terutama dikontrol oleh LH dan prostaglandin. Ovulasi, secara mekanis karena adanya pembengkakan yang sangat cepat yang dikuti dengan rupturnya dinding folikel dan pelepasan oosit (sel telur) dengan cumulus oophorus. Ovulasi ditandai dengan rupturnya dinding folikel dikontrol oleh LH dan prostaglandin. Ditandai dengan puncak sekresi LH dan turun dengan segera (surge LH), pecahnya dinding folikel yang diikuti pelepasan sel telur (ovulasi), biasanya terjadi 16-24 jam setelah puncak LH. Kadar estrogen turun dan progesteron naik. 11.3.3. Fase luteal Secara normal beberapa jam pertama setelah ovulasi, sel-sel granulosa mulai berubah dengan cepat menjadi sel luteal (luteinisasi). Sel ini tumbuh hingga diameternya menjadi dua kali atau lebih besar dari sel granulosa dan terisi dengan lipid sehingga tampak kekuningan. Proses ini disebut luteinisasi dan masa total sel keseluruhan disebut korpus luteum. Luteinisasi merupakan tanda bahwa sel granulosa sudah tidak mengadakan proliferasi dan akan membentuk sel dengan sifat lain (diferensiasi) yang mana sistem ensim dan organelanya berubah kemudian mampu mensekresikan progesteron. Setelah ovulasi theca interna dan sel granulosa mengalami proliferasi menjadi korpus luteum. Fase luteal atau sekretori: diawali oleh surge LH Bab 11: Kesehatan Reproduksi
228
dan peningkatan kadar progesteron. Setelah ovulasi, folikel yang pecah berubah menjadi korpus hemorhagicum selanjutnya menjadi korpus luteum. Sel granulosa dan sel teka berproliferasi dan gumpalan darah diganti dengan sel luteal yang kekuningan dan kaya lipid. Fungsi utama korpus luteum adalah untuk mengontrol panjang siklus menstruasi serta memproduksi hormon progesteron. Luteolisis merupakan regresi korpus luteum merupakan sinyal terminasi dari siklus menstruasi yang ditandai dengan penurunan produksi progesteron secara drastis. Regresi korpus luteum secara fisiologis dipacu oleh PGF2α. 11.3.4. Fase menstruasi Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45-50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh Bab 11: Kesehatan Reproduksi
229
bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana. Menstruasi → PGF2α → menyebabkan nekrosis endometrium dan perdarahan → membran lisosom pecah membebaskan ensim-ensim yang membentuk PGF2α. Darah menstruasi mengandung; reruntuhan jaringan (tissue debris), PGF2α, dan fibrinolysin (untuk melisiskan gumpalan darah) dari jaringan endometrium.
Gambar 11.10. Indung telur (ovarium), perkembangan folikel dan ovulasi
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
230
Kecuali jika seorang gadis telah dipersiapkan akan kedatangan menstruasi, hal ini bisa menjadi saat yang mengecewakan baginya. Anak-anak perempuan yang tidak mengenal tubuh mereka dan proses reproduksi dapat mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit atau bahkan hukuman akan tingkah laku yang buruk. Anak-anak perempuan yang tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal dapat mengalami rasa malu yang amat dan perasaan kotor saat menstruasi pertama mereka. Bahkan saat menstruasi akhirnya dikenali sebagai proses yang normal, perasaan kotor dapat tinggal sampai masa dewasa. Namun, dalam tahun-tahun belakangan ini pendidikan anatomi dan fisiologi yang lebih baik telah menjadikan penerimaan akan menstruasi. Malahan banyak wanita yang melihat menstruasi dengan bangga sebagai proses yang hanya terjadi pada wanita. Beberapa keluarga bahkan memiliki perayaan khusus untuk menghormati kedewasaan seorang wanita muda. Meskipun begitu, banyak wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum periode menstruasi mereka datang. Kira-kira setengah dari seluruh wanita menderita akibat dismenore, atau menstruasi yang menyakitkan. Hal ini khususnya sering terjadi awal-awal masa dewasa. Gejala-gejala dari gangguan menstruasi dapat berupa payudara yang melunak, puting susu yang nyeri, bengkak, dan mudah tersinggung. Beberapa wanita mengalami gangguan yang cukup berat seperti keram yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot halus rahim, sakit kepala, sakit pada bagian tengah perut, gelisah, letih, hidung tersumbat, dan ingin menangis. Dalam bentuk yang paling berat, sering melibatkan depresi dan kemarahan, kondisi ini dikenal sebagai gejala datang bulan atau PMS, dan mungkin membutuhkan penanganan medis. Dalam beberapa kasus pengadilan di Inggris dan Perancis, para pengacara telah menggunakan keberadaan PMS untuk berargumentasi mengenai turunnya kemampuan saat melakukan perbuatan kriminal. Di masa lalu, PMS dianggap sebagai kondisi psikosomatik, dan berlanjut menjadi subyek tertawaan, sekarang PMS dikenal memiliki sebab organik. Beberapa pengobatan telah diciptakan untuk mengatasi gejalagejala PMS. Beberapa wanita mengalami sebuah kondisi yang dikenal sebagai amenore, atau kegagalan bermenstruasi selama masa waktu perpanjangan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh Bab 11: Kesehatan Reproduksi
231
bermacam-macam faktor termasuk stres, hilang berat badan, olahraga berat secara teratur, atau penyakit. Sebaliknya, beberapa wanita mengalami aliran menstruasi yang berlebihan, kondisi yang dikenal sebagai menoragi. Tidak hanya aliran darah menjadi banyak, namun dapat berlangsung lebih lama dari periode normal. Sikap terhadap menstruasi dapat berbeda pada setiap masyarakat. Banyak masyarakat yang memandang wanita sebagai terkontaminasi atau tercemar saat menstruasi dan tidak mengikutsertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan masyarakat karena takut akan ikut tercemar. Menstruasi adalah satu dari banyak pembenaran yang telah diberikan untuk menghalangi wanita memasuki peran-peran keagamaan pada beberapa agama. Ritual pembersihan di akhir menstruasi dianjurkan pada beberapa masyarakat. Namun, masyarakat lain menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal dan tidak menghukum atau menghalangi wanita saat mereka mengalaminya. 11.3.5. Kelainan menstruasi Amenorhea Amenorhea apabila tidak ada menstruasi, dapat dibedakan menjadi amenorhea estrogenik dan nonestrogenik. Amenorhea primer jika tidak pernah mens, amenorhea sekunder jika sebelumnya pernah mens (misal karena pregnansi (hamil), emosional, perubahan lingkungan, kelainan hipothalamus, pituitari, ovarium primer, dan berbagai penyakit sistemik lainnya). Hipomenorhea Hipomenorhea apabila darah mentruasi volumenya sedikit. Menorhagia jika darah menstruasi yang keluar berlebihan. Metroraghia jika terjadi perdarahan dari uterus pada antar periode mens (bukan karena menstruasi). Oligomenorhea jika frekuensi mens berkurang. Dismenorhea jika menstruasi dengan rasa sakit karena akumulasi PGF2α. Hipomenorhea: darah menstruasi yang keluar jumlahnya sedikit (kurang). Menorhagia: darah menstruasi yang keluar jumlahnya berlebihan. Kelainan siklus menstruasi adalah siklus anovulatori yang ditandai tidak adanya ovulasi, sehingga tidak adanya CL dan tidak adanya P4. Metroraghia: perdarahan dari uterus pada periode antarmens. Oligomenorhea: frekuesni mens berkurang. Dismenorhea: apabila menstruasi disertai dengan rasa sakit Bab 11: Kesehatan Reproduksi
232
yang sangat (karena akumulasi PGF2α yang berlebihan) 11.4. Hormon-hormon Reproduksi Wanita Aksis hipothalamo-pituitari-ovarium merupakan hubungan saling mempengaruhi antara hipothalamus, pituitaria, dan ovarium. Pada hipothalamus terdapat 2 pusat pengatur siklus reproduksi yaitu pusat siklik dan tonik yang berperan sebagai pengatur mekanisme sekresi GnRH. Pusat tonik terdiri atas nukleus ventromedial dan nukleus arkuatus, pusat siklik terdiri atas area preoptik supra kiasmatik. Pada wanita pusat siklik dominan sehingga ada periode berulang. Hubungan antara hipothalamus dengan hipofise anterior adalah vasa porta dan ada umpan balik. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggungjawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal. Mereka juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam pengaturan perilaku seksual. Hormon-hormon seks utama dapat dibedakan menjadi estrogen atau androgen. Kedua kelas hormon ini ada pada pria dan wanita, namun dalam kadar yang berbeda. Kebanyakan pria memproduksi 6-8 mg testosteron (sebuah androgen) per hari, dibandingkan dengan kebanyakan wanita yang memproduksi 0,5 mg setiap hari. Estrogen juga ada pada kedua jenis kelamin, namun dalam jumlah yang lebih besar pada wanita. Estrogen Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh indung telur yang merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti: payudara dan rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder. Estrogen juga mengatur siklus menstruasi. Pada kebanyakan wanita, hormon indung telur tidak memainkan peran yang penting dalam gairah seks mereka. Dalam sebuah penelitian pada wanita dibawah usia 40 tahun, 90% melaporkan tidak adanya perubahan dalam nafsu seks atau fungsi setelah hormon seks diturunkan karena pengangkatan kedua rahim. Estrogen merupakan regulator intraovarium berfungsi merangsang pertumbuhan folikel. Bekerjasama dengan FSH dan Bab 11: Kesehatan Reproduksi
233
LH merangsang pembentukan reseptor LH (feedback positip), menyebabkan regresi korpus luteum dan penurunan kadar progesteron. Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan yang melicinkan vagina. Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita. Progesteron Prolaktin (PRL) disebut juga lactogenic hormone (LTH). Prolaktin berperan penting memelihara korpus luteum, inisiasi luteinisasi sel granulosa, memelihara sintesis progesteron oleh sel luteal, merangsang pertumbuhan kelenjar mama. Prolaktin meningkatkan jumlah reseptor LH dan produksi progesteron, bekerjasama dengan LH. PRL menekan (menghambat) produksi estrogen dengan menghambat aktivitas aromatase oleh FSH di SG dan LH yang menginduksi produksi androgen. PRL berperan meningkatkan progesteron dan menghambat estrogen. Follicle Stimulating Hormone (FSH) FSH disekresikan oleh pituitaria anterior dan memiliki reseptor spesifik pada sel granulosa folikel ovarium dan sel sertoli testis. FSH merupakan hormon glikoprotein. FSH merupakan hormon yang berperan dominan dalam merangsang: 1. Pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium. 2. Merangsang produksi estrogen. 3. Merangsang spermatogenesis. Luteinizing Hormone (LH) LH memegang peranan penting untuk; 1. Pertumbuhan final folikel. 2. Proses ovulasi. 3. Perubahan sel granulosa menjadi korpus luteum. 4. Merangsang sekresi progesteron. 5. Merangsang produksi androgen.
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
234
11.5. Kehamilan dan Melahirkan ◄ Gambar 11.11. Spermatozooa setelah memasuki sel telur, tampak ekornya saja
Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental/ emosi/psikologis dan kesiapan sosial/ekonomi. Secara umum, seorang perempuan dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh), yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik. Apa yang terjadi jika remaja menikah/hamil pada usia sangat muda (di bawah 20 tahun)? Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahun sesuai dengan Undang-undang Perkawinan No. I tahun 1979 bahwa usia minimal menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-laki 18 tahun. Tetapi perlu diingat beberapa hal sebagai berikut: 1. Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya termasuk kontrol kehamilan. Ini berdampak pada meningkatnya berbagai risiko kehamilan. 2. Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan darah yang dpat berdampak pada keracunan kehamilan serta kekejangan yang berkibat pada kematian 3. Penelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda (dibawah 20 tahun) sering kali berkaitan dengan munculnya
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
235
kanker rahim. Ini erat kaitanya dengan belum sempurnanya perkembangan dinding rahim. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) Apa yang perlu diketahui remaja tentang kehamilan yang tidak diinginkan? Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab, maka keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut. KTD disebabkan oleh faktor berikut: 1. Karena kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses terjadinya kehamilan dan metode-metode pencegahan kehamilan. 2. Akibat terjadinya tindak perkosaan. 3. Kegagalan alat kontrasepsi. Kerugian KTD dan bahaya pada Remaja? Beberapa kerugian KTD pada remaja: 1. Remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil, maka ia bisa saja tidak mengurus dengan baik kehamilannya. 2. Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari ibu yang megalami KTD terhadap bayi yang dilahirkannya nanti sehingga masa depan anak mungkin saja terlantar. 3. Mengakhiri kehamilannya atau sering disebut dengan aborsi. Di Indonesia aborsi dikategorikan sebagai tindakan melawan hokum. Oleh karena itu, tindakan aborsi sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak aman. Aborsi tidak aman dapat menyebabkan kematian dan kesakitan ibu. Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan perempuan terutama jika dilakukan secara sembarangan yaitu oleh mereka yang tidak terlatih. Perdarahan yang terus-menerus serta infeksi yang terjadi setelah tindakan aborsi merupakan sebab utama kematian perempuan yang melakukan aborsi. Di samping itu, aborsi juga berdampak pada kondisi psikologis. Perasaan sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi. Oleh karena itu, konseling mutlak diperlukan kepada pasangan sebelum mereka memutuskan untuk melakukan tindakan aborsi. Tindakan aborsi harus diyakinkan sebagai tindakan terakhir jika altenatif lain sudah tidak dapat diambil. Bab 11: Kesehatan Reproduksi
236
11.6. Tumbuh Kembang Remaja Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, baik yang bisa dilihat dari luar maupun yang tidak kelihatan. Pada remaja juga terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi. Perubahan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan tingkah laku. Perkembangan kepribadian pada masa ini dipengaruhi tidak saja oleh orangtua dan lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan sekolah, ataupun teman-teman pergaulan di luar sekolah. Perkembangan fisik Perubahan Fisik apa saja yang Dialami Remaja? Tubuh mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak kamu lahir. Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan laki-laki memasuki usia antara 9 sampai 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi atau berketurunan. Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar pituitari pada saat ini berakibat dalam sekresi hormon yang meningkat, dengan efek fisiologis yang tersebar luas. Hormon pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat, yang membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya dalam sekitar dua tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih awal pada pria daripada wanita, juga menandakan bahwa wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria. Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja ditandai oleh kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai oleh produksi semen. Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan estrogen pada wanita, zat-zat yang juga dihubungkan dengan penampilan ciri-ciri seksual sekunder: rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara yang mendalam pada pria; rambut tubuh dan kelamin, Bab 11: Kesehatan Reproduksi
237
pembesaran payudara, dan pinggul lebih lebar pada wanita. Perubahan fisik dapat berhubungan dengan penyesuaian psikologis; beberapa studi menganjurkan bahwa individu yang menjadi dewasa di usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri daripada rekan-rekan mereka yang menjadi dewasa lebih lambat. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi (pada perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki). Datangnya menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Salah satunya adalah karena gizi. Saat ini ada seorang anak perempuan yang mendapatkan menstrusi pertama (menarche) di usia 8-9 tahun. Namun pada umumnya sekitar 12 tahun. Remaja laki-laki memproduksi sperma setiap harinya. Sperma tidak harus selalu dikeluarkan, ia akan diserap oleh tubuh dan dikeluarkan melalui cairan keringat, kotoran cair dan kotoran padat. Sperma bisa dikeluarkan melalui proses yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi bisa terjadi secara alami (tidak disadari oleh remaja laki-laki) melalui mimpi basah. Menstruasi terjadi karena sel telur yang diproduksi ovarium tidak dibuahi oleh sel sperma dalam rahim. Sel telur tersebut menempel pada dinding rahim dan membentuk lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah, kemudian menipis dan luruh keluar melalui mulut rahim dan vagina dalam bentuk darah, yang biasanya terjadi antara 3-7 hari. Jarak antara satu haid dengan haid berikutnya tidak sama pada setiap orang. Adakalanya 21 hari atau bisa juga 35 hari. Apa yang perlu kita ketahui tentang alat reproduksi kita? Orang biasanya berbicara hanya bentuk luar dari alat reproduksi (kelamin). Namun perlu diketahui, bahwa alat reproduksi terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Organ reproduksi yang sehat dibutuhkan untuk kesehatan reproduksi. Organ-organ reproduksi didalam tubuh bisa rusak oleh penyakit menular seksual (PMS) yang mengakibatkan kemandulan (infertilitas). Baik pria ataupun wanita bisa memiliki masalah infertilitas bila terinfeksi PMS. Wanita hamil dapat menularkan PMS kepada bayi di dalam kandungannya. Menopause secara klinis didefinisikan sebagai waktu di mana seorang perempuan tidak mengalami menstruasi lagi. Menopause terjadi karena hormon estrogen dan progesteron tidak lagi Bab 11: Kesehatan Reproduksi
238
diproduksi sehingga indung telur tidak melepaskan sel telur. Akibatnya perempuan tidak memiliki sel telur yang bisa dibuahi oleh sperma dan tidak memiliki dinding rahim yang akan luruh menjadi darah menstruasi. Dengan demikian, masa reproduksi perempuan sudah berhenti sehingga tidak bisa hamil lagi. Usia menopause pada perempuan berkisar antara 40-50 tahun, tetapi masing-masing orang tidak selalu sama, hal itu tergantung dari faktor kesehatan, gizi maupun keturunan. Dengan tidak diproduksinya hormon estrogen, maka mukosa atau lapisan lendir pada vagina menipis sehingga pada saat berhubungan seks mudah lecet dan menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya, banyak perempuan yang sudah menopause menghindari hubungan seks. Rasa nyeri akibat luka lecet saat berhubungan seks dapat dikurangi dengan memakai pelicin seperti jelly. Remaja perlu mengetahui perubahan di atas agar mereka mampu mengendalikan perilakunya. Remaja harus mengerti bahwa begitu dia mendapatkan menstruasi atau mimpi basah, maka secara fisik dia telah siap dihamili atau menghamili. Bisa hamil atau tidaknya remaja putri bila melakukan hubungan seksual tidak tergantung pada berapa kali dia melakukan hubungan seksual tetapi tergantung pada kapan dia melakukan hubungan seksual (dikaitkan dengan siklus kesuburan) dan apakah sistem reproduksinya berfungsi dengan baik (tidak mandul). Banyak remaja yang tidak mengetahui akan hal ini, sehingga mereka menyangka bahwa untuk hamil orang harus terlebih dahulu melakukan hubungan seksual berkali-kali. Masa subur adalah masa dimana terjadinya pelepasan sel telur pada perempuan. Titik puncak kesuburan terjadi pada hari ke 14 sebelum masa menstruasi berikutnya. Tetapi tanggal menstruasi berikutnya sering kali tidak pasti pada remaja. Biasanya diambil perkiraan masa subur 3-5 hari sebelum dan sesudah hari ke 14 tersebut. Pada masa remaja pencegahan kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual pada masa subur (sistem kalender), tidak dapat diandalkan. Ini disebabkan siklus mentruasi pada remaja perempuan biasanya tidak teratur. 11.7. Seks dan Seksualitas Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan lakilaki, yang sering disebut jenis kelamin. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, Bab 11: Kesehatan Reproduksi
239
perilaku, dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual. Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis. Orientasi seksual adalah dengan jenis kelamin mana seseorang lebih tertarik secara seksual. Orientasi seksual dikategorikan menjadi dua yaitu heteroseks (orang yang secara seksual tertarik dengan lawan jenis) dan homoseks (orang yang secara seksual lebih tertarik dengan orang lain yang sejenis kelamin). Di antara kedua orientasi seksual tersebut, masih ada perilaku-perilaku seksual yang sulit dimasukkan dalam satu kategori tertentu karena banyak sekali keragaman di dalamnya. Homoseksualitas adalah ketertarikan secara seksual dan aktivitas seksual pada jenis kelamin yang sama. Laki-laki yang tertarik kepada laki-laki disebut gay, sedangkan perempuan yang tertarik pada perempuan disebut lesbian. Terjadinya homoseksualitas sampai saat ini masih diperdebatkan. Ada yang mengatakan bahwa hal ini terjadi sejak lahir (dipengaruhi oleh gen) dan ada pula yang mengatakan dari pengaruh lingkungan. 11.8. Perilaku Seksual Dorongan seksual bisa diekspresikan dalam berbagai perilaku, namun tentu saja tidak semua perilaku merupakan ekspresi dorongan seksual seseorang. Ekspresi dorongan seksual atau perilaku seksual ada yang aman dan ada yang tidak aman, baik secara fisik, psikis, maupun sosial. Setiap perilaku seksual memiliki konsekuensi berbeda. Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual. Bentuk perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, berpelukan, bercumbu, petting (bercumbu berat) sampai berhubungan seks. Bagaimana perilaku seks aman? Perilaku seks aman adalah perilaku seks tanpa mengakibatkan terjadinya pertukaran cairan vagina dengan cairan sperma misalnya dengan bergandengan tangan, berpelukan, berciuman. Sementara hubungan seks tanpa menggunakan kondom bukan merupakan perilaku seks aman dari kehamilan dan PMS. Jika benar-benar ingin aman, tetaplah tidak aktif seksual tetapi jika sudah aktif, setialah dengan satu pasangan
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
240
saja, atau gunakan kondom dengan mutu yang baik dan benar agar dapat mengurangi risiko terkena PMS dan HIV/AIDS. Masturbasi Masturbasi adalah rangsangan disengaja yang dilakukan pada organ genital untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Masturbasi biasanya dilakukan degan cara menyentuh, menggosok, dan meraba bagian tubuh sendiri yang peka sehingga menimbulkan rasa menyenangkan untuk mendapat kepuasan seksual (orgasme) baik dengan menggunakan alat maupun tanpa menggunakan alat. Biasanya masturbasi dilakukan pada bagian tubuh yang sensitif, namun tidak sama pada masing-masing orang, misalnya: puting payudara, paha bagian dalam, alat kelamin (bagi wanita terletak pada klitoris dan sekitar vagina; sedangkan bagi laki-laki terletak pada sekitar kepala dan leher penis). Misalnya laki-laki melakukan masturbasi dengan meraba penisnya, remaja perempuan menyentuh klitorisnya hingga dapat menimbulkan perasaan yang sangat menyenangkan atau bisa timbul ejakulasi pada remaja laki-laki. Secara medis masturbasi tidak akan mengganggu kesehatan. Orang yang melakukannya tidak akan mengalami kerusakan pada otak atau bagian tubuh lainnya. Masturbasi juga tidak menimbulkan risiko fisik seperti mandul, impotensi, dan cacat asal dilakukan secara aman, steril, tidak menimbulkan luka dan infeksi. Risiko fisik biasanya berupa kelelahan. Pengaruh masturbasi biasanya bersifat psikologis seperti rasa bersalah, berdosa, dan rendah diri karena melakukan hal-hal yang tidak disetujui oleh agama dan nilai-nilai budaya sehingga jika sering dilakukan akan menyebabkan terganggunya konsentrasi pada remaja tertentu. Onani Onani mempunyai arti sama dengan masturbasi. Namun ada yang berpendapat bahwa onani hanya diperuntukkan bagi laki-laki, sedangkan istilah masturbasi dapat berlaku pada perempuan maupun laki-laki. Istilah onani diambil dari seseorang bernama onan yang sejak kecil sering merasa kesepian. Untuk mengatasi rasa kesepiannya ia mencari hiburan dengan membayangkan halhal erotis sambil mengeksplorasi bagian-bagian tubuhnya yang sensitif sehingga mendatangkan suatu kenikmatan. Nama onan ini
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
241
berkembang menjadi onani. Istilah onani lainnya yang dipakai dengan arti sama yaitu swalayan, ngocok, automanipulatif, dsb. Petting Petting adalah melakukan hubungan seksual dengan atau tanpa pakaian tetapi tanpa melakukan penetrasi penis ke dalam vagina, jadi sebatas digesekkan saja ke alat kelamin perempuan. Ada pula yang mengatakan petting sebagai bercumbu berat. Biasanya dilakukan sebagai pemanasan sebelum melakukan hubungan seks. Walaupun tanpa melepaskan pakaian, petting tetap dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan karena sperma tetap bisa masuk ke dalam rahim, karena ketika terangsang perempuan akan mengeluarkan cairan yang mempermudah masuknya sperma ke dalam rahim, sedangkan sperma itu sendiri memiliki kekuatan untuk berenang masuk ke dalam rahim jika tertumpah pada celana dalam yang dikenakan perempuan, apalagi jika langsung mengenai bibir kemaluan. Hubungan seksual Hubungan seksual yaitu masuknya penis ke dalam vagina. Bila terjadi ejakulasi (pengeluaran cairan mani yang di dalamnya terdapat jutaan sperma) dengan posisi alat kelamin laki-laki berada dalam vagina memudahkan pertemuan sperma dan sel telur yang menyebabkan terjadinya pembuahan dan kehamilan. 11.9. Kesehatan Reproduksi Anemia (kurang darah: Hb <12 gr %) sangat terkait erat dengan masalah kesehatan reproduksi (terutama pada perempuan). Jika perempuan mengalami anemia, maka akan menjadi sangat berbahaya pada waktu dia hamil dan melahirkan. Perempuan yang menderita anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2.5 kg). Di samping itu, anemia dapat mengakibatkan kematian baik ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan. Karena itu untuk memastikan agar remaja tidak mengidap anemia maka perlu dianjurkan untuk memeriksakan diri pada petugas medis. Jika ternyata remaja mengidap anemia, maka perlu dianjurkan untuk makan-makanan yang bergizi atau mengkonsumsi pil zat besi sesuai dengan anjuran.
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
242
11.10. Pengaturan Kehamilan (Keluarga Berencana) Pengaturan kehamilan merupakan suatu cara untuk mencegah terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma. Pengaturan kehamilan dapat dibedakan secara sederhana dan dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi. Pengaturan kehamilan secara sederhana mencegah terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma dengan cara sederhana, sebagai contoh; senggama terputus (bahasa arab; azl), pantang berkala, memperpanjang masa menyusui, mencuci vagina segera setelah bersetubuh, dsb. Mengapa orang memilih untuk menggunakan kontrasepsi? Penggunaan kontrasepsi, atau perencanaan kelahiran, secara signifikan menurunkan kesempatan hamil. Orang memilih untuk menggunakan kontrasepsi karena berbagai alasan: 1. Tidak ingin memiliki anak atau ingin menunda menjadi orangtua sampai usia mereka lebih tua. 2. Membantu merenggangkan waktu kelahiran anak. Merasa bahwa keluarga mereka sudah lengkap, sehingga berharap untuk tetap menjaga terhadap kemungkinan menjadi hamil kembali. 11.11. Kontrasepsi Kira-kira 85 dari 100 wanita yang aktif secara seksual tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun dan mereka hamil dalam waktu 1 tahun. Di seluruh dunia, lebih dari seperempat wanita yang hamil melakukan pengguguran kandungan atau aborsi. Mengapa orang memilih untuk menggunakan kontrasepsi? Penggunaan kontrasepsi, atau perencanaan kelahiran, secara signifikan menurunkan kesempatan hamil. Orang memilih untuk menggunakan kontrasepsi karena berbagai alasan: 1. Tidak ingin memiliki anak atau ingin menunda menjadi orangtua sampai usia mereka lebih tua. 2. Membantu merenggangkan waktu kelahiran anak. Merasa bahwa keluarga mereka sudah lengkap, sehingga berharap untuk tetap menjaga terhadap kemungkinan menjadi hamil kembali. Pengaturan kehamilan dapat dibedakan secara sederhana dan dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi. Pengaturan kehamilan secara sederhana mencegah terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma dengan cara sederhana, sebagai contoh; senggama
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
243
terputus (bahasa arab; azl), pantang berkala, memperpanjang masa menyusui, mencuci vagina segera setelah bersetubuh, dsb. 1. Metode senggama terputus Metode senggama terputus (bahasa arab; azl) adalah cara pencegahan kehamilan ketika bersenggama, pria harus mencabut penis dari vagina sebelum ejakulasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah agar sperma tidak tumpah ke dalam vagina. Kelebihan: Tidak ada kelebihan kecuali tanpa menggunakan sesuatu alat dan murah dibanding metode barrier dan metode hormon. Kekurangan: • Metode ini memerlukan kontrol tingkat tinggi pihak pria. Seringkali gagal karena tetesan kecil sperma dapat lolos dari penis ke dalam vagina sebelum pria mengalami ejakulasi. • Menyebabkan gangguan pada klimaks hubungan seksual. • Metode alternatif ini kurang dapat diandalkan dibanding metode hormon dan barrier, terutama bagi individu yang tak berpengalaman. 2. Metode pantang berkala Metode ini melibatkan penggunaan beberapa cara untuk mengetahui saat wanita berada pada masa paling subur, sehingga dia dapat menjadi ekstra hati-hati atau dapat menghindari hubungan seksual pada masa subur ini. Ini berarti penggunaan teknik-teknik seperti: pencatatan harian suhu tubuh wanita dengan menggunakan termometer kesuburan. Kombinasi teknik direkomendasikan untuk meningkatkan efektifitas metode ini. Kelebihan: Alternatif alami terhadap metode barrier dan hormon berdasarkan siklus hormon alami dan siklus kesuburan. Kekurangan: 1. Penggunaan teknik ini memerlukan tingkat motivasi yang besar dan pemahaman yang jelas tentang bagaimana memonitor kesuburan. 2. Metode kontrasepsi alami tidak memperhitungkan fluktuasi siklus. Bab 11: Kesehatan Reproduksi
244
Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mempengaruhi irama siklus menstruasi, sehingga tidak memungkinkan dilakukannya kalkulasi yang dapat diandalkan mengenai masa-masa subur dan tidak subur. 3. Kondom Kondom atau sering disingkat (CO) merupakan metode penghalang yang dirancang untuk menghentikan sperma agar tidak memasuki rahim. Metode penghalang mencakup kondom pria dan kondom wanita. Apa kelebihan dan kekurangan metode barrier? Metode penghalang memberikan pilihan kepada wanita yang tidak dapat atau tidak ingin menggunakan kontrasepsi hormon. Bila digunakan secara benar, kondom adalah satu-satunya bentuk kontrasepsi yang memberikan perlindungan terhadap PMS.
Gambar 11.12. Diafragma atau kondom wanita
11.12. Penyakit Menular Lewat Hubungan Seksual (PMS) Penyakit menular seksual adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual. Seseorang berisiko tinggi terkena PMS bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Bila tidak diobati dengan benar, penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
245
Tanda dan gejala PMS Karena bentuk dan letak alat kelamin laki-laki berada di luar tubuh, gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan. Tandatanda PMS pada laki-laki antara lain: 1. berupa bintil-bintil berisi cairan, 2. lecet atau borok pada penis/alat kelamin, 3. luka tidak sakit; 4. keras dan berwarna merah pada alat kelamin, 5. adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam, 6. rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, 7. rasa sakit yang hebat pada saat kencing, 8. kencing nanah atau darah yang berbau busuk, 9. bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok. Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada gejala, biasanya berupa antara lain: 1. rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual, 2. rasa nyeri pada perut bagian bawah, 3. pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin, 4. keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya, 5. keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal, 6. timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual, 7. bintil-bintil berisi cairan, 8. lecet atau borok pada alat kelamin. Cara menghindarkan diri dari PMS Bagi remaja yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual, saling setia bagi pasangan yang sudah menikah, hindari hubungan seksual yang tidak aman atau berisiko, selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan PMS, selalu menjaga kebersihan alat kelamin. Jenisjenis PMS. Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS. Di Indonesia yang banyak ditemukan saat ini adalah gonore (GO), sifilis (raja singa), herpes kelamin, klamidia, trikomoniasis, kandidiasis vagina, kutil kelamin. Pengobatan PMS
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
246
Kebanyakan PMS dapat diobati, namun ada beberapa yang tidak bisa diobati secara tuntas seperti HIV/AIDS dan herpes kelamin. Jika kita terkena PMS, satu-stunya cara adalah berobat ke dokter atau tenaga kesehatan. Jangan mengobati diri sendiri. Selain itu, pasangan kita juga harus diobati agar tidak saling menularkan kembali penyakit tersebut. Mitos-mitos seputar PMS. Perlu diketahui bahwa PMS tidak dapat dicegah hanya dengan memilih pasangan yang kelihatan bersih penampilannya, mencuci alat kelamin setelah berhubungan seksual, minum jamu-jamuan, minum antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seks. Sifilis Sifilis adalah suatu penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, bentuknya sangat kecil. Bakteri tersebut umumnya hidup di mukosa (saluran) genetalia, rektum, dan mulut yang hangat dan basah. Bakteri penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral). Sifilis tidak ditularkan tanpa hubungan seksual, apalagi melalui benda mati seperti misalnya bangku, tempat duduk toilet, handuk, gelas, atau benda-benda lain yang bekas digunakan atau dipakai oleh pengindap. Sifilis merupakan penyakit kronis yang berkembang lewat beberapa stadium. Gambaran klinis: 1. Sifilis primer, tanda klinis yang pertama muncul adalah tukak, dapat terjadi di mana saja di daerah genitalia eksterna, 3 minggu setelah kontak. Lesi dapat khas, akan tetapi dapat juga tidak khas. Jumlah tukak biasanya hanya satu, meskipun dapat juga multipel. Lesi awal biasanya berupa papul yang mengalami erosi, teraba keras karena terdapat indurasi. Permukaan dapat tertutup krusta dan terjadi ulserasi. 2. Sifilis sekunder, berupa berbagai ruam pada kulit, selaput lendir, dan organ tubuh. Dapat disertai demam, malaise. Juga adanya kelainan kulit dan selaput lendir dapat diduga sifilis sekunder. 3. Sifilis laten merupakan stadium sifilis tanpa gejala klinis, akan tetapi pemeriksaan serologis reaktif. Dalam perjalanan penyakit sifilis selalu melalui tingkat laten, selama bertahun-tahun atau seumur hidup. Diagnosis sifilis laten ditegakkan setelah diperoleh anamnesis yang jelas, hasil pemeriksaan fisik yang
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
247
menunjukkan adanya kelainan yang awal mulanya di sebabkan oleh sifilis. 4. Sifilis lanjut berupa endorteritis obliterans pada bagian ujung arteriol dan pembuluh darah kecil yang menyebabkan peradangan dan nekrosis. Trikomoniasis Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang saluran kencing bagian bawah pada wanita. Masa tunas Trichomonas vaginalis sulit untuk dipastikan, tetapi diperkirakan berkisar antara 3 sampai 28 hari. Pada wanita sering tidak menunjukkan keluhan maupun gejala sama sekali. Bila ada keluhan biasanya berupa lendir vagina yang banyak dan berbau. Lendir vagina yang klasik berwarna kehijauan dan berbusa, biasanya hanya ditemukan pada 10 - 30% penderita. Lendir vagina sering menimbulkan rasa gatal dan perih pada vulva serta kulit sekitarnya. Keluhan lain yang mungkin terjadi adalah pendarahan setelah melakukan hubungan kelamin dan perdarahan diantara menstruasi. Pada pemeriksaan penderita dengan gejala vaginitis akut, tampak edema dan eritema pada labium yang terasa nyeri, sedangkan pada vulva dan paha bagian atas kadang-kadang ditemukan abses-abses kecil dan maserasi yang disebabkan oleh fermen proteolitik dalam duh tubuh. Kandidiasis Kandidiasis adalah infeksi saluran kelamin yang disebabkan oleh Candida albicans dan ragi (Yeast) lain dari genus kandida. Infeksi biasanya bersifat local. Selain pada vulva atau vagina, juga pada hidung, mulut, tenggorok, usus, dan kulit. Candida adalah mikroorganisme oportunis, dapat dijumpai di seluruh badan, terutama dalam mulut, kolon, kuku, vagina, dan saluran anorektal. Gejala yang biasanya muncul pada kandidosis adalah keluhan panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan yang tidak berbau. Pada pemeriksaan terdapat vulvitis, dengan eritema dan edema vulva, fisura perineal, pseudomembran dan lesi satelit papulopustular disekitarnya. Gejala khas adalah rasa gatal atau iritasi disertai keputihan tidak berbau, atau berbau asam (masam). Keputihan biasa banyak, putih keju atau seperti kepala susu atau Bab 11: Kesehatan Reproduksi
248
krim. Tetapi kebanyakkan sedikit dan cair, atau seperti susu pecah. Pada dinding vagina biasanya dijumpai gumpalan keju. Pada vulva atau vagina terdapat radang, disertai maserasi, pseudomembran fisura dan lesi satelit papulopostular. Gonore Gonore (GO) adalah penyakit menular seksual (PMS), yang disebabkan oleh kuman yang bernama Neisseria gonorrhoaea yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum (usus bagian bawah), tenggorokan maupun bagian putih mata (Gonorhoaea Conjugtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menimbulkan nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonore di dunia setiap tahunnya, meskipun di beberapa negara cenderung menurun, namun negara lainnya cenderung meningkat. Penularan penyakit gonore (GO) yang lazimnya terjadi, adalah dengan melakukan hubungan seks, ataupun dengan variasinya antara lain: oral-seks (terjadinya faringitis GO), anal-seks (terjadinya proktitis GO) juga terjadinya gonoblenorrhoea pada mata bayi yang baru lahir dari ibu-ibu yang menderita GO ataupun terjadinya kolpitis GO pada bayi atau anak wanita karena orang tua atau pengasuh yang merawat sehariharinya menderita GO adalah merupakan cara penularan lain yang dapat terjadi karena hidup yang tidak higienis. Ciri-ciri orang yang terkena gonore adalah: apabila pria, ia akan merasa panas ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar. Pada wanita gonore umumnya tidak menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit keputihan dengan gejala keluarnya semacam lendir atau cairan kuning kehijau-hijauan (semacam nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain menimbulkan rasa panas dan bernanah, gonore juga dapat menyebabkan merah dan bengkak pada ujung alat kelamin kaum pria, juga di sekeliling vagina (liang senggama) kaum wanita yang terinfeksi gonore. HIV/AIDS Bab 11: Kesehatan Reproduksi
249
Perdebatan seputar asal-usul AIDS telah sangat menarik perhatian dan sengketa sejak awal epidemi. Namun, bahaya mencoba mengenali dari mana AIDS berasal. Orang-orang dapat menggunakannya sebagai bahan perdebatan untuk menyalahkan kelompok tertentu atau gaya hidup. Kasus AIDS pertama ditemukan di AS pada 1981, tetapi kasus tersebut hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang ada bukti jelas bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV. Jadi untuk menemukan sumber AIDS kita perlu mencari asal-usul HIV. Asal-usul HIV bukan hanya menyangkut masalah akademik, karena tidak hanya memahami dari mana asal virus tersebut tetapi juga bagaimana virus ini berkembang menjadi penting sekali untuk mengembangkan vaksin HIV dan pengobatan yang lebih efektif. Juga, pengetahuan tentang bagaimana epidemi AIDS timbul menjadi penting dalam menentukan bentuk epidemi di masa depan serta mengembangkan pendidikan dan program pencegahan yang efektif. Tanda-tanda dan gejala HIV/AIDS Pesakit AIDS akan mengalami gejala-gejala seperti di bawah: • Penurunan berat badan sehingga 10% yang tidak diketahui puncaknya • batuk yang kronik dan berterusan • Demam yang berpanjangan. Demam ini berlaku secara berkala ataupun berterusan • Pembengkakan nodus limfa terutamanya di leher, ketiak dan selakangan. • Terserang herpes zoster yang berulang-ulang. Herpes zoster merupakan infeksi saraf oleh virus yang dicirikan oleh kehadiran lepuhan pada kulit. • Kandidiasis di mulut dan tekak. Kandidiasis merupakan sejenis penyakit yang disebabkan oleh sejenis kulat (fungus). Cara menghindar dari HIV/AIDS? • Lebih aman berhubungan seks dengan pasangan tetap (tidak berganti-ganti pasangan seksual). • Hindari hubungan seks di luar nikah.
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
250
• •
Menggunakan kondom jika melakukan hubungan seksual berisiko tinggi seperti dengan pekerja seks komersial. Sedapat mungkin menghindari tranfusi darah yang tidak jelas asalnya; menggunakan alat-alat medis dan non media yang terjamin streril.
Gambar 11.13. Human Immunodeficiency Virus (HIV) Kata-kata Penting • Spermatozoon • Oosit • Siklus menstruasi • Ovulasi • Estrogen • Testosteron • Family planning • PMS • Gonore Rangkuman • Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas: testis, saluran reproduksi (epididimis, duktus seminalis, duktus ejakulatorius, dan uretra), dan alat kelamin luar yaitu penis.
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
251
• •
•
Sistem reproduksi wanita terdiri atas ovarium, saluran kelamin (tuba uterina, uterus, dan vagina), dan alat kelamin luar. Setelah mengalami pubertas, pada laki-laki tidak mengalami siklus reproduksi, sedangkan pada wanita mengalami siklus menstruasi (bulanan). Pengaturan kehamilan dapat dilakukan secara sederhana dan dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi. Pengaturan kehamilan secara sederhana mencegah terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma dengan cara sederhana.
Latihan Uji Kemampuan A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Sebutkan alat-alat reproduksi wanita ... 2. Alat-alat reproduksi laki-laki terdiri atas … 3. Sebutkan organ reproduksi wanita yang merupakan pertumbuhan janin … 4. Sebutkan 3 perilaku seksual menyimpang ... 5. Alat kontrasepsi IUD dipasang dibagian … 6. Sebutkan akibat-akibat PMS bagi bayi yang dilahirkan ... 7. Dimana tempat pembuahan sel telur oleh sel kelamin laki-laki … 8. Sebutkan 3 cara pengaturan kehamilan dengan menggunakan preparat hormon … 9. Sebutkan alat kontrasepsi yang dipakai oleh wanita … 10. Sebutkan 5 macam penyakit menular seksual … B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Apakah yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi? 2. Jelaskan akibat hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan! 3. Jelaskan secara umum akibat penyakit menular seksual! 4. Jelaskan ovulasi 5. Jelaskan gejala HIV/AIDS 6. Jelaskan gejala penyakit sifilis! 7. Jelaskan PMS! 8. Jelaskan siklus menstruasi! 9. Jelaskan peran estrogen dan progesteron! 10. Jelaskan cara-cara pencegahan kehamilan!
Bab 11: Kesehatan Reproduksi
252
▲ Gambar 12.1. Berolah secara teratur dan terukur menyehatkan badan
Berapa kali anda kuat lari mengelilingi lapangan sepakbola, 1, 3, 5 atau 15 kali. Ketahanan lari merupakan salah satu manfaat olahraga bagi tubuh. Manfaat lainnya yang sangat berharga yaitu tubuh menjadi sehat dan kuat. Ingat kata pepatah kuno “Mensana in corpora sano” Pada bab ini akan dipelajari tentang: Olahraga sumber kesehatan Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dan setelah berolahraga Manfaat olahraga Olahraga menguatkan jantung Olahraga mempertinggi vitalitas paru-paru Olahraga mengurangi berat badan
Bab 12: Kesehatan Olahraga
253
12. Apakah Olahraga itu? Apakah olahraga itu? Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya. Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut dan dapat dilakukan setiap hari. Dengan majunya dunia teknologi memudahkan semua kegiatan sehingga menyebabkan seseorang menjadi kurang bergerak (hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat kurang gerak. Gaya hidup duduk terusmenerus dalam bekerja (sedentary) dan kurang gerak ditambah dengan adanya faktor risiko, berupa merokok, pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti: penyakit jantung, pembuluh darah, tekanan darah tinggi, kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan. Olahraga telah menjadi bagian hidup dari sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di kota besar maupun di pelosok pedesaan. Orang yang mempunyai gaya hidup tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke daripada yang bergaya hidup sebaliknya. Faktor kegemukan, kurang gerak, riwayat keluarga terkena penyakit kardiovaskular, serta penyakit diabetes mempunyai risiko terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih tinggi dibanding yang tidak menderita diabetes. Pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) bertujuan agar masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit tersebut menjadi bergerak agar sehat dan bugar. Oleh karena itu kegiatan aktifitas fisik/latihan fisik dan atau olahraga perlu menjadi gerakan masyarakat. Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Apakah Aktifitas Fisik Itu? Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori). Dalam kegiatan sehari-hari setiap orang (individu) melakukan berbagai aktifitas fisik. Bab 12: Kesehatan Olahraga
254
Aktifitas fisik tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori) dalam tabel 1 berikut: Tabel 1. Jenis aktivitas fisik dan jumlah kalori yang dikeluarkan No
Aktifitas Fisik
Kalori Yang Dikeluarkan
1.
Cuci Baju
3,56 Kcal/menit
2.
Mengemudi Mobil
2,80 Kcal/menit
3.
Mengecat Rumah
3,50 Kcal/menit
4.
Potong Kayu
3,80 Kcal/menit
5.
Menyapu Rumah
3,90 Kcal/menit
6.
Jalan Kaki (kec. 3, 5 Mil/jam)
5,60 – 7 00 Kcal / menit
7.
Mengajar
1,70 Kcal/menit
8.
Membersihkan Jendela
3,70 Kcal/menit
9.
Berkebun
5,60 Kcal/menit
10.
Menyetrika
4,20 Kcal/menit
12.1. Jenis Olahraga
▲ Gambar 12.2. Bersepeda merupakan olahraga santai Bab 12: Kesehatan Olahraga
255
12.1.1. Olahraga aerobik Olahraga aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terusmenerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh. Sebagai contoh olahraga aerobik adalah gerak jalan cepat, jogging, lari, senam, renang, dan bersepeda. Olahraga aerobik merupakan latihan intensif yang menggerakkan dua tangan dan kedua kaki seperti jogging, bulu tangkis, berenang gaya krol (bukan gaya katak), bersepeda aktif (bukan sepeda statis). Latihan ini dimulai dengan pemanasan selama 5 menit kemudian diikuti latihan pokok dengan mengukur maksimum detak jantung menuju pencapaian 200 dikurangi usia yang sedang berlatih per menit (DNM). Latihan ini dilakukan selama 20 menit, namun bila dilakukan setiap hari atau bila tidak ada waktu boleh dilakukan 3x30 menit per minggu. Senam aerobik telah menjadi sangat populer di Indonesia. Dahulu, kaum pria menganggap senam aerobik adalah olahraga untuk wanita saja dan menganggapnya kurang bermanfaat. Tetapi kini, baik pria maupun wanita, bersama-sama melakukan senam aerobik demi kebugaran dan kegembiraannya. Senam tersebut diiringi dengan musik kesenangannya dan irama musik menjadi panduan dari gerakan yang dilakukan. Mereka yang dahulu mengira senam aerobik merupakan olahraga ringan, setelah melakukannya sendiri merasa bahwa senam aerobik keras intensitasnya sehingga mereka menghargai seperti olahraga lain yang juga cukup keras intensitasnya. Dalam rangka meningkatkan kebugaran/kesegaran jasmani karyawan/karyawati mengadakan senam aerobik. 12.1.2. Olahraga anaerobik Olahraga anaerobik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Sebagai contoh angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan, dan bulu tangkis. Merupakan latihan olahraga yang dipakai oleh para atlet olahragawan untuk meningkatkan masa otot dan non-endurance sifatnya, seperti angkat beban dalam meningkatkan masa otot. American Heart Association (2007) menganjurkan angkat beban hendaknya dilakukan setelah latihan aerobik dan hanya sebagai pelengkap sifatnya untuk penampilan yang baik bagi tubuh kita. Latihan aerobik dan anaerobik hendaknya dilakukan secara teratur dan tidak usah berlama-lama sehingga over-exchausted Bab 12: Kesehatan Olahraga
256
yang malah berbahaya karena dapat menimbulkan serangan jantung mendadak. Latihan anaerobik dan aerobik juga bekerja untuk meningkatkan daya kerja dari organ jantung terutama dalam meningkatkan volume kedua ventrikel kiri dan kanan dari organ jantung dengan latihan aerobik, atau memperbaiki kekuatan otot myocardial jantung dengan latihan anaerobik Terutama latihan aerobik akan memperbaiki endurance, dan bila latihan ini dilakukan oleh orang yang sudah lanjut usia, akan memperbaiki keadaan fisiknya dan juga mencegah agar tidak pelupa. 12.2. Cara Melakukan Olahraga Olahraga yang baik dan benar yaitu olahraga yang dilakukan secara teratur dan terukur. Lakukan olahraga sekurang-kurangnya 30 menit perhari dengan baik dan benar agar bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Sebagai contoh: Turun dari bus lebih awal menuju tempat kerja yang kira-kira menghabiskan 20 menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti di halte yang menghabiskan kira-kira 10 menit berjalan kaki menuju rumah. Membersihkan rumah selama 10 menit, dua kali dalam sehari ditambah 10 menit bersepeda. Berdansa selama 30 menit. Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap. Olahraga dianjurkan minimal 30 menit, lebih lama akan lebih baik. Olaharaga dapat dilakukan dimana saja, tetapi tetap dengan memperhatikan lingkungan yang aman dan nyaman, bebas polusi, tidak menimbulkan cidera, misalnya: di rumah, sekolah, tempat kerja, dan tempat-tempat umum (sarana olahraga, lapangan, taman, tempat rekreasi). Pilihlah olahraga yang digemari, aman, mudah, dan murah. Dilakukan secara bertahap dimulai dari pemanasan 5-10 menit, diikuti dengan latihan inti minimal 20 menit dan diakhiri dengan pendinginan selama 5-10 menit. 12.2.1. Waktu Latihan Latihan olahraga hendaknya dilakukan pada udara terbuka dan bebas polusi, atau bila tidak, lakukanlah di ruang tertutup yang Bab 12: Kesehatan Olahraga
257
temperatur ruangannya dapat diatur. Lakukanlah setiap sore hari minimal 30 menit. Kenapa demikian? Menurut penyelidikan di Framingham USA, di Inggris, Belgia, National University of Singapore dan di Jepang bahwa serangan jantung frekuensinya banyak terjadi antara pukul 06.00–12.00 siang. Kenapa hal ini bisa terjadi? Beberapa faktor yag menjadi penyebab di antaranya adalah adanya circardian hormone adrenalin yang banyak bersirkulasi dalam tubuh pada pagi mulai pukul 04.00–09.00. Juga aktivitas fibrinolitic yaitu zat pengencer darah dari tubuh sendiri pada pagi hari aktivitasnya menurun sehingga darah relatif akan lebih kental pada pagi hari. Menurut laporan terakhir Dr Peter Kokkinos dari Veterans Affairs Medical Center dan dimuat di majalah kedokteran Circulation, Januari 22 2008, pada 15.660 orang pria veteran yang menderita atau tidak menderita penyakit cardiovaskuler, setelah melakukan tes treadmill, diperoleh hasil bahwa latihan fitness dapat mengurangi angka risiko kematian (mortalitas) sampai 70%. Selamat berlatih.(*) Dr D Amidi SpJP Klinik Plaza Indonesia Perlindungan terhadap penyakit jantung, stroke, diabetes, kegemukan, hipertensi, penurunan memori, kanker kolon, patah tulang, dan depresi pada pria dapat dilakukan dengan berolahraga. Tapi bagi yang perlu ekstra motivasi harus mempertimbangkan manfaat tambahan bagi prostat dan seksualitas mereka. Pernyataan tersebut adalah hasil laporan Harvard Men’s Health Watch 12.2.2. Persiapan Sebelum Olahraga Pilih kegiatan olahraga yang nyaman. Apakah yoga, berlari, bersepeda, atau olahraga lain, melakukan sesuatu yang disenangi akan membantu kita tetap mengikuti program. Jangan membiarkannya menjadi suatu kebiasaan. Mengganti kegiatan bila dibutuhkan untuk tetap bermotivasi. 1. Sebaiknya sebelum melakukan olahraga dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan dosis yang aman dan jenis olahraga yang cocok dengan tes pembebanan terutama bila terdapat keluhan seperti sering pusing, sesak nafas, nyeri dada. Berpenyakit seperti jantung koroner, asma, kencing manis, hipertensi, dll. Berusia diatas 30 tahun. 2. Sebaiknya gunakan pakaian dan sepatu olahraga yang sesuai dan nyaman. Bab 12: Kesehatan Olahraga
258
3. Jangan lakukan olahraga setelah makan kenyang, sebaiknya tunggu hingga kurang lebih 2 jam. 4. Minum minuman yang sejuk dan sedikit manis (manis jambu). 5. Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut. 6. Dapat dilakukan dimana saja, dengan memperhatikan lingkungan yang aman dan nyaman, bebas polusi, tidak menimbulkan cedera. Misalnya: di halaman rumah, tempat kerja, dan lapangan. 7. Olahraga hendaknya dilakukan secara bervariasi, bergantiganti jenisnya supaya tidak monoton dan membosankan. 8. Frekuensi latihan dilakukan secara teratur 3-5 kali per minggu. 12.2.3. Pada Saat Melakukan Olahraga 1. Perlu diingat, jangan berolahraga sampai lelah dan kembalilah ke aktifitas secara bertahap. Biasanya, mulai dengan senam aerobik low-impact beberapa kali seminggu. Olahraga aerobik jenis high-impact seperti tennis misalnya, sebaiknya dilakukan secara bertahap. 2. Apabila sulit berolahraga di luar rumah, pertimbangkanlah senam melalui video-video yang banyak dijual. 3. Intensitas latihan, untuk meningkatkan daya tahan tubuh harus mencapai 70-85% denyut nadi maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan: DNM = 220 – Umur Untuk membakar lemak dengan intensitas yang lebih ringan yaitu 60 - 70 % DNM. Sebagai contoh: Seseorang dengan usia 40 tahun akan mempunyai DNM = 220 – 40 = 180. Untuk membakar lemak orang tersebut harus berolahraga dengan denyut nadi mencapai: 60% x 180 = 108 s/d 70% x 180 = 126. 4. Waktu. Mulai semampunya, ditambah secara perlahan-lahan. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh (endurence) perlu waktu antara 1/2-1 jam, untuk membakar lemak perlu waktu lebih lama (lebih dari satu jam).
Bab 12: Kesehatan Olahraga
259
12.2.4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Berolahraga 1. Jangan langsung makan kenyang setelah berolahraga, makanlah makanan lunak atau cairan seperti bubur kacang hijau. Sebaiknya kita menunggu satu jam sebelum makan besar. Gizi yang tepat juga penting. Dengan badan lebih bergerak, kita mungkin membutuhkan lebih banyak kalori agar menghindari kehilangan berat badan. 2. Minumlah secukupnya bila banyak berkeringat dan jangan langsung mandi. Minum cairan secukupnya sangat penting saat kita berolahraga. Air tambahan dapat membantu mengganti cairan yang hilang. Ingatlah bahwa meminum teh, kopi, kola, coklat atau alkohol justru dapat menghilangkan cairan tubuh. 3. Gantilah pakaian olahraga yang digunakan bila terlalu basah. 12.2.5. Hal-hal yang Tidak Dianjurkan dalam Berolahraga 1. Bila sedang demam atau sakit. 2. Untuk olahraga jalan bila terdapat varises pada kaki dan nyeri pada sendi terutama pada lutut. 3. Penyakit-penyakit: a. Tekanan darah tinggi tidak terkontrol. b. Kencing manis tidak terkontrol. c. Kelainan katup jantung. 4. Kita dapat menjadi dehidrasi (hilang terlalu banyak cairan) bila kita tidak minum cukup untuk menahan tingkat cairan tubuh. 5. Kita dapat hilang massa tubuh tidak berlemak (lean body mass) bila kita terlalu banyak olahraga. Kasus parah dapat mengarah pada wasting. 6. Kita dapat melukai diri bila kita memakai bentuk olahraga yang salah. Mengingkat program olahraga menjadi jadwal sedikitnya 20 menit paling tidak tiga kali seminggu. Jadwal ini dapat mengarahkan pada perbaikan yang bermakna dalam kesehatan jasmani dan kita kemungkinan akan merasa lebih baik. 12.2.6. Alasan Enggan Berolahraga Bila Anda tidak terbiasa berolahraga, memulainya mungkin menjadi sesuatu yang berat. Namun, begitu Anda tidak lagi mencari-cari alasan untuk menunda berolahraga, Anda pasti
Bab 12: Kesehatan Olahraga
260
akan merasakan manfaat olahraga. Berikut, 7 alasan orang menghindari olahraga dan tips mengatasinya: 1. Terlalu tua. Bukan alasan, toh Anda bisa mencari tempat atau klub kebugaran yang membuka kelas sesuai usia Anda. 2. Terlalu gemuk. Tak perlu canggung atau malu. Umumnya, orang memang merasa malu untuk memulai berolahraga, padahal orang lain justru menghargai Anda sebagai individu yang berkomitmen dalam menjaga kesehatan tubuh. Lagipula, kalau Anda sudah kelebihan berat badan, sebetulny justru harus rajin berolahraga. Aktivitas fisik sekecil apa pun pasti akan membantu menurunkan berat badan. Jadi, kenapa tidak memulai berolahraga? 3. Terlalu lemah. Justru aktivitas fisik yang teratur akan memberikan Anda tambahan kekuatan dan energi. 4. Terlalu lelah. Kegiatan fisik yang teratur sebenarnya akan memberikan Anda tambahan tenaga. Dengan melatih otot, jantung, paru-paru dan pembuluh darah, maka Anda akan mendapat tambahan tenaga untuk mengatasi stres dan beban pekerjaan yang Anda hadapi sehari-hari. 5. Sering sakit. Anda tidak disarankan berolahraga bila kondisi tubuh tidak sehat. Namun, begitu Anda merasa sehat, mulailah berolahraga karena akan membantu Anda mempertahankan kondisi tubuh. Mulailah perlahan-lahan dan lakukan secara konsisten. 6. Tidak ada waktu. Tak perlu waktu berjam-jam untuk merasakan manfaat olahraga. Yang penting teratur dan porsinya cukup, seperti berjalan kaki selama 30 menit setiap hari. Perubahan-perubahan kecil pada kegiatan rutin Anda, seperti menggunakan tangga daripada lift atau memarkir kendaraan agak jauh dari kantor atau supermarket, juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan Anda, sama seperti manfaat yang didapatkan dari olahraga. 7. Tidak bersemangat. Olahraga terbukti mampu meningkatkan dan mempertahankan suasana hati. Nah, bila Anda berhasil menyingkirkan penghalang yang menghambat Anda untuk memulai olahraga, Anda pun akan merasa lebih optimis dan bahagia. Cara terbaik untuk mengembalikan tubuh ke bentuk semula tentunya dengan berolahraga. Bukan saja membantu mengembalikan kelenturan otot dan menghilangkan timbunan lemak, tetapi juga sangat baik untuk mengatasi stres. Bab 12: Kesehatan Olahraga
261
Berkonsultasilah dengan dokter kapan sebaiknya mulai berolahraga. 12.3. Manfaat Olahraga secara Umum Banyak keuntungan yang didapat dari kegiatan berolahraga yang perlu untuk diketahui oleh semua orang. Dengan melakukan kegiatan olahraga secara teratur dan terukur akan memberi keuntungan bagi tubuh kita. 12.3.1. Kebugaran Jasmani Salah satu manfaat olahraga adalah terbentuknya kebugaran tubuh atau jasmani. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan. Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan tugas/profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (health related physical fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan (skill related physical fitness). Komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan. 1. Komposisi tubuh 1. Adalah persentase (%) lemak dari berat badan total dan Indeks Massa Tubuh (IMT). 2. Lemak cepat meningkat setelah berumur 30 tahun dan cenderung menurun setelah berumur 60 tahun. 3. Memberi bentuk tubuh. 4. Pengukuran: Skinfold callipers, IMT. 5. Obesitas pada anak-anak disebabkan oleh: hipeplasi dan hipertropi sel adiposit serta input berlebihan. 6. Obesitas pada orang dewasa oleh: hiperplasi dan hipertropi sel adiposit serta output yang kurang. 2. Kelenturan/fleksibilitas tubuh 1. Adalah luas bidang gerak yang maksimal pada persendian, tanpa dipengaruhi oleh suatu paksaan atau tekanan. 2. Dipengaruhi oleh: Jenis sendi; Struktur tulang; Jaringan sekitar sendi, otot, tendon dan ligamen. 3. Wanita (terutama ibu hamil) lebih lentur dari laki-laki. Bab 12: Kesehatan Olahraga
262
4. Anak-anak lebih besar dari orang dewasa. 5. Puncak kelenturan terjadi pada akhir masa pubertas. 6. Penting pada setiap gerak tubuh karena meningkatkan efisiensi kerja otot. 7. Dapat mengurangi cedera (orang yang kelenturannya tidak baik cenderung mudah mengalami cedera). 8. Pengukuran: Duduk tegak depan (Sit and reachTest) Flexometer. 3. Kekuatan otot 1. Adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan otot, merupakan kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. 2. Laki-laki kira-kira 25% lebih besar dari wanita (testoteron merupakan anabolik steroid). 3. Diukur dengan dinamometer. 4. Daya tahan jantung paru 1. Kemampuan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada waktu kerja dalam mengambil O2 secara maksimal (VO2 maks) dan menyalurkannya keseluruh tubuh terutama jaringan aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh. 2. Kemampuan otot-otot besar untuk melakukan pekerjaan cukup berat dalam waktu lama secara terus menerus. 3. Merupakan komponen kebugaran jasmani terpenting. 4. Pengukuran: test lari 2,4 Km (12 menit), Bangku Harvard test, Ergocycles test. 5. Daya tahan otot 1. Merupakan kemampuan untuk kontraksi sub maksimal secara berulang-ulang atau untuk berkontraksi terus menerus dalam suatu waktu tertentu. 2. Mengatasi kelelahan. 3. Pengukuran: Push up test, Sit up test. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani 1. Umur. Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, Bab 12: Kesehatan Olahraga
263
2.
3. 4.
5.
kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya. Jenis Kelamin. Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak laki-laki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar. Genetik. Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot. Makanan. Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70 %). Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang memerlukan kekuatan otot yang besar. Rokok. Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 maks, yang berpengaruh terhadap daya tahan, selain itu menurut penelitian Perkins dan Sexton, nicotine yang ada, dapat memperbesar pengeluaran energi dan mengurangi nafsu makan.
12.3.2. Manfaat olahraga bagi kesehatan fisik (organ tubuh) Bila kita coba kumpulkan keuntungan berolahraga, kita akan dapat ringkasan sebagai berikut: 1. Jantung dan pembuluh darah Keuntungan tersebut terutama pada jantung dan paru-paru. 1. Otot jantung diperkuat, dan isi sekuncup bertambah. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, dan pembuluh darah. Jantung kita dapat memompakan jumlah darah yang lebih banyak dan berdenyut lebih lambat. Membuat jantung lebih berdayaguna, jumlah darah yang dipompakan lebih banyak. 2. Menormalisasi tekanan darah. Bila tekanan darah tinggi, olahraga akan menurunkannya. Namun bila tekanan darah rendah, olahraga justru akan menaikkannya menjadi normal. 3. Memperbesar kapasitas darah dalam membawa oksigen sehingga lebih banyak darah yang dapat mencapai seluruh bagian tubuh manusia. 4. Menurunkan denyut nadi dalam keadaan istirahat. Hal ini sangatlah penting sebab dengan berkurangnya denyut nadi, jantung tidak perlu bekerja terlalu keras.
Bab 12: Kesehatan Olahraga
264
5. Memperlancar peredaran darah. Aliran darah adalah sungai kehidupan Anda, sebab darah membawa oksigen, zat makanan dan za-zat penting lainnya ke seluruh tubuh manusia. Darah juga yang membawa produk sisa metabolisme ke ginjal, paru-paru, dan kulit untuk dikeluarkan dari tubuh Anda. 6. Meningkatkan pembuluh darah kolateral. 7. Mengurangi aterosklerosis. 2. Paru-paru 1. Paru-paru kita akan bertambah kapasitas pernapasannya, masuk dan keluar. 2. Merangsang pernafasan yang dalam, yang menyebabkan paru-paru berkembang melalui refleks dan reaksi kimia. Hal ini menyebabkan paru-paru lebih berdayaguna, sebab lebih banyak oksigen akan disalurkan ke dalam darah dan lebih banyak karbondioksida yang dapat dibuang dari dalam tubuh. 3. Otot 1. Membuat otot yang tegang menjadi luwes, serta meredakan emosi yang negatif. Ini akan membuat Anda lebih merasa senang terhadap diri sendiri, sebab kemarahan dan frustasi dapat dikurangi. 2. Meningkatkan massa otot, serta kekuatan dan ketahanannya 3. Menguatkan otot, tulang dan jaringan pengikat tubuh. Ini akan menghindarkan Anda dari kehilangan mineral tulang, dengan demikian Anda akan terhindar dari penyakit osteoporosis. 4. Sementara mitokondria kita yakni komponen dari sel otot yang menyimpan oksigen dan mengeluarkan energi menjadi lebih besar dan banyak sehingga badan kita menjadi lebih efisien untuk membuang panas. Mari kita tingkatkan kebugaran tubuh dengan senam aerobik! 4. Metabolisme 1. Penumpukan asam laktat berkurang. 2. Meningkatkan HDL Kolesterol. 3. Menambah tenaga listrik pada otak dan sel saraf. Hal ini akan memberikan keseimbangan yang lebih baik antara susunan saraf sadar dan tak sadar.
Bab 12: Kesehatan Olahraga
265
4. Menolong pencernaan dan mendorong kegiatan usus, mengurangi gas dan sembelit. 5. Memberikan keseimbangan fisiologis kepada sistem endokrin Anda, sehingga kelenjar pituitari, pankreas, adrenalin dan seks akan menjadi lebih berdayaguna. 5. Seks Pria yang aktif secara fisik dilaporkan kemampuan ereksinya lebih baik. Semakin fit seorang pria, maka akan semakin baik ereksinya. Latihan yang giat, setara dengan lari paling sedikit 3 jam seminggu atau bermain tenis tunggal 5 jam seminggu, dapat menghasilkan manfaat lebih dan penurunan risiko impotensi sebesar 30%. Hasil temuan ini juga menunjukkan bahwa pria yang kurang dari 60 tahun mendapat manfaat paling banyak dari olahraga. Namun, kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat akan menghilangkan manfaat tetap awet muda. Peneliti mengharapkan agar para pria mendapat pesan penting dari penelitian ini, yaitu aktivitas seksual dapat bertahan kuat bertahun-tahun selama mereka menjalani hidup yang sehat. 12.3.3. Manfaat olahraga bagi kesehatan mental Manfaat olahraga untuk kesehatan tubuh kita memang sudah lama terbukti. Latihan olahraga penting tidak hanya penting untuk memelihara kebugaran fisik tetapi juga kesehatan mental. Sekarang daftar efek positif dari olahraga akan bertambah panjang lagi dengan adanya temuan bukti baru dari Daniel M. Landers, profesor ilmu kesehatan fisik dan olahraga dari Univeritas Arizona. Cukup dengan menggerakkan tubuh selama 10 menit setiap hari kesehatan mental kita akan meningkat cepat. Selain itu daya pikir akan bertambah jernih dan yang menggembirakan dapat mengurangi ketegangan alias stress serta membuat perasaan menjadi riang selalu. Menurut Landers ada lima manfaat olahraga yang dapat menyehatkan mental kita. Mari kita simak satu per satu. 1. Olahraga mengurangi stres Setiap manusia normal pernah mengalami stres atau ketegangan. Apakah stres tersebut disebabkan karena masalah ekonomi seperti inflasi atau devaluasi, masalah pergaulan atau retaknya hubungan suami istri, urusan kantor yang tidak pernah Bab 12: Kesehatan Olahraga
266
selesai, ujian akhir yang akan dihadapi, keputusan salah yang telah diambil atau mungkin keragu-raguan untuk mengambil keputusan. Semua manusia pernah mengalami stres; dan Anda harus tahu bagaimana mengatasinya! Banyak oarang menderita penyakit, putus asa, bahkan mati mendadak disebabkan stres! Bagaimana caranya Anda dapat mengindari stres? Ternyata olaraga dapat menolong Anda untuk mengatasi stres. Bagaimana? Untuk itu kita perlu melihat bagaimana kerja otot yang kita miliki. Berolahraga dapat membantu kita mengurangi kegelisahan hati dan bahkan dapat melawan kemarahan. Alasannya, kalau jantung kita bekerja pada saat berolahraga, maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada urusan pekerjaan lagi. Selain dapat mengalihkan pikiran, aerobik yang rutin juga dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular, sehingga nantinya kita dapat bersikap tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi suatu masalah. Aktifitas yang terbukti efektif dalam melawan ketegangan otak adalah aerobik macam berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga. 2. Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otak Sudah bukan rahasia lagi kalau kegiatan fisik yang rutin dilakukan bisa meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental kita. Hal ini dikarenakan tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar oksigen dalam peredaran darah juga meningkat yang ujungnya mempercepat pemasukkan darah ke otak. Para ahli sepakat kalau otak cukup mendapat asupan darah maka reaksi fisik dan mental seseorang akan meningkat. 3. Endogenous opioids Dalam keajaiban tubuh manusia, para ilmuan baru-baru ini telah menemukan satu sistem hormon yang berfungsi sebagai morphine yang disebut endogenous opioids. Hal ini cukup menarik perhatian sebab reseptornya didapatkan di dalam hipotalamus dan sistem limbik otak, daerah yang berhubungan dengan emosi dan tingkah laku manusia. Sistem hormon endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorphin yang telah dibahas pada pasal yang terdahulu, bukan hanya mengurangi perasaan nyeri dan memberikan kekuatan menghadapi kanker saja, tetapi juga menambah daya ingat, menormalkan selera, seks, tekanan darah dan ventilasi. Saat Bab 12: Kesehatan Olahraga
267
berolahraga, kelenjar pitutiari menambah produk beta-endorphin; dan sebagai hasilnya konsentrasi beta-endorphin naik di dalam darah yang dialirkan juga ke otak, sehingga mengurangi nyeri, cemas, depresi dan perasaan letih. 4. Gelombang otak alfa Penelitian menunjukkan bahwa olahraga, ada penambahan gelombang alfa di otak. Gelombang otak alfa sudah lama diketahui yang berhubungan dengan rileks dan keadaan santai seperti pada waktu bermeditasi. Gelombang alfa ini terlihat pada seorang yang jogging untuk 20 sampai 30 menit, dan tetap dapat diukur setelah olahraga tersebut berakhir. Para peneliti mengemukakan bahwa bertambahnya kekuatan gelombang alfa memberikan kontribusi kepada keuntungan kejiwaan dari olahraga, termasuk berkurangnya kecemasan dan depresi. 5. Penyalur saraf otak Olahraga akan dapat memperlancarkan kegiatan penyalur saraf (brain neurotransmitter) di dalam otak. Hasil penelitian dalam hal ini dapat menyampaikan bahwa olahraga dapat menaikkan tingkat norepinephrine, dopamine, dan serotonin di dalam otak, dengan demikian mengurangi depresi. Telah terbukti bahwa penyalur saraf otak seperti norepinephrine (NE) dan serotonin (5HT) terlibat dalam depresi dan schizophrenia. Tubuh yang sehat hidup dalam ketenangan. Anda tidak akan merasakannya dari dalam keluar keharmonisan dan damai. Bila olahraga akan memberikan kesehatan tubuh yang baik, dan juga ketenangan pikiran serta pencapaian intelek yang lebih tinggi, mengapa kita tidak segera berolahraga dari sekarang. 6. Olahraga dapat melawan penuaan Penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa dengan hanya berolahraga ringan seperti berjalan kaki saja dapat membantu tubuh mencegah penurunan daya kerja otak pada wanita lanjut usia. Semakin lama dan seringnya kegiatan berjalan kaki ini dilakukan maka ketajaman pikiran juga akan semakin membaik. Hasil terbaik akan didapat dengan menggerakkan tubuh setiap minggu selama sembilan minggu. "Kegiatannya tidak perlu terlalu tinggi intensitasnya, cukup dengan berkeliling saja, yang penting
Bab 12: Kesehatan Olahraga
268
daya pacu jantung kita dapat meningkat," lanjut Landers. "Tapi manfaatnya daya ingat kita akan selalu tajam." 7. Olahraga dapat meningkat perasaan bahagia Banyak orang yang terkena depresi atau sakit hatinya memakai obat penenang sebagai jalan keluar. Sekarang jalan menuju kebahagian secara alami dapat diraih dengan menggerakkan tubuh secara rutin. Olahraga terbukti manjur dalam meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin, serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan pembunuh nomor satu penyakit hati. Sebuah survey di Inggris melaporkan 83% penderita depresi bergantung pada aktifitas olahraga dalam memperbaiki perasaan hati dan mengurangi kecemasan. Berolahraga selama 16 minggu secara rutin pada orang yang memiliki kadar depresi yang sedang mendapatkan efek bahagia. Penelitian di Universitas Duke membuktikan bahwa 60% penderita depresi yang menjalani olahraga 30 menit tiga kali seminggu selama enam bulan dapat melawan penderitaan tanpa harus menggunakan obat dokter. Namun bagi penderita depresi yang berat tentu tidak bisa begitu saja lepas dari obat-obatan. Hanya saja banyak dokter sekarang yang memasukkan kegiatan olahraga dalam resep pengobatan mereka disamping obat penenang medis. 8. Olahraga dapat meningkatkan kepercayaan diri Sekarang rasa percaya diri dapat dicapai tidak hanya dengan mengandalkan keindahan fisik lagi. Sebuah studi kasus di AS membuktikan kalau para remaja yang aktif berolahraga memiliki kadar kepercayaan diri yang sama kuat dengan teman-teman mereka yang memiliki tubuh dan penampilan indah. Kemantapan diri ini terletak pada hasil yang mereka dapatkan, yakni citra tubuh yang sehat dan kekuatan fisik yang prima, bukan semata giat berolahraga karena terobsesi dengan figur fisik para model di sampul majalah. 12.3.4. Olahraga dapat mencegah sejumlah penyakit berat Latihan olahraga penting untuk memelihara kebugaran fisik serta mental, juga dapat mencegah penyakit-penyakit tidak menular degeratif, kronis. Olahraga membantu banyak orang menjadi lebih sehat dan mungkin memperkuat sistem kekebalan tubuh. Bab 12: Kesehatan Olahraga
269
Olahraga tidak dapat mengendalikan atau melawan penyakit, tetapi dapat membantu kita merasa lebih sehat dan melawan berbagai dampak dari penyakit dan efek samping obat-obatan yang dipakai oleh seseorang. 1. Penyakit jantung dan stroke Aktifitas fisik akan menguatkan otot jantung, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kolesterol ''baik'' (HDL) dan menurunkan kolesterol ''jahat'' (LDL), memperbaiki aliran darah dan meningkatkan kapasitas kerja jantung. Penyakit jantung koroner: menambah HDL-kolesterol dan mengurangi lemak tubuh. Jantung yang kuat, sehat dan selalu mendapatkan oksigen yang penuh, mempunyai daya tahan yang lebih kuat dalam keadaan krisis oksigen. Secara merata dengan tanpa adanya bagian yang berwarna merah jambu. Fibrillation jantung yang disebabkan kekurangan oksigen pada sebagian daripada jantung tidak akan terjadi pada jantung para atlet yang selalu berolahraga. Upaya menurunkan angka kematian penyakit jantung koroner tidak hanya perlu untuk orang dewasa, tapi perlu dimulai sejak masa kanak-kanak. Salah satu cara yang terbukti paling efektif adalah program penyuluhan dan latihan Penyakit Jantung Koroner di sekolah. Model intervensi di sekolah ini ternyata jauh lebih efektif dibandingkan penyuluhan di keluarga dan di masyarakat awam. Olahraga, dengan demikian, bukan hanya akan memberikan perbaikan dalam diabetes, tetapi juga lebih kurangnya kemungkinan untuk mendapat penyakit jantung koroner. 2. Hipertensi Olahraga menurunkan tekanan darah tinggi. Banyak orang yang merasa kaget saat mendapatkan hasil diagnosis bahwa mereka mempunyai hipertensi dalam pemeriksaan kesehatan. Banyak dari mereka yang berusia muda, menengah ataupun tua tidak pernah menyangka bahwa mereka mempunyai masalah ini, oleh sebab merasa mempunyai kesehatan yang sempurna, dan tidak ada gejala-gejala bahwa mereka menderita penyakit tekanan darah tinggi. Keadaan ini, bila terjadi secara berlarut tanpa penanggulangan, dapat membawa kepada keadaan yang berbahaya seperti stroke, serangan jantung dan masalah lain yang juga sangat serius. Dengan berolahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah yang tinggi. Hal ini disebabkan Bab 12: Kesehatan Olahraga
270
karena aktifitas fisik akan mengurangi lemak tubuh, yang mana berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi: mengurangi tekanan sistolik dan diastolik. 3. Diabetes Penyakit diabetes melitus atau sering kita kenal dengan istilah kencing manis. Diabetes melitus adalah penyakit serius yang biasa terdapat pada usia baya atau usia lebih lanjut. Tanda yang nyata dari diabetes adalah tingginya kadar gula pada darah dan air seni. Gejala dari diabetes meliputi selalu kehausan, selera yang tinggi dan turunnya berat dan air dalam tubuh. Penderita diabetes janganlah berolahraga sendirian, dan penting untuk mengenakan sepatu yang baik dan sehat. Senantiasa dianjurkan pengembangan olahraga dengan berangsur-angsur. Olahraga akan memberikan kemajuan pesat dalam penyembuhan diabetes bila pengawasan makanan diadakan dengan ketat. Penelitian menunjukkan bahwa 90% dari penderita diabetes yang tidak tergantung insulin dapat disembuhkan dengan pengaturan makanan dan olahraga. Bila anda adalah penderita diabetes, anda mempunyai harapan sembuh! Berolahragalah secukupnya. 4. Menghindarkan kegemukan Olahraga akan mengurangi lemak tubuh dan diganti dengan otot. Kemampuan tubuh untuk menggunakan kalori juga menjadi lebih baik. Kurangnya bergerak telah menjadi penyebab utama dalam kegemukan dalam masyarakat modern sekarang ini. Olahraga aerobik menghindarkan kelebihan berat badan dengan membakar lemak dalam tubuh. Olahraga juga memberikan mekanisasi pengontrolan selera lebih berdayaguna, dan membawa kepada penambahan dalam “resting metabolic rate” menyusul setelah olahraga. Kehilangan lemak tubuh setelah olahraga dan program makan sehat akan mengurangi tingkatan glukosa dan insulin kepada penderita diabetes yang tidak bergantung kepada insulin. Osteoporosis tulang menjadi lebih kuat dan kerapuhan tulang akibat usia dapat diperlambat. Nyeri punggung
Bab 12: Kesehatan Olahraga
271
dengan meningkatnya kekuatan otot dan daya tahan, disertai dengan meningkatnya kelenturan dan sikap tubuh akan mencegah terjadinya nyeri punggung. Rasa percaya diri dan stres Menurut penelitian, olahraga ternyata mampu memperbaiki suasana hati dan rasa percaya diri. Sehingga akan mencegah terjadinya stres dan kecemasan. Kelemahan dengan berolahrga, kelemahan yang akan timbul pada saat usia lanjut akan diperlambat, sehingga kualitas hidup dapat diperbaiki. 12.3.5. Manfaat Olahraga Bagi Kaum Muda Apakah nilai penying olaharaga bagi orang muda? Berolahraga memberikan beberapa alasan tersebut seperti di bawah ini: 1. Olahraga membawa anak muda terhindar dari penyakit yang dapat menyerang orang-orang seusianya. 2. Tubuh dan pikiran saling berkaitan satu sama lain, sehingga tubuh yang sehat memberikan pikiran yang lebih berdayaguna, dan mengakibatkan diperolehnya manfaat yang lebih baik dari pendidikannya. 3. Pola hidup yang dibentuk pada masa ini akan tinggal dalam dirinya sampai akhir hidupnya. 4. Di samping hal penting tersebut di atas, umumnya diketahui bahwa olahraga di masa muda adalah masa membuat pertumbuhan yang sempurna. Dada yang bidang, bahu yang lebar, otot yang kuat, tulang yang kokoh, semuanya terbentuk oleh sebab olahraga di masa muda. Walaupun orang muda masa kini mempunyai tubuh yang lebih tinggi dan berat badan yang lebih besar dan umur yang lebih panjang dibandingkan dengan orang muda abad lalu, keadaan terebut tidak menjadi bukti bahwa orang muda mempunyai tubuh yang lebih kuat. Tubuh yang lebih tinggi ataupun umur yang lebih panjang dapat disebabkan oleh karena gizi yang lebih baik, yang membuat mereka tidak mudah diserang penyakit. Tetapi tubuh yang kekar, otot yang kuat, serta tulang yang perkasa justru diperoleh dengan melakukan gerak badan atapun olahraga yang teatur.
Bab 12: Kesehatan Olahraga
272
Gambar 13.1. Kondisi selokan tempat pembuangan limbah rumah tangga yang telah dibuat permanen, tetapi kurang terawat, kotor dan tidak mengalir
Pernahkah anda ikut kerjabakti membersihkan saluran air di kampungmu? Kerjabakti merupakan bentuk kepedulian warga terhadap kesehatan bersama seluruh masyarakat kampung dalam pemeliharaan fasilitas fisik dan peningkatan derajat kesehatan
Pada bab ini akan dipelajari tentang: Batasan kesehatan masyarakat Masalah-masalah kesehatan masyarakat Sistem pelayanan kesehatan masyarakat Promosi kesehatan masyarakat Pengawasan perilaku kesehatan masyarakat
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
273
13. Batasan Kesehatan Masyarakat Batasan kesehatan masyarakat (public health) menurut Profesor Winslow (1920) dari Universitas Yale adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi, melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk meningkatkan dan perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan kebersihan pribadi, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatan. Dari batasan tersebut tersirat bahwa kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Ketiga tujuan tersebut sudah barang tentu saling berkaitan dan mempunyai pengertian yang luas. Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow mengusulkan cara atau pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya-upaya pengorganisasian masyarakat. Kesehatan masyarakat berkaitan dengan gangguan kesehatan pada kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, sifat dari Ilmu kesehatan masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan (prevensi) dan peningkatan (promosi). Ilmu kesehatan masyarakat berurusan dengan gangguan kesehatan pada masyarakat, di mana masyarakat mempunyai aspek yang sangat luas, maka penanganannya harus secara multisektor dan multidisiplin. Profesi dokter saja belum cukup untuk menangani masalah kesehatan masyarakat. Penanganan kesehatan masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi para penderita saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan kesehatan tidak saja ditujukan kepada penderitanya saja, tetapi seluruh masyarakat tersebut. Masalah kesehatan masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, kependudukan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penanganan atau perbaikan derajat kesehatan masyarakat sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan kepada gangguan kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidang-bidang yang lain. Misalnya, penyakit gizi KKP (kekurangan kalori dan protein) pada anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan Bab 13: Kesehatan Masyarakat
274
tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi keluarga, peningkatan pengetahuan, dan sebagainya. Objek kajian ilmu kesehatan masyarakat terutama dari aspek kesehatannya, atau yang manjadi pasien kesehatan masyarakat adalah masyarakat. Masyarakat sebagai objek penerapan ilmu kesehatan mempunyai aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang sangat kompleks. Tujuan kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat. Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat pada hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri. Masalah-masalah kesehatan masyarakat mencakup: 1. Sanitasi lingkungan. 2. Pemberantasan penyakit 3. Pendidikan kesehatan (higiene) 4. Manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan dan 5. Pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan kesehatan masyarakat. Dari 5 bidang kegiatan kesehatan masyarakat tersebut, 2 kegiatan diantaranya yakni kegiatan pendidikan higiene dan rekayasa sosial adalah menyangkut kegiatan pendidikan kesehatan. Sedangkan kegiatan bidang sanitasi, pemberantasan penyakit, dan pelayanan kesehatan sesungguhnya tidak sekedar penyediaan sarana fisik, fasilitas kesehatan dan pengobatan saja tetapi perlu upaya pemberian pengertian dan kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat serta pentingnya upaya-upaya atau fasilitas fisik tersebut dalam rangka pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan mereka. Apabila tidak disertai dengan upaya-upaya ini, maka sarana-sarana atau fasilitas pelayanan tersebut tidak atau kurang berhasil serta optimal. Di berbagai Negara berkembang termasuk Indonesia, usaha kesehatan masyarakat merupakan usaha utama. Hal ini dilakukan karena usaha ini dianggap lebih murah dan lebih posistif daripada mengobati. ”Mencegah Lebih Murah dan Mudah daripada Mengobati”. Biaya yang diperlukan untuk pengobatan jauh lebih besar daripada biaya kesehatan. Biaya pengobatan inipun akan terus naik dengan semakin canggihnya teknologi pengobatan yang digunakan dalam Bab 13: Kesehatan Masyarakat
275
usaha penyembuhan. Berbeda dari usaha di masa lampau yang ditekankan pada usaha pengobatan, yaitu mengobati orang-orang telah sakit dengan segala penderitaan serta kerugian-kerugian yang diakibatkannya. Saat ini, usaha utama untuk mencapai derajat kesehatan, yang bertujuan mencegah jangan sampai masyarakat jatuh sakit dan memelihara agar masyarakat tetap atau bahkan menjadi semakin sehat. Dengan demikian, dapat dikurangi kerugian materiil, penderitaan, dan dapat juga dicegah terjadinya cacat. Cacat yang terjadi pada bayi, anak-anak, serta tenaga kerja sangat merugikan masyarakat dan Negara. Selain itu cacat merupakan penderitaan yang harus ditanggung oleh masyarakat selama masa hidupnya. Kesemuanya ini, terutama dilihat dari segi pembangunan sumber daya manusia tidak dapat dibiarkan. Sebagai contoh adalah kasus adlah kasus kekurangan vitamin A, yang dapat diikuti oleh penyakit Trachoma serta kebutaan. Sepanjang hidup anak-anak tersebut akan harus hidup di dalam kegelapan dengan berbagai keterbatasan serta ketergantungan yang sangat besar. Contoh lain yang saat ini sangat memprihatinkan adalah banyaknya terjadi kecelakaan lalu lintas diantara anak muda dan yang seringkali mengenai otak, suatu organ yang paling berharga bagi manusia; bila tidak meninggal, maka kecelakaan itu sering meninggalakan cacat. Di samping itu masih banyak lagi penyakit menular yang dapat meninggalkan cacat, seperti Poliomelitis, Hepatitis, Encephalitis, dan sebagainya. Keadaan cacat ini memerl;ukan program rehabilitasi yang cukup mahal, dan juga meningkatkan beban masyarakat yang produktif. Pada prinsipnya, pencegahan dan pemberantasan penyakit perlu dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat secara penuh. Jadi masyarakat sendirilah yang dapat memberantas penyakit atau meningkatkan kesehatannya. Agar masyarakat dapat terlindung dari penyakit, masyarakat harus mampu berperilaku sehat. Kemampuankemampuan serta partisipasi masyarakat dalam memberantas penyakit diharapkan dapat ditimbulkan oleh usaha-usaha kesehatan masyarakat. Dengan demikian ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat menjadi sangat luas, mencakup segala aspek, yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, yang mempengaruhi perilaku masyarakat. Dapat dimengerti bahwa usaha kesehatan masyarakat inipun membutuhkan kerja multidisiplin para ahli, seperti ahli kedokteran, kesehatan, rekayasa, statistik, sosial, budaya, dan lain-lainnya. Bab 13: Kesehatan Masyarakat
276
Agar usaha kesehatan masyarakat ini dapat terlaksana dengan efisien, maka masyarakat perlu terorganisisr. Lewat organisasi masyarakat ini diharapkan akan dapat dilaksanakan usaha-usaha kesehatan secara efektif dan efisien. Hal ini mudah dimengerti, karena kesehatan masyarakat itu populasinya adalah masyarakat secara keseluruhan dan bukan individu per individu. Agar masyarakat dapat meningkatkan kesehatannya paling sedikit diperlukan enam usaha dasar yang dikenal dalam ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai “The Basic Six” atau enam usaha dasar. Usaha kesehatan masyarakat di Indonesia, selain terdiri atas “The Basic Six” juga ditambah dengan usaha-usaha lainnya yang dirasa perlu. Konsep “The Basic Six” menurut WHO (World Health Organization) 1. Pemeliharaan dokumen kesehatan 2. Pendidikan kesehatan 3. Kesehatan lingkungan 4. Pemberantasan penyakit menular 5. Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) 6. Pelayanan medis dan perawatan kesehatan Di dalam UURI no.23, 1992, Bab V pasal 11, tertulis bahwa upaya kesehatan dilaksanakan melalui 15 kegiatan sebagai berikut: 1. Kesehatan keluarga 2. Perbaikan gizi 3. Pengamanan mkanan dan minuman 4. Kesehatan lingkungan 5. Kesehatan kerja 6. Kesehatan jiwa 7. Pemberantasan penyakit 8. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan 9. Penyuluhan kesehatan masyarakat 10. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan 11. Pengamanan zat aditif 12. Kesehatan sekolah 13. Kesehatan olah raga 14. Pengobatan tradisional 15. Kesehatan mata 16. Kesehatan olah raga 17. Kesehatan pekerja nonformal 18. Pembinaan pengobatan tradisional 19. Peningkatan upaya dana sehat masyarakat.
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
277
Kesemuanya ini perlu dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan agar dapat memecahkan permasalahan kesehatan yang dihadapi. Misalnya, program untuk kesehatan lingkungan memerlukan ahli rekayasa di bidang air bersih, limbah, lingkungan kerja, udara dan lain-lainnya. Penyuluhan akan memerlukan penyuluh dan ke-ikut-sertaan tokoh masyarakat; penanggulangan kecelakaan antara lain akan memerlukan tenaga ahli mesin ataupun listrik, untuk berbagai peralatan bermotor, atau tenaga ahli jalan, pemukiman, perindustrian, ahli kimia, ahli pertranian, pengatur lalu-lintas, dan pendidik pengguna jalan dan kendaraan bermotor. Dari sekian banyak usaha biasanya inisiasi dilakukan dengan usaha KIA, karena berbagai alas an, yang antara lain: • masyarakat peka terhadap kesehatan anak • bersama KIA dapat dilakukan aktivitas kesehatan masyarakat lainnya seperti: pendidikan kesehatan, usaha peningkatan gizi, kesehatan balita, kesehatan lingkungan, keluarga berencana, dan seterusnya. Dengan demikian, usaha-usaha lainnya dapat ikut berkembang bersama dengan usaha KIA. Kesulitan-kesulitan dan hambatan pada umumnya adalah norma, adat kebiasaan, kepercayaan, ketergantungan sikap, dan lain-lain, yang tidak menunjangkesehatan. Kesehatan anak terutama sangat dipengaruhi oleh hidupnya, jadi status kesehatan lingkungannya, sangat menentukan kesehatan bayi, terutama karena bayi melewatkan sebagian besar waktunya di dalam lingkungan tersebut. Jadi, penyakit yang diderita bayi biasanya bersumber dari lingkungan sekitarnya. Pengelolaan lingkungan hidup sehat dengan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan warga masyarakat yang ideal dan optimal meliputi usaha-usaha: • Perencanaan • Pengorganisasian • Pengarahan • Pengawasan • Pengkoordinasian • Penilaian faktor-faktor yang ada pada lingkungan hidup yang berkaitan dengan perkembangan fisik warga masyarakat dan kelangsungan hidup manusia.
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
278
Tujuan pendidikan kesehatan ialah untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan anggapan. • bahwa manusia selalu dapat belajar/berubah, karena manusia selama hidupnya selalu berubah untuk menyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan, dan • bahwa perubahan dapat diinduksikan Teori perubahan perilaku menyatakan bahwa perubahan dapat terjadi apabila terjadi motivasi pada seseorang ialah dengan melibatkan ke dalam suatui aktivitas. Aktivitas demikian disebut keadaan anteseden. Keadaan ini dapat memberi stimulasi, sehingga terjadi partisipasi. Partisipasi selanjutnya menimbulkan interaksi antar anggota masyarakat sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sehingga timbul kesadaran tentang keadaan dirinya tersebut, atau keinginan ataupun dorongan untuk berubah, yakni mengubah keadaannya yang jelek menjadi baik; keadaan inilah yang menunjukkan motif pada diri seseorang telah terbentuk. Atasar motif inilah akan terjadi perubahan perilaku. Pendidikan kesehatan ini sangat penting, dan diperlukan oleh semua kegiatan dasar kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan lingkungan. Misalnya, tidak cukup kiranya kalau hanya dibangun penyediaan air bersih; tetapinya harus yakin bahwa dengan demikian masyarakat akan terlindung dari penyakit bawaan air. Hal ini tidak terjadi secara otomatis, masyarakat harus berubah sesuai dengan teknologi yang kita perkenalkan pada masyarakat. Misalnya, apabilatadinya masyarakat mengambil air dari sungai, maka setelah ada Penyediaan Air Minum (PAM), diharapkan bahwa mereka akan menggunakan air PAM. Hal ini hanya dapat terjadi apabila dilakukan penyuluhan tentang kegunaan dan manfaat air bersih. Selain itu penyakit bawaan air hanya dapat menurun jumlahnya, apabila masyarakat mau hidup lebih higienis. Inipun perlu dipelajari. Dengan demikian usaha kesehatan lingkunganpun perlu di dukung oleh usaha pendidikan kesehatan. Usaha laboratorium ini dimaksudkan untuk menunjang semua usaha kesehatan. Di dalamnya termasuk laboratorium klinis yang didapatkan di poliklinik ataupun rumah sakit, serta yang berdiri sendiri. Tujuan utama laboratoriumkesehatan adalah untuk mencegah penyakit. Usaha laboratorium sedemikian meliputi; a. pembuatan vaksin dan serum b. melakukan pemeriksaan material yang berbahaya bagi masyarakat, misalnya drah, hewan terjangkit Rabies Bab 13: Kesehatan Masyarakat
279
c. pemeriksaan dan pemantauan udara, air, lumpur, dan makanan d. pemeriksaan dan pemantauan vektor penyakit(serangga pembawa penyakit) e. memberi pelayanan pengobatan pencegahan seperti vaksinasi, observasi hewan terjangkit rabies. Dai uraian ini jelas sudah hubungan dengan kesehatan lingkungan. 13.1. Sanitasi lingkungan Salah satu upaya kesehatan masyarakat adalah untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan masyarakat. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan masyarakat. Sanitasi lingkungan secara detail dibahas pada Bab 14 tentang Kesehatan Lingkungan. 13.2. Pemberantasan penyakit Pemberantasan, pencegahan, dan pengobatan penyakit yang terjadi dalam masyarakat merupakan salah satu usaha kesehatan masyarakat. 1. Pengendalian Vektor dan Hospes Penyakit Vektor adalah hewan yang berperan membawa atau menularkan suatu penyakit, tetapi agen penyebab penyakit tersebut tidak mengalami perkembang-biakan pada tubuh hewan tersebut. Sebagai contoh penyakit yang ditularkan lewat vektor antara lain: lalat menularkan penyakit disentri. malaria, DHF. Induk semang atau hospes dapat dibedakan menjadi 2 yaitu hospes sejati (definitif) dan perantara. Induk semang sejati adalah makhluk hidup dimana penyebab penyakit melangsungkan kehidupan dan berkembang-biak. Induk semang perantara adalah makhluk hidup yang ditempati oleh agen penyakit yang mana agen penyakit tersebut hanya mengalami pertumbuhan dan perkembangan tetapi tidak berkembang-biak. Biasanya induk semang berperan menularkan suatu penyakit ke induk semanng lainnya. Sebagai contoh: nyamuk Anopheles sp. menularkan malaria. Kucing menularkan penyakit Toxoplasmosis. Nyamuk Aedes aegypti menularkan demam berdarah Dengue (BDB).
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
280
Pengendalian vektor dan hospes penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni mekanik, kimiawi, dan biologis. 1. Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup (sarang) yang disukai vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: program M-3 (menutup, menguras, dan mengubur). 2. Secara kimiawi dengan menggunakan obat-obatan pembasmi vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: pemberantasan nyamuk dengan menggunakan insektisida (DDT), larvisida (abate) dsb. 3. Secara biologis dengan menggunakan predator (hewan pemangsa) vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri, cacing, dan jenis nyamuk lainnya. 4. Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebut bersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalian vektor dan hospes penyakit yang terbaik dan efektif. 13.3. Promosi kesehatan Promosi Kesehatan yang dahulu lebih dikenal dengan pendidikan kesehatan, adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Mengingat tujuan akhir promosi kesehatan bukan sekedar masyarakat mau hidup sehat, tetapi juga mampu untuk hidup sehat, maka promosi kesehatan bukan sekadar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Promosi kesehatan masyarakat penting untuk menunjang programprogram kesehatan yang lain. Akan tetapi pada kenyataannya pengakuan ini tidak didukung oleh kenyataan. Artinya dalam program-program pelayanan kesehatan kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun program itu mungkin telah melibatkan pendidikan kesehatan tetapi kurang memberikan bobot. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan kesehatan itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat dan yang mudah dilihat atau diukur. Hal ini memang benar karena pendidikan adalah merupakan behavioral investment Bab 13: Kesehatan Masyarakat
281
jangka panjang. Hasil investasi pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek (immediate impact) pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Hal ini berbeda dengan program kesehatan yang lain, terutama program pengobatan yang dapat langsung memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan kesakitan. Melibatkan 5 dimensi: 1. Kebijakan 2. Lingkungan 3. Tenaga kes 4. PSM 5. Perorangan Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar. Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Namun demikian tidak semua Bab 13: Kesehatan Masyarakat
282
perubahan itu terjadi karena belajar saja, misalnya perkembangan anak dari tidak dapat berjalan menjadi dapat berjalan. Perubahan ini terjadi bukan hasil proses belajar tetapi karena proses kematangan. Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar itu mempunyai ciri-ciri: belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari, bukan karena kebetulan. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka konsep pendidikan kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya. Berangkat dari konsep pendidikan kesehatan dan bagan di bawah, pendidikan kesehatan didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilaku) nya / mereka untuk mencapai kesehatannya / kesehatan mereka secara optimal. Disamping konsep pendidikan kesehatan tersebut di atas, para ahli pendidikan kesehatan juga telah mencoba membuat batasan tentang pendidikan kesehatan yang berbeda-beda sesuai dengan konsep mereka masing-masing tentang pendidikan. Batasan-batasan yang sering dijadikan acuan antara lain dari Nyswander, Stuart, Green, tim ahli WHO dan lain sebagainya. Seperti telah disebutkan di atas bahwa prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Didalam kegiatan belajar terdapat 3 persoalan pokok, yakni persoalan masukan (input), proses dan persoalan keluaran (output). Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya. Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Didalam proses ini terjadi perubahan timbal balik antara berbagai faktor, antara lain: subjek belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator), metode & teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran Bab 13: Kesehatan Masyarakat
283
adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar. Proses kegiatan belajar tersebut dapat digambarkan pada bagan di bawah! Beberapa ahli pendidikan mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ke dalam 4 kelompok besar, yakni faktor materi (bahan belajar), lingkungan, instrumental dan subjek belajar. Faktor instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga dan perangkat lunak (software) seperti fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan sebagainya. Dalam pendidikan kesehatan subjek belajar ini dapat berupa individu, kelompok atau masyarakat. Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan kesehatannya (health promoting school). Oleh sebab itu, program promosi kesehatan sekurang-kurangnya mencakup 3 usaha pokok, yakni: 1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat Lingkungan sekolah yang sehat, mencakup 2 aspek, yakni sosial (non-fisik dan fisik). a. aspek non-fisik (mental-sosial): Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan antara komunitas sekolah (murid, guru, pegawai sekolah dan orang tua murid). Lingkungan mental sosial yang sehat terjadi apabila hubungan yang harmonis, dan kondusif di antara komponen masyarakat sekolah. Hubungan yang harmonis ini akan menjamin terjadinya pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat. b. Lingkungan fisik terdiri dari: Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari: • Letak sekolah tidak berdekatan dengan tempat-tempat umum atau keramaian, misalnya pasar, terminal, mall, dan sebagainya. • besar dan konstruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah murid yang ditampungnya. • Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah. • Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya sirkulasi udara di setiap ruang kelas.
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
284
•
• • • •
Penerangan atau pencahayaan harus cukup, utamanya cahaya dari sinar matahari dapat masuk ke setiap ruang kelas. System pembuangan air limbah maupun air hujan dijamin tidak menimbulkan genangan (harus mengalir). Tersedia air bersih dan pembuangan air besar atau air kecil (jamban). Tersedianya tempat pembunagan sampah di setiap kelas, dan tersa sekolah. Tersedianya kantin atau warung sekolah, sehingga kebersihan dan keamanan makanan dapat diawasi.
Pemeliharaan Kebersihan Perorangan dan Lingkungan Pemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan factor yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemeliharaan kebersihan perorangan (personal hygiene), khususnya bagi murid-murid adalah: • kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga, telinga, dan hidung. • kebersihan mulut dan gigi. • kebersihan dan kerapian pakaian. • mMemakai alas kaki (sepatu atau sandal). • cuci tangan sebelum memegang makanan, dan sebagainya. Sedangkan kebersihan lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain: • kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja, dan alat sekolah yang lain). • kebersihan kaca, jendela, dan lantai • kebersihan WC dan kamar kecil. • kebersihan ruang kelas. • membuang sampah pada tempatnya. • membiasakan meludah tidak di sembarang tempat. • pemeliharaan taman atau kebun sekolah. Keamanan umum sekolah dan lingkungannya: 1. Ada pagar sekolah, untuk mencegah atau mengurangi muridmurid keluar masuk gedung sekolah, sehingga membahayakan keselamatannya.
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
285
2. Halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah mudah dilewati atau tidak becek di musim hujan, dan berdebu pada musim kemarau. 3. Semua pintu dan jendela diatur sedemikian rupa sehingga membuka kea rah luar. 4. Ada tanda lalu lintas khusus sebagai pemberitahuan kepada pemakai jalan agar waspada di lingkungan sekolah (banyak anak berlari-larian). 5. Tersedia P3K, dan tenaga atau guru yang terlatih di bidang P3K. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid-murid Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), atau Sekolah Menengah Atas (SMA) ditujukan untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung-jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif di dalam usaha-usaha kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap: 1. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat. 2. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat. 3. Membentuk kebiasaan hidup sehat. Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan perilaku atau kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut: a. Kebersihan perorangan dan lingkungan, terutama lingkungan sekolah. b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan cara: • Hidup bersih • Imunisasi • Pemberantasan nyamuk, kecoak, tikus, dan binatang lain yang dapat menularkan penyakit. • Cara penularan penyakit. c. Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan cara pencegahannya). d. Gizi yang meliputi: 1. Pengenalan berbagai makanan bergizi 2. Nilai gizi pada makanan 3. Memilih berbagai makanan yang bergizi 4. Kebersihan makanan 5. Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan gizi, dan sebagainya. Bab 13: Kesehatan Masyarakat
286
6. Pencegahan kecelakaan atau keamanan diri 7. Mengenal fasilitas kesehatan yang professional, sebagainya.
dan
Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan di Sekolah Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif di antara anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam, namun perlu adanya pemeliharaan kesehatan, khususnya bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan kesehatan di sekolah ini mencakup: 1. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus, misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan sebagainya. 2. Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan. 3. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain dengan imunisasi. 4. Usaha perbaikan gizi. 5. Usaha kesehatan gigi sekolah. 6. Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani, dan social. Misalnya, penimbangan berat badan, dan pengukuran tinggi badan. 7. Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau lanjutan ke Puskesmas atau rumah sakit. 8. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pegobatan ringan. 9. Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan dalam kurikulum sekolah. 10. Menjalin kerja sama dengan sector lain dan pihak-pihak lain dalam rangka mengembangkan upaya kesehatan sekolah. 11. Menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka upaya kesehatan sekolah. Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dari dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni: 1. Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu. 2. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
287
3. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas. Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya : 1. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid. 2. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumahrumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di puskesmas, dan sebagainya. 3. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan. 13.4. Pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan kesehatan masyarakat Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuantujuan kesehatan masyarakat pada hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri. Namun demikian, dalam praktiknya keduanya bertujuan menciptakan derajat kesehatan warga masyarakat. Bedanya kesehatan pribadi menekankan pada kesehatan individu, sedangkan kesehatan masyarakat menekankan pada kesehatan masyarakat. Pengorganisasian masyarakat dalam bentuk penghimpunan dan pengembangan potensi dan sumber-sumber daya masyarakat dalam konteks ini pada hakekatnya adalah menumbuhkan, membina dan mengembangkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan kesehatan. Menumbuhkan partisipasi masyarakat tidaklah mudah, memerlukan pengertian, kesadaran, dan penghayatan oleh masyarakat terhadap masalahmasalah kesehatan mereka sendiri, serta upaya-upaya pemecahannya. Untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Jadi pendekatan utama yang diajukan oleh Winslow dalam rangka mencapai tujuan-tujuan kesehatan masyarakat sebenarnya adalah salah satu strategi atau pendekatan pendidikan kesehatan.
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
288
13.5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Pengendalian penyakit menular ini dimungkinkan karena orang mengetahui antara lain berbagai cara penularannya. Cara penularan dapat terjadi secara langsung, yaitu, kontaklangsung antara penderitadengan lorang yang peka, ataupun secara tidak langsung, yaitu lewat suatu media, seperti air, udara, makanan, tanah, pakaian, serangga, tangan, dan seterusnya. Untuk kepentingan pemberantasan yang menggunakan strategi menghilangkan cara transmisi penyakit, maka penyakit seringkali dikelompokkan atas dasar cara penyebarannya. Hal ini sangat penting untuk mencegah menjalarnya penyakit dari satu daerah ke daerah lain. Di sinilah pentingnya peran kesehatan lingkungan, yakni mencegah menyebarnya penyakit lewat lingkungan. Adapun pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut; • penyakitbawaan air dan makanan (water and food-borne diseases) • penyakit bawaan udara (air borne diseases) • penyakit bawaan tanah, dan • penyakit bawaan vektor (vector borne diseases) Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi yang benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3 cara: eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi). “Mencegah lebih baik dan murah daripada mengobati” Untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit menular khususnya dapat dapat dilakukan dengan 3 cara pendekatan yaitu: 1. Menghilangkan reservoar Menhilangkan reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain. 2) Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta. 2. Memutus mata rantai penularan
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
289
Pemberantasan penyakit pengendalian vektor dan hospes penyakit. Vektor adalah hewan yang berperan membawa atau menularkan suatu penyakit, tetapi agen penyebab penyakit tersebut tidak mengalami perkembang-biakan pada tubuh hewan tersebut. Sebagai contoh: lalat menularkan penyakit disentri. Nyamuk Aedes aegypti menularkan demam berdarah Dengue (DBD). Pengendalian vektor dan hospes penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara: secara mekanik, khemis, dan biologis. 1) Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup (sarang) yang disukai vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: program M-3 (menguras, menutup, dan mengubur). 2) Secara khemis dengan menggunakan obat-obatan pembasmi vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: pemberantasan nyamuk dengan menggunakan insektisida (DDT), larvisida (abate) dsb. 3) Secara biologis dengan menggunakan predator (hewan pemangsa) vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri, cacing, dan jenis nyamuk lainnya. 4) Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebut bersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalian vektor dan hospes penyakit yang terbaik dan efektif.Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular. Desinfektansia ialah zat-zat kimia yang dapat membunuh hama-hama penyakit dan jasad-jasad renik lainnya. Misalnya: karbol, formalin, sublimat, kaporit, yodium, alkohol dan lain-lain. 1. Melindungi dengan Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal. Anak diimunisasi, berarti diberikan vaksin untuk merangsang timbulnya kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan. Oleh karena itu, seseorang yang divaksinasi kebal terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Bayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang rentan Bab 13: Kesehatan Masyarakat
290
terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis dan disentri basilus. Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu, meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak. Vaksin ialah suatu perbenihan kuman-kuman yang sudah dibunuh atau dilemahkan. Imunisasi bertujuan untuk merangsang timbulnya kekebalan dari dalam tubuh dengan memasukkan vaksin. Bila seseorang mendapat suntikan vaksin TCD (Tifus, kolera dan Disenteri), maka tubuh orang itu akan mengadakan reaksi terhadap vaksin tersebut, yakni dengan membuat antibodi. Setelah antibodi tersebut terdapat dalam tubuh dalam kadar yang cukup, maka untuk waktu yang tertentu orang itu akan kebal terhadap penyakit tifus, cholera dan disenteri. Jadi tujuan vaksinasi dengan vaksin ialah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan. Kadar antibodi di dalam darah lambat laun akan menurun. Karena itu penyuntikan dengan vaksin-vaksin perlu diulangi dan suntikan ulangan ini tergantung pada macamnya vaksin. Imunisasi atau vaksinasi hanya diberikan kepada orang-orang yang sehat saja. Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi 2, yakni: 1. Kekebalan tidak spesifik adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-refleks tertentu, misalnya batuk, bersin dan sebagainya. 2. Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni: (1) Genetik, kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan dengan ras (warna kulit dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam (negro) cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA. (2) Kekebalan yang Diperoleh (Acquired Immunity) yaitu Bab 13: Kesehatan Masyarakat
291
kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit. Kekebalan pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya campak, malaria dan tetanus maka anaknya (bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibodi dari manusia atau binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja).
Gambar 13.2. Vaksinasi merupakan upaya pencegahan agar tubuh memiliki zat kebal terhadap penyakit tertentu Beberapa contoh vaksin yang sering mencegah timbulnya penyakit adalah: 1) Vaksin TCD
digunakan
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
untuk
292
2) Vaksin tetra mengandung bibit-bibit penyakit kolera, tifus, paratifus A dan paratifus B yang sudah dimatikan atau dilemahkan. Tetra berarti empat, sesuai dengan jumlah kuman yang terkandung di dalam vaksin tersebut. Vaksin tetra juga disebut sebagai vaksin kotipa (kolera, tifus, dan paratifus). 3) Vaksin BCG (singkatan dari Bacille Calmette Guerin). Vaksin BCG tediri dari basil-basil TBC hidup tetapi telah dilemahkan sehingga tidak berbahaya lagi. Penyuntikan vaksin ini pada bayi atau anak-anak, diharapkan memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit TBC. Vaksin BCG bukan dipakai untuk mengobati penyakit TBC dan juga bukan untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit TBC. Suntikan vaksin BCG diberikan khusus untuk mendapatkan kekebalan yang khas, yakni kekebalan terhadap penyakit TBC. 4) Vaksin cacar 5) Vaksin Salk ialah vaksin yang diberikan kepada anak-anak untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit polio penyakit lumpuh anak-anak). 6) Vaksin Otten ialah vaksin yang disuntikan kepada orangorang untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit pes. 7) Vaksin TCD, vaksin tetra, dan vaksin cacar disebut vaksin mati. Lawannya ialah vaksin hidup, misalnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur, seks, kehamilan, gizi dan trauma. 1. Umur, untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita) dan orang tua lebih mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih rentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah. 2. Seks, untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio dan difteria lebih parah terjadi pada wanita daripada pria. 3. Kehamilan, pada wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit-penyakit menular tertentu misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria serta
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
293
amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit tifoid dan meningitis jarang terjadi pada wanita hamil. 4. Gizi, asupan gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi. 5. Trauma, akibat salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu. Jenis-jenis Imunisasi Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu: 1. Imunisasi pasif (Pasive Immunization). Imunisasi pasif ini adalah immuno-globulin. Jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak-anak). 2. Imunisasi aktif (Active Immunization). Imunisasi yang diberikan pada anak adalah: BCG untuk mencegah penyakit TBC. DPT untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Polio untuk mencegah penyakit poliomielitis. Campak untuk mencegah penyakit campak (measles). Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi tetanus toksoid. Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang dilahirkan. Tujuan Program Imunisasi Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosa. Kata-kata Penting Promosi kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan Pengembangan rekayasa sosial Kesehatan masyarakat Imunisasi Rehabilitasi Epidemiologi Pengawasan perilaku kesehatan masyarakat Bab 13: Kesehatan Masyarakat
294
Rangkuman Kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang usia, dan meningkatkan kesehatan. Usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk: (1) perbaikan sanitasi lingkungan, (2) pemberantasan penyakit menular, (3) pendidikan kebersihan pribadi, pengorganisasian pelayanan medis dan peralatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yag layak dalam memelihara kesehatan. Program-program yang berkaitan dengan usaha untuk mewujudkan kesehatan masyarakat antara lain: Pembinaan kesehatan lingkungan, peningkatan ketahanan fisik, program makanan bergizi, pencegahan dan pengobatan penyakit. Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Usaha-usaha untuk mewujudkan kesehatan masyarakat adalah ... 2. Pengorganisasian masya-rakat dalam rangka pencapaian tujuantujuan kesehatan masyarakat, pada hakikatnya adalah ... 3. Setelah mempelajari ilmu kesehatan dan faktor-faktor penyebab penyakit, manfaat bagi kita adalah ... 4. Perilaku seseorang yang tidak menghargai kesehatan dirinya adalah.... 5. Pendidikan kesehatan masyarakat meliputi aspek … 6. Indikator keberhasilan program peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah … 7. Seorang ibu membawa anaknya ke pekan imunisasi nasional (PIN) untuk mendapatkan vaksinansi polio termasuk langkah 8. Epidemiologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang …. 9. Kekebalan pasif diperoleh melalui … 10. Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi ... B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan masalah kesehatan masyarakat yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari! Bab 13: Kesehatan Masyarakat
295
2. Jelaskan perbedaan ilmu kesehatan masyarakat (public health) dan kesehatan pribadi (personal health) berdasarkan sifat obyek kajiannya! 3. Jelaskan batasan kesehatan masyarakat menurut Winslow! 4. Jelaskan tujuan pemberian imunisasi! 5. Jelaskan cara pemberian vaksin secara benar! 6. Jelaskan metode-metode pendidikan kesehatan masyarakat! 7. Jelaskan konsep pendidikan di bidang kesehatan masyarakat! 8. Jelaskan peran penting pendidikan kesehatan masyarakat bagi terbenuknya perilaku sehat masyarakat! 9. Jelaskan cara pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat! 10. Jelaskan pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem!
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
296
Bagaimanakah kondisi rumah tempat tinggal dan lingkungan di sekitarmu? Apakah ada saluran pembuangan air limbah dan tempat penampungan air limbah? Bagaimana kondisi tempat mandi cuci dan kakus (MCK)? Bersih dan sehat atau jorok? Pada umumnya masyarakat masih kurang memperhatikan kesehatan lingkungan. Begitu pula kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan tidak dapat berjalan dengan baik.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
297
Pada bab ini akan dipelajari tentang: Pengertian kesehatan lingkungan Program-program kesehatan lingkungan Penyediaan air bersih dan sehat Mengatasi masalah limbah, sampah, dan kotoran Makanan dan minuman Bangunan fisik rumah tempat tinggal Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan 15.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan atau sanitasi lingkungan memiliki pengertian yang sangat luas dan beragam tergantung konteksnya. Kesehatan lingkungan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengelola semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan. Secara umum, persepsi masyarakat terhadap kesehatan lingkungan adalah kebersihan lingkungan. Lingkungan sehat merupakan suatu perwujudan lingkungan yang memenuhi kaidah-kaidah kesehatan lingkungan dan kesehatan secara keseluruhan. Lingkungan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: lingkungan fisik dan sosial-budaya. Lingkungan fisik meliputi: abiotik (benda mati) dan biotik (makhluk hidup). Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Dari uraian tentang usaha dasar terlihat bahwa kesehatan lingkunganpun erat sekali hubungannya dengan usaha kesehatan lainnya. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara umum dan secara khusus oleh ahli rekayasa lingkungan. Di antara banyak kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan program/kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti hotel, motel, tempat makan umum, dan pelabuhan, turut mencegah dan memberi pertolongan pada bencana alam, dan pengelolaan lingkungan kerja.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
298
Kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan program atau kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vektor, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti hotel, motel, tempat makan umum, dan pelabuhan, turut mencegah dan memberi pertolongan pada bencana alam, dan pengelolaan lingkungan. Lingkungan fisik (biotik dan abiotik) 1. Lingkungan abiotik (benda mati) dapat dibedakan menjadi bangunan fisik dan lingkungan fisik. Bangunan fisik meliputi; pagar, gedung, halaman, lapangan olahraga, tempat bermain, kebun, sungai, kamar mandi, WC, kantin, dan warung. Lingkungan fisik meliputi temperatur, kelembaban, kebisingan, tekanan udara, sampah, limbah, pencemaran udara, air dan tanah. 2. Lingkungan biotik (makhluk hidup) antara lain: tanaman dan hewan. Hewan dapat berperan sebagai hewan kesayangan (pet animal), hewan ternak, vektor penyakit, dan hospes. Lingkungan biotik meliputi tanaman dan hewan. Lingkungan nonfisik Lingkungan nonfisik (mental dan sosial), yang meliputi hubungan timbal balik antara individu dengan masyarakat sekitarnya. Pameo yang sangat populer ”Bersih itu sehat”. Lingkungan yang bersih dan sehat perlu selalu diusahakan oleh setiap warga masyarakat karena dapat mempengaruhi kesehatan kita bersama. Lingkungan sehat merupakan kondisi yang mendukung produktivitas secara keseluruhan dan merupakan suatu kondisi yang menunjang tumbuh kembangnya perilaku hidup sehat masyarakat. Lingkungan sehat akan tampak pada penampilan dan perilaku warga masyarakat. Penampilan warga masyarakat mencerminkan tingkat kesehatan pribadi anggota masyarakat. Penampilan pribadi sehat antara lain berpakaian bersih, rapih, dan bugar. Perilaku sehat tampak dari sikap masyarakat yang selalu menjaga higiene pribadi, tidak membuang sampah, meludah, apalagi kencing dan buang air besar di sembarang tempat.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
299
▲ Gambar 14.1. Rumah dengan lingkungan sekitar yang hijau menciptakan suasana segar dan sehat 15.2. Masalah Kesehatan Lingkungan Pada dasarnya kehidupan manusia sangat tergantung pada lingkungan sekitarnya. Semua kebutuhan manusia dicukupi dan berasal dari lingkungan seperti, udara, air, suhu, kelembaban, cahaya matahari, angin, makanan, dan tempat tinggal. Dengan demikian jelaslah bahwa mutu lingkungan sangat berpengaruh terhadap mutu kehidupan dan kesehatan manusia. Menyadari hal itu, maka manusia mempelajari dan belajar dari lingkungan sekitar agar hidupnya sehat dan berlangsung lama. Namun demikian, karena ulah sebagian manusia yang terlalu serakah dan mementingkan kepentingan pribadi, maka lingkungan sekitar menjadi rusak dan menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia. Polusi, air kotor, buruknya sanitasi dan racun merupakan penyebab gangguan kesehatan. Asap pembakaran batubara dan kayu merupakan sumber pencemaran udara. Sejumlah insiden yang membuat anak-anak mengalami cidera sakit dan meninggal dunia disebabkan karena faktor lingkungan. Dampak kesehatan lingkungan terhadap anak dan remaja karena faktor lingkungan.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
300
Pada masa pertumbuhan, faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak. Mereka terancam karena tempat tinggal dan bermain mereka sangat buruk dari sisi lingkungan. Meski sejumlah penyebab kasus kematian sangat bervariasi namun faktor utama seperti polusi, sanitasi dan dukungan air bersih sangat diperlukan untuk melindungi mereka dari faktor risiko sakit atau kematian. Program-program untukmewujudkan kesehatan lingkungan antara lain: 1. Penyedian air bersih 2. Mengatasi masalah limbah, sampah, dan kotoran Higiene Usaha pembinaan kesehatan lingkungan meliputi higiene dan sanitasi. Higiene merupakan usaha yang memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap kesehatan, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta menciptakan kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Higiene lebih menekankan pada aktifitas manusianya. Mencuci tangan Mencuci tangan secara seksama dengan sabun dan air sebelum menyentuh makanan setelah menyentuh barang-barang kotor apalagi sehabis membuang hajat.
▲ Gambar 14.2. Rajin cuci tangan dapat terhindar dari penyakit yang ditularkan melalui tangan Mandi
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
301
Mandi berguna untuk membersihkan tubuh dari kotoran, kembali segar, membantu kulit terhindar dari penyakit seperti eksema. Mandi ternyata tidak hanya dapat menjauhkan stress, tetapi juga memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan, dan bahkan menyembuhkan berbagai masalah kesehatan.
◄ Gambar 14.3. Mandi secara teratur dapat menyegarkan badan dan mencegah terserang penyakit terutama penyakit kulit
Gosok gigi Kesehatan gigi dipelihara dengan cara menyikat gigi dan selalu membersihkan sela-sela gigi setiap hari setelah makan. Menghindari makanan atau minuman yang dapat merusak gigi. Makanan yang terlalu panas atau dingin dapat mengikis email gigi atau lapisan terluar gigi dan menyebabkan kerusakan pada gigi, seperti jus jeruk yang sangat asam. Menghindari makanan atau minuman yang memiliki derajat keasaman (pH) yang relatif rendah bersifat asam dan cenderung merusak gigi.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
302
◄ Gambar 14.4. Menggosok gigi secara teratur dan benar memlihara kesehatan gigi
14.3. Sanitasi Lingkungan Sanitasi merupakan usaha pengawasan pelbagai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi lebih menekankan pada faktor lingkungan. 14.2.1. Penyediaan Air Bersih dan Sehat Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80%. Air dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan pertanian. Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari. Diantara
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
303
kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. Air Bersih dan Sehat Air minum harus steril (steril = tidak mengandung hama penyakit apapun). Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara, berikut: 1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kumankuman mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran. 2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain. Cara ini dapat dilakukan secara besarbesaran, cepat dan murah.
◄ Gambar 14.5. Tandon untuk menampung air bersih yang akan dikonsumsi oleh masyarakat
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
304
kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut: 1. Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar. 2. Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan. 3. Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut. Sumber-sumber Air Minum Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut: 1. Air hujan Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
305
2. Air sungai dan danau Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu. 3. Mata air Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum. 4. Air sumur (1)Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga disebut sebagai air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum. (2)Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu, sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan). Pengolahan air minum Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut: 1. Pengolahan Secara Alamiah. Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
306
2.
3.
4.
5.
tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap. Pengolahan Air dengan Menyaring. Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia. Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya klor (Cl). Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara. Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih. Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni: (1) Pengolahan Air Minum untuk Umum. (2) Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
307
6.
7.
8.
9.
keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut. Pengolahan Air Sungai. Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu. Pengolahan Mata Air. Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga. Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali. Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut: (1) Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya. (2) Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur. (3) Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut untuk mengurangi kekeruhan. (4) Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas). (5) Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas. Air Hujan.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
308
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masingmasing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim kemarau. 15.3.2. Mengatasi Masalah Limbah, Sampah, dan Kotoran Limbah, sampah, dan kotoran yang berasal dari rumah tangga, perusahaan, dan/atau kendaraan merupakan masalah serius yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kesehatan lingkungan. Pembuangan sampah rumah tangga dibiasakan pada tempat sampah, karena itu tempat sampah seharusnya selalu tersedia di lingkungan rumah tempat tinggal sesuai dengan jenisnya, sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), dan sisa-sisa industri (industrial waste). Selain itu, kebiasaan meludah, buang air kecil dan besar (human excreta), air limbah (sewage) juga harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sarang hewan penyebar penyakit dan bau yang tidak sedap. Air limbah dan pengelolaannya Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersamasama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada. Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti indusri, perhotelan dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
309
manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
▲ Gambar 14.6. Air limbah bekas cucian yang mengandung deterjen dapat menimbukan masalah lingkungan 1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik. 2. Air buangan industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industi, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit. 3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
310
tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga. Karakteristik Air Limbah Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan sebagai berikut: 1. Karakteristik fisik Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisasisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagianbagian tinja, dan sebagainya. 2. Karakteristik kimiawi Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacammacam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni: (1) gabungan yang mengandung nitrogen, missalnya urea, protein, amine dan asam amino. (2) gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk selulosa. 3. Karakteristik bakteriologis Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan. Sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalam air limbah, maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain: 1. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama kolera, typhus abdominalis, disentri basiler. 2. Menjadi media berkembang-biak mikroorganisme patogen.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
311
3. Menjadi tempat-tempat berkembangbiak nyamuk atau tempat hidup larva nyamuk. 4. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap. 5. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan hidup lainnya. 6. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tindak nyaman dan sebagainya. Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk tersebut di atas diperlukan kondisi, persyaratan, dan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga air limbah tersebut: 1. Tidak mengkontaminasi sumber air minum. 2. Tidak mengakibatkan pencemaran permukaan tanah. 3. Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan, air sungai, atau tempat-tempat rekreasi. 4. Tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus dan tidak menjadi tempat berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vektor. 5. Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat dicapai oleh anak-anak. 6. Baunya tidak mengganggu. Cara pengolahan air limbah secara sederhana: Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain: 1. Pengenceran (Dilution). Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
312
pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, dananu, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir. 2. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds). Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. Cara kerjanya antara lain sebagai berikut: (1) empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur. (2) pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan. Disamping itu terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badanbadan air (kali, danau, dan sebagainya). 3. Irigasi. Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanamtanaman. 14.3.3. Sampah dan Pengelolaannya Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
313
digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah misalnya benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon dihutan yang tumbang akibat angin ribut dan sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Adanya sesuatu benda atau bahan padat. 2. Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan manusia. 3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi. Sumber-sumber Sampah Sampah bersumber dari: 1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic waste). Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang seperti sisa-sisa makanan, baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus, baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman. 2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum. Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar, tempattempat hiburan, terminal bis, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun dan sebagainya. 3. Sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari perkantoran, baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar (rabbish). 4. Sampah yang berasal dari jalan raya. Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
314
5.
6.
7.
8.
kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya. Sampah yang berasal dari kawasan industri. Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagainya. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan. Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batubatuan, tanah / cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
Jenis-jenis Sampah Kalau kita berbicara sampah, sebenarnya meliputi 3 jenis sampah yakni sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Tetapi seperti telah dibuatkan batasan diatas bahwa dalam konteks ini hanya akan dibahas sampah padat. Sampah cair yang berupa antara lain air limbah akan dibahas dibagian lain. Sedangkan sampah dalam bentuk gas yang menimbulkan polusi udara seperti asap kendaraan, asap pabrik dan sebagainya tidak dibahas. Sampah padat (selanjutnya akan disebut sampah saja) dapat dibagi menjadi berbagai jenis. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibagi menjadi: 1. Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya logam atau besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
315
2. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya. ◄ Gambar 14.7. Sampah organik setelah dipilah dapat diolah menjadi pupuk kompos
Berdasarkan dapat tidaknya dibakar: 1. Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas, dan sebagainya. 2. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas, besi atau logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya. Berdasarkan karakteristik sampah: 1. Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan, yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya. 2. Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan, baik yang mudah terbakar seperti kertas, karton, plastik dan sebagainya maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas, dan sebagainya. 3. Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok. 4. Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya. 5. Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
316
6. Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak kendaraan atau dibuang orang. 7. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda motor, dan sebagainya. 8. Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari proses pembangunan gedung, rumah, dan sebagainya, yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu, besi, beton, bambu, dan sebagainya. Pengolahan Sampah Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena sampah merupakan tempat kehidupan berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen) dan juga serangga sebagai pemindah dan penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik bukan saja untuk kepentingan kesehatan tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut: 1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah. Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah, selanjutnya ke tempat penampungan akhir (TPA). Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
317
◄ Gambar 14.8. Sampah rumah tangga perlu disapu untuk dikumpulkan selanjutnya diproses lebih lanjut
2. Pemusnahan dan Pengolahan Sampah. Pemusnahan dan/atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain sebagai berikut: (1) ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah. (2) dibakar (inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran (incenerator). (3) dijadikan pupuk (composting) yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah biasa sedangkan di daerah perkotaan hal ini perlu dibudayakan. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dengan anorganik kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman, dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan sampah anorganik dibuang dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian masalah sampah akan berkurang.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
318
▲ Gambar 14.9. Pengangkutan sampah dari tempat penampungan ke tempat pengolahan sampah Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan: mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis, atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Terdapat perbedaan tentang pengelolaan sampah, tergantung dari jenis sampah itu sendiri. Cara-cara pengelolaan sampah 1. Daur-ulang 2. Pengkomposan 3. Pengurugan sampah Manfaat pengelolaan sampah 1. Penghematan sumber daya alam 2. Penghematan energi 3. Penghematan lahan TPA 4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman) Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik 1. Longsor tumpukan sampah: Longsor sampah Leuwigajah 2. Sumber penyakit 3. Pencemaran lingkungan Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ± 80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
319
bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan keuntungan.
▲ Gambar 14.10. Cara pemusnahan sampah dengan dibakar pada tempat khusus pembakaran sampah Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahanbahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan.
◄ Gambar 14.11. Cara pemusnahan sampah dengan dibakar bukan pada tempat khusus pembakaran sampah
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
320
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan aktivator kompos atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak (tergantung luasan lahan). Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik. Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan. 14.3.4. Kotoran manusia Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces) sebagai sisa hasil pencernaan makanan, air seni (urine) sebagai sisa hasil metabolisme, dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau kakus).
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
321
Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Peranan tinja dalam penyebaran penyakit sangat besar. Disamping dapat langsung mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran dan sebagainya, juga air, tanah, serangga, lalat, kecoa dan sebagainya. Bagianbagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut. Benda-benda yang telah terkontaminasi oleh tinja dari seseorang yang menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu akan merupakan penyebab penyakit bagi orang lain. Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja. Berdasarkan hasil penelitian, seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari 970 gram dan menghasilkan air seni 970 gram. Jadi bila penduduk Indonesia dewasa saat ini 200 juta, maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000 juta gram (194.000 ton). Oleh karena itu, bila pengelolaan tinja tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.
▲ Gambar 14.12. Kakus walaupun sederhana tetapi cukup bersih dan sehat 1. Pengelolaan Pembuangan Kotoran Manusia
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
322
Untuk mencegah, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut. 2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya. 3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya. 4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang-binatang lainnya. 5. Tidak menimbulkan bau. 6. Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance). 7. Sederhana desainnya. 8. Murah 9. Dapat diterima oleh pemakainya. Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut : 1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang (privacy) dan sebagainya. 2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya. 3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya. 4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih. 14.3.5. Makanan dan Minuman Pengawasaan makanan dan minuman untuk mengantisipasi dikonsumsinya makanan yang tidak memenuhi syarat-syarat makanan sehat yang dijual oleh penjaja makanan di warung maupun penjaja makanan keliling. Hal ini mengingat kebiasaan masyarakat kita pada umumnya suka jajan. Pengawasan makanan meliputi kualitas jajanan, pengemasan, dan pendistribusian.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
323
14.3.6. Bangunan Fisik Rumah Tempat Tinggal Bangunan rumah tempat tinggal sebaiknya selalu dijaga kebersihannya dan memiliki pagar (tidak harus tembok, lebih baik pagar hidup). Kebersihan kamar mandi dan WC harus selalu diperhatikan dengan membersihkan setiap hari. Kolam ikan selalu dikontrol untuk mencegah digunakan sebagai sarang nyamuk. Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua kemudian berkembang dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (local material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahanbahan setempat tetapi kadang-kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah yaitu: 1. Faktor lingkungan. Baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan. Di pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah dekat gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya bahannya, bentuknya, menghadapnya dan lain sebagainya. Rumah di daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah di dekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap seranganserangan binatang buas. 2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
324
setempat yang murah misal bambu, kayu, atap rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja namun diperlukan pemeliharaan seterusnya. Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan oleh penghuninya perlu dipertimbangkan. 3. Teknologi yang dimiliki masyarakat. Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan sudah begitu modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal bahkan kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat. Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah mempunyai teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turun temurun. Dalam rangka penerapan teknologi tepat guna maka teknologi yang sudah dipunyai masyarakat tersebut dimodifikasi. Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi dan mempertahankan segi-segi yang sudah positif. Contoh: Rumah limasan yang terbuat dari dinding dan atap daun rumbai yang dihuni oleh orang yang memang kemampuannya sejauh itu, dapat dipertahankan, hanya kesadaran dan kebiasaan membuat lubang angin (jendela) yang cukup perlu ditanamkan kepada mereka. 4. Kebijaksanaan (peraturan-peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah. Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem namun di kota sudah menjadi masalah yang besar. Syarat-syarat rumah sehat 1. Lantai Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
325
▲ Gambar 14.13. Rumah sehat idaman setiap insan 2. Atap Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Disamping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah. 3. Ventilasi Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteribakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
326
udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap didalam kelembaban (humudity) yang optimum. Ada 2 macam ventilasi, yakni: (1) Ventilasi alamiah, dimana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut. (2) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara. 4. Cahaya Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni: (1) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurangkurangnya 15-20 % dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan didalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini disamping sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
327
menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca. (2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
◄ Gambar 14.1. Taman di dalam rumah menambah sehat lingkungan
5. Luas Bangunan Rumah Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. 6. Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut: (1) Penyediaan air bersih yang cukup, (2) Pembuangan tinja, (3) Pembuangan air limbah (air bekas), (4) Pembuangan sampah, (5) Fasilitas dapur, (6) Ruang berkumpul keluarga, (7) Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
328
▲ Gambar 14.2. Tempat penjemuran pakaian tertata rapi menciptakan keindahan dan juga kesehatan lingkungan Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan adalah kandang ternak. Oleh karena ternak adalah merupakan bagian hidup para petani, maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh didalam rumah. Hal ini tidak sehat karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal atau dibikinkan kandang tersendiri.
◄ Gambar 14.2. Kandang ternak dekat dengan perumahan dapat berdampak bau, kotor, dan sumber penularan penyakit, lebih baik jika ada kandang kelompok
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
329
14.3.7. Pencemaran Udara, Air, dan Tanah Dampak perubahan lingkungan akibat pembangunan yang kurang terencana pada umumnya terjadi di daerah perkotaan. Persebaran penduduk yang tidak merata dan memadati daerahdaerah perkotaan karena urbanisasi menambah masalah kependudukan dan dampaknya pada pemukiman dan kesehatan kurang baik. Tanpa disadari banyak kegiatan dan perbuatan manusia yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan pencemaran sebagai contoh: sampah plastik. Limbah setiap kegiatan manusia dapat menjadi pencemar manakala limbah tersebut sudah berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan hidup. Sampah kota mencemari udara, perairan, bau busuk, dan tanah. Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan Udara di kota-kota yang penduduknya berjejal-jejal dan banyak pabrik-pabrik banyak bercampur dengan bermacam-macam gas dan debu. Sebenarnya debu-debu itu selalu ada dalam udara, walaupun dalam jumlah yang amat sedikit.
▲ Gambar 14.4. Jumlah sepeda motor yang semakin banyak memberikan dampak asap yang dapat menimbulkan pencemaran udara Jalan pernafasan diperlengkapi dengan alat-alat untuk menyaring debu-debu. Pada umumnya hal ini amat memuaskan, tetapi penghisapan debu-debu yang tertentu misalnya silikat dan asbes (banyak terdapat dalam pertambangan-pertambangan), dapat menimbulkan gangguan saluran pernafasan dan lebih
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
330
lanjut terhada kesehatan. Untuk ini maka industri dan pabrikpabrik mengadakan peraturan-peraturan dan penjagaanpenjagaan untuk mengurangi kemungkinan itu. Pencemaran lingkungan udara, air, dan tanah disebabkan oleh berbagai faktor berikut: 1. Pencemaran udara karena banyak mengandung CO2 (karbondioksida) yang banyak dihasilkan dari pembakaran BBM seperti: minyak tanah, solar, bensin dari kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri. Karbondioksida yang terlarut dalam air hujan kemudian membentuk asam karbonat (H2CO3). Selain itu, pembakaran juga menghasilkan belerang dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO2) ke udara. 2. Pencemaran timbal (plumbom) dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kecerdasan anak terutama balita (bawah lima tahun). Pencemaran timbal dapat terjadi melalui udara kemudian terhirup lewat saluran pernafasan, misalnya asap kendaraan bermotor dan pabrik. 3. Pengunaan air raksa (Hg) termasuk dalam kategori logam berat bersifat karsinogen (menyebabkan kanker) seperti kasus; Minamata (Jepang), Busang (sulawesi utara). 4. Gas karbon monooksida (CO) karena pembakaran yang tidak sempurna bersifat racun bagi pernafasan. 5. Pencemaran tanah oleh sampah plastik. 6. Pestisida yang berlebihan dan tidak terkontrol mematikan organisme, tanah terakumulasi pada tanaman dan dimakan manusia. Buah-buahan, Antibiotika pada makanan ternak, daging, dan telur. Gas-gas Lain yang Dapat Merusak Kesehatan Di kota-kota besar yang banyak digunakan orang suatu bahan bakar untuk penerangan, memasak dan lain-lain keperluan. Bahan bakar ini ialah suatu campuran gas-gas yang disebut gas penerangan (lichtgas). Bahan bakar ini terdiri dari CO(5-8%), CO2(3%), H2(50%) dan CH4(35%). CO yang terdapat dalam campuran ini tidak berwarna, tidak berbau dan berbahaya bagi manusia. Bila gas itu terisap oleh manusia dalam jumlah yang banyak, maka orang ini akan menderita keracunan CO. Gjala-gejala keracunan CO:
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
331
Kepala pusing, rasa berat di kepala, lemah. Tak lama antaranya pingsan, kemudian terjadi kejang-kejang, pernafasan menjadi buruk, suhu tubuh merendah. Akhirnya orang tersebut akan mati. Hal ini akan terjadi bila CO yang diisap dalam jumlah yang banyak. Dalam praktek hal ini jarang sekali terjadi. Sekalipun demikian, kita perlu berhati-hati. Penjagaan terhadap gas CO: Jangan lupa menutup kembali kran gas setelah selesai menggunakannya. Kalau berbau gas penerangan, segera carilah darimana asalnya gas itu atau selekas mungkin laporkan hal ini kepada kantor yang bersangkutan. Gas karbonmonooksida (CO) dihasilkan kegiatan-kegiatan berikut: Asap hasil pembakaran kendaraan yang tidak sempurna, karena mesin kendaraan telah tua atau kurang terawat. Asap kereta api dalam terowongan Gas-gas dalam mobil garasi Asap rokok yang lembab Gas-gas racun yang dipakai dalam peperangan dan lain-lain Sebenarnyalah gas penerangan dapat pula tanpa gas CO, tetapi harganya menjadi lebih mahal. Gas penerangan selalu dapat dikenal karena baunya. Gejala-gejala akibat keracunan gas CO yang ringan ialah: • pusing-pusing kepala • nafsu makan berkurang • tubuh terasa lemah • lekas marah. Hal ini antara lain terdapat pada supir-supir yang mengendarai mobil-mobil yang karburatornya tidak baik kerjanya. Gejalagejala ini dapat hilang sendiri bila banyak berada di udara yang luas dan segar. 14.4. Upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup Bertujuan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan hidup dengan cara pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan akan mendukung eksistensi manusia di tempat yang dimukiminya juga untuk mendukung seluruh kehidupan komunitas di dalam eksosistem. Dengan kata lain, agar fungsi lingkungan hidup yang diperlukan untuk kesejahteraan manusia dalam kondisi ekosistem yang seimbang. Pengelolaan lingkungan hidup antara lain meliputi
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
332
kegiatan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan. Cara mengatasi antara lain dengan: 1. Memberi pemahaman pada seluruh lapisan masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan bahaya pencemaran. 2. Menangani limbah agar tidak menjadi bahan pencemar dengan cara daur ulang. 3. Memproses limbah sebelum dibuang ke lingkungan. 4. Pengolahan limbah bertujuan meniadakan, menetralkan bahanbahan berbahaya. 5. Penguraian oleh mikroorganisme. 14.4.2. Manfaat Positip dari Pembinaan Lingkungan Hidup Manfaat positip dari pembinaan lingkungan hidup sehat antara lain mendorong perilaku hidup sehat masyarakat, frekuensi sakit (tidak masuk kerja karena sakit) berkurang, tinggi dan berat badan ideal (berdasarkan KMS anak) semakin meningkat, tumbuh kembang berdasarkan usianya normal, keadaan kesehatan masyarakat secara umum baik, motivasi kerja meningkat, dan ketahanan kerja meningkat. Selain itu, pada masyarakat sehat akan berperilaku sosial baik, dan memiliki kepekaaan tinggi terhadap kebersihan lingkungan sekitar, memiliki ketahanan dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk merokok, minuman beralkohol, dan penyalah-gunaan narkoba. Tips sadar lingkungan: 1. Jangan membuang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya. 2. Memilah sampah sesuai jenisnya. 3. Habiskan makanan atau minuman. 4. Jangan membuang sampah di sungai atau di jalan. 14.5. Penyakit-penyakit Lingkungan 1. Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira yang menyerang hewan dan manusia. Bakteri ini berbentuk spiral dan dapat hidup di dalam air tawar selama lebih kurang satu bulan. Tetapi dalam air laut, air selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Manusia terinfeksi bakteri leptospira melalui kontak dengan air,
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
333
tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan penderita leptospirosis. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput lendir(mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau makanan yang terkontaminasi oleh urin hewan terinfeksi leptospirosa. Masa inkubasi dari bakteri ini adalah selama 4-19 hari. Stadium pertama. Gejala yang ditimbulkan adalah: • Demam tinggi • Menggigil • Sakit kepala • Malaise (Lesu/Lemah) • Muntah • Konjungtivitis (radang mata) • Rasa nyeri otot betis dan punggung • Gejala gejala diatas akan tampak antara 4 – 9 hari Stadium kedua • Terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita • Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama • Apabila deman dan gejala gejala lain timbul, kemungkinan akan terjadi meningitis • Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat Komplikasi leptospirosis • Pada hati: kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6 • Pada Ginjal: Gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian. • Pada Jantung: Berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak • Pada paru paru: Batuk darah, nyeri dada, sesak napas • Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernapasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata ( konjungtiva ) • Pada kehamilan : Keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati Pencegahan
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
334
• • •
•
• • • • • • •
Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus. Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan. Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya. Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain ) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan. Menjaga kebersihan lingkungan. Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah. Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang. Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung. Menghindari pencemaran oleh tikus. Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus. Meningkatkan penangkapan tikus .
2. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa menjadi penyakit yang paling menakutkan di musim hujan. Hal yang sangat lumrah jika semua orang khawatir terkena demam berdarah. Penyakit ini dapat menggiring penderitanya dalam kondisi yang parah hanya dalam waktu yang relatif singkat. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal. Dalam waktu yang relatif singkat, penyakit ini dapat merenggut nyawa penderitanya jika tidak ditangani secepatnya. DBD dikarenakan oleh virus dengue. Virus ini sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk dalam kelompok arthropod born diseases. Satu-satunya upaya untuk memutus rangkaian ini yaitu dengan memberantas nyamuk yang dapat menularkan virus dengue. Nyamuk yang paling sering menimbulkan wabah demam berdarah yaitu nyamuk Aedes aegypti subgenus Stegomya. Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang menggigit dan menularkan virus dengue. Umumnya, nyamuk ini menggigit di siang hari (pukul 09.00-10.00) atau sore hari
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
335
(pukul 16.00-17.00). nyamuk jenis itu senang berada di tempat yang gelap dan lembab.
▲ Gambar 14.6. Nyamuk Anopheles menularkan bibit penyakit demam berdarah dengue (DBD) Berikut ini kelainan-kelainan yang perlu Anda waspada jika mungkin terjadi pada salah satu anggota keluarga Anda. • Jika seseorang mengalami demam mendadak tanpa penyebab yang jelas serta disertai penurunan aktivitas dan nafsu makan. • Timbul perdarahan, baik dari gigi, mulut, hidung, kulit, atau tinja. • Demam yang diserta kemerahan di wajah dan leher serta muntah. • Jika tiba-tiba terjadi penurunan suhu tubuh setelah beberapa waktu penderita mengalami demam. Gejala ini diiringi dengan gelisah, sakit perut dan badan lemas. Kata-kata Penting • Lingkungan • Air sehat • Sanitasi • Higiene • Pengelolaan sampah • Limbah • Polusi udara
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
336
• • •
Penyakit lingkungan Memutus siklus Rumah sehat
Rangkuman • Kesehatan lingkungan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengelola semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan. • Program kesehatan lingkungan meliputi: penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya. • Higiene merupakan usaha yang memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap kesehatan, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta menciptakan kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. • Berbagai faktor penyebab pencemaran lingkungan udara, air, dan tanah antara lain: asap pabrik, kendaraan bermotor, limbah industri, limbah rumah tangga. • Tips sadar lingkungan: Jangan membuang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya, memilah sampah sesuai jenisnya, dan habiskan makanan atau minuman, dan jangan membuang sampah di sungai atau di jalan. A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Sebutkan komponen lingkungan abiotik ... 2. Sebutkan program-program kesehatan lingkungan ... 3. Sebutkan cara mengolah air minum yang baik ... 4. Sebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan ... 5. Sebutkan cara pengelolaan sampah .... 6. Sebutkan contoh higiene pribdi .. 7. Sebutkan cara mengolah air minum secara sederhana ... 8. Sebutkan cara pengolahan limbah rumah tangga ... 9. Sebutkan cara pengolahan sampah ... 10. Sebutkan penyakit yang vektornya menggunakan air ...
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
337
B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan syarat-syarat air minum yang bersih dan sehat! 2. Jelaskan dampak yang ditimbulkan dari limbah rumah tangga! 3. Jelaskan limbah industri dan dampaknya bagi kesehatan! 4. Jelaskan pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan! 5. Jelaskan cara penularan penyakit demam berdarah dengue! 6. Mengapa kita perlu menjaga kebersihan sumber air minum? 7. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan penyakit lingkungan! 8. Jelaskan pengaruh pencemaran timah hitam terhadap kesehatan! 9. Bagaimana cara untuk memberantas penyakit demam berdarah yang paling efektif? 10. Jelaskan perilaku seseorang yang telah sadar arti penting lingkungan terhadap kesehatan!
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
338
▲Gambar 15.1. Bekerja dengan pelindung tangan agar terhindar dari kecelakaan kerja
Pernahkah anda membaca berita tentang seseorang yang menderita luka berat atau bahkan mengalami kematian karena kecelakaan kerja? Kesehatan kerja berupaya mencegah kecelakaan akibat kerja. Penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah. Pada bab ini akan dipelajari tentang: Batasan Kesehatan Kerja Diterminan Kesehatan Kerja Kemampuan Kerja Faktor Fisik Dalam Kesehatan Kerja Faktor Manusia Dalam Kerja Ergonomi Psikologi Kerja Kecelakaan Kerja Tujuan Pengawasan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja Upaya Pengendalian Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Bab 15: Kesehatan Kerja
339
15. Batasan Kesehatan Kerja Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan dan prakteknya; bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial; dilakukan dengan usaha-usaha preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan), dan promotif (peningkatan kesehatan).
◄ Gambar 15.2. Peralatan kerja yang dikemas secara rapi menciptakan suasana kerja yang nyaman dan sehat Tujuan kesehatan kerja yang dirumuskan oleh organisasi buruh internasional (ILO), badan organisasi kesehatan sedunia (WHO) pada tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan sosial dari pekerja. 2. Pencegahan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja. 3. Perlindungan pekerja dari risiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan. 4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan psikologis pekerja. 5. Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya. Dalam uraian sebelumnya telah dinyatakan bahwa yang menjadi objek kajian ilmu kesehatan masyarakat terutama dari aspek kesehatannya, atau yang manjadi pasien kesehatan masyarakat adalah masyarakat. Kesehatan kerja merupakan aplikasi dari ilmu kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Apabila di dalam kesehatan masyarakat ciri
Bab 15: Kesehatan Kerja
340
pokoknya adalah upaya preventif dan promotif, maka dalam kesehatan kerja kedua hal tersebut juga menjadi ciri pokok. Seperti halnya pada kesehatan masyarakat, meskipun fokus kegiatannya pada preventif dan promotif, tetapi tidak berarti meninggalkan sama sekali upaya-upaya kuratif. Dalam kesehatan kerja juga tidak meninggalkan sama sekali upaya-upaya kuratif, dalam batas-batas pelayanan dasar (primary care). Hal ini berarti kesehatan kerja di dalam suatu perusahaan, meskipun upaya pokoknya pencegahan penyakit dan kecelakaan akibat kerja, serta promosi kesehatan pekerja, namun perlu dilengkapi dengan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan penyakit atau kecelakaan yang terjadi pada pekerja atau keluarganya. Keluarga pekerja memang bukan secara langsung menjadi anggota masyarakat pekerja, namun peranan keluarga (istri atau suami) sangat penting dalam mencegah penyakit dan kecelakaan kerja serta peningkatan kesehatan kerja. Dari aspek ekonomi penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu perusahaan adalah sangat menguntungkan, karena tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah untuk meningkatkan produktivitas seoptimal mungkin. Dengan tidak terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat kerja, maka berarti tidak adanya absentisme para pekerja. Selain itu, dengan meningkatnya status kesehatan yang seoptimal mungkin bagi setiap pekerja sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap meningkatnya produktivitas. Tidak adanya absentisme (atau rendahnya angka absentisme) dan meningkatnya status kesehatan pekerja ini jelas akan meningkatkan efisiensi, yang bermuara terhadap meningkatnya keuntungan perusahaan. Dari uraian tersebut di atas dapat dirumuskan bahwa kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakitpenyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Kesehatan kerja ini merupakan terjemahan dari “Occupational Helath” yang cenderung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi masalah-masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam arti usahausaha preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif, higiene,
Bab 15: Kesehatan Kerja
341
penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya, dan sebagainya. Secara implisit rumusan atau batasan ini, bahwa hakikat kesehatan kerja mencakup dua hal, yakni: Pertama, sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya. Tanaga kerja di sini mencakup antara lain: buruh atau karyawan, petani, nelayan, pekerja-pekerja sektor nonformal, pegawai negeri, dan sebagainya. Kedua, sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktivitas. Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam bentuk operasional, maka tujuan utama kesehatan kerja adalah sebagi berikut: 1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja. 2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja. 3. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja. 4. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja. 5. Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar ddari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. 6. Perlindungan masyarakat luas dari bahya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan. Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai, apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang sehat dan produktif antara lain: suhu ruangan yang nyaman, penerangan atau pencahayaan yang cukup, bebas dari debu, sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh anggotanya (ergonomic), dan sebagainya. 15.2. Diterminan Kesehatan Kerja Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa tujuan akhir dari kesehatan kerja adalah untuk mencapai kesehatan masyarakat pekerja dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuantujuan ini diperlukan suatu prakondisi yang menguntungkan bagi masyarakat pekerja tersebut. Prakondisi inilah yang penulis sebut sebagai diterminan kesehatan kerja, yang mencakup tiga faktor
Bab 15: Kesehatan Kerja
342
utama, yakni: beban kerja, beban tambahan akibat dari lingkungan kerja, dan kemampuan kerja. 1. Beban Kerja Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran merupakan beban bagi yang melakukan. Dengan sendirinya beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku. Seorang kuli angkat junjung di pelabuhan sudah barang tentu akan memikul beban fisik lebih besar daripada beban mental atau sosial. Sebaliknya seorang petugas bea dan cukai pelabuhan akan menanggung beban mental dan sosial lebih banyak daripada beban fisiknya. Masingmasing orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja ini. Ada orang yang lebih cocok untuk menanggung beban fisik, tetapi orang lain akan lebih cocok melakukan pekerjaan yang lebih banyak pada beban mental atau sosial. Namun demikian secara umum atau ratarata mereka ini sebenarnya dapat memikul beban dalam batas tertentu, atau suatu beban yang optimal bagi seseorang. Oleh sebab itu, penempatan seorang pekerja atau karyawan seharusnya setepat sesuai dengan beban optimum yang sanggup dilakukan. Tingkat ketepatan penempatan seseorang pada suatu pekerjaan, di samping didasarkan pada beban optimum, juga dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan, motivasi dan sebagainya. Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau pekerja dengan cara merencanakan atau mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja. Misalnya alat untuk mengangkat barang yang berat diciptakan gerobak, untuk mempercepat pekerjaan tulis menulis diciptakan mesin ketik, untuk membantu beban hitung-menghitung diciptakan kalkulator atau komputer, dan sebagainya. 2. Beban Tambahan Di samping beban kerja yang harus dipikul oleh pekerja atau karyawan, pekerja sering atau kadang-kadang memikul beban tambahan yang berupa kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan. Disebut beban tambahan karena lingkungan tersebut mengganggu pekerjaan,
Bab 15: Kesehatan Kerja
343
dan harus diatasi oleh pekerja atau karyawan yang bersangkutan. Beban tambahan ini dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor yakni: 1. Faktor fisik, misalnya: penerangan/pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara yang panas, kelembaban yang tinggi atau rendah, suara yang bising, dan sebagainya. 2. Faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbukan gangguan kerja, misalnya: bau gas, uap atau asap, debu, dan sebagainya. 3. Faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuhtumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak enak mengganggu, misalnya: nyamuk,lalat, kecoa, lumut, aman yang tak teratur, dan sebagainya. 4. Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan (ergonomic), misalnya: meja atau kursi yang terlalu tinggi atau pendek. 5. Faktor sosial-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya: adanya klik, gosip, cemburu, dan sebagainya. Agar faktor-faktor tersebut tidak menjadi beban tambahan kerja, atau setidak-tidaknya mengurangi beban tambahan tersebut, maka lingkungan kerja harus ditata secara sehat atau lingkungan kerja yang sehat. Lingkungan kerja yang tidak sehatakan menjadi beban tambahan bagi kerja atau karyawan misalnya: 1. Penerangan atau pencahayaan ruangan kerja yang tidak cukup dapat menyebabkan kelelahan mata. 2. Kegaduhan dan bising dapat mengganggu konsentrasi, mengganggu daya ingat, dan menyebabkan kelelahan psikologis. 3. Gas, uap, asap dan debu yang terhisap lewat pernapasan dapat mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh, yang akhirnya menurunkan daya kerja. 4. Binatang, khususnya serangga (nyamuk, kecoa, lalat, dan sebagainya) di samping mengganggu konsentrasi kerja, juga merupakan pemindahan (vektor) dan penyebab penyakit. 5. Alat-alat bantu kerja yang tidak ergonomis (tidak sesuai dengan ukuran tubuh) akan menyebabkan kelelahan kerja yang cepat.
Bab 15: Kesehatan Kerja
344
6. Hubungan atau iklim kerja yang tidak harmonis dapat menimbulkan kebosanan, tidak betah kerja dan sebagainya, yang akhirnya menurunkan produktivitas kerja. Agar faktor-faktor tersebut tidak manjadi beban tambahan kerja, faktor lingkungan tersebut dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan gairah keja, misalnya: 1. Penerangan atau pencahayaan yang cukup, standar penerangan tempat kerja setara dengan 100 sampai dengan 200 kali lilin. Penggunaan lampu neon (fluorescent) dianjurkan karena: kesilauan rendah, tidak banyak bayangan, dan suhu rendah. 2. Dekorasi warna di tempat kerja. Warna atau cat tembok mempunyai arti penting dalam kesehatan kerja. Warna merah misalnya, dapat merangsang seseorang bekerja lebih cepat daripada warna biru. 3. Ruangan yang diberi pendingin (AC) akan meningkatkan efisiensi kerja, namun suhu yang terlalu dingin juga akan mengurangi efisiensi. 4. Bebas serangga (lalat, nyamuk, kecoa), dan bebas dari baubauan yang tidak sedap. 5. Penggunaan musik di tempat kerja, dan sebagainya. 15.3. Kemampuan Kerja Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda dengan seseorang yang lain, meskipun pendidikan dan pengalamannya sama, dan bekerja pada suatu pekerjaan atau tugas yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena kapasitas orang tersebut berbeda. Kapasitas adalah kemampuan yang dibawa dari lahir oleh seseorang yang terbatas. Artinya kemampuan tersebut dapat berkembang karena pendidikan ataua pengalaman tetapi sampai pada batas tertentu saja. Jadi, dapat diumpamakan kapasitas ini adalah suatu wadah kemampuan yang dipunyai oleh masing-masing orang. Kapasitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: gizi dan kesehatan ibu, genetik, dan lingkungan. Selanjutnya kapasitas ini mempengaruhi atau menentukan kemampuan seseorang. Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan di samping kapasitas juga dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, kesehatan, kebugaran, gizi, jenis kelamin, dan ukuran-ukuran tubuh. Kemampuan tenaga kerja pada umumnya diukur dari
Bab 15: Kesehatan Kerja
345
keterampilannya dalam melaksanakan pekerjaan. Semakin tinggi keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin efisien badan (anggota badan), tenaga dan pemikiran (mentalnya) dalam melaksanakan pekerjaan. Penggunaan tenaga dan mental atau jiwa yang efisien, berarti beban kerjanya relatif rendah. Dari laporan-laporan yang ada, para pekerja yang mempunyai keterampilan yang tinggi angka absentisme karena sakit lebih rendah daripada mereka yang keterampilannya rendah. Pekerja yang keterampilannya rendah akan menambah beban kerja mereka, yang akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan mereka. Oleh karena kebugaran, pendidikan dan pengalaman mempengaruhi tingkat keterampilan pekerja, maka keterampilan atau kemampuan pekerja senantiasa harus ditingkatkan, melalui program-program pelatihan, kebugaran, dan promosi kesehatan. Peningkatan kemampuan tenaga kerja ini akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan produktivitas kerja. Program perbaikan gizi melalui pemberian makanan tambahan bagi tenaga kerja, terutama bagi pekerja kasar misalnya, adalah merupakan faktor yang sangat penting untukmeningkatkan produktivitas kerja. Kiat agar tetap sehat saat bekerja Kaum wanita selalu tidak lepas dari pekerjaam mulai pekerjaan mengurus rumah tangga hingga kegiatan di luar rumah tangga mencari nafkah. Bekerja memakan waktu yang cukup banyak, memerlukan pikiran dan perasaan, juga adanya ancaman penyakit akibat lingkungan kerja yang buruk dan juga mengandung bahaya kecelakaan dan keracunan kimiawi, terlebih-lebih yang bergerak pada sektor industri baik besar maupun kecil. Di lingkungan rumah tanggapun banyak timbul gangguan kesehatan kerja, akibat kondisi lingkungan yang buruk. Oleh karena itu, para wanita perlu memahami betapa pentingnya memelihara kesehatan pada saat bekerja, agar supaya tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Kiat agar wanita tetap sehat dan bugar saat bekerja adalah sebagai berikut: 1. Jangan lupa makan pagi sebelum bekerja dan makanan kecil atau buah diantara waktu beristirahat. Jagalah jangan terlambat makan siang atau makan malam. Makanlah makanan yang bergizi tinggi dan seimbang karena gizi yang cukup merupakan sumber tenaga.
Bab 15: Kesehatan Kerja
346
2. Sikap dan posisi tubuh dalam bekerja sangatlah mempengaruhi kemampuan kita untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Jangan duduk, berdiri, membungkuk, jongkok terus menerus. Kurang baik bagi kesehatan. Saat duduk usahakan agar tulang punggung tidak melengkung, sehingga dada tidak berlipat. Gunakan kursi yang paling tepat tinnginya dengan meja kerja. Bila bekerja lama, pergunakan kursi dengan sandaran punggung dan lengan. Usahakan berdiri dengan santai jangan kaku, sekali-kali gerakkkan kaki, jalan-jalan sebentar. Juga saat membungkuk , jangan terlalu jauh dengan barang yang dikerjakan. Bagi wanita yang melakukan pekerjaan di rumah, perlu diperhatikan penyerasian alat, cara dan kemampuannya bekerja. Untuk itu dapat diterapkan teknologi tepat guna atau cangggih yang dapat menghemat waktu dan tenaga serta meningkatkan efisiensi kerja dan dapat menimbulkan kenyamanan dalam bekerja. Jika mengangkat barang jangan melebihi kemampuan, seimbangkan antara tangan kanan dan kiri untuk membawanya. 3. Jagalah kebersihan pribadi dan lingkungan kerja anda serta usahakan pula untuk tidak menyebarkan penyakit. 4. Pakailah alat pelindung seperti masker, sarung tangan, tutup kepala apabila anda bekerja pada sektor industri, untuk mencegah kecelakaan dan keracunan kimiawi. 5. Apabila tida enak badan pada ssaat bekerja hubungi segera klinik atau dokter terdekat.agar penyakit tidak tambah parah. 6 Bekerja terus menerus tanpa istirahat selain melelahkan juga menimbulkan ganggguan stres. Untuk itu upayakan istirahat sejenak saat bekerja. Anda bisa relaksasi, mengobrol santaim, jalan-jalan keluar menghirup udara segar, menikmati musik, nonton TV dan sebagainya. 6. Usahakan suasana damai dan tentram di tempat kerja, agar bisa berkonsentrasi dan tenang dalam bekerja. 7. Hindarkan hal-hal yang dapat mengundang terjadinya tidak kekerasan terhadap perempuan misalnya pelecehan seksual, perkosaan dan sebagainya. 8. Lakukan olahraga ringan agar tubuh tetap bugar. 9. Gunakan hak cuti sakit,cuti haid ,cuti ham,il,hak menyusui dan hak-hak lain bagi pekerja wanita,misalnya tidak boleh bekerja
Bab 15: Kesehatan Kerja
347
malam hari sebagainya.
atau
bekerja
pada
tempat
berbahaya
dan
15.4. Faktor Fisik dalam Kesehatan Kerja Telah diuraikan sebelumnya bahwa lingkungan dan kondisi kerja yang tidak sehat merupakan beban tambahan kerja bagi karyawan atau tenaga kerja. Sebaliknya lingkungan yang higienis di samping tidak menjadi beban tambahan, juga meningkatkan gairah dan motivasi kerja. Lingkungan kerja ini dibedakan menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial, dan kedua-duanya sangat berpengaruh terhadap kesehatan kerja. Lingkungan fisik mencakup: pencahayaan, kebisingan, dan kegaduhan, kondisi bangunan, dan sebagianya. Di bawah ini akan diuraikan beberapa lingkungan kerja yang sering menjadi tambahan kerja. 15.4.1. Kebisingan Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di tempat kerja. Bahkan bunyi yang kita tangkap melalui telinga kita merupakan bagian dari kerja misalnya bunyi telepon, bunyi mesin ketik/komputer, mesin cetak, dan sebagianya. Namun sering bunyi-bunyi tersebut meskipun bagian dari kerja kita, tetapi tidak kita inginkan, misalnya teriakan orang, bunyi mesin diesel yang melebhi ambang batas pendengaran, dan sebagainya. Bunyi yang tidak kita inginkan atau kehendaki inilah yang sering disebut bising atau kebisingan. Kulaitas bunyi ditentukan oleh dua hal yakni: frekusensi dan intensitasnya. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik yang disebut “Hertz (Hz)”, yaitu jumlah gelombang-gelombang yang sampaidi telinga setiap detiknya. Biasanya suatu kebisingan terdiri dari campuran sejumlah gelombang dari berbagai macam frekuensi. Sedangkan intensitas atau arus energi per satuan luas biasanya dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut desibel (dB).Selanjutnya dengan ukuran intensitas bunyi atau desibel ini dapat ditentukan apakah bunyi itu bising atau tidak. Dari ukuran-ukuran ini dapat dilasifikasikan seberapa jauh bunyi-bunyi di sekitar kita dapat diterima/dikehendaki atau tidak dikehendaki/bising. Kebisingan mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran sampai kepada ketulian.
Bab 15: Kesehatan Kerja
348
Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah diatas 60 dB. Oleh sebab itu, para karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin di atas 60 dB, maka harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga, guna mencegah gangguan pendengaran. Di samping itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja untuk berteriak di dalam berkomunikasi dengan pekerja yang lain. Kadang-kadang teriakan atau pembicaraan yang keras ini dapat menimbulkan salah komunikasi (miss communication) atau salah persepsi terhadap orang lain. Oleh karena sudah biasa berbicara keras di lingkungan kerja yang bising ini, maka kadang-kadang di tengahtengah kalangan keluarga, karena dipersepsikan sebagai marah. Lebih jauh, kebisingan yag terus menerus dapat mengakibatkan gangguan konsentrasi pekerja, yang akibatnya pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja. Kebisingan, terutama yang berasal dari alatalat bantu kerja atau mesin dapat dikendalikan antara lain dengan menempatkan peredam pada sumber getaran, atau memodifikasi mesin untuk mengurangi bising. Penggunaan proteksi dengan sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25 dB. Tetapi penggunaan tutup telinga ini pada umumnya tidak disenangi oleh pekerja, karena terasa risi adanya benda asing di telinganya. Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya, dan akhirnya mau memakainya. 15.4.2. Penerangan dan Pencahayaan Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja, tetapi juga menimbulkan kesan yang kotor. Oleh karena itu, penerangan di lingkungan kerja harus cukup untuk menimbulkan kesan yang higienis. Di samping itu cahaya yang cukup akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas, dan menghindarkan dari kesalahan kerja. Berkaitan dengan pencahayaan dalam hubungannya degan penglihatan orang di dalam suatu lingkungan kerja, maka faktor besar kecilnya objek dan umur pekerja juga mempengaruhi. Pekerja di suatu pabrik arloji misalnya, objek yang dikerjakan
Bab 15: Kesehatan Kerja
349
sangat kecil, maka intensitas penerangan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas penerangan di pabrik mobil. Demikian juga umur pekerja, di mana makin tua umur seseorang daya penglihatannya makin berkurang. Orang yang sudah tua dalam menangkap objek yang dikerjakan memerlukan penerangan yang lebih tinggi daripada orang yang lebih muda. Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik dan mental ini antara lain: sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Di samping itu, kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek guna memperbesar ukuran benda. Hal ini akomodasi mata lebih dipkasa, dan mungkin akan terjadi penglihatan rangkap atau lebih kabur. Umtuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Perbaikan kontras, di mana warna objek yang dikerjakan kontras dengan latar belakang objek tersebut. Misalnya: cat tembok di sekeliling tempat kerja harus berwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan. 2. Meningkatkan penerangan, sebaiknya dua kali dari penerangan di luar tempat kerja. Di samping itu di bagianbagian tempat kerja perlu ditambah dengan lampu-lampu tersendiri. 3. Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing tenaga kerja. Misalnya tenaga kerja yang sudah berumur di atas 50 tahun tidak diberikan tugas pada malam hari. Di samping akibat-akibat pencahayaan yang kurang seperti yang diuraikan di atas, penerangan/pencahayaan baik kurang maupun cukup kadang-kadang juga menimbulkan masalah, apabila pengaturannya kurang baik, yakni “silau”. Silau juga menjadi beban tambahan bagi pekerja, maka harus dilakukan pengaturan atau dicegah. Pencegahan silau dapat dilakukan antara lain: 1. Pemilihan jenis lampu yang tepat, misalnya neon. Lampu neon kurang menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa.
Bab 15: Kesehatan Kerja
350
2. Menempatkan sumber-sumber cahaya untuk penerangan sedemikian rupa sehingga tidak langsung mengenai bidang yang mengkilap. 3. Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap di muka jendela yang langsung memasukkan sinar matahari. 4. Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap. 5. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh bayangan suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-bayangan. Penerangan yang silau buruk (kurang maupun yang silau) di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan efisiensi kerja. 2. Kelemahan mental. 3. Kerusakan alat penglihatan. 4. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata. 5. Meningkatnya kecelakaan kerja. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka dalam mendirikan bangunan tempat kerja (pabrik, kantor, sekolahan, dan sebagainya) sebaiknya mempertimbangkan ketentuan antara lain sebagai berikut : 1. Jarak antara gedung atau bangunan-bangunan lain tidak mengganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja. 2. Jendela-jendela dan lobang angin untuk masuknya cahaya matahari harus cukup, seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas bangunan. 3. Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup. 4. Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak melebihi 32oC). 5. Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan bayang-bayang yang mengganggu kerja. 6. Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar dan tidak berkedip-kedip. 15.4.3. Bau-bauan Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan mengganggu kenyamanan kerja. Selanjutnya bau-bauan ini dapat
Bab 15: Kesehatan Kerja
351
mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja. Bau-bauan sebenarnya merupakan jenis pencemaran udara, yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari segi hygiene pada umumnya.
◄ Gambar 17.2. Pemakaian masker untuk melindungi saluran pernafasan dari debu dan kotoran Cara pengukuran bau-bauan yang dapat mengklasifikasikan derajat gangguan kesehatan belum ada, sehingga penentuannya masih bersifat subjektif. Hal ini disebabkan karena seseorang yang mencium bau tertentu dan merasa tidak biasa dengan bau tersebut, apabila sudah lama atau biasa mencium bau aneh tersebut, maka akhirnya menjadi terbiasa dan tidak mencium bau yang aneh tersebut. Orang yang bekerja di lingkngan yang berbau bensin atau oli, mula-mula merasakan bau tersebut, tetapi lama kelamaan tidak akan merasakan bau tersebut, meskipun bau tersebut tetap di lingkungan kerja itu. Hal ini disebut penyesuaian penciuman. Dalam kaitannya dengan kesehatan kerja atau dalam lingkungan kerja, perlu dibedakan antara penyesuaian penciuman dan kelelahan penciuman apabila indra penciuman menjadi kurang peka setelah dirangsang oleh bau-bauan secara terus menerus, seperti contoh pekerja tersebut di atas. Sedangkan kelelahan penciuman adalah apabila seseorang tidak mampu mencium
Bab 15: Kesehatan Kerja
352
kadar bau yang normal, setelah mencium kadar bau yang lebih besar. Misalnya orang tidak mencium bau bunga setelah mencium bau yang kuat dari bangkai binatang. Ketajaman penciuman seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis sewaktu-waktu, misalnya emosi, tegangan, ingatan, dan sebagainya. Orang yang sedang mengalami ketegangan fisiologis atau stres, ia tidak dapat mencium bau-bauan yang aneh, yang dapat dicium, oleh orang yang tidak dalam keadaan tegang. Di samping itu, penciuman juga dapat dipengaruhi oleh kelembaban udara. Pada kelembaban antara 40-70% tidak mempengaruhi penciuman, tetapi di bawah atau di atas kelembaban itu dapat mempengaruhi penciuman. Pengendalian bau-bauan di lingkungan kerja dapat dilakukan antara lain: 1. Pembakaran terhadap sumber bau-bauan, misalnya pembakaran butil alkohol menjadi butarat dan asam butarat. 2. Proses menutupi, yang didasarkan atas kerja antagonistis di antara zat-zat yang berbau. Kadar zat tersebut saling menetralkan bau masing-masing. Misalnya: bau karet dapat ditutupi atau ditiadakan dengan parafin. 3. Absorbsi (penyerapan), misalnya : penggunaan air dapat menyerap bau-bauan yang tidak enak. 4. Penambahan bau-bauan kepada udara yang berbau untuk mengubah zat yang berbau menjadi netral (tidak berbau). Misalnya: menggunakan pengharum ruangan. 5. Alat pendingin ruangan (air conditioning), di samping untuk menyejukkan ruangan, juga sebagai cara deodorisasi (menghilangkan bau-bauan yang tidak enak) di tempat kerja. 15.5. Faktor Manusia dalam Kerja Sejak zaman purbakala manusia telah menggunakan alat dalam bekerja. Pada zaman batu misalnya, manusia telah membuat alatalat dari batu antara lain: kapak, cangkul, palu, dan sebagainya untuk membantu dalam melakukan pekerjaan mereka. Dengan perkembangan zaman alat-alat tersebut berkembang ke arah yang lebih sempurna seperti seperti cangkul atau alat bercocok tanam dibuat dari besi baja. Bahkan sampai dewasa ini petani dari beberapa daerah telah menggunakan traktor untuk bercocok tanam. Demikian pula di bidang lain manusia secara berangsur-angsur telah mengganti peralatan kerja dari yang paling sederhana sampai
Bab 15: Kesehatan Kerja
353
dengan yan paling canggih. Peralatan-peralatan kerja tersebut dibuat dan digunakan karena manusia menyadari bahwa dengan hanya menggunakan tenaga manusia saja kurang efektif dalam menyelesaikan pekerjaannya. Bisa kita bayangkan bagaimana seandainya pengolahan tanah pertanian hanya dengan tangan manusia saja, tanpa menggunakan cangkul, bajak, ataupun traktor. Akhirnya disadari bahwa tenaga manusia merupakan alat produksi yang paling tidak efisien ditinjau dari aspek tenaga dan keluaran atau hasilnya. Dari penelitian para ahli kesehatan kerja, ternyata tenaga yang dapat dikeluarkan oleh rata-rata pekerja pria normal berumur antara 25-40 tahun hanya sebesar 0,2 PK. Seorang pekerja tidak mampu dibebani lebih dari 30% dari tenaga maksimumnya selama 8 jam sehari (Silalahi, 1985). Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai konsekuensinya tuntutan mansia semakin tinggi. Selanjutnya dalam memenuhi tuntutan hidup ini, manusia semakin memerlukan peralatan dan perlengkapan yang lebih canggih untuk mencapai hasil yang efisien. Akan tetapi, semakin canggih peralatan yang digunakan manusia, semakin besar pula bahaya yang ditimbulkan. Bahaya kecelakaan akibat menggunakan mesin tenun modern, jelas akan lebih besar daripada bahaya kecelakaan akibat dari alat tenun tradisional. Namun, bagaimanapun tidak efisiensinya tenaga ,manusia dalam bekerja, tenaga manusia tetap diperlukan dalam proses produksi. Peralatan kerja sebenarnya hanya sebagai alat bantu manusia sebagai tenaga kerja tersebut. Masalahnya sekarang adalah bagaimana sebagai tenaga kerja (manusia) tetap aman dan sehat atau tercegah dari bahaya-bahaya akibat kerja tersebut. Hal ini semua adalah sangat tergantung kepada tenaga kerja itu sendiri yang memegang kendali alat dan lingkungan kerjanya. Dengan kata lain aspek manusia adalah meupakan faktor penting dalam mencapai keselamatan dan ksehatan kerja. Dua faktor penting dari aspek manusia dalam hubungannya dengan hal ini adalah: ergonomi dan psikologi kerja. 15.6. Ergonomi Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, ergon yang artinya kerja, dan nomos artinya peraturan atau hukum. Sehingga secara harfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja. Selanjutnya seirama dengan perkembangan kesehatan kerja ini,
Bab 15: Kesehatan Kerja
354
maka hal-hal yang mengatur antara manusia sebagai tenaga kerja dan peralatan kerja atau mesin juga berkembang menjadi cabang ilmu tersendiri. Sehingga dewasa ini, batasan ergonomi adalah ilmu penyesuaian peralatan dan pelengkapan kerja dengan kondisi dan kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan kerja dan produktivitas kerja yang optimal. Dari batasan ini terlihat bahwa ergonomi tersebut terdiri dari dua sub sistem, yakni: sub sistem peralatan kerja,, dan sub sistem manusia. Sub sistem manusia ini terdiri dari bagian-bagian yang lain di antaranya: psikologi, latar belakang sosial, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. Di berbagai negara tidak menggunakan istilah ergonomi, misalnya di negara-negara Skandinavia menggunakan istilah “Bioteknologi”. Sedangkan di negara-negara lain seperi Amerika Utara menggunakan istilah “Human Factors Engineering”. Meskipun istilah ergonomi di berbagai negara berbeda-beda namun mempunyai misi tujuan yang sama. Dua misi pokok ergonomi adalah: 1. Penyesuaian antara peralatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yang menggunakan. Kondisi tenaga kerja ini bukan saja aspek fisiknya saja (ukuran anggota tubuh: tangan kaki, tinggi badan), tetapi juga kemampuan intelektual atau berpikirnya. Cara meletakkan dan penggunaan mesin otomatis dan komputerisasi di suatu pabrik misalnya, harus disesuaikan dengan tenaga kerja yang akan mengoperasikan mesin tersebut, baik dari segi tinggi badan dan kemampuannya. Dalam hal ini yang ingin dicapai oleh ergonomi adalah mencegah kelelahan tenaga kerja yang menggunakan alat-alat tersebut. 2. Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja tersebut sudah cocok, maka kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil suatu proes kerja yang efisien berarti memperoleh produktivitas kerja yang tinggi. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama ergonomi ialah: mencegah kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisienan kerja (meningkatkan produksi kerja). Di samping itu, ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja, karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja akan menjadi beban tambahan kerja. Apabila dalam
Bab 15: Kesehatan Kerja
355
menyelesaikan pekerjaan orang tidak memerlukan peralatan, bukan berarti ergonomi tidak berlaku. Dalam hal ini ergonomi dapat berlaku, yakni bagaimana mengatur cara atau metode kerja sehingga meskipun hanya dengan meggunakan anggota tubuh saja pekerjaan itu dapat terselesaikan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan. Misalnya bagaimana cara mengangkat beban berat secara ergonomis, dapat dilakukan menurut prosedur sebagai berikut: 1. Beban yang akan diangkat harus dipegang tepat dengan semua jari-jari. 2. Punggung harus diluruskan, beban harus diambil otot tungkai keseluruhan. 3. Kaki diletakkan pada jarak yang enak, sebelah kaki di belakang beban sekitar 60 derajat ke sebelah, dan kaki yang satunya diletakkan di samping beban menuju ke arah beban yang akan diangkat. 4. Dagu ditarik ke belakang agar punggung dapat tegak lurus. 5. Berat badan digunakan untuk mengimbangi berat badan. 6. Lengan harus dekat dengan badan. Ergonomi juga dapat digunakan dalam mengkaji dan menganalisis faktor manusia dan peralatan kerja atau mesin dalam kaitannya dengan sistem produksi. Dari kajian atau analisis tersebut akan dapat ditentukan tugas-tugas apa yang diberikan kepada manusia, dan yang mana yang diberikan kepada mesin. Beberapa prinsip ergonomi di bawah ini antara lain dapat digunakan sebagai pegangan dalam program kesehatan kerja. 1. Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk, cara-cara harus melayani mesin (macam gerak, arah, kekuatan, dan sebagainya). 2. Untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus diambil ukuran terbesar sebagai dasar, serta diatur dengan suatu cara, sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil, misalnya: tempat duduk yang dapat dinaikturunkan, dan dimajukan atau diundurkan. 15.7. Psikologi Kerja Faktor-faktor yang sering menjadi penyebab stres di lingkuingan kerja dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:
Bab 15: Kesehatan Kerja
356
1. Faktor internal, yakni dari dalam diri pekerja itu sendiri, mislanya: kurangnya percaya diri dalam melakukan pekerjaan, kurangnya kemampuan atau keterampilan dalam melakukan pekerjaan, dan sebagainya. 2. Faktor eksternal, yakni faktor lingkungan kerja. Lingkungan kerja ini mencakup lingkungan fisik dan lingkungan sosial (masyarakat kerja). Lingkungan fisik yang sering menimbulkan stres kerja antara lain: tempat kerja yang tidak higienis, kebisingan yang tinggi, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan manusia (sosial) yang sering menimbulkan stres adalah pimpinan yang otoriter, persaingan kerja yang tidak sehat, adanya klik-klik di lingkungan kerja, dan sebagainya. Oleh sebab itu, untuk mencegah dan mengelola stres di lingkungan kerja tersebut juga diarahkan kedua faktor tersebut. Untuk para pekerja dilakukan pelatihan-pelatihan yang akhirnya juga dapat meningkatkan pecaya diri dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Sedangkan intervensi stres akibat faktor eksternal dengan meningkatkan higiene dan kondisi lingkungan kerja serta meningkatkan hubungan antar manusia (HAM).
◄ Gambar 17.3. Pemakaian sarung tangan karet untuk melindungi kulit tangan dari bahan kimia
15.8. Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama seperti telah diuraikan di atas, yakni faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu, kecelakaan kerja juga merupakan bagian dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja. Sumakmur (1989) membuat batasan bahwa kecelakan kerja adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan.
Bab 15: Kesehatan Kerja
357
Hubungan kerja atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni: 1. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan. 2. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaan–kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transpor ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi dua, yakni: 1. Perilaku pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya: karena kelengahan, kecerobohan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada, 85% dari kecelakaan yang terjadi disebabkan karena faktor manusia ini. 2. Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau “unsafety condition”, misalnya: lantai licin, pencahyaan kurang, silau, mesin yang terbuka, dan sebagainya. Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni:
▲ Gambar 17.4. Penyimpanan bahan-bahan kimia berbahaya harus sesuai aturan agar tidak mengganggu kesehatan
Bab 15: Kesehatan Kerja
358
15.8.1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan 1. Terjatuh 2. Tertimpa benda 3. Tertumbuk atau terkena benda-benda 4. Terjepit oleh benda 5. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan 6. Pengaruh suhu tinggi 7. Terkena arus listrik 8. Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi 15.8.2. Klasifikasi menurut penyebab 1. Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggerjajian kayu, dan sebagainya. 2. Alat angkut, alat angkut darat, udara, dan alat angkut air. 3. Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik, dan sebagainya. 4. Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi, misalya : bahan peledak, gas, zat-zat kimia, dan sebagainya. 5. Lingkungan kerja (di luar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah). 6. Penyebab lain yang belum masuk tersebut di atas. 15.8.3. Klasifikasi menurut luka atau kelainan 1. Patah tulang 2. Dislokasi (keseleo) 3. Regang otot (urat) 4. Memar dan luka dalam yang lain 5. Amputasi 6. Luka di permukaan 7. Gegar dan remuk 8. Luka bakar 9. Keracunan-keracunan mendadak 10. Pengaruh radiasi 11. Lain-lain 15.8.4. Klasifikasi menurut letak kelamin atau luka di tubuh 1. Kepala 2. Leher 3. Badan
Bab 15: Kesehatan Kerja
359
4. Anggota atas 5. Anggota bawah 6. Banyak tempat 7. Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut. Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak, karena pada kenyataannya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya satu faktor, tetapi banyak faktor. 15.9. Tujuan Pengawasan Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja: Upaya perlindungan tenaga kerja dan orang lain dari potensi bahaya yang berasal dari: Kondisi mesin, pesawat, alat kerja, bahan, energi, lingkungan kerja, Sifat pekerjaan, Cara kerja, Proses produksi. 15.10. Upaya Pengendalian Penyakit Akibat Kerja (PAK) 1. Promotif: Pemeliharaan kesehatan kerja, Pembinaan, Gerakan olahraga, Tidak merokok, Gizi seimbang, Ergonomi, Pengendalian, Lingkungan kerja, Higiene dan sanitasi. 2. Preventif: Pemeriksaan Kesehatan Kerja, Imunisasi, Penggunaan APD, Rotasi Kerja, Pengurangan, waktu kerja. 3. Kuratif: Pengobatan, P3K, Rawat jalan, Rawat Inap, Alat bantu dengar 4. Rehabilitatif: Protese, Mutasi, Kompensasi
Bab 15: Kesehatan Kerja
360
◄ Gambar 15.6. Memakai helm standar dan penutup hidung dapat menjaga kesehatan dan keselamatan saat mengendarai sepeda motor
Kata-kata Penting • Kecelakaan kerja • Kelelahan • Ergonomi Rangkuman Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial; dilakukan dengan usaha-usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Tujuan akhir dari kesehatan kerja adalah untuk mencapai kesehatan masyarakat pekerja dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Lingkungan kerja ini dibedakan menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik mencakup: pencahayaan, kebisingan, dan kegaduhan, kondisi bangunan. Ergonomi adalah ilmu penyesuaian peralatan dan pelengkapan kerja dengan kondisi dan kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan kerja dan produktivitas kerja yang optimal. Tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja.
Bab 15: Kesehatan Kerja
361
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama seperti telah diuraikan di atas, yakni faktor fisik dan faktor manusia.
Latihan Uji Kemampuan A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Ciri pokok upaya kesehatan kerja adalah ... 2. Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu tempat … 3. Pedoman kesehatan kerja ialah... 4. Upaya pokok kesehatan kerja yang kedua adalah ... 5. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang sehat dan produktif adalah ... 6. Beban pekerjaan dapat berupa ... 7. Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau pekerja dengan cara ... 8. Faktor fisik yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja adalah ... 9. Faktor kimia yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja adalah ... 10. Faktor biologi yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja adalah B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan faktor fisiologis yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja! 2. Bagaimana mengelola faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja agar tidak menjadi beban tambahan kerja! 3. Jelaskan pengaruh lingkungan kerja yang tidak sehat terhadap produktifitas kerja! 4. Jelaskan pengaruh penerangan atau pencahayaan ruangan kerja yang tidak cukup terhadap produktifitas kerja! 5. Jelaskan pengaruh kegaduhan dan bising terhadap produktifitas kerja! 6. Jelaskan pengaruh gas, uap, asap dan debu yang terhisap lewat pernapasan terhadap produktifitas kerja! 7. Jelaskan pengaruh alat-alat bantu kerja yang tidak ergonomis terhadap produktifitas kerja! 8. Jelaskan tujuan kesehatan kerja! 9. Jelaskan upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan penyakitpenyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja! 10. Jelaskan penyebab kecelakaan kerja pada umumnya!
Bab 15: Kesehatan Kerja
362
Pernahkah anda menderita penyakit pilek atau flu? Penyakit pilek dapat menular dari satu orang ke orang lain. Untuk Negara yang sedang berkembang, penyakit infeksi seperti TBC, tetanus, kolera dan penyakit menular lainnya merupakan penyebab utama kematian penduduk. Pada bab ini akan dipelajari tentang: Pengertian penyakit Mekanisme terjadinya penyakit Sumber penularan Cara penyakit masuk ke dalam tubuh Penyakit tidak menular Penyakit menular Pencegahan penyakit menular Pemberantasan penyakit Imunisasi Usaha-usaha menjauhkan diri dari penyakit-penyakit Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
393
16. Pengertian Penyakit Mengacu kepada pengertian sehat menurut Undang-Undang Nomer 23 Tahun 1992 dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), sosial, dan ekonomi, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, kecacatan, dan kelemahan, maka sakit adalah kondisi sebaliknya. Dengan demikian, penyakit dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang menyebabkan suatu kondisi terganggunya baik fisik, mental, sosial dan ekonomi, sehingga timbul kelemahan dan kecacatan. Penyakit berdasarkan penyebaran dapat dibedakan menjadi penyakit menular dan tidak menular. Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Untuk Negara yang sedang berkembang, penyakit infeksi seperti TBC, tetanus, kolera dan penyakit menular lainnya merupakan penyebab utama kematian penduduk. Sedang untuk Negara yang sudah berkembang, penyebab utama kematian pada umumnya ialah penyakit jantung, pembuluh darah dan kanker. Mekanisme Terjadinya Penyakit Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antara lain: penyebab penyakit (agen), induk semang (hospes), dan lingkungan. Ketiganya dikenal dengan istilah penyebab majemuk suatu penyakit (multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation of disease).
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
394
◄ Gambar 16.1. Diagram penyebab majemuk timbulnya suatu penyakit 16.1.
Penyebab Penyakit Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan atau menyebabkan penyakit pada orang lain. Agen infeksi adalah makhluk hidup atau mikroorganisme yang merupakan penyebab penyakit menular. Penyakit menular pada umumnya disebabkan oleh penyebab penyakit yang dapat dikelompokkan menjadi: virus, ricketsia, bakteri, jamur, protozoa, cacing. Berbagai agen infeksi adalah: Virus Virus adalah organisme yang amat halus. Karena amat halusnya itu tidak dapat kita lihat dengan mikroskop biasa. Untuk itu diperlukan suatu mikroskop elektron, yakni mikroskop yang dapat membesarkan sampai 1000000 kali. Jenis-jenis virus yang dapat menimbulkan penyakit banyak juga, antaranya yang dapat menimbulkan penyakit-penyakit cacar, gondongan, influensa, selesma, penyakit lumpuh anak-anak, penyakit anjing gila, trachooma, dan lain-lain. Flu Burung, dapat menular dari ayam ke manusia yang cocok dan lemah.
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
395
▲ Gambar 16.2. Kuman Amoeba penyebab penyakit radang usus (disenteri) Ricketsia Rickettsia ialah benda-benda hidup yang juga amat halus, tetapi tidak sehalus virus. Besarnya boleh dibilang antara besar virus dan besar bakteri. Untuk dapat melihat rickettsia juga diperlukan mikrsokop elektron. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh rickettsia ialah: shoptifus, scrubtifus exanthematicus dan lain-lain. Bakteri Bakteri ialah organisme yang amat halus, tidak dapat dilihat dengan mata. Untuk dapat melihatnya diperlukan mikroskop. Dengan alat ini organisme-organisme itu dapat diperbesarkan sampai beratus- ratus kali. Tubuh bakteri terdiri dari bermacammacam zat telur yang belum jelas susunanya, tidak berzat hijau daun, intinya tidak jelas. Cara berkembang biaknya ialah dengan membelah diri. Ada bakteri yang menimbulkan penyakit-penyakit, adapula yang tidak, bahkan ada pula yang menguntungkan manusia. Menurut bentuknya bakteri dibagi dalam beberapa golongan yakni: 1. Coccus: bentuknya seperti peluru. Inipun bermacam-macam pula: staphylococ, pneumococ, streptococ, gonococ, meningococ. 2. Basil: bentuknya seperti batang. Macam-macam basil: basil TBC, basil lepra, basil disenteri, basil tetanus, basil pes, dan lain- lain. 3. Spiral: bentuknya seperti spiral.
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
396
4. Vibrio dapat dimasukkan dalam golongan ini (bentuknya seperti koma). Yang menimbulkan penyakit framboesia dan syphilis ialah sebangsa spiral yang disebut spirochaet. Sebagian besar dari bakteri-bakteri tersebut hidup di alam bebas dan hidupnya dari benda-benda mati. Tanpa bakteri-bakteri ini maka dunia akan penuh dengan bangkai-bangkai tumbuh-tumbuhan atau hewanhewan; jadi bakteri-bakteri itu malah menguntungkan manusia. Bakteri-bakteri yang hidupnya dari benda-benda mati disebut saprophyta. Di antara bakteri-bakteri ada golongan kecil yang hidupnya selalu merugikan makhluk-makhluk yang ditumpanginya. Bakteri-bakteri itu disebut parasit-parasit. Makhluk-makhluk yang ditumpangi, disebut tuan rumah, dalam bahasa asing hospes. Bakteri-bakteri yang dapat menimbulkan penyakit disebut bakteri-bakteri patogen,
▲ Gambar 16.3. Berbagai bentuk kuman bakteri penyebab penyakit berbentuk bulat (kokus), batang (basil), dan spiral
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
397
▲ Gambar 16.4. Skema kuman bakteri penyebab penyakit berbentuk spiral
◄ Gambar 16.5. Foto mikroskop elektron kuman bakteri penyebab penyakit berbentuk batang (basil)
Protozoa
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
398
◄ Gambar 16.6. Bentuk skematis kuman protozoa penyebab penyakit malaria (atas) foto mikroskop sesungguhnya
Cendawan Cendawan ialah benda-benda hidup yang termasuk dalam golongan tumbuhan-tumbuhan tidak berzat hijau daun, jadi hidupnya tergantung pada benda-benda hidup lainya atau tergantung dari makanan-makanan yang sudah tersedia. Ada cendawan-cendawan yang tubuhnya hanya terdiri dari 1 sel saja, (misalnya sel-sel ragi), adapula yang tediri dari banyak sel-sel yang berderet-deret dan bersimpang siur seperti benang, disebut micellium. Ada cendawan-cendawan yang hidup di alam bebas, ada yang hidup pada tumbuhan-tumbuhan lainya, adapula yang hidup pada binatang-binatang dan manusia. Di antaranya ada yang menguntungkan, adapula yang merugikan (menimbulkan penyakit-penyakit). Jenis-jenis jamur yang menguntungkan manusia antara lain ialah Penicillium notatum. Dari jamur ini dibuat orang obat yang terkenal penicillin. Dari jamur yang disebut Streptomyces griseus disebut obat streptomycin. Obatobat tersebut di atas terkenal sebagai antibiotica. Penyakitpenyakit, pada manusia yang disebabkan oleh bangsa cendawan antara lain ialah panau.
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
399
Cacing Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris (cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang dan sebagainya.
◄ Gambar 16.7. Bentuk skematis kepala cacing pita dengan kait-kait dan alat penghisap
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan penyakit menular antara lain: infeksi, masa tunas, penyakit-penyakit mendadak dan menahun, recidief, epidemi, endemi, radang, tumor, desinfektansia. 16.2.
Induk Semang (Hospes) Induk semang atau hospes (bahasa Inggris = host) adalah makhluk hidup dimana penyebab penyakit melangsungkan kehidupan dan berkembang-biak. Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung dan ditentukan oleh kekebalan atau resistensi seseorang yang bersangkutan. Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular tetap dapat meneruskan kehidupannya, maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 1. Berkembang-biak 2. Bergerak atau berpindah dari induk semang
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
400
3. Mencapai induk semang baru 4. Menginfeksi induk semang baru tersebut. Kemampuan agen penyakit untuk tetap hidup pada lingkungan manusia adalah suatu faktor penting didalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap hidup. Sumber penularan ialah induk semang penyakit baik manusia atau hewan yang dapat mengeluarkan benih-benih penyakit dan menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain. Sumber penularan harus dibedakan dari sumber penyakit. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Manusia sebagai sumber penularan Orang yang menderita penyakit tifus, dalam darah, air kencing dan kotorannya, terdapat basil-basil tifus. Kotoran-kotoran dan air kencing yang mengandung basil-basil tifus tersebut dapat membahayakan kesehatan orang-orang yang tinggal di sekitarnya. Sebagai contoh, lalat suka sekali hinggap di tempattempat yang kotor. Pada waktu lalat itu hinggap pada kotoran yang mengandung basil-basil tifus, maka akan melekat pada kaki-kakinya kotoran dan basil-basil penyakit tifus tersebut. Pada saat lalat hinggap ke tempat lain, seperti makanan, piring, cangkir, maka basil tersebut akan berpindah dan menempel pada makanan yang telah dihinggapi lalat. Apabila seseorang makan makanan yang telah mengandung basil-basil tifus tersebut, maka mungkin orang itu akan kejangkitan penyakit tifus. Hewan sebagai sumber penularan Contoh hewan yang bersifat sebagai sumber penularan antara lain: tikus yang kejangkitan penyakit pes. Sebenarnya penyakit pes itu bukan penyakit manusia, melainkan penyakit-penyakit hewan mengerat pada umumnya dan penyakit tikus pada khususnya. Dalam darah tikus yag menderita pes terdapat basilbasil pes. Pinjal-pinjal yang hidup pada pemukaan tubuh tikus hidupnya dari darah tikus yang ditempati. Pada waktu pinjal-pinjal itu menghisap darah si tuan rumah, turut pula ke dalam tubuh pinjal itu basil-basil pes. Bila tikus itu mati, maka sumber makanan bagi pinjal-pinjal itu tentunya akan hilang. Dicarinya sumber makan lain, yaitu tikus-tikus lain. Pinjal itu berpindah ke
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
401
tikus-tikus ini dan hidup dari darahnya. Pada waktu menghisap darahnya, masuklah basil-basil pes yang sudah terdapat dalam tubuh pinjal-pinjal itu. Dengan demikian, penyakit pes menjalar dari tikus satu ke tikus yang lain. Bila karena suatu hal pinjalpinjal yang sudah mengandung basil-basil pes ini menggigit manusia, maka orang mungkin akan kejangkitan penyakit pes.
Gambar 16.8. Tikus sebagai pembawa penyakit (reservoar) Reservoar Reservoar (sumber penyakit) yang diartikan sebagai berikut: 1. Tempat bibit penyakit melangsungkan kehidupan dan berkembang-biak. 2. Survival dimana bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat sehingga ia dapat tetap hidup. Reservoar tersebut dapat berupa manusia, binatang atau bendabenda mati. Hewan sebagai reservoar Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada binatang pada umumnya adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang yang dapat menular pada manusia. Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai cara, yakni: 1. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita. 2. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus, malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
402
3. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies. 4. Benda-benda mati sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari kondisi dimana ia dapat hidup maka ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh: Clostridium tetani penyebab penyakit tetanus, C. botulinum penyebab keracunan makanan dan sebagainya. 5. Manusia sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar didalam tubuh manusia antara lain campak (measles), cacar air (small pox), tifus, miningitis, gonorhoea dan syphilis. Manusia sebagai reservoar dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier. Hospes perantara Hospes perantara adalah hewan yang berperan menularkan suatu penyakit, dan agen penyebab penyakit tersebut mengalami perkembangbiakan pada tubuh hewan tersebut. Sebagai contoh: Nyamuk Anopheles sp. menularkan malaria. Kucing menularkan penyakit Toxoplasmosis. Pembawa penyakit(Carrier) Ada suatu keadaan, yakni seseorang sehat-sehat kelihatannya, dapat bekerja biasa, tetapi dari tubuhnya selalu atau seringsering keluar benih-benih penyakit. Orang seperti itu tentu sangat berbahaya bagi masyarakat sekelilingnya. Orang yang demikian disebut pembawa penyakit atau carrier (bahasa Inggris). Untuk mengetahui orang seperti itu tidak mudah; biasanya diketemukan secara kebetulan saja. Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit di dalam tubuhnya tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Convalescant carriers adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit. Carriers memegang peran sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit polio, typhoid, meningococal meningitis dan amoebiasis. Pembawa basil atau carrier ialah orang yang selalu
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
403
atau sering-sering mengeluarkan benih-benih penyakit dari tubuhnya, sedangkan ia sendiri tidak menunjukkan gejala-gejala menderita penyakit tertentu. Orang yang sudah sembuh dari penyakitnya dan untuk beberapa waktu tertentu masih mengeluarkan basil-basil penyakit dari dalam tubuhnya, disebut juga pembawa basil. Ada dua macampembawa basil, yakni: 1. Pembawa basil tulen (yakni orang yang sama sekali tidak sakit, tetapi dari tubuhnya selalu atau sering-sering mengeluarkan benih-benih penyakit). 2. Pembawa basil setelah sembuh dari penyakit. Jadi setelah orang itu sembuh dari penyakitnya, untuk beberapa waktu berikutnya ia masing mengeluarkan benih-benih penyakit dari tubuhnya. Antara yang pertama dan yang kedua mana yang lebih berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya?Hal ini disebabkan karena: 1. Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang yang sakitnya sendiri). 2. Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka menderita / kena penyakit. 3. Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. 4. Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relatif lama. Vektor melalui hewan perantara insekta, hewan mengerat dsb. Penyakit yang ditularkan lewat vektor/perantara; malaria, DHF. 16.2. Cara Penyakit Masuk ke Dalam Tubuh Tubuh seseorang dapat dijangkiti oleh berbagai macam jenis penyakit melalui bagian-bagian tubuh. Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain melalui beberapa jalur penularan (route of transmission). Penyakit-penyakit itu dapat masuk melalui: permukaan kulit, jalan pernafasan, dan jalan pencernaan makanan. Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen penyebab penyakit tersebut ditularkan dari orang ke orang lain atau dari reservoar kepada induk semang baru.
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
404
1. Penyakit melalui saluran pernafasan Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang ditularkan melalui udara). Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan pernafasan (secara inhalasi) antara lain: TBC paru-paru, influensa, pes, radang paru-paru, pneumonia, selesma, cacar, penyakit lumpuh anak-anak (polio) dan lain-lain. Sebagai contoh: orang menderita penyakit influensa pada waktu batuk, bersi atau berbicara, akan menyemprotkan titik-titik getah rongga hidung atau mulut yang mengandung virus influenza ke dalam udara. Bila ini masuk ke dalam jalan pernafasan (melalui rongga hidung), maka mungkin akan terjadi penularan. Cara infeksi titik ludah (droplet infection). Suatu kebiasaan yang baik dan patut ditiru ialah: bila batuk atau bersin memalingkan muka sambil menutup mulut dan hidung dengan tangan atau sapu tangan. Bila seorang penderita TBC meludah ke lantai tau tanah, maka ludah yang mengandung basil-basil TBC akan mengering dan lama kelamaan akan mendebu. Basil-basil dan debu akan berterbangan dalam udara terbawa oleh angin. Bila ini masuk ke dalam jalan pernapasan, maka mungkin sekali akan terjadi infeksi. Infeksi secara ini disebut infeksi debu (airborne infection). Berludah di lantai adalah kebiasaan yang buruk sekali. Untuk itu baiklah disediakan tempat-tempat tertentu. Infeksi debu tidak seberapa jahat akibatnya, bila dibandingkan dengan infeksi titik ludah. Hal ini disebabkan karena basil-basil yang jatuh di tanah dilemahkan atau dilumpuhkan oleh terik cahaya matahari, sehingga virulensinya berkurang. Saluran pernafasan: melalui udara pernafasan (terhirup), debu, bersin, batuk. Penyakit yang ditularkan lewat saluran pernafasan: batuk rejan (pertusis). TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Infeksi melalui udara meliputi: Penyakit-penyakit seperti pilek-pilek, bronchitis, TBC, pes, paru-paru, influenza, menularnya melalui udara. Penularan macam ini ada 2 cara: (1) Benih-benih penyakit terdapat dalam titik-titik cairan yang dikeluarkan dari hidung atau mulut waktu penderita batuk, berbicara atau bersin; cara infeksi ini disebut infeksi titik ludah (droplet infection). Benih-benih penyakit itu mudah hilang dari
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
405
udara, jatuh ke tanah karena beratnya. (2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone infection). Pada cara ini benihbenih penyakit terdapat di udara. Benih-benih itu asalnya dari benih-benih yang terdapat dalam ludah yang sudah jatuh ke tanah dan mendebu. Karena sangat halus dan ringannya, benih itu dapat berada dalam udara untuk sementara waktu. Menurut penyelidikan yang akhir-akhir, sinar-sinar ultra ungu dapat membunuh benih-benih penyakit yang terdapat dalam udara itu. Ringkasan: Penularan melalui udara ada 2 macam: infeksi titik ludah (droplet infection), dan infeksi debu (airborne infection). Oleh karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting didalam epidemiologi penyakit ini.
Gambar 16.9. Bersin dapat menularkan bibit penyakit dari orang satu ke lainnya 2. Penyakit melalui saluran pencernaan Bibit penyakikt masuk ke saluran makanan melalui makanan atau minuman, alat makan yang tercemar. Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan pencernaan makanan antara lain: tifus, cholera, dysentrie, paratifus, A, B, dan C, penyakit-penyakit cacing, keracunan makanan dan lain-lain. Basil-basil masuk ke dalam rongga mulut bersama-sama dengan makanan dan minuman. Makanan-makanan yang sudah dihinggapi lalat atau sudah bercampur dengan racun, dapat menyebabkan berjangkitnya penyakit-penyakit tersebut di atas. Air minum yang tidak masak lebih dahulu pun dapat merupakan bahaya bagi
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
406
kesehatan. Penyakit yang ditularkan lewat saluran makanan: disentri (basiler, amuba), hepatitis, kolera, tifus, cacingan, toksoplasma, koksidia dsb. 3. Kulit Penyakit-penyakit yang masuknya melalui kulit: malaria, pes, penyakit anjing gila, tetanus, bisul-bisul, penyakit cacing tambang, gonorrhoe, syphilis dan lain-lain. Tentang penyakitpenyakit yang cara penularannya melalui kulit ada 2 macam: Kontak (Contact). Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang penduduknya masih jarang. 1. Penularan karena hubungan langsung (direct contact). 2. Penularan karena hubungan tidak langsung (indirect contact). Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan langsung kalau penularan melalui kulit yang terjadinya sebagai akibat persentuhan. Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan tidak langsung adalah penularan melalui kulit yang terjadinya dengan perantaraan suatu benda mati (selendang, sapu tangan, dan lain-lain). Penyakit gudik (kudis) penularannya mungkin secara langsung mungkin pula secara tidak langsung. Kebiasaan untuk bertukar-tukaran pakaian adalah suatu kebiasaan yang buruk. Tidur bersama-sama di satu tempat tidur dengan orang yang menderita penyakit kulit pun dapat berakibatkan penularan penyakit-penyakit tersebut. Penetrasi pada kulit. Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus. Kulit: sentuhan dengan kulit, pakaian, handuk dsb. Penyakit yang ditularkan lewat sentuhan (kontak langsung); kudis, panu, kusta, framboesia (patek), tetanus. 4. Melalui Hubungan Kelamin Saluran kelamin: melalui hubungan kelamin sesama jenis atau lain jenis. Penyakit yang ditularkan lewat saluran kelamin: sipilis, keputihan, infeksi gonokokal, AIDS (acquired Immune Deficiency
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
407
Syndrome). 5. Melalui plasenta Melalui plasenta ibu (transplasental); dari ibu ke anak. Infeksi melalui plasenta. Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis. 6. Melalui berbagai jalur Polio melalui mulut dan nafas. 13.8. Pengertian & Peranan Epidemiologi Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakitpenyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit noninfeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya. Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mmepelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut. Di dalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen, yakni: 1. Mencakup semua penyakit. Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit noninfeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan. 2. Populasi. Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambarangambaran dari penyakit-penyakit individu, maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok. 3. Pendekatan ekologi. Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
408
dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya. Kegunaan dan peranan epidemiologi, khususnya dalam konteks program Kesehatan dan Keluarga Berencana adalah sebagai alat (tool) dan sebagai metode atau pendekatan. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah KB-Kes selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah, di mana dan bagaimana penyebaran masalah, serta kapan penyebaran masalah tersebut terjadi. Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilaman masalah tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan dalam perhitungan-perhitungan : prevalensi, kasus baru, case fatality rate dan sebagainya. Infeksi Infeksi ialah masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh, hidup dalam tubuh serta berkembang-biak biasanya melalui kulit. Perkataan infeksi harus dibedakan dari perkataan invasi. Pada invasi diartikan masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh melalui mulut. sedangkan pada infeksi dimaksud invasi yang disusul dengan pembiakan. Tubuh selalu mengadakan reaksi terhadap tiaptiap infeksi. Yang dimaksud dengan reaksi dari tubuh ialah usahausaha mempertahankan diri dari tubuh untuk membinasakan benihbenih itu. Usaha itu ada 2 macam: • Mempergiat pembuatan sel-sel darah putih • Membuat antitoksin-antitoksin guna menawarkan toksin-toksin yang dikeluarkan oleh benih-benih penyakit itu. Apakah tiap-tiap infeksi akan disusul dengan penyakit? Tidak! Hal ini tergantung dari kekuatan tubuh, artinya apakah reaksi itu cukup kuat atau tidak. Infeksi yang ringan sekali misalnya sama sekali atau hampir-hampir tidak berakibatkan apa-apa terhadap si penderita. Orangnya tidak merasa sakit atau paling keras hanya merasa badan tidak enak sedikit. Sekalipun demikian, bila darah penderita itu diperiksa secara ilmiah, maka dapat diketahui bahwa pada orang itu ada suatu infeksi. Keadaan seperti yang disebut diatas disebut infeksi tumpul. Penyakit-penyakit tifus, paratifus A, B dan C, disenteri, dan lain-lain adalah penyakit infeksi. (Penyakit infeksi ialah penyakit yang berjangkit karena masuknya benih-benih
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
409
penyakit ke dalam tubuh, hidup dalam tubuh itu serta berkembang biak dan membuat toksin-toksin yang merugikan). Masa tunas Inkubasi (masa tunas) adalah masa antara masuknya bibit penyakit sampai munculnya gejala yang khas dari penyakit tersebut. Apakah seseorang akan segera jatuh sakit bila benih-benih sesuatu penyakit masuk ke dalam tubuh? Tidak! Antara masuknya benih penyakit ke dalam tubuh dan timbulnya gejala-gejala pertama ada batas waktunya. Waktu itu disebut waktu inkubasi atau masa tunas. Dalam masa tunas itu terjadi pertempuran yang hebat antara benihbenih penyakit dengan reaksi tubuh. Masa tunas pada tiap-tiap penyakit tidak sama lamanya. No 1 2 3
Penyakit Malaria TBC Lepra
Masa Tunas 10-14 hari 6-8 minggu tidak diketahui dengan jelas, mungkin beberapa bulan, mungkin 10-20 tahun lamanya
Penyakit mendadak dan menahun. Pada penyakit radang paruparu, masa tunasnya hanya beberapa hari saja dan serangan penyakit timbulnya secara mendadak (atau acuut). Karena itu penyakit radang paru-paru tergolong dalam penyakit mendadak. Bila berjangkitnya secara mendadak sekali, disebut per akut. Penyakit yang selalu timbul selama dan menahun disebut penyakit menahun atau penyakit chronis. Hal ersebut mungkin terdapat pada penyakit-penyakit malaria, TBC, disenteri amoeba dan lain-lain. Radang Radang (inflammation) ialah suatu istilah kedokteran yang dalam bahasa asingnya onsteking. Radang merupakan bentuk gejala pada tubuh akibat reaksi terhadap penyebab radang. Gejala-gejala radang ialah: merah, bengkak, nyeri, panas dan fungsi terganggu. Bila ada kulit meradang, maka di bagian kulit itu akan terdapat gejala-gejala sebagai berikut: bagian tersebut tampak merah bengkak, bila diraba terasa panas dan nyeri. Fungsi bagian kulit tersebut terganggu. Kadang-kadang disertai dengan meningginya suhu tubuh. Pada radang suatu persendian akan tampak pula
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
410
gejala-gejala tersebut. Radang dapat terjadi dimana-mana, misalnya di telinga tengah, tenggorokan, rongga hidung, umbai cacing, ulang-tulang, mata dan lain-lain. Perkataan radang harus dibedakan dari infeksi. Perbedaan antara patogen dan virulen Basil yang dapat menimbulkan penyakit disebut basil-basil yang patogen. Pekataan patogen ini harus dibedakan dari perkataan virulen. Virulen ialah keganasan dalam menimbulkan penyakit (malignity). Contoh: 100 basil-basil tifus belum dapat menimbulkan gejala-gejala penyakit tersebut. Untuk itu diperlukan jumlah yang jauh lebih banyak. Basil TBC lain lagi. Satu basil TBC saja sudah cukup untuk menimbulkan gejala-gejala penyakit TBC; tak usah 10, 50, 100 buah. Kita katakan basil TBC itu amat virulen (dengan lain perkataan : virulen basil TBC tinggi sekali), sedangkan basil-basil tifus rendah virulennya. Tetapi kedua-duanya adalah basil-basil yang patogen. 6. Endemi Endemi ialah penyakit menular yang berjangkitnya hanya dalam suatu daerah tertentu. 7. Pandemi Pandemi adalah berjangkitnya penyakit yang menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia. Pada tahun 1918 dalam waktu yang singkat sekali di sebagian besar dari seluruh dunia berjangkit penyakit influenza yang memakan korban sampai jutaan jiwa. 8. Epidemi Epidemi ialah penyakit menular yang berjangkitnya di daerah yang luas; penyakit itu berasal dari daerah itu Sesuatu penyakit yang semula endemis dapat berkembang penyakit epidemis, bila penyakit itu sampai menjalar daerahnya.
sesuatu sendiri. menjadi ke luar
16.3. Penyakit Tidak Menular Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak dapat menular dari penderita penyakit atau sumber penyakit ke induk semang lainnya. Sebagai contoh penyakit tidak menular adalah cacat fisik, keracunan, gangguan mental, kanker, penyakit
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
411
degeneratif, penyakit keturunan, penyakit gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain. Penyakit tidak menular dapat disebabkan oleh berbagai faktor berikut: 1. Dari dalam tubuh misalnya kelainan fungsi organ tubuh baik keturunan (kongenital) atau dapatan. 2. Dari luar tubuh misalnya: (1) mekanis seperti tertusuk, tertembak. (2) fisik seperti suhu tinggi, terbakar, aliran listrik. (3) kimiawi seperti logam berat, pewarna masakan. Tumor Tumor ialah suatu istilah kedokteran yang dalam bahasa asingnya disebut sebagai kanker. Arti tumor ialah pertumbuhan jaringan tubuh yang tidak menurut perbandingan anatomis dan tidak memandang jaringan-jaringan sekitarnya. Contoh: tumor dari tulang. Dalam keadaan normal pertumbuhan tulang selaras dengan jaringan tubuh lainnya, hingga terdapat harmoni dalam bentuk tubuh. Dalam keadaan yang tidak normal jaringan tulang seolaholah mempunyai kedaulatan sendiri. Jaringan itu tumbuh semaunya sendiri tanpa memperhitungkan batas-batas anatomis. Jaringan tulang itu makin lama makin besar dan memberi desakan pada jaringan-jaringan yang ada di sekitarnya. Bila pembuluh-pembuluh darah atau saraf-saraf tertekan, tentu akan timbul gejala-gejala yang bersangkutan. Tumor dapat berasal dari bermacam-macam jaringan, misalnya dari selaput lendir, otot, saraf, tulang rawan, kulit, paru-paru dan lain-lain. Ketika sel normal rusak atau tua, mereka mengalami kematian sel yang disengaja oleh tubuh (apoptosis). Sel kanker menghindari apoptosis dan terus membelah diri. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline). Kanker
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
412
dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi dan/atau radiasi. Bila tak terawat, kebanyakan kanker menyebabkan kematian; kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok tembakau dapat menyebabkan banyak kanker dari faktor lingkungan lainnya. Mendiagnosa kanker: Kebanyakan kanker dikenali karena tanda atau gejala tampak atau melalui "screening". Kedua ini tidak menuju ke diagnosis yang jelas, yang biasanya membutuhkan sebuah biopsi. Beberapa kanker ditemukan secara tidak sengaja pada saat evaluasi medis dari masalah yang tak berhubungan. Riset kanker: Riset kanker merupakan usaha ilmiah yang banyak ditekuni untuk memahami proses penyakit dan menemukan terapi yang memungkinkan. Meskipun pemahaman kanker memiliki tumbuh secara eksponen sejak dekade terakhir dari abad ke-20, terapi baru yang radikal hanya ditemukan dan diperkenalkan secara bertahap. Penghambat tyrosine kinases (imatinib dan gefitinib) pada akhir 1990-an dianggap sebuah terobosan utama; mereka mengganggu terutama dengan protein tumor-tertentu. Antibodi monoclonal telah terbukti sebuah langkah besar dalam perawatan oncological.
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
413
▲ Gambar 16.10. Skema proses perkembangan penyakit tumor Pengelompokan tumor Pada dasarnya tumor dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar, yakni: tumor jinak dan tumor ganas. Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Tumor ganas timbulnya cepat sekali, tidak bersimpai dan pertumbuhan jaringan ke arah mana-mana, menembus jaringanjaringan yang ada di sekitarnya dan dapat mengadakan penyebaran tumor tersebut ke bagian-bagian lain. Dalam waktu beberapa bulan saja si penderita tampak sekali kemundurannya. Pengobatan yang dilakukan ialah operasi dan/atau penyinaran dengan sinar Rontgen atau Cobalt. Pertanyaan yang selalu diajukan oleh pelajar-pelajar dalam tiap-tiap kelas ialah: betulkah
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
414
merokok lambat alun dapat menimbulkan kanker paru-paru? Jawabannya: dapat! Semoga dengan penjelasan yang singkat ini menjadi jelaslah kiranya apa yang dimaksud dengan tumor. Penyakit Degeneratif Kencing Manis (Diabetes Mellitus) Apakah penyebab dari diabetes yang selamanya ini diketahui? untuk lebih dari 80 tahun umumnya dunia kedokteran meyakini bahwa penyebab dari diabetes adalah akibat kegagalan kerja pankreas. Organ penting yang terletak di rongga perut di bawah lambung tersebut menghasilkan beberapa zat kimia yang dibutuhkan tubuh untuk mengekstrasikan energi dan zat makanan dari makanan. Banyak yang meyakini, kegagalan kerja dari pankreas tersebut menyebabkan insulin tidak dihasilkan, dan hal ini yang menyebabkan timbulnya diabetes. Sebab itu setelah insulin diketemukan, penderita diabetes selalu mendapatkan suntikan insulin. Hasilnya, banyak penderita diabetes dapat terhindarkan dari kematian dini. Penyakit diabetes dapat dibedakan menjadi: 1. Diabetes bergantung pada insulin. Diabetes ini biasa datang kepada segala usia, teristimewa orang muda. Tanda yang sangat menonjol ialah sangat bergantungnya kepada suntikan insulin untuk memelihara kehidupan kemungkinan untuk mendapatkan ketosis. Ternyata, dari semua diabetes, hanya 7% saja yang termasuk dalam diabetes bergantung kepada insulin. Gejala yang umum pada penderita diabetes ini sama seperti disebutkan terdahulu yaitu banyaknya mengeluarkan urine, selalu haus, lapar yang tidak terpuaskan, kehilangan berat, berhentinya pertumbuhan pada orang muda, mudah tersinggung dan gampang pusing bahkan koma. Banyaknya glukosa dalam urine, kelebihan glukosa dalam darah, dan tingginya kadar ketone tubuh dalam darah (ketosis) dapat menjadi ukuran diabetes bergantung pada insulin yang tidak dapat dikendalikan. 2. Diabetes tidak bergantung pada insulin. Dari semua diabetes, 93% termasuk dari diabetes yang tidak bergantung insulin. Diabetes ini umumnya datang kepada mereka yang berusia diatas 40 tahun, dan paling sering terjadi bagi mereka yang di atas 55 tahun. 85% dari penderita diabetes ini adalah orang yang kegemukan pada saat diadakan diagnose. Permulaan
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
415
dari penyakit ini bertahap. Gejala-gejalanya meliputi keletihan, seringnya urinasi di malam hari, selalu haus, dan kehilangan berat badan sebelum diagnose. Penderita diabetes ini tidak bergantung pada insulin untuk menghindarkan dari ketonuria atau tidak akan mendapatkan ketosis. Tetapi bisa saja mereka memerlukan insulin untuk penanggulangan sistomatik. Banyak penderita diabetes ini yang memiliki kadar glukosa dan insulin yang tinggi dalam darah. Untuk berbagai alasan, tubuh mereka menjadi tidak peka kepada insulin. Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa. Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa akan mengakibatkan naiknya kadar glukosa darah (KGD). Apabila KGD 2 jam setelah makan menunjukkan kadar sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dL, maka seseorang dinyatakaan sebagai penderita diabetes melitus. Hal tersebut membawa dampak pengaruh psikologis, fisik, dan lebih lanjut menimbulkan konsekuensi medis dan ekonomis. Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa atau disingkat gangguan toleransi glukosa (GTG) adalah suatu keadaan terjadinya perubahan homeostasis glukosa apapun penyebabnya, sehingga KGD 2 jam setelah makan lebih tinggi daripada normal. Umur merupakan salah satu fator yang memegang peranan penting dalam timbulnya GTG. Makin bertambah umur seseorang akan makin bertambah tinggi KGDnya, baik pada saat puasa maupun pada 2 jam sesudah makan. WHO (1985) menyebutkan bahwa setelah melampaui umur 30 tahun, KGD puasa akan naik 1 - 2 mg/dL tiap pertambahan 1 dekade umur, dan akan naik 5,6 - 13 mg/dL pada 2 jam sesudah makan. GTG dapat ditentukan dengan tes toleransi glukosa (TTG) sebagai tes baku emas. Dasar TTG adalah pemberian pembebanan glukosa yang dapat diberikan secara oral maupun parenteral (WHO, 1985). Apabila hasil KGD 2 jam sesudah pembebanan glukosa tersebut menunjukkan nilai antara 140 199 mg/dL, maka dinyatakan ada GTG, dan apabila nilai tersebut menunjukkan sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dL akan masuk dalam diagnosis penderita DM. Goldberg & Coon (1994) menyatakan ada hubungan antara umur dan kenaikan prevalensi DM. Kenaikan KGD lebih dari 165 mg/dL dalam waktu yang lama akan memberikan efek kilnis yang merugikan, khususnya terjadinya mikroangiopati dan makroangiopati serta neuropati (Krolewski & Warran, 1994). Menurut Askandar (1999) kenaikan
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
416
KGD (hiperglikemi) akut akan menyebabkan pengaruh langsung timbulnya disfungsi endotel, gangguan hemoreologik (trombosit, eritrosit, lekosit, dan viskositas plasma) serta imunologik, terutama terjadinya disfungsi makrofag. Pada orang dewasa normal, KGD selalu dipertahankan pada batas nilai antara 70 110 mg/dL. KGD puasa selalu dipertahankan oleh glukosa yang dihasilkan hati, sedangkan KGD sesudah makan dikembalikan pada kondisi semula (nilai normal) pada menit ke 120 (2 jam) oleh peran insulin yang dihasilkan (disekresikan) oleh sel β (beta) pankreas. Wallace tahun 1942 (cit. Brandt, 1986) menemukan adanya perubahan histologis sel-sel β pankreas pada hasil otopsi mereka yang meninggal dalam usia lanjut yaitu berupa 79% invasi sel-sel lemak, 60% mengalami fibrosis, 45% sklerosis, 56% dilatasi duktus, serta 10% metaplasi. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa pada usia lanjut terjadinya GTG disebabkan oleh gangguan pada sel-sel β pankreas, sehingga produksi insulin menurun. 3. Keturunan Penyakit keturunan adalah jenis penyakit yang diturunkan dari orang tua ke anak melalui keturunan (secara kongenital). Kelainan bawaan adalah kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun kemudian setelah kelahiran. Kelainan bawaan dapat disebabkan oleh keabnormalan genetika, sebab alamiah atau faktor yang tidak diketahui lainnya. 16.4. Penyakit Menular Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari orang satu ke orang lain baik secara langsung maupun melalui perantara. Penyakit menular ditandai dengan adanya agen penyebab penyakit yang dapat menular dari orang satu ke orang lain dan atau dari hewan ke manusia. Penyakit menular ditandai dengan faktor penyebab (sumber penyakit) dan cara pencegahannya, sehingga kita dapat mencegah atau waspada terhadap kemungkinan terserang penyakit. Masih banyak penyakit menular di Indonesia dan telah menjadi perhatian pemerintah antara lain: tuberkulosis (TBC), difteri, batuk rejan, campak, cacar, polio, dan hepatitis. Penyakit menular langsung (contagious): disentri, kusta, patek
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
417
(framboesia), AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), sipilis, kencing nanah (infeksi gonokokal), TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Penyakit menular bersumber binatang seperti: malaria, demam berdarah dengue (DBD), rabies, anthrax, filariasis, schistosomiasis (demam keong). Penyakit zoonosa Penyakit-penyakit zoonosa adalah penyakit hewan yang dapat menular dari hewan ke manusia. Beberapa contoh penyakit zoonosa adalaha: pes, tetanus, penyakit anjing gila (rabies), penyakit Weil (Brucellosis), penyakit gigitan tikus, dan flu burung.
▲ Gambar 16.11. Bangkai ayam yang terserang virus avian influenza (VAI) Tetanus Bila seseorang jatuh di jalan dan mendapat luka-luka, maka kemungkinan bahwa orang itu akan menderita penyakit tetanus. Bila pada luka itu masuk kotoran-kotoran jalan (yang mungkin sudah mengandung basil-basil tetanus), maka mungkin terjadi kejadian sebagai berikut: basil-basil itu tetap tinggal pada luka itu, tidak pergi ke mana-mana, berkembang biak di tempat itu dan membuat toksin-toksin yang membahayakan. Toksin-toksin ini melalui syaraf menuju ke pusat susunan syaraf. Di sini toksin-toksin itu mengadakan perubahan-perubahan dalam jaringan syaraf, maka terjadilah gejala-gejala penyakit tetanus. Malaria Pada penyakit malaria masuknya juga melalui kulit, tetapi dengan perantaraan nyamuk anopeles.
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
418
Trachoom Penyakit trachoom adalah penyakit mata yang cara penularannya terjadi dengan perantaraan benda-benda mati seperti sapu tangan, selendang, handuk, air, dan lain-lain. Dalam air mata penderita penyakit tersebut terdapat benih-benih penyakit itu. Bila penderita itu meminjamkan sapu tangannya yang sudah mengandung benihbenih penyakit tersebut, maka orang yang memakai sapu tangan itu mungkin akan kejangkitan trachoom, (bila benih-benih trachoom sampai ke mata). Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Virus hepatitis A Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan. Virus hepatitis B Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual). Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati. Virus hepatitis C Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
419
melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C. Virus hepatitis D Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat. Virus hepatitis E Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang. Virus hepatitis G Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis: • Virus Mumps • Virus Rubella • Virus Cytomegalovirus • Virus Epstein-Barr • Virus Herpes Avian influenza dan Flu Burung Avian influenza adalah penyakit serius pada unggas yang disebabkan oleh virus Avian influenza (VAI) tipe A. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini, sejak 23 September 2003, virus avian influenza (VAI) telah menyebabkan wabah (outbreaks) dan kematian unggas terutama ayam mengakibatkan kerugian mencapai milyaran rupiah. Wabah AI menyebar dengan cepat ke berbagai wilayah di Jawa, kemudian meluas ke Sumatera Selatan, Bali, dan daerah lain di Indonesia. Pada tahun 2006, AI telah endemik di 30 dari 33 propinsi atau 218 kabupaten/kota di Indonesia. Avian influenza bersifat zoonosis terbukti dapat menular dari unggas ke hewan lain dan manusia. Infeksi Avian influenza pada manusia menyebabkan penyakit flu burung. Kasus di Hongkong pada tahun 1997 VAI tipe H5N1. Di Indonesia, dilaporkan kasus flu burung pertama pada manusia di Tangerang Juli 2005. Diikuti laporan kasus-kasus berikutnya. Tempat dan tahun kejadian pandemi flu di dunia: • Spanish flu (1918-1919), oleh H1N1, 50 juta orang meninggal. • Asian flu (1957-1958), H2N2, 70 ribu orang meninggal. • Hong Kong flu (1968-1969), oleh H3N2, 34 ribu orang meninggal. Cara Penularan
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
420
Penularan virus avian influenza dapat terjadi dengan kontak langsung dan tidak langsung. Kontak langsung terjadi dari unggas terinfeksi ke unggas peka melalui leleran tubuh atau feses. Secara tidak langsung terjadi melalui debu, pakan, air minum, petugas, peralatan kandang, kendaraan, tukang tangkap ayam, penjual ayam di pasar, dll. Lalat juga berperanan dalam penyebaran AI. Gejala Avian Influenza pada Ayam • Gejala-gejala klinis yang tampak akibat infeksi VAI di lapangan bervariasi tergantung pada tipe virus penyebab penyakit. • Gejala umum yang tampak dan paling mudah dikenali adalah: pial, muka, dan kepala bengkak berwarna kebiruan. Gejala Flu Burung pada Manusia • Kasus possible, berupa radang pernafasaan akut, demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek. Orang yang seminggu terakhir mengunjungi peternakan terserang H5N1. • Kaus probabble berupa gejala seperti di atas diikuti pneumonia. Hasil uji AI positif terhadap H5N1. • Kasus confirmed, berupa gejala seperti di atas diikuti uji kultur sel atau PCR terhadap H5N1 positif atau erjadi peningkatan toter antibodi H5 sebesar 4 kali. • Penularan flu burung antar manusia belum terbukti. Pencegahan dan Tindakan Terhadap Flu Burung • Penyakit karena infeksi virus sampai saat ini belum ditemukan obatnya, sehingga cara yang paling tepat untuk pencegahan penularan penyakit viral hanya dapat dilakukan dengan melakukan program vaksinasi secara benar (lege artis), dan pemusnahan. Kata-kata Penting • Hospes • Infeksi • Radang • Inkubasi • Reservoar Rangkuman Sakit adalah adanya gangguan jasmani, rohani, sosial dan/atau sehingga tidak dapat berfungsi secara normal. Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
421
seperti cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari orang satu ke orang lain baik secara langsung maupun melalui perantara. Sumber penularan ialah manusia atau hewan yang mengeluarkan benih-benih penyakit dan dapat menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain. Cara penyakit masuk ke dalam tubuh tubuh yang sehat dapat diserang oleh bermacam-macam penyakit dari berbagai jurusan. Penyakit-penyakit itu dapat masuk melalui kulit, saluran pernafasan, saluran pencernaan makanan, Infeksi ialah masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh, hidup dalam tubuh serta berkembang biak. Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antara lain: agen, induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit sebagai lawan dari penyebab tunggal. Cara penularan dapat melalui saluran pernafasan, saluran makanan, saluran kelamin, dan kulit. Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi yang benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3 cara: eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi). Latihan Uji Kemampuan A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Vektor penyakit malaria termasuk dalam kategori 2. Penyakit malaria termasuk dalam kategori penyakit menular yang ditularkan oleh … 3. Penyakit menular yang paling sering menyerang anak-anak dan sampai saat ini menjadi program vaksinasi nasional adalah … 4. Penyakit kaki gajah merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen penyakit dari kelompok … 5. Penyakit influensa merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen penyakit dari kelompok … 6. Kolera merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen penyakit dari kelompok … 7. AIDS merupakan salah satu jenis penyakit menular yang cara penularannya melalui …
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
422
8. Cacing merupakan salah satu agen penyebab penyakit yang dikelompokkan dalam golongan … 9. Berikan contoh 5 jenis penyakit noninfeksi dan cara pencegahannya! 10. Apakah yang dimaksud penyakit mendadak dan menahun. B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Berikan contoh penyakit yang berasal dari dalam tubuh karena organ tubuh tidak dapat berfungsi secara nomal! 2. Berikan contoh penyakit menular yang cara penularannya melalui kontak dengan kulit penderita! 3. Faktor-faktor apa saja yang yang dapat menjadi penyebab penyakit menular! 4. Jelaskan perbedaan penyakit tidak menular dan penyakit menular! 5. Jelaskan berbagai cara penyakit masuk ke dalam tubuh! 6. Jelaskan tentang cara penularan penyakit-penyakit zoonosa! 7. Jelaskan cara penularan penyakit Dengue! 8. Jelaskan cara penularan penyakit tetanus! 9. Jelaskan cara penularan penyakit malaria! 10. Jelaskan cara penularan penyakit trachoom!
Bab 16: Penyakit Menular dan Tidak Menular
423
KATAKAN TIDAK UNTUK NARKOBA SAY NO TO DRUG
Pernahkah anda mendengar berita tentang kematian seseorang yang kelebihan obat atau narkotika. Sangat mengerikan. Oleh karena itu, lebih baik katakan tidak kepada siapapun yang menawarkan atau memberikan Narkoba (Narkotika dan obat terlarang), walaupun itu sahabat karibmu! Mengapa demikian? Karena hidupmu sepenuhnya berada di tanganmu dan ketegasan sikapmu. Persahabatan yang benar adalah hubungan yang saling menghargai dan tidak mengajak atau menjerumuskan ke dalam jurang kehancuran. Jangan pernah berpikir untuk mencoba, tindakan mencoba merupakan langkah awal untuk terjerumus ke dalam kesengsaraan. Pada bab ini akan dipelajari tentang: • Obat • Penyalahgunaan obat psikotropika dan bahayanya • Penyalahgunaan narkotika dan bahayanya • Penggunan tembakau (nikotin) dan bahayanya • Minuman keras (alkohol) dan
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
393
17. Obat Obat merupakan senyawa kimia dari luar tubuh yang dibuat dengan tujuan untuk menghilangkan penyebab penyakit atau mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh suatu penyakit. Obat yang dimaksudkan untuk menghilangkan penyebab penyakit disebut obat kausatif, sedangkan obat yang dimaksudkan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh suatu penyakit disebut obat simtomatis. Obat dapat diperoleh dari seorang tenaga medis profesional (Dokter) atau dari farmasi (yang membeli obat dari perusahaan farmasi). Obat juga dapat diperoleh melalui apotik, puskesmas, dan toko obat. Obat dapat dibeli secara langsung oleh pemakai bila obat tersebut dapat dengan aman digunakan sendiri, atau diberi kuasa dengan preskripsi (resep) yang ditulis oleh dokter. Obat yang tidak membutuhkan preskripsi dari tenaga medis profesional dikenal dengan nama obat OTC (Over the Counter) yang berarti dapat dibeli di toko biasa. Resep dokter adalah suatu pesanan (terutama dalam bentuk tertulis) dari tenaga profesional kesehatan kepada apoteker (farmasi) atau terapis lain untuk memberikan terapi pada pasiennya. Obat bebas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa harus dengan menggunakan resep. Obat bebas kurang berbahaya tetapi jika digunakan secara berlebihan atau melebihi takaran juga dapat menimbulkan bahaya. Obat keras adalah obat yang diperoleh harus dengan menggunakan resep dokter. Oleh karena itu, menjual obat resep (keras) tanpa resep termasuk melanggar hukum (ilegal). Berdasarkan cara pemberiannya, obat dapat diberikan secara: 1. Ditelan 2. Dikunyah 3. Dihirup 4. Dihisap 5. Dioleskan pada permukaan kulit 6. Disuntikan 7. Diinfus 8. Diteteskan 9. Pemberian obat melalui mulut merupakan cara pemberian yang paling utama untuk memperoleh efek sistematik. 10. Pemberian obat secara parenteral digunakan untuk pengobatan dalam keadaan darurat dimana penderita pingsan atau tidak dapat menelan serta untuk memperoleh terapi pemeliharaan bagi penderita yang dirawat di rumah sakit.
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
394
◄ Gambar 17.2. Obat yang dikemas dalam bentuk tablet. Biasanya obat dalam bentuk tablet diberikan melalui mulut
Obat paten Obat paten adalah obat yang dijual dengan merk dagang tertentu sehingga harganya menjadi relatif mahal karena besarnya biaya pemasaran yang ditanggung oleh perusahaan farmasi, terutama untuk obat ethical. Walaupun secara hukum promosi obat jenis ini tidak diperbolehkan, tetapi secara praktik banyak biaya yang diserap oleh tenaga medis sendiri. Sebagai contoh: Acetaminofen atau juga dikenal dengan parasetamol, dipasarkan dengan merk dagang (paten) Tilenol. Obat generik Obat generik dibuat dan diedarkan oleh perusahaan saingan sehingga harganya relatif murah. Ketika paten untuk suatu obat telah berakhir, maka obat tersebut dijual sebagai obat generik. Obat tradisonal Obat tradisional adalah obat dibuat secara tradisional atau turun temurun dari neenk moyang. Dari penelitian-peneliian yang pernah dilakukan, Phyllanthus urinaria telah terbukti mampu mengobati hepaptitis. Disebabkan oleh daya kerja meniran yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga mampu mengatasi gangguan hati yang terjadi akibat dari hepatitis B. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan bahan untuk obat tradisional yang dapat mengatasi hepatitis B.
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
395
Jenis-jenis obat Berdasarkan mekanisme cara kerja dan kegunaannya, obat dapat dibedakan menjadi: 1. Antibiotik Antibiotik adalah obat diberikan untuk menghambat pertumbuhan dan mematikan kuman-kuman penyakit karena infeksi seperti: Bakteri, Protozoa, dan Jamur. Penyakit infeksi karena virus sampai sekarang belum diketemukan obatnya. Pengobatan penyakit bertujuan untuk mematikan kuman penyebab penyakit yang terdapat dalam tubuh. Pengobatan biasanya ditujukan untuk penyakit akibat infeksi bakteri, jamur (fungi), dan protozoa. Pengobatan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus sampai saat ini belum ada obatnya. Pengobatan harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan agar memperoleh hasil yang memuaskan. Jika tidak, maka kuman-kuman akan menjadi tahan (resisten) terhadap obat-obatan.
◄ Gambar 17.1. Obat jenis antibiotik
Saat ini, ada lebih dari 100 macam antibiotik, namun umumnya antibiotik tersebut berasal dari beberapa jenis antibiotik saja, sehingga mudah untuk dikelompokkan. Berdasarkan mekanisme aksinya, yaitu mekanisme bagaimana antibiotik secara selektif meracuni sel bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut: 1. Mengganggu sintesa dinding sel, seperti penisilin, sefalosporin, imipenem, vankomisin, basitrasin. 2. Mengganggu sintesa protein bakteri, seperti klindamisin, linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin. 3. Menghambat sintesa folat, seperti sulfonamida dan trimetoprim.
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
396
4. Mengganggu sintesa DNA, seperti metronidasol, kinolon, novobiosin. 5. Mengganggu sintesa RNA, seperti rifampisin. 6. Mengganggu fungsi membran sel, seperti polimiksin B, gramisidin. Antibiotik dapat pula digolongkan berdasarkan organisme yang dilawan dan jenis infeksi. Berdasarkan keefektifannya dalam melawan jenis bakteri, dapat dibedakan antibiotik yang membidik bakteri gram positif atau gram negatif saja, dan antibiotik yang berspektrum luas, yaitu yang dapat membidik bakteri gram positif dan negatif. Sebagian besar antibiotik mempunyai dua nama, nama dagang yang diciptakan oleh pabrik obat, dan nama generik yang berdasarkan struktur kimia antibiotik atau golongan kimianya. Contoh nama dagang dari amoksisilin, sefaleksin, siprofloksasin, kotrimoksazol, tetrasiklin dan doksisiklin, berturut-turut adalah Amoxan, Keflex, Cipro, Bactrim, Sumycin, dan Vibramycin. Setiap antibiotik hanya efektif untuk jenis infeksi tertentu. Misalnya untuk pasien yang didiagnosa menderita radang paru-paru, maka dipilih antibiotik yang dapat membunuh bakteri penyebab radang paru-paru ini. Keefektifan masing-masing antibiotik bervariasi tergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut. Cara pemberian antibiotik Antibiotik oral adalah cara yang paling mudah dan efektif, dibandingkan dengan antibiotik intravena (suntikan melalui pembuluh darah) yang biasanya diberikan untuk kasus yang lebih serius. Beberapa antibiotik juga dipakai secara topikal seperti dalam bentuk salep, krim, tetes mata, dan tetes telinga. Penting bagi pasien atau keluarganya untuk mempelajari pemakaian antibiotik yang benar, seperti aturan dan jangka waktu pemakaian. Aturan pakai mencakup dosis obat, jarak waktu antar pemakaian, kondisi lambung (berisi atau kosong) dan interaksi dengan makanan dan obat lain. Pemakaian yang kurang tepat akan mempengaruhi penyerapannya, yang pada akhirnya akan mengurangi atau menghilangkan keefektifannya. Bila pemakaian antibiotik dibarengi dengan obat lain, yang perlu diperhatikan adalah interaksi obat, baik dengan obat bebas maupun obat yang diresepkan dokter. Sebagai contoh, Biaxin
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
397
(klaritromisin, antibiotik) seharusnya tidak dipakai bersama-sama dengan Theo-Dur (teofilin, obat asma). Berikan informasi kepada dokter dan apoteker tentang semua obat-obatan yang sedang dipakai sewaktu menerima pengobatan dengan antibiotik. Jangka waktu pemakaian antibiotik adalah satu periode yang ditetapkan dokter. Sekalipun sudah merasa sembuh sebelum antibiotik yang diberikan habis, pemakaian antibiotik seharusnya dituntaskan dalam satu periode pengobatan. Bila pemakaian antibiotik terhenti di tengah jalan, maka mungkin tidak seluruh bakteri mati, sehingga menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut. Hal ini dapat menimbulkan masalah serius bila bakteri yang resisten berkembang sehingga menyebabkan infeksi ulang. Efek Samping Disamping banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dalam pengobatan infeksi, antibiotik juga memiliki efek samping pemakaian, walaupun pasien tidak selalu mengalami efek samping ini. Efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala ringan, diare ringan, dan mual. Dokter perlu diberitahu bila terjadi efek samping seperti muntah, diare hebat dan kejang perut, reaksi alergi (seperti sesak nafas, gatal dan bilur merah pada kulit, pembengkakan pada bibir, muka atau lidah, hilang kesadaran), bercak putih pada lidah, dan gatal dan bilur merah pada vagina. Resistensi Antibiotik Salah satu perhatian terdepan dalam pengobatan modern adalah terjadinya resistensi antibiotik. Bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik, misalnya bakteri yang awalnya sensitif terhadap antibiotik, kemudian menjadi resisten. Beberapa bakteri mengembangkan resistensi genetik melalui proses mutasi dan seleksi, kemudian memberikan gen ini kepada beberapa bakteri lain melalui salah satu proses untuk perubahan genetik yang ada pada bakteri. Ketika bakteri yang menyebabkan infeksi menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang sebelumnya sensitif, maka perlu ditemukan antibiotik lain sebagai gantinya. Sekarang penisilin alami menjadi tidak efektif melawan bakteri stafilokokus dan harus diganti dengan antibiotik lain.
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
398
Analgesik Analgesik adalah obat pembunuh rasa sakit atau pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Sebagai contoh: Pada penderita patah tulang untuk mengurangi rasa sakit diberikan obat penghilang rasa sakit tetapi bukan untuk menyembuhkan tulang yang patah. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri. Sebagai contoh: 1. Ibuprofen (juga dikenal dengan nama dagang: Advil, Motrin, Nuprin and Brufen). 2. Acetaminophen atau parasetamol yang dapat menyebabkan masalah lever bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu lama. 3. Aspirin atau ASA (acetylsalicylic acid), yang juga antipiretik. Aspirin untuk menurunkan panas, sakit kepala, dan mengurangi nyeri otot. untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi. Obat pengganti hormonal Obat yang digunakan untuk mengganti senyawa-senyawa yang secara normal terdapat dalam tubuh dan memiliki fungsi yang penting, sebagai contoh hormon insulin. Pada penderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus) kemampuan kelenjar pankreas untuk menghasilkan hormon insulin terganggu sehingga produksi hormon insulin berkurang. Untuk mengganti hormon insulin tersebut perlu diberikan dari luar dalam bentuk pil atau suntikan. Hormon insulin telah dapat diproduksi dengan menggunakan teknik bioteknologi. Antihistamin Antihistamin adalah obat yang diberikan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan karena reaksi alergi.
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
399
◄ Gambar 17.3. Obat dalam bentuk kaplet yang diberikan melalui mulut
Memilih Obat untuk Tujuan Pengobatan Dalam keadaan darurat, keberadaan obat yang dimasukkan ke dalam golongan P3K akan sangat membantu. Hanya saja, banyak jenis obat untuk setiap keluhan yang beredar di pasaran. Bukannya membantu, tapi justru kita kebingungan memilih, mana yang tepat bagi kita. Bagaimana memilih obat yang berkhasiat? Pertama, isi obat bebas itu umumnya kombinasi dari zat-zat yang itu-itu juga. Obat sakit kepala kalau tidak mengandung aspirin yang bisa bikin sakit maag, ya parasetamol. Obat pilek biasanya mengandung antihistamin klorfeniramin maleat atau desklorfeniramin maleat yang bisa bikin ngantuk dan dekongestan seperti fenilpropanolamin hidroklorida atau fenilefrin hidroklorida, yang kadang-kadang membuat jantung berdebar dan tekanan darah naik. Obat batuk tentu mengandung desktrometorfan hidrobromida yang kadang-kadang dikombinasi dengan ekspektoran, seperti gliseril guayakolat. Obat maag paling-paling antasida, yang umumnya kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, yang kadang-kadang menyebabkan sembelit atau diare. Obat nyeri haid umumnya mengandung asam mefenamat yang bisa mengiritasi lambung.
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
400
Obat asma mengandung teofilin dan efedrin. Zat yang disebut terakhir ini bisa menyebabkan jantung berdebar dan tekanan darah naik. Jadi kalau Anda pengidap sakit maag dan suatu saat Anda sakit kepala, pilihlah obat yang mengandung parasetamol (asetaminofen), jangan yang mengandung aspirin. Demikian pula bila Anda sakit gigi, nyeri otot, atau nyeri-nyeri ringan sampai sedang lainnya. (Obat-obatan antinyeri ini tidak akan manjur menghadapi nyeri kelas berat yang diakibatkan batu ginjal, batu empedu, atau kanker). Kalau Anda berprofesi sopir atau tukang yang mengoperasikan mesin, jangan menggunakan obat pilek yang mengandung antihistamin, karena akan mengantuk. Bila Anda batuk kering, pakailah dekstrometorfan, sedangkan bila batuk berdahak, pakai saja obat batuk hitam. Soalnya kombinasi dekstrometorfan dan gliserin guayakolat secara logika aneh. Dekstromterofan menekan rangsang batuk, sedangkan gliseril guayakolat justru mengencerkan lendir dan merangsang batuk, yang sebenarnya bertujuan untuk mempermudah pengeluaran lendir. Sedangkan pengidap asma atau hipertensi, jangan gunakan efedrin, gunakan teofilin saja. Kedua, pilihlah hanya zat yang Anda butuhkan. Ingatlah, bahwa setiap zat yang disebut obat itu pada hakikatnya adalah racun. Hati-hatilah dengan istilah "flu" yang sebenarnya menggambarkan kumpulan gejala. Penyakitnya sendiri bisa selesma (common cold) atau influenza. Keduanya disebabkan oleh virus, tetapi dari jenis yang berbeda. Untuk keduanya tidak ada obat yang bisa membunuh virusnya, yang ada hanya obat yang meringankan gejalanya. Penyakitnya akan sembuh sendiri setelah 3-5 hari oleh kekebalan tubuh penderita. Jadi jika flu, Anda hanya batuk sebaliknya jangan sampai minum obat yang mengandung parasetamol. Kalau flu Anda panas dan pilek, tidak usah sampai minum dekstrometorfan. Contoh gamblang, suatu produk obat "influenza", masuk angin (common cold), sakit kepala, batuk, demam, nyeri pada otot. Dari isinya, nyatalah obat ini dirancang untuk memerangi kumpulan gejala flu: panas, sakit kepala, pilek, dan batuk berdahak. Jika Anda hanya menderita sakit kepala atau nyeri otot, perlukah Anda memasukkan sekian banyak zat racun yang tidak diperlukan itu ke dalam tubuh Anda,
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
401
selain asetaminofen? Bisa saja sakit kepala atau otot Anda sembuh, tetapi Anda akan mengantuk karena dekslorfeniramina maleat, atau berdebar-debar karena kafein dan fenilpropanolamina hidroklorida. Inilah pentingnya, tak hanya membaca indikasi obat, tetapi juga komposisi obat. Ketiga, konsultasilah terlebih dahulu kepada dokter karena ada interaksi obat yang berbahaya. Misalkan, jika Anda menderita PJK (penyakit jantung koroner) dan sedang dalam pengobatan untuk antipembekuan darah, dan Anda minum aspirin karena sakit kepala, dapat terjadi perdarahan spontan. Bagaimanakah dengan obat jerawat? Bakteri Corynebacterium acnes berperan penting dalam timbulnya jerawat. Bila jerawat Anda tak kunjung sembuh, selain memperhatikan kebersihan kulit dan mengoleskan krim antijerawat, mintalah dokter Anda untuk meresepkan antibiotik oral, seperti tetrasiklin, eritromisin, doksisiklin atau minosiklin. 17.2. Penyalahgunaan Obat Penggunaan obat-obatan untuk keperluan selain pengobatan disebut penyalahgunaan obat. Suatu jenis obat semestinya digunakan secara tepat bilamana diperoleh dengan resep untuk dan digunakan sesuai rekomendasi dan tujuan pengobatan. Selain itu, disebut penyalahgunaan obat. Menurut WHO penyalahgunaan obat adalah penggunaan obat secara berlebihan untuk tujuan lain selain untuk penyembuhan. Semua jenis obat pada dasarnya memiliki potensi untuk disalahgunakan dan setiap obat memiliki potensi berbahaya jika disalahgunakan. Penggunaan obat secara ilegal juga termasuk kategori penyalahgunaan obat. Menggunakan obat antibiotik yang diresepkan untuk orang lain merupakan salah satu bentuk penggunaan obat yang salah atau digunakan untuk tujuan lain.
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
402
17.2.1. Psikotropika Obat psychoactive adalah obat yang efeknya mengubah pikiran dan perilaku dan dapat menimbulkan ketergantungan obat. Obat psikotropika atau psikoaktif adalah senyawa atau obat baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psikoaktif. Obat yang berkhasiat psikoaktif adalah obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya. Obat-obatan psikotropika merupakan salah satu golongan obat yang sering disalahgunakan karena sulit mencari Narkotika dan mahal harganya. Penggunaan psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral, sehingga menimbulkan efek yang sama dengan Narkotika. 1. Ecstasi Ecstasi (Xtc) adalah salah satu obat bius yang di buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet atau kapsul. Senyawa ecstasi atau dalam bahasa kimia memiliki rumus kimia sebagai berikut 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine (MDMA). Tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat mengalami kegagalan percobaan penggunaan MDMA sebagai serum kebenaran. Sejak saat itu senyawa MDMA lebih sering digunakan para ahli jiwa. Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung akhir abad lalu. Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa.
◄ Gambar 17.4. Tablet ecstasi (Xtc)
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
403
Cara kerja pil Xtc Ecstasi mulai bereaksi 20 sampai 60 menit setelah diminum dengan efek maksimum selama satu 1 jam. Efek yang ditimbulkan 1. Ecstasi akan menyebabkan pengaruh pada tubuh pengguna untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh (hiperaktif). 2. Seluruh tubuh akan terasa melayang. 3. Terkadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku. 4. Pupil mata melebar. 5. Kadang juga timbul rasa mual disertai muntah-muntah atau hilangnya nafsu makan. 6. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara segar). 7. Kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama sehingga mulut terasa kering dan rasa haus yang berlebihan. 8. Diare. 9. Sakit kepala dan pusing, 10. Menggigil yang tidak terkontrol, 11. Detak jantung yang cepat dan lebih kuat. 12. Gelisah/tidak bisa diam 13. Pucat & keringat 14. Mood berubah. 15. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. 16. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan. Akibat jangka panjang Penggunaan pil Xtc secara terus-menerus dapat mengakibatkan timbulnya: 1. Kecanduan. 2. Syaraf otak terganggu. 3. Gangguan hati, tulang, dan gigi keropos. 4. Beberapa pemakai ecstasi yang akhirnya meninggal dunia
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
404
karena terlalu banyak minum akibat rasa haus yang amat sangat. 5. Zat-zat kimia yang berbahaya sering dicampur dalam tablet atau kapsul ecstasi. Zat-zat ini menyebabkan munculnya suatu reaksi yang pada tubuh. Dan dalam beberapa kasus, reaksi dari zat-zat ini akan menimbulkan kematian. Gejala Putus Obat Gejala putus obat dimulai dalam 6 (enam) sampai 8 (delapan) jam setelah dosis terakhir. Biasanya setelah suatu periode 1 (satu) sampai 2 (dua) minggu pemakaian secara terus-menerus atau pemberian antagonis narkotik. Sindroma putus obat mencapai puncak intensitasnya selama hari kedua atau ketiga dan menghilang selama 7 (tuju) sampai 10 (sepuluh) hari setelahnya. Tetapi beberapa gejala mungkin menetap selama 6 (enam) bulan atau lebih lama. Gejala putus obat dari ketergantungan ecstasi adalah: 1. Kram otot parah dan nyeri tulang. 2. Diare berat. 3. Kram perut. 4. Rinorea lakrimasi piloereksi 5. Menguap 6. Demam 7. Dilatasi pupil 8. Hipertensi. 9. Takikardia. 10. Disregulasi temperatur, termasuk hipotermia dan hipertermia. 11. Seseorang dengan ketergantungan ecstasi jarang meninggal akibat putus ecstasi, kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung. 12. Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi suhu tubuh, dan kecanduan opiat mungkin menetap selama sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin menghilangkan semua gejala. Gejala penyerta putus ecstasi adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan, mual, dan muntah. 2. Yaba Yaba itu sejenis ecstasi dengan harga sedikit murah. Ukuran dan bentuk Yaba itu memang tak jauh berbeda dengan ecstasi. Yaba
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
405
berbentuk tablet, ukurannya tak lebih besar dari penghapus di ujung pensil. Layaknya ecstasi, tablet ini juga berwarna-warni, seperti merah, orange, dan hijau. Uniknya ia memiliki rasa seperti permen, misalnya rasa anggur, jeruk atau vanila. Belum lagi Indonesia mampu menghentikan peredaran narkoba yang mengancam masa depan generasi muda, kini muncul lagi sebuah ancaman baru yang juga membutuhkan perhatian serius yaitu Yaba. Namanya memang terdengar asing bagi telinga kita, namun percayalah bahwa Yaba tak semanis yang kita bayangkan.
◄ Gambar 17.2. Tablet Yaba, efeknya hampir sama dengan pil Xtc
Di permukaan tablet obat tersebut terdapat logo R atau WY. Yaba merupakan jenis obat terlarang yang dikonsumsi dengan cara diminum. Namun, ada pula orang yang menggunakannya lewat jarum suntik. Bagi pengguna Yaba dengan cara suntik terancam pula terkena HIV (human immunodeficiency virus), hepatitis B dan C, serta virus-virus lain yang terbawa lewat darah. Yaba alias crazy medicine merupakan kombinasi dari methamphetamine (sejenis stimulan yang kuat dan bersifat adiktif) dan kafein. Obat terlarang ini diproduksi di wilayah segitiga emas peredaran narkoba yaitu perbatasan Thailand, Laos, dan Burma. Yaba sangat berbahaya, sebab pemakainya akan mengalami risiko yang sama seperti para pengguna berbagai bentuk methamphetamine. Pemakainya akan mengalami halusinasi dan mampu bertahan melek seharian. Dan Yaba berisiko besar mengantarkan pemakaianya pada kematian.
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
406
Efek pemakaian Pemakaian Yaba secara terus-menerus dapat menimbulkan efek berikut: Detak jantung bertambah cepat. Tekanan darah si pemakai juga akan menjadi lebih tinggi sehingga dapat merusak pembuluh darah kecil di otak pemakainya. Jika hal itu sudah terjadi, maka pemakai Yaba dapat terkena serangan stroke. Penggunaan kronis obat terlarang jenis baru ini bisa membuat radang pada saluran darah di jantung. Penggunaan obat yang berlebihan alias overdosis dapat menyebabkan suhu tubuh naik dan kematian. Sementara secara psikologis, pengguna Yaba akan mengalami fase perubahan perilaku. Pemakainya akan berubah menjadi kasar, paranoia (takut berlebihan), resah, bingung, dan insomnia atau susah tidur. Setiap tahunnya, tak kurang dari 400 juta pil yaba diselundupkan dari wilayah segitiga emas itu untuk diedarkan ke seluruh dunia. Di Amerika Serikat, yaba sangat popular di kalangan komunitas orang Asia, terutama di California Utara dan Los Angeles. Mereka menggunakan yaba pada acara pesta.
▲ Gambar 17.5. Jenis-jenis ekstasi yang dikemas dalam bentuk tablet
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
407
17.2.1. Akibat penyalahgunaan psikotropika Berbagai efek yang ditimbulkan dari akibat penyalahgunaan obat psikotropika adalah: 1. Overdosis atau disingkat OD adalah suatu kondisi kelebihan takaran obat yang menyebabkan koma, shock, atau kematian. 2. Penyalahguna obat biasanya menunjukkan beberapa bentuk kelainan mental. Efek farmakologi dari ecstasi tidak hanya bersifat stimulant tapi juga mempunyai sifat halusinogenik yaitu menimbulkan khayalankhayalan nikmat dan menyenangkan, secara rincinya adalah: 1. Meningkatkan daya tahan tubuh. 2. Meningkatkan kewaspadaan. 3. Menimbulkan rasa nikmat dan bahagia semu. 4. Menimbulkan khayalan yang menyenangkan. 5. Menurunkan emosi. Efek samping yang berlebihan adalah: 1. Muntah dan mual. 2. Gelisah. 3. Sakit kepala. 4. Nafsu makan berkurang. 5. Denyut jantung berkurang. 6. Timbul khayalan yang menakutkan. 7. Kejang-kejang. Efek Ecstasy terhadap organ tubuh antara lain: 1. Dapat menimbulkan gangguan pada otak, jantung, ginjal, hati, kulit dan kemaluan. Efek-efek lainnya: setelah pengaruh ecstasy habis berapa jam atau beberapa hari, maka pengguna akan mengalami: 1. Tidur berlama-lama dalam gelap. 2. Depresi. 3. Apatis. 4. Kematian karena adanya payah jantung serta krisis hipertensi atau pendarahan pada otak. 5. Ketergantungan psikis bilamana seseorang sangat tergantung pada obat-obatan tertentu yang pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Mereka selanjutnya memiliki rasa ingin yang tinggi untuk selalu menggunakan obat-obatan tersebut dengan maksud untuk memenuhi rasa kesenangan atau lari dari suatu permasalahan.
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
408
17.7. Narkotika Narkotika adalah senyawa atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi-sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakannya dengan memasukkannya ke dalam tubuh. Istilah narkotika berasal dari kata narkotikos (bahasa Yunani) yang berarti menggigil. Istilah narkotika ada hubungannya dengan kata narkan (bahasa Yunani) yang berarti menjadi kaku. Dalam dunia kedokteran dikenal juga istilah narkose atau narkosis yang berarti dibiuskan. Obat narkose yaitu obat yang dipakai untuk pembiusan dalam pembedahan. Di dalam Undang-Undang RI. Nomor 22 Tahun 1997 tanggal 1 September 1997 tentang Narkotika, menyatakan bahwa Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan termasuk kepentingan lembaga penelitian atau pendidikan saja, sedangkan pengadaan impor atau ekspor, peredaran dan pemakaiannya diatur oleh Pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan.
▲ Gambar 17.5. Akibat penyalahgunaan narkoba yang
disuntikan ke dalam tubuh 17.7.1. Bentuk narkotika
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
409
Narkotika dapat dibuat dalam berbagai bentuk, rasa, dan penampilan. Ada yang berupa pil, cairan, bubuk, dan sebagainya. Namun sekarang ada juga narkoba yang dibentuk menjadi permen berwarna-warni dan punya aneka rasa. Salah satu permen narkoba ini namanya yaba. Warnanya menarik dan rasanya manis. Permen berisi narkoba yang termakan akan menimbulkan rasa pusing dan sempoyongan. Dan seperti jenis narkoba lainnya, permen ini bisa membuat orang kecanduan. Karena bentuknya seperti permen yang manis dan menarik, ada kemungkinan dipasarkan di lingkungan anak-anak. Ada baiknya untuk menasehati anak-anak supaya lebih berhati-hati lagi, terutama pada saat membeli jajanan dan terhadap orang yang menawari panganan dengan gratis. Jadi, bagi orang tua yang memiliki anak mulai dari tingkat sekolah dasar harus selalu memberikan waktunya untuk memonitor segala kegiatan anak baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Monitoring tidak selalu dengan terlalu mengekang anak. Banyak cara memonitor anak dengan cara yang baik. Mudah-mudahan generasi muda Indonesia tidak lagi terkotori dengan Narkoba dan minuman keras yang dapat merusak generasi ini menjadi generasi yang lemah. 17.7.2. Jenis-jenis narkotika dan efek yang ditimbulkan Saat ini jenis narkoba semakin banyak. Diantaranya yang paling sering digunakan adalah ganja, heroin atau putau dan kokain. Sedang obat berbahaya yang sering digunakan adalah shabu, ecstasy dan pil koplo. Obat-obatan ini bisa menyebabkan orang menjadi kecanduan atau ketagihan sampai membuat kesadaran orang hilang. Selain jenis-jenis yang telah disebutkan ada satu jenis lagi barang berbahaya, yaitu minuman keras yang mengandung kadar alkohol tinggi. Minuman keras tidak kalah bahayanya dengan narkoba. 1. Kanabis (Ganja) Kanabis adalah nama singkat untuk tanaman Cannabis sativa. Semua bagian dari tanaman tersebut mengandung kanabioid psikoaktif. Ganja terbuat dari daun tanaman kanabis. THC (Delta 9 tetrahydrocannibinol) adalah salah satu dari 400 bahan kimia yang ditemukan di dalam ganja. THC-lah yang menyebabkan pengaruh yang mengubah suasana hati. Kadar THC yang
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
410
terdapat pada ganja yang beredar, semakin hari semakin meningkat. Ganja (kanabis) mempunyai beberapa bentuk. Ganja biasanya berbentuk dedaunan seperti tembakau berwarna hijau. Hashish atau minyak hashish merupakan bentuk ganja yang lebih kuat. Hashish adalah getah pohon ganja dan dijual dalam bentuk minyak atau kubus padat kecil. Tanaman kanabis biasanya dipotong, dikeringkan, kemudian dipotong kecil-kecil dan digulung menjadi rokok yang dalam bahasa gaul disebut joints. Bentuk yang paling poten berasal dari tanaman yang berbunga atau dari eksudat resin yang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam yang berasal dari daun yang disebut hashish atau hash. Ganja dapat dikategorikan sebagai depresan (obat yang mengurangi kegiatan sistem saraf) dan halusinogen (menimbulkan halusinasi). Nama yang umum untuk kanabis adalah: Marijuana, Grass, Pot, Weed, Tea, atau Mary Jane. Nama lain untuk menggambarkan tipe kanabis dalam berbagai kekuatan adalah: hemp, chasra, bhang, dagga, dinsemilla, ganja, cimenk. Efek yang ditimbulkan Efek euforia dari kanabis telah dikenali. Efek medis yang potensial adalah sebagai analgesik, antikonvulsan dan hipnotik. Belakangan ini juga telah berhasil digunakan untuk mengobati mual sekunder yang disebabkan terapi kanker dan untuk menstimulasi nafsu makan pada pasien dengan sindroma imunodefisiensi sindrom (AIDS). Kanabis juga digunakan untuk pengobatan glaukoma. Kanabis mempunyai efek adiktif dengan efek alkohol, yang seringkali digunakan dalam kombinasi dengan Kanabis. Apa saja pengaruh langsung pemakaian ganja? Ganja dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda. Beberapa orang mengalami reaksi yang lebih kuat dari yang lain. Reaksi yang paling umum adalah perasaan "teler" atau "melayang". Pengaruh-pengaruh lain termasuk: Paranoia (ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional) Muntah-muntah Kehilangan koordinasi Kebingungan Nafsu makan meningkat Mata merah Halusinasi Pengaruh jangka panjang pemakaian ganja
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
411
Penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang lebih berat apabila ganja digunakan secara teratur. Beberapa diantaranya: Risiko tinggi bronkhitis, kanker paru-paru dan penyakitpenyakit pernafasan (ganja mengandung tar dua kali lebih banyak dari rokok). Kehilangan minat dan semangat untuk melakukan kegiatan, kehilangan tenaga dan kebosanan. Kerusakan memori jangka pendek, daya pikir logikal dan koordinasi gerakan badan. Dorongan seks menurun. Jumlah sperma berkurang (pada pria), siklus menstruasi tidak teratur (pada wanita). Gejala gangguan kejiwaan yang berat. Kerusakan sistem kekebalan tubuh. Addiction, Ganja menimbulkan ketergantungan mental dan mengakibatkan kecanduan secara mental. Mengendarai kendaraan bermotor. Ganja mempengaruhi keterampilan motorik dan koordinasi, penglihatan dan kemampuan untuk mengukur jarak dan kecepatan. Mengendarai mobil atau motor dengan orang yang sedang "teler" karena ganja adalah sangat berbahaya. Daya ingat dan belajar. Ganja mempengaruhi kemampuan? mengingat. THC akan mengganggu proses berpikir terutama yang membutuhkan logika. Ganja juga dapat mengakibatkan kesulitan belajar, walaupun pelajaran/tugas yang sederhana, sehingga seseorang dapat berprestasi buruk dalam pekerjaan atau belajar. Obat-obat lain. Ganja dianggap sebagai 'gerbang narkoba' karena seseorang yang memakai ganja memiliki risiko yang lebih besar untuk memakai zat-zat adiktif yang lebih keras. Berdasarkan hasil survey, sekitar 98% pemakai heroin bermula dari memakai ganja. 2. Opium Opium berasal dari jus dari bunga opium, Papaver somniferum, yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium, termasuk morfin. Nama Opioid juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dan narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan dari opium. opiat alami lain atau opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin,
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
412
kodein, dan hydromorphone. 3. Candu Getah tanaman Papaver somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih dinamai "Lates". Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Candu dipakai dengan cara dihisap. Candu biasanya diperjual belikan dalam bentuk kemasan kotak atau kaleng dengan berbagai macam cap, seperti: ular, tengkorak, burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb. 4. Kokain Kokain adalah zat adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan.
◄ Gambar 17.6. Serbuk Kokain yang digunakan dengan cara dihirup langsung
Saat ini kokain masih digunakan sebagai anestesi lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksinya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
413
dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali. Nama lain untuk Kokain: Snow, Coke, Girl, Lady, dan Crack merupakan bentuk kokain yang paling murni dan bebas basa untuk mendapatkan efek yang lebih kuat. Efek yang ditimbulkan Kokain digunakan karena secara karakteristik menyebabkan: 1. Elasi 2. Euforia 3. Peningkatan harga diri dan perasan perbaikan pada tugas mental dan fisik 4. Kokain dalam dosis rendah dapat disertai dengan perbaikan kinerja pada beberapa tugas kognitif. 5. Konsumsi kokain picu pengecilan volume otak. Gejala intoksikasi kokain Pada penggunaan Kokain dosis tinggi gejala intoksikasi dapat terjadi, seperti: 1. Agitasi iritabilitas gangguan dalam pertimbangan perilaku seksual yang impulsif dan kemungkinan berbahaya agresi 2. Peningkatan aktivitas psikomotor. 3. Takikardia. 4. Hipertensi. 5. Midriasis. Gejala putus zat Setelah menghentikan pemakaian Kokain atau setelah intoksikasi akut terjadi depresi pasca-intoksikasi (crash) yang ditandai dengan disforia, anhedonia, kecemasan, iritabilitas, kelelahan, hipersomnolensi, kadang-kadang agitasi. Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus Kokain menghilang dalam 18 jam. Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain bisa berlangsung sampai satu minggu, dan mencapai puncaknya pada dua sampai empat hari. Gejala putus Kokain juga dapat disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Orang yang mengalami putus Kokain seringkali berusaha mengobati sendiri gejalanya dengan alkohol, sedatif, hipnotik, atau obat antiensietas seperti diazepam (Valium). 5. Morfin Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
414
rasanya pahit, berbentuk serbuk atau tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan atau disuntikkan melalui pembuluh darah balik (vena). 6. Heroin (putau) Heroin mempunyai kekuatan dua kali lebih kuat daripada morfin dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir-akhir ini. Heroin, secara farmakologis mirip dengan morfin efeknya menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah melanggar hukum (ilegal), tetapi heroin diusahakan tetap tersedia bagi pasien penderita penyakit kanker yang parah karena efek analgesik dan euforiknya yang baik. Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid. Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.
▲ Gambar 17.7. Heroin 7. Shabu-shabu Shabu-shabu adalah julukan lain dari Methamphetamine. Obat ini dapat di temukan dalam bentuk kristal dan obat ini tidak mempunyai warna maupaun bau, maka ia di sebut dengan kata
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
415
lain yaitu Ice. Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Si pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung pada obat bius itu dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan kematian. Shabu-shabu juga di kenal dengan julukan lain seperti: Glass, Quartz, Hirropon, Ice Cream. Efek-efeknya: Kehilangan berat badan Mengalami impotensi Sering berhalusinasi Mengalami pergerakan tubuh yang tiba-tiba di karenakan otot-otot yang berkontraksi Mengalami kerusakan pada oragn tubuhnya seperti pada liver dan lambungnya Mengalami gangguan pada hati, dan juga jantung dapat mengakibatkan kematian.
▲ Gambar 17.8. Serbuk kristal shabu-shabu Bentuk Shabu-shabu berbentuk kristal, dan biasanya berwarna putih. Cara pemakaian Shabu-shabu biasanya dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air pada bong tersebut berfungsi sebagai saringan karena asap
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
416
tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Shabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan oleh aluminium foil yang terhirup. Efek Shabu: Sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan) Pemakai menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung) terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif Halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang banyak mempunyai persoalan atau masalah dalam kehidupan, sebaiknya narkotika jenis ini tidak dikonsumsi. Hal ini mungkin dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 17.6. “Bong” digunakan pecandu untuk nyedot kokain
Selain itu, pengguna shabu sering mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika Shabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah (the law of diminishing return). Beberapa pemakai mengatakan Shabu tidak mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang mengkonsumsi
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
417
Shabu, bahkan banyak yang mengatakan berat badannya berkurang drastis selama memakai Shabu. 8. Codein Codein termasuk garam atau turunan dari opium (candu). Efek codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan. 9. Demerol Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna. 10. Methadon Saat ini methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon). Efek yang ditimbulkan 1. Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara. 2. Kerusakan penglihatan pada malam hari. 3. Mengalami kerusakan pada liver dan ginjal 4. Peningkatan risiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya melalui jarum suntik. 5. Penurunan hasrat dalam hubungan sex. 6. Kebingungan dalam identitas seksual. 7. Kematian karena overdosis. Gejala Intoksikasi (keracunan) Opioid Satu atau lebih tanda berikut yang berkembang selama atau segera setelah pemakaian opioid, yaitu: 1. Konstraksi pupil (atau dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat). 2. Mengantuk. 3. Bicara cadel. 4. Gangguan atensi atau daya ingat. 5. Koma. 6. Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis misalnya: euforia awal diikuti oleh apatis, disforia,
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
418
agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan pertimbangaan, atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan ) yang berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid. 17.6. Memahami Efek Ketergantungan Narkoba Ketergantungan Narkoba merupakan suatu penyakit kompleks yang ditandai oleh adanya keinginan kuat untuk selalu memakai obat (craving) meskipun disadari akan berbahaya dan dapat mengancam kehidupannya. Penyakit ini bersifat menahun dan sering kambuh walaupun ada periode abstinensia untuk waktu yang cukup lama. Namun demikian, disamping efek-efek jangka lama yang mungkin timbul perlahan-lahan, pengguna narkoba juga sangat mungkin mengalami keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan segera, antara lain overdosis dan sakaw. Overdosis Obat-obatan yang sering dipakai untuk mabuk mempunyai efek pada kerja otak. Karena otak mengendalikan bagian lain dan fungsi dari tubuh - seperti paru-paru yang membuat oksigen tidak beredar ke darah, ginjal dan hati yang menetralkan racun dari tubuh, dan jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh-menggunakan drugs dapat mempengaruhi satu atau lebih dari aktivitas fungsi tubuh yang penting ini, untuk membuat seseorang mabuk. Tubuh seseorang biasanya dapat menyesuaikan dengan perubahan ini, tetapi jumlah/kadar obat yang dipakai terlampau banyak, perubahannya bisa melebihi kemampuan tubuh dalam menyesuaikannya diri dan menimbulkan efek samping yang seringkali berbahaya. Beberapa efek samping yang terjadi dari pemakaian drugs yang berlebihan adalah serius, tetapi tidak dirasakan secara langsung. Hati dan ginjal dapat rusak karena pemakaian drugs ini membuat organ-organ akan bekerja lebih keras. Dan untuk menghilangkan efek dan kerusakan dari drugs tersebut membutuhkan waktu bertahun-tahun. Tetapi jika otak terlalu banyak memperoleh obat-obatan dalam waktu yang relatif singkat, efek samping yang muncul dapat sangat berbahaya seperti hilangnya kesadaran, berhentinya pernafasan, gagal jantung, serangan jantung-termasuk tentunya, kematian. Inilah yang disebut overdosis dari obat-obatan. Overdosis sangat serius tetapi tidak perlu berakhir fatal jika ditangani dengan cepat dan tepat. Siapa saja yang memakai drugs
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
419
bisa overdosis, orang yang baru pertama kali menggunakan sampai orang yang telah bertahun-tahun menggunakan obat. Sakaw Ketergantungan fisik merupakan suatu fenomena alami bila seseorang menggunakan suatu obat (biasanya golongan opioid seperti morfin dll) dalam dosis yang cukup besar dan berjangka lama. Sel-sel tubuh yang terpajan obat akan beradaptasi sehingga terdapat suatu keseimbangan biologis yang baru. Penghentian penggunaan opioid secara tiba-tiba pada seseorang yang sudah bergantung pada opioid dalam jangka lama akan menimbulkan reaksi putus obat dengan gejala-gejala: Tingkat Tingkat 0 Tingkat I Tingkat II Tingkat III
Gejala craving, ansietas menguap, lakrimasi, rinorea, berkeringat midriasis, piloereksi, anoreksia, tremor, panas dingin peningkatan keluhan dan gejala, suhu meningkat, tekanan darah dan nadi meningkat, napas cepat dan dalam, ejakulasi/orgasme spontan
Gejala putus obat ini merupakan pengalaman yang sangat tidak mengenakkan walaupun tidak mematikan. Reaksi gejala putus obat berlangsung sekitar 5-10 hari. 17.7. Berbagai alasan pemakai narkoba Banyak alasan yang sering dilontarkan oleh seseorang yang telah terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba dan akhirnya menjadi pemakai atau bahkan pecandu narkoba diantaranya: 1. Lingkungan sosial 1. Awalnya iseng dan untuk mencoba-coba, sama seperti halnya dengan mencoba-coba rokok. Motif ingin tahu: pada masa remaja biasanya seseorang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, lalu setelah itu ingin mencobanya. Misalnya dengan mengenal narkotika, psikotropika maupun minuman keras atau bahan berbahaya lainnya. 2. Ditawari teman dan tidak bisa menolak karena takut atau segan. 3. Adanya kesempatan: karena orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing, mungkin juga karena
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
420
kurangnya rasa kasih sayang dari keluarga ataupun karena akibat dari broken home. 4. Ingin lari dari masalah. Orang yang mempunyai masalah, merasa dirinya tidak sebaik orang lain. Perasaan itu membuat hidupnya jadi tidak menyenangkan. Kemudian ia memakai narkoba dengan tujuan untuk melupakan masalah. Dengan memakai narkoba, ia mengira masalahnya akan hilang. Padahal, begitu Ia sadar masalah itu masih ada dan harus dihadapi, sementara sebagian tubuhnya sudah terkena dampak buruk narkoba. 5. Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang tersebut untuk membeli narkotika untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka. 2. Kepribadian 1. Rendah diri: perasaan rendah diri di dalam pergaulan di masyarakat ataupun di lingkungan sekolah, tempat kerja dsb. Mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara menyalahgunakan narkotik, psikotropika maupun minuman keras yang dilakukan untuk menutupi kekurangan mereka tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan seperti lebih aktif dan berani 2. Emosional dan mental: Pada masa-masa ini biasanya mereka ingin lepas dari segala aturan-aturan dari orang tua mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan menggunakan narkotik, psikotropika, dan minuman keras lainnya. Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan negatif yang akhirnya menjurus ke arah penggunaan narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya.
17.9. Faktor & akibat Narkotika Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan minuman keras pada umumnya disebabkan karena zat-zat tersebut menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan rasa kenikmatan, kenyamanan, kesenangan dan ketenangan, walaupun hal itu sebenarnya hanya dirasakan secara semu. Akibat yang ditimbulkan dari penyalah-gunaan narkotika:
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
421
1. Merusak susunan saraf pusat atau merusak organ-organ tubuh lainnya, seperti hati dan ginjal, serta penyakit dalam tubuh seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti kudis, hal ini berakibat melemahnya fisik, daya fikir dan merosotnya moral yang cenderung melakukan perbuatan penyimpangan sosial dalam masyarakat. 2. Dalam memenuhi kebutuhan penggunaan narkotik, mereka dengan menghalalkan segala cara untuk memperoleh narkotik. Yang awalnya menjual barang-barang hingga melakukan tindakan pidana. Cara menghindarkan diri dari jerat narkoba dan miras Jangan pernah berpikir untuk mencoba. Tindakan mencoba merupakan langkah awal untuk terjerumus. Dekatkan diri dengan Tuhan. Jadikan keluarga sebagai tempat perlindungan jika menghadapi suatu masalah. Carilah sahabat yang baik. Bergabunglah dengan kelompok yang memiliki tujuan yang positif. Jauhi kelompok yang tidak memiliki tujuan yang jelas. Apa yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang yang kecanduan disekitarnya? Ingatlah bahwa masalah narkoba dan miras adalah masalah kita bersama. Semua orang dapat mengalaminya. Karena itu janganlah mengucilkan atau menjauhi mereka yang terkena nakoba dan miras. Sebaliknya rangkulah mereka dan bantulah mereka keluar dari permasalahan tersebut. Dukunglah dan bantulah keluarga korban untuk bersama-sama menolong korban. Jika mengalami banyak hambatan dalam membantu keluarga korban, rujuklah penanganan korban melalui keluarganya kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk itu.
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
422
17.6. Hukum dan narkoba Memiliki, memakai, menyimpan atau menjual ganja di Indonesia merupakan pelanggaran hukum dan dapat dikenakan hukuman penjara dan/atau denda yang berat. Barangsiapa dihukum atas tuduhan yang berkenaan dengan obat-obatan akan mempunyai catatan kriminal. Hal ini dapat menimbulkan masalah-masalah lain dalam hidup; dari kesulitan mendapatkan pekerjaan atau visa perjalanan sampai dengan kesulitan mendapat kesempatan pendidikan di dalam dan di luar negeri. Kiat-kiat untuk tetap bebas dari narkoba: Bertekad bebas dari narkoba. Sering mengingatkan diri sendiri mengenai tekad pribadi untuk bebas dari narkoba. Pilih teman. Menyadari bahaya-bahayanya. Bagaimana mengatakan TIDAK pada tawaran ganja "Saya tidak membutuhkannya" "Tidak, terima kasih" "Orangtua saya pasti tidak akan setuju" "Saya tidak ada waktu untuk itu" 17.2. Minuman Keras Adalah semua minuman yang mengandung alkohol tetapi bukan obat. Minuman keras terbagi dalam 3 golongan yaitu: No 1 2 3
Kadar (%) 1-5 5 - 20 20 - 50
Alkohol
Golongan A B C
Beberapa jenis minuman beralkohol dan kadar yang terkandung di dalamnya : - Bir, Green Sand 1% - 5% - Martini, Wine (Anggur) 5% - 20% - Whisky, Brandy 20% -55% Efek yang ditimbulkan Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah/kadar alkohol yang
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
423
dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan perasaan rileks, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan. Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut: merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik-motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri. kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu. Akibat penyalahgunaan minuman keras Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah atau kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan perasaan rileks, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan. Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut: 1. Merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik-motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri. 2. Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu. 3. Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan mengontrol tingkahlakunya. Pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri seperti yang mereka sangka mereka bisa. Oleh sebab itu, banyak ditemukan kecelakaan mobil yang disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. 4. Masalah kesehatan yang serius akibat alkohol seperti: radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Jika alkohol digunakan bersamaan dengan kombinasi obat-obatan berbahaya lainnya, akan memberikan efek jadi berlipat ganda. 5. Dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar dan gangguan jiwa tertentu. 6. Perasaan lebih mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan terganggu, menekan pusat pengendalian diri
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
424
sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma dan sikap moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal. 17.3. Nikotin Nikotin merupakan senyawa atau zat yang terkandung dalam daun tembakau. Nikotin memiliki sifat adiktif, seperti halnya kokain dan heroin. Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Bentuk pemanfaatan nikotin yang paling umum adalah tembakau yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu, dan pipa. Tembakau juga dapat digunakan sebagai tembakau sedotan atau dikunyah (tembakau tanpa asap). Walaupun kampanye tentang bahaya merokok sudah menyebutkan betapa berbahayanya asap rokok bagi kesehatan tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak orang yang terus merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif dari nikotin sangat kuat.
◄ Gambar 17.8. Puntung rokok setelah asap dan nikotin dihirup oleh pemakai
Batang penyebab kehancuran !!! Hindarilah !!! Jika tidak kamu akan mengalami kesulitan karena rokok !!! Tembakau Saat ini ratusan ribu kematian setiap tahun karena penyakit yang berkaitan dengan asap tembakau sehingga seseorang yang mencoba memulai merokok, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya. Berbagai pemanfaatan daun tembakau antara lain: untuk tembakau pipa, sigaret, cerutu, dan dikunyah (nginang
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
425
bahasa jawa). Daun tembakau yang telah tua dipetik dan dikeringkan selanjutnya dirajang untuk digunakan sebagai tembakau pembuat rokok. Efek asap tembakau. Kebanyakan perokok akan merasakan kenikmatan setelah menghirup asap tembakau. Kenikmatan terjadi karena masuknya nikotin kedalam sel-sel tubuh. Nikotin termasuk dalam golongan obat stimulan dan hanya terdapat pada daun tembakau. Kenikmatan yang ditimbulkan bersifat sementara dan tubuh akhirnya tergantung pada nikotin. Biasanya semakin hari semakin meningkat oleh karena itu lebih banyak batang rokok yang dihabiskan untuk memenuhi perasaan yang sama. Perokok menyerap nikotin lebih cepat sehingga mereka menghirup dan menahan asap rokok dalam saluran pernafasannya. Rokok dapat menimbulkan keracunan pada perokok pemula, dengan gejalagejala: pusing, sempoyongan, pahit dan muntah dan juga keluar air liur banyak. Ketika seseorang merokok adrenalin juga dikeluarkan kedalam darah secara terus-menerus. Nikotin merangsang kelenjar adrenal menjadi aktif. Adrenalin adalah hormon yang dibebebaskan manakala seseorang menghadapi kondisi tertantang atau darurat. Oleh karena itu, perokok merasa tegang tanpa alasan yang jelas. Efek nikotin Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan maslah. Menghisap rokok meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan depresif. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebtral. Tetapi pemaparan jangka panjang disertai dengan penurunan aliran darah serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal. Komponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin. Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat mematikan, karena kegagalan pernafasan. Efek stimulasi dari nikotin menyebabkan perilaku sebgai berikut: 1. Peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan maslah. 2. Menghisap rokok meningkatkan mood. 3. menurunkan ketegangan 4. menghilangkan perasaan depresif.
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
426
Efek nikotin pada fisik: 1. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebral. 2. Tetapi pemaparan jangka panjang disertai dengan penurunan aliran darah serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal. Komponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin. 3. Adrenalin meningkatkan denyut jantung, menyebabkan pembuluh darah menyempit sehingga dapat meneybabkan tekanan darah meningkat. Asap tembakau mengandung gas CO dan gas-gas beracun lainnya. CO sangat mudah berikatan dengan molekul Hemoglobin dalam sel darah merah, akibatnya kemampuan Hb mengikat Oksigen berkurang dan jaringan akan mangalami kekurangan suplai Oksigen. Zat-zat kimia berebahaya yang terdapat pada asap rokok antara lain:
◄
Gambar 17.9. Seorang bocah sedang menikmati sebatang rokok, sadarkah dia akan bahaya lanjutannya?
4. Amoniak, sianida, dan nitrogen oksida. Rokok juga mengandung tar dan resin. Tar adalah hidrokarbon yang terbentuk dari pembakaran tembakau. Resin merupakan senyawa yang berwarna coklat kekuningan. Tar dan resin bersama dengan panas mengiritir permukaan selaput lendir dari saluran
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
427
pernafasan sehingga akan banyak dihasilkan lendir dan merusak rambut-rambut getar yang banyak terdapat pada permukaan tersebut, akibatnya kotoran sukar keluar. 5. Rambut-rambut getar yang terdapat pada permukaan selaput lendir akan rusak oleh zat-zat yang terdapat dalam asap rokok yang dapat mengakibatkan batuk yang terus menerus karena batuk merupakan reflek sebagai usaha untuk mengeluarkan kotoran. Asap rokok juga mengurangi kepekaan indera pembau di rongga hidung dan indera pengecap pada permukaan lidah sehingga nafsu makan perokok berkurang. Penyakit karena asap rokok 1. Kanker paru Asap rokok merupakan faktor yang menyebabkan kematian yang disebabkan oleh kanker. Senyawa yang menyebabkan kanker disebut karsinogen. Benzopirene merupakan karsinogen yang berbahaya yang terdapat di dalam asap tembakau. Benzopirene menyebabkan kanker sel paru-paru. Tar dan resin merupakan zat-zat yang berperan sebagai pemacu sel-sel kanker tumbuh lebih cepat. Pada penderita kanker paru pada saat awal menunjukkan gejala pernafasaan dangkal dan batuk berlendir atau berdahak. Penurunan berat badan dan ketahanan fisik. Perokok bertanggung jawab terhadap 3 dari setiap 4 kematian karena kanker paru. Mereka juga lebih mudah terserang kanker kerongkongan, faring, laring, mulut, pankreas, dan kantung kemih daripada bukan perokok.
◄ Gambar 17. 7. Paru-paru rusak karena merokok
2. Penyakit jantung
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
428
Perokok lebih memiliki kemungkinan terserang penyakit jantung. Laki-laki lebih besar kemungkinannya daripada wanita. Nikotin dan CO merupakan faktor utama penyebab sakit jantung. Serangan jantung merupakan penyebab utama pada perokok. Nikotin menyebabkan denyut jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah meningkat lebih tinggi. Peneyempitan pembuluh darah akan menurunkan jumlah darah yang mengalir pada organ tubuh, selain itu jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. CO menurunkan kadar oksigen dalam darah, sehingga jumlah oksigen yang sampai ke jaringan tubuh menjadi berkurang. Oleh karena itu, perokok menjadi lebih cepat lelah daripada bukan perokok. 3. Perokok dan lingkungan sosial Perokok membahayakan hidup orang lain, akibat asap rokok bagi perokok pasif dapat menyebabkan kematian karena udara yang tercemar karena asap rokok. Bukan perokok menikah dengan perokok kemungkinan terserang kanker paru-paru lebih tinggi 34 %. Wanita hamil perokok memiliki risiko kehamilan: 1. Lahir prematur 2. Keguguran 3. Atau bayi yang dikandungnya beratnya berkurang dibanding tanpa asap rokok 4. pada wanita hamil bayinya kekurangan suplai O2, meningkatkan denyut jantung bayi dan meningkatkan darah tinggi.
◄ Gambar 17.10. Ibu perokok membahayakan kesehatan anak maupun janin
Kata-kata Penting
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
429
• • • • • • • • • •
Obat Antibiotik Antihistamin Heroin Ganja Narkotika Psikotropika Candu Nikotin Alkohol
Rangkuman • Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia, dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi. • Minuman keras adalah semua minuman yang mengandung alkohol tetapi bukan obat. • Nikotin adalah zat yang bersifat adiktif. Bentuk nikotin yang paling umum adalah tembakau, yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu, dan pipa. • Volatile solvent adalah zat adiktif dalam bentuk cair dan mudah menguap. Penyalah-gunaannya dengan cara dihirup melalui hidung. • Volatile inhalansia adalah zat inhalan tersedia secara legal yang digunakan dengan cara di hirup. • Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabjan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi: depresant, stimulant, hallusinogen. • Narkotika adalah zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang menimbulkan pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. • Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan minuman keras pada umumnya disebabkan karena zat-zat tersebut menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan rasa kenikmatan, kenyamanan, kesenangan
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
430
• • • • • • •
• • •
• •
dan ketenangan, walaupun hal itu sebenarnya hanya dirasakan secara semu. Jenis-jenis narkotika yang paling sering digunakan adalah ganja, heroin atau putau dan kokain. Obat berbahaya yang sering digunakan adalah shabu, ecstasy dan pil koplo. Opioid atau opiat berasal dari jus bunga opium. Candu berasal dari getah tanaman Papaver Somniferum. Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Heroin (putau) secara farmakologis mirip dengan morfin. Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Codein termasuk turunan dari opium. Demerol nama lainnya adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan. Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Kokain adalah zat yang adiktif merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca Kanabis (Ganja) tanaman Cannabis sativa. Semua bagian dari tanaman mengandung kanabioid psikoaktif.
Latihan Uji Kemampuan A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Narkoba tidak baik bagi kesehatan karena dapat merusak ... 2. Perilaku negatif sebagai akibat penyalahgunaan narkoba adalah 3. Gejala khas untuk orang yang memakai putau adalah … 4. Semua minuman yang mengandung alkohol tetapi bukan obat digolongkan sebagai ... 5. Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol adalah … 6. Akibat penyalahgunaan minum minuman beralkohol dengan kadar tinggi dan dalam jumlah banyak pada organ tubuh adalah 7. Bentuk nikotin yang paling umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah … 8. Zat adiktif dalam bentuk cair dan mudah menguap dan disalahgunakan dengan cara dihirup adalah …
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
431
9. Zat yang tersedia secara legal, tidak mahal dan mudah didapatkan dan sering disalah-gunakan adalah … 10. Zat-zat yang dibuat oleh ahli obat jalanan secara sengaja agar para pembelinya kecanduan dan menderita disebut … B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Apakah yang dimaksud dengan psikotropika ? 2. Jelaskan akibat penyalah-gunaan psikotropika yang sekarang sedang populer! 3. Jelaskan secara umum akibat penyalah-gunaan narkotika! 4. Apa saja faktor lingkungan sosial yang dapat menyebabkan seseorang menyalah gunakan narkoba! 5. Sebutkan jenis-jenis narkotika dan efek yang ditimbulkan! 6. Jelaskan gejala intoksikasi kokain pada penggunaan kokain dosis tinggi!. 7. Jelaskan gejala putus zat setelah menghentikan pemakaian kokain atau setelah intoksikasi akut terjadi depresi pascaintoksikasi! 8. Jelaskan asal kanabis, nama lain, dan efek yang ditimbulkan! 9. Jelaskan apa yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang yang kecanduan narkoba di sekitarnya! 10. Sebutkan nama zat yang bersifat stimulan yang terdapat pada asap rokok?
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
432
Ahren, K.,Rosberg, S., and Khan, I. (1980). On The Mechanism of Tropic Hormone Action in Ovary. In: Dumont, J.E., and Nunez, J., (eds): Hormones and Cell Regulation. Vol.4. Elsevier Nort-Holland: Biomedical Press. Anies (2005). Mewaspadai Penyakit Lingkungan. Jakarta: P.T. Elex Media Komputindo. Anonim (1992). Almanak Pembangunan Kesehatan. Depkes RI. ---------- (1989). Bakteriologi Klinik, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. ---------- (1989). Buku Penuntun Pratikum Haematologi. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta. ---------- (1999). Pelatihan Manajemen Klinik Infeksi Menular Seksual Laboratorium Sederhana, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. ---------- (1999). Buku Pedoman Interaktif Penatalaksanaan Penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) Dengan Pendekatan Sindrom, Direktorat Jenderal PPM & PLP, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. --------- (2005). Pelatihan Manajemen Klinik Infeksi Menular Seksual Untuk Tenaga Dokter, Paramedis, Analis Laboratorium, dan Administrasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Bogor. --------- (2006). Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. --------- (2005). Gonore. Diakses pada hari selasa 8 mei 2007 pukul 13:30 WIB. Diambil dari alamat situs web http://nursingactivity.blogspot.com/2006/09/gonore-go.html. --------- (2006). Gonore. Diakses pada hari kamis 10 mei 2007 pukul 09:30 WIB Diambil dari alamat situs web http://pikas.bbkbn.go.id/gemapria/article-detail.php?artid=34 --------- (2006). Infeksi Saluran Kemih. Diakses pada hari Selasa 8 mei 2007 pukul 10:15 WIB Diambil dari situs web http://situs.kesrepro.info/pmshivaids/referensi3.htm. --------- (2006). Penyakit Menular Seksual. Diakses pada hari Rabu 25 April pukul 09:25 WIB Diambil dari situs web http://www.babyjiwaditya.com/informasi/seksualitas/index.php.
Ilmu Kesehatan
433
--------- (2007). Infeksi Menular Seksual. Diakses pada hari Kamis 26 April 2007 pukul 10:20 WIB Diambil dari situs web http://www.depkes.go.id/showis.php?/tid=visi. Arey, L.B., William Burrows, Greenhill, J.P., and Hewitt, R.M. (1961). Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. 23 ed. London: W.B. Saunders Company. Azrul Azwar (1995). Pengantar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. -------- (1988). Administrasi Kesehatan. Jakarta: PT. Pinarupa Aksara. Bambang Sutrisna (1986). Pengantar Epidemiologi. Jakarta: FKM-UI. Baret, J.M., Peter Abramoff, Kumaran, A.K., and Millington, W.F. (1986). Biology. New Jersey: Prentice Hall. Benson, J.H., Gunstream, E.S., Arthur Talaro, and Talaro, P.K. (1999). Anatomy and Physiology. 7th-ed. Boston: Mc Graw Hill Company Buckle et al, (1987). Food science, diterjemahkan oleh Hari Purnomo. Jakarta: Penerbit UI Press. Daili, Sjaiful Fahmi. (2003). Penyakit Menular Seksual. Edisi Kedua, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Devey, T.H. and Wilson T. (1971). Control of Diseases in The Tropics, London: Levuis and Co, Ltd. Djaeni Sediaoetama (1991). Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat. Erik Tapan (2005). Penyakit Degeneratif. Jakarta: P.T. Gramedia. Ganong, W.F. (2001). Review of Medical Physiology. 21th-ed. New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill Medical Publishing Division. Gowan Mary & Castolli William (2001). Menjaga Kebugaran Jantung, Diterjemahkan oleh: Patuan Raja, Sugeng Hariyanto & Sukon. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Guyton, A.C., & Hall, J.E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor bahasa Indonesia: Irawati Setiawan. Ed. 9. Jakarta: EGC. Green, J.H. (1973). Basic Clinical Physiology. 2nd-ed. New York: Oxford University Press. Green, Lawrence (1980). Health Education Planning, A Diagnostic Approach, The John Hopkins University, Mayfield Publishing Co.. Hadley, M.E. (1992). Endocrinology. 3rd-ed. New Jersey: Prentice Hall Inc. Hanlon, John, (1955) Principles of. Public Health administration, St. Louis: The CV Mosby Company.
Ilmu Kesehatan
434
Harahaf, W.S. (2000). Kondom Untuk Mencegah HIV dan PMS. HINDARI AIDS, 18 Desember 2000, Jakarta. Haryoto Kusnoputranto (1984). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Bursa Buku FKM-UI. Hindra, I.Satari, dan Mila Meiliasari (2004). Demam Berdarah. Jakarta: Puspa Swara. Ichsan, M., Yuliati, dan Sri Redjeki (1994). Ilmu Kesehatan dan Gizi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikdasmen Jakarta. Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical Publications, Clifornia. Koeshartono, D., dan Shellyana Junaedi, M.F. (2005). Hubungan Industrial. Yogyakarta: Andi Offset. Leon Lachman, Lieberman, H. A., dan Kanig, J. L. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Jakarta: UI Press Levy, Barry and David Weman (1975). Occuptaional Health, Boston: Little Brown and Company. Moh. Anief (2002). Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Panglaikim dan Hazil Tanzil (1987). Manajemen Suatu pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia,. Patel Chandra (1998). Panduan Praktis Mencegah & Mengobati Penyakit Jantung, tr.by: Alextri Aantjono Widodo, Jakarta: PT Gramedia. Pearce Evelyn (2002). Anatomi & Fisiologi Untuk Paramedis. Diterjemahkan oleh: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT Gramedia. Peter C. Kurniali dan Nugroho Abikusno (2007). Healthy Food for Healthy People. Jakarta: P.T. Gramedia. Kalat, J.W. (1984). Biological Physiology. Belmont USA: Wadsworth Publishing Company. Kee, L.H., Shirley Lim, dan Diong, C.H. (2001). Biology: The Living Science. Singapore: Pearson education Asia Ptye Ltd Marsetyo dan Karasaputra (1991). Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta. Nico A. Lumenta dkk. (2006). Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: P.T. Gramedia. Obert, J.C. (1978). Community Nutrition, John Wiley and Sons, New York, Toronto:. Omar Faiz & David Moffat (2004). At a Glance Anatomy. Jakarta: Penerbit Erlangga. Ilmu Kesehatan
435
Raven, P.H., & Johnson, G.B. (1986). Biology. New York: Times Mirror/ Mosby College Publishing. Rohen, J.W., & Yokochi Chihiro (2002). Anatomi Manusia. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. Silalahi, Bennet dan Rumpondang Silalahi (1985). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: P.T. Pustaka Binaan Presindo. Siswosudarmo, Moch. Anwar, dan Ova Emilia (2001). Teknologi Kontrasepsi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Soekidjo Notoatmodjo (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsipprinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. ------ (1993). Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi offset. ------ (1986). Komponen-komponen Pendidikan dalam Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Bursa Buku FKM-UI. Solihin Pujiadi (1993). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sumakmur (1989). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: CV. Masagung. ------- (1989). Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV. Masagung. Supariasa, I.D.N., Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Sylvia, S.M. (1998). Human Biology. 5th-ed. Boston: Mc Graw Hill Company. Terry L.W. & Rue (1988). Dasar-dasar Manajemen, diterjemahkan oleh: Ticolau, , Jakarta: PT. Bina aksara. Van De Graaff, K.M. (1999). Concepts of Human Anatomy and Physiology. 5th-ed. USA: MC Graw Hill Companies, Inc.
Ilmu Kesehatan
436
Aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh. Misalnya : Jogging, senam, renang, bersepeda. Akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menebal dan menipis. Alveolus (tunggal, jamak alveoli): kantung-kantung sangat kecil dan berdinding sangat tipis yang terdapat pada paru-paru yang berfungsi untuk pertukaran gas pernafasan. Anaerabik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan, bulu tangkis. Bakal vitamin D (provitamin D) adalah zat-zat gizi yang terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, telur, dan hati yang akan diubah oleh sinar matahari menjadi vitamin D. Bergerak agar sehat dan bugar. Dengan tema tersebut WHO Bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan. Cairan sendi (sinovial) adalah cairan agak kental dan bening yang terdapat dalam sendi gerak dan berperan sebagai pelumas sendi. Chyme atau kim adalah makanan setelah melewati lambung menjadi bentuk bubur makanan. Denyut Nadi Maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan. DNM = 220 – UMUR Daya tahan tubuh (endurence). Diabetes Fit For Health" yang dipusatkan di Brazil dengan tema "Move For Health"
Ilmu Kesehatan
437
Gigi seri atau Incisivi (I) yang memiliki fungsi untuk menggigit dan memotong. Gigi taring atau Caninus (C) yang memiliki fungsi untuk menyobek. Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham kecil atau Premolar (P) dan gigi geraham besar atau Molar (M) yang memiliki fungsi untuk mengunyah dan melumatkan makanan. Hypokinetic, kurang bergerak seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat kurang gerak. Indera adalah alat yang berfungsi menerima rangsangan dari lingkungan sekitar baik dari luar maupun dalam tubuh dan menyampaikannya ke otak. Iris adalah bagian mata yang berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata melewati pupil.
Kesehatan pribadi (personal health) menekankan pada upaya pengobatan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Kesehatan masyarakat (public health) menekankan pada upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan derajat kesehatan (promotif). Kornea adalah bagian mata yang berfungsi melindungi lensa mata.
Kuratif adalah usaha kesehatan dengan pengobatan penyakit. Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangan mineral penyusun tulang sehingga tulang mudah patah.
Peyer’s patchs adalah kumpulan kelenjar limfe (nodus limfatikus) pada mukosa usus halus yang berperan dalam pertahanan tubuh.
Penyakit jantung koroner
Ilmu Kesehatan
438
Preventif pencegahan penyakit. Promotif peningkatan derajat kesehatan. Rakhitis adalah penyakit akibat kekurangan vitamin D jika terjadi pada masa pertumbuhan tulang dapat mengakibatkan tulang kaki menjadi tidak kuat biasanya melengkung dan membentuk seperti huruf O atau X. Rambut getar atau silia (bahasa latin): adalah tonjolan pada permukaan sel-sel penyu-sun selaput lendir yang selalu bergetar.
Rehabilitatif adalah usaha kesehatan dengan pemulihan kesehatan. Sedentary Gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja () dan kurang gerak ditambah penyakit kardiovaskular Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Selaput lendir atau mukosa (bahasa latin): lapisan paling dalam yang terdiri atas sel-sel yang selalu mengeluarkan lendir encer dan bening. Tulang keras adalah tulang yang bahan penyusun utamanya terdiri atas serabut-serabut tulang dan garam-garam kalsium posfat.
Tulang rawan (lunak) adalah tulang yang bahan penyusun utamanya terdiri atas serabut-serabut tulang rawan tanpa garam-garam kalsium posfat. HDL Kolesterol. Mengurangi aterosklerosis. Kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera. Tekanan sistolik dan diastolik. Kencing manis menambah sensitifitas insulin. Infeksi Sistem imunitas. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness). Dalam buku panduan ini hanya dijelaskan komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan.
Ilmu Kesehatan
439
Indeks Massa Tubuh (IMT) = (Berat Badan Dalam kg : Tinggi Badan dalam M2). Obesitas hiperplasi dan hipertropi sel adiposit serta input berlebihan Kelenturan atau fleksibilitas tubuh Kekuatan Otot kontraksi maksimal yang dihasilkan otot, merupakan kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Daya tahan jantung paru adalah kemampuan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada waktu kerja dalam mengambil O2 secara maksimal (VO2 maks) dan menyalurkannya keseluruh tubuh terutama jaringan aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh. Daya tahan otot merupakan kemampuan untuk kontraksi sub maksimal secara berulang-ulang atau untuk berkontraksi terus menerus dalam suatu waktu tertentu. Mensana in corpora sano! dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Silent heart attack adalah serangan jantung yang tidak memberikan gejala. Vitalitas dari paru-paru dapat dipertinggi dengan olah raga. VO2 max adalah volume oksigen yang tubuh dapat gunakan saat bekerja sekeras mungkin. Penyakit jantung koroner World Health Organization (WHO) Kolesterol. Untuk laki-laki, risiko untuk mendapat serangan jantung pertama menjadi 2 kali lipat lebih besar bila kadar kolesterol meningkat dari 225-250 menjadi 300 atau lebih. Trigliserida. Adanya lemak dalam darah ini mempunyai hubungan yang dekat dengan kegemukan, dan dikenal sebagai salah satu faktor risiko penyakit jantung. Dengan demikian, lebih tinggi trigliserida, lebih tinggi risiko penyakit jantung. Kadar gula waktu puasa. Berbagai penelitian menunjukkan bagaimana diabetes (penyakit kencing manis) dan peningkatan gula dalam darah berhubungan dengan penyakit jantung. Lebih tinggi kadar gula dalam darah, lebih besar pula risiko untuk mendapatkan penyakit jantung. Penyakit jantung yang terkenal ialah yang disebut dengan “Thrombosis Koroner”. Penyempitan pembuluh darah akibat arteriosclerosis
Ilmu Kesehatan
440
Oxygen Differential Line (Garis Perbedaan Oksigen). Pada saat warna merah jambu dan biru bertemu, terdapatlah satu garis yang disebut “oxygen differential line” (Garis perbedaan oksigen). Penyakit Jantung Koroner Diabetes gula adalah penyakit serius LDL-C HDL-C Trigliserida dalam darah Body mass indexes” (BMI hiperkolesterolemia (kolesterol dalam darah melebihi 250 mg/dL) neurotransmiters) seperti norepinephrine (NE) dan serotonin (5-HT) terlibat dalam depresi dan schizophrenia. Tubuh
yang sehat hidup dalam ketenangan. Anda tidak akan merasakannya dari dalam keluar keharmo-nisan dan damai.
Reseptor adalah penerima rangsang berperan mengubah rangsang fisik (raba, cahaya, suara) dan kimia (rasa, gas, pH) menjadi aliran listrik pada serabut syaraf. Saluran Eustachii adalah saluran menghubungkan ruang telinga tengah dengan rongga faring.
Ilmu Kesehatan
441