BABI PE DAHULUA
A. JUDUL Asuhan keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Tn.M dengan Hepatitis Di Bangsal Barokah RSU PKU Muhammadiyah Gombong B. LATAR BELAKANG MASALAH Infeksi virus hepatitis B yang oleh masyarakat awam dikenal sebagai ‘penyakit kuning’ masih merupakan masalah kesehatan serius sampai saat ini. Infeksi yang terjadi dapat bersifat sementara (transient), yaitu pada hepatitis B akut. Ini terutama dijumpai pada penderita dewasa dengan kompetensi imunitas yang baik. Umumnya penderita hepatitis akut pada orang dewasa akan sembuh secara sempurna ( > 90%). Hanya sebagian kecil yang menetap (permanent) dan menjadi kronik (5 –10%). Sebaliknya jika infeksi terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sebagian besar akan menjadi kronik (pengidap > 90%). Ini disebabkan karena sistem imunologi bayi belum sempurna dan bersifat toleran terhadap virus. Sebagian dari pengidap ini akan berkembang menjadi sirosis hati bahkan karsinoma hepatoseluler primer. Terdapat suatu fenomena, di mana makin tinggi prevalensi infeksi hepatitis B di suatu tempat, maka infeksi pada bayi dan anak-anak makin banyak dijumpai.
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Inflamasi pada hepar akan menyebabkan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan
tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya nyeri di ulu hati. Diperlukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan peripurna agar hepatitis dapat sembuh dan yang lebih penting lagi adalah agar pasien mengetahui perawatan dan pencegahannya di rumah. Dengan perawatan yang sesuai diharapkan hepatitis tidak menjadi penyakit yang mematikan.
C. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan umum penulisan U tuk membe ika gamba a dalam membe ika asuha kepe a ata da dokume tasi kepe a ata pada pasie de ga masalah kepe a ata Hepatitis. 2. Tujua khusus pe ulisa a. Mampu me demo st asika pe gkajia pada pasie de ga Hepatitis b. Mampu me demo st asika diag osa kepe a ata pada pasie . Mampu me demo st asika
e a a kepe a ata pada klie de ga
d. Mampu me demo st asika impleme tasi kepe a ata pada klie de ga Hepatitis e. Mampu me dokume tasika asuha kepe a ata de ga Hepatitis
D. PENGUMPULAN DATA
Karya tulis ilmiah ini di tulis dengan menggunakan metode diskriptif nartif agar lebih mudah dalam mengetahui gambaran Hepatitis. Penulis menggunakan metode ilmiah dengan pendekatan proses keperawatan. Adapun cara pengumpulan datanya adalah : 1. Studi kepustakaan dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah Hepatitis. 2. Studi dokumenter dengan menggunakan catatan medik atau catatan keperawatan pada klien Hepatitis. 3. Wawancara langsung pada klien, keluarga klien dan orang terdekat klien. 4. Observasi dan partisipasi aktif langsung dengan merawat klien di rumah sakit.
BAB II KONSEP DASAR
A. Hepatitis 1. Pengertian Menurut Khaidirmuhaj (2009) hepatitis adalah merupakn inflamasi dari hati dapat terjadi karena infasi bakteri, cidera oleh agen cidera fisik atau kimia (non-verbal), atau infeksi virus (hepatitis A,B,C,D,E). Menurut Bruner dan Suddarth (2000) hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel –sel hati yang menghasilkan kumpulan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Sedangkan menurut Smeltzer, (2001) hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Menurut Wikipedia (2012), hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepad avi us http://id. ikipedia.o g/ iki/Hepatitis B - ite ote-Ba o -0 yang dapat
menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau ka ke hati Mula-mula dikenal sebagai "serum .
hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Af ika .Hepatitis B telah menjadi e demik di Tio gkok dan berbagai negara Asia
.
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik yang ditandai dengan badan lemes, kencing seperti teh, mata dan seluruh badan menjadi kuning.
2. Etiologi Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus.Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. a. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C, D, E. b. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik atau kimia. Sedangkan menurut Bunner dan suddart (2000) menyatakan bahwa penyebab hepatitis adalah: 1. Hepatitis A Disebut juga hepatitisinfeksiosa , disebabkan oleh virus RNA dari famili entero virus.Penularanya melalui fekal – oral, terutama lewat konsumsi makanan / minuman yang tercemar.Virus hepatitis A ditemukan dalam tinja pasien yang terinfeksi sebelum gejala – gejalanya muncul dan selama beberapa hari pertama menderita sakit.Masa inkubasi selama 1-7 minggu, rata-rata 30 hari.Gejalanya anoreksia ikterus dan warna urin gelap, nyeri epigastrium, mual, muntah, nyeri ulu hati. 2. Hepatitis B
Virus DNA ditularkan melalui darah ( saluran perkuta dan permukosa). Ditemukan pada darah, saliva, segmen sekret vagina , ditularkan melalui membran mukosa sertalika pada kulit.Masa inkubasi 1-6 bulan.Gejalanya panas, anoreksia , nyeri abdomen, pegal –pegal menyeluruh, tidak enak badan dan lemah.
3. Hepatitis C Kasus Hepatitis yang segnifikan bukan berupa hepatitis A, hepatitis B, ataupun hepatitis D. Hepatitis C bentuk primer hepatitis yang berkaitan dengan teranfusi ditularkan melalui donor komersi dan donor bayaran lebih besar dari donor relawan. Masa inkubasi 15 – 160 hari. 4. Hepatitis D Hepatitis D ( agen atau Virus Delta) terdapat pada beberapa kasus hepatitis B. Sering dijumpai pada pemakai obat – obat IV, pasien hemodialisis penerima tranfusi darah dengan donor multiple . Masa inkubasi 21 – 40 hari. 5. Hepatitis E Ditularkan melalui oral – fekal.Masa inkubasi 15 – 65 hari.Metode pencegahannya hindari kontak dengan viris melalui hygine.
3. Patofisiologi
Hepatitis adalah inflamasi dan cidera pada hepar akibat reaksi terhadap virus, obat – obatan dan alcohol.Hepatitis virus diketahui pada lansia karena hepatitis ini terjadi dengan gejala yang tidak spesifik, seperti kelelahan, malaise, dan diare.Inflamasi yang menyebar pada hati menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel – sel hati.Oleh karenanya, sebagian besar pasien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hati yang normal.Infeksi virus parenkim hati telah dikelompokan berdasarkan agen spesifik yang menginfeksinya. Jenis virus penyebab hepatitis : A, B, Non –A, Non –B (C), D, E, hepatitis A, ditularkan lewat fekal – oral ( makanan, air, kerang). Perjalanan klinisnya ± 1 – 3 bulan dapat menyebabkan gagal hati mendadak dan parah. Hepatitis B ditularkan lewat darah ( pecandu obat – obatan, tranfusi). Hepatitis Non – A, Non –B ditularkan lewat darah, infeksi lanjut dengan peningkatan enzim hati dan dapat menyebabkan sianosis , hepatitisfulminan atau karsioma serta dapat menyebabkan hepatitis kronis. Hepatitis D (hepatitisDelta) akibat dari hepatitis B dan penularannya lewat darah.Hepatitis E ditularkan lewat fekal – oral, cenderung menyerang pada orang dewasa muda dan wanita, tidak ada status kronis atau pembawa.(Hudak dan Gallo, 1999).
4. Manifestasi klinis 1. Masa tunas a. Virus A: 15-45 hari (rata-rata 25 hari) b. Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari) c. Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari).
2. Fase Pre Ikterik Keluhan umumnya tidak khas.Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari.Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3. Fase Ikterik. Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi .Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari.Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu. 4. Fase penyembuhan Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
5. Penatalaksanaan Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suporsif&mencakup :
a. Istirahat sesuai kebutuhan. b. Penkes mengenai menghindari pemakaian alkohol /obat-obatan. c. Penkes mengenai cara penularan kepada mitra seksual dan anggota keluarga. d. Keluarga dari pasien hepatitis ditawarkan untuk menerima gema globulin murni yang spesifik terhadap hepatitis virus A /hepatitis virus B, yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap infeksi, namun bersifat sementara. e. Vaksin hepatitis B virus melalui IM sebanyak 3 kali pada interval yang ditentukan, dosis I & II diberikan terpisah satu bulan, dosis IV diberikan 6 bulan setelah dosis ke V. 6. Pemeriksaan Penunjang a. Test fungsi hati : Abnormal (4 – 10 kali dari normal). Mengakibatkan nenilai untuk membesakan hepatitis virus dan non virus b. AST (SGOT/ALT/SGPT): awalnya meningkatkan, dapat meningkatkan 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun. c. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM ( gangguan enzim hati) atau mengkibatkan pendarahan d. Leukopenia : trombositopenia mungkin ada ( splenomegali ) e. Diferensial darah lengkap : leikositosis dan monositosis f. Alkali fosfosfatase : agak meningkat (kecuali ada konsentrasi berat) g. Feses : warna tanah liat, steatoroe ( penurunan fungsi hati ) h. Gula darah : hiper glikemia trasien / hipoglikemia ( gangguan fungsi hati) i. HbsAG : dapat positif ( tipe B) catatan : merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala klinik
j.
Bilirubin serum : diatas 2,5 mg/100 ml ( bila diatas mg/ml, prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
k. Test ekskresi BSP : kadar darah meningkat l. Biopsi hati : menunjukan diagnosa dan luasnya nekrosis m. Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim n. Urinalisa : peningkatan kadar bilirubin : protein / hematuria dapat terjadi(Dongoes, 1999).
7. PATHWAY Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin
Hipertermi
Inflamasipada hepar
Peregangan kapsula hati
Perubahan kenyamanan
Gangguan suplay darah normal pada sel-selhepar
Gangguan metabolisme karbohidrat lemak dan protein
Kerusakan selparenkim, selhatidan duktuli empedu intrahepatik
Gjikogenesis menurun
Hepatomegali Perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas
PerubahanNutrisi: KurangDariKebutuhan
Glikogen dalamhepar berkurang Glikogenolisis menurun Glukosa dalam darah berkurang Cepat lelah
Keletihan
Kerusakan selparenkim, selhatidan duktuli empedu intrahepatik Obstruksi Gangguan eksresi empedu
Anoreksia
Nyeri
Glukoneogenesis menurun
Kerusakan sel eksresi Retensibilirubin Regurgitasipada duktuli empedu intra hepatik
Kerusakan konjugasi Bilirubin tidak sempura dikeluarkan melaluiduktus hepatikus Bilirubin direk meningkat
B. Asuhan Keperawatan 1. Fokus Pengkajian. Data hasil pengkajian pada pasien hepatitis tergantung penyebab dan beratnya kerusakan / gangguan hati. Tanda dan gejala mungkin muncul pada pasien dengan hepatitisadalah : a. Pola nutrisi. Pada status nutrisi pasien hepatitis biasanya memiliki gejala nafsu makan hilang ( anoreksia ), penurunan berat badan atau peningkatan berat badan (oedema), mual, muntah, dan tandanya biasanya : asites. b. Pola istirahat dan tidur. Pada pasien hepatitis memiliki gejala sepeti kelemahan, insomnia dan gelisah. c. Pola eliminasi. Pada pasien hepatitis biasanya memiliki gejala urin gelap, diare / konstipasi, feces warna tanah liat, adanya / berulang hemodiaksa . d. Rasa aman dan nyaman.
Pada pasien hepatitis merasa kurang nyaman dengan program terapi yang ada seperti dipasang infus dan nyeri pada perut pada kuadran kanan atas, otot tegang, gelisah. e. Bergerak dan keseimbangan tubuh. Pada pasien hepatitis biasanya merasa lemah, kelelahan, malas beraktifitas dan peka rangsang.
f. Bekerja dan beraktifitas. Pada pola bekerja pasien terganggu karena pasien merasa kelemahan, kelelahan, malaise umum. g. Belajar. Pengkajian diarahkan, tingkat pengetahuan pasien tentang pengertian, tanda dan gejala, kesiapan dan kemauan untuk belajar (Smeltzer, 2002).
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen cidera(biologis, kimia, fisik dan psikologis. a. Fokus intervensi.
Tujuan Noc : menunjukan nyeri ; efek merusak, di buktikan dengan indikator berikut (sebutkan nilainya 1-5 ; ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada), menunjukan tingkat nyeri, di buktikan dengan indikator berikut ini (sebutkan nilainya 1-5 ; ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada). Kriteria hasil : menunjukan dikstraksi relaksasi secara individual yang efektif untuk menlelah kenyamanan, mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri,melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan. 1) Intervensi NIC : a. Pendidikan untuk pasien/keluarga. a) Masukan pada instruksi saat pemulangan pasien mengenai pengobatan khusus yang harus di konsumsi,frekuensi pemberian,kemunhkinan efek samping,kemungkinan interaksi obat,kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi obat tersebut (misalnya pembatasan aktivitas fisik,pembatasan diet)dan nama orang yang harus di hubungi bila dijumpai nyeri yang tak tertahan. Rasional : agar pasien tahu cara mengatasi nyerinya dan tidak salah obat. b) Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurangan nyeri tidak dapat dilelah. Rasional : Untuk mengetahui tingkat penanganan nyeri sudah terlelah atau belum.
2) Penatalakasanaan nyeri (NIC) a. Berikan informasi tentang nyeri seperti,penyebab nyeri seberapa lama akan berlangsung dan antisipasi ketidak nyamanan dari prosedur. Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang di alami pasien. b. Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi berat. Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri. c. Ajarkan penggunaan tehnik non farmakologi ( misalnya,umpan balik biologis, transcutaneus alaktrikal nerve stimulation TENS, hypnosis, relaksasi, terapi musik, distraksi, bermain terapi aktifitas, akupresur, kompres hangat atau dingin, masase), sebelum, setelah dan jika memungkinkan, selam aktifitas yang menyakitkan, sebelum nyeri terjadi atau meningkat, dan selama pengunaan tindakan pengurangan nyeri yang lain. Rasional : dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat melupakan perhatianya terhadap nyeri yang di alami. 3)
Aktifitas kolaboratif. Laporkan pada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakn perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien masa lalu. Rasional : untuk mengetahui nyeri pasien apakh sudah teratasi atau belum.
4)
Aktifitas lain. a. Sesuaikan frekuensi dosis sesuai inndikasi dengan penkajian nyeri dan efek sampingnya.
Rasional : dalam pembrian dosis di sesuaikan dengan nyeri yang di rasakan pasien agar tidak overdosis/terjadi kematian. b. Bantu pasien untuk mengidentifikasi tindakan memenuhi kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil dilakukan seperti distraksi relaksasi atau kompres hangat/ dingin. Rasional : dengan melakukan aktifitas lain/memberikan kompres hangat/ dingin pasien dapat melupakan perhatianya terhadap nyeri yang di alami. c. Hadir di dekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan aktifitas lain untuk membantu relaksasi. Rasional : dengan melakukan aktifitas lain pasien dapat melakukan perhatianya terhadap nyeri yang di alami. d. Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktifitas dari pada nyeri atau ketidak nyamanan dengan menggunakan pengalihan melalui televisi,radio,tape dan kunjungan. Rasional : dengan melakukan aktifitas lain pasien dapat melupakan perhatianya terhadap nyeri yang di alami. e. Gunakan pendekatan yang positif dengan tujuan untuk mengoptimiskan respon pasien terhadap analgesic. Rasional : analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien. f. Libatkan pasien dalam mobilitas pengurangan nyeri jika mungkin. Rasional : mobilitas (posisi yang nyaman) dapat mengurangi nyeri pasien.
g. Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidak nyamanan. Rasional : dengan lingkungan yang nyaman dapat mengurangi nyeri pasien. h. Pastikan pemberian analgesik prapenanganan dan atau strategi nonfarmakologis sebelum dilakukan prosedur yang menimbulkan nyeri. Rasional : analgesic dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien (Wilkinson, 2006). i. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia mual / muntah.
5) Tujuan/Kriteria Evaluasi. a. Contoh penggunaan bahasa NOC : menunjukkan status gizi : Asupan makanan, cairan dan zat gizi, ditandai dengan indikator sebagai berikut (sebutkan nilainya 1-5: tidak adekuat, ringan, sedang, kuat atau adekuat total). b. Asupan cairan oral atau IV. Contoh lain : mempertahankan berat badan____kg atau pertambahan ___kg pada ___(sebutkan tanggalnya). c. Menjelaskan komponen keadekuatan diet bergizi, menyatakan keinginan untuk mengikuti diet. d. Toleransi terhadap diet yang dianjurkan.
e. Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal,Nilai laboratorium (misalnya: transferin, albumin, dan elektrolit) dalam batas normal. f. Melaporkan keadekuatan tingkat energi.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum penurunan kekuatan/ kelemahan. Tujuan dan criteria evaluasi a.
Tujuan NOC. Mentoleransi aktifitas yang biasa dilakukan dan ditunjukan dengan daya tahan, penghematan energi dan perawatan diri : aktifitas kehidupan sehari – hari( dan AKSI).
b. Menunjukan penghematan energi, ditandai dengan indicator sebagai berikut ( dengan ketentuan 0 – 5 : tidak sama sekali, ringan, sedang, berat atau sangat berat). c.
Menyadari keterbatasan energi.
d. Menyeimbangkan aktifitas dan istirahat. e.
Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktifitas. Pasien akan : Mengidentifikasi dan / atau situasai yang menimbulkan kecemasan yang berkontribusi pada intoleransi aktifitas.
f.
Berpartisipasi dalam aktifitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan yang menandai pada denyut jantung, frekwensi respirasi, tekanan darah dan pola yang dipantau dalam batas normal.
g. Mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang kebutuhan oksigen, pengobatan, dan / atau peralatan yang dapat meningkatkan toleransi terhadap aktifitas. h. Menampilkan aktifitas kehidupan sehari – hari (AKS) dengan beberapa bantuan ( misalnya, eliminasi dengan bantuan ambulasi untuk kekamar mandi). i. Menampilkan pengelolaan pemeliharaan dirumah dengan beberapa bantuan (misalnya, menbutuhkan untuk kebersihan setiap minggu).
Aktifitas keperawatan Pengkajian. a. Kaji respon emosi, social, dan spiritual terhadap aktifitas, evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktifitas dan penyebab keletihan( misalnya, karena perawatan, nyeri dan pengobatan). Rasional membantu dalam memenuhi aktifitas pasien dan merencanakan intervensi selanjutnya. b. Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktifitas ( misalnya, takikardia, distritma lain, dispnea, diaphoresis , pucat, tekanan hemodinamik, dan frekwensi respirasi) terhadap aktifitas perawatan diri. Rasional membantu dalam penilaian kemampuan pasien beraktifitas. Pantau respons oksigen pasien( misalnya, nadi, irama jantung dan frekwensi respirasi), terhadap aktifitas perawatan diri. Rasional Perubahan tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stres, fisiologis dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syok sehubungan dengan hipoxia.
c. Pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan sumber energi. Rasonal memungkinkan tambahan gizi untuk penyembuhan pasien. d. Pantau / dokumentasikan pola istirahat pasien dan lamanya tidur. Rasional menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.
Pendidikan untuk pasien/ keluarga. a. Intruksikan kepada keluarga / keluarga dalam: Penggunaan peralatan, seperti oksigenasi, selama aktifitas, panggunaan tehnik relaksasi( Misalnya, ditraksi, visualisasi), selama aktifitas. Rasional membantu untuk menurunkan ketegangan otot. b. Pengolaan energi ( NIC ): Ajarkan kepada pasien dan orang yang penting bagi pasien tentang tehnik perawatan diri yang akan meminimalkan konsumsi oksigen( misalnya, memantau diri dan tehnik berjalan untuk melakukan AKS). Rasional membantu dalam proses penyembuhan dan penanganan yang sesuan program terapi. c. Ajarkan tetang pengaturan aktifitas dan tehnik manajemen waktu untuk mencegah kekelahan. Rasional mambantu dalam penghematan energi dalam beraktifitas. Aktifitas kolaboratif.
a. Berikan pengobatan nyeri sebelum aktifitas. Rasional membantu dalam beraktifitas. b. Kolaborasi dengan ahli terapi okupasi, fisik dan / atau reaksi untuk merencanakan dan memantau program aktifitas, sesuai dengan kebutuhan, rujuk pada pelayanan kesehatan rumah untuk mendapatkan pelayanan tentang perawatan rumah, sesuai dengan kebutuhan, rujuk pada ahli gizi untuk merencanakan makanan untuk meningkatkan asupan makanan yang tinggi energi. Rasional Peningkatan kerentanan
atau masalah sehubungan dengan penyakit ini memerlukan sumber profesional pelayanan tambahan (Wilknson, 2006).
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan hipertensi porta, asites.
Tujuan / kriteria evaluasi. a. Kelebihan volume cairan dapat dikurangi yang dibuktikan dengan keseimbangan cairan, keseimbangan elektrolit asam- basa, dan indicator hidrasi yang adekuat. Keseimbangan cairan tidak akan terganggu ( kelebihan) yang dibuktikan dengan indicator sebagai berikut ( sebutkan nilainya 1-5 : ekstrem berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan). b. Keseimbangan asupan dan haluaran dalam haluaran dalam 24 jam. c. Tidak ada bunyi nafas tambahan. d. Berat badan stabil. Tidak ada asites, distensi vena leher, dan oedema perifer. Rasionalnya kehilangan/peningkatan menunjukan perubahan hidrasi, tapi kehilangan lanjut diduga ada defisit. e. Berat jenis urin dalam batas normal. Pasien :Menyatakan pemahamanya tentang pembatasan cairan dan diet secara verbal. f. Menyatakan pemahamanya tentang pengobatan yang diberikan secara verbal. g. Mempertahankan tanda – tanda vital dalam batas normal untuk pasien. h. Tidak mengalami pernafasan dangkal. Hematokrit dalam batas normal
Intervensi Pengkaj ian a.
Tentukan lokasi dan derajat perifer, sacral dan periobital pada skala 1+ sampai 4+. Kaji oedema ektermitas atau bagian tubuh terhadap gangguan sirkulasi dan integriras kulit. Rasional mengidentifikasi atau mempengaruhi pilihan intervensi.
b. Kaji komplikasi pulmoner dan atau kardiovaskuler yang diindikasi dengan peningkatanya distress pernafasan, meningkatnya frekuensi nadi, meningkatnya tekanan darah bunyi jantung tidak normal dan atau bunyi nafas tidak normal. Rasional intervensi tepat waktu dapat mencegah komplikasi yang serius. c.
Kaji efek pengobatan( misalnya, steroid, diuretic, dan litinum) pada oedema . Rasional retansi air dapat menjadi masalah karena meningkatkan masukan cairan juga mengakibatkan metabolisme lemak.
d. Pantau secara teratur lingkar abdomen atau tungkai bawah, timbang berat badan setiap hari dan pantau kemajuannya. Rasional member informasi tentang keefektifan program terapi dan memperlihatkan bukti keberhasilan upaya pasien selama di RS. e. Pantau hasil laboratorium yang relefan terhadap retensi cairan misalnya, perubahan elektrolit, peningkatan berat jenis, peningkatan BUN, penurunan hematokrit dan peningkatan kadarosmolalitas urin). Rasional menunjukan fungsi organ dan status atau kebutuhan nutrisi.
f. Pantau indikasi kelebihan / retensi cairan( misalnya : ronki, peningkatan CVP atau tekanan kapiler pulmonal, oedema, distensi vena leher, dan asites), sesuai dengan keperluan. Rasional menunjukan volume sirkulasi dan panggantian cairan yang dibutuhkan.
Pendidikan untuk pasien/ keluarga. a. Ajarkan pasien untuk memperhatikan penyebab dan mengatasi oedema , pembatasan diet, dan penggunaan, dosis dan efek samping obat yang dianjurkan. Rasional : memberipengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan informasi atau keputusan tentang masa depan dan control masalah kesehatan. b. Anjurkan pasien untuk puasa sesuai dengan kebutuhan. Rasional : terapi agresit atau dukungan diperlukan pada awal penurunan berat badan, meskipun puasa secara umum bukan pilihan pengobatan.
Aktifitas kolaboratif.
Konsultasi dengan dokter jika ada tanda dan gejala kelebihan volume cairan muncul atau memburuk. Rasional : mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan untuk membantu memilih intervensi. Berikan diuretic, sesuai dengan keperluan.Rasional membantu mengurangi cairan dalam tubuh.
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia mual / muntah.
Tujuan/Kriteria Evaluasi. a. Contoh penggunaan bahasa NOC : menunjukkan status gizi : Asupan makanan, cairan dan zat gizi, ditandai dengan indikator sebagai berikut (sebutkan nilainya 15: tidak adekuat, ringan, sedang, kuat atau adekuat total). b. Asupan cairan oral atau IV. Contoh lain : mempertahankan berat badan____kg atau pertambahan ___kg pada ___(sebutkan tanggalnya). c. Menjelaskan komponen keadekuatan diet bergizi, menyatakan keinginan untuk mengikuti diet. d. Toleransi terhadap diet yang dianjurkan. e. Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal,Nilai laboratorium (misalnya: transferin, albumin, dan elektrolit ) dalam batas normal. f. Melaporkan keadekuatan tingkat energi.
Intervensi Prioritas NIC Pengkaj ian. a. Observasi mual muntah. Rasionalnya sejumlah besar aspirasi gaster dan mual muntah diduga terjadi obstruksi usus.
b. Tentukan motivasi kebiasaan pasien untuk mengubah kebiasaan makan. Rasional pasien akan meningkatkan kepercayaan dirinya dan merasa mengontrol lingkungan lebih suka menyediakan makanan untuk makan. c. Pantau nilai laboratorium ( albumin, transferin dan elektrolit). Rasional penurunan fungsi ginjal dapat meluas mempengaruhi penyembuhan pasien atau prognosis dan memerlukan intervensi tambahan. d. Ketahui makanan kesukaan pasien. Rasionalnya meningkatkan rangsangan/nafsu makan. e. Timbang pasien pada interval yang tepat. Rasionalnya kehilangan/peningkatan menunjukan perubahan hidrasi, tapi kehilangan lanjut diduga ada defisit.
Pendidikan untuk pasien/keluarga. a. Ajarkan metode untuk perencanaan makanan (contoh memberi makanan kecil/porsi kecil tapi sering), Rasional melibatkan pasien dan keluarga dalam rencana untuk memperbaiki ketidak seimbangan memperbaiki kesempatan untuk berhasil. b. Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal, rasional pengobatan masalah dasar tidak terjadi tanpa perbaikan status nutrisi. c. Pengelolaan nutrisi (NIC): Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya. Rasional perbaikan status nutrisi.
Aktivitas kolaboratif. a.
Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein untuk pasien dengan ketidakadekuatan asupan protein atau kehilangan protein (misal: pasien dengan anoreksia nervosa atau penyakit glomerular/dialysis peritoneal). Rasional membantu untuk merencanakan diit yang sesuai untuk pasien.
b.
Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan pelengkap, pemberian makanan melalui slang, atau nutrisi parenteral total agar asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan. Rasional memberikan tambahan untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
c.
Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi, Rujuk ke program gizi di komunitas yang tepat, jika pasien tidak dapat membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat,. Rasional merupakan sumber yang efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori atau nutrisi tergantung pada usia, berat badan, ukuran tubuh, dan keadaan penyakit sekarang.
d.
Pengelolaan nutrisi (NIC) : Tentuka dengan melakukan kolaborasi bersama ahli gizi, secara tepat jumlah kalori dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (khususnya untuk pasien dengan kebutuhan energi tinggi). Rasional memerlukan bantuan professional untuk mengahadapi masalah nutrisi (Wilknson, 2006).
4. Potensial terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ikterik dan pruritus (Wilknson, 2006).
Tujuan/KriteriaEvaluasi. a. Menunjukan konsekuensi imobilitas: fisiologis, ditandai dengan indicator sebagai berikut( sebutkan nilainya 1-5: ektrem parah, berat, sedang, ringan, atau tidak ada). Akibat luka tekan. Penurunan status nutrisi. b. Menunjukan pengendalian resiko, ditandai dengan sebagai berikut(sebutkan nilainya 1-5 – tidak pernah, jarang, kadang – kadang, sering, atau dilakukan secara konsisten). c. Memantau faktor resiko dari prilaku dan lingkungan yang memperparah kerusakan integritas kulit Mengikuti srategi pengendalian resiko yang dipilih. .
d. Mengenalperubahan pada status kesehatan yang mengaruhi kulit). e. Menunjukan perfusi jaringan : periferditandai dengan indikator sebagai berikut( sebutkan nilainya 1-5 : ektrem berat, sedang , ringan, atau tidak ada gangguan). f. Peningkatan pengisian kembali kapiler Nadi distal dan proksimal kuat dan simetris. g. Tingkat sensasi dan warna kulit normal. Suhu ektermitas hangat. h. Nyeri lokal ektermitas contoh lain Pasien / keluarga akan, mempunyai kulit utuh. .
i. Menunjukan rutinitas perawatan kulit yang efektif, mengingesti makanan secara adekuat untuk meningkatkan integritas kulit.
Intervensi Pengkaj ian a. Kaji adanya faktor resiko yang dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit Identifikasi sumber penekanan dan friksi. Rasional mengidentifikasi masalah pada pasien dan mengidentifikasi tindakan selanjutnya. b. Gunakan alat pengkajian yang ada untuk memantau faktor resiko pasien, inspeksi kulit atas penonjolan tulang dan titik penekanan yang lain saat reposisi atau minimal setiap hari. Rasional mempengaruhi pilihan intervensi. Pantau kulit dari adanya(ruam dan lecet, warna dan suhu, kelembapan dan kekeringan yang berlebihan, area kemerahan dan rusak).
Aktifitas kolaboratif a. Rujuk keperawat terapi enterostoma untuk mendapatkan bantuan dalam pencegahan, pengkajian, dan penanganan luka/ kerusakan kulit. Rasional : menurunkan tekanan pada kulit, meningkatkan sirkulasi perifer dan menurunkan resiko kerusakan integritas kulit.
Aktifitas lai
a. Gunakan kasur penurun tekanan(misalnya busa poliuretan). Rasional : menurunkan tekanan kulit dan meningkatkan sirkulasi. b. Hindari pemijatan diatas penonjolan tulang, gunakan pelindung lutut dan siku, jika diperlukan. Rasional : menurunkan potensial cidera kulit. c. Pertahankan tempat tidur bersih, kering dan bebas kerutan. Rasional : meningkatkan rasa nyaman pasien (Wilknson, 2006).
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tempat masuknya mikroorganisme sekunder terhadap tindakan infasif.
Tujuan/Kriteria Evaluasi. Tujuan NOC : Faktor resiko infeksi akan hilang dengan dibuktikan oleh keadekuatan status imun pasien, pengetahuan yang penting : Pengendalian infeksi, dan secara konsisten menunjukkan perilaku deteksi resiko, dan pengendalian resiko. Pasien menunjukkan pengendalian resiko, dibuktikan oleh indikator berikut ini (antara 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, konsisten menunjukkan). a. Mendapatkan imunisasi yang tepat. b. Memantau faktor resiko lingkungan dan perilaku seseorang. c. Menghindari pajanan terhadap ancaman kesehatan.
d. Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko.
Aktivitas Keperawatan Pengkaj ian a. Pantau tanda/gejala infeksi (misalnya suhu tubuh, denyut jantung, pembuangan, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan, dan malaise). Rasionalnya untuk mendeteksi secara dini adanya infeksi. b. Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi (misalnya usia lanjut, tanggap imun rendah, dan malnutrisi). Rasionalnya untuk menurunkan terjadinya infeksi. c. Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut, hasil-hasil yang berbeda, protein serum, dan albumin). Rasional Rasional : mengkaji meningkat akibat hemokonsentrasi yang terjadi setelah diuresis osmotik dan peningkatan nilai dapat mencerminkan kerusakan sel karena penyakit yang dimiliki. d. Amati penampilan praktik higine pribadi untuk perlindungan terhadap infeksi. Rasional menurunkan resiko infeksi nosokomial.
Pendidikan untuk Pasien/Keluarga. a. Jelaskan kepada pasien/keluarga mengapa pasien sakit dan pengobatan meningkatkan resiko terhadap infeksi. Informasikan kepada orang tua mengenai
jadwal imunisasi untuk difteri, tetanus, pertusis, polio, campak, parotitis, dan rubella. Rasional memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan keputusan tentang masa depan dan kontrol kesehatan. b. Instruksikan untuk menjaga higine pribadi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi. Rasional menurunkan kemungkinan keadaan semakin memburuk. c. Berikan pasien/keluarga suatu model untuk mencatat imunisasi (misalnya format, buku catatan harian) dan metode aman penanganan makanan/penyiapan /penyimpanan. Rasional membantu pasien dan keluarga dalam penanganan penyebaran virus. d. Ajarkan kepada penyunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruang pasien. Rasionalnya menurunkan resiko infeksi nosokomial. e. Ajarkan kepada pasien dan keluarganya tanda/gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya ke pusat kesehatan. rasional dapat memudahkan pemecahan masalah dan membantu melibatkan pasien dan keluarga dalam mengatasinya.
Aktivitas Kolaboratif. a. Rujuk pasien / keluarga ke layanan sosial, kelompok pendukung untuk membantu pengelolaan rumah, hygiene, nutrisi dan ke lembaga sosial mengenai pembiayaan imunisasi (misalnya asuransi dan klinik departemen kesehatan). Rasional membantu dalam penanganan intervensi selanjutnya.
b. Ikuti petunjuk pelaporan terhadap infeksi yang dicurigai dan/atau budaya yang positif. Rasional mengurangi penyebaran virus. Berikan terapi antibiotik, bila diperlukan. Rasional mengurang penyebaran virus(Wilknson ,2006).
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
Tujuan/Kriteria Evaluasi. Tujuan NOC :Menunjukkan pengetahuan diet, dibuktikan dengan indikator berikut (sebutkan nilainya 1-5: tidak ada, terbatas, cukup, banyak atau luas), gambaran diet yang dianjurkan ,penjelasan alasan penganjuran diet,penyeleksian bahan makanan yang dianjurkan dalam diet. Kriteria hasil : pengembangan strategi atau mengubah kebiasaan diet, penyeleksian bahan makanan yang dianjurkan dalam diet.
pelaksanaan aktivitas pemantauan diri.
Intervensi NIC Pendidikan untuk pasien/keluarga.
a.
Memberikan pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman pasien, mengulangi informasi bila diperlukan. Rasional : Pasien lebih paham tentang penjelasan yang di berikan.
b. Menggunakan pendekatan pengajaran multiple, demonstrasi dan secara verbal serta umpan balik tertulis. Rasional : pasien lebih paham dan mengerti dengan ,ateri yang di sampaikan. c. Pengajaran : individu (NIC). d. Menjalin hubungan. Rasional : untuk menjalin komunikasi teraupetik dengan pasien. e. Menyusun tujuan pelajaran yang realistis dan saling menguntungkan dengan pasien. Rasional : pasien mengetahui tujuan dari pembelajaran. f.
Menyediakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Rasional : belajar menjadi lebih nyaman.
g. Menyeleksi metode/strategi pengajaran yang tepat. Rasional : pasien tidak bosan saat proses pembelajaran. h. Memperkuat perilaku secara tepat. Rasional : perilaku dapat mempengaruhi proses pembelajaran. i. Menyediakan waktu bagi pasien untuk menanyakan beberapa pertanyaan dan mendiskusikan permasalahanya.
Rasional : Pasien dapat mengungkapkan masalahnya. j.
Mendokumentasikan isi pembicaraan pada catatan medis, bahan tertulis yang di berikan dan pemahaman pasien tentang infomasi atau perilaku pasien yang menunjukan belajar. Rasional : untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien.
k. Mengikutsertakan keluarga atau anggota keluarga lain bila memungkinkan. Rasional : keluarga mengetahui tentang penyakit pasien dan dapat merawat pasien.
Aktivitas kolaboratif.
a. Memberikan informasi dari sumber-sumber komunitas yang dapat menolong pasien dalam mempertahankan program penanganannya, mengembangkan rencana pengajaran multidisipliner yang terkoordinasi dan sebutkan perencanaannya. Rasional memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan keputusan tentang masa depan dan konsultasi kesehatan tentang kontrol kesehatan pada tenaga medis yang ada.
b. Merencanakan penyesuaian dalam penanganan bersama pasien dan dokter untuk memfasilitasi kemampuan pasien mengikuti penanganan yang dianjurkan. Rasional mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan untuk membantu memilih intervensi (Wilknson, 2006).
BAB III RESUME KEPERA ATA
A. Pengkajian Pe gkajia dilakuka oleh M. Sakti Adit a pada ta ggal 0 Juli 20 2 di Rua g Ba okah RSU PKU Muhammadi ah Gombo g sebagai pe a ggu g ja ab pasie adalah umu 2 tahu peke jaa
.A
i as asta, alamat Ku a asa .
1. Identitas Pasien T . M umu
tahu , je is kelami laki – laki, peke jaa ta i, agama Islam,
pe didika SD, suku ba gsa Ja a / I do esia, alamat Ku a asa ta ggal masuk 2 Juli 20 2 o RM 2 860 , diag osa medis Hepatitis.
2. Riwayat Keperawatan
Pasie data g ke RSU PKU Muhammadi ah Gombo g de ga dia ta kelua ga pada ta ggal 2 Juli 20 2 pukul 20.00
IB de ga keluha
e i di bagia ulu hati, mual
mu tah, lemas. Pada saat dikaji pasie me gataka abdome ka a atas de ga skala
e i di bagia ulu hati (
e i 8 da i e ta g - 0,
e i sepe ti di emas
– emas
e i te asa lebih bila diteka atau u tuk be ge ak da be ku a g saat
tidu a ,
e i se i g mu
ul. Keadaa umum pasie lemah de ga kesada a
omposme tis. Klie da kelua ga me gataka belum begitu tahu te ta g pe akit a g dide ita klie . TD 0/60mmHg, adi 60x/me it, RR 22x/me it, Suhu 6 Pasie pe ah di a at di RSU PKU Muhammadi ah Gombo g sekita
o
.
mi ggu a g
lalu de ga keluha sasak afas. Kelua ga pasie me gataka tidak ada a g me de ita pe
akit sepe ti a g dide ita pasie saat i i da kelua ga pasie tidak
ada a g mempu ai pe akit ketu u a atau me ula .
3. Pengkajian Fokus Pada saat pe gkajia pe ulis me dapatka pasie me gataka abdome ka a atas de ga skala 8,
e i sepe ti di emas- emas,
e i di bagia e i te asa lebih
jika diba a aktifitas, dise tuh atau diteka , pasie tampak me aha
e i.
Peme iksaa fisik a g dilakuka selama i te aksi de ga pasie didapat data keadaa umum pasie lemah, kesada a
omposme tis, ilai Glas o
E4 M6 V . TD : 0/60mmHg, adi : 60x/me it, Suhu : 6
o
oma S ale
, RR : 22 x/me it. Be tuk
kepala meso hepal, tidak ada lesi, ambut a a hitam kusut, tidak ada kebotaka . Be tuk mata simet is, pe glihata
o mal, ko ju gtiva a emis, skle a ikte ik. Be tuk
teli ga simet is, dau teli ga o mal, tidak ada sek et, tidak ada pe da aha . Be tuk
hidu g simet is, tidak ada polip, tidak ada sek et, tidak ada pe da aha . Mulut be sih, mukosa bibi ke i g. Lehe tidak ada pembesa a kele ja ti oid da limfoid, adi ka otis te aba. Pada tho ax i speksi ekspa si dada tidak simet is, tidak ada luka, f ekue si afas tidak te atu , pe kusi tidak ada udema pulmo, palpasi ada
ei
teka dada ka a da pada saat diauskultasi bu i ja tu g vesi ula , tidak ada bu i o khi. Pada abdome saat dii speksi tidak ada luka, tidak ada asites, saat diauskultasi bisi g usus 2x/me it, saat dipe kusi te dapat bu dipalpasi ada
i timpa i da saat
e i teka , ada pembesa a hati. Pada dae ah ge etalia je is kelami
laki-laki, ge etalia be sih, tidak te pasa g D . Pada ekst emitas ka a atas te pasa g i fus D 20 tpm, tidak ada oedem, pada ekst emitas ba ah kaki ka a da ki i dapat dige akka de ga
o mal, pada kedua
a te aba ak al ha gat, tidak
ada oedem. Peme iksaa labo ato ium pada ta ggal 0 Juli 20 2 didapatka ( o mal
a 0,0-40,0 , SG PT 68 ( o mal
ilai SGOT 400 U/ L
a 0,0-4 ,0 .
Te api a g dibe ika pada ta ggal 0 Juli 20 2 adalah O da se t o 4mg/2ml, a itidi 2x
0 mg, a tasid mg, u uma x 00 mg, te pasa g i fus D 20 tpm.
B. Analisa data Pada ta ggal 0 Juli 20 2 pukul 0.00 e i di ulu hati, paliatif te asa
IB dipe oleh data sub ektif pasie me gataka
e i jika diba a aktifitas, dise tuh / diteka ,
ei
be ku a g saat tidu a , qualitatif
e i sepe ti di emas- emas, egio al abdome ka a
atas, skala 8, time se i g. Data ob ektif aitu pasie tampak kesakita ,ta da ta da vital TD : 0/60 mHg, S : 6
o
, RR : 22x/me it,
ti mbul diag osa kepe a ata
: 60x/me it. Be dasa ka data te sebut
e i akut be hubu ga de ga age
Pada ta ggal 0 Juli 20 2 pukul 0.00
ede a biologis.
IB pasie me gataka lemas. Data ob ektif
aitu pasie tampak kelelaha , pasie tampak tidu a , TD : 0/60 mHg, S : 6 22x/me it,
o
, RR :
: 60x/me it. Be dasa ka data te sebut timbul diag osa kepe a ata
Keletiha be hubu ga de ga p oses pe akit. Pada ta ggal 0 Juli 20 2 pukul 0.00 te ta g pe
akit a g dide ita
IB pasie me gataka belum begitu tahu
a. Data ob ektif aitu pasie tampak be ta
kepada pe a at a, pasie da kelua ga te lihat bi gu g da
a-ta
a
emas. Be dasa ka data
te sebut timbul diag osa kepe a ata ku a g pe getahua be hubu ga de ga ku a g i fo masi te ta g pe akit da pe a ata
a.
Diag osa kepe a ata sesuai de ga p io itas masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis 2. Keletihan berhubungan dengan proses penyakit 3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit dan perawatannya.
C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
Di a gkaika pe e
a aa , pelaksa aa da evaluasi me jadi satu bagia aga
pemba a lebih mudah memahami masalah a g dihadapi oleh pasie , e a a ti daka a g dilakuka u tuk me ti daka
elesaika masalah te sebut, bagaima a pelaksa aa
a, se ta bagaima a hasil akhi da i usaha kepe a ata
a g dibe ika .
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis Tujuan yang telah dibuat adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan nyeri teratasi dengan kriteris hasil skala nyeri berkurang dari 8 menjadi 4, pasien tampak lebih rileks dan nyaman. . Rencana tindakan keperawatan yaitu kaji nyeri yang komprehensif, monitor tanda – tanda vital, Berikan informasi tentang nyeri seperti, penyebab nyeri seberapa lama akan berlangsung dan antisipasi ketidak nyamanan dari prosedur, ajarkan pengunaan tehnik nonfarmakologi kolaborasi pemberian analgetik,. Ti daka kepe a ata 0.
a g sudah dilakuka pada ta ggal 0 Juli 20 2 pukul
IB adalah me gkaji
te ta g
e i sepe ti, pe
a tisipasi ketidak
e i a g komprehe sif ,membe ika i fo masi
ebab
e i sebe apa lama aka be la gsu g da
ama a da i p osedu , membe ika i fo masi te ta g
ei
pe gu aa teh ik o fa makologi : me gaja ka teh ik dist aksi elaksasi, membe ika posisi a g
ama , kolabo asi pembe ia a algetik aitu o da
se t o 4mg/2ml, a itidi 2x
0.00
0 mg
Ti daka kepe a ata
a g sudah dilakuka pada ta ggal 0 Juli 20 2 pukul
IB adalah me gkaji
e i a g komprehe sif, meme iksa ta da-ta da vital:
teka a da ah 0/60 mmHg, suhu 6
0
, adi 60 kali/me it, respiratio rate 22
kali/me it. Membe ika i fo masi te ta g
e i sepe ti, pe
lama aka be la gsu g da a tisipasi ketidak
ebab
e i sebe apa
ama a da i p osedu , ( pasie
memaha i pe jelasa pe a at Be ika i fo masi te ta g
e i pe gu aa teh ik
o fa makologi : me gaja ka teh ik dist aksi elaksasi, membe ika posisi a g ama ( pasie memahami pe jelasa da i pe a at da me asa
ama
kolabo asi pembe ia a algetik aitu o da se t o 4mg/2ml, a itidi 2x
Ti daka kepe a ata 0 .00
IB adalah me gkaji
a g sudah dilakuka pada ta ggal
0 mg.
Juli 20 2 pukul
e i a g komprehe sif, meme iksa ta da-ta da vital,
membe ika i fo masi te ta g be la gsu g da a tisipasi ketidak te ta g
,
e i sepe ti, pe
ebab
e i sebe apa lama aka
ama a da i p osedu , membe ika i fo masi
e i pe gu aa teh ik o fa makologi : me gaja ka teh ik dist aksi
elaksasi, membe ika posisi a g
ama , kolabo asi pembe ia a algetik.
Evaluasi pada hari Selasa tanggal 31 Juli 2012 pukul 09.00 WIB data subyektif pasien mengatakan nyeri telah hilang. Data obyektifnya pasien tampak rileks. Analisa, masalah nyeri teratasi. Planing, Pertahankan intervensi. 2. Keletihan berhubungan dengan proses penyakit Tujuan yang telah dibuat adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan keletihan teratasi dengan kriteria hasil kekuatan otot bertambah dari 3 menjadi 4, pasien tampak tidak lemah.
Rencana tindakan keperawatan yaitu Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, dispneu, diaphoresis, pucat, tekanan hemodinamik dan jumlah respirasi), monitor dan catat pola dan jumlah tidur pasien, monitor intake nutrisi, instruksikan pada pasien untuk mencatat tanda-tanda dan gejala kelelahan, ajarkan tehnik dan manajemen aktivitas untuk mencegah kelelahan, jelaskan pada pasien hubungan kelelahan dengan proses penyakit, kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan intake makanan tinggi energi, catat aktivitas yang dapat meningkatkan kelelahan, monitor tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas (Doctherman, 2009). Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada tanggal 30 Juli 2012 pukul 10.00 WIB mengkaji kemampuan dalam beraktivitas, memberikan periode istirahat selama aktifitas, memonitor intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sumber energi. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada tanggal 31 Juli 2012 pukul 07.00 WIB memonitor tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas, mengkaji kemampuan dalam beraktivitas, memonitor intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sumber energi. Evaluasi tanggal 31 Juli 2012 pukul 10.00 WIB data subyektifnya pasien mengatakan lemasnya berkurang, data obyektif pasien terlihat makan sendiri, TD o
120/80 mmHg, nadi 70x/menit, RR 22x/menit, suhu 36 C. Analisa, masalah keletihan teratasi. Planning, pertahankan intevensi : monitor tanda-tanda vital, kaji kemampuan dalam beraktivitas.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit dan perawatannya Tujuannya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 20 menit diharapkan pasien memagami tentang penyakit nya dengan kriteria hasil pasien memahami tentang penyakitnya. NIC Intervensi Prioritas: menentukan motifasi pasien untuk mempelajari informasi – informasi yang khusus, sebagai contoh memepercayai kesehatan ketidak patuhan, pengalaman buruk dengan kesehatan dan konflik keberhasilan. Rasional menentukan tindakan yang sesuai serta dapat mempercepat proses penyembuhan pasien. Menilai tipe pembelajaran, memberikan pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman pasien, merencanakan penyesuaian dalam penanganan bersama pasien dan dokter untuk memfasilitasi kemampuan pasien mengikuti penanganan yang dianjurkan. Ti daka
a g dilakuka pada ta ggal 0 Juli 20 2 pukul
.00
IB adalah me e tuka
motifasi pasie u tuk mempelaja i i fo masi – i fo masi a g khusus, sebagai o toh memepe a ai kesehata ketidak patuha , pe galama bu uk de ga kesehata da ko flik kebe hasila . Rasio al me e tuka ti daka pe
a g sesuai se ta dapat mempe epat p oses
embuha pasie . Me ilai tipe pembelaja a , membe ika pe gaja a sesuai de ga
ti gkat pemahama pasie , me e a aka pe
esuaia dalam pe a ga a be sama pasie
da dokte u tuk memfasilitasi kemampua pasie me gikuti pe a ga a Evaluasi dilakuka pada ta ggal
Juli 20 2 pukul 0.00
a g dia ju ka .
IB de ga data subjektif pasie
be ta
a "Ta da da gejala Hepatitis adalah
e i da be gkak pada pe ut sisi ka a atas
(lokasi hati , Mual sampai mu tah, Sele a maka hila g, Ai se i be
a a oklat sepe ti ai teh,
Bagia putih pada mata (skle a tampak ku i g, Rasa tidak e ak di pe ut". Da data objektif pasie sudah te lihat tidak bi gu g lagi, pasie da kelua ga mampu me
ebutka
da i
Ta da da gejala Hepatitis. Masalah ku a g pe getahua te atasi. Evaluasi pada ha i Selasa ta ggal me gataka
Juli 20 2 pukul 2.00
e i telah hila g, pasie me gataka lemas
sudah tahu te ta g pe
akit hepatitis da
a a pe egaha
Pasie me gataka i gi pula g, data ob ektif
IB data sub ektif
a pasie
a beku a g, pasie me gataka a, pe ula a
a, ta da da gejala.
a pasie tampak ileks pasie te lihat maka
se di i, TD 20/80 mmHg, adi 0x/me it, RR 22x/me it,suhu 6 0 , masalah te atasi,Pasie pula g motifasi pasie u tuk me demo st asika ta ik afas dalam jika
e i data g, motifasi
pasie u tuk melakuka aktifitas se a a be tahap, motifasi pasie u tuk mempelaja i i fo masi-i fomasi khusus te ta g pe akit a.