PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Helen Oktaviana1 Abstract : The purpose of this study is to obtain empirical evidence about the effect of capital structure, company size, and corporate governance on the performance of manufacturing company which listed on Indonesia Stock Exchange. This study used a sample of 20 manufacturing companies which listed on Indonesia Stock Exchange from year 2012 until 2014. This study has shown that the capital structure and the size of the company did not have an influence on the company performance while corporate governance did have an influence. To get better results, further research/study is expected to be done by comparing the performance of companies using more sample and not only limited to manufacturing companies, extending the period of study/research as well as add other variables that come from external environment that play an important role and have influence on the performance of companies. Keywords : company performance, capital structure, company size, corporate governance PENDAHULUAN Perusahaan merupakan suatu unit organisasi yang memiliki tujuan tertentu untuk dicapai. Manajemen perusahaan dinilai dari kemampuan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan yang digunakan untuk menilai keadaan keuangan atau kinerja keuangan perusahaan (Immanuela, 2014). Kinerja perusahaan juga merupakan faktor yang penting dalam menentukan suatu keputusan penting baik secara internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari aset, ekuitas, maupun hutang. Kinerja perusahaan merupakan prestasi kerja perusahaan. Salah satu ukuran kinerja perusahaan adalah Return on Equity. Return on Equity adalah ukuran profitabilitas perusahaan penting yang mengukur pengembalian untuk pemegang saham (Jones et al., sebagaimana dikutip dari Fachrudin, 2011). Semakin besar hasil Return on Equity menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik (Kartikaningsih, 2013). 1
Alumnus Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara (
[email protected])
254
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... Dalam mengukur kinerja perusahaan, pengukuran dapat didasarkan dari berbagai faktor. Struktur modal dapat menjadi salah satu faktor untuk menentukan kinerja perusahaan. Struktur modal merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan (Wahyuni, 2012). Modal perusahaan selain dari dalam perusahaan (ekuitas) dapat diperoleh dari luar perusahaan berupa hutang. Pendanaan menggunakan sumber hutang dapat digunakan untuk menghemat pajak, karena menimbulkan pembayaran bunga, sedangkan pendanaan menggunakan ekuitas tidak dapat mengurangi pajak perusahaan (Immanuela, 2014). Komposisi penggunaan hutang dan ekuitas ini tergambar dalam struktur modal (Fachrudin, 2011). Struktur modal berkaitan dengan bagaimana cara perusahaan dapat mendanai operasional perusahaan dan pertumbuhan yang ingin dicapai dengan menggunakan sumber dana yang berbeda-beda. Pendanaan eksternal atau hutang dalam perusahaan dapat digunakan untuk memonitor manajer dalam melakukan kepentingan pihak pemegang saham terhadap pengelolaan perusahaan (Weston dan Copeland, sebagaimana dikutip dari Immanuela, 2014). Menurut Immanuela (2014) struktur modal memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini bertentangan dengan Fachrudin (2011) yang mengemukakan bahwa struktur modal tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan juga dapat dilihat berdasarkan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan menentukan penggunaan dana eksternal yang akan digunakan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar akan membutuhkan dana yang besar untuk dapat menjalankan perusahaan. Pemenuhan dana tersebut dapat tersedia melalui pendanaan eksternal. Pada umumnya total aset dijadikan suatu dasar untuk mengukur besarnya ukuran suatu perusahaan karena memiliki sifat yang jangka panjang. Semakin banyak aktiva yang dimiliki dan semakin lancar tingkat perputaran aktiva maka akan semakin besar laba yang diperoleh perusahaan (Kartikaningsih, 2013). Menurut Kartikaningsih (2013) ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini bertentangan dengan Fachrudin (2011) yang mengemukakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan juga dapat diukur berdasarkan corporate governance. Pada dasarnya good corporate governance adalah mengenai sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan (Nofiani dan Nurmayanti, 2010). 255
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 (Organizational of Economic Cooperation and Development, sebagaimana dikutip dari Nofiani dan Nurmayanti, 2010) mendefinisikan corporate governance merupakan suatu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksinya (dewan direksi dan komisaris, untuk negaranegara yang menganut sistem hukum two-tier, termasuk Indonesia), para pemegang sahamnya dan stakeholders lainnya. Menurut Nofianti dan Nurmayanti (2010) corporate governance memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini bertentangan dengan Meythi dan Devita (2011) yang mengemukakan bahwa corporate governance tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Adanya ketidakkonsistenan dari hasil penelitian diatas merupakan suatu alasan penulis ingin meneliti faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan mengacu pada penelitian Fachrudin (2011). Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” TELAAH KEPUSTAKAAN Pengertian Perusahaan Perusahaan adalah suatu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual bahan jadi tersebut. Contohnya pabrik sepatu, pabrik roti, dan lain-lain. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba. Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. Untuk memaksimalkan laba maka diperlukan alatalat untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan adalah alat yang paling bermanfaat untuk menentukan berbagai aktivitas usaha yang dijalankan. Pengamatan dan analisis yang memadai atas hasil analisis rasio keuangan dapat membantu manajemen untuk menemukan kelemahan dan keunggulan perusahaan (Lukuirman, 1999). Pada dasarnya macam atau jumlah rasio itu banyak sekali yaitu sesuai dengan kebutuhan penganalisis, namun angka-angka rasio yang ada pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan atau kelompok yaitu pertama, berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut. Kedua, berdasarkan tujuan dari penganalisa (Munawir, 2001). 256
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan...
Kinerja Perusahaan Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi (Mendra dan Widanaputra, 2012). Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Kinerja perusahaan adalah hasil dari semua keputusan yang dilakukan secara terus menerus, oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu menaikannya dengan kinerja keuangan dari keputusan-keputusan itu. Analisis kinerja keuangan didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan, seperti tercemin di dalam laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Kinerja keuangan perusahaan harus diukur untuk melihat apakah kinerja keuangan perusahaan mengalami pertumbuhan atau tidak. Ukuran ini diperlukan untuk menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan yang dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen di masa yang akan datang (Helfert, 1991). Kinerja keuangan perusahaan dibagi menjadi empat tahapan. Kinerja pertama dibagi menjadi tiga tahapan yaitu a. Growth yang merupakan tahapan menghasilkan produk-produk dengan aspek cukup cerah dengan tolak ukur tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan, b. Sustain yang merupakan tahapan mempertahankan pangsa pasar dengan tolak ukur pendapatan operasional, laba kotor, tingkat pengembalian investasi, tingkat pengembalian modal dan nilai tambahan ekonomi dan c. Harvest yang merupakan tahapan dalam hal produk yang dihasilkan mencapai titik jenuh dengan tolak ukur besarnya arus kas yang masuk dan tingkat penurunan kebutuhan modal kerja. Kinerja yang kedua adalah pelanggan dengan tolak ukur pangsa pasar, seberapa besar proporsi segman pasar yang dikuasai, tingkat perolahan pelanggan baru, kemampuan mempertahankan pelanggan lama, kepuasan pelanggan, tingkat profitabilitas pelanggan dan citra perusahaan di mata pelanggan. Kinerja yang ketiga adalah proses internal yang terdiri dari inovasi, operasi layanan purna jual. Kinerja keempat adalah pembelajaran dan pertumbuhan yang terdiri atas kemampuan pegawai, kemampuan sistem informasi dan motivasi (Kaplan dan Norton, sebagaimana dikutip dari Soetjipto, 1997). Menurut Fachrudin (2011) untuk mengukur kinerja perusahaan dapat digunakan rumus return on equity. Return on equity adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan (Sartono, 2001). Apabila proporsi hutang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Semakin tinggi return on equity maka 257
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 semakin bagus karena perolahan laba yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut akan semakin besar, begitupun sebaliknya semakin rendah retun on equity suatu perusahaan atau return on equity mengarah pada angka negatif maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Menurut (Jones et al., sebagaimana dikutip dari Fachrudin, 2011) rumus return on equity adalah: Return on Equity = Laba Bersih Ekuitas Pemegang Saham Struktur Modal Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan tentu memerlukan modal yang kuat untuk membiayai kegiatan-kegiatan perusahaan. Menurut sifatnya ada dua tipe pendanaan yaitu pendanaan dari dalam dan pendanaan dari luar. Pendanaan dari luar bisa berupa pinjaman, baik pinjaman jangka pendek maupun pinjaman jangka panjang, dan juga dengan menjual surat berharga (go public) kepada masyarakat melalui pasar modal (Barclay et al., sebagaimana dikutip dari Indriani dan Widyarti, 2013). Menurut Saidi (sebagaimana dikutip dari Indriani dan Widyarti, 2013) manajer harus mampu menghimpun dana baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan tersebut merupakan keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Menurut Prabansari dan Kusuma (sebagaimana dikutip dari Attasya, 2012) Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang secara langsung timbul dari keputusan yang dilakukan manajer. Ketika manajer menggunakan hutang maka biaya modal yang timbul sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur sedangkan jika manajer menggunakan dana internal atau dana sendiri akan timbul opportunity cost dari dana atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya akan berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. Berkaitan dengan hal tersebut maka perusahaan perlu memperhatikan biaya modal yang efisien dalam menentukan struktur modal yang optimal. Perusahaan harus mencari berbagai alternatif pendanaan yang efisien dalam memenuhi kebutuhan dananya. Struktur modal dapat diukur dengan menggunakan rumus debt to equity ratio (Lin, sebagaimana dikutip dari Fachrudin, 2011). Menurut Dibiyantoro (2011) rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) adalah jenis rasio leverage. Rasio ini membandingkan total hutang dengan total modal pemilik (ekuitas). Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari modal pemilik yang digunakan untuk menjamin hutang. Semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur karena jaminan modal pemilik terhadap modal semakin kecil. Debt to equity ratio berguna untuk mengetahui jumlah yang akan disediakan kreditor kepada perusahaan. Dari segi kreditor, jika rasio semakin besar semakin tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang ditanggung 258
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... atas kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan namun dari segi perusahaan semakin besar rasio semakin menguntungkan. Menurut Lin (sebagaimana dikutip dari Fachrudin, 2011) rumus debt to equity ratio adalah: Debt to Equity Ratio = Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah ukuran perusahaan yang dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal (Agnes Sawir, sebagaimana dikutip dari Attasya, 2012). Ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston, 2001). Menurut Siregar (2012) ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total asset, log size, nilai pasar saham dan lain-lain. Berdasarkan total asset ukuran perusahaan terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007) ukuran perusahaan menunjukkan aktivitas perusahaan yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan berarti semakin besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh hutang sehingga leverage akan meningkat. Kepemilikan institusional akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerjanya, selanjutnya nilai perusahaan akan meningkat. Kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena mereka juga terlibat dalam kepemilikan perusahaan. Menurut Naiker et al. (sebagaimana dikutip dari Fachrudin, 2011) ukuran perusahaan dapat diukur dengan logaritma natural (natural log) dari jumlah aset.
Corporate Governance Menurut Sulistyanto dan Prapti (sebagaimana dikutip dari Wulandari, 2006) perkembangan perspektif corporate governance berawal dari adanya agency model atau agency theory. Agency theory mengindentifikasi potensi konflik kepentingan antara pihakpihak (prinsipal dan agen) dalam perusahaan yang mempengaruhi perilaku perusahaan dalam berbagai cara yang berbeda. Menurut The Cadbury Committee (sebagaimana dikutip dari Wulandari, 2006) menyatakan bahwa adanya perbedaan kepentingan dalam perusahaan menimbulkan corporate governance yang dinyatakan sebagai sistem pengelolaan dan pengendalian perusahaan. Sistem corporate governance terdiri dari: 1. Berbagai peraturan yang menjelaskan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah dan 259
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 stakeholders yang lain dan 2. Berbagai mekanisme yang secara langsung ataupun tidak langsung menegakkan aturan tersebut atau disebut dengan mekanisme corporate governance internal dan eksternal. Indikator mekanisme internal governance terdiri dari jumlah dewan direktur, proporsi dewan komisaris independen dan debt to equity sedangkan indikator mekanisme external governance terdiri dari institusional ownership. Menurut Baridwan (sebagaimana dikutip dari Wulandari, 2006) implementasi prinsipprinsip good corporate governance dalam lingkup pasar modal di Indonesia dapat dijabarkan melalui upaya-upaya Bapepam mendorong perusahaan publik untuk memperhatikan dan melaksanakan prinsip-prinsip yang terdiri dari empat prinsip yaitu: Transparancy, dengan meningkatkan kualitas keterbukaan informasi tentang “performance” perusahaan secara tepat waktu, baik yang berupa informasi financial maupun nonfinancial. Fairness, dengan memaksimalkan upaya perlindungan hak dan perlakuan adil kepada seluruh shareholders tanpa kecuali. Responsibility, dengan mendorong optimalisasi peran stakeholders dalam rangka mendukung program-program perusahaan. Accountability, dengan mendorong optimalisasi peran dewan direksi dan dewan komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara professional. Perusahaan yang better governed mempunyai kinerja operasional yang lebih baik (Brown dan Caylor, sebagaimana dikutip dari Sayidah, 2007). Penerapan corporate governance yang efektif dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Andreas, 2009). Corporate governance yang efektif dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menguntungkan pemegang saham. Peningkatan kinerja perusahaan tersebut tidak hanya untuk kepentingan pemegang saham namun juga untuk kepentingan publik (Shleifer dan Vishny, sebagaimana dikutip dari Andreas, 2009). Forum for Corporate Governance in Indonesia (sebagaimana dikutip dari Trisnantari, 2012) merumuskan corporate governance sebagai sistem tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan. Tujuan corporate governance adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak berkepentingan (stakeholders). Corporate governance merupakan alat untuk menjamin direksi dan manajer (atau insider) bertindak yang terbaik untuk kepentingan investor luar (creditor atau shareholder) (Nofsinger dan Kim, sebagaimana dikutip dari Sugiarto, 2006). Menurut Rahmayanti (2012) corporate governance dapat diukur dengan ukuran dewan komisaris.
260
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... PENELITIAN TERDAHULU
No. 1.
2.
3.
4.
Tabel 1 Penelitian Terdahulu Penelitian Variabel Alat Khaira Amalia Fachrudin Dependen : Analisis (2007), Analisis Pengaruh ROE Regresi Struktur Modal, Ukuran Berganda Perusahaan dan Agency Cost Independen : Terhadap Kinerja Perusahaan Agency cost, DER, ukuran perusahaan. Desi Kartikaningsih (2013), Dependen : Analisis Pengaruh Debt Rasio, Current ROE Regresi Rasio, Total Assets Turnover, Berganda Size Perusahaan, dan Net Profit Independen : Margin Terhadap Return on DR, CR, TATO, Equity (Studi Kasus Pada Size, NPM Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 20092011) Fifi Nofiani dan Poppy Dependen : Analisis Nurmayanti (2010), Pengaruh ROE Regresi Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Independen: Keuangan Perusahaan GCG Intan Immanuela (2014), Dependen : Analisis Pengaruh Kepemilikan ROE Regresi Manajerial, Struktur Modal, Berganda Ukuran Perusahaan, dan Independen : Agency Cost Sebagai Variabel Kepemilikan Intervening Terhadap Kinerja Manajerial, Perusahaan pada Perusahaan Struktur Modal, Manufaktur yang Terdaftar di Ukuran BEI Perusahaan
261
Hasil Analisis Agency cost, DER dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap ROE.
DR, TATO, Size dan NPM memiliki pengaruh terhadap ROE sedangkan CR tidak memiliki pengaruh terhadap ROE.
GCG memiliki pengaruh terhadap ROE.
Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap ROE sedangkan struktur modal memiliki pengaruh terhadap ROE.
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 5.
Meythi dan Lusiyana Devita (2011), Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan : Studi Empirik pada Perusahaan Go Public yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI) di Bursa Efek Indonesia Sumber: Diolah Penulis
Dependen : ROE
Analisis Regresi
GCG tidak memiliki pengaruh terhadap ROE.
Independen : GCG
HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat digambarkan melalui model penelitian yang dapat dilihat pada gambar . Gambar 1 Model Penelitian Ukuran Perusahaan
Struktur Modal
Kinerja Perusahaan
Corporate Governance Sumber: Diolah Penulis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. H2: Struktur Modal memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. H3: Corporate governance memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.
262
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... METODOLOGI PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut Cooper dan Schindler (2011) purposive sampling adalah sebuah sampel non probabilitas yang diambil dari populasi yang sesuai dengan kriteria tertentu. Kriteria dalam penelitian ini adalah perusahaan tidak mengalami delisting selama tahun 2012-2014, perusahaan menggunakan mata uang Rupiah dalam penyajian laporan keuangannya, perusahaan memiliki laba positif selama tahun 2012-2014, perusahaan memiliki nilai total equity yang positif selama tahun 2012-2014 dan laporan keuangan perusahaan yang disajikan berakhir pada tanggal 31 Desember. Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel berdefinisi penjelasan mengenai cara untuk memperoleh data mengenai setiap variabel penelitian. Dimana setiap variabel harus dioperasionalisasi adalah penjelasan mengenai tahap-tahap apa saja yang harus dilakukan untuk memperoleh data mengenai variabel penelitian termasuk rumus-rumus yang digunakan dalam mengukur variabel penelitian. Tabel 2 Operasionalisasi variabel Variabel Penelitian Skala Pengukuran Kinerja Perusahaan Rasio Return on Equity = Laba Bersih Ekuitas Pemegang Saham Struktur Modal
Rasio
Ukuran Perusahaan Corporate Governance
Rasio Rasio
Debt to Equity Ratio = Jumlah Hutang Jumlah Ekuitas Ukuran Perusahaan = Log (Total Asset) Ukuran Dewan Komisaris
Sumber : Diolah Penulis
Metode Analisis Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer Eviews 9.0. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan regresi panel. Pemilihan Model Regresi Tahapan-tahapan model regresi dengan teknik data panel adalah: Membuat model Pendekatan Kuadrat Terkecil (Common Effect) 263
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 Pendekatan kuadrat terkecil adalah teknik yang menggabungkan seluruh data time series dan data cross section, kemudian mengestimasi model dengan menggunakan metode ordinary least square (OLS) (Widarjono, 2007).
Membuat model Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect Model) Menurut Usman dan Nachrowi (2006), ada variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model, sehingga memungkinkan adanya intercept yang tidak konstan atau berubah untuk setiap individu dan waktu.Oleh karena itu diperlukan pendekatan efek tetap ini.
Membuat model Pendekatan Efek Acak (Random Effect Model) Jika pendekatan efek tetap digunakan karena adanya intercept yang tidak konstan atau berubah untuk setiap individu dan waktu, maka pendekatan efek acak ini digunakan untuk mengakomodasi perbedaan setiap individu dan waktu yang disebabkan oleh error terms. Memilih model estimasi dalam panel data Pemilihan Pooled Least Square (PLS) dengan Fixed Effect Model (FEM) Untuk melakukan pemilihan model ini, digunakan uji likehood ratio (chow test), yang digunakan untuk memilih teknik data panel dengan PLS atau FEM. Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan : H0 : Common Effect Model H1 : Fixed Effect Model H0 ditolak, jika Prob Cross Section-F danCross Section Chi-square < 0.05 pada tingkat signifikan 5%. Jika H0 ditolak maka FEM akan dipilih untuk proses lebih lanjut. Pemilihan Pooled Least Square (PLS) dengan Random Effect Model (REM) Lagrange Multiplier (LM) adalah uji untuk mengetahui apakah model random effect atau model common effect yang lebih tepat digunakan. Uji signifikasi random effect ini dikembangkan oleh Breusch Pagan. Metode Breusch Pagan untuk nilai random effect didasarkan pada nilai residual dari metode OLS. Adapun nilai statistik LM dihitung berdasarkan formula sebagai berikut:
264
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... Dimana : n = Jumlah Individu T = Jumlah Periode Waktu e = residual metode common effect (OLS) Hipotesis yang digunakan adalah : H0 : Model mengikuti common effect H1 : Model mengikuti random effect Untuk menentukan keputusan, maka dapat dilihat dari nilai probabilitas Breusch Pagan. Apabila nilainya berada di atas 0,05 atau tidak signifikan, maka H0 diterima dan jika berada dibawah 0,05 atau signifikan maka H0 ditolak dan H1 diterima. Pemilihan Fixed Effect Model (FEM) dengan Random Effect Model (REM) Jika hasil uji chow menunjukan bahwa fixed effect lebih baik dari pada common effect, maka proses selanjutnya adalah melakukan uji Hausman. Uji Hausman dilakukan untuk membandingkan yang mana yang terbaik antara model FEM atau REM dan dilakukan uji hipotesis : H0 : Random Effect Model H1 : Fixed Effect Model H0 ditolak, jika Prob Cross Section Random < 0.05 pada tingkat signifikan 5%. Jika H0 ditolak maka FEM akan dipilih untuk proses lebih lanjut. Apabila hasil probabilitas lebih kecil daripada α maka H0 ditolak. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada α maka H0 tidak diterima. Maka persamaan analisis regresi panel dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Kinerja Perusahaant = α + β1 Struktur Modalit + β2 Ukuran Perusahaanit + β3 Good Governanceit + µit Dimana : i = Perusahaan Bidang Manufaktur t = periode waktu α = koefisien intersep β1= koefisien slope dari Struktur Modal β2 = koefisien slope dari Ukuran Perusahaan β3 = koefisien slope dari Corporate Governance µ= error
265
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284
Uji t Pengujian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel independent berupa rasio keuangan perusahaan terhadap harga saham perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Uji F Pengujian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh semua variabel independent secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependennya. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut : KP = R2 X 100% Nilai Koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan varisasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. ANALISIS DAN BAHASAN TEMUAN Penelitian ini dilakukan selama tahun 2012-2014, jadi jumlah sampel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 data. Daftar nama perusahaan yang dijadikan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.
266
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... Tabel 3 Daftar Nama Perusahaan yang Disajikan Sampel Penelitian No Kode Nama Perusahaan 1. INTP PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk. 2. ARNA PT. ARWANA CITRAMULIA, Tbk. 3. TOTO PT. SURYA TOTO INDONESIA, Tbk. 4. EKAD PT. EKADHARMA INTERNATIONAL, Tbk. 5. GGRM PT. GUDANG GARAM, Tbk. 6. IGAR PT. CHAMPION PACIFIC INDONESIA, Tbk. 7. AISA PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD, Tbk. 8. ASII PT. ASTRA INTERNATIONAL, Tbk. 9. DLTA PT. DELTA DJAKARTA, Tbk. 10. FAST PT. FAST FOOD INDONESIA, Tbk. 11. INDF PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk. 12. MYOR PT. MAYORA INDAH, Tbk. 13. PTSP PT. PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL, Tbk. 14. TBLA PT. TUNAS BARU LAMPUNG, Tbk. 15. ULTJ PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY, Tbk. 16. DVLA PT. DARYA-VARIA LABORATORIA, Tbk. 17. KLBF PT. KALBE FARMA, Tbk. 18. KAEF PT. KIMIA FARMA (Persero), Tbk. 19. MERK PT. MERCK, Tbk. 20. UNVR PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk. Sumber: Diolah Penulis Statistik Deskriptif Sebelum melakukan pengujian data maka perlu dilakukan pengolahan data statistik deskriptif untuk menggambarkan data tersebut. Statistik deskriptif menggambarkan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi dari kinerja perusahaan, struktur modal, ukuran perusahaan, dan corporate governance. Tabel 4. menunjukkan statistik deskriptif.
267
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
Kinerja Perusahaan 0.264833 0.215000 1.260000 0.050000 0.239069 3.455046 14.58686
Tabel 4 Statistik Deskriptif Struktur Modal Ukuran Perusahaan 0.809833 12.58017 0.590000 12.42000 2.480000 14.37000 0.130000 11.31000 0.606721 0.808448 1.097102 0.443584 3.093291 2.359995
Corporate Governance 4.900000 5.000000 11.00000 2.000000 2.104877 1.155550 4.368071
Jarque-Bera Probability
455.0117 0.000000
12.05809 0.002408
2.991687 0.224060
18.03199 0.000121
Sum Sum Sq. Dev.
15.89000 3.372098
48.59000 21.71850
754.8100 38.56170
294.0000 261.4000
60
60
60
Observations 60 Sumber: Hasil Output Eviews 9
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah data (N) adalah sebanyak 60 dari 20 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data diambil selama tiga tahun yaitu tahun 2012-2014. Dan dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa : Varibel Dependen (Y) Untuk variabel Y Kinerja Perusahaan (ROE) diketahui bahwa jumlah sampel yang diteliti adalah 60 perusahaan manufaktur. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa ratarata (mean) ROE sebesar 0.264833, nilai minimum sebesar 0.050000 dan nilai maksimum sebesar 1.260000 dengan standar deviasi sebesar 0.239069. Variabel Independen Pertama (X1) Untuk variabel X1 Struktur Modal (DER) diketahui bahwa jumlah sampel yang diteliti adalah 60 perusahaan manufaktur. Hasil Pengolahan data menunjukkan bahwa rata-rata (mean) DER sebesar 0.809833, nilai minimum sebesar 0.130000 dan nilai maksimum sebesar 2.480000 dengan standar deviasi sebesar 0.606721. 268
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... Variabel Independen Kedua (X2) Untuk variabel X2 Ukuran Perusahaan diketahui bahwa jumlah sampel yang diteliti adalah 60 perusahaan manufaktur. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa rata-rata (mean) ukuran perusahaan sebesar 12.58017, nilai minimum sebesar 11.31000 dan nilai maksimum sebesar 14.37000 dengan standar deviasi sebesar 0.808448. Variabel Independen Ketiga (X3) Untuk variabel X3 Corporate Governance diketahui bahwa jumlah sampel yang diteliti adalah 60 perusahaan manufaktur. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa rata-rata (mean) Corporate Governance sebesar 4.900000, nilai minimum sebesar 2.000000 dan nilai maksimum sebesar 11.00000 dengan standar deviasi sebesar 2.104877. Metode Analisis Data Panel PooledLeast Square ( Common Effect Model) Model Common Effect atau Pooled Least Square Model adalah model estimasi yang menggabungkan data time series dan data cross sectiondengan menggunakan pendekatan OLS (Ordinary Least Square) untuk mengestimasi parameternya. Berikut adalah hasil output regresi dengan menggunakan model common effect dalam penelitian ini:
269
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 Tabel 5. Model Common Effect Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 05/01/16 Time: 22:11 Sample: 2012 2014 Periods included: 3 Cross-sections included: 20 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
C X1 X2 X3
0.511087 0.154326 -0.033273 0.009662
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.131203 0.084660 0.228726 2.929669 5.447345 2.818984 0.047159
Std. Error
t-Statistic
0.662740 0.771173 0.055621 2.774620 0.060278 -0.551983 0.021585 0.447609 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.4438 0.0075 0.5832 0.6562 0.264833 0.239069 -0.048245 0.091378 0.006369 0.123834
Sumber: Hasil Output Eviews 9
Fixed Effect Model Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Berikut adalah hasil output regresi dengan menggunakan model fixed effect dalam penelitian ini:
270
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... Tabel 6 Model Fixed Effect Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 05/01/16 Time: 22:32 Sample: 2012 2014 Periods included: 3 Cross-sections included: 20 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
C X1 X2 X3
1.694656 -0.055576 -0.136237 0.067156
Std. Error
t-Statistic
1.228604 1.379334 0.035025 -1.586736 0.096881 -1.406228 0.024119 2.784394
Prob. 0.1761 0.1211 0.1680 0.0084
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.983178 0.973175 0.039156 0.056727 123.7793 98.29321 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.264833 0.239069 -3.359311 -2.556479 -3.045279 2.703399
Sumber: Hasil Output Eviews 9 Random Effect Model Random Effect Model adalah model estimasi regresi panel dengan asumsi koefesien slope konstan dan intersep berbeda antara individu dan antar waktu (Random Effect). Berikut adalah hasil output regresi dengan menggunakan model random effect dalam penelitian ini:
271
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 Tabel 7 Model Random Effect Dependent Variable: Y Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/01/16 Time: 22:57 Sample: 2012 2014 Periods included: 3 Cross-sections included: 20 Total panel (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
C X1 X2 X3
1.245225 -0.031462 -0.095627 0.050630
Std. Error
t-Statistic
0.728622 1.709015 0.032732 -0.961193 0.060615 -1.577605 0.018912 2.677091
Prob. 0.0930 0.3406 0.1203 0.0097
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.239949 0.039156
Rho 0.9741 0.0259
Weighted Statistics R-squared Adjusted Rsquared S.E. of regression F-statistic Prob(Fstatistic)
0.136634
Mean dependent var
0.024841
0.090382
S.D. dependent var
0.043027
0.041037 2.954125
Sum squared resid Durbin-Watson stat
0.094304 1.689647
0.040214 Unweighted Statistics
R-squared Sum squared resid
-0.208115
Mean dependent var
0.264833
4.073882
Durbin-Watson stat
0.039113
272
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... Sumber: Hasil Output Eviews 9 Memilih Model Estimasi Dalam Data Panel Pemilihan Pooled Least Square (PLS) dengan Fixed Effect Model Untuk melakukan pemilihan model ini, digunakan uji likehood ratio (chow test), yang digunakan untuk memilih teknik data panel dengan PLS atau FEM. Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan : H0 : Common Effect Model H1 : Fixed Effect Model H0 ditolak, jika Prob Cross Section-F dan Cross Section Chi-square < 0.05 pada tingkat signifikan 5%. Jika H0 ditolak maka FEM akan dipilih untuk proses lebih lanjut. Berikut adalah hasil uji likehood ratio (chow test) yang dilakukan dalam penelitian ini :
273
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 Tabel 7. Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F 98.625051 Cross-section Chi-square 236.663948
d.f.
Prob.
(19,37) 19
0.0000 0.0000
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 05/08/16 Time: 19:10 Sample: 2012 2014 Periods included: 3 Cross-sections included: 20 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
C X1 X2 X3
0.511087 0.154326 -0.033273 0.009662
R-squared Adjusted Rsquared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(Fstatistic)
0.131203
Mean dependent var
0.264833
0.084660
S.D. dependent var
0.239069
0.228726
Akaike info criterion
2.929669
Schwarz criterion
0.091378
5.447345 2.818984
Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.006369 0.123834
0.662740 0.771173 0.055621 2.774620 0.060278 -0.551983 0.021585 0.447609
0.047159
Sumber: Hasil Output Eviews 9 274
Prob. 0.4438 0.0075 0.5832 0.6562
-0.048245
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... Dari hasil uji chow yang dilakukan dalam penelitian ini seperti yang tertera pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai Cross Section Chi-square berada dibawah nilai alpha 0.05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa model yang lebih tepat digunakan dalam penelitian ini adalah model fixed effect dibandingkan dengan model common effect. Pemilihan Fixed Effect Model (FEM) dengan Random Effect Model (REM) Jika hasil uji chow menunjukan bahwa fixed effect lebih baik dari pada common effect, maka proses selanjutnya adalah melakukan uji Hausman. Uji Hausman dilakukan untuk membandingkan yang mana yang terbaik antara model FEM atau REM dan dilakukan uji hipotesis : H0 : Random Effect Model H1 : Fixed Effect Model H0 ditolak, jika Prob Cross Section Random < 0.05 pada tingkat signifikan 5%. Jika H0 ditolak maka FEM akan dipilih untuk proses lebih lanjut. Apabila hasil probabilitas lebih kecil daripada α maka H0 ditolak. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada α maka H0 tidak diterima. Berikut adalah hasil uji likehood ratio (chow test) yang dilakukan dalam penelitian ini : Tabel 8 Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f.
Test Summary Cross-section random
8.509950
Prob.
3
0.0366
Random Var(Diff.)
Prob.
Cross-section random effects test comparisons: Variable X1 X2 X3
Fixed
-0.055576 -0.031462 -0.136237 -0.095627 0.067156 0.050630
0.000155 0.005712 0.000224
275
0.0531 0.5910 0.2695
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 05/08/16 Time: 19:30 Sample: 2012 2014 Periods included: 3 Cross-sections included: 20 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
C X1 X2 X3
1.694656 -0.055576 -0.136237 0.067156
Std. Error
t-Statistic
1.228604 1.379334 0.035025 -1.586736 0.096881 -1.406228 0.024119 2.784394
Prob. 0.1761 0.1211 0.1680 0.0084
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted Rsquared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(Fstatistic)
0.983178
Mean dependent var
0.264833
0.973175
S.D. dependent var
0.239069
0.039156
Akaike info criterion
-3.359311
0.056727
Schwarz criterion
-2.556479
123.7793 98.29321
Hannan-Quinn criter. -3.045279 Durbin-Watson stat 2.703399
0.000000
Sumber: Hasil Output Eviews 9 Dari hasil uji Husman yang dilakukan dalam penelitian ini seperti yang tertera pada tabel 8. di atas menunjukan bahwa nilai Prob Cross Section Random < 0.05 sebesar 0,0366 yang berarti lebih kecil dari nilai alpha 0.05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa model yang lebih tepat digunakan dalam penelitian ini adalah model fixed effect dibandingkan dengan model random effect. 276
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... Berdasarkan hasil riset perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan statistik tabel 4.5 model fixed effect di atas maka persamaan regresi linier berganda model regresi sebagai berikut : Y = 1,6947 - 0,0556X1 - 0,1362X2 + 0,0506X3 Keterangan : Y = ROE (Kinerja Perusahaan) X1 = DER (Struktur Modal) X2 = Ukuran Perusahaan X3 = Corporate Governance Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dianalisis pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu: Konstanta a sebesar 1,6947 menyatakan bahwa jika nilai dari DER, Ukuran Perusahaan, dan Corporate Governance konstan (0) maka variabel ROE adalah sebesar 1,6947. Nilai koefisien regresi X1 memiliki hubungan negatif -0,0556 untuk variabel DER, artinya setiap perubahan kenaikan 1% DER, maka ROE akan mengalami penurunan sebesar 0,0556 satuan. Dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi ROE dianggap tetap. Nilai koefisien regresi X2 memiliki hubungan negatif -0,1362 untuk variabel Ukuran Perusahaan, artinya setiap perubahan kenaikan 1% Ukuran Perusahaan, maka ROE akan mengalami penurunan sebesar 0,1362 satuan. Dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi ROE dianggap tetap. Nilai koefisien regresi X3 memiliki hubungan positif 0,0506 untuk variabel Corporate Governance, artinya setiap perubahan kenaikan 1% Corporate Governance, maka ROE akan mengalami kenaikan sebesar 0,0506 satuan. Dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi ROE dianggap tetap. Uji Hipotesis Statistik Uji hipotesis statistik dalam penelitian ini terdiri dari uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi. Dan berikut adalah hasil uji hipotesis statistik yang dilakukan dalam penelitian ini: Uji t Uji t yaitu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hasil dari uji Chow dan uji Hausman yang dilakukan dalam penelitian ini, maka model regresi yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect. Berikut adalah hasil uji t yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan model fixed effect. 277
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 Tabel 9. Model Fixed Effect Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 05/01/16 Time: 22:32 Sample: 2012 2014 Periods included: 3 Cross-sections included: 20 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
C X1 X2 X3
1.694656 -0.055576 -0.136237 0.067156
Std. Error
Sumber: Hasil Output Eviews
t-Statistic
1.228604 1.379334 0.035025 -1.586736 0.096881 -1.406228 0.024119 2.784394
Prob. 0.1761 0.1211 0.1680 0.0084
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.983178 0.973175 0.039156 0.056727 123.7793 98.29321 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.264833 0.239069 -3.359311 -2.556479 -3.045279 2.703399
Keterangan : Y = ROE (Kinerja Perusahaan) X1 = DER (Struktur Modal) X2 = Ukuran Perusahaan X3 = Corporate Governance Dari hasil penghitungan output Eviews 9 model fixed effect di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
278
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... Ha : DER berpengaruh signifikan terhadap ROE Uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel ROE adalah sebesar 0,1211 yang berarti lebih besar dibanding nilai alpha 0,05 (0,1211 > 0,05). Menurut kriteria uji, maka Ha ditolak, yang berarti bahwa variabel DER secara parsial tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin (2011) namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Immanuela (2014). Ha : Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ROE Uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel Ukuran Perusahaan adalah sebesar 0,1680 yang berarti lebih besar dibanding nilai alpha 0,05 (0,1680 > 0,05). Menurut kriteria uji, maka Ha ditolak, yang berarti bahwa variabel Ukuran Perusahaan secara parsial tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin (2011) namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartikaningsih (2013).
Ha : Coporate Governance berpengaruh signifikan terhadap ROE Uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel Corporate Governance adalah sebesar 0,0084 yang berarti lebih kecil dibanding nilai alpha 0,05 (0,00 < 0,05). Menurut kriteria uji,maka Ha diterima, yang berarti bahwa variabel Corporate Governance secara parsial memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nofiani dan Nurmayanti (2010) namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Meythi dan Devita (2011). Uji F Berdasarkan hasil uji statistik F tabel 4.9 model fixed effect di atas, output regresi menunjukkan nilai signifikansi 0,0000 < 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel DER, Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE. Uji Koefisien Determinasi Nilai R-square sebesar 0.9831 artinya secara bersama-sama variabel DER, Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance mempunyai kontribusi menjelaskan ROE sebesar 98,31%, sedangkan sisanya sebesar 1,69% (100%- 98,31%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti atau tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
279
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, dan corporate governance terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 (dua puluh) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin (2011) namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Immanuela (2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin (2011) namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartikaningsih (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nofiani dan Nurmayanti (2010) namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Meythi dan Devita (2011). Saran Penelitian ini memberikan batasan kinerja perusahaan hanya dilihat dari return on equity. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menilai kinerja perusahaan dengan memproksikan kinerja perusahaan dengan rasio lain yang berperan penting dan memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan , misalnya dividend payout ratio. Pengambilan sampel dalam penelitian ini hanya menggunakan 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang disebabkan keterbatasan waktu. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dan spesifik, misalnya perusahaan manufaktur pada bidang makanan dan minuman dan memiliki lebih banyak waktu yang lebih panjang sehingga hasil penelitian dapat memperoleh hasil yang lebih relevan. Penelitian ini hanya menggunakan variabel yang berasal dari lingkungan internal perusahaan seperti struktur modal, ukuran perusahaan dan corporate governance. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan variabel lain yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan yang berperan penting dan 280
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan seperti kebijakan pemerintah yang dapat diproksikan dengan tax rate yang dikenakan atas laba yang DAFTAR KEPUSTAKAAN Alwi, Syafarudin. (2001). Manfaat Penilaian Kinerja. Retrieved April 30, 2015, from http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja database. Andreas. (2009). Pengaruh Tata Kelola Korporasi (Corporate Governance) Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Korporasi. Eksekutif, 6 (2), 322-333. Attasya, Amellia. (2012). Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal ( Studi kasus pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012). Retrieved April 19, 2015, from http://igedearisuciptayasa.blogspot.com/2013/04/pengaruh-profitabilitas-danukuran.html database. Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. (2001). Fundamentals of Financial Management. Ninth Edition, Horcourt College : United States of America. Brigham, Eugene F. dan Ehrhardt, Michael C. (2008). Financial Management: Theory and Practice. Twelfth Edition, United States of America : Thompson South-Western. Cooper, Donald R. dan Schindler, Pamela S. (2011). Business Research Methods. Eleventh Edition, New York : Mc Graw Hill Companies, Inc. Dibiyantoro. (2011). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Mandatory Disclosure Financial Statement pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, 1 (2), 174-199. Fachrudin, Khaira Amalia. (2011). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 13 (1), 36-45. Griffiths, William E., Judge, George G. dan Hill, R. Carter. (2001). Using EViews for Undergraduate Econometrics. Second edition, New York : Wiley. Gujarati, D. (2003). Basic Econometrics. Fourth edition, McGrawHill Inc. Hadianto, Bram. (2008). Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Periode 2000-2006: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order, 7 (2). Retrieved May 3, 2015, from http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-manajemen /article /view/202 database. Helfert, Erich A. (1991). Landasan Teori : Kinerja Perusahaan. Retrieved April 30, 2015, from http://2frameit.blogspot.com/2011/07/landasan-teori-kinerja-perusahaan.html database Immanuela, Intan. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Widya Warta, 1, 5970. 281
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 Indriani, Astiwi dan Widyarti, Endang Tri. (2013). Penentu-penentu Struktur Modal Perusahaan yang Sahamnya Masuk Jakarta Islamic Index. Jurnal Dinamika Manajemen, 4 (1), 59-68. James D. Wilson dan Campbell John. B. (1995). Controllership : The Work of the Managerial Accountant. Third Edition, Wiley Trans. Kartikaningsih, Desi. (2013). Pengaruh Debt Rasio, Current Rasio, Total Assets Turnover, Size Perusahaan, dan Net Profit Margin Terhadap Return on Equity (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 20092011). Jurnal Akuntansi, 1 (2), 74-84. Kusriyanto, Bambang dan Suwartojo, B. (1983). Teknik Manajemen Keuangan. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo. Lukuirman, Niki. (1999). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Padang : Penerbit Adk. Megginson, William L., Smart, Scott B., dan Graham, John R. (2010). Financial Management. Third Edition, China : South-Western. Mendra, Ni Putu Yuria dan Widanaputra, A.A.G.P. (2012). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi, 17-28. Meythi dan Devita, Lusiyana. (2011). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan: Studi Empirik pada Perusahaan Go Public yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI) di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi, 3 (1), 71-89. Munawir, S. (2000). Kinerja Keuangan Perusahaan. Retrieved April 19, 2015, from https://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/15/kinerja-keuangan-perusahaan/ database. Munawir, S, (2001). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Liberty. Nachrowi, Djalal dan Usman, Hardius. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nofiani, Fifi dan Nurmayanti, Poppy. (2010). Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Pekbis Jurnal, 2 (1), 208-217. Novianti, Hardi dan Paulus, Sem. (2012). Analisis Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Riau. Rahmayanti, Elvi. (2012). Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Earnings Management dan Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2011. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
282
Oktaviana : Pengaruh Striktur Modal, Ukuran Perusahaan dan... Riyanto, Bambang. (1995). Landasan Teori : Kinerja Perusahaan. Retrieved April 30, 2015, from http://2frameit.blogspot.com/2011/07/landasan-teori-kinerja-perusahaan.html database. Riyanto, Bambang. (2001). Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal ( Studi kasus pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012). Retrieved April 19, 2015, from http://igedearisuciptayasa.blogspot.com/2013/04/pengaruh-profitabilitas-danukuran.html database. Santika, Rista Bagus dan Sudiyatno, Bambang. (2011). Menentukan Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dinamika Keuangan dan Perbankan, 3 (2), 172-182. Sari, Synthia A. (2006). Analisis Hubungan Struktur Modal Berdasarkan Static Trade off Theory dan Pecking Order Theory pada Perusahaan Publik di BEJ Periode 2002-2004. Business and Management Journal Bunda Mulia, 2 (1), 34-47. Sariningsih, Dwi., Paminto, Ardi., dan Nadir, Maryam. (2012). Analisis Kinerja Keuangan di Tinjau dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas pada CV Lembu Mada Nusantara di Samarinda. Retrieved April 7, 2015 from http://download.portalgaruda.org/article.php?article=63302&val=4591database. Sartono, R. Agus. (2001). Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi Empat, Yogyakarta : BPFE. Sayidah, Nur. (2007). Pengaruh Kualitas Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik (Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI Tahun 2003, 2004, 2005). Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 11 (1), 1-19. Seitz, Neil. (1984). Financial Analysis: A Programmed Approach. Englewood Cliffs Third Edition, New Jersey : A Reston Book Prentice-Hall, Inc. Shochrul R, Ajija, dkk. (2011). Cara Cerdas Menguasai EVIEWS, Jakarta : Salemba Empat. Siregar, Rahmat Saleh. (2012). Analysis of Size and of Good Corporate Governance Influence in Stock Prices (CGPI Study in the Period 2006-2009). Retrieved May 10, 2015, from http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789 /958/1/21207356.pdf database. Soetjipto, Budi W. (1997). Landasan Teori : Kinerja Perusahaan. Retrieved April 30, 2015, from http://2frameit.blogspot.com/2011/07/landasan-teori-kinerja-perusahaan.html database. Sugiarto. (2006). Good Corporate Governance, Mampukah Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Akuntabilitas, 6 (1), 34-46. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Edisi Sebelas, Bandung : Alfabeta. Sujoko dan Soebiantoro, Ugy. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9 (1), 41-48. 283
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 254-284 Supranto, J. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi Enam, Jakarta : Erlangga. Trisnantari, Ayu Novi. (2012). Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan pergantian Chief Executive Officer dengan Kinerja Perusahaan. Retrieved May 10, 2015, from http:// ejournal.undiksha.ac.id/ index.php/jja/article/download 315/270 database. Wahyuni, Sri. (2012). Efek Struktur Modal Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Management Analysis Journal, 1 (2), 29-33. Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. Wulandari, Ndaruningpuri. (2006). Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Pena Fokus, 1 (2), 120-136. Yudhanti, Ceicilia Bintang Hari dan Shanti, Josepha C. (2011). Intellectual Capital dan Ukuran Fundamental Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 13 (2), 57-66. www.idx.co.id
284