Heat and the Second Law of Thermodynamics 1
KU1101 Konsep Pengembangan Ilmu Pengetahuan Bab 04
Great Idea: Kalor (heat) adalah bentuk energi yang mengalir dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin
Outline 2
1. Arah (Dalam) Alam 2. Istilah-istilah Terkait Dengan Kalor 3. Transfer Kalor 4. Hukum 2(+) Termodinamika 5. Konsekuensi Hk. 2 Termodinamika
1. Arah (Dalam) Alam
3
Arah (Dalam) Alam 4
Hk. 1 Termodinamika, hukum kekekalan
energi, tidak melarang peristiwa terjadi dengan arah yang “salah” Arah yang kita amati dalam alam, bisa ditelusuri ke kelakuan atom dan molekul yang menyusun material Tendensi menuju ke ketidak-teraturan Evolusi ke arah keadaan yang paling memungkinkan
Arah (Dalam) Alam 5
Arah (Dalam Alam) 6
Ilmuwan abad-19 menemukan alasan
mengapa ada tendensi dalam alam dengan mempelajari kalor, gerak atom dan molekul
2. Istilah-istilah Terkait Dengan Kalor 7
Istilah 8
1. Kalor (heat) 2. Temperatur 3. Kapasitas spesifik kalor
Kalor Dan Temperatur 9
Kalor: Energi
yang bergerak Dari yang panas ke yang dingin Temperatur: Istilah
yang digunakan untuk membandingkan seberapa cepat gerakan atom
Kalor Dan Temperatur 10
Skala temperatur
yang umum digunakan: Fahernheit Celsius Kelvin Nol
Absolut
Konsep Temperatur 11
Atom-atom suatu benda tidak pernah
berhenti bergerak, pergerakan atom-atom dapat berupa: Gerak
vibrasi atom-atom di sekitar kedudukan setimbangnya, misalnya pada atom-atom zat padat Gerak acak dan gerak translasi atom dalam zat cair atau uap (gerak Brown)
Konsep Temperatur 12
Energi kinetik yang dimiliki atom-atom
tersebut disebut energi termal atau energi internal (simbol U, ∆U adalah perubahan energi internal, ∆U = Uf - Ui). Hanya pada keadaan sangat istimewa gerak atom-atom tersebut sama sekali tidak terjadi, keadaan itu adalah 0 Kelvin (0 K), yang disebut keadaan atau temperatur absolut
Konsep Temperatur 13
Dua benda berukuran sama namun
memiliki energi internal berbeda dikatakan memiliki temperatur yang berbeda. Bila kedua benda tersebut memiliki energi internal yang sama dikatakan memiliki temperatur yang sama.
Konversi Temperatur 14
Konversi C ke F: °F=(1.8
× °C) +32
Konversi F ke C: °C=(°F-32)/1.8
Kapasitas Spesifik Kalor 15
Kapasitas spesifik kalor: Kuantitas
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 g suatu zat sebesar 1°C
Air Memiliki
kalor spesifik tertinggi untuk zat yang umum kita temukan sehari-hari 1 cal/g °C
3. Transfer Kalor
16
Transfer Kalor 17
Bila dua benda dengan temperatur yang
tidak sama saling bersentuhan (kontak termal), maka sejumlah energi akan mengalir dari benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah. Aliran energi ini disebut KALOR (HEAT) (simbol Q = “energy in motion”).
Transfer Kalor 18
Bila suatu benda menerima sejumlah
KALOR, Q , tanpa mengalami perubahan bentuk (tidak memuai ataupun menyusut), maka berlaku Q = ∆U Hal ini berarti seluruh energi yang diterima benda digunakan untuk meningkatkan energi internalnya Bila terjadi peristiwa pemuaian ataupun penyusutan maka Q ≠ ∆U
Konsep SISTEM dan LINGKUNGAN 19
Suatu benda atau sekumpulan benda yang
menjadi pusat perhatian kita disebut SISTEM. Segala sesuatu yang berada di luar SISTEM disebut LINGKUNGAN SISTEM dan LINGKUNGAN membentuk SEMESTA
Konsep SISTEM dan LINGKUNGAN 20
Dinding atau pembatas yang
memungkinkan SISTEM berkontak termal dengan LINGKUNGAN disebut dinding DIATERMIK Dinding atau pembatas yang tidak memungkinkan SISTEM berkontak termal dengan LINGKUNGAN disebut dinding ADIABATIK
Konsep SISTEM dan LINGKUNGAN 21
Bila suatu SISTEM berkontak termal dengan
LINGKUNGAN maka dapat terjadi aliran KALOR antar keduanya, Q
Konsep SISTEM dan LINGKUNGAN 22
Q akan mengalir dari SISTEM ke
LINGKUNGAN bila temperatur SISTEM lebih tinggi dari temperatur LINGKUNGAN Q akan mengalir dari LINGKUNGAN ke SISTEM bila temperatur SISTEM lebih rendah dari temperatur LINGKUNGAN
Konsep SISTEM dan LINGKUNGAN 23
Bila pada kontak termal tidak terjadi aliran
kalor antar keduanya (Q = 0), maka berarti SISTEM dan LINGKUNGAN memiliki temperatur yang sama Dikatakan keduanya berada dalam KESETIMBANGAN TERMAL Sebagai analogi ingatlah prinsip bejana berhubungan pada kasus zat cair
Mekanisme Transfer Kalor 24
Konduksi Perpindahan kalor melalui tumbukan pada skala atom Konduktivitas termal 2. Konveksi Transfer molekul dalam skala besar Sel konveksi 3. Radiasi 1.
Mekanisme Transfer Kalor 25
4. Hukum 2(+) Termodinamika 26
Hukum Termodinamika 27
Hk. 2 Termodinamika Hk. 1 Termodinamika Hk. 0 Termodinamika Hk. 3 Termodinamika
Hk. 0 Termodinamika 28
Bila sistem A berada dalam kesetimbangan
termal dengan sistem C, dan sistem B juga berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem C, maka sistem A pasti berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem B
Hk. 0 Termodinamika 29
TA = TB walaupun keduanya tidak berkontak termal secara langsung
Hk. 1 Termodinamika (Khusus) 30
Q = ∆U Bila tidak terjadi perubahan bentuk/ukuran
benda atau sistem karena pemuaian ataupun penyusutan Bentuk ini adalah suatu kasus khusus, karena pada umumnya selalu terjadi pemuaian ataupun penyusutan sistem
Hk. 1 Termodinamika (Umum) 31
Q = ∆U + W Bila terjadi perubahan bentuk/ukuran
benda atau sistem karena pemuaian ataupun penyusutan W dapat bernilai positif ataupun negatif Pada dasarnya hukum ini adalah bentuk lain dari hukum kekekalan energi
Perjanjian Tanda 32
Q bernilai positif bila sistem menerima kalor Q bernilai negatif bila sistem melepaskan kalor ∆U bernilai positif bila temperatur sistem meningkat ∆U bernilai negatif bila temperatur sistem menurun W bernilai positif bila sistem berekspansi (memuai) W bernilai negatif bila sistem berkontraksi
(menyusut)
Hk. 2 Termodinamika 34
Secara alami Q akan mengalir dari sistem
yang bertemperatur lebih tinggi ke sistem yang bertemperatur lebih rendah Q tidak akan pernah mengalir dalam arah sebaliknya kecuali bila sejumlah W dilibatkan pada prosesnya
Hk. 2 Termodinamika (Contoh Kasus) 35
Untuk mencairkan segelas es menjadi segelas air di
daerah tropis, tidak diperlukan usaha luar, cukup mendiamkannya untuk waktu yang cukup lama (proses pencairan berlangsung secara alami) Sebaliknya untuk mengubah segelas air menjadi es diperlukan sejumlah usaha, misalnya dengan menggunakan lemari pendingin. Sejumlah energi digunakan untuk menjalankan lemari pendingin tersebut (misal: energi listrik dari PLN) Catatan: untuk daerah kutub, maka berlaku kebalikannya
Hk. 2 Termodinamika 36
3 pernyataan Hk. 2 Termodinamika: 1. Kalor tidak akan mengalir secara spontan dari sistem yang bertemperatur rendah ke sistem yang bertemperatur lebih tinggi 2. Tidak ada mesin yang dapat mengkonversi seluruh Q menjadi W (efisiensi 100% tidak mungkin tercapai) 3. Setiap sistem yang terisolasi cenderung semakin tidak teratur dengan berjalannya waktu (misal: SEMESTA)
Hk. 2 Termodinamika, Pernyataan 1 37
Kalor tidak akan mengalir secara spontan dari sistem yang bertemperatur rendah ke sistem yang bertemperatur lebih tinggi Level molekular Objek
yang bergerak lebih cepat akan ‘berbagi’ energi
Dibutuhkan Energi Untuk
energi
mendinginkan objek dibutuhkan
Hk. 2 Termodinamika, Pernyataan 2 38
Tidak ada mesin yang dapat mengkonversi seluruh Q menjadi W (efisiensi 100% tidak mungkin tercapai) Efisiensi High- to Low-temperature reservoirs Semua
mesin yang bekerja antara 2 temperatur, mesti membuang sebagian energi dalam bentuk panas ke low-temperature reservoir
Hk. 2 Termodinamika, Pernyataan 2 39
Hk. 2 Termodinamika, Pernyataan 3 40
Setiap sistem yang terisolasi cenderung semakin tidak teratur dengan berjalannya waktu (misal: SEMESTA) Sistem teratur Regular dengan pola yang terprediksi Sistem tidak teratur Random Entropi Menggambarkan ketidateraturan Entropi sebuah sistem yang terisolasi akan konstan atau meningkat
Hk. 2 Termodinamika, Pernyataan 3 41
a. Untuk
mengembalikan keadaan kanan ke keadaan kiri pasti diperlukan sejumlah usaha W b. Keadaan yang kanan
adalah yang paling memungkinkan
Entropi 42
Berdasarkan tingkat
ketidak-teraturan, dikatakan sistem di sebelah kanan lebih tidak teratur daripada sistem di sebelah kiri.
Entropi sistem di sebelah kanan lebih besar dari pada entropi sistem di sebelah kiri
Entropi 43
Sistem manakah dari ketiga tampilan ini yang memiliki entropi paling besar?
Entropi 44
Bila kita membangun
kembali gedung yang telah dirobohkan tersebut sampai tepat menjadi bentuk semula, akankah entropinya kembali ke nilai semula? Apakah entropi lingkungan akan bertambah, tetap atau berkurang? Apakah entropi semesta akan bertambah, tetap, atau berkurang?
5. Konsekuensi Hk. 2 Termodinamika 45
Panah Waktu 46
Empat dimensi 3
tidak memiliki arah kecenderungan Yang ke-4 memiliki arah kecenderungan Waktu Hk.
2 Termodinamika dan waktu
Limitasi Alam Semesta 47
Konsekuensi Hk. 2 Termodinamika Sebagian
hal tidak mungkin terjadi Bahan bakar fosil Hierarki energi
Terima Kasih
48