RADURISASI
PAKAN A Y AM RAS
Harsono Soedannan
*
ABSTRAK - ABSTRACT RADURISASI PAKAN AYAM RAS. Penditian ini dilakukan untuk memperpanjang daya simpan pakan ayam ras dengan menggunakan iradiasi da;is sedang atau pasteurisasi radiasi. Empat macam pakan ayam, masing-masing dikemas dalam kantong polietilen tebal 0,065 mm, diiradiasi dengan dosis 0; 2,5; 5; dan 7,5 kGy, lalu disimpandalamsuhu kamar, yaitu 26 - 300e dengan kelembaPan nisbi 75 - 85%. Perubahan mutunya diamati secara organoleptil~-,-mikrobiologik dan kimia segera setelah iradiasi dan setelah penyimpanan 2,!! dan 6 bulan. Gangguan serangga juga diamati. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bau apek pakan ayam mulai timbul setelah penyimpanan 6 minggu. Serangga Tribolitlm sp. ditemukan pada sampe! pakan yang tidak diiradiasi setelah disimpan 2 minggu. Nilai TBA sampe! tidak terpengaruh oleh iradiasi sampai 7,5 kGy, tetapi penyimpanan dapat menaikkan nilai TBA. Uji mikrobiologik menunjukkan bahwa iradiasi dosis 2,5 kGy dapat menurunkan kandungan total bakteri 2 - 3 desimal , kapang dan khamir 1 - 2 desimal, spora bakteri aerobik dan anaerobik 2 desima!, Enterobacteriaceae dan bakteri koli 1 - 2 desimal. Dosis iradiasi 5 kGy dapat dianjurkan untuk digunakan sebagai dosis yang cukup efektif untuk mengawetkan pakan ayam. RADURIZATION OF POULTRY FEED. An experiment to extend the storage life of poultry feed. using irradiation treatment at radurization doses was conducted. Four kinds of poultry feed packaged in polyethylene pouches of 0.065 mm thick were irradiated with doses of 0; 2.5; 5; and 7.5 kGy and stored at ambient conditions, i.e. temperature of 26 - 300e and relative humidity of 75 - 85%. The results showed that a musty odour was detected from the samples after being kept for 6 weeks, and Tribo/ium sp. in unirradiated samples emerged after two-week storage. The TBA value of the samples was not affected by irradiation up to 7.5 kGy, but storage time might affect the TBA value. Microbiological examinations showed that a dose of 2.5 kGy reduced the total bacterial contamination, spores of aerobic and anaerobic bacteria, mould and yeast, and Enterobacteriaceae and colifonn bacteria by 2 - 3, 2,1-2, and 1 - 2 log cycles, respectively. An irradiation dose of 5 kGy is recomended as an effective da;e to pr;5erve poultry feed.
PENDAHULUAN Populasi ternak di Indonesia baik ternak kecil, besar maupun unggas men unjukkan peningkatan yang nyata (20). Keadaan ini menyebabkan kebutuhan pakan ternak terus meningkat mencapai 18 juta ton setahun (1). Ayam ras yang perkembangannya cukup pesat mempunyai masalah tersendiri yaitu lebih peka terhadap penyaki't bila dibandingkan dengan ayam kampung. Sebagai konsekuensinya, pakan ayam ras harus dibuat dengan lebih memperhatikan syarat-syarat kebersihan. Peneli-
• P~at Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
501
tian di Indonesia (2) menunjukkan
bahwa pakan ternak tercemar_ oleh bakteri
jenis Bacillus, Stafhrlococcusr Micrococcusr Salmonella, Escherichia, dan bakteri koli lainnya. Di Eegara lain, pakan ternak terkontaminasi dengan Bacillus, Qostridium, Streptococcus, dan E. coli (3,4,5). Kerusakan pakan ternak biasanya diakibatkan oleh hadimya serangga koleoptera dan diptera, serta bakteri pembusuk yang juga dapat bersifat patogen (2), dan penggumpalan akibat penyimpanan. Untuk menjamin mutu pakan ayam, Direktorat Jenderal Petemakan telah membuat standar ransum pakan ternak yang ditetapkan dalam SPI-NAK nomor 03/001/83 sampai dengan 03/011 /83. Dalam standar ini ditentukan syarat kebersihan dan kesehatan pakan temak, termasuk syarat agar ransum tidak tercemar bibit penyakit menular. Selain itu kandungan mikroba juga harus dikurangi. Dalam standar ini juga disebutkan bahwa bahan pengawet berupa antioksidan dan bahan tambahan berupa vitamin, mineral, dan antibiotik masih dapat dibenarkan. Tetapi sebenarnya adanya antibiotik dalam pakan ayam itu berbahaya (4) karena manusia yang makan daging ayam yang mengandung antibiotik secara terus menerus dapat menjadi kebal terhadap jenis antibiotik itu. Untuk menghindari akibat yang kurang baik ini, irradiasi gamma dapat dijadikan salah satu pilihan yang lebih baik daripada perlakuan etilen oksida atau ge1ombang-mikro (6, 7). Di beberapa negara, teknik iradiasi makin ban yak dipakai (4, 5, 8, 9), karena selain merupakan proses dingin juga tidak menimbulkan residu pada pakan serta biayanya lebih murah (10,11). Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan higiene pakan ayam ras dalam rangka pengawetannya.
BAHAN DAN METODE Pakan ayam yang digunakan sebagai bahan penelitian diperoleh dari sebuah pabrik pakan ternak di Jakarta. Empat jenis pakan ayam yang digunakan ialah pakan lengkap untuk anak ayam pedaging (kode 311); pakan lengkap untuk ayam petelur atau bibit ayam dewasa (kode 323); pakan konsentrat untuk anak ayam pedaging (kode 112); dan pakan konsentrat untuk ayam petelur (kode 124). Untuk pengemas digunakan kantong polietilen tebal 0,065 mm, tiap kantong berisi sekitar 0,5 kg. lradiasi dilakukan dalam iradiator panorama serba guna (IRPASENA) kobalt-60 dengan laju dosis 5 kGy per jam. Dosis serap yang digunakan : 0; 2,5; 5; dan 7,5 kGy. Pakan ayam lalu disimpan dalam suhu kamar, yaitu 26 - 300C dengan kelembapan nisbi 75 - 85%. Sampel diamati pada waktu tertentu, yaitu segera setelah iradiasi dan setelah penyimpanan 2,4, dan 6 bulan. Parameter yang diamati ialah kadar air, aktivitas air, nilai TBA, total bakteri, total kapang dan khamir, bakteri pembentuk spora aerobik dan anaerobik, Enterobacteriaceae, dan bakteri koli. Pengamatan mikrobiologis menggunakan teknik olesan atau streak plate technique. Semua media yang digunakan keluaran Oxoid. Selain itu dilakukan pengamatan subjektif tentang timbulnya bau apek dan serangga. Kadar air ditentukan dengan alat OHAUS Moisture Determination Balance model 6010 H. Aktivitas air ditentukan dengan Hygroline Recorder buatan 502
BECKMAN. Pengukuran aktivitas air dilakukan setelah sampel diprakondisi selama 12 - 18 jam pada suhu 25°C. Penentuan nilai TBA dilakukan dengan metode DATT A (21) yang berdasarkan reaksi antara malonaldehid yang terbentuk dari lemak yang teroksidasi dengan asam tiobarbiturat membentuk warna merah muda. Rapat optik larutan berwama tersebut diukur dengan spektrofotometer BECKMAN model 26 pada panjang gelom bang 532 nm. Total bakteri dihitung dalam media Tryptose Soya Broth Yeast Extract Agar (TSBYA) dengan masa inkubasi 2 - 3 hari pada suhu 30°C. Bakteri pembentuk spora mesofIlik aerobik ditentukan jumlahnya juga dalam media TSBYA dengan masa inkubasi 2 - 3 hai'i pada suhu 30°C (12). Bakteri pembentuk spora yang anaerobik dihitung dalam media Schaedler agar ditambah 1 gram tepung untuk tiap liter media (13). Kapang dan khamir ditentukan jumlahnya dalam media Oxytetracyclin Glucose Yeast Extract Agar (14), masa inkubasinya 2 - 5 hari pada suhu 22°C. EnterolxK:teriaceae dihitung dengan 2 cara, yaitu dengan dan tanpa masa penyadaran (14). Masa penyadaran dilakukan dengan cara melarutkan 10 g sampel dalam 90 ml Tryptose Soya Broth dan didiamkan selama 4 - 5 jam sebel urn ditanam pada media agar. Media lapisan bawah ialah TSBY A dan lapisan atas Violet Red Bile Glucose Agar (VRBG). Teknik tanpa masa penyadaran dapat dilakukan langsung , setelah sampel dilarutkan. Media untuk teknik tanpa masa 'penyadaran ini lapisan atas dan bawah keduanya VRBG. Masa inkubasi 24 jam pada suhu 37°C (15). Penentuan jumlah bakteri koli menggunakan media McConkey Agar. Waktu inkubasi 24 jam pada suhu 37°C (15). Timbulnya penggumpalan, perubahan bau, dan gangguan serangga juga diamati selama penyimpanan.
BASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penentuan kadar air dan aktivitas air sampel pakan ayam (Tabel 1) memperlihatkan bahwa setelah penyimpanan 6 bulan kadar air cenderung sedikit meningkat, tetapi aktivitas air tidak berbeda nyata. Hal ini mungkin disebabkan karena komponen makanan ayam tidak higroskopis dan pengemasannya cukup kedap sehingga kadar air dan aktivitas air hampir tidak mengalami perubahan. Hasil pengamatan nilai TBA sebagai parameter ketengikan pakan ayam dapat dilihat pada Tabel 2. Sidik ragam data yang diperoleh menunjukkan bahwa iradiasi tidak berpengaruh nyata pada nilai TBA (p
yaitu antara 105 dan 106 se1 per gram. Penyimpanan 4 sampai 6 bulan tidak memberikan pengaruh nyata pada jumlah bakteri. Dosis iradiasi 5 kGy temyata dapat manUfUllnn nnuU t01m bnt@ll 18b~11I J nffiD1i ) a@liffi~. Di b@bnf!lp~nga~r~ misalnya Jepan!, Israel, Inggeris, dan Hongaria angka kontaminasi awal pakan ayam antara 10 sampai 106 sel per gram (4, 5, 9,16). Kontaminasi awal kapang dan khamir dalam semua sampel sekitar 104 sel per gram. Menurut SIAGIAN dan SUSIANA (2) kapang yang menyerang pakan temak di Indonesia dari genus Mucor, Fusarium, Candida. dan Monilia. Angka kapang dan khamir sedikit menurun akibat penyimpanan. Pada dosis iradiasi 5 kGy, kapang dan khamir sudah tidak terdeteksi. Jumlah Enterobacteriaceae pada sampel yang tidak diiradiasi sekitar 104 sel per gram, lalu berkurang sekitar 2 desimal setelah diiradisi 2,5 kGy dan tidak terdeteksi pad a dosis 5 kGy. Penghitungan Enterobacteriaceae dengan teknik penyadaran medium padat atau solid medium repair (SMR) dengan waktu penyadaran 4 - 5 jam temyata tidak memberikan hasil yang berbeda dengan teknik biasa. Hal ini berbeda dengan pengamatan MOSSEL dan VAN NETTEN (I4) yang menyebutkan bahwa teknik SMR dapat mendeteksi 1 - 2 desimal lebih tinggi daripada teknik biasa. Angka awal bakteri koli pakan ayam sekitar 104 sel per gram. Penyimpanan sampai 6 bulan mengakibatkan kandungan bakteri koli sedikit menurun. Dosis iradiasi 2,5 kGy menurunkan kandungan mikroba 1 - 2 desimal, dan dosis 5 kGy mengakibatkan bakteri koli tidak terdeteksi. Dosis 5 kGy juga berakibat sarna pada beberapa jenis makanan lain, misalnya : daging ayam, rempah-rempah, dan daging
(17-19).
Pada seluruhjenis sampel yang diamati temyata bahwa bau yang timbul setelah disimpan adalah bau apek. Bau ini mungkin dihasilkan oleh l
KESIMPULAN lradiasi gamma dapat digunakan untuk mengawetkan pakan ayam karena kemampuannya dalam mematikan serangga, bakteri, kapang dan khamir, asalkan dikemas dalam pengemas yang sesuai dan kedap. Dosis iradiasi 5 kGy cukup untuk mematikan bakteri koli, sehingga dapat diaplikasikan untuk membasmi Salmonella pada pakan ayam. Serangga Tribolium sp. yang biasanya terdapat pada beras dan juga pakan temak dapat dibasmi dengan iradiasi dosis rendah. Tetapi timbulnya bau apek pada pakan ayam tidak dapat dicegah dengan iradiasi sampai dosis 7,5 kGy. 504
UCAP AN TERIMA KASIH Penulis berterima kasih kepada Saudara Darmawi dan Desi S. Pengerteni yang telah membantu mengamati aspek mikrobiologi dan kimia.
DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Buku Saku Petemakan, Dit. Bina Program Proyek Penyempumaan dan Pengembangan Statistik Petemakan, Jakarta (1981). 2. SIAGIAN, E.G., dan SUSIANA, "Radiasi makanan ternak", Aplikasi Teknik Nuklir Di Bidang Peternakan dan Biologi (Risalah Pertemuan Jakarta, 1982), PAIR-BA TAN, Jakarta (1983) 540. 3. MOSSEL, D.A.A., "Rationale for the use of ionizing radiation in the eliminating of enteropathogenic bacteria from feeds", Decontamination of Animal Feeds by Irradiation (proc. Panel Sofia, 1977) IAEA, Vienna (1979) 3. 4. ITO, H., and IIZUKA, H., "Present status of radiation treatment of animal feeds in Japan", Decontamination of Animal Feeds By Irradiation" (proc. Panel Sofia, 1977), IAEA, Vienna (1979) 34. 5. LAPIDOT, M., "Radicidation and radappertization of animal feeds in Israel, 1968 - 1977", Decontamination of Animal Feeds by Irradiation (Proc. Panel Sofia, 1977), IAEA, Vienna (1979) 43. 6. SZABAD, J., and KISS, I., Comparative study on the sanitazing effects of ethylene oxide and of gamma irradiation in ground paprika, Acta Alimentaria Vlll4 (1979)383. 7. VAJDI, M., and PEREIRA, R.R., Comparative effects of ethylene oxide, gamma irradiation and microwave treatment on selected spices, J. Food Science 38 (1973) 893. 8. ADAMIKER, D., "Practical experiences with irradiation oflaboratory animal's feed", Decontamination of Animal Feeds by Irradiation (proc. Panel Sofia, 1977), IAEA, Vienna (1979) 113. 9. LEY, FJ., "Application of gamma radiation for the treatment oflaboratory animal diets", Decontamination of Animal Feeds by Irradiation (proc. Panel Sofia, 1977), IAEA, Vienna (1979) 113. 10. LEEMHORST, J.G., Economics of irradiator operation as a service facility, Food Irrad. Newsletter VIllI (1984) 27. 11. FARKAS, J., Economic feasibility of food irradiation, Food. Irrad. Newsletter VIllI (1984)35. 12. MOSSEL, D.A.A. and TAMINGA, S.K. Methoden voor het mikrobiologisch Onderzoek van Levensmiddelen, BV Uitgoeverij PC Noordervliet, Zeist (1980). 505
13. KARl. C., NAGY, Z., KOVACS, P., and HERMADI, F., General Micro. 68 (1971) 349. 14. MOSSEL. D.A.A. and VAN NETTEN, P., ''Harmful effects of selective media on stressed microorganism-nature and remedies", The Revival of Injured Microorganism, (RUSSEL, A.D. and ANDREWS, M.H.E .• Eds.). Academic Press, London, In press. 15. DEPT. OF HEALTH AND SOCIAL SECURlTY, The Bacteriological Examination of Water Supplies, 4th Ed., HMSO, London (1969). 16. NADUDV ARl, I., "Experience of radiation treatment of laboratory and farm animal feeds in Hungary", Decontamination of Animal Feeds by Irradiation (proc. Panel Sofia, 1977) IAEA, Vienna (1979) 33. 17. LAIDLEY, R., HANDZEL, S., SEVERS, D., and BUTLER, R., Salmonella weltevreden outbreak associated with contaminated pepper, Bull. Epidemiological18 (1974) 62. 18. ANONYMOUS, Outbreak of Salmonella orienburg infection, Weekly Epidemiological Record 57 (1982) 62. 19. MULDER, R.WA.W., SalmoneUa radicidation of poultry Thesis, Wageningen Univ., Wageningen (1982).
carcasses, Ph.D.
20. ANONIM, Informasi Data Peternakan, Biro Pusat Statistik (1982). 21. DATTA, S.c., Enzymatic digestion of compounded tion of methionine, J. AOAC 164 (1978) 884.
506
poultry diets for estima-
Tabcll.
Kadar air dan aktivitas air pakan ayam
Aktivitas air
Kadar air (%)
Nomor kode
o bulan
6 bulan
o bulan
6 bulan
112 124 311 323
11,9 8,5 13,5 12,3
12,8 8,9 13,8 12,5
0,59 0,58 0,62 0,63
0,58 0,58 0,60 0,60
HasH rata-rata dari 3 ulangan pcrcobaan
Penyimpanan (bulan)
67,59 44,88 kode Nomor 25,26 311 8,37 4,32 4,60 6,16 5,01 4,46 5,34 6,67 6,16 Tabcl 2. Nilai TBA 8,10 8,83 7,91 4,74 5,75 5,20 3,36 7,59 8,33 5,06 7,27 8,654,46 8,19 7,54 6,03 6,53 5,06 7,48 5,93 7,50 8,92 6,53 8,00 8,46 9,02 7,73 6,26 6,85 6,90 5,93 4,83 3,77 6,44 5,89 5,52 6,61 6,49 5,80 5,61 4,97 5,93 7,87 3,77 6,49 3,96 5,98 4,46 5,57 0pakan ayam (mg malonaldchid per kg sampel) 507 Dosis
5 ba
--
1,477 1,699 6235,146 42,000 6,176 1,633 5,114 Tabe1 3. Kandungan 3,041 4,568 2,531 1,924 2,994 1,491 4,982 3,699 4,342 3,279 3,519 3,531 3,204 4,431 4,380 2,778 5,544 1,580 4,681 4,556 3,342 3,633 1,462 3,732 4,716 5,431 4,732 3,792 2,362 2,857 3,146 3,929 2,740 1,699 2,778 3,431 6,230 3,462 2,491 5,505 2,602 2,544 ,3080 2,519 3,114 3,146 3,398 3,415 1,699 2,041 7,5 Enterobac Bakteri koli Spora aerob Kapangbakteri danteriacea khamir anaerob
Dosis
050 pakan mikroba 2,5
konsentrat
anak ayam,
nomor
kode
7,5 (kGy) Penyimpanan (bulan)
508
112
~og).
ikroba
-
Tabel4.
Enterobac 5
7,5
teriacea
022 25,041 65,146 43,613 Kandungan' 2,176 1,580 1,672 5,380 3,415 3,716 4,146 2,740 2,398 2,556 2,255 2,724 1,544 3,255 4,982 3,114 4,431 4,544 3,362 4,886 2,431 2,982 3,740 2,699 1,982 1,362 2,230 2,875 3,3 1,869 3,230 3,505 5.580 5,079 1,980 3,176 2,633 1,633 1,447 2,544 1,000 1,778 3,362 4,279 3,477 2,477 4,681 3,398 3,556
Dosis 2,5 0052,5 0 pakan mikroba.05
kpnscntrat
anal< ayah\,
nomor
kod~ 124 ~o~i.
5(kGy) 7,5 7,5
Bakteri koli Enterobac Kapang Spora danteriacea khamir anaerob Spora bakteri bakteri aerob Penyimpanlln
(bulan)
509
510
.57.5 kroba
--
1,699 42,000 64,732 22,740 0 3,431 1,663 4,380 3,204 5,544 .6,167 1,491 1,580 3,146 3,415 3,531 4,681 5,431 3,792 3,633 3,041 2,491 4,462. 3,380 5,146 2,544 2,519 1,699 1,924 3,114 4,982 4,342 3,519 Tabe1 6. Kandungan 4,431 4,716 2,778 4,568 2,779 3,342 2,531 1,462 1,699 6,230 5,505 2,602 2,041 3,929 3,732 2,994 4,556 5,114 3,699 3,279 3,398 2,362
Oosis
52,5 0 pakan mikroba 0
konsentrat
anak ayam,
nomor
kode
323 Qvg).
7.5 7,5 7,5 (kGy) Enterobac Bakteri koli Kapang danteriacea khamir bakteri aerob Spora bakteri anaerob Enterobac
Penyimpanan (bulan)
511
DISKUSI
ADUDAKAR:
1. 2.
Mohon dijelaskan asal pakan ayam tersebut clan kondisi masing-masing jenis pakan (umur simpan selama dijual). Aclakah pengaruh umur simp an pakan tersebut terhaclap dosis iradiasi? HARSONO
1.
2.
S. :
Semua jenis sam pel pakan dibeli sekaligus dari sebuah pabrik pakan di Jakarta, langsung dibawa ke laboratorium untuk dimasukkan ke kantong plastik dan diiradiasi. Jadi umur simpannya sebelum diiradiasi dapat dianggap nol. Umur simpan yang lama berarti kualitas pakan telah menurun. Dalam hal ini iradiasi tidak dapat mengembalikan mutu pakan, walaupun dosis iradiasi ditingkatkan. ZAlNAL
ADlDIN :
Bila memang ada kekhawatiran akan terjadinya kekebalan terhadap antibiotik akibat mengkonsumsi daging ayam, pertanyaannya adalah apakah antibiotik yang terdapat dalam pakan itujuga antibiotik yang biasa digunakan pada manusia? HARSONO
S. :
Va, pada umumnya antibiotik pada manusia.
yang ditemukan itu adalah yang biasa digunakan
HARSOJO :
1. 2. 3.
Apakah yang dimaksud dengan waktu penyadaran? Berapa besar kemungkinan terdapatnya Salmonella pada pakan? Bagaimana penclapat Saudara mengenai aostridium sp. yang mungkin didapatkan pada pakan sebagai hasil kontarninasi? Apakah dosis 5 kGy cukup untuk mematikannya? HARSONO
S. :
1.
Waktu penyimpanan 'resuscitation time' adalah waktu yang diperlukan oleh mikroba yang mengalarni "shock" akibat iradiasi untuk dapat pulih kembali dan membentuk koloni. Mikroba dernikian dapat lolos dari penghitungan karena tidak membentuk koloni.
2.
Selama pengamatan, saya tidak menemukan Salmonella pada pakan yang digunakan. Kontaminasi Qostridium kemungkinannya lebih kecil daripada Salmonella karena QQStridium termasuk bakteri Gram positif yang jumlahnya lebih sedikit daripada bakteri Gram negatif, tetapi untuk membasrninya diperlukan dosis
3.
512
yang tinggi. MOSSEL menyarankan dosis 5 - 10 kGy untuk membasmi aostridium. SUDARJANTO
:
Mohon penjelasan bagaimana menu rut pendapat
Anda seandainya sinar gamma
yang waktu digunakan bukanlebih 60Co tetapidanisotop lain lebih yang keeil, memancarkan plus yang paruhnya pendek energinya misalnya ~amma lcT. HARSONO
S. :
Pada prinsipnya sinar gamma dari mana saja dapat digunakan. Tetapi harns dipilih yang energinya cukup besar dan waktu parnhnya panjang supaya tidak terlalu sering mengganti 60Co dan 137Cs. sumber gamma. Sumber radiasi gamma yang dianjurkan ZUBAlDAH
1. 2.
2.
2.
UTOMO :
Sampel pakan yang diambil apakah buatan pabirk yang sarna? Dan apakah dibuat dalam waktu yang sarna? Kami awam dalam hal ini, namun tampaknya radurisa,si punya prospek baik untuk pengawetan. Bagaimana dengan kualitas pakan, terpengaruh atau tidak dengan dilakukan radurisasi? HARSONO
1. 2.
S. :
Populasi serangga menurun mungkin karena oksigen dalam kantong plastik sudah tidak cukup jumlahnya untuk metabolisme semua jasad. Mungkin juga karena adanya aggregation effect yaitu kecendernngan serangga untuk saling berkumpul dan memberikan panas tubuh yang makin banyak ~gga dapat memusnahkan diri serangga itu sendiri. Pakan kami uji dengan antibiotic disc dalam media non-selektif, temyata tidak mengandung antibiotik. RlSTlANTO
1.
:
Hal-ha1 apakah yang kira-kira dapat menurunkan jumlah populasi serangga selama penyimpanan? Apakah kontrol yang Anda gunakan itu tidak mengandung antibiotik yang biasa ditambahkan pada pembuatan pakan?
HARSONO
1.
ialah
S. :
Sampel diambil dari pabrik yang sarna dalam waktu yang sarna. Radurisasi tidak berpengarnh jelek pada kualitas, malahan mempertahankan kuaIitas yang ada.
513
MANGKU:
pam
1. A~~lrnhp@rm~WltRn 2.
Q@Im1n
lnrnUl R~mm~ m~m'Dtnl~n 1~\)n\\IDi\~
(dinilai dengan harga)? Apakah iradiasi gamma dapat mengurangi aflatoksin dalam pakan? HARSONOS. :
1. 2.
Pengawetan dengan iradiasi akan memberikan keuntungan, tetapi masih memerlukan pengkajian kelayakan ekonomisnya. lradiasi gamma tidakmenghilangkan aflatoksin yang sudah ada, tetapi raduriksi membasmiAspe,gillus sp. yang memproduksi aflatoksin. LIDIA ANDlNl :
Dalam kesimpulan ditulis dosis 5 kGy cukup atnpuh untuk mematikan bakteri koli, sehingga dapat diaplikasikan sebagai cara untuk membasrni Salmonella. Dengan dasar apa Anda dapat mengambil kesimpulan dernikian? HARSONO S. : Nilai DlO Salmonella hampir sama dengan DlO E.coli, yaitu sekitar a,s kGy. Selain itu bakteri koli merupakan indikator kemungkinan adanya SalmoneIla. KOMARUDlN : 1. 2. 3.
Berapa kira-kira biaya iradiasi ini per kg ransum ayam yang dicobakan? Bagaimana teknik iradiasi pakan dalam skala besar dapat dilakukan di sebuah pabrik? Petemak keci1 yang tersebar di seluruh tanah air yang ingin mengawetkan pakannya dengan teknik iradiasi, bagaimana kemungkinan pelaksanaan dan kemana ? HARSONOS.
1. 2.
3.
514
:
Biaya iradiasi pakan memang masih mahal, sekitar Rp. 2000,-jkg. Hal ini disebabkan jumlah maksimum sampel yang diiradiasi dalam 1 batch tidak besar. Dalam skala besar dapat dipakai teknik curah, yaitu pakan dllewatkan pada sumber gamma dalam bentuk curah, baru kemudian dikemas dalam kantong. Dapat pula· dilakukan pada pakan yang telah dike mas misalnya dalam karung plastik atau karung kertas, lalu dilewatkan ke dalam ruang iradiasi dengan konveyor. Kemungkinan pelaksanaannya masih sulit karena Indonesia terdiri dari ribuan pulau. Tetapi bagi produsen pakan yang berada di kota yang telah mempunyai fasilitas iradiasi dapat mengirimkan produknya ke fasilitas terse but dengan membayar jasa atau biaya iradiasi.
MARGARE1HA
1. 2.
Bagaimana pendapat Anda mengenai nUm ekonomis pengawetan pakan dengan radurisasi dibandingkan dengan pengawetan konvensional? Apakah bau apek yang timbul karena radurisasi tnempengaruhi konsumsi ayam dan basil produksi. ayam (daging dan te1ur)? HARSONO
1,
2.
OKA :
S. :
Teknik pengawetan konvensional walaupun lebih murah tetapi tidak dianjurkan karena dengan penambahan zat kimia yang terus menerus dapat berakumulasi pada ayam yang bersangkutan. Bau apek bukan karena iradiasi, me1ainkan karena penyimpanan. MARIA UNA:
1.
2.
Sete1ah penyimpanan 6 bulan kadar air meningkat, sedangkan jumlah kapang/ khamir menurun. Biasanya pertumbuhan kapang/khamir akan meningkat pada kadar air yang meningkat, karena kapang/kharnir perlu air. Apakah ada pengaruh interaksi antara perlakuan dosis iradiasi dan waktu penyimpanan terhadap jumlah bakteri? HARSONO
1.
2.
S. :
Menurunnya jumlah kapang/khamir mungkin karena kandungan oksigen dalam kantung plastik tidak cukup untuk metabolisme. Se1ain itu pada sampel yang diiradiasi juga karena ada gegar akibat iradiasi, hingga kondisinya makin lemah. Pengaruhnya sangat nyata menurunkan kandungan bakteri. RUSTAM BAHAUDIN
:
Andaikata pengawetan pakan dengan iradiasi ini berhasil baik, bagaimana cara aplikasinya dan apakah pakan yang tidak diiradiasi dengan dosis pengawetan ini masih perlu diiradiasi lagi setelah jangka waktu tertentu? HARSONOS.
:
Produsen pakan dapat minta pelayanan iradiasi pada fasilitas yang ada. lradiasi hanya berguna bila diterapkan pada pakan yang masih baik. DESMAYATIZ.
:
Apakah pakan yang diradurisasi pemah diberikan kepada temak ayam pete1ur/ pedaging? Dan sejauh mana aktivitas radiasi yang masih tertinggal di dalam produknya (te1ur dan dagingnya)? HARSONO
S. :
Kami tidakmemberikan pakan iradiasi pada ayam percobaan. Pakan iradiasi tidak berubah menjadi radioaktif, karena energi sinar'gamma 60Co hanya 1,17 dan 1,33'
515
MeV, sedangkan energi yang diperlukan untuk mengubah suatu unsur menjadi radioaktif ada1ah diatas 10 MeV.
L.A. SOFY AN : Iradiasi temyata tidak dapat menekan ketengikan (rancidity), jadi nilai gizi makanan ini masih tetap berubah, oleh karena ketengikan mempunyai korelasi dengan energi termetabolismekan. Apakah secara ekonomis iradiasi dapat dipertanggungjawabkan? HARSONO
S. :
Saya sependapat dengan Ibu ten tang ketengikan ini, seperti juga yang saya cantumkan dalam kesimpulan makalah. Penggunaan iradiasi dapat dipertanggungjawabkan setelah ada pengkajian lebih lanjut tentang kelayakan ekonomisnya.
516