JADWAL MISA Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib
02 November 2014
Th V – No 44
Hari Raya Orang Kudus: Peneguhan Persatuan Segenap Gereja dalam Roh
Hari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium) PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib Romo Anton Baur, Pr. PELAYANAN MISA REQUIEM Dapat dilaksanakan setiap hari di luar hari Sabtu dan Minggu. Hubungi Sekretariat Paroki. Website: www.parokisanmare.or.id Mailing-list:
[email protected] Facebook Group: SanMaRe Kontribusi artikel, pengumuman, iklan:
[email protected]
“Kita merayakan kenangan para penguni surga bukan hanya karena teladan mereka, melainkan lebih supaya persatuan dengan segenap Gereja dalam Roh diteguhkan.” (Lumen Gentium, 50)
Pada hari raya orang kudus (1 November), Gereja Katolik merayakan hari para orang kudus, baik mereka yang telah dikanonisasikan/diakui Gereja sebagai Santo atau Santa, maupun para orang kudus lainnya yang belum dikenal.
Gereja telah mulai menghormati para Santo/Santa dan martir sejak abad kedua. Hal ini terlihat dari catatan kemartiran St. Polycarpus di abad kedua sebagai berikut: “Para Prajurit lalu,…. menempatkan jenazahnya [Polycarpus] di tengah api. Selanjutnya, kami mengambil tulang- tulangnya, yang lebih berharga daripada permata yang paling indah dan lebih murni dari emas, dan menyimpannya di dalam tempat yang layak, sehingga setelah dikumpulkan, jika ada kesempatan, dengan suka cita dan kegembiraan, Tuhan akan memberikan kesempatan kepada kita untuk merayakan hari peringatan -1-
kemartirannya, baik untuk mengenang mereka yang telah menyelesaikan tugas mereka, maupun untuk pelatihan dan persiapan bagi mereka yang mengikuti jejak mereka.” (St. Polycarpus, Ch. XVIII, The body of Polycarp is burned, 156 AD).
Para Bapa Gereja, antara lain St. Cyril dari Yerusalem (313-386) mengajarkan demikian tentang penghormatan kepada para orang kudus: “Kami menyebutkan mereka yang telah wafat: pertamatama para patriarkh, nabi, martir, bahwa melalui doa- doa dan permohonan mereka, Tuhan akan menerima permohonan kita ….” (Catechetical Lecture 23:9) Pada awalnya kalender Santo/ Santa dan Martir berbeda dari tempat yang satu ke tempat lainnya, dan gereja- gereja lokal menghormati orang- orang kudus dari daerahnya sendiri. Namun kemudian hari perayaan menjadi lebih universal.
Referensi pertama untuk merayakan hari para orang kudus terjadi pada St. Efrem dari Syria. St. Yohanes Krisostomus (407) menetapkan hari perayaannya yaitu Minggu pertama setelah Pentakosta, yang masih diterapkan oleh Gereja- gereja Timur sampai sekarang. Gereja Barat, juga kemungkinan pada awalnya merayakan demikian, namun kemudian menggeserkannya ke tanggal 13 Mei, ketika Paus Bonifasius IV mengkonsekrasikan Pantheon di Roma kepada Santa Perawan Maria dan para martir pada tahun 610.
Perayaan hari para orang kudus pada tanggal 1 November sekarang ini kemungkinan ditetapkan sejak zaman Paus Gregorius III (741) dan pertama kali dirayakan di Jerman. Maka hari perayaan ini tidak ada kaitannya dengan perayaan pagan Samhain yang dirayakan di Irlandia. Perayaan 1 November sebagai hari raya (day of obligation) ditetapkan tahun 835 pada jaman Paus Gregorius IV. Hari raya orang kudus yang kita rayakan pekan ini adalah merupakan suatu ajakan konkret untuk mengikuti hidup dan ajaran Yesus serta mempercayai dan mewujudkannya dalam hidup sehari-hari. Bahkan, para kudus martir mewujudkan dan mengalami dalam bentuk yang nyaris mirip dengan yang Yesus sendiri alami.
Hari raya ornag kudus sungguh merupakan momen yang tepat bagi kita juga untuk menyatakan cita-cita menjadi orang kudus, yang berbahagia karena berkorban bagi sesama dengan rela. Kalau bukan diwujudkan sekarang, kapan lagi? Disadur dari www.katolisitas.org
Pelatihan “The Fully Alive Experience” (FAE) karya John Powell SJ dan Loretta Brady Terbuka untuk umum: Dilaksanakan setiap Sabtu dan Minggu 15 November s/d 23 November 2014 (4x pertemuan) Sabtu: Pk 13.30 – 18.30 & Minggu: Pk 08.00 – 15.30 Di Wisma Xaverian, Bintaro Di bawah bimbingan Team FAE Bintaro & P. Daniele SX Pendaftaran: Wina 08161496091 - Wiwie 08176960960 Biaya: Rp. 100.000 (makalah & konsumsi) -2-
POJOK LITURGI
Kursi Pemimpin (2) Letaknya komunikatif Sebagai bagian dari kesatuan jemaat, maka Kursi Pemimpin sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tetap merupakan bagian dari jemaat yang berhimpun. Sebisa mungkin jemaat dapat melihat dengan mudah Kursi Pemimpin itu. Juga ketika Imam Selebran sedang berada disitu, entah duduk pada Kursi itu atau berdiri di depannya. Inilah aspek komunikatif tata letak Kursi Pemimpin. Jelasnya, Kursi Pemimpin ditempatkan sedemikian rupa sehingga Imam Selebran ketika duduk disana tetap dapat berhadap-hadapan dengan jemaat. Diberkati uskup Kursi Pemimpin pun mendapatkan berkat khusus. Jika kursi itu masih baru, maka uskup dari keuskupan itulah yang paling berwenang memberkatinya. Uskup itu pula yang pertama kali menggunakannya. Hal ini biasanya sudah merupakan satu bagian dari acara pemberkatan gedung gereja. Seorang Imam sebenarnya juga boleh memberkati Kursi Pemimpin, baik yang masih baru maupun yang telah diperbaiki. Namun, tetaplah hak prerogative itu ada pada uskup dioses. Hanya satu Kursi Pemimpin Seperti halnya altar yang hanya ada satu di dalam sebuah gereja, demikianpun Kursi Pemimpin tidak boleh lebih dari satu. Fungsi simbolisnya akan berkurang atau bahkan tidak berbicara apaapa jika terdapat lebih dari satu kursi. Hanya ada satu uskup dioses yang berwenang dalam suatu keuskupan, uskup lainnya adalah uskup pembantu atau yang sudah pensiun (emeritus). Maka, cukuplah pula hanya ada satu Kursi Pemimpin dalam sebuah gereja paroki. Kursi Pemimpin itu merupakan kepanjangan dari katedra uskupnya, semacam replica dari katedra di gereja katedral. Untuk Gereja Katedral? Tentu dalam sebuah gereja katedral, selain katedra atau takhta uskup sendiri, juga diperlukan satu Kursi Pemimpin, yang berbeda bentuk dengan katedranya. Jika uskup dioses setempat yang memimpin perayaan liturgis, maka ia sudah seharusnya menempati takhtanya. Namun, uskup lain bahkan uskup pembantu di keuskupannya tidak berhak menempati takhta uskup setempat itu. Apalagi seorang imam biasa yang menjadi selebran, ia pun tidak boleh menempati takhta uskupnya. Maka, Kursi Pemimpin yang tersedia itulah yang menjadi tempat duduk Imam Selebran selama memimpin perayaan liturgis. Sumber: CH. Suryanugraha OSC, Rupa dan Citra -3-
SERI BAPA GEREJA
YAKOBUS MUDA (1) Saudari-saudara, di awal bulan Oktober kemarin, kita sudah bersama mengenali rasul yang bernama St. Yakobus tua. Kini, kita akan membahas dan mengenali Yakobus yang lain dalam Kitab Suci yang dikenal dengan nama Yakobus Muda. Ia termasuk dalam daftar Dua Belas Rasul yang dipilih oleh Yesus dan disebut sebagai "anak Alfeus" (Mat 10: 3; Mrk 3: 18; Luk 5; Kis 1: 13). Dia sering diidentikkan dengan Yakobus yang lain, yang disebut "Muda" (Mrk 15: 40), anak seorang Maria (Mrk 15:40), mungkin "Maria, isteri Klopas", yang berdiri, menurut Injil Keempat, di kaki Salib dengan Bunda Yesus (Yoh 19: 25). Dia juga datang dari Nazaret dan mungkin memiliki relasi erat dengan Yesus (Mat 13:55; Markus 6:3); menurut adat Semit ia disebut "adik" (Mrk 6:3; Gal 1:19). Kisah Para Rasul menekankan, peranan Yakobus ini tampak jelas di dalam Gereja Yerusalem, tepatnya dalam Konsili Yerusalem. Dalam Konsili tersebut, ditegaskan bahwa orang-orang non-Yahudi dapat diterima ke dalam Gereja tanpa terlebih dahulu mengajukan sunat (Kis 15:13). Santo Paulus pun memunculkan nama Yakobus sebagai saksi iman kebangkitan Yesus Kristus (I Kor 15:7). Bahkan, Santo Paulus sendiri pun menyatakan bahwa Yakobus, termasuk Kefas (Petrus) dan Yohanes menjadi sokoguru jemaat. Yakobus disebut pertama kali oleh Santo Paulus sebagai pribadi yang istimewa & disejajarkan dengan Rasul Petrus (Gal 2: 9). Selanjutnya, komunitas Yahudi-Kristen menganggapnya titik acuan utama mereka dalam hal hidup beriman. Surat yang menyandang nama Yakobus juga dikaitkan dengannya dan termasuk dalam kanon Perjanjian Baru. Di dalamnya, Yakobus tidak ditampilkan sebagai "saudara Tuhan" tetapi sebagai "hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus" (Yak 1: 1). Kisah Para Rasul, di sisi lain, mengungkapkan bahwa "Yakobus" memainkan peran yang sangat penting dalam gereja perdana, seperti yang kita telah disebutkan, setelah Kebangkitan Yesus (Kis 12: 17; 15: 13- 21; 21: 18). Tindakan yang paling penting adalah peran-sertanya ketika Konsili Yerusalem dalam hal hubungan yang pelik antara orang-orang Kristen asal Yahudi dan orang-orang asal non-Yahudi. Dalam hal ini, bersama-sama dengan Santo Petrus, ia memberikan kontribusi pastoral untuk mengatasi, atau lebih tepatnya, untuk mengintegrasikan dimensi asli Keyahudian dalam Kekristenan dengan mereka yang berasal tidak dari kebangsaan Yahudi; dengan penegasan bahwa mereka tidak dipaksa untuk tunduk kepada semua norma-norma hukum Musa. Kitab Kisah Para Rasul telah mencatat sebuah solusi iman yang justru disampaikan oleh Yakobus dan diterima oleh semua Rasul yang hadir. Penegasan dari rumusan itu adalah bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi yang percaya akan Yesus Kristus—tidak harus disunat—diminta hanya untuk menjauhkan diri dari praktek penyembahan berhala, makan daging hewan dipersembahkan kepada dewa-dewa, dan dari "ketidakwajaran", sebuah istilah yang mungkin menyinggung perkawinan tidak teratur. Dalam prakteknya, itu adalah pertanyaan dari mengikuti hanya beberapa larangan dari Hukum Musa dianggap sangat penting. Dengan demikian, dua hasil penting dan saling melengkapi diperoleh; yang keduanya masih berlaku hari ini: di satu sisi, hubungan tak terpisahkan yang mengikat Kristen ke agama Yahudi diakui; dan di sisi lain, orang-orang Kristen non-Yahudi yang diizinkan untuk menjaga identitas sosiologis mereka sendiri, tidak harus mengikuti tradisi Yahudi "ajaran seremonial" Musa, tetapi tetap memperhitungkan tradisi tersebut sebagai akar tumbuhnya iman Kristiani. Diolah dan ditulis oleh Rm. Anton Baur, Pr -4-
POJOK LITURGI
Gaudium et Spes – Kegembiraan dan Harapan (1) (Sebuah Konstitusi Konsili Vatikan II)
Bersama Masyarakat dalam Kecemasan dan Harapan Aparat kepolisian Jakarta Selatan mengamankan 12 perempuan belia. Lima di antaranya masih di bawah umur dan berasal dari penampungan di Pengadegan Barat, Jakarta Selatan. Mereka korban perdagangan anak dan manusia (human trafficking) yang akan dijual ke Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Sikap Hormat terhadap Pribadi Manusia Lima puluh tahun lalu, mungkin orang tidak akrab mendengar kejahatan kemanusiaan berupa human trafficking. Tetapi Para Bapa Konsili Vatikan II melihat tanda-tanda zaman bahwa kejahatan ini bisa saja semakin marak akibat kemajuan teknologi, ketimpangan ekonomi, dan memudarnya ikatan relasi umat manusia. Sebagian besar kasus human trafficking terkait dengan kemiskinan dan keterbelakangan. Human trafficking adalah bentuk lain perbudakan. Bukannya hilang, human trafficking malah kian subur di zaman modern ini. “Perbudakan, pelacuran, perdagangan perempuan dan anak-anak. mencoreng peradaban manusiawi .. dan sangat berlawanan dengan kemuliaan Sang Pencipta…” “Pada zaman kita sekarang ini mendesak kewajiban (Gaudium et Spes, Bab II pasal 27). Umat Katolik yang menjadikan diri kita sendiri adalah murid-murid Kristus diharapkan ikut terlibat sesama bagi setiap orang, bersama kecemasan masyarakat luas menanggulangi segala siapa pun dia itu, dan bila ia tindakan yang merendahkan ciptaan Allah termasuk human datang melayaninya secara aktif, entah ia itu orang lanjut trafficking dan bersama berharap akan dunia yang lebih usia yang sebatang kara, entah baik. tenaga kerja asing yang dihina tanpa alasan, entah seorang perantau, atau anak yang lahir dari hubungan haram dan tidak sepatutnya menderita karena dosa yang tidak dilakukannya,atau orang lapar yang menyapa hati nurani kita seraya mengingatkan sabda Tuhan: “Apa pun yang kamu jalankan terhadap salah seorang saudara-Ku yang hina ini, kamu perbuat terhadap Aku” (Mat 25:40). Gaudium et Spes, Sikap Hormat terhadap Pribadi Manusia #27
Gereja pasca Konsili Vatikan II melihat dunia modern lengkap dengan harapan dan permasalahan sebagai arena medan karya untuk pewartaan kabar sukacita Injil. Gaudium et Spes dibuka dengan kalimat, “Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga”. Gereja mendeklarasikan diri sebagai himpunan orang beriman yang ingin solider, berempati, sehati dan sejiwa dengan mereka yang berada di garis kemiskinan dan hidup dalam penindasan dalam segala bentuk. Dalam hal itu, menjadi tanggung jawab sosial kita, menciptakan setiap bentuk pekerjaan sebagai sumber penghidupan dan martabat manusia. ** -5-
KABAR UMAT
Via Crucis Gua Maria KaNaDa “Kami bertigapuluh termasuk empat balita yang sungguh kuat, menapaki teduhnya jalan setapak. Rimbun pohon tinggi, sungguh teduh dan menyegarkan batin, walau terkadang di keheningan sayup-sayup terdengar musik dangdut kampung sebelah. Kekhusyukan doa dan semangat anak-anak meletakkan lilin di setiap perhentian Jalan Salib ini, mengusir jauh-jauh rasa penat.”
Sabtu 18 Oktober, tepat pukul 07:10 seiring kedatangan kereta commuter-line, keluarga besar Lingkungan Santo Thomas Rasul (Santhora) Wilayah 6 bergegas melaju menuju stasiun Serpong, kemudian berganti dengan kereta ekonomi-lokal untuk melanjutkan perjalanan ke stasiun Rangkasbitung. Keretanya tidak nyaman, panas, berdiri dua jam, senggol-senggolan bau keringat; namun itu semua berhasil menjadi persiapan batin kami sebelum merenungkan sengsara Yesus Kristus. Sekitar pukul 10:30, kami tiba di hadapan Gua Maria KaNaDa (Kampung Narimbang Dalam), yang menempel pada halaman Akademi Keperawatan Yatna Yuana, Rangkasbitung. Letih yang menyebar di sekujur badan, tersapu bersih oleh segarnya udara di sekitar gua maria. Semakin segar setelah Doa Rosario kami daraskan, -6-
dilanjut lezatnya santap makan siang yang kami beli dari ibu WKRI Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkasbitung. Jalan Salib pun kami mulai tepat pukul 12:15. Perhentian demi perhentian, kami berlutut, dan anak-anak kami (4 balita) menuntaskan 14 perhentian dengan sempurna penuh sukacita, tanpa satu pun yang digendong. Bapak-ibu yang sepuh pun sempat terengah-engah, namun penghiburan
yang
mereka terima terbukti menguatkan
badan. Di akhir perhentian ke-14, sukacita meledak di wajah dan hati kami semua. Istirahat sejenak sambil menikmati gerimis yang mulai turun, kami bergegas kembali ke stasiun kereta dengan angkot. Perjalanan pulang sungguh bertaburan berkat. Kereta melaju lebih cepat, kami semua mendapat tempat duduk, AC kereta berfungsi baik sehingga menambah kenyamanan, dan pukul 16:15 sudah mendarat di stasiun Sudimara dengan selamat. Terima kasih Tuhan. Ditulis olehTimot, umat Santhora.
-7-
KABAR UMAT Doa Rosario Lingkungan: Partsipasi Umat dan Sukacita Anak dalam Doa Rosario Bulan Oktober merupakan Bulan Rosario. Lingkungan Sta. Agatha Wilayah V juga mengadakan kegiatan doa rosario. Sungguh, doa rosario bulan ini sangat istimewa bagi umat Sta. Agatha. Tahun-tahun sebelumnya doa rosario hanya diadakan seminggu sekali. Oktober ini, doa Rosario diadakan setiap hari dan tempatnya bergantian di rumah warga. Banyak
hal
baik
yang
didapat umat dari doa rosario bulan ini. Umat yang
belum
memimpin mau
pernah
doa
tidak
mau
rosario harus
memimpin doa. Mereka yang awalnya tidak tahu tata cara doa rosario, menjadi fasih kemudian. Mereka tidak kegiatan
yang pernah
tadinya ikut
lingkungan,
akhirnya mau tidak mau terlibat karena tuan rumah doa rosario disusun bergiliran. Menurut saya, hal paling istimewa adalah keterlibatan anak-anak yang sangat antusias mengikuti doa rosario walau diadakan mulai pukul 20.00. Setiap doa rosario pasti cukup banyak anak-anak yang hadir. Malah ada anak-anak yang selalu menanyakan pada sang ibu, “Hari ini doa rosario di rumah siapa?” Ada anak yang kecewa jika orang tua tidak bisa berangkat untuk doa. Bahkan, ada anak yang mau dititipkan pada teman orangtuanya agar dia bisa ikut doa rosario. -8-
Anak-anak juga tekun belajar Doa Rosario. Awalnya, Rosario hanya dipegang-pegang atau dimainkan. Lambat laun mereka dapat menggunakan rosario itu secara mandiri. Meski mereka harus berulang kali bertanya pada orangtua. Sebelumnya, anak-anak sulit untuk duduk diam dan cenderung banyak bermain saat doa rosario. Namun sekarang anak-anak bisa duduk tenang dari awal hingga selesai doa dan bisa menggunakan rosario secara mandiri dan benar. Semoga iman anak-anak ini akan Yesus semakin bertumbuh subur dan semakin teguh. Sungguh luar biasa!! Pada awalnya, kami merasa tidak yakin bisa mengadakan doa rosario tiap hari di lingkungan Sta. Agatha, tapi nyatanya hal tersebut terlaksana. Anak-anak pun sungguh antusias dan bisa tekun mengikuti doa rosario. Sungguh Doa Rosario membawa banyak perubahan baik bagi umat Sta. Agatha. Pasti masih banyak hal baik yang diperoleh umat dengan Doa Rosario ini.
Narasi dan foto oleh Adriana P. -9-
“LOKAKARYA dan PELATIHAN PEMAZMUR” Sebagai bagian dari Program Musik Liturgi Paroki St Maria Regina Bintaro, Sie Liturgi menggelar Lokakarya/Pelatihan Pemazmur untuk meningkatkan kemampuan penghayatan dan pemahaman dalam membawakan Mazmur. Harapannya, Pemazmur dapat membawakan Nyanyian Mazmur dalam tugas Pelayanan Misa dengan baik. Lokakarya/Pelatihan Pemazmur ditujukkan bagi semua pemazmur, minimal sudah menginjak kelas X SMA. Lokakarya/Pelatihan akan diadakan pada: Hari/Tanggal : Sabtu dan Minggu, 8 – 9 November 2014, dan Sabtu, 15 November 2014 Waktu : 16.00 – 21.30 Tempat : Ruang Kelas Gereja Santa Maria Regina Pembimbing : Petrus Somba, Seksi Musik Komisi Liturgi KWI dan Komisi Liturgi KAJ Mohon kepada Koordinator Wilayah/Ketua Lingkungan/Sie Liturgi Lingkungan untuk menyampaikan nama perwakilan dari masing-masing Wilayah/Lingkungan masing-masing. Sie Liturgi akan menyiapkan pembagian kelompok untuk Jadwal Pelatihan Praktek Pemazmur. (Detil informasi bisa dilihat di surat yang telah kami kirim via e-mail tanggal 29 Oktober 2014)
Seksi Kesehatan bekerjasama dengan RS Mount Alvernia Singapura menyelenggarakan
Seminar Kesehatan dengan Topik "SLEEP DISORDERS" (Gangguan Tidur) Hari/ Tanggal Waktu Tempat Pembicara MC Moderator
: : : :
Minggu, 30 November 2014 08.30 - 12.00 WIB Aula Gereja Santa Maria Regina Bintaro Dr Mark Hon Wah Ignatius, Consultant Ear Nose Throat Surgeon, Certified Sleep Specialist, Mount Alvernia Hospital Singapore : Ibu Theresia Arden : Bpk Osa Hartoyo
Seminar untuk umum dan tidak dipungut biaya.
Pendaftaran seminar dapat langsung menghubungi Ibu Cathy (0818 779577) / Ibu Lisa (0821 1064111)/ Ibu Yely (0896 73592058) atau setelah Misa Sabtu/Minggu untuk pengadaan konsumsi dan tempat mulai tanggal 25 Oktober 2014. - 10 -
MISA JUMAT PERTAMA 07 NOVEMBER 2014 Pukul. 06.00 Tatib : Lektor : -
Pukul. 12.00 Tatib: CIMB NIAGA Lektor: C.M Ninuk Sri Harsini
Pukul. 19.30 Koor : LEGIO Lektor: Cicilia Nina
JADWAL LITURGI PESTA PEMBERKATAN GEREJA BASILIK LATERAN – 08 & 09 Nov
MINGGU BIASA XXXIII – 15 & 16 Nov
Sabtu, 08 November, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Markus - I
Sabtu, 15 November, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Gregorius - IV
Minggu, 09 November, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Sta. Helena - III
Minggu, 16 November, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Sta. Yosh. Bakhita - VI
Minggu, 09 November, pukul 09.00 Koor dan Tatib : Sta. Beatrix - V
Minggu, 16 November, pukul 09.00 Koor dan Tatib : Sta. Regina – II
Bacaan: Yeh. 47:1-2,8-9,12; Mzm. 46:1-3,5-6,8-9; Ul:5; 1Kor. 3:9b-11,16-17; Yoh. 2:13-22 Saran Lagu: PS 325, 327, 333, 620, 622, 847, 953
Petugas Lektor : Maria Agustine Tri Mardikowati & Ista Anindita Putra/i Altar: Maria Kiara Anindita, Josephine Marie Yohana, Patricia Dias Riandari, Jonathan Mark, Nathanael Krispo, Andreas Widiatmoko Prabowo, Benedicta Gita Adinda S., Ignatius Prayogo Prodiakon: Georgino Godong, Prima Widi Hatmi, Fransiskus P. Narendra, Yosep Yendi, Agnes A. Sayan Rampisela, George Pangemanan, Franciscus Xaverius Andri, Hartawan Makmur
Petugas Lektor : Alphonsus R. Seto Adi Wicaksono & Christiana E.N. Hendarjudani Putra/i Altar: Fabian Adinata Iswadi, Michael David C., Gabriel Nathaniel O., Dylan Alexander C., Kevin Stevandhy, Jonathan Stevandhy, Jessica Nadia A., Santos F. T. Prodiakon: Noegroho Tjiptorahardjo, Gunawan Wibowo, Tjhong Vincentius, Supriyanto, Yadi Djuhandi, Esther Meinelsa M.
Petugas Lektor : Adriana. P & Theresia Wahyunita Putra/i Altar : Fransiskus Arya Kusuma Aji, Margareta Sheren Angela A, Vincentius Adiran Laurens N. P., Vincentius Kevin Anggoro R, Catarina Jennifer Juwana, Efrem Kriste Prana P. M., C. L. Oryza Emmanuela, J. Atlanta Andieani A. P. Prodiakon: Hendrawan Thiodorus, Bambang Koes Rudiyanto, Anna Retno Hapsari, G. Suyanto Utomo, H. Darno, Heru Santosa, J. Sumardi, Haryono Widarta, Joannes Suharno, Yohanes Budi Purwanto, Rudyanto Gunawan, Albertus Sugianto Supriadi, Arden Andreas Barus, Didik Wiryawan, Lily Irene Tantra, Helfina M. Tisnakusuma, Royandi Ernestus DP, Soetojo Dharmadi, Gatot Kusumo Atmojo, Metty Suprapti
Bacaan: Ams. 31:10-13,19-20,30-31; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Ul: lh,1a; 1 Tes. 5:1-6; Mat. 25:14-30 Saran Lagu: PS 335, 642, 650, 718, 719, 720, 721, 841, 955
Petugas Lektor : Anna Retno Hapsari & Margaretha Petrina Putra/i Altar: Maria Lilian D., Laurentius Melvin Pratama, Adrian Alfa Sebastian Kulit, Priskila Nathania Edrea H., Gabriela Liviana, Stevanus Winata, Agatha Velline Lumy, Timoti Luke Lumy Prodiakon: Hadi Susanto, Dwi Respati, Donanta Octaviardi, Thomas Erwin Kurniawan, Bambang Sulistyo P., Fifi Amaliawaty, Marcus B. Samosir, Stephanus Soetyoso
Petugas Lektor : Minche & L. Wiyono Putra/i Altar: Christina Simamora, Brigieth Rungo Rata, Alexander Andi, Christopher Rizal, Fransiska Wahyuni Novita, Yohanna Emarina, Maria Carolina Leba, Maria Carmelita Ome Leba Prodiakon: Probel Gultom, Ignatius Sudarmadi, Joachim Sulistyo, Didi Hartanto, Yasinta Fatmawati, Agnes Bertha Tabarani
Petugas Lektor : Anastasia Agnes & Theresia Priscylla Putra/i Altar : Catherine Inez Maharani P., Shannon Wijaya Carolina Susan Mahadewi G. A., Yohanes Purba Sangga Becik, Maria Fransiska Chelsea Novelia Prodigma Gunawan, Kevin Bagas, T.A. Revabelle, Agata Anjani Cita Permata. Prodiakon: Romualdus Ponidjan, Andrianus Nggala, Antonius E. Nelwan, Indri Prijatmodjo, Temmy Royani, Veronika Kani, Yohannes Pudjiastoto, Agustinus Darmawan, Bambang Tedjo Nugroho, Yosep Yendi, Agustinus Fadjar AS, Saras Damai Susetyo, Daniel Bala Batti, Florentina Ratna Supeni H., Maryono Suwargo, Willem Dagi, Ferry Kordat, Columbanus Marianto, Floribertus Rismantoro, Lucas Hanifa Natahusada - 11 -
Minggu, 09 November, pukul 17.00 Koor dan Tatib: PS SanMaRe & Tatib LEGIO
Petugas Lektor : C.M Ninuk Djonowardjoko & Marta Francisca Putra/i Altar: Giacinta Maretha Prita P., Nicholas Yabes Condi, Helena Keke Imanuela, Laurentius Melvin P., Alvin Kindy Setiawan, Brigieth Rungo Rata, Gregorius Septaviel Kenzie, Benedicta Aurelia Virenze Prodiakon: Kamilus Arifin, Rinto Setiono, Paul August Liqui, Wahid Gunawan, Agustono Widjaja, Agus Munandar, Saly Listiyadhi, Hesti Purbaningsih
Minggu, 16 November, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Yoh. de Brito – I
Petugas Lektor : Ista Anindita & Mariska Vergina Putra/i Altar: Maria Kiara Anindita, Josephine Marie Yohana, Patricia Dias Riandari, Jonathan Mark, Andreas Widiatmoko Prabowo, Fransisca Mariana Rasendrya Z., Benedicta Gita Adinda, Timotius Gerwyn Jovian Prodiakon: Irwan Wijaya, Josz Juswanto, Yustinus T. Mudjihardjo, Ping Julianto W, Yoh. Soeryanto Santoso, Yustinus F. Irjayanto, Alfonsus Haryanto , Felicianus Purnawan Solihin
PENGUMUMAN 1. Latihan Koor Anak dan Remaja SanMaRe Diundang seluruh anak-anak dan remaja SanMaRe untuk latihan koor. Setiap Sabtu pukul 15:00 sampai dengan 16:30 di Ruang kelas 301.
2. Persekutuan Doa Karismatik Katolik – PDKK SanMaRe Persekutuan doa mengundang Bp./ Ibu/ Sdri. untuk berdoa dan mendengarkan firman Tuhan, pada hari Kamis, 06 November 2014, pukul 19:30 di Aula SanMaRe. Renungan dibawakan oleh Ibu Irene Tedjaindra. Diharapkan kehadiran umat SanMaRe 3. Akan saling menerimakan Sakramen Pernikahan : Pengumuman ke III : a) Verena Qisthina Chairani Putri dari Lingk. Andreas dengan Christopher Yohanes Mewengkang dari Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading, Jakarta. Barangsiapa mengetahui adanya halangan untuk perkawinan tersebut, wajib memberitahu Pastor Kepala Paroki ZIARAH NAPAK TILAS TUHAN YESUS : Betlehem-NazarethYerusalem-Sungai Yordan-Kana-Danau Galilea-Laut MatiG.Sinai-Mesir(Piramida)-Petra-Jordania & tempat suci lainnya.(Ziarah sangat lengkap) Mengunjungi 4 negara: IsraelMesir-Jordania-Palestina. 18-29 Des 2014 : Romo Agustinus PR, 3-14 Jan 2015 : Romo Kasmir SVD, 22 Feb - 4 Mar : Romo Terry Ponomban PR, 15-26 Juli 2015 : Romo Sarno PR. Bersama Holy Global Tour: Yolanda & Joppy Taroreh (berpengalaman sejak 1985). Pendaftaran & informasi ziarah hub : 021-71133336 /081252325500
QQ Biro Jasa – KAMSIA : Specialisasi pengurusan Akte Perkawinan Sipil Rp. 600.000,- , STNK, SIM, Pasport, A. Lahir, NPWP, SIUP, TDP, Bacang, Barongsai Hub. Pasutri:Kiki&Tenny:74863431/33,08128055249,08151047 3737,08176700177, 081290751953, 93694180, 70669660. YAYASAN KAMSIA : (Kami Siap Melayani Anda). Melayani & membantu di saat berduka 24 jam. Rmh duka sekitar Bintaro, Peti Jenazah, Memandikan Jenazah, Formalin, Pemakaman, Kremasi, Mobil Ambulan dll.
PIANO STEMMER Stem Rep. Piano Yamaha, Organ dan LOWONGAN PEKERJAAN: Dibutuhkan Pengemudi untuk segala merk. Bergaransi. Dapat menghubungi : Ign. Purnomo Hp. 08988340811, 08128041167
pribadi. Syarat bertempat tinggal Bintaro, SIM A, berpengalaman. Hubungi : 081787 3557
LOWONGAN PEKERJAAN: Raywhite Bintaro 7 Menteng LOWONGAN PEKERJAAN: Sebuah usaha dibidang Cakery Bintaro. Lulusan S1, Bhs Inggris Aktif, Jujur, Pekerja Keras, Flexitime, Memiliki Kendaraan sendiri. CV email ke
[email protected] atau
[email protected]. Raywhite Priority Menteng Bintaro sektor 7 - 12 -
membutuhkan tenaga sales dengan spesifikasi : mampu berkomunikasi dengan baik, mampu menangani penjualan & admin, menguasai komputer, memiliki SIM C. Menghubungi : 021 9282 6253