HARAMKAH UPAH DAKWAH? BRILLY EL-RASHEED
PENERBITAN buku-buku Islami merebak sedemikian hebat. Majalah-majalah Islam tiap bulan terbit dalam jumlah yang mencengangkan. CD audio-visual Islami pun tak kalah ramai diproduksi. Da'i-da'i dadakan bermunculan di publik. Banyak kalangan yang menuding ini semua adalah tindakan yang tercela sebab ini semua adalah bentuk menjual agama Islam dengan harga yang murah. Mencari harta dengan menjual ayat-ayat Al-Qur`an.
KONTRADIKSI, BENARKAH? SEBAGIAN dari kita masih rancu akan hukum mendapatkan harta dari berdakwah, berceramah, berkhuthah, mengajar Al-Qur`an dan hadits, memproduksi kitab-kitab Islami maupun CD audio-visual Islami, mendistribusikannya, dan sebagainya. Dan memang terdapat kontroversi yang cukup kuat. Jumhur ulama berpendapat boleh menerima atau mengambil upah dari mengajarkan Al-Qur`an maupun berda'wah. Sebagian ulama lain berpendapat tidak boleh. Yang berpendapat seperti ini adalah Al-Imam Az-Zuhri, Abu Hanifah, dan Ishaq bin Rahawaih. Berikut ini argumen syar’i pendapat pihak yang menetapkan haramnya menerima atau mengambil upah dari mengajarkan Islam, Satu. Sufyan Ats-Tsauri berkata, dari A'masy dan Manshur, dari Abu Adh-Dhuha, bahwa Masruq berkata, "Kami mendatangi 'Abdullah bin Mas'ud. Lalu dia berkata, "Wahai sekalian manusia, barangsiapa mengetahui sesuatu, maka hendaklah ia mengatakannya. Dan barangsiapa tidak mengetahuinya, maka katakanlah, Allah lebih tahu. Karena sesungguhnya termasuk bagian dari ilmu, seseorang mengatakan Allah lebih tahu, apa yang diketahuinya. Sesungguhnya Allah berfirman kepada Nabi kalian, “Katakanlah, aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kalian atas dakwahku, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mengadaadakan.” Hadits ini shahih diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari no. 4809. Haditsi ini dinukil Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur`an Al-'Azhim 4/47. Dua. Nabi Muhammad berkata,
ﺔ ﻣ ﻴﺎﻘ ﻡ ﺍﹾﻟ ﻮ ﻳ ﻦ ﻧﹶﺎ ﹴﺭ ﻣ ﺳﺎ ﻮ ﷲ ﹶﻗ ُ ﻩ ﺍ ﺪ ﺳﺎ ﹶﻗﻠﱠ ﻮ ﻥ ﹶﻗ ﺮﺁ ﻴ ﹺﻢ ﺍﹾﻟ ﹸﻘﻠﻌ ﺗ ﻋﹶﻠﻰ ﺧ ﹶﺬ ﻦ ﹶﺃ ﻣ "Barangsiapa mengambil sebuah busur saja sebagai upah dari mengajarkan Al-Qur`an, niscaya Allah akan mengalungkan kepadanya busur dari api neraka pada hari Qiyamah."
1 :: HARAMKAH UPAH DAKWAH? :: BRILLY EL-RASHEED :: QUANTUMFIQIH.WORDPRESS.COM
Hadits ini shahih diriwayatkan dalam Sunan Al-Baihaqi 6/126. Dishahihkan Al-‘Allamah AlAlbani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 256. Tiga. ‘Ubadah bin Ash-Shamit berkata, "Aku mengajarkan Al-Qur`an dan menulis kepada ahli shuffah. Lalu salah seorang dari mereka menghadiahkan kepadaku sebuah busur. Kata hatiku, busur ini bukanlah harta, toh dapat kugunakan untuk berperang fi sabilillah. Aku menemui Rasulullah dan menanyakan hal ini kepada beliau. Lalu aku pun menemui beliau dan berkata, 'Wahai Rasulullah seorang lelaki yang telah kuajari menulis dan membaca Al-Qur`an, telah menghadiahkan kepadaku sebuah busur. Busur itu bukanlah harta berharga dan dapat kugunakan untuk berperang fi sabilillah." Rasulullah berkata, "Jika Anda senang dikalungi dengan kalung dari api neraka, maka Anda boleh menerimanya." Hadits ini shahih diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud no. 3416; Sunan Ibnu Majah no. 2157; Musnad Ahmad 5/315, 324; Al-Mustadrak 2/41, 3/356; dan lainnya. Empat. 'Imran bin Hushain melihat seorang qari` sedang membaca Al-Qur`an lalu meminta upah. Beliau lantas mengucapkan istirja', kemudian berkata, Rasulullah berkata,
ﺱ ﻨﺎﻪ ﺍﻟ ﻮ ﹶﻥ ﹺﺑ ﹶﺄﹸﻟﻳﺴ ﺮﺁ ﹶﻥ ﻭ ﹶﻥ ﺍﹾﻟ ﹸﻘ ﺅ ﺮ ﻳ ﹾﻘ ﻡ ﻮﺍ ﻲ ُﺀ ﹶﺃ ﹾﻗ ﺠ ﻴ ﹺﺳ ﻪ ﻧﻪ ﹶﻓﹺﺈ ﷲ ﹺﺑ َ ﺴﹶﺄ ﹸﻝ ﺍ ﻴﺮﺁ ﹶﻥ ﹶﻓ ﹾﻠ ﺮﹶﺃ ﺍﹾﻟ ﹸﻘ ﻦ ﹶﻗ ﻣ "Barangsiapa membaca Al-Qur`an, hendaklah ia meminta pahalanya kepada Allah. Sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca Al-Qur`an, lalu meminta upahnya kepada manusia." Hadits ini shahih li ghairihi diriwayatkan dalam Sunan At-Tirmidzi no. 2917; Musnad Ahmad 4/432-433,436,439; Syarh As-Sunnah, Al-Baghawi no. 1183. Dinyatakan shahih li ghairihi oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 257. Lima. Rasulullah berkata,
ﺮﺁ ﹶﻥ ﻴﺎ ﻓﹶـﹺﺈ ﱠﻥ ﺍﹾﻟﻘﹸـﻧﺪ ﻪ ﺍﻟ ﻮ ﹶﻥ ﹺﺑ ﹶﺄﹸﻟﻳﺴ ﻡ ﻮ ﻪ ﹶﻗ ﻤ ﻌﱠﻠ ﺘﻳ ﺒ ﹶﻞ ﹶﺃ ﹾﻥﻨ ﹶﺔ ﹶﻗﺠ ﻪ ﺍﹾﻟ ﷲ ﹺﺑ َ ﻮﺍ ﺍ ﺳﹸﻠ ﻭ ﺮﺁ ﹶﻥ ﻮﺍ ﺍﹾﻟ ﹸﻘ ﻤ ﻌﱠﻠ ﺗ ﷲ ِ ِ ﻩ ﺮﹸﺃ ﻳ ﹾﻘ ﺟ ﹲﻞ ﺭ ﻭ ﻪ ﺘ ﹾﺄ ﹸﻛ ﹸﻞ ﹺﺑﺴ ﻳ ﺟﻞﹲ ﺭ ﻭ ﻪ ﻲ ﹺﺑ ﻫ ﺒﺎﻳ ﺟ ﹲﻞ ﺭ ﻼﹶﺛ ﹲﺔ ﻪ ﹶﺛ ﹶ ﻤ ﻌﱠﻠ ﺘﻳ "Pelajarilah Al-Qur`an, dan mintalah surga kepada Allah sebagai imbalannya. Sebelum datang satu kaum yang mempelajarinya dan meminta materi dunia sebagai imbalannya. Sesungguhnya ada tiga jenis orang yang mempelajari Al-Qur`an. Orang yang mempelajari Al-Qur`an untuk membangga-banggakan diri dengannya; orang yang mempelajarinya untuk mencari makan; orang yang mempelajarinya karena Allah semata." Hadits ini hasan diriwayatkan dalam Musnad Ahmad 3/38-39; Syarh As-Sunnah Al-Baghawi no. 1182; Al-Mustadrak Al-Hakim 4/547. Dinyatakan hasan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 258. Enam. Jabir bin 'Abdullah bercerita, Rasulullah keluar menemui kami. Saat itu kamu sedang membaca Al-Qur`an. Di antara kami terdapat orang-orang Arab dan orang-orang nonArab. Beliau berkata,
ﻪ ﻧﻮ ﺟﹸﻠ ﺘﹶﺄﻳ ﻭ ﹶﻻ ﻪ ﻧﻮ ﺠﹸﻠ ﻌ ﺘﻳ ﺡ ﺪ ﻡ ﹾﺍﻟ ﹶﻘ ﻳ ﹶﻘﺎ ﻤﺎ ﻪ ﹶﻛ ﻧﻮ ﻤ ﻴﻘ ﻳ ﻡ ﻮﺍ ﻲ ُﺀ ﹶﺃ ﹾﻗ ﺠ ﻴ ﹺﺳ ﻭ ﻦ ﺴ ﺣ ﻭﺍ ﹶﻓ ﹸﻜ ﱞﻞ ﺅ ﺮ ﺍ ﹾﻗ 2 :: HARAMKAH UPAH DAKWAH? :: BRILLY EL-RASHEED :: QUANTUMFIQIH.WORDPRESS.COM
"Bacalah Al-Qur`an. Bacaan kalian semuanya bagus. Akan datang nanti beberapa kaum yang menegakkan Al-Qur`an seperti menegakkan anak panah. Mereka hanya mengejar materi dunia dengannya dan tidak mengharap pahala akhirat." Hadits ini shahih diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud no. 830; Musnad Ahmad 3/357, 397. Dishahihkan Al-Imam Al-Muhaddits Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud no. 783; Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 259. Dalam riwayat lain,
ﺎﻮﻣ ﻳ ﻢ ﺳﱠﻠ ﻭ ﻪ ﻴﻋﹶﻠ ﻪ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﻟﱠﻠ ﻪ ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﺎﻴﻨﻋﹶﻠ ﺝ ﺮ ﺧ ﻱ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﺪ ﻋ ﺎﺪ ﺍﻟﺴ ﻌ ﺳ ﺑ ﹺﻦ ﻬ ﹺﻞ ﺳ ﻦ ﻋ ﻢ ﻴ ﹸﻜﻭﻓ ﺾ ﻴﺑﻢ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﻴ ﹸﻜﻭﻓ ﺮ ﻤ ﺣ ﻢ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﻴ ﹸﻜﻭﻓ ﺪ ﺣ ﺍﻪ ﻭ ﺏ ﺍﻟﱠﻠ ﺎﻛﺘ ﻪ ﻟﱠﻠ ﺪ ﻤ ﺤ ﺉ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﺍﹾﻟ ﺘ ﹺﺮﻧ ﹾﻘ ﻦ ﺤ ﻧﻭ ﻪ ﺟﹸﻠ ﺘﹶﺄﻳ ﻭﻟﹶﺎ ﻩ ﺮ ﺟ ﺠ ﹸﻞ ﹶﺃ ﻌ ﺘﻳ ﻢ ﻬ ﺴ ﻡ ﺍﻟ ﻮ ﻳ ﹶﻘ ﺎﻪ ﹶﻛﻤ ﻧﻮﻴﻤﻳﻘ ﻡ ﺍﻩ ﹶﺃ ﹾﻗﻮ ﺮﹶﺃ ﻳ ﹾﻘ ﺒ ﹶﻞ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻗﺮﺀُﻭﻩ ﺩ ﺍ ﹾﻗ ﻮ ﺳ ﺍﹾﻟﹶﺄ Dari Sahl bin Sa’d As-Sa'idi, "Pernah pada suatu hari Rasulullah datang kepada kami, sedangkan kami tengah membaca Al-Qur`an, maka beliau berkata, “Segala puji bagi Allah, kitab Allah itu satu, dan di kalangan kamu ada bangsa merah, bangsa putih dan bangsa hitam. Bacalah Al-Qur`an itu, sebelum dibaca oleh beberapa kaum, di mana mereka membacanya dengan lurus (sangat baik) sebagaimana diluruskannya anak panah, namun mereka sangat berharap untuk disegerakan pahalanya (di dunia) dan tidak mengharapkan pahalanya di akhirat nanti.”.” Hadits ini hasan shahih diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud no. 831. Tujuh. 'Abdurrahman bin Syibi Al-Anshari berkata, aku mendengar Rasulullah berkata,
ﻪ ﻴﻓ ﻮﺍ ﻐﹸﻠ ﺗ ﻭ ﹶﻻ ﻪ ﻨﻋ ﻮﺍ ﺠ ﱡﻔ ﺗ ﻭ ﹶﻻ ﻪ ﻭﺍ ﹺﺑ ﺮ ﺜﺘ ﹾﻜﺴ ﻭ ﹶﻻ ﺗ ﻪ ﻮﺍ ﹺﺑ ﺗ ﹾﺄ ﹸﻛﹸﻠ ﻭ ﹶﻻ ﺮﺁ ﹶﻥ ﻭﺍ ﺍﹾﻟ ﹸﻘ ﺅ ﺮ ﺍ ﹾﻗ "Bacalah Al-Qur`an, janganlah engkau mencari makan darinya, jangan engkau memperbanyak harta dengannya, jangan engkau anggap remeh dan jangan pula terlalu berlebihan." Hadits ini shahih diriwayatkan dalam Musykil Al-Atsar Ath-Thahawi no. 4322; Ma'an Al-Atsar Ath-Thahawi 3/18; Musnad Ahmad 3/428, 444; Mu'jam Al-Ausath Ath-Thabrani no. 2595. Dinilai shahih oleh Al-Muhaddits Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 260. Sedangkan dalil pihak yang mengatakan halalnya menerima dan mengambil upah dari mengajarkan Islam di antaranya, Satu. Nabi Muhammad berkata,
ﷲ ِ ﺏﺍ ﺘﺎﻛ ﺮﺍ ﺟ ﻪ ﹶﺃ ﻴﻋﹶﻠ ﻢ ﺗﺧ ﹾﺬ ﻣﺎ ﹶﺃ ﻖ ﺣ ﹶﺃ "Sesungguhnya perkara yang paling berhak kalian ambil upah darinya adalah Kitab Allah." [Shahih: Shahih Al-Bukhari no. 5737] Dua. Nabi Muhammad pernah menikahkan seorang pria dengan mahar hafalan Al-Qur`annya.
3 :: HARAMKAH UPAH DAKWAH? :: BRILLY EL-RASHEED :: QUANTUMFIQIH.WORDPRESS.COM
ﻢ ﺳﱠﻠ ﻭ ﻪ ﻴﻋﹶﻠ ﻪ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﻟﱠﻠ ﻪ ﻮ ﹺﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﺮﹶﺃ ﹲﺓ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﻣ ﺕ ﺍ ﺎ َﺀﻱ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﺟ ﺪ ﻋ ﺎﺪ ﺍﻟﺴ ﻌ ﺳ ﺑ ﹺﻦ ﻬﻞﹺ ﺳ ﻦ ﻋ ﻪ ﻴﻋﹶﻠ ﻪ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﻟﱠﻠ ﻪ ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﺎﻴﻬﺮ ﹺﺇﹶﻟ ﻨﻈﹶﻧ ﹾﻔﺴِﻲ ﹶﻓ ﻚ ﺐ ﹶﻟ ﻫ ﺖ ﹶﺃ ﻪ ﹺﺟﹾﺌ ﻮ ﹶﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﺎﺖ ﻳ ﹶﻓﻘﹶﺎﹶﻟ ﺎﻪ ﹶﻓﹶﻠﻤ ﺳ ﺭﹾﺃ ﻢ ﺳﱠﻠ ﻭ ﻪ ﻴﻋﹶﻠ ﻪ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﻟﱠﻠ ﻪ ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﻢ ﹶﻃ ﹾﺄ ﹶﻃﹶﺄ ﻪ ﹸﺛ ﺑﻮ ﺻ ﻭ ﺎﻴﻬﺮ ﻓ ﻨ ﹶﻈﺪ ﺍﻟ ﻌ ﺼ ﻢ ﹶﻓ ﺳﱠﻠ ﻭ ﻪ ﻮ ﹶﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﺎﻪ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﻳ ﺎﹺﺑﺻﺤ ﻦ ﹶﺃ ﻣ ﺟ ﹲﻞ ﺭ ﻡ ﺖ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﺴ ﺟﹶﻠ ﻴﺌﹰﺎﺷ ﺎﻴﻬﺾ ﻓ ﻳ ﹾﻘ ﹺ ﻢ ﻪ ﹶﻟ ﻧﺮﹶﺃ ﹸﺓ ﹶﺃ ﻤ ﺕ ﺍﹾﻟ ﺭﹶﺃ ﻮ ﹶﻝﺭﺳ ﺎﻪ ﻳ ﺍﻟﱠﻠﻲ ٍﺀ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﻟﹶﺎ ﻭ ﺷ ﻦ ﻣ ﻙ ﺪ ﻋﻨ ﻬ ﹾﻞ ﺎ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﹶﻓﺟﻨﹺﻴﻬ ﻭ ﺰ ﺟ ﹲﺔ ﹶﻓ ﺎﺎ ﺣﻚ ﹺﺑﻬ ﻦ ﻟﹶ ﻳ ﹸﻜ ﻢ ﹺﺇ ﹾﻥ ﹶﻟ ﺎﻪ ﻣ ﺍﻟﱠﻠﻊ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﻟﹶﺎ ﻭ ﺟ ﺭ ﻢ ﺐ ﹸﺛ ﻫ ﺌﹰﺎ ﹶﻓ ﹶﺬﺷﻴ ﺪ ﺠ ﺗ ﹺ ﻫ ﹾﻞ ﺮ ﻧ ﹸﻈﻚ ﻓﹶﺎ ﻠﻫ ﺐ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﹶﺃ ﻫ ﻪ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﺍ ﹾﺫ ﺍﻟﱠﻠ ﺐ ﻫ ﺪ ﹶﻓ ﹶﺬ ﻳﺣﺪ ﻦ ﻣ ﺎﺗﻤﺎﻮ ﺧ ﻭﹶﻟ ﺮ ﻧ ﹸﻈﻢ ﺍ ﺳﱠﻠ ﻭ ﻪ ﻴﻋﹶﻠ ﻪ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﻟﱠﻠ ﻪ ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﻴﺌﹰﺎ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝﺷ ﺕ ﺪ ﺟ ﻭ ﻬ ﹲﻞ ﺳ ﺍﺭﹺﻱ ﻗﹶﺎ ﹶﻝﻫﺬﹶﺍ ﹺﺇﺯ ﻦ ﻜ ﻭﹶﻟ ﺪ ﻳﺣﺪ ﻦ ﻣ ﺎﺗﻤﺎﻭﻟﹶﺎ ﺧ ﻪ ﻮ ﹶﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﺎﻪ ﻳ ﺍﻟﱠﻠﻊ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﻟﹶﺎ ﻭ ﺟ ﺭ ﻢ ﹸﺛ ﻪ ﺘﺴ ﻙ ﹺﺇ ﹾﻥ ﹶﻟﹺﺒ ﺍ ﹺﺭﻊ ﹺﺑﹺﺈﺯ ﻨﺼ ﺗ ﺎﻢ ﻣ ﺳﱠﻠ ﻭ ﻪ ﻴﻋﹶﻠ ﻪ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﻟﱠﻠ ﻪ ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﻪ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﺼ ﹸﻔ ﺎ ﹺﻧﺍ ٌﺀ ﹶﻓﹶﻠﻬﻪ ﹺﺭﺩ ﺎ ﹶﻟﻣ ﻰ ﹺﺇﺫﹶﺍﺣﺘ ﺟ ﹸﻞ ﺮ ﺲ ﺍﻟ ﺠﹶﻠ ﻲ ٌﺀ ﹶﻓ ﺷ ﻪ ﻨﻣ ﻚ ﻴﻋﹶﻠ ﻦ ﻳ ﹸﻜ ﻢ ﻪ ﹶﻟ ﺘﺴ ﻭﹺﺇ ﹾﻥ ﹶﻟﹺﺒ ﻲ ٌﺀ ﺷ ﻪ ﻨﻣ ﺎﻬﻋﹶﻠﻴ ﻦ ﻳ ﹸﻜ ﻢ ﹶﻟ ﺎ َﺀﺎ ﺟﻲ ﹶﻓﹶﻠﻤ ﻋ ﺪ ﻪ ﹶﻓ ﺮ ﹺﺑ ﻣ ﺎ ﹶﻓﹶﺄﻮﱢﻟﻴ ﻣ ﻢ ﺳﻠﱠ ﻭ ﻪ ﻴﻋﹶﻠ ﻪ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﻟﱠﻠ ﻪ ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟﱠﻠﺭﺳ ﻩ ﺁﻡ ﹶﻓﺮ ﻪ ﻗﹶﺎ ﺴ ﻠﺠ ﻣ ﻃﹶﺎ ﹶﻝ ﻦ ﻋ ﻦ ﻫ ﺅ ﺮ ﺗ ﹾﻘ ﺎ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﹶﻝﺩﻫ ﺪ ﻋ ﺭ ﹸﺓ ﹶﻛﺬﹶﺍ ﻮﺳﺭ ﹸﺓ ﹶﻛﺬﹶﺍ ﻭ ﻮﻲ ﺳﻣﻌ ﻥ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﺁﻦ ﺍﹾﻟ ﹸﻘﺮ ﻣ ﻚ ﻌ ﻣ ﺎﺫﹶﺍﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﻣ ﻥ ﺁﻦ ﺍﹾﻟ ﹸﻘﺮ ﻣ ﻚ ﻌ ﻣ ﺎﺎ ﹺﺑﻤﺘﻬﻣﱢﻠ ﹾﻜ ﺪ ﺐ ﹶﻓ ﹶﻘ ﻫ ﻢ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﺍ ﹾﺫ ﻌ ﻧ ﻚ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﹺﺮ ﹶﻗ ﹾﻠﹺﺒﹶﻇﻬ Dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idi, “Suatu ketika seorang wanita datang kepada Rasulullah, seraya berkata, “Wahai Rasulullah, aku datang untuk menyerahkan diriku kepadamu,” Lalu beliau memandang perempuan itu dengan penuh perhatian, kemudian menundukkan kepalanya. Setelah perempuan itu mengerti bahwa beliau tidak ingin menikahinya, maka ia pun duduk. Kemudian salah seorang dari sahabat berdiri, dan berkata, “Ya Rasulullah! jika engkau tidak ingin menikahi perempuan itu, maka nikahkanlah dia dengan saya.” Lalu beliau bertanya, "Apakah kamu memiliki sesuatu sebagai mahar (maskawin)?” laki-laki itu menjawab, "Demi Allah, saya tidak punya, wahai Rasulullah!" Rasulullah berkata, "Pergilah kepada keluargamu lalu carilah apakah ada sesuatu yang bisa kamu jadikan sebagai mahar.” Laki-laki itu kemudian pergi dan kembali lagi, dia berkata, “Demi Allah, aku tidak menemukan sesuatu pun untuk mahar.” Rasulullah berkata, “Carilah meskipun hanya berupa cincin besi.” Laki-laki itu pergi lagi, lalu kembali, seraya berkata, “Demi Allah, wahai Rasulullah. Saya tidak menemukan sesuatu pun walaupun sebuah cincin besi, tetapi saya hanya memiliki
4 :: HARAMKAH UPAH DAKWAH? :: BRILLY EL-RASHEED :: QUANTUMFIQIH.WORDPRESS.COM
kain sarung ini. (kata Sahl, ia tidak memiliki pakaian bagian atas), separuhnya bisa aku berikan kepada wanita itu sebagai mahar.” Rasulullah bertanya, “Bagaimana kamu bisa menggunakan kain sarungmu itu? Jika kamu memakainya maka perempuan itu tidak bisa memakainya, dan jika dia memakainya kamu tidak bisa memakainya.” Laki-laki itu duduk. Setelah lama duduk kemudian dia berdiri. Rasulullah melihat dia berbalik, maka beliau memerintahkan seseorang untuk memanggilnya. Ketika dia datang, maka Rasulullah bertanya, 'Apa yang kamu miliki (hafal) dari Al-Qur'an?” Dia menjawab, “Aku hafal surah ini dan itu.” (Dia menghitung-hitungnya). Lalu Rasulullah berkata, “Kamu dapat menghafalnya di luar kepala?” Dia berkata, “Ya.” Kemudian Rasulullah berkata, “Pergilah, sesungguhnya aku telah menikahkanmu dengan wanita itu dengan apa yang kamu hafal dari Al Qur'an.”.” Hadits ini shahih diriwayatkan dalam Shahih Muslim. Dishahihkan Al-Albani dalam Mukhtashar Shahih Muslim no. 824.
KESIMPULAN DARI dua pendapat ini, yang rajih/kuat/benar karena dalilnya dan istinbath-nya (penyimpulan dalilnya) lebih rasional, adalah pendapat halalnya menerima dan mengambil upah dari mengajarkan Islam, namun tetap diharamkan meminta maupun mengharap upah atas mengajarkan Islam atau membaca (melantunkan) Al-Qur`an. Dalam Mausu'ah Al-Manahiy Asy-Syar'iyyah fi Shahih As-Sunnah An-Nabawiyyah (hal. 212-216, Dar Ibnu 'Affan, Kairo, 1420), Asy-Syaikh Salim bin 'Id Al-Hilali menjelaskan, haditshadits ini menunjukkan haramnya mengambil upah dari mengajarkan Al-Qur`an, dan haram mencari makan darinya. Namun, jumhur ahli ilmu membolehkan mengambil upah dari mengajarkan Al-Qur`an. Mereka berdalil dengan hadits pemimpin suku yang tersengat binatang berbisa lalu diruqyah oleh sebagian sahabat dengan membacakan surat Al-Fatihah kepadanya. Kisah ini diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. dalam riwayat lain dari 'Abdullah bin 'Abbas, disebutkan bahwa Rasulullah berkata, "Sesungguhnya perkara yang paling berhak kalian ambil upah darinya adalah kitab Allah." Kesimpulannya, lanjut Asy-Syaikh Salim, hadits-hadits di atas jelas menunjukkan larangan mengambil upah dari mengajarkan Al-Qur`an dan memperoleh harta darinya. Setelah menafsirkan ayat ke 20 dan 21 dari surah Yasin, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin berkata, "Jika mengajar, yang seorang itu membutuhkan waktu, tenaga, fikiran, kelelahan, tidak apa-apa dia mengambil upah dengan dasar hadits Nabi, "Sesungguhnya perkara yang paling berhak kalian ambil upah darinya adalah Kitab Allah." Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Al-Faqih wa Al-Mafaqqih 2/347, (yang ditahqiq 'Adil bin Yusuf Al-‘Azazi) menjelaskan, kalau seorang da'i tidak mempunyai mata pencaharian yang memadai, dan waktunya habis untuk mengajar dan berda'wah, maka diperbolehkan menerima upah. Dan kepada ulil amri (penguasa, pemerintah) selayaknya memberikan imbalan yang setimpal, karena dia mengajarkan kaum muslimin.
SECERCAH NASEHAT
5 :: HARAMKAH UPAH DAKWAH? :: BRILLY EL-RASHEED :: QUANTUMFIQIH.WORDPRESS.COM
MESKIPUN menerima dan mengambil harta dari mengajarkan Islam hukumnya halal, akan tetapi dalam mengajarkan Islam harus ikhlas hanya karena Allah dan hanya berharap upah dari Allah. Dengan dihalalkannya perkara ini, perkara ini menjadi ujian keikhlasan para juru da'wah. Bisa jadi sang juru da'wah bisa lulus dari ujian ini. Namun ada pula juru da'wah yang menjadi tidak ikhlas karena diperbolehkannya mengambil harta dari mengajarkan Islam. Apalagi di zaman seperti ini, zaman yang kata orang susah mencari uang. Maka "profesi" ustadz lah yang menjadi cara jitu mendapatkan harta dengan cara yang mudah. Padahal beramal dengan tujuan mendapatkan kenikmatan dunia hukumnya haram. Nabi Muhammad berkata,
ﻦ ــﺎ ﻣﺮﺿ ﻋ ﻪ ﺐ ﹺﺑ ﻴﻴﺼﻟ ﻪ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﻤ ﻌﱠﻠ ﺘﻳ ﺟ ﱠﻞ ﻟﹶﺎ ﻭ ﺰ ﻋ ﻪ ﻪ ﺍﻟﱠﻠ ﺟ ﻭ ﻪ ﻰ ﹺﺑﺘﻐﺒﻳ ﺎﻣﻤ ﺎﻋ ﹾﻠﻤ ﻢ ﻌﱠﻠ ﺗ ﻦ ﻣ ﺎﳛﻬ ﻌﻨﹺﻲ ﹺﺭ ﻳ ﺔ ﻣ ﺎﻘﻴ ﻡ ﺍﹾﻟ ﻮ ﻳ ﺔ ﻨﺠ ﻑ ﺍﹾﻟ ﺮ ﻋ ﺠﺪ ﻳ ﹺ ﻢ ﺎ ﹶﻟﻧﻴﺪ ﺍﻟ "Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya ia tuntut semata-mata karena agar bisa melihat wajah Allah, namun ternyata ia menuntutnya semata-mata mencari keuntungan dunia, maka dia tidak akan dapat mencium wanginya surga pada hari qiyamah." Hadits ini shahih diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud no. 3664; Musnad Ahmad 2/338; Sunan Ibnu Majah no. 252; Al-Mustadrak Al-Hakim 1/85. Ibnu Jama'ah Al-Kinani (w. 733 H) menasehatkan, "Hendaknya seorang yang berilmu membersihkan ilmunya dari menjadikannya sebagai jalan mencapai tujuan-tujuan duniawi, baik untuk mencari kehormatan, harta, ketenaran, atau merasa lebih hebat dari temantemannya." [Tadzkirah As-Sami' wa Al-Mutakallim fi Adab Al-'Alim wa Al-Muta'alim hal.48]
Identitas Penulis Nama pena Nama lengkap Alamat No. Telp No. HP Email Blog
: Brilly El-Rasheed : Brilly Yudho Willianto : Jalan Gajah Mada RT. 03 RW. 05 Sukodadi Lamongan Jawa Timur 62253 : 0322 391170 : 081515526665 :
[email protected] : quantumfiqih.wordpress.com
6 :: HARAMKAH UPAH DAKWAH? :: BRILLY EL-RASHEED :: QUANTUMFIQIH.WORDPRESS.COM