Caring, Vol.2, No.1, September 2015
THE RELATIONSHIP OF HISTORY USING AN INJECTABLE CONTRACEPTIVES DEPO MEDROXIPROGESTERONE ACETATE (DMPA) ON PREGNANT WOMEN WITH A LONG RETURN OF FERTILITY IN THE PUSKESMAS OF BANJARMASIN Hapisah1
ABSTRACT Background :Method of contraception which is considered to be ideal is injectable contraceptive Depo Medroxi Progesterone Acetate (DMPA). That’s contrapception show an increase in its use, however that’s contraception has a negative influences to reproductive organs including takes a long time enough to get fertility back to the normal. The result of preliminary of 15 pregnant women in Puskesmas Alalak Tengah obtained information that 9 womens which using injectable contraceptive Depo Medroxi Progesterone Acetat (DMPA) for ≥ 2 years said after her stopping using contraception 6 of them positive pregnant > 8 month and 3 of them positive pregnant < 8 month. Six of them have a history of using besides injectable contraceptiveDepo Medroxiprogesteron Acetate (DMPA)≥ 2 years said after their stopping using hormonal contraceptives besides injectable contraceptiveDepo Medroxiprogesterone Acetate (DMPA) 2 of them positive pregnant > 8 month and 4 of them < 8. Purpose: To determine the relationship of history using a injectable contraceptives Depo Medroksiprogesteron Acetate (DMPA) on pregnant women with a long return of fertility in the city of Banjarmasin 2015. Method: the type of research conducted is descriptive analytic withcross-sectional design. The sample is pregnant women with a history of using a injectable hormonal contraceptives DPMA and besides contraceptives DMPA takes from 4 Puskesmas of Banjarmasin as much as 80 pregnant women. Sampling using a concecutive sampling. Result: A history of using a hormonal injectable contraceptive Depo Medroxiprogesteron Acetate (DMPA) as much as 43 pregnant women (53,8%) with a long return of fertility ≥ 8 month and 45 pregnant women (56,2%). There is a relationship between a history of using a injectable contraceptives Depo Medroxi Progesterone Acetate (DMPA) on a pregnant women with a long return of fertility in the Puskesmas of Banjarmasin. Keyword: a history of using hormonal injectable contraceptives Depo Medroxiprogesterone Acetate (DMPA), a long return of fertility
1
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan
Hubungan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Medroksiprogesteronasesat (DMPA) Pada Ibu Hamil dengan Lama Pengembalian Kesuburan di Puskesmas Wilayah Kota Banjarmasin
66
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
HUBUNGAN RIWAYAT PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPO MEDROKSIPROGESTERONASETAT (DMPA) PADA IBU HAMIL DENGAN LAMA PENGEMBALIAN KESUBURAN DI PUSKESMAS WILAYAH KOTA BANJARMASIN Hapisah1
INTISARI
Jainuddin1, Imanuddin2, Rifqah Ihdayati3
Latar Belakang: Metode kontrasepsi hormonal yang dianggap cukup ideal adalah kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesterone Asetat (DMPA). Kontrasepsi suntik DMPA menunjukkan peningkatan dalam penggunaannyaakan tetapi memiliki pengaruh negatif terhadap organ reproduksi diantaranya kembali kesuburan pasca penggunaan alat kontrasepsi tersebut cukup lama. Hasil studi pendahuluan terhadap 15 orang ibu hamil di Puskesmas Alalak Tengah didapatkan informasi bahwa 9 orang yang menggunakan alat kontrasepsi suntik DMPA selama ≥ 2 tahun mengatakan setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi tersebut6 orang positif hamil > 8 bulan dan 3 orang < 8 bulan. Enam orang dari mereka mempunyai riwayat penggunaan alat kontrasepsi selain suntik DMPA selama ≥ 2 tahun mengatakan setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi hormonal selain suntik DMPA 2 orang positf hamil > 8 bulan dan 4 orang < 8. Tujuan: Mengetahui hubungan riwayat penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) pada ibu hamil dengan lama pengembalian kesuburan di wilayah kota Banjarmasin tahun 2015. Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskiptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel adalah ibu hamil dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal suntik DPMA dan selain kontrasepsi DMPA di empat Puskesmas wilayah Kota Banjarmasin sebanyak 80 orang. Pemilihan sampel menggunakan teknik consecutive sampling Hasil: Riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) sebanyak 43 orang (53,8%)dengan lama pengembalian kesuburan ≥ 8 bulan sebanyak 45 orang (56,2%). Ada hubungan antara riwayat penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) pada ibu hamil dengan lama pengembalian kesuburan di wilayah Puskesmas Kota Banjarmasin.
riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA), lama pengembalian kesuburan. Kata
1
Kunci:
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan
PENDAHULUAN
Hubungan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Medroksiprogesteronasesat (DMPA) Pada Ibu Hamil dengan Lama Pengembalian Kesuburan di Puskesmas Wilayah Kota Banjarmasin
67
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan masalah utama masih tingginya pertumbuhan penduduk.Pada tahun 1970 terbentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang salah satu tujuannya adalah penjarangan kehamilan dengan menggunakan berbagai macam metode kontrasepsi. Selama lebih dari 30 tahun terakhir, terdapat kemajuan yang signifikan dalam perkembangan tekonologi kontrasepsi. Tersedia berbagai pilihan kontrasepsi akan tetapi tidak ada satu pun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien, karena masing - masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual. Namun, secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal diantaranya adalah ; aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila digunakan; berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah terjadinya kehamilan; dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di masyarakat; terjangkau harganya oleh masyarakat; bila metode tersebut dihentikan penggunaanya, klien akan segera kembali kesuburannya, kecuali untuk kontrasepsi mantap (Saifuddin, 2003). Salah satu metode kontrasepsi hormonal yang dianggap cukup ideal adalah kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesterone Asetat (DMPA). Kontrasepsi suntik DMPA menunjukkan peningkatan dalam penggunaannya karena menurut data, penggunaan kontrasepsi jangka pendek didominasi oleh metode hormonal injeksi yang mencapai 31,9% dibanding dengan metode jangka panjang (MKJP) yaitu IUD, Implan, MOW dan MOP hanya 10,6% (BKKBN, 2009; Baziad,2002). Kontrasepsi suntik DMPA merupakan nespensi cair yang terkandung kristal-kristal yang mikro mengandung progesterone yang diberikan melalui suntikan intramuscular setiap 90 hari.Dosis yang diberikan 150 mg. mekanisme kerja DMPA mencegah ovulasi dengan memblokade lonjakan LH ditengah siklus menstruasi (Heffner dan Schust, 2007: 30).Kontrasepsi suntik DMPA ini cukup aman dan sangat efektif dalam mencegah kehamilan apabila penyuntikannya dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tingkat efektifitasnya cukup tinggi yaitu 0,3 kehamilan per 100 perempuan. Cara kerjanya diantaranya adalah mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi serta menghambat transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin, 2003). Kontrasepsi hormonal suntik DPMA memiliki pengaruh positif ataupun negatif terhadap berbagai organ wanita, baik organ genetalia maupun nongenetalia.Pengaruh positif dari penggunaan kontrasepsi ini diantaranya adalah pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami - istri, tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek sampingnya, mencegah penyakit jinak payudara dan kanker endometrium serta kehamilan ektopik. Sedangkan pengaruh negatif terhadap dari penggunaan DMPA adalahsering ditemukan gangguan haid seperti siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak (sppoting), dan tidak haid sama sekali, peningkatan berat badan dan pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas), menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat serta kembalinya kesuburan pasca penggunaan yang cukup lama (Arum dan Sujiyatini, 2009: 125). Penelitian yang dilakukan oleh Nelson, 1996 yang meneliti tentang efek spesifik penggunaan injeksi DepoMedroxy Progesteron Acetatsebagai salah satu metode kontrasepsi, menunjukkan terjadinya perubahan pola menstruasi, dan perubahan kesuburan. Menurut penelitian Baziad (2002), pengembalian kesuburan lebih cepat setelah penghentian penggunaan pil atau AKDR yaitu rata-rata 2 bulan, sedangkan setelah penghentian penggunaan suntik DMPA memerlukan waktu rata -rata 4 sampai 10 bulan Bahkan ada beberapa wanita yang sampai bertahun-tahun menunggu kehamilan pasca penggunaan kontrasepsi tersebut. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Handayani.R, dkk (2010) rerata
Hubungan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Medroksiprogesteronasesat (DMPA) Pada Ibu Hamil dengan Lama Pengembalian Kesuburan di Puskesmas Wilayah Kota Banjarmasin
68
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
lama pengembalian kesuburan pengguna alat kontrasepsi suntik DPMA adalah 8,82 bulan dan penelitian Sulianty (2012) menyatakan rerata lama kembalinya kesuburan (fertilitas) pada tiga kelompok paritas 1,2 dan 3 menunjukkan hasil yang sama yaitu 8 bulan setelah suntikan terakhir. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan). Setelah 2 tahun memakai DMPA, sekitar 70% wanita sama sekali tidak mengalami perdarahan. Jika pemakaian dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun. Sedangkan kesuburan pada wanita sangat erat kaitannya dengan siklus menstruasi itu sendiri. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan kepada 15 orang ibu hamil pada tanggal 16 Pebruari 2015 di Puskesmas Alalak Tengah didapatkan informasi bahwa 9 orang yang menggunakan alat kontrasepsi suntik DMPA selama ≥ 2 tahun mengatakan setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi suntik DMPA 6 orang positf hamil > 8 bulan dan 3 orang < 8 bulan. Enam orang dari mereka mempunyai riwayat penggunaan alat kontrasepsi selain suntik DMPA selama ≥ 2 tahun mengatakan setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi hormonal selain suntik DMPA2 orang positf hamil > 8 bulan dan 4 orang < 8 bulan kurang dari 8 bulan . Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, penulis merumuskan masalah penelitian yaitu apakah hubungan antara riwayat penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) pada ibu hamil dengan lama pengembalian kesuburan di Wilayah Puskesmas Kota Banjarmasin? Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan riwayat penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) pada ibu hamil dengan lama pengembalian kesuburan di wilayah kota Banjarmasin.
METODE Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskiptif analitik dengan rancangan cross sectional. Rancangan ini mempelajari dinamika korelasi antara riwayat penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) pada ibu hamil dengan rentang waktu pengembalian kesuburan yang di hitung mulai dari berhenti menggunakan alat kotrasepsi tersebut sampai sampai dinyatakan hamil berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) menggunakan pendekatan retrospektif, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal suntik DMPA dan selain kontrasepsi DMPA yang berada di wilayah Puskesmas kota Banjarmasin. Sampel diambil dari 4 Puskesmas yaitu Puskesmas Sei Jingah, Pelambuan, Alalak Selatan, Alalak Tengah sebanyak 80 orang. Pemilihan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dengan kreteria inklusiIbu hamil dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi suntik hormonalDepo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) atau depo metroxy progesterone asetat, pengguna alat kontrasepsi kombinasi (pil, suntik) minimal 2 tahun, ibu hamil trimester I dan II.Sedangkan kreteria eksklusi ibu hamil dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal progestin (implant dan pil dengan kandungan progestin tunggal) dan pengguna alat kontrasepsi non hormonal (IUD, KB Alamiah dengan alat maupun tanpa alat). Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Mei 2015 di wilayah puskesmas Kota Banjarmasin yaitu Puskesmas Sei Jingah, Pelambuan, Alalak Selatan dan Alalak Tengah. Teknik pengumpulan data dengan memberikan kuesioner tentang lama pengembalian kesuburan kepada ibu hamil trimester I dan II yang terhitung mulai dari berhenti menggunakan alat kotrasepsi tersebut sampai sampai dinyatakan hamil berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Analisa data dengan menggunakan analisis univariat untuk menggambarkan metode kontrasepsi yang digunakan (DPMA dan selain DPMA) serta lama pengembalian kesuburan. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara penggunaan
Hubungan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Medroksiprogesteronasesat (DMPA) Pada Ibu Hamil dengan Lama Pengembalian Kesuburan di Puskesmas Wilayah Kota Banjarmasin
69
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
kontrasepsi DPMA dengan lama pengembalian kesuburan dengan menggunakan uji chi square
HASIL Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik umur, pendidikan, kehamilan dan jarak kehamilan terhadap 80 orang responden sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berdasarkan Karakteristik Umur, Pendidikan, Kehamilan dan Jarak Kehamilan di Puskesmas Wilayah Kota Banjarmasin. Karakteristik Umur : < 20 tahun 20 – 35 tahun >35 tahun Pendidikan : Dasar Menengah Tinggi Kehamilan : 1 (pertama) 2 dan 3 >3 Jarak kelahiran : < 2 tahun 2 – 5 tahun >5 tahun
Frekuensi
Persentase (%)
9 64 7
11,3 80,0 8,8
10 57 13
12,5 71,3 16,3
8 66 6
10,0 82,5 7,5
4 59 9
5,5 81,9 12,5
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 64 orang (80%), sedangkan pendidikan terbanyak adalah sekolah menengah yaitu 57 orang (71,3%) dan kehamilan terbanyak pada kehamilan 2 dan 4 sebanyak 66 orang (82,5%) dengan jarak kehamilan sebagian besar 2-5 tahun yaitu sebanyak 59 orang (81,9%). 1. Analisa Univariat Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel yang diteliti, terdiri dari variabel bebas yaitu riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal dan variabel terikat yaitu lama pengembalian kesuburan.
Berikut tabel distribusi frekuensi riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal pada ibu hamil dan lama pengembalian kesuburan: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal di Wilayah Puskesmas Kota Banjarmasin Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal DMPA Selain DMPA Total
Frekuensi
Persentase (%)
43 37 80
53,8 46,2 100
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan ibu hamil dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) sebanyak 43 orang (53,8%). Tabel 3.Distribusi Frekuensi Lama Pengembalian Kesuburan di Wilayah Kota Banjarmasin. Lama Pengembalian Kesuburan ≥ 8 bulan < 8 bulan Total
Frekuensi 45 35 80
Persentase (%) 56,2 43,8 100
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa responden dengan lama pengembalian kesuburan ≥ 8 bulan sebanyak 45 orang (56,2%). 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara riwayat penggunaan alat kontrasepsi Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) pada ibu hamil dengan lama pengembalian kesuburan.
Hubungan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Medroksiprogesteronasesat (DMPA) Pada Ibu Hamil dengan Lama Pengembalian Kesuburan di Puskesmas Wilayah Kota Banjarmasin
70
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
Tabel 4.Hubungan Antara Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) dengan Lama Pengembalian Kesuburan di Wilayah Kota Banjarmasin. Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal DMPA Selain DMPA Total
Lama Pengembalian Kesuburan ≥ 8 bulan < 8 bulan % % F F 24 11 45
55, 8 29,7 56,3
19 26 35
Total F
%
44,2 43 100 70,3 37 100 43,8 80 100
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan dari 43 orang ibu hamil dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) didapatkan sebanyak 24 orang (55,8%) dengan lama pengembalian kesuburan ≥ 8 bulan dan dari 37 orang dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi selain DPMA didapatkan sebanyak 26 orang (70,3%) dan lama pengembalian kesuburan < 8 bulan. Dari hasil uji statistic dengan menggunakan chi square didapatkan nilai significancy 0.034 < nilai α 0.05, berdasarkan hasil tersebut bahwa nilai significancy kurang dari nilai α maka Ho di tolak, artinya dapat di ambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara riwayat penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) pada ibu hamil dengan lama pengembalian kesuburan di wilayah Puskesmas kota Banjarmasin. PEMBAHASAN 1. Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsisuntik Depo Medroksi progesteron Asetat (DMPA). Dari hasil penelitian menunjukkan ibu hamil dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) sebanyak 43 orang (53,8%) sedangkan dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi selain DMPA sebanyak 37 orang (46,2%).
Kontrasepsi suntikan jenis Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) merupakan jenis kontrsepsi yang hanya mengandung progestine.Selain DMPA ada satu jenis lagi kontrasepsi yang mengandung progestine yaitu Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat). Jenis DPMA mengandung 150 mg DPMA yang di berikan setiap 90 hari (3 bulan) melalui suntikan intramuscular, sedangkan jenis Depo Noristerat mengandung 200 mg noretindron enantat diberikan setiap 2 bulan dengan suntikan intramuscular (Saifuddin, 2003). Metode kontrasepsi suntikan merupakan pilahan alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh akseptor, menurut data BKKBN (2013) jumlah peserta akseptor KB suntikan yaitu sebanyak 334.011 (46,17%)lebih tinggi dari metode lainnya seperti pil, implan, kondom IUD dll. Sedangkan untuk Kalimantan Selatan berkontibusi sebanyak 5.827 (41,58%) peserta KB baru untuk injeksi. Kontrasepsi hormonal jenis suntikan memiliki keunggulan dibandingkan dengan metode hormonal progestin lainnya seperti implant subdermis. Keunggulannya kontrasepsi ini lebih mudah diberikan dan tidak memerlukan pelatihan khusus bagi penyediannya. Namun, apabila wanita mengalami efek samping, maka ia tidak dapat menghentikan obat tersebut sampai konsentrasi obat itu menurun sendirinya. Kontrasepsi ini banyak dipilih karenamemiliki keunggulan yaitu dianntaranya penggunaan tidak setiap hari (seperti pil) yang dapat menimbulkan efek kelalaian atau faktor lupa untuk mengonsumsinya. Selain itu sangat baik untuk meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui, akseptor yang ingin menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang, akseptor yang berusia > 35 tahun sampai menopause dan dapat mencegah kehamilan ektopik serta kanker endometrium (Setya. A, dkk, 2009). Dari banyaknya keuntungan kontrasepsi suntik DMPA tersebut maka penggunaan suntikan DMPA sebagai alat kontrasepsi cukup popular di kalangan masyarakat
Hubungan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Medroksiprogesteronasesat (DMPA) Pada Ibu Hamil dengan Lama Pengembalian Kesuburan di Puskesmas Wilayah Kota Banjarmasin
71
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
terutama masyarakat dari kalangan menengah ke bawah karena selain cukup aman dan efektif jenis kontrasepsi ini relatif murah sehingga bisa terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.Walaupun demikian, memang tidak dapat dipungkiri adanya keterbatasan dari penggunaan kontrasepsi suntikan. 2. Lama pengembalian kesuburan pengguna alat kontrasepsi suntik DPMA Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan lama pengembalian kesuburan ≥ 8 bulan sebanyak 45 orang (56,3%) sedangkan dengan lama pengembalian kesuburan < 8 bulan sebanyak 35 orang (43,8%). Kesuburan (fertilitas) adalah kemampuan seorang wanita (isteri) untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup dari pasangan pria (suami) yang mampu menghamilinya.Secara umum wanita subur sejak akil balikh yaitu apabila mendapat haid pertama kali yaitu rata-rata pada umur 12 tahun.Tempo kesuburan seorang wanita mencapai umur 48 tahun sampai mengalami menopause (mati haid).Kesuburan seorang wanita berhubungan dengan kemampuan mengeluarkan sel telur yang akn dikeluarkan sekali dalam satu siklus haid dalam waktu tertentu saja.Waktu mengeluarkan sel telur disebut dengan masa subur (Melani. N, 2010). Masa subur seorang wanita terjadi pengeluaran sel telur yang sudah matang (ovulasi) dan siap dibuahi oleh sperma. Jika sorang wanita menggunakan kontarsepsi hormonal maka salah satu cara kerjanya adalah menghambat proses terjdinya ovulasi. Demikian juga penggunaan kontraseps suntik DPMA. Menurut Handayani (2010), mekanisme kerja dari DMPA adalah mempengaruhi hipotalamus-hipofisa-ovarium sehingga terjadi penekanan produksi FSH tanpa kenaikan produksi LH sehingga tidak akan terjadi ovulasi dan mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penitrasi sperma serta menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.
Pemberian kontrasepsi suntikan DMPA memerlukan waktu beberapa bulan setelah penyuntikan terakhir sebelum benar-benar hilang, sehingga terjadi penundaan pemulihan kesuburan (Glasier, 2006:100101).Menurut beberapa penelitian yang terkait dengan pengunaan suntikan DPMA, pengembalian kesuburan sorang wanita setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi suntikan DPMA memerlukan waktu 4 sampai 10 bulan. Rerata lama pengembalian kesuburan pengguna alat kontrasepsi suntik DPMA adalah 8 bulansetelah suntikan terakhir (Baziad, 2002; Handayani.R, dkk 2010;Sulianty 2012). 3. Hubungan antara riwayat penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) pada ibu hamil dengan lama pengembalian kesuburan. Dari hasil penelitian menunjukkan dari 43 orang ibu hamil dengan riwayat ±penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) didapatkan sebanyak 24 orang (55,8%) dengan lama pengembalian kesuburan ≥ 8 bulan dan hasil uji statistik didapatkan ada hubungan antara riwayat penggunaan alat pengembalian kesuburan pada ibu hamil. Keterlambatan kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dengan lama kesuburan setelah penyuntikan DMPA bukanlah disebabkan oleh terjadinya kelainan atau kerusakan pada organ genetalia, melainkan karena masih ada saja terjadi pelepasan gestagen (hormone progesterone) yang terus menerus dari depo yang terbentuk di tempat suntikan sehingga alat kontrasepsi suntik DMPA memiliki efek yang lebih lama walaupun sudah tidak digunakan (Baziad, 2002). Setelah 2 tahun memakai DPMA, sekitar 70% wanita sama sekali tidak mengalami perdarahan (menstruasi). Sedangkan kesuburan pada wanita sangat erat kaitannya dengan siklus menstruasi itu sendiri Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Janah R (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama pemakaian dengan kejadian amenore pada
Hubungan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Medroksiprogesteronasesat (DMPA) Pada Ibu Hamil dengan Lama Pengembalian Kesuburan di Puskesmas Wilayah Kota Banjarmasin
72
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
akseptor KB suntik Depoprovera.Kejadian amenore sangat berhubungan dengan siklus menstruasi itu sendiri, sedangkan siklus menstruasi sangat erat kaitannya dengan kesuburan seseorang.
DAFTAR RUJUKAN Arum, D. N. S. & Sujiyatini.(2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.Cetakan ke-2. Yogjakarta: Mitra Cendikia
Setelah penggunaan terakhir, berdasarkan hasil penelitian 55,8 % wanita harus menunggukesuburan ≥ 8 bulan. Hasil ini menunjukkan waktu rentang yang lebih lama dari penelitian Handayani.R, dkk (2010) dan Sulianty (2012) yang menyatakan rentang waktu kembali kesuburan ± 8 bulan. Hasil penelitian juga menunjukkan dari 37 orang dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi selain DPMA didapatkan sebanyak 11 orang (29,7%) dan lama pengembalian kesuburan ≥ 8 bulan. Meskipun hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara riwayat penggunaan alat kontrasepsi suntikDMPAdengan lama pengembalian kesuburan, akantetapi kesuburan seorang wanita juga bisa dipengaruhi olehkarakteristik ibu. Hasil rekapitulasi masih ditemukan ibu hamil dengan usia> 35 tahun yaitu sebanyak 7 orang (8,8%) dan paritas > 3 sebanyak 6 orang (7,5 %) sehingga hal ini mempenggaruhi kemampuan kesuburan dan fertilitas seorang wanita (Sulistiawaty, 2011).
Baziad.A. (2002) Kontrasepsi Jakarta YBP-SP
KESIMPULAN 1. Riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal suntik Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) sebanyak 43 orang (53,8%) 2. Lama pengembalian kesuburan ≥ 8 bulan sebanyak 45 orang (56,2%). 3. Ada hubungan antara riwayat penggunaan alat kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) pada ibu hamil dengan lama pengembalian kesuburan di wilayah Puskesmas Kota Banjarmasin.
Hormonal.
BKKBN (2009).Informasi Pelayanan Kontraspsi. Jakarta . Glasier, A. & Gebbie, A. (2006).Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.Edisi 4. Jakarta: EGC Handayani, R. dkk. (2010) Hubungan Lama Penggunaan Kontraspsi DMPA Dengan Lama Kembali Kesuburan Pada Post Akseptor Suntik DPMA. Jurnal Ilmiah Kebidanan,Vol 1 edisi des 2010 Heffner, L. J. & Schust, D. J. (2006).At a Glance Sistem Reproduksi.Edisi 2. Jakarta: Erlangga. Janah, R (2012) Lama Pemakaian KB Suntik Depoprovera dengan Kejadian Amenore pada Akseptor KB Suntik di Desa Jilatan Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. Nelson, AL (1996) Counseling Issues and Management on Side Effect for Women Using Depo Medroxy Progesterone Acetat Contracepsi. Reproduction Medicene 1996 4 i. Norwitz, E. & Schorge, J. (2007).At a Glance Obstetri & Gineklologi.Edisi 2. Jakarta: Erlangga Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam.(2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Melani Niken, dkk , 2010 Pelayanan Keluarga Berencana, Fitramaya, Yogyakarya
Hubungan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Medroksiprogesteronasesat (DMPA) Pada Ibu Hamil dengan Lama Pengembalian Kesuburan di Puskesmas Wilayah Kota Banjarmasin
73
Caring, Vol.2, No.1, September 2015
Prawirohardjo, S. (2007). Ilmu Kebidanan. Cetakan ke-9. Jakarta: YBP Pendit,B.U.(2007). Ragam Kontrasepsi. Jakarta: EGC
Metode
Saminem.(2009). Kehamilan Normal. Jakarta: EGC Setya Arum, Diah Noviawati & Sujiyatini, 2009, Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini, Nuha Medika, Yogyakarya Siswosudarmo,R. & Emilia, O. (2008).Obstetri Fisiologi. Yogjakarta: Pustaka Cendikia Press Sugiyono.(2010). Statistika untuk Penelitian.Cetakan ke-16. Bandung: Alfabeta Sulianty, A. (2012). Pengaruh Penggunaan Injeksi DMPA Terhadap Fertilitas. Media Bina Ilmiah Vol 6 No 6 Des 2012 Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana, Salemba Raya, Jakarta Syafuddin A. Bari (2007) Buku panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Hubungan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Medroksiprogesteronasesat (DMPA) Pada Ibu Hamil dengan Lama Pengembalian Kesuburan di Puskesmas Wilayah Kota Banjarmasin
74