HAKIKAT DAN PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh Aap Afwah (142400766); Fitriatul Janah (142400784); Hayatul Maskuro (142400754); Sari Susilawati (142400756) PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap guru diharapkan akan memiliki bekal wawasan awal untuk menuju ke wawasan dan pemahaman yang benar, lebih luas, dan dinamis tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Agar nantinya setiap guru memiliki kemampuan untuk melakukan PTK baik secara mandiri, terutama secara kolaboratif. Konsep tentang action research dikemukakan pertama kali pada tahun 1944 oleh Kurt Lewin. Tetapi orang meragukan validitas penelitian model tersebut. Foster (1972) menyebutkan action research hanya menghasilkan penelitian dengan tindakan kecil atau menghasilkan tindakan dengan penelitian kecil. Tetapi Freire (1982) melihat dari sisi lain dan mengatakan bahwa penelitian tindakan bukan dimaksudkan untuk mengembangkan ilmu, melainkan untuk kepentingan orang yang melakukan penelitian tindakan itu sendiri termasuk guru-guru yang mengajar di sekolah.
A.
B.
Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan hakikat PTK? 2. Apa saja prinsip PTK? 3. Bagaimana dasar ontologi, epistimologi, dan aksiologi PTK? 4. Bagaimana latar belakang pentingnya PTK?
C.
T ujuan Masalah 1. Untuk mengetahui hakikat penelitian tindakan kelas PTK 2. Untuk mengetahui prinsip PTK 3. Untuk mengetahui dasar ontologi, epistimologi dan aksiologi PTK 4. Untuk mengetahui latar belakang pentingnya PTK
PEMBAHASAN A. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian Tindakan kelas (PTK) sudah dikenal lama dalam dunia pendidikan. Istilah dalam Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR) di mana penelitian tindakan kelas ini merupakan bagian dari Action Research yang dilakukan oleh guru atau dosen di kelas baik itu sekolah ataupun perguruan tinggi di mana tempat ia mengajar yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta kuantitas proses pembelajaran dikelas. PTK pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbut, dan sebagainya. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebiah tindakan yang sengaja di munculkan yang terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.1 1
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas,(Jambi: GP Press, 2008), hh. 21-23.
1
PTK di Indonesia baru di kenal pada akhir dekade 80-an. Oleh karenannya sampai dewasa ini keberadaannya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra, terutama jika dikaitkan dengan bobot keilmiahannya. PTK dapat dilakukan di dalam bidang pengembangan organisasi manajemen, kesehatan atau kedikteran, pendidikan, dan sebagainya. Di dalam bidang pendidikan penelitian ini dapat pada skala makro ataupun mikro. Dalam skala mikro misalnya dilakukan di dalam kelas pada waktu berlangsungnya suatu kegiatan belajar mengajar untuk suatu pokok bahasan tertentu pada suatu mata pelajaran atau mata kuliah, untuk lebih detailnya berikut ini akan dikemukan mengenai hakikat PTK menurut beberapa pakar. Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK merupakan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya (Elliot 1982). Seluruh prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh kemmis dan Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan taggart, 1988). Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi soaial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran yang berhubungan dengan, a) praktik-praktik sosial atau pendidikn yang dilakukan sendiri, b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan c) situasi-situasi (dan lembagalembaga) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Harjodipuro, 1997). Sedangkan menurur Hardjodipuro PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional. Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru atau dosen (tenaga pendidik) juga berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya peningkatan mutu atau kualitas tersebut diharapkan melakukan kegiatan kajian ilmiah secara sistematis, realistis, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua “aksinya di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis kekurangan dan kelebihannya. Apabila di dalam pelaksana “aksi” nya masih terdapat kekurangan, dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasalahan.
Pengertian Penelitian, penelitian Tindakan dan Penelitian Tindakan Kelas 1. Pengertian penelitian Ada beberapa definisi penelitian yang dikemukakan oleh para pakar penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Penelitian adalah proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan permasalahan tertentu yang ditemukan dilapangan (Cooper dan Emory).
2
b.
c.
d. e.
B.
Suparmoko menyatakan bahwa penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (suparmoko, 1991). Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara yang dimaksud berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, desain sistematis. Menurut Yosep dan Yoseph (1979), penelitian adalah seni dan pengetahuan ilmiah yang berguna untuk mencari jawaban dari permasalahan. Penelitian adalah cara pengamatan atau inquiri, yang bertujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik discovery ataupun invention. Discovery diartikan hasil temuan yang sudah ada, misalnya penemuan benua amerika. invention dapat diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang baru dengan dukungan fakta. misalnya, hasil kloning dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan punah, kemudian diteliti untuk menemukan jenis yang baru.
2.
Pengertian penelitian Tindakan Penelitian tindakan atau action research merupakan metode penelitian yang berpedoman pada pendekatan penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian tindakan tidak memerlukan analisis angka atau statistik sebagaimana yang digunakan penelitian kuantitatif. Untuk menjelaskan penelitian tindakan, perlu diketahui secara detail metode penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan partisipasi. Penelitian tindakan menurut menurut adanya perkembangan, menurut arikunto (2002:18), penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi pada masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakatyang bersangkutan. Karakteristik utama penelitian tindakan adalah partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota sasaran. Kemmis (1983) menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan upaya menguji cobakan ide-ide kedalam praktik untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi.
3.
Pengertian penelitian tindakan kelas Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis untuk memperbaiki pembelajaran didalam kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatakan mutu pembelajaran dikelas. Penelitian ini merupakan bentuk refleksi berupa tindakan tertentu agar dapat memperbaiki praktik pembelajaran dikelas secara efektif dan efesien serta professional.2
Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Prinsip yang diterapkan dalam PTK adalah sebagai berikut: 1) Tidak mengganggu pekerjaan utama guru, yaitu mengajar. 2) Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan.
2
Anas Salahudin, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Pustaka,2015), hh 13-22.
3
3) 4) 5)
6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) C.
Metodologi yang digunakan harus reliabl, sehingga hipotesis yang dirumuskan cukup meyakinkan. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran dikelas yang cukup meresahkan guru dan guru berkomitmen mencari solusinya. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaan dan mengindahkan tatakrama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui pimpinan sekolah dan rekan sejawat, sehingga hasilnya cepat tersosialisasikan. Masalah tidak hanya fokos pada konteks kelas, tetapi juga dalam prespektif misi sekolah secara keseluruhan. Permasalahan bersifat praktis yang terjadi didalam kelas. Adanya kolaborasi. Adanya upaya perbaikan atau peningkatan. Efektivitas metode, teknik, dan proses pembelajaran. Tidak untuk digeneralisasi. Tidak memerlukan populasi atau sampel Tidak mengenal kelompok eksperimen. Proses penelitian melalui siklus. 3
Dasar Ontologi, Epistimologi dan AKsiologi PTK Filsafat Ilmu memiliki Tiga Cabang Kajian: Ontologi, Epistemolgis, dan AksiologiOntologi 1) Ontologi Ontologi membahas tentang tentang apa itu realitas. Dalam dengan ilmu pengetahuan, filsafat ini membahas tentang apa yang bisa yang dikategorikan sebagai objek ilmu pengetahuan. Contoh setiap orang mengatakan bahwa “matahari merupakan sumber energi” adalah suatu pernyataan yang benar, karena pernyataan itu dapat didukung oleh kesesuaian terhadap kenyataan. Demikianlah gambaran kebenaran itu. Pengetahuan manusia dapat dikategorikan ke dalam pengetahuan ke alam, pengetahuan sosial, humaniora, dan agama. Pengetahuan ke alaman memiliki tatanan yang baku, pasti dan sistematik. Contoh; kejadian hujan akan selalu didahului oleh adanya awan, angin, dan turun hujan. Tidak pernah terjadi dalam alam ini, air hujan turun lebih dulu, baru berawan dan angin. Hal ini sangat berbeda dengan pengetahuan sosial yang relatif tatanannya kurang baku. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian yang dapat memberikan sumbangan keilmuan yang mendekati kebenaran objektif. Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, ilmu membuat beberapa andaian (asumsi) mengenai objek-objek empiris. Pernyataan asumtif ini akan memberi arah dan landasan bagi kegiatan penelaahan. Secara rinci ilmu mempunyai tiga asumsi menganai objek empiris, yaitu (1) menganggap objekobjek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, umpanya dalam hal bentuk, struktur, sifat dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini melahirkan konsep klasifikasi, kemudian muncul taxonomi. Berdasarkan konsep taxonomi melahirkan konsep komparatif dan kuantitatif. Linnaeus (1707 – 1778) sebagai tokoh taxonomi pada hewan dan tumbuhtumbuhan. (2) Asumsi bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan keilmuan berupaya mempelajari tingkah laku suatu objek dalam suatu
3
Ibid, hal 33.
4
keadaan tertentu. Hal ini tidak mungkin dilakukan bila obyeknya selalu berubah-ubah tiap waktu. Walau demikian kita tidak bisa menuntut adanya kelestrian yang absolute, sebab alam mengikuti perjalanan waktu dan tiap benda akan mengalami perubahan. (3) Asumsi determinisme, menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dengan urutan-urutan kejadian yang sama. 2)
Epistemologis Epistemologis membahas masalah metodologi ilmu pengetahuan. metode ilmiah dengan pilar utamanya rasionalisme dan emperisme. PTK bukan cabang ilmu, tetapi suatu aplikasi dari metode penelitian untuk mengungkap fakta yang berkaitan dengan praktik pembelajaran di kelas. Rasionalisme menyatakan bahwa ide tentang kebenaran sebenarnya sudah ada. Pikiran manusia dapat mengetahui ide tersebut, namun tidak menciptakan dan tidak mempelajari lewat pengalaman. Idea kebenaran diperoleh melalui berpikir secara rasional, dan kebenaran yang diperoleh bersifat koheren. Empirisme sebagai aliran dalam ilmu pengetahuan, menyatakan bahwa kebenaran hanya bisa diperoleh lewat pengalaman empirik yang terukur. Permasalahan yang muncul bahwa kebenaran yang menampakan diri dalam fakta belum bisa dijadikan dasar kebenaran, sebab masih membutuhkan pemaknaan dan tafsir dari subjek yang menelaah dan mempelajarinya.
3)
Aksiologi Setelah membicarakan tentang apa objek ilmu, dan bagaimana kita bias memperoleh ilmu yang benar, maka pada muaranya mau diapakan ilmu itu, untuk apa ilmu itu atau apa kegunaan ilmu itu. Dasar axiology ilmu menginginkan bahwa ilmu memiliki nilai manfaat bagi kehidupan manusia, sebagaimana ditemukannya listrik untuk kesejahteran manusia, ditemukannya matematika dan angka nol oleh filosof India, penemuan kompas, mesiu dan mesin cetak oleh para ilmuwan Cina, semua untuk kebermanfaatan kehidupan manusia. Sifat ilmu adalah netral, ilmu tidak mengenal baik dan buruk, dan sipemilik pengetahuan itu sendiri yang harus memiliki sikap. Jalan mana yang akan ditempuh dalam memanfaatkan kekuasaan yang esar itu, terletak pada system Aksiologi menyangkut tujuan dicipatakannya ilmu pengetahuan, mempertimbangkan aspek pragmatis-materialistis.nilai si pemilik pengetahuan tersebut. Dengan demikian netralitas ilmu terletak pada epistemologinya, jika hitam katakana hitam, jika putih katakana putih, tanpa berpihak kepada salah satu selain kepada kebenaran yang nyata. Pada tataran axiologis, seorang ilmuwan harus mampu menentukan sikap sebagai wujud tingkat moralitas dalam menggunakan ilmu sebagai aturan dalam kehidupan. 4
D.
Pentingnya PTK Guru dan dosen harus mengetahui dan memahami pentingnya melakukan penelaahan dan menyimak alasan-alasan yang melatar belakangi keharusan melakukan PTK bagi guru dan dosen antara lain: 1) Pentingnya menghubungkan antara teori dengan praktik pendidikan sehari-hari. 4
Hamzah B. Uno, Dkk, Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hh 7-19
5
2) 3) 4)
Menanamkan rasa percaya diri dan kemandirian guru atau dosen dalam proses pembelajaran. Perlunya guru atau dosen untuk meningkatkan profesional skillnya. Belajar dari pengalaman guru atau dosen lain yang melakukan PTK adapun keharusan seorang guru atau dosen melakukan PTK, sebagai berikut: a. Keharusan dan tuntutan tugas dan kebutuhan guru atau dosen dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. b. Kenaikan pangkat atau golongan (unsur pengembangan profesi). c. Sertifikasi guru atau dosen. d. Pengembangan karir. Ada beberapa alasan mengapa penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu keharusan dan kebutuhan yang sangat penting bagi guru dan dosen untuk meningkatkan profesional seorang pendidik, sebagai berikut: 1) Melatih dan membuat guru dan dosen (pendidik) menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya. seorang guru dan dosen dapat menjadi reflektif dan kritis terhadap proses pembelajaran di kelas. 2) Guru dan dosen mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran yang terjadi di kelas. 3) Pelaksanaan PTK dapat meningkatkan kinerja guru dan dosen sehingga menjadi profesional. 4) Pelaksanaan PTK oleh guru dan dosen dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap dan apa yang terjadi di kelasnya. 5) Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. 6) Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu di tuntut untuk melakukan upayaupaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang di ajarnya. 7) Penerapan PTK dalam pendidikan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil intruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan evisiensi pengelolaan intruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru, dosen dan pendidik lainnya. 8) PTK merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan para guru di kelasnya dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran. 9) Dengan melakukan kegiatan PTK para guru telah melakukan salah satu tugasnya dalam kegiatan pengembangan profesi. PTK penting bagi memperbaiki dan meningkatkan profesi tenaga pendidik, juga penting bagi memperbaiki dan meningkatkan kualitas peserta didik, sebagai berikut: 1) Memperbaiki dan meningkatkan kinerja belajar peserta didik di kelas, sehingga proses pembelajaran berkualitas. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas penggunaan media atau alat bantu belajar dan sumber 2) belajar lainnya. 3) Memperbaiki dan meningkatkan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang did gunakan dalam mengukur proses dan hasil belajar peserta didik.
6
4)
Memperbaiki dan meningkatkan kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi peserta didik di lingkungan pendidika.5 PENUTUP
A.
Simpulan Dasar Filsafat Ilmu memiliki Tiga Cabang Kajian yaitu Ontologi, Epistemolgis, dan AksiologiOntologi. Penelitian adalah proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan permasalahan tertentu yang ditemukan dilapangan (Cooper dan Emory). penelitian Tindakan adalah action research merupakan metode penelitian yang berpedoman pada pendekatan penelitian kualitatif. PTK adalah penelitian praktis untuk memperbaiki pembelajaran didalam kelas. Prinsip yang diterapkan dalam PTK adalah sebagai berikut: Tidak mengganggu pekerjaan utama guru, yaitu mengajar. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan. Metodologi yang digunakan harus reliable, sehingga hipotesis yang dirumuskan cukup meyakinkan. Latar belakang pentingnya PTK salah satunya yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja belajar peserta didik di kelas, sehingga proses pembelajaran berkualitas; Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas penggunaan media atau alat bantu belajar dan sumber belajar lainnya; Dan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang did gunakan dalam mengukur proses dan hasil belajar peserta didik. B. Saran Saran dari kami sebagai penulis makalah ini yaitu alangkah baiknya mahasiswa mempelajari secara mendalam lagi mengenai materi Hakikat dan Prinsip PTK ini karena agar kita lebih mengatahui apa pengertian dari PTK dan seberapa pentingnya mempelajari PTK ini untuk melaksanakan praktik mengajar. DAFTAR PUSTAKA Iskandar, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jambi: GP Press. Salahudin,Anas. 2015. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV Pustaka. Uno, Hamzah B. Dkk, 2011. Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional, Jakarta: Bumi Aksara.
5
Op. cit, hal. 20.
7