9/22/2015
Piutang Piutang adalah klaim/hak yang diharapkan akan dapat diterima dalam bentuk kas. Piutang dapat dikategorikan sebagai Piutang Usaha dan Piutang Lainnya. Piutang usaha merupakan jumlah yang terutang kepada konsumen yang timbul dari transaksi penjualan barang dan jasa, sedangkan Piutang Lainnya, merupakan piutang yang tidak dihasilkan dari kegiatan usaha perusahaan, seperti piutang kepada karyawan.
Piutang
Metode pengakuan kerugian atas piutang tak tertagih (Uncollectible Account)
Direct write-off method
Allowance method
Biaya A/R tak tertagih A/R
XXX XXX
Biaya A/R tak tertagih XXX Cad.A/R tak tertagih
XXX
Cad. A/R tak tertagih A/R
XXX
XXX
1
9/22/2015
Piutang Aspek Perpajakan : Tidak diperkenankan membentuk cadangan/penyisihan
Pembebanan biaya atas kerugian yang timbul dari piutang yang tidak dapat ditagih dapat diakui bila secara nyata tidak dapat ditagih (direct write-off method), dengan syarat : Telah dibebankan sebagai biaya dalam L/R Terdapat daftar nominatif sebagai lampiran SPT Tahunan PPh Penagihannya telah diserahkan kepada PN atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara, atau ada perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang antara debitur dan kreditur, atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus, atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah tertentu (syarat ini tidak berlaku untuk penghapusan utang usaha untuk debitur kecil, yang jumlahnya tidak lebih dari Rp 5.000.000).
Aspek Perpajakan :
Piutang
Cadangan Piutang
2
9/22/2015
Piutang Aspek Perpajakan : Dalam hal terdapat hubungan istimewa, Dirjen Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya PKP bagi WP yang mempunyai hubungan istimewa dengan WP lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa. Untuk Piutang yang berasal dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam UU PPh, harus dilaporkan dalam akun terpisah dalam Neraca wajib pajak. Menurut UU PPh (Pasal 18 ayat 4), hubungan istimewa terjadi apabila : Terdapat kepemilikan atau penyertaan modal, langsung atau tidak langsung paling rendah 25% Adanya penguasaan melalu manajemen atau penggunaan teknologi Adanya hubungan keluarga (satu derajat ke atas dan kesamping)
Persediaan Persediaan: Aset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pembelian kerja (SAK) Barang Dagangan/ Barang Jadi
Persediaan
Barang dalam proses/Work in process
Bahan Baku
3
9/22/2015
Persediaan Kapan kepemilikan berpindah???
FOB Destination FOB Shipping Point
Sistem pencatatan persediaan: Sistem periodik Sistem perpetual Metode penilaian persediaan: Specific identification method Cost flow method (FIFO, LIFO, Average-cost) Methods of estimating inventories (Gross profit method dan retail inventory method)
4
9/22/2015
Persediaan Pasal 10 ayat 6 UU PPh; Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan Sistem pencatatan persediaan harus dapat menunjukkan kebenaran pencatatan, konsisten, dan taat asas. Dapat menggunakan sistem perpetual ataupun sistem periodik, atau sistem lainnya yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku yang tidak berdasarkan penaksiran atau perkiraan. Metode penilaian persediaan yang diperkenankan : FIFO atau Average-cost.
Persediaan-Contoh Jurnal (Sistem Perpetual) Transaksi Pembelian : Persediaan barang dagangan PPN Masukan XXXX Kas/Bank/Hutang Dagang Pada saat transaksi penjualan : Kas/Bank/Piutang Usaha PPN Keluaran Penjualan
XXXX XXXX
XXXX
Harga Pokok Penjualan XXXX Persediaan Barang Dagangan
XXXX XXXX
XXXX
5