PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA
BAB III MAINTENANCE HOT OIL BOILER KAPASITAS 1865000 kcal/h DI PT. YUDISTIRA ENERGY GROUP LPG PLANT PONDOK TENGAH
3.1 Pengertian Pemeliharaan Dan Perawatan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang optimal. Kata memelihara diambil dari kata Yunani terein-merawat, menjaga (teroteknology). Tujuan Pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut: -
Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan, dan isinya). Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian
-
Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (jasa) dan mendapatkan laba investsai maksimum yang mungkin
-
Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu misalnya, Unit cadangan, unit pemadam kebakaran, dan penyelamat
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
20
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA -
Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Pemeliharaan
Pemeliharaan terencana
Pemeliharaan pencegahan
Pemeriksaan termasuk penyelesaian dan pelumasan
Pemeliharaan tak terancana
Pemeliharaan korektif
Pengertian Reparsi moptor komponen monitor,yang tidak yaitu pekerjaan ditemukan waktu yang timbul pemeriksaan langsung dari pemeriksaan
Pemeliharaan darurat
Overhaul terencana
Lihat, rasakan, dengar
Pemeliharaan waktu berjalan
Pemeliharaan waktu berhenti Gambar 3.1. Pembagian atau jenis-jenis pemeliharaan
Sumber : www.nyong-maning.blogspot.com/pembagian/jenis-jenis/pemeliharaan
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
21
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Keterangan : Pemeliharaan
suatu kombinasi dari setiap tindakan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk memperbaikinya sampai kondisi yang diterima.
Pemeliharaan terencana
Pemeliharaan yag di organisasi dan dilakukan dengan pemikiran kemasa depan, pengendalian dan pencataatan sesuai
dengan
rencana
yang
telah
ditentukan
sebelumnya. Pemeliharaan darurat
Pemeliharaan yang perlu segera dilakukan untuk mencegah akibat yang serius.
Pemeliharaan Pencegahan
Pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan,
dan
dimaksudkan
untuk
mengurangi
kemungkinan bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima. Pemeliharaan berjalan
Pemeliharaan yang dapat dilakukan selama mesin dipakai.
Pemeliharaan berhenti
Pemeliharaan yang hanya dapat dilakukan selama mesin berhenti.
Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah berhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.
Perawatan (maintenance) adalah suatu proses Perawatan semua perlengkapan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Perawatan atau maintenance merupakan salah satu fungsi management produksi yang menyangkut persoalan sehari-hari dalam hal menjaga dan menjamin agar benda tetap berada dalam kondisi yang baik dan selalu siap digunakan. Untuk melengkapi perawatan perlu juga diketahui apa sebab dan akibatnya jika terjadi suatu kerusakan.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
22
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Banyak kemungkinan penyebab terjadinya kerusakan, namun pada umumnya disebabkan pada :
Pengaruh keadaan cuaca (matahari, hujan, angin), sebagai contoh dapat disebutkan kerusakan pada isolasi kabel listrik, panas atau temperatur yang tinggi menyebabkan cepatnya kerusakan pada kabel-kabel listrik tersebut
Proses pemakaian yang terus-menerus menimbulkan getaran-getaran, gesekangesekan ataupun kotoran-kotoran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian mesin tersebut
Kelalaian, kesalahan yang dilakukan oleh pemilik hot oil boiler dalam penggunaan, ataupun pemasangan dan memperbaiki mesin serta bagian lain dari hot oil boiler
Pengaruh kerusakan kecil pada salah satu bagian mesin yang dapat menjadi penyebab kerusakan yang lebih besar pada bagian mesin yang lainnya
Pengaruh dari debu walaupun sangat halus, sering menyebabkan aus pada bagianbagian yang di dalam mesin
Terlalu
berlebihan
dalam
penggunaan
atau
kelebihan
beban
yang dapat
menyebabakan over houl. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada hot oil boiler akan menimbulkan berbagai macam dampak yang merugikan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
Kecelakaan : jika terjadi over houl dan terjadi ledakan atau hancurnya hot oil boiler yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa
Kebakaran : kabel listrik yang memijar atau terjadi arus pendek yang mengakibatkan terbakarnya kendaraan
Performa mesin menurun : akselerasi mesin yang makin turun mengakibatkan hot oil boiler kurang maksimal dalam menghasilkan thermal oil.
3.1.1 Evolusi Konsep Dunia Maintenance Dalam kurun waktu lebih dari dua puluh tahun, dunia maintenance telah mengalami lebih banyak perubahan dibandingkan bidang manajemen lainnya. Perubahanini disebabkan oleh meningkatnya jumlah dan jenis asset fisik (pabrik, peralatan, dan gedung) yang harus dipelihara, desain yang lebih rumit, teknologi maintenance yang baru, dan perubahan pandangan di dalam KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
23
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA organisasi maintenance dan tanggung jawabnya. Sejak tahun 1930 evolusi maintenance dapat dirunut menjadi tiga generasi. Generasi Pertama Generasi pertama melingkupi kurun waktu hingga periode perang dunia ke-II. Pada saat itu sistem mekanisasi industri tidaklah banyak, sehingga masalah downtime bukanlah sesuatu yang berpengaruh. Hal ini membuat proses pencegahan kegagalan peralatan tidak menjadi prioritas utama, karena kebanyakan peralatan masih sederhana dan secara umum dirancang dengan kemampuan yang lebih. Hal tersebut membuatnya handal dan mudah untuk diperbaiki, akibatnya pada saat itu tidak diperlukan perlakuan maintenance yang sistematis dalam bentuk apapun, kecuali hanya kegiatan rutin yang ringan seperti cleaning, servicing, dan lubrication. Sederhananya peralatan yang ada menyebabkan kebutuhan terhadap suatu keahlian juga lebih rendah daripada saat ini. Generasi Kedua Keadaan berubah drastis saat perang dunia ke-II. Tekanan kondisi peperangan membuat peningkatan permintaan pada banyak jenis barang, sementara ketersediaan pekerja industri menurun secara tajam. Ini mengakibatkan terjadinya peningkatan proses mekanisasi pada peralatan. Hingga tahun 1950-an, berbagai jenis mesin sudah lebih banyak jenis dan jumlahnya dengan desain yang lebih rumit, dunia industri pun mulai bergantung pada teknologi mekanisasi ini. Meningkatnya ketergantungan ini, membuat masalah downtime menjadi sebuah fokus perhatian utama. Hal ini yang mengarahkan pada gagasan bahwa kegagalan peralatan dapat dan harus dicegah, sehingga lahirlah konsep awal preventive maintenance. Di tahun 1960-an , konsep ini kebanyakan terdiri dari program pemulihan secara total (overhaul) yang dilakukan pada interval waktu yang tetap. Biaya maintenance yang mulai terasa meningkat tajam secara relatif terhadap biaya operasional lainnya, memicu berkembangnya maintenance planning and control system, yang berperan besar dalam mengatur dan mengendalikan proses management maintenance. Pada akhirnya, dengan begitu besarnya nilai kapitalisasi yang terkait pada asset-aset tersebut seiring meningkatnya biaya untuk nilai tersebut membuat orang mencari cara untuk memaksimalkan umur dari assetasset mereka.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
24
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Generasi Ketiga Sejak pertengahan periode 1970-an proses perubahan di dunia industri telah mengumpulkan momentum yang
lebih
besar
lagi.
Perubahan-perubahan
tersebut dapat
diklasifikasikan masing-masing dengan ekspektasi baru, penelitian baru, dan teknik-teknik baru.
3.1.2 Istilah-Istilah Dalam Perawatan Istilah-istilah pekerjaan dalam perawatan (maintenance) secara garis besar adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam keadaan yang dapat diterima menurut standar yang berlaku dalam tingkat biaya yang lebih relatif kecil.
A. Preventive Maintenance Preventive Maintenance adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin dan alat-alat. Jadi merupakan tingkatan yang diambil sebelum kerusakan terjadi.
B. Routline Maintenance Routline Maintenance adalah pekerjaan yang dilakukan secara rutin atau terus menerus seperti penggantian oli, penggantian air radiator, panggantian filter atau saringan. Pada hakekatnya sama dengan Preventive Maintenance.
C. Predictive Maintenance Predictive Maintenance adalah merupakan suatu perubahan bentuk baru dari planed Maintenance dimana penggantian komponen atau suku cadang dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan secara prediksi.
D. Running Maintenance Running Maintenance adalah merupakan Preventive Maintenance yang dilakukan pada saat mesin dan alat-alat menjalankan fungsinya (untuk mesin produksi).
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
25
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA E. Corrective Maintenance Corrective Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang merupakan koreksi atau perbaikan terhadap suatu kerusakan tang telah terjadi.
F. Repair Work Repair Work adalah suatu maintenance yang perlu untuk memperbaiki kerusakankerusakan yang terjadi.
G. Break Down Maintenance Break Down Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mesin, tetapi yang masih masuk ke dalam planning.
H. Emergency Maintenance Emergency Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang dilakukan karena terjadi kerusakan yang tidak diduga-duga.
I. Overhaul Overhaul adalah pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap fasilitas atau sebagian sehingga mencapai standar yang diterima.
J. Down Time Down Time adalah periode waktu dimana fasilitas keadaan yang tidak dapat dipakai atau diproduksi.
K. Availibility Availibility adalah periode waktu dimana fasilitas dalam keadaan dapat beroperasi.
L. Maintenance Management Maintenance Management adalah organisasi maintenance dalam suatu kebijakan yang telah disetujui bersama.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
26
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA M. Maintenance Schedule Maintenance Schedule adalah suatu daftar yang menyeluruh yang berisi kegiatan maintenance dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
N. Planed Maintenance Planed Maintenance adalah pengorganisasian pekerjaan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan dan pengontrolan.
3.2 Konsep Umum Dalam Perawatan Konsep umum dalam perawatan (maintenance) pada dasarnya terbagi dalam tiga bagian, yaitu : Membersihkan peralatan dari debu dan kotoran lainnya yang dianggap perlu. Karena debu dan kotoran lainnya akan menjadi penyebab munculnya kerusakan pada peralatan. Memeriksa bagian-bagian peralatan yang cukup kritis, juga terhadap unit instalasi yang diperlukan secara teratur. Memperbaiki bagian-bagian unit dan instalasi bila terdapat kerusakan sedemikian rupa sehingga instalasi tersebut mencapai standar semula dengan usaha dan biaya yang wajar.
3.3 Klasifikasi Perawatan Adapun klasifikasi perawatan (maintenance) yang lebih mendekati kenyataan yang ada pada setiap perusahaan adalah sebagai berikut:
3.3.1 Preventive Maintenance Preventive maintenance adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada semua bagian hot oil boiler. Pada umumnya tahapan dari pada tindakan yang dilakukan dikenal dengan istilah FITCAL, yang terdiri dari : -
Feel (merasakan)
-
Inspection (memeriksa)
-
Tighten (mengencangkan)
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
27
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA -
Clean (membersihkan)
-
Adjustment (menyetel)
-
Lubrication (melumasi)
Dengan melakukan tindakan FITCAL tersebut di atas maka jelaslah bahwa preventive maintenance merupakan salah satu “to keep the operation condition”. Disamping itu, preventive maintenance yang dilakukan/dilaksanakan dalam suatu waktu periode tertentu, maka pelaksanaan tersebut sudah merupakan suatu aspek yang efisien dalam bekerja. Jadi secara ekstrim dapat dikatakan bahwa dengan adanya preventive maintenance maka penggunaan man-hour menjadi efisien.
3.3.2 Overhaul Pekerjaan overhaul merupakan suatu aktifitas perawatan (maintenance) yang timbul sebagai berikut dari pemakain hot oil boiler yang terus-menerus atau kelebihan beban dan untuk melaksanakan overhaul mesin genset harus dimatikan. Dengan adanya pemakain yang terus-menerus, maka suatu mesin secara berangsur-angsur akan cenderung mengalami proses kerusakan yang tidak dapat dihindarkan. Dalam pelaksanaan overhaul, tindakan-tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Penghentian mesin hot oil boiler b. Pembongkaran seluruh bagian mesin hot oil boiler c. Membersihkan bagian-bagian mesin yang dibongkar d. Memperbaiki bagian mesin yang telah rusak dan yang baru mengalami gejala kerusakan e. Penggantian bagian mesin yang telah aus f. Pemasangan kembali g. Penyetelan h. Pengetesan mesin hot oil boiler
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
28
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Melihat tindakan-tindakan tersebut diatas maka untuk mengadakan overhaul perlu disediakan waktu khusus, konsentrasi serta tenaga yang cukup. Oleh karena itu overhaul memerlukan waktu yang cukup lama (3 hari).
3.3.3 Repair Repair atau reparasi adalah suatu perbaikan (penggantian dan pemasangan kembali) dari kerusakan yang terjadi, dengan maksud agar bagian-bagian yang rusak itu dapat dipakai lagi dalam keadaan kapasitas efisien semula. Disamping itu pula harus dipelajari semua kerusakan yang pernah terjadi guna menentukan tindakantindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang sama.
3.3.4 Maintenance Scheduling Maintenance scheduling atau penyusunan jadwal maintenance adalah suatu penetapan yang dilakukan/dibutuhkan untuk melaksanakan maintenance. Jadi untuk melakukan maintenance telah ditetapkan menurut ketentuan yang dikeluarkan pabrik pembuat boiler tersebut, seperti berdasarkan waktu (jam).
3.4 Perencanaan Maintenance Yang Efektif Perencanaan
Maintenance
yang
efektif
harus
mencakupi
prinsip
“perencanaan” dalam maintenance dan persyaratan untuk maintenance yang efektif supaya hasil maintenance dapat mengukur ketahanan dari proses kerja alat sampai proses produksi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dari standard perusahaan. 3.4.1 Prinsip “Perencanaan” Dalam Maintenance Proses yang dipergunakan untuk mengembangkan suatu haluan dari tindakan yang meliputi segala kegiatan pemeliharaan, reparasi, perbaikan dan kerja konstruksi. Perencanaan terdiri dari serangkaian kegiatan-kegiatan: -
Penerimaan perintah kerja.
-
Menetukan pekerjaannya.
-
Menentukan lingkup pekerjaan dan kegiatannya.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
29
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA -
Menentukan uraian kerja.
-
Menentukan alat dan perkakas yang diperlukan.
-
Menentukan material dan suku cadang.
-
Menentukan wewenang dan tenaga kerja.
-
Menulis formulir-formulir yang diperlukan.
Perencanaan maintenance yang efektif membutuhkan adanya identifikasi sejumlah faktor yaitu: o Cakupan dari pekerjaan, harus jelas dan cukup terdefinisi. Permintaan untuk ‘reparasi kebocoran uap dapat memerlukan penggantian katup, pipa, penyekat atau hanya cukup mengencangkan sambungan yang longgar. (dilengkapi dengan gambar teknik atau sketsa untuk memperjelas pekerjaan). o Lokasi pekerjaan, harus jelas. Penomoran bangunan, departemen, kelompok mesin dan nomor mesin sendiri harus definitif, pasti serta lengkap. o Prioritas pekerjaan harus dibuat, agar pekerjaan dapat dijadwalkan dalam urutan yang benar. o Metode yang dipergunakan, harus jelas. Metode “beli dan pasang” tentu berbeda dengan “buat dan pasang”. Metode pengelasan sebagai pengganti mur-baut menuntut keahlian yang berbeda. Pemakian perkakas tangan sebagai pengganti mesin perkakas kadang bisa digunakan kadang tidak. Artinya bahwa, meskipun banyak pekerjaan sudah jelas dan memerlukan metode ketrampilan dan alat yang umum, terkadang ada juga yang melibatkan beberapa pilihan. o Kebutuhan Material, harus jelas jenis dan jumlahnya. Ini diperlukan agar dapat dipersiapkan. o Kebutuhan Peralatan kerja, harus jelas dan lengkap agar tidak bolak-balik ke tempat penyimpanan perkakas.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
30
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA o Ketrampilan yang diperlukan harus jelas untuk dapat menentukan orang yang sesuai untuk pekerjaan tersebut. o Kebutuhan Tenaga kerja harus jelas, untuk kepentingan kontrol biaya dan penjadwalan.
3.4.2 Persyaratan Untuk Perencanaan Yang Efektif
Gambar 3.2 Susunan urutan persyaratan perencanaan yang efektif Sumber : www.nyong-maning.blogspot.com/pembagian/jenis-jenis/pemeliharaan
3.5 Pemakaian Metode CPM Pada Perencanaan CPM (Critical Path Method) adalah sebuah metode untuk mengoptimalkan (efektif dan efisien) sebuah jaringan kerja sehingga dihasilkan waktu dan biaya yang paling murah dan cepat. Metode ini mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang ‘kritis’ dan menaruh perhatian yang lebih besar pada kegiatan tersebut. Selama kegiatan kritis tersebut dapat dimonitor dan dikendalikan dengan baik, maka waktu dan biaya yang telah direncanakan sebelumnya dapat dicapai.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
31
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 3.5.1 Perencanaan CPM Dalam Bentuk Jaringan Kerja
Gambar 3.3 Diagram aktivitas tingkat kritis Sumber : www.nyong-maning.blogspot.com/pembagian/jenis-jenis/pemeliharaan
Dari diagram tersebut dapat diketahui bahwa waktu selesainya seluruh pekerjaan adalah 16 hari. Namun apakah semua aktivitas memiliki tingkat ‘kritis’ yang sama? Atau mungkin ada aktivitas yang perlu untuk diperhatikan lebih serius, karena jika aktivitas tersebut ternyata mundur dari rencana akan membuat waktu pembuatan gudang menjadi terlambat dari rencana semula. Untuk itu kita bisa gunakan metode jalur kritis untuk mengetahuinya.
3.5.2 Perhitungan Waktu Jumlah waktu kerja yang digunakan untuk berbagai kegiatan seperti : Lamanya pekerjaan dengan menggunakan perkakas dan mesin Berjalan dari ujung sampai tempat pekerjaan Menerima tugas dan melaporkan Mengumpulkan perkakas dan suku cadang
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
32
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Berbicara dengan mandor dan operator tentang tugasnya Persiapan sebelum dan setelah selesainya tugas Istirahat dan kebutuhan-kebutuhan karyawan Dalam suatu pekerjaan yang syarat-syaratnya tidak terlalu tinggi, dalam rationalisasinya dapat dipakai nilai-nilai sebagai berikut: Pekerjaan sebenarnya
50 %
Waktu menunggu untuk transpor
3
Berbicara dengan mandor
6
Jalan, mengangkut perkakas & suku cadang
20
Menghitung, membaca gambar
5
Kebutuhan perorangan
17
Jumlah
100 %
3.6 Prosedur Pemeliharaan Terencana Ada 7 langkah yang harus diperhatikan dalam prosedur pemeliharaan terencana, yaitu: Langkah pertama ialah: Menentukan Sarana Apa Yang Akan Dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, asset perusahaan yang harus dipelihara.
Setiap
perusahaan
harus
menyimpan/memiliki
daftar
inventaris
pabrik/asset yang dimilikinya. Daftar infentaris pabrik ini berisi catatan berbagai barang, termasuk informasi mengenai rincian konstruksionalnya dan teknisnya. Daftar ini juga seharusnya berisi tanggal pembelian dan pemasangan termasuk biaya pembelian dan pemasangannya. Daftar ini harus dibuat dengan teliti, up-to-date, dan
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
33
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA life. Setelah memiliki daftar inventaris yang lengkap barulah kegiatan pemeliharaan dapat direncanakan secara tepat dan akurat. Langkah kedua adalah: Menentukan Bagaimana Aset/Sarana/Mesin Ini Dipelihara. Suatu jadwal pemeliharaan harus dibuat bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan akan mendapat pemeliharaan pencegahan terencana. Sistem ini bisa dimulai dengan menggunakan pemeliharaan pencegahan terencana bagi beberapa mesin
“kunci/utama”,
dan
setelah
didapatkan
pengalaman
dalam
pembuatan/penggunaan jadwal, lebih banyak lagi mesin yang dimasukkan dalam perencanaan sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum. Langkah Ketiga: Menyusun Spesifikasi Pekerjaan Spesifikasi pekerjaan adalah alat untuk mengkomunikasikan jadwal pemeliharaan yang dibuat oleh engineer kepada operator pemeliharaan. Spesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan. Spesifikasi ini kemudian disampaikan ke staff pemeliharaan. Langkah Keempat: Menyusun Program Pemeliharaan Tahunan Untuk menerapkan spesifikasi pekerjaan dan mengendalikan pengeluaran maka perlu disusun program pemeliharaan untuk semua mesin/alat yang akan dipelihara selama satu tahun. Langkah Kelima: Menyusun Program Pemeliharaan Mingguan Program
pemeliharaan
tahunan
yang
telah
disusun
harus
disederhanakan/diperjelas dalam bentuk operasionalnya yaitu dengan dibuat rencana pemeliharaan mingguan. Hal ini diperlukan untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, memudahkan control,
dan memudahkan koordinasi dengan bagian
produksi.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
34
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Langkah Keenam: Distribusi Rencana Mingguan Ke Staf Pemeliharaan dan Produksi Langkah selanjutnya adalah mengirim rencana pemeliharaan mingguan kepada
staff
pemeliharaan
agar
dapat
dipersiapkan
petugas
yang
akan
melaksanakannya dan ke bagian produksi untuk disesuaikan dengan schedule produksi. (Kapan mesin harus siap untuk diberhentikan). Langkah Ketujuh: Pembuatan Laporan Pemeriksaan. Sebuah blangko laporan pemeriksaan perlu disertakan bersama spesifikasi pekerjaan yang harus diisi oleh pelaksana pemeleiharaan. Laporan ini kemudian dikembailkan kepada mandor pemeliharaan untuk diperiksa dan ditandatangani serta menyerahkannya kembali ke kantor perencanaan pemeliharaan. Laporan ini kemudian dipelajari dan dianalisa bersama-sama untuk mencari informasi yang berguna bagi pemeliharaan selanjutnya.
3.7 Reliability Centered Maintenance (RCM) Dari sudut pandang teknis, ada dua unsure dalam manajemen asset fisik, yaitu asset-asset tersebut harus di pelihara dan pada waktu-waktu tertentu mungkin perlu modifikasi. Setiap asset fisik digunakan karena seseorang ingin asset tersebut melakukansesuatu. Dengan kata lain, mereka mengharapkan asset tersebut memenuhi suatu fungsi. Sehingga bila dihubungkan ketika kita memelihara sebuah asset , keadaan yang kita ingin pertahankan adalah sesuatu yang membuat asset tersebut terus melakukan apa yang penggunanya ingin dia lakukan. Sesuai definisi maintenance, yaitu memastikan setiap asset fisik terus melakukan apa yang penggunanya ingin mereka lakukan. Apa yangdiinginkan penggunanya tergantung dimana dan bagaimana asset tersebut digunakan dalam konteks operasionalnya. Ini mengarah pada definisi RCM yaitu, suatu proses yang digunakan untuk menentukan apa yang harus dilakukan agar setiap asset fisik dapat terus melakukan apa yang diinginkan oleh penggunanya dalam konteks operasionalnya (Moubray, 2000). Tujuan utama dari RCM menurut (Anthony M.Smith,1992) adalah mengoptimalkan preventive maintenance untuk:
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
35
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA - Mempertahankan fungsi sistem - Mengidentifikasi mode kerusakan (failure mode) - Memprioritaskan kepentingan dari mode kerusakan - Memilih tindakan perawatan pencegahan yang efektif dan dapat diterapkan. Sejalan dengan Smith menurut pendapat (Moubray, 2000) tujuan utama RCM adalah : - Untuk mengembangkan desain yang sifat mampu dipeliharanya (maintainability) baik. - Untuk memperoleh informasi yang penting dalam melakukan improvement pada desain awal yang kurang baik. - Untuk mengembangkan sistem maintenance yang dapat mengembalikan kepada reliability dan safety seperti awal mula peralatan dari deteriorasi yang terjadi setelah sekian lama dioperasikan. - Untuk mewujudkan semua tujuan di atas dengan biaya minimum.
3.7.1 Metodologi RCM Sebelum RCM dapat diterapkan pada suatu asset atau sistem, penting untuk menentukan sistem apa yang ingin dianalisa, menentukan batasan-batasan dari sistem tersebut, mendefinisikan secara jelas konteks operasionalnya, dan mempersiapkan rencana tindakan yang detail. Langkahlangkah ini disebut langkah pra/persiapan RCM
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
36
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Metode RCM terdiri atas tujuh tahapan yang akan dijelaskan pada gambar dibawah: Pemilihan sistem dan pengumpulan informasi
Mendefinisikan batasan sistem LTA
FMEA Deskripsi sistem dan functional block diagram
RCM Task Selection
Penentuan fungsi sistem dan kegagalan fungsional Gambar 3.4 Tujuh tahapan metode RCM Sumber: http://ml.scribd.com/doc/76555643/Artikel-Reliability-Centered-Maintenance-RCM
A. Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi Dalam melakukan pemilihan sistem ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: - Sistem yang diamati adalah sistem yang memiliki ongkos preventive maintenance yang tinggi. - Sistem memiliki jumlah kegiatan corrective maintenance yang tinggi selama lebih dari 2 tahun. - Sistem sudah melewati umur pakai - Sistem memiliki dampak yang tinggi terhadap keselamatan dan keamanan. - Sistem memiliki ongkos corrective maintenance yang tinggi. - Sistem mempunyai kontribusi yang besar terhadap terjadinya full atau partial outage (shutdown). Sedangkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis RCM antara lain: - Piping and Instrumentation diagram (P&ID) - System schematic atau block diagram
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
37
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA - Individual vendor manual untuk masing-masing equipment dalam sistem. Manual iniberisi informasi tentang desain operasi peralatan dan dapat berguna untuk analisis kegagalan. - Failure history dari peralatan. - Sistem operation manual, yang akan memberikan informasi tentang fungsi sistem, hubungan antar sistem, dan standard performa sistem. - Sistem design specification & description yang akan membantu dalam mendefinisikan fungsi sistem.
B. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Mode kerusakan merupakan suatu keadaan yang dapat menyebabkan kerusakan fungsional. dalam suatu mesin bisa terdapat puluhan mode kerusakan. Mode kerusakan tersebut tidak hanya mencakup kerusakan-kerusakan yang sudah terjadi, akan tetapi mencakup juga semua kerusakan yang mungkin terjadi. Apabila mode kerusakan telah diketahui maka memungkinkan untuk mengetahui dampak kerusakan yang menggambarkan apa yang akan terjadi ketika mode kerusakan tersebut terjadi, untuk selanjutnya digunakan untuk menentukan konsekuensi dan memutuskan apa yang akan dilakukan untuk mengantisipasi, mencegah, mendeteksi atau memperbaiki. C. Logic Tree Analysis (LTA) Setelah menganalisa effect dari masing-masing modus kegagalan kita dapat menengetahui konsekuensi-konsekuensi darikegagalan tersebut yang akan mempengaruhi seberapa jauh kita akan mencoba untuk mencegah setiap kegagalan tersebut. Dengan katalain, jika sebuah kegagalan mempunyai konsekuensi serius, membuat kita dapatmelangkah sejauh mungkin untuk mencoba menghindarinya, disisi lain jika kegagalanhanya berdampak kecil atau tidak ada, kita bisa memutuskan tidak melakukan maintenance rutin selain cleaning and lubrication. Kekuatan terbesar RCM adalah memahami bahwa konsekuensi jauh lebih penting dibandingkan karakteristik teknik kegagalanya. Bahkan RCM memahami benar bahwa satu-satunya alasan untuk melakukan berbagai macam maintenance yang proaktif bukanlah untuk menghindari kegagalan itu sendiri, tetapi untuk menghindari atau setidaknya mengurangi konsekuensi dari kegagalan tersebut. Dengan menggunakan LTA merupakan suatu pengukuran kualitatif untuk mengklasifikasi konsekuensi. Dalam RCM konsekunsi terbagi dalam empat kategori, yaitu:
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
38
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA
Hidden Failure Consequences: kegagalan tersebut tidak mempunyai dampak langsung, tetapi membuat organisasi tersebut mempunyai resiko yang lebih tinggiakan terjadinya kegagalan ganda yang dapat mengakibatkan konsekuensi serius, bahkan dapat menjadi bencana industri.
Safety and Environmental Consequences: suatu kegagalan mempunyai konsekuensi keselamatan bila dapat mencederai atau membunuh seseorang. Kegagalan mempunyai konsekuensi lingkungan bila dapat melanggar peraturan lingkungan perusahaan, wilayah, nasional, atau internasional.
Konsekuensi Operasional: sebuah kegagalan mempunyai konsekuensi operasional jika mempengaruhi produksi (hasil produksi, kualitas produk, kualitas pelayanan pelanggan, atau biaya operasional diluar biaya perbaikan).
Konsekuensi Non-operational: kegagalan nyata yang masuk kategori ini yaitu yangtidak berpengaruh terhadap keselamatan atau operasional, tetapi hanya melibatkanbiaya perbaikan saja. Proses RCM menggunakan kategori-kategori ini sebagai dasar untuk kerangka kerja yang strategis dalam pengambilan keputusan maintenance. Dengan membuat pengkajian konsekuensi secara terstruktur untuk setiap modus kegagalan dalam kategori konsekuensi diatas. Berikut adalah struktur diagram Logic Tree Analysis.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
39
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA
Gambar 3.5 Diagram logic tree analysis Sumber: http://ml.scribd.com/doc/76555643/Artikel-Reliability-Centered-Maintenance-RCM
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
40
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA D. Kinerja Keandalan (RAM Technology) Kinerja keandalan yang terdiri dari reliability, availability dan maintainability dikenal sebagai RAM Technology. RAM dalam preventive maintenance dapat diartikan sebagai penaksiran penggunaan fungsi mesin disetiap kegiatan preventive maintenance dan diuraikan sebagai berikut: Reliability Reliability adalah probabilitas suatu sistem akan bekerja secara benar dalam jangka waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu. Availability Availability adalah probabilitas suatu mesin dapat beroperasi dengan memuaskan pada kondisi operasi tertentu. Availability hanya memperhatikan waktu operasi dan downtime. Maintainability Maintainability
adalah
probabilitas
suatu
sistem
yang
rusak
dapat
dioperasikankembali secara efektif dalam suatu periode yang diberikan.Variabel terpenting yang berkaitan dengan keandalan adalah waktu karena variabel ini dapat menerangkan secara lebih jelas keandalan suatu sistem, sedangkan pernyataan mengenai kondisi operasi meliputi informasi sifat dan jumlah beban dankondisi lingkungan pada saat beroperasi. Dengan memperhatikan tingkat keandalan maka kita dapat mengamati penyebab dari kerusakan, yaitu apakah kerusakan merupakan kerusakan awal, kerusakan yang random atau kerusakan karena aus.
3.8 Pengertian Hot Oil Boiler Thermal oil boiler adalah boiler yang menggunakan fluida pemanas sejenis minyak atau oli khusus sebagai pembawa panas, dimana minyak atau oli tersebut dipanaskan dengan api di boiler kemudian disirkulasikan ke sistem. Umur kerja dari Thermal Oil Fluida yang dipergunakan umumnya lebih dari 10 tahun dan tidak diperlukan penambahan apapun selama tidak ada kebocoran pada pipa-pipa atau peralatan pemanas, dan selama itu tidak diperlukan pembersihan karena bagian dalam coil pemanas tidak berkerak seperti pada Hot Oil Boiler.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
41
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 3.8.1 Fungsi Hot Oil Boiler Oil Heater merupakan suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan oli atau dapat juga disebut sebagai peralatan pemanas oli. Oil Heater terdiri dari beberapa bagian, diantaranya, burner untuk memanaskan oli, blower yang berfungsi untuk menyuplai udara dari luar, dan pipa untuk mengalirkan fluida oli. Oil Heater tersebut terhubung dengan beberapa bagian lainnya seperti, a. Tanki oli sebagai tempat menampung fluida oli.Minyak seluruh dalam sistem dapat dikeringkan dalam tangki penyimpanan yang terletak pada titik terendah dari instalasi. Tangki penyimpanan juga digunakan untuk mengisi sistem. Oli yang baru yang pertama dibebankan menuju tangki penyimpanan dan kemudian disalurkan ke jaringan pipa. Sebuah gear pompa kecil yang digunakan untuk melakukan pengisian. (Biasanya tangki ini tidak disertakan dengan alat pemanas, namun dapat ditawarkan sebagai item tambahan). b. Pompa berfungsi untuk memompa oli agar dapat bersikulasi secara tertutup melalui perpipaan yang menghubungankan oil heater dengan Colom LEF Reflux, Colom LPD, Dryer, dan Regen Gas Heater.
3.8.2 Prinsip Kerja Hot Oil Boiler Prinsip kerja pada hot oil boiler berpacu pada prinsip kerja heat transfer oil adalah sebagai media pembawa/penghantar panas dari pemanas (heater) ke peralatan yang hendak dipanaskan lalu kembali lagi ke pemanas (heater). Sistem sirkulasinya tertutup dengan menggunakan pompa. Penyebab utama kerusakan pada oli tipe ini adalah “thermal breakdown (cracking)”, yang diakibatkan oleh ketidak mampuan oli dalam menahan temperatur yang terlalu tinggi dari heater. Jika oli mengalami proses pemanasan yang melebihi kewajaran dalam heater, maka deposit karbon akan terbentuk pada permukaan bidang yang langsung berhubungan dengan heater. Untuk mencegah proses pemanasan oli yang berlebihan ini, pada umumnya dilakukan dengan cara mempercepat aliran oli yang melalui heater. Selain itu tipe alirannya juga harus aliran turbulen. Dari penjelasan diatas, maka di dalam menentukan penggunaan heat transfer oil ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
42
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA - Viskositas (kekentalan) dari oli harus disesuaikan dengan kemampuan dari pompa sirkulasi, pada umumnya semakin encer semakin baik agar lebih mudah di dalam pemompaan, terutama untuk mendapatkan aliran turbulen. - Kemampuan menahan temperatur tinggi, dalam hal ini adalah flash point dari oli harus disesuaikan dengan berapa tinggi temperatur yang ingin ditransfer ke peralatan yang membutuhkan.
Gambar 3.6 P & I Diagram skema kerja boiler Sumber: http://www.energyefficiencyasia.org.com
3.8.3 Proses Pembakaran Pada Hot Oil Boiler 1. Fuel gas dari fuel gas scruber masuk ke ruang bakar dengan bantuan PRV (Pressure Regulator Valve) dan udara berasal dari kompresor yang dikompresikan ke boiler, didalam ruang bakar, fuel dan udara tersebut kemudian mendapatkan hasil nyala api dari coil.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
43
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 2. Coil menghasilkan nyala api dari perputaran motor servo yang menggerakan lilitan sepul didalam burner. Api yang dihasilkan tersebut digunakan untuk memanasakan oli yang berada didalam tubing. 3. Oli kemudian dipanaskan, karena adanya temperature yang tinggi berasal dari pembakaran, maka oli yang dibakar didalam tubing, menghasilkan oli panas. 4. Oli panas yang dihasilkan kemudian dialirkan ke: A. Regen Gas Heater Didalam regen gas heater, uap ini digunakan untuk memanaskan lean gas yang nantinya akan dikeringkan di dryer, untuk diproses selanjutnya. B. Dryer Sirkulasi yang terjadi pada dryer berfungsi untuk mengeringkan gas hasil dari regen gas heater dan feat gas filter separator. C. LEF Reboiler Didalam lef boiler ini, steam oli digunakan untuk mengeringkan minyak, sisa dari hasil proses produksi mealalui jalur molsheet. D. LPG Reboiler Didalam lpg reboiler ini digunakan untuk memisahkan kandungan air dengan oli yang tercampur dengan gas yang akan dilanjutkan sebagai hasil produksi. Untuk LEF Reboiler dan LPG Reboiler akan mengurai dalam bersikulasi secara langsung sesuai dengan kontrol waktu yang telah ditentukan. E. Pompa Dengan bantuan Pompa oli panas yang telah digunakan untuk pada regen gas heater, lef reboiler, lpg reboiler tersebut dialirkan kembali ke boiler, untuk bersikulasi kembali.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
44
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA
Gambar 3.7 Proses kerja hot oil boiler (thermal oil heater) Sumber: http://www.energyefficiencyasia.org.com
3.8.4 Sistem Pada Hot Oil Boiler Sistem Pembakaran Bahan Bakar Bahan bakar dibakar dalam burner yang dipasang secara konsentris ke tungku. Dinding perapian dibentuk dengan coil dalam heliks, yang menyerap banyak panas oleh radiasi langsung dari nyala api. Sistem burner yang lengkap dengan kipas udara pembakaran, pompa furl, dan kontrol di kompor. Yang menawarkan burner blok multi yang cocok untuk pembakaran gas alam. Sistem Hot Oil Therminol-66 digunakan sebagai media pemanas pada alat heater proses. Sistem hot oil merupakan system terpisah yang melingkupi : -
Hot Oil Heater
-
Hot Oil Expansion Tank
-
Hot Oil Filter
-
Hot Oil Recirculation Pumps and Filling Pump
PENJELASAN : o
Hot Oil Heater (E-503) Hot Oil Heater mempunyai temperature control loop pada aliran keluar oli yang akan mengatur control aliran burner. Burner dilengkapi
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
45
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA dengan fuel gas pressure, combustion air pressure, oil flow dan flame failure control yang dikehendaki dengan kode. Temperatur keluar HTF dijaga oleh PLC local dengan cara mengatur aliran gas ke burner. HTF disirkulasikan oleh Hot Oil Circulation Pumps (P-502A/B) melalui hot oil heater (E-401) kemudian mengalir ke regen gas heater (E-103), LEF Reboiler (E-303), LPG Reboiler (E-403) dalam konfigurasi paralel sebelum kembali ke suction P-502. o
Hot Oil Expansion Tank V-504 Hot Oil Expantion Tank V-504 mengakomodasi perubahan volumetric didalam sistem. Expantion Tank dipasang di lokasi tertinggi sehingga memudahkan expansion volume oil. Level oil akan naik bila panas dan akan turun bila dingin.
o
Hot Oil Filter Hot Oil Filter menyaring oil dengan lean gas dari gas scrubber yang tercampur dengan campuran gas lain dan campuran dengan kotoran yang akan dimurnikan, campuran gas lain akan dikembalikan ke storage tank yang kemudian dikembalikan ke Pertamina EP, sedangkan campuran yang terkandung kotoran akan dibersihkan melalui dryer yang akan dikeringkan.
o
Hot Oil Pumps P-5002 A/B Hot Oil Pumps merupakan 2 x 100% kapasitas, dengan salah satu pompa dalam keadaan siap pakai. Masing-masing pompa mempunyai local start/stop hand switch (HS-401) untuk mengendalikan/merubah operasi secara auto/manual. Tekanan dari discharge masing-masing pompa diukur oleh PI-502A dan PI-502B, dan dipasang check-valve pada jalur discharge pompa masing-masing.
Sistem Sirkulasi Oil Terpasangnya P & I Diagram menunjukkan sistem oli seluruh termal termasuk instrumen dan katup dalam pipa saluran. Jenis dari konstruksi coil untuk thermal oil KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
46
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA heater, itu diperlukan antara hubungan tekanan oli dengan arus coil yang akan terus berlanjut untuk mencegah kerusakan terhadap minyaknya. Kecepatan aliran thermal oil di dalam pemanas ruangan, coil harus dipertahankan di atas nilai tertentu untuk menjaga suhu oli dibawah nilai yang diijinkan, dapat dilihat pada kaca di dekat dinding pipa. Selama ada pemansan di dalam tungku, aliran oli tidak bisa dihentikan. Sebuah pompa sirkulasi dipasang di saluran oli yang akan memaksa tekanan panas oli melewati coil heater dan piping proses. Oli akan dipanaskan saat melewati kumparan dan dipasok ke proses. Oli akan memberikan sebagian pemanasan itu untuk proses dan akan sedikit mendinginkan.Kemudian dikembalikan pada heater untuk dipanaskan lagi untuk nilai yang ditetapkan. Oli dipanaskan dalam heater. Pompa sirkulasi mampu mengatasi perlawanan dari pipa secara keseluruhan, katup, coil, dan tetap memiliki tekanan yang cukup untuk memaksakan panas minyak melalui heat exchanger dan alat heating lainnya di plant. Pompa sirkulasi digerakkan oleh motor listrik (motor servo). Apabila alirannya melalui alat pemanas dapat mengurangi suhu oli di bawah nilai tertentu, dekat dinding tabung (suhu pada kaca), bisa naik di atas batas aman menyebabkan kerusakan oli. Suatu aliran oli yang minim dengan heater tersebut harus dipertahankan untuk menghindari hal ini. Penembakan akan dimatikan secara otomatis untuk kondisi aliran rendah. Ketika oli dipanaskan, akan mengembang. Ekspansi adalah sekitar 7% volume untuk setiap kenaikan 100°c di suhu oli. Volume meningkat dari minyak harus dihidupkan dengan memasang tangki ekspansi di sirkuit. oli ini juga berisi beberapa bilangan pecahan ringan yang menguap pada suhu operasi. Gas-gas ini harus dibuang untuk memfungsikan sistem. Ekspansi pada volume oli diperbolehkan oleh tangki ekspansi dipasang di lokasi tertinggi di plant. Tingkat oli naik di tangki ketika panas dan menurun ketika oli dingin. Penghilangan apabila terjadi pengembunan melalui
saluran oli. Zat gas
dipisahkan dari aliran minyak dan dibuang ke tangki ekspansi. Suatu tangki kecil dipasang demi memungkinkan pergerakan ke bawah dari cairan sebelum diteruskan ke tangki ekspansi. Hal ini untuk menghindari arus apung termal dan menjaga suhu cairan di dalam tangki ekspansi yang rendah untuk menghindari oksidasi cairan. Tangki ini disebut suhu bejana menghambat. KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
47
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Penyimpanan Oli Tangki Minyak seluruh dalam sistem dapat dikeringkan dalam tangki penyimpanan yang terletak pada titik terendah dari instalasi. Tangki penyimpanan juga digunakan untuk mengisi sistem. Oli yang baru yang pertama dibebankan menuju tangki penyimpanan dan kemudian disalurkan ke jaringan pipa. Sebuah gear pompa kecil yang digunakan untuk melakukan pengisian. (Biasanya tangki ini tidak disertakan dengan alat pemanas, namun dapat ditawarkan sebagai item tambahan). Sistem Gas Buang Gas buang yang dihasilkan oleh pembakaran dari bahan bakar serta melewati tiga tahap pengaturan dalam coil. Tahap pertama, gas ini melalui rongga pusat besar dari coil. Perpindahan panas diatur yang disebabkan oleh radiasi. Dua tahap berikutnya adalah antara dua kumparan dan antara koil dan jaket luar. Gas buang didinginkan dibuang dari pembukaan pada jaket luar. Sebuah cerobong asap dengan ketinggian yang sesuai, harus digunakan untuk melepaskan gas ke atmosfer.
3.8.5 Siklus Pada Hot Oil Boiler Pada boiler ada beberapa siklus utama yang bekerja disana, yaitu siklus close loop system dan siklus oli (di LPG Plant Pondok Tengah menggunakan Hot Oil Boiler – flue gas). Tapi ada beberapa siklus pendukung lainnya yang ikut andil pada kerja boiler. Pembakaran terjadi bila terdapat 3 buah unsur, yaitu udara, bahan bakar, dan api. Seperti itulah kerja boiler, api pembakaran yang di ruang bakar (furnace) terbentuk dari perpaduan 3 unsur tadi.
Siklus Close Loop Sistem Dalam sistim siklus tertutup, fluida bekerja (biasanya gas helium atau udara)
bersirkulasi dalam suatu sirkuit tertutup. Fluida ini dipanaskan dalam heater bolier sebelum masuk menuju burner, dan didinginkan setelah keluar dari burner dan
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
48
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA mengalirkan panas yang berguna. Sehingga fluida kinerjanya lebih bersih dan tidak menyebabkan korosi ataupun erosi. P 401 B
P 401 A
E 303 LEF Reflaux Reboiler
E 103 Reg. Gas Heater
E 403 LPG Reboiler
Burner Oil Heater Boiler
Gambar 3.8 Skema Close loop sistem pada alur hot oil boiler Sumber : http://commercial.jcprimo.com/pdf/circulation.pdf
Siklus Oli Adalah oli yang digunakan untuk pelumasan pada sistem sirkulasi. Pada
sistem ini oli dikirim dari tangki oli pusat (central reservoir) ke peralatan-peralatan yang membutuhkan pelumasan seperti, burner, lef reboiler, lpg reboiler, dryer, heat exchanger, dll. Sistem sirkulasi sangat berguna jika kondisi operasi mengharuskan oli tidak hanya sekedar melumasi, tetapi juga mendinginkan, membuang kontaminan, dan dalam proses kerja ini sebagai media pemanas untuk membakar gas.
Peralatan pada Sistem Sirkulasi
Peralatan pada sistem sirkulasi pada umumnya terdiri dari beberapa peralatan sebagai berikut:
1. Tangki Penampung Oli (Reservoir) Ukurannya harus cukup besar untuk menampung semua oli dari sistem, dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti waktu yang cukup untuk oli istirahat, menurunkan temperatur, mengendapkan partikel pengotor dan air, serta melepaskan busa ke permukaan. KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
49
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 2. Pompa Oli (Oil Pump) Berfungsi memompa oli dari tangki penampung oli ke seluruh peralatan yang butuh pelumasan.
3. Pipa Alir (Supply & Return Lines) Yang perlu diperhatikan adalah menentukan ukuran pipa untuk memberikan aliran yang cukup ke seluruh sistem, selain itu pemilihan jenis material pipa juga perlu diperhatikan sebagai contoh, jenis pipa besi, stainless, dan aluminium lebih baik digunakan dibanding dengan pipa kuningan atau tembaga yang akan meningkatkan pengaruh okidasi pada oli.
4. Pendingin Oli (Oil Cooler) Berfungsi mendinginkan oli sebelum dikirim ke peralatan, agar fungsi pendinginan oli menjadi optimal.
5. Pemanas Oli (Oil heater) Berfungsi memanaskan oli agar lebih encer sehingga memudahkan peralatan pemurnian oli (oil purifier) dalam memisahkan kontaminasi kotoran yang terlarut di dalam oli.
6. Pemurnian Oli (Oil purifier) Berfungsi memisahkan partikel kotoran, termasuk air. Metode kerja dari pemurnian oli umumnya adalah “settling, centrifuging, & filtering”. Tingkat pemurnian oli sangat tergantung jenis peralatan yang dilumasi; contohnya: bila ada peralatan hidrolik dalam sistem oli yang dilumasi maka tingkat pemurnian oli tinggi. Beberapa sistem oli sirkulasi ada yang memiliki sistem pemurnian oli tambahan dengan menggunakan filter untuk mendapatkan tingkat pemurnian sangat tinggi.
Karakteristik Oli Sirkulasi Karakteristik oli yang dibutuhkan untuk sistim sirkulasi tergantung jenis
peralatan yang akan dilumasi, fungsi pelumasan yang diperlukan, kondisi operasi, dan kontaminasi yang mempengaruhi. Umumnya, oli sirkulasi butuh base oil yang baik KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
50
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA dengan komposisi aditif kompleks, sedangkan formula yang biasa digunakan merupakan kombinasi dari hidrolik, gear, atau turbin, dimana untuk menentukan tipe oli yang akan digunakan berdasarkan komponen paling penting & menentukan atau paling sulit dalam pelumasannya.
Gambar 3.9 Skema sistem sirkulasi Sumber: http://commercial.jcprimo.com/pdf/circulation.pdf
1.9 Klasifikasi Boiler Setelah mengetahui proses singkat, sistem boiler, dan komponen pembentuk sistem boiler, perlu diketahui keanekaragaman boiler. Berbagai bentuk boiler telah berkembang mengikuti kemajuan teknologi dan evaluasi dari produk-produk boiler sebelumnya yang dipengaruhi oleh gas buang boiler yang mempengaruhi lingkungan dan produk steam seperti apa yang akan dihasilkan. Berikut klasifikasi boiler yang telah dikembangkan:
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
51
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 1.9.1 Berdasarkan Tipe Pipa
Fire Tube Boiler Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada
didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi sebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar. Tipe boiler pipa api memiliki karakteristik: menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang rendah. Cara kerja: proses pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut.
Gambar 3.10 Fire tube boiler Sumber: http://www.energyefficiencyasia.org.com
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
52
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA
Water Tube Boiler Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk
kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boilers yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket. Karakteristik water tube boilers sebagai berikut: Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi. Cara Kerja: proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air dan sebelumnya air tersebut dikondisikan terlebih dahulu melalui economizer, kemudian steam yang dihasilkan terlebih dahulu dikumpulkan di dalam sebuah steam-drum. Sampai tekanan dan temperatur sesuai, melalui tahap secondary superheater dan primary superheater baru steam dilepaskan ke pipa utama distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus dikondisikan terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut di dalam air tesebut. Hal ini merupakan faktor utama yang harus diperhatikan terhadap tipe ini.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
53
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA
Gambar 3.11 Diagram sederhana water tube boiler Sumber: Sumber: http://www.energyefficiencyasia.org.com
Tabel 3.9.1 Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tipe pipa.
No. Tipe Boiler 1
Keuntungan Proses pemasangan mudah dan Fire Tube cepat, Tidak membutuhkan setting khusus
Kerugian Tekanan operasi steam terbatas untuk tekanan rendah 18 bar
Kapasitas steam relatif kecil (13.5 TPH) jika diabndingkan dengan water tube Tempat pembakarannya sulit Bentuknya lebih compact dijangkau untuk dibersihkan, dan portable diperbaiki, dan diperiksa kondisinya. Nilai effisiensinya rendah, karena Tidak membutuhkan area yang besar banyak energi kalor yang terbuang untuk 1 HP boiler langsung menuju stack Kapasitas steam besar sampai 450 Water Tube Proses konstruksi lebih detail TPH Tekanan operasi mencapai 100 bar Investasi awal relatif lebih mahal Penanganan air yang masuk ke Nilai effisiensinya relatif lebih tinggi dalam boiler perlu dijaga, karena dari fire tube boiler lebih sensitif untuk sistem ini, perlu komponen pendukung untuk hal ini Karena mampu menghasilkan Tungku mudah dijangkau untuk kapasitas dan tekanan steam yang melakukan pemeriksaan, lebih besar, maka konstruksinya pembersihan, dan perbaikan. dibutuhkan area yang luas Investasi awal boiler ini murah
2
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
54
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 1.9.2 Berdasarkan Bahan Bakar Yang Digunakan
Solid Fuel Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik: harga bahan baku
pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler tipe listrik. Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected product, sampah kota, kayu) dengan oksigen dan sumber panas.
Oil Fuel Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik : harga bahan baku
pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dbandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan listrik. Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
Gaseous Fuel Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan baku
pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar. Cara kerja: pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas (LNG) dengan oksigen dan sumber panas.
Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik: harga bahan baku pemanasan relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair. Nilai
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
55
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA effisiensi dari tipe ini paling rendah jika dbandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakarnya. Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber panas. Tabel 3.9.2 Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan bahan bakar.
Tipe Boiler
No. 1
Solid Fuel
Keuntungan Bahan baku mudah didapatkan. Murah konstruksinya.
2
Oil Fuel
3
Gaseous Fuel
4
Electric
Kerugian Sisa pembakaran sulit dibersihkan Sulit mendapatkan bahan baku yang baik.
Sisa pembakaran tidak banyak dan Harga bahan baku paling mahal. lebih mudah dibersihkan. Bahan bakunya mudah didapatkan. Mahal konstruksinya. Harga bahan bakar paling murah. Mahal konstruksinya. Sulit didapatkan bahan bakunya, Paling baik nilai effisiensinya. harus ada jalur distribusi. Paling mudah perawatannya. Paling buruk nilai effisiensinya. Mudah konstruksinya dan mudah Temperatur pembakaran paling didapatkan sumbernya. rendah.
1.9.3 Berdasarkan Kegunaan Boiler
Power Boiler Tipe power boiler
memiliki karakteristik: kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam sebagai pembangkit listrik, dan sisa steam digunakan untuk menjalankan proses industri. Cara kerja: steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga mampu memutar steam turbin dan menghasilkan listrik dari generator.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
56
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA
Industrial Boiler Tipe industrial boiler memiliki karakteristik: kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam atau air panas untuk menjalankan proses industri dan sebagai tambahan pemanas. Cara kerja: steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang sedang.
Commercial Boiler Tipe commercial boiler memiliki karakteristik: kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam atau air panas sebagai pemanas dan sebagai tambahan untuk menjalankan proses operasi komersial. Cara kerja: steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang rendah.
Residential Boiler Tipe residential boiler memiliki karakteristik: kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam atau air panas tekanan rendah yang digunakan untuk perumahan. Cara kerja: steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe fire tube boiler, hasil stea yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah.
Heat Recovery Boiler Tipe heat recovery boiler memiliki karakteristik: kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai. Hasil steam ini digunakan untuk menjalankan proses industri.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
57
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Cara kerja: steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar. Tabel 3.9.3. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan kegunaan. No.
Tipe Boiler
Keuntungan
Kerugian
Dapat menghasilkan listrik dan 1
Power Boiler sisa steam dapat menjalankan
Konstruksi awal relatif mahal.
proses industri. Steam yang dihasilkan memiliki tekanan tinggi 2 Industrial Boiler Penanganan boiler lebih mudah.
Perlu diperhatikan faktor safety. Steam yang dihasilkan memiliki tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif murah. Commercial
3
Boiler
Penanganan boiler lebih mudah.
Steam yang dihasilkan memiliki tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif murah. Residential
4
Boiler
Penanganan boiler lebih mudah.
Steam yang dihasilkan memiliki tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif murah. 5
Heat Recovery Boiler
Penanganan boiler lebih mudah.
Steam yang dihasilkan memiliki tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif murah.
1.9.4 Berdasarkan Konstruksi Boiler
Package Boiler Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada
saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
58
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Packaged boiler biasanya merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi. Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:
Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan penguapan yang lebih cepat.
Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan panas konvektif yang baik.
Sistim forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik.
Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih baik.
Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya. Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya – yaitu berapa
kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/ lintasan dengan dua set fire-tube/ pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.
Gambar 3.12 Jenis pakage boiler 3 pass, bahan bakar minyak (Spirax Sarco) Sumber: Sumber: http://www.energyefficiencyasia.org.com
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
59
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Tipe package boiler memiliki karakteristik: perakitan boiler dilakukan di pabrik pembuat, pengiriman langsung dalam bentuk boiler.
Site Erected Boiler
Tipe site erected boiler memiliki karakteristik: perakitan boiler dilakukan di tempat akan berdirinya boiler tersebut, pengiriman dilakukan per komponen. Tabel 3.9.4 Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan konstruksi.
No. 1
2
Tipe Boiler
Keuntungan
Package Boiler Mudah pengirimannya.
Site Erected Boiler
Dibutuhkan waktu yang singkat untuk mengoprasikan setelah pengiriman. Tekanan dan kapasitas kerjanya dapat disesuaikan keinginan. Komponen-komponen boiler dapat dipadukan dengan produsen lain.
Kerugian Terbatas tekanan dan kapasitas kerjanya. Komponenkomponen boiler tergantung pada produsen boiler. Sulit pengirimannya, memakan biaya yang mahal. Perlu waktu yang cukup lama setelah boiler berdiri, setelah proses pengiriman.
1.9.5 Berdasarkan Tekanan Kerja Boiler
Low Pressure Boilers Tipe low pressure boiler memiliki karakteristik: tipe ini memiliki
tekanan steam operasi kurang dari 15 psig atau menghasilkan air panas dengan tekanan dibawah 160 psig atau temperatur dibawah 250 0F.
High Pressure Boilers Tipe high pressure boiler memiliki karakteristik: tipe ini memiliki
tekanan steam operasi diatas 15 psig atau menghasilkan air panas dengan tekanan diatas 160 psig atau temperatur diatas 250 0F. KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
60
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Tabel 3.9.5. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tekanan kerja.
No. Tipe Boiler
Keuntungan Tekanan rendah sehingga 1 Low Pressure penanganannya tidak terlalu rumit Area yang dibutuhkan tidak terlalu besar, dan biaya konstruksi tidak lebih mahal dari high pressure boiler Tekanan yang dihasilkan tinggi sehingga dapat membangkitkan 2 High Pressure listrik dan sisanya dapat didaur ulang untuk mengoprasikan proses industry
Kerugian Tekanan yang dihasilkan rendah, tidak dapat membangkitkan listrik.
Tekanan tinggi sehingga penanganannya perlu diperhatikan aspek keselamatannya. Area yang dibutuhkan besar dan biaya konstruksi lebih mahal dari low pressure boiler
3.9.6. Berdasarkan Cara Pembakaran Bahan Bakar
Stoker Combustion Tipe stoker combustion memiliki karakteristik: tipe ini memanfaatkan bahan
bakar padat untuk melakukan pembakaran, bahan bakar padat dimasukkan kedalam ruang pembakaran melalui conveyor ataupun manual. Tipe ini memiliki sisa pembakaran yang harus diatangani berupa bottom ash atau flym ash yang dapat mencemari lingkungan.
Stoker Fired Boilers Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku
dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi utama nya adalah spreader stoker dan chain-gate atau traveling-gate stoker. a. Spreader stokers Spreader stokers memanfaatkan kombinasi pembakaran suspensi dan pembakaran grate. Batubara diumpankan secara kontinyu ke tungku diatas bed KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
61
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA pembakaran batubara. Batubara yang halus dibakar dalam suspensi; partikel yang lebih besar akan jatuh ke grate, dimana batubara ini akan dibakar dalam bed batubara yang tipis dan pembakaran cepat. Metode pembakaran ini memberikan fleksibilitas yang baik terhadap fluktuasi beban, dikarenakan penyalaan hamper terjadi secara cepat bila laju pembakaran meningkat. Karena hal ini, spreader stoker lebih disukai dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di industri.
Gambar 3.13 Spreader Stoker Boiler (Department of Coal, 1985) Sumber: Sumber: http://www.energyefficiencyasia.org.com
b. Chain-grate atau traveling-grate stoker Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu. Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper udara dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan batubara memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku. Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
62
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA bakar. Ukuran batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu mencapai ujung grate.
Gambar 3.14 Gambar Traveling Grate Boiler (University of Missouri, 2004) Sumber: Sumber: http://www.energyefficiencyasia.org.com
Pulverized Coal Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara
menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 persen kapasitas pembakaran batubara merupakan jenis ini. Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk halus, yang berukuran + 300 micrometer (μm) kurang dari 2 persen dan yang berukuran dibawah 75 microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa bubuk yang terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya, bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar. Batubara bubuk dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju plant boiler melalui serangkaian nosel burner. Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
63
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300°C - 1700°C, tergantung pada kualitas batubara. Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna. Sistim ini memiliki banyak keuntungan seperti kemampuan membakar berbagai kualitas batubara, respon yang cepat terhadap perubahan beban muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang tinggi dll. Salah satu sistim yang paling populer untuk pembakaran batubara halus adalah pembakaran tangensial dengan menggunakan empat buah burner dari keempat sudut untuk menciptakan bola api pada pusat tungku. Cara kerja: proses ini menghancurkan batu bara dengan ball mill atau roller mill sehingga batu bara memiliki ukuran kurang dari 1 mm. kemudian batu bara berupa bubuk ini disemprotkan ke dalam ruang pembakaran.
Gambar 3.15 Pembakaran tangensial untuk bahan bakar halus Sumber: Sumber: http://www.energyefficiencyasia.org.com
Fluidized Bed Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang
memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistim pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan – rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx. Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara, barang tolakan dari tempat KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
64
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas ya ng luas yaitu antara 0.5 T/jam sampai lebih dari 100 T/jam. Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara – bed tersebut disebut “terfluidisasikan”. Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan permukaan bed yang rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat cairan mendidih dan terlihat seperti fluida - “bed gelembung fluida / bubbling fluidized bed”. Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidisasikan dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara terus menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang seragam. Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar 8400C hingga 9500C. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan dinding bed. Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas. Cara kerja: proses ini menghancurkan batu bara dengan crusher, sehingga batu bara memiliki ukuran kurang dari 2 mm. Pada proses ini pembakaran dilakukan dalam lapisan pasir, batu bara akan langsung membara jika mengenai pasir.
Firing Combustion Tipe firing memiliki karakteristik: tipe ini memanfaatkan bahan bakar cair,
padat, dan gas untuk melakukan pembakaran, pemanasan yang terjadi lebih merata. Cara kerja: bahan bakar cair digunakan sebagai preliminary firing fuel dimasukkan
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
65
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA kedalam ruang pembakaran melalui oil gun. Setelah tercapai temperatur yang sesuai, pembakaran diambil alih oleh coal nozzle atau gas nozzle. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistim seperti telah dipasang digabungkan dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional. Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 – 10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir, yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator. Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke atmosfir. Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistim PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan/ combined cycle. Operasi combined cycle (turbin gas & turbin uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
66
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC) Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak dalam bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/riser. Boiler CFBC pada umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih dari 75 – 100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam AFBC.
Gambar 3.16 (Subchapter) CFBC Boiler (Thermax Babcock & Wilcox Ltd, 2001) Sumber: Sumber: http://www.energyefficiencyasia.org.com
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
67
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Tabel 3.9.6 Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan pembakaran. No.
Tipe Boiler
1
Stoker Combustion
Keuntungan
Kerugian Limbah yang diproduksi Konstruksinya relatif sederhana. pembakaran lebih banyak Panas yang dihasilkan kurang merata jika tidak ada komponen pendukung.
Effisiensi relatif rendah
2
Stoker Fired Boilers
3
Pulverized Coal
Lebih Fleksibel dalam pembakaran
Tidak boleh kurang beban pada saat pembakaran
Efisiensi relatif tinggi
Konstruksinya rumit dan membutuhkan dana investasi yang mahal.
Proses pembakaran lebih merata pada tungku pembakaran. 4
Fluidized Bed
5
Firing
Efisiensi relatif tinggi
Konstruksinya rumit dan membutuhkan dana investasi yang mahal.
Suhu pembakaran tidak mencapai suhu 10000C sehingga tidak menimbulkan NOX Limbah yang diproduksi Konstruksi relatif rumit, pembakaran lebih sedikit perlu nozzle. Panas yang dihasilkan lebih merata Effisiensi relatif lebih baik
3.9.7 Berdasarkan Material Penyusun Boiler
Steel
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
68
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Tipe boiler dari bahan steel memiliki karakteristik: bahan baku utama boiler terbuat menggunakan steel pada daerah steam.
Cast Iron
Tipe boiler dari bahan cast iron memiliki karakteristik: bahan baku utama boiler terbuat menggunakan besi cor pada daerah steam. Tabel 3.9.7. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan material. No. Tipe Boiler Keuntungan 1 Steel Kuat dan tahan lama. Dapat dialiri steam untuk tekanan tinggi. 2 Cast Iron Biaya relatif murah. Konstruksi lebih sederhana.
Kerugian Biaya relatif mahal. Konstruksi lebih rumit. Rentan dan mudah rusak. Dapat dialiri steam untuk tekanan yang terbatas.
3.10 Komponen-Komponen Pada Hot Oil Boiler (Thermal Oil Heater) Boiler untuk thermal oil heater umumnya terdiri dari : 1. Ruang bakar (furnace) Ruang bakar adalah bagian dari boiler yang dindingnya terdiri dari pipa-pipa air. Pada sisi-sisi bagian terdapat enambelas burner yang letaknya terdiri atas 4 tingkat tersusun di ujung-ujung ruangan. 2. Dinding pipa (wall tube) Merupakan dinding di dalam ruang bakar yang berfungsi sebagai tempat penguapan air. Dinding ini berupa pipa-pipa yang berisi air yang berderet secara vertikal.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
69
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 3. Burner Merupakan peralatan pembakar yang bahan bakarnya terbagi menjadi bagianbagian kecil sehingga memudahkan proses pembakaran dengan udara. Bahan bakar Electric dipergunakan untuk pembakaran awal. Sedangkan bahan bakar utamanya adalah lean gas. Penyalaan burner tergantung pada beban dari unit. Burner Management Sytem (BMS) adalah penyaluran konfigurasi penyalaan burner
pada
saat
start
up
atau
shut
down
dan
load
change.
Jumlah burner yang menyala atau mati tergantung pada beban generator yang sebanding dengan kapasitas bahan bakar untuk memproduksi uap pada boiler. Konfigurasinya diatur supaya pemanasan dalam ruang bakar merata dan efisien. Penyalaan boiler yang tidak seimbang dengan beban generator dapat mengakibatkan tidak stabilnya tekanan dan temperatur uap. 4. Servo Motor Servo motor adalah motor listrik yang digunakan untuk memutar lilitan sepul didalam burner yang akan menghasilkan aliran listrik. 5. SteamDrum Steam drum adalah suatu alat pada boiler yang berfungsi untuk menampung feed water dalam pembuatan uap yang temperaturnya cukup tinggi dan berupa campuran air dan uap. Di dalam steam drum terdapat peralatan pemisah uap. Campuran feed water dan uap mengalir mengikuti bentuk separator sehingga uap air pada campuran akan jatuh dan masuk ke saluran primary dan secondary superheater. Uap yang telah dipisahkan oleh separator masuk ke cevron dryers. Disini uap mengalami pemisahan yang terakhir sehingga didapat uap jenuh. Air yang jatuh akan dialirkan ke bagian bawah dari drum secara gravitasi dan mengalir ke dalam tempat penampungan kemudian keluar melalui down corner dan uap jenuh akan keluar dari dry box.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
70
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 6. Superheater Superheater digunakan untuk memanaskan lebih lanjut uap dari boiler sehingga menjadi uap kering. Pemanas untuk superheater diambil dari panas gas buang hasil pembakaran furnace. Superheater dibagi menjadi tiga tahap antara lain :
Primary superheater
Secondary superheater
Final superheater
Primary superheater menerima gas yang relatif dingin untuk dipanaskan dengan gas buang yang alirannnya searah dengan aliran uap tersebut. Kemudian uap keluar melalui primary superheater outlet melalui pipa transfer yang dilengkapi dengan pipa spray tipe attemprator untuk mengatur temperatur uap menuju secondary superheater. Di sini uap juga akan dipanaskan. Uap dari final superheater tube keluar melalui final superheater outlet header untuk meninggalkan boiler menuju ke High Pressure (HP) turbin. 7. Reheater Reheater digunakan untuk menaikkan kembali entalpi uap setelah diekspansikan di HP turbin dengan jalan dipanaskan ulang. Pada pemanasan ulang, temperatur akhir dari reheater menjadi sekitar 541o C. 8. Air Preheater Coil Air Preheater Coil terletak antara air heater dengan forced draft fan yang berfungsi sebagai penguat panas udara awal sebelum masuk ke air heater dan juga menjaga temperatur gas panas sebelum keluar melalui cerobong sehingga temperatur gas dapat diusahakan konstan sesuai dengan standar temperatur yang telah ditetapkan.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
71
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 9. Air Heater Air heater atau pemanas udara awal berfungsi memanaskan udara pembakaran dari forced draft fan (FDF) yang dilewatkan melalui Air Preheater Coil sebelum masuk ke heater. Pemanas ini mempunyai tipe aliran yang berlawanan dan dua putaran yang bergantian. Maksud aliran yang berlawanan adalah gas asap dari boiler yang masih panas dan udara dari kipas tersebut ditekan melewati pemanas udara awal yang arahnya berlawanan, sedangkan maksud dari putaran bergantian adalah karena rotor berputar maka bidang elemen pemanas yang mengalami panas dari gas asap akan mengalami pergantian ke sisi udara untuk diambil panasnya. 10. Soot blower Soot blower berfungsi untuk menyemprotkan uap ke dalam ruang bakar sehingga membersihkan heat recovery area antara lain economizer, superheater, dan air heater saat unit beroperasi. 11. Cerobong (stack) Cerobong berfungsi menyalurkan gas buang hasil pembakaran di ruang bakar untuk dilepaskan ke atmosfer. Adapun boiler memiliki sistem pengamanan ketika terjadi gangguan pada sistem operasi. Hal ini dimaksudkan agar segera dilakukan pemutusan system sehingga keadaan boiler dapat dijaga.
Pengaman pada boiler antara lain disebutkan seperti di bawah: 1. Safety valve / PCV 2. Drum level very low 3. Furnace press high 4. Loss of flame 5. Loss of fuel / RU burner press low 6. Reheater protection
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
72
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 7. Jika jumlah pair > 5 pair, burner mati 8. Both FDF stop 9. Purgering credit elapsed. Alat pendukung pada proses Hot Oil Boiler: 1. Permbersihan gas umpan (Filtering Feed Gas) 2. Dehidrasi (Dehydration) 3. Sistem Pendingin dan Separasi Fraksi Ringan (Cryogenic system and HP Separator) 4. De-Methanizer 5. Kolom LEF (LEF column) 6. Kolom LPG (LPG column) 7. Sistem Refrigerasi (Refrigeration System) 8. Fuel Gas Conditioning -
Pendinginan awal
-
Pendinginan lanjutan dengan cara penurunan tekanan
-
Refrigeration
-
Pemisahan
9. Sistem Flare dan Pembuangan (Flare and Disposal System) 10. Penyimpanan dan Permuatan (Storage and Loading) 11. Sistem Kontrol Penutupan Darurat (Control ESD System) -
Main Control Panel and ESD System (DCS System)
-
Gas Chromatograph Panel (Status)
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
73
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA -
MCC Panel
-
Propane Refrigerant Panel (Austcold Panel) MMI
12. Fire Safety -
Fire Water Pump Station
-
Fire Water Pond
-
Fire Water Main Ring and Accessories
-
Foam System
13. Utility -
Instrument Air System
-
Genset
-
UPS
-
Plant Water
3.11 Maintenance Hot Oil Boiler Kapasitas 1865000 kcal/h (Thermal Oil Heater) Hot Oil Boiler atau juga bisa disebut Thermal Oil Heater adalah selayaknya sama dengan mesin-mesin lainnya yang membutuhkan perawatan. Dengan pemakaian baik, rutin maka boiler tidak akan mempengaruhi kemampuan komponen – komponen yang fungsional (termasuk minyak pelumas) berkurang karena aus, memburuk atau berkarat dan sebagainya. Perubahan-perubahan ini terjadi secara perlahan atas beberapa suku cadang selama pengoperasian engine dalam keadaan normal. Karena itulah, pabrik telah menentukan jarak pemeriksaan berkala tertentu dan penyetelan atau penggantian suku cadang yang dapat diperkirakan mengalami perubahan sesuai dengan waktu pemakaian hinggag pemeliharaan. Melalui Perawatan yang telah ditentukan, akan memperpanjang umur Hot Oil Boiler Kapasitas 1865000 kcal/h lebih lama.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
74
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 3.11.1 Spesifikasi Hot Oil Boiler Number and Arrangment of Serial Number
: AAP 03-10
Type
: HOB-1865
Heat Output
: 7.404 MMBtu/H
Fuel
: Gas
Max. Output Temperatur
: 5850 F
Thermal Oil Flow Rate
: 54,000 lb/h
Heating Surface
: 76.8 m2
Coil Test Pressure
: 204 Psig
Liquid Hold Up Capacity
: 1.168 Liters
Gambar 3.17 Hot Oil Boiler (Thermal Oil Heater) Sumber: Leaflet LPG Plant Pondok Tengah-Bekasi PT.Yudistira Energy Group
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
75
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA 3.11.2 Peralatan Yang Digunakan Sebenarnya peralatan yang digunakan untuk melakukan proses Perawatan berkala disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini dilakukan guna mengefesienkan pekerjan, agar tidak terjadi kesemerawutan dalam penggunaan peralatan serta untuk memberikan kesan rapih serta disiplin perusahaan kepada konsumen. Adapun mengenai peralatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1. 1 set Kunci Ring 2. 1 set Kunci Kombinasi 3. 1 set Kunci Shock 4. 1 set Kunci Pas 5. 1 set Kunci Double Ring 6. 1 set Tang 7. 1 set Obeng (+ atau -) 8. Kunci Inggris 9. Kunci Momen 10. Digital Just Valve (Dial Indikator) 11. DDT (Digital Diagnostic Tool) 12. Palu Tembaga Selain peralatan yang telah disebutkan di atas, masih ada beberapa peralatan yang jika diperlukan pada waktu pengerjaan akan digunakan, namun sifatnya hanya melengkapi dari peralatan yang telah disebutkan diatas.
3.11.3 Proses Maintenance Pada Hot Oil Boiler Kapasitas 1865000 kcal/h Setiap kebocoran cairan pada peralatan ini bisa merupakan potensi bahaya kebakaran. Jangan biarkan cairan menumpuk di lantai. Periksa seluruh sistem kebocoran dan kencangkan sambungan jika perlu. Pompa, gear reducer, dan motor servo adalah peralatan mekanik primer dengan bagian yang bergerak di skid. Periksa seal pompa untuk kebocoran. Ganti jika KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
76
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA perlu. Jika pompa tidak memiliki mechanical seal, memeriksa kebocoran dan menyesuaikan kemasan. Periksa level gear reducer minyak. Apabila motor sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Cairan yang terjadi akibat perpindahan panas harus diambil sampel dan diuji setiap enam bulan. Cairan rusak harus diganti sebelum mempengaruhi kinerja sistem. A. Pemeriksaan Heater harus dilakukan secara berkala. Pemeriksaan untuk jangka waktu enam bulan sekali 1. Buka terminal perumahan dan memastikan sudah kering dan bersih. 2. Periksa resistansi antara setiap kaki sirkuit dan tanah. Jika membaca kurang dari satu megom, langsung menghubungi vendor 3. Periksa semua terminal untuk kerusakan dan memastikan bahwa semua terminal yang ketat dan aman. Perawatan harus diambil untuk tidak overmengencangkan terminal. 4. Periksa sambungan gasket dan ganti jika rusak.
Pemeriksaan untuk jangka waktu setahun 1. Buka terminal perumahan. Tandai dan lepaskan semua kabel yang masuk. Putus saluran. Periksa rumah dan pastikan bersih dan kering. 2. Perhatikan posisi temperature tinggi termokopel. Hal ini ditandai pada heater flange. Lepas baut dari heater dan bersihkan kotoran pada heater . Perawatan harus dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran agar KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
77
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA tidak merusak komponen-komponen. 3. Periksa heater bundle untuk tanda-tanda penumpukan kotoran dan debu. Jika penumpukan dicatat, bersihkan komponen-komponen. Periksa suhu termokopel untuk memastikan itu benar dalam kondisi aman. Jika termokopel akan diatur ulang kembali, maka harus sesuai dengan komponen yang sama di lokasi yang sama. 4. Lakukan nomer 2 sampai 5 dari perawatan perbulan - pemeliharaan tahunan yang ditunjukkan di atas. 5. Ganti gasket baru pada heater bundle dan pastikan kondisi komponen jangan sampai rusak. Perhatikan posisi temperature tinggi pada termokopel. Heater bundle harus dipasang kembali pada posisi yang sama, sama pada saat kondisi sebelumnya. 6. Ketika baut heater dipasang kembali, prosedur pengencangan harus tepat dan torsi harus digunakan untuk memastikan tempat duduk yang tepat dari gasket. 7. Sambungkan kembali saluran dan kabel menggunakan perawatan untuk menyambung kembali ke terminal yang tepat. 8. Perumahan Tutup penutup menggunakan gasket baru jika diperlukan. 9. Ketika memulai kembali pemanas, memantau kebocoran.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
78
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Jika sistem telah berubah dari panas ke cairan pada heat exchanger, pemeriksaan heat exchanger harus dilakukan untuk diperiksa setidaknya sekali setahun. Mengoksidasikan tabung untuk menghilangkan akumulasi deposit mineral sesuai petunjuk prosedur. B. Pemeriksaan control panel 1. Periksa sambungan yang longgar. Sambungan yang longgar, terutama pada terminal tegangan tinggi yang akan menyebabkan panas yang berlebihan. Jika ada tanda-tanda panas maka dapat dilihat pada setiap sambungan titik terminasi, yang harus diputus, diperiksa dan diganti sebelum melanjutkan operasi. 2. Penutup gasket harus diperiksa untuk penempatan yang tepat dan kemungkinan terjadi kebocoran jika panel kontrol dipasang masih ada cairan atau debu. 3. Tanda-tanda panas: Salah satu alasan utama kegagalan untuk setiap komponen listrik adalah panas. Semua komponen dalam panel kontrol harus diperiksa secara visual untuk tanda-tanda panas. Jika bukti panas yang berlebihan ditemukan pada komponen, maka harus benar-benar diperiksa dan diganti jika perlu. SCR sangat rentan terhadap panas kelelahan. Jika panel kontrol Anda berisi SCR, selalu pastikan bahwa pengencang yang menahan SCR untuk heat sink perusahaan kencang untuk memastikan pembuangan panas yang tepat. 4. Indikator Lampu: Semua pintu dipasang lampu indikator harus diperiksa dan lampu berubah jika diperlukan. 5. Selama pengendali keamanan sistem shutdown temperatur dapat harus diperiksa untuk operasi yang tepat. Biasanya cek ini selama - pengendali keamanan sistem shutdown temperatur dapat dicapai dengan perlahan menurunkan set point dari OTC ke titik di mana ia berjalanan dan menutup kekuatan untuk pemanas dengan membuka kontaktor keamanan. 6. Sekering: Semua sekering, kontrol dan sekering listrik, harus diperiksa. Dalam hal sekering apapun ditemukan terbakar, sirkuit harus diperiksa penyebabnya
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
79
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA dan tindakan korektif harus dilakukan sebelum sekring diganti dan operasi dilanjutkan. 7. Wiring: Semua kabel harus diperiksa untuk tanda-tanda kerusakan isolasi atau kerapuhan. Jika kawat apapun yang ditemukan menjadi rusak dengan cara apapun, penyebabnya harus diselidiki dan diperbaiki sebelum kawat diganti dan operasi dilanjutkan. C. Kontrol option pengendali dibersihkan Jika panel kontrol telah disediakan dengan sistem pembersihan untuk lokasi layanan berbahaya, seperti yang dijelaskan di bawah ini serta mengikuti semua petunjuk yang dipasang pada sistem pembersihan dan gambar panel kontrol. Pembersihan kontrol pasokan udara inert atau instrumen harus terhubung ke sambungan pipa di sisi panel kontrol. Hanya kering (-40 º C titik embun) instrumen kelas suplai udara atau nitrogen dapat digunakan. Membiarkan kondensasi terbentuk di dalam panel kontrol negatif akan berdampak klaim garansi. Tekanan suplai harus tidak kurang bahwa 60 psig untuk memenuhi kebutuhan bursa cepat. Tekanan suplai tidak dapat melebihi 120 psig karena keterbatasan peralatan. D. Pemeriksaan bagian luar burner
Seluruh pintu masuk dan sambungan plat harus dijaga kedap udara dengan gasket yang efektif
Seluruh sistim sambungancerobong harus tertutup secara efektif dan diisolasi bila perlu
Dinding burner dan bagian-bagiannya harus diisolasi secara efektif. Apakah isolasi yang ada mencukupi? Jika dilakukan pengisolasian terhadap burner, pipa-pipa dan silinder jalur panas, isolasi ini tentunya sudah terlalu tipis sekalipun isolasi terlihat dalam kondisi yang baik. Ingat, isolasi ini dipasang pada saat bahan bakar masih rendah. Menambah ketebalan mungkin diperlukan.
Pada ahir dari waktu pemanasan, hot oil boiler harus ditutup secara seksama, permukaan bagian dalam yang terbuka selama musim panas ditutupi dengan
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
80
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA lembaran yang berisipkan desiccant. (Hanya dapat diterapkan terhadap boiler yang tidak beroperasi diantara musim pemanasan).
Lakukan perawatan khusus pada transmission joints dan cam
E. Ruang burner dan ruang plant
Pembukaan ventilasi harus dijaga agar bebas dan bersih sepanjang waktu dan area pembukaan harus diperiksa apakah sudah mencukupi.
Ruang plant jangan digunakan untuk tempat keperluan penyimpanan, untuk angin-angin atau pengeringan. Yakinkan bahwa ketelitian instrumen diperiksa secara teratur. Periksa secara visual seluruh pekerjaan pipa dan klep dari berbagai kebocoran. Periksa bahwa seluruh peralatan keamanan beroperasi secara efisien. Periksa seluruh kontak listrik untuk melihat bahwa semuanya bersih dan aman. Periksa seluruh alat sensor, yakinkan dalam kondisi bersih, tidak terhalangi dan tidak terbuka kearah kondisi yang perlu, sebagai contoh sensor suhu harus tidak terbuka ke cahaya matahari langsung, juga tidak ditempatkan dekat pipa panas atau plant proses. Periksa seluruh alat sensor, yakinkan dalam kondisi bersih, tidak terhalangi dan tidak terbuka kearah kondisi yang perlu, sebagai contoh sensor suhu harus tidak terbuka ke cahaya matahari langsung, juga tidak ditempatkan dekat pipa panas atau plant proses. Yakinkan bahwa hanya karyawan resmi yang diperbolehkan masuk ke peralatan kendali. Setiap bagian di plant harus beroperasi bila perlu sekali, dan sebaiknya dikendalikan secara otomatis. Pengendalian waktu harus saling tersambung dan operasi seluruh plant sebaiknya otomatis. Pada pemasangan beberapa hot oil boiler, jauhkan burner yang tidak diperlukan pada sisi air dan, jika aman dan memungkinkan, pada sisi gas. Yakinkan burner tersebut tidak dalam proses
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
81
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Pengisolasian sistim gas buang (untuk perlindungan) juga menurunkan kehilangan panas. Pada pemasangan banyak hot oil boiler, kontrol kemajuan/keterlambatan harus memiliki fasilitas pergantian. Bila memungkinkan, penurunan suhu operasi sistim harus dibuat menggunakan peralatan eksternal ke hot oil boiler dan dengan pengoperasian hot oil boiler dibawah kisaran suhu konstan yang normal.
F. Pemeriksaan Rutin
Check Pembakaran (combustion) - Analisa kalibrasi burner dengan tekanan gas-gas secara optimal - Signifikan secara diferensial dengan alat ukur, sebelumnya utamakan yang lebih dahulu dalam perawatan - Atur pembakaran dalam burner sesuai dengan kapasitas dan tekanan yang diperlukan pada saat proses pada ruang kontrol
Pengecekan Burner - Periksa dan atur pembakaran pada ruang control room agar tekanan tidak tinggi agar temperatur stabil pada ruang coumbution head supaya tidak mengalami troubleshooting - Periksa baut dan skrup, bila tejadi kelonggaran, segera dikencangkan, supaya proses kerja pada air gate valve, gas butterfly valve, dan combustion head tidak mengalami kerusakan pada saat proses berjalan. - Kencangkan sekrup pada sambungan arc dengan burner supaya Lead listrik dalam kondisi aman
Pemeriksaan kebocoran gas (gas leaks) Pastikan tidak terjadi kebocoran pada sambungan pipa antara meteran gas dengan burner
Pemeriksaan pada gas filter Buka dan periksa, bila filter kotor segera dibersihkan
Penggantian oli (Therminol Oil SAE 66)
Pengecekan servo motor - Buka blok cam
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
82
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA - Periksa cam dengan menekan pada tuas, kemudian putar secara rotasi berlawanan arah jam - Bila terjadi kerusakan segera diganti - Pasang kembali blok cam
Pengecekan sensor api
Pengecekan kontrol monitor boiler.
3.11.4 Pemeliharaan Sistem Analisis Fluida Pembakaran tinggi yang disebabkan oleh tabung pemanas relatif jarang retak, tetapi dapat terjadi. Retak dibentuk oleh siklus termal yang berlebihan atau hot spot dekat yang berkembang dari internal fouling atau pergeseran api. Bocor cairan akan membakar segera sementara pemanas adalah operasi. Namun, ketika sistem ini tidak beroperasi, cairan akan terus bocor ke ruang pembakaran sebagai hasil dari tekanan kepala dari tangki ekspansi dan kepala pipa. Dalam kasus yang paling serius, fluida yang ada dibejana masuk ke dalam heater selama shutdown berkepanjangan. Ketika heater di-restart, seluruh kolam menyatu dan menghancurkan pemanas. Untuk mencegah siklus termal berlebihan pada bundel tabung heater, heater oversized harus sesuai nilai standard yang ditelah ditentukan oleh produsen. Pelampiasan api akan menyebabkan retak termal parah dari cairan yang dapat dideteksi dengan analisis cairan rutin. Panas fouling tabung sering disebabkan oleh deposito yang dihasilkan dari oksidasi cairan. Oksidasi terjadi jika tangki ekspansi tetap selama operasi normal dan terbuka untuk udara. Reaksi dari fluida panas dan udara ter bentuk dan lumpur yang melapisi permukaan dan mengurangi perpindahan panas. Deposito tersebut bisa membuat spot pemanas panas yang pada akhirnya menyebabkan retak. Oksidasi dapat dideteksi dengan analisis cairan rutin. Check Sistem Sebuah program system pemeriksaan harus diselesaikan mingguan untuk memeriksa tanda-tanda kebocoran fluida. Katup, flensa, las, alat port dan alat kelengkapan berulir harus erat diamati. Uap bebas yang keluar merupakan indikasi kuat bahwa kebocoran fluida. KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
83
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA Sistem ventilasi harus diperiksa secara teratur. Kabut atau uap yang berasal dari ventilasi mendapat sinyal air dalam sistem atau dekomposisi dari cairan itu sendiri. Wadah tangkapan di akhir baris berjalan dari katup tangki ekspansi atau saluran vent juga harus diperiksa secara teratur. Wadah menangkap harus kosong. Jika mengandung cairan, lanjut investigasi mengapa harus diselidiki. Sementara potensi kebakaran ada disekitar plant atau pabrik, preventif maintenance yang kuat merupakan program dan akal sehat yang dapat mengurangi kemungkinan kebakaran.
3.12 Study Kasus Pada tanggal 05 September 2012 terjadi kebocoran LPG Reboiler E 403 di PT. Yudistira Energy.
Proses Mengatasi Proses mengatasinya dengan membuka sambungan reboiler dan mengganti gasket yang baru.
Kerugian Sistem Produksi terganggu dan proses plant dihentikan sementara sampai pemasangan.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
84
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN – S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA
Penyebab
Reboiler Bocor
Baut pengunci longgar/aus
Sambungan (Fitting) rusak
Gasket mengalami kerusakan
Cerobong pipa reboiler mengalami kebocoran
Gambar 3.18 Skema analisa sementara Sumber: Leaflet LPG Plant Pondok Tengah-Bekasi PT.Yudistira Energy Group
Analisis -
Data informasi yang digunakan: 1. Bunyi alarm pada Control room 2. Kebocoran terdeteksi melalui sistem program software
-
Kesimpulan analisis Setelah di analisa penyebab kebocoran reboiler dikarenakan gasket rusak dan penyelesaiannya gasket diganti yang baru dan baut pengunci dikencangkan.
KERJA PRAKTEK PT. YUDISTIRA HAKA PERKASA – YUDISTIRA ENERGI GROUP FAJAR FRANSISKUS SIMATUPANG (41309010021)
85