KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
WHO Country Office for Indonesia
Buku Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia 7 April 2011
GUNAKAN ANTIBIOTIK SECARA TEPAT UNTUK MENCEGAH KEKEBALAN KUMAN
SAMBUTAN Sambutan KepalaBADAN Perwakilan KEPALA PERWAKILAN KESEHATAN SEDUNIA (WHO) WHO INDONESIA Indonesia UNTUK
GUNAKAN ANTIBIOTIK SECARA TEPAT HARI KESEHATAN SEDUNIA, 7 APRIL 2011
A
ntibiotik untuk mematikan bakteri, jamur, parasit dan virus – telah menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa jutaan manusia. Namun belakangan ini, para pakar dan dokter menemukan bahwa efektivitas antibiotik tidak sekuat dahulu. Beberapa kuman telah resisten terhadap obat antibiotik. Jika terus berlanjut, maka tak lama lagi banyak penyakit tak dapat disembuhkan.
Untuk menghambat perkembangan resistensi kuman terhadap antibiotik, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengajak seluruh warga dunia membantu mencegah mutasi kuman dengan mengkonsumsi obat secara tepat. Secara global, selama satu tahun, WHO akan berkampanye tentang resistensi antibiotik dan penggunaan obat secara rasional, dimulai dengan Hari Kesehatan Dunia, 7 April 2011.
Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, penggunaan antibiotik sangat tinggi -bahkan lebih dari 80% di banyak provinsi di Indonesia. Kampanye akan difokuskan pada penggunaan antibiotik, bertema “Use Antibiotics Rationally”. Bersama dengan Kementerian Kesehatan dan para mitra saling berupaya agar setiap orang yang memerlukan obat, terutama antibiotik, bisa mendapatkan obat yang tepat sasaran sesuai penyakitnya, dengan dosis yang tepat, dan untuk jangka waktu yang tepat pula. Bagi masyarakat, menggunakan obat dengan bijak dapat berarti memperkecil biaya yang harus dikeluarkan. Antibiotik membunuh bakteri. Jadi, antibiotik tidak diperlukan bagi flu yang biasanya dapat disembuhkan dengan banyak beristirahat dan minum air. Kita semua dapat menerapkan hal ini dalam kehidupan, demi mencegah munculnya kuman super atau superbugs. Dengan mengkonsumsi antibiotik secara tepat, kita turut serta menjaga agar antibiotik tetap dapat digunakan, terutama ketika sungguh-sungguh memerlukannya.
Kepala Perwakilan WHO Dr. Khanchit Limpakarnjanarat
Kata Pengantar B
uku Panduan Penyelenggaraan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) Tahun 2011, disusun agar dapat digunakan sebagai acuan bagi semua pihak baik sebagai individu maupun kelompok yang meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, organisasi masyarakat, swasta dan dunia usaha termasuk media massa yang peduli terhadap masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Kegiatan HKS dapat dilakukan dalam sepekan, yaitu dari tanggal 7 s .d 14 April 2011, namun bukan berarti hanya sepekan melakukan kegiatan untuk mengatasi masalah akibat resistensi antibiotik, melainkan sepanjang tahun 2011 pesan-pesan pencegahan harus terus disampaikan ke masyarakat secara terus menerus melalui media komunikasi massa, jejaring sosial internet dan juga edukasi langsung ke masyarakat melalui aksi simpatik.
Panduan ini antara lain memuat latar belakang pemilihan tema peringatan Hari Kesehatan Sedunia tahun 2011,
Semoga Tuhan YME selalu meridhoi upaya mulia yang kita gagas bersama. Selamat memperingati Hari Kesehatan Sedunia tahun 2011.
“Gunakan Antibiotik Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Kuman.”
Jakarta, Maret 2011
Adapun tujuan HKS yaitu meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan dan komponen masyarakat mengenai dampak resistensi kuman akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Ketua Umum Panitia HKS Tahun 2011 dr. Lily S. Sulistyowati, MM
Daftar Isi SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN WHO INDONESIA 01 KATA PENGANTAR 02 SELAYANG PANDANG 04 TEMA 08 PESAN UTAMA 09 TUJUAN 10 MITRA 11 KEGIATAN TUJUAN 12 SK PANITIA PERINGATAN HKS TAHUN 2011 14 MEDIA PENDUKUNG 19
Selayang Pandang P
ada tahun 1950, dua tahun setelah kelahiran WHO pada tanggal 7 April 1948, Hari Kesehatan Sedunia mulai dirayakan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap permasalahan kesehatan global yang penting pada saat itu. Berdasarkan inisiatif WHO, maka setiap tahunnya diselenggarakan berbagai kegiatan di tingkat internasional, regional dan nasional. Hari Kesehatan Sedunia (HKS) yang diperingati setiap tanggal 7 April merupakan momentum untuk meningkatkan semangat, kepedulian, komitmen dan gerakan nyata pembangunan kesehatan yang harus terus diperjuangkan oleh seluruh komponen masyarakat bukan hanya di Indonesia, tetapi juga seluruh dunia. Tema Global HKS : “Antimicrobial resistance and its global spread” Tema ini dipilh sebagai pengakuan atas dampak resistensi antimikroba terhadap
HKS tahun 2011 merupakan momentum untuk menyadarkan masyarakat dunia tentang pentingnya penyampaian informasi yang seimbang untuk mengedukasi masyarakat melalui kampanye penggunaan obat secara rasional.
Penggunaan Obat Rasional artinya pasien mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan individunya, untuk waktu yang cukup, dan dengan biaya yang paling terjangkau bagi dirinya dan komunitasnya. kesehatan masyarakat secara global, masyarakat dan individu. Pada Hari Kesehatan Sedunia 2011, WHO akan melakukan kampanye di seluruh dunia untuk melin-dungi penggunaan obat untuk generasi mendatang dan mencegah penyebaran global resistensi antimikroba yang mengancam efektivitas obat. Sedangkan tema nasional HKS adalah “Gunakan Antibiotik Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Kuman”. Hal ini sejalan dengan salah satu kebijakan obat nasional yaitu penggunaan obat secara rasional. Peringatan Hari Kesehatan Sedunia harus melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat dan swasta dengan kegiatan yang sederhana dan menarik perhatian. HKS tahun 2011 merupakan momentum untuk menyadarkan masyarakat dunia tentang pentingnya penyampaian informasi yang seimbang untuk mengedukasi masyarakat melalui kampanye penggunaan obat secara rasional antara lain pada pasien HIV/AIDS, tuberkulosis dan malaria.
WHO mengajak pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menerapkan kebijakan dan melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian timbulnya kuman yang kebal obat. Pemerintah perlu mengembangkan perangkat yang dapat memastikan para penyelenggara upaya kesehatan dan masyarakat untuk mengkonsumsi obat, termasuk antibiotik, dengan tepat. Penggunaan Obat Rasional artinya pasien mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan individunya, untuk waktu yang cukup, dan dengan biaya yang paling terjangkau bagi dirinya dan komunitasnya. Sedangkan penggunaan obat yang tidak rasional merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia. Masalah-masalah yang muncul antara lain :
• • • • •
Penggunaan obat terlalu banyak Penggunaan antibiotik tidak tepat, seringkali dengan dosis dan lama konsumsi yang tidak sesuai Penggunaan obat suntik yang berlebihan pada penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat yang ditelan (oral) Pemberian resep obat tidak sesuai pedoman diagnosis dan terapi Pengobatan sendiri yang seharusnya menggunakan resep dokter.
Beberapa fakta di negara berkembang menunjukan 40 persen anak-anak yang terkena diare akut selain mendapatkan oralit juga antibiotik yang tidak semestinya diberikan. Hanya 50% penderita malaria menerima anti malaria sesuai rekomendasi. Hanya 50%-70% penderita pneumonia secara tepat diterapi dengan antibiotik. 60% penderita ISPA mengkonsumsi antibiotik dengan tidak tepat.
Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan obat secara rasional perlu diwaspadai dampaknya, khususnya pada generasi mendatang.
Pemakaian antibiotik yang tidak berdasarkan ketentuan menyebabkan tidak efektifnya kemampuan antibiotik tersebut, sehingga kemampuan membunuh kumannya akan berkurang, itu yang disebut dengan resistensi antibiotik.
Jika hal ini terjadi, generasi mendatang akan mengalami kerugian yang sangat besar. Akan banyak penyakit yang tidak dapat lagi disembuhkan akibat resistensi. Sedangkan untuk mengembangkan antibiotik yang baru diperlukan waktu dan biaya yang sangat besar. Untuk itu perlunya penggunaan obat secara rasional sehingga dapat mencegah masalah besar dimasa yang akan datang. Langkah-langkah antisipasi untuk meningkatkan perilaku penggunaan obat secara rasional sudah saatnya dilakukan. Upaya tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab semua pihak. Kegiatan pendidikan masyarakat dan pengawasan kepada petugas pelayanan kesehatan serta ketersediaan obat efektif untuk meningkatkan penggunaan obat, jika dilakukan terpisah-pisah, tidak akan memberikan dampak yang diharapkan.
Beberapa fakta di negara berkembang menunjukan 40 persen anak-anak yang terkena diare akut selain mendapatkan oralit juga antibiotik yang tidak semestinya diberikan. Hanya 50% penderita malaria menerima anti malaria sesuai rekomendasi. Hanya 50%-70% penderita pneumonia secara tepat diterapi dengan antibiotik. 60% penderita ISPA mengkonsumsi antibiotik dengan tidak tepat.
Tema
“ Gunakan Antibiotik
Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Kuman.”
Pesan Utama • Gunakan antibiotik hanya dengan resep dokter, dengan dosis dan jangka waktu sesuai resep. • Tanyakan pada dokter, obat mana dari resep yang mengandung antibiotik. • Salah penggunaan menyebabkan antibiotik menjadi tidak efefktif lagi. Antibiotik menjadi tidak dapat membunuh kuman, hal ini disebut resistensi antibiotik. Saat ini banyak kuman telah menjadi kebal terhadap antibiotik.
• Pilek, batuk, dan diare pada umumnya tidak memerlukan antibiotik. Banyak minum dan istirahat. Jika demam lebih dari 3 hari periksalah ke dokter.
• Pastikan kuman tidak menjadi kebal terhadap antibiotik.
• Jangan gunakan atau beli antibiotik berdasarkan resep sebelumnya. Hal ini bisa menyebabkan kekebalan kuman dan dapat mengakibatkan hal yang tidak diinginkan.
• Gunakan Antibiotik dengan Bijak, Selamatkan Nyawa.
• Jangan sembarangan mengkonsumsi antibiotik. Generasi mendatang juga memerlukannya.
• Ayo amankan efektifitas antibiotik yang kini ada
10
Tujuan Umum
Meningkatnya kesadaran seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat mengenai dampak resistensi antibiotik dan cara pencegahannya.
Tujuan Khusus
• Meningkatkan akses informasi kepada masyarakat mengenai penggunaan obat rasional • Meningkatkan gerakan masyarakat untuk mencegah faktor risiko kesehatan akibat resistensi antibiotik • Adanya kesepakatan perencanaan dan aksi terpadu lintas sektor untuk meningkatkan perilaku penggunaan obat rasional.
Para Mitra Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan : Badan POM Yayasan Orang tua Peduli (YOP) Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) Blogger Indonesia Remaja Aliansi Pita Putih Indonesia (RAPPI) Forum Olahraga dan Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Pelajar dan Mahasiswa LOMA Society WHO United Bike
11
Kegiatan
Menteri Kesehatan senam sehat dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Sedunia tahun 2010
12
•
Peringatan HKS tahun 2011 di Indonesia diperingati dengan pelaksanaan kegiatan baik di pusat, provinsi maupun di kabupaten/kota melalui kemitraan lintas sektor dan dunia usaha. Tahun ini WHO memilih salah satu isu kesehatan masyarakat yaitu mengajak seluruh dunia untuk menggunakan antibiotik secara rasional.
•
Penyelenggaraan HKS diharapkan tidak hanya sepekan, melainkan aksi nyata secara terus menerus melalui gerakan pemberdayaan masyarakat.
•
Di tingkat nasional acara diselenggarakan dengan rangkaian acara : Seminar Ilmiah, aksi simpati, talk show, pemeriksaan kesehatan gratis dan penyebarluasan informasi.
•
Di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan juga menyelenggarakan rangkaian acara peringatan HKS dengan melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
No
Tanggal
Kegiatan
Lokasi
Penanggung Jawab
1.
Senin, 25 Maret
Media Briefing
Kementerian Kesehatan
Pusat Komunikasi Publik
2.
Selasa, 26 Maret
Workshop bagi jurnalis
Gd. FISIP Universitas Indonesia
LOMA Society dan Fisip UI
3.
Kamis, 7 April
Seminar “Antimicrobial ResistenceContainment and Prevention” diikuti dengan Peluncuran Buku Penggunaan Obat Rasional
Balai Kartini, Jakarta
Dirjen Binfar dan Alkes Kementerian Kesehatan dan WHO
4.
Minggu, 10 April
• • •
Aksi Simpatik Bundaran Hotel Pemeriksaan Indonesia dan Kesehatan sekitarnya cuma-cuma Liputan di radio dan televisi
Pusat Promosi Kesehatan dan Pusat Komunikasi Publik
13
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 650/Menkes/SK/III/2011 Tanggal 28 Maret 2011 TENTANG PANITIA PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN 2011 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Hari Kesehatan Sedunia merupakan momen yang tepat untuk memasyarakatkan paradigma sehat dan visi, misi Indonesia Sehat; b. Bahwa WHO telah menetapkan tema global Hari Kesehatan Sedunia tahun 2011; c. bahwa untuk percepatan pencapaian visi Indonesia Sehat, perlu meningkatkan komitmen dan dukungan nyata pemangku kepentingan termasuk sektor swasta dan dunia usaha dalam mewujudkan rakyat sehat; d. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b di atas perlu diselenggarakan peringatan Hari Kesehatan Sedunia baik di Pusat maupun di Daerah dengan mengikutsertakan unsur masyarakat termasuk dunia usaha dan pemerintah; e. bahwa sehubungan dengan huruf a, b dan c di atas perlu dibentuk Panitia Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 dengan Keputusan Menteri Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit dan Tugas Esselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/Menkes/Per/VIII /2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
14
MEMUTUSKAN : Menetapkan : Pertama
:
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PANITIA PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN 2011.
Kedua
:
Tema Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 adalah “Gunakan Antibiotik Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Kuman.”
Ketiga
Membentuk Panitia Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 Tingkat Pusat dengan susunan panitia sebagaimana terlampir.
Keempat
:
Panitia Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 sebagaimana dimaksud diktum ketiga bertugas: Menyelenggarakan rangkaian peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011, termasuk Acara Puncak. Memberikan Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 untuk daerah. Mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai pihak dalam kerangka kegiatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011.
Kelima
:
Menghimbau kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten, dan Kota seluruh Indonesia untuk menyelenggarakan peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 untuk wilayahnya dengan mengikut sertakan masyarakat.
Keenam
:
Anggaran biaya peringatan di Pusat dan di Daerah digali dari berbagai sumber yang tidak bertentangan dengan perundangan yang berlaku.
Ketujuh
:
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan.
Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : Maret 2011 MENTERI KESEHATAN RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH
15
PANITIA PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN 2011 TINGKAT PUSAT Penasehat
:
MENTERI KESEHATAN R.I
Pengarah
:
Para Pejabat Eselon I, Kementerian Kesehatan
Penanggungjawab
:
Sekretaris Jenderal, Kementerian Kesehatan
Ketua Umum
:
Lily S. Sulistyowati (Pusat Promosi Kesehatan)
Wakil Ketua Umum
:
Purwodi (Direktorat Bina Yanfar dan Alkes)
Ketua I
:
Engko Sosialine (Direktorat Bina Yanfar dan Alkes)
Ketua II
:
Chairul Radjab Nasution (Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan)
Sekretaris
:
Zuraida Thoha (Pusat Promosi Kesehatan)
Wakil Sekretaris
:
Hafni Rochmah (Pusat Promosi Kesehatan)
Bendahara
:
Iskandar Malkiwi (Pusat Promosi Kesehatan)
BIDANG PUBLIKASI DAN DOKUMENTASI
16
Ketua
:
Murti Utami (Pusat Komunikasi Publik)
Wakil Ketua (Acara Puncak)
:
Sumardi (Pusat Komunikasi Publik)
Anggota
:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ruflina Rauf (Pusat Promosi Kesehatan) Mieke Agustin (Pusat Promosi Kesehatan) Setio Nugroho (Pusat Promosi Kesehatan) Satrio Utomo (Pusat Promosi Kesehatan) Sari Mutiarani (Yanfar) Ervina Luki Damayanti (BUK Rujukan)
7. 8. 9. 10. 11.
Nursila Dewi (WHO) Dinar Pandansari (WHO) Teguh (Pusat Komunikasi Publik) Ariesanti (Remaja APPI) Cici Srinuningsih (Direktorat Bina Yanfar dan Alkes)
BIDANG ILMIAH Ketua
:
Hidayati Mas’ud (Direktorat Bina Yanfar)
Wakil Ketua
:
Luki Hartanti (Direktorat BUK Rujukan)
Anggota
:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ardiyani (Direktorat Bina Yanfar) Vita P. Haloho (Direktorat Bina Yanfar) Zorni (Direktorat Bina Yanfar) Indri Yogyaswari (Direktorat BUK Rujukan) Lela Amelia (BPOM) Ardian (Protokol TU Menteri)
1. 2. 3. 4. 5.
Nani Sukasediati (WHO) Fransisca Agung (WHO) Indah Deviyanti (WHO) Andi Sari Bunga (Pusat Promosi Kesehatan) Theresia Irawati (Pusat Promosi Kesehatan)
BIDANG GERAKAN MASYARAKAT Ketua
:
Dien Emawai (Dinkes Prov DKI Jakarta)
Wakil Ketua (Acara Puncak)
:
Kodrat Pramudho (Pusat Promosi Kesehatan)
Anggota
:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Tantri Siswanti (Biro Umum) Yulidar (Dinkes Provinsi DKI Jakarta) Siti Muasilah (Pusat Promosi Kesehatan) Bayu Aji (Pusat Promosi Kesehatan) Yunita (Pusat Promosi Kesehatan) Marti (Pusat Promosi Kesehatan) Marina (Pusat Komunikasi Publik) Emira Oepangat (LOMA Society Indonesia) Purnamawati (Yayasan Orang Tua Peduli)
10. Iskandar Zulkarnain (FORMI) 11. Imran Agus Nurali (Direktorat Bina Kesehatan Kerja) 12. Maskuri (Biro Umum) 13. Margio (Biro Umum) 14. Chairil Yunding (Biro Umum) 15. Evrina (Direktorat Bina Yanfar) 16. Tri Asti Isnariani (BPOM) 17. Rika Yuliastuti (Remaja APPI) 18. Dwi Priharti (Poltekes Jakarta 1) 17
SEKRETARIAT Koordinator
:
Dwi Adi Maryandi (Pusat Promosi Kesehatan)
Anggota
:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ramadanura (Pusat Promosi Kesehatan) Ilvalita (Pusat Promosi Kesehatan) Rusdi Satar (Pusat Promosi Kesehatan) Syamsudin (Pusat Promosi Kesehatan) Nanik Suparti (Pusat Promosi Kesehatan) Ayu Dewi Gayatri (Pusat Promosi Kesehatan)
Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : Maret 2011 MENTERI KESEHATAN RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH
18
CONTOH GRAFIS UNTUK DIAPLIKASIKAN PADA MEDIA KAMPANYE
Keterangan : Grafis ini digunakan apabila media diproduksi dengan menggunaan teknik sablon.
19
KAOS BERKERAH DAN KAOS BIASA
Depan
20
Belakang
Depan
Belakang
PIN,STIKER, TAS KAIN
Pin diameter 5 cm
TAS KAIN 30 x 40 cm
STIKER 21 x 10 cm 21
SPANDUK
SPANDUK 5 x 1 M Pesan Kesehatan dapat dipilih dari menu pesan utama dan pesan pendukung.
22
UMBUL-UMBUL
UMBUL-UMBUL 4 x 1 M Pesan Kesehatan dapat dipilih dari menu pesan utama dan pesan pendukung.
23
BACKDROP
24
LEAFLET
25
LEAFLET 1 : untuk masyarakat Beli dan konsumsi antibiotik hanya jika diresepkan. Tidak minum antibiotik sembarangan untuk menyelamatkan diri sendiri dan orang lain. Ayo amankan keampuhan antibiotik yang kini ada.
Kementerian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Gedung Prof.DR. Sujudi Lantai 10 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.4-9 Jakarta Selatan, 12950 Telp. 021. 5203873 www.promosikesehatan.com