BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kegiatan sekolah minggu merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan di Gereja GMIT Bet’el Oesapa Tengah, kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh anak-anak yang ada dirayon oesapa tengah. Di samping itu anak-anak diberi kegiatan ekstra yang merupakan salah satu sarana untuk membentuk kepribadian anak-anak terutama dalam segi minat dan bakatnya. Melalui kegiatan ini, seluruh aktifitas yang berhubungan dengan kreatifitas anak-anak dilatih, diasah dan ditempah menjadi sesuatu yang berguna termasuk pengembangan diri dan nilai-nilai yang bermanfaat untuk kehidupan di kemudian hari. Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan keterampilan anak-anak bermain keyboard melalui pola iringan bas-akor adalah yang pertama, persiapan pembelajaran pola iringan bas-akor dengan lagu model, melakukan pengrekrutan anak-anak minat keyboard. Peminat alat musik keyboard berjumlah tiga orang, yakni perempuan semua. Dari pihak gereja memberikan ijin penelitian selama satu bulan, dengan rincian kegiatan berlangsung harus sesuai dengan kegiatan anak-anak sekolah minggu yakni pada hari Rabu, Kamis, dan Jumad jadi dalam satu minggu tiga kali tatap muka, yang dilakukan mulai pada hari Rabu, tanggal, 01 Juli 2015, sampai hari Jumad tanggal, 31 Juli 2015. Dalam jangka waktu satu bulan peneliti memanfaatkan 12 hari untuk tatap muka dengan anak-anak minat keyboard yakni pada hari Rabu, tanggal 1, 8, 22, 29, hari Kamis, tanggal 2, 9, 23, 30 dan hari Jumad tanggal 3, 10, 24, 31 Juli. Kegiatan dilaksanakan
sesuai
jadwal yang
ditentukan dari gereja. Kegiatan dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap awal, peneliti melakukan (1) Pengenalan terhadap kode jari baik tangan kiri dan tangan kanan (jari
kelingking adalah jari 5, jari manis adalah jari 4, jari tengah adalah jari 3, jari telunjuk adalah jari 2 dan ibu jari adalah jari 1), (2) teknik penjarian dalam tangga nada C (C D E F
G
A
B
C) dengan menggunakan kode jari yang baik dan benar, tangan kiri (5
4
3
2
1
3
2
1) dan tangan kanan (1
2
3
1
2
3
4
5), Pada tahap
inti, (1) peneliti memperkenalkan melodi lagu twinkle-twinkle little star, (2) pola iringan bas–akor dalam tangga nada C, (3) peneliti mulai mengajarkan pola iringan bas–akor pada lagu twinkle-twinkle little star dengan menggunakan tangan kiri sesuai dengan akor yang terdapat dalam lagu, (4) peneliti mengajarkan pengabungan pola iringan bas-akor yang dimainkan oleh tangan kiri dan melodi lagu yang dimainkan oleh tangan kanan secara bersamaan. (5) peneliti mengajarkan anak-anak cara bermain bersamaan antara satu dengan yang lain dalam penggabungan antara bas-akor dan melodi lagu, yang seorang bermain melodi lagu dan seorangnya lagi
bermain bas-akor secara bersamaan dan
bergantian dengan teman yang di samping, dan pada tahap terakhir merupakan tahap pemantapan atau pementasan di mana anak-anak diberikan kesempatan untuk menunjukan kebolehan mereka dalam memainkan lagu model Twinkle – twinkle little star, sesuai dengan apa yang telah dipelajari. Dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler alat musik keyboard ini tidak memiliki kriteria yang khusus. Intinya dari peminat tersebut harus memiliki kemauan yang kuat terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler ini. Proses latihan tidak semudah yang kita pikirkan karena membutuhkan waktu yang cukup dan kesabaran dalam mengahadapi anak-anak, membimbing anak yang mengalami kesulitan merupakan tanggung jawab besar bagi seorang guru sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing.
Meskipun sebelumnya mereka belum
pernah mengenal permainan dengan pola
iringan bas-akor, tapi karena kemauan belajar yang kuat, telah membuktikan mereka memiliki kemampuan dalam bermain alat musik keyboard. 5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian di lapangan ada beberapa hal sempat terekam serta perlu di ungkapkan terkait dengan pembelajaran keyboard sebagai berikut : 1)
Dalam rangka meningkatkan kemampuan anak-anak sekolah minggu bermain alat musik keyboard diperlukan suatu metode serta pendekatan efektif sehingga anakanak
dapat memahami dan mempraktekannya. Salah satu cara yakni dengan
memberikan contoh dan latihan secara berulang-ulang serta memberikan perhatian khusus secara individual kepada anak yang lamban. 2)
Pelatih harus selalu menciptakan suasana menyenangkan baik dalam pendekatan maupun metode yang digunakan agar anak- anak tertarik dan terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran.
3)
Anak-anak seharusnya diberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri, sebagai satu cara untuk mengenal dan mengembangkan diri sesuai bakat dan kemampuanya.
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Amirin, Tatang, M. 1986. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Burhan, Bungin. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Gunawan, Hadi. 1992. Pelajaran Seni Musik. Jakarta: Widya Duta.
Joyce, Bruce & Weil, Marsha. 1986. Models of Teaching, 3rd. ed. Englewood Cliffs, N. J. : Prentice-Hall.
Majid, Abdul. 2003 Srategi Pembelajaran. Yokyakarta: Rosda.
Mulyanto, Eko, S. 2005. Metode Belajar Bermain Piano Pop. Jakarta : PT. Kawan Pustaka.
Parkay, Forrest W & Stanford, Beverly Hardcastle. 1992. Becoming a Teacher, Accepting the Challenge of a Profession, 2nd ed.
Purwanto, Ngalim, M. 1984. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Ruminah, M. Maria. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Kupang: Modul Belajar dan Pembelajaran, Unwira (tidak diterbitkan).
Sangadji, Etta Mamang. T. T. Metodologi Penelitian. Yoyakarta: Andi Offset.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada.
Tim Abdi Guru. 2006. Seni Budaya Kelas VIII. Jakarta: Erlangga .
Tim Abdi Guru. 2006. Seni Budaya Kelas IX. Jakarta: Erlangga.
Internet : Aristoteles: Wikipedia Indonesia, copyright @ 2006, www. Google.com. Http://www. hendrimusic.com/2011-04-01-archive. html. Http://Id. Notasi_Musik /Wikipedia.Org/Wiki. Http/www. Google. com./Belajar dan Pembelajaran. Http/www. Google. com./Metode Drill. Http/www. Google. com./Akor.
Http://itto-yuliandra.blogspot.com/2011/09/macam-macam-keyboard-dan-bagian-alat.htm.
LAMPIRAN