GERAKAN KONSERVASI PEREMPUAN NYUNGCUNG: HASIL INTERAKSI ANTARA KEMISKINAN, BUDAYA PATRIARKI, DAN PENGARUH ORNOP (Women Conservation Movement in Nyungcung: A Result of An Interaction between Poverty, Patriarchy and NGO’s Influence)
ULFA HIDAYATI
SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
“Kekuatan kami adalah kekuatan alam. Kekuatan kami untuk melawan Gujral1 berasal dari sumber di dalamnya dan diperkuat oleh usaha mereka untuk menindas dan mengubur kami dengan kekuatan palsu mereka, yaitu uang” (Itwari Devi, perempuan dari Desa Nahi-Kala, dalam Shiva dan Mies 1993)
“Perempuan mah tidak pernah berhenti bekerja, walaupun badan lagi enggak enak, tetap saja bekerja. Kalau sudah mati, baru perempuan berhenti bekerja....” (On dari Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Bogor, 2002)
“Untuk mengetahui sesuatu, seseorang harus mengubahnya” (Mies 1991)
1
Pemilik perusahaan pertambangan batu kapur yang beroperasi di Desa Nahi-Kala, India
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Gerakan Konservasi Perempuan Nyungcung: Hasil Interaksi antara Kemiskinan, Budaya Patriarkhi, dan Pengaruh ORNOP (Women Conservation Movement in Nyungcung: A Result of An Interaction between Poverty, Patriarchy and NGO’s Influence) adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal dari para subjek penelitian, saya sendiri, dan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini Bogor, Januari 2007
Ulfa Hidayati NIM A152040061
ABSTRACT ULFA HIDAYATI. Women Conservation Movement in Nyungcung: A Result of An Interaction between Poverty, Patriarchy and NGO’s Influence. Under the supervision of SOERYO ADIWIBOWO, and DARMIYANTI MUCHTAR Over the decades, people’s ability to fulfill the basic needs has been eroding with the decline in land and other natural resources, due both to degradation and to shifts in tenurial rights away from community hands to state and business parties hands. The formation of community-based natural resources management (CBNRM) groups in recent years represents various resistances to processes of privatization. While there are many ‘success’ stories related to such groups, numerous CBNRM groups’ initiatives have failed for a variety of reasons. In particular, a number of ground experiences shows that those initiatives often lead to the exacerbation of inequalities within the group involved. This condition applies with special force to the issue of gender equity. To contribute to the understanding of the causes of success or failure for the CBNRM groups’ initiatives and movement from feminist perspective, this research focused on the local women peasants’ initiative in re-nurturing bare lands in Nyungcung Hamlet, Malasari Village, Bogor District. This raises some critical questions, such as: who are the women peasant and how they carried out their initiative? What are the factors determine their initiative? What are the results of their initiative? This research demonstrates that the growing initiative on the part of women -who are mainly from social groups of landless and tenant - as they respond to ecological distress and livelihood security, caused by PERUM PERHUTANI Unit III, and to Decree of Forestry Minister No. 175/Kpts-II/2003 that expands the area of Gunung Halimun National Park (from 40,000 ha to 113,357 ha, covering the Halimun and Salak mountain ranges). Together with men peasants, they worked collectively to re-nurture the PERUM PERHUTANI’s bare lands through a series of planting and mapping activities, currently known in local term as Leuweung Hejo Masyarakat Ngejo or, in public advocacy terms, as the Kampung dengan Tujuan Konservasi (KDTK) movement. However, in order to gain public support, assert elements of basic rights, and secure Nyungcung People’s genuine benefits from the presence of the Gunung Halimun – Salak National Park and PT. Aneka Tambang, those women peasants have not actively participated as much as before. In these further activities, men peasants take a lead. This current performance of local conservation movement is becoming a masculine pattern. I argue that the interaction between poverty, some forms of patriarchy like gender segregation of public space, female behavioral norms and gender division of labor, and the absence of women empowerment activity (through ‘sekolah perempuan’) facilited by local NGO, RMI, as well as the existence of ‘unworkable’ contextual factors in ecological and political aspects take them out from their further participation in the Leuweung Hejo Masyarakat Ngejo movement. Those women peasants are becoming increasingly distanced from their gendered knowledge; gendered rights to land and forest resources, both in quality and quantity; as well as gendered environmental politics and grassroots conservation that had been articulated in their distinctive agenda and demonstrated by the leadership from some of them during their participation in the Leuweung Hejo Masyarakat Ngejo movement.
GERAKAN KONSERVASI PEREMPUAN NYUNGCUNG: HASIL INTERAKSI ANTARA KEMISKINAN, BUDAYA PATRIARKI, DAN PENGARUH ORNOP (Women Conservation Movement in Nyungcung: A Result of An Interaction between Poverty, Patriarchy and NGO’s Influence)
ULFA HIDAYATI
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Sosiologi Pedesaan, Departemen Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
Judul Tesis Nama NIM
: Gerakan Konservasi Perempuan Nyungcung: Hasil Interaksi antara Kemiskinan, Budaya Patriarkhi, dan Pengaruh ORNOP : Ulfa Hidayati : A152040061
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS Ketua
Dra. Darmiyanti Muchtar M.Phil Anggota
Diketahui Ketua Program Studi Sosiologi Pedesaan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. M.T. Felix Sitorus, MS.
Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS
Tanggal Lulus:
PRAKATA Berbicara pengelolaan kekayaan alam berarti berbicara setidaknya tentang dua kepentingan: ekonomi dan konservasi yang dalam pengejawantahannya sangat sering tidak selaras. Mengapa demikian? Dalam proses pembangunan, kehilangan kekayaan alam dan kerusakan lingkungan hidup yang terus melaju dinilai sebagai suatu konsekuensi. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2000 menggambarkan bahwa ekspansi puluhan ribu industri ke desa-desa telah menyebabkan belasan ribu desa mengalami ganggungan lingkungan dan menyingkirkan rakyatnya dari sumberdaya dan hasil produksi lokal mereka. Tanpa ada pilihan lain, mereka terpaksa harus menjemput resiko sosial, menjadi kaum pengungsi, di kota-kota besar. Kehidupan di kota-kota besar tersebut ternyata hanya mempertajam proses dehumanisasi yang mereka alami. Apakah ada upaya pemecahan? Bagaimana dengan konservasi? Suatu fakta yang belum terbantahkan bahwa konservasi masih merupakan upaya eksklusif dan setengah hati untuk ‘melindungi dan melestarikan’ sebagian komponen dari ekosistem: flora, fauna beserta habitatnya. Komponen manusia masih dinilai sebagai ancaman bahkan di beberapa kawasan konservasi dianggap sebagai perusak ekosistem. Dihadapkan dengan kepentingan ekonomi, konservasi tidak berdaya untuk bernegosiasi. Diantara ekonomi dan konservasi itu, rakyat yang bermukim di sekitar dan atau di dalam kawasan yang sarat dengan kekayaan alamnya, terutama perempuan dan kelompok marjinal lainnya, merasakan wilayah hidup mereka semakin sempit. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya karena saya mendapatkan kesempatan untuk mencoba mempelajari dan memahami situasi di atas melalui penelitian karya ilmiah ini. Tema yang dipilih dalam penelitian ini, yang pelaksanaannya mulai sejak Mei sampai Agustus kemudian dilanjutkan kembali pada Nopember 2006, adalah gerakan konservasi lokal berbasis perempuan. Karya ilmiah ini dapat dihadirkan karena interaksi saya dengan berbagai pihak penting di bawah ini. Untuk itu, saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada mereka: • Bapak Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS, dan Ibu Dra. Darmiyanti Muchtar, M.Phil selaku komisi pembimbing. Dengan kesabaran dan arahan dari Beliau berdua saya berusaha untuk menyampaikan dan menganalisa temuan dari penelitian ini mendekati suatu hasil yang lengkap; • Ibu Ir. Melani A. Sunito, MSc selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritikan dan asupan yang konstruktif terhadap penajaman bahasan tesis ini; • Para subjek utama penelitian, petani dan atau buruh tani perempuan yang tergabung dalam Kelompok Cepak Nangka dan Andam yang telah bersedia berbagi pendapat, harapan, dan kesulitan dalam memahami dan mengungkapkan kembali inisiatif mereka untuk memperjuangkan konservasi berbasis rakyat; • Para subjek penelitian lainnya dari Kelompok Rimba Lestari dan pengurus KSM Nyungcung; • Kawan-kawan lain, perempuan dan laki-laki, dari komunitas di Kampung Nyungcung, Malasari, dan Cisangku yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu;
• Aparat Pemerintah Desa Periode 1998 – 2006, terutama Bapak Sarmat, Bapak Kandar, dan Bapak Engkus yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian dan mengakses data dari Monografi Desa 2005 dan beberapa dokumen lainnya; • Pengurus Harian dan semua staf RMI – the Indonesian Institute for Forest and Environment yang telah menyediakan fasilitas, bersedia berdiskusi, dan membantu selama proses pengkajian dokumen pertemuan dan fasilitasi di Malasari; • Dewan Eksekutif dan semua staf KAPAL (Lingkar Pendidikan Alternatif) Perempuan yang telah menyediakan fasilitas, memberikan kontribusi pemikiran, dan dengan keunikan masing-masing memberikan semangat ketika saya merasa lelah berpikir selama masa perbaikan tesis. • Ibunda Aslamiyah Arsyad tercinta. Diantara sakit dan kesendiriannya, Beliau selalu memberikan aliran doa, kasih sayang, semangat, kontribusi pemikiran, dan mengingatkan saya untuk menjaga kesehatan, yang kesemuanya itu merupakan sumber semangat dan kekuatan saya melakukan penelitian dan penulisan tesis ini; • Almarhum Ayahanda Andjera tercinta yang juga merupakan sumber kekuatan saya untuk selalu memberikan perhatian penting pada setiap pengetahuan dan pengalaman, terutama dari pihak-pihak yang terzolimi; • Adinda Ahmad Taufik dan Dian Angraini, yang walaupun jauh, tetap memberikan doa dan semangat kepada saya; • Bibi (Tante Aina dan Bik Cik), Paman (Jujuk Ilman dan Om Kir), dan Saudarasaudara saya yang lain, yang juga memberikan doa dan mengingatkan saya untuk menjaga kesehatan selama penelitian, penulisan dan perbaikan tesis ini; • Para dosen dan staf TU di Program Studi Sosiologi Pedesaan (SPD) yang selama perkuliahan dan pengurusan administrasi penelitian, seminar, ujian, dan perbaikan tesis membantu saya melalui semua proses dengan baik. • Lembaga WWF USA yang telah mempercayakan sebagian dananya untuk saya akses dalam rangka melanjutkan pendidikan formal di Program Studi Sosiologi Pedesaan, Pascasarjana IPB. • Kawan-kawan kos di KPP IPB C-22, terutama Diana dan Eka, yang selalu memberikan semangat kepada saya selama penulisan dan perbaikan tesis. • Kawan-kawan di SPD, terutama Kak Roosganda, Sindu, Anton, dan Rais. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kawan-kawan petani dan atau buruh tani yang tergabung dalam KSM Nyungcung, terutama anggota perempuannya dari Kelompok Cepak Nangka, Andam, dan Anggek, Pemerintah Desa Malasari yang baru terpilih, RMI selaku ORNOP yang masih memfasilitasi proses penyelesaian konflik di Malasari, saya sendiri, dan pihak-pihak lain yang berminat untuk bersama-sama kita semua mampu melakukan penguatan terhadap apa yang kita perjuangkan.
Bogor, Januari 2007
Ulfa Hidayati NIM A152040061
RIWAYAT HIDUP Saya dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 7 Oktober 1970 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari Ayahanda Andjera (almarhum) dan Ibunda Aslamiyah Arsyad. Kedua orang tua saya berasal dari keluarga petani kebun – sawah di Sumatera Selatan. Pendidikan sarjana S1 ditempuh di Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB sejak tahun 1990, dan lulus pada tahun 1993. Pada tahun 2004, dengan dukungan beasiswa dari WWF USA saya melanjutkan pendidikan strata S2 di Program Studi Sosiologi Pedesaan, Pascasarjana IPB. Selain menjalani pendidikan S2, sejak September 2004 saya merupakan salah satu anggota Badan Pengurus RMI – the Indonesian Institute for Forest and Environment. Sebelumnya, sejak Desember 1996 – Agustus 2004, saya merupakan bagian dari Badan Pelaksana (Pengurus Harian) RMI.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL …………………………………………………..…...….
x
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………..……....
xi
PENDAHULUAN Latar Belakang ........... ……………………………………..….......… Perumusan Masalah .............................................................................. Tujuan Penelitian .................................................................................. Manfaat Penelitian ................................................................................ Batasan Terma yang Digunakan ........................................................... Sistematika Penulisan Tesis ................................................................. Catatan Kaki ..........................................................................................
1 11 11 12 12 18 22
KERANGKA PEMIKIRAN Pembangunanisme dan Feminisasi Kemiskinan .................................. Budaya Patriarkhi dan Partisipasi Politis Perempuan .......................... Intervensi Gerakan Lingkungan dan Tumbuhnya Gerakan Konservasi Lokal Berbasis Perempuan .............. Catatan Kaki ..........................................................................................
41 50
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Feminis ............................................................................. Pendekatan dan Metode Penelitian ....................................................... Keterbatasan Penelitian ........................................................................ Catatan Kaki ..........................................................................................
51 55 60 61
GAMBARAN UMUM LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN Letak dan Posisi Desa Malasari ............................................................ Sejarah Desa Malasari .......................................................................... Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Malasari .................................... Kondisi dan Situasi Perempuan Malasari – Nyungcung ....................... Profil Subjek Penelitian ........................................................................ Catatan Kaki ..........................................................................................
62 65 68 73 86 97
TUMBUHNYA GERAKAN KONSERVASI LOKAL BERBASIS PEREMPUAN DI KAMPUNG NYUNGCUNG Politik Perlawanan Rakyat Malasari: Sebuah Konteks ......................... Feminisasi Kemiskinan dalam Konteks Perlawanan Rakyat ............... Budaya Patriarki: Faktor Penentu Tingkat Militansi Perempuan .......... Intervensi ORNOP dengan Komunitas Malasari-Nyungcung dalam Konflik Tenurial ....................................................................... Menjadi Perintis Konservasi: Menggerakkan yang Lain ..................... Catatan Kaki ..........................................................................................
24 32
99 104 110 113 126 135