GEOLOGI DAN ANALISIS DIAGENESIS BATUGAMPING FORMASI BULU, DAERAH DESA TINAPAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN BLORA, JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR A
Diajukan Sebagai Syarat Dalam Mencapai Kelulusan Strata Satu (S-1) Di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu Dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung
Oleh: Edola Riono 120 06 040
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011
LEMBAR PENGESAHAN GEOLOGI DAN ANALISIS DIAGENESIS BATUGAMPING FORMASI BULU, DAERAH DESA TINAPAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN BLORA, JAWA TENGAH
Diajukan Sebagai Syarat untuk Kelulusan Sarjana Strata Satu (S-1) Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung
Penulis
Edola Riono 12006040
Menyetujui
Dosen Pembimbing 1
Dosen Pembimbing 2
Prof. Dr. Emmy Suparka
Ir. Nurcahyo Indro Basuki, M. T.,
NIP: 194804171974012001
Ph.D. NIP: 196806251994021001
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
“ Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nya segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya segala penentuan dan hanya kepadaNya kamu dikembalikan” (Q.S. 28:70) “Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar” (Q.S. Al Qashash: 80)
Sebuah karya kecil untuk Papa, Mama, Yodhata, Indah, dan Devi serta semua yang kusayangi
GEOLOGI DAN ANALISIS DIAGENESIS BATUGAMPING FORMASI BULU, DAERAH DESA TINAPAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN BLORA, JAWA TENGAH
SARI Daerah penelitian berada di Desa Tinapan dan sekitarnya, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Daerah penelitian memiliki luas 25 km2 dan berada pada ketinggian 75 m – 187,5 mdpl. Letak geografis daerah penelitian, yaitu 111011’24” – 111013’30” BT dan 6057’6,5” – 7000’00” LS. Satuan Geomorfologi pada daerah penelitian terdiri dari Satuan Perbukitan Karst Goaterawang yang dicirikan oleh bukit-bukit yang telah mengalami pelarutan (karstifikasi) yang cukup signifikan, Satuan Dataran Antiklin Kedungmulyo dicirikan oleh dataran yang dipengaruhi struktur antiklin, Satuan Dataran Sinklin Kedungbanggi dicirikan oleh dataran yang dipengaruhi struktur sinklin, Satuan Perbukitan Homoklin Kajengan dicirikan oleh perbukitan dengan kemiringan lapisan searah ke selatan, dan Satuan Dataran Alluvial Kali Penjalin dicirikan oleh dataran dengan endapan material lepas. Pada daerah penelitian, satuan batuan tertua adalah Satuan Batupasir berumur Miosen Awal-Miosen Tengah (N8-N12) yang disetarakan dengan Formasi Ngrayong dan diendapkan di lingkungan dekat pantai sampai Neritik Tengah. Diendapkan secara selaras di atas Satuan Batupasir, yakni Satuan Batugamping berumur Miosen Tengah (Tf2-Tf3) yang disetarakan dengan Formasi Bulu dan diendapkan di lingkungan Neritik Tengah. Selanjutnya, Satuan Batulempung diendapkan secara menjemari terhadap Satuan Batugamping dan selaras di atas Satuan Batugamping. Satuan Batulempung berumur Miosen Tengah (N13-N14) disetarakan dengan Formasi Wonocolo dan diendapkan di lingkungan Neritik Tengah Bagian Dalam. Satuan Alluvial diendapkan secara tidak selaras di atas semua satuan yang lebih tua dengan batas erosional.
i
Struktur geologi yang terdapat pada daerah penelitian, antara lain kemiringan lapisan, antiklin, sinklin, dan sesar. Struktur antiklin dan sinklin diinterpretasikan merupakan akibat gaya kompresi berarah relatif utara-selatan pada kala Akhir Miosen Tengah. Struktur sesar berupa sesar mendatar menganan yang diperkirakan berumur Miosen Akhir. Pengamatan petrografi menunjukkan bahwa proses-proses diagenesis yang terjadi pada Satuan batugamping berupa mikritisasi mikrobial, sementasi, kompaksi, dolomitisasi, neomorfisme, dan pelarutan. Lingkungan diagenesis yang dapat diinterpretasikan dari pengamatan petrografi, yaitu lingkungan diagenesis dengan urutan marine phreatic, shallow burial, meteoric phreatic, deep burial, meteoric phreatic, dan vadose. Kata Kunci: Formasi Bulu, Diagenesis, Batugamping, Desa Tinapan.
ii
GEOLOGI DAN ANALISIS DIAGENESIS BATUGAMPING FORMASI BULU, DAERAH DESA TINAPAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN BLORA, JAWA TENGAH
ABSTRACT The research area is located in the Tinapan village and its surroundings, Todanan District, Blora Regency, Central Java Province. This area is ±25 km2 wide and at an altitude of 75 m - 187.5 m above sea level. Geographically, it is located in longitude 111011’24” – 111013’30” BT and latitude 6057’6,5” – 7000’00” LS. Geomorphology unit in the research area consist of Goaterawang Karst Hills Unit which is characterized by hills that show significant dissolution, Kedungmulyo Anticline Plain Unit is characterized by a plain, which is influenced by anticline structure, Kedungbanggi Syncline Plain Unit is characterized by a plain, which is influenced by syncline structure , Kajengan Homoclinal Hills Unit is characterized by hills with layers dipping southward, and Alluvial Plain Unit is characterized by a plain composed of loose material deposits. In the research area, the oldest rock unit is Sandstone Unit that was deposited in Early Miocene-Middle Miocene (N8-N12), equivalent to Ngrayong Formation, and was deposited in the near coast to the Middle Neritic environtment. Limestone Unit was deposited conformably above Sandstone Unit, deposited in Middle Miocene (Tf2-Tf3), equivalent to Bulu Formation, and was deposited in the Middle Neritic environment. Later, Claystone Unit was deposited interfingering with Limestone Unit and conformably above Limestone Unit. Claystone unit was deposited in Middle Miocene (N13-N14), equivalent to Wonocolo Formation and was deposited in the Deep Middle Neritic. Alluvial Unit was deposited unconformably above all previous unit with erotional contacts. Geological structures observed in the research area are dip slopes, anticline, syncline, and fault. Anticline and syncline structures were interpreted to become the result of primary stress with north-south trend in Late Middle Miocene. Fault that observed is dextral strike slip fault, that was formed in Late Miocene.
iii
Petrographic observations indicate that diagenetic processes were occured in limestone units are microbial micritization, cementation, compaction, dolomitization, neomorfism, and dissolution. Sequence of diagenetic environments interpreted from petrographic observations are marine phreatic, shallow burial, meteoric phreatic, deep burial, meteoric phreatic, and vadose. Keywords: Bulu Formation, Diagenesis, Limestone, Tinapan Village.
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan ridho dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dalam rangka Tugas Akhir, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S-1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Penelitian Tugas Akhir ini berjudul “Geologi dan Analisis Diagenesis Batugamping Formasi Bulu, Daerah Desa Tinapan dan Sekitarnya, Kabupaten Blora, Jawa Tengah”. Pada Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai geologi daerah penelitian dan analisis diagenesis batugamping Formasi Bulu berdasarkan data lapangan serta data laboratorium. Penulis berharap dapat menambah pengetahuan tentang geologi dan diagenesis pada batugamping dengan menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan tugas akhir ini. Penulis sangat menyadari tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, pelaksanaan dan penyusunan tugas akhir ini tidak akan berjalan lancar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Keluargaku tercinta, antara lain Papa, Mama, dan Adik-adikku atas doa, kasih sayang, dan dorongan semangat yang tiada henti diberikan kepada penulis dengan tulus dan ikhlas, 2. Prof.
Dr.
Emmy
Suparka selaku Pembimbing 1 yang selalu sabar
mengajarkan dan membimbing penulis, meluangkan waktu dalam kesibukkan Ibu yang padat, dan juga selalu memberikan semangat kepada penulis, 3. Ir. Nurcahyo Indro Basuki, M. T., Ph. D. selaku Pembimbing 2 yang selalu sabar mengajarkan dan membimbing penulis, meluangkan waktu dalam kesibukkan Bapak yang padat, dan juga selalu memberikan saran dan semangat kepada penulis, 4. Dr. Ir. Chalid Idham Abdullah selaku dosen yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan penulis tentang beberapa bahasan dalam Tugas Akhir ini, dan memberi saran dan semangat kepada penulis, v
5. Dr. Ir. Budi Brahmantyo, M. Sc. selaku dosen yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan penulis tentang beberapa bahasan dalam Tugas Akhir ini, dan memberi saran dan semangat kepada penulis, 6. Dr. Ir. Bambang Priadi selaku Wali Sarjana yang telah memberi saran dan semangat kepada penulis, 7. Pimpinan, seluruh dosen, dan karyawan di lingkungan Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, 8. Kekasihku tercinta, Devi Permata Surya yang selalu mendukung dan memberikan semangat tiada henti, mendampingi dan menenangkan penulis di kala penulis rapuh, memberikan senyuman manis di sela-sela kesibukannya, dan selalu ada di dekat penulis di saat suka maupun duka, 9. Keluarga Bapak Surahman di Desa Todanan, yang telah mau mengizinkan penulis dengan ikhlas untuk menginap di rumah beliau, dan memberikan semangat kepada penulis, 10. Keluarga Mas Sugianto di Desa Tinapan, yang telah membantu penulis di lapangan dengan ikhlas, dan memberikan semangat kepada penulis, 11. Teman-teman penulis, Rezky Adityo, Andini, Syahrial, Hendaru, Farabi, Ryan, Alanta Elyan Putra, dan Adhitya Pratama L, yang membantu dalam banyak hal, memberikan semangat, dan bermain bersama di kala penulis jenuh, 12. Teman-teman geologi angkatan 2006, yang memberikan perhatian dan menyemangati penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini, 13. Teman-teman “GEA”, yang memberikan perhatian dan menyemangati penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini, 14. Dan banyak pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu yang telah sangat membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
vi
Penulis menyadari bahwa dalam Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran untuk perbaikan. Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi kita semua umumnya dan bagi penulis khususnya.
Bandung, 4 Maret 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN SARI...............................................................................................................
i
ABSTRACT .....................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
v
DAFTAR ISI ..................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xii
DAFTAR FOTO ...........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................
1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ..........................................................
2
1.3 BATASAN MASALAH ..............................................................
2
1.4 LOKASI PENELITIAN ...............................................................
2
1.5 KONDISI ALAM DAN MASYARAKAT DI DAERAH PENELITIAN..............................................................................
3
1.6 METODE DAN TAHAPAN PENELITIAN ...............................
4
BAB II GEOLOGI REGIONAL ....................................................................
7
2.1 FISIOGRAFI REGIONAL ..........................................................
7
2.2 STRATIGRAFI REGIONAL ......................................................
8
2.3 STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL JAWA ............................
11
2.3.1 Struktur Geologi Regional Cekungan Jawa Timur Utara .......
12
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN ..............................................
14
3.1 GEOMORFOLOGI ......................................................................
14
3.1.1 Geomorfologi Umum Daerah Penelitian ................................
14
3.1.2 Satuan Geomorfologi ..............................................................
15
3.1.2.1 Satuan Perbukitan Karst Goaterawang ..............................
15
3.1.2.2 Satuan Dataran Antiklin Kedungmulyo ............................
17
viii
3.1.2.3 Satuan Dataran Sinklin Kedungbanggi..............................
18
3.1.2.4 Satuan Perbukitan Homoklin Kajengan ............................
20
3.1.2.5 Satuan Dataran Alluvial Kali Penjalin...............................
21
3.1.3 Pola Aliran dan Tipe Genetik Sungai .....................................
22
3.1.4 Pola Kelurusan ........................................................................
23
3.2 STRATIGRAFI DAERAH PENELITIAN ..................................
25
3.2.1 Satuan Batupasir .....................................................................
26
3.2.1.1 Penyebaran Satuan Batupasir ............................................
26
3.2.1.2 Ciri Litologi Pada Satuan Batupasir ..................................
27
3.2.1.3 Umur dan Lingkungan Pengendapan Satuan Batupasir ....
28
3.2.1.4 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi Satuan Batupasir ............................................................................
28
3.2.2 Satuan Batugamping ...............................................................
28
3.2.2.1 Penyebaran Satuan Batugamping ......................................
28
3.2.2.2 Ciri Litologi Pada Satuan Batugamping ............................
29
3.2.2.3 Umur dan Lingkungan Pengendapan Satuan Batugamping......................................................................
30
3.2.2.4 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi Satuan Batugamping......................................................................
30
3.2.3 Satuan Batulempung ...............................................................
30
3.2.3.1 Penyebaran Satuan Batulempung ......................................
30
3.2.3.2 Ciri Litologi Pada Satuan Batulempung ............................
31
3.2.3.3 Umur dan Lingkungan Pengendapan Satuan Batulempung......................................................................
33
3.2.3.4 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi Satuan Batulempung......................................................................
34
3.2.4 Satuan Alluvial........................................................................
34
3.2.4.1 Penyebaran Satuan Alluvial ..............................................
34
3.2.4.2 Ciri Litologi Pada Satuan Alluvial ....................................
34
3.2.4.3 Umur dan Lingkungan Pengendapan Satuan Alluvial ......
34
3.2.4.4 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi Satuan Alluvial .............................................................................. ix
34
3.3 STRUKTUR GEOLOGI DAERAH PENELITIAN ....................
35
3.3.1 Kemiringan Lapisan ................................................................
36
3.3.2 Antiklin Gayam .......................................................................
36
3.3.3 Sinklin Kedungwungu ............................................................
37
3.3.4 Sesar Mendatar Cokrowati ......................................................
37
3.3.5 Mekanisme Pembentukan Struktur Geologi ...........................
38
BAB IV TEORI DASAR DIAGENESIS BATUGAMPING ........................
39
4.1 TINJAUAN UMUM ....................................................................
39
4.1.1 Proses dan Produk Diagenesis ................................................
39
4.1.1.1 Mikritisasi Mikrobial .........................................................
39
4.1.1.2 Dolomitisasi .......................................................................
39
4.1.1.3 Sementasi ...........................................................................
40
4.1.1.4 Pelarutan ............................................................................
40
4.1.1.5 Neomorfisme .....................................................................
40
4.1.1.6 Kompaksi ...........................................................................
41
4.1.2 Lingkungan Diagenesis ...........................................................
41
4.2 ANALISIS DIAGENESIS BATUGAMPING FORMASI BULU ..........................................................................................
45
4.2.1 Metode Penelitian ...................................................................
45
4.2.2 Petrografi Batugamping ..........................................................
45
4.2.2.1 Boundstone ........................................................................
46
4.2.2.2 Grainstone..........................................................................
47
4.2.2.3 Packstone ...........................................................................
49
4.2.3 Analisis Produk Diagenesis ....................................................
50
4.2.3.1 Mikritisasi Mikrobial .........................................................
51
4.2.3.2 Sementasi ..........................................................................
51
4.2.3.3 Kompaksi ...........................................................................
55
4.2.3.4 Dolomitisasi ......................................................................
57
4.2.3.5 Neomorfisme .....................................................................
57
4.2.3.6 Pelarutan ............................................................................
58
4.2.3.7 Komponen Non-Karbonat .................................................
59
x
4.2.4 Tahapan dan Lingkungan Diagenesis Batugamping Formasi Bulu ........................................................................................
60
4.2.5 Sejarah Diagenesis Batugamping Formasi Bulu.....................
63
BAB V SEJARAH GEOLOGI ......................................................................
67
BAB VI KESIMPULAN ...............................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
73
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR Hal. Gambar 1.1
Lokasi Penelitian yang terletak di tenggara Desa Todanan (http://saripedia.files.wordpress.com/2010/11/jateng.jpg, 25 Januari 2011). ..................................................................
3
Gambar 2.1.
Fisiografi Jawa (Bemmelen, 1949) ......................................
8
Gambar 2.2.
Kolom Stratigrafi Lembar Rembang (Kadar dan Sudijono, 1994) ....................................................................................
11
Gambar 3.1.
Peta Pola Aliran Sungai di daerah penelitian .......................
23
Gambar 3.2.
Pola kelurusan daerah penelitian ..........................................
24
Gambar 3.3.
Kolom stratigrafi umum daerah penelitian (tanpa skala) .....
25
Gambar 3.4.
Peta Topografi dan kedudukan lapisan daerah penelitian ....
36
Gambar 3.5.
Bukti kelurusan yang mendukung gejala Sesar Mendatar Cokrowati (SRTM image) ....................................................
Gambar 4.1
Lingkungan diagenesis yang terjadi pada batuan karbonat (Tucker dan Wright, 1990) ...................................................
Gambar 4.2
66
Model pengendapan Satuan Batupasir (warna kuning), tanpa skala ............................................................................
Gambar 5.2
44
Skema sejarah diagenesis batugamping yang terjadi pada daerah penelitian ..................................................................
Gambar 5.1
43
Jenis struktur pelarutan pada Lingkungan Burial (Scholle dan Ulmer-Scholle, 2003). ...................................................
Gambar 4.6
43
Morfologi semen yang dominan pada lingkungan burial (Scholle dan Ulmer-Scholle, 2003) ......................................
Gambar 4.5
42
Morfologi semen yang dominan pada lingkungan vadose zone dan phreatic zone (Scholle dan Ulmer-Scholle, 2003)
Gambar 4.4
41
Morfologi semen yang dominan pada lingkungan marine phreatic (Scholle dan Ulmer-Scholle, 2003) .......................
Gambar 4.3
38
68
Model pengendapan Satuan Batugamping (warna biru) dan Batulempung (warna hijau), tanpa skala .......................
xii
69
Gambar 5.3
Model daerah penelitian setelah mengalami perlipatan (antiklin dan sinklin), tanpa skala ........................................
Gambar 5.4
Model daerah penelitian setelah mengalami patahan (sesar mendatar), tanpa skala ..........................................................
Gambar 5.5
69
70
Model pengendapan Satuan Alluvial (warna abu-abu), tanpa skala ............................................................................
xiii
70
DAFTAR FOTO Hal. Foto 3.1.
Geomorfologi perbukitan karst di Desa Goaterawang (foto atas). Foto diambil dari Kaki Bukit Goaterawang menghadap ke utara. Geomorfologi perbukitan karst di Desa Gayam (foto bawah). Foto diambil dari Desa Kalonan menghadap ke utara...
Foto 3.2.
15
Goa Bebek di Kaki Bukit Goaterawang, tampak sungai kecil yang mengalir keluar dari goa (foto kiri), dan Goa Macan di Kaki Bukit Goaterwang yang merupakan hasil pelarutan (foto kanan) ..........................................................................................
Foto 3.3.
16
Goa Terawang di Bukit Goaterawang, tampak adanya stalagtite (foto kiri), dan Goa Kidang di Desa Gayam, tampak adanya stalagmite (foto kanan) ...................................................
16
Foto 3.4.
Kali Goaterawang memiliki lembah sungai berbentuk ‘V’ ........
16
Foto 3.5.
Satuan Dataran Antiklin Kedungmulyo, terdiri dari litologi dominan batulempung dengan sisipan batugamping dan batupasir. Foto diambil dari Jalan Raya Tinapan menghadap ke arah timur ....................................................................................
Foto 3.6.
Kali Penjalin, menunjukkan sungai yang berkelok dan penyebaran endapan alluvial pada point bar ...............................
Foto 3.7.
17
18
Satuan Dataran Sinklin Kedungbanggi, terdiri dari litologi dominan batulempung dengan sisipan batugamping dan batupasir. Foto diambil dari Bukit Goaterawang menghadap ke tenggara .......................................................................................
Foto 3.8.
Kali Blimbing, menunjukkan sungai dewasa yang berkelok dan penyebaran endapan alluvial berapa pada point bar ...................
Foto 3.9.
19
20
Satuan Perbukitan Homoklin Kajengan. Foto diambil dari bukit persawahan di Desa Cokrowati menghadap ke arah utara .
21
Foto 3.10. Hulu Kali Blimbing, menunjukkan tahapan sungai dewasa .......
21
xiv
Foto 3.11. Kali Kedungwungu, menunjukkan sungai dewasa yang berkelok dan penyebaran endapan alluvial berapa pada point bar ...............................................................................................
22
Foto 3.12. Singkapan Satuan Batupasir di Hulu Kali Gemlep (lokasi E.6.1), singkapan lapuk, terlihat kenampakkan butir-butir kuarsa ..........................................................................................
27
Foto 3.13. Singkapan batugamping masif di daerah Pancasona pada lokasi E.9.13 (foto kiri) dan pada Lokasi E.9.11 (foto kanan). .............
29
Foto 3.14. Singkapan batugamping berlapis di Kali Kedungwungu pada lokasi E.1.14 (foto kiri) dan di Bukit Gayam pada Lokasi E.4.6. (foto kanan) .......................................................................
29
Foto 3.15. Singkapan Satuan Batulempung di Kali Penjalin (lokasi E.2.3), kondisi singkapan cukup lapuk ...................................................
31
Foto 3.16. Singkapan perselingan Batulempung dan Batupasir di Hilir Kali Penjalin (E.2.1), terlihat ada struktur paralel laminasi. Batupasir berwarna kecoklatan dan Batulempung berwarna abu-abu ........................................................................................
32
Foto 3.17. Singkapan batugamping pada Satuan batulempung di Kali Blimbing (lokasi E.3.13) ............................................................. Foto 3.18 Bukti
gejala
struktur
berupa
gash
fracture
di
33
Kali
Kedungwungu pada lokasi E.4.20 (foto kiri) dan shear fracture di daerah Kali Blimbing pada lokasi E.7.21 (foto kanan) ........... Foto 4.1.
35
Singkapan batugamping masif di daerah Pancasona (lokasi E.9.12), menunjukkan adanya koral dalam posisi tumbuh. Foto diambil menghadap ke arah timur ...............................................
Foto 4.2.
Singkapan batugamping berlapis di Kali Penjalin (lokasi E.8.4). Foto diambil menghadap ke arah barat ...........................
Foto 4.3.
47
Singkapan batugamping masif di Bukit Goaterawang (lokasi E.9.8). Foto diambil menghadap ke arah barat laut ....................
Foto 4.4.
46
49
Sayatan batugamping sampel E.9.13, memperlihatkan gejala mikritisasi pada dinding fosil (C3, H3) .......................................
xv
51
Foto 4.5.
Sayatan batugamping sampel E.1.3 (foto kiri) memperlihatkan semen kalsit blocky mengikat butiran dan matriks (B4). Sayatan E.4.6 (foto kanan) menunjukkan semen kalsit blocky mengisi porositas mouldic (G4) ..................................................
Foto 4.6.
Sayatan batugamping sampel E.1.11 memperlihatkan semen fibrous (C3) .................................................................................
Foto 4.7.
53
Sayatan batugamping sampel E.1.11, memperlihatkan semen equant calcite (C2) ......................................................................
Foto 4.9.
52
Sayatan batugamping sampel E.1.11 (foto kiri) dan E.3.1 (foto kanan) memperlihatkan semen fibrous to bladed (C2, H2) ........
Foto 4.8.
52
53
Sayatan batugamping sampel E.1.11, memperlihatkan semen syntaxial overgrowth yang tidak utuh lagi akibat pelarutan (C3, I3, foto atas), juga ada bentuk semen syntaxial overgrowth calcite yang digantikan oleh glaukonit (M3) ..............................
54
Foto 4.10. Sayatan batugamping sampel E.3.1 (foto kiri) dan E.1.11 (foto kanan) memperlihatkan semen glaukonit mengisi kamar fosil (B2, H3), terdapat kristal kalsit yang menusuk ke glaukonit (H3) .............................................................................................
55
Foto 4.11. Sayatan batugamping sampel E.9.8 (foto kiri), memperlihatkan cangkang fosil yang patah dan diisi oleh semen berbentuk equant (C4). Sayatan E.4.16 (foto kanan) menunjukkan rekahan yang diisi oleh semen kalsit equant (G2) ...................... Foto 4.12. Sayatan
batugamping
sampel
E.4.20
(foto
56
kiri),
memperlihatkan kontak suture (C3) yang menghasilkan stylolite. Sayatan E.6.14 (foto kanan) menunjukkan stylolite memotong semen berbentuk blocky (H3) dan mikrospar hasil neomorfisme (I2) .........................................................................
56
Foto 4.13. Sayatan batugamping sampel E.4.10, memperlihatkan kristal dolomit yang mengisi porositas vug (C3) dan mouldic (G3, I4) . Foto 4.14. Sayatan
batugamping
sampel
E.9.8,
memperlihatkan
aggrading neomorphism (D2) .....................................................
xvi
57
58
Foto 4.15. Sayatan batugamping sampel E.9.4 (foto kiri), menunjukkan adanya porositas mouldic pada kamar foraminifera besar (B2). Sayatan
batugamping
sampel
E.6.14
(foto
kanan),
memperlihatkan porositas channel (H3) .....................................
59
Foto 4.16. Sayatan batugamping sampel E.4.18, menunjukkan adanya porositas vug (C2) .......................................................................
59
Foto 4.17. Sayatan batugamping sampel E.3.1, memperlihatkan beberapa komponen non-karbonat, seperti kuarsa (E4), glaukonit (D2), dan mineral opak (A2).................................................................
xvii
60
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A1
Analisis Petrografi Satuan Batuan
Lampiran A2
Analisis Petrografi Batugamping
Lampiran A3
Analisis Produk Diagenesis
Lampiran B
Analisis Mikropaleontologi
Lampiran C
Analisis Struktur
Lampiran D
Analisis Kalsimetri
Lampiran E1
Peta Lintasan
Lampiran E2
Peta Geologi
Lampiran E3
Peta Geomorfologi
Lampiran E4
Peta Fasies
Lampiran E5
Kolom Stratigrafi
xviii