GEOLOGI DAERAH NEGARAJATI KEC. CIMANGGU, KAB. CILACAP, JAWA TENGAH
Oleh : Agus Suheli, Akhmad Syafuan, M.A Karmadi
Abstrak Daerah penelitian secara administratif berada di Desa Negarajati dan sekitarnya, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Luas daerah penelitian+64 km2. Pemetaan geologi ini bertujuan memberikan gambaran mengenai bentang alam, sejarah sedimentasi dan pembentukan struktur geologi di daerah penelitian. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui potensi endapan emas aluvial berdasarkan metoda panning di Desa Totabuan, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Geomorfologi daerah penelitian terdiri atas dua satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial dan Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan. Pola aliran sungai yang berkembang parallel dan rektangular, Jentera Geomorfik di daerah penelitian dapat digolongkan kedalam jentera geomorfik muda dan dewasa. Stratigrafi daerah penelitian di mulai dengan pengendapan satuan batuan batupasir selang-seling batulempung sisipan breksi Formasi Halang pada kala Miosen Akhir-Pliosen awal atau N14-N18, merupakan endapan turbidit sistem laut dalam bagian atas Upper fan - Lower fan. Di atas Formasi Halang pada kala Pliosen Awal (N19). diendapkan satuan batuan breksi sisipan batupasir Formasi Kumbang, yang merupakan endapan turbidit sisitem kipas laut dalam bagian atas Chanel fill dari Uper fan. Hubungan stratigrafi Formasi Kumbang terhadap Formasi Halang adalah selaras. Kemudian pada kala Pliosen Awal – Pliosen Akhir (N20-N21) daerah penelitian mengalami pengangkatan disertai sedimentasi yang diendapkannya satuan batuan batulempung selang-seling batupasir Formasi Tapak, secara selaras diatas satuan batuan sebelumnya Formasi Kumbang yaitu pada lingkungan pengendapan Neritik Tengah, yang mengakibatkan daerah penelitian berubah dari laut dalam menjadi laut dangkal. Pembentukan struktur geologi di daerah penelitian diperkirakan dimulai pada kala Pliosen Akhir Plistosen Awal, dengan gaya tegasan utama berarah hampir utara–selatan N5°E. Gaya yang bekerja intensif ini di daerah penelitian menyebabkan terbentuknya struktur lipatan dan patahan berupa antiklin, sinklin serta sesar naik dan sesar mendatar. Kata-kata kunci : orogenesa, antiklin, sinklin,Dragfault, dan thickening upward
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
1
1. UMUM Geologi merupakan suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang menarik untuk dipelajari, secara umum membahas mengenai batuan penyusun, struktur, proses kejadian serta urut - urutan yang membentuk tatanan geologi pada daerah tertentu. Dewasa ini, ilmu geologi sangat di perlukan untuk mengetahui kejadian - kejadian geologi yang terjadi di bumi ini. Daerah Negarajati, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah perbukitan dan dataran yang memanjang relatif berarah baratlaut - tenggara, yang terletak pada Zona Antiklinorium Bogor Serayu Utara Kendeng. Secara geologi daerah ini tersusun oleh batuan sedimen tersier yang terlipat dan tersesarkan. Menurut peneliti terdahulu, diketahui bahwa kondisi geologi daerah Majenang cukup komplek, terutama tatanan batuan batuan dari Formasi Halang dan Formasi
Kumbang yang diendapkan pada lingkungan laut dalam dengan mekanisme aliran gravitasi (turbidit), Formasi Tapak diendapkan pada Lingkungan laut dangkal.
Secara umum daerah penelitian berupa perbukitan, memanjang dari baratlaut-tenggara dan dengan kisaran ketinggian antara 50 s/d 475 meter di atas muka air laut. Berdasarkan struktur, litologi, dan pengamatan bentanag alam di lapangan, geomorfologi daerah penelitian di bagi menjadi 2 (du) satuan geomorfologi, yakni : 1) Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan. dicirikan oleh perbukitan yang memanjang dari baratlaut - tenggara, terdapat punggungan homoklin, gawir sesar, dan hogback. Menempati ± 95 % luas daerah penelitian pada peta geomorfologi. Satuan ini berada pada ketinggian 50s/d 475 m.d.p.l. Sungai yang mengalir pada satuan ini memiliki pola aliran paralel, dan rektangular. Dari pola kontur secara umum, ditafsirkan bahwa satuan geomorfologi disusun oleh batuan keras-lunak, dan dari hasil pengamatan lapangan bahwa litologi yang menyusun satuan geomorfologi ini adalah Satuan Batupasir Selang-Seling batulempung dan satuan Breksi Sisipan Batupasir.
Struktur geologi yang berkembang di daerah Majenang cukup rumit yang berarah timurlaut – baratdaya (Kastowo, 1975). Berdasarkan sejarah sedimentasi dan posisi tektonik yang cukup menarik, maka penulis tertarik untuk melakukan pemetaan geologi di daerah Negarajati, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, untuk mengetahui sejarah geologi dan unsur unsur geologi yang berkembang di daerah penelitian.
Foto 1. Bentuk morfologi perbukitan lipat patahan, diambil dari Desa Negarajati ke arah tenggara.
Gambar 1. Peta lokasi penelitian.
2. KONDISI GEOLOGI 2.1 Geomorfologi
2)
Satuan Geomorfologi Aluvial Sungai, dicirikan adanya dataran banjir dan endapan sungai berupa kerakal, kerikil, pasir, dan lempung yang bersifat lepas.
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
2
Menempati ± 5% luas daerah penelitian pada peta geomorfologi.
Foto 2. Satuan geomorfologi dataran aluvial.di ambil di Sungai Cilemeh ke arah selatan.
2.2 Stratigrafi Stratigrafi daerah penelitian terdiri atas 4 (empat) satuan batuan dan diketahui urutan dari tua ke muda sebagai berikut : 1) Satuan Batupasir selang-seling batulempung Sisipan Breksi, Formasi Halang, menempati ± 74,6% daerah penelitian, memiliki sebaran mulai dari bagian barat, timur, tengah, tenggara dan utara peta geologi. Secara umum, satuan batuan ini memiliki kondisi singkapan yang segar dan perlapisan yang relative baik. Struktur sedimen yang dijumpai berupa pararel laminasi, convolute, dan gradded bedding. Batupasir, berwarna abu – abu terang sampai kecoklatan dengan ukuran butir pasir halus – sedang (0,25 – 0,5 mm), bentuk butir menyudut tanggung - membulat tanggung, kompak, dan bersifat karbonatan dengan komposisi kuarsa, dan biotit. Dengan ketebalan lapisan berkisar ±10 cm – 2 m. Terdapat struktur pararel laminasi,dan convolute. Sedangkan secara mikroskopis, Batupasirnya memiliki ciri : Sayatan berwarna abu-abu kecoklatan, berbutir halus-sedang ( θ < 0,3 mm), membundar sampai menyudut tanggung, kemas terbuka, pemilahan sedang, terdiri atas plagioklas, hornblend,kuarsa, lithik, mineral opak, dan lempung: Lithik Wacke (Gilbert, 1953) (lampiran petrografi). Batulempung, dengan ciri – ciri keadaan singkapan segar, berwarna abu – abu, bersifat
karbonat, Komposisi mineral lempung dengan ketebalan 10 – 70 cm. Breksi merupakan sisipan dari batupasir selang-seling batulempung bagian atas. Terdiri dari massa dasar batupasir, warna abu – abu kecoklatan, ukuran butir pasir sedang – kerakal, membulat tanggung – menyudut tanggung, pemilahan buruk, kemas terbuka, bersifat karbonatan. Fragmennya terdiri dari batuan beku andesit, basalt, batupasir, batulempung, dan cangkang molusca, ukuran fragmen 2 – 50 cm. Jurus dan kemiringan lapisan batuannya umumnya N110-315°E dengan besar kemiringan berkisar antara 15° – 80°. Ketebalan yang diperoleh berdasarkan pengukuran penampang geologi yaitu > 1.525 meter. Umur satuan batuan ini diperkirakan pada kala Miosen Akhir yaitu pada N14 – N18. Adapun kisaran lingkungan pengendapan dengan mekanisme turbidit pada suatu sistem lingkungan Kipas Laut dalam.
Foto 3. Singkapan Batupasir selang-seling Batulempung LP CKKL11 di Sungai Cikokol (Penulis, 2013).
Foto 4. Singkapan batupasir selang seling batulempung sisipan breksi di Kali Cikokol pada LP CKKL 04
2) Satuan Breksi Sisipan Batupasir, Formasi Kumbang, menempati ± 13,5%
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
3
daerah penelitian, memiliki sebaran mulai dari bagian selatan dan timurlaut peta geologi. satuan ini tersingkap baik di antara Gunung Salam, Gunung Negarajati, dan Gunung Ipis. Sebagian besar breksi tersingkap pada bukit – bukit. Sedangkan batupasir tersingkap di anak anak sungai. Batupasir pada satuan ini memiliki kedudukan (jurus) batuan berkisar antara N125˚E - N145˚E dan kemiringan batuan berkisar antara 21˚ -35˚. Ketebalan yang diperoleh berdasarkan hasil rekontruksi penampang geologi yaitu 525 meter, sedangkan menurut regional ketebalan Formasi Kumbang mencapai 2000 meter ke arah utara dan ke arah selatan menipis. Satuan ini di susun oleh breksi yang berlapis buruk dan merupakan breksi monomik karena fragmen yang menyusun relatif seragam yakni batuan beku andesit, di dominasi oleh breksi dengan sisipan batupasir dengan keadaan singkapan segar–lapuk. Pengukuran kedudukan hanya dapat dilakukan pada batupasir sedangkan kedudukan breksi tidak dapat diukur. Ketebalan lapisan batupasir berkisar 10 – 50 cm dan ketebalan lapisan breksi tidak dapat diukur karena sifatnya yang tidak berlapis dengan baik. Breksi pada satuan batuan ini tersingkap dengan baik, dengan kondisi singkapan relatif segar. Ukuran fragmen breksi sangat bervariasi menunjukan sortasi yang buruk. Batuan sedimen klastik, breksi berwarna abu – abu tua kecoklataan, bentuk butir menyudut tanggung, kemas tertutup, pemilahan buruk, kompak. Ukuran fragmen ± 0.5 – 50 cm dengan jenis fragmen batuan beku andesit. Masa dasar pasir, ukuran butir massa dasar pasir sedang (0,5 mm). Di bagian tengah satuan batuan ini terdapat sisipan batupasir dengan ciri litologi. batupasir batuan sedimen klastik, berwarna abu – abu kecoklatan, ukuran butir pasir sedang-kasar (0,5-2 mm), bentuk butir menyudut tanggung, pemilahan baik, kemas tertutup, dan kompak, semen oksidasi, dengan ketebalan lapisan berkisar ± 10 - 50cm. Sedangkan secara mikroskopis Sayatan Fragmen breksi adalah Andesit (Williams, 1952), dan batupasir nya pada adalah Chiefly Volkanic wacke (Gilbert, 1954).
Foto 5. Singkapan breksi di sungai Cileumeuh pada LP CLMH 04
Foto.6. Singkapan batupasir di Kali Citalaga pada LP CTLG 06
3) Satuan Batulempung selang-seling batupasir, Satuan ini tersebar +6,9% dari luas daerah penelitian, pada peta geologi berwarna hijau, Satuan ini dapat teramati dengan jelas di sepanjang Kali Citalaga, Cikarang dan Kali Cipodol. Kedudukan satuan batuan ini berarah relatif tenggara-baratlaut N125°E-N140°E, dengan kemiringan lapisan batuan yang berfariasi berkisar antara 15o sampai 35o.. Ketebalan satuan batuan ini berdasarkan hasil pengukuran pada rekontruksi penampang geologi diperoleh ketebalan > 425 meter, sedangkan menurut regional ketebalan Formasi Tapak mencapai 500 meter, (Kastowo, 1975). Secara umum batulempung dicirikan warna abu – abu kehitaman, butiran berukuran lempung, bersifat karbonatan. Ketebalan batulempung berfariasi berkisar 30 - 90 cm. Batupasir dicirikan dengan warna abu – abu kehijauan, ukuran butir pasir halus - pasir sedang (0,25 - 0,5mm), bentuk butir umumnya membulat – membulat tanggung, kemas tertutup, terpilah baik, porositas sedang,
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
4
bersifat karbonatan, komposisi mineral terdiri dari feldspar, lithik, dan kuarsa. Batupasir memiliki ketebalan antara 15 – 50 cm.
Tabel 1.Kolom stratigrafi daerah penelitian
Satuan ini dapat dibedakan dengan satuan batuan batupasir selang - seling batulempung sisipan breksi Formasi Halang, yaitu di batulempung dan batupasir terdapat banyak cangkang moluska berukuran ± 0,23cm, akan tetapi moluska – moluska tersebut terlihat kurang begitu kuat terawetkan dengan baik sehingga yang di jumpai umumnya berupa cangkang yang pecah – pecah, Sedangkan secara mikroskopis, sayatan tipis batupasirnya adalah Lithik Wacke (Gilbert, 1953).
Foto.7. Singkapan perselingan batulempung dan batupasir. Tersingkap di Kali Citalaga LP CTLG 08 ke baratdaya.
4) Satuan Endapan Aluvial Sungai, menempati ± 5% daerah penelitian. Memiliki sebaran di sekitar sungai besar di daerah penelitian. Penyebarannya di sekitar sungai Cileumeuh. Berdasarkan pengamatan di lapangan, ketebalan satuan ini adalah ± 20 cm - 1,5 m.
Foto .8. Aneka material lepas, di ambil di Sungai Cileumeuh ke arah selatan (Penulis, 2013).
2.3 Struktur Geologi Berdasarkan hasil pengamatan lapangan di daerah penelitian dijumpai struktur geologi berupa kekar, perlipatan dan sesar. 1) Struktur Kekar, berkembang di daerah penelitian dan dapat di bedakan menjadi : Shear joint atau compression joint yaitu kekar yang terbentuk akibat gaya tekanan. Tension joint, yaitu kekar yang terbentuk akibat gaya tarikan.
A
B
Foto .9. A) Kekar gerus (Shear Fracture) N65°E/87° dan N290°E/60°. di Kali Cisalak pada LP CSK05. B) Kekar tarik (extension fracture) N90°E/60° di Kali Cikokol pada LP CKKL 07 .
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
5
2)
Struktur perlipatan, yang dijumpai berupa antiklin yang ditandai oleh kemiringan lapisan sebagai bidang sayap dengan arah berlawanan dan Sinklin yang ditandai oleh kemiringan lapisan sebagai bidang sayap dengan arah yang searah. 2.1 Sinklin
Sinklin Cijati, Sinklin ini berkembang di sebelah utara daerah penelitian dengan arah relatif hampir baratlaut-tenggara. Meliputi desa Waru, desa Kutabima, Desa Pesahangan, Desa Cijati, dengan panjangnya di perkirakan ± 8,1 km. Satuan batuan yang dilalui oleh struktur lipatan ini adalah satuan batupasir selang-seling batulempung sisipan breksi Formasi Halang. Besar kemiringan pada sayap bagian utara berkisar 200 – 350, dengan jurus N115°E - N160°E. Sedangkan sayap bagian selatan mempunyai kemiringan berkisar 200 – 300 dengan jurus N 240° E – N 285°E. Berdasarkan besar kemiringan pada kedua sayap dan penampang maka sinklin ini diklasifikasikan sebagai sinklin simetri. Pada beberapa tempat terpotong oleh sesar mendatar. 2.2 Antiklin Negarajati, Antiklin ini berkembang pada bagian tengah daerah penelitian dengan arah relatif hampir baratlaut - tenggara. Sumbu melewati sungai Cireureuy. Desa Negarajati, Desa Cisalak, Cibalingbing dan Kali Cikawung, panjangnya di perkirakan ±8,1 km. Satuan batuan yang dilalui oleh struktur lipatan ini adalah satuan batupasir selang-seling batulempung sisipan breksi Formasi Halang. Besar kemiringan pada sayap bagian utara berkisar 150 – 450, dengan jurus N275°E – N310°E. Sedangkan sayap bagian selatan mempunyai kemiringan berkisar 150 – 500 dengan jurus N85°E – N155°E. Berdasarkan besar kemiringan pada kedua sayap dan penampang maka sinklin ini diklasifikasikan sebagai antiklin simetri. Pada beberapa tempat terpotong oleh sesar mendatar. 3) Struktur Patahan (Sesar) Struktur patahan yang berkembang di daerah penelitian berupa : 3.1 Sesar naik garunggang Sesar ini dinamakan sesar naik Garunggang karena dijumpai di bagian Sesar dan berkembang di sekitar Desa Negarajati,
Garunggang, Telagasari, Desa Cisalak, Kali Cicarenag, Kali Cisalak dan Babakan Pengasinan, di perkirakan memanjang sejauh 8,4 km. Arah sesar ini memanjang dengan arah relatif hampir baratlaut – tenggara. Sesar ini memotong satuan batuan batupasir selang seling batulempung sisipan breksi Formasi Halang. Adapun beberapa indikasi struktur antara lain : Perlapisan tegak pada batupasir selang–seling batulempung yang dijumpai di CCR 04, CREY 06, CKW 02, CKW 03, dan CKW 04. Kelurusan kontur dan Sungai di daerah Garunggang dan Gombrangsari.
Foto 10. Kedudukan batuan dengan dip yang tegak N 135°E/83° di ambil di Sungai Cikawung LP CKW 03 ke arah timur
3.2 Sesar naik Cisalak Sesar ini dinamakan sesar naik Cisalak karena dijumpai dan berkembang di sekitar Desa Cisalak, Desa Negarajati, kali Cisalak, Kali Cikawung diperkirakan memanjang sejauh 8,4 km. Arah sesar ini memanjang dengan arah relatif baratlaut – tenggara. Sesar ini memotong satuan batuan batupasir selangseling batulempung sisipan breksi Formasi Halang. Adapun beberapa indikasi atau struktur penyerta, antara lain : Perlapisan tegak pada batupasir selang seling batulempung yang dijumpai di CSK 01, CSLK 01, CSLK 02, CSLK 03, CKW 01, dan CCR 12.
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
6
Kelurusan kontur dan kelurusan Sungai Cicarenang. Drag fault di Kali Cisalak pada LP CSLK02
Foto .12. Cermin sresar pada batupasir di ambil di Kali Cimanggu pada LP CMGU 04 Foto .11. Drag fault di Sungai Cisalak Pada LP CSLK02 .
3.3 Sesar mendatar Cimanggu Sesar ini dinamakan sesar mendatar Cimanggu karena dijumpai dan berkembang dibagian barat di daerah penelitian sekitar Desa Negarajati, kali Cimanggu, kali Cibutut, dan Desa Pesahangan, diperkirakan memanjang sejauh 5,2 km. Arah sesar ini memanjang dengan arah baratdaya – timurlaut . Sesar ini memotong satuan batuan batupasir selang-seling batulempung sisipan breksi Formasi Halang dan memotong struktur perlipatan. Adapun beberapa indikasi struktur, antara lain : Pembelokan sungai secara tiba – tiba pada Kali Cireureuy CREY 03, CREY 06, dan di sungai Cileumeuh Kelurusan kontur di Desa Pesahangan dan di Dusun Cicadas Cermin sesar yang ditemukan pada singkapan Batupasir di Kali Cimanggu Lp CMGU 04, dengan hasil pengukuran, N400 E /250, Pitch 250, plunge 200, N250 E Cermin sesar yang ditemukan pada singkapan batupasir di Sungai Cileumeuh pada LP CLMH 01, dengan hasil pengukuran, N1950 E /650 , Pitch 380, plunge 250, N1450 E
3.4 Sesar mendatar cireureuy Sesar ini dinamakan sesar mendatar Cireureuy karena dijumpai dan berkembang dibagian tengah daerah penelitian sekitar Kali Cireureuy, Desa Negarajati, Telagaluhur, Garunggang dan Desa Pesahangan, diperkirakan memanjang ± 7,5 km. Arah sesar ini memanjang dengan arah baradayatimurlaut. Sesar ini memotong satuan batupasir selang-seling batulempung sisipan breksi Formasi Halang. Adapun beberapa indikasi struktur, antara lain :
Kelurusan sungai pada Kali Cireureuy Cermin sesar yang ditemukan pada singkapan batupasir di Desa Garunggang Lp GRG 01, dengan hasil pengukuran N 350 E / 200 ,Pitch 250, plunge 100, N1650 E Sumber mata air di Desa Cacaban kaler
Foto .13. Cermin sesar pada batupasir, di ambil di desa Garunggang pada LP GRG 01
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
7
3.4 Sesar mendatar Negarajati Sesar ini dinamakan sesar mendatar Negarajati karena dijumpai di bagian paling utara dan tengah daerah penelitian sekitar Desa Negarajati, Kali Cikokol Hulu, Desa Kutabima dan Dusun Pager gunung, diperkirakan memanjang ± 9.2 km. Arah sesar ini memanjang dengan arah baradaya – timurlaut. Sesar ini memotong satuan batupasir selangseling batulempung sisipan breksi Formasi Halang. Adapun beberapa indikasi struktur antara lain :
Kelurusan sungai dan kontur di Desa Kutabima Milonitisasi dengan arah N210°E di Kali Cikokol LP CKKL O2 Gawir sesar dengan arah N40°E di Kali Cikokol hulu Kelurusan Kali Cipodol Cermin sessar yang ditemukan pada singkapan Batupasir di Kali Cikokol hulu Lp CKKL 05A dengan hasil pengukuran N 250 E / 780, Pitch 340, plunge 100, N2850 E
Foto .14. Milonitisasi arah N210°E di ambil di Kali Cikokol pada LP CKKL 02.
3.4. KESIMPULAN DAN DISKUSI Berdasarkan dari hasil yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya yang berkaitan dengan geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi di daerah Negarajati Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, dapat disimpulkan : satuan geomorfologi di daerah penelitian dapat dibagi menjadi 2 (dua) satuan geomorfologi, yaitu satuan geomorfologi perbukitan lipat patahan, dan satuan geomorfologi dataran aluvial. satuan geomorfologi perbukitan lipat
patahan berupa bukit-bukit yang terbentuk akibat perlipatan dan patahan, Faktor pengontrol satuan geomorfologi ini diantaranya yaitu faktor litologi, faktor struktur dan faktor erosi. Sedangkan pada satuan geomorfologi dataran aluvial tidak dipengaruhi oleh faktor struktur, tetapi dipengaruhi oleh faktor litologi. Pola aliran sungai pada daerah penelitian adalah pola aliran rectangular dan paralel. Tahapan erosi sungai pada daerah penelitian muda – dewasa dan Jentera geomorfik dewasa. Stratigrafi daerah penelitian di bagi menjadi 4 ( empat ) satuan stratigrafi, yaitu : yang paling tua adalah satuan batuan batupasir selang – seling batulempung sisipan breksi yang diendapkan di lingkungan kipas laut dalam ( Upper – Sufrafan lobes on mid fan ) pada Miosen Akhir – Pliosen Awal ( N14 – N19 ). Kemudian diatasnya secara selaras diendapkan Satuan Batuan Breksi sisispan Batupasir di lingkungan pengendapan kipas laut dalam (Upper Fan) pada kala Pliosen Awal (N19). Kemudian diendapkan secara selaras pada kala Plistosen Tengah – Plistosen Akhir, Satuan Batuan Batulempung selangseling Batupasir, dan pada kala Holosen – Recent Satuan Endapan Aluvial menutupi satuan batuan dibawahnya. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah kekar, lipatan dan patahan. Struktur kekar berupa tension, release, dan shear. Struktur perlipatan yang berkembang adalah lipatan berupa Antiklin Negarajati, Sinklin Cijati. Struktur patahan yang berkembang di daerah penelitian adalah Sesar Naik Garunggang, Sesar Naik Cisalak, sesar Mendatar Cimanggu, Sesar Mendatar Cirerey, dan Sesar Mendatar Negarajati.
PUSTAKA [1]
[2]
[3]
Asikin S., 1995, “Buku Pedoman Geologi Lapangan”,Jurusan Teknik Geologi ITB, Bandung. Apandi dan S. Bachry, 1997, Peta Geologi Lembar Kotamobago, Sulawesi, 1 : 250.000 Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi, Bandung. BAKOSURTANAL, 1991, Peta Rupa Bumi Digital Indonesia 1 : 25.000 Lembar Inobonto No. 2316-63, Badan
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
8
Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Edisi : 1 – 1991, Bogor. [4] BAKOSURTANAL, 1991, Peta Rupa Bumi Digital Indonesia 1 : 25.000 Lembar Majenang No. 1308-523, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Edisi : 1 – 1991, Bogor. [5] Bemmelen, R.W. Van, 1949, The Geology of Indonesia, The Hague Martinus Nijhoff, Vol.1A, Netherlands. [6] Kastowo, 1975, Peta Geologi Lembar Majenang, Jawa, Skala 1:100.000, Direktorat Geologi, Bandung. [7] Luthfi, Mustafa, 2010, Prinsip – Prinsip Sedimentologi, Jurusan Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan, Bogor. [8] Mark, P, 1957, Stratigraphic Lexicon of Indonesia, Geological Research and Development Center, Bandung. [9] Moody J.D., and Hill M J., 1956, Whrench Fault Tectonik, Bull Of Geol, Soc Of Amerika. Vol 67. [10] Noor, Djauhari, 2010, Geomorfologi, Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan, Bogor. [11] Noor, Djauhari, 2010, Analisa Stratigrafi, Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan, Bogor.
[12] Ridzky Edin., 2010 “Geologi Daerah Pamulihan dan Sekitarnya Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Jurusan Teknik Geologi ITB, Bandung. [13] Selvina, Selly.,2010 “Geologi Dan Analisa Struktrur Daerah Bantarkawung dan Sekitarnya Kabupaten Brebes Jawa Tengah”, Jurusan Teknik Geologi ITB, Bandung. [14] Thornbury, William D., Principles of Geomorphology, Second Edition, John Willey and Sons Inc., New York, London, Sydney, Toronto, 594 p. [15] Www. Perpustakaan ITB online.com [16] Zuidam, R.A. Van., 1983, Guide to Geomorphology, serial Photographic Interpretation & Mapping, Enschede Netherlands, I.T.C. PENULIS [1]
[2]
[3]
Agus Suheli, ST., Alumni (2013) Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. Akhmad Syafuan, Ir., MT., Staf Pengajar dan sekretaris jurusan di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. M.A Karmadi, Ir., Staf Pengajar dan di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan.
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
9
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
10