GEOGRAFI PERDESAAN
Pandangan tradisional sampai 1980an: Geografi Perdesaan = Geografi Pertanian Geografi perdesaan adalah studi tentang gambaran fundamental kehidupan di perdesaan, serta tujuan dan hambatan kegiatan produksi pertanian pada wilayah dengan kondisi lingkungan fisik, sosial dan ekonomi yang beragam (George, 1963)
GEOGRAFI PERDESAAN Geografi perdesaan adalah studi tentang perubahanperubahanperubahan sosial, sosial, ekonomi, ekonomi, penggunaan lahan dan keruangan terkini yang terjadi di wilayah berkepadatan penduduk rendah yang umumnya dikenal dengan wilayah pinggiran (country side) (Clout, 1972).
Pandangan terkini sejak pertengahan 1980an: Geografi perdesaan mempelajari mekanisme operasi dan efek dari berbagai proses sosial, sosial, ekonomi dan politik terhadap wilayah perdesaan (Pacione, Pacione, 1984)
GEOGRAFI PERDESAAN
Definisi Perdesaan
Dua cara mendefinisikan perdesaan: 1) Perdesaan sebagai konsep geografi (empirikal) 2) Perdesaan sebagai representasi sosial (teoretikal) Perdesaan sebagai konsep geografi: 1. Bersifat empirik (terukur, batas dapat digambar dan analisis statistik dapat dilakukan) 2. Memerlukan aturan tentang definisi seperti threshold, kepadatan, proporsi penduduk dengan mata pencaharian tertentu 3. Memerlukan definisi tentang skala analisis (komunitas, daerah, munisipal)
Perdesaan sebagai konsep geografi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Perdesaan dapat didefinisikan dan dideliniasi secara empirik menggunakan data, sehingga dapat diperbandingkan Analisis statistik dapat dilakukan jika perlu Deliniasi yang tegas dapat dibuat untuk membedakan antara perdesaan dan nonnon-perdesaan Perbandingan antara wilayah yang secara intuisi dianggap perdesaan dapat dilakukan dengan definisi yang dibuat Dengan definisi ini antara perdesaan dan perkotaan dibedakan sematasemata-mata berdasarkan data yang digunakan Dengan deliniasi perdesaan semacam ini sebenarnya hanya dideskripsikan perdesaan berdasar beberapa variabel saja (bandingkan : Definisi dari BPS)
Perdesaan sebagai representasi sosial 1. Perbedaan antara perdesaan dan perkotaan 2.
3. 4.
5.
umumnya dapat dibuat secara intuitif Stereotipe wilayah perdesaan sebagai masyarakat pertanian, aman, damai, dan saling peduli (the rural idyll) Perdesaan adalah wilayah tempat tinggal masyarakat desa Ruang perdesaan – ruang yang diproduksi oleh tindakan-tindakan ekonomi, sosial dan politik Ruang perdesaan membantu membentuk masyarakat perdesaan yang pada gilirannya mereproduksi ruang perdesaan baru
Perdesaan sebagai representasi sosial 1. Siapa saja yang termasuk dalam kategori
perdesaan menjadi pertanyaan yang subyektif 2. Memberikan peluang untuk menempatkan manusia sebagai agen perubahan di perdesaan 3. Perdesaan sebagai representasi sosial
mencakup perhatian mengenai perubahan persepsi tentang perdesaan, reproduski masyarakat perdesaan dan reproduksi ruang perdesaan yang siklis dan kontinyu
Different Views of “The Rural” There are three major ways of thinking about ‘the rural’: • Functional approach: rural defined in terms of particular ways of life and landscapes. In one view, the rural is (1) dominated by economic production tied directly to the land; (2) made up of small, lower order settlements; and (3) characterized by a way of life involving a coherent identity, respect for the environment, and practices that reflect close ties to the land • Political-economic approach: rural defined in terms of the social processes that constitute it. However, the major processes operating in rural areas aren’t different from urban areas • Social construction approach: rural defined as an idea, or sign. Whether the sign has any relation to reality or not doesn’t matter. That such signs organize our ways of seeing the world make a difference -- our different idea of the rural is what makes it different
Karakteristik wilayah perdesaan 1. Tingginya proporsi penduduk yang bekerja berbasis lahan 2. Tingginya proporsi bentang alamiah daripada bentang buatan 3. Permukiman yang relatif kecil dibanding kota 4. Rendahnya kepadatan penduduk 5. Lebih homogen kondisi sosial, perilaku dan kepercayaan masyarakatnya 6. Perbedaan antar kelas tidak mencolok 7. Mobilitas spasial dan mobilitas sosial relatif rendah 8. Jaringan sosial sangat erat, termasuk dalam kegiatan ekonomi dan relatif tingginya kerjasama saling membantu antar anggota masyarakatnya (Sorokin and Zimmerman, 1929)
Perbandingan antara Masyarakat Gemeinschaft dan
Gesselschaft Karakteristik Sosial
Gemeinschaft
Gesellschaft
Hubungan sosial yang dominan
Kekerabatan, lokalitas, pertemanan, tanggung jawab terbagi bersama melalui kekeluargaan dan saling pengertian serta adanya konsensus alamiah tentang penialaian terhadap keputusan, barang maupun teman dan lawan bersama
Pertukaran, kalkulasi rasional, fungsi spesifik, formal dan tanggung jawab terbatas, kepemilikan individual, setiap orang terisolasi, terdapat tensi hubungan antar sesama
Susunan kehidupan sosial
Kehidupan keluarga, desa dan kota kecil
Kehidupan kota, nasional atau kosmopolitan
Wujud ukuran kesejahteraan
Tanah
Uang
Institusi sentral dan kontrol sosial
Aturan keluarga, kelompok suku, kebiasaan, tradisi dan agama
Negara, konvensi, kontrak, legislasi politik, opini publik
Peranan dan status
Peran individual sepenuhnya terintegrasi dengan sistem dan secara otomoatis diberikan (ascribed)
Peran didasarkan pada hubungan khusus, status diperoleh dengan prestasi
Tipologi sosial wilayah perdesaan
Terintegrasi Terdisintegrasi
Tingkat integrasi
Sikap masyarakat terhadap perubahan Terbuka
Tertutup
Ukuran besar, diversifikasi tinggi, kemampuan organisasi dan kelembagaan adaptif terhadap perubahan, pusat dari desadesa-desa di sekitarnya, self sufficient tetapi tetap berinteraksi dengan dunia luar, kadang merupakan subsub-urban
Desa tertutup dengan penduduk stable, ukuran bervariasi, inward looking, tradisional, menjaga batas dengan dunia luar. Peran terbagi dengan jelas, perilaku dan norma relatif homogen. Tidak selalu desa yang terpencil.
Dipengaruhi perubahan yang tak dapat terserap, terutama di wilayah koridor dengan pertumbuhan cepat, instabilitas organisasi, kelangkaan leadership dan tanggungjawab bersama, keterkaitan ke luar lebih kuat daripada ke dalam, banyak terjadi konflik nilai di dalamnya
Umumnya kecil dan jumlah openduduk cenderung turun, turun, depopulasi terjadi, terjadi, kelangkaan kegiatan nonnon-pertanian, pertanian, penduduk terlalu kecil, kecil, pelayanan sosialsosialekonomi tidak efisien, efisien, merupakan daerah industri tua atau desadesa-desa terpencil. terpencil.
DINAMIKA PERUBAHAN PERDESAAN MENURUT LEWIS DAN MAUNDER Depopulasi absolut karena kesempatan kerja pertanian turun, migrasi keluar, struktur umur menua, pertumbuhan alami turun
Repopulasi (karena migrasi kotakota-desa): desentralisasi industri, peningkatan mobilitas, pensiun, eksternalitas negatif kehidupan kota
I. Masyarakat tradisional
I. Masyarakat tradisional
II. Depopulasi
III. Repopulasi
IV. Populasi
II. Depopulasi
III. Repopulasi
Populasi (karena ekspansi metropolitan): gentrifikasi dan kebijakan pengembangan kota
Proporsi penduduk kota Arah migrasi dan sirkulasi
C
B Perkembangan menurut waktu
A
GEOGRAFI PERDESAAN GEOGRAFI SEJARAH
GEOGRAFI REGIONAL
GEOGRAFI & PERENCANAAN
GEOGRAFI POLITIK
GEOGRAFI PERTANIAN
GEOGRAFI PENDUDUK
GEOGRAFI SOSIAL
Pacione, 1984
GEOGRAFI FISIK
GEOGRAFI PERDESAAN
GEOGRAFI PARIWISATA
GEOGRAFI KUANTITATIF GEOGRAFI PERMUKIMAN GEOGRAFI TRANSPORTASI
GEOGRAFI EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA
GEOGRAFI KESEJAHTERAAN
Permukiman Perdesaan Pola Keruangan Simbol Titik 1. Acak (random) 2. Teratur (regular) 3. Memanjang garis
Tipologi Permukiman Perdesaan 1. Terdispersi atau dispersed 2. Mengelompok atau nucleated
Mengapa permukiman perdesaan terserak ? 1. Tidak ada gangguan dari luar permukiman 2. Kolonisasi oleh kelompok pioner individual yang tak terkait klan, agama atau ideologi 3. Dominasi kegiatan pertanian milik privat/pribadi 4. Lahan pertanian relatif padu tak terfragmentasi 5. Ekonomi perdesaan didominasi kegiatan peternakan ekstensif 6. Terrain yang berbukit atau berlereng terjal 7. Air tersedia melimpah dan mudah diperoleh 8. Adanya upaya pemerintah untuk efisiensi pertanian melalui land land--reform
Mengapa permukiman perdesaan berpola mengelompok? 1. Ada gangguan kemanan dari luar 2. Kolonisasi oleh suatu klan, keluarga, kelompok ideologi atau agama tertentu 3. Kelangkaan atau kelebihan air 4. Pewarisan lahan melalui pemecahan
(divided inheritance) 5. Pertanian berbasis budidaya tanaman 6. AlasanAlasan-alasan politik dan keagamaan
Ragam Pola Keruangan Permukiman Perdesaan
Ragam Diffusi dalam Ruang
Asumsi Dasar Central Place Model dari Christaller 1.
2. 3. 4.
5.
6.
7.
Wilayah datar dengan kemudahan transport yang sama ke semua arah, hanya ada satu alat transport dengan biaya proporsional dengan jarak Penduduk tersebar merata pada wilayah datar tersebut Central place ada di wilayah tersebut menyediakan barang, jasa dan administrasi bagi wilayah hinterland Konsumen bersikap rasional dengan meminimalkan jarak dan biaya transport dengan hanya menuju central place terdekat Pemberi pelayanan juga bersikap rasional dengan mengupayakan sebesar mungkin orang yang dilayani dan mengambil jarak sejauh mungkin dari pemberi pelayanan sejenis yang sudah ada (thresholds) Konsumen dan penyedia pelayanan selalu bersikap rasional, sehingga tidak ada orang yang memperoleh barang dan jasa dengan menempuh jarak yang lebih jauh dari yang semestinya (rank of goods) Central place dengan orde tinggi menawarkan jasa dan barang yang tak tersedia di central place dengan orde rendah, tetapi menawarkan jasa dan barang yang juga ditawarkan di central place orde rendah Semua konsumen memiliki pendapatan dan preferensi yang sama atas barang dan jasa
Bentuk ideal permukiman…… Prinsip ekonomi dan geometri Central Place Population threshold
Prinsip ekonomi
Range of goods
Prinsip geometri
Bentuk geometri permukiman lingkaran Permasalahan: overlap atau unserved areas Kompromi bentuk permukiman yang paling efisien untuk pelayanan adalah HEXAGONAL
Teori Pusat Sentral (Central Place Theory)
An explanation of the observed regularities of size, location and interdependence of urban settlements. Describes how urban areas are central places: distribution centres of economic goods and services to the surrounding nonnon-urban region. settlements serve as centres of market areas for services.
Concepts Related to CPT
Central Place: exists to provide goods and services to the hinterland. Range: maximum distance consumers will travel for good or service. Threshold: minimum market size needed to support a good or service. Market area/hinterland :area surrounding a service from which customers are drawn, based on range.
Higher order and lower order goods
Basic assumptions of CPT 1.
2.
3.
4. 5. 6.
Urban areas develop on an isotropic plain, with no topographic barriers. A regularly spaced and dispersed rural farm population. The population is uniform in terms of consumption, tastes, income. Economically rational consumers. Availability of goods or services based on market size. Purchases made based on proximity – the closest.
Basic assumptions of CPT Each kind of product or service available to the dispersed population would have its own threshold, or minimum number of customers to support its supply. Example: luxury goods are in low demand and expensive – high threshold. small grocery store – low threshold.
CPT - Pattern and Structure Threshold
Range
Centrality Threshold: min. population for normal profits Range: distance consumer is willing to travel to purchase product.
A - most influential central place; offers more specialized goods. C - least influential central place; offers more common goods.
Conclusions of CPT - 1
1 - The system of central places is interdependent. if one town fails, the entire system would rere-adjust its spatial pattern to maintain equilibrium. The stability of this system is reflected by a hierarchy of settlements.
Conclusions of CPT - 2
2 - Towns operating at the same size and functional level will be evenly spaced. Larger towns (higher(higher-order places) will be fewer and farther apart. Smaller towns will be numerous and closer together. This creates a hierarchy of central places, with a generalized 3 : 1 ratio (3 smaller towns for each 1 on the next level upwards).
Central Place Market Area Geometry
Principles for nested hierarchies of central places 1) Marketing Principle.
assumes service providers’ profits are maximized when number of central places is at a minimum. 2) Transportation Principle lowerlower-order central places at midpoint between central places of next largest size. as many places as possible lie on main transport routes connecting higher order centres.
Principles for nested hierarchies of central places 3) Administration principle
strong centralized political control. hinterlands of lowerlower-order places completely contained within a higherhigherorder place.
Applicability of CPT Generally valid in many different areas of the world. Vary by general income level, culture, landscapes, transportation system. Works well in agricultural regions, less so in highly industrialized centres.
Network cities
Where the CPT does not work very well is with the rise of network cities. Previously independent cities (operating at the same functionality level), develop a higher level of cooperation through the development of: high speed transportation corridors communication infrastructure.
KyotoKyoto-OsakaOsaka-Kobe corridor bullet train
Radio relay tower
Criticisms of CPT
Size and shape not valid. Not a general theory for the location of settlements. Not just distance that affects shopping behaviour. Static. Limited application. Does not account for specialised services.
Referensi Geografi Perdesaan Chambers, Robert. 1983. Rural Development: Putting the Last First. London: Oxford University Press. Clout, Hugh D.(Ed). 1972. Rural Geography: An Introductory Survey. Oxford: Pergamon Press. Daldjoeni, N. 1992. Geografi Baru: Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Alumni. Ellis, Frank. 2000. Rural livelihood Diversification in Developing Countries. London: Oxford University Press Illbery, Bryan. 2000. The Geography of Rural Change. London: Routledge. Lau. L and K.K. Yu. 1988. Lecture Notes on Certificate Geography. Hongkong: Greenwood Press. Pachione, Michael (Ed). 1983. Progress in Rural Geography. London: Croom and Helm. Pachione, Michael. 1984. Rural Geography. London: Harper and Row Publishers. Rigg, Jonathan. 2001. More than the Soil: Rural Change in South-east Asia. Singapore: Prentice Hall Publishers.
Lahan pertanian
Produksi pangan
Lahan hutan Penduduk Pelayanan Penumpang
Desa utama
Tubuh perairan
Pekerjaan
Petani
Permukiman Non-petani Penduduk
Permukiman Terserak
LAHAN PERDESAAN
Industri manufaktur
Perumahan Komunikasi Eksploitasi air Konservasi Rekreasi Fasilitas ,iliter Ekstraksi mineral