geng nulis sapulidi
RumahHijau
Geng Nulis Sapulidi Agus Supantiaji Ariefnuno Hadiwibawa Deden M. Sahid Deedee Demikian Desyana Uli Carolina Tampubolon Diandini Rooshanti Diangga Galih Ramadyan Dini Retno Utami Dyah Rachma Edo Rodholphi Erick Priambodo Erna Nur Wulandari Fietri Yulia Iklimilky Ira Handayanti Putri Ira Rahmawaty Mohammad Bayu Angga Permana Muhammad Hudawi Siregar Mutiara Sinambela Naupal Noor Paloma Humana Rani Wulandari Rezza Rinova Ririn Liechtiana Sachie Wulan Christiano
2
geng nulis sapulidi
Sasmito Bayu Setyawati Widodo Sigit Rais Sri Mulyani Utami Triana Uthar Mukthadir Veni Fitriani Vian Vay Wulan Kurniawati
Dendam Seekor Anjing Ini cerita dudul waktu aku masih SD. Saat jam pelajaran olah raga, Pak Guru menyuruh para siswa lari keliling kampung. Pas lagi asik-asiknya lari sambil bercanda, tiba-tiba ada seekor anjing mengejar kami. Melihat anjing itu, kami sibuk menyelamatkan diri masing-masing. Ada yang masuk rumah orang, termasuk aku, ada yang memanjat pohon, dan ada juga yang melompat pagar. Tapi, Edy, salah satu temanku malah bengong karena bingung mau lari ke mana. Akhirnya anjing itu dilawan olehnya. Kepalanya dipegang dan didorong hingga masuk selokan. Tragedi pagi itu pun berakhir berkat kepahlawanan Edy.
3
Ketika pulang sekolah, Edy lewat TKP itu lagi. Ternyata, anjing yang dilawan dan dimasukkan ke selokan tadi sudah menunggu untuk membalas dendam. Tanpa disangka oleh Edy, anjing itu tibatiba sudah ada di belakangnya dan KRAUUUK! Kaki Edy pun digigit oleh anjing pendendam itu. **
Bakar Bulu Idung Pernah, saking penasarannya sama –kayak apa sih baunya api?-, Gue nyobain ngendus aroma api dari lilin yang lagi dibakar. Hasilnya, bukannya ilang penasaran sama baunya api, bulu idung gue kebakar coooyyy! PEREPEEEETTT! Gitu deh suara yang gue inget saat bulu idung gue kebakar. **
Bibi Lung dan Yoko Siapa sih yang nggak tahu sama serial Pendekar Yoko? Selain diperankan oleh Andy Lau yang super ganteng, lagu temanya juga enak banget, dinyanyiin sama Yuni Shara. Siapa yang mengubah hatiku, lalalalala.... Gitu deh kira-kira. Saya dulu suka banget! Sampesampe buku tulis saya semua bergambar Yoko dan Bibi Lung. Hihihi. Selain itu, saya juga suka niru-niru gaya rambut Bibi Lung yang ditata unik. Saya juga suka main ‘totok-totokan’ kayak pendekar-pendekar
4
geng nulis sapulidi
di serial itu pas lagi berantem. Tapi, yang paling seru itu adalah niru gaya Bibi Lung yang tidur di seutas tali. Saya suka meniru kalau lagi main diatas pohon chery. Saya suka ngayal, pura-pura lagi tidur di atas tali, padahal saya tidur di atas sebatang pohon. Hahaha. **
Godain Tentara SD-ku terletak di kompleks TNI AD. Makanya aku jadi sering dong ketemu sama tentara. Secara ya, dari kecil aku memang udah cantik (KEMPLAANG!!!!). Aku sering juga digodain ama tentara-tentara itu kalau lagi jalan. Suatu hari, aku lewat di depan mereka yang tampak lagi sibuk di kebun. Tumben anteng, pikirku. Jadi, kali ini aku yang mau genit ngegodain mereka. Aku lupa sih waktu itu ngomong apa. Yang jelas, tiba-tiba ada yang teriak, ‚Eh, Dik! Om-om tentaranya jangan digodain, ya. Lagi kerja!‛ Ngok! Ternyata itu komandannya bok yang jawab. Buset deh, aku langsung lari sambil cekikian sama temen-temenku. Hahaha. **
5
Rebutan Cowok Dulu, gue sama sepupu gue pernah marahan sampe nggak mau berangkat sekolah bareng karena rebutan cowok. Waktu itu lagi zaman ngetopnya boyband M.E., gue sama sepupu gue sama-sama suka sama Kak Didan personil boyband M.E. itu. Kita sama-sama nggak mau kalau kita mengidolakan orang yang sama. Nah, karena nggak ada yang mau mengalah, akhirnya kami marahan. Kalo inget itu, rasanya ingin ketawa terus :D :D # **
Kaca Mata Gus Dur Nah sekarang pengalaman ane nih, waktu SD mata ane minus kan, jadi udah pake kacamata sejak kelas 5 SD. Nah masalahnya bokap ane ini memang bukan orang yang ngerti masalah mode gitu. Jadi waktu pertama kali pake kacamata, ane dibeliin kacamata orang tua gitu, model gede dan pake rantai gitu. Alhasil ane diejekin temen-temen ane ‚Gus Dur‛ gan. Wah ane malu banget. Tiap hari ane dipanggil gusdur. Setelah 1 bulan, akhirnya ane ganti kaca mata yang bener deh. Siaaalll. Waktu kecil sih ane malu, tapi sekarang ane ngefans kok sama almarhum Gusdur :D **
6
geng nulis sapulidi
Darah Persahabatan Waktu kelas 5 SD, aku pernah bawa peniti ke sekolah. Buat apa? Buat ditusuk ke jari telunjukku dan jari telunjuk sahabatku Yuyu Rahayu. Ya, setelah ditusuk dan darahnya keluar, kita saling menyatukan darah yang keluar dari telunjuk, dengan maksud persahabatan kita akan abadi sampai mati.**
Ucing Sumput Sore tiba, saya dan teman-teman biasanya berkumpul untuk bermain. Setiap hari kami bermain hingga magrib. Kami tak pernah bosan karena kami mengadakan permainan variatif, dari mulai permainan tradisional, antara lain, bermain ucing sumput, engklek, bal-balan, engrang, kasti, hingga permainan modern, seperti bermain video game atau berkaraoke. Sekarang banyak permainan tradisional yang hampir jarang saya lihat lagi. **
Mencet Tombol Escalator Tiap diajak bokap dan nyokap ke mall, gue suka penasaran, apa fungsi tombol merah yang ada di bagian bawah escalator.
7
Beberapa kali ke mall, rasa penasaran gue makin menjadi. Finally, pas mau naik itu escalator, gue biarin bokap, nyokap, dan adek gue jalan duluan. Nah, pas mereka dan orang-orang lain udah ada di tengah-tengah, gue push tombol merah yang menggoda itu, dan jep! Escalator langsung ngerem mendadak. Beberapa orang di atasnya nyaris jatuh. Iyuuh. Abis itu, gue lupa apa yang terjadi dengan diri gue. **
Kepala Masuk Teralis Waktu kecil, masuk TK pun belom, gue suka diajak kakak cewek gue ikut salat tarawih di masjid. Mungkin maksudnya adalah memperkenalkan ibadah sejak dini. Tapi, namanya juga anak kecil, yang ada adalah lari-lari pas orang-orang pada salat. Kebetulan, pembatas antara jamaah perempuan dan laki-laki adalah teralis yang lubang-lubangnya cukup besar, dan karena gue berpikir lubang itu besar, masuklah kepala gue ke lubang itu berkali-kali. Sayangnya, masuknya kepala gue yang terakhir, tidak diakhiri dengan keluarnya kepala gue dengan mulus dari lubang itu a.k.a. kepala gue nyangkut di lubang teralis, di tengah-tengah orang-orang yang pada shalat. Waktu itu, gue masukkin kepala dari ruangan jamaah lelaki, dan muka gue menghadap tepat di depan jamaah perempuan. Selesai salam, mereka pada ketawa, dan hanya kakak gue yang nggak
8
geng nulis sapulidi
ketawa dan bantuin kepala gue keluar dari lubang teralis itu. Abis itu, gue dijewer, dan besoknya, nama gue terkenal se-RW. **
#5 Waktu kecil, ayahku selalu membelikan aku majalah anak-anak. Ada Bobo, donal bebek, Dan lain-lain. Karena banyak temanku yang tidak berlangganan majalah, mereka pun meminjam padaku. Aku ada ide untuk menyewakan majalah-majalah tersebut. Harga sewanya Rp. 100,- per buah. Lumayan untuk nambah uang saku. **
Nyuntik Bunglon Zaman SD, tetangga gue ada yang jadi mantri. Gue nyebutnya Pak Mantri aja, karena gue baru tahu namanya Pak Slamet setelah sekian tahun kemudian. Suatu siang, gue lagi main sama Indra, adek gue yang waktu itu masih kecil juga. Saat itu, kita ‘nemu’ bunglon idup-idup yang sebenernya, sebelumnya, dia nemplok di pohon. Kemudian, gue getok pake galah, dan jatuhlah dia. Entah dapet inspirasi dari mana, kebetulan waktu itu kita habis ngumpulin suntikan bekas yang dibuang di samping jendela rumah Pak Mantri, tecetuslah ide brilian gue. Mungkin waktu itu gue bercita-cita pengen jadi Mantri juga.
9
Si Indra gue suruh megangin bunglonnya. Terus, gue suntik itu bunglon pake suntikannya bekas Pak Mantri yang udah diisi air. Dari bokong, perut, dan lain sebagainya. Pokoknya, suntik menyuntik dah. Terakhir, gue suntik kepalanya. Karena keras, gue suruh Indra nggetok suntikannya sembari ane pegangin. Pokoknya sampe nancep cep cep. Barulah setelah itu, jusss. Dari proses tadi, terjadi keajaiban. Warna bunglon yang tadinya ijo, lambat-laun berubah jadi item kecoklatan. ‛Berarti bunglon berubah warna bukan karena warna lingkunganya, tetapi karna tersiksa, betul Ndra? ‚ ‛Betul, mas,‛ kata adek gue polos. ***
10
geng nulis sapulidi