PENGARUH GENERAL RELAXATION TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI Desi Kusumawati*, Novi Ayuwardani**, Anita Diah**, 1. Program D3 Akademi Keperawatan dr. Soedono Madiun, Jawa Timur 63117, Indonesia Email :
[email protected] Abstrak : Pendahuluan : General relaxation merupakan terapi yang menggabungkan teknik pernapasan dalam beberapa gerakan secara sistematis yang dapat mempengaruhi tekanan darah pasien hipertensi yang umumnya disebabkan oleh stress pada pikiran atau gangguan psikis yang diterima oleh panca indera yang menimbulkan gejala somatis yang biasanya tampak pada tubuh penderita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh general relaxation terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian one group pre-test dan post-test design. Pengambilan data dilakukan secara concurrent. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum/pre- dan setelah post- diberikan general relaxation di wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun yaitu puskesmas Tawangrejo, kemudian dilakukan analisa menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui pengaruh general relaxation terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan ada pengaruh general relaxation untuk penurunan tekanan darah sistolik pasien hipertensi (p = 0,00) dan ada pengaruh general relaxation untuk penurunan tekanan darah diastolik pasien hipertensi (p = 0,00). Kata Kunci : General Relaxation, Tekanan Darah, Hipertensi
General Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun Abstract : Introduction: General relaxation is a therapy by combining breathing techniques systematically in some movements that can affect blood pressure in hypertensive patients is generally caused by stress on the mind or mental disorders received by the five senses that causes somatic symptoms that usually appear in the patient's body. The purpose of this study was to determine the effect of general relaxation of the systolic and diastolic blood pressure in hypertensive patients. Methods: This study used a study design of one group pre-test and post-test design. Data collection was performed concurrently. Blood pressure measurement is performed before / after the pre- and post-given general relaxation in the Health Department of the City of Madison, namely health centers Tawangrejo, then analyzed using the Wilcoxon test to determine the effect of general relaxation of the blood pressure in patients with hypertension in the Health Department of the City of Madison. Results: Based on the research that has been done, it can be concluded there is general relaxation effect to a decrease in systolic blood pressure in hypertensive patients (p = 0.00) and there was a general relaxation effect to a decrease in diastolic blood pressure in hypertensive patients (p = 0.00). Keywords : General Relaxation, Blood Pressure, Hypertension
parasimpatis dengan digabungkan teknik pernafasan, dalam keadaan rileks, seluruh tubuh dalam homeostatis atau seimbang, dalam keadaan sangat tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot - otot dalam
Pendahuluan General Relaxation adalah suatu teknik untuk mengatasi kecemasan atau stress melalui pengendoran otot - otot dan merangsang kerja sistem saraf 58
keadaan rileks dengan posisi tubuh yang sangat nyaman (Thantawy, 1997). Mulai berkembang teknik relaksasi untuk menangani pasien dengan teknik general relaxation karena sebanyak 90% dari keseluruhan pasien hipertensi adalah jenis hipertensi primer, dan sisanya 10% adalah hipertensi sekunder karena penanganan hipertensi secara medis di sisi lain banyak memiliki efek samping pada beberapa pasien (Gunawan, 2001). Pada umumnya hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau bisa juga disebabkan oleh adanya stress pada pikiran atau terjadi gangguan psikis akibat sugesti emosional negatif yang diterima oleh panca indera yang dapat menimbulkan gejala somatis yang biasanya tampak pada tubuh penderita (Hipertensi primer), namun ada juga yang disebabkan karena adanya penyakit lain yang menyertai (Hipertensi sekunder). Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih menjadi beban kesehatan di masyarakat global karena prevalensinya yang tinggi. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang yang berusia di atas 35 tahun adalah lebih dari 15,6%. Penelitian serupa juga pemah dilakukan oleh Khosasih (2011) dengan desain penelitian crossover design pre-post test. Populasi adalah pasien hipertensi primer di RSUD kabupaten Kediri, sampel total 10 responden dengan hasil uji wilcoxon tekanan darah sistolik (p = 0,005) tetapi tidak untuk diastolik (p = 0,31 7) sehingga dapat disimpulkan teknik relaksasi dapat menurunkan sistolik
tekanan darah dan membuat tubuh terasa nyaman. Menurut penelitian yang dilakukan Nidich et al (2009) juga didapat hasil yang sama, dengan jumlah sampel 298 mahasiswa yang diambil secara acak. Dari dua penelitian yang sudah diuraikan sebelumnya didapatkan hasil yang sama, yang membedakan pada penelitian tersebut adalah teknik relaksasi yang digunakan berbeda. Pada penelitian yang dilakukan Khosasih (2011), menggunakan teknik relaksasi progresif sedangkan penelitian yang dilakukan Nidich et al (2009) menggunakan teknik meditasi transendental. Dari perbedaan teknik relaksasi tersebut maka peneliti memilih judul “Pengaruh General Relaxation terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun. Bahan dan Metode Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian one group pretest and post-test design. Pengambilan data dilakukan secara concurrent. Data diperoleh dari catatan medik pasien dan mengukur tekanan darah pada pasien hipertensi. Pengukuran tekanan darah dilakukan dua kali (sebelum/predan setelah/postdiberikan general relaxation) di Wilayah Dinas Kesehatan kota Madiun yaitu Puskesmas Tawangrejo, kemudian dilakukan analisa data dengan uji Wilcoxon untuk mengetahui pengaruh general relaxation terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Madiun. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi yang datang 59
berobat atau kontrol di Wilayah Puskesmas Tawangrejo pada bulan Mei - Juli 2015. Subyek dalam penelitian ini adalah pasien yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien memiliki tekanan darah saat istirahat lebih atau sama dengan 140 mmHg untuk sistolik, sedangkan diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg, pasien yang mengikuti posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas Tawangrejo, dapat berkomunikasi dengan baik, dan kooperatif dan bersedia mengikuti program penelitian. Kriteria eksklusi adalah pasien hipertensi yang didiagnosa oleh dokter memiliki penyakit serius lain (misalnya mengalami ganguan ginjal, apnea, aortic coarctation, dll).
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, dan pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer & Bare, 2001). Tabel II. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
N
Lansia Awal 10 (46-55 th) Lansia Akhir 10 (56-65 th) Manula (6511 atas) Jumlah 31 Sumber: data primer 2013
%
Laki-laki 5 16 Perempuan 26 84 Jumlah 31 100 Sumber: data primer 2015 Jenis kelamin juga sangat erat kaitannya terhadap terjadinya hipertensi pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada wanita dan wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause terkait dengan hormon estrogen (Depkes, 2010). Penderita hipertensi telah memiliki pengetahuan dan perilaku yang baik terhadap penyakit, diharapkan tekanan darahnya tetap dalam batas normal (Aminvsky, 2008; Kartari DS, 1995).
Hasil Penelitian Subyek penelitian ini adalah pasien hipertensi yang berusia di atas 46 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 31 orang dan menjalankan program latihan sesuai instruksi yang diberikan. Tabel I. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Umur Kategori
N
% 32,3 32,3 35,4 100
Tabel III. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat N % Pendidikan SD 18 58 SMP 9 29
Faktor usia berpengaruh karena perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada 60
SMA Jumlah
4 31
13 100
Hasil uji hipotesis tekanan sistolik sebelum dan sesudah perlakuan diperoleh nilai p = 0,00 (p < 0,05), untuk tekanan diatolik diperoleh nilai p = 0,361 (p > 0,05), sehingga dapat diambil kesimpulan aclanya pengaruh general relaxation terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi dan tidak adanya pengaruh general relaxation terhadap penurunan tekanan darah diastolik pada penderita hipertensi
Nilai tekanan darah sebelum perlakuan mempunyai nilai rerata 152,26 ± 12,83 mmHg untuk tekanan sistole , nilai minimum 130 mmHg dan nilai maksimum 180 mmHg. Sedangkan untuk tekanan diastole mempunyai nilai rerata 88,39 ± 7,79 mmHg, Nilai minimum 70 mmHg dan nilai maksimum 100 mmHg. Sebelum diberikan program latihan pada setiap subyek didapatkan hasil pengelompokan berdasarkan derajat hipertensi yakni sebanyak pre hipertensi (1 orang), hipertensi derajat 1 (20 orang), dan hipertensi derajat 11 (10 orang). Selanjutnya pengukuran tekanan darah dilakukan setelah perlakuan pada semua subyek. Hasil pengukuran ini digunakan sebagai data akhir (post-test), setelah diberikan perlakuan, rerata untuk tekanan sistol menjadi 136,77 dengan nilai minimal 110 dan nilai maksimal 160, sedangkan untuk rerata tekanan diastol menjadi 86,13 dengan nilai minimal 70 dan nilai maksimal 100. Setelah diberikan perlakuan terjadi perubahan untuk tekanan sistol dan diastol pre-test. Terjadi penurunan tekanan darah, dengan penurunan rerata tekanan sistol sebesar 14,52 mmHg dan penurunan rerata tekanan diastol sebesar 2,26 mmHg Penelitian ini menggunakan wilcoxon test untuk mengetahui perbedaan antar tekanan sistolik predengan sistolik post- dan tekanan diastolik pre- dengan diastolik post diberikan perlakuan general relaxation.
Tabel IV. Uji Beda Tekanan Darah
Pembahasan Menurut Hayens, (2006), tekanan sistolik salah satunya dipengaruhi oleh psikologis sehingga dengan relaksasi akan mendapatkan ketenangan dan tekanan sistolik akan turun, selain itu tekanan darah sistolik juga dipengaruhi sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal sehingga dengan general relaksasi yang berfokus pada pengaturan pernapasan akan terjadi penurunan nadi dan penurunan tekanan darah sistolik. Sedangkan tekanan diastolik terkait dengan sirkulasi koroner, jika arteri koroner mengalami aterosklerosis akan mempengaruhi peningkatan tekanan darah diastolik, sehingga dengan general relaksasi tidak mengalami penurunan tekanan diastolik yang berarti. Simpulan dan Saran 61
Daftar Pustaka Thantawy, R., 1997; Kamus Bimbingan dan Konseling Pamator. Jakarta Gunawan, L., 2001, Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Kanisius. Yogyakarta Nidich, S.I., Hagelin, J., Tunner, M., Grosswald, S., 2009, A Randomized Controlled Trial on Effects of the Transcendental Meditation Program on Blood Pressure, Psychological Distress, and Coping in Young Adults, Maharishi University of Management Research Institute, USA Khosasih, I., 2011, Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Primer, Skripsi, STIKES Kediri, Kediri Smeltzer & Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth, Alih bahasa : Monica E, Ellen P, ECG, Jakarta.
62