PRINSIP UMUM
General Principles of Industrial Ventilation Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L 2/18/2016
Modul-2, General Principles of Industrial Ventilation 1. 2. 3. 4. 5.
Defenisi Dasar Prinsip Kerja Aliran Udara/Air Flow Percepatan Udara dan Kehilangan pada Tudung/Hood Kehilangan pada pipa/Duct Losses Kehilangan pada Fitting/Fitting Losses
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
2.2. PRINSIP KERJA ALIRAN UDARA (AIR FLOW)
1. Konservasi massa (persamaan kontinutas) 2. Konservasi energy (persamaan energi) Energi kinetis atau energi gerak (juga disebut energi kinetik) adalah energi yang dimiliki oleh sebuah benda karena gerakannya. Energi kinetis sebuah benda didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu.
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
Ada dua prinsip dasar aliran udara dalam sistem ventilasi, yaitu
Tingkat massa dari aliran udara tetap konstant sepanjang jalur yang dialiri cairan (asumsi ; tidak ada kebocoran sepanjang pipa). Pembuluh aliran/tube of flow, sifatnya homogen dan kecapatan dalam pembuluh adalah sama, 50 fpm (ttk-1 gbr-2.3) Untuk menghitung volume dari aliran udara Q, pada gambar, 2.3
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
2.2.1. Konservasi Massa
dimana : Q - adalah tingkat volume dari aliran udara V - adalah kecepatan udara A adalah area cros sectional
Gambar, 2.3 volumemetric flow rates in various situations (a) Flow through a hood (b) Flow through a branch entry.
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
Q1 = Q2 V1.A1 = V2.A2
Konservasi Energi
Konservasi energi dapat merujuk kepada, i. Hukum kekekalan energi atau hukum konservasi energi ii. Penghematan energi
Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) berbunyi: "Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan (konversi energi)".
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
2.2.2.
Teorema untuk sistem saluran, tekanan statis ditambah tekanan kecepatan pada titik hulu (ttik-1) dalam sistem harus sama dengan jumlah dari tekanan statis dan kecepatan pada titik kedua hilir dalam sistem, ditambah gesekan apapun dan dinamis (turbulensi) kerugian.
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
Gambar, 2.3.(a) mengilustrasikan konsep konservasi energi dalam Teorema Bernoulli untuk konservasi energi
+ hL
.......2.7
TP1 = TP2 + hL Dimana : Titik -1 - upstream point Titik -2 - downstream point hL - kerugian energi, karena gesekan, tahanan, dll.
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
SP1 + VP1 = SP2 + VP2
(ACCELERATION OF AIR AND HOOD ENTRY LOSSES)
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
2.3. PERCEPATAN UDARA DAN KEHILANGAN PADA TUDUNG
Contoh perhitungan Volume flowrate/aliran udara ---Duct diameter------------------------Duct Area ---------------------------Duct Velocity -------------------------
A = 3,14(3,5)2 = 0,668 ft2 4 12
Q =
---- 1ft = 12 inci
V.A -, V = Q/A
V = 300 /0,0668 = 4490 fpm
Q = 300 cfm D = 3,5 inc 𝜋 A = 4 . 𝐷2 V = …..?
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
Aplikasi seperti dicontohkan pada gambar, 2.4 . Hood/tudung aliran udara sebesar 300 cfm, dan diameternya sebesar 3,5 inch (A= 0,0668 ft2 area)
Bila tekanan kecepatan (VP) = 1,26 “wg ----
(standar udara),
TP = SP + VP SP1 + VP1 = SP2 + VP2 TP = tekanan total sistem, dalam inci air (“wg) SP = tekanan statik sistem, dalam inci air (“wg) VP = tekanan kecepatan, dalam inci air (“wg)
Gbr,2.4, pada titik – 1; SP1 = 0, dan VP1 = 0 ,maka Pada titik -2; SP2 = - VP2 = - 1,26 “wg
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
Pada Gbr, 2.4 memperlihatkan aliran udara dalam ruang titik -1 ke titik 2 , yaitu dari hood --- duct , maka kecepatan pada duct velocity sebesar 4490 fpm
SP2 = - VP2 = - 1,26 “wg
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
Pada titik – 1---- SP1 = 0, VP1 = 0
Gambar, 2.4 Variation of SP, VP and TP through a Ventilation Siystem
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR
Hc = Fh .VP Prinsip hukum kekekalan energi atau hukum konservasi energy, dapat dihitung persamaan 2.8,
SP2 = - (VP2 + Hc )............... ..2.8 Untuk menghitung pada Hood Static Pressure (SPh) --- SP2 = SPh
SPh = - SP2 = VP2 + hc
......... .2.9
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
Entri losses (Hc), dan losses koefisien (Fh), maka tekanan kecepatan dalam pipa /Duct velocity pressure (VP), maka .
SPh
= = = =
- SP2 = VP2 + hc 1,26 + (0,40)(1,26) 1,26 + 0,50 1,76 “wg
diameter 3,5 inch (A = 0,0668 ft2 area),dan Ce = 0,845
Q = 4005 A.Ce √𝑆𝑃ℎ = 4004 (0,0668)(0,845) 1,76 = 300 cfm
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
Contoh pada gambar, -2.4 yang diasumsikan---------- entry losses koefisien (hc) = 0,40
Ce =
---------- 3.10
𝑉𝑃 SPh
Bila --------
SPh = VP, dan Ce = 1,00 𝑉𝑃 SPh
Ce = =
1.26 1.76
= 0,845
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR
TP2 = - hc, hood entry koefisien (Ce), defenisikan akar dari perbandingan antara duc velocity pressure dengan hood atatis suction, atau ;
𝑉𝑃 Q = V.A = 1096.A. − = 1096 A Ce 𝜌
𝑆𝑃ℎ − 𝜌
......
Standar
Q = 4005 A.Ce √𝑆𝑃ℎ ............
2.12
2.11
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
hood entry koefisien (Ce), pada Hood Static Pressure ;
Hitungan :
Q = 4005 A.Ce √𝑆𝑃ℎ
= 4005 (0,0668)(0,845) 1,76 = 300 cfm
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
Contoh, gbr, 2.4, diameternya sebesar 3,5 inch (A = 0,0668 ft2),dan Ce = 0,845
2.4.
KEHILANGAN PADA SISTEM SALURAN UDARA/DUCT LOSSES
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR
Lanjutan -------------
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
Terima Kasih