Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
oleh: oleh: Dr. Mulya E. Siregar Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia Masyarakat Ekonomi Syariah, 24 November 2010
GCG dalam Perspektif Syariah 2
Adil – menempatkan personil sesuai kompetensinya Sidiq – konsep kejujuran yang dibangun melalui inner beauty dan sistem yang transparan Tabligh – kegiatan yang dilakukan dengan mempertimbangkan fungsi pendidikan dan pembelajaran kepada seluruh stakeholders Amanah – dalam memegang komitmen Fathonah – profesionalisme yang bersumber dari kompetensi dan akuntabilitas
Sumber: Kajian Perbankan Syariah No.8/1/2006. Bank Indonesia
Latar Belakang 3
UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Bank Syariah dan UUS wajib menerapkan tata kelola yang baik yang mencakup prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran dalam menjalankan kegiatan usahanya (pasal 34 ayat (1)) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kelola yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia (pasal 34 ayat (3))
Prinsip-prinsip GCG 4
1. Transparency ((Transparansi Transparansi)) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. 2. Accountability ((Akuntabilitas Akuntabilitas)) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. 3. Responsibility ((Pertanggung Pertanggung jawaban jawaban)) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. 4. Professional (Profesional (Profesional)) yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif, dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan bank syariah . 5. Fairness ((Kewajaran Kewajaran)) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Standar Internasional - OECD 5
Organisation For Economic Co-operation And Development OECD Principles of Corporate Governance (2004)
Corporate governance involves a set of relationships between a company’s management, its board, its shareholders, and other stakeholders. Corporate governance also provides the structure through which the objectives of the company are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance are determined. Good corporate governance should provide proper incentives for the board and management to pursue objectives that are in the interests of the company and its shareholders and should facilitate effective monitoring. The presence of an effective corporate governance system, within an individual company and across an economy as a whole, helps to provide a degree of confidence that is necessary for the proper functioning of a market economy.
Standar Internasional - OECD 6
The OECD Principles of Corporate Governance: I. Ensuring the Basis for an Effective Corporate Governance Framework II. The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions III. The Equitable Treatment of Shareholders IV. The Role of Stakeholders in Corporate Governance V. Disclosure and Transparency VI. The Responsibilities of the Board
Standar Internasional - BCBS 7
Basel Committee on Banking Supervision Enhancing corporate governance for banking organisations (February 2006)
From a banking industry perspective, corporate governance involves the manner in which the business and affairs of banks are governed by their boards of directors and senior management, which affects how they: Set corporate objectives; Operate the bank’s business on a day-to-day basis; Meet the obligation of accountability to their shareholders and take into account the interests of other recognised stakeholders; Align corporate activities and behaviour with the expectation that banks will operate in a safe and sound manner, and in compliance with applicable laws and regulations; and Protect the interests of depositors.
Standar Internasional - BCBS 8
Sound corporate governance principles: 1. Board members should be qualified for their positions, have a clear understanding of their role in corporate governance and be able to exercise sound judgment about the affairs of the bank. 2. The board of directors should approve and oversee the bank’s strategic objectives and corporate values that are communicated throughout the banking organisation. 3. The board of directors should set and enforce clear lines of responsibility and accountability throughout the organisation. 4. The board should ensure that there is appropriate oversight by senior management consistent with board policy.
Standar Internasional - BCBS 9
5. The board and senior management should effectively utilise the work conducted by the internal audit function, external auditors, and internal control functions. 6. The board should ensure that compensation policies and practices are consistent with the bank’s corporate culture, long-term objectives and strategy, and control environment. 7. The bank should be governed in a transparent manner. 8. The board and senior management should understand the bank’s operational structure, including where the bank operates in jurisdictions, or through structures, that impede transparency (i.e. “know-your-structure”).
Standar Internasional - IFSB 10
Islamic Financial Services Board Guiding Principles on Corporate Governance (December 2006)
“Certain corporate governance issues are of equal concern to all institutions offering financial services, whether IIFS or others. The IFSB acknowledges that many bodies that are concerned with the promotion of good corporate governance have issued codes of corporate governance best practices, which have been widely accepted as the international standards, and would be relevant and useful for IIFS. On this premise, the Guiding Principles do not intend to reinvent the wheel by proposing a wholly new corporate governance framework. Instead, the Guiding Principles aim to complement the existing internationally recognized standards of good corporate governance by particularly addressing the specificities of IIFS.”
Standar Internasional - IFSB 11
The Guiding Principle: 1. General Governance Approach of IIFS 1) IIFS shall establish a comprehensive governance policy framework which sets out the strategic roles and functions of each organ of governance and mechanisms for balancing the IIFS’s accountabilities to various stakeholders. 2) IIFS shall ensure that the reporting of their financial and non-financial information meets the requirements of internationally recognize accounting standards which are in compliance with Shari’ah rules and principles and are applicable to the Islamic financial services industry as recognized by the supervisory authorities of the country. 2. Rights of Investment Account Holders (IAH) 1) IIFS shall acknowledge IAHs’ right to monitor the performance of their investments and the associated risks, and put into place adequate means to ensure that these rights are observed and exercised. 2) IIFS shall adopt a sound investment strategy which is appropriately aligned to the risk and return expectations of IAH and be transparent in smoothing any returns.
Standar Internasional - IFSB 12
3. Compliance with Shari’ah Rules and Principles 1) IIFS shall have in place an appropriate mechanism for obtaining rulings from Shari’ah scholars, applying fatawa and monitoring shari’ah compliance in all aspects of their products, operations and activities. 2) IIFS shall comply with the Shari’ah rules and principles as expressed in the rulings of the IIFS’s shari’ah scholars. The IIFS shall make theses rulings available to the public. 4. Transparency of Financial Reporting in respect of Investment Accounts IIFS shall make adequate and timely disclosure to IAH and the public of material and relevant information on the investment accounts that they manage.
Struktur Pengaturan 13
Sharia Compliance PBI No.11/33/PBI/2009 SE Ekstern No.12/13/DPbS tentang Pelaksanaan GCG bagi BUS dan UUS
“Filling the gaps” ¾
Memastikan pemenuhan prinsip syariah ¾ Ketentuan mengenai DPS
GCG Perbankan Konvensional 14
A.
Dewan Komisaris dan Direksi 1. 2. 3. 4.
B. C. D. E.
Jumlah dekom/direksi minimal 3 orang ≥ 50% dekom adalah komisaris independen Dirut adalah pihak yang independen thd PSP Aturan rangkap jabatan
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, dan Audit Ekstern Penerapan Manajemen Risiko Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar F. Rencana Strategis Bank G. Aspek Transparansi Kondisi Bank H. Pelaporan Internal dan Benturan Kepentingan
15
Memastikan Pemenuhan Prinsip Syariah
Struktur Governance BUS 16
DP S - dpt mjd DPS di 4 LKS lain*)) - dilarang mjd konsultan
- memberikan nasihat & saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan bank agar sesuai prinsip syariah - menyusun laporan Hasil Pengawasn DPS
Dewan Komisaris**)
- melaksanakan pengawasan & memberikan nasihat kpd Direksi - memastikan Direksi menindaklanjuti rekomendasi DPS
Komite Pemantau Risiko Komite Remunerasi Nominasi Komite Audit
Direksi
min. 1 pihak independen ahli perbankan syariah
- mengelola bank berdasarkan prinsip syariah - menindaklanjuti rekomendasi DPS - menyediakan data/informasi terkait syariah kpd DPS
*) di Malaysia: DPS hanya pd 1 LKS & tdk rangkap sbg SAC (Sharia Advisory Council) **) di Malaysia: DPS bagian dari Dewan Komisaris
Struktur Governance BUS 17
Direktur Kepatuhan Fungsi Kepatuhan
Direksi - memastikan kepatuhan termasuk kepatuhan terhadap prinsip syariah - didukung personil yg memiliki pengetahuan/ pemahaman operasional perbankan syariah
Fungsi Audit Intern
- melakukan pengawasan termasuk pelaks pemenuhan prinsip syariah - didukung personil yg memiliki pengetahuan/ pemahaman operasional perbankan syariah - Laporan audit terkait syariah disampaikan kpd DPS
Fungsi Audit Ekstern
- memiliki kompetensi audit di bidang perbankan/ keuangan syariah - mempunyai pengetahuan/p emahaman operasional perbankan/ keuangan syariah
Struktur Governance UUS 18
DP S - dpt mjd DPS di 4 LKS lain - dilarang mjd konsultan
- memberikan nasihat & saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan bank agar sesuai prinsip syariah - menyusun laporan Hasil Pengawasn DPS
Direktur UUS
- mengelola UUS berdasarkan prinsip syariah - menindaklanjuti rekomendasi DPS - menyediakan data/informasi terkait syariah kpd DPS
19
Dewan Pengawas Syariah
UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah 20
Pasal 32 1) Dewan Pengawas Syariah (DPS) wajib dibentuk di BS dan BUK yang memiliki UUS; 2) DPS diangkat oleh RUPS atas rekomendasi MUI; 3) DPS bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan prinsip syariah; 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan DPS diatur dengan PBI, yang sekurang-kurangnya meliputi: a. b. c. d. e. f.
Ruang lingkup, tugas dan fungsi DPS Jumlah anggota DPS Masa kerja Komposisi keahlian Maksimal jabatan rangkap Pelaporan DPS
Tugas DPS 21
Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah. Meliputi a.l.: a. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank; b. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank agar sesuai dengan fatwa DSN – MUI; c. Meminta fatwa kepada DSN – MUI untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya; d. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank; dan e. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.
Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS secara semesteran.
Kewajiban DPS 22
Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal. Rapat DPS wajib diselenggarakan minimal 1 kali dalam 1 bulan. Pengambilan keputusan rapat DPS dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat dan dituangkan dalam risalah rapat serta didokumentasikan dengan baik. Dalam risalah rapat tersebut dapat dicantumkan dissenting opinion (apabila ada).
Empowering fungsi dan kedudukan DPS 23
Bank wajib menyediakan tersedianya laporan internal yang memadai untuk mendukung efektivitas pengawasan DPS. Penetapan remunerasi yang jelas bagi DPS melalui Komite Remunerasi. Laporan hasil Audit Intern terkait Syariah wajib disampaikan kepada DPS. Komite Audit wajib mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut oleh direksi atas temuan/rekomendasi hasil pengawasan DPS. Bank menyediakan fasilitas yang layak bagi DPS a.l. ruang kerja, telepon, dan lemari arsip. Bank menugaskan minimal 1 orang pegawai untuk mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS.
Sanksi bagi DPS 24
BI dapat memberikan teguran tertulis kpd anggota DPS (cc: BUS/UUS & DSN) jika terdapat pelanggaran ketentuan BI. Jika seorang DPS mendapat 3 kali teguran tertulis dari BI maka BUS/UUS terkait harus mengganti anggota DPS tsb. DPS yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik sampai dengan izin usaha Bank dicabut, dapat dikenakan sanksi berupa pelarangan menjadi anggota DPS di perbankan syariah paling lama 10 tahun.
25
Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia