20
gape
Newsletter Gereja Reformed Injili Indonesia, Singapura
Web GRII-Singapura : http://www.grii-singapore.org
Kebaktian Pagi pk 10.00. Tempat: The Alexcier, 237 Alexandra Road #03-11 & 12, S159929 (Sekretariat GRIIS). Stasiun MRT terdekat: Redhill MRT Station Kebaktian Sore pk 17.00. Tempat: True Way Presbyterian Church 156B Stirling Road, S148947 Gereja berada tepat di samping Queenstown MRT Station Saran & masukan:
[email protected]
Hidup Menjadi Saksi Pada bulan Juli, kita harus berpisah dengan 2 orang majelis GRIIS yang melayani di departemen penggembalaan dan pembinaan. Kita merasa begitu kehilangan rekan sekerja yang setia dalam pelayanan. Tetapi walaupun kita merasa demikian, di saat yang sama kita pun bersukacita karena mereka sedang menuju tempat yang baru dimana mereka juga akan melayani Tuhan dengan misi yang tidak kalah pentingnya. Selama bertahun-tahun, kita menyaksikan pertumbuhan pelayanan mereka dan bagaimana mereka rindu menggali Firman dan Kebenaran. Kiranya Tuhan memakai Sdr. Audy & Ibu Hanna di dalam pelayanan yang Tuhan percayakan berikutnya. (WH) Kesaksian dari Ibu Hanna Sugiarto Suami: Fadjar | Anak: Michelle Sugiarto Tahun 1998 kami pindah ke Singapura. Waktu pindah dari Jakarta saya hanya sebagai orang Kristen yang hanya tahu ke gereja & melayani namun tidak mengerti secara mendalam tentang Firman Tuhan. Waktu itu kami sempat ibadah di Orchard Presbyterian Church, namun kehidupan Rohani kami masih sangat dangkal. Beberapa waktu kemudian teman kami dari Jakarta Pak Timothy Sidik menginfokan bahwa Gereja Reformed Injili Indonesia membuka cabang di Singapura dan atas pimpinan Tuhan akhirnya kami bergereja di GRII Singapura (saat itu masih MRII Singapura). Di GRII Singapura saya mulai belajar kebenaran Firman Tuhan dengan lebih mendalam. Pada awalnya saya sangat susah untuk mengerti khotbahkhotbah yang dibawakan oleh hamba-hamba Tuhan terutama khotbah alm Pdt Amin Tjung (saat itu melayani di Singapura) & khotbah Pdt Dr.Stephen
Tong. Kadang setelah pulang gereja saya menangis dan sharing kepada suami saya (Fadjar) mengapa saya begitu bodoh tidak mengerti sepenuhnya kotbah-kotbah tersebut. Ketika diumumkan bahwa PA Wanita akan dimulai, Fadjar mendorong saya untuk belajar Firman Tuhan di PA Wanita. Saat itu dengan memaksa diri karena ingin mengenal Tuhan dengan benar, saya berkomitmen untuk datang di PA Umum yg dipimpin Ev. Maria Mazo. Sungguh anugerah Tuhan di GRII sering diadakan kelaskelas program intensif (progsif) pengajaran doktrin atau seminarseminar. Juga dengan adanya perpustakaan GRIIS & toko buku Momentum mendorong saya sekeluarga untuk belajar. Dulu kami tidak tahu akan pentingnya belajar Firman Tuhan dengan benar. Ternyata semakin belajar kami semakin sadar bahwa kami tidak mempunyai dasar iman yang kuat untuk terjun didalam pelayanan. GRII mempunyai keunikan dalam khotbah yaitu berbentuk ekspositori kitab-kitab dari setiap pasal, sehingga jemaat bisa memperoleh perngertian Firman Tuhan yang jelas, komprihensif
dan bertanggung-jawab. Bersyukur kepada Tuhan, Fadjar yang mendorong saya untuk selalu mengambil kelas-kelas progsif atau seminar-seminar untuk belajar lebih mendalam akan kebenaran Firman Sehingga dari waktu ke waktu saya mengerti kebenaran Firman Tuhan setahap demi setahap. Karena suami saya dalam setiap hari kerja dia berada di Indonesia, saya sering menelpon dan membagikan berkat Firman Tuhan ini, sehingga diapun boleh belajar akan kebenaran Firman Tuhan. Kamipun mulai sering membeli buku baik buku Theologia, buku Dokrinal maupun bahan saat teduh yang direkomendasi dari Hamba Tuhan GRII. Didalam kami belajar doktin Reformed sering kami bergumul dihadapan Tuhan. Kadang juga terjadi perdebatan dengan suami. Pada suatu waktu saya mengikuti kelas Doktrin Keselamatan oleh Pdt Romeo Mazo. Ketika saya membagikan pengertian tentang Predestinasi kepada Fadjar,melalui interlokal ke Jakarta, Fadjar tidak bisa menerima doktrin ini, dia bahkan marah dan menyatakan ini ajaran sesat. Dia mehimbau saya untuk tidak mengikuti progsif atau kelas lagi. Dengan menangis ditelepon saya mengajak dia untuk sama sama berdoa mohon Tuhan berkenan memberikan kita pengertian akan kebenaran Firman Nya. Puji Tuhan pada saat Fadjar bergumul dan mencari buku-buku Reformed tentang predistinasi, dia menemukam buku kecil “Reformed Faith” oleh Loraine Boettner. Kesaksian dari Pak Audy Santoso Istri: Yenny Djohan Saya menjadi orang percaya ketika berusia 17 tahun. Kemudian menerima panggilan menjadi Hamba Tuhan pada saat berusia 22 tahun. Saat ini di usia 28 tahun saya baru mengambil langkah untuk melayani Full Time dengan belajar terlebih dahulu di Institut Reformed di Jakarta. Setiap tahun yang saya lewati dalam kehidupan saya mengajarkan dua hal yang terutama, kebaikan Tuhan dan ketidaklayakkan saya. Makin melayani Tuhan sesungguhnya makin membawa saya kepada
Dia mulai belajar Firman Tuhan dengan lebih komprihensif, sehingga dia pun mengerti akan predistinasi. Selama di GRII Singapore saya banyak belajar dan mengalami pembentukan rohani didalam pelayanan baik sebagai guru sekolah minggu, di Penggembalaan ( Pembesukan & PI), di PA Wanita, sebagai pembimbing PA Remaja dan di kemajelisan. Saya terus belajar banyak hal dalam pelayanan dan pengertian Firman Tuhan, karena ketika kita melayani Tuhan, kita sebagai pelayan harus mau dibina, diajar dan rela dibentuk oleh Tuhan. Banyak suka cita dan juga air mata yang menjadi bagian dari pelayanan. Banyak teguran dan pembentukan rohani yang saya peroleh selama melayani Tuhan di GRII tetapi selalu Tuhan menguatkan dan semua jadi indah pada waktu Nya. Dari semua itu kami semakin mengenal Tuhan yang layak dipuji dan disembah yang memimpin dan mempunyai pelayanan ini. Pdt Stephen Tong selalu mengingatkan bahwa no one comes to help or to contribute but every one comes to serve and to learn. Puji Tuhan untuk waktu, kesempatan dan anugrah Tuhan yang begitu besar bagi kami sekeluarga bisa mengenal DIA, bisa mempunyai privilege untuk melayani DIA di GRII Singapura. Soli Deo Gloria.
kegentaran karena makin sadar bahwa Tuhan yang saya layani adalah api yang menghanguskan. Dalam PL, kedua anak Harun terbakar habis karena melayani tidak dengan cara yang Tuhan tentukan. Kalau begitu, apa yang memberanikan saya untuk boleh terjun dalam pelayanan Full-time? Saya percaya orang yang dipanggil Tuhan pasti akan dikonfirmasi oleh Tuhan sendiri melalui dua cara baik Subyektif maupun Obyektif. Secara Subyektif adalah konfirmasi eksistensial yang hanya diketahui oleh orang yang mengalami panggilan tersebut. Dalam kehidupan saya ada beberapa waktu yang menjadi momen dalam konfirmasi secara
Subyektif tersebut. Salah satunya adalah di dalam Artikel Pendidikan menghadapi pergumulan dengan penyakit yang saya derita. Ada jawaban dari Tuhan, penghiburan yang Tuhan berikan dan kekuatan daripadaNya. Di pihak lain adalah momen dimana adanya kerelaan dari diri saya untuk menyebut diri sebagai ‘hamba’ in the real sense. Seorang hamba adalah yang selalu siap sedia berada di depan tuannya ketika tuan yang dilayaninya memanggil dan memberikan tugas. Di lain sisi, seorang hamba harus senantiasa berada bukan di depan tuannya tapi di belakang tuannya sehingga tuannyalah yang mendapatkan kehormatan ketika dipandang orang lain. Seorang hamba yang baik akan mengerti kapan dia harus berada di depan tuannya dan kapan dia harus meninggikan tuannya. Dia tidak boleh terlalu dekat dengan tuannya, tapi dia juga tidak boleh terlalu jauh dari tuannya agar tidak lalai dan bisa mendengar dengan jelas perintah tuannya.
dan banyak kelemahan. Orang yang mau melayani Tuhan fullTime harus memikirkan harga yang harus dibayar, dan itu jauh melebihi dibandingkan seseorang yang melayani part-time. Tuhan Yesus di dalam Lukas 14 menyatakan orang yang mau mengikut Tuhan menjadi muridNya harus menghitung-hitung seperti orang yang membangun rumah atau pergi berperang. Kesalahan yang terjadi pada umumnya adalah seseorang menjadi Kristen tanpa menghitung-hitung apa salib yang harus dipikulnya atau setelah menghitung-hitung, dia tawar hati dan mundur dari mengikut Tuhan. Dalam hal ini Tuhan Yesus sendiri menjadi teladan, Dia tahu apa keuntungan dan kerugian, Dia tahu apa itu kehidupan dan kematian. Doanya di taman Getsemani menyatakan pergumulanNya.
Ketika Tuhan Yesus berkehendak menjalankan kehendak Bapa di Sorga, Dia sudah tahu apa harga yang harus dibayar dan Dia setia menjalankannya. Setiap kita yang mengikut jejak langkah Kristus harus mengetahui langkah iman adalah ketaatan untuk berjalan Secara Obyektif, konfirmasi sambil memikul salib yang membawa diberikan melalui kesaksian dan kematian. Tetapi kebangkitan menjadi encouragement yang diberikan sumber pengharapan yang jauh oleh anak Tuhan yang lain. Kalau di melampaui semua kesulitan yang harus dalam menjalani pelayanan, tidak ada diderita sebelumnya. Kalau menjadi satu orangpun mendapatkan berkat pengikut Kristus saja, Tuhan menuntut di dalam pelayanan tersebut, maka untuk menyangkal diri, memikul salib seseorang harus memikirkan ulang lalu mengikut Dia, terlebih lagi kepada apakah dirinya sungguh terpanggil orang yang akan melayani full-time. dan dipakai oleh Tuhan. Dalam bagian Tuhan akan menuntut yang terbaik ini, kita harus melepaskan diri dari dikotomi yang yang harus diberikan kepadaNya. Yang Tuhan dihancurkan Reformasi, yaitu bahwa setiap orang akan pakai, Tuhan akan bentuk terlebih dahulu. percaya adalah imam yang melayani Tuhan, Di satu sisi hal ini membawa kegentaran kepada bukan kaum full-time saja yang melayani. saya akan pembentukan seperti apa yang Tuhan Karena setiap orang yang percaya telah akan kerjakan di dalam hidup saya. Tetapi di lain diberikan karunia untuk kebaikan tubuh sisi, Tuhan sendiri tahu kekuatan kita, sehingga kita Kristus, yaitu gereja. Jadi bukan tidak akan diuji/dicobai yang dipanggil secara full-time saja, melampaui kekuatan tetapi yang melayani part-time juga kita. Dan justru di dalam harus mendapatkan konfirmasi akan kelemahan kitalah, maka gift-nya untuk terus meng-excercise Tuhan boleh dipermuliakan. hal tersebut. Dalam pelayanan yang Kiranya sharing kesaksian saya kerjakan, saya mensyukuri saya ini boleh dipakai untuk kepada Tuhan karena boleh melihat menguatkan setiap kita yang orang-orang yang mendapatkan bergumul di dalam melayani berkat di dalam pelayanan saya, Tuhan, yang terlebih dahulu sekalipun saya tahu pelayanan yang melayani kita. Amin. saya kerjakan itu tidak sempurna
The Church of Jesus Christ is drawn by the Scripture as a family; A family with God as our Father, Jesus Christ as our eldest Brother, and all Christians as brothers and sisters in Him. That beautiful description has been my own experience with the teenagers in Reformed Evangelical Church of Singapore (RECS).
What can be closer than the bond between family members? Yet, the closer the bond of love between persons is, the greater the pain when the time of farewell comes. It has been the nature of teenagers in RECS to come
Or have we been working in vain? Thanks be to God for His glorious mercy, that I’ve great opportunity to see how God through Reformed Evangelical movement has given life to many teenagers through the preaching of the Gospel, shaped their lives, and prepared them to go into the world as workers of our LORD’s kingdom for the glory of God. I hope you can taste some of the sweetness through this short Q&A with some of them who are going this August (Jessica Leonardo – JL, Michelle Sugiarto – MS, Zuriel Hassirim – ZH). Enjoy!
God has been Preparing you to go into the World and go in such a high frequency. Therefore, our effort as Pembina in PA Remaja focuses on building the strong foundation of Reformed faith in the hearts of our beloved teenagers, in the short time of their stay in Singapore as secondary students. Every moment is precious. Every opportunity is a time to influence through our teachings and lives. This year may be called a year of farewells, since many of our Pembina and remaja have to go to many different places to fulfill God’s calling in their lives. Philip has been in Michigan since April. Ko Audy has gone to Reformed Institute in Jakarta for fulltime theological study. Bu Hanna, Michelle, and Jessica are going to Boston. Zuriel is going to Beijing. Yohanna is going to Canada. As workers in the kingdom of God, the sweetest thing to enjoy in our lives is to see how our efforts bear fruits in the lives of those whom we have been serving. A troubling question in my heart as pembina remaja is: Have our ministry been fruitful?
Q1: You’ve been Reformed Evangelical Church since very young. What is your impression about Reformed Evangelical movement?
JL: My first impression is that Reformed Evangelical movement is a very responsible movement, definitely different than any other Christian movements. This movement is seen as a need in the 21st century to bring back straying Christians to the truth of the Bible. Being always pictured as a tree with deep roots and outward growing branches that reaches out, it is strict in demanding the members to learn the word of God and understanding the right doctrines through Bible studies, expository teaching, intensive classes, etc. MS: The Reformed Evangelical Movement is a hard movement to follow because we have to fight against the non-Biblical teachings that is currently influencing the society, e.g. New Age Movement, Paganism, etc. but an important movement that bring Christian teachings back to the Bible (Reformed
Doctrine) and to lead perishing souls to the gentle hands of our Lord, Jesus Christ. This movement has a great leader, Rev. Dr. Stephen Tong who is multitalented but is willing to surrender his life to God. ZH: The Reformed Evangelical movement is a movement that aims to reach to as many people as possible while upholding the purity, uncompromising and the absolute nature of the Gospel. It put great emphasis upon the quality and integrity of its teachings, as it attempts always to impart the wisdom of the Gospel to the common man through honest and stringent teaching and interpretation of the Gospel. Q2: What are significant impacts that Reformed Evangelical movement has brought in your life?
JL: I spent my high school years in International Community School (ICS), an interdenominational Christian school. The majority of its students and faculty comes from the charismatic movement, which is a contrast to the community in Reformed Evangelical movement. Being there exposed me to different charismatic teaching and culture. Therefore, one of the significant impact Reformed Evangelical movement has brought to my life, is being able to distinguish between what is right and what is wrong. MS: It changes my life completely. I repented when I heard a sermon in NREC 2004. Then, through the expository preachings of Rev. Dr Stephen Tong, and joining the Teens Bible Study, I begin to understand the Word of God more comprehensively and the urgency of spreading
the Gospel. The Reformed Evangelical Movement is also a movement that encourage us to influence others especially in doing culture mandate, e.g. in music, art, politics, science, etc. ZH: The movement has literally shaped and moulded my faith, inspired me to no end, opened my eyes to the beauty of creation and the potential God has planted in me, that I may use this potential to His glory and to the benefit of mankind, in the way He wills me to. My spirit and my mind has literary grown in and because of the movement as it brought me to realisation of the purpose and the inherent value and the meaning of my life in both the temporal world and my accorded place in His Kingdom. Q3: Have you ever experienced any struggle to accept Reformed teachings?
JL: I’d have to say yes, there’ve been times where Reformed teaching is hard to chew and understand and even to apply it to our daily life. It’s always a struggle but then again, we need all these struggles to grow and learn new thing even if it means to take destroy all presumptions and start anew. MS: I used to struggle about the 2 common topics , which are predestination and the sovereignty of God. With God’s help, I can finally understand about these topics. By understanding about predestination, I realized how great God’s grace is because I’m just a sinner who does not deserve His love. ZH: From predestination to the concept of the self-sufficient Trinity. Not all, and indeed much of the Reformed teachings are difficult and even harsh to one’s capacity for acceptance and understanding.
AGAPE Online: www.grii-singapore.org / Facebook group: GRII Singapore Berikut adalah kutipan dari “status” catatan pribadi Pdt. Sutjipto Subeno di kolom Facebook beliau mengenai Pendidikan.
Mungkin sebagian besar orang Kristen perlu evaluasi diri, apakah ia betul-betul orang yang hidup mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi, karena itu yang Allah minta. Atau paling tidak seberapa jauh perjuangan hidup seperti itu? Mungkin kebanyakan org justru berpikir mengasihi diri dan mengasihi uang, lalu mengaku jadi Kristen. Betapa celakanya... merenungkan Mat 22-23.
I believe that no real learning or understanding can be achieved without struggle. And so too I have learnt to revel in that contemplative struggle. But the hardest and most liberating of all the teachings must be the realisation of how unworthy we are of God mercy and salvation - how helpless, wretched and despised, how inherently worthless until God himself lifts us up from our condition of absolute despair and endowed us with dignity and the capacity to give and experience His great love. For when all knowledge passes away, now “these three remain: faith, hope and love. But the greatest of these is love.” Q4: How do Reformed Evangelical church and Reformed Evangelical teachings prepare you for your university life?
lived away from my family and friends before, so living alone will be a challenge that I look forward to. My prayer request is that I may quickly adapt to the new environment, and so that God can use me to constantly be a blessing to others wherever He place me. MS: The potential struggles that I will encounter during my uni life are: 1.) Coping with the academic standard of music conservatory, 2.) Peer pressure, 3.) Cultural differences, 4.) My spiritual growth. Do pray so that I can get through all these potential struggles. ZH: Temptations abound in the world outside, not just temptations but the many appealing ideas, concepts and opinions that may induce me to doubt of God’s promise. While I firmly believe that in the bottom of my heart I shall always know the truth of His Word and of His presence, I am not immune to the doubt and insecurities that external influences may bring upon me. The power of the massses is great, the pressure of friends suffocating, and the hatred of the world difficult to endure - but these are, I have no doubt, the struggles and experiences I have to endure if I am to remain true and faithful to His Word. And perhaps the only prayer I ask for is that God would preserve me and give me strength to endure what trails and temptations that might await me, and that I may increasingly know of His Will for me as I continue to walk in the path and place he has accorded me.
JL: The most evident part of my spiritual growth here in Reformed Evangelical is definitely during these teenage years. This church have provided me with a superb teens fellowship in which our faith is molded and foundations made strong. The teens fellowship also has a “Kelompok Kecil Khusus” in which we are prepared for future challenges in university life. MS: First of all, Reformed Evangelical church with its teachings make me understand what’s the purpose of my life, to know God and to enjoy Him. It gives me the strength to face all the difficulties that might encounter in my university life. It prepares me to serve Him with the music talent that He has given to me. Farewell Jessica, Michelle, Yohanna, and Zuriel... ZH: By supplying me with the proper These prayers of Aaron and Paul are also our understanding of God’s Word, and building my prayer: faith upon its steadfast foundations, the church has brought me to the realisation of the importance of The LORD bless you and keep you; the Gospel in a sinful world, such as that I may The LORD make his face to shine upon you anchor myself to the Lord as my unwavering and and everlasting rock amidst the many misguided worldly be gracious to you; teachings and opinions that abound in the world, teachings that I would be exposed unmercilessly to The LORD lift up his countenance upon you in my university years. The Church has taught me to and give you peace. the faithful to the Will of the Lord, and has taught me the purpose life - so that I may glorify Him and Numbers 6:24-46 enjoy Him forever: to fulfill His Will for me in my life that I may partake of His Work as according to His Grace be with all who love our Will. Lord Jesus Christ with love incorruptible. Q5: What are the potential struggles that you expect in your university life? Do you have anything for us as a church to pray for?
JL: Potential struggles can be summarized into 4 words, “learning to be independent”. I’ve never
Ephesians 6:24 Andi&Pembina PA Remaja GRIIS
Pelayanan Jemaat
Oleh Dharwaman Tjokro
Sharing Welcome Tea PA Pemuda 2009 Pentingnya memahami Anugerah “Koq bisa ya?” Pertanyaan yang singkat ini sebenarnya kalau kita gunakan sebagai satu pertanyaan refleksi kepada diri sendiri akan menolong kita semakin menyadari akan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita. “Koq bisa ya, aku mengalami kelahiran baru secara rohani?” “Koq bisa ya, aku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus?” “Koq bisa ya, aku mendapatkan kasih karunia dari Tuhan? “Koq bisa ya, aku mendapatkan keselamatan dan hidup kekal?” “Koq bisa ya, aku boleh mendengar Injil?” “Koq bisa ya, aku dapat kesempatan belajar Firman Tuhan?” dst...dst..... Pasti menjadi satu list yang akan sangat panjang. Lalu apakah pertanyaan itu hanya berhenti menjadi satu pertanyaan? Tentu seharusnya refleksi itu semakin mendorong kita untuk berespon dengan tepat kepada Tuhan. Dengan pertolongan
Roh Kudus, ketika kita semakin disadarkan bahwa kita sebenarnya tidak layak menerima kasih Tuhan maka kita akan semakin rindu untuk membagikan kasih Tuhan itu kepada orang lain. Melalui Firman-Nya kita mengerti bahwa di dalam kedaulatan-Nya Allah telah menetapkan orangorang pilihan di dalam kekekalan untuk menerima bagian anugrah keselamatan seperti apa yang telah kita terima dari Tuhan. Salah satu yang pasti masuk ke dalam listnya kita adalah “Koq bisa ya, saya beribadah di GRII Singapura” Tentu kita sangat bersyukur ketika saat ini kita diberikan kesempatan untuk belajar kebenaran yang sejati dari Firman Tuhan. Dari waktu ke waktu kita juga semakin disadarkan bahwa melalui gerakan Reformed Injili ini Tuhan memimpin kita untuk memiliki pengertian kebenaran berdasarkan Kitab Suci dan mengobarkan semangat penginjilan serta mengerjakan mandat budaya. Maka melalui gerakan Reformed Injili ini gereja dibawa untuk berakar dalam Firman Tuhan dan berbuah Injil serta menghadirkan Takhta Kristus di dalam setiap bidang kehidupan. Tentu setiap anugrah yang telah Tuhan berikan kepada kita
RETREAT GEREJA Gereja GRII Singapura mengundang segenap jemaat untuk mengikuti acara retreat gereja dengan detail sebagai berikut: Waktu/Tanggal: 8:30am / Senin, 10 Agustus 2009 (hari libur nasional) Tempat: The Chevrons / 48 Boon Lay Way Singapore 609961 Kegiatan: Seminar, Pertemuan & Perkenalan jemaat bersama dengan Pdt. Stephen Tong & rekan. Keterangan lengkap: www.grii-singapore.org
tidak boleh kita pendam untuk diri sendiri. Kita dipanggil bukan menjadi seperti lautan mati melainkan bagaikan satu saluran yang terus menyalurkan anugrah Tuhan kepada orang lain termasuk di dalam membagikan berita Injil kepada mereka. Mengapa saya perlu ke PA Pemuda? Didalam pertumbuhan rohani kita sebagai orang beriman, hanya mengikuti kebaktian setiap minggu tidaklah cukup. Memang setiap minggu kita mendengar Firman dan memuji Tuhan didalam ibadah hari minggu. Tapi selain itu, kita juga perlu belajar lebih dalam tentang Firman Tuhan untuk dapat ber-relasi dengan benar kepada Tuhan. Firman Tuhan adalah satu-satunya jalan dimana kita bisa mengenal Tuhan & mempermuliakan Tuhan. Kalau kita tidak meluangkan waktu untuk membaca Alkitab dan mempelajarinya, maka kita tidak mempermuliakan Dia. PA Pemuda dibentuk karena para pemuda memerlukan wadah untuk bersama-sama mempelajari Firman Tuhan, berbagi pengalaman dan bergumul bersama untuk menjalankan perintah Tuhan dalam setiap jenjang kehidupan. Serupa dengan jemaat mula-mula, selain mendengarkan pengajaran langsung dari para rasul juga berkumpul di rumah-rumah untuk memecah roti dan bersekutu. Dengan demikian, kehidupan kita dapat menjadi kesaksian bagi orang lain.
menganugerahkan hidup kekal kepada kita, menganugerahkan iman kepada kita untuk percaya, menganugerahkan hidup yang baru, menganugerahkan pembenaran atas segala dosa kita, menganugerahkan pengudusan agar kita dapat memperkenan Dia, dan menganugerahkan kemuliaan sebagai anakanak Allah bagaimana mungkin kasih yang sama pula tidak mendorong kita untuk kembali mengasihi Allah? Seperti para rasul dan bapa-bapa gereja, kasih Allah-lah iniliah yang mendorong kita untuk mentaati Tuhan dan menjalankankan perintahNya untuk mengabarkan Injil. Pada saat kita memberitakan Injil secara pribadi, PA Pemuda mendukung dengan Mengadakan Welcome Tea. Acara ini merupakan sarana pengabaran Injil massal berkala yang diadakan setahun sekali dengan membawakan tema-tema khusus dan berkelanjutan. Oleh karena itu, bukan hanya perlu tapi mengandung esensi yang penting, yaitu sebagai perwujudan iman sekaligus wujud kasih kepada Allah dan sesama. Untuk siapakah acara Welcome Tea PA Pemuda?
Mengapa ada acara Welcome Tea? Acara Welcome Tea beranjak dari pada kerinduan untuk mengabarkan Injil. Charles Spurgeon mengatakan bahwa bahkan orang yang paling egois sekalipun tidak akan menolak menginjili karena melihat penghargaan yang akan diberikan kelak.
Secara praktis, siapa saja! Baik orang-orang yang sudah percaya, sudah percaya tapi tidak sungguh-sungguh, maupun orang yang belum pernah mengenal Yesus secara pribadi.
Ketika ditanyakan apakah yang menjadi alasan umat Tuhan enggan untuk memberitakan Injil, banyak yang menjawab takut, tidak tahu caranya, tidak berbakat bicara, dan lain-lain. Justru yang menjadi pengahalang terbesar anak-anak Allah mengabarkan Injil adalah tidak beriman & tidak mencintai Tuhan. Betapa seriusnya hal ini. Mungkin banyak dari kita berpikir baik disadari maupun tidak; asal jadi orang Kristen sudah cukup! Untuk apa menginjili orang lain? Bahkan, untuk apa melayani?
Firman yang akan dibawakan didalam acara Welcome Tea ini akan menjadi berkat bagi setiap kita baik menegur, memberikan nasihat, memperbaiki kelakuan dan mendidik didalam kebenaran sebagaimana yang dikatakan dalam 2 Timotius 3:16. Detil acara Welcome Tea
Dibalik pemikiran seperti inilah terletak disbelief. Kita tidak beriman kalau Tuhan adalah Raja hidup kita yang sudah selayaknya memiliki kontrol atas kehidupan kita dan oleh karena itu kita patut mendedikasikan hidup kita untuk penggenapan rencana-Nya di muka bumi ini.
Didalam Welcome Tea kali ini, kita akan menggarap 5 tema: • What makes a man worthy? • I am a free thinker • What will you pursue? Success? • Is there still hope in this world? • Where the Church is going in the 21 st century?
Kalau saudara dan saya sudah merasakan dengan sungguhsungguh betapa besar kasih Tuhan kepada kita yang
Acara Welcome Tea ini akan berlangsung selama 5 minggu berturut-turut, dimulai dari tanggal 15 Agustus 2009 – 12
September 2009, bertempatkan di The Alexcier (sekretariat gereja) #03-12 mulai pkl. 17.00 – pkl. 19.30. Dengan tema yang begitu penting yang perlu diketahui oleh semua orang, jangan sia-siakan kesempatan untuk mendengarnya dan mengajak orang lain untuk mendapat berkat. Sebagai pemuda, apa bagian saya? Acara Welcome Tea bukan hanya merupakan bagian dari pengurus gereja / persekutuan maupun aktifis tetapi acara ini justru harus menjadi bagian bagi setiap pemuda didalam gereja ini. Pertama, hal paling penting namun sederhana yang perlu untuk kita lakukan adalah berdoa bagi acara ini. Kita perlu berdoa agar acara ini sinkron dengan isi hati Tuhan dan dapat menjadi berkat baik didalam persiapan maupun pelaksanaannya. Kita juga perlu berdoa bagi hamba Tuhan yang akan memimpin acara ini dan agar setiap orang yang diundang boleh dilembutkan hatinya untuk mendengar Firman Tuhan. Dan kita juga harus berdoa agar setiap kita iberi kesempatan untuk menjadi saluran berkat bagi orangorang yang belum mengenal Kristus. Kedua, setiap kita bisa mengambil peran secara aktif untuk mengajak teman, saudara, ataupun kolega untuk datang ke acara ini. Seringkali kita rasa sulit untuk menginjili teman yang sudah kita kenal dekat & lama entah untk alasan apapun, acara Welcome Tea ini menjadi suatu platform yang baik untuk teman tersebut mendengar Injil. Tentu saja bukan berarti kita melepaskan tanggung jawab kita untuk mengabar Injil. Oleh karena itu, bagi setiap kita yang mengajak orang lain juga sebaiknya dapat melanjutkan diskusi tentang Firman yang didengar setelah acara Welcome Tea selesai. Ingat, acara seharusnya ini menjadi bagian dan upaya
kita bersama-sama. Karena itu, bagi setiap kita yang punya kerinduan untuk melayani bersama-sama boleh menghubungi pengurus PA Pemuda untuk keterangan lebih lanjut. Kesaksian seorang pemudi (Yosetine F.) “Saya pertama kali ikut acara pemuda di GRIIS saat Welcome Tea 2007 yang lalu. Karena waktu itu saya masih baru di GRIIS, saya ngga familiar dengan wadah-wadah yang ada. Suatu kali sehabis kebaktian sore, seorang petugas kolektan (alias ci yenty yang belum saya kenal) ngajakin saya ke acara Welcome Tea pemuda. Saya pikir bagus sekali ada pemuda yang ngajakin, sebelumnya saya emang niat ikutan tapi ngga tau kapan, dimana dan gimana caranya buat ikutan persekutuan pemuda. Yang saya ingat di Welcome Tea itu, ko cimit sharing bagaimana dia sendiri kadang bergumul untuk tetap datang ke persekutuan pemuda dan dia mendorong pemudapemuda yang lain supaya jangan nyerah untuk datang meskipun akan ada banyak hal yang bikin berat langkah. Untuk saya pribadi, sharingnya mempersiapkan sekaligus mendorong saya kalau-kalau nantinya sudah suam ke pemuda, jangan nyerah untuk terus datang. Alasan saya waktu itu ikutan persekutuan pemuda adalah keinginan saya untuk bisa mengenal Tuhan lebih lagi melalui firman yang bisa saya dengar bukan hanya setiap hari Minggu, tapi juga setiap Sabtu. Dan pas saja tema khotbah saat itu tentang pengenalan akan Tuhan! Kalau saya pikirkan lagi sekarang, memang Tuhanlah yang telah memimpin dari awal sampai sekarang.” Setelah mendengar kesaksian bagaimana Yosetine mendapat berkat melalui Welcome Tea PA Pemuda, sungguh sayang bukan kalau Welcome Tea ini kita lewatkan.
Mari Belajar Bahasa Mandarin! Lewat kolom ini Agape ingin mengajak kita semua untuk menggunakan bahasa Mandarin sebagai salah satu media untuk membagikan Injil kepada orang-orang di sekitar kita. Jika pembaca memperhatikan Agape kolom Mandarin edisi Januari, April & May 09 berfokus pada ayat-ayat Firman Tuhan yang berkaitan erat dengan penginjilan, demikian halnya edisi kali ini. Marilah kita bersama mempelajari, menghafal dan membagikan firman-Nya!
因 為 罪 的 工 價 乃 是 死 ; Yīnwei zuì de gōngjià nǎi shì sǐ For the wages of sin is death, 惟 有 神 的 恩 賜 ,在 我 們 的 主 基 督 耶 穌 裡 , 乃 是 永 生 。 wéiyǒu shén de ēncì, zaì wǒmen de zhǔ Jīdū Yēsū lǐ nǎi shì yǒngshēng . but the gift of God is eternal life in Christ Jesus our Lord 羅 馬 書 6:23 (Romans 6:23)
Vocabulary: 因 為= Yīnwei = because 罪= zuì = sin 工 價= gōngjià = wages 死= sǐ = death 神= shén = God 恩 賜= ēncì= gracious gift
SG KALENDER Pameran A Story of Image: Old & New Masters From Antwerp (Belgium) merupakan pameran yang ambisius yang menyurvei sejarah dan karya seni kontemporer dari perkembangan gambar dan komersialisasinya Pameran ini dari 150 karyanya memfiturkan 13 karya lukisan oleh old flemish master dari Royal Museum of Fine Arts of Antwerp (KMSKA), 25 cetakan dari Museum of Plantin-Moretus/ Printroom dan 112 karyakarya seni kontemporer flemish dari Museum Seni Kontemporer (MuHKA). Mahakarya oleh Peter Paul Rubens (1577-1640) dan Anthony van Dyck (1599-1641) akan ditampilkan di Singapura untuk pertama kalinya. Karya seni kontemporer moghuls seperti Luc Tuymans, David Claerbout, Francis Alys, dan Marlene Dumas Berlinde de Bruyckere juga akan menambah pengalaman pameran ini menjadi unik. Tempat: National Museum of Singapore Tanggal/Hari: sampai 14 Agustus - 4 Oktober 2009
主= zhǔ = Lord 基 督= Jīdū = Christ 永 生= yǒngshēng = eternal life
Waktu: 10:00-18:00 Keterangan: http://www.nationalmuseum.sg Perayaan Memperingati hari jadi Singapura yg ke-44, dirayakan setiap tahunnya melalui water show, pertunjukan udara dan pesta kembang api yang sangat memukau. Sangat menarik bagi keluarga dan fotografer yang mencari momen-momen khusus dari sore hingga malam hari. Tempat: Floating Platform di Marina. Tanggal/Hari: Minggu, 9 Agustus 2009 Waktu: 17:00 - 20:00 Keterangan: http://www.ndp.org.sg Retreat & KKR Retreat Keluarga Besar GRII Singapura Tempat: Chevrons Club House Tanggal/Hari: Senin, 10 Agustus 2009 Waktu: 8:00 - 17:00 Keterangan: http://www.grii-singapore.org
KKR yang di pimpin oleh Pdt. Dr. Stephen Tong KKR KKR KKR KKR
KalBar di kota Pontianak, tgl 5 - 7 November 2009 Batam, tgl 6 - 8 Agustus 2009 Semarang, 20 - 22 Agustus 2009 Australia (Perth Melbourne Sydney), 24 – 30 Agustus 2009