GANTI RUGI AKIBAT MAL-PRAKTEK KELALAIAN MEDIK: KOMPARASI HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA Oleh : Nurma Khusna Khanifa Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas Syariah dan Hukum UNSIQ Email:
[email protected] ABSTRAK Negligence istilah dalam kedokteran, begitu juga istilah dalam mal-praktek (medical malpractice). Permasalahan timbul akibat hubungan kurang baik antara pasien dengan petugas kesehatan atas dasar mutual understanding, mutual trust dan mutual respect. Dasar inilah yang disebut sebagai perjanjian yang menimbukkan ganti rugi atau wan-prestasi salah satu pihak. Hukum di Indonesia mengatur sendiri mengenai mal-praktek dalam medical law, akan tetapi mengikuti aturan hukum perdata. Sedang hukum Islam pedoman way of life mengharuskan proteksi. Kata kunci: Mal-praktek, ganti rugi, hukum perdata, hukum Islam Demikian pula istilah mal-praktek yang
A. Pendahuluan Hidup
bersama
memunculkan
tersebut
interaksi-interaksi
pasti
pada umumnya diartikan berkaitan dengan
dan
profesi kedokteran (medical malpractice),
hubungan-hubungan antar individu, serta
bahkan
berbagai perselisihan yang muncul sebagai
mengasosiasikan langsung dengan bidang
dampak
tersebut.
kedokteran, padahal arti mal-praktek itu
Sebagaimana individu dalam masyarakat
berlaku juga terhadap profesi lain (J.
tidak mungkin menikmati
Gunandi, 1990 : 5).
dari
interaksi
kebebasan
ada
kecenderungan
untuk
absolut, karena hal itu bertentangan
Permasalahan timbul akibat tidak
dengan kebebasan manusia lain yang
terwujudnya suasana dan hubungan yang
dapat menimbulkan perselisihan berlarut-
baik antara petugas kesehatan dan pasien
larut
menghancurkan
atas dasar mutual understanding, mutual
masyarakat itu sendiri (M. Misbah, 2008 :
trust dan mutual respect antara kedua
2). Hal itu terjadi pula dalam dunia
belah pihak. Akibat semua itu, sering
kesehatan
terdengar keluhan dan kritikan masyarakat
yang
hanya
antara
petugas
kesehatan
dengan pasien akibat kelalaian. Beberapa dekade istilah kelalaian
terhadap sikap dan pelayanan petugas kesehatan,
tenaga
medis,
paramedis
(negligence) hanya dikenal dalam arti
kepada pasien, terutama di lingkungan
umum dalam percakapan sehari-hari. Kini
rumah sakit pemerintah.
istilah kelalaian mulai populer dalam
Beberapa kasus pelanggaran kode etik
kaitannya dengan bidang kedokteran.
kedokteran atau pelanggaran sumpah
Vol. II No. 01, Mei 2016
dokter atau sumpah jabatan dan ada pula
haknya, hak atas pelayanan kesehatan dan
beberapa kasus penuntutan ganti kerugian
hak untuk menentukan nasib sendiri atas
oleh pasien atau keluarganya kepada
kewajiban tanggung jawab rumah sakit,
dokter dan petugas kesehatan lainya,
tanggung jawab
karena dituduh lalai atau lengah dalam
tanggung jawab bidang keperawatan (J.
menjalankan tugas, salah memberikan
Guwandi, 2008 : 10). Dari
obat, sehingga mengakibatkan kematian pasien,
cacat
bertambah
seumur
ganti rugi mal-praktek akibat kelalaian dalam melaksanakan tugas kesehatan
yang
kesehatan
menyebut (health
ditinjau dari aspek hukum Islam dan
hukum
hukum perdata yang akhir-akhir ini
law,
marak terjadi di kalangan masyarakat
gezondheidsrecht) di Indonesia masih muda usianya. Oleh karena itu setiap
Indonesia. B. Metodologi Penelitian
perbuatan (memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu) (Subekti Tjitrosudibio, 2008 : 323),
maupun
mengakibatkan
tindakan kerugian
yang maka
penyelesaian masalah mengikuti aturan KUH Perdata mengingat kepustakaan dan yurisprudensinya masih tergolong langka. Sedangkan pandangan Islam tentang
hemat
(Masjfuk
Hukum kedokteran (medical law), juga
diatas
dan
penulis mencoba membahas mengenai
Zuhdi, 1992 : 188).
ada
pemaparan
dokter
dan
hidup,
penderitaannya
profesi
kesehatan
melalui
sumber
hukum Islam dan menjadi pedoman hidup (way of life) bagi seluruh umat Islam (J. Guwandi, 2008 : 8). Pengaruh globalisasi yang melanda ke seluruh penjuru dunia membuat orang semakin berani mengungkapkan sebuah masalah yang ditimbulkan akibat kelalaian petugas kesehatan, akibat dari wan-
Metode merupakan alat bantu yang utama dalam setiap penulisan ilmiah, baik untuk memahami permasalahan maupun di dalam menyusun tulisan karya ilmiah itu sendiri. Adapun jumlah dan
jenis
metode
yang
akan
dipergunakan, ditentukan oleh sifat dan jenis penelitian. Sehingga penelitian dapat mencapai hasil yang optimal dan pelaksanaannya terarah dan rasional. Adapun
penulisan
jurnal
ini
menggunakan beberapa metode agar diperoleh suatu hasil yang falid sehingga dapat
dipertanggung
jawabkan
kebenarannya, metode tersebut ialah jenis penelitian penyusunan jurnal ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dalam
analisis
data,
penulis
prestasi banyak orang gencar menuntut
138
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
Vol. II No. 01, Mei 2016
menggunakan metode deskriptif analitis.
(persetujuan yang tercatat) (Ahmad
Merujuk pada permasalahan di atas,
Warson, 198 : 92).
peneliti
mencoba
menggunakan
Akad dapat ditinjau dari dua segi
untuk
yaitu secara umum dan secara khusus,
menguraikan pokok masalah melalui
secara khusus yaitu segala sesuatu
kajian teori sedang pengumpulan data,
yang
penulis
berdasarkan
pendekatan
sosiologis
menggunakan
penelitian
dikerjakan
oleh
seorang
keinginannya
sendiri,
lapangan (field research) diantaranya
seperti wakaf, talak, pembebasan atau
wawancara dan observasi, serta tidak
sesuatu
lupa kajian pustaka (library research).
membutuhkan
C. Hasil Temuan dan Pembahasan 1. Ketentuan Umum Perjanjian 1.1. Naẓariyat al ‘Uqûd (Teori Perikatan) Dalam hubungan keperdataan,
yang
khusus akad adalah perikatan yang ditetapkan Rachmat
dan
berdasarkan
Perikatan
suatu
dalam
perikatan.
Islam
adalah
merupakan seperangkat hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadist serta ar-ra`yu (ijtihad) yang mengatur tentang hubungan dua orang atau lebih mengenai suatu benda atau sesuatu
yang
dihalalkan
menjadi
objek suatu transaksi (Gemala Dewi, 2005 : 3). Perjanjian
dalam
Islam
dinamakan akad, berasal dari bahasa arab
(‘aqada)
dengan
masdar
(‘aqdun) yang berarti membangun atau
dengan Syafi’i,
`îjab-qabûl 2001
ketentuan obyeknya.
:
( 54)
syara’ Gambaran
yang menerangkan maksud ijab qabul diantara dua belah pihak itu ialah
َ َ َ ْﻹ ْﺠﻳَﺎ ُ ُﻫ َﻮ َ ُ َﻧﻴَﺎ ﻳَ ْﺼ ُﺪ ُ ﻣ ْﻦ ﺣ ِﺪ ِ ٍ ِ َْ َ َ ً َ ُ ْ َ ََُْ 'ِ ﺗِ ِﻪ ِﻰﻓ ِﻧﺸﺎ-َِ .ِ إ#ﺮﺒ ﻗ ْﻦ َﺟ ْﺰ ﻟﻤﺘﻌﺎ ِﻗﺪﻳ ِﻦ ﻣﻌ ْ ُ َ َ َ ْ ْ ُ ُْ َ ْ َ ُْ ﺒﻮ ﻫ َﻮ وﻟﻘ. ُ ِﻣﻨﻬﻤﺎ.ئ-ِ ﺎﻛ ﻫ َﻮ َﻛﺎ1 ﻟ َﻌﻘ ِﺪ ْ َ َْ ْ َ ْ َ ِ ﻟﻄﺮ ِ; ﻷﺧ ِﺮ َﻧﻌﺪ ﻹْﺠﻳَﺎ َﻣﺎﻳَﺼ ُﺪ ُ ِﻣ َﻦ َْ َ َ َ َ ُ ْ َ ً َ ُ .ﻣﻌﺮﺒ ﻗﻦ ﻣﻮﻓﻘ ِﺘ ِﻪ ﻋﻠﻴ ِﻪ Ijab ialah permulaan penjelasan yang keluar dari salah seorang yang berakad, untuk memperlihatkan kehendaknya dalam mengadakan akad, siapa saja yang memulainya. Qabul adalah jawaban pihak lain sesudah adanya ijab, buat menyatakan persetujuan (Muhammad Al Amin Ad Dirrir, Jilid I : 326).
memegang
Akad timbul sesudah adanya
perjanjian, percampuran, menyatakan
ikhrâzul mubâhat, sebelum timbul
juga
mendirikan,
dua
dan gadai. Sedangkan pengertian
berdasarkan
menimbulkan
keinginannya
orang seperti jual-beli, perwakilan
hal yang mendasar adalah perjanjian setiap perjanjian pasti akan
pembentukannya
bisa
diartikan
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
kontrak
139
Vol. II No. 01, Mei 2016
ihrâzul mubâhat, maka belumlah
diartikan
timbul akad ini. Sedangkan menurut
mencakup Undang-Undang (hukum
T.M. Hasbi Ash Shiddiqie (2002: 22)
tertulis) maupun hukum tidak tertulis
akad
(hukum
adalah
salah
satu
bentuk
sebagai
adat).
hukum
Mengingat
yang
bahwa
perbuatan hukum atau disebut dengan
perikatan dapat timbul bukan hanya
tasharruf. Tasharruf diartikan sebagai
dari perjanjian dan Undang-Undang
sesuatu berdasarkan persetujuan dua
saja, tetapi juga dari hukum adat
pihak
(Hardijan Rusli, 1996 : 15).
yang
mengikat
keduanya.
Mustafa Al Zahra (1997 : 35) mendefinisikan
tasharruf
segala
(perbuatan)
Menurut Subekti (2001 : 1), yang
sebagai
memberikan definisi bahwa suatu
yang
perikatan adalah suatu hubungan
bersumber dari kehendak seorang dan
hukum antara dua orang atau dua
syara’ menetapkan atasnya sejumlah
pihak berdasarakan pihak yang satu
akibat hukum (hak dan kewajiban).
berhak menuntut sesuatu hal dari
sesuatu
1.2. Hubungan Perjanjian Dengan Perikatan
pihak yang lain dan pihak yang lain
Sistem hukum di Indonesia yang
tuntutan itu. Perikatan adalah suatu
dipengaruhi Belanda adalah sistem
hubungan hukum yang terjadi baik
Eropa atau disebut juga sistem hukum
karena perjanjian maupun karena
Romawi Jerman, di dalam hukum
hukum.
Indonesia
tentang
terjadi karena perjanjian ataupun
perjanjian. Menurut Pasal 1233 KUH
hukum dinamakan perikatan, karena
Perdata tiap-tiap perikatan lahir dari
hubungan hukum tersebut mengikat
perjanjian
yaitu
mengatur
dan
Undang-Undang.
berkewajiban
untuk
Hubungan
memenuhi
hukum
kewajiban-kewajiban
yang
yang
Selain dari perjanjian dan Undang-
timbul dari adanya perikatan itu dapat
Undang terdapat pula sumber hukum
dipaksakan secara hukum. Karena
perikatan ialah putusan pengadilan.
perjanjian adalah suatu janji atau
Kata Undang-Undang mempunyai
saling janji yang mana bila janji atau
maupun
janji-janji itu tidak dilaksanakan maka
materil adalah peraturan tertulis, dan
secara hukum pihak yang dirugikan
kata Undang-Undang dalam Pasal
(kreditur) dapat menuntut pemenuhan
1233 ini adalah terjemahan dari
janji itu secara paksa atau menuntut
bahasa Belanda wet yang juga dapat
ganti rugi.
arti
140
baik
secara
formil
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
Vol. II No. 01, Mei 2016
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
perjanjian
bahasa
belanda,
(overeenkomst contract
bahasa
hukum, baik hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis (Petter Gillies, 1994 : 243).
Inggris) terbagi menjadi dua yaitu
Di dalam sistem common law
perjanjian yang mengikat (perikatan)
sumber perikatan yang berasal dari
dan perjanjian yang tidak mengikat
quasi contract ini adalah suatu hukum
(perikatan ini ada yang menyebutnya
yang tidak tertulis yang berupa suatu
sebagai perikatan bebas). Sedangkan
asas hukum atau tenet law yang
hubungan hukum adalah hubungan
terkenal
yang menimbulkan akibat hukum
Enrichment
yaitu hak (right) dan kewajiban (duty
memperkaya secara tidak adil). Di
atau obligation) (Volmar, 1999 :
dalam hukum perjanjian Indonesia
180). Salah satu unsur dari suatu
dapat disamakan dengan Pasal 1359
perikatan adalah adanya suatu isi atau
KUH Perdata (Subekti, Tjitrosudibio,
tujuan perikatan, yakni suatu prestasi
2001 : 345).
dengan
sebutan
Doctrine
Unjust (doktrin
yang terdiri atas tiga jenis antara lain
Tuntutan ganti rugi yang terdapat
memberikan sesuatu, berbuat sesuatu,
dalam kwasi kontrak ini adalah
dan tidak berbuat sesuatu. Di dalam
quntum meruit yang menurut black’s
KUH Perdata diatur dalam Pasal 1234
law dictionary adalah kewajiban yang
(Subekti Tjitrosubdibio, 2001 : 323).
bersumber dari hukum tanpa adanya
1.3. Kuasi Kontrak (Quasi Contract/Restitution) Suatu
perikatan
harus
ada
kesepakatan dari para pihak yang terikat, dengan alasan keadilan dan kepatutan.
Quantum
ini
sumbernya atau atas dasar hukumnya,
hanyalah
baik itu berupa perjanjian maupun
penggantian yang sepatutnya saja (as
hukum dan bila tidak ada sumber atau
much as deserved) sesuai manfaat
dasar hukumnya maka dapat dikatakan
yang telah diterimanya (J. Guwandi,
tidak mungkin terjadinya perikatan.
1990 : 36). Quantum meruit bukan
Dalam sistem common law ada suatu
berdasarkan perjanjian tetapi adalah
perikatan, yang disebut sebagai quasi
bedasarkan
contract dan perikatan ini diakui oleh
kembali
atau
hakim atau pengadilan dan perikatan
doktrin
unjust
ini bukan berdasarkan perjanjian. Jadi,
timbul karena tergugat mendapatkan
perikatan ini pasti bersumber dari
manfaat dari perbuatan penggugat
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
untuk
meruit
hak
memberikan
untuk yang
menuntut berdasarkan
enrichment,
yang
141
Vol. II No. 01, Mei 2016
atau
Mal-praktek adalah kelalaian dari
merupakan perjanjian yang berlaku
seorang dokter atau perawat untuk
(J. Guwandi, 1994 : 56).
menerapkan tingkat ketrampilandan
yang
tidak
berdasarkan
2. Mal-praktek Kelalaian Medik (Malpractice Negligence) Mal-praktek suatu istilah yang
pengetahuannya
di
dalam
memberikan pelayanan pengobatan dan
perawatan
terhadap
seorang
mempunyai konotasi buruk, bersifat
pasien yang lazim diterapkan dalam
stigmatis.
dari
mengobati dan merawat orang sakit
yang memegang suatu
atau terluka di lingkungan wilayah
profesi dalam arti umum. Mal-praktek
yang sama. Mal-praktek merupakan
yang
sikap tindak profesional yang salah
seseorang
Praktek
ditunjukkan
kedokteran
buruk
kepada
disebut
profesi
sebagai
mal-
dari
seseorang
yang
berprofesi,
praktek medik. Mal-praktek tidak
seperti dokter, dokter gigi, dokter
selalu harus terdapat unsur kelalaian,
hewan. Mal-praktek bisa diakibatkan
sedangkan
memang
karena sikap tindak yang bersifat
termasuk dalam arti mal-praktek.
tidak peduli, kelalaian atau kurangnya
Mal-practice mempunyai pengertian
ketrampilan atau kehati-hatian di
yang lebih luas dari pada negligence.
dalam
Karena
arti
profesionalnya, tindakan salah yang
kelalaian, istilah mal-praktek pun
sengaja atau praktek yang bersifat
mencangkup tindakan-tindakan yang
tidak etis (J. Guwandi, 1994 : 43).
kelalaian
selain
mencakup
dilakukan sengaja (intentional, dolus,
pelaksanaan
Mal-praktek
kewajiban
merupakan
opzettelijk) dan melanggar Undang-
hubungan antara etik profesi dengan
Undang. Di dalam arti kesengajaan
hukum, dengan segala akibat hukum
tersirat ada motifnya (mens rae, guilty
yang timbul karenanya. Mal-praktek
mind). Sedangkan arti negligence
mempunyai kaitan dengan hukum
lebih
Pidana
berintikan
ketidaksengajaan
dan
Perdata.
Hukum
(culpa), kurang teliti, kurang hati-
Kesehatan di dalam hal ini teospitsen
hati, acuh tak acuh, sembrono, tak
pada hukum Kedokteran meliputi
perduli terhadap kepentingan orang
dalam soal mal-praktek berkaitan
lain, namun akibat yang timbul
dengan hukum Administratif dan
memang
hukum Tata Negara apabila berbicara
bukanlah
(Herkutanto, 1989 : 23)
tujuannya
tentang hak subjektif dari mereka menjadi peserta pengobatan. Maka
142
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
Vol. II No. 01, Mei 2016
apabila ada kesalahan atau kelalaian
Sedangkan
kelalaian
yang kemudian dikualifisir sebagai
kurang
mal-praktek, maka sanksi pidana,
Kegagalan untuk melakukan apa yang
pembayaran ganti kerugian perdata
seorang
yang
berhati-hati
secara
ataupun sanksi administratif dapat
wajar
akan
melakukan
atau
dijatuhkan
yang
melakukan sesuatu apa yang seorang
dipandang melanggar hukum (Oemar
wajar tidak akan melakukan di dalam
Seno Adji, 1991 : 60).
kasus tersebut. Seorang dokter bisa
terhadap
dokter
perhatian
adalah
yang
wajar.
Mal-praktek menurut dr. Kartono
dianggap bertanggung jawab atas
Mohamad, di dalam buku karya
dasar professional negligence apabila
Oemar Seno Adji, mengatakan bahwa
sikap tindaknya tidak berdasarkan
mal-praktek merupakan istilah hukum
standard profesi yang berlaku umum,
sering dinamakan dengan kelalaian
sehingga
tindakan dokter (medical negligence)
timbulnya cedera oleh pasien. Tolok
yang
fisik,
ukur dari kelalaian yang dikenal
mental, atau finansial pada pasien.
sebagai 4 D dari negligence, yaitu: (J.
Terdapat tiga unsur yaitu kelalaian,
Guwandi, 1989 : 43).
kesalahan
1. Duty (kewajiban)
berakibat
kerusakan
medis,
kerugian
bagi
pasien karena risiko yang dihadapi dalam
pengobatan
yaitu
risk
of
sampai
mengakibatkan
Duty adalah kewajiban profesi dokter untuk mempergunakan segala
treatment dan error of judgement
ilmu
(Oemar Seno Adji, 1991 : 62).
penyembuhan atau setidak tidaknya
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
dan
kepandaiannya
meringankan
beban
untuk
penderitaan
yang dimaksudkan dengan mal-praktek
pasiennya (to cure and to care)
adalah
berdasarkan standard profesi medik.
1. Melakukan
sesuatu
hal
yang
Hubungan
dokter
seharusnya tidak boleh dilakukan
termasuk
oleh seorang tenaga kesehatan.
(inspainnings verbintenis). Ini brati
2. Tidak
melakukan
seharusnya
apa
dilakukan
bahwa dokter itu dapat dipersalahkan
atau
apabila hasil pengobatannya ternyata
3. Melanggar suatu ketentuan menurut berdasarkan
perundang-undangan.
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
berusaha
yang
melalaikan kewajiban (negligence).
atau
perikatan
pasien
peraturan
tidak sebagaimana yang diharapkan, asalkan
tentunya
syarat
syarat
sudah
dipenuhi
standard
profesi.
Seorang dokter dalam melakukan
143
Vol. II No. 01, Mei 2016
pasien
si penggugat, dalam hal ini pasien
haruslah berdasarkan adanya indikasi
atau keluarganya. Sebagai gambaran
medis, bertindak secara hati-hati dan
dapat dilihat pada suatu kasus yang
teliti, cara berkerjanya berdasarkan
jelas di mana tidak adanya hubungan
standard profesi medik, sudah ada
langsung antara penyebab (causa) dan
persetujuan tindakan medik (informed
kerugian,
consent).
diderita.
tindakan
medik
2. Dereliction
terhadap
of
that
duty
(penyimpangan dari kewajiban) Jika seorang dokter menyimpang
akibat
(demage)
yang
3. Komparasi Mal-praktek Dokter Terhadap Pasien Istilah
kelalaian
sebagai
dari apa yang seharusnya dilakukan
terjemahan dari negligence dalam arti
atau tidak melakukan apa
yang
umum, bukanlah suatu pelanggaran
menurut
hukum atau kejahatan. Namun apabila
standard profesinya, maka dokter itu
kelalaian itu sudah mencapai suatu
dapat dipersalahkan.
tingkat
seharusnya
dilakukan
3. Direct
causation
(penyebab
langsung)
tertentu
hingga
tidak
memperdulikan benda atau jiwa orang lain, maka sifat kelalaian itu berubah
4. Damage (kerugian)
menjadi serius dan kriminal. Dapat
Butir (3) direct causation dan
dikatakan
kelalaian
dalam
bidang
butir (4) damage berkaitan sangat erat
kedokteran antara lain adanya sikap
satu
dapat
dokter yang bertentangan dengan etika
dipersalahkan, harus ada hubungan
moral, bertentangan dengan hukum,
kausal (langsung) antara penyebab
bertentangan dengan standar profesi
(causa) dan kerugian (damage) yang
medik,
diderita oleh karenanya, dan tidak ada
pengetahuan atau ketinggalan ilmu di
peristiwa
di
dalam profesinya yang sudah berlaku
harus
umum dan menelantarkan (negligence),
dibuktikan dengan jelas. Tidak bisa
kelalaian, kurang hati-hati, dan acuh (J.
hanya karena hasil (outcome) yang
Leahy Taylor, 1983 : 45).
sama
lain.
atau
antaranya.
Dan
Untuk
tindakan hal
ini
sela
negatif, lantas hal ini langsung saja dokternya dianggap salah atau lalai. Sesuatu adagium di dalam ilmu pengetahuan
kekurangan
ilmu
Ilmu kedokteran adalah gabungan antara
art
dimatangkan
dan dalam
science
yang
pengalaman-
maka
pengalaman. Namun di samping itu
pembuktiannya harus diberikan oleh
dalam hubungan terapeutik antara
144
hukum,
serta
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
Vol. II No. 01, Mei 2016
dokter dan pasien masih ada unsur
keahlian
penting yang memegang peranan, yaitu
Sedangkan
unsur
Pasien
memperoleh imbalan atas profesinya
kepada
berupa gaji atau honor. Karena itu
dokter
terjadi ‘aqad ijârah antara kedua
kepandaian,
belah pihak, ialah suatu akad di mana
menyembuhkan
satu pihak memanfaatkan barang,
kepercayaan
menaruh
(trust).
kepercayaan
dokternya,
karena pertama
mempunyai
ilmu,
ketrampilan
untuk
penyakitnya,
kedua,
dokter
akan
petugas petugas
keahlian
serta
memberikan
dokter
bertindak
berdasarkan standar profesi medik. Dari kepercayaan timbul tanggung
kesehatan
tenaga, pikiran, ketrampilan, dan
bertindak dengan hati-hati dan teliti, ketiga,
kesehatan.
pihak
lain
dengan
imbalannya
(Sayid
Sabiq, 1981 : 198-205). ‘Aqad ijârah jika dilihat dari segi
professional
obyeknya salah satunya ialah: ijârah
negligence apabila sikap tindaknya
‘alâ al-a’mâl, dalam hal ini terjadi
tidak berdasarkan
perikatan
jawab
atas
dasar
standard profesi
tentang
pekerjaan
atau
yang berlaku umum, sehingga sampai
buruh manusia di mana satu pihak
mengakibatkan timbulnya cidera oleh
memberikan upah kepada pihak yang
pasiennya,
memberikan
maka
dokter
wajib
manfaat
(Nasrun
bertanggung jawab (E. James Geoege,
Haroen, 2007 : 236). Dilihat dari segi
1997 : 671).
jenis pekerjaan yang harus dilakukan
3.1. Analisis Mal-praktek Kelalaian Medik Menurut Hukum Islam Di dalam pandangan Islam sangat menghargai tugas kesehatan, karena tugas ini adalah tugas kemanusiaan yang sangat mulia, sebab menolong sesama menderita.
manusia Dan
yang
sedang
menurut
Islam
hubungan antara petugas kesehatan dengan hubungan
pasien
adalah
sebagai
jasa
dengan
penjual
pemakai jasa, sebab si pasien dapat memanfaatkan
ilmu,
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
ketrampilan,
maka
dokter
dapat
digolongkan
sebagai: Ajîr khâṣ (khusus), adalah orang yang dimanfaatkan jasanya untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan waktu tertentu pula (Sayid Sabiq, 1981 : 199). Sebagai akibat dari hubungan antara pasien
petugas itu
kesehatan
timbullah
dengan
hak
dan
kewajiban pada kedua belah pihak. Sesuai dengan asas keadilan hukum yang sangat dijaga Islam, maka antara hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak harus seimbang sesuai posisi
145
Vol. II No. 01, Mei 2016
masing
masing.
Makin
besar
kesehatan
atas
musibah
yang
tanggung jawabnya, makin besar pula
menimpa, apabila terjadinya musibah
hak dan kewajibannya. Demikian
itu karena kesalahan dan kelalaian
pula hak dan kewajiban petugas
petugas kesehatan. (Masjfuk Zuhdi,
kesehatan lebih banyak dari pada hak
2002 : 193)
dan
kewajiban
pasien,
Terjadinya
karena
suatu
akad
akan
tanggung jawab petugas kesehatan
menimbulkan
akibat hukum yang
sangat besar, ialah keselamatan jiwa
menimbulkan
dan raga pasiennya.
terhadap kedua belah pihak yang
hak
dan
kewajiban
Dalam melaksanakan hak dan
berakad. Di dalam hukum kedokteran
kewajiban petugas kesehatan maupun
terjadi transaksi teurapetik dimana
hak dan kewajiban pasien sering
hubungan hukum secara langsung
terdapat panyalahgunaan kewenangan.
terjadi tanpa adanya akad, karena
Salah satu unsur hak dan kewajiban
terjadi suka rela di antara kedua belah
tersebut
kesehatan
pihak.
kematian
kewajiban
ialah
bertanggung
petugas
jawab
atas
Salah
satu
dokter
yang
menjadi
dengan
adanya
penderita dan kerugian pasien yang
hubungan hukum itu ialah mengganti
benar-benar disebabkan oleh kesalahan
kerugian yang diderita pasien akibat
atau
kesehatan.
tindakan dokter. Dalam hal ini apabila
Menurut Abdul Qadir ‘Audah, bahwa
kerugian tersebut dilakukan dengan
seseorang
kesengajaan
kelalaian
petugas
tidak
bisa
dituntut
bertanggung jawab atas pasiennya, jika
atau
kelengahannya
(Chairuman Pasaribu, et al, 1996 :156). Dokter
ia telah memenuhi syarat-syarat sebagai
dapat
dikategorikan
berikut (Abdul Qadir ‘Audah, 1949 :
sebagai penjual jasa untuk orang bayak,
523):
jika
1. Ia benar-benar seorang dokter yang
sehingga mengakibatkan kerugian yang
dokter
melakukan
kesalahan
diderita pasien, di kalangan ulama’ fiqh
punya wewenang 2. Tindakannya dimaksudkan untuk mengobati dengan i’tikad yang baik 3. Ia bertindak sesuai dengan prinsip-
terdapat perbedaan pendapat masalah ganti rugi (Abdul Aziz Dahlan, dkk, 2001 : 60): 1. Imam
prinsip kedokteran 4. Atas persetujuan pasien atau walinya
Abu
Hanifah,
Mazhab
Hanbali, dan Syafi’i
berhak
Apabila kerugian bukan karena
menuntut tanggung jawab petugas
kelalaian atau kesengajaan, maka
Sedangkan
146
pasien
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
Vol. II No. 01, Mei 2016
dokter tidak wajib menuntut ganti
dimaksud
rugi.
bertanggung jawab atas kelalaian dari
2. Imam Abu Yusuf dan Hasan Asy
ialah
seorang
dokter
perawat yang membantu pengobatan
Syabani
di
bawah
perintahnya
dan
Bahwa dokter bertanggung jawab
memberikan
terhadap kerugian pasien baik
pada saat melakukan pengobatan,
disengaja maupun tidak, kecuali
karena ia juga mempunyai direct
kerugian tersebut di luar batas
control terhadap perawat tersebut) di
kemampuannya.
luar wewenang dan i’tikad yang baik
instruksi-instruksinya
walaupun terdapat persetujuan pihak
3. Mazhab Maliki Jika perkerjaan tersebut bersifat
pasien serta tidak sesuai prinsip
membekas, memiliki efek jangka
kedokteran, seperti tidak memberikan
panjang maupun pendek
yang
resep obat kepada pasiennya sesuai
mengobati
dengan disiplin ilmu kedokteran yang
dikerjakan pasien,
untuk
maka
kerugian
baik
di
pelajari,
disengaja maupun tidak, dokter
pendekatan
wajib bertanggung jawab.
hukum
tetapi
menggunakan
kebatinan,
Islam,
maka
menurut ia
harus
Pesan yang terkandung dalam
bertanggung jawab atas kerugian
beberapa pendapat ulama’ fiqh di atas
pasiennya, jiwa, dan materialnya. Hal
adalah jika terjadi risiko atas akad
ini berdasarkan hadis Nabi:
ijârah,
maka
dokter
masih
bertanggung jawab terhadap pasien karena
tindakan
dokter
merupakan
menyembuhkan
yang
dilakukan
dianggap
pasien
bisa
walaupun
terdapat hubungan terurapetik dokter hanya
memberikan
kesehatan
pelayanan
semaksimal
mungkin
bukan hasil yang dijanjikan (M. Yazid Afandi, 2009 : 191). Kesalahan
dan
melakukan praktek kedokteran atau (pengobatan
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
Barang siapa melakukan praktek kedokteran atau pengobatan, sedang ia bukan ahlinya, maka ia harus bertanggung jawab menanggung kerugian. (Hadis riwayat Abu Daud, al Nasai, Ibnu Majah, dan al Hakim. (as Suyuti, 1954 : 169). Pelanggaran dalam penggunanan hak (ta’assuf fî isti’mâl al ḣaqq) sebagai
perbuatan
terlarang
dan
tercela (haram) karena didasarkan kelalaian
diakibatkan oleh seorang dokter yang
pengobatan
َ َ ٌ ُْ ََْْ ََْ َ ََ ْ َ ﺐ ﻓ ُﻬ َﻮﺿﺎ ِﻣ ٌﻦ ﻣﻦ ﻳﻄﺒﺐ ﻟﻢ ﻓﻌﻠﻢ ِﻣﻨﻪ ِﻃ
pertimbangan. kebebasan
Pertama
dalam
Islam
prinsip tidaklah
bersifat mutlak, melainkan kebebasan
yang
147
Vol. II No. 01, Mei 2016
yang
bertanggung
jawab,
kedua
prestasi
karena
tidak
memenuhi
prinsip tauhid, bahwa sesungguhnya
verbintenis tersebut (Oemar Seno
pemilik hak ialah Allah, sedangkan
Adji, 1991 : 63).
manusia hanya dititipi amanat. Maka
Melihat posisi dan tanggung jawab
apabila melanggar penggunaan hak
seorang dokter dalam hukum ataupun
seperti
dalam
menurut etik maka khususnya dalam
menggunakan haknya mengakibatkan
delik-delik culpoos yang menggandung
pelanggaran terhadap orang lain atau
unsur kealpaan dalam perkara perdata
menimbulkan
(Pasal 1365 KUH Perdata) perlu
seseorang
kerugian
terhadap
orang lain serta menggunakan haknya
ditegaskan
secara
hati-hati)
persyaratan apakah seorang dokter itu
ceroboh
(tidak
dalam
keadaan
dan
sehingga
mengakibatkan
muḍarat
dapat dipertanggung jawabkan, bahwa
terhadap
pihak
alternatif
dokter
lain,
alpa
atau
salah
tindakannya adalah membayar ganti
melakukan
rugi atau kompensasi (denda) sepadan
diagnosis, terapi, standar profesi yang
dengan kerugian atau resiko yang
mengisaratkan dan mengambil ukuran
diakibatkan oleh perbuatannya dan
dan culpa lata (gross negligence)
memberi sanksi hukuman (ta’zîr)
dalam hal kurang hati-hati dan kurang
(Gemala Dewi, 2007 : 74-75).
waspada (Oemar Seno Adji, 1991 : 64).
3.2. Analisis Mal-praktek Kelalaian Medik Menurut Hukum Perdata Mal-praktek
adalah
hubungan
antara etik profesi dengan hukum, dengan segala akibat hukum yang timbul
karenanya.
dibebankan
Maka
tanggung
dokter jawab
berdasarkan atas hukum Perdata, oleh karena itu apabila terjadi kesalahan secara
langsung
mengakibatkan
adanya pembayaran ganti kerugian. Dokter diarahkan kepada perbuatan melawan hukum atau tidak memenuhi suatu overrenkomst ataupun wan-
148
profesinya
dalam
Pertanggung
antara
jawaban
lain
perdata
adalah relasi antara dokter dan pasien serta melihat pertanggung jawaban dokter bagi kerugian yang diderita oleh pasien dapat didasarkan atas wan-prestasi melawan
ataupun hukum
perbuatan (wan-prestasi
ataupun onrechmatige daad) (Oemar Seno Adji, 1991 : 105). Hubungan dokter dan pasien merupakan suatu perikatan, verbintenis, satu bersumber pada suatu persetujuan overrenkomst dan
perbuatan
melawan
hukum
(onrrechtmatige
daad)
yang
merupakan
perikatan
suatu
dari
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
Vol. II No. 01, Mei 2016
Undang-Undang
bukan
dari
persetujuan. Hubungan medikus dan pasien dalam alam pikiran perdata
terjadi secara nyata hasil demikian (Oemar Seno Adji, 1991 : 109). Di dalam KUH Perdata secara
sudah mengikatkan diri, maka dokter
yuridis
hubungan
hukum
antara
tersebut berusaha untuk mengadakan
dokter dan pasien bisa terjadi karena
perawatan terhadap pasien sebagai
dua hal (J. Guwandi, 1994 : 37):
kewajiban dan dengan hubungan
1. Berdasarkan
kepercayaan antara dokter dan pasien
Contractu)
perjanjian
(Ius
Di mana seorang pasien datang
(Oemar Seno Adji, 1991 : 107). Dalam hubungan medikus dan
secara suka rela ke rumah sakit
pasien menurut kerangka suatu ikatan
atau ke tempat praktek dokter. Di
(verbintenis) dalam hukum Perdata
dalam hal semacam ini dikatakan
maka dapat dikatakan bahwa isi dari
bahwa terjadi suatu hubungan
persetujuan
antara
terapeutik secara suka rela antara
medikus dan pasien pada umumnya, apa
dokter dan pasien atas kehendak
yang
(overrenkomst)
suatu
inspannings
bebas. Tempat praktek dokter yang
(perikatan
berusaha).
memasang papan nama dokter dan
Kewajiban pokok dari seorang medikus
rumah sakit sudah diketahui umum
terhadap pasiennya adalah inspaning
memang menyediakan diri untuk
usaha keras dari medikus tersebut yang
memberikan pelayanan medik.
dikatakan
verbintenis
harus dijalaninya dan yang diperlakukan
Timbulnya tuntutan terhadap
untuk behoud dan menyembuhkan
seorang dokter atau rumah sakit
kesehatan dari pasiennya (Oemar Seno
adalah
Adji, 1991 : 108).
adanya
karena menurut malpractice
pasien atau
suatu
negligence di dalam pemberian
inspanning verbintenis terdapat pula
pelayanan medik. Secara umum
resultaats
berlaku terhadap rumah sakit dan
Di
samping
adanya
verbintenis
(perikatan
hasil) dari medikus, perikatan hasil
dokter,
ditimbulkan suatu hasil yang baik
dianggap ada dalam tiga hal:
(gunstig
a. Tidak melakukan apa yang
resultaat)
sehingga mengadakan
secara
pihak-pihak suatu
wajar sewaktu
persetujuan
mempunyai harapan, bahwa akan
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
wan-prestasi
dapat
telah diperjanjikan b. Terlambat melakukan apa yang telah diperjanjikan
149
Vol. II No. 01, Mei 2016
c. Salah melakukan apa yang telah diperjanjikan
1367 jo 1366, 1365 (Subekti,
Suatu perjanjian memberikan
Tjitrosudibio, 1989 : 346) maka
hak dan kewajiban kepada kedua
seseorang bertanggung jawab tidak
belah pihak. Apabila kewajiban
saja karena kesalahan diri sendiri
dokter atau rumah sakit tidak
secara pribadi, tetapi seorang juga
dijalankan maka pasien berhak
bertanggung jawab atas kerugian
menuntut. Maka apabila melanggar
yang diderita orang lain sebagai
apa yang telah diperjanjikan di
akibat dari tindakan atau non
dalam tiga unsur di atas pasien
tindakan dari orang-orang yang
dapat menuntut berdasarkan wan-
dibawah perintahnya. Salah satu bukti yang dapat
prestasi seorang dokter. 2. Berdasarkan Undang-Undang (Ius
dipakai sebagai bahan komparatif menurut
Delicto) Perbedaan antara ius contractu
150
Berdasarkan KUH Perdata Pasal
Volmaar
sewaktu
melanggar
hukum
ius
(onrechtmatige
ada
yang
187)
tentang
perbuatan
tidak
:
menguraikan
dan ius delicto adalah bahwa pada delicto
(2003
daad)
tealah
dinamakan perjanjian terapeutik.
menentukan syarat-syarat dari ada
Kewajiban dan tanggung jawabnya
tidaknya suatu perbuatan melanggar
dibebankan hukum. Latar belakang
hukum, pertama, syarat bahwa sikap
hukum perdata adalah adagium:
tindaknya itu adalah bertentangan
barang siapa yang menimbulkan
dengan hukum, kedua harus ada
kerugian harus mengganti kerugian
kerugian, dalam arti bahwa harus ada
tersebut.
KUH
hubungan kausal antara perbuatan
Perdata Pasal 1365 yang terkenal
atau non perbuatan dengan kerugian
berbunyi:
tersebut, ketiga, kerugian (schade)
Maka
timbul
Setiap tindakan melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya menyebabkan kerugian itu, untuk mengganti kerugian itu.
yang disebabkan oleh sikap tindak
Indonesia yang masih mewarisi
Unsur tanggung jawab sipil antara
KUH Perdata (Burgerlijk wetboek)
lain culpability (adanya kelalaian
yang
yang dapat dipersalahkan), damages
sebagian
masih
berlaku.
pelaku tersebut. Oleh sebab itu apabila melanggar hukum
harus
bertanggung
jawab
terhadap kerugian yang ditimbulkan.
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
Vol. II No. 01, Mei 2016
(adanya
kerugian)
relationship
serta
(adanya
causal
hubungan
kausal) (Van Der Mijn, 1982 : 46). Wan-prestasi
karena
kelalaian
mana persoalan overmacht, noodweer (exces),
pelaksanaan
Perundang-Undangan, perintah
jabatan
peraturan pelaksanaan
dalam
hukum
(culpa) dalam hukum perdata sangat
Perdata. Di dalam hukum Perdata
berbeda
membicarakan
dengan
hukum
pidana.
tentang
kewajiban
Dalam bidang hukum perdata paling
untuk membayar ganti kerugian dan
pokok
bunga
adalah
adanya
kerugian
karena
tidak
terpenuhinya
harus
suatu perikatan (verbintenis), karena
dapat diberi penggantinya. Dengan
ada wan-prestasi mulai Pasal 1243
demikian maka secara konsekwensi
sampai dengan Pasal 1252 KUH
apabila
Perdata ataupun ganti kerugian yang
(damage).
Setiap
ada
kerugian
kesalahan
sampai
menimbulkan kerugian, maka dapat
diderita
dilakukan tuntutan perdata (Oemar
perikatan
Seno Adjie, 1995 : 98).
Undang-Undang (Oemar Seno Adjie,
Sesuai asas equality before law sebagaimana tersebut dalam pasal 27
karena
tidak
yang
memenuhi
dilahirkan
demi
1995 : 98) Di dalam Undang-Undang No. 24
UUD 1945 dan asas preasumption of
Tahun
innocent (asas praduga tak bersalah)
Kedokteran yang dimaksud dengan
sebagaimana tersebut dalam Pasal 8
kelalaian ialah melakukan sesuatu
UU No. 14 Tahun 1970 tentang
yang seharusnya tidak dilakukan atau
Ketentuan
tidak
Ketentuan
Pokok
2004
tentang
melakukan
Praktek
sesuatu
yang
Kehakiman, maka apabila dokter atau
seharusnya dilakukan oleh orang lain
petugas
melakukan
yang memiliki kualifikasi yang sama
tersebut
pada suatu keadaan dan situasi yang
dalam pasal 11 UU No. 6 Tahun 1963
sama. Di dalam Undang Undang
tentang Petugas Kesehatan, dapat
Praktek Kedokteran tidak adanya
dijatuhkan sanksi-sanksi yang bersifat
penjelasan
profesional untuk bertanggung jawab
praktek. Ketidakpastian hukum bagi
atas kesalahannya (Satjipto Raharjo,
pasien yang diduga mengalami mal-
1979 : 45).
praktek
kesalahan
kesehatan sebagaimana
pasti
maupun
mengenai
dokter
mal-
yang
hukum
merawatnya tidak dijelaskan secara
perdata terdapat Pasal 1244 sampai
rinci yang ada tentang pelanngaran
dengan Pasal 1252 KUH Perdata, di
administratif. Apabila melihat salah
Equivalensi
dalam
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
151
Vol. II No. 01, Mei 2016
satu penjelasan isi Undang-Undang
kerugian
menyatakan
perbuatannya
memberikan
yang
disebabkan
sendiri,tetapi
juga
perlindungan dan kepastian hukun
untuk kerugian yang disebabkan
kepada penerima pelayanan kesehatan
perbuatan
dan dokter, serta praktek dokter
menjadi tanggungannya.
dalam
rangka
kegiatan
yang
orang-orang
yang
5. Pasal 1370 KUH Perdata : Dalam
dilakukan untuk melaksanakan upaya
halnya
kesehatan (Undang-Undang No. 29
sengaja atau karena kurang hati-
Tahun
Praktek
hatinya seorang, maka suami atau
2004
tentang
suatu
kematian
dengan
Kesehatan).
Maka
dasar
hukum
istri yang ditinggalkan, anak atau
penuntutan
ganti
rugi
apabila
orang tua si korban yang lazimnya
mengalami
mal-praktek
mengacu
mendapat nafkah dari pekerjaan si
(Subekti,
korban mempunyai hak menuntut
pada
Hukum
Perdata
Tjitrosudibio, 346) ialah:
suatu ganti rugi, yang harus dinilai
1. Pasal 55 UU No. 23 Tahun 1992
menurut kedudukan dan kekayaan
tentang Kesehatan : angka 1, setiap
kedua belah pihak, serta menurut
orang berhak atas ganti rugi akibat
keadaan.
kesalahan yang dilakukan tenaga
6. Pasal 1371 KUH Perdata : Penyebab
kesehatan (Undang-Undang No. 23
luka atau cacatnya sesuatu anggota
Tahun 1992 tentang Kesehatan).
badan dengan sengaja atau karena
2. Pasal 1365 KUH Perdata : Tiap
kurang hati-hati memberikan hak
perbuatan melanggar hukum yang
kepada si korban untuk selain
membawa kerugian kepada seorang
penggantian
mewajibkan orang yang karena
penyembuhan, menurut penggantian
salahnya
kerugian yang disebabkan oleh luka
menerbitkan
kerugian
itu,mengganti kerugian tersebut. 3. Passal 1366 KUH Perdata : Setiap
biaya-biaya
atau catat tersebut. Juga penggantian kerugian
ini
dinilai
menurut
orang bertanggung jawab tidak saja
kedudukan dan kemampuan kedua
untuk kerugian yang disebabkan
belah pihak dan menurut keadaan.
perbuatannya tetapi juga untuk
7. Pasal 1372 KUH Perdata : Tuntutan
kerugian yang disebabkan kelalaian
perdata tentang hal penghinaan
atau kurang hati-hatinya.
adalah
4. Pasal 1367 KUH Perdata : Seorang
bertujuan
penggantian
kerugian
mendapat serta
tidak saja bertanggung jawab untuk
152
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
Vol. II No. 01, Mei 2016
pemulihan kehormatan dan nama
1. Kompensasi untuk kecederan yang terjadi bersifat immaterial
baik. Pada prinsipnya suatu kerugian adalah sejumlah uang tertentu yang
a. Sakit dan penderitaan b. Kehilangan
atau
kenikmatan (amenities)
harus diterima oleh pasien sebagai kompensasi agar pasien dapat kembali
kesenangan
c. kecederaan fisik atau psikiatris
ke keadaan semula seperti sebelum
2. Kompensasi
terjadinya sengketa medik (Undang-
tambahan
Undang No. 24 Tahun 2004 tentang
a. Pengeluaran untuk perawatan
b. Pengeluaran untuk biaya medis lain
kecederaan atau kematian seseorang, oleh karena itu kerugian tersebut harus
pengeluaran
rumah sakit
Praktek Kedokteran). Tetapi sulit untuk dicapai pada kerugian yang berbentuk
untuk
Pengeluaran untuk perawatan
c.
dihitung sedemikian rupa sehingga
3. Kompensasi untuk kerugian lain
tercapai jumlah yang layak (Reasonable
yang foreseeable (kerugian akibat
atau fair) suatu kecederaan sukar
kehilangan kesempatan)
dihitung
a. Kehilangan penghasilan
dalam
bentuk
finansial
kerugian dapat di klasifikasian sebagai
b. Kehilangan kapasitas mencari nafkah
berikut: 1. Kerugian
immaterial
(general
2. Kerugian material (special damages,
akibat
kehilangan
diderita
untuk
meminta
ganti
memiliki hak disertai bukti yang kuat untuk membela dirinya apabila terjadi
kesempatan. b. Kerugian nyata: biaya yang telah hingga
saat
penggugatan, dan biaya yang akan dikeluarkan sesudah saat penggugatan. Ditinjau
pasien
kerugian. Oleh karena itu pasien
pecuniary losses):
dikeluarkan
demikian
mendapat kepastian atas apa yang
damages, non pecuniary losses).
a. Kerugian
Dengan
kelalaian
segi
kompensasinya, kerugian dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
kesalahan
dalam
tindakan medikus. D. Simpulan Mal-praktek petugas
dari
dan
kesehatan
akibat terhadap
kelalaian pasien
menurut hukum Islam berdasar akad ijârah, apabila terdapat panyalahgunaan kewenangan dari kesepakatan maka
153
Vol. II No. 01, Mei 2016
petugas kesehatan bertanggung jawab
persetujuan
atas kematian penderita dan kerugian
medikus dan pasien pada umumnya, apa
pasien yang benar-benar disebabkan oleh
yang
kesalahan
verbintenis
atau
kelalaian
petugas
(overrenkomst)
dikatakan
antara
suatu
inspannings
(perikatan
berusaha).
kesehatan. Sedangkan pasien berhak
Kewajiban pokok dari seorang medikus
menuntut
terhadap pasiennya adalah inspaning
tanggung
jawab
petugas
kesehatan atas musibah yang menimpa. Jika terjadi risiko atas akad ijarah,
usaha keras dari medikus tersebut yang harus dijalaninya dan yang diperlakukan
maka dokter masih bertanggung jawab
untuk
behoud
dan
menyembuhkan
terhadap pasien karena tindakan yang
kesehatan dari pasiennya.
dilakukan dokter merupakan dianggap
Equivalensi dalam hukum perdata
bisa menyembuhkan pasien walaupun
apabila melakukan mal-praktek dapat
terdapat hubungan terurapetik dokter
dikenakan sanksi perdata di dalam Pasal
hanya memberikan pelayanan kesehatan
1365 sampai dengan Pasal 1372 serta di
semaksimal mungkin bukan hasil yang
dalam Pasal 55 UU No. 23 Tahun 1992
dijanjikan.
tentang Kesehatan. Ganti kerugian dapat
Dalam
hubungan
medikus
dan
pasien menurut kerangka suatu ikatan
diminta dalam hal finansial maupun kopensasi.
(verbintenis) dalam hukum Perdata maka dapat
dikatakan
bahwa
isi
dari
***
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Oemar Seno. 1991. Etika Profesionalisme Dan Hukum Pertanggungjawaban Pidana Dokter Profesi Dokter. Jakarta : Erlangga. __________. 1995. Pertanggungjawaban Tenaga Kesehatan dalam hal Malpraktis menurut Hukum Pidana. Kursus Dasar Hukum Kesehatan PERHUKI, Jakarta. Ad Dirrir, Muhammad Al Amin. Al Ghurar wa `Atsaruhu fî al ‘Uqûd Syarah Ad Durar, Jilid I
154
Afandi, M. Yazid. 2009. Fiqh Muamalah dan Implementasinya. Yogyakarta : Logung Pustaka. as Suyuti, 1954, Al Jamî’ aṣ Ṣahîh, Vol II. Cairo : Mustafa al Babi al Halabi wa Auladuh. Al Zahra, Mustafa. 1997. Fiqh Muamalah. Cet. Kedua. Surabaya. ‘Audah, Abdul Qadir. 1949. At Tasyrîi’ al Islâmî Muqarranan bi al-Qânûn al Qâḍi, Vol I, Al Iskandariyah : Dâr Nasyr al Tsaqafah.
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
Vol. II No. 01, Mei 2016
ash Shiddieqy, T.M. Hasbi. 2002. Pengantar Fiqh Muamalah. Semarang. Edisi Revisi.
Pasaribu, Chairuman. et. al. 1996. Hukum Perjanjian Dalam Islam. Jakarta : Sinar Grafika.
Dahlan, Abdul Aziz. Dkk. 2001. Ensklopedia Hukum Islam, Cet V. Jakarta : Ikhtiar Baru Van Hove.
Raharjo, Satjipto. 1979. Hukum dan Perubahan Sosial, Suatu Tinjauan Teoritis serta PengalamanPengalaman di Indonesia. Bandung : Alumni.
Departemen Agama R.I. 1992. AlQur`an dan Terjemahnya. CV. Asy Syifa. Dewi, Gemala. (et. al.). 2005. Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Jakarta : Kencana, cet ke-1. ___________. 2007, Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Jakarta : Kencana. Geoege, E. James. T.th. Legal And Legislative Aspects Of Emergency Care, Sect 4, Ch 32, in Schwarz: Principles and Practice of emergency Medicine Gillies, Petter. 1991. Business Law, 3rd Edition, The Federation Press, terjm, Loebby Loqman, 1994, Hukum Bisnis. Jakarta : Ghalia Indonesia. Guwandi, J. 1990. Kelalaian Medik (Medical Negligence) Seri Hukum Kesehatan, Edisi Pertama. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. _____________. 1994, Kelalaian Medik, Jakarta: FKUI, Edisi Kedua. _____________. 1989. Segi-Segi Hukum Dokter Spesialis. Jakarta : Hotel Borobudur. 22 juli 1989. Haroen, Nasrun. 2007. Fiqh Muamalah. Jakarta : Gaya Media Pratama. Herkutanto. 1989. Mal-praktek Medis. Syimposium. Jogja, Mei.
___________. 2006. Ilmu Hukum. Cetakan Keenam, PT. Citra Aditya Bakti. Rusli, Hardijan. 1996. Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Sabiq, Sayid. 1981. Fiqh al Sunnah, Vol. III. Libanon: Dâr al-Fikr. Satrio, J. 2004. Hukum Perikatan Tentang Hapusnya Perikatan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Soedewi, Sri. 1993. Hukum Perjanjian di Indonesia. Jakarta : Ghalia Indonesia. Subekti. 1999. Hukum Perjanjian, Cet Ke-XI. PT. Intermasa Subekti, Tjitrosudibio. 2008. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Cet. Tiga Puluh Sembilan. Jakarta : PT.Pradnya Paramita. Syafi’i, Rachmat. 2001. Fiqh Muamalah. Bandung : Pustaka Setia. Sayyid Sabiq. Fiqh as-Sunnah Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
Mijn, Van Der. 1982. Medical Liability (Issues Of Healty Law). Cambridge : The MIT Press.
Taylor, J. Leahy. 1983. Medical Malpractice, Bristol. Terjm. Muhardi. 1980. Mal-praktek Medik. Jakarta : Balai Aksara.
Misbah, M. 2008. Abdul Karim Zaidan al-Madkhal li Dirasati asy-syarî’at al-Islâmiyah. terj. Pengantar Studi Sariat. Jakarta : Robbani Press.
Volmaar. 2003. Pengantar Studi Hukum Perdata. jilid II, Cet. Pertama, C.V. Rajawali.
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek
155
Vol. II No. 01, Mei 2016
Warson, Ahmad. 1984. Kamus Arab Indonesia Al-Munawir. Yogyakarta : Ponpes Al-Munawir.
156
Zuhdi, Masjfuk. 1992. Masail Fiqhiyah. Jakarta: CV. Haji Masagung.
Ganti Rugi Akibat Mal-Praktek