RUANG KONFERENSI DAN GALERI VIDEO
REFERNSI DAN PUSAT INFORMASI GALERI PAMER TEMPORER /RUANG MULTIFUNGSI
P OTO N G A N LA H A N S E LATA N - U TA R A
TA M PA K B A R AT
Gambar V.8 Potongan lahan fasilitas 2
0
10
20
50 meter
GALERI PAMER RELIK
100 m
SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
P OTO N G A N LA H A N U TA R A- S E LATA N
UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PEMBIMBING PERANCANGAN FASILITAS WISATA Ir. Dhian Damajani, MT DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013
121
SAWAH, LADANG TEBU, LADANG JAGUNG
Bambu Kuning ANGSANA
Angsana
SITUS PERUMAHAN SEGARAN II
C Plumeria
SITUS SUMUR
A
PASIR BATA
B
ANGSANA
B
SITUS BALONG DOWO MAJA ANGSANA
D
Asam
E E
PASIR BESI
Angsana
SITUS KOLAM SEGARAN
Gambar V.9 Tata Hijau Fasilitas 3 Fasilitas Penyimpanan Relik dan Lab
SAWAH
0
10
20
50 m
U
BAMBU KUNING
LEGENDA A B C D E
SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
PENYIMPANAN RELIK - LABORATORIUM REST AREA KAWASAN SITUS PERMUKIMAN KANTOR BALAI DESA BIKE-RACK
UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PEMBIMBING PERANCANGAN FASILITAS WISATA Ir. Dhian Damajani, MT DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013
122
P OTO N G A N LA H A N U TA R A- S E LATA N
P OTO N G A N LA H A N S E LATA N - U TA R A
S K E M A S U S U N A N K O N TA I N E R
0
10
20
50 meter
100 m
TA M PA K S E LATA N
Gambar V.10 Potongan lahan fasilitas 3
SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PEMBIMBING PERANCANGAN FASILITAS WISATA Ir. Dhian Damajani, MT DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013
123
FASILITAS 2 / GALERI PAMER TETAP / OBSERVATORI BATU TIANG - KOLAM SEGARAN
FASILITAS 1 / INTERMODAL AREA PENERIMA KAWASAN
FASILITAS 3 / PENYIMPANAN RELIK - LAB ARKEOLOGI
ARAH KEPULANGAN UTAMA SITUS SUMUR SITUS PERMUKIMAN SITUS KANAL SITUS BATU TIANG
SITUS BALONG DOWO
SITUS KOLAM
SEGARAN
ARAH KEDATANGAN UTAMA
SITUS KANAL
SITUS MAKAM PUTRI CAMPA
SITUS KUBUR PANJANG
SITUS KANAL SITUS KANAL
BATU TIANG/CANCANGAN GAJAH
O
0
50
100 m
U
GG
IN
J AK
Gambar V.11 Perspektif dan detil
EN
IM
ND
US
T SI
CA
SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PEMBIMBING PERANCANGAN FASILITAS WISATA Ir. Dhian Damajani, MT DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013
124
SITUS BHRE KAHURIPAN KLINTEREJO
G
TAWANGSARI
3 2
3
PAKEMULONG
WONOREJO
SEKETI
AYA
KEDUNGMALING
MO
JO
KE
RT O-S
UR
AB
BLENDREN
KE
KALITANGI
WATESUMPAK SOKOANYAR KEJAGAN
GENTEKAN TUMENGGUNG
PANDANSILI
JATISUMBER
WONOSARI
SIDOMULYO
WILAYAH WISATA BUDAYA RENCANA INDUK ARKEOLOGI 1986
D
MUTERAN
4
2
1
6 5
GAPURA CANDI WRINGINLAWANG GA
E
A AT JATIPASAR
F
0 1
5 5 7
JAMBUMENTE
A
TROWULAN
SITUS SITI HINGGIL GGIL
LEMA LEMAHGENENG
BEJIJONG
SEMANDING
KEBOWUNI
0
MAKAM PUTRI CAMPA-KUBUR PANJANG
3
PETIRTAAN KOLAM SEGARAN
TEGALAN
SAMBISARI
KEDUNGWULAN
CANDI MENAKJINGGO
BALAI PENYELAMATAN ARCA
BELOH
BLENDOKULON BENDORANGKANG
2
G
AN
MB
KE
JO
BATOKBALUNG
KUMITIR UMITI
4
SITUS LANTAI SEGI ENAM SENTONOREJO
PERMAKAMAN TRALAYA
TEMON KEPITING
C
TANGGALREJO
6-8 jam
4 jam
0
B
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 SELOMALANG
OBYEK-SITUS KEKUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM LANSEKAP (RIA 1986)
KEDUNGLUMPANG
MINTAKAT OBYEK-OBYEK KEKUNAAN TROWULAN DI DALAM JARINGAN JALUR WISATA BUDAYA (RIA 1986) JALUR-JALUR KANAL KUNO INTERPRETASI FOTO UDARA PARIT-IRIGASI-SUNGAI SUTT
4 64 km
U
PAKIS
ASUMSI BATAS-BATAS KOTA KUNO ERA MAJAPAHIT
DESTINASI 1. YONI BULAT LEBAKJABUNG 2. YONI BHRE KAHURIPAN 3. YONI TUGU - SUMOBITO 4. YONI GAMBAR - SEDAH 5. SPOT SEGARAN, SITUS PERMUKIMAN ATAU MENAKJINGGO
TEMBORO
MERJOYO
1 16 km
DESTINASI 1. SITI HINGGIL 2. SPOT BRAHU-GENTONG 3. YONI BHRE KAHURIPAN 4. GAPURA WRINGINLAWANG 5. SPOT SEGARAN, SITUS PERMUKIMAN ATAU MENAKJINGGO
4 jam
3 jam
1 jam
7,5 km
DESTINASI 1. CANDI MENAKJINGGO 2. CANDI TIKUS 3. GAPURA BAJANGRATU 4. MAKAM TROLOYO 5. SPOT SEGI ENAM, KEDATON DAN UMPAK-UMPAK 6. SPOT PENDOPO AGUNG, SITUS PERMUKIMAN DAN ‘PETILASAN R. WIJAYA’ 7. SPOT SEGARAN DAN SITUS PERMUKIMAN 3 jam
2 jam
1 jam
PROGRAM 1
1st DAY
PROGRAM 2
1st DAY
2nd DAY
PROGRAM 3
7-12
14-16
PROGRAM 4
7-12/14-16
PROGRAM 5
7-12/14-16
0
500
1000
2nd DAY
2000
Gambar V.11 Durasi dan rute wisata yang direkomendasikan
3000
4000
5000 m
SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PEMBIMBING PERANCANGAN FASILITAS WISATA Ir. Dhian Damajani, MT DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / 25205013
125
Gambar V.13
Model III setara kelas III jalan lokal sekunder.
5.2 Konsep Aksesibilitas dan Jaringan Jalur Wisata Kota kuno Trowulan seluas 9x11 km2 adalah sebuah kawasan yang sangat luas. Bentang alam dan bukti-bukti keberadaannya tersebar. Pengunjung atau wisatawan yang mengunjungi kawasan ini tentunya berkeinginan untuk dapat menggambarkan kota kuno era Majapahit tersebut. Menanggapi hal itu maka disusunlah sebuah program kunjungan wisata kota kuno Trowulan. Program tersebut intinya mengutamakan kenyamanan dan rekreasi. Kota kuno ini dibatasi oleh empat titik situs yang diyakini dahulunya merupakan tapal batas kota. Kunjungan ke seluruh situs di Trowulan dimulai dari wilayah A. Untuk bagian terluar yang dicapai pertama kali adalah situs Lebakjabung yang berada terdekat dengan gunung Penanggungan (ke arah tenggara). Hal ini dikarenakan gunung adalah yang utama sesuai dengan keyakinan kuno masyarakat Majapahit karena dianggap sebagai rumah para dewa. Kemudian diikuti titik terdekat di sebelah utara yaitu situs Yoni Bhre Kahuripan dan Yoni Tugu Su
mobito ke arah barat.
Kunjungan keempat atau yang terakhir pada kelompok kunjungan batas terluar
126
A
B
Gambar V.14 Model IIA dan IIB setara kelas II jalan lokal primer.
adalah Yoni Gambar ke arah selatan. Kunjungan batas luar ini diakhiri kembali menuju Wilayah A. Total jarak tempuh adalah 64 km. Titik tersebut dijadikan jaringan terluar dari skenario kunjungan. Lebih ke dalam lagi maka disusun 12 titik sebagai rangkaian kunjungan inti berdasarkan kedekatan antar situs. Kelompok ini dibagi dua bagian yaitu yang terpanjang jarak tempuhnya yaitu 16 km untuk mengunjungi empat situs di Wilayah D hingga G saja. Kelompok rute terpendek adalah pada kunjungan Wilayah A hingga C sejauh 7,5 km. Ketiga rute tersebut dapat dibagi lagi untuk menyiasati kenamanan dan waktu maka disusun pula program yang lebih spesifik (lihat Gambar V.12).
Moda aksesibilitas pada rute wisata kota kuno ini terdiri atas berjalan kaki, bersepeda, sepeda motor, mobil pribadi, shuttle bus, dan kursi roda khusus untuk rute kunjungan dalam (Wilayah A - C). Kelompok bersepeda dan pejalan kaki sangat diutamakan di dalam merancang jalur aksesibilitas. Pada model-model jalan pengendara sepeda diberikan dedicated lane (lihat Gambar V.13-15).
127
Gambar V.15 Model I setara kelas I jalan arteri primer.
5.3 Observatori Situs. Tiap situs-situs yang dikategorikan golongan A ditinjau dan ditata kembali. Umumnya elemen bentang alam yang dibenahi meliputi sekuen, material, konsep penataan vegetasi, dan fasilitas-fasilitas pelengkap yang mengoptimasi faktor keamanan situs dan kenyamanan wisatawan. Pada aspek sekuen pada seluruh situs akan ditelusuri kembali orientasi sumbu-sumbu grid kuno. Secara umum penetrasi wilayah sebagian besar berorientasi dari barat ke timur dan utara-selatan pada dua situs di wilayah B yaitu Bajang Ratu dan Candi Tikus. Urutan-urutan tersebut menghasilkan sebuah lahan I, IIA dan IIB yang dianggap lebih terarah daripada kondisi eksisting saat ini. Hal ini diharapkan dapat menggugah apresiasi pengunjung agar didapatkan gambaran-gambaran tentang fungsi monumenmonumen terkait dengan kesumbuannya dan panorama di sekelilingnya. Guna membuat suatu kontinyuitas terhadap panorama di sekelilingnya tersebut maka beberapa jenis tanaman akan dipindahkan atau ditambahi apabila dinilai kurang memperkuat efek visual.
128
Material dan konstruksi yang digunakan secara umum diseragamkan dengan apa yang telah diterapkan dengan fasilitas-fasilitas utama wisata di wilayah A. Di samping itu sebagai situs-situs kunjungan dengan jarak yang relatif saling berjauhan beberapa akan digabungkan dengan situs-situs penting terdekat di dalam satu wilayah. Hal ini terjadi pada wilayah C dan D. Fasilitas pelengkap utama wisatawan adalah adanya anjungan-anjungan yang berorientasi pada kegiatan-kegiatan bersepeda, berolahraga, beristirahat, berdiskusi, presentasi lapangan dan observasi monumen akan diletakkan pada posisi paling potensial di dalam tiap-tiap lahan IIA masing-masing situs. Fasilitas servis tidak ditambahkan secara signifikan karena fasilitas pelayanan yang terdapat di tiap situs masih dinilai memadai. Berikut adalah deskripsi-deskripsi berisi sketsa-sketsa dan rincian terkait.
Gambar V.16 Penataan Bentang Alam Situs Candi Brahu dan Candi Gentong (wilayah D)
129
Gambar V.17
Penataan Bentang Alam Situs Candi Bajang Ratu (wilayah B)
130
Gambar V.18
Penataan Bentang Alam Situs Candi Tikus (wilayah B)
131
Gambar V.19
Penataan Bentang Alam Situs Candi Gapura Wringinlawang (wilayah E).
132