BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Jenis Dan Desain Penelitian
3.1.1
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan bentuk quasi
experimental design. Jenis desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true eksperimental design yang sulit dilaksanakan. Menurut Rudi Susilana dkk (2007) dalam Iwan (2011:36) eksperimen merupakan observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh penulis. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experimental design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Oleh karena itu untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol maka dikembangkan desain quasi exsperimental design. 3.1.2
Desain Penelitian Penelitian quasi eksperimen ini menggunakan desain Two group post- test
only dengan desain Secara bagan digambarkan sebagai berikut:
X1 X2
R
OXI OX2
Gambar 3.1 : Desain penelitian oleh Newman dalam Endang mulyatiningsih (2011:89) Keterangan: R
= Random Assigment
X1
= treatmen / perlakuan berupa penerapan media audio visual video compact disk (VCD Pembelajaran) berdasarkan teori bruner. VCD yang digunakan dalam penelitian ini merupakan VCD yang dikembangkan oleh PT MAPAN (Mitra Aksara Panaitan) yang diterbitkan di Jakarta.
32
33
X2
= treatmen / perlakuan berupa penerapan media gambar
OX1
= Pengukuran / nilai postest kelas eksperimen
OX2
= Pengukuran / nilai postest kelas kontrol
Alasan memilih desain two group-possttest only adalah karena dua kelas di sekolah tersebut mempunyai kemampuan yang setara, sehingga dipilih dua kelas untuk diberi perlakuan yang berbeda yaitu dengan menggunakan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasar teori Bruner dan dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini dilaksanakan dengan membandingkan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol yaitu kelas eksperimen yang menggunakan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan teori Bruner dengan kelas kontrol yang menggunakan media gambar. Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan atau peningkatan hasil belajar setelah diterapkan media audio visual dengan menggunakan media gambar. Model penelitian eksperimen ini dilaksanakan melalui tiga langkah yaitu melakukan uji kesetaraan untuk mengukur variabel terikat sebelum treatment atau perlakuan dilakukan, memberi perlakuan eksperimen dengan menggunakan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan Teori Bruner pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen dan menggunakan media gambar pada kelas IVB pada kelas kontrol pada mata pelajaran Matematika kelas IV SD N 1 Mojowetan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora dan memberi soal tes akhir post test untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan pembelajaran selesai. Dari hasil posttest dapat diketahui perubahan hasil belajar metematika pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapat perlakuan/ treatment.
3.2 3.2.1
Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terdiri dari variabel bebas dan
variabel terikat dimana media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan teori Bruner dan media gambar yang merupakan variabel bebas dari penelitian ini. Sedangkan efektifitas pembelajaran matematika yang dipengaruhi akibat adanya media yang dipakai dalam proses pembelajaran merupakan variabel terikat.
34
Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan teori Bruner (X1) dan media gambar (X2). Hal ini dikarenakan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan teori Bruner dan media gambar merupakan variabel yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran matematika. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah efektifitas pembelajaran Matematika (Y). 3.2.2
Definisi Operasional Variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian yang meliputi variabel
bebas dan variabel terikat masing-masing memiliki definisi operasional sebagai penjelasan mengenai pengertian dari variabel yang digunakan dalam penelitian dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan penelitian. Variabel bebas memiliki definisi operasional sebagai berikut: Media audio visual (VCD pembelajaran) merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang dan dengar. Media audio visual yang dimaksud adalah VCD pembelajaran yang mengaplikasikan teori Bruner didalamnya. Sedangkan definisi media gambar adalah media yang hanya dapat dilihat dengan indra penglihatan. Dari kedua media tersebut yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran matematika siswa. Variabel terikat memiliki definisi operasional sebagai berikut: Efektifitas pembelajaran Matematika merupakan ketercapaian tujuan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan teori Bruner dan dengan media gambar yang diukur dari hasil atau skor belajar kognitif siswa setelah diberikan treatment/ perlakuan.
3.3. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Mojowetan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora tahun pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini kelas IV-A SD N 1 Mojowetan sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 22 siswa dan kelas IV-B SD N 1 Mojowetan sebagai kelas kontrol yang berjumlah 22 siswa.
35
Pada penelitian ini kelas eksperimen adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual (VCD pembelajaran) yaitu semua siswa kelas IV A SD N 1 Mojowetan. Sedangkan kelas kontrol adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media gambar yaitu semua siswa kelas IV B SD N 1 Mojowetan. Tabel 3.1. Subjek Penelitian SD N 1 Mojowetan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2011/2012 No
Sekolah
Kelas
1
SD Negeri 1 Mojowetan
Eksperimen Kontrol
Siswa Lakilaki 10 11
Siswa Perempuan 12 11
Jumlah Siswa 22 22
Tabel 3.1. menunjukkan subjek dalam penelitian ini adalah kelompok eksperimen kelas IVA yang berjumlah 22 siswa, yaitu terdiri dari 10 siswa lakilaki dan 12 siswa perempuan dan kelompok kontrol kelas IV B yang berjumlah 22 siswa, yaitu terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Jadi jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 44 siswa. Total seluruh subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 44 orang siswa dari satu sekolah yang memiliki kelas paralel yaitu SD Negeri i Mojowetan. Siswa Kelas IV-A SD Negeri 1 Mojowetan merupakan kelompok eksperimen dan siswa kelas IV-B SD Negeri 1 Mojowetan merupakan kelompok kontrol. Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis parametik (uji beda). Analisisi deskriptif digunakan untuk mendapatkan mengenai gambaran hasil data berupa nilai minimum, nilai maksimum , mean, dan standar deviasi dari nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini merupakan analisis deskriptif pra-penelitian dari kelas eksperimen dan kalas kontrol yang di sajikan dalam Tabel 3.2 sebagai berikut.
36
Tabel 3.2. Analisis Deskriptif Pra penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Sesuai dengan desain yang dipilih, maka akan dibahas mengenai uji t (uji beda) antara kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji kesetaraan ini berguna untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dua kelas penelitian ini sebelumnya diberikan tes hasil belajar. Analisis uji kesetaraan ini dilakukan dengan menggunakan uji t. tetapi sebelum dilakukan uji t, maka akan dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat yaitu sebagai berikut: Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis dan uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov kriterianya adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 berarti berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat dari Tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3. Hasil Uji Normalitas Pra-Penelitian Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Dari Tabel 3.3 diperoleh hasil bahwa data homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol yang didapat berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu kelas eksperimen sebesar 0,200 dan kelas kontrol sebesar 0,188. Jadi dari tabel output dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.
37
Dibawah ini disajikan Grafik 3.1 yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Grafik 3.1. Uji Normalitas Pra- Penelitian dari Kelas Eksperimen
Grafik 3.2. Hasil Uji Normalitas Pra- Penelitian Dari Kelas Kontrol
38
Sebelum melakukan uji t test (Independent Sample T-Test) maka akan dilakukan uji prasyarat yang kedua yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah kedua kelas/ kelompok homogen atau tidak. Pada penelitian ini data yang diambil adalah dari nilai hasil uji kesetaraan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam uji kesetaraan data ini menggunakan bantuan software SPSS 16,0 for windows yaitu dengan tabel F test (Levenes Test). Berdasarkan hasil homogenitas dan uji t, berikut ini disajikan hasil uji t dan uji homogenitas pra-penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol Tabel 3.4 sebagai berikut. Tabel 3.4. Hasil Uji t dan Uji Homogenitas Pra Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel F test (Levenes Test) diatas dapat dilihat bahwa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen berawal dari kemampuan yang sama. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai signifikansinya > 0,05 yaitu bernilai 0,616. Dengan hasil ini maka penelitian dapat dilakukan. Dari uji F pada tabel diatas yang menyatakan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berarti uji t menggunakan Equal Variance Assumed. Pengujian menggunakan uji dua sisi (Sig. (2-tailed)) dengan tingkat signifikansi 0,05. Apabila tingkat signifikansi (> 0,05) maka Ho diterima dan apabila signifikansi (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari tabel 3.4 tersebut probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,195 > 0,05), maka Ho diterima, dengan hipotesis bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata skor antara kelas eksperimen
39
dengan rata-rata skor kelas kontrol. Oleh karena tidak ada perbedaan antara ratarata skor hasil belajar pra-penelitian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua kelas adalah kelas yang homogen. Dari hasil uji t test dan pengujian hipotesis tersebut maka dapat dilakukan penelitian selanjutnya sesuai dengan desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini.
3.4 3.4.1
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini untuk pengumpulan data
menggunakan tehnik tes dan observasi. Kedua tehnik ini digunakan sebagai upaya untuk memperoleh data nilai atau hasil belajar yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik tes digunakan untuk mengetahui nilai atau hasil siswa sebelum diberi perlakuan dengan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan teori Bruner dan media gambar. Kemudian untuk mengukur hasil tes siswa setelah diberi perlakuan atau posttest. Tes ini diberikan pada kedua kelas yang akan digunakan untuk penelitian, dimana soal yang diberikan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Soal tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Instrumen yang digunakan adalah soal tes yang telah diuji validitas di sekolah yang lain. Observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan penggunaan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan teori Bruner dan untuk mengetahui perkembangan aktivitas belajar siswa. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar aktivitas siswa
dan
kegiatan
mengajar guru
pada
setiap
pertemuan.
Observasi
dilakukan di kelas IV-A untuk perlakuan (treatment) penggunaan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasar teori Bruner dan di kelas IV-B untuk perlakuan (treatment) penggunaan media gambar di SD Negeri 1 Mojowetan.
40
3.4.2
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen dibutuhkan dalam penelitian ini karena instrumen berguna
untuk mengetahui tingkat efektifitas pembelajaran matematika siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. 3.4.2.1
Instrumen Tes Instrumen tes yang diberikan adalah tes formatif berupa pilihan ganda. Tes
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Untuk menjamin bahwa instrumen berupa pilihan ganda yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik , maka tes disusun mengikuti langkahlangkah penyusunan soal. Langkah- langkah membuat soal pilihan ganda yang dimaksud adalah yang pertama menyusun kisi- kisi, kedua uji coba instrumen, dan ketiga uji validitas dan reliabilitas. Untuk menyusun kisi- kisi, maka di lakukan analisis SK dan KD. Kisi-kisi disusun berdasarkan SK dan KD yang ditetapkan yaitu: SK
: 8. memahami sifat bangun ruang sederhana
KD
: 8.1. Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana 8.2. Menentukan jaring- jaring balok dan kubus.
Adapun kisi-kisi instrumen pra-penelitian (uji kesetaraan) dan Instrumen postest untuk mengukur hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Mojowetan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut: a. Kisi- kisi soal pra- penelitian (uji kesetaraan) SK : 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah KD : 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Tes Pra Penelitian Materi Pecahan Sebelum Validitas No 1
2
Indikator - Mengenal arti pecahan
Butir Soal
Jumlah Soal
1, 8, 9, 12, 16, 19
6
- Menghitung pecahan sebagai operasi 2, 3, 4, 11,20, pembagian 25
6
41
3 4 5
Menuliskan letak pecahan pada garis bilangan - Membandingkan dan mengurutkan pecahan - Menyelesaikan pecahan dalam bentuk soal cerita - Menentukan tanda pada perbandingan dua pecahan
-
6
5, 10, 24
3
6, 13, 23
3
15, 17,18
3
7, 14,21, 22,
4
b. Kisi- kisi Instrumen Soal Posttest SK : 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana KD : 8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana 8.2 Menentukan jaring- jaring balok dan kubus Tabel 3.6. Kisi – kisi Instrumen Soal postest Sebelum Validitas Indikator Butir Soal
No 1
- Mengenal bangun ruang kubus
2
- Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus meliputi sisi, rusuk, titik sudut.
3
- Menggambar bangun ruang kubus
1, 2, 3 4, 5, 6, 8
4
9, 10, 13 - Memberikan contoh benda yang menyerupai bangun 11, 12, 22, 23 ruang kubus.
5 6
- Mengenal bangun ruang balok - Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok meliputi sisi, rusuk, titik sudut.
7
- Menggambar bangun ruang balok
8 9
- Memberikan contoh benda yang menyerupai bangun ruang balok. - Mengidentifikasi pengertian jaring-jaring kubus
10 11 12 13 14
-
Menemukan minimal 2 bentuk jaring-jaring kubus Menggambar minimal 2 bentuk jaring-jaring kubus Mengidentifikasi pengertian jaring-jaring balok Menemukan minimal 2 bentuk jaring-jaring balok Menggambar minimal 2 bentuk jaring-jaring balok
14, 21 , 18, 24 7, 16, 19 20, 23 25 28 26, 27, 29 30 17 15
Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar Matematika pra-penelitian pada Tabel 3.5. dan Tabel 3.6. merupakan instrumen tes yang belum divalidasi. Untuk
42
melakukan uji validasi instrumen yang dibuat berdasarkan kisi-kisi yang dibuat terlebih dahulu. Kemudian instrumen tersebut diuji cobakan pada sekolah diluar subjek penelitian. Uji coba instrumen tes pra-penelitian dan posttest untuk mengukur hasil belajar Matematika materi pecahan dan Instrumen Posttest dilakukan di kelas IV SD N 2 Karangtalun dan SD N 1 Kebonrejo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora dengan jumlah siswa seluruhnya adalah 41 anak. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Untuk menguji validitas dan reliabilitas, Uji coba dilakukan di kelas IV SD negeri 2 karangtalun dan SD Negeri 1 Kebonrejo yang memiliki jumlah siswa masing-masing 25 siswa dan 16 siswa. Berdasarkan hasil uji coba tersebut dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS 16 for windows dengan menggunakan Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor total dengan skor item. Penetapan butir soal yang valid digunakan ketentuan sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2008:178) bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika r hitung lebih dari 0,3 r hitung > 0,03. Berikut disajikan Tabel 3.7. hasil uji validitas instrumen tes pra-penelitian (uji kesetaraan) hasil belajar Matematika siswa SD N 1 Kebonrejo dan SD N 2 Karangtalun.
No 1
2
3 4
Tabel 3.7. Kisi-Kisi Instrumen Tes Pra Penelitian Materi Pecahan Sesudah Validitas Hasil uji Validitas Indikator Butir Soal Valid Tdk Valid - Mengenal arti pecahan 1, 8, 9, 12, 6 0 16, 19 - Menghitung pecahan sebagai operasi pembagian - Menuliskan letak pecahan pada garis bilangan - Membandingkan dan mengurutkan pecahan
2,3 4, 11,20, 25
4
2
5, 10, 24
3
0
6, 13, 23
2
1
43
5
6
- Menyelesaikan pecahan dalam bentuk soal cerita
15, 17,18
3
0
- Menentukan tanda pada perbandingan dua pecahan
7, 14,21, 22,
3
1
Untuk melihat keterangan secara lebih rinci dari hasil validitas instrumen soal pra penelitian telah terlampir pada lampiran. Kemudian dari hasil validitas maka didapatkan instrumen soal yang sudah valid. Berikut ini disajikan Tabel 3.8. hasil uji validitas instrumen posttest di SD N 1 Kebonrejo dan SD N 2 Karangtalun dan hasilnya sebagai berikut: Tabel 3.8. Kisi- kisi instrumen Posttest Sesudah Validitas No
Indikator
1
- Mengenal bangun ruang kubus
2
- Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus meliputi sisi, rusuk, titik sudut. - Menggambar bangun ruang kubus - Memberikan contoh benda yang menyerupai bangun ruang kubus. - Mengenal bangun ruang balok - Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok meliputi sisi, rusuk, titik sudut.
3 4 5 6
7
- Menggambar bangun ruang balok
8
- Memberikan contoh benda yang menyerupai bangun ruang balok. - Mengidentifikasi pengertian jaringjaring kubus - Menemukan minimal 2 bentuk jaringjaring kubus - Menggambar minimal 2 bentuk jaring-jaring kubus - Mengidentifikasi pengertian jaringjaring balok - Menemukan minimal 2 bentuk jaringjaring balok
9 10 11 12 13
Butir Soal
Hasil uji Validitas
1, 2, 3
1
Tdk Valid 2
4, 5, 6, 8
3
1
9, 10, 13 11, 12, 22, 23 14, 21
2
1
3
1
2
0
18, 24
2
0
7, 16, 19
1
2
20, 23
2
0
25
1
0
28
1
0
26, 27, 29
1
2
30
1
0
17
1
0
Valid
44
14
- Menggambar minimal jaring-jaring balok
2
bentuk
15
1
0
Untuk melihat keterangan secara lebih rinci dari hasil validitas instrumen soal posttest telah terlampir pada lampiran. Penelitian selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas untuk menjamin konsisten mengenai alat ukur yang digunakan dalam penelitian dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Uji reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik Croncbach’s Alpha yang dikembangkan oleh George dan Mallery (1995) untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut: α ≤ 0,7
: tidak dapat diterima
0,7 < α < 0,8
: dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9
: reliabilitas bagus
α > 0,9
: reliabilitas memuaskan.
Dari hasil uji reliabilitas instrument yang diolah dengan SPSS 16,0 for windows yang digunakan dalam pada saat sebelum penelitian dan sesudah penelitian. Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Instrument Pra-Penelitian
Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Instrument Posttest
Dari output Tabel 3.9. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom Cronbach's Alpha menunjukkan 0,878. Karena nilai pada kolom tersebut bernilai
45
0,878 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen pra-penelitian yang dipakai adalah reliabel. Dan tingkat reliabilitasnya bagus. Sama halnya dengan hasil pada output yang terdapat pada Tabel 3.10. dari hasil uji reliabel pada tabel tersebut yang dapat dilihat pada kolom Cronbach's Alpha menunjukkan nilai 0,865. Karena nilai pada kolom tersebut lebih dari 0,865 maka
dapat
disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen posttest yang dipakai adalah reliabel. Dan tingkat reliabilitasnya bagus. 3.4.2.2
Lembar Observasi Setelah uji validitas dan uji reliabilitas selesai dilakukan maka instrumen
yang digunakan dalam penelitian sudah valid dan memiliki tingkat reliabilitas yang bagus, maka selanjutnya adalah membuat instrumen non tes yang akan digunakan dalam penelitian. Instrument non tes dalam penelitian ini berupa lembar observasi. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengobservasi guru dalam mengimplementasikan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan teori Bruner pada kelas eksperimen dan implementasi media gambar pada kelas kontrol. Kisi-kisi lembar observasi pembelajaran ini dibuat berdasarkan sintak metode discovery learning. Kisi-kisi observasi langkah pembelajaran terdapat dalam Tabel 3.11 sebagai berikut: Tabel 3.11. Kisi-Kisi Observasi Proses Pembelajaran dengan Penggunaan Media Audio Visual (VCD Pembelajaran) Berdasarkan Teori Bruner Melalui Metode Discovery learning Tahap Aspek Yang Di Amati Item Pembelajaran Guru tampak siap dan tenang untuk memulai Pra Kegiatan 1 pelajaran Guru menyampaikan salam dan mempersiapkan 2 untuk do’a Guru mempresensi siswa 3 (Syntax Discovery Guru mengamati kesiapan siswa baik fisik dan 4 psikis Learning) Kegiatan Awal Tahap Pemberian Guru melakukan apersepsi sebelum pelajaran 5 dimulai perangsang/simuli Guru memotifasi siswa dalam pembelajaran 6 matematika Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 7
46
Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok Kegiatan Inti Tahap
Guru membimbing siswa merumuskan masalah yang akan di pelajari Mengidentifikasi Guru membagi soal permasalahan pada siswa masalah. untuk diselesaikan dalam kelompok. Guru menyajikan media pembelajaran(media audio visual(vcd pembelajaran) berdasar teori Bruner). Tahap Guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil diskusi Pengumpulan data. untuk dikoreksi secara acak. Tahap Pengolahan Guru mengarahkan siswa untuk menyajikan data jawaban mereka di dalam kelas. Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok. Guru mengarahkan siswa lainnya untuk beraksi (mendebat baik setuju maupun tidak setuju) terhadap jawaban temannya. Tahap Verifikasi Guru membantu membahas hasil diskusi Kegiatan Akhir Tahap Generalisasi Guru membuat kesimpulan mengenai materi yang dipelajari Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal- hal yang belum dipahami Guru menutup kegiatan pembelajaran
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kisi- kisi lembar observasi pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.12 sebagai berikut: Tabel 3.12. Kisi-Kisi Observasi Proses Pembelajaran Dengan Penggunaan Media Gambar Melalui Metode Discovery learning Tahap Aspek Yang Di Amati Item Pembelajaran Guru tampak siap dan tenang untuk memulai Pra Kegiatan 1 pelajaran Guru menyampaikan salam dan mempersiapkan 2 untuk do’a Guru mempresensi siswa 3 (Syntax Discovery Guru mengamati kesiapan siswa baik fisik dan 4 psikis Learning) Kegiatan Awal Tahap Pemberian Guru melakukan apersepsi sebelum pelajaran 5 dimulai perangsang/simuli Guru memotifasi siswa dalam pembelajaran 6
47
matematika Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok Kegiatan Inti Tahap
Guru membimbing siswa merumuskan masalah yang akan di pelajari Mengidentifikasi Guru membagi soal permasalahan pada siswa masalah. untuk diselesaikan dalam kelompok. Guru menyajikan media pembelajaran (media gambar). Tahap Guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil diskusi Pengumpulan data. untuk dikoreksi secara acak. Tahap Pengolahan Guru mengarahkan siswa untuk menyajikan data jawaban mereka di dalam kelas. Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok. Guru mengarahkan siswa lainnya untuk beraksi (mendebat baik setuju maupun tidak setuju) terhadap jawaban temannya. Tahap Verifikasi Guru membantu membahas hasil diskusi Kegiatan Akhir Tahap Generalisasi Guru membuat kesimpulan mengenai materi yang dipelajari Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal- hal yang belum dipahami Guru menutup kegiatan pembelajaran
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
3.5. Analisis Data Setelah dilakukan uji deskriptif dan uji parametik (uji t) pra-penelitian yang dilakukan dengan bantuan Independent Sample T-Test dari SPSS 16,0 for windows bahwa kedua kelas adalah kelas yang homogen. Berikut rincian mengenai pelaksanaan uji t pra penelitian. Sebelum dilakukan uji t maka dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil analisis uji normalitas yang dilakukan, didapatkan hasil Asymp. (Sig. (2-tailed) > 0,05) yaitu kelas eksperimen 0,200 dan kelas kontrol 0,188 maka dapat disimpulkan bahwa kedua data yang diperoleh berdistribusi normal.
48
Untuk uji prasyarat yang kedua adalah uji homogenitas dan uji beda, yang di analisis dengan Independent sample T-Test. Hasil analisis signifikansinya (> 0,05) yaitu bernilai 0,616. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas homogen. Setelah Uji prasyarat selesai dilakukan maka dilakukan uji beda dengan uji t melalui Independent Sample T-Test dengan hasil analisis signifikansi (> 0,05) yaitu 0,195, maka Ho diterima, dengan hipotesis bahwa tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dari hasil uji t test dan pengujian hipotesis tersebut maka dapat dilakukan penelitian selanjutnya. Oleh karena kedua kelas penelitian merupakan kelas yang homogen maka pengujian perbedaan rata-rata skor hasil belajar matematika siswa menggunakan posttest. Sesuai dengan desain yang dipilih yaitu Two group post-test only. Dalam desain tersebut dinyatakan bahwa kedua kelas diberikan treatmen/ perlakuan yang berbeda, kemudian setelah diberikan treatmen/ perlakuan maka
kedua kelas
diberikan posttest untuk mengetahui efektifitas pembelajaran matematika. Dalam melakukan uji beda pada posttest, Langkah-langkahnya sama dengan uji analisis yang dilakukan pada saat uji pra-penelitian yaitu melakukan uji tahap deskripsi data dan uji t (uji beda) dengan bantuan program SPSS 16,0 for windows. Setelah analisis posttest dilaksanakan yang meliputi uji deskriptif dan uji beda maka dapat dilakukan uji analisis selanjutnya yaitu uji hipotesis. Tahap pengujian hipotesis ini dilakukan dalam penelitian dengan menggunakan uji t-test (Independent Sample T-Test). Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi (> 0,05). Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika signifikansi (> 0,05) maka Ho diterima dan jika signifikansi (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berikut ini merupakan hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yaitu: OX1 = OX2 maka Ho diterima dan Ha ditolak OX1 ≠ OX2 maka Ho ditolak dan Ha diterima Dimana: Ho : Tidak ada perbedaan efektifitas penggunaan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan teori Bruner dengan penggunaan media gambar dalam
49
pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Mojowetan Semester II Tahun ajaran 2011/ 2012. Ha : Ada perbedaan efektifitas penggunaan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan teori Bruner dengan penggunaan media gambar dalam pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Mojowetan Semester II Tahun ajaran 2011/ 2012. Sedangkan melihat dari tingkat signifikansi hasil yang didapat dari uji t maka kriteria tersebut disimpulkan sebagai berikut: Sig = 0,000 s/d 0,010, maka hasil sangat signifikan Sig = 0,011 s/d 0,050, maka hasil signifikan Sig = di atas 0,050, maka hasil tidak signifikan Berdasarkan kriteria signifikansi diatas yang dilihat dari nilai rerata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka apabila nilai kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, maka hasilnya signifikan. Sebaiknya bila nilai kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen, maka hasilnya tidak signifikan. Kedua uji analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengungkap efektifitas pembelajaran matematika siswa SD Negeri 1 Mojowetan. Pembelajaran matematika dikatakan efektif, manakala terjadi peningkatan hasil belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu, pengujian hipotesis juga menjadi acuan terhadap keefektifan tersebut. Apabila hipotesis alternatifnya diterima, maka nilai rata-rata hasil belajar Matematika pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dengan demikian, apabila penggunaan media audio visual (VCD pembelajaran) berdasarkan teori Bruner lebih efektif dari penggunaan media gambar dalam pembelajaran Matematika siswa kelas IV.