BAB 1 PENDAHULUAN
Seringnya
rasa
sakit
atau
nyeri
yang
dirasakan
manusia
menyebabkan sangat dibutuhkan obat yang lebih poten untuk mengatasi gejala yang timbul. Seiring dengan perkembangan zaman, para peneliti juga terus mengembangkan obat-obat baru, maupun senyawa baru bertujuan untuk menemukan senyawa obat yang mempunyai aktivitas tinggi dengan efek samping yang rendah.
Kebutuhan obat baru semakin meningkat
seiring adanya efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah beredar. Salah satu obat yang sering digunakan adalah asetosal. Asetosal termasuk obat yang memiliki beberapa efek pengobatan antara lain: antiinflamasi, antipiretika, analgesik, dan efek terhadap trombosis (Mutschler, 1991) Obat-obat antiinflamasi dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan steroid(dexametasone, betametasone, triamcinolone) dan non steroid. Obat golongan non steroid yang sering digunakan saat ini adalah turunan asam salisilat, asam asetat, asam fenamat, pirazolon. Obat-obat tersebut mempunyai beberapa kelemahan yaitu efek samping yang merugikan. Pada salisilat memiliki efek samping mengiritasi lambung, perdarahan (Purwanto dan Susilowati, 2000) Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan senyawa baru yang ideal yang memiliki potensi tinggi dan efek samping lebih kecil (Gringauz, 1997). Oleh karena itu, dilakukan modifikasi molekul asam salisilat dengan cara substitusi pada gugus hidroksil (fenolat) (Korolkovas, 1988). Gugus Cl yang disubtitusikan pada gugus fenolat dari asam salisilat memiliki efek elektronegatifan relatif kuat dan dapat meningkatkan sifat lipofilik (Purwanto, 2000). Sifat lipofilik dari suatu senyawa obat dapat mempengaruhi kemampuan dalam menembus membran biologis (distribusi
1
2 senyawa). Di samping pengaruhnya terhadap penembusan membran, sifat elektronik juga mempengaruhi kekuatan ikatan obat dan reseptor. Selain kedua sifat diatas, sifat sterik pada suatu senyawa juga dapat mempengaruhi keserasian dan kekuatan interaksi obat dan reseptor (Thomas,2003). O
O C
OH
C
OH
OH O C
C H3
O Asam Salisilat
Asam Asetilsalisilat
O
O C
OH
C
OH Cl
O
O C
C H2
C
O H2C
O
C H2 C H3
Asam O-(4-butilbenzoil)salisilat
Asam 3-klorobenzoil salisilat
Gambar 1.1. Struktur molekul asam salisilat dan turunannya (Gringauz, 1997 & Diyah dkk, 2002) HO O
O Cl O
Gambar 1.2. Struktur molekul Asam O-(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)
3 Demam adalah suatu gejala paling umum dan sering dialami oleh masyarakat. Demam dapat diartikan sebagai kelainan pada sistem pengaturan suhu tubuh sehingga suhu tubuh meningkat dibandingkan normal
(Ganong,2002;Guyton,1997).
menghilangkan
demam
tersebut
salah
Untuk satu
mengurangi diantaranya
atau dengan
menggunakan obat-obat yang berkhasiat sebagai antipiretik. Antipiretik sendiri diartikan sebagai obat yang dapat menurunkan suhu tubuh menjadi normal. Banyak obat antipiretik yang memiliki efek samping berbahaya antara lain gangguan fungsi ginjal, nekrosis hati yang fatal bila digunakan tidak menurut aturan. Penelitian obat antiinflamasi dan antipiretik dilakukan terus menerus, baik penemuan senyawa baru yang bertujuan menemukan senyawa obat yang memilik aktivitas tinggi dan efek samping rendah, maupun meningkatkan potensi obat-obat yang sudah ada melalui sintesis senyawa baru. Berdasarkan kelemahan obat-obat antiinflamasi dan antipiretik yang telah ada, maka perlu dicari alternatif zat baru yang memiliki aktivitas antiinflamasi dengan mula kerja cepat, aktivitas tinggi, dan efek samping yang rendah. Telah disintesis senyawa asam O-(4-klorobenzoil) salisilat melalui reaksi asilasi Schotten-Baumann yaitu dengan mereaksikan asam salisilat dengan 4-klorobenzoil klorida,yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki aktivitas hambatan nyeri sebesar 45,30% sedangkan pada asetosal sebesar 55,53%. Nilai Pka asam O-(4-klorobenzoil) salisilat 5.31 dan pada asetosal 3.5 (Rendy,2006). Pada senyawa asam O-(4-klorobenzoil) salisilat akan dilakukan uji organoleptis, uji kemurnian hasil sintesis dengan uji titik leleh dan kromatografi lapis tipis. Selanjutnya untuk mengetahui aktivitas lain dari senyawa asam 4-klorobenzoil salisilat pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antipiretik dan anti-inflamasi dari senyawa tersebut. Untuk
4 mengetahui aktivitas antipiretik dan antiinflamasinya ditentukan ED50. ED50 adalah dosis yang diperlukan untuk memberikan efek sebesar 50%. Pada penelitian ini untuk menguji aktivitas antiinflamasi, metode digunakan adalah Rat Paw Oedema, yaitu penghambatan pembengkakan edema pada telapak kaki tikus putih dengan induksi karagenan. Dan untuk menguji antipiretik digunakan bahan penginduksi panas pepton dan alat ukur ear Termometer B-Braun. Dipilih kedua metode ini pada masingmasing aktivitas, karena kedua metode ini sensitif dan sederhana. Asetosal digunakan sebagai pembanding. Sebagai hewan coba digunakan tikus putih jantan galur wistar, karena mempunyai ciri spesifik yaitu bersifat pathogenic free yang berarti bebas dari segala penyakit menular untuk manusia. Dari hasil penelitian diharapkan dapat diketahui aktivitas antipiretik dan antiinflamasi dari senyawa asam O-(4-klorobenzoil) salisilat yang dibandingkan dengan asetosal. Dari uraian diatas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu : 1.
a. Apakah senyawa asam O-(4-klorobenzoil)salisilat mempunyai aktivitas antiinflamasi ? b. Berapakah nilai ED50
bila dibandingkan dengan asam asetil
salisilat? 2.
a. Apakah senyawa asam O-(4-klorobenzoil) salisilat mempunyai aktivitas antipiretik ? b. Berapakah nilai ED50 bila dibandingkan dengan asam asetil salisilat?
Tujuan dari penelitian ini adalah : Menentukan ED50 dari senyawa asam O-(4-klorobenzoil)salisilat dan aktivitas antiinflamasi dan antipiretik senyawa asam O-(4-klorobenzoil) salisilat dan asam asetilsalisilat pada tikus putih jantan.
5 Manfaat dari penelitian ini diharapkan memperoleh senyawa baru, yaitu asam O-(4-klorobenzoil) salisilat yang memiliki kemampuan antipiretik dan antiinflamasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan asam asetilsalisilat, dan setelah pengujian lebih lanjut , seperti uji stabilitas, toksisitas, farmakodinamik dapat dijadikan sebagai calon obat antipiretik dan antiinflamasi baru.