GAGASAN GORBACYOV YANG MENGHANCURKAN UNI SOVYET: SOSIALISME DEMOKRATIS Suar Suroso Belajar dari kehancuran Uni Sovyet, ada yang mencuatkan sosialisme demokratis. Menginginkan Tiongkok mencampakkan sistimnya sekarang, menggantinya dengan sosialisme demokratis. Uni Sovyet hancur justru karena menempuh pelaksanaan sosialisme demokratis di bawah kepemimpinan Gorbacyov. yang melaksanakan gagasannya Perestroika di Uni Sovyet. Gagasan yang membela sosialisme demokratis ini dipaparkannya dalam karyanya Pyeryestroikan I novoye Mishlyeniye – Perestroika Dan Pemikiran Baru--., dan dijabarkan. dalam putusan-putusan Kongres ke-XXVIII PKUS. Kehancuran Uni Sovyet dimulai dari berkuasanya N.S.Khhrusycyov yang merobah PKUS jadi Partai Seluruh Rakyat dan URSS menjadi Negara Seluruh Rakyat. Prosesnya dituntaskan di bawah kekuasaan M.S.Gorbacyov dengan gagasan Perestroikanya yang hakekatnya adalah sosialisme demokratis, berperi kemanusiaan, yang bermuara pada dicampakkannya diktatur proletariat, dicabutnya fasal Konstitusi URSS yang menjamin kedudukan memimpin dari PKUS. Dalam tempo tiga tahun, berturut-turut telah meninggal tiga Sekretaris Jenderal PKUS: L.I.Bryezhnyev, Y.V.Andropov dan K.U.Cyernyenko..Untuk menggantikan Cyernyenko, 11 Maret 1985 sidang Politbiro CC PKUS dengan suara bulat memilih Mikhail Syergyevitch Gorbacyov menjadi Sekretaris Jenderal CC, atas usul A.Gromiko. Kalau menurut urutan senioritas, mestinya Viktor Grishin yang anggota Politbiro dan Sekretaris pertama Komite Moskow PKUS yang harus menggantikan Konstantin Ustinovitch Cyernyenko yang baru saja meninggal. Tapi dalam sidang Politbiro, walaupun Gromiko menyebut Grishin di samping Gorbacyov sebagai calon Sekretaris Jenderal, Politbiro dengan suara bulat memilih Gorbacyov.. Di bawah pimpinan semua Sekretaris Jenderal yang mendahului Gorbacyov, mulai Stalin, Malyenkov, Khrusycyov, Bryezhnyev, Andropov, sampai Cyernyenko, Uni Sovyet berjaya selama tujuh dasawarsa., sebagai negara sosialis yang melaksanakan diktatur proletariat. Tidak saja berhasil mematahkan serangan agresi fasis Nazi dan memenangkan Perang Dunia kedua bersama dengan negara-negara Sekutu, bahkan Uni Sovyet sempat bangkit dari kehancuran akibat perang yang menimbulkan korban 27 juta rakyat Sovyet, berhasil membangun negara adikuasa yang disegani dunia. Semua Sekjen yang mendahului Gorbacyov mengakui bahwa dengan melaksanakan diktatur proletariat, sosialisme sudah dibangun di Uni Sovyet. Bahkan di bawah pimpinan Khrusycyov, dengan Program Kongres ke-XXII PKUS tahun 1961 dinyatakan sedang dibangun dasar-dasar material dan tekhnik
komunisme di Uni Sovyet. Dan dengan khidmat dinyatakan bahwa generasi rakyat Sovyet dewasa ini akan hidup di zaman komunisme. Semuanya dengan tangguh menjunjung panji-panji Marxisme-Leninisme, menjalankan diktatur proletariat Di
bawah
kepemimpinan
M.S.Gorbacyov
terjadi
peristiwa
bersejarah
yang
menggoncangkan dunia: yaitu ambruknya PKUS dan hancurnya URSS, disusul dengan lenyapnya negara-negara sosialis Eropa Timur dan Tengah. Tak bisa lain, sebagai pemimpin tertinggi PKUS, Gorbacyovlah yang bertanggungjawab atas ambruknya PKUS. Sebagai sekjen CC PKUS, Gorbacyov mempunyai gagasan dalam memimpin PKUS dan URSS. Gagasannya itu dipaparkan dalam karyanya berjudul: Pyerestroika I Novoye Mishlyeniye, Dlya Nasyevo Naroda I Vsyevo Mira, – Perestroika dan Pemikiran Baru, Untuk Rakyat Kita dan Seluruh Dunia – . Menurut Aleksander Yakovlyev, mantan Sekretaris CC PKUS Kongres ke-XXVII yang dekat dengan Gorbacyov, “Sesungguhnya, Gorbacyov percaya akan gagasan sosialisme demokratis. Baginya, yang diinginkan dan dia mampu melaksanakan, ialah agar sosialisme dibersihkan dari dogma-dogma agresif, yaitu jangan mencampuri kehidupan rakyat membangun hidupnya sendiri” ….”Situasi sudah menuntut untuk memperdalam reform. Sudah sampai waktunya untuk secara terbuka menolak dalil-dalil penggunaan kekerasan seperti perjuangan klas, diktatur proletariat, seharusnya sudah diberlakukan perdagangan bebas, memberi kebebasan bagi perusahaan-perusahaan besar swasta, menjalankan sistim multi partai; dengan demikian sudah seharusnya menggerakkan masyarakat ke satu kwalitas baru” [A.Yakovlyev, Sumyerki, -- Senja Kala -- ,Izdatyelstvo Materik, 2003, hal. 467-468] Selanjutnya Yakovlyev menulis: “Marxisme dan Leninisme sama saja, adalah sia-sia, tak ada gunanya, ia hanya mencerminkan kepentingan sebagian masyarakat yang mencari ‘kebahagiaan mereka’ di kantong orang lain dan dari kerja orang lain”.”Di kalangan pakar ekonomi berjubel para pembual dogma, bahwa hak milik negara adalah yang paling efektif”. [Idem hal 469]. Yakovlyev mengkritik Marxisme-Leninisme sebagai tak berguna, mengkritik pakar ekonomi yang membela hak milik negara atas alat-alat produksi, mengkritik batu-alas ekonomi politik Marxis. Pada permulaan masa Gorbacyov memangku jabatan Sekretaris Jenderal CC PKUS, Gromiko memujinya. “Tesis-tesis yang diajukan Gorbacyov dalam sidang Pleno CC April 1987 yang dikembangkan menjadi laporan politik untuk kongres ke-XXVII adalah berintikan pandangan Marxis yang mendalam”. [A.A.Gromiko Pamyatnoye, kniga vtoraya, -- Yang Tak Terlupakan (Memoir) --, jilid kedua, Izdatyelstvo Politicyeskoi Lityeraturhi, 1988, hal. 394.]. Gromiko mencatat, bahwa “Usaha Partai dalam kehidupan negeri sepenuhnya berlangsung berdasarkan teori hubungan-hubungan produksi berwatak sosialis, berwatak sistim
masyarakat sosialis” ...”Ya, kita hari ini bekerja di bawah sinar gemerlapan dan perkasa dari ide-ide Kongres ke-XXVII” [Idem]...Selanjutnya Gromiko menulis, “Sidang Pleno CC PKUS Januari 1987 adalah titik batas penting bersejarah dalam kehidupan negeri kita. Gorbacyov dengan kekuatan baru menetapkan tugas perestroika bagi semua bidang kegiatan Partai dan rakyat. Tanpa tedeng aling-aling, secara terus terang dan terbuka, dia memberi petunjuk bahwa sampai sekarang bagi perkembangan negeri, tidak dipergunakan sebagaimana mestinya potensi yang ada, termasuk ciri sosialis dari sistim itu sendiri. Sidang Pleno sudah meneliti dokumen ‘Tentang Masalah Perestroika dan Politik Kader Partai’ Dalam dokumen ini diajukan catatan kekurangan-kekurangan serius, yang telah berlangsung yang karenanya, pada tahun tujuhpuluhan sampai permulaan tahun delapanpuluhan menyebabkan plan perkembangan negeri ternyata telah gagal”...”CC PKUS menyerukan kepada seluruh partai untuk menjamin persatuan yang Leninis dari barisan. Di samping itu menetapkan tugas untuk menyempurnakan demokrasi sovyet, memperkuat persatuan antara semua bangsa-bangsa URSS” ....”Program yang mempunyai arti global telah dipaparkan dalam pernyataan M.S.Gorbacyov 15 Januari 1986 yang diperkuat oleh CC PKUS. Intinya adalah:pelikwidasian secara menyeluruh sampai tuntas senjata-senjata nuklir dan senjata-senjata jenis lainnya yang berdaya penghancuran massal” Selanjutnya Gromiko menunjukkan dukungan pada Gorbacyov dengan menyatakan: “Saya bangga, dengan bekerjasama bahu membahu bersama kawan-kawan saya dalam pimpinan. Sebagaimana halnya seluruh rakyat yang mengagumkan dan berbakat dan mempunyai kemampuan, bersama CC Partai di bawah pimpinan M.S.Gorbacyov menyelesaikan masalah-masalah. Saya percaya bahwa ide-ide kita yang tak terhancurkan, yang diperoleh dari paparan yang jelas dari putusan-utusan Kongres ke-XXVII Partai Lenin.. Saya yakin, bahwa bangunan megah akan dihasilkan berkat tangan-tangan rakyat sovyet sendiri” [A.A.Gromiko, Idem, hal 398].. Dari usaha mengembangkan demokrasi Sovyet , gagasan Gorbacyov bermuara pada membangun sosialime yang demokratis, yang humanis, yang berperi kemanusiaan. Maka diktatur proletariat pun dicampakkan. “Segera sesudah Kongres ke-XXVII PKUS, Gorbacyov memaparkan rencana Perestroikanya,. dalam sidang Politbiro 13 Maret 1986” ...”Dia mengajukan, bahwa pimpinan tertinggi PKUS sudah memulai peralihan demokratis, menunjukkan inisiatif yang berskala sejarah” ...”....mengembangkan demokrasi .... menciptakan suasana kebangkitan masyarakat...” “Seminggu kemudian, 20 Maret 1986 Gorbacyov menyatakan: ‘Jangan salah faham, mengira kita akan keluar dari bidang ideologi pindah ke ekonomi. Apa yang baik bagi rakyat, itu berarti bersifat sosialis.’ “. .....”Penting dicatat, bahwa pada awal 1986, Gorbacyov berbicara mengenai demokrasi, mengenai perundang-undangan dan tata tertib, mengenai persamaan setiap orang di depan hukum, mengenai prioritas kemasyarakatan,...[A.A.Yakovlyev , Sumyerki, hal. 474].
Tahun 1987 terbitlah karya Gorbacyov berjudul Pyeryestroika I Novoye Mishlyeniye, Dlya Nasyei Stranhi I Dlya Vsevo Mira, -- Perestroika Dan Pemikiran Baru, Bagi Negeri Kita dan Seluruh Dunia. Dari halaman pertama buku ini, Gorbacyov berusaha keras menunjukkan “kesetiaannya” pada Lenin dan ajaran-ajarannya.. Gorbacyov menulis bahwa “mengikuti anjuran Lenin adalah sumber fikiran dari Perestroika” [M.S.Gorbacyov, Pyeryestroika I Novoye Mishlyeniye, Izdatyelstvo Politicyeskoi Lityeraturhi, 1987, hal. 20]. Gorbacyov menulis, “Sekarang kita memahami lebih baik fikiran dalam karya-karya terakhir Lenin dan sebab musabab lahirnya karya itu yang pada hakekatnya berisikan surat wasiat politiknya” [Idem, hal.21]. “Saya sudah lama tertarik pada rumusan Lenin yang penting: bahwa sosialisme itu adalah ciptaan usaha massa kreatif yang hidup. Sosialisme bukanlah skhema teoretis yang sudah ada secara a priori, yang oleh karena itu, masyarakat terbagi menjadi dua golongan:..... Saya menentang pengertian sosialisme yang disederhanakan dan mekanis ini”. [Idem, hal. 24]. Gorbacyov menentang terbagi duanya masyarakat yang sesungguhnya menurut ajaran sosialisme, pengakuan akan adanya dua klas yang berkontradiksi dalam masyarakat. Dengan demikian, hakekatnya Gorbacyov menentang ajaran perjuangan klas, batu alas dari teori sosialisme ilmiah. “Di Barat, Lenin sering dilukiskan sebagai seorang pembela pemerintah yang otoriter. Ini menunjukkan ketidak-tahuan akan fikiran-fikiran Lenin, dan tidak jarang terjadi penyesatan yang sewenang-wenang. Sesungguhnya, menurut Lenin, sosialisme dan demokrasi adalah tak terpisahkan. Massa pekerja dapat berkuasa liwat kebebasan demokratis Juga hanyalah dengan syarat-syarat perluasan demokrasi liwat kebebasan demokratis mereka dapat mewujudkan dan mengkonsolidasi kekuasaan. Ada fikiran Lenin lainnya yang sangat penting, yaitu kian luas wawasan pekerjaan kian mendalam dilakukan reform, kian besar diperlukan peningkatan daya tarik meyakinkan jutaan rakyat. Ini berarti bahwa jika kita merencanakan restrukturisasi yang menyeluruh, kita juga harus melipatgandakan pengerahan seluruh potensi demokrasi” [Idem, hal. 27-28] Yang diserang Barat sesungguhnya adalah diktatur proletariat yang dijalankan Lenin, yang dinilai sebagai kekuasaan otoritier. Justru Lenin mengajarkan, bahwa diktatur proletariat adalah demokrasi sejati yang membela klas pekerja, membela massa rakyat yang luas..Makanya, sosialisme tak bisa dipisah dengan sosialisme. Tapi Gorbacyov dalam membela demokrasi, menyatakan “kian banyak sosialisme kian banyak pula demokrasi”. “Maka hakekat dari Perestroika adalah pemaduan sosialisme dan demokrasi”.. [Idem, hal 51]. Dengan demikian, tegas Gorbacyov menyatakan bahwa hakekat Perestroikanya adalah sosialisme demokratis, bukan lagi diktatur proletariat. Lebih lanjut, Gorbacyov menulis “lebih banyak sosialisme berarti lebih banyak demokrasi,
keterbukaan, peri kemanusiaan, produktivitas,, kebersamaan, hubungan-hubungan pribadi di antara rakyat, lebih bermartabat dan kian tinggi harga diri bagi pribadi.” [Idem, hal. 32-33] Selanjutnya diulangi lagi: “Kita ingin lebih banyak sosialisme, karena itu lebih banyak demokrasi” [Idem, hal 33] Belajar dari pengalaman sejarah, Gorbacyov bermaksud menyempurnakan sosialisme, untuk itu dia menyimpulkan bahwa “saya harus mengatakan, bahwa yang paling penting adalah kita harus bersandar kepada inisiatif dan kreativitas massa, bersandar pada partisipasi aktif kalangan rakyat yang paling luas dalam melaksanakan rencana pengobahan, yaitu demokratisasi, sekali lagi demokratisasi”[ Idem, hal. 41]. Gorbacyov menulis, bahwa “Perestroika adalah banyak segi, pada hakekatnya adalah sebuah revolusi”. “....saya sudah menyatakan dalam sidang Pleno CC Januari 1987,: menurut intinya, dengan keberanian Bolsyewik dan dengan keyakinan kepercayaan masyarakat yang berperikemanusiaan, jalan yang kita tempuh sekarang ini adalah kelanjutan langsung dari langkah raksasa yang dimulai oleh Partai Leninis di hari-hari Revolusi Oktober tahun 1917. Bukan hanya kelanjutan, tapi adalah perluasan dan perkembangan ide-ide Revolusi. Kita harus memasukkan dinamisme baru ke dalam dorongan historis dari Revolusi Oktober dan lebih lanjut mengembangkan semua yang sudah dimulainya di dalam masyarakat kita” {Idem, hal. 46-47} “Dalam proses revolusioner, tak ayal lagi politik adalah hal yang paling penting. Demikian pula lah halnya dalam Perestroika.. Kita sangat memperhatikan masalah-masalah langkah-langkah politik, untuk demokratisasi sejati yang luas.”......”Kita tidak bermaksud merobah kekuasaan Sovyet, tentu saja, kita tidak akan mencampakkan prinsip-prinsip fundamentalnya., tapi kita mengakui keharusan melakukan perobahan, yaitu memperkuat sosialisme, membikinnya lebih kaya dan dinamis. Demikianlah rencana kita melakukan demokratisasi masyarakat sovyet.dalam sistim politik yang ada sekarang ini” [Idem, hal. 51-52]. Yang terjadi adalah lenyapnya kekuasaan Sovyet. Di bawah pimpinan Gorbacyov, kongres ke XXVII PKUS telah menegasi rumusan Bryezhnyev “sosialisme yang sudah berkembang” dengan menggantinya jadi “secara berencana dan menyeluruh menyempurnakan sosialisme”; dan dalam program serta konstitusi Partai hasil Kongres ke-XXVII tercantum dengan jelas bahwa tujuan terakhir PKUS adalah mewujudkan komunisme. Tapi kongres ke-XXVIII menyatakan semboyan dalam program Partai adalah ‘sosialisme demokratis yang berperi kemanusiaan’’ dan dinyatakan bahwa PKUS adalah Partai yang memilih sosialisme dan berhari depan komunisme, dan adalah menjadikan ‘nilai-nilai seluruh umat manusia’ serta ‘cita-cita
komunisme’ sebagai dasar tujuannya”. Kongres ke-XXVII merumuskan bahwa PKUS menggunakan teori Marxisme-Leninisme sebagai senjata, dalam seluruh kegiatannya berpegang pada ajaran Marxisme-Leninisme’, Marxisme-Leninisme ‘dalam kehidupan spiritual adalah mempunyai kedudukan penting yaitu salah satu inti dari sosialisme; Partai harus mendukung dan mengembangkan Marxisme-Leninisme; sejalan dengan itu melancarkan perjuangan melawan revisionisme dan dogmatisme. Tapi dalam program dan konstitusi baru Partai hasil kongres ke-XXVIII dinyatakan, bahwa harus secara kreatif mengembangkan fikiiran-fikiran Marx, Engels dan Lenin’ ; melanjutkan pembebasan diri dari tafsiran dogmatis ajaran-ajaran Marx, Engels, Lenin.;....menyatakan harus melepaskan monopoli ideologi, harus menjalankan pluralisme ideologi” [Qi Xiang, Su Lian Jie Ti Nei Mu – Tabir Tersembunyi Kehancuran Uni Sovyet , Qilin Renmin Chuban She, Nei Bu Fa Xing – Balai Penerbitan Rakyat Qilin, Diterbitkan Untuk Kepentingan Intern, 1992, hal. 134-135]. Dengan demikian, kedudukan Marxisme-Leninisme sebagai satu-satunya ideologi pembimbing pembangunan sosialisme sudah dicampakkan. Kongres nasional ke-XXVII PKUS mendukung pandangan perjuangan klas dan metode analisa klas., mendukung ajaran diktatur proletariat. Dinyatakan bahwa ‘di arena internasional masih berlangsung perjuangan antara dua pandangan dunia, oleh karena itu haruslah menilai gejala-gejala masyarakat dengan bertolak dari pendirian klas yang jelas’; ‘haruslah menentang bentuk-bentuk ideologi burjuasi’, harus menjadikan pendidikan ideologi satu tugas yang penting, berpendapat bahwa ‘diktatur proletariat memainkan peranan menentukan dalam pembangunan masyarakat baru’, ia diperlukan untuk pembasmian klas burjuasi, hanyalah ia yang berusaha membasmi klas burjuis; ia dengan tegas menindas perlawanan yang mungkin dari yang memulihkan burjuasi.......Dokumen-dokumen kongres ke-XXVIII secara berbelit-belit menghindari masalah perjuangan klas, tidak lagi mengangkat msalah melawan ideologi klas burjuis,, mengajukan pandangan berdasarkan ‘prinsip-prinsip utama nilai kemanusiaan yang menyeluruh’, ‘di atas segala-galanya menjunjung tinggi kemanusiaan yang menyeluruh’. Dengan demikian sudah mencampakkan metode analisa klas dan pandangan perjuangan klas Marxis; secara fundamentil sudah menegasi ajaran diktatur proletariat.....Akhirnya, negara yang dibangun adalah ‘negara berdasarkan hukum’.[Qi Xiang, hal. 135]. Kongres ke-XXVII PKUS masih mewarisi pandangan Khrusycyov mengenai Partai seluruh rakyat, dan tetap mengakui bahwa Partai Komunis adalah barisan pelopor dari klas buruh. Tapi dokumen-dokumen Kongres ke-XXVIII tidak lagi memiliki pandangan tentang ‘Partai klas buruh’, juga tak lagi menyebut ‘Partai sebagai organisasi pelopor’. Gorbacyov berpendapat, bahwa PKUS sekarang adalah ‘organisasi politik seluruh rakyat’, merobahnya dari Partai pelopor klas proletar menjadi ‘Partai parlementer’. Kongres ke-XXVII mengakui
kedudukan PKUS sebagai organisasi politik yang mempunyai kedudukan tertinggi, inti dari sistim politik, adalah kekuatan pelopor dan pemimpin masyarakat Sovyet, ‘kedudukan memimpin dari Partai haruslah ditingkatkan’, Tapi dalam Konstitusi Partai Maret 1990, dinyatakan, bahwa “PKUS adalah organisasi politik, yang menyatukan secara sukarela warganegara URSS untuk mewujudkan tujuan-tujuan program, berdasarkan cita-cita nilai-nilai kemanusiaan. Secara kreatif menggunakan ide-ide Marx, Engels, Lenin serta seluruh fikiran kemasyarakatan yang maju, mempertahankan internasionalisme, menetapkan tujuannya adalah membangun sosialisme demokratis yang humanistis, menjamin syarat-syarat untuk kebebasan, perkembangan manusia yang menyeluruh”.[MATERIALHI XXVIII Siyezda Kommunisticeskoi Partii Sovyetskovo Soyuza, -Material Kongres ke-XXVIII PKUS --, Moskwa, Izdatyelstvo Politicestoi Lityeraturhi, 1990, hal. 108]. Gorbacyov berkali-kali mengajukan pendapat mengenai sentralisme demokratis yang merupakan prinsip organisasi Partai. Putusan Kongrtes ke-XXVIII masih mempertahankan rumusan sentralisme demokratis. Tetapi isinya dirobah, hingga ada keputusan yang menetapkan bahwa bagi “setiap anggota Partai harus tunduk pada putusan mayoritas”, tapi bagi minoritas ada hak membela diri dan mempertahankan pendapatnya dalam sidang-sidang Partai, bisa menyiarkan pandangannya dalam penerbitan-penerbitan Partai, secara terbuka mengemukakan pandangan-pandangan yang berbeda dengan keputusan yang sudah diambil. Ini berarti melenyapkan salah satu prinsip sentralisme demokratis, prinsip organisasi Partai tipe Lenin yang menetapkan disiplin taat dan tunduk tanpa syarat pada putusan-putusan yang sudah diambil organisasi Partai. [Baca Qi Xiang, Idem, hal 137]. Demi demokrasi, Kongres ke-XXVIII dengan tegas menyatakan, harus “mencampakkan prinsip organisasi sentralisme demokratis” [Materialhi XXVIII Siyezda KPSS, hal. 95]..Dengan demikian lenyaplah disiplin yang mengikat setiap anggota Partai. Partai pelopor klas buruh berobah watak, menjadi kumpulan manusia biasa yang liberal tanpa disiplin keterikatan pada putusan-putusan organisasi. Kongres ke-XXVII masih mempertahankan sistim politik satu Partai, dimana PKUS adalah Partai yang mempunyai kedudukan memimpin negara dan masyarakat.. Dalam sidang Pleno CC PKUS Februari 1990 diputuskan untuk mencabut “monopoli satu Partai” dan menjalankan sistim parlementer multi Partai. [Qi Xiang, Idem, hal 137]. Dalam belajar dari Lenin, Gorbacyov secara berbelit-belit menyatakan bahwa “Mengambil dari karya-karya Lenin, mendalami hakekat hal ihwal, memandang dialektika yang rumit dari proses perkembangan dunia. Lenin bisa memandang lebih jauh, melampaui batas-batas klas, Dan berkali-kali mengajukan fikiran tentang pengutamakan kepentingan seluruh umat
manusia di atas kepentingan klas” [M.S.Gorbacyov, Pyeryestroika I Novoye Mishlyeniye, hal 148-149]..Gorbacyov mengutaamakan pandangan-pandangan Lenin yang humanistis, tapi mencampakkan ajaran-ajaran Lenin yang kental dengan pandangan klas dan perjuangan klas, dan yang tangguh membela diktatur proletariat.]. Mencampakkan ajaran-ajaran Lenin tentang analisa klas dan perjuangan klas, ini berarti mencampakkan batu alas Marxisme. Mencampakkan ajaran tentang diktatur proletariat, berarti mencampakkan senjata ampuh ajaran Marx untuk menggulingkan burjuasi, senjata untuk merebut dan membela kekuasaan politik yang mengabdi klas pekerja. Mencampakkan ajaran sentralisme demokratis, berarti melenyapkan azimat yang menjamin terbajakannya Partai klas buruh, kekuatan yang mampu mengalahkan burjuasi. Gorbacyov mencampakkan semua unsur pokok ajaran Lenin. Inilah akar, yang menjadi sebab-musabab ambruknya PKUS, disusul oleh kehancuran Uni Sovyet. Demikianlah, di bawah kepemimpinan Gorbacyov berlangsung kehancuran PKUS yang disusul dengan ambruknya Uni Republik-Republik Sovyet Sosialis..Peristiwa ini disusul oleh kehancuran negara-negara sosialis Eropa Tengah dan Timur. PKUS ambruk, URSS hancur. Harus diakui, ini adalah pukulan dahsyat atas gerakan sosialismje dunia. Tapi gerakan sosialisme dunia tidaklah punah. Belajar dari pengalaman sejarah, dapat menccegah terulangnya kesalahan yang pernah terjadi. Dengan demikian, kekuatan gerakan sosialisme dunia akan bangkit dan maju terus, berkat belajar dengan tepat dari pengalaman kesalahan di masa lampau.
*****