Jurnal Iqra’ Volume 03 No.02
Oktober, 2009
FUNGSI, TUGAS DAN TUJUAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh Siti Zubaidah (Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN SU)
ABSTRACT The existence of library in a university, so-called academic library, is very important to support educational activities such as teaching and learning as well as research. This article describes about the main mandate of the academic library that goes beyond its basic function as the preservation of knowledge. In the following description, the author will also explain in further detail the objectives of academic library. In line with the function of the library, the academic librarians are encouraged to function as guidance for all academic members including lecturers and students, from providing a reading skill to helping teacher in curriculum development. A. Pendahuluan Sering orang beranggapan salah dalam memandang pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh pustakawan di belakang layar sebelum koleksi buku atau bahan-bahan lainnya itu siap ditayangkan di rak buku, untuk dipinjamkan atau diedarkan kepada para pengguna. Bahkan sivitas akademika, pada umumnya, masih beranggapan bahwa perpustakaan suatu perguruan tinggi adalah tidak lain suatu bagian dari struktur perguruan tinggi, dimana buku-buku dan bahan-bahan cetak lainnya disimpan dan dipinjamkan. Menurut mereka tugas pelaksana perpustakaan adalah cukup menjaga dan menyelenggarakan peminjaman bahan-bahan tersebut dengan sebaik-baiknya agar tidak ada yang hilang, baik kepada mahasiswa maupun pengajar. Pandangan demikian ternyata „tidak tepat‟, karena para petugas perpustakaan baik di institut, universitas,maupun di perguruan tinggi lain, harus memenuhi kriteria tertentu, terutama langkah-langkah, pokok-pokok yang penting yang perlu mendapat perhatian sepenuhnya. Namun di luar pekerjaan rutin pustakawan tersebut masih sedikit yang diketahui oleh masyarakat pengguna pada umumnya. Selain itu, pustakawan sendiri ada yang masih kurang paham atau tidak menghargai akan tugas-tugasnya, sehingga fungsi serta peranan perpustakaan itu yang sebenarnya menjadi pudar. (Soejono Trimo, S, 1985), h. 1) Perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran, dan penelitian bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Para pendidik sering mengatakan bahwa perpustakaan adalah inti setiap program pendidikan dan pengajaran, the heart of the educational programs. Para ahli di negara-negara maju menyatakan bahwa nilai suatu lembaga pendidikan, perguruan tinggi, ataupun lembaga 1
Jurnal Iqra’ Volume 03 No.02
Oktober, 2009
riset dan ilmu pengetahuan dapat diukur kualitasnya antara lain pada kelengkapan dan kesempurnaan jasa yang dapat diberikan oleh perpustakaannya. Hal tersebut dapat dipahami karena fungsi yang universal dari setiap pendidikan, misalnya adalah bahwa ia harus mampu selalu berdiri di garis depan dari perubahan perubahan yang terjadi di dalam masyarakatnya, sebab pendidik dan anak didik selalu involved, saling bertautan dengan hal-hal yang terjadi di dalam masyarakatnya, di luar dinding kampusnya. Untuk memenuhi tuntutan inilah maka sekolah-sekolah, perguruan-perguruan tinggi, serta lembaga-lembaga ilmiah lainnya perlu dilengkapi dengan perpustakaan yang baik pada waktu sekarang. (Soejono Trimo, S, h. 5). Oleh karena itulah maka tugas pokok salah satunya dari perpustakaan dimana pun adalah the preservation of knowledge, artinya mengumpulkan, memelihara, dan mengembangkan semua ilmu pengetahuan/gagasan-gagasan manusia dari zaman ke zaman. Bagi perpustakaan perguruan tinggi sendiri tugas dan tujuannya adalah untuk membantu memperlancar dan menyukseskan program-program serta proyek-proyek yang diletakkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Dengan pengertian lain dapat dikemukakan bahwa standar suatu Perguruan Tinggi banyak ditentukan oleh standar (kualitas) yang dapat dicapai oleh perpustakaan yang bersangkutan. Itulah pula sebabnya mengapa perpustakaan merupakan inti dan bagian terdepan dari setiap lembaga pendidikan/ilmiah. Artikel ini akan mengungkap tentang bagaimana sebenarnya fungsi, tugas dan tujuan perpustakaan yang ada di bawah naungan sebuah perguruan tinggi. B. Pengertian Berikut ini akan dijelaskan pengertian pustaka dan derivasinya agar tidak terjadi kesalahfahaman. 1. Perpustakaan Kata dasar perpustakaan adalah pustaka, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, berarti: kitab, buku. Sedangkan dalam bahasa Inggris: library, berasal dari kata Latin: liber atau libri artinya buku. Dari kata inilah terbentuk istilah librarius, yang artinya tentang buku. Dalam bahasa asing lainnya perpustakaan disebut bibliotheek (Belanda); bibliothek (Jerman); bibliotheque (Perancis); bibliotheca (Spanyol, Portugis). Semua istilah ini berasal dari kata biblia (Yunani), artinya tentang buku, kitab. Dengan kata lain, dalam semua bahasa, istilah perpustakaan, library, dan bibliotheek selalu dikaitkan dengan buku atau kitab. (Sulistyo Basuki, h. 3.)
Dengan demikian, batasan perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Definisi ini menyatakan bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk pembaca, maka tujuannya mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan pembacanya. (Sulistyo Basuki, h. 3).
2
Jurnal Iqra’ Volume 03 No.02
Oktober, 2009
Dalam Undang-Undang No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. 2. Pustakawan Pustakawan, librarian, adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaaan dan pelayanan perpustakaan. (Perpustakaan Nasional RI, Manajemen Tenaga Fungsional Pustakawan, h. 6. Lihat juga: Perpustakaan Nasional RI, Undang-undang Republik Indonesia, h. 3).
Menurut Sulistyo Basuki, pustakawan adalah tenaga professional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku. Dengan demikian, pustakawan dituntut untuk giat membaca demi kepentingan profesi maupun pengembangan diri sendiri. (Sulistyo Basuki, h. 159).
3. Kepustakawanan Istilah lain berkaitan dengan pustaka adalah kepustakawanan, librarianship, yaitu menyangkut penerapan pengetahuan (dalam hal ini ilmu perpustakaan) dalam hal pengadaan, penggunaan serta pendayagunaan buku (dalam arti luas) di perpustakaan serta perluasan jasa perpustakaan. (Sulistyo Basuki, h. 6). 4. Perpustakaan perguruan tinggi Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi; dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Yang termasuk perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan jurusan, fakultas, universitas, institut, dan sekolah tinggi. Perpustakaan ini bertujuan untuk membantu Tri Dharma Perguruan tingi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. (Sulistyo Basuki, h. 51). 5. Pemustaka Pemustaka, users adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. (Perpustakaan Nasional RI, Undang-undang Republik Indonesia, h.4). Biasanya pemustaka ini orang yang telah terdaftar sebagai anggota perpustakaan dan berkunjung ke tempat ini secara rutin, ada juga orang luar, bukan anggota, namun dia datang kesana untuk mencari informasi berkaitan dengan kegiatan penelitiannya atau hanya untuk membaca. Pada umumnya pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan perguruan tinggi adalah para mahasiswa, peneliti, dan dosen, baik dari dalam kampus maupun dari luar kampus.
3
Jurnal Iqra’ Volume 03 No.02
Oktober, 2009
C. Fungsi Perpustakaan Selama berabad-abad eksistensi perpustakaan tetap dipertahankan walaupun banyak hambatannya. Eksistensi perpustakaan dalam masyarakat baik umum maupun perguruan tinggi tetap dipertahankan karena perpustakaan mempunyai fungsi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat.Selanjutnya Sulistyono Basuki mengemukakan bahwa fungsi perpustakaan adalah sebagai berikut; (Sulistyo Basuki, h. 27- 29). a.
Sebagai sarana simpan karya manusia; khususnya karya cetak seperti buku, majalah, karya rekaman, serta arsip umum, dll. b. Fungsi informasi; informasi yang diminta dapat berupa informasi mengenai tugas seharihari, pelajaran maupun informasi lainnya. Dengan koleksi yang tersedia perpustakaan harus berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan ke perpustakaan. c. Fungsi rekreasi; masyarakat dapat menikmati rekreasi cultural dengan cara membaca koleksi bacaan yang disediakan oleh perpustakaan. d. Fungsi pendidikan; perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal, maksudnya ia merupakan tempat belajar di luar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. e. Fungsi cultural; perpustakaan sebagai tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat, yaitu dengan cara menyelenggarakan pameran, ceramah, pemutaran film, dll. Kelima fungsi tersebut masih dilaksanakan oleh perpustakaan hingga sekarang. Hanya karena majunya teknologi, sebagian perpustakaan sudah berganti rupa sehingga mungkin tidak mirip dengan perpustakaan yang ada sekarang, seperti electronic library, virtual library, online library, library without walls, dan digital libraries. Tuntutan zaman telah banyak mengubah arti dari suatu perpustakaan Perguruan Tinggi, terutama sebagai konsekuensi adanya perkembangan metoda belajar dan mengajar modern, sehingga ia tidak hanya bertugas megumpulkan, menyimpan, dan meminjamkan bahan-bahannya saja akan tetapi lebih banyak lagi jasa serta fasilitas yang dituntut oleh masyarakat yang dilayaninya. Fungsi perpustakaan Perguruan Tinggi harus dapat benar-benar disejalankan dengan fungsi lembaga penaungnya, peranannya harus lebih dinamis dan aktif daripada yang sudah-sudah, serta servisnya pun masih kompleks. Pada dasarnya, tekanan tuntutantuntutan itu diletakkan pada penggunaan perpustakaan itu bagi lembaga penaungnya. Oleh karena itulah maka tujuan didirikannya perpustakaan tersebut adalah untuk turut memperlancar dan mensukseskan fungsi perguruan tinggi yang bersangkutan, yakni fungsi Tridharma Perguruan Tinggi.; yaitu 1) pendidikan dan pengajaran, 2) penelitian atau riset, dan 3) pengabdian kepada masyarakat (public service). Hal ini sejalan dengan fungsi universal perpustakaan pada umumnya, yakni edukatif, infomatif, rekreatif, dan riset. (Trimo, h. 2-3). 4
Jurnal Iqra’ Volume 03 No.02
Oktober, 2009
Berbicara soal fungsi perpustakaan perguruan tinggi, maka dengan singkat dapat dipaparkan disini bahwa perpustakaan tidak boleh sekali-kali menjadi semacam gudang buku melulu ataupan merangkap sebagai study hall (ruang belajar) saja. Dalam versinya yang baru, ia harus mampu berfungsi sebagai: 1. Jantung dari semua program perguruan tinggi, universitas atau institut yang bersangkutan, yaitu ia harus mampu membantu dan menjadi pusat kegiatan-kegiatan akademis lembaga pendidikannya. Metode belajar dan mengajar modern yang lebih menekankan kepada individualized instruction hanya mungkin dapat dilaksanakan bila perpustakaannya memang fungsional untuk maksud itu. 2. Pusat alat-alat bahan-bahan peraga pengajaran atau instructional materials center. Dalam membantu memperlancar jalannya perkuliahan serta praktikum-praktikum, perpustakaan dapat menyedikan bahan-bahan dan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh para dosen dalam perkuliahan di dalam kelas, perpustakaan, laboratoriumlaboratorium, dan seterusnya. Demikian juga dalam pelaksanaan extension services dari universitas atau institut yang bersangkutan kepada masyarakat di luar lingkungan lembaga tadi, perpustakaan dapat menyediakan jasa-jasanya, bahan-bahannya, serta fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh mission itu (misalnya: film, filmstrip, slide, bahanbahan lainnya, ruang konferensi/diskusi, dan bantuan tenaga-tenaga ahli perpustakaannya). 3. Clearing house (pusat pengumpulan/penyimpanan) bagi sebuah penerbitan dari dan tentang daerahnya ataupun dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Ini sesuai dengan salah satu tugas pokok perpustakaan, yakni the preservation of knowledge. Fungsi ketiga ini sangat penting bagi setiap lembaga pendidikan ataupun ilmiah, karena dengan adanya clearing house ini setiap orang akan mudah mencari keterangan, data, bahan komparatif, bahan mentah, ataupun aanleding materiaal tentang daerahnya atau suatu bidang pengetahuan tertentu dalam usaha-usahanya dalam melakukan riset atau lain-lainnya 4. Social center dan pusat kegiatan cultural masyarakat setempat. Haruslah diingat bahwa para pengunjung perpustakaan perguruan tinggi tidak hanya terdiri atas mahasiswa, pengajar, dan para pegawai lembaga itu, melainkan termasuk pula orang-orang di luar lingkungan perguruan tinggi yang bersangkutan. Mereka pun datang untuk mempergunakan fasilitas, jasa-jasa, dan bahan-bahan yang disediakan oleh perpustakaan itu. Dengan sendirinya mereka itu mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda-beda, memiliki perbedaan latar belakang serta kelainan-kelainan dalam kebutuhan, minat, selera, dan umur. Memang harus diingat bahwa perpustakaan perguruan tinggi tentunya lebih menitikberatkan jasanya kepada masyarakat dalam tubuh lembaga penaungnya. Adanya pertemuan orang-orang inilah serta adanya fasilitas-fasilitas dan jasa-jasa yang disediakan oleh perpustakaan memungkinkan terjadinya kegiatankegiatan social dan cultural yang sangat menguntungkan, baik bagi Perguruan Tinggi yang bersangkutan maupun bagi masyarakat pada umumnya.
5
Jurnal Iqra’ Volume 03 No.02
Oktober, 2009
D. Tugas Dan Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Salah satu tugas pokok dari perpustakaan dimanapun adalah the preservation of knowledge, yaitu mengumpulkan, memlihara, dan mengembangkan semua ilmu pengetahuan/gagasan-gagasan manusia dari zaman ke zaman. Bagi perpustakaan perguruan tinggi sendiri tugas dan tujuannya adalah untuk membantu memperlancar dan menyukseskan program-program serta proyek-proyek yang diletakkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Dengan pengertian lain dapat dikemukakan bahwa standar suatu perguruan tinggi banyak ditentukan oleh kualitas yang dapat dicapai oleh perpustakaan yang ada di dalamnya. Itulah sebabnya mengapa perpustakaan merupakan inti dan bagian terdepan dari setiap lembaga pendidikan. (Trimo, Pedoman Pelaksanaan, h. 2). Dalam bentuknya yang sangat sederhana, arti dan tugas perpustakaan perguruan tinggi dapat dilihat dari fasilitas–fasilitas dan pelayanan-pelayanannya kepada: a. Mahasiswa. Perpustakaan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik dalam perkuliahannya maupun minat-minatnya, antara lain berupa: 1. Meminjam atau membaca buku-buku atau bahan-bahan yang diwajibkan/ dianjurkan (books on reserve) bagi penyelesaian perkuliahannya 2. Di perpustakaan lah para mahasiswa mencari keterangan-keterangan dan bahanbahan yang diperlukan dalm melakukan penyelidikan-penyelidikan/penelitianpenelitian untuk pembuatan laporan-laporan skripsi, makalah, laporan, dan seterusnya. 3. Selain kepada para pengajar, tidak jarang para mahasiswa meminta bantuan para petugas perpustakaan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran dalam studi mereka memperoleh guidance yang baik, serta mendapatkan bantuan penginterpretasian bahan-bahan yang ada dalam koleksi perpustakaan dan disini pulalah mereka datang untuk memenuhi minat dan atau mencari rekreasi yang sehat setiap harinya, misalnya membaca surat kabar, majalah, buku-buku novel, buku-buku tentang “How to do it” untuk keperluan-keperluan di rumah, dan seterusnya. b.
Staf Pengajar. Mereka mempergunakan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan mereka, antara lain dalam: 1. mempersiapkan perkuliahan yang akan diberikan. 2. mencari dan menelaah bahan-bahan, baik yang tercetak maupun yang lain (misalnya: film, filmstrips, pamphlet, poster, dan clippings) untuk dipakai sebagai alat peraga atau bahan dalam perkuliahan ataupun diskusi di dalam/luar kelas. 3. sering kali para pengajar –baik secara individual maupun kelompok– melakukan riset untuk proyek-proyek tertentu, atau mereka ingin mengetahui bahan-bahan apakah yang telah diterbitkan dalam bidangnya masing-masing, baik di dalam maupun di luar negeri, 4. juga kebutuhan-kebutuhan untuk rekreasi serta pemenuhan minat mereka sedapat mungkin harus terjamin, umpamanya majalah-majalah, buku-buku tentang 6
Jurnal Iqra’ Volume 03 No.02
Oktober, 2009
perkebunan, peternakan, perttukangan, dan “How to do it”, buku-buku novel, dan seterusnya. c.
Orang-orang luar perguruan tinggi. Perpustakaan sebuah perguruan tinggi tidak hanya digunakan oleh anggota/masyarakat di lingkungan universitas/institut yang menaunginya, akan tetapi juga bagi masyarakat di luar lembaga diberi kesempatan untuk menggunakannya. Mereka melakukan ini untuk mencari keterangan-keterangan yang dibutuhkan, membaca, penelitian, laporan, dll.
Selain tugas-tugas di atas, perpustakaan mempunyai tugas dalam pemberian pelayanan yang sifatnya lebih luas dan lebih efektif lagi. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Trimo bahwa tugas dari pustakawan di perpustakan perguruan tinggi adalah pemberian pelayanan, sebagai berikut; a) Memberikan stimulasi dan guidance untuk memenuhi minat-minat dan kebutuhankebutuhan para anak didik dan untuk memperluas horizon membaca mereka. b) Membantu para mahasiswa yang sedang mengerjakan laporan-laporan dan proyekproyek lainnya serta kegiatan belajar mereka. c) Mengajar para mahasiswa bagaimana menggunakan buku dan fasilitas-fasilitas perpustakaan lainnya, dan membantu mengembangkan kecakapan mereka tentang keperpustakaannya. d) Memberi bantuan bagi para pengajar dalam perencanaan kurikulum dan turut membantu menyelesaikan problem-problem khusus dalam bidang kurikulum dan pengajaran. e) Membantu program-program in service training dan perkembangan profesi para guru, memberikan stimulasi kepada guru dan para mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan. (Trimo, h. 73). Memberi pelayanan kepada masyarakat, tridharma perguruan tinggi, yang harus disokong sepenuhnya oleh para petugas perpustakaan untuk memperluas pengaruh perpustakaan dan memajukan suatu atmosfer membaca yang baik di dalam masyarakat. Ditinjau dari segi jasa perpustakaan maka perpustakaan perguruan tinggi memiliki hubungan segi tiga antara pustakawan, mahasiswa, dan para pengajar. Hubungan ini menunjukkan bahwa mahasiswa maupun pengajar berhubungan langsung dengan pustakawan dalam hal mencari informasi dan penelusuran informasi. Karena sifat hubungan langsung ini maka pustakawan perguruan tinggi haruslah orang yang ahli dalam sebuah subjek ditambah pendidikan kepustakawanan yang sesuai dengan standar profesi pustakawan. Ini membawa implikasi bahwa pustakawan perguruan tinggi harus mampu membantu mahasiswa menggunakan pustaka untuk kepentingan mahasiswa. (Sulistyo Basuki, h. 52).
Mengingat hal-hal tersebut di atas, pelayanan-pelayanan berikut ini membutuhkan pengetahuan para pustakawan yang cukup, adanya keterampilan dan keahlian dalam 7
Jurnal Iqra’ Volume 03 No.02
Oktober, 2009
mepergunakan bahan-bahan atau alat-alat yang ada dalam perpustakaan maupun semua resources dalam masyarakat yang mugkin dapat dipakai. Berikut bentuk-bentuk pelayanan yang diberikan oleh pustakawan di perpustakaan: (Trimo, h. 74). 1. Reference Service (Pelayanan Penunjukan) Istilah ini sering dikenal dengan sebutan pelayanan referensi, yaitu pemberian bantuan secara langsung dan bersifat lebih personal oleh perpustakaan kepada masyarakat pengguna yang dilayaninya yang sedang mencari atau membutuhkan keterangan-keterangan tertentu. Pelayanan referensi pada hakikatnya ditujukan untuk memberi jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh para pengunjung perpustakaan akan keterangan-keterangan yang mereka butuhkan ataupun untuk memenuhi permintaan akan bahan-bahan tertentu yang tidak mungkin dapat dilayani pada meja peminjaman. Pertanyaan atau permintaan yang memerlukan pelayanan seorang ahli perpustakaan untuk reference service ini, misalnya: a. Berapa jumlah penduduk Indonesia dalam tahun 2008, dan berapakah income per capitanya? b. Bagaimana bunyi Undang-undang Wajib belajar di Indonesia? c. Bagaimana bunyi Undang-undang PKDRT? d. Dimana pak, saya bisa menemukan buku yang membahas tentang gender? Untuk pertanyaan-pertanyaan di atas, petugas perpustakaan terutama reference librarians yang membantu menunjukkan secara tepat dimana bahan-bahan tersebut dapat diperoleh. Dengan demikian, untuk melayani para pengunjung dengan baik maka pelayan referensi mengetahui koleksi referensi yang tersedia di perpustakaan, dia harus mempunyai pengetahuan yang luas disamping pengetahuannya yang khusus atas isi dan ciri-ciri dari setiap bahan referensi. Bahkan letak, bentuk, dan warna sampul buku yang dimaksud juga harus diketahui oleh petugas ruang referensi. (Trimo, h. 75). Oleh karena itu, apa yang perlu diingat oleh seorang reference librarian pada setiap perpustakaan adalah; a. Jagalah agar koleksi referensi (reference collection), selalu up to date dan lengkap. b. Mengenal dan memahami bahan-bahan referensi dengan sebaik-baiknya. c. Mengetahui dengan baik metode riset karena pekerjaan ini sering sekali memerlukan keahlian itu. d. Untuk tidak membosankan pengunjung, haruslah mempunyai pengetahuan dalam human relation yang baik. e. Catalog perpustakaan dapat membantu banyak dalam penyelesaian pekerjaan referensi, sebab ia merupakan kunci dari setiap perpustakaan. Pada perpustakaan perguruan tinggi, pelayanan ini dilaksanakan oleh bagian referensi yang terpisah dari bagian pelayanan sirkulasi. Tugas ini menjadi tanggung jawab seorang reference librarian. Kemampuan pemberian reference service ini tergantung pada beberapa faktor dalam setiap perpustakaan universitas/institut, yaitu: pertama, faktor kelengkapan dan ke-up to date-an koleksi perpustakaan itu; kedua, organisasi perpustakaan itu dalam lembaga 8
Jurnal Iqra’ Volume 03 No.02
Oktober, 2009
penaungnya; ketiga, policy yang dianut oleh kepala perpustakaan yang bersangkutan. Seperti pelayanan referensi di perpustakaan IAIN SU Medan, menggunakan ruang tersendiri di lantai dua, dengan dua orang petugas khusus/ pustakawan yang ditunjuk secara bergiliran oleh kepala perpustakaan. Pelayanan pada bagian referensi ini bertujuan untuk mengarahkan pemustaka, pengguna/pengunjung perpustakaan, menemukan informasi yang dibutuhkan dengan tepat dan cepat; memampukan pengguna menelusur informasi dengan menggunakan berbagai pilihan sumber informasi yang lebih luas; serta memampukan pengguna perpustakaan menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi dengan lebih tepat guna. (P. Sumardji, h. 11-12) .
2.
Information Service (Pelayanan Pemberian Informasi) Berbeda dengan pelayanan referensi, jenis pelayanan pemberian informasi bersifat lebih ringan dan praktis, yang biasanya dapat segera dijawab atau dipenuhi oleh para petugas pada meja peminjaman. Pelayanan ini biasanya dirangkap, baik oleh petugaspetugas sirkulasi maupun oleh petugas layanan referensi. Karena sifatnya yang demikian ringan dan praktis, maka bentuk pelayanan ini tidak memerlukan waktu, energi, dan keterampilan atau keahlian khusus dari seorang petugas perpustakaan. Pertanyaan yang biasa diajukan sekitar bagaimana menggunakan catalog, dimana alamat kantor Badan Perpustakaan, arsip dan dokumentasi Sumatera Utara, dan lain-lainnya. (Trimo, h. 77). 3.
Readers’Advisory Work (Pelayanan Pemberian Bantuan/Bimbingan kepada Pembaca) Jenis pelayanan yang ketiga ini, tugasnya membantu dan memberi guidance kepada para pengguna/pengunjung. Dalam hal ini pemustaka sangat membutuhkan bimbingan yang tepat dari seorang ahli perpustakaan agar pemustaka /pengguna/mahasiswa memperoleh keterampilan dalam mengatasi problem-problem yang dihadapinya. Misalnya, seorang mahasiswa yang datang ke perpustakaan dan meminta bantuan petugas perpustakaan dengan membawa surat dari dosen atau pembimbingnya dalam mengatasi kebuntuan membuat skripsi/laporan/makalah/tugas lainnya, maka bagian reader’s advisory work akan membantu sedapat dan sejauh mungkin, sehingga ia dapat memperoleh bantuan yang memuaskan dan ia dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik pula. Oleh karena itu, kebijakan, keterampilan, dan pengetahuan dalam guidance ini sangat diperlukan oleh pengguna perpustakaan. Mulai awal tahun 2009 ini, perpustakaan IAIN SU telah melayani dan memberi bantuan serta bimbingan kepada pemustaka/pengguna setiap hari kerja yang dilaksanakan di ruang referensi oleh pustakawan yang terlatih. Termasuk dalam jenis pelayanan ini adalah pembuatan label-label yang akan menunjukkan kepada para pengunjung tentang penggolongan bidang-bidang ilmu pengetahuan di perpustakaan tersebut; selain membantu para pembaca dalam memperluas minat membacanya, memperbaiki mutu membaca para mahasiswa (reading skill); mengadakan pameran buku-buku baru yang akan menarik perhatian para pengunjung; juga mengadakan club-club membaca dan diskusi buku. Dengan demikian, para pengunjung 9
Jurnal Iqra’ Volume 03 No.02
Oktober, 2009
lebih betah berada di ruang baca, dan pustakawan akan termotivasi untuk membaca, menelusuri informasi-informasi yang mutakhir.
E. Kesimpulan Dari beberapa penjelasan yang telah dipaparkan oleh penulis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran, dan penelitian bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Fungsi dari perpustakaan perguruan tinggi adalah Pertama, sebagai sarana simpan karya manusia; khususnya karya cetak seperti buku, majalah, karya rekaman, serta arsip umum, dll. Kedua, Fungsi informasi; informasi yang diminta dapat berupa informasi mengenai tugas sehari-hari, pelajaran maupun informasi lainnya.Dengan koleksi yang tersedia perpustakaan harus berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan ke perpustakaan. Ketiga, Fungsi rekreasi; masyarakat dapat menikmati rekreasi cultural dengan cara membaca koleksi bacaan yang disediakan oleh perpustakaan. Keempat, Fungsi pendidikan; perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal, maksudnya ia merupakan tempat belajar di luar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. Kelima, Fungsi cultural; perpustakaan sebagai tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Adapun tugas-tugas pustakawan di perpustakan perguruan tinggi adalah pemberian pelayanan, antara lain: Pertama, memberikan stimulasi dan guidance untuk memenuhi minat-minat dan kebutuhan-kebutuhan para anak didik dan untuk memperluas horizon membaca mereka. Kedua, membantu para mahasiswa yang sedang mengerjakan laporan-laporan dan proyek-proyek lainnya serta kegiatan belajar mereka. Ketiga, mengajar para mahasiswa bagaimana menggunakan buku dan fasilitas-fasilitas perpustakaan lainnya, dan membantu mengembangkan kecakapan mereka tentang keperpustakaannya. Keempat, memberi bantuan bagi para pengajar dalam perencanaan kurikulum dan turut membantu menyelesaikan problem-problem khusus dalam bidang kurikulum dan pengajaran. Kelima, membantu program-program in service training dan perkembangan profesi para guru/dosen, memberikan stimulasi kepada pengajar dan para mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan. Keenam, memberi pelayanan kepada masyarakat, tridharma perguruan tinggi, yang harus disokong sepenuhnya oleh para petugas perpustakaan untuk memperluas pengaruh perpustakaan dan memajukan suatu atmosfer membaca yang baik di dalam masyarakat. Dengan memahami fungsi, tugas dan tujuan perpustakaan perguruan tinggi ini, diharapkan para pustakawan bisa lebih meningkatkan pelayanan secara optimal dan juga 10
Jurnal Iqra’ Volume 03 No.02
Oktober, 2009
mampu memperbaiki kinerja mereka secara professional, sehingga perpustakaan tetap menjadi sarana pembelajar sepanjang hayat. Semoga!! SZ. DAFTAR PUSTAKA
P. Sumardji, Pelayanan Referensi di Perpustakaan, Yogyakarta: Kanisius, 1992. Perpustakaan Nasional RI, Manajemen Tenaga Fungsional Pustakawan, Jakarta: Perpusnas RI, 2007. Perpustakaan Nasional RI, Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, Jakarta: Perpusnas RI, 2008 Soejono Trimo, S, Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan, Bandung: Remadja Karya, 1985 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.
11