FUNGSI TANAMAN BAMBU DALAM LANSEKAP BERDASARKAN KARAKTER FISIK DAN VISUAL
Oleh : RETNO ISMURDIATI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANLAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1998
RETNO ISMURDIATI. Fungsi Tanaman Bambu dalam Lansekap Berdasarkan Karakter Fisik dan Visual (di bawah bimbingan Andi Gunawan) Bambu merupakan tanaman yang sudah dikenal sejak berabad-abad tahun yang lalu karena mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dari bambu dapat dihasilkan alat-alat ~ m a htangga, alat-alat kesenian, konstruksi bangunan, mebel, bahan baku kertas @trip). plyboo, atau dapat dijadikan bahan makanan yaitu rebung.
Selain b e h n g s i untuk memenuhi kebutuhan keseharian
manusia, bambu juga lazim digunakan di taman-taman sebagai elemen hard nlaterial seperti gazebo, shelter, jembatan taman atau sebagai kursi taman. Tetapi penggunaan bambu sebagai elemen so$ material masih terbatas pada jenis-jenis yang sudah umum digunakan seperti bambu jepang
(Bnnlhusa
vulgaris)
dan
(Phyllostachys sulphurea) sedangkan bambu dari jenis-jenis
bambu
kuning
lainnya seperti
Gigantochloa sp. atau Dendrocalanlus sp. masih jarang digunakan di dalam lansekap. Ada kemungkinan ha1 ini disebabkan karena belum diketahuinya karakter fisik dan keragaman visual yang dimiliki tanaman bambu tersebut.
Oleh karena itu perlu
diadakan suatu studi atau penelitian untuk mengetahui karakter fisik dan keragaman visual tanaman bambu sehingga tanaman bambu tersebut dapat difungsikan di dalam lansekap. Penelitian ini mengambil tempat di Arboretum Tanaman Bambu, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, di kampus Darmaga. Tanaman-tanaman bambu koleksi Arboretum yang berjumlah 60 tanaman memiliki usia tanam yang sama (4 tahun), ditanam pada jarak tanam yang sama (8 m x 8 m) serta mendapat perlakuan yang sama yaitu tidak memperoleh pemeliharaan yang khusus.
Dengan demikian
bentuk alami tanaman-tanaman bambu tersebut masih dapat teramati. Penelitian ini
mempunyai asumsi bahwa lokasi studi merupakan lokasi yang optimal bagi pertumbuhan bambu baik dilihat dari jenis tanah dan lingkungan sehingga diharapkan karakter fisik dan visual tanaman bambu yang diamati dapat dijadikan suatu pedoman secara umum. Metode penelitian dilakukan dengan 2 cara yaitu observasi lapang dan studi pustaka. Pada tahap observasi lapang data-data yang diperoleh adalah data karakter fisik dan visual seperti tinggi tanaman bambu, diameter rumpun tanaman bambu, diameter tajuk tanaman bambu, ketinggian kanopi serta bentuk-bentuk tajuk tanaman bambu.. Studi pustaka dilakukan dengan mencari literatur-literatur yang diantaranya mengenai karakter fisik tanaman bambu,
ekologis tanaman bambu serta
pembudidayaan tanaman bambu. Hasil yang didapat adalah bahwa tanaman bambu memiliki karakter-karakter fisik dan visual yang menunjang penggunannya di dalam lansekap. Karakter-karakter fisik dari tanaman bambu terbagi menjadi karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Karakter kualitatif adalah karakter fisik yang menunjang kuaiitas penampilan bambu dan tidak berubah dalam bentuk seiring dengan pertumbuhan bambu sedangkan karakter kuantitatif adalah karakter fisik yang terukur dari tanaman bambu. Adapun karakter fisik yang termasuk dalam karakter kualitatif adalah arah pertumbuhan batang bambu, bentuk dan tingkat kerapatan batang, wama batang, susunan daun dan permukaan daun, sistem perakaran dan bentuk-bentuk tajuk tanaman bambu.. Karakter fisik yang termasuk dalam karakter kuantitatif adalah ketinggian tanaman bambu, diameter tajuk, diameter rumpun. Dengan diketahuinya karakter kualitatif dan ditunjang dengan adanya karakter kuantitatif maka dapat diperkirakan kngsikngsi yang dapat dikembangkan oleh tanaman bambu di dalam lansekap
penahan angin, penahan erosi, pengontrol presipitasi air hujan, pengontrol bising, pengontrol polusi udara serta pemberi nilai estetik pada lansekap. Fungsi pengontrol visual diberikan oleh bambu yang memiliki susunan batang yang rapat, ketinggian kanopi di bawah batas pandang mata dan bertajuk kolumnar, kubah serta bulat. Tanaman bambu yang digunakan sebagai penaung adalah tanaman bambu pohon yang memiliki ketinggian kanopi di atas rata-rata tinggi manusia, mempunyai selisih yang lebar antara diameter tajuk dan diameter rumpun serta bertajuk kubah, bulat dan bentuk-V. Sebagai penahan angin, tanaman bambu yang diperkirakan dapat digunakan adalah tanaman bambu pohon yang memiliki selisih antara diameter tajuk dan diameter rumpun yang tidak jauh.
Bentuk tajuk yang
digunakan adalah bentuk tajuk kolumnar dan dipadukan dengan tanaman bambu semak. Sistem perakaran atau rizom yang dimiliki oleh bambu, khususnya perakaran bambu simpodial menunjang fkngsi tanaman bambu sebagai pengontrol erosi. Tanaman bambu dapat berfingsi sebagai pengontrol presipitasi atau jatuhnya air hujan karena memiliki daun dengan permukaan yang kasar serta percabangan yang cenderung horisontal dan terjadi hampir pada setiap internodes. Daun-daun yang kasar juga merupakan suatu karakter fisik tanaman bambu yang menunjang hngsi tanaman bambu sebagai pengontrol polusi udara. Polusi udara dalam bentuk partikel akan mudah ditangkap oleh daun-daun bambu yang kasar. Tanaman bambu ternyata memiliki nilai estetik baik dari penampilan visual secara keseluruhan maupun penampilan dari bagian-bagian tanaman bambu. penggunaan tanaman bambu di dalam taman.
Nilai estetik ini menunjang