i
DAFTAR ISI Keterkaitan Sektor dan Sektor Uhma dalam perekonomian propinsi Bengkulu: Analisa "rput-Output, Ketut Sukiyono, M Mustopa Romdhon, dan M, Nabiu
77 -84
-paya Peremajaan dan Peny_erapan logarn Minyak Goreng Bekas Indusri Makanan -ta;i;p" ::f:ift dengan Memanfaatkan nioaAsorten Tandan Kosong Sawit
IXKS).
Susi Desminarti dan Edl Joniarta..........,.. it'=esuaian l*tran dan Evaluasi Rumus Braak unlk pgngembangan Thnaman Kentang n Kaki Bukit Kaba Bengkulu.'priyono prawito dan Eka Susiani........-._-. sfu-sifat Tanah yang Berkerntang_ dari Buupasir potensinya
3€i
di
. Collybola rbagai
Revegetasi Tailing f-ima}r di pulau Bangka. }rsf ll{tg ["&r" Nurtjahya, Dede Setisdi, Edi Gun"rdli, Muhadiono, dan yadi Setiadi
m
Asam Humik dalarn Kultw
Ekosistem dengan Salinias Trnggi, Delvia;
nr*aoakan Kimiawi ranah-tanah yang Berkembang di Atas Batuan Karbonat Jalur Baron_ llilurcsa:L Djoko Mulyanto .............,....
ftmuqison of Heart Rate and Factorial Metirod Measurements for predicting Enerry
c s9 .r Re-gprouting Ability of oak ln,r ifirurttrrb€n: Erniwati
r03
- il2
l 13
-
t23
124
-
129
130
-
r38
139
-t47
t48
-
155
156
-
164
F*ryoi lu'r-+r'm Index Derived from NOAA/AVHRR
165
- l7r
Seedring After Being Damaged by
coefhcient using Ground Based crimatologicaily Data
and
Saetite. Ereonora Runtrinuwu
Tlrmqi 6en Ketahanan terhadap penyakit Ka",r (pucinnia arochidis, speg.)
l1l&mgTmah. Juli Santoso
- t02
Tiapprag cendawan Mikoriza Artuskula
o.i organik versus Non organik S_tudi Fisiologi-.................... padi (or.za saiva L.) Kurtivar rd f,pjslels. Dody priadi,Thtang Kuswara, din Benih Usep Soesttni.................._..................,
ol cmp
94
Kalimantan Selatan dan
Pengembangan Pertanian. Edi yatno,.,...,.....,.....,......,....,.
knggunaan
85 -93
pada
t72
-
t7',1
ehm-lr-ane Aktif dari Tempurung Kelapa dengan T:ArifulAmri, Nurf,ayati, Erman dan AmirAwaludin .,...,............
178
-
182
Heriabilitas, Tindak Gen dan Kemajuan Generik Kedelai (Glycine mmllth-sfi @a Ultisol. Suprapto dan Narimah Md Kairudin
183
- t90
Komposit re lmfumfugan fertentu.
'th'
fuiaiiq
K,a1e1.
lssN
l4ll - 0067 Jurnal llmu-Ilmu pertanian Indonesia- volumo
9, No. 2,
2007, Hlm. 77 - g4
77
KETERKAITAIY SEKTOR DAI\I SEKTOR UTAMA DALA]VI PEREKONOMIAN PROPINSI BENGKULU: ANALISA IT{PUT. OUTPUT
*croM"^ff
Ifriry:,ffi{,'i:;r;rtr{!^'^fr?{Yf 'BENGKULU
Ketut Sukiyono, M Mustopa Romdhon, dan M, Nabiu Jurusan Sosial Elanomi Pertanian Falatkas Pertanian (Jniversitas Benglatlu Jln Raya Kandang Limun Benglaiu 38371A
[email protected] ABSTRACT lM
objective of research was to evaluate backward (BL) and forward tinkages (FL) and to determine key sector3 have large contribution to Bengkulu economy- The linkages and key sector analyses were applild to the lk3lrulu Input0utput Tables 2000. The results showed that the sructure of ttre Bengkulu economy still remain
mtt
,*ilEiht€dby agricultural soctors. Three agricultural sectonr, i.e, palm oil, other agriculture, husbandary and products, were the key sectors in Bengkulu economy indicated by stongest BL and FL indexes d bc fundamental sectors for economic devetopment in Bengkulu.
-i
tt
"y
ru.ds : sectoral linkage, key sektor, input-ouput analysis
ABSTRAK ini bernljuan untuk mengevaluasi keterkaitan ke belakang dan ke depan serta menentukan sektor ,"rlg memPunyai kontribusi dalam perekonomian Bengkulu. Analisa keterkaitan dan seklor utama Tabel Input Ouput Propinsi Bengkulu tatrun 2000. Hasil analisa menunjukkan bahwa struktur oomian propinsi masih didominasi oleh sektor pertanian dalam arti luas, Tiga seklor pertanian, yakni
blapa sawit, sektor pertanian lainnya" serta peternakan dan produknya merupakan sektor utama di i Bcngkulu yang diindikasl oleh tingginya indeks keterkaitan ke belakang dan ke depan. Ke tiga selctor sektor fundamental dalam pembangruran ekonomi di propinsi ini.
keterkaitan sektor, sektor utarn4 analisa input-output
AN
',.
(2002) mengatakan bahwa backward (BL) dan forward linkage (FL) suatu seklor adalah dua
Sehor ekonomi saling terkait dengan sektor
perspektif yang berbeda dalam melihat
mlalui pembelian Qturchase)dan penjualan ) baik secara langsung maupun tidak.
keterkaitannya dengan sektor yang lain. Kedua jenis keterkaitan ini melacak hubungan ke belakang dan depan sektorekonomi suatuwilayah di mana keduanya hanya mengukur potensi efek suatu sektor. Pada sisi analisaketerkaian ke belakang
itan sektor melalui pembelian langsung tidak langsung dari sektor lain disebut
keterkaitan ke belakang (Backward Sebaliknya" keterkaitan sektor melalui langBung maupun tidak langsung kepada hin sering disebut denpan keterkaitan ke
(Forward Linkage).l Cai and Leung
asumsi yang digunakan dalam pengukuran ini adalah tidak adanya kendala input untuk semua soktor yang dianalisa, artiny& semua sektor mempunyai input tenaga kerja, modal dan latran
p
lr
Sukiyono K., et al
ri:
JIPI
untuk melakukan ekspansi. Sebaliknya, pada keterkaitan ke depan, asumsinya adatah sektr Uin yang.tergantung inputnya pada sektor yang dianalisa dan tidak adanya-input substiG. ' Terkait dengan BL dan FL adalah analisa
.
utama suatu perekonomian. Rasrnu"r"n {1956) mengenalkan keberadaan kedua analisa keterkaitan dengan analisa sektor utama suatu
::l:-1
perekonomian. Analisa sektor utama dalam suatu perekonomian memberikan bukti empirik struktur ckonomi suatu sektor dalam perekonomian suatu :nilayah (Chenery and Watanabe I95g; Hewings and Romanos I 981 ; Hewings l9g2; Deiournyand T}orbecke I 984; Biaas and Gurgul I eea). .fuSuan "marna dari analisa ini adalah untuk menenfukan
i.ektor
.mana :mmberikan
yang struktur ekonominya
dampak yang paling besar dalam mcu perekonomian. penelitian ini bertujuan untuk "abel
I
I
Tanaman
,11
llh
^
buah-buahan lainnya
Kopi
I Teh I Cengkeh iI Kakao ,i,!
f,TI::"*tan seran;utnya akan diuraikan
ts, ffil m Hl
ffi $r
secars singkat metode
ry
estimasi serta kesimpulan ai, ,.foruiA"ri kebijakan akan dibahas pada Uugi""-"fni,
penelitian ini.
fl Yii
ii li
t
METODE PENELITIAN
t"
Data dan sumber data . . Py yang digunakan :d8fh
ii l
i,
dalam penelitian ini
Tabe.l Input Ourput propinsi nengkutu tahun
l000yang dipublikasikan oleh Biro puJ"t St"tirtiX, Tabel IO ini terdiri atas 45 komoditi atau Lhor (Tabel I).
? 30
3l T2 3
i,%
n
tainnya
Hasil pertanian Temak dan l;nggas, hewan lainnya dan
hasil-hasilnya
*q
hasil-hasilnya 4l
lli' Kayu A hutan dan perburuan lainnya B I{Fr l^jt Pen'kanan laut dan hasil Iaut lainnya q Ul Ferikanan darat dan hasil perikanan darat 45 3 Fertambang.an batu bara dan mineral logam * Pertambangan dan penggalian lainnya penggilingan dan penyosohan padi dan kopi ille gdustri lndusti Makanan
L
p;;
dsta yang digunakan auUfr p"n"titian rragran ini akan diikuti dengan dislusi hasil
3."1y tnt.
Y n
umbi-umbian
Kacang-kacangan "l],r-",,"". Sayur-sayuran dan Padi-padian dan tabama
5 I* I(arcr I Kelapa &. Kelapa sawit
ffi
ffi
mengevaluasi keterkaitan ke belakang dan ke depan serta menentukan rrktr;-;;;;'" iatu* propinsi Bengkutu. baeian
Klasifikasi sektor dalam tabel IO propinsi Bengkulu 2000
r Jagung ,u
il
lainnya
hndusritehtil,
kulit dan alas lcaki
hu'it
hGiTin
l:1 lyt]luvu, Ind' kertas !1 barang cetakan
Ill.
ya
r,Ifllll#f,,Xn_Tnnfilf;:r,
Ind. Alat angkutan, mesin darr peralatannya Ind. Barang lainnya Listrik, gas dan air bersih Bangunan
I
i:1o.i:X*i:.,",* Angkutan darat Angkutan lau! sungai dan danau
I
{
*ilnLj:ffangkutan Komunikasi Bank dan lembaga keuangan lainnya
pemerintahan
Jasa pendidikan dan kesehatan Jasa iainnya
Kegiatan yang tak jelas batasannya I
-i I I
I I
I
Ksterkaitan sslrtor dan sshor utarna
!{etode Analisa
I I
Model Input Output (IO) statis dapat
,diformulasikan sebagai berikut: -1'=
(t- r{h
(l)
;iimanaA merupakan matrik IO, x vektoroutput,
y adalah vektor permintaan akhir (final demand). Dengan demikian, vektor x dapat
dengan keterkaitan ke belakan g (Backward Linkages) yang formulasinya sebagai berikut:
, = *Zi=,n, =n8.,V
BL
*Zi,,.,BU
dan
diselesaikan sebagai berikut:
,=(l- A\ty=By ,- =Iu, .r-t
,
i-t
,
{oois and Hewing (1989) memberikan formula m@ik mtiltiplier IO (dikenal dengan MpM : ffiltiplier Product Matrix\ sebagai berikut:
t-ql I
B.z
A B-l=h,l
rl
L4l Dengan demikian, struklurdari
puring dikaitkan dengan ciri
MpM sangat atau kondisi
dan fonryard linkage suatu sektor sop€rti
rdilfliufi"sl(eq
sebagai berikut: Dengan mengasumsikan bahwa
nmurtiplier
,rm@ir
rm
adalerh 4io-sebagai
kolom terbesar dan B,o.
baris terbesar, maka elemen yang terletak
(r0,70) adalah sebagai berikut:
il*..r
I
=
VB,uBir.
(6)
Indpkketertqitan kebelakang yang lebih besar dari
|
\BLj > l) berarti unit perubahan dalam
permintaan akhir dari selctorT akan menoiptakan di atas kenaikan rata-rata aktifitas dalam suatu perekonomian. Analoginya untuk keterkaitan ke depan adalah j*.o indek keterkaitan ke depan lebih besardari satu (^FL, > l), maka perubahan dalam
semua sektor
di
permintaan akhir akan
menciptakan kenaikan seklor i di atas rata-rata. Berangkat dari rumusan di atas, maka l. SektorTdikatakan sebagai selctor utama apabila:
i BL j >l dm FL, >1, 2. Sektor 7 dikatakan mempunyai orientasi
(3)
tm[*-sd
=!!V
FL, =
B.j=iD, cun n =tbo j=t
tr=!)4a,1=ihi-
dan keterkaitan ke depan (Forward Linkages) sebagai berikut:
(2)
$clanj utnya dengan mendefin is ikan
(5),
(4)
{dihmr elemen ini sering disebut sebagai nilai
egtrringgi
(terbesar). Jika nilai ini dikelnarkan dm h[ maka nilai terbesarke dua akan diperoleh. 'flLindh dikeluarkannya baris i0 dan70, maka nilai
lmEryr kedua m,oioe/r.an dapat diperoleh dan ilmrrsmla. Jumlah nilai silang sama dengan rry dari matrik MPM. Dengan mengikuti mrMo yang dikemukakan oleh Rasmussen r maka akan didapatkan indeks dari I-eontief (l,eontief inverse), yang dikenal
keterkaitan ke depan yang kuat j ika tetapi , mempunyai orientasi keterkaitan ke belakang yang kuatjika tetapi , dan
3. Sektor
j
4. Sektorj mempunyai orientasi yang lemahjika dan , Selanjutrya, piranti lunak (Softw are) GRIMP
Versi 7.2 akan digunakan qntuk menganalisa keterkaitan ke belakang dan ke depan terhadap sektor-sektor ekonomi di Propinsi Bengkulu.
IIASIL DAN PEMBAHASAN Struktur ekonomi propinsi Bengkulu Kontribusi terbesar terhadap output yang dihasilkan dalam perekonomian berturut-turut adalah sektor tambang dan bahan galian, industri barang dan kayu, bangunan, serta batu bara dan logam, serta pemerintah seperti yang terlihat pada Gambar l. Temuan ini berbeda dengan temuan di
Propinsi Sulawesi Tenggara seperti yang dilaporkan oleh Ilyas (2001). Ilyas menunjukkan bahwa komposisi sektor-sektor ekonomi yang
Suldyon0
K.
et
al JIPI
memberikan kontribusi terbesar datam
perekonomian pada propinsi Sulawesi Tenggara, antara lain seperti bangunan&onstruksi,
sektor pengolahan serta sektor pemerintahan dan pertahanan. Struktur perekonomian propinsi Bengkulu didominasi oleh usaha primer seperti rektor pertambangan dan bahan ga lian (sektor 22) wna batubua dan logam (sektor 2l). Sektor ini mnpunyar konfibusi kurang lebih I I .50/o dad toAl uutput yang dihasilkan propinsi ini. Sektor ini lamudian diikuti oleh sektor industri barangkayu 3mg mempunyai kontribusi sebesar 8.42%. Di srmping sektor pertanian tanaman pangan (padi, #gung) dan perkebunan (kopi, teh, kare! dan
suatu sektor dalam mEnopang perekonomian
Propinsi Bengkulu tidak hanya dinilai dari indikasi konkibusinya retapi juga inOikasi koterkaitan ke
belakang dan ke defan antar sektor dalam
perekonomian propinsi Bengkulu. Dilihat dari slsi pengeluaran tampak batrwa perkonomian Bengkulu pada tahun ZbO} nasih didominasi oleh pengaluaran konsums i baikywtg
Lclapa sawit) serta hasil-hasil hutan kayu dan non-
dilakukan oleh rumahtangga maupun pemerintah (tabel 2). Ke dua sektor ini konsibruinya tnrhadap gross domestik produk mencapai lebih dari 77%. Sedangkan untuk investasi hanya sebesar 8%. Ini berarti gerak pertumbuhan perekonomian propinsi Bengkulu utamanya digerakan oleh konsumsi daripada investasi atau surplus perdagangan
Di antara se}*or pertanian, subsektor kelapa
(eksport minus import). Kontribusi surplus
dan kacang-
perdagangan propinsi Bengkulu kurang dari I %,
ururyn.
mril 1r"1tor 9), padi (sektor l) $mangan (sektor
4) mempunyai peranan yang
signifikan dengan kontribusi lebih dari 3 rmssn terhadap perekonomian Bengkulu. Kontibusi yang dominan sektortanrbang dan
'uaump
htuun galian, in
Tbbel
No
2
Penggunaan PDB berdasarkan tabel I.O 2000
Komponen
mr
mfrtor dalam perekonomian dalam menyangga erlfttur ekonomi secara keseluruhan. Di mana sritrr yang menjadi penyangga struktur ekonomi
inr diharapkan akan menjadi penggerak prtmbuhan sektor lainnya. Namun kemampuan
000 000 tangga
2 Konsumsipemerintah 770 l0l 15.82 3 Pembentukan modal tetap 402774 E.27
4
Perubahan stok
PDts
ffi
:s
G
tllatl?ll'rlllllltat;tatltltttaliltlril2t2al?ttltlrHllrttartxr?trrr.afllco{a rt[ffmmbar
l.
756301
Srklst Kontribusi sektor terhadap total output
-2.60
-15.54 486809 --mm-
Sumber: Tabcl I-O Provinsi Bengkulu 2000
10
I
-t26397
5 E5porbarangdanjasaneto
Ketetkaihn Sektor dan seklor utiuna
JIPI
4naliso keterkaitan sektor Ploting sektor berdasarkan indeks keterkaitan tc belakang dan ke depan masing-masing sektor Gambar 2). Hasil ploting menunjuickaribatrwa d,a 4 (empat) kuadran yang menunjukkan kuat lun lemahnya indek keterkaitan sektor. Kuadran
dcor utama, misalnyq adalah seklor-sektor yang
mcrnpunyai indek keterkaitan ke belakang O"n fci
cpan lebih dari satu. Apabila sektor riemiliki
mdek keterkaitan kebelakang lebih dari satu dan ,udckketerkaitan ke depan kurangdari satu, maka nhor ini akan masuk pada kuadran sektor dengan
micntasi keterkaitan ke betakang yang kuat. Schglikrr., jika sektor *r*punyui Indeks
limcrt&itan ke depan yang lebih dari satu dan nht{s keterkaitan ke belakang kurang dari satu ,no&,a sektor ini akan dimasukkan pida sektor
fr*g"n orientasi keterkaitan ke depan yang kuat. ,p$ggfan sektor dengan indek teteikai"tan ke
titap-Uan ke depan kurang Uari satu, maka ruor ini dikalisifikasikan pada kuadran sel(or *qgpl
ry*t
orientasi keterkaitan yang lemah. fugka i"idiperoleh dengan mengukur nilai atau
keterkaitan sektor dengan rats-rata semua sektor (Cai and Leung ZOOZ).
8l
Flasil analisa keterkaitan sektor dapat disimpul kan bahwa 39Zo sektor di propinsi Bengkulu merupakan sektor-sektor yang mempunyai orientasi keterkaitan ke belakans 1nL, jt1 (Gambar 2). Ini berarti bahwa settoi-setcto'r yang ada lebih banyak menggunakan input dari sektor lain dibandingkan dengan menghasilkan suatu output untuk dijual kepada sektor lain sobagai input.
Di antara sektor yang mempunyai oii.nturi
keterkaitan kebelakang yang kuat adalah sektor Pertambangan batu bara dan minoral logam (sektor 2 I ), Industri penggilingan dan penyosohan padi dan kopi (sektor 23) serta Industri tekstil, barang kulit dan alas kaki (sektor 25).
juga m:nunjukkan bahwa hanya
. sektor atau 20.5% da 9^Gambar 2
yang mempunyai orientasi
keterkaitan ke depan lebih dari ,atu 1Ftr, > I 1 . Kuatnya indeks FI, menginformasikan'batrwa
sektor
ini
mempunyai kemampuan untuk
memproduksi output yang dapat dimanfaatkan oleh
soktor lain sebagai input. Diantara seklor yang termasuk dalam kelompok ini adalah sektor padi, karet teh, ternak dan hasilnya, perikanan laut serta lndustri pupuh kimia dan barang dari karet.
Sldor $ane i.so a
o
!,*
31 .1 33{
T,*
14
15
lre
a
o
3? -ro -rrtu[f*'1. lI
t!o
t,,
lb"
0ao
--{
0rier*-i
Ke
Oepa
Tt0 0.50
lao
Gambar 2. Kaitan ke berakang dan ke Bengkulu tahun 2000
I t.50
2ao
fffit,llHffi-rn*irrg
s'ao
s5a
sektor ekonomi propinsi
i
l
4
Sukiyono K., et al
JIPI
Tabel 3. Dampak output
82
total: I-O Bengkulu
lI
Seltor
.
su6{ruc rratEnm
-:..r: Awal Lurgryag A*d
Tida&
Iaguag 1.000 0.23s umbi2an 1.000 0.131 Kaccnpan 1.000 0.131 srnrr&buah l'000 . 0.019 Trbarnrlain 1.000 0.000 r'rret 1.000 0.[0 trelrya 1.000 0.110 33p sawit 1.000 0.110 g,pi 1.000 0.[0 :eh 1.000 0.097 c,l"gl*h . lo00 0sf,t [rlro 1.000 0.169 ftrtbin lrl00 0ff3 r*rak&r*l ln00 0sr? Traggas&hsl 1.000 0.230 Esv, 1.000 0'230 &&trtEn 1,000 0.362 kl-atn 1,000 0.134 koDart 1.000 0.1J7 &er&tgrn 1.000 0.830 r*s:"rs 1.000 hn.tkean; 1.000 0.821 0.000 errdlkul to00 0trt9 Mrgkayu 1.000 0.281 Ecu&ceta 1.000 0.000 GgrKiaKue t.000 0.000 nm&Nlsg 1.000 0.006 ,MAjAag,ru 1.000 0.456 Mu'EI 1.000 0.472 "'nyr fi..nrG,asAir 1.000 0.568 '@mguaan 1.000 0.063 Fdlg''gan 1.000 0.4s3 Mm.!&Rcst 1.000 0.242 1.000 0.308 Wn.rat ilngH ar, 1-000 0.262 ,ilhtrdHtdo,a 1.000 0.026 m@qAagk 1.000 0.313 wrorcaikasi 1.000 0)67 tuEtuoga 1.000 0.251 hdraf tA00 0fi10 diKcsh 1.00t) 0.165 Jhi"aiaya 1.000 0.108 1.000 0.000
Uamp* Damptk , Lrrberm Lrnpuns Imbricn f ^i, or'J- Luberm
Tipc Tirc
I
Tirce Tipo
I i
II
o.or7 o.?r7 r,i89 0.00i r.3tz l.isg 0.025 0.213 1.370 0.363 1.157 1.370 0.031 0.248 r,410 0.000 r.162 t.4r0 0.006 0.273 r.298 0.000 1.025 1.298 0.000 0.@0 1.000 0.004 1.000 t.m0 0.0?0 0.888 2.018 0.m0 r.r30 2.018 0.023 o.zg5 r,4zg 0.000 1.134 r.ag 0.0t8 0,402 1,531 0,721 1,128 t.J3l 0.014 O,qtS 1.599 0,00i t.tl4 t.r99 0.013 0.409 r.ilg 0.00r t,ll0 t.I9 0.152 04t9 1904 0.14g t.4g5 l90d 0.094 0.255 ,1.518 0.002 r,uz l.il8 0J33 0262 l.?68 0rlo8 ls06 r.768 0J.19 0339 t86s 0o06 ls?/ ls6s 0.06s 0.272 t.s7s 0.002 1.298 t.i75 0.174 0.305 1.709 0.m0 l.{04 1.709 0.164 0.i41 2,072 1.692 l.J3l z.wz 0.063 0.603 t.lgg 0.m3 1.196 t.?99 0.030 CI.026 1.264 0.030 t.188 t,?i4 0.206 0.324 2.360 0.072 2.036 2.%o 0.il1 0.323 2.ZSS 0.0il l.g32 ?.Us 0.m0 0.000 1.000 0.m0 1.000 l.mO 0i98 0rss 2sz2 t6t2 2gt 2s22 0.0j8 0.608 1.948 1.61J 1.339 t.gdg 0.m0 0.000 t.000 0.096 1.000 1,000 0.000 0.000 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 0.019 t.02i 0.391 1.006 1.02i 0.07? 0.441 1.974 0.m0 1.j34 t.nA 0.156 0.J20 z.t4g 0.000 t.62g 2.t4g 0.143 0.486 2.197 1.226 t.7l I 2,197 0.029 0.290 1.383 0.138 1.093 1.383 0.168 0.2s5 t.905 0.000 t.6jl 1.905 0.121 0.228 r.J90 0.000 1.363 t.J90 0.u79 0.352 t.739 0,023 1.38T r.739 0.078 0.i39 1.879 0.008 1.340 t.rrg 0.003 0.047 1.076 0.000 1.029 t,Sr6 0.153 0.418 t.884 0.09 j t.46 1.884 0.071 0.lJi 1.393 0.000 t.238 1.393 0.080 0.lJi 1.486 0.000 1.331 t,486 0II00 l5?I 2gtt 2S{t9 llm 2!.7l 0.054 0.707 1.925 1.048 1.218 t.ns 0.023 0.193 1.325 0.045 1.132 t.tzj 0.m0 0.m0 1.000 0.234 1.000 l.mo
I t
,;r( t
't rl I )
',t i(
s
,rt 0
,s
,1, (
t
c s n
k s n
it U
P
b (: (r
o s,
B
p P
k s{
n Ir
U"ddaitan sektor dan sektor riftma
JIPI
Lebih lanjut, lebih dari 40 persen sektor kecenderungan orientasi keterkaitan [tbelakangataupun ke depan yang lemah dimana
gd.kr BL, .l dan FLt <1. iang -Jalam kelompok
termasuk
ini antara lain seklor umbi-
batubara dan logam, industri giling, sera [,aret, Artinya injeksi permintaan akhir sebesar Rp.l juta terhadap ouput yang dihasilkan oleh sektor utama
lebih kecil dibandingkan injeksi permintaan terhadap output yang dihasilkan sektor non-uta,rna.
Dampak bersih sektor utama (selisih antara dampak total dan dampak awal), menurut Muchdie (2002) mencerminkan dampak suatu
yang harus diimport dari luar propinsi ,kulu, seperti pupuk dan pestisida, dan ouput dihasilkan lebih banyak dijual untulkonsumsi ateu langsung dieksport ke luar Bengkulu. tserbeda dengan hasil penelitian DermoreJo
L) menginformasikan bahwa sektor-seklor agroindustri memiliki kaitan ke belakang sed6ngkan sektor pertambangan dan ian memiliki kaitan ke belakang terkecil
perekonomian Propinsi Jawa Barat. sektor jasa dan industri non-migas minyak) memiliki kaitan ke depan
sektor utama Scktor-sektor seperti pertanian seperti (sektor l2), pertanian lain (sektor l4), sektor ternak dan hasilnya.(sektor l5) [iiti kaitan ke belakang dan ke depan yang Gambar 2). Sektor-sektor ini sesara menggunakan output sektor lain sebagai Ouput sektor ini juga digunakan sebagai
sektor lainnyq sehingga sektor-sehor mjadi sektor utama dalam perekonomian i Bengkulu. i'fosil malisa koefi sien multiplier menunjukkan reltor cengkeh (sektor 12), pertanian lain
sektor dalam perekonomian yang sesungguhnya. Berdasarkan asumsi tersebut sektor utama dalam perekonomian Prpinsi Bengkulu memiliki nilai lebih rendah dibandingkan misalnya terhadap sekxor
tekstil dan kulit, dan pemerintah. Artinya meningkatnya permintaan terhadap output sek;tor
utama sebesar Rp.1.000 hanya menghasilkan dampak bersih output perekonomian secara keseluruhan sebesar Rp,l48,- dan Rp.6,Secara keseluruhan sektor pertanian di Propinsi Bengkulu masih menjadi penopang utarna perekonomian di Propinsi Bengkulu. pengembangan sektor pertanian berpotensi memberikan efek yang besar dalam perekonomian. Penelitian Cai
and Pingsun (2002) juga menunjukkan bahwa sektor-sektor pertanian seperti perkebunan tebu, peternakan, perkebunan kopi, dan perikanan, di Hawaii memiliki kaitsn ke belakangdan ke depan yang kuat sehingga menjadi seklor-sektor utarna
dalam pengembangan ekonomi di witayah tersebut.
KESIMPULAN
"dleh
I4), serta sektor ternak dan hasilnya [
:
5) berturut-turut memiliki pengganda
"904; 1.768 dan I .865. Meskipun sebagai urama dalam perekonomian Propinsi
namun dampak totalyang merupakan dampak awal, pengaruh langsung, tidak langsung dan dampak imbasan i sehor inite*radap sektor lainnya relatif
rccil (Tabel3). Hal ini diindikasikan oleh output yang kecil dibandingkan sektor
seperti tekstil dan kulit, pemerintah,
Sektor-sektor seperti pertanian cengkeh, pe&nien lain, serta sektor ternak dan hasilnya memiliki kaitan ke belakang,dan ke dopan yang kuat. Sektor-sektor ini secara signifikan menggunekan autput sektor lain sebagai inBut, Ouput sektor ini juga digunakan sebagai input oleh sektor lainny4 sehingga sektor-seklor ini menjadi $ektar utama dalam perEksnomian Prgpinsi Bengkulu. Moskipun sebagai soktor utamadalam perekonomian Propinsi Bengkulu narnun dampak total sekor ini terhadap sehor lainnya sangat keail, yang diindikasikan oleh nilai dampak output yang kecil dibandingkan sektor lainnya seperti tekstil dan
kulit, Bemerintah, batubsra dan logam, industri giling, serta karot.
SuldyOno
K'
et
al JIPI
Secara keseluruhan sektor pertanian di
Prropinsi Bengkulu masih menjadi penopur,g
utu*u
di propinsi Bengkutu, r"-t insgu pengembangan sektor pertanian secara perekonomian
within a social accounting framework. Economic Joumal. 94: I I l_36: De,nnorejq S.K. 2001. penentuan prioritas seltor
untuk menyumbang kebijkisanaan fiskal dalam era otonomi dasrah dipropinsi Jawa Barat. Seminar progam pasca Sarjana IpB,
kesoluruhan borpotensi memberikan efok yang besar dalam perekonomian.
Bogor.
UCAPANTERIMAI(ASIH Penelitian
ini
Hewings, G. J.
merupakan bagian dari
Penelitian Hibah 2006 yang didanai ol"h pp2M, PtrfiI. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima
k'sih atas didanainya penelitian
ini.
Ucapan
Himakasjh juga disampaikan kepada semua pihak lang telah memberikan masukan pada penulisan
rulel
ini.
DAIITAITPUSTAKA Bisas, S., and H. Gurgul. 199g. Hypothesis about the second eigenvalue of ttre Leontiefmatix. Ecqnqmis Systems Research. l0 ; 2E5-9.
erJ, J. and P. Leung. ZOO2. The linkage of agriculture to Hawaii's economy. Economic
if Hawaii at Manoa. El4:l *8. Chenery, H. 8., and T. Watanabe. 195g. Issues. University
lnternational comparisons ofthe structure of production. Econometri ca.?6 (4): 4g7-SZl . Defourny, J., and E. Thorbecke. 19g4. Stnrctural path analysis and multiplier deoomposition
D. 19g2. The ompirical
identification of key-sectors in an economy:
A regional perspective. The Developing Economies. 20:173-95.
Hewings, G. J. D., and M. C. Romanos.
,
l9gl.
Simulating less developed regional economies
under conditions of limited information. G"ographicat Analysis. t 3 (a): 373-90. Ilyas, M. 200 1 . Analisis kesiapan potensi ekonomi wilayah di Sulawesi Tenggara terhadap kemandirian pembangunan daiam pelaksana_ an otonomi dacrah. Seminar program pasca Sarjana IPB, Bogor.
Muchdie. 2002. -Aplikasi model input-output dalam analisis perekonomian wilayah. Pengembangan Wilayah dan Otonomi
Plg*tr (kajian
I
\ I I
Konsep dan pengembangan)
BPPT, Jakarta. Rassmusen, P, 1956. Studies in Inter-sektoral Relations. Einar Harks, Copenhagen Sonis, M., and G. J. D. Hewings. t9-gg. Enors and sensitivity in input-output analysis: new
approach. .In Frontiers
I
in input-output
analysis, eds. R. Miller, K. polenske, andA.
'Rose. Oxford University press, New
york
P
t
a
tI b
I n n d d
n
I
fi ffi:
&',