FRASA NOMINA PADA SISTIM BAHASA ANTAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH II SURAKARTA Endang Fauziati abstract The English of Senior High Schhol students in Indonesia is quite interesting to study because it contanis a significant number of errors, especially in the writing of a noun phrase. This phenomenon shows that the English used contains Interlanguage. Selinker states that Interlanguage has its own linguistic system. This study aims to describe and explain the linguistic system of noun phrase in the leaners’ interlanguage as well as factors that contribute to the formation of the noun phrase. The subjects of this study were 40 students of SMA Muhammadiyah Surakarta II Class X. The data were collected through elicitation technique, the students were asked to write free composition. Data were analyzed using framework of error analysis which includes four stages: elicitation, identification, description and explanation or interpretation. The results of the data analysis indicate seven noun phrase patterns as follows: (1) the use of mother tongue (Indonesian), (2) the use of combination of Indonesian and English, (3) the use of cognate, (4) the use of the Arabic already naturalized into Indonesian, (5) the existence of miscollocation, (6) the use of false friend, and (7) the use of infinitive verbs instead of Verb-ing. With regards to factors that contribute to the formation of the noun phrase, the results show that these are due to the following factors: (1) muilingualism of the English learners, (2) the gap between the Indonesian vocabulary repertoire and English, (3) the utilization of the previous lerned languages (Indonesia, Arabic) in their English expressions, and (4) the lack of control of the structure of the English noun phrase. Keywords: noun phrases, noun phrase patterns, factors which contribute to the formation of noun phrases sebuah bahasa yang masih diwarnai oleh
PENDAHULUAN Bahasa Inggrisnya siswa SMA di
bahasa asli penutur (Indonesia) dan bahasa
Indonesia cukup menarik untuk dikaji
asing (Inggris). Fenomena semacam ini
karena
tentunya sangat menarik untuk dikaji.
ditemukan
kesalahan
yang
signifikan, utamanya dalam penulisan frasa nomina.
Fenomena
semacam
ini
Di dalam menuliskan frasa nomina, pembelajar
sering
membuat
kesalahan.
menunjukkan bahwa bahasa Inggris yang
Konstruksi frasa nominanya berbeda dari
digunakan masih mengandung bahasa antar
konstruksi frasa nomina bahasa sasaran
(interlanguage). Fenomena semacam ini
(Inggris).
menunjukkan bahwa bahasa Inggris yang
merupakan bukti bahwa mereka masih
digunakan masih dalam level interlanguage,
dalam
Kesalahan
taraf
‘learning’
semacam
atau
itu
belum
menguasai kaidah BIng sepenuhnya. Dalam Endang Fauziati
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 185
kajian bahasa antar, kesalahan semacam ini tidak
lagi
dipandang
hanya
Berikut beberapa contoh kalimat
sebagai
yang mengandung frasa nomina yang dapat
penyimpangan, melainkan menjadi sumber
dikategorikan sebagai bahasa antar: (1) My
kajian untuk melihat proses pembelajar
mother bought some traditional sofenir for
bahasa asing.
the wedding party; (2) I and my friend
Selinker (1997) menyodorkan istilah
bought tiket movie in the locket for the
bahasa antar atau bahasa antar untuk
football match; (3) My mother usually go by
mengacu pada sistem kebahasaan macam
a Cetral taksi to campus. Contoh kalimat
itu, yaitu sistem kebahasaan yang berbeda
tersebut menggambarkan bahwa penulisnya
dari bahasa natif siswa maupun bahasa
menghadapi berbagai kesulitan baik dalam
sasaran. Sistem bahasa antar dibentuk dari
grammar maupun kosa kata saat mereka
kedua sistem bahasa tersebut. Hipotesa
mengekspresikan ide dalam Bahasa Inggris.
Selinker (1977; 1997) mengatakan bahwa
Konstruksi frasa nomina dalam kalimat
bahasa antar merupakan bahasa natural yang
diatas dapat dikategorikan sebagai bahasa
sistematis dalam perkembangannya. Bahasa
antar, yang merupakan kaombinasi dari
antar merefleksikan usaha pemelajar untuk
sistem Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
mengkonstruk sebuah sistem linguistic yang
Persoalan semacam inilah yang akan
terus menerus berkembang kearah bahasa
dikaji dalam penelitian ini. Kajian ini
sasaran. Bahasa antar berevolusi sepanjang
menggunakan perspektif bahasa antar atau
proses
interlanguage study
pemelajaran
dimana
pemelajar
untuk menjelaskan
menggunakan berbagai strategi internal
fenomena
yang
ada.
(mekanisme kognitif) untuk memahami
merupakan
kajian bahasanya pemelajar
input bahasa dan mengontrol outputnya.
Bahasa asing yang sekarang ini banyak
Strategi internal inilah yang menjadi fokus
dibahasa dalam literarur Second language
pandangan Selinker tentang bahasa antar.
Acquisition.
Selinker berpendapat bahwa bahasa antar
pertamakali diciptakan oleh Selinker (1972)
merupakan produk interaksi antara dua
guna memberikan perhatian khusus pada
sistem linguistik: bahasa ibu dan bahasa
fakta bahwa sistem kebahasaan pembelajar
target. Oleh karenya dia memiliki fitur dari
bahasa ke-dua bukan merupakan sistem
keduanya.
kebahasaan bahasa ibu maupun bahasa ke-
Terminilogi
Bahasa
antar
interlanguage
dua. Sistem kebahasaan ini memilki elemen 186
Endang Fauziati
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
yang dapat ditelusur kedalam kedua sistem
juga didukung oleh Sharwood Smith (1994:
kebahasaan
tersebut.
kita
dapat
7) yang secara eksplisit mendifinisikan
kontinum
antara
bahasa antar sebagai “perilaku berbahasa
sistem bahasa ibu (yang merupakan bekal
yang sistematis dari pembelajar bahasa ke-
awal pemelajar) dan bahasa sasaran (yang
dua, atau bahasa selain dari bahasa ibu”.
merupakan bahasa yang sedang dipelajari)
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kata
dapat dikatakan bahwa pada suatu periode
“bahasa” dalam bahasa antar menunjukkan
perkembangan
pada sistem yang mandiri sedangkan kata
menggambarkan
Bila
satu
bahasa
sasaran
tertentu
pembelajar menggunakan sebuah bahasa
“antar”
antar (interlanguage ).
merupakan versi pada tahapan intermedisi
Hipotesa
Selinker
mengisaratkan
bahwa
ini
(1997)
pada aperkembangan kebahasaan bahasa
mengatakan bahwa bahasa antar merupakan
asing pemelajar. Faktanya bahwa bahasa
bahasa
versi
natural
yang
sistematis
dalam
ini
bersifat
idiosinkratik
(unik);
perkembangannya.
Bahasa
antar
berbeda dari bahasa ibu dan bahasa target.
merefleksikan
pembelajar
untuk
Sebagai sistem kebahasaan yang mandiri,
mengkonstruk sebuah sistem linguistik yang
bahasa antar memiliki karakteristik yang
terus menerus berkembang kearah bahasa
berbeda dari bahasa natural lainnya.
usaha
sasaran. Bahasa antar berevolusi sepanjang proses
pemelajaran
dimana
Beberapa ahli di bidang linguistik
pemelajar
terapan seperti Adjemian (1976), Selinker
menggunakan berbagai strategi internal
(1977; 1997), dan Saville-Troike (2006)
(mekanisme kognitif) untuk memahami
sependapat bahwa sebagai sebuah sistem
input bahasa dan mengontrol outputnya.
kebahasaan, bahasa antar memiliki ciri khas
Strategi internal inilah yang menjadi fokus
utama yang berbeda dari sistem kebahasaan
pandangan Selinker tentang bahasa antar.
lain yaitu: (1) sistematis, (2) permeabel, (3)
Selinker berpendapat bahwa bahasa antar
dinamis.
merupakan produk interaksi antara dua
Sitem
bahasa
natar
bersifat
sistem linguistik: bahasa ibu dan bahasa
sistematis. Sebagai bahasa yang natural
target. Oleh karenya dia memiliki fitur dari
bahasa antar memiliki sistem kabahasaannya
keduanya.
sendiri. Artinya bahwa bahasa antar bukan
Pengakuan
antar
sekedar kumpulan random sebuah unit
merupakan kaidah bahasa yang sistematis
bahasa melainkan unit yang sistematis.
Endang Fauziati
bahwa
bahasa
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 187
Saville-Troike bahwa
(2006:
“pada
41)
tahapan
menyatakan perkembangan
dengan
menyederhanakan,
menambahkanm
mengurangi,
memposisikan
secara
tertentu, bahasa antar diatur oleh kaidah
keliru, atau menggeneralisasikan. Kedua
bahasa yang merupakan tatabaha internal
proses ini merefleksikan dasar permeabilitas
pemelajar. Tatabahasa ini ditemukan dengan
sistem
cara menganalisis bahasa yang digunakan
merupakan properti
pembelajar
dimiliki oleh sistem bahasa antar).
bahasa
ke-dua
pada
masa
tersebut”.
bahasa
antar.
Permeabilitas
yang unik (hanya
Bahasa antar bersifat dinamis dalam
Walaupun
pembelajar
arti bahwa “sistem kebahasaan dalam minda
menyimpang dari tatabahasa bahasa sasaran,
pemelajar selalu berubah sehingga sistem
tidak berarti dia tidak memiliki sistem.
tersebut bersifat sementara” (Saville-Troike
Kesalahannya berpola; beberapa kesalahan
2006: 41). Sistem bahasa antar bersifat
regular merupakan bukti adanya pengaruh
tidak/belum sempurna dan selalu dalam
dari bahasa ibu sedangkan lainnya dapat
kondisi labil. Karena alas an inilah Corder
dirunut ke bahasa sasaran. Struktur internal
(1982) menamainya sebagai “kompetensi
bahasa antar dapat diamati secara linguistik
transisi”. Hal ini mengindikasikan adanya
sebagaimana bahasa natural lainnya. Dengan
pendapat bahwa pengetahuan pemelajar
demikian kita mengetahui tentang sistem
tentang sistem kebahasaan BT sedang
kebahasaan pembelajar dengan menganalisis
berkembang dan bersifat dinamis. Sistem ini
bahasa antar Pembelajar.
selalu berubah sepanjang pengetahuan baru
Ciri
bahasanya
khas
adalah
ditambahkan dan dimodifikasi disesuaikan
permeabilitas. Menurut Yip (1995: 12),
dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
permeabilitas mengacu pada "kerentanan
Sementara itu, Namser (1977) menjuluki
bahasa antar terhadap intervensi syitem
bahasa
kebahasaan
B2."
system”, sistem kebahasaan yang mendekati
pemelajar
sistem kebahasaan bahasa sasaran. Dalam
berada pada satu situasi yang tidak dapat
hal ini, pemelajar dipandang melakukan
dihindari sehingga harus menggunakan B1.
kemajuan dalam satu skala dari pengetahuan
demikian juga pada satu kondisi tertentu
nol menuju ke level yang terus mendekati
pemelajar mungkin mengaplikasikan sistem
kompetensi
kebahasaan B2 secara keliru, misalnya
sebagaimana digambarkan dibawah ini.
baik
kedua
B1
maupun
Intervensi tersebut terjadi saat
188
Endang Fauziati
antar
sebagai
linguistik
“approximative
pembicara
natif
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa di a
b
pengetahuan Nol
c
Hongkong.
kompetensi pembicara natif
menunjukkan ada perbedaan dan persamaan
Hasil
análisis
kontrastive
anatara frasa nomina Bahasa Cina dan Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk
Bahasa
Inggris,
khusunya
dalam
hal
melakukan penelitian untuk menggali sistim
number, case, dan gender. Hasil penelitian
interlanguage pembelajar bahasa Inggris,
juga
khususnya penggunaan frasa benda.
umumnya mengalami kesulitan tentang frasa
Penelitian
tentang
dilakukan
oleh
sebelumnya. tentang
frasa
nomina
beberapa
bahwa
pasa
siswa
telah
nomina yang meliputi struktur topik-komen,
peneliti
pemilihan relative pronoun dalam relative
Penelitian
Keizar
(2007)
nomina
bahasa
Inggris
frasa
menunjukkan
clauses, resumptive pronoun. Frugard
(2013)
meneliti
frasa
mencoba menggali tipologi frsa nomina
nomina Bahasa Inggris dikaitkan dengan
dalam bahasa Inggris. Frasa nomina diakui
pengaruh bahasa ibu (Norwegia) dengan
merupakan
menggunakan
konstruksi
yang
kompleks
kerangka
acceptability
sehingga para pembelajar Bahasa Inggris
judgment. Hasil penelitian menunjukkan
cenderung
bahwa
mengalami
kesulitan
dalam
pengaruh
bahasa
ibu
nampak
penggunaanya. Penelitian linguistik korpus
signifikan pada Bahasa Inggrisnya siswa
ini bertujuan untuk mengungkap tipologi
SMA dan tidak signifikan pada Bahasa
yang lengkap yang akan dibuat sebagai
Inggrisnya mahasiswa.
monogram sehingga dapat dijadikan buku
Penelitian tentang frasa nomina dalam
petunjuk bagi para pembelajar bahasa
bahasa antar siswa di Indonesia belum
Inggris.
hasil
banyak dilakukan. Oleh karenya penelitian
penelitian ini sekarang dapat diakses di ICE-
ini terfokus pada pola frasa nomina Bahasa
GB corpus of British English.
Inggris
Korpus
frasa
nomina
Chan (2008) meneliti frasa nomina
Bahasa
yang terdapat Inggris
siswa.
pada komposisi Usaha
untuk
Bahasa Cina dan Bahasa Inggris dengan
mengungkap
menggunakan kerangka análisis kontrastif.
konstribusi yang signifikan khususnya bagi
Tujuan
para pembelajar Bahasa Inggris. Mereka
akhir
penelitian
ini
adalah
hal
ini
akan
memberi
memberikan guide line bagi para pembelajar
akan
Bahasa Inggris, mengingat frasa nomina
kecenderungan bentuk bentuk frasa nomina
Endang Fauziati
lebih
menyadarai
tentang
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 189
yang masih pada tataran bahasa antar
classroom second language acquisition.
sehinnga dapat dijadikan umpan balik
Metode kualitatif dalam penelitian ini
negative
bertujuan
(negative
feedback)
dalam
untuk
memaparkan
dan
pembelajaranan bahasa Inggris, khususnya
menjelaskan konstrusi frasa nomina dalam
terkait dengan frasa nomina.
bahasa antar siswa yang dilakukan secara
Dari paparan singkat diatas maka tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
induktif. Yaitu dengan mengumpukan data kemudian
diambil
kesimpulan
yang
memaparkan konstruksi frasa nomina pada
merupakan asumsi yang menjelaskan data
sistim bahasa antar pembelajar Bahasa
tersebut (Sugiono, 2006).
Inggris
dan
berkontribusi
menjelaskan pada
faktor
yang
pembentukan
frasa
Subyek Penelitian
nomina pada sistim bahasa antar pembelajar
Subyek dalam penelitian ini adalah
bahasa Ingris. Dengan demikian, hasil
siswa
temuan ini dapat memberikan kontribusi
angkatan Tahun 2013. Subyek penelitian
teoritis pada bidang kajian pemerolehan
berjumlah 40 mahasiswa. Semua mahasiswa
bahasa
language
adalah bilingual Indonesia dan Jawa dan
acquisition), khususnya berkaitan dengan
telah mempelajari bahasa Inggris selama
sistim bahasa antar pembelajar Indonesia
kurang lebih tuju tahun lewat pendidikan
yang mempelajari Bahasa Inggris sebagai
formal di SMP dan SMA. Usia mahasiswa
bahasa asing.
rata-rata 16 tahun (masa paska pubertas).
kedua/asing
(second
SMA
Muhammadiyah
Surakarta
Subyek penelitian ini bersifat homogin METODE PENELITIAN
dalam hal kewarganegaraan, latar belakang
Pendekatan Penelitian
bahasa, level pendidikan, level kemampuan
Penelitian
ini
menggunakan
berbahasa Inggris, dan usia.
pendekatan deskriptif interpretatif (Ellis, 2006). Model penelitian ini biasa digunakan
Data dan Sumber Data
bahasa
Data primer berupa kalimat yang
kedua/asing di dalam konteks ruang kelas.
mengandung kesalahan frasa nomina yang
Ellis (2006) menyebutnya dengan istilah
dikumpulkan dari karangan siswa. Ada
instructed
acquisition
sejumlah 40 karangan mahasiswa yang
menyebutnya
kurang lebih terdiri dari 250 sampai 300
dalam
penelitian
sedang 190
second
Chaudrón
Endang Fauziati
pemerolehan
language (1990)
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
kata.
Data
sekunder
berupa
informasi
tentang proses pemerolehan bahasa asing,
TEMUAN
mereka
DAN
PEMBAHASAN
bagaimana pembelajar membuat kesalahan bagaimana
PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan temuan
memperoleh
penelitian yang merupakan jawaban dari
pengetahuan aspek-aspek gramatika (the
pertanyaan penelitian yang telah dipaparkan
making of grammatical errors and the
pada
acquisistion of grammatical items).
meliputi: (1) Pola Frasa Nomina Pada Sistim
bab
pertama.
Temuan
tersebut
Bahasa Antar pembelajar; (2) memaparkan pola yang paling dominan; (3) menjelaskan
Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian
ini
adalah
system
dokumentasi. Siswa diberi tugas untuk
faktor yang berkontribusi pada pembentukan Pola Frasa Nomina Pada Sistim Bahasa Antar pembelajar bahasa Ingris.
mengarang bebas. Dari karangan bebas tersebut dikumpulkan kalimat kalimat yang
1. Pola Frasa Nomina Pada Sistim Bahasa
salah (bahasa antar) yang mengadung frasa
Antar Pembelajar
nomina yang salah. Observasi kelas dan
Hasil análisis data menunujukkan 7 pola
interview juga digunakan untuk menjaring
frasa benda yang digunakan oleh para siswa
informasi
dalam bahasa antar mereka. Ke tuju pola
tentang
proses
pemerolehan
frasa
bahasa kedua.
benda
tersebut
adalaha:
(1)
Penggunaan Bahasa Ibu (Indonesia) dalam Frasa Nomina, (2) kombinasi antra bahasa
Teknik Analisis Data Sebagaimana disebutkan diatas bahwa
Indonesia
dan
bahasa
Inngris,
(3)
penelitian kualitatif interpretatif. Dengan
Pemanfaatan Bentuk Cognate (Cognate
demikian, teknik analisis datanya juga terdiri
Switch), (4) Pemanfatan Bahasa Arab yang
dari analisis deskriptif kualitatif. Analisis
sudah Dinaturalisasi ke Bahasa Indonesia,
kualitatif digunakan untuk menganalisis data
(5) Kesalahan Frasa berupa Kolokasi, (6)
kualitatif
pola
Penggunaan Kosa Kata Yang Merupakan
kesalahan dalam frasa nomina. Ada tiga
False Friend, dan (7) Penggunaan V-infinitif
prosedur utama
Menggantikan V-ing.
guna
menginvestigasi
yang digunakan
yaitu
identifikasi, deskrisi, dan eksplanasi.
Endang Fauziati
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 191
a. Penggunaan Bahasa Ibu (Indonesia)
pindah kode atau code switching (Gardner-
dalam Frasa Nomina pada Bahasa
Chloros, 2010) dari bahasa Inggris ke dalam
Antar
Bahasa Indonesia di dalam bahasa antar
Hipotesa
Selinker
(1977;
1997)
mengatakan bahwa bahasa antar merupakan bahasa
natural
yang
perkembangannya.
sistimatis
dalam
Sridhar
(1990)
mengatakan bahwa bahasa antar merupakan representasi sistim kebahasaan pembelajar pada satu kurun periode tertentu. Sistim ini merupakan sistim
representasi
kebahasaan
perkembangan
pembelajar.
Dalam
perkembangannya, bahasa antar banyak dipengaruhi oleh bahasa ibu maupun bahasa sasaran (bahasa yang sedang dipelajari). Hasil
penelitian
mengungkapkan
bahsa
pengaruh atau interferensi bahasa ibu pada frasa
nomina
pembelajar.
dalam
Pembelajar
bahasa bahasa
antar Inggris
menggunakan kosa kata Bahasa Indonesia utamanya
untuk
menggantikan
istilah
khusus atau cultural bound words atau specific terminology yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Inggris, seperti kata jamuran, karawitan, lontong sayur, dll. Mereka menggunakan leksikon bahasa
Indonesia
merupakan
istilah
karena khusus.
memang Sebenarnya
istilah dapat dicari padanannya dalam bahasa Inggris dengan cara menerjemahkan secara idiomatik. Dengan demikian, terjadi 192
Endang Fauziati
sebagaimana dalam contoh berikut: (1) Before going to school I usually breakfast with lontong sayur. (2) We watch wayang kulit performance at Sri Wedari Solo. (3) We have two Pembina Pramuka, a gentleman and a lady. (4) And then went the waduk Cengklik in Colomadu. b. Kombinasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Dalam penulisan frasa benda para siswa juga menggunakan kombinasi dari dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Atau dalam istilah kajian sosiolinguistik terjadi alaih kode atau code switching dari bahasa
Inggris
ke
bahasa
Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam kasus ini umumnya berkenaan dengan istilah istilah yang terkait dengan budaya (seperti uduk, pramuka, dalang) sehingga siswa tidak dapat menemukan padanannya dalan bahasa
Inggris
seperti
nasi
uduk
diterjemahkan menjadi rice uduk. Berikut beberapa contoh lainnya: (1) Our activities on Sundays are singing, dancing, and doing karawitan. (2) Then I breakfast with rice uduk Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
(3) Name of the famous dalang is Ki
(2)
Enthus Sudarsono.
I and my friend bought tiket movie in the locket for the football match.
(4) We practice our Pramuka activity every
(3)
Sunday at 3 o’clock.
My mother usually go by a Cetral taksi to campus.
(4)
game.
c. Penggunaan Bentuk Cognate (Cognate (5)
Switch) Hasil analisis juga menunjukkan bahwa frasa nomina dalam bahasa antar pembelajar juga memanfaatkan Bahasa Inggris yang
I also played football and played voly
The punishment is the pinalty kick and corner kick
(6) We went to a Padang restoran near the school for lunch.
berupa cognate. Cognates merupakan kosa kata yang nampak serupa baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris dan
d. Penggunaan Bahasa Arab yang sudah Dinaturalisasi ke Bahasa Indonesia
maknanyapun identik (Odlin, 1989) seperti contoh cognate berikut ini:
Bahasa
Arab
yang
sudah dinaturalisasikan ke dalam Bahasa Indonesia juga ditemukan dalam frasa
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
restoran
restourant
Pinalti
Penalty
Pembelajar bahasa Inggris menggunakan
Tiket
Ticket
kosa kata bahasa Arab utamanya untuk
Gitar
guitar
menggantikan istilah khusus atau cultural
voli
volley
Pengaruh cognate dalam bahasa antar pembelajar ini dikarenakan mereka mengangggap tulisan cognate tersebut juga identik dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris padahal tidak demikian. Berikut contoh pengaruh cognate dalam bahasa antar pembelajar: (1)
Pemanfaatan
My mother bought some traditional sofenir for the wedding party.
nomina
bahasa
antar
pembelajara.
bound words atau specific terminology yang berkenaan dengan praktik keagamaan (dalam hal ini agama Islam), seperti kata sholat, shubuh, dhuhur, Islam, Idul fitri, Romadhon, dll. Mereka menggunakan leksikon bahasa Arab karena memang merupakan istilah khusus
praktik
keagamaan.
Sebenarnya
istilah dapat dicari padanannya dalam bahasa Inggris dengan cara menerjemahkan secara idiomatik. Dengan demikian, terjadi pindah kode atau code switching dari bahasa Inggris
Endang Fauziati
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 193
ke dalam bahasa Arab di dalam bahasa antar
kedalam bahasa antar yang berupa kolokasi
mereka. Interferensi leksikal yang berupa
yang tidak tepat (miscollocation), yaitu
code switching (Gardner-Chloros, 2010) ke
ketidak cocokan dalam sistem penjajaran
dalam bahasa Arab ini dapat dilihat dalam
kata dengan kata lainya. Dalam bahasa
contoh kalimat berikut:
Indonesia, misalnya kalimat “cuaca terasa
(1)
In the morning I usually do shubuh
dingin” dapat diterima namun dalam bahasa
praying at 04.30 a.m.
Inggrus kalimat the weather felt cold tidak
We do dhuhur praying in school
dapat diterima. Kata weather tidak dapat
together with my or teachers
berkolokasi dengan kata felt, karena cuaca
During Idul Fitri my parents and I
tidak dapat merasakan. Manusialah yang
visit my grand mother at Kampung.
dapat merasakan cuaca panas atau dingin.
We have tarawih prayer at Ramadlon
Maka dalam bahasa Inggris kalimat tersebut
moth
dapat
We have tarawih prayer at Ramadlon
memperlihatkan banyak kalimat yang dapat
moth
dakategorikan
(6)
We are Islam religion
sebagaimana dilustrasikan pada kalimat
(7)
Before doing sholat we take wudhu
berikut:
with clean water
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
berbunyi
I
felt
sebagai
cold.
Data
miscollocation,
The Garuda Sport Store is completed store in my town.
(2)
e. Kesalahan Frasa berupa Kolokasi Kolokasi mengacu pada kelompok atau kombinasi dua kata atau lebih yang
make different clothes (3)
umum digunakan bersama sama (Beare, 2014).
Misalnya,
kata
cantik
dapat
dengan kata bakso. Sedangkan kata bakso dapat
berkolokasi
dengan
kata
Most of the instructors are own teachers and not from other school.
(4)
berkolokaso dengan kata putrid. Tetapi kata cantik tidak dapat (tidak layak) berkolokasi
Mr. Abraham is a clever tailor. He can
There is a tight cooperation here among the students.
(5)
She collects foreign stamps for her hobby.
enak.
Kebenaran atau kelayakan kolokasi hanya dapat ditentukan oleh penutur natif bahasa tersebut. Penggunaan tata bahasa Indonesia 194
Endang Fauziati
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
f.
Penggunaan
Kosa
Kata
Yang
menyanyi. Dalam data ditemukan beberapa frasa nomina yang merupakan kombinasi
Merupakan False Friend False friends adalah kosa kata yang
dari
Verb
infinitive
dan
memiliki keserupaan dengan kosa kata lain.
sebagaimana contoh berikut.
Keserupaan ini bisa adanya keserupaan
(1)
ortografi atau tulisan (misalnya, than dan
a car. driving license (2)
The cry boy needs help.
dalam bahasa Inggris dua kata tersebut tidak persis
sama),
atau
keserupaan
bunyi
crying boy (3)
My hobby is fly kite on Sunday.
(misalnya, bunyi [tu] dalam two, too, to). Berdasarkan hasil analisis, misalnya siswa
flying kite (4)
Collect stamp is my friend’s hobby.
menuliskan legend telling yang seharusnya story telling. Berikut beberapa contoh yang
collecting stampt (5)
My hobby is read a novel too
lainnya. (1)
reading a novel
I join Englisg competition on Legend telling.
2. a story tellling
(2)
Every Saturday I have to submit the
Guna
yang
memaparkan
berkontribusi
Berkontribusi
pada
faktor
pembentukan
yang frasa
a report writting
benda, peneliti akan menggunakan kerangka
My mother is a very clever tailor.
linguistic dan sosiolinguistik. Hasil analisis
Skillful tailor (4)
Faktor-Faktor
dalam pembementukan Frasa Nomina
statement writing to the teacher
(3)
benda
I have to get the drive license to drive
then), atau keserupaan arti (misalnya, desk, table dalam Bahasa Indonesia berarti meja,
kata
I always go to school climb on a bus.
menjukkan
beberapa
berkontribusi
pada
factor
pembentukan
yang frasa
nomina pada bahasa antar siswa SMA g. Penggunaan V-infinitif Menggantikan
berikut:
(1)
Kedwibahasaan
Pembelajar Bahasa Inggris, (2) Adanya Gap
V-ing Salah satu pola frasa nomina adalah kombinasi
sebagai
benda,
dan Bahasa Inggris, (3) Terbawanya Bahasa
misalnya singing bird yang berarti burung
Ibu dan Bahasa yang pernah dipelajarinya
penyanyi
Verb-ing
atau
Endang Fauziati
dan
burung
kata
antara khazanah Kosakata Bahasa Indonesia
yang
sedang Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 195
pada Bahasa Sasaran, (4) kurang menguasai
untuk mengekspresikan ide ide yang terkait
struktur frasa nomina bahasa Inggris.
dengan budaya misalnya dalam frasa doing karawitan, rice uduk, famous dalang, dan
a. Multibahasawan Pembelajar Bahasa
pramuka activity. Sedangkan Bahasa Arab
Inggris
digunakan untuk mengekspresikan ide ide
Kedwibahasaan (multibahasawan) peserta
yang terkait dengan syari’at islam seperti
tutur dalam hal ini para pembelajar bahasa
berdoa dan sholat, sebagaimana dalam frasa
Inggris merupakan salah satu factor yang
shubuh praying, dhuhur praying, Idul Fitri
berkontribusi
my, tarawih prayer, Ramadlon moth, Islam
pada
pembentukan
frasa
nomina dalam bahasa antar siswa. Dikatakan
religion, dan doing sholat.
demikian karena di dalam diri para penutur yang dwibahasawan itulah tempat terjadinya
b.
kontak atau persentuhan bahasa, sehingga
Kosakata Bahasa Indonesia dan Bahasa
dalam penggunaan Bahasa Inggris, bahasa
Inggris
Adanya
Gap
antara
khazanah
bahasa lian yang dikuasai siswa juga akan
Khazanah kosakata Bahasa Indonesia
muncul atau digunakan. Berkenaan dengan
lazimnya hanya terbatas pada pegungkapan
penelitian ini, kontak yang terjadi adalah
berbagai segi kehidupan yang terdapat di
antara Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan
dalam
Bahasa Arab. Bahasa Indonesia merupakan
demikian
bahasa
Inggris
Inggris. Dalam kasus ini faktor keterbatasan
merupakan bahasa yang sekarang sedang
kosakata Bahasa Inggris yang dimiliki oleh
dipelajari sebagai mata pelajaran wajib di
penulis
sekolah, dan Bahasa Arab merupakan bahasa
menggunakan bahasa Indonesia dalam frasa
yang lazim dipelajari ummat Muslim di
nomina ini. Khususnya terkait dengan istilah
Indonesia. Ummat Muslim di Indonesia
istilah yang terkait dengan budaya seperti
berdoa, sholat dak prilaku syar’i lainnya
kata wayang, dalang, karawitan, uduk.
nasinol
siswa,
Bahasa
masyarakat juga
yang
halnya
bersangkutan,
dengan
menyebabkannya
Bahasa
memmilih
menggunakan bahasa Arab. Hasil
analisis
data
para
siswa
memanfaatkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam menuliskan frasa nomina Bahasa Inggris. Bahasa Indonesia digunakan 196
Endang Fauziati
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
c. Terbawanya Bahasa Ibu dan Bahasa
berpindah kode dari bahasa Inggris ke
yang pernah dipelajarinya pada Bahasa
bahasa Indonesia. Berkaitan dengan budaya, bahasa
Sasaran Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu
biasanya memiliki konsentrasi kosa katanya
(Bahasa Indonesia) dan bahasa yang pernah
sendiri bergantung pada budaya, lokasi
dipelajari sebelumya yaitu Bahasa Arab pada
geografis, dan pandangan masyarakatnya
bahasa sasaran (Bahasa Inggris). Proses ini
(Larson, 1984: 95). Bahasa Inggris tentunya
sering disebut sebagai transfer bahasa ibu
tidak identik dengan bahasa Indonesia dalam
(Coder, 1992). Hal ini terjadi karena
hal tersebut. Konsekwensinya adalah banyak
kurangnya kontrol bahasa, juga karena
kosakata Indonesia yang tidak memiliki
kurangnya
bahasa
pandanan langsung dalam bahasa Inggris.
sasaran. Dalam penggunaan bahasa Inggris
Dan untuk menjembatani gap semacam itu,
tiba-tiba yang muncul dalam benaknya
para
adalah unsur-unsur bahasa Indonesia yang
menggunakan
sudah sengat dikenalnya dan juga sangat
dengan bahasa ke dua yaitu alih kode
dikuasainya.
(Gardner-Chloros,
penguasaan
Hal
itu
terhadap
karena
tingkat
pembelajar
bahasa strategi
Inggris
telah
berkomunikasi
2010).
Sayangnya
penguasaan bahasa oleh dwibahasawan tidak
mereka tidak memberikan keterangan atau
seimbang.
anotasi
Perbedaan tingkat penguasaan bahasa
pada
kata
yang
tidak
dapat
diterjemahkan tersebut. Dengan demikian
itu telah menyebabkan penulis mengalami
kalimat-kalimat
kesulitan
difahami oleh mereka yang juga menguasai
dalam
menggunakan
bahasa
di
Inggris yang kurang dikuasainya. Hal itu
bahasa Indonesia.
mengakibatkan dwibahasawan meminjam
Kedua,
Hasil
atas
hanya
dapat
penelitian
juga
unsur-unsur bahasa yang lebih dikuasainya,
menunjukkan bahwa banyak unsur pinjaman
yang dalam hal ini bahasa Indonesia.
Indo
Pembelajar bahasa Inggris nampaknya seringkali
menghadapi
menyampaikan
idenya
kesulitan
untuk
dalam
bahasa
pada
pembelajar
tataran bahasa
gramatikal.
Para
Inggristeks
telah
menggunakan pengetahuan ketatabahasaan Indonesianya
untuk
menyampaikan
ide
Inggris, terutama dengan kosa kata yang
dalam bahasa Inggris. Dengan kata lain
berkaitan dengan budaya lokal. Untuk
mereka memanfaatkan pengalaman mereka
mengatasi hal ini mereka secara sadar
berbahasa
Endang Fauziati
Indonesia
untuk
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 197
mengorganisasikan data bahasa target dalam
Penggunaan Bahasa Ibu (Indonesia) dalam
grammar.
Frasa Nomina, (2) kombinasi antra bahasa Indonesia
d. Kurang Penguasaan Struktur Frasa
frasa
nomina
bahasa
Inngris,
(3)
Pemanfaatan Bentuk Cognate (Cognate Switch), (4) Pemanfatan Bahasa Arab yang
Nomina Bahasa Inggris Penggunaan
dan
dalam
sudah Dinaturalisasi ke Bahasa Indonesia,
bahasa antar pembelajar mencerminkan
(5) Kesalahan Frasa berupa Kolokasi, (6)
bahwa pembelajar masih belum menguasai
Penggunaan Kosa Kata Yang Merupakan
struktur frasa nomina. Misalnya salah satu
False Friend, dan (7) Penggunaan V-infinitif
frsan nomina merupakan kombinasi kata
Menggantikan V.
kerja atau verba dan kata benda atau
Dalam pembentukan frasa nomina
nomina. Kata kerja yang digunakan sebagai
bahasa
Inggris,
kata keterangan hanya dalam bentuk Verb-
memanfaatkan dua bahasa lain yang telah
ing (swimming pool), Verb-to infinitif (book
lebih dulu dipelajarinya, yaitu Bahasa
to read), dan Verb- ed (Verb past participle
Indonesia
written record). Pola semacam ini masih
Indonesia
digunakan
belum dikuasai oleh pembelajar.
mengekspresikan
ide
dan
pembalajar
Bahasa
ide
Arab.
telah
Bahasa untuk
yang
terkait
dengan budaya misalnya dalam frasa doing KESIMPULAN DAN SARAN
karawitan, rice uduk, famous dalang, dan
Kesimpulan
pramuka activity. Sedangkan Bahasa Arab
Penelitian
untuk
digunakan untuk mengekspresikan ide ide
mengakaji pola frasa nomina dalam bahasa
yang terkait dengan syari’at islam seperti
antar pembelajar bahasa Inggris. Penelitian
berdoa dan sholat, sebagaimana dalam frasa
ini berfokus pada permeabilitas bahasa yang
shubuh praying, dhuhur praying, Idul Fitri
secara
my, tarawih prayer, Ramadlon moth, Islam
rinci
ini
dapat
bertujuan
dipaparkan
sebagai
berikut: (1) pola frasa nomina dalam bahasa
religion, dan doing sholat.
antar dan (2) faktor yang berkontribusi pada
Kaitannya dengan faktor yang berkontribusi
terbentuknya pola frasa nomina pada bahasa
dalam pembentukan frasa nomina dalam
antar pembelajar.
bahasa antar pembelajara dapat disimpulkan
Menurut pola frasa nomina ditemukan
ada 4 faktor, yaitu: (1) Kedwibahasaan
7 (tuju) pola frasa nomina yaitu: (1)
Pembelajar Bahasa Inggris, (2) Adanya Gap
198
Endang Fauziati
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016
antara khazanah Kosakata Bahasa Indonesia
Bahasa antar mengandung banyak
dan Bahasa Inggris, (3) Terbawanya Bahasa
penyimpangan dari bahasa sasaran oleh
Ibu dan Bahasa yang pernah dipelajarinya
karenanya guru harus meilki sikap positif
pada Bahasa Sasaran, (4) kurang menguasai
dalam memandang situasi ini; (2) Guru
struktur frasa nomina bahasa Inggris.
pengamu bahasa Inggris memahami bahwa bahasa antar bersifat sementara; dengan memahami tipe tipe frasa nomina para guru
Saran Uraian diatas menunjukkan bahwa
bisa menggunakannya sebagai negative
frasa
banyak
feedback pada proses pembelajaran. Para
penyimpangan dari bahasa sasaran oleh
siswa tidak hanya diberi input atau contoh
karenanya disarankan sebagai berikut: (1)
bahasa Inggris yang benar tapi juga harus
Guru pengampu Bahasa Inggris seyogyanya
diberi contoh contoh yang salah. Bahasa
sangat
antar semacam ini sangat umum dan
pola
nomina
memahami
masih
kondisi
pembelajar bahasa Inggris.
bahasanya
memilki kesamaan antar para pembelajar bahasa Inggris. DAFTAR PUSTAKA
Adjemian, C. 1976. “On the Nature of Interlanguage System.” Language Learning. 26: 297— 320. Beare, Kenneth. 2014. “What is Collocation?” retrieved from http:esl.about.com/od/intermediatecollocation/f/What is Collocation Chan. Alice Y.W. 2008. Noun Phrases in Chinese and English: A Study of English Srtuctural Problems Encoutered by Chinese ESL Students in Hong Kong. Chaudron, Craig. 1990. Second Language Classroom: Research on Teaching and Learning. New York: Cambridge University Press. Corder, S. P. 1982. Error Analysis and Interlanguage. London: Oxford University Press. Corder, S. P. 1992. “A Role for Mother Tongue” In S. Gass and L. Selinker (Eds.) Language Transfer in Language Learning (18—31). Amsterdam: John Benjamin. Ellis, Rod. 2006. Second Language Acquisition. Cambridge: C U P.
Endang Fauziati
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016 199
Frugard, Ingrid. 2013. “Acceptability Judgments of English Noun Phrases bu Norwegian L1 Stydents of NTNU Institute of Literature. Retrieved from https://www.ntnu.edu/documents/153402/35615795/Ingrid_Frugaard_Master. Gardner-Chloros, Penelope. 2010. "Contact and Code-Switching." The Handbook of Language Contact, ed. by Raymond Hickey. Malden, MA. Blackwell. James, Carl. 1998. Errors in Language Learning and Use: Exploring Error Analysis. London: Longman. Keizer, E. 2007. The English Noun Phrase: The Nature of Linguistic Categorization, Studies in Engkish Language. Cambridge: CUP. Odlin, T. Language Transfer [M]. Cambridge: CUP, 1989. Saville-Troike, Muriel. 2006. Introducing Second Language Acquisition. Cambridge: C.U.P. Selinker, Larry. 1977. “Interlanguage.” In Jack C. Richards (Ed.) Error Analysis: Perspectives on Second Language Acquisition. London: Longman. Selinker, Larry. 1997. Rediscovering Interlanguage. London: Longman. Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D. Bandung: Alfabeda
200
Endang Fauziati
Widya Wacana Vol. 11 Nomor 2, Agustus 2016