Analisis Penerjemahan Frasa Nomina Bahasa Jerman dalam Dongeng Grimm Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich ke dalam Frasa Nomina Bahasa Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

Analisis Penerjemahan Frasa Nomina Bahasa Jerman dalam Dongeng Grimm “Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich” ke dalam Frasa Nomina Bahasa Indonesia. MAKALAH NON-SEMINAR

DONA PUTRI METRI 1206203882

FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA JERMAN DEPOK JUNI, 2016

1 Analisis penerjemahan ..., Dona Putri Metri, FIB UI, 2016

Analisis Penerjemahan Frasa Nomina Bahasa Jerman dalam Dongeng Grimm “Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich” ke dalam Frasa Nomina Bahasa Indonesia. Dona Putri Metri

Program Studi Sastra Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia. Email : [email protected]

ABSTRAK Frasa nomina merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi dengan nomina sebagai intinya. Frasa nomina bisa ditemukan dalam banyak karya sastra, salah satunya dongeng. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan bentuk frasa nomina bahasa Jerman dalam dongeng Grimm Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul “Pengeran Kodok”. Penulis ingin mengetahui bagaimana bentuk struktur frasa nomina bahasa Jerman dan bahasa Indonesia, dan apakah terdapat perubahan makna ketika frasa nomina bahasa Jerman tersebut diterjemahkan ke dalam frasa nomina bahasa Indonesia terkait dengan jenis penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah. Berdasarkan hasil penelitian, penerjemahan frasa nomina bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia ada yang mengalami perubahan struktur berdasarkan letak inti sebuah frasa dan perubahan makna yang telah disesuaikan dengan budaya pembaca bahasa sasaran.

ABSTRACT Noun phrase is the combination of two words or more which doesn’t exceed the limited function with the nominal as the centre of a phrase. This phrase can be found in many literature works, for example in tales. This research aims to analyze the structure of the german nominal phrase in tales that was written by Grimm under the title “Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich”, which has been translated to Indonesian as “Pangeran Kodok”. Furthermore, the author wants to know whether there is a change of the structure as well as the meaning when it is translated from german noun phrase into indonesian noun phrase based on the type of translation used by the translator. The result of this research shows that there is a change in structure of some of the nominal phrase based on the position of centre of a phrase and there is a change in the meaning based on the culture of the indonesian reader. Keyword : Noun phrase; German nominal phrase, Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich, Pangeran Kodok.






I. Pendahuluan Setiap tempat di seluruh dunia memiliki banyak kisah-kisah menarik yang diceritakan secara turun temurun, baik secara lisan maupun tertulis. Cerita ini bermacam-macam jenisnya baik berupa legenda, dongeng, hikayat, kisah mistis, dan lain sebagainya. Salah satu jenis cerita yang banyak dikisahkan adalah dongeng. Setiap tempat di dunia juga memiliki variasi dongeng yang berbeda. Seperti dongeng Indonesia tentu berbeda dengan dongeng dari Jerman. Perbedaan dalam dongeng tersebut bisa disebabkan oleh perbedaan budaya, bahasa, cuaca, maupun pola pikir dan gaya hidup. Seiring perkembangan zaman, sekarang dongeng tidak lagi diceritakan dari mulut ke mulut. Banyak orang yang berusaha mendokumentasikan cerita-cerita menarik dari wilayah asal mereka. Perkembangan teknologi memungkinkan kita untuk mengetahui cerita dongeng dari seluruh dunia. Dongeng-dongeng tersebut bisa kita temukan melalui internet dengan berbagai rupa dan gaya penceritaan yang berbeda. Tidak jarang cerita dongeng dari suatu negara diterjemahkan ke bahasa lainnya agar bisa dibaca dan dinikmati oleh masyarakat luas. Salah satu tokoh Jerman yang berperan besar dalam pengumpulan dan penyebaran dongeng di dunia adalah Grimm bersaudara. Mereka mengumpukan dongeng-dongeng rakyat Jerman dan kemudian mendokumentasikannya. Dongeng dari Grimm bersaudara adalah salah satu contoh dongeng-dongeng yang sudah mendunia. Dongeng seperti Kerudung Merah, Hansel dan Gretel, Putri Salju dan 7 Kurcaci, dan Rapunzel bahkan sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dan telah diadaptasikan juga ke dalam bentuk film. Di Indonesia sendiri dongeng Grimm bersaudara sudah tidak asing lagi. Dongeng Grimm bersaudara cukup sering kita jumpai baik melalui media cetak seperti majalah, koran, buku, dan komik, dongeng Grimm juga bisa kita nikmati melalui layar kaca, radio, atau teater. Selain itu kita juga bisa menemukan dongeng Grimm melalui internet, baik versi asli yang bisa kita akses melalui http://www.grimmstories.com/ maupun yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia di sebuah laman khusus cerita anak di alamat www.ceritakecil.com. Agar dongeng-dongeng dari seluruh dunia seperti contohnya dongeng Grimm, kita memerlukan penerjemah agar teks sumber bahasa asli dongeng bisa kita nikmati ke dalam teks bahasa sasaran. Namun tentu tidak semua orang bisa menerjemahkan sebuah karya sastra seperti dongeng dengan baik. Dibutuhkan kemampuan dan kemahiran khusus agar teks sumber bahasa dongeng bisa diterjemahkan dengan baik ke dalam teks sumber bahasa sasaran. Penerjemahan adalah upaya `mengganti` teks bahasa sumber dengan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran, yang diterjemahkan adalah makna sebagaimana yang dimaksudkan pengarang. Menurut J.C Catford kegiatan penerjemahan adalah “Übersetzen ist die Ersetzung von 7 Analisis penerjemahan ..., Dona Putri Metri, FIB UI, 2016

Textmaterial einer Sprache durch äquivalentes Textmaterial einer anderen Sprache” mengganti materi teks dalam bahasa sumber dengan materi teks yang sepadan dalam bahasa sasaran”. Dalam proses penerjemahan tentu ada kendala yang harus dihadapi oleh penerjemah. Dalam jurnal ini penulis tertarik untuk menganalisis hasil teks terjemahan frasa nomina bahasa Jerman dari dongeng Grimm yang dimuat dalam laman www.ceritakecil.com. Penulis ingin melihat apakah terdapat persamaan pola frasa nomina, perbedaan bentuk pola frasa nomina, atau perubahan makna dalam penerjemahan frasa nomina dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.

II. Tinjauan Teoritis Untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam jurnal ini penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode ini memungkinkan penulis untuk memahami, menganalisis, dan menginterpretasi data yang digunakan. Landasan teori yang digunakan untuk menganalisis korpus data yang digunakan adalah teori gramatik

Nominalphrase oleh Engel, teori

penerjemahan Fertigkeit Übersetzen oleh Christiane Nord

dan teori analisis kontranstif

penerjemahan frasa nomina oleh Mooryati Soedibyo.

Definisi Frasa Nomina Dalam KBBI daring, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (misalnya gunung tinggi disebut frasa karena merupakan konstruksi nonpredikatif).1 Frasa dalam bahasa Indonesia terbagi lagi menjadi beberapa jenis seperti frasa nomina, frasa endosentris, frasa verbal, dan frasa preposisional. Fokus tulisan penulis adalah frasa nomina. Nomina adalah kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, misalnya rumah adalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak rumah, biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa.2 Frasa nomina (noun phrase) adalah kata atau kelompok kata yang terdiri dari sebuah kata benda yang menjadi pusat/intinya.3 (Richards, Platt, dan Platt, 1993: 251). Menurut Mooryati Soedibyo frasa nomina terbentuk dari dua elemen atau konstituennya, yaitu inti

1

http://kbbi.web.id/frasa diakses pada 22 April 2016 pukul 21.32 http://kbbi.web.id/nomina diakses pada 22 April 2016 pukul 21.33 3 Jack C. Richard, John Platt, dan Heidi Platt, “Dictionary of Language Teaching & Applied Linguistics : Second Edition”, (Singapore: Longman, 1993), hlm. 251, dalam Mooryati Soedibyo, “Analisis Kontrastif : Kajian Penerjemahan Frasa Nomina”, (Surakarta: Pustaka Cakra, 2004), hlm. 35. 2


(head) yang berupa nomina dan penjelas (modifiers) yang berasal dari berbagai kelas kata, termasuk nomina itu sendiri, dan berbagai konstruksi (seperti kata, frasa, dan klausa). Dapat disimpulkan bahwa frasa nomina dalam bahasa Indonesia merupakan suatu kata yang terbentuk dari dua atau lebih kata yang unsur intinya adalah kata benda dan penjelas yang bisa berasal dari berbagai kelas kata. Frasa ini biasa menduduki unsur subjek atau objek. Tabel 1. Contoh frasa bahasa Indonesia Frasa Inti Meja ukir Meja Rambut keriting paman Rambut Tiga helai kertas Kertas Saya sendiri Saya Sepuluh lusin Lusin Warung kopi warung

Sementara itu, frasa nomina bahasa Jerman menurut Engel4 adalah Die Nominalphrase (NP) besteht aus Kern (Gliedkern, Kopf) und Satellit(en) (Attribut, Begleiter, Gliedteil). Der Kern einer NP hat zumindest ein Determinativ als dessen Satelliten. Frasa nomina terdiri dari inti (anggota inti, kepala) dan satelit (atribut, pendamping, bagian anggota). Inti dari sebuah frasa nomina memiliki paling tidak sebuah penentu sebagai satelitnya. Frasa nomina memiliki fungsi penamaan sesuatu yang termasuk ke dalam kategori sintaksis. Dalam kasus seperti contoh di bawah, Engel mengasumsikan bahwa lambang nol (yaitu lambang fonetis yang belum direalisasi) hadir sebagai penentu. 1. Gibt es noch 0 Rotwein? (Masih adakah anggur merah?) Inti dari sebuah NP bersifat wajib tetapi bisa juga terbentuk dari konteks suatu teks. 2. A : Willst du den roten 0 oder den grünen Bleistift? (Apakah kamu mau pensil merah atau hijau?) B: Ich nehme den grünen 0. (Saya ambil yang hijau.) Dari contoh 1 bisa kita lihat bahwa tidak terdapat inti frasa den roten pada kalimat tersebut. Pada contoh 2 kalimat Ich nehme den grünen merujuk pada den Bleistift. Engel membagi

4

Ulrich Engel, “Deutsche Grammatik”, (Heidelberg : Julius Groos) hlm. 603


Nominalphrase (NP) dan Pronominalphrase (PnNP) dimana NP intinya selalu merupakan kata benda dan PnNP selalu merupakan pronomina.5

Pola Konstruksi Frasa Nomina Bahasa Jerman Telah dijelaskan bahwa frasa nomina bahasa Jerman memiliki inti dan satelit. Satelit atau atribut dalam frasa bahasa Jerman terbagi lagi dalam beberapa jenis yaitu : 1. Vorfeld (di depan inti, terletak di sebelah kiri) 2. Kern 3. Nachfeld (setelah inti, terletak sebelah kanan) Tabel 2. Bentuk satelit pada Vorfeld dan Nachfeld No Satelit pada Vorfeld Contoh Satelit pada Nachfeld 1. Determinative (penentu) A : In diesem Haus wohnen Determinative (Penentu) meine Eltern. (Di rumah ini orangtua saya tinggal) B : In welchem? ((Di rumah) yang mana?) 2. Adjektive bzw. - In diesem Haus Adjektive (Kata sifat) Adjektivalphrasen (kata wohnen meine sifat atau frasa kata sifat) Eltern. (Di rumah ini orangtua saya tinggal) - Das war aber mal ein wirklich heißer Sommer. (Itu merupakan musim panas yang benarbenar panas) 3. Genitivus possessivus Utes Bluse ist ja wirklich Genitivus possessivus (genitif kepemilikan, NP schick. (Blus Ute benar(Genitif kepemilikan, frasa yang nominanya dalam benar bagus) nomina yang nominanya bentuk genitif) dalam bentuk genitif) 4. Situativangaben Dort der Hund! (Di sana ada Qualitativangaben (keterangan situasi) anjing) (Keterangan kualitatif)

5

kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda; kata ganti seperti aku, engkau, dia. http://kbbi.web.id/pronomina diakses pada 30 April 2016 pukul 0.06 WIB


5.

Nomen invarians (kata benda tidak variatif)

6.

Nomen varians (variasi kata benda)

7.

Genitivus subjectivus (subjek genitif)

8.

Genitivus objectivus (objek genitif)

9.

Adjunkte mit variabler Position (Atribut bantuan dengan posisi yang bervariasi)

Helga Maiers Zeugnis (Sertifikat Helga Maier) An Herrn Maier (Kepada Tuan Maier) Frau Müllers Antrag (Permintaan Ny. Müller) Dresdens Zerstörung (Kehancuran Dresden)

10.

Situativangaben (Keterangan situasi) Komitativangaben (keterangan komitatif)6 Relativsätze (Kalimat hubung) Appositionen (Aposisi)

Nomen invarians (Kata benda tidak variatif)

Nomen varians (Variasi kata benda) Genitivus subjectivus (Subjek genitif) Genitivus objectivus (Objek genitif) Genitivus explicativus (Genitif yang bersifat menerangkan) Dativergänzung (Keterangan datif) Präpositive Attribute (Atribut preposisi) Direktive Attribute (Atribut langsung) Expansiv-Attribute (Peluasan atribut) Nominale Attribute (Atribut nominal) Verbative Attribute (Artibut verbatif) Adjunkte mit variabler Position (Atribut bantuan dengan posisi yang bervariasi)

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

Satelliten mit variabler Position (satelit dengan posisi bervariasi) Posisi satelit sebuah frasa nomina bisa berubah dan bisa juga tidak. -

kaum verschiebbare (hampir tidak bergerak)

6

Komitatif adalah istilah linguistik untuk kasus yang menandai makna 'menyertai, dengan' pada nomina atau yang sejenisnya. http://kamus.cektkp.com/kasus-komitatif/ diakses pada 5 Mei 2016 pukul 13.52 WIB


contohnya : Hänschen klein ging allein in die weite Welt hinein kata klein pada kalimat di atas merupakan satelit yang tidak bergerak karena tidak bisa diubah posisinya dalam kalimat -

frei verschiebbare (bebas) contoh : das Lieblingsgetränk (von) unserer Oma. Kalimat tersebut bisa menjadi Omas Lieblingsgetränk tanpa mengubah maknanya

-

dislozierbare Elemente (elemen yang bisa diganti) contoh : Herr Lehrer, der Herr Lehrer, des Herrn Lehrer

Appositionen (Aposisi) Aposisi merupakan atribut yang hanya berupa akhiran yang dipisahkan oleh koma. Aposisi terbagi menjadi aposisi nominal (inti sebuah frasa nomina berupa nominal), aposisi kualitatif (aposisi dengan kata sifat sebagai inti), aposisi situasional (aposisi yang menyatakan keadaan) Aposisi biasanya digunakan untuk menyatakan hal sebagai berikut : -

mengungkapkan informasi tambahan

-

tidak berbentuk sebuah kalimat

-

bentuk ekspresi pembicara

-

jeda pembicaraan, di antara koma.

Pola Konstruksi Frasa Nomina Bahasa Indonesia Sama seperti bahasa Jerman, bahasa Indonesia juga memiliki pola konstruksi frasa nomina yang bervariasi. Frasa nomina bahasa Indonesia juga terdiri atas inti dan atribut. Atribut ini juga bisa terletak di depan atau di belakang inti sebuah frasa. Untuk atribut yang terletak di depan biasanya berupa bilangan (seperti dua, tiap, se-, beberapa) yang diikuti penggolong (seperti buah, ekor, orang, butir, helai). Contohnya : Tabel 3. Pola konstruksi frasa nomina bahasa Indonesia Atribut depan Dua buah Tiga ekor Lima lusin

Inti Buku Sapi Telur


Menurut Hasan Alwi dkk (1998: 244-248) nomina inti dapat diperluas ke kanan dengan menambahkan penjelas belakang.7 Perluasan tersebut memiliki bentuk yang bermacam-macam dengan mengikuti kaidah berikut : 1) Suatu nomina pusat dapat diikuti oleh nomina lain atau lebih tetapi nomina tersebut hanya menerangkan nomina sebelumnya. Rangkaian nomina kemudian ditutup dengan salah satu pronomina pesona (ini atau itu).

Contoh : kucing persia peliharaan saya ini Pada contoh atribut persia peliharaan saya ini bila diuraikan maka kata persia merupakan nomina yang menjelaskan tentang kucing. Kata peliharaan merupakan penjelas untuk frasa kucing persia. Kata saya merupakan penjelasan lebih lanjut dari frasa kucing persia peliharaan. Kemudian kata ini merupakan penutup dari rangkaian frasa tersebut.

2) Suatu nomina dapat diikuti oleh kata sifat, pronomina, atau frasa pemilikan, kemudia ditutup oleh pronomina penunjuk ini atau itu. Baju Baju merah Baju merah saya Baju merah adik saya Baju merah saya ini Baju merah adik saya ini Pada contoh di atas urutan frasa tersebut bersifat tetap. Jika urutan dibalik maka akan mengubah artinya.

3) Nomina yang diikuti kata sifat tetapi tidak ada penjelas sesudahnya bisa disisipkan kata yang. Contohnya : Orang malas  orang yang malas Anak nakal

 anak yang nakal

Kucing hitam  kucing yang hitam

7

Hasan Alwi, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia : Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 244248, dalam Mooryati Soedibyo, Analisis Kontrastif : Kajian Penerjemahan Frasa Nomina, (Surakarta: Pustaka Cakra, 2004), hlm.


Namun, frasa dengan kata yang harus dipindahkan ke belakang jika dalam frasa tersebut terdapat pronomina. Contohnya kucing hitam saya akan menjadi kucing saya yang hitam.

4) Suatu nomina dapat diikuti oleh verba yang pada hakikatnya bisa dipisah dengan kata yang, untuk, atau unsur lain. Contoh : Ruang makan

 ruang untuk makan

Obat batuk

 obat untuk batuk

Layang terbang

 layang yang terbang

5) Nomina dengan penambahan aposisi, yaitu frasa nomina yang memiliki acuan yang sama dengan nomina yang diterangkannya. Bu Minah, si penjual bakso paling enak di kampung saya, sedang sakit parah. Kalimat yang ditulis miring merupakan aposisi karena mengacu pada Bu Minah.

6) Suatu inti yang dapat diperluas dengan klausa yang diawali dengan kata yang. Contohnya : Buruh yang selalu berdemo itu dipecat oleh perusahaan. Kalimat yang ditulis miring merupakan klausa yang merujuk kepada buruh.

7) Suatu pusat yang diperluas oleh frasa berpreposisi. Frasa preposisional ini merupakan bagian dari frasa nomina dan tidak bisa diubah letaknya seperti frasa preposisional pada umumnya. Contoh : a. Stasiun TV di Jakarta melakukan liputan wisata b. Stasiun TV melakukan liputan wisata di Jakarta Pada contoh (a) di atas kata di Jakarta merupakan bagian dari stasiun TV dan jika digabung membentuk frasa nomina stasiun TV di Jakarta. Pada contoh (b) kata di Jakarta menerangkan wisata sehingga membentuk frasa wisata di Jakarta. Artinya frasa dengan preposisi di Jakarta pada contoh kalimat di atas memiliki perbedaan arti. Kalimat pertama (a) memiliki arti Stasiun TV yang berada di Jakarta akan melakukan liputan wisata yang belum tentu dilakukan di Jakarta. Kalimat kedua (b) memiliki arti bahwa Stasiun TV yang mungkin saja berada di luar kota Jakarta akan melakukan liputan wisata di Jakarta.


Dari kedua pola konstruksi frasa nomina bahasa Jerman dan bahasa Indonesia di atas bisa kita simpulkan bahwa dalam pola konstruksi kedua bahasa hampir sama. Bedanya dalam bahasa Indonesia pembentukan frasa bisa lebih fleksibel dibanding bahasa Jerman.

Teori Penerjemahan Penerjemahan adalah upaya `mengganti` teks bahasa sumber dengan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran, yang diterjemahkan adalah makna sebagaimana yang dimaksudkan pengarang. Menurut Catford kegiatan penerjemahan adalah “the replacement of textual material in one languange (SL) by equivalent textual material in another languange (TL) yang berarti “mengganti materi teks bahasa sumber dengan materi teks yang sepadan dalam bahasa sasaran”. Dalam menerjemahan sebuah teks, menurut Soedibyo (2004: 26-30) terdapat beberapa jenis penerjemahan yang bisa dipakai yaitu : 1) Perjemahan kata demi kata. Penerjemahan ini didasarkan pada urutan kata dalam bahasa aslinya. Struktur bahasa sumber dipertahankan dan biasanya berguna jika ingin mengetahui bentuk susunan kata dalam bahasa aslinya. Seringkali penerjemahan kata demi kata sulit untuk dipahami maknanya. 2) Penerjemahan harafiah Penerjemahan ini berorientasi pada bahasa sumber dan mengabaikan kaidah bahasa sasaran. Penerjemahan harafiah seringkali terasa ganjil karena mempertahankan bentuk asli teks sumber. Cara penerjemahan ini mengusahakan padanan setara antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dalam bidang leksikal dan sintaksis. Penerjemahan harafiah sering juga disebut sebagai penerjemahan retrospektif. 3) Penerjemahan dinamik/fungsional Penerjemahan dinamik/fungsional adalah penerjemahan yang mempertahankan makna yang terkandung dalam bahasa sumber dengan tetap memperhatikan kaidah bahasa teks sasaran. Penerjemahan ini biasanya mencari padanan yang wajar dan sedekat mungkin dalam bahasa sasaran yang dapat mengungkapkan arti dan fungsi yang dimaksud dalam teks aslinya. Penerjemahan ini sangat bermanfaat untuk mengetahui amanat atau makna dari suatu teks yang diterjemahkan. 4) Penerjemahan bebas Penerjemahan bebas sering juga disebut sebagai saduran atau penerjemahan adaptasi. Penerjemahan jenis ini mementingkan pesan dari teks sumber tetapi disampaikan 15 Analisis penerjemahan ..., Dona Putri Metri, FIB UI, 2016

dengan kata-kata sendiri. Penerjemahan bebas sering disebut sebagai penerjemahan prospektif karena berorientasi kepada bahasa sasaran. 5) Penerjemahan semantik Penerjemahan semantik adalah penerjemahan yang berusaha mentransformasikan pesan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran semirip mungkin dalam hal struktur dan makna kata. Penerjemahan ini berorientasi kepada budaya bahasa sumber. 6) Penerjemahan komunikatif Penerjemahan komunikatif mementingkan efek yang bisa ditimbulkan bagi pembacanya sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh teks bahasa sumber bagi pembacanya. Penerjemahan ini memungkinkan transfer budaya yang disesuaikan dengan budaya bahasa sasaran dengan tetap berpatokan pada teks bahasa sumber. 7) Penerjemahan aestetik Penerjemahan ini merupakan penerjemahan yang mengutamakan fungsi aestetik bahasa yang merupakan alat penyampai pesan, selain itu penerjemahan ini juga mengutamakan ketepatan pesan teks sumber bahasa tersebut. 8) Penerjemahan budaya Penerjemahan ini berusaha menerjemahkan makna yang disesuaikan dengan budaya bahasa sasaran yang seringkali disertai dengan informasi yang secara linguistis tidak implisit dalam bahasa sumber. Penerjemahan budaya disebut juga dengan penafsiran ulang menurut kebudayaan.

III. Hasil Penelitian Berdasarkan analisis yang penulis lakukan, terdapat 39 frasa nomia bahasa Jerman dalam dongeng ini. Frasa tersebut terbagi dalam frasa nomina dengan satelit/atribut yang berada pada Vorfeld dan Nachfeld. Pada nomina dengan satelit Vorfeld penulis hanya menemukan 3 dari 9 kategori, yaitu Adjektive sebanyak 15 frasa nomina, Adjektivalphrasen sebanyak 3 frasa nomina, dan Genitivus possesivus sebanyak satu frasa nomina. Sementara pada frasa nomina dengan satelit berada pada Nachfeld terdapat 9 dari 20 kategori, yaitu Relativsatz sebanyak 5 frasa nomina, Situativangabe sebanyak 2 frasa nomina, Adjektive sebanyak 2 frasa nomina, Genitivus possessivus sebanyak 5 frasa nomina, verbative Attribute sebanyak 2 frasa nomina, Qualitativangabe sebanyak satu frasa nomina, dan Apposition sebanyak satu contoh.


IV. Pembahasan Frasa nomina banyak kita jumpai dalam berbagai jenis karya sastra termasuk dongeng. Pada bagian ini saya akan menganalisis frasa nomina bahasa Jerman yang penulis temukan dalam dongeng Grimm yaitu Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich yang kemudian akan penulis bandingan dengan dongeng Grimm versi terjemahan bahasa Indonesianya. Penulis akan menganalisis beberapa frasa nomina yang penulis anggap paling menarik dan presentatif. Sementara frasa nomina lainnya yang penulis temukan dari dongeng Grimm akan penulis cantumkan pada bagian lampiran. Frasa nomina yang penulis jadikan sampel merupakan frasa nomina yang tidak hanya terdiri dari inti dan atribut saja, tetapi juga frasa nomina yang lebih kompleks dan bagaimana perbandingan frasa tersebut dalam terjemahan bahasa Indonesia. Dalam teori frasa nomina dari Engel, frasa nomina dalam 3 jenis yaitu Die Satelliten im Vorfeld (atribut yang terletak pada bagian depan nomina), Die Satelliten im Nachfeld (atribut yang terletak di belakang nomina inti), dan Satelliten mit variabler Position (atribut dengan posisi bervariasi). Dari tiga jenis frasa nomina Engels ini penulis hanya akan menggunakan dua jenis frasa nomina saja yaitu Die Satelliten im Vorfeld dan Die Satelliten im Nachfeld karena dua jenis frasa nomina inilah yang dominan terdapat dalam dongeng Grimm.

1. Die Satelliten im Vorfeld Die Satelliten im Vorfeld merupakan frasa nomina dengan atribut atau pelengkap yang berada di sebelah kiri nomina inti. Atribut yang terletak di sebelah kiri ini terbagi lagi menjadi beberapa kategori seperti yang telah dijelaskan di atas. Namun, pada saat menganalisis dongeng Grimm tidak semua kategori tersebut muncul. Hanya ada atribut adjektif sebanyak 15 buah, atribut berupa frasa adjektif 3 buah, dan atribut kepemilikan posesif sebanyak satu kalimat. 1. Atribut Adjektif Paling banyak yang penulis temukan adalah atribut adjektif atau kata sifat. Penulis menemukan 15 contoh kalimat yang mengandung atribut adjektif. Tabel 4. Atribut adjektif pada Vorfeld Bahasa Jerman

Frasa 1. häßlichen Kopf

2. alter Wasserpatscher Indonesia 1. kepala besarnya yang jelek 2. - tidak diterjemahkan -

Vorfeld Häßlichen

Inti Nomina KOPF

Nachfeld -

alter -

WASSERPATSCHER KEPALA -

Jelek -


Contoh di atas penulis ambil dari baris ke 24 sampai 26. Atribut adjektif merupakan atribut yang menyisipkan kata sifat sebelum nomina inti. Atribut adjektif berfungsi untuk menekankan inti nomina akan keadaannya berupa sifat. Pada frasa nomina di atas Kopf dan Wasserpatscher adalah nomina inti. Frasa nomina adjektif di atas diterjemahkan menjadi “kepala besarnya yang jelek” oleh penerjemah sedangkan frasa nomina alter Wasserpatscher tidak diterjemahkan. Häßlich8 dan alt9 merupakan kata sifat yang dikenai kasus akkusativ, sementara alt dikenai kasus nominatif sehingga menjadi alter. Seharusnya frasa häßlichen Kopf yang diterjemahkan menjadi “kepala yang jelek” dan alter Wasserpatscher yang berarti “penyemprot air yang tua”. Dari tabel di atas, pola frasa nomina bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan. Atribut adjektif diletakkan di sebelah kanan nomina inti. Sementara frasa nomina kedua yang tidak diterjemahkan membuat kalimat yang mengandung frasa tersebut mengalami pergeseran makna. 1. Atribut berupa frasa adjektif Atribut ini lebih menekankan keadaan dari inti nomina. Pada dongeng penulis menemukan 3 contoh, salah satunya pada baris 5 dan 6. Tabel 5. Atribut berupa frasa adjektif Bahasa Frasa Vorfeld Inti Nomina Nachfeld großer dunkler WALD Jerman großer dunkler hutan rimbun dan gelap HUTAN rimbun dan gelap Indonesia

Frasa adjektif merupakan frasa dengan kata sifat sebagai inti. Frasa nomina dengan atribut berupa frasa adjektif bisa dilihat pada großer dunkler yang diterjemahkan oleh penerjemah menjadi “hutan rimbun dan gelap”, lalu diikuti inti nomina Wald yang berarti hutan. Pada contoh, terjadi perubahan pola frasa nomina bahasa Jerman setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Atribut frasa nomina dalam bahasa Jerman terletak di sebelah kiri inti, sedangkan dalam bahasa Indonesia ada di sebelah kanan. Namun tidak terjadi perubahan makna.

8

häss-lich : Adjektiv - 1. von unschönem Aussehen, das ästhetische …2a. eine menschlich unerfreuliche Haltung erkennen …2b. unangenehm, unerfreulich http://www.duden.de/suchen/dudenonline/h%C3%A4%C3%9Flich diakses pada 15 Mei 2016 pukul 15.00 9 Alt : Adjektiv - 1. (von Menschen, Tieren, Pflanzen) nicht …2a. (im Vergleich zu einem, einer …2b. ein bestimmtes Alter habend http://www.duden.de/suchen/dudenonline/alt diakses pada 15 Mei 2016 pukul 15.05


3. Atribut kepemilikan posesif Atribut yang berupa kalimat genitif yang menentukan kepemilikan. Atribut ini berupa frasa nomina dengan nomina dalam bentuk genitif. Dalam dongeng penulis menemukan satu contoh pada baris 13 sampai 16. Tabel 6. Atribut kepemilikan posesif Bahasa Jerman Indonesia

Frasa die goldene Kugel der Königstochter - tidak diterjemahkan -

Vorfeld die goldene Kugel -

Inti Nomina DER KÖNIGSTOCHTER -

Nachfeld die goldene Kugel -

Pada contoh bisa kita lihat frasa nominanya adalah die goldene Kugel yang diikuti oleh kata benda dalam bentuk genitif yaitu der Königstochter. Sayangnya frasa tersebut tidak diterjemahkan oleh penerjemah, walaupun makna dalam kalimat tidak mengalami perubahan. Seharusnya frasa tersebut bisa diterjemahkan menjadi bola emas sang putri.

2. Die Satelliten im Nachfeld Die Satelliten im Nachfeld atau frasa nomina dengan atribut penjelas berada di sebelah kanan dari inti nomina. Pada dongeng Grimm lebih banyak variasi atribut penjelas pada kategori ini dibanding atribut penjelas yang berada di sebelah kiri. Yaitu : 1. Atribut penjelas berupa Relativsätze. Atribut ini biasanya berupa klausa, bersifat membatasi makna, atau menerangkan nomina inti sebelumnya tanpa perlu membuat kalimat baru. Relativsätze berisi informasi tambahan tentang kata benda/kata ganti. Dalam bahasa Jerman, Relativsätze bisa berupa nominatif, akkusatif, genitif maupun datif dan bisa kita identifikasi dari tabel10 berikut : Tabel 7. kata benda/kata ganti dalam bahasa Jerman Nominativ

Genitiv

Dativ

Akkusativ

maskulin (m)

der/welcher

dessen

dem/welchem

den/welchen

feminin (f)

die/welche

deren

der/welcher

die/welche

neutral (n)

das/welches

dessen

dem/welchem

das/welches

Plural (pl)

die/welche

deren

denen/welchen

die/welche

10

sumber tabel https://deutsch.lingolia.com/de/grammatik/satzbau/nebensaetze/relativsaetze diakses pada 15 Mei 2016 pukul 16.04 WIB


Pada dongeng Grimm penulis menemukan 5 kalimat dengan atribut relativsätze, salah satunya pada baris 2 sampai 5 : Tabel 8. Contoh kalimat dengan atribut relativsätze Bahasa Jerman

Frasa ein König, dessen Töchter waren alle schön

Indonesia

Seorang raja yang mempunyai putri-putri yang sangat cantik jelita

Vorfeld die goldene Kugel -

Inti Nomina DER KÖNIGSTOCHTER

Nachfeld die goldene Kugel

-

-

Pada contoh, atribut yang berupa relativsätze dibatasi dengan koma dan berupa genitif, ditunjukkan dengan kata dessen yang merujuk kepada raja. Penerjemah menerjemahkan lebte ein König, dessen Töchter waren alle schön menjadi “seorang Raja yang mempunyai putriputri yang sangat cantik jelita”. Pola frasa nomina tersebut sama dengan terjemahan bahasa indonesia, dengan atribut yang terletak di sebelah kanan inti nomina dan tidak terjadi perubahan makna. 2. Atribut yang berupa keterangan situasi (Situativangabe) Situativangabe bisa berupa frasa adverbial, preposisi, atau frasa nomina akkusativ. Pada bagian ini penulis menemukan 2 contoh, salah satunya : Tabel 9. Contoh atribut berupa keterangan situasi Bahasa Frasa Vorfeld Inti Nomina Nachfeld EIN RIESE vor der Tür Jerman ein Riese vor der Tür RAKSASA berdiri di luar pintu Indonesia raksasa berdiri di luar pintu -

Pada frasa ein Riese vor der Tür, kata vor der Tür merupakan keterangan situasi dengan atribut preposisi yang menyatakan situasi akan keberadaan raksasa di depan pintu. Nomina inti adalah raksasa dengan penjelas situasionalnya “berdiri di luar pintu”. Pola dan makna frasa tidak mengalami perubahan.

3. Atribut adjektif Pada jenis atribut yang terletak setelah nomina inti juga terdapat atribut berupa adjektif atau kata sifat. Penulis menemukan dua contoh kalimat dengan atribut ini, 20 Analisis penerjemahan ..., Dona Putri Metri, FIB UI, 2016

Tabel 10. Contoh atribut adjektif Bahasa Jerman Indonesia

Frasa die jüngste war so schön putrinya yang termuda begitu cantiknya

Vorfeld Inti Nomina Nachfeld DIE JÜNGSTE war so schön PUTRINYA YANG begitu TERMUDA cantiknya

Kata so schön merupakan adjektif untuk nomina die jüngste sehingga membentuk frasa nomina yang termuda begitu cantiknya. Frasa ini juga memiliki pola yang sama dengan terjemahan bahasa Indonesia dan tidak mengalami perubahan makna. 4. Atribut kepemilikan posesif Atribut ini bisa berupa bentuk bebas atau menunjukkan bagian dari sesuatu atau berupa makna partifif. Penulis menemukan 5 kalimat dengan atribut kepemilikan posesif. Tabel 11. Contoh atribut kepemilikan posesif Bahasa Jerman Indonesia

Frasa der Diener des jungen Königs pelayan setia sang Pangeran

Vorfeld Inti Nomina DER DIENER -

Nachfeld des jungen Königs sang Pangeran

PELAYAN (SETIA)

5. Atribut verbatif Atribut ini berguna untuk menerangkan nomina inti dan bisa dihilangkan atau bersifat fakultatif. Biasanya menggunakan kata bantu daß. Penulis menemukan dua atribut verbatif dalam dongeng ini. Tabel 12. Contoh atribut verbatif Bahasa Jerman

Indonesia

Frasa der Brunnen war tief, so tief, daß man keinen Grund sah sumur yang dalam, begitu dalamnya hingga dasar sumur tidak kelihatan lagi

Vorfeld Inti Nomina DER BRUNNEN

Nachfeld so tief, daß man keinen Grund sah

-

begitu dalamnya hingga dasar sumur tidak kelihatan lagi

SUMUR

Pada kalimat di atas, nomina der Brunnen atau kata benda sumur dijelaskan bahwa begitu dalamnya hingga dasarnya pun tidak kelihatan. Keterangan tersebut merupakan atribut yang mengikuti nomina inti yaitu der Brunnen atau sumur. 21 Analisis penerjemahan ..., Dona Putri Metri, FIB UI, 2016

6. Atribut berupa pernyataan kualitatif Atribut ini biasanya menggambarkan sesuatu atau bisa juga menyatakan apa yang terlihat seperti gambaran bentuk, tekstur benda, corak, dsb. Penulis hanya menemukan satu kalimat dengan atribut kualitatif. Tabel 13. Contoh atribut berupa pernyataan kualitatif Bahasa Jerman

Frasa Vorfeld Inti Nomina EIN ein Königssohn mit KÖNIGSSOHN schönen und freundlichen Augen SESEORANG Indonesia seseorang pangeran yang sangat tampan. PANGERAN

Nachfeld mit schönen und freundlichen Augen yang sangat tampan.

Kalimat di atas menjelaskan tentang si pangeran dan rupa si pangeran tersebut. Mit schönen und freundlichen Augen merupakan gambaran kualitatif akan diri si pangeran. Terjemahan frasa tersebut mengalami perubahan makna karena atribut kualitatifnya tidak dijelaskan oleh penerjemah, melainkan langsung digambarkan sebagai pangeran yang tampan. Tetapi hal tersebut tidak mengubah pola ataupun mengubah frasa tersebut menjadi kalimat. Penerjemah berusaha mempertahankan pola frasa nomina walaupun mengganti maknanya.

Analisis penerjemahan teks Dalam penelitian ini penulis menemukan bahwa jenis penerjemahan yang dipakai oleh penerjemah dalam menerjemahkan teks “Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich” adalah penerjemahan komunikatif. Hal ini dibuktikan bahwa teks terjemahan dimuat dalam website yang ditujukan untuk anak-anak atau untuk semua umur sehingga penerjemahan teks harus bisa dimengerti oleh semua kalangan. Sebagaimana disebutkan oleh Newmark (1981:39) bahwa penerjemahan komunikatif lebih berorientasi pada pembaca teks bahasa sasaran dengan mengharapkan elemen-elemen teks bahasa sumber ditransfer ke dalam bahasa dan budaya yang mereka mengerti. Sehingga bisa menghasilkan efek yang sama dengan yang dirasakan oleh pembaca teks bahasa sumber.


V. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, jenis teks terjemahan “Pangeran Kodok” termasuk jenis terjemahan komunikatif. Hal ini berdasarkan pemilihan kata dan kalimat yang telah disesuaikan dengan bahasa dan budaya pembaca teks bahasa sasaran sehingga bisa dimengerti oleh semua kalangan. Sementara itu frasa nomina bahasa Jerman yang telah diterjemahkan ke dalam bentuk frasa bahasa Indonesia ada yang mengalami perubahan bentuk struktur, makna, dan budaya, tetapi juga ada yang tidak mengalami perubahan. 1. Frasa nomina yang tidak mengalami perubahan struktur maupun makna terdapat pada contoh : Tabel 14. Contoh frasa tanpa perubahan struktur dan makna Bahasa Bahasa Jerman Bahasa Indonesia

Vorfeld die goldene Kugel bola emas

Inti Nomina DER KÖNIGSTOCHTER SANG PUTRI

Nachfeld -

2. Frasa nomina yang mengalami perubahan struktur tanpa mengalami perubahan makna misalnya : Tabel 15. Contoh frasa nomina yang mengalami perubahan struktur Bahasa Bahasa Jerman Bahasa Indonesia

Vorfeld drei eiserne Tiga ...

Inti Nomina BANDE IKATAN

Nachfeld ... besi

3. Frasa nomina yang mengalami perubahan makna sesuai budaya bahasa sasaran : Tabel 16. Contoh frasa nomina yang mengalami perubahan makna Bahasa Bahasa Jerman Bahasa Indonesia

Vorfeld kühlen (yang) dingin

Inti Nomina WASSERBRUNNEN SUMUR

Nachfeld -


DAFTAR PUSTAKA Buku : Engel, Ulrich. 1988. Deutsche Grammatik. Heidelberg: Julius Groos. Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Nord, Christiane. 2010. Fertigkeit Übersetzen. Berlin: BDU Fachverlag. Richard, Jack C., John Platt, dan Heidi Platt. 1993. Dictionary of Language Teaching & Applied Linguistics: Second Edition. Singapore: Longman. Soedibyo, Mooryati. 2004. Analisis Kontrastif : Kajian Penerjemahan Frasa Nomina. Surakarta: Pustaka

Cakra.

Referensi : splet-stari.fnm.uni-mb.si/.../Germanistik.../NP1.pdf diakses pada 9 April 2016 pukul 2.16 WIB http://kbbi.web.id/frasa diakses pada 22 April 2016 pukul 21.32 http://kbbi.web.id/nomina diakses pada 22 April 2016 pukul 21.33 http://kbbi.web.id/pronomina diakses pada 30 April 2016 pukul 0.06 WIB http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Pangeran-Kodok-7 diakses pada 26 Maret 2016 pukul 16.13 http://www.grimmstories.com/de/grimm_maerchen/die_sterntaler 26 maret 2016 pukul 16.24 http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Kepingan-Emas-dari-Bintang-di-Langit-145 26 Maret 2016 pukul 16.22 http://www.grimmstories.com/de/grimm_maerchen/der_froschkonig_oder_der_eiserne_heinri ch diakses pada 26 Maret 2016 pukul 16.15 http://kamus.cektkp.com/kasus-komitatif/ diakses pada 5 Mei 2016 pukul 13.52 WIB http://www.duden.de/suchen/dudenonline/h%C3%A4%C3%9Flich diakses pada 15 Mei 2016 pukul 15.00


Lampiran Pada bagian ini penulis membuat daftar frasa nomina bahasa Jerman yang penulis temukan. Daftar ini juga telah penulis klasifikasikan berdasar pola dan struktur pembentuk frasa nomina bahasa Jerman. Frasa tersebut ditulis beserta terjemahannya. Jenis Satelit 1. Adjektive

2. Adjektivalphrasen

Vorfeld 1. alten Zeiten  dahulu kala 2. liebstes Spielwerk  mainan kesukaan 3. häßlichen Kopf  kepala yang jelek 4. alter Wasserpatscher  penyemprot air yang tua 5. goldene Krone  mahkota emas 6. lieber Frosch  tuan kodok 7. einfältige Frosch  kodok bodoh 8. voll Freude  sangat senang 9. armen Frosch  kodok malang 10. garstiger Frosch  kodok jelek 11. kühlen Wasserbrunnen  sumur yang dingin 12. seiden Bettlein  ranjang sutra 13. bösen Hexe  penyihir jahat 14. weiße Straußfedern  bulu burung unta putih 15. goldenen Ketten  rantai emas 16. der treue Heinrich  si setia Heinrich 17. großen Schmerzen  sakit begitu besar 18. großer dunkler Wald  hutan yang gelap dan rimbun 19. acht weißen Pferden  delapan ekor kuda putih 20. drei eiserne Bande  tiga ikatan besi

Nachfeld 22. die jüngste war so schön  putrinya yang termuda begitu cantiknya 23. die Tür hastig zu  Menutup pintu tergesa-gesa


3.Genitivus possesivus

4. Relativsatz

5. Situativangabe

6.verbative Attribute

7. Qualitativangabe

8. Apposition

21. die goldene Kugel der 24. dem Schlosse des Königs Königstochter  istana raja  bola emas putri raja 25. den Rand des kühlen Brunnens  di tepi sumur yang dingin 26. die Kugel im Maul  bola emas pada mulutnya 27. der Diener des jungen Königs  si pelayan pangeran muda 28. dessen Töchter waren alle schön  yang mempunyai putri-putri yang sangat cantik jelita 29. die doch so vieles gesehen hat  yang telah melihat banyak hal 30. der seinen dicken  yang kepalanya (...) 31. die mir in den Brunnen hinabgefallen ist  bola emas saya tergelincir dan jatuh kedalam sumur 32. die mag ich nicht  tidaklah saya suka 33. Der sitzt im Wasser bei seinesgleichen  Kodok yang hanya bisa berkoakkoak dengan sesamanya 34. An deinem Tischlein neben dir  (...) di sebelahmu 35. ein Riese vor der Tür  raksasa di depan pintu 36. so tief, daß man keinen Grund sah  begitu dalam, hingga tak seorangpun bisa melihat dasarnya 37. daß sich ein Stein erbarmen möchte  hingga batu pun menjadi kasihan 38. mit schönen und freundlichen Augen  dengan mata indah dan bersahabat 39. als die Sonne sie aufweckte  saat matahari terbit


Analisis Penerjemahan Frasa Nomina Bahasa Jerman dalam Dongeng Grimm Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich ke dalam Frasa Nomina Bahasa Indonesia

Recommend Documents