FRAKSINASI POLI(TRIMETILEN-SEBASAT) DARI MONOMER TERBARUKAN SECARA PELARUTAN DAN PENURUNAN TEMPERATUR FRAKSINASI POLI(TRIMETILEN-SEBASAT) DARI MONOMER TERBARUKAN DAN PENURUNAN TEMPERATUR DiahSECARA Mardiana,PELARUTAN Bambang Poerwadi, Budi Kamulyan, Siannita Chandra Jurusan Kimia, FMIPA, Budi Universitas Brawijaya Diah Mardiana, Bambang Poerwadi, Kamulyan, Siannita Chandra
Abstrak
Jl. Veteran Malang Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Brawijaya
[email protected] e-mail: Jl. Veteran Malang e-mail:
[email protected]
Poli(trimetilen-sebasat), material poliester telah disintesis dari sumber monomer gliserol Abstrak dan minyak jarak kepyar. Produk polimer murni dapat diperoleh secara fraksinasi Poli(trimetilen-sebasat), telah disintesis dari Pada sumber monomer menggunakan komposisimaterial pelarut poliester dan non-pelarut yang sesuai. percobaan ini gliserol metoda dan minyak jarak kepyar. polimer murni Pemilihan dapat diperoleh secaranon-pelarut fraksinasi pelarutan dimodifikasi denganProduk penurunan temperatur. jenis pelarut, menggunakan komposisi pelarutdengan dan non-pelarut yang perubahan sesuai. Padakekeruhan percobaan ini metoda dan komposisinya dilakukan mengamati sedangkan pelarutan dimodifikasi dengan penurunan temperatur. Pemilihan jenis pelarut, non-pelarut perlakuan temperatur dianalisis berdasarkan massa poli(trimetilen-sebasat), serta beberapa dan komposisinya dilakukan kekeruhan sedangkan sifat fisik produk yang diperoleh.dengan Hasil ujimengamati pendahuluanperubahan menunjukkan bahwa pelarut yang perlakuan temperatur dianalisis berdasarkan massa poli(trimetilen-sebasat), serta beberapa sesuai adalah kloroform dengan non-pelarut metanol. Tanpa penurunan temperatur, sifat fisik produk yang diperoleh. Hasil uji :pendahuluan menunjukkan yang perbandingan volume antara kloroform metanol adalah 1 : 10, bahwa namunpelarut modifikasi sesuai adalah kloroform penggunaan dengan non-pelarut Tanpa Pada penurunan temperatur, temperatur mengurangi metanol metanol. hingga 50%. konsentrasi poli perbandingan volume antara kloroform : metanol adalah 1 : 10, namun modifikasi (trimetilen-sebasat) 3% dengan perbandingan volume kloroform : metanol sebesar 1 : 5 dan temperatur mengurangi penggunaan metanolproduk hinggasejumlah 50%. Pada konsentrasi poli 48,4%. Produk yang temperatur pengendapan 20-22oC diperoleh o (trimetilen-sebasat) 3% dengan perbandingan volume kloroform : metanol sebesar 1 : 5 dan dihasilkan memiliki titik leleh 52o C dengan viskositas intrinsik 10,89mL/g dan Mn 2632 C diperoleh produk sejumlah 48,4%. Produk yang temperatur pengendapan 20-22 g/ekiv serta derajat kristalinitas 30,5%. dihasilkan memiliki titik leleh 52oC dengan viskositas intrinsik 10,89mL/g dan Mn 2632 Kata pelarutan,30,5%. poli (trimetilen-sebasat), temperatur g/ekivkunci: serta fraksinasi, derajat kristalinitas Kata kunci: fraksinasi, pelarutan, poli (trimetilen-sebasat), temperatur
Abstract
Poly(trimethylene-sebacate), polyester material from glycerol and castor oil monomer Abstract resources, have been synthesized. Fractionation using suitable solvent-non solvent Poly(trimethylene-sebacate), polyester glycerol and castor oil monomer composition could be produced the purematerial polymer.from In this experiment dissolution methods resources, have been synthesized. Fractionation using suitable solvent-non solvent were modified by reduced temperature. In order to choose the suitable solvent and its composition could be produced the pure polymer. In this experiment dissolution methods composition, it was monitored by the turbidity, while the effect of reduced temperature were modified based by reduced temperature. In order tomass choose suitable solvent and its were analysed on poly(trimethylene-sebacate) andthe several physical properties composition, it was monitored by the turbidity, while the effect of reduced temperature of product. Result showed that the suitable solvent and non solvent were chloroform and were analysed based onAs poly(trimethylene-sebacate) mass the andvolume severalcomposition physical properties methanol, respectively. with out reduced temperature, was 1 : of product. Result showed that the suitable solvent and non solvent were chloroform and 10, while temperature modified could be reduced 50% of methanol used. Furthermore, methanol, respectively. As with out reduced temperature, the volume composition was concentration of poly(trimethylene-sebacate) of 3% using volume composition of 1 : 51at: 10, while temperature could 48.4% be reduced 50% of methanol , it was yielded of product. It has meltingused. pointFurthermore, of 52oC with temperature of 20-22oC modified concentration of poly(trimethylene-sebacate) of 3% using volume composition of 1 : 5 at intrinsic viscosity of 10.89 mL/g, Mn 2632 g/eq and degree of crystalinity was 30.5%. temperature of 20-22oC , it was yielded 48.4% of product. It has melting point of 52oC with Keywords: dissolution, fractionation, poly g/eq (trimethylene-sebasate), temperature intrinsic viscosity of 10.89 mL/g, Mn 2632 and degree of crystalinity was 30.5%. Keywords: dissolution, fractionation, poly (trimethylene-sebasate), temperature
PENDAHULUAN
ramah lingkungan. Umumnya bahan yang
Struktur material polimer sebagai PENDAHULUAN
terurai di alam adalah jenis polimer ramah lingkungan. Umumnya bahan yang
bahan Struktur baku untuk plastik materialpembuatan polimer sebagai
memiliki di antaranya terurai digugus alam fungsi adalahhidrofil, jenis polimer yang
merupakan faktor utamapembuatan yang menentukan bahan baku untuk plastik
poliester dengan ester memiliki gugus fungsigugus hidrofil,fungsi di antaranya
kemungkinannya atau merupakan faktor dapat utamadibiodegradasi yang menentukan
karboksilat pada poliester dengan
kemungkinannya dapat dibiodegradasi atau
karboksilat
pada
kerangkafungsi utamanya. gugus ester 41 kerangka utamanya. 41
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
Poliester yang bersifat ramah lingkungan
polidispersitas besar sehingga diperlukan
adalah cukup Poliesterjenis yangpoliester bersifatalifatik ramah yang lingkungan
tahap fraksinasi.besar Fraksinasi poliester dapat polidispersitas sehingga diperlukan
kompetitif untuk dikembangkan (Ranucci, et adalah jenis poliester alifatik yang cukup
dilakukan dengan metoda pelarutan tahap fraksinasi. Fraksinasi poliester dapat
al., 2000), dibuat dari monomer (Ranucci, polihidroksi kompetitif untuk dikembangkan et
menggunakan jenis pelarut dan non-pelarut dilakukan dengan metoda pelarutan
dan komonomer dikarboksilat. Bahan al., 2000), dibuat asam dari monomer polihidroksi
yang memilikijenis perbedaan konstanta menggunakan pelarut harga dan non-pelarut
monomer dapat diperoleh dari sumber Bahan bahan dan komonomer asam dikarboksilat.
kelarutan cukupperbedaan besar. Pasangan pelarut yang memiliki harga konstanta
baku tumbuhan yang dapat diperbaharui, monomer dapat diperoleh dari sumber bahan
non-pelarut yang besar. dapat Pasangan digunakan pelarut antara kelarutan cukup
sehingga menjadi sumberdiperbaharui, alternatif baku tumbuhan yang dapat
lain toluen-metanol dan kloroform-metanol, non-pelarut yang dapat digunakan antara
pengganti minyak sehingga polimer menjadiberbahan sumberbakualternatif
berturut-turut memiliki harga konstanta lain toluen-metanol dan kloroform-metanol,
bumi (Roupakias al., 2003). pengganti polimer et berbahan baku Sumber minyak
3 1/2 ) . kelarutan 8,82 memiliki – dan 8,65berturut-turut harga(kal/cm konstanta
polihidroksi dapat diperoleh melalui Sumber gliserol bumi (Roupakias et al., 2003).
3 1/2 Fraksinasi menggunakan pasangan toluen ) –. kelarutan 8,82 – dan 8,65(kal/cm
sebagai produk samping pengolahan polihidroksi dapat diperoleh melalui industri gliserol
metanol berbagai pasangan komposisi pada– Fraksinasiuntuk menggunakan toluen
oleokimia sertasamping asam pengolahan dikarboksilat dari sebagai produk industri
temperatur ruangberbagai belum mampu menghasilmetanol untuk komposisi pada
minyak jarak kepyar dengan poliester yang oleokimia serta asam dikarboksilat dari
kan poli (trimetilen-sebasat) yangmenghasilmemiliki temperatur ruang belum mampu
terbentuk adalah poli (trimetilen-sebasat) minyak jarak kepyar dengan poliester yang
indeks kecil dan memerlukan kan polipolidispersitas (trimetilen-sebasat) yang memiliki
(Mardiana, dkk, 2008). terbentuk adalah poli (trimetilen-sebasat)
non-pelarut metanol kecil dalamdanjumlah besar. indeks polidispersitas memerlukan
Sintesis poli (trimetilen-sebasat) (Mardiana, dkk, 2008).
Perbandingan antara dalam volumejumlah toluenbesar. dan non-pelarut metanol
dapat dilakukan reaksi padat Sintesis dalam poli sistem (trimetilen-sebasat)
metanol setidaknya (Mardiana, Perbandingan antara1:10 volume toluen2005). dan
dengan bantuandalam berbagai dapat dilakukan sistemjenis reaksikatalis, padat
Oleh itu 1:10 diperlukan modifikasi metanolkarena setidaknya (Mardiana, 2005).
namun cukup efektif adalah dengan katalis bantuanyang berbagai jenis katalis,
metoda fraksinasi. Pada kajian ini Oleh karena itu diperlukan modifikasi
jenis organologam seperti namun katalis yang cukup efektiftitanium adalah
modifikasi metoda dilakukan metoda fraksinasi. Pada dengan kajian cara ini
tetraisopropoksida, dibutiltimah-oksida dan jenis organologam seperti titanium
pengaturan temperatur pada tahap pengenmodifikasi metoda dilakukan dengan cara
turunan triflate (Yang, et al., 2003, tetraisopropoksida, dibutiltimah-oksida dan
dapan produk poli (trimetilen-sebasat). pengaturan temperatur pada tahap pengen-
Mardiana, 2005). Pembentukan poli turunan triflate (Yang, et produk al., 2003,
Pelarutan material polimer agak dapan produk poli (trimetilen-sebasat).
(trimetilen-sebasat) dapat ditingkatkan Mardiana, 2005). Pembentukan produk poli
berbedaPelarutan dengan pelarutan senyawa sederhana material polimer agak
dengan menghilangkan produk samping, (trimetilen-sebasat) dapat ditingkatkan
lain. merupakan material yang berbedaPolimer dengan pelarutan senyawa sederhana
dalam ini air, secara produk simultan.samping, Sintesis denganhalmenghilangkan
setara dengan ukuran koloid material sehingga yang sifat lain. Polimer merupakan
polimer polikondensasi akanSintesis memdalam halsecara ini air, secara simultan.
dari dapat dipelajari dari setaradispersi dengan polimer ukuran koloid sehingga sifat
berikan secara produkpolikondensasi dengan rantai yang polimer akan mem-
sifat dispersi koloid. Dispersi koloiddipelajari dalam suatu dari polimer dapat dari
bervariasi sehinggadengan diperoleh berikan produk rantaipoliester yang
pelarut atau fasa pendispersi dapat dianalisis sifat koloid. Dispersi koloid dalam suatu
dengan massa molekul kurang seragam. Hal bervariasi sehingga diperoleh poliester
berdasarkan sifatpendispersi kinetik dan optik pelarut atau fasa dapatsifat dianalisis
ini menyebabkan produk memiliki indeks dengan massa molekul kurang seragam. Hal
yaitu berdasarkan sifat dan hamburan saat berdasarkan sifat kinetik sifat optik
ini menyebabkan produk memiliki indeks 42
yaitu berdasarkan sifat hamburan saat
42
Fraksinasi Poli(Trimetilen-Sebasat) dari Monomer (Diah Mardiana dkk) Fraksinasi Poli(Trimetilen-Sebasat) dari Monomer (Diah Mardiana dkk)
cahaya
sentrifuga, water bath, pengaduk magnet,
elektromagnetik. Atas dasar inilah cahaya maka partikel bertumbukan dengan
oven dan desikator. Instrumen pendukung sentrifuga, water bath, pengaduk magnet,
untuk menentukanAtas jenisdasar pelarutinilah serta maka nonelektromagnetik.
untuk pelarut adalah oven danpemilihan desikator. jenis Instrumen pendukung
pelarut yang sesuai dapat serta dilakukan untuk menentukan jenis pelarut non-
spectronic-20 dan turbidimeter. Karakterisasi untuk pemilihan jenis pelarut adalah
pendekatan melalui penentuan pelarut yang sesuai dapat kekeruhan dilakukan
dilakukan dengan XRD,Karakterisasi viskometer spectronic-20 dan peralatan turbidimeter.
serta transmisi cahaya. Adapun tujuan pendekatan melalui penentuan kekeruhan
Ostwald set peralatan dilakukanserta dengan peralatanvolumetri. XRD, viskometer
kajian adalah untuk memperoleh serta ini transmisi cahaya. Adapun metoda tujuan
dilakukan dengan OstwaldUji sertapendahuluan set peralatan volumetri.
fraksinasi poli untuk (trimetilen-sebasat) yang kajian ini adalah memperoleh metoda
melarutkan produk polimerisasi dalam Uji pendahuluan dilakukanke dengan
sesuai untuk poli (trimetilenfraksinasi polipemurnian (trimetilen-sebasat) yang
pelarut toluen denganpolimerisasi jumlah polimer 10%melarutkan produk ke dalam
sebasat)untuk sertapemurnian melakukan sesuai poli karakterisasi (trimetilen-
b/v. dilakukan dengan 10%cara pelarutPelarutan toluen dengan jumlah polimer
produk Karakterisasi produk sebasat) pemurnian. serta melakukan karakterisasi
menambahkan sedikitdengan demi sedikit b/v. Pelarutanpolimer dilakukan cara
fraksinasi dianalisis Karakterisasi berdasarkan produk massa produk pemurnian.
sambil diadukpolimer secara kontinu pada menambahkan sedikit demi sedikit
setiap fraksidianalisis dan bilangan asam, sedangkan fraksinasi berdasarkan massa
kecepatan 200 rpm. diperoleh sambil diaduk secaraSetelah kontinu pada
untuk hasil danfraksinasi yang sedangkan optimum setiap fraksi bilangan asam,
campuran ini kecepatan homogen, 200 rpm.dispersi Setelahpolimer diperoleh
dikarakterisasi berdasarkan yang massa optimum molekul untuk hasil fraksinasi
diteteskan 2 jenisdispersi non pelarut yatu ini air campuran dalam homogen, polimer
relatif rerata, titik leleh dan kristalinitas. dikarakterisasi berdasarkan massa molekul
dan metanol sambil diaduk kecepatan diteteskan dalam 2 jenis non pada pelarut yatu air
relatif rerata, titik leleh dan kristalinitas.
150 rpm, dengan kalikecepatan volume dan metanol sambilvolume diaduk 10 pada
METODE PENELITIAN
o C. toluene/kloroform temperatur 150 rpm, dengan pada volume 10 kali18-20 volume
partikel
bertumbukan
dengan
pada
o Endapan yang terbentuk dipisahkan secara C. toluene/kloroform pada temperatur 18-20
penelitian ini adalah poli(trimetilen-sebasat) Sampel yang digunakan pada
sentrifugasi dengan kecepatan 2600 rpm. Endapan yang terbentuk dipisahkan secara
yang disintesis daripoli(trimetilen-sebasat) 1,3-propanadiol dan penelitian ini adalah
Pengembangan metoda sentrifugasi dengan kecepatan 2600dilakukan rpm.
asam katalis dibutil-timah yang sebasat disintesisdengan dari 1,3-propanadiol dan
dengan Pengembangan terlebih dahulu memilih pelarut metodajenis dilakukan
oksida. Polihidroksi 1,3-propanadiol diperoleh asam sebasat dengan katalis dibutil-timah
yang pelarutjenis dilakukan dengansesuai. terlebihPemilihan dahulu memilih pelarut
dari hasil fermentasi gliserol menggunakan oksida. Polihidroksi 1,3-propanadiol diperoleh
dengan membuat larutan pelarut 1%-beratdilakukan polimer yang sesuai. Pemilihan
C. sedangkan sebasat dari butyricum hasil fermentasi gliserol asam menggunakan
dalam beberapa larutan pelarut,1%-berat yaitu polimer toluen, dengan membuat
merupakan hidrolisis C. butyricumproduk sedangkan asam oksidatif sebasat
kloroform, aseton, pelarut, bensena, yaitu metanol dan dalam beberapa toluen,
minyak jarak produk kepyar menggunakan NaOH. merupakan hidrolisis oksidatif
akuades. setiap campuran kloroform,Kemudian aseton, bensena, metanoldiukur dan
Beberapajarak pelarut yang digunakan NaOH. adalah minyak kepyar menggunakan
menggunakan spektrofotometer pada panjang akuades. Kemudian setiap campuran diukur
toluen, aseton, bensenaadalah dan Beberapakloroform, pelarut yang digunakan
gelombang nm dan didukung dengan menggunakan420 spektrofotometer pada panjang
metanol. toluen, kloroform, aseton, bensena dan
analisis turbidimeteri. yangdengan baik gelombang 420 nm danPelarut didukung
Peralatan yang digunakan untuk metanol.
dipilih pelarutan Pelarut yang cepat analisis untuk turbidimeteri. yangdengan baik
pemurnian meliputiyang peralatan gelas, buret, Peralatan digunakan untuk
%-transmitan dipilih untuk tinggi. pelarutan yang cepat dengan
pemurnian meliputi peralatan gelas, buret,
%-transmitan tinggi.
Sampel yang digunakan METODE PENELITIAN
43 43
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
Setelah diperoleh jenis pelarut maka
Karakterisasi awal produk polimer
dilakukan variasi komposisi larutan, Setelah diperoleh jenis pelarut maka
yang telah dimurnikanawal didasarkan uji Karakterisasi produk pada polimer
masing-masing dengankomposisi konsentrasilarutan, 1,25; dilakukan variasi
kelarutan penentuan bilangan asam yang telah dan dimurnikan didasarkan pada uji
2,5; 3,75 dan 5,00 %-berat dalam pelarut masing-masing dengan konsentrasi 1,25;
secara untuk bilangan memperkirakan kelarutanvolumetri dan penentuan asam
kloroform. Dispersi 2,5; 3,75 dan 5,00 polimer %-berat masing-masing dalam pelarut
massa relatif (Mn).memperkirakan Sifat poliester secara molekul volumetri untuk
ditambahkan non-pelarut dengan kloroform. Dispersi polimerakuades masing-masing
produk fraksinasirelatif dikarakterisasi lebih lanjut massa molekul (Mn). Sifat poliester
cara diteteskannon-pelarut dari buret hingga ditambahkan akuadesdiperoleh dengan
berdasarkan derajatdikarakterisasi kristalinitas menggunakan produk fraksinasi lebih lanjut
campuran keruh. juga cara diteteskan dariCara buret yang hinggasama diperoleh
XRD, titik leleh massa molekul rerata berdasarkan derajatdan kristalinitas menggunakan
dilakukan untuk Cara penambahan campuran keruh. yang samapelarut juga
berdasarkan viskositas (Mv). molekul rerata XRD, titik leleh dan massa
metanol. kekeruhan dianalisis dilakukan Selanjutnya untuk penambahan pelarut
berdasarkan viskositas (Mv).
secara metanol.turbidimetri. SelanjutnyaKomposisi kekeruhanpelarut-non dianalisis
HASIL DAN PEMBAHASAN
pelarut dipilih berdasarkan secara turbidimetri. Komposisiperbandingan pelarut-non
polimer ke dalam toluen HASILPelarutan DAN PEMBAHASAN
volume kloroform dan non-pelarut yang pelarut dipilih berdasarkan perbandingan
dapat menghasilkan dispersi homogen Pelarutan polimer keyang dalam toluen
terkecil. volume kloroform dan non-pelarut yang
meski saat pelarutan perlu dapat menghasilkan dispersi yang dilakukan homogen
terkecil.Fraksinasi polimer dilakukan dengan
pengadukan kontinu menggunakan meski saat secara pelarutan perlu dilakukan
cara
yang sama seperti padadengan uji Fraksinasi polimer dilakukan
pengaduk Saat ditambahkan ke pengadukanmagnetik. secara kontinu menggunakan
pendahuluan, cara yang tetapi sama dengan sepertimenggunakan pada uji
dalam non-pelarut serbuk pengaduk magnetik. air Saatdihasilkan ditambahkan ke
pasangan kloroform-metanol pada perbanpendahuluan, tetapi dengan menggunakan
polimer yang sangatairhalus sehinggaserbuk sulit dalam non-pelarut dihasilkan
dingan volume 1:5 dan variasipada konsentrasi pasangan kloroform-metanol perban-
dipisahkan sedangkan penggunaan metanol polimer yang sangat halus sehingga sulit
polimer 1, 2, 3,1:54, dan 5%-berat. dingan volume variasi Temperatur konsentrasi
memberikan padatan polimer lebihmetanol besar dipisahkan sedangkan penggunaan
o o C, 12-15Temperatur C dan 5-8 fraksinasi polimer 1,adalah 2, 3, 20-22 4, 5%-berat.
namun memiliki ukuranpolimer yang tidak seragam. memberikan padatan lebih besar
o
C. Setiap 12-15 oCterbentuk dan 5-8 fraksinasi adalahendapan 20-22oC, yang
namun memiliki ukuran seragam. Berdasarkan harga G yang suatutidak pelarut dan
o dipisahkan sentrifugasi, C. Setiap secara endapan yang kemudian terbentuk
Berdasarkan suatupolimer pelarut dapat dan polimer, makaharga untukG suatu
endapan masing-masing fraksi dicuci dipisahkandarisecara sentrifugasi, kemudian
digolongkan 3 jenis yaitu pelarut polimer, maka untuk pelarut, suatu polimer dapat
menggunakan absolut dan dibiarkan endapan dari metanol masing-masing fraksi dicuci
baik, pelarut buruk non pelarut. Proses digolongkan 3 jenisdan pelarut, yaitu pelarut
semalam padametanol temperatur Untuk menggunakan absolutruang. dan dibiarkan
pelarutan hanya terjadi bilapelarut. selisih Proses harga baik, pelarut buruk dan non
menghilangkan sisa metanol, semalam pada temperatur ruang. polimer Untuk
pelarutanberbeda hanya jauh, terjadiuntuk bila pelarut selisih buruk harga Gtidak
dikeringkan vakumpolimer pada menghilangkandalam sisa oven metanol,
Gtidak berbeda pelarut buruk biasanya polimer jauh, hanyauntuk menggembung atau
temperatur 2 jam pada dan dikeringkan ruang dalam selama oven vakum
dapat bercampur campuran biasanya polimertetapi hanyamembentuk menggembung atau
dibiarkan jam dalam desikator, temperaturselama ruang24 selama 2 jam dan
keruh. Sedangkan non campuran pelarut, dapat bercampur tetapi untuk membentuk
kemudian tiap24fraksi dibiarkan hasil selama jamditimbang. dalam desikator,
polimer bercampur samanon sekali. Oleh keruh. tidak Sedangkan untuk pelarut,
kemudian hasil tiap fraksi ditimbang.
polimer tidak bercampur sama sekali. Oleh
44 44
Fraksinasi Poli(Trimetilen-Sebasat) dari Monomer (Diah Mardiana dkk) Fraksinasi Poli(Trimetilen-Sebasat) dari Monomer (Diah Mardiana dkk)
karena itu, kemungkinan jenis non-pelarut
pelarut menunjukkan adanya perbedaan
yang adalah metanol. karenadigunakan itu, kemungkinan jenis non-pelarut
ukuran jumlah endapan yang perbedaan terbentuk. pelarut dan menunjukkan adanya
Jumlah polimer digunakan pada yang digunakan adalah yang metanol.
Selanjutnya analisisendapan juga didukung dengan ukuran dan jumlah yang terbentuk.
percobaan inipolimer adalahyang 1%-berat dengan Jumlah digunakan pada
hasil pengamatan spektrofotoSelanjutnya analisisberdasarkan juga didukung dengan
menggunakan yaitu bensen, percobaan ini4 jenis adalahpelarut, 1%-berat dengan
metri dan kekeruhan seperti dicantumkan hasil pengamatan berdasarkan spektrofoto-
toluen, aseton 4dan kloroform. yang menggunakan jenis pelarut, Polimer yaitu bensen,
dalam Tabel 2. Penambahan kedua jenis metri dan kekeruhan seperti dicantumkan
telah disiapkan dilarutkan dalam tabungyang dan toluen, aseton dan kloroform. Polimer
non-pelarut polidispersi dalam Tabelke2. dalam Penambahan kedua dalam jenis
dilakukan pengocokan sertadalam waktutabung pelarutan telah disiapkan dilarutkan dan
aseton menghasilkan yang sangat non-pelarut ke dalamendapan polidispersi dalam
diamati dispersi serta selanjutnya diukur dilakukandan pengocokan waktu pelarutan
halus meskipun jumlah endapan lebih aseton menghasilkan endapan yang sangat
menggunakan spectronic-20 pada panjang diamati dan dispersi selanjutnya diukur
banyak dibandingkan dengan polidispersi halus meskipun jumlah endapan lebih
gelombang nm. Hasil pada pengamatan menggunakan420 spectronic-20 panjang
dalam Hargadengan %-T yang rendah banyakkloroform. dibandingkan polidispersi
terdapat pada420 Tabelnm. 1. Hasil pengamatan gelombang
menunjukkan jumlah dalam kloroform.bahwa Harga %-T yangendapan rendah
terdapat pada Tabel 1.
banyak sehinggabahwa semakin jumlah banyak sinar yang menunjukkan endapan
Tabel 1. Hasil Analisis Kelarutan Polimer dalam Pelarut Tabel 1. Hasil Analisis Kelarutan Polimer Parameter kelarutan, % dalam Pelarut Pelarut
dihamburkan, ditandai banyak juga sinar dengan banyak sehingga semakin yang
G (cal/cm3)1/2, 25oC Transmitansi Parameter kelarutan, % Pelarut Toluen 8,82 30 3 1/2 o G (cal/cm ) , 25 C Transmitansi Bensen 8,95 30 Toluen 8,82 30 Kloroform 8,65 41 Bensen 8,95 30 Aseton 7,58 81 Kloroform 8,65 41 Aseton 7,58 81
kekeruhan yang tinggi terutama nondihamburkan, ditandai jugauntuk dengan pelarut metanol. Ukuran endapan kekeruhan yang tinggi terutama untuk yang nonsangat dan Ukuran mudah melayang akan pelarut halus metanol. endapan yang menyulitkan saat mudah dilakukan pemisahan sangat halus dan melayang akan endapan. Oleh saat karenadilakukan itu, polidispersi yang menyulitkan pemisahan digunakan adalah sistem polimer-pelarut endapan. Oleh karena itu, polidispersi yang
Hasil analisis menunjukkan bahwa
kloroform. digunakan adalah sistem polimer-pelarut
kloroform dananalisis aseton menunjukkan mampu mendispersiHasil bahwa
Polidispersi dalam kloroform dengan kloroform.
kan polimerdan dengan lebih baik dibandingkan kloroform aseton mampu mendispersi-
penambahan kedua non-pelarut Polidispersi dalamjenis kloroform dengan
toluen dandengan bensen, ditandai dengan kan polimer lebih baik dibandingkan
membentuk endapan lambat, penambahan intikedua jenissecara non-pelarut
intensitas cahaya yang ditandai diteruskan dengan cukup toluen dan bensen,
tetapi endapan pertumbuhan. membentuk inti mengalami endapan secara lambat,
besar, sehingga lebih homogen. intensitas cahayacampuran yang diteruskan cukup
Nilai cukupmengalami tinggi karena endapan tetapi %-T endapan pertumbuhan.
Endapan polimercampuran akan terfraksinasi jika ke besar, sehingga lebih homogen.
stabil, sehingga cairanendapan hanya Nilai %-T cukupdalam tinggifasa karena
dalam campuran ditambahkan non jika pelarut Endapan polimer akan terfraksinasi ke
sedikit padatan yang akan menghamburkan stabil, sehingga dalam fasa cairan hanya
dengan komposisi ditambahkan yang sesuai. non pelarut dalam campuran
sinar. campuran sedikit Adanya padatan kekeruhan yang akan dalam menghamburkan
pengamatan secara langsung dengan Hasil komposisi yang sesuai.
dimungkinkan karena untukcampuran polimer sinar. Adanya terjadi kekeruhan dalam
saat polidispersi ditambahkan ke dalam nonHasil pengamatan secara langsung
dengan massa molekul rata-rata lebihpolimer rendah dimungkinkan terjadi karena untuk
saat polidispersi ditambahkan ke dalam non-
dengan massa molekul rata-rata lebih rendah 45 45
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
Tabel 2. Penambahan Non-Pelarut dalam Polidispersi Poliester Pelarut Tabel 2. Penambahan Non-PelarutAseton dalam Polidispersi Poliester Pelarut Non-pelarut Akuades Non-pelarut Akuades
%-T
Kekeruhan(NTU) Aseton
%-T
Kloroform Kekeruhan(NTU) Kloroform
%-T Kekeruhan(NTU) 32 44 Terbentuk 2 fasa secara cepat, 32 44 ukuran endapan sangat halus; Terbentuk 2 fasa secara cepat, jumlah +++ ukuran endapan sangat halus; 0 > 200 jumlah +++ Endapan halus terbentuk 0 > 200 dengan cepat dan tidak stabil, Endapan halus terbentuk melayang bila digoyang; dengan cepat dan tidak stabil, jumlah ++++ melayang bila digoyang; ++ = jumlah endapan sedikit jumlah ++++ +++ = jumlah endapan lebih banyak
%-T Kekeruhan(NTU) 74 109 Tidak terbentuk endapan, 74 109 terbentuk 2 fasa Tidak terbentuk endapan, terbentuk 2 fasa 91 199 Endapan terbentuk lambat tetapi 91 199 dapat tumbuh sehingga mudah Endapan terbentuk lambat tetapi dipisahkan dan stabil; jumlah ++ dapat tumbuh sehingga mudah dipisahkan dan stabil; jumlah ++
Penggunaan
metanol
Metanol dapat mengendapkan poli-
sebagai non-pelarut Penggunaan lebih menguntungkan sulit mengendap. metanol
dispersiMetanol polimer,dapat tetapimengendapkan dengan bertambahpoli-
karena pengendapan pertumbuhsebagaisaat non-pelarut lebihterjadi menguntungkan
nya kloroform yang digunakan, dari dispersi polimer, tetapi dengan tampak bertambah-
an kristal denganterjadi adanyapertumbuhkoagulasi karena saatdisertai pengendapan
konsentrasi polidispersi lebih kecil, polimer nya kloroform yang digunakan, tampak dari
polimer besar an kristalsehingga disertaiukuran denganpolimer adanyalebih koagulasi
yang telah polidispersi diendapkanlebih dapat terdispersi konsentrasi kecil, polimer
dan lebih mudah dipisahkan. Polimer polimer sehingga ukuran polimer lebih besar
kembali. Oleh sebab itu dapat perlu terdispersi dilakukan yang telah diendapkan
dengan massa molekul rata-rata Polimer rendah dan lebih mudah dipisahkan.
penentuan komposisi pelarut nonkembali. Oleh sebab itu perlu dan dilakukan
cukup sehingga rendah sulit dengan kuat massa tersolvasi molekul rata-rata
pelarut. pengamatan dilakukan saat penentuanHasil komposisi pelarut dan non-
terkoagulasi tetap berada dalam sulit fasa cukup kuat dantersolvasi sehingga
mulai kekeruhan dilakukan dan diperoleh pelarut.terjadinya Hasil pengamatan saat
cairan. Hal ini ditandai dengan terkoagulasi dan terutama tetap berada dalam fasa
data Tabel 3.kekeruhan dan diperoleh mulaidalam terjadinya
lebih kekeruhan, cairan.tingginya Hal ini nilai terutama ditandaisehingga dengan
data dalam Tabel 3.
pada tahap ini nilai polimer dengansehingga massa lebih tingginya kekeruhan,
Tabel 3. Hasil Penentuan Komposisi Kloroform-Metanol Tabel 3. Hasil Penentuan Komposisi Konsentrasi Volume Kloroform-Metanol Perbandingan
Metanol Metanol
Keterangan: Keterangan:
sulit
mengendap.
++ == jumlah jumlah endapan endapan paling sedikitbanyak ++++ +++ = jumlah endapan lebih banyak ++++ = jumlah endapan paling banyak
molekul rata-rata tinggi dengan lebih mudah pada tahap ini polimer massa terpisah. dasar tinggi ini, maka non-pelarut molekul Atas rata-rata lebih mudah yang mengendapkan terpisah.digunakan Atas dasar untuk ini, maka non-pelarut polimer adalah metanol, yangmengendapkan juga memiliki yang digunakan untuk C) dibanding titik didih lebihmetanol, rendahyang (65ojuga polimer adalah memiliki o o akuades (100 C) sehingga sisa C)non-pelarut dibanding titik didih lebih rendah (65 o lebih mudah akuades (100dihilangkan. C) sehingga sisa non-pelarut
lebih mudah dihilangkan. 46 46
Polidispersi (%Metanol Volume* Konsentrasi Volume b/v) (mL) Perbandingan Polidispersi (%Metanol 1,25 120 1:6 Volume* b/v) (mL) 2,50 89 1 : 4,4 1,25 120 6 3,75 90 11: :4,5 2,50 89 1 : 4,4 5,00 88 1 : 4,4 3,75 90 1 : 4,5 Keterangan: 5,00 88 1 : 4,4 : * perbandingan polidispersi dalam kloroform Keterangan: metanol * perbandingan polidispersi dalam kloroform : metanol
Fraksinasi Poli(Trimetilen-Sebasat) dari Monomer (Diah Mardiana dkk) Fraksinasi Poli(Trimetilen-Sebasat) dari Monomer (Diah Mardiana dkk)
0.8
kloroform dengan kisaran 1,25Kekeruhan dispersi konsentrasi polimer dalam
0.8
5,00% terbentuk dilakukan penambahan kloroform dengansaat kisaran konsentrasi 1,25-
0.6
metanol dengan saat kisaran 4,4 hingga 6 kali 5,00% terbentuk dilakukan penambahan volume Jumlah metanol kloroform. dengan kisaran 4,4 metanol hingga 6 yang kali ditambahkan memiliki peranan volume kloroform. Jumlah metanolpenting yang terhadap laju kristalisasi sifat polimer ditambahkan memiliki serta peranan penting yang dihasilkan. Oleh karena itulahpolimer pada terhadap laju kristalisasi serta sifat penelitian ini perlu dilakukan yang dihasilkan. Oleh karena penambahan itulah pada
Bilangan Bilangan asam asam
Kekeruhan dispersi polimer dalam
0.6 0.4 0.4 0.2 0.2
0 0
2
Fraksi I 2
4 Konsentrasi (%)
Fraksi II
Konsentrasi (%)
4
6
Fraksi III
6
metanol perbandingan sama dan penelitiandengan ini perlu dilakukanyang penambahan
Fraksi I Fraksi IIHasil Fraksinasi Fraksi III Gambar 2. Bilangan Asam
tetapi dapat membentuk padatan untuk semua metanol dengan perbandingan yang sama dan
Gambar 2. Bilangan Asam Hasil Fraksinasi
konsentrasi Atas dasar inisemua maka tetapi dapat polidispersi. membentuk padatan untuk
Secara umum, terlihat bahwa dengan
diambil nilaipolidispersi. tengah antara 4 percobaan yang konsentrasi Atas dasar ini maka
meningkatnya konsentrasi maka Secara umum, terlihatpolimer, bahwa dengan
dilakukan, perbandingan volume diambil nilai yaitu tengah antara 4 percobaan yang
perolehan juga konsentrasi semakin tinggi. Perolehan meningkatnya polimer, maka
kloroform 1 : 5. dilakukan, : metanol yaitu adalah perbandingan
volume
total pada juga berbagai konsentrasi lebih perolehan semakin tinggi. yang Perolehan
Fraksinasi untuk kloroform : metanolpolimer adalah 1dilakukan : 5.
kecil dari 80% menunjukkan bahwa total pada berbagai konsentrasi yangproduk lebih
memperoleh produk dengandilakukan distribusi massa Fraksinasi polimer untuk
polimerisasi masih mengandung bahan lain kecil dari 80% menunjukkan bahwa produk
molekul rata-rata sempit, sehingga memperoleh produkyang dengan distribusi massa
seperti sisa masih katalismengandung serta polimer dengan polimerisasi bahan lain
dapat poliester yangsehingga lebih molekul diperoleh rata-rata yang sempit,
massa rata-rata sangat kecil. Produk seperti molekul sisa katalis serta polimer dengan
homogen. Pengaruhpoliester temperatur fraksinasi dapat diperoleh yang lebih
polimer denganrata-rata rantai pendek dapat Produk terjadi massa molekul sangat kecil.
pada jumlah perolehantemperatur dan bilangan asam homogen. Pengaruh fraksinasi
karena reaksi polikondensasi tumbukan polimerpada dengan rantai pendek dapat terjadi
disajikan padaperolehan Gambar 1 dan dan 2. pada jumlah bilangan asam
antarmonomer berlangsung secara acak karena pada reaksi polikondensasi tumbukan
disajikan pada Gambar 1 dan 2.
sehingga dimungkinkan terbentuk senyawa antarmonomer berlangsung secara acak
80
dimer, trimer, oligomer hingga polimer. sehingga dimungkinkan terbentuk senyawa
80
fraksinasi perolehan dimer, Hasil trimer, oligomermemberikan hingga polimer.
Perolehan Perolehan (%) (%)
60
semakin rendah dengan semakin menurunHasil fraksinasi memberikan perolehan
Total perolehan
60 40
Total perolehan
40
nya temperatur, sehingga sebagian besar semakin rendah dengan semakin menurun-
Perolehan 1 Perolehan 1
20 20 0 0
0
2
Konsentrasi(%)
4
Perolehan 2
polimer rantai panjang sudah terendapkan nya temperatur, sehingga sebagian besar
Perolehan 2
sebagai fraksi Pada temperatur 20-22oC polimer rantai I.panjang sudah terendapkan
Perolehan 3
o polimer mengendap lebih20-22 dahulu C sebagai yang fraksiakan I. Pada temperatur
Perolehan 3 6
adalah dengan massa molekul ratapolimer fraksi yang akan mengendap lebih dahulu
0 2 Gambar 1. Perolehan Hasil4Fraksinasi Konsentrasi(%)
Gambar 1. Perolehan Hasil Fraksinasi
6
rata tinggi dan massa diikutimolekul oleh massa adalahlebih fraksi dengan rata47 rata lebih tinggi dan diikuti oleh massa 47
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
molekul rata-rata semakin rendah pada
ini keseragaman rantai diperkirakan dari sifat
tahap selanjutnya. ini didukung oleh molekul rata-rata Hasil semakin rendah pada
alir polidispersi polimer, yaitu harga viskositas ini keseragaman rantai diperkirakan dari sifat
nilai asam yang tahap bilangan selanjutnya. Hasil ini semakin didukungtinggi oleh
instrinsik, sesuai Tabel.yaitu 4. Menurut Markalir polidispersi polimer, harga viskositas
dengan menurunnya temperatur, dapat nilai bilangan asam yang semakin tinggi
Houwink (Rabek,Tabel. 1980)4. harga viskositas instrinsik, sesuai Menurut Mark-
dilihat Gambar 2. temperatur, denganpada menurunnya
dapat
intrinsik digunakan Houwinkdapat (Rabek, 1980) untuk hargamenentukan viskositas
perubahan morfologi akibat dilihat Adanya pada Gambar 2.
massa rata-rata sekaligus memperintrinsikmolekul dapat digunakan untuk menentukan
perbedaan konsentrasi Adanya perubahan larutan morfologipolimer akibat
kirakan distribusinya. Massa molekul ratamassa molekul rata-rata sekaligus memper-
memerlukan analisis lebih lanjutpolimer agar perbedaan konsentrasi larutan
rata, Mv,distribusinya. ini dapat ditentukan bila tetapan kirakan Massa molekul rata-
diperoleh molekul polimer seragam. memerlukan analisis lebihyang lanjut agar
pasangan polimer-pelarut yangbila digunakan rata, Mv, ini dapat ditentukan tetapan
Pada percobaan kemudian diperoleh molekulinipolimer yang dilakukan seragam.
diketahui. Konstanta Mark-Houwink untuk pasangan polimer-pelarut yang digunakan
variasi konsentrasi ini larutan polimer dilakukan 1, 2, 3, 4 Pada percobaan kemudian
pasangan polimer Mark-Houwink pelarut (poliesterdiketahui. Konstanta untuk
dan polidispersi variasi5%-berat. konsentrasiSelanjutnya, larutan polimer 1, 2, 3, 4
kloroform) dan a yang digunakan pada pasangan Kpolimer pelarut (poliester-
dalam kloroform pada berbagai polidispersi konsentrasi dan 5%-berat. Selanjutnya,
penelitian berturut-turut 91x103 mL/g kloroform) ini K dan a yang digunakan pada
ditambah nonpelarut metanolkonsentrasi dengan dalam kloroform pada berbagai
dan 0,61. iniKedua nilai ini91x103 merupakan penelitian berturut-turut mL/g
perbandingan volume kloroform ditambah nonpelarut metanol : metanol dengan
konstanta poliester linier dan dan 0,61. pasangan Kedua nilai ini merupakan
adalah 1 : 5. Polimer hasil fraksinasi pada perbandingan volume kloroform : metanol
kloroform al., 1999).linier dan konstanta (Brandrup pasangan etpoliester
o C hasil (polimer fraksipada I) temperatur adalah 1 : 5.20-22 Polimer fraksinasi
Polimer yang etmemiliki sifat paling kloroform (Brandrup al., 1999).
dianalisis termasuk temperatur lebih 20-22olanjut, C (polimer fraksiuntuk I)
baik adalah memiliki titik lelehsifat tinggi dan Polimer yang memiliki paling
mengetahui keseragaman polimeruntuk yang dianalisis lebih lanjut, rantai termasuk
indeks polidispersitas (I) mendekati 1 atau baik adalah memiliki titik leleh tinggi dan
terbentuk. rantai polimer mempunyai mengetahuiKeseragaman keseragaman rantai yang
memiliki rantai paling (I) seragam. Atas1dasar indeks polidispersitas mendekati atau
peranan terhadap berbagai sifat terbentuk. penting Keseragaman rantai mempunyai
kedua parameter ini maka polimerAtas ini dipermemiliki rantai paling seragam. dasar
polimer, sifat termal, sifatberbagai mekanik sifat dan peranan baik penting terhadap
oleh konsentrasi 3%. Produk poli keduadari parameter ini polimer maka polimer ini diper-
beberapa sifat Semakin polimer, baik sifat lainnya. termal, sifat mekanikkecil dan
(trimetilen-sebasat) hasil pemurnian, oleh dari konsentrasi polimer 3%. Produk berpoli
distribusi penggunaan beberapa rantai sifat polimer lainnya.maka Semakin kecil
dasarkan difraktogram Gambarber3 (trimetilen-sebasat) hasil pada pemurnian,
bahan akanrantai semakin mudah. Pada penelitian distribusi polimer maka penggunaan
memiliki kristalinitas 30,5%. dasarkan derajat difraktogram pada Gambar 3
bahan akan semakin mudah. Pada penelitian
memiliki derajat kristalinitas 30,5%.
Tabel 4. Penentuan Keseragaman Rantai Berdasarkan Sifat Alir Polimer Tabel 4. Penentuan Keseragaman Berdasarkan Sifat Konsentrasi Viskositas Rantai Bilangan MnAlir Polimer Mv/Mn Polimer (%) Intrinsik(mL/g) Asam(mmol/g) (g/ekiv) (I) Konsentrasi Viskositas Bilangan Mn Mv/Mn 1 9,271 0,33 3030 0,70 Polimer (%) Intrinsik(mL/g) Asam(mmol/g) (g/ekiv) (I) 2 9,989 0,39 2564 0,86 1 9,271 0,33 3030 0,70 3 10,89 0,38 2632 0,97 2 9,989 0,39 2564 0,86 4 11,31 0,38 2632 1,03 3 10,89 0,38 2632 0,97 5 12,15 0,37 2703 1,13 4 11,31 0,38 2632 1,03 48 5 12,15 0,37 2703 1,13 48
Titik Leleh Max (oC) Titik Leleh 42 Max (oC) 50 42 52 50 42 52 50 42 50
Fraksinasi Poli(Trimetilen-Sebasat) dari Monomer (Diah Mardiana dkk) Fraksinasi Poli(Trimetilen-Sebasat) dari Monomer (Diah Mardiana dkk)
Gambar 3. Difraktogram Poli (trimetilen-sebasat) Hasil Pemurnian Gambar 3. Difraktogram Poli (trimetilen-sebasat) Hasil Pemurnian KESIMPULAN Fraksinasi dapat dilakukan untuk KESIMPULAN konsentrasi polimerdapat dalam pelarut kloroform Fraksinasi dilakukan untuk 3% denganpolimer non-pelarut metanol untuk konsentrasi dalam pelarut kloroform perbandingan volume 1:5 metanol dan temperatur 3% dengan non-pelarut untuk o 20-22 C. Polivolume (trimetilen-sebasat) hasil perbandingan 1:5 dan temperatur
sintesis fraksinasi memberikan peroleh20-22oC.danPoli (trimetilen-sebasat) hasil an 48,4% asamperoleh0,390 sintesis dan dengan fraksinasibilangan memberikan mol/g, titik leleh maksimal 52oCasam dan derajat an 48,4% dengan bilangan 0,390 kristalinitas 30,5%. mol/g, titik leleh maksimal 52oC dan derajat kristalinitas 30,5%. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Brandrup J., Immergut, E.H., Grulke, E.A. (Eds.). 1999. Polymer handbook. 4th.ed. Brandrup J., Immergut, E.H., Grulke, E.A. New York: John Wiley & Sons. th (Eds.). 1999. Polymer handbook. 4 .ed. New York: John Wiley & Sons.
Mardiana, D. 2005. Pengaruh penambahan gliserol pada sintesis poliester dari Mardiana, D. 2005. Pengaruh penambahan monomer 1,3-propanadiol. Disertasi. gliserol pada sintesis poliester dari ITB, Bandung. monomer 1,3-propanadiol. Disertasi. ITB, Bandung. Mardiana, D., Widjanarko, S.M., Rurini R., Anna R., 2008, Pembuatan bahan Mardiana, D., Widjanarko, S.M., Rurini R., pengemas makanan ramah lingkungan Anna R., 2008, Pembuatan bahan dengan menggunakan monomer minyak pengemas makanan ramah lingkungan jarak dan gliserol, Laporan Penelitian dengan menggunakan monomer minyak Hibah Bersaing. UB, Malang. jarak dan gliserol, Laporan Penelitian Hibah UB, Malang.methods in Rabek, J.F.Bersaing. 1980. Experimental
polymer chemistry. Chichester: John Rabek, J.F. 1980. Experimental methods in Wiley & Sons, 27-42, 63-65, 98, 225. polymer chemistry. Chichester: John Wiley & 98, 225. Ranucci, E.,Sons, Liu,27-42, Y., 63-65, Linblad, M.S.,
Albertsson, A.C. 2000. New biodeRanucci, E., Liu, Y., Linblad, M.S., gradable polymers from renewable Albertsson, A.C. 2000. New bioderesources. high molecular weight poly gradable polymers from renewable (ester-carbonate)s from succinic acid resources. high molecular weight poly and 1,3-propanediol, Macromol. Rapid (ester-carbonate)s from succinic acid Comm., 21, 680-684. and 1,3-propanediol, Macromol. Rapid Comm., 21, 680-684. 49 49
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014 Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
Roupakias, C.P., Papageorgiou, G.Z., and Karayannidis, G.P. 2003. Synthesis and Roupakias, C.P., Papageorgiou, G.Z., and thermal behavior of polyesters derived Karayannidis, G.P. 2003. Synthesis and from 1,3-propanediol and various thermal behavior of polyesters derived aromatic dicarboxylic acids, J, from 1,3-propanediol and various Macromol. Sci., Part A: Pure and Appl. aromatic dicarboxylic acids, J, Chem., A40(8), 791-805. Macromol. Sci., Part A: Pure and Appl. Chem., A40(8), 791-805.
50 50
Yang, J., Zhang, S., Liu, X., Cao, A. 2003. A study on biodegradable aliphatic poly Yang, J., Zhang, S., Liu, X., Cao, A. 2003. (tetramethylene succinate): The catalyst A study on biodegradable aliphatic poly dependences of polyester synthesis and (tetramethylene succinate): The catalyst their thermal stabilities, Polym. Degrad. dependences of polyester synthesis and Stab., 81(1), 1-7. their thermal stabilities, Polym. Degrad. Stab., 81(1), 1-7.