FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN SARI BUAH MENGKUDU(Morinda citrifolia) RASA GULA ASAM SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT
KARYA ILMIAH YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN
OLEH : IRMA MELYANI PUSPITASARI, S.Si., Apt. NIP. 132317748
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS FARMASI 2007
FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN SARI BUAH MENGKUDU(Morinda citrifolia) RASA GULA ASAM SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT
KARYA ILMIAH YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN
OLEH : IRMA MELYANI PUSPITASARI, S.Si., Apt. NIP. 132317748
Jatinangor, Agustus 2007
Mengetahui dan Menyetujui, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Prof. Dr. Anas Subarnas, M.Sc. NIP. 131479508
FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN SARI BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) RASA GULA ASAM SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT Irma Melyani Puspitasari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Telah dilakukan formulasi sediaan granul efervesen dari sari buah mengkudu (Morinda citrifolia) rasa gula asam sebagai food supplement. Pada penelitian ini dibuat tiga formula granul everfesen (F1, F2 dan F3) yang mengandung serbuk dari sari buah mengkudu, asam sitrat, natrium bikarbonat, sukrosa, aspartam, PVP, aerosil dan essen gula asam. Uji Kesukaan (Hedonic Test) dilakukan terhadap ketiga formula tersebut dan dapat disimpulkan bahwa formula 2 (F2) yang mengandung serbuk dari sari buah mengkudu 25%, asam sitrat 21% dan sukrosa 20% merupakan formula yang paling disukai dari ketiga formula. Hasil pemeriksaan kualitas granul menunjukkan bahwa granul formula 2 (F2) merupakan granul yang berkualitas cukup baik karena mempunyai sudut istirahat 27,15o , kadar air 0,22 ± 0,05%, daya kempa 13,29%, dan kecepatan alir 9,69 gram per detik.
ABSTRACT The effervescent granule of mengkudu (Morinda citrifolia) juice with “gula asam” taste as food supplement has been formulated. The three formulas of effervescent granule contained powder of mengkudu juice, citric acid, sodium bicarbonate, sucrose, aspartam, PVP, aerosol, and gula asam flavor. The Hedonic Test was conducted to get the best formula from the three formulas (F1, F2 and F3). It showed that formula 2 (F2) contained 25% powder of mengkudu juice, 21% citric acid and 20% sucrose was the most likeable formula. The result of quality granule test showed that F2 granule had good quality with the angle of respose was 27,15o, water content was 0,22 ± 0,05%, compression force was 13,29%, and flow rate 9,69 gram per second.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut SK. Dirjen POM tahun 1996 makanan tambahan adalah produk yang digunakan untuk melengkapi makanan yang mengandung satu atau lebih bahan-bahan seperti vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka kecukupan Gizi (AKG) atau konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau kombinasi dari bahan-bahan di atas. Makanan tambahan dapat berupa produk padat meliputi tablet, tablet hisap, tablet efervesen, tablet kunyah, serbuk, kapsul, kapsul lunak, granul, pastiles, atau produk cair berupa tetes, sirup dan larutan. Penelitian
yang telah dilakukan oleh para ahli belakangan ini telah
menunjukkan bahwa Buah mengkudu (Morinda citrifolia) mengandung zat-zat seperti vitamin, protein, mineral, proxeronin, skopoletin, zat anti kanker, zat anti bakteri dan lain-lain yang tentunya sangat bermanfaat untuk kesehatan (wijayakusuma, 2001; Waha, 2000). Berdasarkan hal inilah maka buah mengkudu sangat potensial bila dijadikan suatu produk makanan tambahan. Sekarang ini di Indonesia telah tersedia produk makanan tambahan dari buah mengkudu dalam bentuk sediaan jus, kapsul dan tablet Salah satu produk makanan tambahan yang sekarang ini cenderung disukai masyarakat adalah produk makanan tambahan dalam bentuk granul efervesen. Granul efervesen disukai karena mempunyai warna, bau dan rasa yang menarik. Oleh karena itu, pada penelitian ini dibuat sediaan produk makanan dari sari buah mengkudu dalam bentuk granul efervesen. 1.2 Identifikasi masalah Dari uraian di atas timbul masalah yaitu bagaimana membuat formula granul efervesen dari sari buah mengkudu sebagai makanan tambahan yang dapat diterima dengan baik oleh masyaarakat.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu bentuk lain dari sediaan makanan tambahan dari sari buah mengkudu yaitu sediaan granul efervesen sari buah mengkudu yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat 1.4 Kegunaan penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu upaya pengembangan jenis sediaan makanan tambahan dari
buah mengkudu yang
berupa granul efervesen. 1.5 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap kerja, yaitu : 1. Pengumpulan dan determinasi tumbuhan 2. Pembuatan serbuk dari sari buah mengkudu 3. Formulasi sediaan granul efervesen sari buah mengkudu 4. Uji kesukaan (Hedonic test) terhadap rasa manis dan rasa asam granul efervesen sari buah mengkudu 5. Pengolahan data yang diperoleh 6. Pemeriksaan kualitas granul efervesen 1.6 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juli 2007 bertempat di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Puslit LIPI Serpong, Laboratorium Teknologi Formulasi non steril dan Laboratorium Farmasi Bahan Alam Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.
III. ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat yang digunakan untuk membuat granul efervesen adalah timbangan analitis, wadah untuk proses granulasi, pengayak mesh 14 dan 16, baki untuk mengeringkan granul, oven 50oC, alat penyemprot dan gelas ukur 100ml, sedangkan alat yang digunakan untuk pemeriksaan kualitas granul efervesen adalah eksikator, alat pengukur kecepatan aliran dan sudut istirahat granul, mistar, timbangan analitis, piknometer 25 ml, gelas ukur 100 ml dan pH meter. 3.2 Bahan Bahan yang digunakan adalah serbuk dari sari buah mengkudu, asam sitrat, natrium bikarbonat, sukrosa, aspartame, polivynilpirolidon (PVP), aerosol, essen gula asam dan alkohol 70%, sedangkan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kualitas granul efervesen adalah paraffin cair dan silika gel curah. Metode Penelitian 3.3 Determinasi tumbuhan Determinasi dilakukan di herbarium Bogorinase LIPI, Bogor 3.4 Pembuatan Serbuk dari Sari Buah Mengkudu Buah mengkudu yang digunakan pada penelitian ini adalah buah yang berumur dua setengah bulan setelah berbunga yang berasal dari perkebunan rakyat di Bogor. Proses pembuatannya adalah 12 kilogram buah mengkudu ditambah 24 liter air lalu diperas sehingga diperoleh 32 liter lalu dipanaskan dalam oven suhu 50oC selama 24 jam kemudian dipanaskan dalam oven vakum selama 12 jam. Formulasi Granul Efervesen Sari Buah Mengkudu Pada penelitian ini dibuat tiga formula granul efervesen mengkudu dengan perbedaan kadar serbuk mengkudu, asam sitrat dan sukrosa. Formulanya dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Formula granul efervesen mengkudu Bahan
Formula 1 (%)
Formula 2 (%)
Formula 3 (%)
Serbuk mengkudu
20,0
25,0
30,0
Asam sitrat
24,0
21,0
18,0
Natrium bikarbonat
30,0
30,0
30,0
Sukrosa
22,0
20,0
18,0
Aspartam
1,5
1,5
1,5
PVP
2,0
2,0
2,0
Aerosil
0,5
0,5
0,5
Essen gula asam
qs
qs
Qs
Granul efervesen mengkudu ini dibuat dengan metode granulasi terpisah. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Semua bahan ditimbang dan diayak 2) Serbuk mengkudu, asam sitrat, sukrosa, aspartame dan sebagian PVP dicampur dalam satu wadah kemudian campuran tersebut disemprot dengan larutan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga massa dapat dikepal. 3) Campuran 2) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 40-50oC selama 18 jam 4) Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16. Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen asam 5) Dalam wadah lain, natrium bikarbonat dan sisa PVP dicampur lalu disemprot dengan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga dapat dikepal 6) Campuran 5) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 40oC selama 16 jam 7) Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16. Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen basa 8) Komponen asam, komponen basa dan fasa luar (aerosil) dicampur lalu aduk hingga homogen. Hasilnya adalah granul efervesen sari buah mengkudu
9) Sebelum dikemas, untuk menghindari penyerapan kelembaban dari udara, granul efervesen dimasukkan dalam desikator yang berisi silica gel 3.5 Uji Kesukaan (Hedonic test) Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya menggunakan respon berupa senang atau tidaknya terhadap bahan yang diuji. Pada penelitian ini dilakukan uji kesukaan terhadap 30 sukarelawan dengan parameter yang diuji meliputi rasa manis dan rasa asam granul efervesen mengkudu yang telah dlarutkan dalam air. Skala nilai yang digunakan adalah skala nilai numeric dengan nilai 1 sampai 5. Nilai 1 menyatakan sangat tidak suka, nilai 2 menyatakan tidak suka, nilai 3 menyatakan netral, nilai 4 menyatakan suka, dan nilai 5 menyatakan sangat suka. Pemeriksaan Kualitas Granul Efervesen 3.6 Kadar air Sejumlah granul ditempatkan dalam piringan lalu dimasukkan ke dalam eksikator yang berisi silica gel selama 4 jam. Kadar air dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
3.7 Kecepatan alir dan sudut istirahat Kecepatan alir diperoleh dari waktu dalam detik yang diperlukan sejumlah tertentu granul untuk mengalir melewati corong. Sudut istirahat diperoleh dengan mengukur tinggi dan diameter tumpukan granul yang terbentuk. jadi Keterangan : = sudut istirahat h = tinggi tumpukan d = diameter tumpukan granul
3.8 Kerapatan curah dan kerapatan mampat Kerapatan curah didapat dari sejumlah tertentu granul yang ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu dicatat volumenya.
Untuk mendapatkan kerapatan mampat, gelas ukur yang berisi granul tersebut diketukkan setinggi 2,5 cm dalam interval 2 detik. Setiap 10 ketukan volume dicatat sampai volumenya tidak berubah
3.9 Kerapatan Sejati Ditetapkan dengan menggunakan piknometer dengan zat cair yang tidak melarutkan granul yaitu paraffin cair. Prosedur : 1) Piknometer kosong ditimbang 2) Parafin cair dimasukkan ke dalam piknometer lalu ditimbang 3) 2-3 ml paraffin cair dituangkan ke dalam tabung reaksi bersih 4) Ditimbang 1-1,5 g granul 5) Granul dimasukkan ke dalam piknometer yang berisi parafin cair 6) Parafin cair dari tabung reaksi dituangkan kembali ke dalam piknometer sampai volume piknometer lalu ditimbang
Keterangan : W0 = berat piknometer kosong W1 = berat piknometer dan parafin cair W2 = berat paraffin cair (W1-W0) W3 = berat granul W4 = berat piknometer, paraffin cair dan granul W5 = W4-W0
3.10 Pemeriksaan pH rata-rata Untuk mengetahui homogen tidaknya komponen asam dan basa granul, pH dari granul yang telah dilarutkan dalam air diukur menggunakan pH meter. Granul yang akan diukur pHnya ditimbang sebanyak 4 gram dari beberapa tempat dari wadah granul kemudian dilarutkan dalam 150 ml air lalu setelah granul larut semua segera ukur pH larutan. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali (triplo).
FORMULASI GRANUL EVERFESEN SARI BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT
Irma Melyani Puspitasari, S.Si., Apt. 132317748
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kandungan buah mengkudu : vitamin, protein, mineral, proxeronin, skopoletin, zat anti kanker, zat anti bakteri (wijayakusuma, 2001; Waha, 2000) Pengertian food supplement Jenis-jenis food supplement dari sari buah mengkudu IDENTIFIKASI MASALAH Bagaimana membuat formula granul efervesen sari buah mengkudu sebagai food supplement
Menurut SK. Dirjen POM tahun 1996 food supplement adalah : Produk yang digunakan untuk melengkapi makanan yang mengandung satu atau lebih bahanbahan seperti vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka kecukupan Gizi (AKG) atau konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau kombinasi dari bahan-bahan di atas. Makanan tambahan dapat berupa produk padat meliputi tablet, tablet hisap, tablet efervesen, tablet kunyah, serbuk, kapsul, kapsul lunak, granul, pastiles, atau produk cair berupa tetes, sirup dan larutan.
PENDAHULUAN TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN Tujuan : Membuat suatu bentuk lain dari sediaan food supplement dari sari buah mengkudu yaitu sediaan granul efervesen sari buah mengkudu yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Kegunaan : Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu upaya pengembangan jenis sediaan food supplement dari buah mengkudu dan dapat meningkatkan pemanfaatan buah mengkudu
PENDAHULUAN TEMPAT PENELITIAN 1. Laboratorium Kimia Bahan Alam, Puslit LIPI Serpong 2. Laboratorium Teknologi Formulasi non steril Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
METODE PENELITIAN 1. Tinjauan Pustaka
6. Pengolahan data yang diperoleh 7. Pemeriksaan kualitas granul efervesen
2. Pengumpulan dan determinasi tumbuhan 5. Uji Kesukaan
3. Pembuatan serbuk dari sari buah mengkudu
4. Formulasi granul efervesen
HASIL PENELITIAN 1. Tinjauan Pustaka : a. Buah mengkudu (Morinda citrifolia)
Buah mengkudu berbentuk bulat lonjong sekitar 5-10cm. Permukaan buah tidak rata atau benjol-benjol, berwarna hijau ketika mentah dan berwarna kuning/pucat kotor ketika buah telah matang, daging buahnya tebal dan banyak mengandung air. Buahnya berbau menyengat dengan bijinya berwarna coklat kehitaman (Wijayakusuma, 2001; Heyne, 1987)
Beberapa senyawa kimia yang telah diketahui terkandung dalam buah mengkudu adalah proxeronin, proxeronase, Vitamin C, skopoletin, mineral, damnakantahal, antrakuinon, asam kaproat dan asam kakprilat (Waha, 2000; Wijayakusuma, 2001; Heinicke, 2002) b. Granul Efervesen Granul efervesen adalah granul yang berisi campuran substansi asam dan karbonat dimana bila dimasukkan ke dalam air akan mengeluarkan gas karbondioksida (Parrot, 1971). Reaksi yang terjadi adalah : H2O R-COOH + XCO3 R-COOX + CO2 + H2O
c. Uji Kesukaan Merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan respon berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan tanpa membandingkan dengan sampel standar/sampel-sampel yang diuji sebelumnya. Cara melakukan uji kesukaan ini adalah kepada panelis disajikan sampel secara satu persatu kemudian panelis diminta menilai sampel tersebut berdasarkan skala nilai yang sudah disediakan. Skala nilai yang sering digunakan adalah berupa skala numeric dengan keterangan verbalnya. Contoh skala nilai yang diberikan dalam bentuk skala numerik adalah sebagai berikut : Nilai 5 4 3 2 1
Keterangan Sangat suka Suka Netral Tidak suka Sangat tidak suka
2. Pengumpulan dan Determinasi tumbuhan Buah mengkudu yang digunakan pada penelitian ini adalah buah yang berumur dua setengah bulan setelah berbunga yang berasal dari perkebunan rakyat di Bogor. Hasil determinasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense LIPI Bogor menyatakan bahwa tumbuhan yang digunakan buahnya dalam penelitian ini adalah Morinda citrifolia dengan klasifikasi sebagai berikut : Divisi Sub divisi Kelas Anak kelas Bangsa Suku Anak suku Marga Jenis
: Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Sympetalae : Rubiales : Rubiaceae : Coffeoideae : Morinda : Morinda citrifolia
3. Pembuatan Serbuk dari Sari Buah mengkudu 12 kilogram buah mengkudu + 24 liter air
diperas,diperoleh 32 liter
dipanaskan dalam oven suhu 50oC selama 24 jam
dipanaskan dalam oven vakum selama 12 jam
500 gram serbuk
4. Formulasi Granul Efervesen Buah Mengkudu a. Formula granul efervesen mengkudu : Bahan
Formula 1 (%) Formula 2 (%) Formula 3 (%)
Serbuk mengkudu
20,0
25,0
30,0
Asam sitrat
24,0
21,0
18,0
Natrium bikarbonat
30,0
30,0
30,0
Sukrosa
22,0
20,0
18,0
Aspartam
1,5
1,5
1,5
PVP
2,0
2,0
2,0
Aerosil
0,5
0,5
0,5
Essen gula asam
qs
qs
qs
b. Prosedur pembuatan granul efervesen buah mengkudu Granul dibuat dengan metode granulasi terpisah. 1. Semua bahan ditimbang dan diayak 2. Serbuk mengkudu, asam sitrat, sukrosa, aspartame dan sebagian PVP dicampur dalam satu wadah kemudian campuran tersebut disemprot dengan larutan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga massa dapat dikepal. 3. Campuran 2) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 40-50oC selama 18 jam 4. Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16. Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen asam 5. Dalam wadah lain, natrium bikarbonat dan sisa PVP dicampur lalu disemprot dengan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga dapat dikepal 6. Campuran 5) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 40-50oC selama 16 jam
7. Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16. Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen basa 8. Komponen asam, komponen basa dan fasa luar (aerosil) dicampur lalu aduk hingga homogen. Hasilnya adalah granul efervesen sari buah mengkudu 9. Sebelum dikemas, untuk menghindari penyerapan kelembaban dari udara, granul efervesen dimasukkan dalam desikator yang berisi silica gel
5. Uji Kesukaan dan Pengolahan Data Pada uji kesukaan ini, setelah dilakukan analisis statistik dengan metode desain acak sederhana, dengan terlebih dahulu menaikkan interval dengan metode sucssesive interval dan uji Newman Keuls terhadap data yang diperoleh dengan tingkat kepercayaaan 95% dapat ditarik kesimpulan bahwa formula yang paling disukai adalah formula 2 dengan kadar mengkudu 25%, asam sitrat 21% dan gula 20%.
6. Pengujian Kualitas Granul Efervesen a. Kadar air granul adalah 0,22 ± 0,05%. Hal ini menunjukkan granul tidak basah. b. Daya kempa granul adalah13,29%, diperoleh dari :
menunjukkan bahwa granul mempunyai aliran yang baik sesuai dengan indeks konsolidasi Carr yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Indeks Konsolidasi Carr (Aulton, 1988; Cartensen, 1977) Indeks Konsolidasi Carr 5-11 12-16 18-21 23-28 28-38 >40
Aliran Sangat baik (free flowing granule) Baik (free flowing powdered granule) Cukup (powdered granule) Buruk (very fluid granule) Sangat buruk (fluid cohesive powder) Sangat buruk sekali (cohesive powder)
c. kecepatan alir 9,69 gram/detik dan sudut istirahat 27,15o, menujukkan granul mempunyai aliran yang baik sesuai dengan hubungan sudut istirahat dengan aliran serbuk yang terdapat pada tabel berikut : Tabel Hubungan sudut istirahat dengan aliran serbuk (Cartensen, 1977) Sudut istirahat (o) <25 25-30 30-40 >40
Aliran Sangat baik Baik Cukup Sangat buruk
KESIMPULAN 1. Penelitian ini menghasilkan satu jenis sediaan food supplement yang baru yaitu granul efervesen sari buah mengkudu 2. Formula yang paling disukai pada penelitian ini adalah Formula 2 dengan kadar serbuk mengkudu 25%, asam sitrat 21% dan gula 20% 3. Granul yang diperoleh mempunyai kualitas yang cukup baik ditandai dengan kadar air 0,22 ± 0,05%, daya kempa granul 13,29% dan kecepatan alir 9,69 gram/detik dan sudut istirahat 27,15o
PUSTAKA Ansel, C. H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas Indonesia; hal 212-217 Ansel, C. H. 1990. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System. 5th Edition. Philadelphia: Lea&Febiger; p.414-415 Aulton, M. E. 1988. Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design. New York : Longman Group Churchill Livingstone ; p.612-614 Departemen Kesehatan RI. 1997. Kompendia Obat Bebas. Edisi II. Jakarta: Dirjen POM Depkes RI ; hal 75-76 Heinicke, R. 2001. The Pharmacologically Active Ingredient of Noni. http://noniinfo.freeyellow.com/report.html. Heinicke, R. Dr. 2002. Noni Juice, Xeronine, Damnacanthal and Scientific Studies. http://www.nonimaui.com/noni_news/heinicke.html
PUSTAKA Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Jakarta : Badan Litbang Kehutanan; hal 1795 Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: Proyek Peningkatan/Pengembangan UGM. Hal 80-83 Parrot, E. L. 1971. Pharmaceutical Technology. Iowa city : College of Pharmacy, University of Iowa. hal 64-66 Waha, Maria Goreti. 2000. Sehat dengan Mengkudu. Jakarta: MSF Group; hal. 1-16 Wijayakusuma, H. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta : Pustaka Kartini ; hal.109-112
TERIMA KASIH
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Determinasi Tumbuhan Hasil determinasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense LIPI Bogor menyatakan bahwa tumbuhan yang digunakan buahnya dalam penelitian ini adalah Morinda citrifolia. 4.2 Hasil Pembuatan Serbuk dari Sari Buah Mengkudu Serbuk yang diperoleh dari 12 kg buah mengkudu yang berumur dua setengah bulan setelah berbunga dari perkebunan rakyat di Bogor adalah sebanyak 500 gram. 4.3 Hasil Uji Kesukaan (Hedonic test) Pada uji kesukaan ini, setelah dilakukan analisis statistic dengan metode desain acak sederhana, dengan terlebih dahulu menaikkan interval dengan metode sucssesive interval dan uji Newman Keuls terhadap data yang diperoleh dengan tingkat kepercayaaan 95% dapat ditarik kesimpulan bahwa formula yang paling disukai adalah formula 2 dengan kadar mengkudu 25%, asaam sitrat 21% dan gula 20%. Tanggapan panelis terhadap kesukaan rasa manis dan asam sediaan granul efervesen mengkudu dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1. Tanggapan Panelis terhadap Kesukaan Rasa Manis Sediaan Panelis
Jumlah nilai rasa manis sediaan Formula
Formula
Formula
1
2
3
1
2
4
4
2
3
4
4
3
2
3
4
4
4
3
4
5
4
2
3
6
4
2
3
7
3
2
4
8
2
1
5
9
3
2
5
10
3
2
2
11
4
2
4
12
3
2
4
13
4
3
4
14
4
2
4
15
3
2
2
16
4
2
5
17
3
4
3
18
4
2
5
19
4
4
2
20
3
4
2
21
3
4
3
22
4
3
5
23
3
5
4
24
3
2
5
25
3
4
3
26
3
5
4
27
2
2
2
28
4
2
4
29
3
2
2
30
2
3
2
Keterangan : 5(lima)
: Sangat suka
4(empat)
: Suka
3(tiga)
: Netral
2(dua)
: Tidak suka
1(satu)
: Sangat tidak suka
Tabel 4.2. Tanggapan Panelis terhadap Kesukaan Rasa Asam Sediaan Panelis
Jumlah nilai rasa manis sediaan Formula
Formula
Formula
1
2
3
1
2
2
2
2
4
5
4
3
2
4
3
4
2
2
2
5
2
3
3
6
2
3
3
7
3
2
3
8
2
1
2
9
2
2
2
10
4
2
4
11
3
2
4
12
4
2
4
13
2
3
3
14
3
2
4
15
4
2
4
16
3
4
5
17
4
3
3
18
2
3
5
19
4
4
2
20
2
2
2
21
3
4
4
22
3
2
4
23
3
3
2
24
4
3
3
25
2
3
4
26
4
2
3
27
4
2
3
28
3
2
2
29
2
1
2
30
2
3
2
Keterangan : 5(lima)
: Sangat suka
4(empat)
: Suka
3(tiga)
: Netral
2(dua)
: Tidak suka
1(satu)
: Sangat tidak suka
Kuesioner dan hasil pengolahan data secara statistik dapat dilihat pada lampiran. 4.4 Hasil Pemeriksaan Kualitas Granul Efervesen 1. Kadar air Hasil pemeriksaan kadar air granul dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Granul Pemeriksaan ke
Kadar air (%)
1
0,19
2
0,28
3
0,19
Jumlah
0,66
Rata-rata
0,22
Simpangan baku
0,05
Kadar air granul adalah 0,22 ± 0,05%. Hal ini menunjukkan granul tidak basah. 2. Kerapatan curah, kerapatan mampat dan kerapatan sejati Hasil pengukuran kerapatan curah dan kerapatan mampat dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Tabel Hasil Pengukuran Kerapatan Curah dan Kerapatan Mampat Pengukuran
Bobot
Volume
Volume
ke
granul
curah (ml)
mampat
(g)
curah (g/ml)
(ml)
mampat (g/ml)
1
50,16
94,00
81,50
0,5336
0,6154
2
50,27
94,20
81,70
0,5337
0,6153
3
50,15
94,00
81,50
0,5335
0,6154
Jumlah
1,6008
1,8461
Rata-rata
0,5336
0,6154
Simpangan Baku
0,0001
0,0005
Hasil Pengukuran kerapatan sejati dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Kerapatan Sejati Pengukuran
W0
ke
(g)
1
25,92
2 3
W1 (g)
W2
W3
W4
W5
mampat (g/ml)
(g)
(g)
(g)
(g)
47,73
21,81
1,10
48,29
22,37
1,7779
26,00
47,82
21,82
1,10
48,41
22,41
1,9175
26,00
47,79
21,79
1,10
48,37
22,37
1,8463
Jumlah
5,5417
Rata-rata
1,8472
Simpangan Baku
0,0698
Kerapatan curah granul adalah 0,5336 ± 0,0001 g/ml, sedangkan kerapatan mampat dan kerapatan sejati granul berturut-turut 0,6154 ± 0,0005 g/ml dan 1,8472 ± 0,0698 g/ml. Dari data tersebut dapat dihitung daya kempa granul dengan menggunakan rumus indeks carr :
Hasil yang didapat adalah 13,29%. Nilai ini menunjukkan bahwa granul mempunyai aliran yang baik sesuai dengan indeks konsolidasi Carr yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Indeks Konsolidasi Carr (Aulton, 1988; Cartensen, 1977) Indeks Konsolidasi Carr
Aliran
5-15
Sangat baik (free flowing granule)
12-16
Baik (free flowing powdered granule)
18-21
Cukup (powdered granule)
23-28
Buruk (very fluid granule)
28-38
Sangat buruk (fluid cohesive powder)
>40
Sangat buruk sekali (cohesive powder)
3.Kecepatan alir dan sudut istirahat Hasil Pengukuran waktu alir dari 100 gram granul yang dilewatkan melalui alat pengukur waktu alir dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.7 Hasil pengukuran waktu alir Pengukuran ke
Waktu alir (detik)
1
10,28
2
11,10
3
9,58
Jumlah
30,96
Rata-rata
10,32
Simpangan baku
0,76
Sedangkan hasil pengukuran diameter dan tinggi tumpukan granul dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Pengukuran diameter dan tinggi tumpukan granul Pengukuran ke
Diameter (d) tumpukan
Tinggi (h) tumpukan
granul (cm)
granul (cm)
1
11,87
3,10
2
11,90
3,00
3
12,10
3,10
Dari data di atas sudut istirahat dapat dihtumg dengan rumus: jadi Hasil perhitungan sudut istirahat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Hasil perhitungan sudut istirahat Pemeriksaan ke
Sudut istirahat (o)
1
27,57
2
26,75
3
27,13
Jumlah
81,45
Rata-rata
27,15
Simpangan baku
0,41
Setelah dihitung, granul yang dihasilkan mempunyai kecepatan alir 9,69 gram/detik dan sudut istirahat 27,15o, hal ini menujukkan granul mempunyai aliran yang baik sesuai dengan hubungan sudut istirahat dengan aliran serbuk yang terdapat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Hubungan sudut istirahat dengan aliran serbuk (Cartensen, 1977) Sudut istirahat (o)
Aliran
<25
Sangat baik
25-30
Baik
30-40
Cukup
>40
Sangat buruk
4.Pemeriksaan pH rata-rata Hasil pemeriksaan pH granul yang telah dilarutkan masing-masing 4 g dalam 150 ml air dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11 Hasil pemeriksaan pH larutan Pengukuran ke
pH
1
5,80
2
5,90
3
5,80
Jumlah
17,50
Rata-rata
5,83
Simpangan baku
0,05
pH granul efervesen adalah 5,83 ± 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa granul cukup homogen.
V. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Pada penelitian ini dibuat tiga formula sediaan granul efervesen dari sari buah mengkudu yang terdiri dari formula 1 (F1), formula2 (F2) dan formula 3 (F3). Perbedaan ketiga formula ini dititikberatkan pada penggunaan kadar serbuk mengkudu, asam sitrat dan sukrosa sehingga dapat digunakan sebagai parameter untuk menentukan formula mana yang paling disukai oleh responden. Hasil uji kesukaan (Hedonic test) terhadap ketiga formula granul efervesen sari buah mengkudu menyatakan bahwa formula yang paling disukai adalah formula 2 dengan kadar serbuk dari sari buah mengkudu 25%, asam sitrat 21% dan sukrosa 20% dan pada pengujian kualitas granul efervesen formula 2 dapat dikatakan bahwa granul formula 2 merupakan granul yang berkualitas baik karena mempunyai sudut istirahat 27,15o, kadar air 0,22 ± 0,05%, daya kempa 13,29% dan kecepatan alir 9,69 gram/detik. SARAN Saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah pertama, agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan kimia, cara isolasi dari zat aktif yang terdapat dari buah mengkudu dan uji aktifitas dari zat aktif tersebut sehingga dapat memanfaatkan buah mengkudu secara optimal. Kedua, sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut pada proses pembuatan serbuk dari sari buah mebgkudu sehingga kandungan kimianya tidak hilang dalam proses pembuatan. Saran yang terakhir adalah agar didapat granul yang lebih baik sebaiknya proses pembuatan granul efervesen dilakukan di ruangan yang kelembabannya diatur di bawah 30%.
VI. PUSTAKA Ansel, C. H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas Indonesia; hal 212-217 Ansel, C. H. 1990. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System. 5th Edition. Philadelphia: Lea&Febiger; p.414-415 Aulton, M. E. 1988. Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design. New York : Longman Group Churchill Livingstone ; p.612-614 Backer, C. A., and Bakhuizen V.d. Brink. 1965. Flora of Java. Vol.2. The Netherland : Noordhoff Groningen ; p.351 Departemen Kesehatan RI. 1997. Kompendia Obat Bebas. Edisi II. Jakarta: Dirjen POM Depkes RI ; hal 75-76 Heinicke, R. 2001. The Pharmacologically Active Ingredient of Noni. http://noniinfo.freeyellow.com/report.html. Heinicke, R. Dr. 2002. Noni Juice, Xeronine, Damnacanthal and Scientific Studies. http://www.nonimaui.com/noni_news/heinicke.html Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Jakarta : Badan Litbang Kehutanan; hal 1795 Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: Proyek Peningkatan/Pengembangan UGM. Hal 80-83 Parrot, E. L. 1971. Pharmaceutical Technology. Iowa city : College of Pharmacy, University of Iowa. hal 64-66 Waha, Maria Goreti. 2000. Sehat dengan Mengkudu. Jakarta: MSF Group; hal. 1-16 Wijayakusuma, H. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta : Pustaka Kartini ; hal.109-112 Wijayakusuma, H. 2001. Penyembuhan dengan Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Jakarta : Milenia Populer; hal. 12-14
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Morinda citrifolia Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Anak kelas
: Sympetalae
Bangsa
: Rubiales
Suku
: Rubiaceae
Anak suku
: Coffeoideae
Marga
: Morinda
Jenis
: Morinda citrifolia
Nama daerah
: Mengkudu, cangkudu, pace, kemudu, kudu
(Backer,1965; Heyne,1987) 2.2 Pertelaan Mengkudu adalah tanaman perdu yang tumbuh membengkok dengan ketinggian pohon mencapai 4-8 meter, bercabang banyak dengan bentutk ranting bersegi empat. Letak daun berhadap-hadapan secara bersilang, bertangkai dengan bentuk daun yang bulat telur melebar menyerupai bentuk elips atau oval dengan panjang daun 10-40 cm, lebar daun 5-17 cm, tebal dan terlihat mengkilat. Tepi daun rata, ujungnya meruncing, dengan pangkal daun yang menyempit, tulang daun menyirip dengan warna daun hijau tua. Buah mengkudu berbentuk bulat lonjong sekitar 5-10cm. Permukaan buah tidak rata atau benjol-benjol, berwarna hijau ketika mentah dan berwarna kuning/pucat kotor ketika buah telah matang, daging buahnya tebal dan banyak mengandung air. Buahnya berbau menyengat dengan bijinya berwarna coklat kehitaman (Wijayakusuma, 2001; Heyne, 1987)
2.3 Kandungan Kimia Beberapa senyawa kimia
yang t erkandung daalam buah mengkudu
adalah proxeronin, proxeronase, Vitamin C, skopoletin, mineral, damnakantahal, antrakuinon, asam kaproat dan asam kakprilat (Waha, 2000; Wijayakusuma, 2001; Heinicke, 2002) 2.4 Tinjauan tentang food supplement Menurut SK. Dirjen POM tahun 1996 food supplement (makanan tambahan) adalah produk yang digunakan untuk melengkapi makanan yang mengandung satu atau lebih bahan-bahan seperti vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau kombinasi dari bahn-bahan di atas. Makanan tambahan dapat berupa produk padat meliputi tablet, tablet hisap, tablet efervesen, tablet kunyah, serbuk, kapsul, kapsul lunak, granul, pastiles, atau produk cair berupa tetes, sirupan dan larutan. Makanan tambahan bukan merupakan pengganti makanan dan tidak dapat digunakan untuk pengobatan. Makanan tambahan atau dietary supplement, sering juga disebut sebagai food supplement merupakan kelompok produk untuk melengkapi makanan yang terletak antara obat dan makanan. Di banyak Negara termasuk Indonesia makanan tambahan digolongkan sebagai makanan, meskipun kebanyakan bentuknya seperti tablet dan kapsul obat, bias juga berbentuk tablet hisap, efervesen, serbuk, granul, pastiles atau cairan beupa tetes, sirup dan larutan (Kompendia Obat Bebas,1997) 2.5 Tinjauan tentang Granul Granul berasal dari kata granula yang artinya butir. Pada umumnya sebelum pencetakan tablet, bahan obat (zat aktif) dan bahan pembantu digranulasi, artinya partikel-partikel serbuk diubah menjadi butir granul. Granul tersebut mempunyai daya lekat, dan daya alirnya menjadi lebih baik.
Menurut Munzel & Akay (Voight, 1998), granul adalah suatu agregat asimetris yang melekat bersama dari partikel-partikel serbuk. Persyaratan untuk granul yang baik adalah : 1) Dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin teratur 2) Memiliki distribusi ukuran yang sempit dan mengandung bagian berbentuk serbuk lebih dari 10% 3) Memiliki daya luncur yang baik 4) Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan 5) Tidak terlampau kering (sisa kelembaban 3-5%) 6) Hancur baik di dalam air 2.6 Tinjauan tentang Granul Efervesen Granul efervesen adalah granul yang berisi campuran substansi asam dan karbonat dimana bila dimasukkan ke dalam air akan mengeluarkan gas karbondioksida (Parrot, 1971). Reaksi yang terjadi adalah : H2O R-COOH + XCO3
R-COOX + CO2 + H2O
Granul efervesen dapat dibuat dengan metode granulasi dengan cara : a. Granulasi basah Pada metode ini sejumlah larutan nonaktif seperti alcohol dicampurkan dengan serbuk sampai massa yang kohhesif terbentuk, kemudian dilewatkan pada ayakan dengan ukuran mesh yang cocok lalu dikeringkan. Proses ini dilakukan pada ruangan yang kelembabannya diatur di bawah 30%. b. Granulasi terpisah Pada metode ini komponen asam dan komponen basa digranulasi secara terpisah untuk menghindari reaksi dini yang terjadi saat granulasi.
c. Granulasi kering/peleburan Pada metode ini semua bahan kecuali asam sitrat diayak dengan ayakan mesh 60 dan dikeringkan pada suhu 100oC. Semua bahan dicampur dan campuran ditempatkan pada wadah peleburan atau dalam oven yang dipanaskan sampai suhu 100oC (Ansel, 1990; Lieberman, 1989; Parot, 1971; Swarbrick, 1994) 2. 7 Uji Kesukaan (Hedonic test) Uji kesukaan merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan respon berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan tanpa membandingkan dengan sampel standar/sampel-sampel yang diuji sebelumnya. Cara melakukan uji kesukaan ini adalah kepada panelis disajikan sampel secara satu persatu kemudian panelis diminta menilai sampel tersebut berdasarkan skala nilai yang sudah disediakan. Skala nilai yang sering digunakan adalah berupa skala numeric dengan keterangan verbalnya. Contoh skala nilai yang diberikan dalam bentuk skala numeric dapat dilihat pada tabel berikut : Nilai
Keterangan
5
Sangat suka
4
Suka
3
Netral
2
Tidak suka
1
Sangat tidak suka