FORMULASI SALEP EKSTRAK DIETIL ETER DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) DENGAN BERBAGAI VARIASI BASIS
Faradiba Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar ABSTRAK Telah dilakukan penelitian formulasi sediaan salep dari ekstrak dietil eter daging buah pare (Momordica charantia L.) pada empat jenis basis salep. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan jenis basis salep yang menghasilkan sediaan salep ekstrak dietil eter daging buah pare (Momordica charantia L.) yang memiliki kestabilan yang optimal. Sediaan salep dibuat dalam empat basis salep yaitu hidrokarbon, absorpsi, larut air dan emulsi m/a). Pengujian kestabilan dilakukan dalam dua 0 0 kondisi yaitu kondisi sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat pada suhu 5 C dan 35 C selama 10 siklus, dengan parameter pengujian meliputi pemeriksaan organoleptik, pegukuran viskositas dan penentuan nilai yield. Hasil penelitian parameter organoleptik dan pengukuran pH pada keempat jenis formula, tidak ada yang mengalami perubahan, baik pada kondisi sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Analisa data statistik pada pengukuran viskositas menunjukkan bahwa pada formula B, C dan D tidak berbeda nyata sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Sedangkan hasil analisa statistik nilai yield menunjukkan bahwa pada formula A, B dan C non signifikan sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Pada gambar rheogram yang paling berhimpit kurva sebelum dan sesudah kondisi dipercepat adalah kurva pada formula B. Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa formula B dengan basis salep Absorpsi yang memiliki kestabilan yang optimal. Kata kunci : salep, buah pare, basis
LATAR BELAKANG
Berdasarkan khasiat yang telah dipaparkan di depan, terutama untuk pengobatan topikal yaitu yang berkhasiat terhadap penghambatan mikroba di kulit, maka sebagai salah satu alternatif dapat dibuat dalam sediaan bentuk salep. Berdasarkan komposisinya, basis salep diklasifikasikan menjadi basis salep hidrokarbon, basis salep absorpsi, basis salep yang dapat larut dalam air dan basis salep yang dapat dicuci dengan air (basis salep emulsi m/a). Oleh karena itu telah dilakukan penelitian untuk membuat formula salep ekstrak dietil eter daging buah pare (Momordica charantia L.) dengan variasi empat jenis basis salep tersebut, dengan maksud untuk mengetahui pengaruh jenis basis terhadap kestabilan salep yang mengandung ekstrak dietil eter daging buah pare. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jenis basis salep yang menghasilkan sediaan salep yang mengandung ekstrak dietil eter daging buah pare yang memiliki kestabilan optimal.
Buah pare (Momordica charantia L.) dikenal dengan rasa pahitnya. Meskipun demikian, tidak sedikit orang yang mengonsumsinya. Di balik rasa pahitnya terkandung khasiat sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit (1). Dalam pengobatan tradisional, pare memberikan khasiat sebagai obat batuk, kecacingan, luka, abses, bisul, terlambat haid, sembelit, penambah nafsu makan, obat sakit lever dan demam, melancarkan ASI, menyuburkan rambut, antidiabetes mellitus, antiradang, malaria, penyakit disentri, rematik dan sari-awan (1,2). Hasil penelitian sebelumnya (3) tentang Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Dietil Eter Daging Buah Pare (Momordica charantia L.) yang menggunakan 4 bakteri uji yaitu Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia coli, menunjukkan bahwa ekstrak dietil eter dari daging buah pare (Momordica charantia L.) dengan konsentrasi 0,5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan diameter zona hambatan sebesar 11,67 mm dan Bacillus subtilis dengan diameter zona hambatan 12,33 mm. Infeksi kulit dapat disebabkan oleh kuman gram negatif, seperti Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli. Penyebab utama adalah kuman gram positif Streptococcus dan Staphylococcus (4).
METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam pe-nelitian ini antara lain, corong pisah (Iwaki, Pyrex), Freeze dryer, gelas ukur (Iwaki, Pyrex), lemari pendingin (National), mixer (Phi-lips), pH-meter (Hanna), 40
Faradiba, Formulasi Salep Ekstrak Dietileter Daging Buah Pare Dengan Berbagai Variasi Basis
rotavapor, tangas air, timbangan analitik (AND), termometer dan viskometer Brookfield. Bahan-bahan yang digunakan antara lain sampel ekstrak dietil eter daging buah pare (Momordica charantia L.), air suling, alfa-tokoferol, asam stearat, cera alba, eter, gliserin, lanolin anhidrat, metanol, metil paraben, PEG 400, PEG 4000, parafin cair, propil paraben, setil alkohol, trietanolamin (TEA) dan vaselin putih.
41
nyimpanan dipercepat dilakukan secara berselangseling pada suhu 5oC dan 35oC, masing-masing selama 12 jam dengan 10 siklus. Pemeriksaan Organoleptis Uji organoleptis dilakukan untuk melihat kestabilan fisik dari sediaan salep yang meliputi uji warna, bau dan konsistensi dari salep sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat.
Formulasi Salep Penentuan Viskositas dan Yield Value Salep yang mengandung ekstrak dietil eter daging buah pare dibuat dalam 4 formula berdasarkan basis salep yang digunakan. Keempat formula salep yang dibuat disajikan pada tabel 1. Salep Dengan Basis Hidrokarbon Cera alba dilebur dengan pemanasan, lalu ditambah propil paraben, alfa-tokoferol dan vaselin putih, kemudian diaduk hingga homogen, lalu didinginkan. Ekstrak ditambahkan, lalu digerus hingga homogen. Salep Dengan Basis Absorpsi Cera alba, alfa-tokoferol dan propil paraben dipanaskan hingga melebur, kemudian ditambah vaselin putih dan diaduk hingga homogen, lalu ditambahkan lanolin anhidrat, dan diaduk lagi hingga semua bahan tercampur homogen lalu didinginkan. Ekstrak ditambahkan, lalu digerus hingga homogen. Salep Dengan Basis Larut Air PEG 4000 dipanaskan hingga melebur, lalu ditambah metil paraben dan alfa tokoferol, kemudian diaduk hingga homogen. PEG 400 ditambahkan, lalu diaduk sampai terbentuk massa yang kental dan homogen dan didinginkan. Ekstrak ditambahkan, lalu digerus hingga homogen. Salep Dengan Basis Emulsi M/A Fase minyak dibuat dengan melebur asam stearat, setil alkohol, alfa tokoferol, parafin cair dan propil paraben hingga homogen, dengan pemanasan hingga suhu 75oC. Fase air dibuat dengan memanaskan air suling hingga suhu 70oC, kemudian berturut-turut ditambahkan gliserin, metil paraben dan trietanolamin, dan diaduk hingga homogen. Fase minyak ditambahkan ke dalam fase air sambil diaduk dengan mixer sampai terbentuk emulsi. Ekstrak ditambahkan, lalu digerus hingga homogen. Evaluasi Kestabilan Evaluasi kestabilan salep dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Pe-
Viskositas diukur sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat dengan menggunakan viskometer Brookfield dengan spindel No.64 pada 50 putaran per menit (rpm). Sediaan salep diaduk selama 60 detik, lalu dituang ke dalam gelas piala 100 ml, kemudian viskositasnya diukur pada kecepatan 5, 10, 20, 30 dan 50 rpm. Sifat aliran ditentukan dengan membuat rheogram hubungan antara shearing stress (tekanan geser) dengan rate of shear (kecepatan geser). Tekanan geser dinyatakan dalam satuan dyne.cm-2, sedangkan kecepatan geser dinyatakan dalam putaran per menit (rpm). HASIL DAN PEMBAHASAN Buah pare (Momordica charantia L.) merupakan salah satu bahan dari tanaman berkhasiat obat yang secara empiris telah digunakan sebagai obat bisul. Didukung dengan penelitian sebelumnya bahwa ekstrak dietil eter daging buah pare mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 0,5% (3). Hal tersebut melatarbelakangi untuk dilakukannya formulasi sediaan salep ekstrak dietil eter daging buah pare yang memiliki kestabilan yang optimal, sehingga dibuat dalam berbagai variasi basis kemudian diuji kestabilannya dengan beberapa parameter uji. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan jenis basis salep yang menghasilkan salep ekstrak dietil eter daging buah pare yang memiliki kestabilan yang optimal. Empat jenis basis salep digunakan berdasarkan komposisinya yaitu basis hidrokarbon, basis absorpsi, basis larut air dan basis emulsi M/A, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi kestabilan dengan tiga parameter uji pada kondisi sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat yang meliputi pemeriksaan organoleptik, pengukuran viskositas dan penentuan nilai yield. Pemeriksaan organoleptik bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan pada warna, bau dan konsistensinya, dan diperoleh hasil bahwa semua formula tidak berpengaruh, sebagaimana digambarkan pada tabel 2.
42
Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 – Maret 2011, hlm. 40 – 46
Tabel 1. Rancangan Formula Salep Ekstrak Dietil Eter Daging Buah Pare (Momordica charantia L.) dengan Variasi Basis. Konsentrasi (%) No.
Bahan
Formula A (Basis Hidrokarbon)
Formula B (Basis Absorpsi)
Formula C (Basis Larut Air)
Formula D (Basis Emulsi M/A)
2,5
2,5
2,5
2,5
0,001
0,001
0,001
0,001
1.
Ekstrak Dietil Eter Daging Buah Pare
2.
Alfa tokoferol
3.
Cera alba
2
3
0
0
4.
Cetil alkohol
0
0
0
3
5.
Asam stearat
0
0
0
7
6.
Gliserin
0
0
0
8
7.
Metil paraben
0
0
0,02
0,12
8.
Propil paraben
0,01
0,01
0
0,16
9.
PEG 400
0
0
80
0
10.
PEG 4000
0
0
20
0
11.
Parafin cair
0
0
0
15
13.
Lanolin anhidrat
0
3
0
0
14.
TEA
0
0
0
0,5
15.
Vaselin putih
95,48
91,48
0
0
16.
Air suling
0
0
0
63,71
Tabel 2. Hasil Pengamatan Organoleptis Salep Ekstrak Dietil Eter Daging Buah Pare (Momordica charantia L.) Sebelum dan Sesudah penyimpanan Dipercepat Jenis Sediaan Formula A (Basis Hidrokarbon)
Formula B (Basis Absorpsi) Formula C (Basis Larut Air) Formula D (Basis Emulsi M/A
Kondisi
Warna
Jenis Pemeriksaan Bau
Konsistensi
Sebelum
Hijau muda
Khas aromatis
Halus kaku
Sesudah
Hijau muda
Khas aromatis
Halus kaku
Sebelum
Hijau tua
Khas aromatis
Halus kaku
Sesudah
Hijau tua
Khas aromatis
Halus kaku
Sebelum
Hijau kehitaman
Khas menyengat
Halus agak encer
Sesudah
Hijau kehitaman
Khas menyengat
Halus agak encer
Sebelum
Hijau muda
Khas aromatis
Halus
Sesudah
Hijau muda
Khas aromatis
Halus
Faradiba, Formulasi Salep Ekstrak Dietileter Daging Buah Pare Dengan Berbagai Variasi Basis
Viskositas sediaan salep diukur dengan viskometer Brookfield. Hasil pengukuran rata-rata disajikan pada tabel 3. Data dianalisis secara statistik dengan Rancangan Acak Kelompok, dan menunjukkan bahwa viskositas formula B (Basis Absorpsi), formula C (Basis Larut Air) dan formula D (Basis Emulsi M/A) tidak mengalami perubahan yang signifikan pada kondisi sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penyimpanan dipercepat terhadap viskositas. Berdasarkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT), perbandingan nilai tabel sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat menunjukkan bahwa formula A (Basis Hidrokarbon) mengalami perubahan yang sangat signifikan, hal ini menunjukkan bahwa penyimpanan dipercepat mempengaruhi viskositasnya. Tabel 3. Hasil Pengukuran Rata-rata Viskositas (poise) Salep Ekstrak Dietil Eter Daging Buah Pare (Momordica charantia L.) Sebelum dan Setelah Penyimpanan Dipercepat Formula Formula A (Basis Hidrokarbon) Formula B (Basis Absorpsi) Formula C (Basis Larut Air) Formula D (Basis Emulsi M/A
Viskositas Rata-rata (poise) Sebelum
Sesudah
2,827
1,758
5,487
5,374
5,185
5,087
5,297
5,250
Yield value adalah besarnya gaya atau tekanan geser yang harus dilampaui agar dapat mengalir. Nilai ini menggambarkan efektivitas daya sebar dari sediaan yang dihasilkan. Semakin rendah nilainya, maka sediaan tersebut semakin mudah menyebar dan sebaliknya. Analisis statistik menunjukkan bahwa semua formula tidak mengalami perubahan yang signifikan sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh penyimpanan dipercepat terhadap yield value, seperti terlihat pada tabel 4. Evaluasi terakhir terhadap formula salep adalah pengukuran pH. Keempat formula tidak mengalami perubahan pH sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Rentang pH kulit manusia dalam keadaan normal adalah 4 – 6,5. Ke-
43
empat formula memenuhi rentang tersebut sehingga aman digunakan pada kulit. Tabel 4. Hasil Pengujian Rata-rata Yield Value Salep Ekstrak Dietil Eter Daging Buah Pare (Momordica charantia L.) Sebelum dan Setelah Penyimpanan Dipercepat Formula Formula A (Basis Hidrokarbon) Formula B (Basis Absorpsi) Formula C (Basis Larut Air) Formula D (Basis Emulsi M/A
Yield Value Sebelum Sesudah 0,340205
0,355415
1,39657
1,351735
1,510635
1,290005
4,081135
2,73045
Rheogram hubungan antara ”Shearing Stress” (tekanan geser) dengan ”Rate of Shear” (kecepatan geser), menunjukkan sifat aliran nonnewtonian, yaitu aliran plastis yang mempunyai sifat tiksotropi. Pada rheogram (gambar 1 – 4) terlihat bahwa formula yang memiliki kurva yang paling berhimpit sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat adalah formula B (Basis Absorpsi). Dengan demikian dari keempat sediaan salep ekstrak dietil eter daging buah pare (Momordica charantia L) dapat diketahui salep yang memiliki kestabilan optimal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pengolahan data secara statistik dapat disimpulkan bahwa formula yang memiliki kestabilan optimal untuk salep ekstrak dietil eter daging buah pare (Momordica charantia L.) adalah formula dengan basis salep absorpsi. SARAN Disarankan untuk melanjutkan penelitian lebih lanjut tentang pengujian efektivitas dan pengaruh jenis emulgator untuk mengetahui efektivitas dari sediaan salep ekstrak dietil eter daging buah pare (Momordica charantia L.).
Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 – Maret 2011, hlm. 40 – 46
FORMULA A 2 1,8
TEKANAN GESER
1,6 1,4 1,2 1
SEBELUM
0,8
SESUDAH
0,6 0,4 0,2 0 0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
KECEPATAN GESER
Gambar 1. Rheogram Hubungan antara Kecepatan Geser dengan Tekanan Geser Salep Ekstrak Dietil Eter Daging Buah Pare (Momordica charantia L.) pada Formula A (Basis Hidrokarbon)
FORMULA B 5 4,5 4 TEKANAN GESER
44
3,5 3 2,5
SEBELUM
2
SESUDAH
1,5 1 0,5 0 0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
KECEPATAN GESER
Gambar 2. Rheogram Hubungan antara Kecepatan Geser dengan Tekanan Geser Salep Ekstrak Dietil Eter Daging Buah Pare (Momordica charantia L.) pada Formula B (Basis Absorpsi)
Faradiba, Formulasi Salep Ekstrak Dietileter Daging Buah Pare Dengan Berbagai Variasi Basis
45
FORMULA C 4,5
4
TEKANAN GESER
3,5 3 2,5 2
SEBELUM
1,5
SESUDAH
1 0,5 0 0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
KECEPATAN GESER
Gambar 6. Rheogram Hubungan antara Kecepatan Geser dengan Tekanan Geser Salep Ekstrak Dietil Eter Daging Buah Pare (Momordica charantia L.) pada Formula C (Basis Larut Air)
FORMULA D
TEKANAN GESER
5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
SEBELUM SESUDAH
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
KECEPATAN GESER
Gambar 7. Rheogram Hubungan antara Kecepatan Geser dengan Tekanan Geser Salep Ekstrak Dietil Eter Daging Buah Pare (Momordica charantia L.) pada Formula D (Basis Emulsi M/A)
DAFTAR PUSTAKA 1. Subahar, T., 2004, Khasiat dan Manfaat Pare Si Pahit Pembasmi Penyakit, Agromedia Pustaka, Jakarta. 1-5. 2. Arisandi, Y. dan Andriani, Y., 2005, Khasiat Tanaman Obat, Pustaka Buku Murah, Jakarta. 3. Latifa, U., 2007, Aktivitas Antimikroba Ekstrak Dietil Eter Daging Buah Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Beberapa Bakteri Uji, Fakultas Farmasi UMI, Makassar
4. Djuanda, A., 1999, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed.3, Balai Penerbit FK, Universitas Indonesia, Jakarta. 3-4. 5. Banker, G.S., and Rhodes, C.T., 1995, Modern rd Pharmaceutics, 3 ed., Marcel Dekker, Inc, New York. 6. Cronquist, A., 1981, An Integrated System of Classification of Flowering Plants, Columbia University Press, New York.
46
Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 – Maret 2011, hlm. 40 – 46
7. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1979, Farmakope Indonesia, ed.3, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 33, 145. 8. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia, ed.4, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 9. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 10-11. 10. Gennaro. A.R., 1990, Remington’s Pharmaceutical Sciences, 18th ed., Mack Publishing Company, Easton, Pennsylvania. 11. Graham-Brown, R, and Tony, B., 2002, Dermatologi, ed.8, Penerbit Erlangga, Jakarta. 20-21. 12. Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia II, Badan Litbang Departemen Kehutanan, Jakarta. 1457. 13. Hariana, A.H., 2008, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seri 3, Penebar Swadaya, Jakarta. 5 14. Jenkins, G., 1957, Scoville’s The Art or Compounding, 9th ed., The Blackiston Division,
15.
16.
17. 18.
19. 20.
21. 22.
McGraww-Hill Book, Company, Inc., New York, Toronto, London. 338-339. Kibbe, A.H., 2000, Handbook Of Pharmaceutical Excipient, 3rd ed, American Pharmaceutical Press, USA. Lachman, L., 1986, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Universitas Indonesia Press, Jakarta. 1112-1119. Martin, A., 1993, Dasar-Dasar Farmasi Fisika dan Ilmu Farmaseutika, ed.2, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Martin, E. W., 1971, Dispensing of Medication, Mack Publishing Company, Easton Pennsylvania. Muhlisah, F., 1995, Tanaman Obat Ke-luarga, Penebar Swadaya, Jakarta. Parrot,E.L., 1971, Pharmaceutical Technology, 3rd rev., Burgess Publishing Company, Minneapolis. Sunarjono, H., 2008, Bertanam 30 Jenis Sayur, Penebar Swadaya, Jakarta. 119-124. Sprowls, J.B., 1970, Prescription Pharmacy, Dosage Formulation Pharmaceutical Adjuncts, 2nd ed., J.B. Lippincott Company, Philadelphia Toronto. 230.