Formula Multiplier Output Untuk menghitung angka multiplier atau pengganda output diperoleh dengan rumus:
M K = [I − A]−1 dimana MK = matriks multiplier/pengganda output berukuran n x n ; dapat diterapkan untuk I = matriks identitas berukuran n x n A = matriks koefisien teknis berukuran n x n [I-A]-1 = matriks kebalikan Leontif Sebenarnya yang menjadi pusat analisis dari tabel IO adalah matriks kebalikan Leontif [I-A]-1 atau matriks multiplier/pengganda output
Matriks kebalikan Leontief atau matriks pengganda output (Analisis Model Terbuka)
Jumlah kolom 1 (sektor 1) = 1.3399 artinya jika permintaan akhir sektor 1 bertambah senilai 1 satuan uang, ouput perekonomian bertambah sebesar 1.3399 satuan uang.
•1
Interpretasi Multiplier Output • Sektor 4 (Listrik, Gas dan Air bersih) memiliki multiplier output tertinggi (=2.0226). Setiap kenaikan permintaan output sektor-4 sektor 4 sebesar Rp 1, 1 berdampak meningkatkan output perekonomian secara keseluruhan (semua sektor) sebesar Rp 2.0226. Sektor ini berkekuatan besar dalam menstimulir pertumbuhan, krn banyak membutuhkan dan dibutuhkan oleh sektor-sektor lain. • Sektor 2 (pertambangan dan penggalian) memiliki multiplier output terendah ((=1 1.2107), 2107) karena tidak banyak membutuhkan input / bahan baku dari sektorsektor lain. Hal yang hampir sama terjadi pada sektor pertanian.
Matriks kebalikan Leontief atau matriks pengganda output (Analisis Model Tertutup)
Jumlah kolom 1 (sektor 1) kurang baris H = 2.05172.0517-0,2897=1.7620, artinya jika permintaan akhir sektor 1 bertambah senilai 1 satuan uang, ouput perekonomian bertambah sebesar 1.7620 satuan uang, dan pendapatan naik 0.2897 satuan uang.
•2
Interpretasi Multiplier Output Analisis Model Tertutup • Dalam analisis tertutup selain mengetahui dampak thd output, juga dampak income atau pendapatan rumah tangga (pekerja). • Sektor 9 (Jasa-jasa) memiliki multiplier total tertinggi (=3.0972), tersusun atas multiplier output dan income masing-masing 2.5004 dan 0.5968. Artinya untuk setiap peningkatan permintaan output sektor 9 sebesar Rp 1, akan berdampak meningkatkan output perekonomian secara keseluruhan sebesar Rp2.5004 dan meningkatkan pendapatan semua pekerja sebesar Rp 0.5968. 0 5968 • Sektor 2 (pertambangan) memiliki multiplier total terendah (=1.6656) yg tersusun atas multiplier output dan Income masing-masing 1.4805 dan 0.1851.
3. Untuk Mengetahui Pengganda Pendapatan Untuk menghitung angka multiplier atau pengganda nilai tambah bruto diperoleh dengan rumus:
M inc = Vˆ[ I − A]−1 dimana MNTB = matriks pengganda nilai tambah bruto [I-A]-1 = matriks kebalikan Leontif
Vˆ
= matriks diagonal koefisien nilai tambah bruto, sedangkan d k elemen-2nya l 2 vj,j diperoleh: di l h
v j =V j / X j = rasio input primer terhadap total input
•3
Matriks Pengganda Pendapatan (Analisis Model Tetutup)
• Jika permintaan akhir sektor 1 naik senilai 1 su, pendapatan rumah tangga seluruh sektor naik sebesar 0.2897 su su.. • Multiplier pendapatan sektor 1 = 1.6783 artinya untuk setiap tambahan 1 rupiah pendapatan pekerja sektor 1, akan menciptakan pendapatan nasional sebesar 1.6783 rp. rp.
Interpretasi Multiplier Pendapatan • Jika terjadi peningkatan permintaan akhir atas output sektor 4 (LGA) sebesar Rp 1, b d berdampak k pdd peningkatan i k t income i pekerja k j di seluruh sektor sebesar Rp 0.2910. • Jk tidak ada mekanisme multiplier output income naik sebesar Rp 0.0977, yaitu hanya diterima oleh para pekerja di sektor-1. • Krn ada multiplier output, mk dampak income menjadi Rp 0.3910. Perbandingan dampak income yang diterima pekerja di semua sektor dan yg diterima pekerja sektor 1 adalah 2.9770 (=multiplier income)
•4
4. Dampak dan Pengganda Kesempatan Kerja Satuan Output : Milyar Rp; Satuan Tenaga kerja (TK): orang; Satuan Koefisien TK (baris koef): orang/milyar rp.
Dampak dan Pengganda Kesempatan Kerja
Interpretasi Multiplier Kesempatan Kerja • Jika terjadi peningkatan permintaan output sektor 1 (pertanian) sebesar Rp milyar, berdampak pd peningkatan kesempatan kerja di seluruh sektor sebesar 100.39 orang. • Padahal jk tidak ada mekanisme keterkaitan antar sektor, kesempatan kerja hanya naik sebesar 82.27 orang, yaitu yang diserap oleh sektor pertanian saja. • Krn ada keterkaitan antar-sektor, maka dampak kesempatan kerja di seluruh sektor (termasuk pertanian) menjadi 100.39 orang. Perbandingan dampak kesempatan kerja yg muncul di semua sektor k dan d yg muncull di sektor k pertanian i adalah d l h 1.22. Angka ini dsbt multiplier kesempatan kerja. Artinya jika terjadi peningkatan kesempatan kerja di sektor pertanian sebesar 1 orang, akan meningkatkan kesempatan kerja di seluruh sektor sebanyak 1.22 orang.
•5
4. Untuk Melihat Keterkaitan antar sektor perekonomian. 1. Keterkaitan ke Belakang 1.1 Keterkaitan ke belakang langsung (direct Bacward linkage) Dilihat dari koefisien input antara. 2 1 Keterkaitan 2.1 K k i kebelakang k b l k T Totall (Total (T l backward b k d linkage) li k ) Besar-kecilnya ukuran keterkaitan ke belakang suatu sektor ditunjukkan oleh Indeks Keterkaitan ke Belakang (IKBj), yang diperoleh dengan cara: n
∑ b
IKB
i=1
=
j
n
ij
n
n
∑
∑ b
i=1 j=1
ij
dimana IKBj = indeks keterkaitan total ke belakang sektor-j bij = unsur matriks kebalikan Leontif baris-i dan kolom-j n = ukuran matriks Leontif (ukuran sektor tabel IO)
2) Keterkaitan kedepan (Forward linkage) 2.1 Keterkaitan ke depan Langsung (Direct Forward Linkage) Lihat dari koefisien input antara: lihat secara horisontal 2.2 Keterkaitan ke depan Total (Total Direct Forward Linkage) Besar-kecilnya ukuran keterkaitan ke depan suatu sektor ditunjukkan oleh Indeks Keterkaitan ke Depan (IKDj), yang diperoleh dengan cara: n
∑ b
IKD
i
=
j=1 n n
∑
ij
∑ b
i=1 j−1
n ij
dimana IKDj = indeks keterkaitan total ke depan sektor-i bij = unsur matriks kebalikan Leontif baris-i dan kolom-j n = ukuran matriks Leontif (ukuran sektor tabel IO)
•6
Indeks Keterkaitan Total Ke Belakang dan Ke Depan Indeks Keterkaitan Total ke Belakang (IKB) atau Total Backward Linkage = derajat keterkaitan sektor dg sektor-sektor yang lebih hulu secara Total. Keterkaitan Total ke Depan (IKD) atau Forward Linkage = derajat keterkaitan sektor dg sektor-sektor yang lebih hilir hilir.
•7