PENULISAN AITEM
Format Aitem • • • •
Pernyataan dengan Pilihan Pertanyaan Kombinasi keduanya Gambar-gambar atau figur-figur sebagai stimulusnya
Pernyataan dengan Pilihan • Disajikan dalam kalimat pernyataan (deklaratif). Contoh: – Merasa dibenci oleh seseorang – Perubahan keadaan ekonomi keluarga (Skala Pengukuran Stres)
(ya) (ya)
(tidak) (tidak)
– Merasa gelisah di kantor memikirkan keadaan anak-anak di rumah [TP] [KD] [SR] [SL] – Merasa tidak sempurna sebagai seorang ibu karena pada saat anakanak pulang sekolah saya belum pulang kerja [TP] [KD] [SR] [SL] (Skala Konflik Peran-Ganda)
•
Disajikan dalam format dimana subjek harus menentukan salah satu tindakan diantara pilihan-pilihan yang disediakan. Contoh: –
“Seseorang menyalakan rokok dalam bis berAC yang sedang anda tumpangi” a. Saya tegur dan ingatkan akan larangan merokok dalam bis b. Saya diamkan saja meskipun saya terganggu dan sangat jengkel (Skala Asertivitas)
Format Respons • Skala psikologi dapat direspons dalam berbagai bentuk perilaku seperti: – – – – –
Menggambar (pada skala-skala proyektif) Menjawab dengan kata-kata Memilih gambar Memilih jawaban yang disediakan (populer) dsb
Contoh format respon dgn memilih jawaban yang disediakan: • • • • •
[STS] [TS] [N] [S] [SS] [STS] [ATS] [TS] [N] [AS] [S] [SS] [TS] [N] [S] [TP] [JR] [KD] [SR] [SL] [TP] [SJR] [JR] [KD] [SR] [SSR] [SL]
CATATAN: - Responden tidak akan cukup peka dengan perbedaan jenjang lebih dari tujuh tingkat. - Pada responden yang belum cukup dewasa atau sudah lansia kadang perlu menyederhanakan pilihan menjadi tiga atau dua. - Pilihan jawaban selalu simetrikal.
Kontroversi tentang Nilai Tengah (N = Netral) • Perlu-tidaknya (bahkan cenderung ke arah bolehtidaknya) pilihan tengah dipicu oleh kekhawatiran bahwa responden akan cenderung memilihnya sehingga data mengenai perbedaan di antara responden menjadi kurang informatif. • Pilihan tengah harus diwujudkan sebagai N (netral) atau “Tidak menentukan pendapat”. Jangan memberikan pilihan tengah sebagai “Ragu-ragu”.
Kaidah Penulisan 1.
Gunakan kata-kata dan kalimat yang sederhana, jelas, dan mudah dimengerti oleh responden namun tetap harus mengikuti tata tulis dan tata bahasa Indonesia yang baku.
2.
Tulis aitem dengan berhati-hati sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda terhadap istilah yang digunakan. Contoh: “Saya akan menjadi pendengar yang baik, bila ada karyawan yang mengeluh”
3.
Selalu ingat bahwa penulisan aitem mengacu pada indikator perilaku atau pada komponen atribut, karena itu jangan menulis aitem yang langsung menanyakan atribut yang hendak diungkap. Contoh: - Saya merasa cemas akan kesepian setelah pensiun. - Saya sulit untuk berkonsentrasi dengan pekerjaan bila mengingat masa pensiun yang sudah dekat. (Skala Kecemasan Menghadapi Pensiun)
4.
Selalu perhatikan indikator perilaku apa yang hendak diungkap sehingga stimulus dan pilihan jawaban tetap relevan dengan tujuan pengukuran.
5.
Cobalah menguji pilihan-pilihan jawaban yang telah ditulis. Adakah perbedaan arti atau makna antara dua pilihan yang berbeda sesuai dengan ciri atribut yang sedang diukur, apabila tidak maka aitem yang bersangkutan tidak akan memiliki daya beda (discriminating power). Contoh: - Pekerjaan saya menuntut berbagai macam kemampuan [STS] [TS] [N] [S] [SS] - Saya berangkat kerja dengan hati yang tidak mantap [STS] [TS] [N] [S] [SS] (Skala Semangat Kerja)
6.
Perhatikan bahwa isi aitem tidak boleh mengandung social desirability, yaitu aitem yang isinya sesuai dengan keinginan sosial umumnya atau dianggap baik oleh norma sosial. Aitem yang bermuatan social desirability cenderung akan disetujui atau didukung oleh semua orang sematamata karena orang berfikir normatif, bukan karena isi aitem itu sesuai dengan perasaan atau keadaan dirinya. Contoh: - Meskipun untuk meningkatkan karier, saya tidak boleh berbuat curang terhadap teman kerja. [STS] [TS] [N] [S] [SS]
7.
Untuk menghindari stereotipe jawaban, sebagian dari aitem perlu dibuat dalam arah favorabel dan sebagian lain dibuat dalam arah tidak favorabel.