PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FILTER KALMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika
Disusun oleh: Auxilia Maria Aroran NIM: 123114004
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A KALMAN FILTER
THESIS
Presented as a Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Degree of Sarjana Sains Mathematics Study Program
Written by: Auxilia Maria Aroran Student ID: 123114004
MATHEMATICS STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF MATHEMATICS FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2017
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
FILTER KALMAN
Disusun oleh: Auxilia Maria Aroran NIM: 123114004
Telah disetujui oleh: Dosen Pembimbing Skripsi
(Hartono, Ph.D)
Tanggal: 31 Januari 2017
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
FILTER KALMAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Auxilia Maria Aroran NIM: 123114004
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Pada tanggal 31 Januari 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA Nama Lengkap Ketua
Tanda Tangan
: Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D.
............................
Sekretaris : Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc.
............................
Anggota
............................
: Hartono, Ph.D. Yogyakarta, 31 Januari 2017 Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Dekan,
Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus dan Bunda Maria Kedua Orang Tua, Nixon Aroran dan Maryke Pontoan Adik Lafio Aroran & Adik ipar Cyprianus Warouw Keponakan Karlen Junno Aquinas Warouw Kakek, Nenek, Keluarga Besar dan Sanak Saudara Pastor Yong Ohoitimur dan keluarga besar Yayasan Pendidikan Lokon Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Januari 2017
Auxilia Maria Aroran
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Filter Kalman adalah proses pendugaan keadaan optimal yang diterapkan pada suatu sistem dinamis dan melibatkan derau acak. Pendugaan ini bersifat rekursif, sehingga memudahkan peneliti ataupun teknisi dalam menangani data yang terus bertambah dalam periode waktu tertentu. Tujuan dari tulisan ini yaitu menurunkan algoritma filter Kalman, yaitu algoritma untuk menduga keadaan optimal dari suatu sistem dinamis, baik diskret maupun kontinu. Simulasi algoritma filter Kalman dilakukan dengan menggunakan software MATLAB R2010a. Hasilnya menunjukkan bahwa filter Kalman dapat menghasilkan penduga yang memiliki sifat kovariansi eror minimum.
Kata kunci: filter Kalman, derau, error, kovariansi, sistem dinamis, penduga kuadrat terkecil rekursif, algoritma.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Kalman filter is an estimation process of optimal state, which applied to a dynamic system that involves noise. This estimation is recursive so that it is easily applied by scientist or engineer in handling data which grows continuously within a certain period of time. The purpose of this thesis is to derive the Kalman filter algorithm, which is used to estimate the optimal state of a dynamic system, including discrete and continuous models. The simulation is done using MATLAB R2010a. The result shows that Kalman filter gives a good estimator, which has minimum error covariance.
Keywords: Kalman filter, noise, error, covariance, dynamic system, recursive least square estimation, algorithm.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Auxilia Maria Aroran
NIM
: 123114004
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Filter Kalman” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Januari 2017 Yang menyatakan
Auxilia Maria Aroran
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan atas berkat dan penyertaannya sampai pada saat penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Skripsi yang berjudul “Filter Kalman” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Matematika Universitas Sanata Dharma. Selama proses penyusunan, tentu saja penulis menemui berbagai macam hambatan sampai akhirnya bisa selesai berkat penyertaan Tuhan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih atas berbagai dukungan yang diterima ingin disampaikan oleh penulis kepada: 1.
Bapak Hartono, Ph.D., selaku dosen pembimbing skripsi, sekaligus Ketua Program Studi Matematika dan Dosen Pembimbing Akademis atas semua bentuk bimbingan dan saran yang diberikan baik selama proses penyusunan skripsi, maupun sejak penulis berada di Program Studi Matematika ini.
2.
Bapak/Ibu/Romo dosen yang telah membagikan ilmu pengetahuannya selama penulis menjalani perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
3.
Keluarga dan sanak saudara di Manado atas segala bentuk doa, dukungan, dan dorongan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
4.
Yayasan Pendidikan Lokon yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di USD, serta dorongan dan semangat yang telah diberikan sampai penulis bisa menyelesaikan skripsi.
5.
Teman-teman Matematika USD angkatan 2012 (Ajeng, Anggun, Arum, Boby, Budi, Dewi, Ega, Fherny, Hepi, Ilga, July, Lia, Manda, Noni, Putri, Risma,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ryan, Sila, Tika) atas semangat dan dorongan selama penulisan, juga selama berdinamika bersama sebagai bagian dari keluarga Prodi Matematika USD. 6.
Keluarga Besar Program Studi Matematika Universitas Sanata Dharma, kakak-kakak dan adik-adik angkatan, juga keluarga besar FST USD, karyawan dan staff yang baik secara langsung maupun secara tidak langsung memberikan bantuan kepada penulis.
7.
Zilvi, Tri, dan juga teman-teman befi yang memberikan semangat dan menjadi teman diskusi selama penulis mengerjakan skripsi, serta BF dan semua pihak yang tidak sempat disebutkan, yang secara tidak langsung telah menyemangati penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari, bahkan dengan bantuan dan keterlibatan dari berbagai
pihak, tulisan ini adalah karya dari penulis, manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan tangan terbuka menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca sekalian. Semoga kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 31 Januari 2017 Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ............................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. ix KATA PENGANTAR .............................................................................................x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................5 C. Pembatasan Masalah .........................................................................................5 D. Tujuan Penulisan ...............................................................................................5 E. Manfaat Penulisan .............................................................................................6 F. Metoda Penelitian .............................................................................................6 G. Sistematika Penulisan .......................................................................................6
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENDUGA KUADRAT TERKECIL .........................................................9 A. Matriks ..............................................................................................................9 B. Variabel Acak dan Proses Stokastik ...............................................................21 C. Penduga Kuadrat Terkecil...............................................................................27 BAB III FILTER KALMAN .................................................................................45 A. Filter Kalman dengan Waktu Diskret .............................................................45 B. Persamaan Filter Kalman Satu Langkah .........................................................52 C. Derau Proses Pendugaan .................................................................................58 D. Derau Pengukuran ...........................................................................................60 E. Filter Kalman dengan Waktu Kontinu ............................................................61 F. Linearisasi Filter Kalman ................................................................................67 G. Perluasan Filter Kalman dengan Waktu Kontinu ...........................................70 H. Perluasan Filter Kalman dengan Waktu Diskret .............................................72 BAB IV SIMULASI FILTER KALMAN .............................................................76 A. Simulasi Filter Kalman untuk Menduga Suatu Konstan .................................76 B. Simulasi Filter Kalman untuk Menduga Posisi dan Kecepatan ......................80 C. Penerapan Filter Kalman dalam Berbagai Bidang ..........................................86 BAB V PENUTUP .................................................................................................89 A. Kesimpulan .....................................................................................................89 B. Saran ...............................................................................................................91 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................93 LAMPIRAN ...........................................................................................................95
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Penerapan Filter Kalman .........................................................3 Gambar 1.2 Algoritma Filter Kalman.....................................................................4 Gambar 2.1 Pendugaan kuadrat terkecil & nya ....................................................31 Gambar 2.2 Pendugaan kuadrat terkecil berbobot & nya .....................................32 Gambar 2.3 Pendugaan kuadrat terkecil rekursif & nya ......................................38 Gambar 3.1 Hubungan antara penduga keadaan priori dan posteriori, dan kovariansi pendugaannya ........................................................................47 Gambar 3.2 Variansi penduga posisi 5 langkah pertama filter Kalman ...............56 Gambar 3.3 Variansi penduga posisi 60 langkah pertama filter Kalman .............57 Gambar 3.4 pengukuran dan pendugaan untuk contoh 3.2 ................................57 Gambar 4.1 Pendugaan konstan ...........................................................................76 Gambar 4.2 pendugaan konstan...........................................................................77 Gambar 4.3 Variansi pendugaan konstan ............................................................77 Gambar 4.4 Posisi kendaraan & nya ....................................................................80 Gambar 4.5 Kecepatan kendaraan & nya .............................................................81
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hubungan antara penduga dan kovariansi pada pendugaan kuadrat terkecil dan filter Kalman ........................................................................51 Tabel 4.1 Data hasil simulasi filter Kalman untuk menduga suatu konstan .........78 Tabel 4.2 Data hasil simulasi filter Kalman untuk menduga posisi dan kecepatan..................................................................................................81 Tabel 4.3 Tujuan dan metode filter Kalman yang berkaitan .................................87 Tabel 5.1 Filter Kalman dengan waktu diskret .....................................................89 Tabel 5.2 Filter Kalman dengan waktu kontinu ....................................................90 Tabel 5.3 Perluasan Filter Kalman dengan waktu kontinu ...................................90 Tabel 5.4 Perluasan Filter Kalman dengan waktu diskret .....................................90
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1960, R.E. Kalman menerbitkan paper yang mendeskripsikan suatu solusi rekursif terhadap masalah filter data diskret linear, yang kemudian dikenal dengan nama Filter Kalman. Filter yang dimaksud adalah sebuah algoritma pemrosesan data. Pada umumnya, filter bertujuan untuk memperoleh pendugaan optimal atas suatu susunan data. Sama seperti filterfilter lainnya, filter Kalman juga bertujuan untuk memperoleh pendugaan optimal atas data yang diberikan oleh sumber berderau. Filter Kalman adalah proses pendugaan keadaan optimal yang diterapkan pada suatu sistem dinamis dan melibatkan derau acak. Optimal di sini berarti meminimalkan error. Filter Kalman disebut juga sebagai penduga kuadrat terkecil linear karena meminimalkan rata-rata kuadrat pendugaan suatu sistem linear stokastik. Terdapat tiga alasan dasar mengapa sistem deterministik dan teori kontrol tidak cukup akurat dalam analisis, antara lain: Tidak ada model sistem matematis yang sempurna. Sistem dinamis dipengaruhi bukan hanya oleh kontrol input awal, tetapi juga oleh gangguan-gangguan yang tak terkontrol atau tak bisa dimodelkan secara deterministik. Sensor tidak memberikan data yang sempurna dan lengkap dari sebuah sistem
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Filter Kalman menggabungkan semua pengukuran yang tersedia, tanpa memperhatikan ketepatannya, untuk menduga nilai terbaru dari variabel yang diteliti dengan menggunakan (1) pengetahuan tentang sistem dan alat pengukuran, (2) deskripsi statistis dari derau sistem, pengukuran, dan ketidakpastian dalam model dinamis, dan (3) informasi yang tersedia tentang keadaan awal dari variabel yang diteliti. Salah satu yang membedakan filter Kalman dengan konsep pemrosesan data tertentu adalah konsep rekursif. Dengan sifat rekursif ini, filter Kalman tidak perlu menyimpan semua data yang sebelumnya telah diperoleh kemudian memroses kembali semua data tersebut setiap diperoleh data pengukuran yang baru. Tujuan utama dari filter kalman yaitu untuk menduga keadaan dari sistem dinamis. Keadaan yang akan diduga yaitu
pada sistem dinamis
dari pengetahuan tentang hasil pengukuran
dengan
,
, dan
adalah matriks transisi keadaan, matriks input, dan
matriks output. Vektor- vektor
,
, dan
masing-masing menyatakan
vektor keadaan, vektor kontrol, dan vektor output, sedangkan
dan
merupakan proses derau yang terlibat. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1.1. Filter Kalman telah digunakan secara luas dalam berbagai bidang industri dan pemerintahan, seperti sistem tracking pada video dan laser, navigasi satelit, pendugaan trayektori rudal balistik, radar, dan pengontrol tembakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Dengan berkembangnya komputer berkecepatan tinggi, filter Kalman menjadi lebih berguna dalam aplikasi masa kini. Secara sederhana, penerapan filter Kalman pada suatu sistem dapat dilihat seperti pada gambar.
Gambar 1.1 Bagan penerapan filter Kalman Meskipun Filter Kalman sering digunakan, teori matematika dibalik proses Filter Kalman tidak begitu dimengerti oleh penggunanya, karena sebagian besar hanya menggunakan algoritmanya saja tanpa mengetahui bagaimana asal-usul algoritma tersebut. Oleh karena itu, penulis akan berusaha untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana algoritma filter Kalman ini diperoleh. Algoritma filter Kalman bermula dari pedugaan kuadrat terkecil dengan mengikuti langkah-langkah penurunan sebagai berikut: 1.
Mulai dengan deskripsi matematis dari suatu sistem dinamis yang akan diduga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
2.
Menerapkan persamaan yang mendeskripsikan bagaimana rata-rata dari keadaan yang diteliti dan kovariansinya merambat bersesuaian dengan waktu.
3.
Pilih sistem dinamis yang menggambarkan perambatan rata-rata dan kovariansi keadaan tersebut kemudian menerapkan persamaan yang diperoleh. Persamaan ini merupakan dasar dari penurunan Filter Kalman sebab rata-rata dari keadaan tersebut merupakan pendugaan Filter Kalman atas keadaan tersebut.
4.
Setiap kali hasil pengukuran diperoleh, maka rata-rata dan kovariansinya akan diperbaharui secara rekursif. Algoritma filter Kalman dapat dicantumkan dalam bagan sebagai berikut.
Gambar 1.2 Algoritma filter Kalman Penjelasan mengenai bagaimana memperoleh persamaan-persamaan seperti pada gambar akan dijelaskan pada bab ketiga dari tulisan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Sebelumnya, pada bab kedua akan dibahas terlebih dahulu tentang teori-teori dasar yang dibutuhkan, khususnya pendugaan kuadrat terkecil.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah-masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini antara lain: 1.
Bagaimana proses untuk memperoleh algoritma filter Kalman?
2.
Bagaimana contoh simulasi filter Kalman dalam kehidupan sehari-hari?
C. Pembatasan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini dibatasi sebagai berikut: 1.
Filter Kalman yang dibahas dalam tulisan ini adalah filter Kalman dengan waktu diskret dan waktu kontinu, sampai pada perluasannya.
2.
Jenis-jenis filter Kalman seperti Ensemble Kalman Filter (EnKF), Adaptive Kalman Filter (AKF) dan lainnya tidak akan dibahas dalam tulisan ini.
3.
Sifat tak bias dari penduga pada filter Kalman tidak dibahas dalam tulisan ini.
D. Tujuan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis selain untuk memenuhi syarat tugas akhir dalam program studi Matematika Universitas Sanata Dharma, yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
1.
Menjelaskan bagaimana proses memperoleh algoritma filter Kalman.
2.
Memberi contoh simulasi filter Kalman dan penerapan filter Kalman dalam berbagai bidang.
3.
Memperluas wawasan pembaca tentang aplikasi ilmu matematika khususnya mengenai filter Kalman.
E. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Penulis memperoleh pengetahuan baru selama mengerjakan tulisan ini.
2.
Pembaca mendapat gambaran tentang aplikasi ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari, yaitu penerapan filter Kalman.
F. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir yaitu studi pustaka, yaitu dengan mempelajari buku dan/atau jurnal yang membahas tentang Filter Kalman maupun aplikasinya.
G. Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Pembatasan Masalah D. Tujuan Penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
E. Manfaat Penulisan F. Metode Pemulisan G. Sistematika Penulisan BAB II. LANDASAN TEORI A. Matriks B. Derau Putih C. Penduga Kuadrat Terkecil BAB III. FILTER KALMAN A. Filter Kalman dengan Waktu Diskret B. Persamaan Filter Kalman Satu Langkah C. Derau Proses Pendugaan D. Derau Pengukuran E. Filter Kalman dengan Waktu Kontinu F. Linearisasi Filter Kalman G. Perluasan Filter Kalman dengan Waktu Kontinu H. Perluasan Filter Kalman dengan Waktu Diskret BAB IV. SIMULASI FILTER KALMAN A. Simulasi Filter Kalman untuk Menduga Suatu Konstan B. Simulasi Filter Kalman untuk Menduga Posisi dan Kecepatan C. Penerapan Filter Kalman dalam Berbagai Bidang BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENDUGA KUADRAT TERKECIL
Dalam bab ini, terdapat subbab-subbab yang merupakan landasan teori untuk mempelajari filter Kalman pada bab selanjutnya. Sebelumnya telah disebutkan bahwa filter Kalman juga merupakan penduga kuadrat terkecil. Oleh karena itu, pokok dari bab ini adalah membahas mengenai penduga kuadrat terkecil. Selain itu, terdapat beberapa materi berkaitan yang juga perlu untuk dibahas terlebih dahulu, yaitu matriks dan proses stokastik. Materi-materi tersebut dirangkum dalam subbab-subbab berikut.
A. Matriks Materi tentang matriks yang akan dibahas dalam subbab ini adalah lemma invers matriks, maktriks pseudo invers, kalkulus matriks, dan matriks definit positif. Pembahasan materi-materi berikut didasari dengan asumsi bahwa pembaca telah menguasai konsep-konsep dasar aljabar linear seperti sistem linear, operasi aljabar matriks, invers matriks, ruang baris dan ruang kolom, serta ruang hasilkali dalam.
1.
Lemma Invers Matriks Pada bagian ini akan dibahas tentang lemma invers matriks yang nantinya akan digunakan pada bagian selanjutnya. Lemma invers matriks juga sering digunakan dalam teori estimasi dan pemrosesan signal.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Misalkan terdapat matriks gabungan matriks matriks
dengan
, keduanya tak singular, sedangkan . Definisikan matriks
dan
matriks
matriks
dengan
maka: a.
Andaikan
mempunyai invers, dapat ditunjukkan bahwa merupakan invers dari
b.
Andaikan
mempunyai invers, dapat ditunjukkan bahwa juga merupakan invers dari
c. Bukti a.
b.
, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
c.
Dari a dan b, matriks
dan matriks keduanya merupakan invers dari matriks
sehingga berdasarkan teorema ketunggalan invers, kedua matriks tersebut sama. Dan dengan kesamaan dua matriks, diperoleh ■
. Selanjutnya, karena
dan
, maka
Bentuk ini disebut lemma invers matriks. Bentuk lainnya yang ekuivalen yaitu
Untuk memahami lebih jelas, berikut ini diberikan contoh penggunaan lemma invers di atas.
Contoh 2.1 Misalkan terdapat matriks Invers dari matriks
adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Akan dicari invers dari matriks
.
Tanpa menghitung invers matriks
dari awal,
dapat diperoleh
dengan menggunakan hasil invers dari matriks . Perhatikan bahwa , dengan
,
, dan
Dengan menggunakan lemma invers matriks, diperoleh
2.
Matriks Pseudo Invers Selain lemma invers matriks, matriks pseudo invers juga akan disebutkan pada bagian selanjutnya, sehingga penting untuk dibahas sebelumnya. Bentuk pseudo invers
dari matriks
merupakan perumuman dari matriks invers
yang biasanya, dimana matriks
tidak harus memenuhi semua sifat-sifat
matriks yang bisa dibalik. Misalkan ruang baris dari
matriks
. Hal ini sama saja dengan mengatakan bahwa
paling banyak berdimensi
dan ruang kolomnya paling
banyak berdimensi . Karena ruang baris dan ruang kolom memiliki dimensi yang sama (rank dari ), jika
, maka rank dari
nilai yang lebih kecil antara nilai-nilai
dan , yaitu
paling besar adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Singularitas matriks
dibutuhkan untuk menentukan matriks pseudo
invers dari . Berikut diberikan teorema tentang singularitas matriks
.
Teorema 2.1 Jika
merupakan matriks dengan rank penuh, maka
tak singular.
Bukti Teorema akan terbukti dengan memperlihatkan jika sebarang , maka dengan
. Jika
maka dengan mengalikan kedua ruas
, diperoleh
sehingga
. Karena
Dengan demikian, terbukti
Jika
, mempunyai rank penuh, diperoleh
■
tak singular.
tidak singular, jadi
punya invers. Bentuk
disebut pseudo invers kiri dari , dimana
. Rank dari
adalah . Jika
merupakan matriks dengan rank baris penuh, yaitu
, maka
tidak singular, jadi
punya invers. Selanjutnya, bentuk
disebut pseudo invers kanan dari . Rank dari adalah .
.
merupakan matriks dengan rank kolom penuh, yaitu
, maka
dan
untuk
dan
. Berikut diberikan contoh untuk mencari pseudo invers dari matriks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Contoh 2.2 Misalkan terdapat matriks dengan
dan
.
. Diperoleh
adalah matriks , dan
. Matriks
adalah matriks singular, sedangkan
mempunyai invers, yaitu
kirinya tidak terdefinisi karena
. Pseudo invers
bukan matriks dengan rank kolom penuh,
sedangkan pseudo invers kanannya adalah
dengan
3.
.
Kalkulus Matriks Bagian selanjutnya adalah kalkulus matriks. Bagian ini akan membahas definisi-definisi tentang turunan matriks, serta persamaan-persamaan yang dihasilkannya. Bagian ini penting dikuasai untuk digunakan dalam mencari nilai minimum suatu fungsi objektif dalam bentuk matriks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Definisi 2.1 Misalkan
matriks
, dimana elemen-elemennya berupa fungsi
terhadap waktu. Didefinisikan turunan matriks sebagai berikut
menyebabkan
merupakan matriks konstan sehingga
turunannya sama dengan nol. Penurunan
dapat juga dihitung dengan
Karena turunannya sama dengan nol, maka dapat diperoleh turunan dari yaitu
Definisi 2.2 (Turunan parsial fungsi terhadap vektor) Misalkan
vektor
maka turunan parsial fungsi
dan
fungsi skalar dari elemen-elemen , terhadap vektor
adalah
Definisi 2.3 (Turunan parsial fungsi terhadap matriks) Misalkan
matriks
terhadap matriks
adalah
dan
fungsi skalar. Turunan parsial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Dengan definisi-definisi tersebut, dapat dihitung turunan parsial dari hasil perkalian antara dua vektor. Misalkan
Dengan cara yang sama, diperoleh
Untuk bentuk kuadratik
turunan parsialnya adalah
dan
vektor kolom dengan
elemen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Jika
matriks simetri, maka
sehingga diperoleh
Definisi 2.4 (Turunan parsial vektor terhadap vektor lain)
Misalkan
dan
Jika salah satu dari
. Maka
maupun
ditranspos, maka turunan parsialnya
juga ditranspos, yaitu
Dari definisi-definisi di atas, dapat diperoleh persamaan-persamaan berikut. Misalkan
matriks
dan
vektor
. Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Definisi 2.5 (Turunan parsial trace matriks Misalkan
matriks
Turunan parsial
Jika
dan
terhadap matriks )
matriks
terhadap
matriks simetri, maka diperoleh
adalah
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
4.
Matriks Definit Positif Bagian selanjutnya akan membahas tentang matriks definit positif. Matriks definit positif berperan penting dalam menentukan nilai minimum suatu fungsi objektif. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diingat tentang matriks definit positif.
Definisi 2.6 Matriks simetri vektor
disebut definit positif jika
untuk semua
yang tak nol.
Teorema 2.2 Jka
mempunyai rank penuh, maka
merupakan matriks definit
positif Bukti Karena Selanjutnya,
, maka mempunyai rank penuh,
Jadi perkalian titik diperoleh matriks definit positif.
matriks simetri.
tidak nol untuk sebarang
taknol.
. Dan untuk sebarang vektor , , jadi berdasarkan definisi,
adalah ■
Definisi 2.7 Matriks Hessian adalah matriks simetri yang elemen-elemennya merupakan turunan parsial kedua dari suatu fungsi skalar terhadap suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
vektor. Misalkan terdapat suatu fungsi dari fungsi
adalah matriks
dan
vektor
, dimana
, matriks Hessian , yaitu
Teorema 2.3 Titik stasioner dievaluasi pada
meminimumkan
jika matriks Hessian dari
adalah definit positif.
Bukti Ekspansi Taylor sampai orde kedua di sekitar
Karena
adalah
titik stasioner, maka
jadi
minimumkan fungsi
ketika ruas kanan pada persamaan
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
bernilai positif. Padahal jika ruas kanan tersebut ditulis dalam bentuk matriks diperoleh
Sedangkan
merupakan matriks Hessian dari sehingga pada
meminimumkan
. Jadi
adalah matriks definit positif,
ketika matriks Hessian dari
yang dievaluasi ■
definit positif.
B. Variabel Acak dan Proses Stokastik Sub-bab ini akan membahas mengenai variabel acak dan proses stokastik. Namun sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu beberapa teori dasar peluang. Peluang kejadian
dengan dan
didefinisikan dengan
merupakan banyaknya anggota ruang sampel
pada kejadian ,
merupakan banyaknya semua anggota ruang sampel, dengan
Misalnya dalam pelemparan dadu, Peluang kejadian
, maka
. .
munculnya mata dadu 4 pada permukaan dadu adalah
. Sedangkan dalam pelemparan 2 dadu berbeda secara bersamaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
terdapat 36 anggota ruang sampel , yaitu
, dan peluang kejadian
munculnya mata dadu 2 dan 3 dalam sekali pelemparan adalah , dan
, sebab
.
Peluang suatu kejadian juga bisa berkaitan dengan peluang kejadian yang lainnya. Peluang terjadinya kejadian
setelah
terjadi disebut peluang
bersyarat. Secara matematis, peluang bersyarat didefinisikan sebagai berikut.
Definisi 2.8 Peluang terjadinya kejadian
dengan
terjadi setelah kejadian
adalah peluang kejadian
dan
adalah
keduanya terjadi.
Dua kejadian dikatakan saling bebas jika terjadinya suatu kejadian tidak mempengaruhi kejadian lainnya. Secara matematis, terdapat beberapa cara untuk menyatakan kejadian
dan
saling bebas, yaitu
Variabel acak didefinisikan sebagai suatu pemetaan fungsional dari himpunan hasil percobaan ke himpunan bilangan real. Sebagai contoh, hasil pelemparan dadu dapat dilihat sebagai variabel acak jika munculnya mata dadu 1 pada permukaan dadu dipetakan ke bilangan satu, mata dadu 2 dipetakan ke bilangan dua, dan seterusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Sebuah variabel acak bisa kontinu atau diskret. pelemparan dadu merupakan variabel acak diskret, sebab hasil realisasinya merupakan himpunan nilai-nilai yang diskret. Pengukuran temperatur merupakan variabel acak kontinu karena hasil realisasinya merupakan himpunan nilainilai yang kontinu. Baik variabel acak diskret maupun kontinu, keduanya memiliki fungsi densitas peluang dan fungsi distribusi kumulatif. Fungsifungsi tersebut didefinisikan sebagai berikut.
Definisi 2.9 merupakan fungsi densitas peluang dari variabel acak diskret jika untuk setiap
berlaku
Definisi 2.10 merupakan fungsi densitas peluang dari variabel acak kontinu jika berlaku untuk semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Definisi 2.11 Fungsi distribusi kumulatif dari variabel acak diskret densitas peluang
adalah
dengan fungsi
, dimana
Definisi 2.12 Fungsi distribusi kumulatif dari variabel acak kontinu densitas peluang
adalah
dengan fungsi
, dimana
Masing-masing variabel acak mempunyai karakteristik, seperti rata-rata atau nilai harapan dan variansi. Definisi rata-rata atau nilai harapan dari variabel acak didefinisikan sebagai berikut.
Definisi 2.13 Misalkan
variabel acak dengan fungsi densitas peluang
rata atau nilai harapan dari
adalah
. Rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Variansi dari variabel acak menunjukkan seberapa besar variabel acak akan bervariasi dari rata-ratanya. Dalam kasus-kasus tertentu, misalnya jika variabel acak
hanya memiliki satu nilai (misalnya jika pada saat melempar
dadu selalu muncul mata dadu 4), maka disebut bahwa variansi dari dengan 0. Kasus lainnya adalah jika nilai dari
berada di antara
peluang yang sama, maka disebut bahwa variansi dari
sama dengan
sama dengan
.
Variansi dari variabel acak didefinisikan secara formal sebagai berikut.
Definisi 2.14 Misalkan
variabel acak dengan fungsi densitas peluang
rata . Variansi dari
dan rata-
adalah
Standar deviasi dari variabel acak dinotasikan dengan , merupakan akar kuadrat dari variansi. Perhatikan bahwa variansi bisa ditulis
Notasi
digunakan untuk menyatakan bahwa
variabel acak dengan rata-rata
dan variansi
.
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Sebuah variabel acak kontinu disebut Gaussian atau normal jika fungsi densitas peluangnya yaitu
Selanjutnya misalkan terdapat dua variabel acak yaitu halnya dengan kejadian saling bebas, Variabel acak
dan
dan
. Sama
dikatakan saling
bebas jika memenuhi
Akibatnya,
Kovariansi dari variabel acak skalar
Proses stokastik
dan
adalah
merupakan variabel random yang berubah-ubah
menurut waktu, sehingga fungsi distribusi dan fungsi densitasnya merupakan fungsi terhadap waktu. Fungsi distribusi kumulatif dari
Rata-rata dan kovariansi dari yaitu
adalah
juga merupakan fungsi dari waktu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Perhatikan bahwa
pada waktu
acak yang berbeda, yaitu
dan
dan
merupakan dua variabel
. Jika kedua variabel acak
saling bebas, untuk semua
(white noise). Jika tidak, maka
dan
, maka
disebut derau putih
disebut derau berwarna.
C. Penduga Kuadrat Terkecil Penduga kuadrat terkecil adalah dasar dari penurunan algoritma filter Kalman. Sub-bab ini akan membahas mengenai penduga kuadrat terkecil berbobot dan penduga kuadrat terkecil rekursif.
1.
Penduga Kuadrat Terkecil Berbobot Misalkan dan
adalah vektor konstan dengan -elemen yang tidak diketahui,
adalah vektor hasil pengukuran yang mengandung komponen derau
dengan
elemen. Untuk mencari penduga terbaik
elemen pengukuran pada vektor elemen dalam vektor
dari , dimisalkan setiap
sebagai kombinasi linear dari elemen-
dengan ditambah derau pengukuran, yaitu
Dalam bentuk matriks,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
dengan
adalah vektor dengan
elemen,
,
yang memiliki
elemen,
vektor pengukuran dengan
matriks observasi berukuran elemen. Selisih antara
dan
, dan
vektor derau
didefinisikan dengan
,
yaitu
dan disebut sebagai sisa pengukuran. Menurut Karl Gauss, nilai yang paling mungkin untuk vektor
adalah vektor
kuadrat dari selisih antara nilai dicari
yang meminimumkan jumlah
yang diamati dengan vektor
. Jadi akan
yang meminimumkan fungsi objektif , dimana
Substitusi
, diperoleh
mencapai minimum saat turunan parsial pertamanya terhadap
sama
dengan nol, yaitu
Vektor yaitu
kemudian diperoleh dengan menyelesaikan persamaan tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Dengan dan
, pseudo invers kiri dari matriks
ada jika
matriks dengan rank penuh.
Dalam setiap pengukuran, terdapat derau yang variansinya bisa berbeda. Dengan variansi yang berbeda-beda, dimisalkan
Penduga kuadrat terkecil berbobot bisa diperoleh dengan menurunkan fungsi objektif yang sisa pengukurannya berdistribusi normal. Dengan asumsi bahwa derau dari setiap pengukuran mempunyai rata-rata 0 dan saling bebas, matriks kovariansinya adalah
Pendugaan yang melibatkan variansi derau pengukuran inilah disebut pendugaan kuadrat terkecil berbobot. Dalam pendugaan ini, fungsi objektif yang akan diminimumkan adalah
Fungsi objektif tersebut dapat juga ditulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
mencapai minimum ketika
sehingga diperoleh
Perhatikan bahwa ketika
mempunyai rank
adalah matriks Hessian yang definit positif , sehingga bisa dipastikan bahwa
meminimumkan fungsi objektif . Berikut diberikan contoh pendugaan kuadrat terkecil sebelum dan sesudah diboboti.
Contoh 2.3 Misalkan diperoleh data hasil pengukuran ( ) berturut-turut 0.98, 0.37, 0.88, 0.91, 0.79, 0.67, 0.72, 0.65, 0.49, dan 0.77. Akan dicari garis
yang
bisa mewakili hasil pengukuran tersebut. Dalam bentuk matriks bisa ditulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Dengan metode kuadrat terkecil,
diduga dengan
diperoleh persamaan hasil pendugaan yaitu jumlah kuadrat nya
, , dengan
Plot hasil perhitungan dan perhitungannya
adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1 (a) Pendugaan kuadrat terkecil (b) error pendugaan Setelah diboboti,
diduga dengan
diperoleh persamaan hasil pendugaan
, sehingga , dengan
. Plot hasil pendugaan dan pendugaan setelah diberi bobot adalah sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Gambar 2.2 (a) Pendugaan kuadrat terkecil berbobot (b) error pendugaan Meskipun dengan hasil pengukuran yang sama, kedua gambar menampilkan plot yang berbeda. Pada gambar 1, plot diperoleh dengan asumsi bahwa tingkat ketelitian semua data sama besar. Sedangkan pada gambar 2, diasumsikan bahwa masing-masing data memiliki tingkat ketelitian yang berbeda. Data-data yang lebih teliti diberikan bobot yang lebih besar. Pemboboton ini membuat data-data tersebut lebih bernilai, sehingga perhitungan akan lebih memperhatikan data-data dengan bobot lebih besar.
2.
Penduga Kuadrat Terkecil Rekursif Setiap diperoleh pengukuran yang baru, diperoleh juga matriks
baru
yang ukurannya bersesuaian dengan banyaknya pengukuran. Jika pengukuran diperoleh secara berturut-turut, pendugaan
dilakukan setiap kali didapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
hasil pengukuran yang baru. Dengan demikian, pada setiap pengukuran akan diperoleh juga matriks kembali dengan matriks
baru. Selanjutnya ketika pendugaan
dilakukan
yang baru, pendugaan berikutnya akan
menmberikan hasil yang berbeda. Ketika banyaknya hasil pengukuran meningkat, proses penghitungan akan menjadi lebih sulit. Contohnya pengukuran terhadap ketinggian satelit setiap 1 detik. Setelah satu jam, akan terdapat 3600 data hasil pengukuran, dan bahkan pengukurannya masih berlanjut. Dengan menggunakan penduga kuadrat terkecil, setiap detik pendugaan dilakukan dengan matriks
baru yang ukurannya semakin
membesar. Di sini, masalah pertama yang muncul adalah pengukuran masih terus berlanjut, sedangkan yang diinginkan adalah menduga ketinggian satelit setiap detik. Masalah berikutnya adalah apakah penghitungan bisa tetap dilanjutkan setiap detik. Untuk meminimumkan masalah-masalah tersebut, muncul penduga kuadrat terkecil rekursif yang menghitung hasil pendugaan setiap kali pengukuran dilakukan tanpa mengabaikan hasil pendugaan sebelumnya. Penjelasan mengenai proses pendugaan kuadrat terkecil rekursif adalah sebagai berikut. Misalkan setelah pengukuran ke
, diperoleh
, kemudian
pengukuran selanjutnya menghasilkan suatu nilai hasil pengukuran baru Penduga rekursif linearnya adalah
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran baru
.
diperoleh berdasarkan
dan hasil
merupakan matriks perolehan (matriks gain) yang
nantinya akan ditentukan. Suku suku ini bernilai nol, atau
disebut suku koreksi. Jika
adalah matriks nol, maka pendugaan tidak
mengalami perubahan dari langkah
ke langkah .
Rata-rata dari pendugaan dapat dihitung sebagai berikut
Selanjutnya kriteria optimal untuk menentukan
adalah meminimalkan
jumlah variansi dari error pendugaan pada saat , yaitu
Dengan
. Untuk memperoleh perhitungan rekursif
dapat digunakan proses yang mirip dengan proses rekursif sebelumnya, yaitu
,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
tidak bergantung pada
, maka bisa ditulis
karena nilai harapan keduanya sama dengan nol, sehingga diperoleh
dengan
adalah kovariansi
. Rumus ini merupakan bentuk rekursif untuk
kovariansi dari error pendugaan kuadrat terkecil. Hal ini sesuai dengan intuisi bahwa pada saat derau pengukuran meningkat, ketidak-pastian dalam pendugaan juga meningkat. Perhatikan bahwa positif, dan rumus di atas menjamin bahwa bahwa
dan
harus berupa matriks definit definit positif dengan asumsi
adalah matriks definit positif.
Selanjutnya akan dicari nilai
sehingga fungsi objektif
menjadi
seminimal mungkin. Rata-rata error pendugaan adalah 0 untuk setiap nilai dari
. Sehingga jika kita memilih
untuk membuat fungsi objektifnya
lebih kecil, maka error pendugaan tidak akan hanya mempunyai rata-rata 0, tetapi juga akan semakin mendekati nol. Untuk mencari nilai terbaik untuk ingat kembali bahwa
,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
jika
simetri. Selanjutnya dengan menerapkan aturan rantai pada
dan
,
diperoleh
Agar diperoleh nilai
yang meminimumkan
, maka haruslah
sehingga
,
, dan
membentuk penduga kuadrat terkecil rekursif. Secara
ringkas, langkah-langkah pendugaan kuadrat terkecil rekursif dapat dituliskan sebagai berikut 1.
Tetapkan penduga yaitu
Jika
tidak diketahui sebelum dilakukan pengukuran, maka
ditentukan dengan sebuah matriks identitas dimana komponennya berupa sebarang bilangan yang nilainya besar pada diagonalnya. Jika keadaan awalnya telah diketahui sebelum pengukuran, maka
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
2.
Untuk a.
, langkah-langkah yang dilakukan adalah
Catat hasil pengukuran dengan
, dengan asumsi bahwa , dimana
ditentukan
adalah vektor random yang
mempunyai rata-rata 0 dengan kovariansi
. Selanjutnya,
asumsikan bahwa derau pengukuran setiap langkah kebebas, yaitu
ketika
dan
saling
ketika
.
akibatnya, derau pengukuran merupakan derau putih (white noise). b.
Perbaharui nilai pendugaan
dan kovariansi error pendugaan
sebagai berikut:
Contoh 2.4 Dari data pengukuran pada Contoh 2.3,
bisa juga diperoleh melalui
pendugaan kuadrat terkecil rekursif, yakni dengan
sesuai dengan langkah-langkah yang baru saja diperoleh. Pendugaan ini menghasilkan plot seperti pada gambar 2.3. Dibandingkan dengan pendugaan sebelumnya, pendugaan secara rekursif ini memperhitungkan hasil dugaan sebelumnya, sehingga diperoleh bergantung pada berbeda-beda.
sebelumnya. Hasilnya,
yang
untuk setiap hasil pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Gambar 2.3 (a) Pendugaan kuadrat terkecil rekursif (b) pendugaan Dari segi komputasi, bentuk alternatif terkadang lebih menguntungkan. Dengan mempertimbangkan hal ini, maka penting juga untuk mencari bentuk alternatif dari penduga. Untuk memperoleh bentuk alternatif dari penduga yang telah diperoleh sebelumya, langkah pertama adalah mencari bentuk lain dari kovariansi error pendugaan. Sebelumnya telah diperoleh
Substitusi
diperoleh
Dimisalkan suatu variabel bantu atas menjadi
. Persamaan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Dalam persamaan tersebut,
muncul secara implisit, sehingga dengan
menuliskan kembali, diperoleh
Persamaan ini lebih sederhana dari bentuk sebelumnya, namun masalah komputasi numeris dapat menyebabkan dan
definit positif.
tidak definit positif meskipun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Dengan menerapkan lemma invers matriks, bisa dicari bentuk yang lain dari
yaitu
Dari persamaan ini, gunakan lemma invers matriks dengan
Menurut lemma invers matriks,
maka
diperoleh
Sehingga diperoleh
Persamaan ini dapat digunakan untuk mencari bentuk ekuivalen dari persamaan
sebagai berikut
Mengalikan ruas kanan dengan diperoleh
(matriks identitas) di sebelah kiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Substitusi
, diperoleh
Secara umum, algoritma kuadrat terkecil rekursif dapat dirangkum dengan persamaan-persamaan di bawah ini. Hasil pengukuran dituliskan:
dengan
Dugaan awal dari vektor konstan
yaitu
Algoritma kuadrat terkecil rekursif adalah sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Untuk
Pada contoh-contoh berikut, akan ditunjukkan bagaimana menerapkan algoritma pendugaan kuadrat terkecil. Contoh 2.5 akan menunjukkan bahwa yang diperoleh tidak akan pernah negatif.
Contoh 2.5 Misalkan terdapat parameter observasi skalar
dengan pengukuran yang
sempurna, yaitu
dan
. Pemisalan selanjutnya yaitu kovariansi
pendugaan awal
, dan komputer yang digunakan memberikan skala
ketepatan 3 digit desimal untuk setiap perhitungan yang dilakukan. Perhitungan penduga
yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Selanjutnya untuk mencari
, digunakan persamaan yang telah
diperbaharui, yaitu
Perhatikan
bahwa
dihitung
sebagai 0 karena komputer yang digunakan memiliki ketelitian tiga angka desimal. Bentuk yang diperoleh dari
ini menjamin bahwa
negatif, meskipun terdapat perhitungan numeris pada
,
, dan
tidak pernah .
Contoh 2.6 Penduga kuadrat terkecil rekursif juga bisa diterapkan pada masalah curve fitting. Misalkan akan dicari suatu garis lurus yang cocok dengan himpunan data. Masalah pencocokkan data linear dapat ditulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
dimana
adalah variabel bebas (contohnya variabel waktu),
derau, dan akan dicari relasi linear antara dicari nilai
dan
dan
data dengan
. Dengan kata lain, akan
yang konstan. Matriks pengukurannya yaitu
Penduga rekursifnya diawali dengan
Dugaan rekursif dari vektor sebagai berikut Untuk
,
dengan dua anggota kemudian diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III FILTER KALMAN
A. Filter Kalman dengan Waktu Diskret Pada sub-bab ini, akan dicari persamaan-persamaan untuk filter Kalman dengan waktu diskret. Misalkan terdapat sistem linear dengan waktu diskret sebagai berikut
Proses derau
dan
merupakan derau putih, dengan rata-rata nol,
tidak berkorelasi, dan matriks kovariansinya berturut turut
Karena
dan
tidak berkorelasi, maka
dan
, yaitu
untuk semua .
Tujuan menurunkan model filter Kalman yaitu untuk menduga keadaan
,
berdasarkan pengetahuan mengenai system dinamis dan ketersediaan pengukuran dengan derau untuk menduga
. Ketika data pengukuran yang akan digunakan
tersedia sampai pada saat
, dapat dibentuk suatu
pendugaan posteriori, yang dilambangkan dengan
. Salah satu cara
membentuk pendugaan keadaan posteriori adalah dengan menghitung nilai
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
harapan
dengan syarat berupa semua hasil pengukuran sampai ke- dan
pengukuran pada saat , yaitu
Jika data pengukuran yang akan digunakan untuk menduga sebelum waktu
(data pada saat
tersedia
tidak tersedia), maka bisa dibentuk
pendugaan priori. Salah satu cara membentuknya adalah dengan menghitung nilai harapan
dengan syarat berupa semua hasil pengukuran sebelum
waktu , tidak termasuk pengukuran pada saat , yaitu
Perhatikan bahwa baik
maupun
menduga hal yang sama, yaitu pendugaan untuk setelah
sebelum
keduanya digunakan untuk
. Meskipun demikian,
diperhitungkan, sedangkan
diperhitungkan. Secara intuisi, bisa dikatakan
pendugaan yang lebih baik dari saat mencari
merupakan menduga adalah
karena informasi yang digunakan pada
lebih banyak.
melambangkan pendugaan awal
, sebelum hasil pengukuran
tersedia. Pengukuran pertama dilakukan pada waktu hasil pengukuran untuk menduga dari keadaan awal
, maka
. Karena tidak ada
dibentuk sebagai nilai harapan
, yaitu
melambangkan kovariansi
dari
melambangkan kovariansi dari pendugaan
pendugaan , yaitu
, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Untuk memahami lebih jelas hubungan antara penduga keadaan priori, posteriori, dan kovariansi pendugaannya, perhatikan gambar 3.1.
Gambar 3.1 Hubungan antara penduga keadaan priori dan posteriori, dan kovariansi pendugaan Dari gambar terlihat hasil pendugaan priori pada waktu dan kovariansi error penduganya pengukuran pada waktu pengukuran posteriori
yaitu
diperoleh sebelum dilakukan
. Setelah pengukuran dilakukan, diperoleh hasil dan
. Keduanya kemudian digunakan untuk
mencari penduga priori pada waktu pada waktu
yaitu
Proses pendugaan dimulai dari
hitung rata
. Setelah
. Tetapkan
. Setelah pengukuran
.
, yaitu dugaan paling baik untuk
diketahui, langkah selanjutnya adalah meng. Lihat kembali bahwa
merambat terhadap waktu, yaitu
diperoleh
dan
tersedia, diperoleh hasil pendugaan posteriori pada waktu ,
dengan kovariansi error pendugaannya
kondisi awal
yaitu
dan rata, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Persamaan tersebut menunjukkan bagaimana memperoleh
dari
.
Persamaan ini disebut persamaan pembaharuan waktu untuk
.
Secara umum dapat dituliskan
Selanjutnya akan dihitung persamaan pembaharuan waktu untuk bahwa
. Jika nilai
tidak diketahui, maka
. Jelas
dimisalkan dengan
sebuah matriks identitas dengan komponennya berupa sebarang bilangan besar pada diagonal utamannya. Umumnya dugaan awal
mewakili ketidakpastian dari
, dimana
Sama halnya dengan
,
juga dapat diperoleh dari
merambat terhadap waktu dengan
. Kovariansi , sehingga
diperoleh
Secara umum
dapat ditulis
yang disebut persamaan update waktu untuk . Selanjutnya yang akan dicari adalah persamaan update pengukuran untuk dan , yakni diketahui
kemudiah dihitung
ketersediaan hasil pengukuran
. Diingat kembali bahwa
mempengaruhi pendugaan
yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
dimana
dan
hasil pengukuran pendugaan setelah
adalah penduga diperoleh, dan
dan kovariansi pendugaan sebelum dan
adalah penduga dan kovariansi
diperoleh. Jadi, untuk memperoleh persamaan dalam
bentuk penduga priori,
diganti
dan
diganti
. Sedangkan
untuk memperoleh persamaan dalam bentuk penduga posteriori, dan
diganti
, sehingga diperoleh
yang merupakan persamaan pembaharuan pengukuran untuk Matriks
diganti
dan
.
di atas disebut Kalman filter gain.
Setelah diturunkan, persamaan-persamaan yang telah dibahas dapat dirangkum dalam suatu algoritma yaitu sebagai berikut. 1.
Terdapat sistem dinamis berbentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
2.
Filter Kalman diawali dengan
3.
Filter Kalman dihitung untuk setiap waktu ke-
Bentuk pertama dari
akan menjamin bahwa
matriks simetri yang definit positif, selama
akan selalu berupa
juga merupakan matriks
simetri yang definit positif. Bentuk ketiga dari
lebih sederhana
penghitungannya dibandingan dengan bentuk pertama, tetapi tidak menjamin apakah matriks yang diperoleh merupakan matriks simetri atau definit positif. Jika dalam perhitungan digunakan bentuk kedua dari harus menggunakan bentuk kedua, karena
, maka perhitungan
bergantung pada
jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
untuk menghitung
digunakan bentuk kedua yang tidak bergantung pada
. Adapun bentuk-bentuk ini mirip dengan yang telah dibahas pada pendugaan kuadrat terkecil. Tabel 3.1 berisi hubungan antara pendugaan dan kovariansi errornya pada pendugaan kuadrat terkecil dan filter Kalman.
Tabel 3.1 Hubungan antara penduga dan kovariansi pada pendugaan kuadrat terkecil dan filter Kalman Pendugaan kuadrat terkecil
Filter Kalman
= pendugaan sebelum
diketahui
= penduga priori
= kovariansi sebelum
diketahui
= kovariansi priori
= pendugaan setelah
diketahui
= penduga posteriori
= kovariansi setelah
diketahui
= kovariansi posteriori
Contoh 3.1 Contoh ini akan menunjukkan penerapan persamaan filter Kalman dengan waktu diskret. Misalkan terdapat sebuah sistem pengukuran dimana diketahui dengan
, ,
, , dan
adalah sebagai berikut
,
, dan
,
, perhitungan filter Kalman pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Langkah-langkah tersebut kemudian diulangi sampai waktu ke- untuk memperoleh penduga
.
B. Persamaan Filter Kalman Satu Langkah Persamaan filter Kalman priori dan posteriori dapat digabungkan dalam satu persamaan. Persamaan penduga keadaan priori dengan indeks dinaikkan menjadi
Sedangkan persamaan posteriori untuk
Dengan substiusi
adalah
ke persamaan sebelumnya, diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Langkah
yang
sama
diterapkan
untuk
memperoleh
kovariansi
pendugaannya. Persamaan priori kovariansi dengan indeks dinaikkan menjadi
Substitusi
Substitusi
diperoleh
diperoleh
Dengan cara demikian pula, dapat diperoleh persamaan posteriori satu langkah untuk penduga keadaan dan kovariansi
penduga. Bentuk awal
persamaan penduga keadaan posteriori adalah
Substitusi persamaan priori
, diperoleh
Bentuk awal persamaan posteriori dari kovariansi penduga adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Dengan substitusi
, diperoleh
Contoh 3.2 Misalkan terdapat sistem Newton yang bebas derau dengan vektor posisi , kecepatan , dan percepatan . Dengan kecepatan merupakan turunan dari posisi dan percepatan merupakan turunan dari kecepatan, yaitu . Sistem tersebut dapat dituliskan
Dengan memisalkan
sistem tersebut menjadi
Diskretisasi dari sistem ini dengan sampel waktu
dimana
yaitu
pada waktu sampel ke , dan
dapat ditulis
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Filter Kalman untuk sistem tersebut adalah
karena
. Diperoleh Kalman gain yaitu
kemudian kovariansi posteriorinya yauitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Terlihat bahwa trace dari
kurang dari
. Dari sini bisa disimpulkan
bahwa kovariansi penduga semakin mengecil, dan pendugaan menjadi lebih terpercaya. Simulasi pertama sistem ini dilakukan dengan 5 unit sampel waktu atau
, dan standar deviasi 30 unit. Gambar 3.2 menunjukkan variansi
dari penduga posisi (
dan
) untuk 5 langkah pertama filter Kalman.
Gambar 3.2 Variansi penduga posisi 5 langkah pertama filter Kalman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Bisa dilihat bahwa variansinya membesar di setiap langkah, tetapi berkurang setiap diperoleh hasil pengukuran yang baru. Hal yang sama juga terlihat pada Gambar 3.3 yang menunjukkan variansi dari penduga posisi (
dan
) untuk 60 langkah pertama.
Gambar 3.3 Variansi penduga posisi 60 langkah pertama filter Kalman
Gambar 3.4 Eror pengukuran dan pendugaan untuk contoh 3.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Selanjutnya Gambar 3.4 menunjukkan eror pengukuran posisi (dengan standar deviasi dan hasil pendugaannya. Simulasi ini menunjukkan bahwa filter Kalman efektif untuk menduga keadaan.
C. Derau Proses Pendugaan Perhatikan sistem waktu diskret di bawah ini dengan matriks identitas keadaan transisi dan sampel waktu :
dengan
adalah proses derau putih dengan waktu diskret.
meyatakan bahwa dan variansi
merupakan variabel acak Gaussian dengan rata-rata 0
. Akan dilihat bagaimana pengaruh derau putih terhadap
kovariansi dari keadaan tersebut. Sistem waktu diskret dapat diselesaikan sebagai berikut:
Kovariansi dari keadaan tersebut menjadi:
Nilai dari parameter waktu kontinu sama dengan banyaknya langkah waktu diskret
kali sampel waktu , yaitu
. Bisa dilihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Kovariansi dari keadaan meningkat secara linear sebanding dengan waktu untuk sampel waktu
yang diberikan. Selanjutnya perhatikan sistem
waktu kontinu dengan matriks identitas keadaan transisi:
dimana
adalah derau putih dengan waktu kontinu. Definisi untuk
derau putih dengan waktu kontinu yaitu
dimana
dan
diskret. dengan nilai
memiliki arti yang sama dengan
dan
pada sistem waktu
merupakan fungsi impuls-respon waktu diskret, yaitu fungsi saat
, dan 0 selainnya, dengan luas 1. Kovariansi dari
adalah
Substitusi
Karena
ke persamaan di atas diperoleh
, maka persamaan di atas bisa ditulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Dibandingkan dengan kovariansi keadaan untuk waktu diskret, kovariansi keadaan untuk waktu kontinu juga meningkat secara linear dengan perbandingan yang sama. Dengan kata lain, derau putih waktu diskret dengan kovariansi
pada sistem dengan sampel waktu
putih waktu kontinu dengan kovariansi
ekuivalen dengan derau
, dengan
. Derau
putih waktu kontinu dengan rata-rata nol ditulis
yang sama artinya dengan
D. Derau Pengukuran Misalkan terdapat pengukuran dengan waktu diskret untuk konstan setiap
detik. Waktu pengukuran adalah
,
Dari persamaan filter Kalman, diperoleh kovariansi error pendugaan posteriori yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Kovariansi pada waktu
dengan
independen terhadap sampel waktu
jika
suatu konstan. Hal ini mengimplikasikan
dimana
adalah fungsi impuls waktu kontinu. Hal ini memperlihatkan
ekuivalensi antara derau putih pengukuran pada sistem waktu diskret dan waktu kontinu. Pengaruh derau putih pengukuran pada sistem waktu diskret akan sama dengan pengaruhnya pada sistem waktu kontinu jika
Menulis
sama artinya dengan mengatakan bahwa
E. Filter Kalman dengan Waktu Kontinu Misalkan terdapat sistem waktu kontinu yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Selanjutnya misalkan terdapat sistem hasil diskretisasi dengan sampel waktu . Diperoleh
Matriks-matriks pada sistem waktu diskret dihitung sebagai berikut:
Maktriks gain filter Kalman untuk sistem ini adalah
Kovariansi error pendugaan menjadi
Untuk nilai
yang kecil, persamaan tersebut menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Substitusi
diperoleh
Kemudian dengan mengurangkan
Dengan mengambil limit ketika
dan kedua ruas dibagi , diperoleh
dan mengingat kembali bahwa
diperoleh
Persamaan ini disebut Persamaan diferensial Riccati dan dapat digunakan untuk menghitung kovariansi pendugaan untuk filter Kalman waktu kontinu. Pada bagian sebelumnya, telah diperoleh persamaan filter Kalman untuk yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Dengan asumsi bahwa
kecil, persamaan pembaruan pengukuran dapat
ditulis
Selanjutnya substitusi
Dengan mengurangkan limit ketika
dari
diperoleh
di kedua ruas dan dibagi
, lalu diambil
, diperoleh
Atau dapat juga ditulis
Filter Kalman waktu kontinu dapat diringkas sebagai berikut 1.
Sistem dinamis dengan waktu kontinu dan persamaan pengukuran adalah
dimana 2.
dan
adalah proses derau putih waktu kontinu.
Persamaan filter Kalman waktu kontinu adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Contoh 3.3 Misalkan akan dicari suatu konstan dengan derau pengukuran waktu kontinu sebagai berikut:
Jelas bahwa
,
, dan
kovariansi error penduganya adalah
dengan
. Dari sini diperoleh
. Persamaan diferensial untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Selanjutnya diperoleh Kalman gain yaitu
Persamaan pembaruan keadaan yaitu
Hal ini menunjukkan bahwa setelah diperoleh pengukuran yang tak hingga banyaknya atas suatu konstan, pendugaan terhadap nilai konstan tersebut menjadi sempurna, dan pengukuran tambahan tidak bisa lagi membuat pendugaan menjadi lebih baik. Kalman gain juga menuju nol ketika waktunya semakin membesar, yang artinya pengukuran tambahan diabaikan karena pendugaan telah sempurna. Selanjutnya kovariansi juga menuju nol, menunjukkan tingkat ketidakpercayaan atas pendugaan sama dengan nol, sama saja dengan mengatakan bahwa hasil pendugaan sempurna pada waktu tak hingga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
F. Linearisasi Filter Kalman Filter Kalman pada bagian sebelumnya diterapkan langsung hanya untuk sistem linear. Agar metode tersebut bisa digunakan dalam sistem nonlinear, maka terlebih dahulu dilakukan linearisasi terhadap sistem tersebut. Misalnya terdapat sistem nonlinear:
dengan
dan
fungsi nonlinear. Dengan menggunakan deret Taylor,
fungsi-fungsi tersebut akan dilinearisasi untuk memperoleh
dan
yang
linear sebagai berikut
Asumsikan bahwa derau diperoleh pula bahwa
dan
keduanya selalu nol, maka
dan
. Lebih jauh lagi, diasumsikan
diketahui sebab
ditentukan oleh kontrol sistem
sehingga tidak terdapat ketidak-pastian pada nilainya. Artinya dan
. Tetapi nyatanya bisa juga terdapat ketidakpastian pada
kontrol sistem karena terhubung dengan aktuator yang bias dan berderau. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
terjadi kasus seperti ini, maka kontrol untuk , dengan
diketahui
bisa ditulis sebagai
merupakan variabel random
dengan rata-rata nol, sehingga sistem bisa ditulis kembali dengan kontrol signal yang diketahui, dan
termasuk bagian dari derau proses.
Selanjutnya didefinisikan nominal sistem trajektori yaitu
Definisikan
Dengan definisi tersebut, diperoleh
Persamaan tersebut merupakan sistem linear dengan keadaan pengukuran
, sehingga dapat digunakan filter Kalman untuk menduga
dan .
Dari sini diperoleh persamaan filter Kalman untuk linearisasi filter Kalman yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Linearisasi filter Kalman waktu kontinu dapat dirangkum sebagai berikut: 1.
Sistem persamaannya yaitu
dengan nominal trajektori
2.
Hitung turunan parsial:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
3.
Hitung matriks-matriks
4.
Definisikan
sebagai selisih antara pengukuran
dengan pengukuran nominal
yang sebenarnya
:
5.
Kerjakan persamaan filter Kalman berikut:
6.
Keadaan
diduga dengan:
G. Perluasan Filter Kalman dengan Waktu Kontinu Dengan
menggabungkan
dan
, diperoleh
sehingga
Selanjutnya dipilih
menjadi
dan , dan diperoleh
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Persamaan ini menjadi ekuivalen dengan linearisasi filter Kalman kecuali bahwa Kalman gain
, dan bahwa
bisa diperoleh secara langsung dari persamaan.
tetap sama dengan
yang diperoleh pada linearisasi filter
Kalman. Perluasan Filter Kalman waktu kontinu bisa diringkas sebagai berikut: 1.
Sistem persamaannya yaitu:
2.
Hitung turunan parsial:
3.
Hitung matriks-matriks:
4.
Kerjakan persamaan filter Kalman berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
dengan nilai nominal derau
dan
.
H. Perluasan Filter Kalman dengan Waktu Diskret Misalkan terdapat model sistem
Dengan menerapkan ekspansi deret Taylor pada persamaan keadaan di sekitar
dan
dan
didefinisikan:
, diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Persamaan pengukuran dilinearkan di sekitar
dan
,
diperoleh
dan
didefinisikan:
Dengan menggunakan persamaan filter Kalman biasa yang telah diperoleh di bagian sebelumnya, berikut adalah persamaan-persamaan perluasan filter Kalman waktu diskret:
Perluasan filter Kalman dengan waktu diskret dapat dirangkum sebagai berikut: 1.
Persamaan sistem dan pengukuran yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
2.
Awali filter dengan
3.
Untuk
, lakukan:
a.
Hitung turunan diferensial
b.
Perbarui waktu dari penduga keadaan dan kovariansi error pendugaan:
c.
Hitung turunan diferensial
d.
Perbarui pengukuran dari penduga keadaan dan kovariasi error pendugaan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV SIMULASI FILTER KALMAN
Materi pada bab sebelumnya telah menjabarkan bagaimana memperoleh algoritma dari beberapa jenis filter Kalman. Bab ini berisi simulasi filter Kalman dalam beberapa masalah, serta beberapa penerapan filter Kalman dalam kehidupan sehari-hari.
A. Simulasi Filter Kalman untuk Menduga Suatu Konstan Simulasi dimulai dengan memilih suatu skalar konstan secara acak. Misalkan
. Setelah itu tetapkan 50 sampel pengukuran yang
errornya berdistribusi normal dengan rata-rata nol dan standar deviasi 0,1. Dengan kovariansi awal
, dan dugaan awal
filter Kalman untuk menduga nilai
dari sampel yang tersedia bisa dilihat
seperti pada gambar-gambar berikut.
Gambar 4.1 Pendugaan konstan 76
, hasil simulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Gambar 4.1 memperlihatkan bagaimana hasil dugaan yang diperoleh semakin mendekati nilai sebenarnya. Bisa dilihat pula bagaimana eror pendugaan semakin mendekati nol, yang artinya pendugaan semakin baik. Begitu juga dengan variansi
yang semakin mendekati nol, menandakan
tingkat kepercayaan akan pendugaan semakin tinggi.
Gambar 4.2 Pendugaan konstan
Gambar 4.3 Variansi pendugaan konstan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Data-data sampel pengukuran, hasil pengukuran, pendugaan dan variansi nya pada setiap langkah pengukuran dalam simulasi pertama ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Data Hasil Simulasi Filter Kalman untuk Menduga Suatu Konstan Langkah ke-
Pengukuran Pendugaan
Error pendugaan
Kovariansi
0
0.53385
0.00000
0.52611
1.00000
1
0.40470
0.40069
0.12542
0.00990
2
0.41476
0.40769
0.11842
0.00498
3
0.52543
0.44681
0.07930
0.00332
4
0.67937
0.50480
0.02131
0.00249
5
0.44914
0.49369
0.03242
0.00200
6
0.56325
0.50527
0.02084
0.00166
7
0.50355
0.50502
0.02109
0.00143
8
0.63785
0.52160
0.00451
0.00125
9
0.41720
0.51002
0.01609
0.00111
10
0.52937
0.51195
0.01416
0.00100
11
0.58136
0.51825
0.00786
0.00091
12
0.63617
0.52807
-0.00196
0.00083
13
0.68053
0.53979
-0.01368
0.00077
14
0.53470
0.53943
-0.01332
0.00071
15
0.37695
0.52860
-0.00249
0.00067
16
0.45188
0.52381
0.00230
0.00062
17
0.41995
0.51771
0.00840
0.00059
18
0.76116
0.53122
-0.00511
0.00056
19
0.46455
0.52772
-0.00161
0.00053
20
0.60092
0.53137
-0.00526
0.00050
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
21
0.50687
0.53021
-0.00410
0.00048
22
0.61497
0.53406
-0.00795
0.00045
23
0.44963
0.53039
-0.00428
0.00043
24
0.38588
0.52437
0.00174
0.00042
25
0.38387
0.51875
0.00736
0.00040
26
0.57493
0.52091
0.00520
0.00038
27
0.50837
0.52045
0.00566
0.00037
28
0.50650
0.51995
0.00616
0.00036
29
0.66804
0.52506
0.00105
0.00034
30
0.55527
0.52606
0.00005
0.00033
31
0.54589
0.52670
-0.00059
0.00032
32
0.68488
0.53164
-0.00553
0.00031
33
0.44566
0.52904
-0.00293
0.00030
34
0.59577
0.53100
-0.00489
0.00029
35
0.60962
0.53325
-0.00714
0.00029
36
0.50174
0.53237
-0.00626
0.00028
37
0.54768
0.53278
-0.00667
0.00027
38
0.40953
0.52954
-0.00343
0.00026
39
0.41131
0.52651
-0.00040
0.00026
40
0.53660
0.52676
-0.00065
0.00025
41
0.59834
0.52851
-0.00240
0.00024
42
0.78466
0.53461
-0.00850
0.00024
43
0.45942
0.53286
-0.00675
0.00023
44
0.54484
0.53313
-0.00702
0.00023
45
0.51786
0.53279
-0.00668
0.00022
46
0.33281
0.52844
-0.00233
0.00022
47
0.48221
0.52746
-0.00135
0.00021
48
0.34664
0.52369
0.00242
0.00021
49
0.61015
0.52546
0.00065
0.00020
50
0.43731
0.52370
0.00241
0.00020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
B. Simulasi Filter Kalman untuk Menduga Posisi dan Kecepatan Masalah untuk simulasi selanjutnya adalah untuk menduga posisi dan kecepatan dari sebuah kendaraan. Simulasi dilakukan 1 menit dengan pengukuran sebanyak satu kali per detik (
pada sistem dinamis
berikut
Diperoleh matriks transisi matriks pengukuran
, matriks input
, dan
.
Hasil simulasi bisa dilihat pada gambar-gambar berikut.
Gambar 4.4 (a) Posisi kendaraan (b) error Posisi Gambar 4.4 (a) menunjukkan posisi sebenarnya, posisi hasil pengukuran dan posisi hasil pendugaan. Meskipun ketiganya terlihat berhimpitan, gambar 4.4 (b) menunjukkan hasil pengukuran dan hasil pendugaan terhadap posisi yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Gambar 4.5 (a) Kecepatan kendaraan (b) error kecepatan Hasil yang mirip terlihat pada gambar 4.5. Kecepatan hasil dugaan hampir berhimpitan dengan kecepatan sebenarnya, dengan berada di sekitar nol. Data untuk simulasi kedua ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Tabel 4.2 (a) Data Hasil Simulasi Filter Kalman untuk Menduga Posisi Langkah ke-
Posisi
Error
Sebenar-
Hasil
Hasil
nya
pengukuran
dugaan
Pengukuran
Pendugaan
0
0.0994
-9.113
0.0972
9.2124
0.0021
1
0.2883
18.1366
0.4273
-17.848
-0.139
2
0.5577
4.0492
0.956
-3.4916
-0.3984
3
1.4211
-10.849
1.5305
12.2696
-0.1094
4
2.4512
5.3331
2.4699
-2.8819
-0.0187
5
4.1189
-11.4
3.0548
15.5186
1.0641
6
5.795
6.2893
4.348
-0.4943
1.447
7
7.5521
10.5484
6.0898
-2.9964
1.4623
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
8
9.4432
8.4125
7.8112
1.0307
1.632
9
11.245
21.1474
10.9565
-9.9025
0.2884
10
13.4755
19.6856
14.0457
-6.2101
-0.5702
11
15.5806
23.4704
17.6094
-7.8898
-2.0288
12
17.6352
4.7125
17.9174
12.9226
-0.2822
13
20.1427
25.6362
21.5556
-5.4935
-1.4129
14
23.0068
20.7088
23.9173
2.298
-0.9105
15
26.0045
22.1362
26.1861
3.8683
-0.1816
16
29.3984
6.905
25.1826
22.4933
4.2157
17
33.3481
46.5126
31.8078
-13.165
1.5402
18
37.3461
39.1154
36.1528
-1.7694
1.1933
19
41.4417
46.3046
41.2698
-4.8628
0.1719
20
45.381
56.2861
47.5908
-10.905
-2.2099
21
49.646
53.0782
52.3608
-3.4322
-2.7148
22
54.1122
58.4986
57.4316
-4.3865
-3.3194
23
59.3349
46.2599
59.2923
13.075
0.0427
24
64.6258
71.1174
65.5893
-6.4915
-0.9634
25
69.9147
51.7798
67.1216
18.1349
2.7931
26
75.8226
76.9241
73.1727
-1.1015
2.6499
27
81.827
84.3699
79.7253
-2.5429
2.1017
28
88.1888
101.14
88.5301
-12.952
-0.3414
29
94.6999
99.3875
95.6453
-4.6877
-0.9455
30
100.969
115.675
104.797
-14.705
-3.8274
31
107.231
108.365
111.057
-1.1339
-3.8265
32
113.497
84.6739
111.509
28.8234
1.9888
33
119.69
113.923
117.331
5.7665
2.3591
34
125.91
120.693
123.439
5.2173
2.4711
35
132.068
136.573
131.596
-4.5049
0.4717
36
138.17
123.878
135.864
14.2911
2.3059
37
144.402
136.503
141.734
7.8993
2.6683
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
38
151.009
158.961
150.967
-7.9527
0.0414
39
158.299
170.053
160.876
-11.754
-2.5776
40
166.197
157.151
166.572
9.0466
-0.3749
41
174.578
179.121
175.497
-4.5434
-0.9195
42
183.626
180.984
183.242
2.6414
0.384
43
192.94
187.401
190.841
5.5399
2.0996
44
202.313
196.566
198.85
5.7468
3.4628
45
212.111
222.325
210.514
-10.214
1.597
46
221.999
234.582
222.671
-12.583
-0.6719
47
232.232
249.156
235.685
-16.925
-3.454
48
242.571
264.491
249.566
-21.92
-6.9952
49
253.29
257.313
259.681
-4.0226
-6.3902
50
264.184
282.404
272.897
-18.22
-8.7131
51
275.106
273.218
281.981
1.888
-6.875
52
286.317
291.608
292.921
-5.2907
-6.6035
53
297.43
294.837
302.461
2.5929
-5.0304
54
308.361
312.096
313.561
-3.7351
-5.2001
55
319.913
320.899
324.337
-0.9866
-4.4245
56
331.673
335.206
335.915
-3.5329
-4.2419
57
343.4
351.161
348.512
-7.7616
-5.1126
58
355.341
379.996
364.554
-24.654
-9.2122
59
367.691
366.965
375.241
0.726
-7.5495
60
380.06
378.475
386.102
1.5847
-6.0427
Tabel 4.2 (b) Data Hasil Simulasi Filter Kalman untuk Menduga Kecepatan Langkah ke-
Kecepatan
Kecepatan
Error
sebenarnya hasil dugaan pendugaan 0
0.1816
0.1982
-0.0165
1
0.1894
0.4123
-0.223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
2
0.5775
0.6179
-0.0404
3
0.9629
0.7783
0.1846
4
1.3412
0.9926
0.3487
5
1.5316
1.0902
0.4414
6
1.5493
1.3085
0.2407
7
1.8109
1.5618
0.2491
8
1.9816
1.7704
0.2112
9
2.2603
2.1406
0.1197
10
2.1559
2.4458
-0.2899
11
2.02
2.7641
-0.7441
12
2.469
2.6832
-0.2142
13
2.7173
2.9728
-0.2554
14
2.9556
3.1012
-0.1456
15
3.2517
3.2104
0.0413
16
3.6692
3.0011
0.6681
17
3.7428
3.5287
0.2142
18
3.6491
3.7943
-0.1452
19
3.8061
4.105
-0.2989
20
4.2597
4.4953
-0.2356
21
4.372
4.7109
-0.3389
22
5.079
4.9342
0.1448
23
5.1115
4.8506
0.2609
24
5.272
5.171
0.101
25
5.6512
5.0361
0.6151
26
6.0205
5.3182
0.7023
27
6.141
5.6202
0.5208
28
6.1343
6.0983
0.036
29
6.2352
6.3811
-0.1458
30
6.0918
6.8226
-0.7307
31
6.1897
6.9626
-0.7729
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
32
6.0973
6.5632
-0.4659
33
6.2049
6.6869
-0.4821
34
6.0414
6.8253
-0.7839
35
6.029
7.1372
-1.1081
36
6.2088
7.0674
-0.8586
37
6.4908
7.1495
-0.6587
38
7.0864
7.5298
-0.4434
39
7.7584
7.9369
-0.1785
40
8.3487
7.9242
0.4245
41
8.9523
8.206
0.7463
42
9.244
8.355
0.889
43
9.3666
8.4773
0.8893
44
9.5546
8.6256
0.929
45
9.8017
9.0926
0.7092
46
9.9854
9.5618
0.4236
47
10.192
10.0662
0.1258
48
10.4657
10.6036
-0.1378
49
10.8472
10.7501
0.0971
50
11.0241
11.1649
-0.1408
51
11.0967
11.1669
-0.0701
52
10.94
11.3372
-0.3972
53
10.9519
11.3649
-0.413
54
11.4768
11.5318
-0.055
55
11.4918
11.6541
-0.1624
56
11.7468
11.8381
-0.0913
57
11.98
12.098
-0.1179
58
12.4057
12.647
-0.2413
59
12.1924
12.6599
-0.4676
60
12.376
12.6875
-0.3115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
C. Penerapan Filter Kalman dalam Berbagai Bidang Filter Kalman sering digunakan dalam sistem robotik. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi performa sistem robotik, filter Kalman memiliki kontribusi yang besar terhadap persepsi visi robot. Dalam hal ini, filter Kalman menyelesaikan masalah ketidakpastian dalam lokalisasi robot, navigasi, tracking, kontrol gerak, dan lain-lain. Lokalisasi oleh visi artifisial merupakan kunci bagi robot bergerak, khususnya pada lingkungan dimana GPS tidak akurat dan sensor inertial tidak tersedia. Peranan filter Kalman dalam berbagai persepsi visi robot yang paling signifikan antara lain: 1.
Kontrol robot
2.
Tracking objek
3.
Mengikuti jalur
4.
Pendugaan dan prediksi data
5.
Lokalisasi robot
6.
Manipulasi robotik
7.
Navigasi visual Sedangkan metode-metode untuk menyelesaikan masalah visi robot
antara lain: 1.
Filter Kalman
2.
Filter Kalman keadaan seimbang
3.
Ensemble Kalman Filter (EnKF)
4.
Adaptive Kalman Filter (AKF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
5.
Switching Kalman Filter (SKF)
6.
Fuzzy Kalman Filter
7.
Extended Kalman Filter (EKF)
8.
Augmented State EKF Beberapa tujuan dengan metode yang cocok untuk dijalankan dapat
dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Tujuan dan Metode Filter Kalman yang Berkaitan Tujuan
Metode
Lokalisasi robot
EKF untuk robot bergerak dalam lingkungan
bergerak Navigasi berdasarkan
EKF untuk pendugaan posisi dan orientasi
visi Filter Kalman untuk integrasi informasi dan Deteksi objek
adapsi parameter
Stabilisasi gambar
EKF untuk prediksi sudut
Kendaraan
EKF untuk deteksi cepat dan tracking pembatas
Autonomous
jalan
Estimasi pose
EKF untuk kompensasi dan fusi informasi
Selain untuk visi robot, aplikasi filter Kalman juga bisa digunakan dalam berbagai bidang, khususnya yang mempunyai dua tujuan utama yaitu menduga keadaan dari suatu sistem dinamis dan menganalisis kelangsungan pendugaan sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Salah satu contohnya yaitu prediksi banjir. Sistem dinamis yang diamati yaitu sistem sungai, dengan hasil pengukuran ketinggian air, curah hujan dan radar cuaca. Contoh lainnya yaitu dalam bidang navigasi. Sistem dinamis yang diamati yaitu kapal, dengan keterangan dari sekstan, catatan harian kapal, giroskop, pengukur percepatan, dan penerima
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Filter Kalman disebut sebagai penduga kuadrat terkecil linear karena meminimalkan rata-rata kuadrat pendugaan suatu sistem linear stokastik. Filter Kalman diawali dengan pengamatan mengenai sistem dan alat pengukuran yang digunakan. Pokok dari filter Kalman adalah mencari matriks , penduga , dan kovariansi . Tabel-tabel berikut meringkas langkah-langkah filter Kalman.
Tabel 5.1 Filter Kalman dengan waktu diskret
Model sistem dinamis
Asumsi
Kondisi awal
Perhitungan
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Tabel 5.2 Filter Kalman dengan waktu kontinu
Model sistem dinamis
Kondisi awal
Perhitungan
Tabel 5.3 Perluasan Filter Kalman dengan waktu kontinu
Model sistem dinamis
Kondisi awal
Perhitungan
Tabel 5.4 Perluasan Filter Kalman dengan waktu diskret
Model sistem dinamis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Kondisi awal
Perhitungan
Dari simulasi yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, diperoleh bahwa dengan filter Kalman, error hasil pendugaan lebih kecil dari hasil pengukurannya. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa filter Kalman merupakan penduga keadaan yang baik. Oleh karena itulah filter kalman digunakan secara luas dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan sistem dinamis.
B. SARAN Banyak hal mengenai filter Kalman yang belum sempat dibahas dalam tulisan ini. Oleh karena itu, bagi pembaca yang ingin menulis kajian lebih lanjut tentang filter Kalman, berikut beberapa saran yang bisa diberikan penulis: 1.
Membuktikan bahwa penduga
pada filter Kalman merupakan penduga
yang baik secara statistik. 2.
Memperjelas bagaimana variansi hasil pendugaan lebih kecil dari variansi hasil pengukuran dengan teori statistika.
3.
Menjelaskan perambatan keadaan dan kovariansi pada filter Kalman
4.
Menjelaskan kestabilan dari penduga-penduga yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
5.
Membahas jenis-jenis filter Kalman yang lain, seperti Unscented Kalman Filter, Ensemble Kalman Filter, Adaptive Kalman Filter, dan lain-lain.
6.
Membahas lebih lanjut mengenai salah satu atau beberapa penerapan filter Kalman dalam masalah pendugaan, berkaitan dengan prediksi banjir, tracking, dan navigasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anton, H., & Rorres, C. (2000). Elementary Linear Algebra. Application Version 8th Ed. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Bertein, J.C., & Ceschi, R. (2009). Discrete Stochastic Processes and Optimal Filtering 2nd Ed. London: John Wiley & Sons, Inc. Chen, S.Y., “Kalman Filter for Robot Vision”, IEEE Transactions on Industrial Electronics, voll 59, no.11, November 2012 Chui, C.K., & Chen, G. (2009). Kalman Filtering with Real-Time Applications, 4th Ed. Berlin Heidelberg: Springer-Verlag. Crassidis, J.L., & Junkins, J.L. (2012). Optimal Estimation of Dynamic Systems 2nd Ed. Boca Raton: Taylor & Francis Group. Grewal, M.S., & Andrews, A.P. (2015). Kalman Filtering. Theory and Practice Using MATLAB® 4th Ed. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Hasan, K. (2002). Nonlinear Systems 3rd Ed. New Jersey: Prentice Hall. Maybeck, P.S. (1979). Stochastic Models, Estimation, and Control Volume 1. New York: Academic Press, Inc. Simon, D. (2006). Optimal State Estimation. Kalman,
, and Nonlinear
Approaches. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Stengel, R.F. (1994). Optimal Control and Estimation. New York: Dover Publications, Inc. Walpole, R.E., et al. (2012). Probability & Statistics for Engineers & Scientist, 9th Ed. Boston: Pearson Education, Inc. Welch, G., & Bishop, G. (2001). An Introduction to the Kalman Filter. Chapel Hill: ACM, Inc. Zarchan, P., & Musoff, H. (2009). Fundamentals of Kalman Filtering: A Practical Approach, 3rd Ed. Reston, Virginia: American Institute of Aeronautics and Astronautics, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Bagian ini berisi matlab source code untuk contoh-contoh & gambar-gambar
Contoh 2.3 Gambar 2.1 clear close all clc h=[1:10]; %langkah pengukuran y=[0.98 0.37 0.88 0.91 0.79 0.67 0.72 0.65 0.49 0.77]'; %hasil pengukuran H=[ones(length(y),1) h']; %matriks koefisien xe=inv(H'*H)*H'*y %x hasil pendugaan subplot(1,2,1) plot(h,y,'-o') hold on ye=xe(1)+xe(2)*H(:,2); %y hasil pendugaan plot(h,ye,'g'); title('pendugaan kuadrat terkecil') xlabel('pengukuran ke-') ylabel('hasil pengukuran') legend('pengukuran','estimasi',4) err=abs(y-ye); %error pendugaan subplot(1,2,2) plot(h,err,'-r') title('error pendugaan kuadrat terkecil')
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
xlabel('pengukuran ke-') ylabel('error') for i=1:10 j(i)=err(i)^2; end J=sum(j) %jumlah kuadrat dari selisih antara y dan ye
Gambar 2.2 clear close all clc h=[1:10]; %langkah pengukuran y=[0.98 0.37 0.88 0.91 0.79 0.67 0.72 0.65 0.49 0.77]'; %hasil pengukuran H=[ones(length(y),1) h']; %matriks koefisien %v=rand(10,1) %variansi v=[0.3786, 0.8116, 0.5328, 0.3507, 0.9390, 0.8759, 0.5502, 0.6225, 0.5870, 0.2077]'; %variansi yang digunakan dalam contoh r=zeros(length(v)); d=diag(cov(v*v')); for i=1:10; r(i,i)=d(i); end R=r; %matriks kovariansi xe=inv(H'*inv(R)*H)*H'*inv(R)*y %x hasil pendugaan subplot(1,2,1) plot(h,y,'-o') hold on
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
ye=xe(1)+xe(2)*H(:,2); %y hasil pendugaan plot(h,ye,'g'); title('pendugaan kuadrat terkecil berbobot') xlabel('pengukuran ke-') ylabel('hasil pengukuran') legend('pengukuran','estimasi',4) err=abs(y-ye); %error pendugaan subplot(1,2,2) plot(h,err,'-r') title('error pendugaan kuadrat terkecil berbobot') xlabel('pengukuran ke-') ylabel('error') for i=1:10 j(i)=err(i)^2; end J=sum(j) %jumlah kuadrat dari selisih antara y dan ye
Contoh 2.4 clear close all clc h=[1:10]; %langkah pengukuran y=[0.98 0.37 0.88 0.91 0.79 0.67 0.72 0.65 0.49 0.77]'; %hasil pengukuran H=[ones(length(y),1) h']; %matriks koefisien %v=rand(10,1) %variansi v=[0.3786, 0.8116, 0.5328, 0.3507, 0.9390, 0.8759, 0.5502, 0.6225, 0.5870, 0.2077]'; %variansi yang digunakan dalam contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
r=zeros(length(v)); d=diag(cov(v*v')); I=eye(2); for i=1:length(h); r(i,i)=d(i); end R=r; %matriks kovariansi P0=0.02*eye(2); %kovariansi error pendugaan awal x0=[0;0]; %dugaan awal K=P0*H'*inv(R+H*P0*H'); %Kalman gain x=x0+K*(y-H*x0); P=(I-K*H)*P0*(I-K*H)'+K*R*K'; xe(1:2,1)=x; %%update for k=2:length(h) K=P*H'*inv(R+H*P*H'); x=x+K*(y-H*x); P=(I-K*H)*P*(I-K*H)'+K*R*K'; xe(1:2,k)=x; end xe %hasil pendugaan subplot(1,2,1) plot(h,y,'-o') hold on ye=xe(1,:)+xe(2,:).*H(:,2)'; %y hasil pendugaan plot(h,ye,'g'); title('pendugaan kuadrat terkecil rekursif') xlabel('pengukuran ke-')
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
ylabel('hasil pengukuran') legend('pengukuran','estimasi',4) err=abs(y-ye'); %error pendugaan subplot(1,2,2) plot(h,err,'-r') title('error pendugaan kuadrat terkecil rekursif') xlabel('pengukuran ke-') ylabel('error') for a=1:10 j(a)=err(a)^2/v(a); end J=sum(j) %jumlah kuadrat dari selisih antara y dan ye dibagi variansi
Contoh 3.2 clear clc load Contoh_3_2 N=6; %banyaknya langkah T=5; sigma=30; %standar deviasi pengukuran posisi /pemisalan R=sigma^2; %variansi P0=[100 0 0; 0 10 0; 0 0 1]; A=[0 1 0; 0 0 1; 0 0 0]; H=[1 0 0]; F=[1 T T*T/2; 0 1 T; 0 0 1]; x=[1; 1; 1]; xt=x; %awal pendugaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
%menyiapkan matriks posm=[]; xtm=[]; ym=[]; Pplus=P0; Varminus=[]; Varplus=[P0(1,1)]; Km=[]; for k=1:N %simulasi sistem dan pengukuran v=vv(k); x=F*x; y=H*x+sigma*v; %estimasi keadaan Pminus=F*Pplus*F'; K=Pminus*H'*inv(H*Pminus*H'+R); xt=F*xt; xt=xt+K*(y-H*xt); Pplus=(eye(3)-K*H)*Pminus*(eye(3)-K*H)'+K*R*K'; %menyimpan data posm=[posm x(1)]; xtm=[xtm xt]; ym=[ym y]; Varminus=[Varminus Pminus(1,1)]; Varplus=[Varplus Pplus(1,1)]; Km=[Km K]; end %plot hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
figure; k=1:N; plot(k,ym-posm,'r:'); hold on; plot(k,xtm(1,:)-posm,'b-'); xlim([0 60]); xlabel('langkah ke-'); ylabel('posisi'); legend('error pengukuran','error pendugaan'); figure; hold on; for k=1:N-1 plot([k-1 k],[Varplus(k) Varminus(k+1)]); plot([k k],[Varminus(k+1) Varplus(k+1)]); end xlabel('langkah ke-'); ylabel('error variansi penduga posisi');
Simulasi A clear close all clc load Simulasi_A t=0:50; z=0.52611; %konstan yang akan diduga R0=0.1; %n1=randn(size(t)); %variabel random berdistribusi normal standar n1;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
y=z+R0.*n1; %variabel random berdistribusi normal dengan rata-rata y dan standar deviasi R0 P=[]; x=[]; err=[]; R=0.01; %variansi derau pengukuran P(1)=1; %variansi error pendugaan awal x(1)=0; %dugaan for i=2:length(t) K=P(i-1)*inv(P(i-1)+R); x(i)=x(i-1)+K*(y(:,i)-x(i-1)); P(i)=P(i-1)-K*P(i-1); end err=z-x; figure plot(t,y,'o') hold on plot(t,x,'k') plot(t,z,'g.') title('pendugaan konstan') xlabel('langkah ke-') ylabel('konstan') legend('sampel pengukuran','hasil dugaan','nilai konstan sebenarnya') figure plot(t,err,t,0) title('error pendugaan') xlabel('langkah ke-')
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
ylabel('error') figure plot(t,P) xlabel('langkah ke-') ylabel('konstan') title('variansi error pendugaan')
Simulasi B clear close all clc load Simulasi_B t=60; %waktu simulasi dt=1; %waktu untuk satu langkah update dem=10; %derau pengukuran dea=0.2; %derau percepatan a=[1 dt; 0 1]; %matriks transisi (F) b=[dt^2/2; dt]; %matriks input (G) c=[1 0]; %matriks pengukuran (H) x=[0; 0]; %vektor keadaan awal xt=x; %vektor dugaan awal Sz=dem^2; %kovariansi error pengukuran Sw=dea^2*[dt^4/4 dt^3/2; dt^3/2 dt^2]; %kovariansi error proses pendugaan P=Sw; %kovariansi error estimasi awal %menyiapkan matriks pos=[]; %matriks posisi sebenarnya post=[]; %matriks posisi dugaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
posm=[]; %matriks posisi hasil pengukuran vel=[]; %matriks kecepatan sebenarnya velt=[]; %matriks kecepatan dugaan for k=0:dt:t u=0.2; %misalkan percepatannya 0.2m/s^2 ue=due(k+1); we=dwe(k+1); deP=dea*[(dt^2/2)*ue; dt*we]; %derau proses pendugaan x=a*x+b*u+deP; ve=dve(k+1); deM=dem*ve; y=c*x+deM; xt=a*xt+b*u; Inn=y-c*xt; s=c*P*c'+Sz; K=a*P*c'*inv(s); xt=xt+K*Inn; P=a*P*a'-a*P*c'*inv(s)*c*P*a'+Sw; pos=[pos; x(1)]; posm=[posm; y]; post=[post; xt(1)]; vel=[vel; x(2)]; velt=[velt; xt(2)]; end %plot hasil k=0:dt:t; %Posisi figure
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
subplot(1,2,1) plot(k,pos,'b-',k,posm,'g--',k,post,'r-.'); xlabel('Waktu (s)'); ylabel('Posisi (m)'); title('Posisi'); legend('posisi sebenarnya','posisi hasil pengukuran','posisi hasil dugaan',2); %Error posisi subplot(1,2,2) plot(k,pos-posm,'b-',k,pos-post,'g--'); xlabel('Waktu (s)'); ylabel('Error Posisi (m)'); title('Error Pengukuran dan Error Pendugaan'); legend('error pengukuran','error pendugaan'); %Kecepatan figure subplot(1,2,1) plot(k,vel,'b-',k,velt,'r-.') xlabel('Waktu (s)'); ylabel('Kecepatan (m/s)'); title('Kecepatan'); legend('kecepatan sebenarnya','kecepatan hasil dugaan',2); %Error kecepatan subplot(1,2,2) plot(k,vel-velt) xlabel('Waktu (s)'); ylabel('Error Kecepatan (m/s)'); title('Error Kecepatan');