FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN KEHIDUPAN DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
NAMA
: Roni Setiawan Widyo.S
NIM
: 11.11.4707
KELOMPOK : C KELAS
: S1-TI-02
DOSEN
: Tahajudin S, Drs
STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
i
FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN KEHIDUPAN ABSTRAK Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia yang merupakan pedoman Negara. Oleh karena itu maka kita sebagai warga Negara patut untuk menerapkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakekatnya merupakan sistem filsafat. Sebagai dasar filsafat Negara yang berdasar tinjauan material bangsa Indonesia,melandasi semua pola kehidupan yang bersifat hakiki yang sejak bangsa Indonesia ada memang sudah demikian kenyataanya.Dijabarkan juga sebagai jiwa bangsa,sebagai kepribadian bangsa,sebagai pandangan hidup bangsa dan pula sebagai Pemersatu bangsa dan negara Indonesia maka sudah semestinya bahwa Pancasila dalam dirinya sendiri sebagai suatu kesatuan. Dalam masalah ini Pancasila mengandung persatuan dan kesatuan yang kokoh.Dalam suatu
masyarakat
bangsa
yang
pluralistk
atau
multikultural merupakan suatu keharusan dalam menjaga keutuhan negara-bangsa Indonesia. Terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa ini adalah didukung oleh adanya Kebudayaan Nasional Indonesia. Penampilan dari berbagai manifestasi budaya seperti budaya Jawa, Sunda, Minang, Bugis, Bali, Lombok, dan sebagainya. Hal tersebut sering menaungi munculnya kebudayaan baru, dan sangat berarti bagi penduduk
ii
Indonesia yang makin besar ini.Untuk itu kita harus menjaga Pancasila dan menerapkanya di kehidupan kita dengan baik.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bahwa sebagai dasar Negara Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Pancasila
merupakan dasar
filsafat
Negara
merupakan
hasil
kesepakatan bersama yang kemudian disebut sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka sesungguhnya telah
dikembangkan
pada
masa
orde
baru.
Namun
dalam
pelaksanaannya pada masa itu lebih menunjukkan Pancasila sebagai ideologi tertutup. Pancasila menjadi alat hegemoni yang secara apriori ditentukan oleh elit kekuasaan untuk mengekang kebebasan dan melegitimasi kekuasaan.Arti keberadaan pancasila adalah Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat Pancasila hanya akan membawa ketidakpastian baru. Bukan tidak mungkin akan timbul chaos (kesalahan) yang memecah-belah eksistensi negara kesatuan. Akhirnya Indonesia akan tercecer menjadi negara-negara kecil yang berbasis agama dan suku. Untuk menghindarinya maka penerapan hukum-hukum agama (juga hukum-hukum adat) dalam sistem hukum negara menjadi urgen untuk diterapkan. Sejarah Indonesia yang awalnya merupakan kumpulan Kerajaan yang berbasis
iii
agama dan suku memperkuat kebutuhan akan hal ini. Pancasila yang diperjuangkan untuk mengikat agama-agama dan suku-suku itu harus tetap mengakui jati diri dan ciri khas yang dimiliki setiap agama dan suku. Bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan kehidupan yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan, khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
BAB 2 2.1 Perumusan masalah
Dengan melihat latar belakang diatas dapat mengemukakan berbagai perumausan masalah sebagai berikut :
1.Apakah Pancasila itu berkaitan lansung dengan persoalan kehidupan kita? 2. Apakah sebenarnya fungsi utama dari filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia?
iv
BAB 3 3.1 PENDEKATAN
3.1.1 HISTORIS Secara historis istilah “Pancasila” mula-mula digunakan oleh masyarakat india yang memeluk agama budha,Pancasila berarti “limaaturan” atau “Five Moral Princiles” yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganutnya. Yang dalam bahasa aslinya adalah bahasa “PALI” yaitu “Panca-Sila”,yang berisi lima larangan atau lima pantangan. Jadi pertam kali istilah “Pancasila”digunakan untuk member nama rumusan masalah lima dasar moral dalam agama Budha. Dalam perkembngan selanjutnya istilah pancasila masuk dalam khazanah kesusasteraan jawa-Kuno pada jaman majapahit dibawah raja hayam wuruk dan patih gajah mada ,istilah pancasila terdapat dalam buku keropak Negarakertagama.Yaitu berupa syair pujian ditulis oleh pujangga istana bernama Empu Prapanca selesai pada tahun 1365, yakni di dalam sarga 53 bait ke 2 yang berbunyi sebagai berikut : “Yatnanggegwani Pancasila “Kertasangskarabhisekakakrama” Artinya : (Raja) menjalankan dengan setia kelima pantangan (pancasila) itu begitu pula upacara-upacara ibadat dan penobatanpenobatan.Istilah “pancasila”juga terdapat dalam buku Sotasoma karangan empu Tantular.Dalam buku Sotasoma pancasila mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dari bahasa sangsengkerta) juga
v
mempunyai arti “pelaksanakan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama) yaitu yaitu :
1. Tidak boleh melakukan kekerasan 2. Tidak boleh mencuri 3. Tidak boleh berjiwa dengki 4. Tidak boleh berbohong 5. Tidak boleh mabuk miniman keras.
Sesudah majapahit runtuh dan agama islam tersebar ke seluruh Indonesia, sisa-sisa dari pengaruh ajaran Moral Budha yaituPancasila, masih terdapat juga dikenal dalam masyarakat Jawa sebagai Lima larangan (pantangan, wewaler, pamali) dan isinya agak lain,yang disebut dengan singkatan “Ma-Lima” yaitu lama larangan, yang dimulai dengan awal kata”Ma”.Lima larangan tersebut adalah :
Mateni
: artinya membunuh
Maling
: artinya mencuri
Madon
: artinya berzina
Madat
: artinya menghisap candu
Main
: artinya berjudi
Lima larangan moral atau “Ma-Lima” ini dalam masyarakat Jawa masih dikenal dan masih juga menjadi pedoman moral tetapi namanya sekarang bukanlah Pancasila tetap dengan nama “Ma-Lima”.
vi
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pancasila dan kehidupan Dalam tata hidup manusia secara alami yang menjadi kebiasaan sebagai
asal-mula
Pancasila
berupa
bahan
dicari
inti-inti
kesamaanya,yang didalam hidup manusia ada tiga persoalan pokok, yaitu : Persoalan hidup menghadapi diri sendiri. Persoalan hidup menghadapi sesama manusia. Persoalan hidup menghadapi tuhan.
Bukan hanya bangsa Indonesia saja yang merasakanya , namun dalam hal ini bangsa indonesialah pertama-tama yang memikirkan dan merumuskanya sebelum proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia, serta merincinya menjadi lima hal. Dan lima hal itu ada di dalam diri setiap manusia. Bukan hanya Pancasila saja, dalam hukum-hukum ilmiah-pun juga demikian. Misalnya hukum tentang,”benda jika dimasukkan didalam air beratnya berkurang” memang demikian keadaannya senyatanya rumusan yang datang kemudian tidak akan dapat
vii
mempengaruhi hal-hal yang dirumuskanya itu.Demikian halnya Pancasila yang dirumuskan dari tata hidup manusia itu merupakan hasil
perenungan
bangsa
Indonesia
menjelang
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia oleh bangsa Indonesia, yang halnya sudah ada.Setiap manusia di dunia ini mempunyai rasa ingin hidup secara manusiawi dan sesuai dengan hati nuraninya atau kata hatinya.Rasa yang demikian ini disebut ber-kemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri,yaitu memenuhi tuntutan dirinya Dalam hal ini setiap manusia secara kodrati ingin hidup bersama sesuai dengan nilai-nilai hidup manusiawiyang dibatasi dengan kebersamaan, menghormati dan mengharagai sesama manusia dengan rasa cinta kasih.Semua ini di dalam hidup bersama selalu ada usaha kearah bersatu demi terbentuknya kesatuan persyerikatan hidup.Demikian juga bila manusia dituntut sikap adil dari manusia yang lain berarti apa yang dituntut itu juga ada di dalam dirinya.Yang disebut berkeadilan ,yaitu selalu memberikan sesuatu yang telah menjadi haknya setiap manusia. Setiap manusia pada dasarnya mempunyai keyakinan bahwa ada suatu “Dzat”yang berkuasa diluar dirinya yang disebut derngan istilah “Tuhan”.Oleh karenanya disamping manusia menyakini adanya Tuhan,juga ada kesadaran untuk memenuhi tuntutan tuhan. Dalam keadaan demikian inilah sadar atau tidak didalam batinnya menyakini akan adanya “Sang Penolong”.Oleh karena itu, apabila dia minta tolong berarti juga dia menyakini adanya “Sang Maha Penolong”,dan Sang Maha Penolong inilah yang disebut Tuhan.
viii
4.2 Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa & Negara
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup (filsafata hidup). Tanpa memiliki pandangan hidup maka
suatu
bangsa
akan
merasa
terombang-ambing
dalam
menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti akan timbul, baik persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya
sendiri,
maupun
persoalan-persoalan besar umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan pandangan hidup yang jelas suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman, dengan mempunyai pedoman sendiri suatu negara akan membangun dirinya untuk bias berkembang menjadi lebih baik..
Pada akhirnyta pandangan hidup sesuatu bangsa adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya. Kita merasa bersyukur bahwa pendahulu-pendahulu kita, pendiri-pendiri Republik ini dat memuaskan secara jelas apa sesungguhnya pandangan hidup bangsa kita yang kemudian kita namakan Pancasila. Seperti yang ditujukan dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1979, maka Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara kita.
ix
Dengan itu Pancasila sekaligus menjadi tujuan hidup bangsa Indonesia. Pancasila bagi kita merupakan pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak yang sudah beurat/berakar di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Ialah suatu kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia ini akan mencapai kebahagiaan jika kita dapat baik dalam hidup manusia sebagai manusia dengan alam dalam hubungan manusia dengan Tuhannya. Bangsa Indonesia
lahir menurut cara
dan jalan yang
ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa datang yang secara keseluruhan membentuk kepribadian sendiri.Pancasila yang selalu menjadi pegangan bersama saat-saat terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah sebagai dasar kerohanian negar, dikehendaki oleh bangsa Indonesia karena sebenarnya ia telah tertanam dalam kalbunya rakyat. Oleh karena itu, ia juga merupakan dasasr yang mamapu mempersatukan seluruh
rakyat
Indonesia.Karena
Pancasila
sudah
merupakan
pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, namun dalam 3 buah UUD yang pernah kita miliki yaitu dalam pembukaan UUD 1945.
x
4.2.1 Pancasila sebagai system fisafat
Pancasila sebagai system filsafat, yang secara khusus sebagai filsafat hidup bangsa, adalah berlandaskan pada hakikat kodrat manusia, walaupun semula tidak terpikirkan oleh tokoh-tokoh kenegaraan Indonesia tentang hakikat kodrat manusia, namun karena betul-betul perenungannya yang mendalam maka secara langsung dijawai oleh hakekat kodrat manusia dalam hidup bersama.
4.2.2 Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1 Juni 1945 adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesa yang merdeka. Sidang BPPK telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa. Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan
xi
menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya) yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan sejalan dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. Bahkan dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat, jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum). Suatu hal yang membanggakan bahwa Indonesia berdiri di atas fundamen yang kuat, dasar yang kokoh, yakni Pancasila dasar yang kuat itu bukanlah meniru suatu model yang didatangkan dari luar negeri. Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersifat universal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan negara kesatuan Republik Indonesia secara kekal dan abadi. Dasar negara kita berakar pada sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia, Pancasila adalah penjelmaan dari kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak dahulu hingga sekarang.
xii
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Filsafat Pancasila adalah hasil kesepakatan pemikiran dan perenungan yang sedalam-dalamnya
dari bangsa
Indonesia
di dalamnya
terkandung semangat kekeluargaan sebagai inti ajaran pancasila.Yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu hal yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Fungsi utama filsafat Pancasila bagi kehidupan bangsa dan negara Indonesia yaitu: Filasafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia
Bahwa filsafat Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan kehidupan hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya dalam beberapa buku atau dokumen historis di dalam sejarah negara Indonesia seperti di bawah ini :
xiii
Oleh masyarakat india yang memeluk agama budha Pancasila digunakan sebagai aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh penganutnya Pada zaman majapahit di bawah kekuasaan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada istilah Pancasila terdapat dalam buku “Keropak Negarakertagama” Istilah Pancasila juga terdapat pada buku “Sotasoma” karangan Empu Tantular. Masyarakat Jawa-Kuno juga mengenal mengenal Pancasila dengan istilah “Ma-Lima” Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV. Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember 1945, alinea IV. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17 Agustus 1950. Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959. Pada Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV
yang kemudian dijadikan naskah rancangan
Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta).
xiv
5.2 Saran Kita sebagai warga negara Indonesia seharusnya harus lebih menghormati terwujudnya
dan
menghargai
sesama
rasa
kekeluargaan
yang
manusia baik
agar
dapat
khususnya
dalam
pemahaman bahwa filsafat Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara dan kehidupan kita. Sehingga apa yang terjadi sekarang bisa diatasi dan dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia kita saat ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ms. Bakry, Noor,
Pancasila Yuridis Kenegaraan. Cet. 2 Liberty
Yogyakarta 1997
Ms. Bakry, Noor, Orientasi Filsafat Pancasila. Cet. 2 Liberty Yogyakarta 1997
Sumber Lain :
http:// www.google.co.id
xv