LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN ANGGARAN 2009
Figurasi Transisi Ruang-Sakral pada Situs-situs Pemujaan di Trowulan Mojokerto
Dr. Ir. Galih Widjil Pangarsa, DEA (Ketua) Wara Indira Rukmi, ST, MT (Anggota)
Dibiayai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidian Nasional, melalui DIPA Universitas Brawijaya Nomor: 0714.0/023-04.2/XV/2009, tanggal 31 Desembar 2008 dan berdasarkan SK Rektor Nomor: 147/SK/2009 tanggal 30 April 2008
UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOPEMBER 2009
Galih W. Pangarsa - Figurasi Transisi Ruang Sakral - Laporan Penelitian Fundamental 2009
1
Galih W. Pangarsa - Figurasi Transisi Ruang Sakral - Laporan Penelitian Fundamental 2009
2
RINGKASAN Kegagalan menata ruang adalah bencana bagi kehidupan masyarakat manusia dan alam. Telah banyak kritik atas penataan ruang di Indonesia, yang terus-menerus dilakukan secara parsial-inkremental. Banjir di Jakarta awal tahun 2007 dan 2008 adalah contoh kegagalan pendekatan ekonomi: ruang hanya dilihat sebagai fungsi ekonomi industri, perdagangan dan jasa suatu kota. Ruang permukiman yang eksis dengan kompleksitas kualitas dan kearifan lokalnya, diletakkan di ujung akhir prioritas. Kearifan lokal dengan sisi sosial-budayanya terabaikan, bahkan tidak diketahui dengan layak. Padahal di situlah terkandung modal sosial (social capital) untuk meraih tujuan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Pangarsa, 2006). Mentalitas masyarakat penghuni ruang dan representasi ruangnya (termasuk sisi ekologi daerahnya), bukan hanya tak tersentuh, tapi disingkirkan jauhjauh dari peta praksis penataan ruang. Mau tak mau, mentalitas sebagai fenomena sosial-budaya seperti di atas, mesti dilihat secara kualitatif. Maka, penelitian ini menerapkan pendekatan sosial-budaya pada suatu fokus penting, yaitu ruang transisi. Esensinya ruang transisi adalah mewujudkan hubungan-hubungan antar-inti (internuclei) dan antar-tepi (interperipheries) pada suatu tata susunan spasial. Di suatu lingkungan yang berkemajemukan sosial-budaya, mengandung potensi wisata sangat tinggi namun sekaligs sedang menghadapi degradasi ekologi seperti Trowulan, penelitian tentang transisi ruang sakral menjadi fundamental. Penelitian ini akan menemu-kenali kompleksitas struktur dan hubungan-hubungan spasial. Dengan identifikasi itu, diharapkan kearifan lokal yang bersifat cukup dinamik baik dari segi ruang maupun temporalnya, serta merupakan modal sosial, akan lebih jelas ditemu-kenali sehingga di masa depan, akan mudah dilestarikan. Penelitian kualitatif ini memakai metoda inskripsi sosial (Paul-Lévy, 1983), yang akan melihat transisi ruang sakral sebagai hasil dari proses penandaan, identifikasi, kategorisasi dan komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat tertentu terhadap kelompok sosial di luarnya dan terhadap lingkungan huniannya. Perluasan kajian dilakukan dengan metoda-metoda: antropologi ruang (Rapopport, 2003; Paul-Lévy, 1983) maupun hermeneutik atas simbol-simbol sakral (Saussure, dalam Piliang, 2003; Ragon, 1981). Dengan diidentifikasinya transisi ruang sakral di lingkungan Trowulan yang berkemajemukan sosial-budaya, yang juga sedang menghadapi degradasi ekologi dan mempunyai banyak situs pemujaan, penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan pada penyusunan model pelestarian dan pewujudan kearifan lokal sebagai bagian dari modal sosial-budaya, dalam kerangka tujuan mempersiap-rencanakan pembangunan berkelanjutan. Kata kunci: modal sosial-budaya, pelestarian, perencanaan, pembangunan berkelanjutan
Galih W. Pangarsa - Figurasi Transisi Ruang Sakral - Laporan Penelitian Fundamental 2009
3
SUMMARY Failure of spatial planning (urban or region planning) is a disaster for the life of human society and nature. Partial-incrementally, there has been much criticism of spatial planning in Indonesia. But the facts spoke clearly: floods in Jakarta in 2007 and 2008 are examples of the failure of the economic approach. Space is only viewed as a function of the industrial onomy, trade and services of a city. Space of settlements that exists with the complexity and quality of local wisdom, placed at the end of the priority. Whereas it contains inherently social capital to achieve a goals of sustainable development (Pangarsa, 2006). The mentality of the communities’ residents and the spatial representation of living space (including its ecology), not only untouched, but far removed from the maps and knowledge of spatial praxis. Inevitably, the mentality seen as a socio-cultural phenomena as desribed above, should be viewed qualitatively. Thus, this research applies a socio-cultural approach to an important focus, namely the transition of space. Essence, the transition is to build relationships in internuclei and interperipheries at a spatial scheme. In an environment that has socio-culturally high diversity, contains tourism potential, but in the same time facing ecological degradation like Trowulan, the study of the transition of sacred space is fundamental. This research will identify the complexity of the structure and spatial relationships. With the identification, it is expected the dynamic local wisdom as the social capital -both spatial and temporal-- will be more clearly recognized so that in the future, it will be more easily preserved. This qualitative research using methods of social inscription (Paul-Levy, 1983), will see the transition sacred space as a result of symbolizing process, identification, categorization and communications made by certain groups of people against outsider groups and against its environment. The extension of the study will be conducted by methods of anthropology of space (Rapopport, 2003; Paul-Levy, 1983), and the hermeneutic of sacred symbols (Saussure, in Piliang, 2003; Ragon, 1981). The indentified transitions of sacred space in Trowulan and its suroundings that have socio-culturally high diversity, facing to ecological degradation, and containing many sites of worship, could contribute to a model of preservation and to an implementation of local wisdom as part of the socio-cultural capital, in achieving a sustainable development. Key words: socio-cultural capital, conservation, planning, sustainable development
Galih W. Pangarsa - Figurasi Transisi Ruang Sakral - Laporan Penelitian Fundamental 2009
4
DAFTAR PUSTAKA Altman, Irwin, et.al. 1980, Environmental and Culture, New York, Plenum Press,. Djunaedi, Achmad, 1989; Pengantar Metodologi Penelitian Arsitektural, Yogyakarta, Jurusan Teknik Arsitektur FT. UGM Geertz, Clifford, 1992, Tafsir Kebudayaan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta Greimas, A.J., 1979, “Pour une sémiotique topologique”, in Zeitoun (ed), Paris, , pp 11-43 Koentjaraningrat,1977, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta, Lombard, D., 1986, "Les concepts d'espace et de temps dans l'archipel insulindien”, Annales ESC, pp 35-50, Paris Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta Nas, Peter J.M., 1998, “The House in Indonesia Between Globalization and Localization” dalam Bijdragen voor de Taal-, Land- en Volkenkunde, vol 154, no 2, pp. 335-360, Leiden Pangarsa, Galih W., 1992, Les mosquees de Lombok. Evolution architecturale et diffusion de l'islam, Archipel No 44, EHESS, Paris ___________, 1994, Built Environment of a Changing Hindu Tenggerese Community. A Study on Architectural Evolution of Wonokitri, Archipel No 49, EHESS, Paris ___________, 1997, Budaya Simbol dan Arsitektur Hedonis dlm Prof. Eko Budiharjo, MSc.(ed), Arsitek dan Arsitektur Indonesia. Menyongsong Masa Depan, Penerbit Andi Yogyakarta ___________, 2000, Studi Pemakaian Ruang Privat pada Ruang Hunian (Studi Kasus Desa Pengrajin Batu Alam di Gamping Kabupaten Tulungagung) Jurnal Teknik VII/1, FT Unibraw, Malang ___________, 2004, Hak Budaya dan Nilai-Nilai Kegotong-Royongan: Sebuah Perspektif Filosofi Pembangunan Partisipatorik, Jurnal Ilmiah Administrasi Publik Vol IV No 2, Maret 2004, Malang ___________, 2005, Industri Banon di Trowulan, KOMPAS tanggal 11 September 2005 ___________, 2006a, “Catatan atas Inskripsi Sosial: Memahami Kearifan Lokal di balik Fenomena Arsitektural”, Jurnal Teknik XIII/2, FT Unibraw, Malang. ___________, 2006b, Merah Putih Arsitektur Nusantara, Andi Pbl., Yogyakarta ___________, 2007a, “Pemberdayaan SDM Berwawasan Kearifan Lokal. Menuju Pembangunan Lingkungan Binaan Berkelanjutan”, Jurnal Ilmiah Admisitrasi Publik, VII/1 FIA Unibraw, Malang ___________, 2007b, Di Bawah Bayang-bayang Beringin: Pertumbuhan Benih Arsitektur Setempat di Indonesia, Proceeding Seminar Nasional Perkembangan Arsitektur di Indonesia, UNDIP, Semarang, 5 Mei 2007. [ISBN dlm proses] ___________, 2007c, Arsitektur Nusantara: Menuju Lokalitas dan Universalitas Pendidikan Arsitektur, Proceeding Konferensi Internasional “Challenges and Experiences in Developing Architectural Education in Asia” 8-9 Juni 2007, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta [ISBN 978-979-99016-1-3] ___________, 2007d, Nusantara Architecture: Unknown Eurocentric Historical Facts. Communication on Research Methods Workshop, Arch. Depts. of Gunadarma Univ., ITS and Unibraw (Teleconference), June 12, 2007 Paul-lévy, F, dan M. Segaud, 1983, Anthropologie de l'espace, Paris Pigeaud, Th., 1962, Java in the fourteenth century. 5 Vols., Nijhof, The Hague Ragon, M., 1981, L’espace de la mort, Albin Michel, Paris Rapoport, Amos. 1984. Culture and Built Form – A Reconsideration Architecture in Culture Change. Essays in Built Form and Culture Research ――――――――, 2003. Culture, Architecture et Design, Infolio, Paris Galih W. Pangarsa - Figurasi Transisi Ruang Sakral - Laporan Penelitian Fundamental 2009
5
Rukmi, Wara I., 2007, De-Teritorialisasi Ruang Sakral: Fakta ”Kolonisasi” Ide di Kawasan Pusat Situs Majapahit Trowulan, Proceeding Kongres dan Seminar Nasional ASPI: Perencanaan dan Perubahan Bangsa, USU, Medan, 1 Agustus 2007 [ISBN dlm proses] Schulz, Cristian Norberg, 1985, On the Way to Figurative Architecture, New York, Snodgrass, A., 1985, The Symbolism of The Stupa, Cornell Univ., New York Tuan, Yi-Fu, 1977, Space and Place, Arnold, London Zeisel, John, 1981, Inquiry By Design; Tools for Environment-Behavior Research, California, Cole Publishing Company. Zeitoun, J. (ed), 1979, Semiotique de l'espace, Paris
Galih W. Pangarsa - Figurasi Transisi Ruang Sakral - Laporan Penelitian Fundamental 2009
6