Pengaruh Media Kunci Berwarna-Warni terhadap Pengertian Anak-Anak Sekolah Minggu Kelas 4-6 tentang Konsep Keselamatan
Pengaruh Media Kunci Berwarna-Warni terhadap Pengertian Anak-Anak Sekolah Minggu Kelas 4-5 tentang Konsep Keselamatan Sylvia P. Soetantyo Fakultas llmu Pendidikan, Universitas Pelita Harapan svlvia.soeta ntvo (o
up
h.ed u
ABSTRAK
Konsep keselamatan dalam kekristenan cukup abstrak dan berbeda dari prinsip-prinsip keselamatan dari agama lain. Guru sekolah minggu tidak hanya menjelaskan tentang Yesus sebagai penyelamat anak-anak, tetapi juga mereka harus menceritakan kisah narasi agung dalam Alkitab yang mengisahkan mengenai penciptaan dunia, dosa asal sampai kedatangan Yesus di dunia ini menjadi penyelamat bagi semua orang. Namun, Piaget percaya bahwa anak-anak sekolah minggu yang berada di kelas 4 - 6, yang dalam tahap Operasional perkembangan kognitif mereka, tidak memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Masalah ini mungkin diselesaikan dengan menggunakan media dalam penjelasan materi karena melalui media bahan abstrak dapat dijelaskan secara konkret sehingga hal itu dapat dipahami dengan mudah. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media warna-warni menuju pemahaman kelas 4 - 6 anak-anak sekolah Minggu mengani konsep Keselamatan. Eksperimen semu dari Satu Group Pre - Pasca Uji dilakukan pada 88 kelas 4 - 6 siswa Sekolah Minggu yang sedang menghadiri Sekolah Alkitab yang diselenggarakan oleh sebuah gereja di Jakarta. Semua guru menggunakan media warna-warni dalam menjelaskan tentang konsep keselamatan. Uji Wilcoxon digunakan dikarenakan data tidak berdistribusi normal. Setelah pengujian, ditemukan bahwa ada pengaruh dari menggunakan media warna-warni menuju pemahaman kelas 4 - 6 anak-anak sekolah Minggu mengenai konsep keselamatan.
ffi
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
59
A Journal of Language, Literature, Culture, and Education
POLYGLOTVoI. 11 No. 4 October 2015
KATA KUNCI: tombol berwarna-warni media, kelas 4 sekolah 5 Minggu, dan konsep keselamatan.
- anak-anak
ABSTRACT
The concept of solvotion in Christianity is quite obstract and different from ony other religions' principles of solvotion. Sunday school teachers not only exploin about Jesus as children's sovior, but also they have to tell the grand narrotive story of the Bible thot tells from the creation of the world, the originol sin until the coming of Jesus in this world to be a savior for all people. However, Pia'get believes thot Sunday school children who ore in grade 4 - 6, are in the Operotionol phose of their cognitive development, they hove not had the ability to think abstroctly. This problem might be solved by using media in the explonotion of the moterials because through medio the abstract materials can be explained concretely so they con be understood eosily. Therefore, the purpose of this research wos to know the effect of using colorful medio toword the understanding of grade 4 - 6 Sunday school children in the topic of Salvotion. Quosi experiment of One Group Pre - Post Test was done on 88 grode 4 - 6 Sunday school students who were attending a Vacation Bible School held by a church in Jakarto. All teachers used colorful medio in exploining obout Salvation concept. Wilcoxon test was used as the dato was not normal. After the test, it was found thot there wos on effect of using colorful medio toward the understanding of grode 4 - 6 Sundoy school children in the topic of Solvation.
colorful keys medio, grode 4 ond solvation concept. KEYWORDS:
5 Sundoy school children,
PENDAHULUAN
Konsep,keselamatan merupakan konsep yang sangat penting dimengerti
oleh semua orang mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, karena melalui konsep keselamatan inilah orang-orang dapat mengetahui bahwa Yesus adalah satu-satunya juruselamat yang dapat membawa kita kepada Bapa di Sorga
60
UNIVERSITAS PELITA H AIL{I'A}{
ffi
Pengaruh Media Kunci Berwarna-Warni terhadap Pengertian Anak-Anak Sekolah Minggu Kelas 4-6 tentang Konsep Keselamatan
(Yohanes
14:6).
Penjelasan konsep keselamatan tidak semata-mata hanya
menceritakan bahwa Yesus adalah Juruselamat bagi seluruh manusia. Konsep
keselamatan harus diceritakan dari awal penciptaan manusia, kejatuhan manusia, dan pada akhirnya penebusan manusia melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus itu sendiri. Urutan kisah keselamatan oleh Yesus
Kristus memang harus dibuat secara benar agar konsep keselamatan yang dimaksud dapat dimengerti dengan
baik.
,
Namun demikian sayangnya bagi anak-anak sekolah minggu urutan
kisah tentang konsep keselamatan
ini masih agak sulit dimengerti
dan
terkadang mereka masih terbalik-balik menceritakan urutan tersebut. Mengapa demikian? Piaget seorang pakar dalam perkembangan kognisi mengatakan bahwa anak-anak usia sekolah dasar masih berada pada tahap
perkembangan kognisi yang disebut Operasional Kongkrit (Hergehnhan & Olson, 2008)). Salah satu ciri dari masa pada tahap ini adalah anak masih berpikir secara kongkrit sehingga mereka masih sulit menerima konsep-konsep ataupun pengertian-pengertian yang bersifat abstrak. Di samping itu, sebagai manusia mayoritas lebih menyukai penjelasan dengan menggunakan alat bantu
yang dapat dilihat untuk meningkatkan pengertian mereka terhadap bahan yang sedang dibahas. Hal ini sejalan dengan pendapat Gangwer (2005) yang mengatakan bahwa 87 % dari populasi adalah orang-orang yang memang
untuk mengerti sebuah materi pembelajar,an. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika penjelasan tentang mengandalkan kemampuan visualnya
konsep keselamatan itu diceritakan melalui media visual yang dapat lebih cepat
dimengerti oleh anak-anak yang masih berpikiran secara kongkrit.
ffi
UNTVERSITAS PEL,TA HARAPAN
61
A Journal of Language, Literature, Culture, and Education
POLYGLOTVoI. 11 No.4 October 2015
Selain lewat media visual, seringkali juga manusia dapat lebih cepat
mengerti suatu materi pembelajaran dengan menggunakan analogi-analogi. Warna-warna dapat digunakan sebagai sarana analogi dalam menceritakan urutan-urutan proses keselamatan manusia dari awal penciptaan, penebusan, dan pentingnya pertumbuhan kerohanian setelah penebusan itu. Media visual yang dipakai beserta warna-warna memudahkan anak-anak mengingat analogi
dan urutan cerita tentang konsep keselamatan. Melalui media visfual yang berwarna-warni
ini
diharapkan urutan ceiita konsep keselamatan dapat
dimengerti dengan jelas oleh semua anak.
MASALAH PENELITIAN
Masalah yang ingin diketahui jawabannya melalui penelitian ini adalah:
Apakah ada pengaruh penggunaan media kunci berwarna-warni terhadap pengertian anak-anak sekolah minggu kelas 4 - 5 tentang konsep keselamatan?
LANDASAN TEORI
Konsep Keselamatan
Pengertian anak-anak mengenai keselamatan atau hendak kemana orang-orang (atau bahkan dirinya) jika meninggal nantinya penting diajarkan agar mereka mengerti dengan jelas keadaan mereka saat mereka tidak berada
lagi di dunia. Osborne dalam bukunya yang berjudulTalking to Your Children
about 6od mengatakan bahwa anak-anak penting mengetahui bahwa mereka
tidak hanya hidup di dunia saja, melainkan mereka juga akan memiliki hidup yang indah dan luar biasa setelah kehidupan mereka di dunia
ini.
Kehidupan di
dunia ini hanya sementara dan merupakan persiapan untuk kehidupan kekal
62
UMVERSITAS PELITA
HAIL{I'ANI
ffi
Pengaruh Media Kunci Berwarna-Warni terhadap Pengertian Anak-Anak Sekolah Minggu Kelas 4-6 tentang Konsep Keselamatan
setelah meninggalkan dunia ini (osborne, 1998). Dengan demikian konsep mengenai keselamatan dan kehidupan kekal di surga setelah meninggal perlu
juga dijelaskan kepada anak-anak. walaupun memang sulit bagi anak-anak yang belum sepenuhnya dapat berpikir secara abstrak untuk memikirkan hal-
hal yang bersifat eskatologis. Terlebih lagi, sangat jarang
anak-anak
memikirkan akan kematiannya karena yang umumnya anak-anak ketahui adalah orang yang sudah tualah seperti kakek dan nenek mereka yang akan
lebih dahulu meninggal. Namun demikian, m€reka juga perlu diajarkan mengenai kehidupan setelah kematian dengan menggunakan hal-hal yang dapat dicerna oleh anak-anak sehingga mereka mengetahui kemana mereka pergi setelah mereka meninggal nantinya. osborne (1998) juga menekankan
pentingnya bagaimana mengajarkan kepada anak-anak tentang konsep keselamatan itu.
Konsep keselamatan yang diajarkan kepada anak-anak
minggu tempat penelitian
ini
di
diadakan adalah konsep keselamatan yang
dipercaya oleh gereja-gereja Presbyterion yang mengadopsi keselamatan
calvin.
sekolah
konsep
Anak-anak diajarkan bahwa dosalah yang menjadi
penghalang bagi manusia untuk masuk ke surga. Tuhan juga mengatakan
bahwa upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Yesus Kristus (Roma 6:23). Anak-anak juga diajarkan bahwa semua orang
memiliki dosa asal atau dosa turunan karena Adam dan Hawa jatuh dalam dosa.
Dosa inilah yang membuat semua orang telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Parker (L995) menjelaskan bahwa menurut calvin semua orang
mempunyai dosa turunan atau dosa asal karena semua orang adalah keturunan Adam yang berdosa. Keberdosaan Adam membuat anak-anak yang dilahirkan
ffi
LINIVERSITAS PELITA HAIL{PANi
63
A Journal of Language, Literature, Culture, and Education POLYGLOTVoI. 11 No.4 October 2015
sebagai keturunannya juga berdosa karena pendosa akan melahirkan pendosa
pula. Hal ini seperti sebuah "pembiakan" dosa bukan hanya meniru dosa orang tuanya. Rasul Paulus dalam Roma 5:72
-
19 juga menegaskan dengan jelas
bahwa karena satu orang maka semua orang menanggung penghukuman, demikian juga halnya dengan pembenaran. Karena oleh satu orang (Yesus)
yang mau menanggung semua dosa kita maka semua orang yang percaya kepada Yesus juga mendapatkan pembenaran tersebut. Oleh karena ltu, dosa
yang hitam itu perlu dihapus oleh darah Yesds di atas kayu salib agar manusia kembali didamaikan oleh Allah. Penebusan ini adalah kasih karunia dari Allah sendiri bukan usaha manusia (Efesus 2: 8
- 9). Loraine Boettner
(2000) dalam
bukunya berjudul "Reformed Faith" menyimpi.rlkan bahwa ada tiga tindakan pertalian atau penghubungan di dalam konsep kekristenan. Pertalian pertama
adalah ketika Adam jatuh ke dalam dosa secara langsung menghubungkan dengan dosa asal yang dimiliki oleh semua umat manusia setelah Adam. Pertalian kedua adalah ketika semua dosa itu dihubungkan dengan Yesus yang harus menanggung semua dosa tersebut. Sementara pertalian ketiga adalah pembenaran oleh Kristus Yesus itulah dihubungkan kepada semua orang yang percaya akan penebusan yang diberikan oleh Yesus melalui proses lahir baru. Proses kelahiran baru ini ditandai dengan telah berlalunya kehidupan sia-sia
manusia lama setiap orang yang percaya dan digantikan dengan "manusia baru" di dalam Kristus (ll Korintus 5:17).
Kemudian setelah ditebus oleh Kristus atau setelah melalui proses pembenaran (justification\, manusia perlu terus dikuduskan dan dimurnikan (sonctificationl agar menjadi semakin serupa dengan Kristus. R.C. Sproul (1992)
juga menyatakan bahwa setelah proses pembenaran pasti serta merta akan
64
I.INIVERSITAS PELITA HARAPAN
#
Pengaruh Media Kunci Berwarna-Warni terhadap Pengertian Anak-Anak Sekolah Minggu Kelas 4-6 tentang Konsep Keselamatan
disertai dengan proses pengudusan atau pemurnian. Karena tidak mungkin orang mengalami proses pengudusan atau pemurnian tanpa melewati proses
pembenaran. lman yang hidup akan menghasilkan hidup yang baik dan yang berkenan di hadapan Tuhan. Kehidupan Kristen yang bertumbuh didapatkan
lewat berdoa, membaca Alkitab, bersekutu dengan orang-orang percaya, dan bersaksitentang Kristus baik lewat kata-kata maupun perbuatan sehari-hari.
Media Jika berbicara mengenai pendidikan terutama pembelajaran di dalam kelas, maka guru memerlukan media pembelajaran yang akan memudahkah siswa-siswanya mengerti pelajaran yang disampaikan. Tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa media pembelajaran sangat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Ada berbagai macam definisi mengenai media pembelajaran yang dikatakan oleh para edukator maupun ahli media. Munadi (2008) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang berarti tengah,
pengantar atau perantara. Karena lokasinya di tengah maka media dapat dianggap sebagai penghubung dari satu hal ke hal yang lainnya. Berdasarkan
asal kata media yang berarti tengah atau perantara inilah
Munadi
menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan penyambung atau perantara antara bahan ajaran yang dibuat oleh guru secara terencana agar pesan atau bahan ajaran tersampaikan ke peserta
didik.
Sejalan dengan
pendapat dari Munadi, Sadiman dan kawan-kawan (2009, p. 7) mengungkapkan bahwa media pendidikan adalah "segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
#
LINIVERSITAS PELITA HAIL\PA}I
65
A Journal of Language, Literature, Culture, and Education POLYGLOT
Vol. 11 No. 4 October 2015
sehingga proses belajar terjadi." Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan guru agar bahan
pelajaran yang ingin disampaikan Buru dapat dipindahkan ke peserta didik sehingga proses belajar terjadi. Sebagai pendidik pastinya guru-guru mengetahui arti pentingnya serta
kegunaan dari media dalam pembelajaran. Sadiman dkk. Dan Munadi juga menjelaskan kegunaan dari media dalam pembelajaran di sekolah. 'Sadiman
dan kawan-kawan (1986) juga mengatakan'bahwa media pendidikan sangat berguna dalam proses belajar mengajar. Bukan saja media dapat menjadi perantara antara guru dan siswa, namun media juga dapat memperjelas hal-hal
yang bersifat verbal, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan kemampuan indera manusia, membuat aktif peserta didik, dan menyamakan konsep antara guru dan peserta didik. Selain itu Munadi (2008)juga menambahkan kegunaan media pembelajaran sebagai sumber belajar, menggugah perasaan dan emosi peserta didik, mengembangkan daya imajinasi peserta didik, dan memotivasi
siswa untuk lebih tertarik pada materi yang disampaikan. Di samping itu Gangwer (2005) juga menuliskan pentingnya pengajaran menggunakan media visual. la menamakan hal itu dengan Pengajaran Visual. Sadiman dkk (L985) juga menegaskan bahwa media pendidikan yang dipakai di dalam pembelajaran
sangat penting artinya dan juga memiliki kegunaan-kegunaan dalam proses belajar mengajar. Mereka mengatakan bahwa kegunaan media pendidikan adalah pertama, mempertegas informasi yang akan disampaikan ke peserta didik dalam bentuk non verbal (bukan tulisan). Kegunaan yang kedua adalah media pendidikan dapat menjadi solusi terhadap kelemahan-kelemahan yang ada pada objek yang sebenarnya, seperti objek yang terlalu besar atau terlalu
66
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
ffi
Pengaruh lrtedia Kunci Berwarna-Warni terhadap Pengertian Anak-Anak Sekolah Minggu Kelas 4-6 tentang Konsep Keselamatan
kecil; yang bergerak sangat pelan dan yang sangat cepat; yang terlalu rumit;
ataupun yang memiliki informasi terlalu luas. Media pendidikan dapat juga menampilkan kejadian-kejadian di masa lalu yang tidak mungkin dialami oleh
siswa-siswa. Kegunaan yang ketiga adalah media pendidikan dapat membuat anak menjadi aktif jika diterapkan dengan baik dan beraneka macam. Hal ini disebabkan karena media pendidikan dapat meningkatkan motivasi belajar, relasi timbal balik antara siswa dengan lingkungan dan hal-hal yang riil, serta memberi kesempatan pada siswa-siswa untuk belajar mandiri. Rosyada (2008) menegaskan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa,
menggugah perasaan, meningkatkan persepsi, daya ingat, imajinasi, dan bahkan motivasi belajar siswa. Di samping itu, melalui media pembelajaran
hambatan sosio-kultural dalam berkomunikasi dengan siswa-siswa dapat diatasi. Para ahli media mengklasifikasikan media menjadi tiga macam yaitu:
Media Visua!, Audio, dan Audio Visual. Karena dalam penelitian ini digunakan media visual maka akan dibahas secara lebih rinci tentang media visual. Dari
kata-katanya dapat disimpulkan kalau media visual adalah perantara pembelajaran yang dapat
dilihat. Munadi (2008) juga
menjelaskan bahwa
media visual itu melibatkan alat indera penglihatan. Munadi bahkan membagi dua jenis media visual yaitu yang berupa kata-kata atau tulisan (verbal) dan
yang berupa gambar atau simbol-simbol (non verbal). Simbol-simbol yang dimaksudkan oleh Munadi termasuk bentuk warna, dan
tekstur.
Rosyada
(2008) menjelaskan bahwa media visual memiliki beberapa ciri-ciri seperti
memiliki pesan visual, menyalurkan pesan visual baik secara lisan maupun grafis, dan merupakan benda yang asli ataupun hanya sebuah model saja.
ffi
UNIVERSITAS PELITA HAIL{PANI
61
A Journal of Language, Literature, Culture, and Education
POLYGLOTVoI. 11 No.4 October 2015
Dalam penelitian ini simbol-simbol non verbal yang digunakan adalah
bentuk kunci dan warna-warna yang dihubungkan dengan artinya di dalam proses keselamatan. Bentuk kuncidiibaratkan sebagai pembuka Kerajaan Sorga
atau bagaimana caranya supaya anak-anak dapat diselamatkan dan membuka dan masuk ke Kerajaan Sorga. Kemudian warna yang dipakai adalah kuning melambangkan keindahan sorga yang terbuat dari emas jalan-jalannya, hitam melambangkan dosa manusia, merah melambangkan darah Kristus, dan hijau melambangkan pertumbuhan yaitu pertumbuhan rohani dalam hal konsep keselamatan
ini. Hal ini digunakan untuk memudahkan anak-anak
sekolah
minggu mengerti tentang konsep keselamatan yang agak abstrak tersebut.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah One Design. Metode
ini dipilih karena peneliti
-
Group Pretest-Porstest
menganggap anak-anak sekolah
minggu dalam masa Sekolah lnjil Liburan (SlL) selama empat hari cenderung pemahaman mereka tentang konsep keselamatan tidak akan cepat berubah jika mereka tidak dibimbing untuk mengerti ha! tersebut. Saat SIL diadakan, anak-
anak sekolah minggu tersebut sedang dalam liburan sekolah, jadi kecil sekali kemungkinannya ada intervensi lain selain media kunci berwarna-warni yang dijelaskan oleh guru-guru sekolah minggu mereka (Gall, Gall,
& Borg,
2OO7l.
Penggunaan metode ini cocok di mana tingkah laku dari subyek yang diteliti
cenderung tidak berubah dengan sendirinya kalau tidak ada perlakuan yang diberikan (Gay, Mills, & Airasian, 20L21.
Di dalam melaksanakan metode ini ada tiga langkah yang
perlu
diperhatikan. Langkah-langkah tersebut adalah: 1). Melaksanakan pretest untuk
68
I.INIVERSITAS PELITA
HAIL{PANI
ffi
l
Pengaruh liledia Kunci Berwarna-Warni terhadap Pengertian Anak-Anak Sekolah Minggu Kelas 4-6 tentang Konsep Keselamatan
mengukur variabel terikat (pengertian konsep keselamatan). 2). Melaksanakan
perlakuan yang diberikan kepada sampel. 3). Pemberian postest setelah perlakuan untuk mengukur variabelterikat kembali (Gall & Gall, Borg Sampei dari eksperimen ini adalah siswa-siswi kelas 4
-
zooll.
6 SD di sebuah
sekolah minggu ketika mereka sedang mengadakan Sekolah lnjil Liburan selama
4 hari. Namun demikian, ada L3 anak yang hanya mengikuti postest saja
dan
tidak mengikuti pretest. Jadi seluruh sampel yang diambil berjumlah 88 anak sekolah minggu. Mereka tidak datang dari satu sekolah, melainkan dari bermacam-macam Sekolah Dasar swasta Kristen dan Katholik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah penghitungan
uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov diketahui
bahwa data penelitian tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu uji hipotesis yang dilakukan adalah uji hipotesis non parametrik. untuk menguji perbedaan
antara pretest dan posttest dengan data yang tidak berdistribusi normal, digunakan uji Wilcoxon. Hasilyang didapatkan dari uji Wilcoxon adalah sebagai
berikut:
Tabel 1 UjiWilcoxon Ranks N
Mean
Sum of Ranks
Rank
Posttest
Negative Ranks
7a
26.L4
L83.00
Pretest
Positive Ranks
52b
30.s2
1587.00
Ties
29c
ffi
UNIVERSITAS PELITA HAIL{I,A}I
69
A Journal of Language, Literature, Culture, and Education POLYGLOTVoI. 1 1 No. 4 October 2015
Total
88
a. Posttest < Pretest
b. Posttest > Pretest c. Posttest = Pretest
Berdasarkan output
uji beda Wilcoxon diperoleh hasil seperti
yang
tercantum di atas. Artinya adalah:
1.
Negative Ranks atau selisih antara variabel pretest dan posttest yang
negatif adalah 7 orang. Artinya adalah adaT orang yang mengalami penurunan nilai pada posttestnya. Rata-rata rankingnya adalah 26,L4 dengan jumlah ranking negatif = 183.
2.
Postive Ranks atau selisih antara variabel pretest dan posttest yang
positif sebanyak 52 orang. Artinya ada 52 orang yang mengalami peningkatan nilai pada posftestnya. Rata-rata rankingnya adalah 30,52 dengan jumlah ranking positif = 1.587.
3.
Ties atau tidak adanya perubahan yang terjadi antara pretest dan
posttest. Dari data di atas terlihat bahwa ada 29 orang yang tidak mengalami perubahan atau dengan kata lain hasil pretest mereka sama dengan hasil posttest mereka.
Dari data di atas dapat digunakan nilai T dari jumlah ranking yang negatif karena, jumlah ranking negatif lebih kecil dibanding jumlah ranking positif. Setelah inidilakukan uji hipotesis:
70
T]NIVERSITAS PELITA HARAPAN
#
Pengaruh Media Kunci Berwarna'Warni terhadap Pengertian Anak-Anak Sekolah Minggu Kelas 4-6 tentang Konsep Keselamatan
H0
: d = 0 (Tidak ada perbedaan nilai tes sebelum memakai media kunci berwarna-warni dan sesudah memakai media kunci berwarnawarni pada penjelasan tentang konsep keselamatan).
H1 :
d * 0 (Ada perbedaan nilai tes sebelum memakai media kunci berwarnawarni dan sesudah memakai media kunci berwarna-warni
pada
penjelasan tentang konsep keselamatan).
Tingkat signifikansiyang dipakai adalah c = 0,05
Statistik Uji dilihat daritabel output sebagai berikut: Test Statisticsa Posttest - Pretest
z
-5.363b
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Dari tabel di atas diketahui bahwa asymp sig. (2 tailed) = O,OO. Oleh karena nilai asymp sig. (2 tailed) < dari nilai a maka kesimpulan yang didapatkan adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh pengertian anak-anak
sekolah minggu tentang konsep keselamatan sebelum dan
sesudah
menggunakan media kunci berwarna-warni pada penjelasan tentang materi keselamatan. Konsep keselamatan oleh penebusan Yesus di atas kayu salib memang
abstrak dan seringkali sulit dimengerti oleh anak-anak sekolah minggu yang berada pada fase operasional konkret menurut Piaget (santrock,
ffi
UNIVERSITAS PELITA HAIL{I,ANI
zotL).
pada
7T
A Journal of Language, Literature, Culture, and Education POLYGLOTVoI. 11 No. 4 October 2015
fase ini walaupun anak sudah dapat berpikir secara logis dan bukan hanya
intuitif, namun demikian pemikiran logis mereka terbatas pada hal-hal yang bersifat konkret, sementara hal-hal yang bersifat abstrak belum dapat diselesaikan oleh anak-anak SD kelas 4
- 6. Ditambah lagi konsep keselamatan
oleh penebusan Yesus sangat berbeda dan bertolak belakang dengan konsepkonsep keselamatan
di agama-agama lain. Menurut agama-agama
lainnya,
saii
konsep
manusia dapat diselamatkan karena perbuatan baiknya. Tentu
agama-agama lain tentang bagaimana seseorang dapat masuk ke sorga setelah meninggal sangat berpengaruh besar dalam diri seorang anak, karena sebagian
besar orang pasti akan mengatakan bahwa keselamatan didapatkan melalui perbuatan baik. Ditambah lagi tidak semua orang tua Kristen mengerti konsep keselamatan yang diajarkan oleh Alkltab dan mereka telah terkontaminasi oleh
ajaran agama-agama lain yaitu keselamatan karena perbuatan baik. Jadi di dalam pemikiran anak-anak kelas 4
-
6 yang logis dan konkret kalau berbuat
baik pasti mereka akan selamat. Mudah dimengertinya konsep keselamatan karena perbuatan baik juga salah satunya disebabkan oleh ide mengenai teori Behoviorism skinner tentang Reward ond Punishment (Eggen & Kauchak,2oL3).
Konsep yang sama seperti konsep dalam. reword and punishment juga dimengerti oleh anak-anak di sekolah. Jika mereka berbuat baik maka mereka
akan mendapatkan hadiah atau "reward' dari ibu atau bapak
guru.
Oleh
karena itu, untuk melawan konsep yang bertolak belakang dengan konsep keselamatan di dalam Kekristenan diperlukan penjelasan dengan menggunakan
media yang lebih konkret sehingga memudahkan anak SD untuk mengerti konsep yang abstrak dan bertolak belakang dengan kosnep keselamatan agama-agama
12
lain. Seperti
diungkapkan oleh Sadiman dkk (i.985) tentang
LTNIVERSITAS PELITA
HAIL{PA}I
ffi
Pengaruh Media Kunci Berwarna-Warni terhadap Pengertian Anak-Anak Sekolah Minggu Kelas 4-6 tentang Konsep Keselamatan
kegunaan media pembelajaran. Pertama, media kunci berwarna-warni dapat
mempertegas konsep keselamatan yang akan disampaikan
sekolah minggu dalam bentuk bukan
tulisan.
ke
anak-anak
Hal kedua adalah kunci
berwarna-warni dapat menjadijalan keluar untuk menjelaskan keabstrakan dari
konsep keselamatan. Dengan media kunci berwarna-warni anak-anak dapat dengan cepat mengingat warna-warna dari kuncitersebut secara berururan dan mengasosiasikan warna-warna tersebut dengan cerita keselamatan mulai dari
indahnya sorga, kejatuhan manusia dalam dosa, dirah Yesus yang membasuh dosa dan menebus dosa, hingga kehidupan baru yang harus dihidupi setelah manusia diselamatkan sebagai tanda ucapan syukur dan proses pengudusan manusia setiap hari (sanctification process) agar semakin serupa dengan Kristus.
Melalui media'kunci berwarna-warni anak-anak dapat menjadi aktif karena
mereka dapat terlibat langsung dalam menjelaskan kembali konsep keselamatan dengan melakukan presentasi di depan kelas menggunakan media kunci berwarna-warni tersebut.
Terbuktinya bahwa media kunci berwarna-warni dapat mempengaruhi
pengertian anak-anak sekolah minggu juga disebabkan karena secara teoritis 87% dari manusia itu adalah makhluk visual (Gangwer, 2005). Karena anak-
anak sekolah minggu rnelihat warna-warni dari kunci sebagai
media
pembelajaran, maka mereka dengan sangat mudah mengingat pengertian konsep keselamatan di dalam Kekristenan. Ketika anak-anak melihat warna
dari kunci-kunci tersebut dengan langsung mereka dapat menghubungkan warna tersebut dengan pengertian konsep keselamatan. Jadi sangat mudah bagi anak-anak untuk mengingat dan bahkan mengerti konsep keselamatan yang abstrak itu karena kunci berwarna tersebut sangat riil dan konkret dan
#
LINIVERSITAS PELITA HAIL{I,A}{
t3
A Journal of Language, Literature, Culture, and Education POLYGLOTVoI. 11 No.4 October 2015
juga sangat dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Eggen dan Kauchak (20L3) juga mengatakan bahwa anak dapat memiliki long term memory jika ada
perhatian, persepsi yang benar, latihan, membuat sandi, dapat menarik kembali hal yang diingat. Penggunaan media visual berwarna warni ini meningkatkan perhatian anak-anak terhadap materi yang sedang dijelaskan. Kemudian, untuk memudahkan anak mengingat urutan kosep keselamatan, anak-anak dapat membuat sandi dari setiap warna yang ditampilkan dengan dicocokan'pada arti dari warna tersebut di dalam konsep keselamatan.
KESIMPUIAN DAN SARAN
Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan kunci berwarna-warni dalam menjelaskan konsep keselamatan berpengaruh pada pengertian anak-anak sekolah minggu mengenai materi
tersebut. Hal ini
terbukti karena adanya perubahan yang signifikan pada pengertian anak-anak sekolah minggu tentang konsep keselamatan. Perubahan tersebut terlihat pada
peningkatan pengertian tentang konsep keselamatan setelah anak-anak dijelaskan dengan media kunci berwarna-warni sesuai dengan makna teologis yang dikaitkan dengan warna-warna pada kuncitersebut. Oleh karena itu, guru-
guru sekolah minggu ataupun guru-guru agama Kristen
di sekolah
dapat
menggunakan media yang berwarna-warni yang dapat dihubungkan dengan
makna teologis yang akan dijelaskan kepada anak-anak (siswa-siswa) yang berada pada fase Operasional.
DAFTAR PUSTAKA
Boettner, Loraine. lman reformed. Surabaya: Momentum, 2000.
t4
UNIVERSITAS PELITA
HAIL{PA}I
ffi
Pengaruh Media Kunci Berwarna-Warni terhadap Pengertian Anak-Anak Sekolah Minggu Kelas 4-6 tentang Konsep Keselamatan
Eggen, Paul, Kauchak, Don, Educational psychology: windows on classrooms, 9th Ed. Pearson.2OL3.
Fraenkel, Jack R dan Wallen, Norman E. How
to design and evaluate research in
education. Mc. Graw Hill. 2006. Hergenhahn, B.R., Olson, Matthew. Teori belajar. Media Grafika. 2009.
Gall, Meredith D., Gall, Joyce P., Borg Walter R. Educational research: An introduction, 8th Ed. Pearson.
2007.
.
Gangwer, Timothy. Visual impact visual teaching. Brain Store. 2005.
Gay, L.R, Mills, G.E. & Airasian, P.W. Educational research: Competencies for analysis and pplications. Pearson. 2072. Munadi, Yudhi, Media pembelajaran: sebuah pendekatan baru. Gaung persada Press. 2008.
Osborne, Rick, Talking to your children about God. Harper Collins. 1998.
Parker, T.H.L. calvin: An introduction
to his thought. westminter John Knox
Press. 1995.
Rosyada, Dede. Media pembelajaran. Gaung Persada. 2008.
Sadiman, Arief, Rahardjo, R., Haryono, Anung., Rahardjito. Media pendidikan. RajaGrafindo Persada. L985. Santrock, John W., Educational psychology, sth Ed. McGraw-Hill. 2011. Sproul, R.C. Essential truths of the Christian faith. Tyndale House Publishers. L992.
ffi
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
75